lalin imam

Upload: imam-sie-cancerboy

Post on 16-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    1/17

    NAMA:IMAM TAUFIK

    NPM:11.22201.0000.10

    Matakuliah: Rek. Lalu lintas

    MANUAL KAPASITAS

    JALAN INDONESIAN (MKJI)Februari 1997

    1. LATAR BELAKANGMeningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan

    bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalanraya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada, merupakan persoalan

    utama di banyak negara. Telah diakui bahwa usaha benar diperlukan bagi penambahan

    kapasitas, dimana akan diperlukan metode efektif untuk perancangan dan perencanaan agar

    didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan dengan mempertimbangkan biaya langsungmaupun keselamatan dan dampak lingkungan. Manual Kapasitas jalan dengan metode

    perhitungan perilaku lalu lintas yang benar, yang merupakan fungsi dari rencana jalan dan

    kebutuhan lalu lintas, diperlukan untuk maksud diatas, juga untuk perancangan lalu-lintasumum. Pengetahuan dasar tentang karakteristik lalu lintas yang terdapat dalam manual

    tersebut, juga merupakan masukan yang penting bagi model manajemen tepat biaya hagi

    pembinaan jaringan jalan peramalan lalu lintas dan distribusi perjalanan dengan keterbatasan

    kapasitas. Karena itu pembina Jalan Raya di negara-negara maju menyediakan biaya besaruntuk menerbitkan manual dan pedoman yang sesuai dengan kondisi mereka.

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    2/17

    Kapasitas dan hubungan kecepatan-arus yang digunakan untuk perancangan, perencanaan

    dan operasional jalan raya di Indonesia terutama berdasarkan pada manual dari Eropah dan

    USA. Penelitian yang dilaksanakan di Institut Teknologi Bandung (ITB S2 STJR) pada tahundelapan puluhan sering menunjukkan bahwa penggungan manual barat sering menimbulkan

    hasil yang tidak sesuai oleh karena komposisi lalu lintas, perilaku pengemudi dan

    perkembangan samping jalan di Indonesia yang sangat berbeda. Proyek Manual KapasitasJalan Indonesia (MKJI) oleh karena itu dilaksanakan pada tahun 1991 sampai dengan 1996untuk mengatasi masalah tersebut.

    Penelitian dibalik penerbitan Manual ini telah meneliti dan membuat model perilakupengemudi dan karakteristik dasar lalu lintas jalan raya berdasarkan pada pengumpulan data

    lapangan secara menyeluruh dan analisa kinerja lalu lintas sebagai fungsi kondisi jalan dan

    interaksi antar elemen lalu lintas. Pengumpulan data fasilitas lalu lintas perkotaan

    dilaksanakan antara bulan Mei dan Desember 1991, dan data jalan luar kota antara bulanApril dan November 1993. Survei tambahan dilaksanakan pada tahun 1994 dan 1995 untuk

    memeriksa kebenaran aspek tertentu dari perilaku lalu lintas dan model kapasitas yang tclah

    dikembangkan.

    Tabe 1.1 menunjukkan lokasi-lokasi pengumpulan data diperkotaan tentang berbagai jenis

    fasilitas jalan dan kota. Sebanyak 147 lokasi di 16 kota diseluruh Indonesia disurvei seperti

    yang tercantum dalam tabel tersebut. Pada setiap lokasi diperoleh rekaman video yangmenerus dari semua gerakan lalu lintas pada suatu fasilitas jalan dari pagi sampai sore, untuk

    selanjutnya diolah serta dianalisa dilaboratorium proyek HCM di Bandung.

    Tabel 1:2 menunjukkan sejumlah lokasi pengumpulan data jalan luar kota dan jalan bebas

    hambatan. Sebanyak 128 lokasi disurvei masins masing selama sehari penuh. Pada setiap

    lokasi, waktu perjalanan, kecepatan, tipe kendaraan, arah perjalanan dan waktu antara

    dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut. Kedua survei diperkotaan dan diluar kota meliputipencatatan rinci yang menerus dari sernua kejadian di samping jalan (disebut hambatan

    samping) yang mungkin menyebabkan pengurangan kapasitas dan kecepatan.

    Jumlah lokasi yang disurvei dalarn proyek IHCM adalah 275, yang membuat manual

    benar-benar empiris bila dibandingkan dengan manual kapasitas yang ada sekarang dari

    banyak negara lain.

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    3/17

    2. LINGKUP DAN TUJUAN

    Manual Kapasitas Jalan Indonesia memuat fasilitas jalan perkotaan dan semi perkotaan danjuga jalan luar kota dan jalan bebas hambatan. Manual ini menggantikan manual sementara

    untuk fasilitas lalu-lintas perkotaan (Januari 1993) dan jalan luar kota (Agustus 1994) yang

    telah diterbitkan lebih dahulu dalam proyek MKJI. Tipe fasilitas yang tercakup, dan ukuran

    penampilan lalu-lintas (perilaku lalu-lintas) selanjutnya disebut perilaku lalu-lintas ataukualitas lalu-lintas, yang dapat dihitung dengan menggunakan manual terangkum pada Tabel

    dibawah.

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    4/17

    Tabel 2:1 Fasilitas-fasilitas lalu-lintas beserta ukuran perilakunya (kualitasnya) yang

    tercakup dalam Manual.

    Manual memuat juga pedoman teknik lalu-lintas (panduan rekayasa lalu-lintas) yangmenyarankan pengguna sehubungan dengan pemilihan tipe fasilitas dan rencana sebelum

    memulai prosedur perhitungan rinci untuk menentukan perilaku lalu-lintasnya. Manual ini

    dapat digunakan juga untuk menganalisa rute atau jaringan jalan pada suatu kawasan

    perkotaan yaitu dengan penerapan berurutan dari bab yang sesuai tipe fasilitas lalulintasnya.Kemudian waktu tempuh total dapat diperoleh sebagai jumlah waktu tempuh dan tundaan

    pada setiap ruas jalan dan titik simpul sepanjang rute yang dipelajari.

    Manual Kapasitas Jalan Indonesia ini dapat diterapkan sebagai sarana dalam perancangan,

    perencanaan dan analisa operasional fasilitas lalu-lintas. Pengguna manual akan meliputi para

    Perancang Transportasi, para Akhli Teknik Lalu-lintas dan Teknik Jalan Raya yang bertugas

    dalam Badan Pembina Jalan dan Transportasi, juga Perusahaan-perusahaan pribadi danKonsultan. Manual direncanakan terutama agar pengguna dapat memperkirakan perilaku

    lalu-lintas dari suatu fasilitas pada kondisi lalu-lintas, geometrik dan keadaan Iingkungan

    tertentu. Nilai-nilai perkiraan dapat diusulkan apabila data yang diperlukan tidak tersedia.

    Karena itu Manual dapat dipergunakan dalam berbagai keadaan seperti dicontohkandibawah:

    a) Perancangan

    Penentuan denah dan rencana awal yang sesuai dari suatu fasilitas jalan yang baruberdasarkan ramalan arus lalu-hntas.

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    5/17

    b) Perencanaan

    Penentuan rencana geometrik detail dan parameter pengontrol lalu-lintas dari suatu

    fasilitas jalan baru atau yang ditingkatkan berdasarkan kebutuhan arus lalu-lintas yangdiketahui.

    c) Analisa OperasionalPenentuan perilaku lalu-lintas suatu jalan pada kebutuhan lalu-lintas tertentu.Penentuan waktu sinyal untuk tundaan terkecil. Peramalan yang akan terjadi akibat

    adanya perubahan kecil pada geometrik, aturan Ialu-lintas clan kontrol sinyal yang

    digunakan.

    Biaya siklu hidup

    a) MetodologiAmbang arus lalu lintas yang menentukan tipe jalan dan simpang yang paling ekonomis

    untuk masing-masing arus telah didapatkan dari analisa "biaya siklus-hidup" (BSH)

    dengan sekumpulan anggapan yang biasa digunakan oleh Bina Marga seperti umur, lajupertumbuhan lalu lintas, suku bunga dan tujuan dari pembina jalan. Seluruh biaya pemakai

    jalan yang relevan (biaya operasi kendaraan, biayawaktu, biaya kecelakaan, biaya polusi)

    dan biaya pembuatan jalan (pembebasan lahan, pembangunan jalan, perawatan jalan dan

    operasional) telah diperhitungkan. Analisa BSHmenghitung biaya total yang diproyeksikan ke tahun 1 (Nilai bersih sekarang) untuk setiap

    perencanaan yang dipelajari sebagai fungsi dari arus lalu lintas. Dengan membandingkan

    biayabiaya yang dinyatakan sebagai biaya per kendaraan per kilometer tersebut, rencanaalternatif yang mempunyai biaya total terendah adalah paling ekonomis untuk anggapan-

    anggapan yang diberikan, dapat dilihat, seperti dicontohkan pada Gambar 5.2:1 dibawah:

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    6/17

    Gambar 5.2:1 Nilai bersih sekarang dari biaya total per kendaraan per kilometer padaberbagai potongan melintang jalan.

    Ambang arus lalu lintas yang diperoleh dengan analisa BSH peka terhadap anggapan yang

    diambil tentang umur rencana (Dalam manual ini konstruksi jalan baru: 23 tahun;peningkatan jalan raya dan pembuatan simpang di kawasan perkotaan 10 tahun), angka

    pertumbuhan lalu lintas (6,5%), suku bunga (15%) dan tujuan kesejahteraan (semua waktu

    tempuh dihitung biaya per kecelakaan Rp.28 juta). Umur rencana yang lebih pendek, lajupertumbuhan lalu lintas lebih rendah, suku bunga yang lebih rendah dan tujuan

    kesejahteraan yang Iebih rendah akan menghasilkan ambang nilai yang lebih tinggi dan

    sebaliknya. Rekomendasi tentang pemilihan potongan melintang dan tipe simpang yangdiberikan dalam manual ini, karena itu harus diartikan sebagai indikasi saja dan bukan

    sesuatu yang mutlak.

    b) Pemilihan tipe simpang

    Analisa BSH telah diterapkan pada semua tipe simpang seperti terlihat pada Bab 2, 3 dan 4di bawah untuk masing-masing tipe simpang (misalnya simpang bersinyal) mungkin dicari

    rencana dan pengaturan sinyal yang memberikan "nilai bersih sekarang" terkecil, yangmerupakan alternative terbaik untuk rentang arus lalu-lintas yang diteliti. Dengan

    memperbandingkan hasil berbagai tipe simpang seperti pada Gambar dibawah, juga

    mungkin untuk mendapatkan petunjuk mengenai simpang mana yang harus dipilih untukanalisa rinci sebagai fungsi dari arus masuk

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    7/17

    persimpangan total. Tipe dengan biaya terendah yang sesuai dengan ruangan yang tersedia

    dan keperluan yang lain, sebaiknya dipilih untuk penelitian lebih lanjut. Pengguna manual

    selanjutnya dapat membahas panduan tipe simpang tersebut untuk mendapatkan rencanayang mana yang harus dipilih bagi analisa rinci tipe simpang tersebut.

    c) Pemilihan tipe jalanRuas jalan meliputi 3 bab yang berbeda yaitu:- Bab 5 : Jalan perkotaan

    - Bab 6 : Jalan luar kota

    - Bab 7 : Jalan bebas hambatan

    Analisa BSH juga memberikan panduan dalam memilih antara jalan biasa (tanpa

    pengendalian akses) dengan jalan bebas hambatan. Gambar 5.2:3 membandingkan "nilaibersih sekarang" dari pengguna jalan total dengan biaya pembuatan jalan sebagai fungsi arus

    lalu-lintas pada tahun satu. Gambar tersebut menunjukkan bahwa jalan bebas hambatan luar

    kota mempunyai biaya yang lebih rendah untuk arus lalu-lintas lebih besar dari 750 kend/jampada tahun 1. Hasil yang relevan untuk jalan bebas hambatan perkotaan adalah 2500 kend/jam

    pada tahun 1, akibat harga pembebasan tanah dan konstruksi yang Iebih tinggi.

    Gambar Perbandingan biaya total berbagai tipe simpang sebagai fungsi arus lalu-Iintas

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    8/17

    Gambar Perbandingan biaya total berbagai tipe jalan sebagai fungsi arus lalu-lintas

    SIMPANG TAK BERSINYAL

    Ukuran-ukuran kinerja berikut dapat diperkirakan untuk kondisi tertentu sehubungan dengan

    geometri, lingkungan dan lalu-lintas dengan metoda yang diuraikan dalam bab ini- Kapasitas- Derajat kejenuhan

    - Tundaan

    - Peluang antrian

    Karena metoda yang diuraikan dalam manual ini berdasarkan empiris, hasilnya sebaiknya

    selalu diperiksa dengan penilaian teknik lalu-lintas yang baik. Hal ini sangat pentingkhususnya apabila metoda digunakan di luar batas nilai variasi dari variabel dalam data

    empiris. Batas nilai ini ditunjukkan pada Tabel di bawah ini Penggunaan data tersebut akan

    menyebabkan kesalahan perkiraan kapasitas yang biasanya kurang dari 20%.

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    9/17

    Tabel Batas nilai variasi dalam data empiris untuk variabel-variabel masukan

    (berdasarkan perhitungan dalam kendaraan).

    Metoda ini menganggap bahwa simpang jalan berpotongan tegak lurus dan terletak pada

    alinyemen datar dan berlaku untuk derajat kejenuhan kurang dari 0,8 - 0,9. Pada kebutuhanlalulintas yang lebih tinggi perilaku lalu-lintas menjadi lebih agresif dan ada risiko tinggi

    bahwa

    simpang tersebut akan terhalang oleh para pengemudi yang berebut ruang terbatas pada

    daerah konflik Metoda ini diturunkan dari lokasi-lokasi, yang mempunyai perilaku lalu-lintasIndonesia yang diamati pada simpang tak bersinyal. Apabila perilaku ini berubah, misalnya

    karena pemasangan dan pelaksanaan rambu lalu-lintas BERHENTI atau BERI JALAN padasimpang tak bersinyal, atau melalui penegakan aturan hak jalan lebih dulu dari kiri (undang-undang lalu-lintas yang ada), maka metoda ini akan menjadi kurang sesuai.

    Kondisi Geometrik

    Notasi Istilah Definisi

    LENGAN Bagian persimpangan jalandengan pendekat masuk

    atau keluar.

    SIMPANG-3 DANSIMPANG-4

    Persimpangan jalan dengan 3 dan4 lengan, lihat

    Gambar di bawah ini.

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    10/17

    Gambar Simpang-tiga dan simpang-empat

    JALAN UTAMA/JALAN

    MINOR

    Jalan Utama adalah jalan yang paling

    penting padapersimpangan jalan, misalnya dalam hal

    klasifkasi jalan. Pada suatu simpang-3jalan yang menerus selalu ditentukansebagai jalan utama.

    A,B,C,D PENDEKAT Tempat masuknya kendaraan dalam suatulengan

    persimpangan jalan. Pendekat jalan utama

    disebut B dan D, jalan minor A dan Cdalam arah jarum jam.

    TIPE MEDIAN JALAN

    UTAMA

    Klasifkasi tipe median jalan utama,

    tergantung pada kemungkinanmenggunakan median tersebut untuk

    menyeberangi jalan utama dalam duatahap.

    Wx LEBAR PENDEKAT

    X (m)

    Lebar dari bagian pendekat yang

    diperkeras, diukur di bagian tersempit,yang digunakan oleh lalu-lintas yang

    bergerak. X adalah nama pendekat.

    Apabila pendekat tersebut seringdigunakan untuk parkir, lebar yang ada

    harus dikurangi 2 m.

    W1 LEBAR RATA-

    RATA

    SEMUAPENDEKAT X (m)

    Lebar efektif rata-rata untuk semua

    pendekat pada

    persimpangan jalan.

    WAC LEBAR RATA-RATA

    (WBD) PENDEKAT MINOR

    (UTAMA) (m)

    Lebar rata-rata pendekat pada jalan minor(A - C)

    atau jalan utama (B - D).

    IT TIPS SIMPANG Kode untuk jumlah lengan simpang dan

  • 5/26/2018 Lalin Imam

    11/17

    JUMLAH LAJUR

    jumlah lajur

    pada jalan minor dan jalan utama simpangtersebut.

    Jumlah lajur, ditentukan dari lebar rata-rata

    pendekat

    minor/utama.

    Gambar

    Lebar rata-rata pendekat

    minor/utama

    WAC/WBD (m)

    Jumlah lajur (total

    untuk kedua arah)

    WBD = (b+d/2)/2 < 5,5 5,5

    (median pada lengan B)

    WAC = (a/2+c/2)/2 0,75 selama jam puncak

    pada semua tipe simpang tak bersinyal.

    c) Pertimbangan keselamatan lalu-lintas

    Tingkat kecelakaan lalu-lintas pada simpang tak-bersinyal empat-lengan

    diperkirakan sebesar 0,60 kecelakaan/juta kendaraan, dibandingkan dengan 0,43 pada

    simpang bersinyal dan 0,30 pada bundaran.

    DAMPAK DENAH SIMPANG

    Simpang tiga lengan bentuk T mempunyai tingkat kecelakaan 40 % lebih rendah daripada

    simpang empat lengan. Simpang Y mempunyai tingkat kecelakaan 15-50 % lebih tinggi dari simpang T.

    DAMPAK PERENCANAAN GEOMETRIK

    Median pada jalan utama sedikit mengurangi kecelakaan

    DAMPAK PENGATURAN SIMPANG

    Pengaturan tanda "Yield" mengurangi tingkat kecelakaan 60 % bila dibandingkandengan

    prioritas dari kiri (tidak diatur). Pengaturan tanda "Stop" mengurangi tingkat kecelakaan 40 % lebih bila

    dibandingkan

    dengan tanda "Yield". Pengaturan sinyal lalu-lintas mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 20-50 % bila

    dibandingkan dengan tanpa sinyal.