lamuun
TRANSCRIPT
Padang lamun adalah ekosistem khas laut dangkal di perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin.
Padang lamun hanya dapat terbentuk pada perairan laut dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Ia dapat dianggap sebagai bagian dari ekosistem mangrove, walaupun padang lamun dapat berdiri sendiri. Padang lamun juga dapat dilihat sebagai ekosistem antara ekosostem mangrove dan terumbu karang. Lamun adalah sumber pakan utama duyung.
Jenis-jenis Lamun di Indonesia
Cymodocea rotundata
Local: SettuEnglish: Round tippes seagrassSalah satu spesies dominan di mintakat intertidal; salah satu spesies pionir;diketahui sebagai makanan duyung di Kawasan Timur Indonesia
Cymodocea serrulata
Local: SettuEnglish: Toothed seagrass
Enhalus acoroides
Local: Settu pitaEnglish: Tropical eelgrass
Halophila decipiens
Local: Settu kelorEnglish: Veinless spoon-grass
Halophila minor
Local: SettuEnglish: Small spoon-grass
Halophila ovalis
Local: Settu kelorEnglish: Spoon-grass
Halodule pinifolia
Local: Settu kawatEnglish: Fiber-strand seagrass
Halophila spinulosa
Local: Settu pakisEnglish: Curled-base spoon-grass
Halodule uninervis
Local: Settu kawatEnglish: Fiber-strand seagrass
Syringodium isoetifolium
Local: SettuEnglish: Syringe grass
Thalassodendron ciliatum
Local: Settu kipasEnglish: Woody seagrass
Thalassia hemprichii
Local: SettuEnglish: Dugong grass
manfaat ekosistem padang lamun
FUNGSI DAN PERANAN EKOSISTEM PADANG LAMUNPadang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, Krustasea, Moluska ( Pinna sp., Lambis sp., dan Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Arcbaster sp., Linckia sp.) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001). Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, menurut hasil penelitian diketahui bahwa peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal sebagai berikut: 1. Sebagai produsen primer Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975). 2. Sebagai habitat biota Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makan dari berbagai jenis ikan herbivora dan ikan– ikan karang (coral fishes) (Kikuchi & Peres, 1977). 3. Sebagai penangkap sedimen Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen dapat mencegah erosi ( Gingsburg & Lowestan 1958). 4. Sebagai pendaur zat hara Lamun memegang peranan penting dalam pendauran barbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit. Sedangkan menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif. ekosistem lamun perairan dangkal mempunyai fungsi antara lain: 1. Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui I tekanan–tekanan dari arus dan gelombang. 2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta mengembangkan
sedimentasi. 3. Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun. 4. Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit. 5. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi. 6. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai makanan. Selanjutnya dikatakan Philips & Menez (1988), lamun juga sebagai komoditi yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional maupuin secara modern. Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk : 1. Digunakan untuk kompos dan pupuk 2. Cerutu dan mainan anak-anak 3. Dianyam menjadi keranjang 4. Tumpukan untuk pematang 5. Mengisi kasur 6. Ada yang dimakan 7. Dibuat jaring ikanPada zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk: 1. Penyaring limbah 2. Stabilizator pantai 3. Bahan untuk pabrik kertas 4. Makanan 5. Obat-obatan dan sumber baha kimia6. Sumber bahan kimia.Lamun kadang-kadang membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain seperti ekosistem terumnbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan sistem dalam menjalankan fungsi ekologisnya Habitat lamun dapat dipandang sebagai suatu komunitas, dalam hal ini suatu padang lamun merupakan kerangka struktur dengan tumbuhan dan hewan yang saling berhubungan. Habitat lamun dapat juga dipandang sabagai suatu ekosistem, dalam hal ini hubungan hewan dan tumbuhan tadi dipandang sebagai suatu proses tunggal yang dikendalikan oleh pengaruh-pengaruh interaktif dari faktor-faktor biologis, fisika, kimiawi. Lamun dapat hidup mulai dari rendah nutrien dan melimpah pada habitat yang tinggi nutrien. Keberadaan lamun pada kondisi habitat tersebut, tidak terlepas dan ganguan atau ancaman-ancaman terhadap kelansungan hidupnya baik berupa ancaman alami maupun ancaman dari aktivitas manusia. Banyak kegiatan atau proses, baik alami maupun oleh aktivitas manusia yang mengancam kelangsungan ekosistem lamun. Ekosistem lamun sudah banyak terancam termasuk di Indonesia baik secara alami maupun oleh aktifitas manusia. Besarnya pengaruh terhadap integritas sumberdaya, meskipun secara garis besar tidak diketahui, namun dapat dipandang di luar batas kesinambungan biologi. Perikanan laut yang meyediakan lebih dari 60% protein hewani yang dibutuhkan dalam menu makanan masyarakat pantai, sebagian tergantung pada ekosistem lamun untuk produktifitas dan pemeliharaanya. Selain itu kerusakan padang lamun oleh manusia akibat
pemarkiran perahu yang tidak terkontrol (Sangaji, 1994). Limbah pertanian, industri, dan rumah tangga yang dibuang ke laut, pengerukan lumpur, lalu lintas perahu yang padat, dan lain-lain kegiatan manusia dapat mempunyai pengaruh yang merusak lamun. Di tempat hilangnya padang lamun, perubahan yang dapat diperkirakan menurut Fortes (1989), yaitu: 1. Reduksi detritus dari daun lamun sebagai konsekuensi perubahan dalam jaring-jaring makanan di daerah pantai dan komunitas ikan. 2. Perubahan dalam produsen primer yang dominan dari yang bersifat bentik yang bersifat planktonik. 3. Perubahan dalam morfologi pantai sebagai akibat hilangnya sifat-sifat pengikat lamun. 4. Hilangnya struktural dan biologi dan digantikan oleh pasir yang gundul
IRMAWAN SYAFITRIANTO
Padang lamun diketahui sebagai salah satu habitat yang rentan terhadap kerusakan.
Aneka kegiatan manusia diketahui memberikan dampak negatif yang merusak padang
lamun (Fairhust & Graham 2003, Terrados & Duarte 2003).
Kegiatan pembangunan yang pesat dan perubahan peruntukan lahan di wilayah pantai
telah meningkatkan masuknya sedimen ke laut dan menimbulkan eutrofikasi.
Bertambahnya pelumpuran ini telah
menaikkan konsentrasi lumpur, bahan
organik, dan nutrien, serta telah
meningkatkan kekeruhan air laut, yang
pada gilirannya mengurangi kedalaman
laut yang dapat dicapai cahaya
matahari. Semua hal-hal ini
berpengaruh buruk bagi ekosistem
padang lamun.
Masuknya lumpur serta berjenis-jenis
bahan organik yang dihasilkan aktivitas
manusia ke laut juga telah meningkatkan
jumlah dan jenis nutrien yang masuk ke
Gambar 3.4.Pseudomonacanthus peroni, Sejenis Ikan Buntal yang Biasa
Ditemukan di Padang Lamun (Foto: Wikipedia Commons)
padang lamun.
Sementara sebagian nutrien dibutuhkan untuk tumbuhnya lamun, sebagian nutrien yang lain mungkin menghasilkan efek racun bagi lingkungan lamun. Nutrien yang semakin banyak dalam air juga meningkatkan pertumbuhan alga epifitik yang tumbuh menempel di daun-daun lamun, dan mengurangi kemampuan lamun berfotosintesis.
Dengan demikian cukup alasan bagi Terrados dkk. (1998, dalam Terrados dan Duarte
2003) untuk menyebutkan bahwa pelumpuran dan naiknya jumlah liat (clay) dalam air
laut melebihi ambang tertentu, akan menurunkan secara tajam kekayaan spesies dan
biomassa daun komunitas padang lamun. Sensitivitas jenis-jenis lamun ini berbeda-
beda terhadap gangguan tersebut, mulai dari Syringodium yang paling sensitif hingga
Enhalus sebagai jenis yang paling tahan.
Namun demikian Enhalus pun diketahui cukup terpengaruh oleh pelumpuran dengan
berkurangnya pembungaan dan pembentukan buah pada air yang meningkat
kekeruhannya. Kematian rumpun-rumpun Enhalus karena siltasi itu pun diduga dapat
menurunkan kapasitas reproduksi Enhalus lebih jauh, mengingat pembentukan buah
Enhalus berlangsung baik pada kepadatan rumpun yang cukup tinggi. (Terrados dan
Duarte 2003).