langit menjadi saksi atas kejadian yang menimpa seorang ibu yang selalu tabah dan ikhlas akan segala...

Upload: perigibiru

Post on 09-Mar-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

c

TRANSCRIPT

Langit menjadi saksi atas kejadian yang menimpa seorang ibu yang selalu tabah dan ikhlas akan segala cobaan yang terus datang bertubi-tubi tanpa kenal kasihan. Doa dan senyumnya tak pernah hilang meski hatinya terluka. Cinta dan kasih sayangnya tak pernah pudar walau sang anak terus melukai hatinya. Allah maha adil. Ia selalu berada di sisi orang-orang yang saleh dan saleha. Mengabulkan doa-doa tulus yang dipanjatkan kepada-Nya.Bu Ratih, janda satu anak. Dia sangat menyayangi anaknya. Anaknya selalu berbuat baik, tak pernah lupa untuk beribadah, selalu patuh perintah agama. Tapi tidak setelah kejadian yang menimpa keluarganya. Dia frustasi. Hatinya tak sanggup menghadapi cobaan yang tiada hentinya. Teman-temannya terus berlalu lalang di depan Randy. Beberapa dari mereka terus menggunjingkan tentang keluarganya yang hancur. Randy tak mempedulikannya. Hingga ada 2 orang remaja yang menyalahkan ibunya atas apa yang terjadi pada keluarganya. Randy sedari tadi duduk termenung di tepi lapangan basket, sontak berdiri dan memaki mereka. Kalian tahu apa tentang keluargaku hah? Ini bukan salah Ibuku. Kalian boleh menghinaku, tapi tidak dengan Ibuku.Bruak.. Satu pukulan mendarat tepat di wajah salah satu temannya. Lalu Randy memukul teman lain yang menjadi lawan bicara temannya tadi. Perkelahian hebat pun terjadi. Beruntung anak-anak yang kala itu sedang bermain basket langsung memisahkan mereka. Siangnya Randy dipanggil ke ruang BP.Ini sudah bukan pertama kalinya kamu berkelahi di sekolah. Kami sudah bosan memperingatkanmu.Tapi Pak..Diam kamu. Harusnya kamu lebih bisa mengontrol emosi kamu. Mereka hanya menggunjingmu, tidak melukaimu. Karena itu dengan terpaksa saya harus mengeluarkanmu dari sekolahBu Ratih, ibunda Randy sedang sibuk merapikan ruang tamu sambil bersolawat. Suaranya yang indah mampu menyejukan hati siapa pun yang mendengarnya. Senyuman manis selalu terpampang jelas di wajahnya meski beban kehidupan terus menggerogoti hati dan pikirannya. Randy? Kamu sudah pulang? Cepat makan. Ibu sudah menyiapkan makanan untukmuMaafkan aku, Bu Randy memeluk Ibunya erat. Hal itu membuat ibunya merasa gelisah karena tidak biasanya Randy seperti itu. Kamu kenapa? kalau ada masalah, cerita sama Ibu.Maafkan aku, Bu. Aku berkelahi di sekolah dan kepala sekolah mengeluarkanku. Aku hanya tidak mau mereka menyalahkanmu, Bu. Aku benar benar minta maaf, Bu..Tak terasa air bening dari mata sang ibu kini sudah membasahi pipinya. Ia terkejut. Hatinya terasa lara. Namun Bu Ratih berusaha tetap tegar. Sudahlah, Randy. Kalau kamu mau, nanti Ibu akan mencarikan sekolah baru untukmu. Senyuman indah terukir indah di wajah indahnya. Randy tersenyum tipis dan mempererat pelukannya. Terima kasih, Bu Belum kering air mata di pipinya, kini masalah baru datang. Pak Ridwan selaku ayah Randy datang ke rumah untuk mengambil barang-barang miliknya.Untuk apa kau ke sini? Kami sedang tidak ingin menerima tamu sepertimu. Ucap Randy lantang.Aku hanya ingin mengambil milikku. Surat tanah rumah ini atas namaku. Aku berhak mengambilnyaKeributan pun tak bisa dihindari lagi. Pak Ridwan beberapa kali mendapat bogem mentah dari sang anak. Wajahnya babak belur dipukul. Sementara hidung Randy terus mengeluarkan darah segar. Pergi kau dari sini sekarang! Teriak Randy sambil memberikan pukulan terakhirnya.Bisik bisik tetangga pun mulai membuat panas telinga remaja labil itu. Hatinya terluka. Pikirannya kacau. Jiwanya hancur. Selang beberapa hari dari kejadian itu, gunjingan tetangga tiba-tiba membuat panas telinga Bu Ratih. Banyak yang melihat Randy mencuri, mabuk-mabukan, dan bepergian malam dengan seorang tante-tante.Ya Allah. Kuatkanlah hati hambamu ini. Hamba memohon ampunanmu. Ampunilah dosa anak hamba. Sadarkanlah ia. Air mata Bu Ratih pun tak terbendung lagi saat melihat anaknya pulang dengan wajah penuh luka memar.Kamu kenapa, Nak? Kamu berkelahi lagi? Astaghfirullah.. Ibu mohon, Nak.. Berhentilah bersikap seperti ini Randy hanya tertunduk tak kuasa melihat wajah ibunya. Assalamualaikum.. Suara seseorang di depan rumah mengejutkan mereka berdua. Waalaikumsalam. Ada apa ya?Permisi, Bu. Kami dari pihak kepolisian datang untu menangkap saudara Randy atas tuduhan pencurian di sebuah supermarket Seperti ada ribuan belati menusuk jantung Bu Ratih. Cobaan yang tak ada hentinya terus datang menghampirinya. Tangisnya pun pecah. Randy membatu. Ia tak tega melihat ibunya menangis. Saudara Randy, mari ikut kami kekantor polisiSatu hari ia lewati. Satu minggu ia jalani. Hingga satu bulan anak satu satunya kembali ke rumah.Ibu.. Maafkan Randy, Bu. Randy hanya frustasi karena semua yang terjadi pada keluarga kita. Randy janji gak akan mengulanginya lagi Randy memeluk erat sang ibu yang masih menggunakan mukena. Ia tersenyum dan membalas pelukan sang anak. Ibu selalu berdoa pada Sang Maha Kuasa. Agar kamu diberi ketabahan dalam menghadapi segala cobaan. Ibu sangat merindukan putra Ibu yang dulu. Putra ibu yang tak pernah berkelahi. Putra Ibu yang selalu menolong sesama. Putra Ibu yang gak pernah meninggalkan salat. Putra Ibu yang selalu patuh perintah agama.Air mata Randy mulai membasahi mukena Bu Ratih. Randy akan berusaha jadi putra Ibu yang dulu. Ibu bantu Randy ya? Bu Ratih tersenyum lebar mendengar ucapan putranya. Allah mengabulkan doa Bu Ratih. Randy kembali jadi anak yang baik seperti dulu. Dia tak lagi ke luar malam untuk foya-foya, tak lagi terdengar bisik-bisik tetangga yang membuat panas hati dan telinga. Dan Randy kembali masuk sekolah di sekolah baru. Sungguh kuat hati sang ibu. Menahan rasa sakit yang terus menyiksanya. Doanya selalu dipanjatkan. Senyumnya tak pernah hilang dari wajahnya. Meski cobaan yang dihadapi begitu berat. Terima kasih ibu.. Aku menyayangimu dengan segenap hatiku.Cerpen Karangan: Dwi WulandariBlog: dwiwulandari369.blogspot.comIni merupakan cerita pendek karanganDwi Wulandari, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya di:Dwi Wulandariuntuk membaca cerpen cerpen terbaru buatan penulis, jangan lupa juga untuk menandai Penulis cerpen Favoritmu di Cerpenmu.com!Cerpen ini masuk dalam kategori:Cerpen KeluargaBaca Juga Cerpen Lainnya!

Doa Permohonan Surga Untuk IbuOleh:Melly WindartiSemua orang duduk bersila menantikan sebuah ceramah, tapi siapa sangka bahwa semua itu hanya dusta. Dari sekian banyak jamaah, ada yang sibuk bicara, ada yang sibuk mengunyah bahkan adaRindu Membawa KorbanOleh:Rahwayu Widelia ResaAyu menangis tanpa mengeluarkan suara, di tengah malam yang sunyi di atas ranjangnya. Dia sangat sedih karena Ayah dan Ibunya berpisah, semenjak umur 3,5 tahun Ayu tinggal bersama wanitaMawarOleh:Alfiana RosyaAku terlahir di keluarga yang berkecukupan. Ayah dan ibu ku mengenyam pendidikan yang cukup tinggi. Mereka sama-sama sarjana. Waktu aku belum lahir tepatnya tahun 1995, ayahku menjadi Kepala SekolahAlways Be PositifOleh:Andi Reskifais IskandarKriiinggg. Waktu menunjukkan pukul 4.00. Dengan sigap Rahman terbangun dari mimpi indahnya semalam. Alarm sederhana pemberian dari salah seorang sahabatnya berbentuk Manchester United yang berada di sekitar meja belajarCita-Citaku Untuk AyahOleh:Nadila GMilkha namanya, lahir di Badung pada tanggal 8 Maret 1997. Kini usianya sudah memasuki 17 tahun, tepatnya kelas 2 SMA. Hidup di sebuah keluarga yang sangat mewah membuat diaHai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakandi sini. Ribuan penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"