laporan akhir penelitian dosen muda - unud

53
1 LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA SKRINING AKTIVITAS PROTEASE PADA GETAH TANAMAN (LABU SIAM, LIDAH BUAYA DAN TALAS) SERTA PERBANDINGANNYA TERHADAP GETAH PEPAYA Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Ketua/Anggota Tim Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si. (NIDN 0009067105) A.A.I.A.Mayun Laksmiwati, S.Si., M.Si. (NIDN 0008056702) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS UDAYANA Nopember, 2014

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

1

LAPORAN AKHIRPENELITIAN DOSEN MUDA

SKRINING AKTIVITAS PROTEASE PADA GETAHTANAMAN (LABU SIAM, LIDAH BUAYA DAN TALAS)

SERTA PERBANDINGANNYA TERHADAP GETAH PEPAYA

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Ketua/Anggota Tim

Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si. (NIDN 0009067105)

A.A.I.A.Mayun Laksmiwati, S.Si., M.Si. (NIDN 0008056702)

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS UDAYANA

Nopember, 2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

2

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

3

RINGKASAN

Enzim protease secara komersial dapat diproduksi dari tumbuhan, hewan,dan mikroba. Pemanfaatan protease getah diharapkan dapat meningkatkan nilaikomersial getah yang selama ini dianggap sebagai limbah dari produk tanamantersebut. Getah pepaya(sebagai sumber enzim protease papain yang telah dikenal)dan (buah nanas yang dikenal mengandung protease bromelain) memilikikemiripan sifat yaitu dapat menyebabkan rasa gatal bila bersentuhan dengan kulit.Sifat getah yang dapat menyebabkan rasa gatal ini juga dapat kita temukan padabeberapa getah tanaman lain yang sering kita manfaatkan yaitu labu siam(Sechium edule(Jacq.) Sw.), talas(Colocasia esculenta(L.)Schott), dan lidahbuaya(Aloe vera L.).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untukmelakukan skrining aktivitas protease untuk membuktikan apakah benar getahtanaman (labu siam, talas dan lidah buaya) tersebut memiliki aktivitas protease.Dalam penelitian ini juga dilakukan penentuan uji aktivitas protease dari getahpepaya sebagai pembanding, sehingga secara relatif dapat dibandingkan aktivitasprotease dari masing-masing getah tanaman tersebut dibandingkan getah pepaya.Satu Unit Aktivitas Protease(U/mL) dinyatakan sebagai jumlah enzim yang dapatmengkatalisis reaksi hidrolisis kasein dan menghasilkan warna setara dengan satumikromol tirosin pada setiap menit kondisi percobaan.

Hasil pengujian aktivitas protease dengan metode Anson menunjukkanbahwa getah talas, labu siam dan melinjo positif memiliki aktivitas protease,sedangkan lidah buaya menunjukkan hasil negatif. Berdasarkan hasil perhitungandiperoleh aktivitas protease dari tanaman talas dan labu siam yaitu 0,0123 U/mL;0,0264 U/mL dan 0,3032 U/mL. Dengan demikian getah tanaman talas dan labusiam dapat digunakan sebagai sumber protease alternatif dengan rasioperbandingan aktivitas protease terhadap getah pepaya berturut-turut sebesar(1 : 74,75) dan (1 : 34,82).

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

4

PRAKATA

Puji syukur atas segala rahmat Hyang Widhi Wasa sehingga laporan

penelitian ini dapat terselesaikan pada waktunya. Penelitian yang berjudul ”

Skrining Aktivitas Protease Pada Getah Tanaman (Labu Siam, Lidah Buaya dan

Talas) Serta Perbandingannya Terhadap Getah Pepaya” ini merupakan penelitian

yang merupakan peneliti pemula yang berhasil mendapat kepercayaan untuk

didanai oleh dana Dosen Muda 2014. Dana penelitian ini sangat bermanfaat

untuk merangsang kami sebagai dosen-dosen baru untuk lebih aktif menjalankan

salah satu tri dharma perguruan tinggi yakni bidang penelitian.

Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas bantuan dan kerjasama berbagai pihak sehingga penelitian ini

dapat terlaksana sebagai mana diharapkan yaitu :

- LPPM Universitas Udayana, dan Dirjen Dikti atas bantuan dana dan

berbagai fasilitasnya.

- Laboratorium Bersama FMIPA UNUD dan Laboratorium Analisis Teknologi

Pangan FTP UNUD bantuan fasilitas dan kerjasamanya.

- A.A.Septri Juwarni atas kerja keras, pemikiran dan kerjasamanya.

Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami

mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak agar menjadi lebih baik.

Nopember, 2014

Peneliti

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

5

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................2

RINGKASAN................................................................................................3

PRAKATA.....................................................................................................4

DAFTAR ISI..................................................................................................5

DAFTAR TABEL ........................................................................................6

DAFTAR GAMBAR................................................................................... 7

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................8

BAB 1. PENDAHULUAN...........................................................................9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................12

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITAN ..................................15

BAB 4. METODE PENELITIAN..............................................................16

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................23

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 33

LAMPIRAN.............................................................................................. 35

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

6

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tahap penambahan/perlakuan dalam pembuatan kurva standar tirosin

Tabel 4.2 Tahap penambahan/perlakuan dalam penentuan aktivitas protease.

Tabel 5.1 Karakteristik getah tanaman pepaya, labu siam, talas, dan lidah buaya

hasil penyadapan.

Tabel 5.2 Ciri fisik ekstrak protease kasar getah tanaman

Tabel 5.3 Jumlah tirosin sebelum inkubasi, sesudah inkubasi dan hasil

hidrolisis

Tabel 5.4 Hasil uji aktivitas ekstrak protease kasar getah tanaman

Tabel 5.5 Perbandingan aktivitas protease getah tanaman talas dan labu siam

terhadap getah pepaya

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Cara penampungan getah dari buah pepaya muda

Gambar 5.2.Cara penampungan getah dari talas dan labu siam

Gambar 5.3 Ekstrak protease kasar getah tanaman pepaya , talas dan labu siam

Gambar 5.4. Kurva standar tirosin

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen

Lampiran 2.Personalia Peneliti

Lampiran 3. Publikasi(Jurnal)

Lampiran 4. Kurva Penentuan panjang gelombang maksimum

Lampiran 5. Pembuatan Kurva Standar Tirosin

Lampiran 6. Perhitungan Aktivitas Protease Getah Pepaya, Talas dan Labu siam

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

9

BAB 1PENDAHULUAN

Protease merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis protein

menjadi monomernya yaitu asam amino. Penjualan enzim ini mencapai 60%

penjualan enzim dunia (Rao et al., 1998). Indonesia merupakan salah satu negara

yang memanfaatkan enzim ini dalamindustri, namun kebutuhan akan enzim ini

masih dipenuhi dari impor 122,3 ribu ton pada tahun 2001 (Sutandi, 2003).

Protease secara komersial dapat diproduksi dari tumbuhan, hewan, dan mikroba.

Protease yang diisolasi dari tumbuhan memiliki keunggulan yaitu memiliki

aktivitas dan stabilitas yang tinggi pada berbagai variasi pH, temperatur, inhibitor

serta ion logam (Mehnoush et al., 2011). Secara ekonomi, protease dari hewan

harganya relatif lebih mahal, sedangkan protease darimikroba belum sepenuhnya

dapat menggantikan peran protease tumbuhan untuk tujuan tertentu(Witono,

2008).

Protease pada tanaman dapat diperoleh dari bagian getah, buah, daun, akar

dan batang tanaman. Getah merupakan cairan dari jaringan tumbuhan yang secara

umum mengandung alkaloid, terpenoid, fenolik, protein, protease, protease

inhibitor,kitinase, lektin(Agrawal and Konno, 2009) serta vitamin, karbohidrat,

dan asam amino bebas (Vierstra, 1996). Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Oseni and Ekperigin(2013) ditemukan bahwa bagian getah tumbuhan

Calotropis procera(Sodom apple) memiliki aktivitas protease yang jauh lebih

tinggi dibandingkan bagian tanaman lain (akar, batang muda, daun, buah).

Kelebihan lainnya yaitu proses isolasi enzim dari getah relatif lebih sederhana dan

efisien, mengingat enzim protease getah merupakan enzim ekstraselular sehingga

proses isolasinya dapat dilakukan tanpa tahap pemecahan/lisis sel tumbuhan.

Selain itu juga dapat diperoleh isolat enzim yang relatif lebih murni karena dapat

dihindari adanya pencampuran enzim lain yang sebagian besar adalah intraselular

sehingga tahap isolasi menjadi lebih singkat. Pemanfaatan protease getah

diharapkan dapat meningkatkan nilai komersial getah yang selama ini dianggap

sebagai limbah dari produk tanaman tersebut.

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

10

Getah pepaya (Carica papaya) merupakan salah satu sumber enzim

papain(suatu jenis protease) yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan dalam

berbagai industri seperti pelunakan daging, deterjen, industri makanan, industri

fotografi, dan sebagai bahan aktif krim pembersih kulit (Rani, et al., 2012). Getah

pepaya dapat menyebabkan rasa gatal bila bersentuhan dengan kulit. Selain itu

buah nanas yang telah dikenal mengandung protease bromelain dan getah mangga

yang telah dilaporkan memiliki kandungan serin dan sistein protease (Saby et al,.,

2003 dalam Agrawal and Konno, 2009) juga memiliki ciri yang mirip dengan

getah pepaya yaitu dapat menyebabkan rasa gatal. Sifat getah tanaman yang dapat

menyebabkan rasa gatal ini juga dapat kita temukan pada beberapa getah tanaman

yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu labu siam (Sechium

edule(Jacq.) Sw.), talas(Colocasia esculenta (L.) Schott), dan lidah buaya(Aloe

vera L.). Reaksi gatal yang disebabkan getah tanaman tersebut, kemungkinan

besar disebabkan oleh keberadaan enzim protease.

Labu siam sebagai salah satu tanaman subtropis yang sering digunakan

sebagai bahan makanan mengandung getah yang diperkirakan memiliki aktivitas

proteasekarena memiliki getah yang lengket dan gatal yang secra empiris dapat

digunakan untuk membersihkan garis hitam pada tumit. Talas sebagai tumbuhan

herba menahun penghasil umbi yang umum dikonsumsi mengandung getah/cairan

yang juga menimbulkan rasa gatal jika bersentuhan dengan kulit. Secara

tradisional cairan akar digunakan sebagai obat bisul, sementara getah daunnya

digunakan sebagai obat untuk menghentikan pada luka dan bengkak(Miswinda,

2011). Ekstrak batang dan umbi talas dapat digunakan dalam pengolahan daging

kerbau agar menjadi empuk (Roxas, 2013). Lidah buaya sebagai tanaman yang

banyak digunakan dalam bidang pangan dan pengobatan mengandung getah dari

daunnya yang memiliki ciri berwarna kuning dan pahit serta dapat menyebabkan

reaksi gatal bila bersentuahn dengan kulit(Daffy, 2013). Secara empiris, getah

lidah buaya sering digunakan untuk pencahar, dan perawatan luka bakar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, serta berdasarkan penelitian Lavinka

dan Dong (2013) yang melaporkan bahwa iritasi kulit yang disebabkan oleh

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

11

protease dapat memicu terjadinya rasa gatal pada kulit, maka dipandang perlu

dilakukan penelitian untuk melakukan skrining aktivitas proteaseuntuk

membuktikan apakah benar getah tanaman (labu siam, talas dan lidah buaya) yang

diduga mengandung enzim proteasetersebut memiliki aktivitas protease. Di

samping itu dalam penelitian ini juga akan dilakukan penentuan aktivitas protease

dari getah pepaya(yang telah dikenal mengandung protease papain) sebagai

pembanding, sehingga secara relatif dapat dibandingkan aktivitas protease dari

masing-masing getah tanaman tersebut apakah lebih tinggi atau lebih rendah

dibandingkan getah pepaya. Aktivitas protease ditentukan dengan cara

mereaksikan ekstrak protease kasar dengan substrat kasein selama 30 menit.

Aktivitas protease (U/mL) dinyatakan dalam unit aktivitas yaitu satu unit (U)

dinyatakan sebagai jumlah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis

kasein dan menghasilkan warna setara dengan 1 mikromol tirosin pada setiap

menit kondisi percobaan.

1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas timbul permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah getah tanaman labu siam, talas dan lidah buaya memiliki aktivitas

protease?

2. Bagaimnakah perbandingan aktivitas protease getah tanaman tersebut

terhadap aktivitas protease getah pepaya.

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Protease Tanaman

Sel tumbuhan memiliki lebih dari 10.000 jenis protein yang beberapa di

antaranya mungkin tidak berfungsi ataupun rusak sehingga tidak diperlukan lagi

oleh tumbuhan. Protein yang tidak dibutuhkan inilah yang akan menjadi substrat

untuk didegradasi oleh protease menjadi monomernya yaitu asam amino bebas

dan peptida rantai pendek yang nantinya akan digunakan lagi dalam metabolisme

tumbuhan misalnya untuk mensintesa protein baru.Degradasi protein pada

tumbuhan ini berfungsi untuk peremajaan sel, yaitu setiap 4 - 7 hari sebagian

protein yang menyusun sel tumbuhan tersebut diganti (Hopkin and Norman,

2004).

Protease pada tanaman dapat berasal dari getah, buah, akar dan batang

tanaman.Salah satu contoh penelitian yang menggunakan bagian-bagian tanaman

sebagai sumberprotease yaitu pada getah, akar, batang muda, batang tua, daun dan

buah dari tanaman Calotropisprocera(Sodom apple) yang memiliki aktivitas

protease berturut-turut sebesar 0,052 U/mL ;0,0344 U/mL; 0,0148 U/mL; 0,0148

U/mL; 0,0147 U/mL; 0,0141 U/mL dan 0,0118 U/mL(Oseni dan Ekperigin,

2013).

2.2.Protease Getah Tanaman

Getah berupa emulsi lengket yang keluar dari jaringan tanaman yang

terluka dan memiliki peran dalam pertahanan tanaman terhadap serangan serangga

herbivora, parasit dan patogen(Vierstra, 1996). Getah merupakan cairan dari

jaringan tumbuhan yang secara umum mengandung alkaloid, terpenoid, fenolik,

protein, protease, protease inhibitor, kitinase, lektin(Agrawal and Konno, 2009)

serta vitamin, karbohidrat, dan asam amino bebas (Vierstra, 1996). Selain itu

getah juga mengandung mineral, gula,hormon dan air.Sebagai salah satu metabolit

sekunder, konsentrasi protease pada getah dan eksudat lebihbesar daripada daun

(Agrawal dan Kono, 2009).

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

13

Protease dari getah beberapa tanaman yang telah diteliti yaitu getah pepaya

(Rao et al.,1998), getah pinus (Williams et al, 1968), getah kipas cinde(Asclepias

curassavica L.) (Liggieri et al., 2009), getah biduri (Calontropis gigantea)

(Witono, 2008), getah Euphorbia synudenium, getah Ricinus commanis, getah

Jatropha curcas dan getah Euphorbia triucalli (Borde et al.,2013).

2.3.Ekstraksi Protease kasar dari Getah Tanaman

Ekstraksi bertujuan untuk memisahkan enzim dari sumbernya yaitu tanaman,

hewan, maupun mikroba. Adapun kelebihan enzim dari tanaman di antaranya

adalah terjaganya ketersediaannya atau bisa dipanen berulang-ulang.

Ekstraksi protease dari getah dapat dilakukan dengan cara menambahkan

larutan buffer, yang bertujuan untuk menjaga pH lingkungan sehingga

diharapkan mampumeminimalkan denaturasi dan inaktivasi enzim. Buffer dapat

ditambah beberapa bahan kimia dengan tujuan untukmencegah kerusakan enzim

(Elfi, 2011). Bahan kimia yang bisa ditambahkan di antaranya EDTA, dan sistein

(Liggieri et al., 2009) serta NaOH untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi

(Ortiz et al.,1980 dalam Puig et al., 2008).

2.4.Uji Aktivitas Protease

Jumlah enzim dalam ekstrak jaringan tertentu dapat diuji secara kuantitatif

dalamhal pengaruh katalitik yang dihasilkannya. Enzim biasanya diuji

aktivitasnya pada pH optimum, pada suhu yang mudah dipergunakan dalam

kisaran 25 sampai 38oC, dengan konsentrasi substrat yang mendekati jenuh. Pada

keadaan ini, kecepatan reaksi awalbiasanya sebanding dengan konsentrasi enzim,

sedikitnya pada kisaran konsentrasi enzim tertentu (Lehninger, 1990).

Aktivitas protease dapat ditentukan dengan melakukan uji kaseinolitik atau

menguji aktivitas protease dengan memanfaatkan kasein sebagai substrat pada

suhu, pH, dan lama waktu tertentu. Reaksi hidrolisis yang terjadi selanjutnya

dapatdihentikan dengan menambahkan larutan TCA (asam trikloroasetat)

sehingga enzim dan sisa substrat menjadi terdenaturasi, kecuali produk hasil

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

14

hidrolisis yang berupa sama amino (salah satunya yaitu tirosin). Tirosin yang

larut dalam campuran reaksi tersebut selanjutnya dipisahkan dari enzim dan sisa

substrat dengan cara disentrifugasi dan ditentukan serapannya dengan

menggunakan metode Anson (Satwika, 2010). Penentuan kadar tirosin pada

metode Anson dilakukan dengan teknik kolorimetrik, yaitu memanfaatkan

serapan dari kompleks biru yang terbentuk akibat reaksi antara tirosin dengan

reagen Folin-Ciocalteu pada pH basa(Folin and Ciocalteu, 1927).

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

15

BAB 3TUJUAN DAN MANFAAT PENELITAN

3.1.Tujuan Penelitian :

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui apakah getah tanaman labu siam, talas dan lidah buaya

memiliki aktivitas protease.

2. Untuk mengetahui perbandingan aktivitas protease getah tanaman tersebut

terhadap aktivitas protease getah pepaya.

3.2. Manfaat Penelitian:

1. Dapat memberikan informasi ilmiah tentang alternatif sumber protease dari

getah tanaman lain selain getah pepaya serta perbandingan aktivitas proteasenya

dalam memecah substrat protein(kasein).

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

16

BAB 4METODE PENELITIAN

4.1.Bahan Penelitian

Bahan obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah getah

dari tanaman labu siam, talas, lidah buaya dan pepaya.

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aquades,

tirosin, kasein, K2HPO4 0,05 M, KH2PO4 0,05 M, NaOH 0,3 M, Na2CO3 0,5 M,

TCA (Asam Trikloroasetat) 0,11 M, dan reagen Folin-Ciocalteau.

4.2.Alat Penelitian

Alat –alat yang digunakan meliputi peralatan gelas, alat sentrifugasi, pH

meter, vortex, lemari pendingin, termos es, botol vial, neraca analitik, pipet

mikro, botol semprot, spatula, pisau stainles steel, inkubator, dan

spektrofotometer UV-Vis.

4.3.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Udayana dan Laboratorium Bersama FMIPA

Universitas Udayana.

4.4.Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif-eksploratif yang bertujuan

untuk mengetahui apakah getah dari tanaman labu siam, talas, lidah

buaya memiliki aktivitas protease serta perbandingannya dengan getah pepaya.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi awal tentang aktivitas

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

protease pada getah dari tanaman labu siam, talas, dan lidah buaya.

4.5.Pengambilan Sampel Getah

Getah tanaman disadap dengan cara yang sesuai dengan karakteristik

tanaman tersebut. Getah pepaya diperoleh dari melukai buah pepaya yang masih

muda dengan menggunakan pisau stainles steel pada kedalaman 1-2 mm, getah

yang menetes keluar segera ditampung dengan botol vial. Sedangkan getah

tanaman talas, labu siam dan lidah buaya diperoleh dari membelah umbi talas,

buah labu siam dan daun lidah buaya dengan menggunakan pisau stainles steel.

Getah yang keluar namun tidak menetes ini diambil dengan menggunakan

bantuan pisau stainles steel dan ditampung dalam botol vial. Sampel getah yang

didapatkan ini disimpan dalam termos es untuk meminimalkan efek oksidasi dan

denaturasi protein.

4.6.Preparasi Ekstrak Protease Kasar

Ekstrak protease kasar didapatkan dari hasil pemisahan enzim dari getah

tanaman. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu 4-6oC untuk meminimalkan efek

denaturasi enzim (Ishartani et al., 2011). Kondisi ini secara teknis dicapai dengan

cara mengusahakan semua proses pencampuran dan perlakuan pada tahap

ekstraksi yang sedapat mungkin dilakukan dalam penangas es (ice bath).

Sebanyak 1 mL sampel getah tanaman dilarutkan dengan 4 mL buffer

fosfat 0,05 M (pH 7,0). Selanjutnya campuran disentrifugasi pada kecepatan 7000

rpm selama 10 menit hingga terbentuk dua lapisan yaitu supernatan dan

endapannya (residu). Supernatan yang dihasilkan lalu dipisahkan dari endapannya

yang sebagian besar mengandung getah dan komponen selain protein. Supernatan

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

18

(ekstrak protease kasar) yang telah dipisahkan dari endapan ini siap untuk

digunakan sebagai sampel dalam uji aktivitas protease. Ekstrak protease kasar

selanjutnya disimpan dalam suhu 4oC.

4.7.Uji Aktivitas Protease

4.7.1.Pembuatan Larutan Stok Tirosin 1,10 mM

Larutan standar tirosin 1,10 mM dibuat dengan melarutkan 10 mg tirosin

kedalam 20 mL aquades, setelah itu campuran dihangatkan hingga tirosin larut

sempurna. Larutan tirosin selanjutnya dipindahkan secara kuantitatif ke dalam

labu ukur 50 mL. Larutan diencerkan hingga tanda batas dengan menggunakan

aquades.

4.7.2.Pembuatan Kurva Standar Tirosin

Kurva standar tirosin dibuat dengan menggunakan larutan stok tirosin 1,10

mM dengan variasi konsentrasi yaitu 6,875; 13,75; 27,5; dan 55,0 µM. Larutan

stok tirosin 1,10 mM dimasukkan masing-masing sebanyak 0,05; 0,1; 0,2 dan 0,4

mL ke dalam botol vial b, botol vial c, botol vial d dan botol vial e dengan

menggunakan pipet mikro. Sedangkan untuk larutan blanko (botol vial a), tidak

dilakukan penambahan larutan stok tirosin 1,10 mM. Setelah itu, sebanyak 2,0;

1,95; 1,9; 1,8; dan 1,6 mL aquades berturut-turut dimasukkan ke dalam botol vial

a, botol vial b, botol vial c, botol vial d dan botol vial e. Selanjutnya, sebanyak 5,0

mL larutan Na2CO3 0,5 M dan 1 mL reagen Folin-Ciocalteu ditambahkan pada

masing-masing botol vial yang telah berisi larutan tirosin dan blanko. Masing-

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

masing larutan tersebut dihomogenkan lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 30

menit. Setelah 30 menit, salah satu larutan standar tirosin diukur absorbansinya

dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500 nm

- 900 nm. Panjang gelombang yang menunjukkan nilai absorbansi tertinggi

digunakan sebagai gelombang maksimum (λmaks).

Setelah didapatkan panjang gelombang maksimum (λmaks), semua larutan

standar tirosin dan blanko diukur absorbansinya menggunakan spektrometer UV-

Vis pada λmaks. Nilai absorbansi yang didapatkan digunakan untuk membuat kurva

kalibrasi, yaitu dengan memplotkan nilai absorbansi terhadap konsentrasi tirosin.

Tabel 4.1 menunjukkan tahap penambahan/perlakuan dalam pembuatan kurva

standar tirosin.

Tabel 4.1. Tahap penambahan/perlakuan dalam pembuatan kurva standar tirosin

Penambahan/perlakuanBlankoStandar

Standar1

Standar2

Standar3

Standar4

Botol vial A b C d e

Larutan stok tirosin (mL) 0,0 0,05 0,1 0,2 0,4

Aquades (mL) 2,0 1,95 1,9 1,8 1,6Na2CO3 (mL) 5 5 5 5 5Reagen Folin-Ciocalteu (mL) 1 1 1 1 1Inkubasi pada 37oC (menit) 30 30 30 30 30

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang λmaks

Konsentrasi tirosin (µM) 0 6,875 13,75 27,5 55,0

4.1.8.2.Penentuan Aktivitas Ekstrak Protease Kasar

Metode penentuan aktivitas enzim diperoleh dari Anson (dalam

Esmelrada, 2008) yang telah dimodifikasi. Dua buah tabung sentrifugasi

disiapkan. Tabung 1 digunakan untuk penentuan aktivitas protease sampel

(ekstrak protease kasar), sedangkan tabung 2 digunakan untuk larutan blanko.

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

20

Sebanyak 2,5 mL larutan kasein 0,65% (b/v) di pra-inkubasi pada suhu

37oC selama 4 menit dalam tabung 1. Setelah 4 menit, sebanyak 0,5 mL ekstrak

protease kasar ditambahkan ke dalam tabung 1, lalu campuran ini divortex dan

inkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit. Pada akhir inkubasi reaksi hidrolisis

dihentikan dengan menambahkan 2,5 mL larutan TCA 0,11 M, setelah itu

campuran divortex dan didiamkan selama 5 menit. Campuran selanjutnya

sentrifugasi pada kecepatan 7000 rpm selama 10 menit hingga terbentuk dua

lapisan yaitu endapan dan supernatan. Supernatan yang diperoleh dari tabung 1

ditentukan kadar tirosinnya secara kolorimetrik.

Sebagai blanko, sebanyak 2,5 mL larutan kasein 0,65% (b/v) dimasukkan

kedalam tabung 2 dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit. Setelah 30

menit, 2,5 mL larutan TCA 0,11 M ditambahkan ke dalam tabung 2 dan divortex.

Ke dalam campuran tersebut ditambahkan 0,5 mL ekstrak protease kasar dan

didiamkan selama 5 menit. Campuran selanjutnya disentrifugasi pada kecepatan

7000 rpm selama 10 menit hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan supernatan yang

diperoleh selanjutnya ditentukan kadar tirosinnya secara kolorimetrik. Larutan

blanko ini berfungsi sebagai pengkoreksi kemungkinan adanya tirosin bebas yang

bukan merupakan hasil hidrolisis protein selama 30 menit waktu inkubasi dan

senyawa lain yang menyerap pada panjang gelombang berdekatan dengan λmaks.

Penentuan kadar tirosin secara kolorimetrik dilakukan dengan

menggunakan reagen Folin-Ciocalteau. Masing-masing sebanyak 1,0 mL

supernatan yang didapatkan dari tabung 1 dan tabung 2 ditempatkan dalam tabung

baru yang berbeda. Setelah itu, ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 2,5

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

mL Na2CO3 0,5 M lalu divortex serta didiamkan selama 10 menit. Selanjutnya

campuran ditambahkan 0,5 mL reagen Folin-Ciocalteau lalu campuran dibiarkan

selama 30 menit. Setelah 30 menit, larutan dibaca absorbansinya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada λmaks. Data absorbansi diplotkan pada kurva standar

tirosin untuk mengetahui konsentrasi tirosin hasil hidrolisis yang terdapat pada

tabung 1 dan tabung 2. Konsentrasi tirosin dalam sampel yang telah didapatkan

selanjutnya digunakan untuk menentukan kadar tirosin (µmol). Tabel 3.2

menunjukkan tahap penambahan/perlakuan dalam penentuan aktivitas protease.

Tabel 4.2 Tahap penambahan/perlakuan dalam penentuan aktivitas protease.

Penambahan/perlakuanTabung 2(Blanko)

Tabung 1(Sampel)

Kasein 0,65% (b/v)(telah dipra-inkubasi) 2,5 mL 2,5 mLEkstrak protease kasar 0,5 mL 0,5 mLDiinkubasi pada suhu 37oC 30 menit 30 menitTCA 0,11 M 2,5 mLa 2,5 mLb

Didiamkan 5 menit 5 menitDisentrifugasi 7000 rpm 10 menit 10 menitSupernatan yang akan ditentukan kadar tirosinnya 1,0 mL 1,0 mLNa2CO3 0,5 M 2,5 mL 2,5 mLReagen Folin-Ciocalteau 0,5 mL 0,5 mL

Diukur absorbansinya pada λmaks

Keterangan : a menunjukkan larutan tersebut dimasukkan sebelum penambahan ekstrak proteasekasar, sedangkan b menunjukkan larutan tersebut dimasukkan sesudah penambahan ekstrakprotease kasar.

Aktivitas protease (U/mL) dinyatakan dalam unit aktivitas, yaitu satu unit

(U) dinyatakan sebagai jumlah enzim yang dapat menghidrolisis substrat (kasein)

dan menghasilkan warna setara dengan 1 µmol produk tirosin (181 µg) setiap

menit waktu inkubasi pada kondisi percobaan tersebut.

1 ( ) =Aktivitas protease (U/mL) ditentukan dengan menggunakan rumus yaitu:

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

22

Aktivitas protease (U/mL) = ××Keterangan :

= total volume yang digunakan dalam uji aktivitas protease sampel (meliputi

volume kasein 1%, estrak protease kasar dan TCA) (5,5 mL)

= volume sampel ekstrak protease kasar yang digunakan ( 0,5 mL)

= volume supernatan yang digunakan dalam penentuan kadar tirosin secara

kolorimetrik ( 1 mL)

t = waktu inkubasi (30 menit)

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

BAB 5HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Determinasi Sampel Tanaman

Hasil deteminasi yang dilakukan oleh Balai Konservasi Tumbuhan Kebun

Raya ‘Eka Karya’ Bali-LIPI menunjukkan tanaman pepaya, talas, labu siam dan

lidah buaya yang digunakan dalam penelitian ini berturut-turut termasuk ke

dalam jenis Carica papaya L., Xantosoma sagittifolium (L.) Schott, Sechium

edule (Jacq.) Sw. dan Aloe vera (L.) Burm.f. Bukti hasil determinasi ditunjukkan

pada Lampiran 1. Determinasi tanaman penting dilakukan untuk memastikan

ketepatan pemilihan tanaman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian

ini.

5.2.Ekstraksi Protease Kasar dari Getah Tanaman Pepaya, Talas, LabuSiam, Lidah Buaya

Ekstraksi protease kasar dari getah tanaman, diawali dari pengumpulan

sampel getah atau yang sering disebut dengan proses penyadapan. Proses

penyadapan getah tanaman harus disesuaikan dengan karakteristik tanaman yang

akan disadap, hal ini disebabkan perbedaan jumlah getah yang diproduksi oleh

tanaman satu dengan yang lainnya. Berikut merupakan proses penyadapan getah

tanaman pepaya, talas dan labu siam yang dilakukan dalam penelitian ini.

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

24

Pengumpulan sampel getah pepaya relatif lebih mudah dilakukan

dibandingkan dengan tanaman talas dan labu siam, hal ini disebabkan tanaman

pepaya memproduksi relatif lebih banyak getah dibandingkan keempat tanaman

lainnya. Gambar 5.1 menunjukkan cara penampungan getah pepaya yang menetes

dari luka buah pepaya muda.

Gambar 5.1 Cara penampungan getah dari buah pepaya muda

Pengumpulan getah umbi (talas), buah (labu siam) dan daun (lidah buaya) harus

dilakukan dengan bantuan pisau stainles steel, hal ini disebabkan getah dari ketiga

tanaman ini tidak menetes. Cara pengaplikasian pisau stainles steel untuk

mengumpulkan getah pada permukaan tanaman setelah dibelah ditunjukkan pada

Gambar 5.2.

(a) (b) (c)Gambar 5.2 Cara pengumpulan getah talas (a), labu siam (b) dan lidah buaya (c)

dengan pisau stainles steel

Ekstrak protease kasar selanjutnya disimpan dalam termos es untuk

meminimalkan denaturasi enzim. Proses pengambilan sampel getah dan

ekstraksinya pada masing-masing getah dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan.

Ekstrak protease masing-masing getah tanaman ditunjukkan oleh Gambar 5.3.

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

Tabel 5.1 Karakteristik getah tanaman pepaya, labu siam, talas, dan lidah buaya hasilpenyadapan

Getah Tanaman Karakteristik getah yang teramati

Pepaya Putih susu, tidak kental, mudah mengering

Talas Putih keunguan, kental, mudah mengering

Labu Siam Tidak berwarna, tidak kental, mudah mengering

Lidah Buaya Bening kekuningan, kental, tidak mudah mengering

(a) (b)

(c) (d)Gambar 5.3 Ekstrak protease kasar getah tanaman pepaya (a), talas (b),

labu siam (c) dan lidah buaya (e)

Ciri - ciri ekstrak protease kasar getah tanaman pepaya, talas, labu siam, dan lidah buaya

ditunjukkan dalam Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Ciri fisik ekstrak protease kasar getah tanaman

Ekstrak Protease Kasar GetahTanaman

Ciri fisik yang teramati

PepayaTidak berwarna, bening, tidak kental, tidakberbuih

TalasBerwarna putih keunguan, keruh, tidak kental,tidak berbuih

Labu Siam Tidak berwarna, bening, tidak kental, berbuih

Lidah Buaya Berwarna orange, keruh, kental, tidak berbuih

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

26

5.2.Pengujian Aktivitas Ekstrak Protease Kasar Getah Tanaman Pepaya,Talas dan Labu Siam

Sebelum melakukan uji aktivitas ekstrak protease kasar getah tanaman,

dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum larutan standar tirosin dan

pembuatan kurva standar tirosin. Panjang gelombang maksimum ditentukan

dengan mengukur absorbansi larutan standar tirosin 55,0 µM dari panjang

gelombang 500 nm hingga 900 nm, panjang gelombang yang memberikan

absorbansi tertinggi digunakan sebagai panjang gelombang maksimum. Panjang

gelombang maksimum (λ maks) tirosin yang didapatkan yaitu 729,6 nm dengan

absorbansi 0,6811. Spektrum UV-Vis pada penentuan panjang gelombang

maksimum ditunjukkan pada Lampiran 2.

Pada pembuatan kurva standar tirosin, konsentrasi standar divariasikan

menjadi 6,875; 13,75; 27,5 dan 55,0 µM. Persamaan regresi linier kurva standar

tirosin adalah 0,0123x + 0,0102, dengan koefisien regresi linier 0,9995. Kurva

standar tirosin dapat dilihat pada Gambar 5.4

Gambar 5.4 Kurva standar tirosin

Jumlah asam amino (tirosin) hasil hidrolisis digunakan untuk menentukan

aktivitas protease getah tanaman. Semakin banyak tirosin hasil hidrolisis maka

y = 0,0123x + 0,0102r = 0,9995

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 10 20 30 40 50 60

Abs

orba

nsi

Konsentrasi (µM)

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

semakin besar aktivitas protease ekstrak protease kasar getah tanaman atau

semakin banyak pula molekul protein yang dipecah menjadi monomer

penyusunnya. Tirosin yang terbentuk dipisahkan dari protein enzim dan sisa

substrat dengan melakukan sentrifugasi, setelah itu supernatan yang dihasilkan

dapat ditentukan konsentrasinya (µM) tirosin secara kolorimetrik pada λ maks

(729,6 nm) dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dalam kondisi basa. Nilai

absorbansi yang didapatkan lalu dikolerasikan terhadap kurva standar tirosin.

Banyaknya molekul tirosin (µmol) selanjutnya dihitung dengan mengkonversikan

konsentrasi tirosin hasil hidrolisis (µM). Jumlah tirosin sebelum inkubasi, sesudah

inkubasi dan hasil hidrolisis dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Jumlah tirosin sampel (setelah inkubasi) rata-rata, ekstrak protease kasar getah

pepaya sebesar 0,8268 ± 0,0441 mol, talas sebesar 0,0378 ± 0,0005 mol, labu

siam sebesar 0,0507 ± 0,0034 mol. Jumlah tirosin sampel rata-rata jika diurutkan

dari yang terbesar hingga terkecil yaitu getah pepaya, labu siam dan talas. Jumlah

tirosin sampel sangat mempengaruhi besarnya aktivitas protease kasar getah,

semakin besar perbedaannya dengan jumlah tirosin blanko maka semakin besar

pula aktivitas proteasenya.

Jumlah asam amino (tirosin) hasil hidrolisis digunakan untuk menentukan

aktivitas protease getah tanaman. Semakin banyak tirosin hasil hidrolisis maka

semakin besar aktivitas protease ekstrak protease kasar getah tanaman atau

semakin banyak pula molekul protein yang dipecah menjadi monomer

penyusunnya. Tirosin yang terbentuk dipisahkan dari protein enzim dan sisa

substrat dengan melakukan sentrifugasi, setelah itu supernatan yang dihasilkan

dapat ditentukan konsentrasinya (µM) tirosin secara kolorimetrik pada λ maks

(729,6 nm) dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dalam kondisi basa. Nilai

absorbansi yang didapatkan lalu dikolerasikan terhadap kurva standar tirosin.

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

28

Banyaknya molekul tirosin (µmol) selanjutnya dihitung dengan mengkonversikan

konsentrasi tirosin hasil hidrolisis (µM). Pada penelitian ini kondisi basa dicapai

dengan penambahan Na2CO3 0,5 M. Jumlah tirosin sebelum inkubasi, sesudah

inkubasi dan hasil hidrolisis dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Jumlah tirosin sebelum inkubasi, sesudah inkubasi dan hasil hidrolisis

GetahTanaman

PengulanganJumlah tirosin ( mol)

Sebelum Inkubasi(Blanko)

Sesudah Inkubasi(Sampel)

Hasil Hidrolisis

Pepaya 1 0,3323 0,8528 0,52052 0,3137 0,7759 0,46223 0,3284 0,8518 0,5234

Rata-rata 0,3248 ±0,0098 0,8268 ± 0,0441 0,5020 ± 0,0345

Talas 1 0,0316 0,0376 0,00602 0,0315 0,0375 0,00603 0,0302 0,0384 0,0082

Rata-rata 0,0311 ± 0,0008 0,0378 ± 0,0005 0,0067 ± 0,0013

Labu Siam 1 0,0386 0,0531 0,01452 0,0356 0,0522 0,01663 0,0341 0,0468 0,0127

Rata-rata 0,0361 ± 0,0023 0,0507 ± 0,0034 0,0146 ± 0,0019

Lidah Buaya 1 0,1090 0,1001 -0,00892 0,1013 0,0967 -0,00463 0,1045 0,0886 -0,0159

Rata-rata 0,1049 ± 0,0038 0,0951 ± 0,0059 -0,0098 ± 0,0057

Tabel 5.4 Hasil uji aktivitas ekstrak protease kasar getah tanaman

Jenis GetahTanaman

PengulanganAktivitas ProteasePermililiter Getah(U/mL)

Rata-Rata AktivitasProtease PermililiterGetah (U/mL)

Pepaya 1 0,9542 0,9194 ± 0,06272 0,84703 0,9570

Talas 1 0,0110 0,0123 ± 0,00232 0,01103 0,0150

Labu Siam 1 0,0266 0,0264 ± 0,00302 0,02933 0,0233

Lidah Buaya 1 -0,0163 -0,0179 ± 0,01042 -0,00843 -0,0291

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

Hasil pengujian aktivitas ekstrak protease kasar getah tanaman pepaya, talas,

labu siam, dan lidah buaya ditunjukkan pada Tabel 5.4. Hasil uji aktivitas protease

ekstrak protease kasar getah pepaya, talas, labu siam dan lidah buaya menunjukkan

bahwa getah pepaya, talas dan labu siam memiliki aktivitas protease yang

besarnya berturut-turut 0,9194 ± 0,0627 Unit/mL; 0,0123 ± 0,0023 Unit/mL; dan

0,0264 ± 0,0030 Unit/mL. Bila diurutkan aktivitas keempat getah tanaman yang

terbukti memiliki aktivitas protease dari aktivitas tertinggi ke aktivitas rendah

berturut-turut yaitu getah pepaya, getah labu siam dan getah talas. Namun ekstrak

protease kasar getah lidah buaya tidak menunjukkan adanya aktivitas protease

bahkan aktivitas proteasenya memiliki nilai minus yaitu -0,0179 ± 0,0104

Unit/mL. Hal ini disebabkan karena jumlah tirosin sesudah inkubasi (sampel) lebih

sedikit dibandingkan jumlah tirosin sebelum inkubasi (blanko) atau semakin lama

waktu inkubasi maka semakin berkurang jumlah tirosin yang terdapat dalam

campuran. Berkurangnya tirosin selama waktu inkubasi dalam penentuan aktivitas

protease ekstrak kasar lidah buaya kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya

aktivitas enzim tirosinase yang mungkin ada dalam ekstrak protease kasar getah

lidah buaya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pinilih (2012),

tepung lidah buaya pada konsentrasi rendah memilki peran sebagai aktivator

aktivitas enzim tirosinase. Peran lidah buaya sebagai aktivator aktivitas enzim

inilah yang menyebabkan meningkatnya aktivitas tirosinase dalam penentuan

aktivitas getah lidah buaya pada penelitian ini. Tirosinase merupakan enzim yang

mengkatalisa reaksi pembentukan melanin dari molekul tirosin. Gambar 5.6

menunjukkan reaksi sintesis melanin dari tirosin oleh bantuan tirosinase.

Dari empat tanaman bergetah gatal yang diuji aktivitasnya pada

penelitian ini, tiga diantaranya terbukti memiliki aktivitas protease, ketiga getah

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

30

tersebut yaitu getah pepaya, labu siam, dan talas, sedangkan lidah buaya tidak

menunjukkan adanya aktivitas protease. Hal ini menunjukkan bahwa getah

tanaman yang dapat menyebabkan rasa gatal berpotensi memiliki aktivitas

protease. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa iritasi kulit yang

disebabkan oleh protease selanjutnya dapat memicu terjadinya rasa gatal pada kulit

(Lavinka dan Dong, 2013). Namun, rasa gatal yang disebabkan oleh getah

tanaman dapat disebabkan pula oleh senyawa iritan lainnya seperti asam oksalat

(Koswara, 2013), enzim selain protease (enzim amilase, lipase, urease, selulase,

katalase) (Cleapss, 2007) dan lainnya. Kandungan enzim pada lidah buaya

meliputi alkaline fosfatase, amilase, karboksipeptidase, katalase, siklooksidase,

siklooksigenase, lipase dan okidase (Hamman, 2008). Enzim-enzim yang terdapat

dalam getah lidah buaya ini yang menjadi menyebabkan rasa gatal.

Gambar 5.6 Sintesis melanin (Canovas et al., 1982)

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

5.2.Perbandingan Aktivitas Protease Getah Tanaman Talas dan Labu Siamterhadap Getah Pepaya

Berdasarkan hasil uji aktivitas protease getah tanaman pepaya, talas dan labu

siam maka persentase perbandingan aktivitas protease getah tanaman talas, labu

siam, relatif terhadap getah pepaya ditunjukkan oleh Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Perbandingan aktivitas protease getah tanaman talas dan labu siam terhadapgetah pepaya

Getah tanaman yang dibandingkan terhadapgetah pepaya

Perbandingan aktivitas

Talas(1 : 74,75)

Labu siam (1 : 34,82)

Perbandingan aktivitas protease getah labu siam dan getah talas terhadap

getah pepaya berturut-turut hanyalah (1 : 34,82) dan (1 : 74,75), walaupun

aktivitas protease kedua getah tanaman ini kecil namun ketersediaan tanaman ini

sangat melimpah. Badan Pusat Statistik (2013) menyatakan bahwa produksi labu

siam dari tahun 2000 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan dan menurut

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2013), Indonesia merupakan salah

satu produsen talas dunia. Melimpahnya produksi talas dan labu siam

menyebabkan kedua tanaman ini berpotensi sebagai sumber protease alternatif.

Hal ini juga didukung dari nilai aktivitas protease getah talas (0,0123 U/mL) atau

labu siam (0,0264 U/mL) yang mendekati nilai aktivitas protease relatif getah

tanaman sodom apple (Calotropis procera (Ait.) R.Br. (Asclepiadaceae)) yang

hanya sebesar 0,052 U/mL. Tanaman sodom apple merupakan tanaman yang

sering digunakan dalam proses pengendapanan susu (milk clotting) atau

pembuatan keju (Oseni and Ekperigin, 2013).

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

32

BAB 7KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menghasilkan simpulan sebagai

berikut :

1. Hasil pengujian aktivitas protease dengan metode Anson menunjukkan bahwa

getah tanaman talas dan labu siam positif memiliki aktivitas protease,

sedangkan lidah buaya menunjukkan hasil negatif.

2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh aktivitas protease dari tanaman talas

dan labu siam yaitu 0,0123 U/mL dan 0,0264 U/mL .

3. Dengan demikian getah tanaman talas dan labu siam dapat digunakan sebagai

sumber protease alternatif dengan rasio perbandingan aktivitas protease

terhadap getah pepaya berturut-turut sebesar (1 : 74,75) dan (1 : 34,82).

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kondisi optimum aktivitas protease getah

tanaman talas dan labu siam.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, A.A., and Konno, K., 2009, Latex: A Model for Understanding Mechanisms,Ecology, and Evolution of Plant Defense Against Herbivo, Annual Review odEcology, Evolution, and Systematics, 40:311-331

Borde, V., Pawar, D., and Thorat, D., 2013, Detection of protease from latex producingplant by X-ray film by DOT-BLOT method, International Journal of CurrentMicrobiology and Applied Sciences Vol II No. 12, 369-375

Daffy, 2013, Manfaat Lidah Buaya untuk Kesehatan Kulit,<http://www.infokesehatankulit.com/2013/01/manfaat-lidah-buaya-untuk-kesehatan.html>,diakses tanggal 2 Desember 2013

Elfi, 2011, Pemurnian Protease dari Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.),Tesis, IPB, Bogor.

Hopkins, W.G., dan Norman, P.A.H., 2004, Introduction to plant physiology 3rdEdition, John Wiley & Sons, Inc., USA

Lavinka, P.C., and Dong, X., 2013, Molecular signaling and targets from itch: lessonsfor cough, BioMed Central, 1-13

Lehninger, A.L., 1990, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, a.b. Thenawidjaja, M., Erlangga,Jakarta

Liggieri, C., Obregon, W., Trejo, S., and Priolo, N., 2009, Biochemical analysis of apapain-like protease isolated from the latex of Asclepiascurassavica L., ActaBiochim Biophys Sin, Vol 4, 154-162

Mehrnoush, A., Mustafa, S., Sarker, M.Z.I., and Yazid, A.M.M.Y., 2011, Optimizationof the Conditions for Extraction of Serine Protease from Kesinai Plant(Streblus asper) Leaves Using ResponseSurface Methodology, Molecules, 16,9245-9260

Oseni, O.A., and Ekperigin, M.M., 2013. Distribution of proteolytic and milk clottingenzymes in the plant of Sodom apple Calotropis procera (Ait.) R.Br.(Asclepiadaceae), International Journal of Biotecnology Research Vol I(2),024-027

Pinilih, Putri, 2012, Pengaruh Tepung Lidah Buaya (Aloe Vera Linn.) TerhadapAktivitas Enzim Tirosinase, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Puig, A., Gil, I., and Sanchez, O., 2008, Evaluation of Drying Techniques MeasuringProteolyticActivity of Papain Obtained from Unripe Fruit and Skin Juice,Chemical Engineering Transaction, Vol. 14, 345-350

Rao, M.B., Tanksale, A.M., Ghatge, M.S., and Deshpande, V.V., 1998, Molekular andBiotecnological Aspect of Microbial Protease, Microbiology and Molecular

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

34

Biology Riviews, 597-635

Sutandi, C., 2003, Analisis Potensi Enzim Protease Lokal, Skripsi, Institut PertanianBogor, Bogor

Vierstra, RD., 1996, Proteolysis in plants: mechanism and functions, Plant Mol Biol, 32: 275

Williams, D.C., Sgarbieri, V.C., and Whitaker, J.R., 1968, Proteolitic Activity in theGenus Ficus, Plant Physiol, 43, 1083-1088

Witono, Y., 2008, Deklorofilasi Ekstrak Protease dari Tanaman Biduri (Calotropisgigantea) dengan Absorban Celite, Berk. Penel Hayati, 13, 115-121

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Instrumen yang digunakan (Inkubator)

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

36

Lampiran 2.Personalia Tenaga Peneliti

1. Ketua Peneliti

a. Nama lengkap dan Gelar : Ketut Ratnayani, Si.Si., M.Si.

b. NIDN : 0009067105

c. Instansi Asal : Jurusan Kimia FMIPA UNUD

d. Bidang Ilmu : Kimia/ Bidang minat Biokimia

e. Alokasi Waktu : 10 jam/minggu

f. Uraian Tugas : -Penyusunan Proposal

-Evaluasi danPembahasan hasil

-Penyusunan Laporan

- Penyusunan Publikasi

2. Anggota Peneliti I :

a. Nama lengkap dan Gelar : A.A.I.A. Mayun Laksmiwati, Si.Si., M.Si.

b. NIDN : 0008056702

c. Instansi Asal : Jurusan Kimia FMIPA UNUD

d. Bidang Ilmu : Kimia/ Bidang minat Biokimia

e. Alokasi Waktu : 5 jam/minggu

f. Uraian Tugas : -Penyusunan Proposal

-Analisis Sampel

-Penyusunan Laporan

3. Mahasiswa Yang Terlibat

a. Nama lengkap dan Gelar : A.A.Ayu Septri Juwarni

b. NIM : 1008105010

c. Instansi Asal : Jurusan Kimia FMIPA UNUD

d. Bidang Ilmu : Kimia/ Bidang minat Biokimia

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

e. Alokasi Waktu : 5 jam/minggu

f. Uraian Tugas : -Pengumpulan Sampel

-Pembuatan Reagen/Bahan Penelitian

-Analisis Sampel, Penyusunan Laporan

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

38

Lampiran 3Publikasi (Jurnal Kimia, ISSN 1907-9850)

UJI AKTIVITAS PROTEASE GETAH LABU SIAM DAN TALAS SERTAPERBANDINGANNYA TERHADAP GETAH PEPAYA

Ketut Ratnayani, A.A. Ayu Septri Juwarni, A.A.I.A. Mayun Laksmiwati dan I.G.A. Kunti SriPanca Dewi

Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbarane-mail : [email protected]

ABSTRAKGetah pepaya (Carica papaya L.) yang dikenal luas sebagai sumber protease (papain) dapatmenimbulkan rasa gatal jika bersentuhan dengan kulit. Beberapa getah tanaman lain yang dapatmenimbulkan rasa gatal yaitu getah labu siam dan talas yang diduga kuat memiliki kandunganenzim protease. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji aktivitas protease pada getahtanaman talas (Xantosoma sagittifolium (L.) Schott) dan labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.),serta melakukan perbandingan aktivitasnya terhadap getah pepaya. Sampel getah talasdikumpulkan dari umbi, sedangkan labu siam dan pepaya diambil dari buah. Uji aktivitasprotease dilakukan secara spektrofotometri (metode Anson) menggunakan substrat kasein.Hasil pengujian aktivitas protease menunjukkan bahwa getah talas dan labu siam positifmengandung protease namun dengan nilai aktivitas yang lebih rendah daripada getah pepaya,yaitu masing-masing sebesar 0,0123 U/mL dan 0,0264 U/mL. Sehingga getah tanaman talas danlabu siam berpotensi sebagai sumber protease alternatif. Perbandingan aktivitas protease tersebutterhadap getah pepaya berturut-turut (1 : 74,75) dan (1 : 34,82).

Kata kunci : getah labu siam, getah talas, getah pepaya, protease.

ABSTRACTPapaya (Carica papaya L.) latex has been used commercially as a protease (papain) sources.However it can cause itching on the skin. Some other latex plant that caused itching like taro andchayote, are strongly predicted to have protease component. The research aimed to determine theprotease activity of plants latex of taro (Xantosoma sagittifolium (L.) Schott and chayote(Sechium edule (Jacq.) Sw.). Those latex then were compared with papaya latex. Latex ofpapaya and taro were collected from fruit, while latex of chayote were collected from corm. Theassay of protease activity was based on spectrofotomeric methods (Anson’s method) usingcasein as substrat.The result of protease activity assay showed that taro and chayote latex positively containsprotease but their activities were less than papaya latex that is 0.0123 U/mL and 0.0264 U/mL. Itcan be concluded that taro and chayote latex were potential as alternative protease sources, theratio of protease activity the latex with papaya latex were (1 : 74.75) dan (1 : 34.82).

Keywords : chayote latex, taro latex, papaya latex, protease

PENDAHULUANDi Indonesia, penelitian tentang penggunaan getah sebagai sumber protease masih relatif

belum banyak dilakukan, sedangkan isolasi protease pada getah lebih sederhana dan efisien. Halini disebabkan isolasi protease getah yang termasuk enzim ekstraseluler, dapat dilakukan tanpapemecahan sel tumbuhan maupun penggerusan jaringan tumbuhan. Selain itu, protease yangterkandung pada getah memiliki aktivitas yang relatif lebih tinggi dibandingkan bagiantumbuhan lainnya. Hal ini didasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Oseni and Ekperigin(2013) yang mendapatkan bahwa getah Calotropis procera memiliki aktivitas protease yanglebih tinggi dibandingkan akar, batang muda, batang tua, daun, dan buahnya. Chaiwut et al.(2007) melaporkan bahwa aktivitas spesifik protease getah pepaya yaitu 4,95 U/mg dan kulitpepaya yaitu 1,07 U/mg. Getah merupakan emulsi lengket yang keluar dari jaringan tanaman

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

yang terluka dan secara umum mengandung terpenoid, alkaloid, protein, fenolik, proteaseinhibitor, protease, kitinase, lektin (Agrawal and Konno, 2009), asam amino, vitamin, dankarbohidrat (Vierstra, 1996).Getah pepaya merupakan salah satu sumber papain (protease) yang banyak digunakan dalamberbagai industri (Rani et al., 2012). Kandungan enzim getah pepaya yang telah diketahuimeliputi papain, kemopapain, glutamin siklotranferase, simopapain, lisosim, dan peptidase(Khrisna et al., 2008). Getah pepaya dapat menyebabkan rasa gatal bila bersentuhan dengankulit. Protease yang terkandung dalam buah nanas (bromelain) (Ramalingam et al., 2012) dangetah mangga yang telah dilaporkan memiliki kandungan serin dan sistein protease (Saby et al.,2003 dalam Agrawal and Konno, 2009) juga memiliki ciri yang mirip dengan pepaya yaitu dapatmenyebabkan rasa gatal.Reaksi gatal yang disebabkan getah tanaman pepaya, nanas, dan mangga, kemungkinan besardisebabkan oleh keberadaan protease, hal ini didukung oleh beberapa protease yang telahdiisolasi dari getah pepaya (Sigma-P3375, 2013), nanas (Sigma-B4882, 2013), dan getah pinus(Sigma-F6008, 2013) dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan sistem pernafasan. Adanyarasa gatal akibat terjadinya iritasi yang disebabkan oleh protease (Lavinka dan Dong, 2013),maka perlu dilakukan uji aktivitas protease terhadap getah beberapa tanaman yang memilikigetah penyebab rasa gatal seperti labu siam dan talas serta perbandingannya dengan aktivitasprotease getah pepaya.

MATERI DAN METODEBahan PenelitianBahan yang digunakan meliputi sampel getah (tanaman labu siam, talas dan pepaya), AsamTrikloroasetat (TCA) 0,11 M, KH2PO4 0,05 M, K2HPO4 0,05 M, kasein 0,65% (b/v), Na2CO3

0,5 M, reagen Folin-Ciocalteau dan aquades. Pada pengukuran secara kolorimetrik (denganspektrofotometer Uv-Vis digunakan L-tirosine sebagai larutan standar.

Alat PenelitianAlat –alat yang digunakan meliputi peralatan gelas, alat sentrifugasi, pH meter, vortex, lemaripendingin, termos es, botol vial, neraca analitik, pipet mikro, botol semprot, spatula, pisaustainles steel, inkubator dan spektrofotometer UV-Vis.

Cara KerjaPengambilan Sampel Getah

Getah pepaya diperoleh dengan melukai buah pepaya muda dengan menggunakan pisaustainles steel pada kedalaman 1-2 mm, getah yang menetes keluar segera ditampung denganbotol vial. Untuk getah tanaman talas dan labu siam diperoleh dari membelah umbi talas danbuah labu siam. Setelah itu, getah diambil dengan bantuan pisau stainles steel. Sebagai upayameminimalkan efek oksidasi dan denaturasi protein, sampel getah disimpan dalam termos es.

Preparasi Ekstrak Protease KasarSetiap 1 mL sampel getah tanaman ditambah 4 mL buffer fosfat 0,05 M (pH 7,0),

setelah itu campuran ini disentrifugasi selama 10 menit pada kecepatan 7000 rpm hinggaterbentuk dua lapisan yaitu supernatan dan residu. Supernatan yang didapatkan selanjutnyadipergunakan sebagai ekstrak protease kasar.

Uji Aktivitas ProteaseMetode Anson yang telah dimodifikasi digunakan untuk melakukan uji aktivitas

protease (Esmelrada, 2008). Dalam tabung sentrifugasi 1 (sampel), sebanyak 2,5 mL larutankasein 0,65% (b/v) di pra-inkubasi pada suhu 37oC selama 4 menit. Kasein (substrat) yang telahdiprainkubasi ini selanjutnya ditambah dengan 0,5 mL ekstrak protease kasar getah. Campuranini kemudian divortex dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC. Setelah 30 menit,sebanyak 2,5 mL TCA 0,11 M ditambahkan ke dalam campuran untuk menghentikan reaksihidrolisis. Campuran ini selanjutnya didiamkan selama 5 menit dan disentrifugasi selama 10menit pada kecepatan 7000 rpm. Supernatan yang dihasilkan ditentukan kadar tirosinnya secarakolorimetrik, yaitu sebanyak 1 mL supernatan direaksikan dengan 2,5 mL Na2CO3 dan 0,5 mL

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

40

reagen Folin-Ciocalteau. Larutan ini selanjutnya diukur absorbansinya menggunakanspektrofotometer UV-Vis pada 729,6 nm. Kadar tirosin hasil hidrolisis digunakan untukmenentukan aktivitas protease ekstrak protease kasar getah tanaman. Hal yang sama jugadilakukan pada tabung sentifugasi 2 (blanko), hanya saja penambahan TCA 0,11 M dilakukansebelum penambahan ekstrak protease kasar getah tanaman. Larutan blanko ini berfungsisebagai pengkoreksi kemungkinan adanya tirosin bebas yang bukan merupakan hasil hidrolisisselama waktu inkubasi. Aktivitas protease (U/mL) dinyatakan dalam unit aktivitas yaitu satu unit(U) dinyatakan sebagai jumlah enzim yang dapat menghidrolisis substrat dan menghasilkanwarna setara dengan 1 µmol produk tirosin (181 µg) setiap menit waktu inkubasi pada kondisipercobaan. ℎ ℎ ( ) = ( ) − ( )

1 ( ) = ℎ ℎ ( )Aktivitas protease (U/mL) = ××

Keterangan := total volume yang digunakan dalam uji aktivitas protease sampel (meliputi volume kasein

0,65%, ekstrak protease kasar dan TCA) (5,5 mL)= volume ekstrak protease kasar yang digunakan ( 0,5 mL)= volume supernatan yang dipergunakan dalam penentuan kadar tirosin secara kolorimetrik (

1 mL)t = waktu inkubasi (30 menit)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Protease KasarEkstraksi protease kasar dari getah tanaman diawali dari pengumpulan sampel getah.

Proses pengumpulan getah tanaman harus disesuaikan dengan karakteristik tanaman yang akandisadap, hal ini disebabkan perbedaan jumlah getah yang diproduksi oleh tanaman satu denganyang lainnya. Pengumpulan sampel getah pepaya relatif lebih mudah dilakukan dibandingkandengan tanaman talas dan labu siam, hal ini disebabkan tanaman pepaya memproduksi relatiflebih banyak getah. Sampel getah tanaman pepaya, labu siam dan talas yang didapatkan dalampenelitian ini berturut –turut berwarna putih susu, bening (tak berwarna), dan putih keunguan.Proses ekstraksi protease kasar dari sampel getah dilakukan dengan menambahkan buffer fosfatpH 7 dan disentrifugasi 7000 rpm selama 10 menit hingga terbentuk dua lapisan yaitu residu dansupernatan. Lapisan residu harus dipisahkan dari supernatan karena lapisan ini sebagian besarkomponen selain protein. Lapisan supernatan yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagaiekstrak protease kasar. Ciri- ciri ekstrak protease kasar getah tanaman pepaya, talas, dan labusiam dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ciri fisik ekstrak protease kasar getah tanaman yang teramatiEkstrak Protease Kasar GetahTanaman

Ciri fisik yang teramati

Pepaya Tidak berwarna, bening, tidak kental, tidak berbuihTalas Berwarna putih keunguan, keruh, tidak kental, tidak berbuihLabu Siam Tidak berwarna, bening, tidak kental, berbuih

Tabel 1 menunjukkan bahwa selain berasal dari sumber yang berbeda, masing- masingekstrak protease kasar getah tanaman yang didapatkan dalam penelitian ini memiliki juga ciriyang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan komponen kimia yang terkandungdalam ekstrak protease kasar getah tanaman pepaya, labu siam, dan talas juga berbeda.

Pengujian Aktivitas Ekstrak Protease KasarUji aktivitas protease (metode Anson) memanfaatkan kasein 0,65% sebagai substrat.

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

Ekstrak protease kasar masing–masing getah tanaman diuji aktivitas proteasenya dengan caramereaksikan kasein dengan ekstrak protease getah dalam inkubator selama 30 menit, pH 7 dansuhu 37oC. Setelah 30 menit, reaksi hidrolisis kasein dihentikan dengan penambahan TCA.Setelah reaksi terhenti, dilakukan sentrifugasi untuk memperoleh supernatan yang mengandungtirosin. Kadar tirosin ditentukan secara kolorimetrik pada pH basa dengan menggunakan reagenFolin-Ciocalteu. Kondisi basa dalam penelitian ini dicapai dengan penambahan Na2CO3.Asam amino (tirosin) merupakan salah satu komponen alami penyusun getah tanaman (Vierstra,1996). Oleh karena itu, tirosin hasil hidrolisis (tirosin yang dihasilkan selama 30 menit waktuinkubasi) ditentukan kadarnya dengan mengurangi kadar tirosin setelah inkubasi (sampel)dengan kadar tirosin sebelum inkubasi (blanko). Kadar tirosin sebelum inkubasi, sesudahinkubasi dan hasil hidrolisis dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kadar tirosin sebelum inkubasi, sesudah inkubasi dan hasil hidrolisis

GetahTanaman

PengulanganKadar tirosin ( mol)Sebelum Inkubasi(Blanko)

Sesudah Inkubasi(Sampel)

Hasil Hidrolisis

Pepaya 1 0,3323 0,8528 0,52052 0,3137 0,7759 0,46223 0,3284 0,8518 0,5234Rata-rata 0,3248 ±0,0098 0,8268 ± 0,0441 0,5020 ± 0,0345

Talas 1 0,0316 0,0376 0,00602 0,0315 0,0375 0,00603 0,0302 0,0384 0,0082Rata-rata 0,0311 ± 0,0008 0,0378 ± 0,0005 0,0067 ± 0,0013

Labu Siam 1 0,0386 0,0531 0,01452 0,0356 0,0522 0,01663 0,0341 0,0468 0,0127Rata-rata 0,0361 ± 0,0023 0,0507 ± 0,0034 0,0146 ± 0,0019

Kadar tirosin sebelum inkubasi (blanko) getah pepaya, talas, dan labu siam berturut-turut0,3248 mol; 0,0311 mol; dan 0,0361 mol menunjukkan bahwa ekstrak protease kasar getahtanaman secara alami telah mengandung tirosin bebas (sebelum dilakukan uji aktivitas protease),yang mana bila diurutkan dari kadar tirosin yang terbesar hingga terkecil berturut – turut yaitugetah pepaya, labu siam, dan talas. Kadar tirosin sampel merupakan total tirosin setelah inkubasiyang meliputi jumlah tirosin sebelum inkubasi dan jumlah tirosin hasil hidrolisis selamainkubasi. Getah pepaya, talas, dan labu siam memiliki kadar tirosin sampel berturut-turut 0,8268

mol; 0,0378 mol; dan 0,0507 mol. Semakin besar selisih kadar tirosin sampel terhadap kadartirosin blanko, maka semakin besar kadar tirosin hasil hidrolisis. Kadar tirosin hasil hidrolisisgetah tanaman dengan kadar tertinggi hingga terendah berturut-turut getah pepaya (0,5020

mol), labu siam (0,0146 mol), dan talas (0,0067 mol). Kadar tirosin hidrolisis secara tidaklangsung mencerminkan aktivitas protease, yang mana semakin tinggi kadar tirosin hasilhidrolisis maka semakin tinggi pula aktivitas protease getah tanaman.

Hasil pengujian aktivitas ekstrak protease kasar getah tanaman pepaya, talas, dan labusiam berturut-turut 0,9194 U/mL; 0,0123 U/mL; dan 0,0264 U/mL seperti yang ditunjukkanpada Tabel 3. Perbedaan nilai aktivitas protease getah tanaman pepaya, labu siam, dan talas yangdidapatkan pada penelitian ini, kemungkinan disebabkan perbedaan kadar protease, kemampuan(sifat kinetik) masing-masing protease sebagai katalis, sifat fisik (kondisi optimum), ataupunjenis protease yang terkandung dalam getah tanaman. Aryulina, dkk (2004) menyatakan bahwasetiap jenis enzim memiliki sifat yang spesifik dan sangat dipengaruhi oleh kondisilingkungannya. Ketidaksesuaian kondisi lingkungan dapat membuat turunnya aktivitas enzim,inaktifnya enzim, dan rusaknya strukur enzim. Dengan demikian, kondisi lingkungan meliputisuhu, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, dan pH yang digunakan pada penelitian inimemberikan pengaruh yang berbeda bagi setiap jenis protease.

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

42

Tabel 3. Hasil uji aktivitas protease setiap mililiter getah tanaman

Jenis GetahTanaman

PengulanganAktivitas ProteasePermililiter Getah(U/mL)

Rata-Rata AktivitasProtease PermililiterGetah (U/mL)

Pepaya 1 0,9542 0,9194 ± 0,06272 0,84703 0,9570

Talas 1 0,0110 0,0123 ± 0,00232 0,01103 0,0150

Labu Siam 1 0,0266 0,0264 ± 0,00302 0,02933 0,0233

Perbandingan Aktivitas Protease Getah Tanaman Talas, Labu Siam terhadap GetahPepaya

Berdasarkan hasil uji aktivitas protease getah tanaman pepaya, talas, dan labu siam, makarasio perbandingan aktivitas protease getah tanaman talas dan labu siam relatif terhadap getahpepaya ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4. Rasio perbandingan aktivitas protease getah tanaman talas dan labu siam terhadap getahpepaya

Aktivitas Protease Rasio Perbandingan Aktivitas Protease

Talas : Pepaya 1 : 74,75Labu siam : Pepaya 1 : 34,82

Perbandingan aktivitas protease getah labu siam dan getah talas terhadap getah pepayaberturut-turut hanya (1 : 34,82) dan (1 : 74,75), walaupun aktivitas protease kedua getah tanamanini kecil namun ketersediaan tanaman ini sangat melimpah, sehingga kedua tanaman ini dapatdigunakan sebagai sumber protease alternatif. Hal ini juga didukung dari nilai aktivitas proteasegetah talas (0,0123 U/mL) atau labu siam (0,0264 U/mL) yang mendekati nilai aktivitas proteaserelatif getah tanaman sodom apple (tanaman yang sering digunakan dalam proses pembuatankeju) yang hanya sebesar 0,052 U/mL (Oseni and Ekperigin, 2013). Hasil perbandingan aktivitasprotease getah labu siam dan talas terhadap getah pepaya pada suhu 37oC dan pH 7 secarakeseluruhan menunjukkan bahwa getah pepaya memiliki aktivitas protease yang lebih besar.Namun, tidak menutup kemungkinan pada kondisi yang berbeda aktivitas protease getah labusiam dan talas mengalami peningkatan, mengingat tiap enzim dari sumber yang berbeda(meskipun mengkalisis reaksi yang sama) akan memiliki sifat fisik (kondisi optimum) dan sifatkinetik yang spesifik.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa getah talas dan labu siam positifmengandung enzim protease namun dengan nilai aktivitas yang lebih rendah daripada getahpepaya, yaitu masing-masing sebesar 0,0123 U/mL dan 0,0264 U/mL. Sehingga getah tanamantalas dan labu siam berpotensi sebagai sumber protease alternatif dengan rasio perbandinganaktivitas protease terhadap getah pepaya berturut-turut (1 : 74,75) dan (1 : 34,82).SaranPerlu penelitian lebih lanjut tentang pemurnian dan karakterisasi enzim protease getah tanamantalas dan labu siam.

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

UCAPAN TERIMAKASIHPenulis sampaikan ucapan terima kasih kepada LPPM UNUD atas bantuan dana yang

diberikan melalui Hibah Penelitian Dosen Muda dana DIPA-PNBP dengan Kontrak Nomor :237-46/UN14.2/PNL.01.03.00/2014 serta semua pihak yang memberi dukungan dan saranhingga penelitian ini terselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKAAgrawal, A.A., and Konno, K., 2009, Latex: A Model for Understanding Mechanisms, Ecology,

and Evolution of Plant Defense Against Herbivo, Annual Review od Ecology, Evolution,and Systematics, 40:311-331

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., dan Winarni, E.W., 2004, Biologi 3, Erlangga, JakartaChaiwut, P., Nitsawang, S., Shank, L., and Kanasawud, P., 2007, A Comparative Study on

Properties and Proteolytic Components of Papaya Peel and Latex Proteases, Chiang MaiJ. Sci., 34(1), 109-118

Esmelrada, W., 2008, Optimasi Kultur pada Proses Fermentasi Kecap, Skripsi, Institut PertanianBogor, Bogor

Khrisna, K.I., Paridvani, M., and Patel, J.A., 2008, Review on nutritional, medical andpharmacological properties of Papaya (Carica papaya Linn.), Natural Product RadianceVol 7 No.4, 364-373

Lavinka, P.C., and Dong, X., 2013, Molecular signaling and targets from itch: lessons for cough,BioMed Central, 1-13

Oseni, O.A., and Ekperigin, M.M., 2013. Distribution of proteolytic and milk clotting enzymesin the plant of Sodom apple Calotropis procera (Ait.) R.Br. (Asclepiadaceae),International Journal of Biotecnology Research Vol I(2), 024-027

Ramalingam, C., Srinath, R., and Islam, N.N., 2012. Isolation and Characterization of Bromelainfrom Pineapple (Ananas Comosus) and Comparing its Anti-browning Activity on AppleJuice with Commercial Anti-browning Agents, Elixir Food Science, 45, 7822-7826

Rani, K., Rana, R., and Datt, S., 2012, Review on Latest Overview of Protease, InternationalJournal Of Current Life Sciencs, Vol 2, 12-18

Sigma-B4882, 2013, Saftey Data Sheet ,<http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do?country=ID&language=en&productNumber=B4882>, diakses tanggal 2Desember 2013

Sigma-F6008, 2013, Saftey Data Sheet, <http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do?country=ID&language=en&productNumber=F6008>, diakses tanggal 2Desember 2013

Sigma-P3375, 2013, Saftey Data Sheet, <http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do?country=ID&language=en&productNumber=P3375>, diakses tanggal 2Desember 2013

Vierstra, RD., 1996, Proteolysis in plants: mechanism and functions, Plant Mol Biol, 32 : 275

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

44

Lampiran 4. Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

Lampiran 5. Pembuatan Kurva Standar Tirosin

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

46

Standar x (μ ) y (Absorbansi) x2 y2 xyBlanko 0 0 0 0 0

1 6,875 0,0955 47,26563 0,009120 0,6565632 13,75 0,1909 189,0625 0,036443 2,6248753 27,5 0,3505 756,2500 0,122850 9,6387504 55,0 0,6824 3025,000 0,465670 37,53200∑ n = 5 ∑ x = 103,125 ∑ y = 1,3193 ∑ x2 = 4017,578 ∑ y2 = 0,634083 ∑ xy = 50,45219

= ∑ = 103,1255 = 20,6250= ∑ = , = 0,2639

b = ∑ − ∑ ∑∑ 2− (∑ )2 =. , , . ,. , ( , ) = , ,, ,

b = , , = 0,0123

= += − = 0,2639 – (0,0123 x 20,6250) = 0,2639 – 0,2537 = 0,0102

Jadi persamaan regresi liniernya yaitu y = 0,0123x + 0,0102

Koefisien regresi linier (r) :

r =∑ ∑ ∑[ ∑ (∑ ) ] × [ ∑ (∑ ) ]

r =. , , . ,[ . , ( , ) ] ×[ . , ( , ) ]

r =, ,[ , , ]×[ , , ] = ,√ , × ,

r =,√ , = ,, = 0,9995

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

Lampiran 6. Perhitungan Aktivitas Protease Getah Tanaman

1. Getah Pepaya

Hasil pengukuran absorbansi

Keterangan Pengulangan Absorbansi Absorbansi Rata-Rata

S11 0,6647

0,66792 0,66953 0,6696

SB11 0,2774

0,26572 0,25133 0,2683

S21 0,6257

0,60672 0,59513 0,5992

SB21 0,2563

0,25142 0,27323 0,2246

S31 0,6604

0,66502 0,66723 0,6673

SB31 0,2514

0,25272 0,24263 0,2641

Keterangan :S1 : Sampel getah pepaya pengulangan 1S2 : Sampel getah pepaya pengulangan 2S3 : Sampel getah pepaya pengulangan 3SB1 : Blanko sampel getah pepaya pengulangan 1SB2 : Blanko sampel getah pepaya pengulangan 2SB3 : Blanko sampel getah pepaya pengulangan 3

a. Contoh perhitungan nilai aktivitas protease getah pepaya pada pengulangan 1

Diketahui : Abs S1 = 0,6679

Abs SB1 = 0,2657

Faktor pengenceran : = = 4V total = Vt = 4 mL= 4 x 10-3 L

y = 0,0123x + 0,0102

x =,,

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

48

[S1] =,, = , ,, x 4

= ,, 4 = 53,3008 x 4 = 213,2032 µM

mol tirosin S1 = [S1] x Vt = 213,2032 µM x 4 x 10-3 L = 0,8528 mol

[SB1] =,, = , ,, x 4

= ,, 4 = 20,7723 x 4 = 83,0892 µM

mol tirosin SB1 = [SB1] x Vt = 83,0892 µM x 4 x 10-3 L = 0,3323 mol

mol tirosin hasil hidrolisis pengulangan 1 = mol tirosin S1 - mol tirosin SB1

= 0,8528 mol – 0,3323 mol

= 0,5205 mol

Aktivitas protease ekstrak protease kasar getah pepaya (k):

U = = , mol = 0,01735 Unit

k =×× = , × ,, × = , ., . = 0,19085 U/mL

Aktivitas protease permililiter getah pepaya :

Diketahui : V getah = 1 mL

V buffer fosfat= 4 mL

Aktivitas protease getah pepaya = k ×= 0,19085 U/mL x

= 0,9542 U/mL

Dengan cara yang sama, maka aktivitas protease getah pepaya pengulangan 1, 2 dan 3 yaitu:

Pengulangan Aktivitas Protease (U/mL)1 0,95422 0,84703 0,9570

Rata-rata 0,9194

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

2. Aktivitas Protease Getah Talas

Hasil pengukuran Absorbansi

Keterangan :S1 : Sampel getah talas pengulangan 1S2 : Sampel getah talas pengulangan 2S3 : Sampel getah talas pengulangan 3SB1 : Blanko sampel getah talas pengulangan 1SB2 : Blanko sampel getah talas pengulangan 2SB3 : Blanko sampel getah talas pengulangan 3

.Pengulangan Aktivitas Protease (U/mL)1 0,01102 0,01103 0,0150

Rata-rata 0,0123

3. Aktivitas Protease Getah Labu Siam

Keterangan Pengulangan Absorbansi Absorbansi Rata-Rata

S11 0,1235

0,12582 0,12683 0,1272

SB11 0,1006

0,10752 0,10773 0,1141

S21 0,1257

0,12542 0,12143 0,1291

SB21 0,1032

0,10702 0,10793 0,1099

S31 0,1239

0,12832 0,12913 0,1318

SB31 0,1017

0,10302 0,10683 0,1004

Keterangan Pengulangan Absorbansi Absorbansi Rata-Rata

S11 0,1771

0,17352 0,17253 0,1710

SB11 0,1360

0,12902 0,12223 0,1289

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

50

Keterangan :S1 : Sampel getah labu siam pengulangan 1S2 : Sampel getah labu siam pengulangan 2S3 : Sampel getah labu siam pengulangan 3SB1 : Blanko sampel getah labu siam pengulangan 1SB2 : Blanko sampel getah labu siam pengulangan 2SB3 : Blanko sampel getah labu siam pengulangan 3

Pengulangan Aktivitas Protease (U/mL)1 0,02662 0,02933 0,0233

Rata-rata 0,0264

S21 0,1642

0,17072 0,17103 0,1768

SB21 0,1187

0,11972 0,12053 0,1199

S31 0,1538

0,15402 0,15173 0,1565

SB31 0,1099

0,11522 0,12713 0,1087

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN 100%

Judul : Skrining Aktivitas Protease Pada Getah TanamanTalas, Labu Siam dan Pepaya SertaPerbandingannya dengan Getah Pepaya.

Skema Hibah : Dosen Muda (PNBP)Peneliti/PelaksanaNama Ketua : Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si.PerguruanTinggi : Universitas UdayanaNIDN : 0009067105Nama Anggota (1) : A.A.I.A.Mayun Laksmiwati, S.Si., M.Si.Nama Anggota (2) : -Tahun Pelaksanaan : 2014Dana Tahun Berjalan : Rp.10.000.000,-Dana Mulai Diterima Tanggal : 14-8-2014

Rincian Penggunaan1.HONOR OUTPUT

KEGIATANItem Honor Volume Satuan Honor/Jam Total1. Honor Ketua (100%) 100 Jam Rp 5.000 Rp 500.0002.Honor Anggota 1 (100%) 90 jam Rp 5.000 Rp 450.0003. Mahasiswa (100%) 90 jam Rp 5.000 Rp 450.000

Sub Total : Rp 1.400.0002. BELANJA BAHANItem Bahan Volume Satuan Harga Satuan TotalBiaya sewa alat Spektrofotometer 80 kali Rp 5.000 Rp 400.000Reagen Folin 100 mL Rp 8.060 Rp 806.000Kasein 1000 mgram Rp 1.445 Rp 1.445.000Tirosin 50 gram Rp 26.700 Rp 1.335.000Na2HPO4 50 gram Rp 37.570 Rp 187.000NaH2PO4 50 gram Rp 46.420 Rp 231.200NaOH 30 gram Rp 1.750 Rp 52.500Na2CO3 15 gram Rp 2.200 Rp 33.000TCA 100 gram Rp 7.085 Rp 708.500Aquades 15 liter Rp 2.000 Rp 30.000Es Batu 13 blok Rp 1.000 Rp 13.000Aquabides 2 Liter Rp 30.000 Rp 60.000Biaya Pengumpulan dan Pembelian

Bahan Tanaman 5 Kg Rp 12.500 Rp 62.500Pembelian alat kecil habis pakai Rp 74.000

Sub Total : Rp 5.437.7003.BELANJA BARANG NON

OPERASIONAL Volume Satuan Harga Satuan TotalPajak 15% dari 100% 0,15 persen Rp 10.000.000 Rp 1.500.000Determinasi Tanaman 4 jenis Rp 25.000 Rp 100.000

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD

52

Sub Total : Rp 1.600.0004.BELANJA PERJALANAN

LAINNYA Volume Satuan Harga Satuan TotalBiaya Perjalanan Ke Bedugul 2 kali Rp 125.000 Rp 250.000Biaya Pengumpulan Bahan

Tanaman 5 kali Rp 50.000 Rp 250.000Sub Total : Rp 500.000

5. LAIN-LAIN Volume Satuan Harga Satuan TotalBiaya Perawatan Peralatan

Laboratorium 50 kali Rp 6.000 Rp 300.000Biaya Pertemuan Tim 3 kali Rp 50.000 Rp 150.000Biaya Penyusunan Jurnal

Ilmiah(Publikasi) 1 kali Rp 200.000 Rp 300.000Biaya Penyusunan Laporan

Kemajuan & Akhir 12 kali Rp 25.000 Rp 300.000Sub Total : Rp 1.050.000TOTAL : Rp 9.987.700

Denpasar, 24 Nopember 2014Mengetahui,Ketua Lembaga Penelitian dan Ketua Peneliti,Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Udayana

(Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng) (Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si)NIP:196408071992031002 NIP:197106091997022001

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA - UNUD