laporan bandara hang nadim batam ergi

55
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Group Field Work (GFW) adalah kegiatan bersama (kelompok) untuk melakukan studi banding atau Field Study atau Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang diwajibkan bagi mahasiswa Magister Teknik Sipil FT-UNDIP sebagai bagian dari kurikulum program studi. Kegiatan GFW ini dijadualkan dapat dilaksanakan pada semester 3 atau semester 4. Adapun tujuan dari kegiatan GFW ini adalah untuk : 1. memiliki kemampuan dan keahlian teknis yang mendalam di bidangnya masing-masing; 2. mengenali, mengamati, melakukan pendekatan dan penalaran ilmiah serta mencari pemecahan permasalahan pada bidangya secara terpadu; dan 3. memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan ilmu melalui kegiatan penelitian secara terencana, bahkan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada GFW ini, salah satu objek yang dikunjungi adalah Pengembangan Bandara Internasinal Hang Nadim Airport Batam. Bandara Hang Nadim memiliki peran yang semakin penting mengingat fungsi Hang Nadim telah ditetapkan Pemerintah -1-

Upload: ergi-bari

Post on 13-Jan-2017

101 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Group Field Work (GFW) adalah kegiatan bersama (kelompok) untuk melakukan studi

banding atau Field Study atau Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang diwajibkan bagi

mahasiswa Magister Teknik Sipil FT-UNDIP sebagai bagian dari kurikulum program

studi. Kegiatan GFW ini dijadualkan dapat dilaksanakan pada semester 3 atau semester 4.

Adapun tujuan dari kegiatan GFW ini adalah untuk :

1. memiliki kemampuan dan keahlian teknis yang mendalam di bidangnya masing-

masing;

2. mengenali, mengamati, melakukan pendekatan dan penalaran ilmiah serta mencari

pemecahan permasalahan pada bidangya secara terpadu; dan

3. memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan ilmu melalui kegiatan

penelitian secara terencana, bahkan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

Pada GFW ini, salah satu objek yang dikunjungi adalah Pengembangan Bandara

Internasinal Hang Nadim Airport Batam. Bandara Hang Nadim memiliki peran yang

semakin penting mengingat fungsi Hang Nadim telah ditetapkan Pemerintah sebagai salah

satu pintu masuk dan keluar wilayah Indonesia untuk wisatawan Penyiapan Dokumen

Investasi Outline Business Case and Project Readiness Monorail Batam 3-42 mancanegara.

Selain itu keberadaan bandara ini difungsikan pula sebagai salah satu tempat bongkar muat

barang untuk menunjang kegiatan industri dan kegiatan perdagangan yang dikembangkan

di Kota Batam. Sebagai akses masuk dan akses keluar, Bandara Hang Nadim ini tidak

hanya untuk melayani pergerakan penumpang yang keluar - masuk Kota Batam serta

melayani bongkar muat barang guna menunjang kegiatan produksi dan perdagangan

dengan lingkup pelayanan internasional.

-1-

Untuk meningkatkan pelayanan penerbangan, upaya yang dilakukan dalam rangka

peningkatan dan pengembangan sarana pelayanan Bandar Udara Hang Nadim sebagai

bandara internasional berupa peningkatan kuantitas maupun kualitas pelayanan bandara

yang sudah diupayakan sejak tahun 1990, diantaranya peningkatan runway, taxiway,

apron, serta memperluas daya tampung terminal, pegudangan serta tempat penyimpanan

dan pengisian bahan bakar, yang sebagian besar sudah terealisasikan. Peningkatan fasilitas

pelayanan penerbangan tersebut menyebabkan kualitas Bandara Hang Nadim saat ini

sudah dapat menampung pesawat-pesawat berbadan lebar, seperti boing 747 yang

melayani penerbangan internasional, serta jenis pesawat berbadan lebar lainnya untuk

angkutan barang. Fasilitas pelayanan penerbangan di Bandara Hang Nadim dan rencana

pengembangannya hingga tahun 2018. Dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Rencana pengembangan fasilitas Bandara Hang Nadim

-2-

Sumber: Study Indulexco-DHV, AMS, 1990

1.2 Lokasi Group Field Work

Lokasi GFW pulau Batam sendiri memiliki luas 415 km² atau 41.500 Ha (Lihat

Gambar 1.1 dan Gambar 1.2), ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya

dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun hingga Desember 2010 telah berpenduduk 915.882

jiwa, yang tersebar dibeberapa pulau yang termasuk dalam wilayah Barelang. Wilayah

Batam meliputi daratan dan juga perairan. Sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan

Malaysia, Sebelah Selatan berbatasan dangan Kabupaten Daik-Lingga, Sebelah timur

berbatasan dengan Pulau Bintan dan Tanjung Pinang, dan Sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Karimun.

-3-

Sumber: Study Indulexco-DHV, AMS, 1990

Gambar 1.1 Peta Letak Pulau Batam

Sumber: Study Indulexco-DHV, AMS, 1990

Gambar 1.2 Letak Lokasi Bandar Udara Hang Nadim

-4-

Bandara Hang Nadim

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan GFW pada Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim

Airport Batam adalah sebagai implementasi kurikulum pada Magister Teknik Sipil

Program Studi Manajemen Rekayasa Infrastruktur Universitas Diponegoro. Kegiatan ini

juga memiliki maksud untuk memberikan wawasan keilmuan dan mengasah kemampuan

analisis serta kepekaan mahasiswa terhadap kondisi lapangan. Sedangkan tujuan dari

kegiatan GFW ini adalah untuk :

1. Memperoleh data dan informasi teknis yang terkait dengan Pengembangan Bandara

Internasional Hang Nadim Airport Batam langsung dari sumbernya;

2. Memberikan sarana pembelajaran langsung terhadap proses Pengembangan

Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam;

3. Menggambarkan Perencanaan Pengembangan Bandara Hang Nadim Airport

Batam.

4. Memberikan sarana pembelajaran dalam rangka sinkronisasi antara ilmu

pengetahuan yang diperoleh mahasiswa pada proses belajar di dalam kelas dengan

ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan.

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari perencanaan pengembangan Bandar

Udara Internasional Hang Nadim Batam agar pelayanan penumpang yang datang maupun

yang akan berangkat dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam ini lebih dapat

ditingkatkan dan dapat berfungsi secara efektif sesuai dengan standar – standar yang

berlaku. Selain itu diharapkan dengan adanya perencanaan ini dapat menjadi masukan atau

pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam pengembangan Bandar Udara

Internasional Hang Nadim Batam.

1.4 Pelaksanaan

Kegiatan kunjungan GFW ini dilakukan pada hari Senin, 11 Januari 2016.

Kunjungan tersebut diikuti oleh 47 (empat puluh) peserta yang terdiri dari 40 (empat

puluh) orang mahasiswa, 5 (lima) dosen pendamping, dan 2 (dua) perwakilan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

-5-

1.5 Lingkup Studi

Oleh karena luasnya pembahasan mengenai studi pengembangan Bandar Udara

Internasional Hang Nadim Airport Batam yang meliputi dua bagian utama, yaitu sisi Udara

(airside) yang terdiri dari runway, taxiway, dan apron. serta sisi darat (landside) yang

terdiri dari bangunan terminal, jalan masuk dan tempat parkir. serta fasilitas-fasilitas

pendukung Bandar Udara lain yang ada, maka pembahasan hanya dilakukan pada evaluasi

potensi daerah, jumlah penumpang, jumlah pesawat, jumlah bagasi dan barang, runway,

taxiway, dan apron.

-6-

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Umum

2.1.1. Bandar Udara

Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1,

bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas

pesawat udara, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan atau pos, serta

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan

antar moda transportasi. Bandar udara menurut statusnya terdiri sebagai berikut.

1. Bandar udara umum, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani Kepentingan

umum.

2. Bandar udara khusus, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan

sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.

2.1. 2. Sistem Lapangan Terbang

Sebuah lapangan terbang melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang mempunyai

keutuhan yang berbeda. Sistem lapangan terbang dibagi dua, yaitu sisi darat (land side) dan

sisi udara (air side), yang keduanya dibatasi oleh terminal (Gambar 2.1.). Dalam sistem

lapangan terbang, sifat – sifat kendaraan darat dan kendaraan udara mempunyai pengaruh

yang kuat kepada rancangan (Basuki, H., 1986)

-7-

Sumber: Horonjeff (1994) dan Basuki (1986)

Gambar 2.1. Bagian-bagian dari Suatu Sistem Bandar Udara

2. 2. Terminal Penumpang

Menurut Horronjeff, R (1993) daerah terminal adalah daerah pertemuan utama

antara lapangan udara (airfield) dan bagian bandar udara lainnya. Daerah ini meliputi

fasilitas– fasilitas untuk pemrosesan penumpang dan bagasi, penanganan barang angkutan

(cargo) dan kegiatan–kegiatan administrasi, operasi dan pemeliharaan bandar udara.

Terminal penumpang mempunyai tiga fungsi yaitu :

1. Fungsi operasional

Fungsi operasional merupakan kegiatan pelayanan penumpang dan barang dari dan

ke moda transportasi udara. Yang termasuk dalam fungsi operasional, antara lain seperti

dibawah ini.

a. Pertukaran moda

Perjalanan udara merupakan perjalanan kelanjutan dari berbagai moda, mencakup

akses pelayanan darat dan pelayanan udara. Sehingga dalam rangka pertukaran

moda tersebut penumpang melakukan pergerakan dikawasan terminal penumpang.

-8-

b. Pelayanan penumpang

Pelayanan penumpang adalah proses pelayanan penumpang pesawat udara antara

lain : layanan tiket, pendaftaran penumpang dan bagasi, memisahkan bagasi dari

penumpang dan kemudian mempertemukannya kembali. Fungsi ini terjadi dalam

kawasan terminal penumpang.

c. Pertukaran tipe pergerakan

Pertukaran tipe pergerakan merupakan proses perpindahan penumpang dan atau

barang/bagasi dari dan ke pesawat.

2. Fungsi komersial

Bagian ruang tertentu yang terdapat didalam terminal penumpang dapat disewakan

antara lain untuk : restoran, toko, ruang pamer, iklan, pos giro, telepon, bank dan asuransi,

biro swasta dan lain-lain.

3. Fungsi administrasi

Bagian atau ruang tertentu pada terminal dapat diperuntukkan bagi kegiatan

manajemen terminal. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai

berikut:

a. Terminal penumpang umum

Terminal penumpang umum adalah terminal penumpang umum yang menampung

kegiatan-kegiatan operasional, komersial dan administrasi bagi pelayanan

penumpang, baik dengan penerbangan berjadwal maupun tidak berjadwal.

b. Terminal penumpang khusus

Terminal penumpang khusus adalah terminal penumpang yang diperuntukkan bagi

penumpang umum dgn pelayanan khusus dan hanya dimanfaatkan pada waktu-

waktu tertentu, antara lain sebagai berikut.

1. Terminal haji Terminal haji adalah terminal penumpang yang diperuntukkan

bagi kegiatan pelayanan jamaah haji dan barang bawaannya.

2. Terminal VIP

Terminal VIP adalah terminal penumpang yang diperuntukkan bagi kegiatan

pelayanan orang-orang tertentu seperti pejabat tinggi negara dan tamu negara.

-9-

Perencanaan bangunan terminal VIP dapat terpisah / menyatu dengan bangunan

terminal penumpang umum.

3. Terminal TKI

Terminal TKI adalah terminal penumpang yang diperuntukkan bagi kegiatan

pelayanan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan barang bawaannya.

Perancangan bangunan terminal TKI dapat terpisah atau menyatu dengan

bangunan terminal penumpang umum.

2. 3. Sistem Pelayanan Penumpang (Passenger Handling System)

Menurut Zainuddin, A (1986) sistem pelayanan penumpang adalah suatu sistem

yang merupakan penghubung utama antara jalan masuk ke pelabuhan udara dengan

pesawat terbang (mulai dari jalan masuk sampai ke dalam pesawat). Sistem pelayanan

penumpang merupakan hal yang paling utama dari terminal area. ( Lihat Gambar 2. 2. )

Sistem Terminal Penumpang

Jalan Masuk /Keluar Pertemuan Jalan Pemrosesan Pertemuan Penerbangan

Mengendarai mobil

Masuk/Pemrosesan Pemrosesan pesawat

Turun dari mobil Penyerahan tiket Pemrosesan Terbang

Kegiatan sendiri Naik ke mobil Lapor masuk bagasi MenungguMemakai sopir Parkir Pemeriksaan paspor Naik ke pesawatDiantar Sirkulasi Pengambilan bagasi Turun dari pesawat

Pemeriksaan pabesa

Jalan raya Pelataran untuk Tempat pelayanan Ruang pemrosesan PesawatJalur rel kereta api penumpang yang tiket Ruang tungguStasiun pemindahan akan naik ke Tempat penyerahan Mobil bertangga

Fasilitas Mobil pesawat bagasi BisFisik Taksi Pelataran untuk Tempat pelayanan Jalur Jet

Bis penumpang yang paspor Tangga/lantaiKereta api/transit baru turun dari Peralatan untuk miringV/STOL pesawat mengambil bagasi

Tempat parker TempatPelataran untuk pemeriksaan pabeanparkir

Sumber: Zainuddin, A (1986)

Gambar 2.2. Sistem Terminal Penumpang

Sistem pelayanan penumpang terdiri dari tiga bagian utama yaitu : jalan masuk

(acces interface), sistem pemrosesan ( processing), dan pertemuan dengan pesawat (flight

interface).

2. 3. 1. Jalan masuk (access interface)-10-

Disini penumpang berpindah dari cara perjalanan pada jalan masuk ke bagian

pemrosesan penumpang, sirkulasi, parkir dan naik turunnya penumpang dipelataran..

Bagian ini terdiri dari pelataran terminal, fasilitas parkir dan jalan penghubung yang

memungkinkan penumpang, pengunjung dan barang untuk masuk dan keluar dari terminal

(Zainuddin, A., 1986).

Menurut Horronjeff, R. (1993) jalan masuk (access interface) terdiri dari pelataran

terminal fasilitas parkir dan jalan penghubung yang memungkinkan penumpang,

pengunjung dan barang untuk masuk dan keluar dari terminal. Bagian ini meliputi fasilitas

– fasilitas sebagai berikut.

1. Pelataran depan bagi penumpang untuk naik dan turun dari kendaraan, yang

menyediakan posisi bongkar muat bagi kendaraan untuk menuju atau meninggalkan

gedung terminal.

2. Fasilitas parkir mobil yang menyediakan tempat parkir untuk jangka pendek dan jangka

panjang bagi penumpang dan pengunjung serta fasilitas – fasilitas untuk mobil sewaan,

angkutan umum, dan taksi.

4. Jalan yang menuju pelataran teminal, pelataran parkir dan jaringan jalan umum dan

jalan bebas hambatan.

5. Fasilitas untuk menyeberangi jalan bagi pejalan kaki, termasuk terowongan, jembatan

dan peralatan otomatis yang memberikan jalan masuk antara fasilitas parkir dan gedung

terminal.

6. Jalan lingkungan dan lajur bagi kendaraan pemadam kebakaran yang menuju berbagai

fasilitas dalam terminal dan ke tempat-tempat fasilitas bandar udara lainnya seperti

tempat penyimpanan barang, tempat truk pengangkut bahan bakar, kantor pos dan lain-

lain.

2. 3. 2. Sistem pemrosesan (processing)

Disini penumpang diproses untuk mempersiapkan pemberangkatan atau mengakhiri

perjalanan. Aktivitas yang terutama disini adalah mengurus tiket, menyerahkan barang–

barang bawaan untuk diperiksa, pengambilan barang–barang bawaan dan pemeriksaan lain

(Zainuddin, A., 1986)

-11-

Menurut Horronjeff, R. (1993) terminal digunakan untuk memproses penumpang

dan bagasi untuk pertemuan dengan pesawat dan model transportasi darat. Terminal

meliputi fasilitas – fasilitas berikut.

1. Tempat pelayanan tiket (ticket counter) dan kantor yang digunakan untuk penjualan

tiket, lapor-masuk bagasi (baggage check-in). Informasi penerbangan serta pegawai dan

fasilitas administratif.

2. Ruang pelayanan terminal yang terdiri dari daerah umum dan bukan umum seperti

konsesi, fasilitas-fasilitas untuk penumpang dan pengunjung, tempat perbaikan truk,

ruangan untuk menyiapkan makanan serta gudang bahan makanan dan barang-barang

lain.

3. Lobi untuk sirkulasi penumpang dan ruang tunggu bagi tamu.

4. Daerah sirkulasi umum untuk sirkulasi umum bagi penumpang dan pengunjung, terdiri

dari daerah-daerah seperti tangga, eskalator, lift dan koridor.

5. Ruangan untuk bagasi, yang tidak boleh dimasuki umum, untuk menyortir dan

memroses bagasi yang akan dimasukkan ke pesawat (outbound baggage space).

6. Ruangan bagasi yang digunakan untuk memroses bagasi yang dipindahkan dari satu

pesawat ke pesawat lain dari perusahaan penerbangan yang sama atau berbeda

(intraline and interline baggage space).

7. Ruangan bagasi yang digunakan untuk menerima bagasi dari pesawat yang tiba dan

untuk menyerahkan bagasi kepada penumpang (inbound baggage space).

8. Daerah pelayanan dan administrasi bandar udara yang digunakan untuk manajemen,

operasi dan fasilitas pemeliharaan bandar udara.

9. Fasilitas pelayanan pengawasan federal yang merupakan daerah untuk memroses

penumpang yang tiba pada penerbangan internasional dan yang kadang-kadang

digabungkan sebagai bagian dari elemen penghubung.

2. 3. 3. Pertemuan dengan pesawat (flight interface)

-12-

Disini penumpang dipindahkan dari komponen prosesing (processing component)

ke pesawat terbangnya. Aktivitas yang ada disini adalah meliputi: pengumpulan, untuk

pemindahan ke dan dari pesawat, menaikkan ke pesawat dan menurunkannya (Zainuddin,

A., 1986). Menurut Horronjeff, R. (1993) pertemuan dengan pesawat (flight interface) ini

menghubungkan terminal dengan pesawat yang diparkir dan biasanya meliputi fasilitas –

fasilitas berikut.

1. Ruangan terbuka (concourse), untuk sirkulasi menuju ruang tunggu keberangkatan,

yang digunakan penumpang untuk menunggu keberangkatan.

2. Ruang keberangkatan, yang digunakan penumpang untuk menunggu keberangkatan.

3. Peralatan keberangkatan penumpang yang digunakan untuk naik dan turun dari

pesawat dari dan ke ruang tunggu keberangkatan.

4. Ruang operasi perusahaan penerbangan yang digunakan untuk pegawai, peralatan dan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kedatangan dan keberangkatan pesawat.

5. Fasilitas-fasilitas keamanan yang digunakan untuk memeriksa penumpang dan bagasi

serta memeriksa jalan-masuk untuk umum yang menuju ke daerah keberangkatan

(koordinasi) penumpang.

6. Daerah pelayanan terminal, yang memberikan fasilitas kepada umum, san daerah-

daerah bukan untuk umum yang digunakan untuk operasi, seperti gedung untuk

pemeliharaan dan utilitas.

2.4. Lapangan Parkir

Menurut Basuki, H (1986) lapangan parkir di pelabuhan udara digunakan sebagai

berikut.

1. Penumpang pesawat

2. Pengunjung yang menemani penumpang

3. Pengunjung lapangan untuk rekreasi

4. Karyawan lapangan terbang

5. Taksi, sub-urban, persewaan mobil

6. Orang yang berkepentingan dengan usaha dilapangan terbang

2. 5. Fasilitas Bandar udara

-13-

Menurut Basuki Heru ( 1990 ), Bandar udara harus memiliki fasilitas seperti

Runway, Taxiway, Apron, Holding Bay, Holding Apron, bangunan terminal, jalan masuk

dan tempat parkir. Pada perinsipnya beberapa fungsi produk angkutan udara yang harus

dicapai antar lain sebagai berikut.

2. 5. 1. Landas pacu ( runway )

Landas Pacu adalah komponen Bandar udara yang digunakan untuk landing dan take

off pesawat terbang ( Lihat Gambar 2.3. dan Gambar 2.4. ). Landas pacu sendiri terdiri atas

lima macam, yaitu landasan tunggal, landasan pararel, landasan dua jalur, landasan

berpotongan dan landasan terbuka V. ( Soengkono, J., 1999 ).

Sumber: BP Batam 2009

Gambar 2. 3. Runway Bandar Udara Hang Nadim Batam

-14-

Sumber: BP Batam 2009

Gambar 2. 4. Runway dan Apron Bandar Udara Hang Nadim Batam

2. 5. 2. Landas hubung ( taxiway )

Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari landas pacu ke

bangunan terminal dan sebagainya atau dari landas pacu ke hanggar pemeliharaan (Basuki

Heru., 1990 ). Lihat Gambar 2. 5.

Sumber: BP Batam 2009

Gambar 2. 5. Taxiway Bandar Udara Hang Nadim Batam

-15-

Apron

Runway

Taxiway

2. 5. 3. Apron

Apron adalah bagian dari Bandar udara yang disediakan untuk keperluan menaikan

dan menurunkan penumpang, atau barang, pengisian bahan bakar, parkir dan pemeliharan

pesawat terbang ( Wulandari, l., 1996 ).

2. 5. 4. Holding apron

Zainudin, A. ( 1983 ) menfinisikan Holding Apron sebagai tempat berhenti pesawat

yang akan lepas landas yang terletak pada ujung – ujung runway, taxiway dan dapat

menampung 2-3 pesawat pada waktu take off.

2. 5. 5. Holding bay

Basuki Heru ( 1990 ) mendefinisikan Holding Bay sebagai Apron yang tidak luas

yang berlokasi di Bandar udara untuk parkir sementara. Holding Bay tidak diperlukan bila

kapasitas sebanding dengan permintaan, namun demikian fluktuasi permintaan di masa

depan sangat sulit diramalkan sehingga fasilitas untuk parkir sementara masih tetap

diperlukan.

-16-

BAB III

PEMBAHASAN

Bab ini memuat informasi mengenai data umum Proyek Pengembangan

Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam. Data umum proyek diperoleh

secara langsung dari pihak pemilik proyek, dan juga secara tidak langsung dari

berbagai referensi.

3.1 Struktur Organisasi

Berdasar Keputusan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas (PBPB) Batam Nomor: 165 Tahun 2016, Kepala BP Batam Hatanto

Reksodipetro mengangkat 12 pejabat yang menduduki posisi manajerial Badan Usaha

Bandara Udara (BUBU) Hang Nadim Batam. Adapun Manajemen BUBU kini memiliki 3

divisi utama, Kepala Bagian Umum Bandara dipilih sebagai General Manager BUBU

Hang Nadim, Kepala Bidang Komersial Bandara dilantik sebagai Manager Marketing

BUBU, dan posisi Manajer Keuangan. Sementara itu, ada 9 posisi baru, yakni Manager

Ground Operation, Manajer Engineering, Manager Security, Manager Penjualan Avtur dan

jasa Cargo, Manager Fasilitas dan Teknik, Manager Informasi Teknologi, Manager SDM

dan Umum, Manager Terminal Penumpang serta Manager Legal. digambarkan dalam

Gambar 3.1.

-17-

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bandara Hang Nadim

3.2 Gambaran Umum Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam

Bandar udara Hang Nadim merupakan salah satu unit usaha dari BP-Batam

sehingga untuk pengusahaan dan pengelolaan dibentuk Badan Usaha Bandar Udara yang

dipimpin oleh seorang direktur. Sesuai MoU Dephub dengan BP Batam (KM 3 TAHUN

2007 dan 004/PERJ-KA/I/2007) yaitu Kementerian Perhubungan membantu BP-Batam

berkenaan dengan bantuan personil, pedoman teknis, pendidikan dan pelatihan, dan

pertukaran informasi dalam fungsinya sebagai regulator. Bandar Udara Hang Nadim

berbeda dengan bandar udara yang ada di Indonesia dimana pengelolaan oleh PT. Angkasa

Pura dikarenakan area strategis masih dikelola oleh BP-Batam.

Sejauh ini Bandar udara Hang Nadim memperkerjakan pegawai bandar udara per

agustus 2015 sebanyak 390 orang terdiri dari 372 orang, pegawai dari Badan Pengusahaan

-18-

Batam (BP-Batam) yang dahulu bernama Otorita Batam, sedangkan 18 orang dari pegawai

Departemen Perhubungan khusunya Ditjen Perhubungan Udara.

Keinginan Bandar Udara Hang Nadim sebagai hub airport didorong sebagai

Bandar udara cadangan dan terdekat dengan negara lain seperti Malaysia dan Singapura

sehingga apabila Bandar Udara Changi padat maka penerbangan dapat dialihkan melalui

Bandar Udara Hang Nadim Batam. Dalam perjalanannya untuk menjadikan hub airport

dari dalam negeri pemerintah telah membangun bandar udara Kuala Namu di Sumatera

Utara yang merupakan Bandar udara terbesar di pulau Sumatera. Bandar udara ini

menggantikan Bandar udara Polonia di Medan karena overload capacity dan di tengah

kota. Dalam persaingannya itu maka Bandar udara Hang Nadim berbenah dengan

mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana dan diyakini sebagai bandar udara yang

mempunyai letak strategis dan menjadi hub domestik ke Bandar udara-Bandar udara di

kota pulau Sumatera. Beberapa tahun belakangan ini telah digulirkan penerapan Free

Trade Zone Batam (FTZ Batam), Bintan, dan Karimun yang mengacu pada UU No 36

tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan kemudian dirubah

beberapa kali melalui PERPU, sehingga di undangkan menjadi UU no 44 tahun 2007. Ada

juga Undang-Undang 36 tahun 2000 Tentang " Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

UU No 1 Tahun 2000 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

Menjadi Undang Undang serta masih banyak Undang-Undang lainnya yang berkaitan

dengan FTZ Batam. Kemudian di saat masa akhir jabatan anggota DPR Pusat tahun 2009,

bersama dengan pemerintah pusat dibahas mengenai UU Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK) yang akan mendasari pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus di daerah Batam dan

daerah lainnya di Indonesia. Ini merupakan keyakinan bahwa keinginan menjadi hub

airport bisa dicapai seiring dengan kawasan FTZ di Pulau Batam.

Rencana pengembangan bandar udara tersebut mempunyai beberapa prioritas kerja

yang harus segera dikerjakan untuk segera menjadi hub airpot, adalah:

1. Merubah dari UPBU menjadi BUBU

2. Penambahan kapasitas apron 60.000 m2

3. Perbaikan pagar perimeter bandar udara

4. Pemasangan CCTV perimeter

-19-

5. Overlay ruway dan taxiway

6. Penambahan taxiway

7. Memacu pertumbuhan bisnis MRO dalam rangka mewujudkan Hang nadim sebagai

cluster industri MRO

8. Optimalisasi lahan tersedia untuk Pelayanan jasa Penunjang Kegiatan Bandar udara

(hotel, lapangan golf, bussiness center, maall, rumah sakit dll)

9. Penyesuaian tarif setelah menjadi BUBU.

3.2.1 Visi dan Misi Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam

1. Visi Perusahaan

Menjadi penyedia jasa kebandarudaraan bertaraf Internasional dalam menunjang dan

mendorong keberhasilan Pembangunan Nasional di Kawasan tujuan Investasi Asia

Pacific di Batam.

2. Misi Perusahaan

a. Menyediakan prasarana dan sarana bandar udara yang andal, optimal dan

terintegrasi

b. Mewujudkan kelembagaan yang efektif yang didukung oleh sumber daya manusia

yang profesional dan peraturan perundangan yang komprehensif.

3.2.2 Informasi Lalu Lintas Penumpang, Barang, dan Penerbangan

Pengembangan Bandar udara Hang Nadim sendiri didasari oleh semakin

meningkatnya pergerakan udara, dilihat pada Gambar 2.13 yaitu pergerakan pesawat udara

dari tahun ketahun dari 2010 sebanyak 27.588 pesawat mengalami kenaikan pada tahun

2015 41.078 pesawat. Kenaikan disebabkan semakin baiknya pengelolaan Batam dan

Batam berkembang sebagai indutrialisasi sehingga menaikkan kunjungan ke pulau ini.

Jumlah armada mengalami pertambahan secara signifikan untuk mensupport kenaikan

jumlah penumpang. Perkembangan Bandar udara Hang Nadim selama periode tahun 2010

sampai 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.2.

-20-

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.2 Grafik Pergerakan Pesawat Udara

Pada Gambar 3.3 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah penumpang mulai dari

tahun 2010 sebanyak 3.332.835 penumpang mengalami kenaikan setiap tahunnya dan pada

tahun 2015 mencapai 5.030.785 penumpang. Kenaikan ini berpengaruh pada sibuknya

Bandar udara dan potensi Bandar udara sebagai hub airport.

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.3 Grafik Penumpang Pesawat Udara

Berdasarkan Gambar 3.4 dapat disimpulkan selama tahun 2010 hingga tahun 2015

mengalami kenaikan kargo barang selama 3 tahun dari tahun 2010 sebanyak 28.754.315

pada tahun 2012 sebanyak 35.529.318. sedangkan terjadi penurunan pada tahun 2013

-21-

Jumlah

Penumpang

Tahun

Tahun

Jumlah Pergerak

an pesawat

sebanyak 35.433.467, pada tahun 2014 sebanyak 33.116.238 penurunan ini disebabkan

tingkat kepercayaan terhadap pengelolaan kargo yang menurun misalnya damage cargo,

delay cargo dan missing cargo. Untuk mencapai perbaikan makan pihak pengelola

melalukan perbaikan-perbaikan, yaitu :

1). Sumber Daya Manusia meliputi: menaikan keahlian, ketanggapan, dan kerjasama,

2). Peralatan meliputi: kelengkapan dan perawatan,

3). Tempat penimbunan meliputi: kelayakan dan tata letak penimbunan,

4). Pengawasan, meliputi: dilaksanakan rutinitas,

5).Pedoman Penanganan, meliputi: kesesuaian dalam mengacu pada pedoman penanganan.

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.4 Grafik Kargo Udara

3.2.3 Jenis Penerbangan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam

Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Hang Nadim terdiri dari

maskapai domestik dan maskapai internasional. Maskapai domestik ada 7 (Tujuh)

maskapai yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Nam Air, Wing Air, Citilink,

-22-

Jumlah

Kargo

Tahun

Batik Air. Maskapai internasional yang beroperasi adalah Air Asia. Dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Maskapai yang beroperasi di Bandara Hang Nadim

Sumber : BP Batam (2016a)

. Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam Dalam PM No. 165 Tahun

2015 tersebut Kementerian Perhubungan membentuk tim yang bertugas melaksanakan

proses alih status pegawai dan aset pemerintah milik Kementerian Perhubungan yang

digunakan untuk pengelolaan Bandar Udara Hang Nadim Batam bersama dengan Badan

Pengusahaan Batam. Bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I dan BP Batam

berjumlah 17 (tujuh belas) penerbangan Domestik dan 1 (Satu) Penerbangan

Internasional dengan penyebaran sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3.5.

-23-

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.5 Peta Penyebaran Bandara Internasional Hang Nadim Batam

3.2.4 Kondisi Eksisting

Saat ini, kondisi eksisting ruang terminal dan apron Bandara Internasional Hang

Nadim Airport adalah sebagaimana digambarkan dalam Gambar 3.6. Gambar 3.6

menunjukkan foto kondisi konter check-in, ruang penjualan tiket, serta Terminal dan apron

di Bandara Internasional Ahmad Yani.

-24-

Ruang Check-In Selasar, Ruang Penjualan Tiket

Terminal Apron

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.6 fasilitas-fasilitas di Bandara Hang Nadim Batam

Proporsi bisnis yang terdapat pada Bandara Internasional Hang Nadim

Airport berupa 42% Shop, 33% (cafe, Restaurant, Lounge),10 % Bank dan ATM, 6%

Ground Handling, 6% Bakery & Cake, serta 3% Money Changer. Proporsi bisnis

tersebut digambarkan dalam Gambar 3.7.

-25-

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.7 Proporsi Bisnis Bandara Internasional Hang Nadim Batam

3.3 Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam

Beberapa perusahaan sudah ada yang menandatangani Mou misal Mou Bandar

udara Hang Nadim dengan PT. Ilthabi dalam rencana pembangunan MRO di Batam.

Berikut Gambar 3.8. Rencana Pembangunan Hanggar MRO Lion Air.

-26-

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.8. Rencana Pembangunan Hanggar MRO Lion Air

-27-

Bandara Hang Nadim sendiri menjadi bandara percontohan dalam pembentukan

BUBU sesuai dengan PP No 65 Tahun 2014 tersebut. BP Batam sebagai pengelola tunggal

memiliki hak sepenuhnya atas bandara mulai dari pembentukan struktur hingga penentuan

tarif yang diberlakukan di Hang Nadim. Dengan adanya BUBU ini, Hang Nadim diberikan

keleluasaan untuk menaikkan tarif dan mencari income sebesar-besarnya. Pengelolaan

Hang Nadim di tangan BP Batam masih masa percobaan selama tiga tahun untuk

sementara. Pada tahun pertama, BP Batam sebagai masa peralihan, termasuk menunjuk

pimpinan untuk BUBU, serta mematangkan sumber daya di dalamnya. Pada tahun kedua,

BP Batam akan mematangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dan pada tahun

terakhir masa percobaan dan pematangan akan dilakukan secara keseluruhan. Penunjukan

BP Batam sebagai percontohan dikarenakan Hang Nadim memenuhi persyaratan seperti

fasilitas yang memadai, manajemen, personel serta pendapatan. Terbitnya peraturan

tentang penyelenggaraan Bandara Hang Nadim, sudah diperjuangkan BP Batam selama 18

tahun.

Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) di BUBU termasuk jajaran direksi akan dites

setelah BUBU terbentuk. Penentuan direksi akan menerapkan asesmen pejabat oleh

penguji eksternal. BUBU di bawah BP Batam akan melakukan pelebaran appron atau

tempat parkir pesawat pada tahun 2016 mendatang. Dimana, BP Batam mengajukan

anggaran Rp 100 miliar untuk melebarkan appron. Saat ini, Bandara Internasional Hang

Nadim Batam memiliki appron untuk pesawat besar dan appron untuk helipad yang

memiliki luas berbeda. Appron pesawat besar memiliki luas 96.000 m2. Sementara appron

helipad hanya seluas 11.025 m2. BP Batam juga terus mengupayakan pengembangan

terminal sebagai upaya peningkatan pelayanan dalam mendukung investasi, pariwisata dan

aktivitas masyarakat. Sebelum melakukan pembangunan terminal kedua, terlebih dulu akan

melakukan peningkatan kapasitas terminal satu dari 5 juta menjadi 8 juta per tahun serta

perluasan appron. Sementara pembangunan terminal menjadi dua di Hang Nadim, akan

dilakukan setelah penumpang per tahun sudah mendekati 15 juta jiwa. Namun, lahan untuk

terminal kedua sudah harus disiapkan. Pembangunan terminal kedua, akan dilakukan

dengan menyesuaikan pada keinginan maskapai di Hang Nadim. Nantinya akan dibangun

juga landas pacu kedua. Jika terminal II Bandara Internasional Hang Nadim Batam

-28-

dibangun berikut landasan pacu dan appron. Sementara saat ini, landasan pacu yang sudah

ada, panjangnya 4,025 kilometer, dengan lebar 45 meter. Saat ini, luas appron Hang Nadim

Batam mencapai 165 ribu meter persegi dan mampu menampung 18 pesawat berbadan

lebar seperti Boeing 767. Sementara untuk pesawat berbadan besar seperti Boeing

A380,perlu penambahan appron 40 meter lagi. Sementara lebar landas pacu minimal 60

meter. Terminal dua Bandara Internasional Hang Nadim Batam, nantinya akan dibangun

pada sisi kiri terminal pertama dengan kapasitas delapan juta penumpang per tahun.

Diperkirakan hingga akhir tahun 2014, penumpang di Hang Nadim,mencapai 4,8 juta jiwa.

Pengembangan terminal dilakukan karena daya tampung penumpang akan meningkat dari

menjadi 8 juta orang per tahun. Langkah ini dimaksudkan untuk mengantisipasi

overkapasitas di Hang Nadim dimana tidak lagi hanya menjadi kebutuhan masyarakat dan

dunia industri Batam. Hang Nadim kini sudah menjadi industri pendukun yakni dunia

pariwisata Batam dimana pemerintah pusat mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 69

Tahun 2015 tentang bebas visa kunjungan (BVK) dari sebelumnya bebas visa kunjungan

singkat (BVKS). Secara prinsip, Perpres 69 Tahun 2015 berisi kebijakan mengenai bebas

visa kunjungan, terkait nomenklatur, dari bebas visa kunjungan singkat (BVKS), menjadi

bebas visa kunjungan (BVK). BVK meliputi 15 negara itu. Dimana, selain Singapura,juga

ada Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar,

Chili, Peru, Ekuador,Maroko, Hongkong dan Macao.

Dalam perkembangan pengembangan kawasan Bandar udara Hang Nadim akan

dibangunnya suatu monorail untuk menghubungkan antar terminal seperti pada Bandar

udara Changi Singapura, sehingga dapat menjadi ikon tersendiri dan mempunyai dampak

pada masyarakat secara langsung yaitu ketepatan waktu sampai tujuan dimana pesawat

berada. Pada tahun 2013 pemerintah melalui BP-Batam berencana membuka peluang

investasi pembangunan monorail yang akan melewati kota-kota di Pulau Batam seperti

pada Gambar 3.9. Rencana Koridor Monorail di Pulau Batam.

-29-

Sumber : BP Batam (2016a)

Gambar 3.9 Rencana Koridor Monorail di Pulau Batam

Pembangunan transportasi monorel di Kota Batam rencananya akan dibuat dua

jalur yakni jalur pertama Tanjung Uncang-Batam Centre dan jalur kedua Bandara Hang

Nadim-Kawasan Nagoya. Pembangunan direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016

selama dua tahun. Jalur pertama adalah Tanjung Uncang-Batam Centre dan jalur kedua

Bandara Hang Nadim-Kawasan Nagoya dengan rute 28,4 km yakni dari Bandara Hang

Nadim masuk ke arah Perum Rajawali sampai simpang KDA arah Duta Mas, Orchid dan

ke Nagoya. Sedangkan jalur kedua yaitu Batam Centre-Tanjung Uncang dari terminal

Ferry Internasional Batam Centre ke Simpang Batamindo, Simpang Basecamp sampai

Tanjung Uncang sepanjang 23 km.

Untuk mendukung pengembangan bandar udara menjadi hub airport maka

pemerintah dalam hal ini BP-Batam berencana mengembangkan sarana prasarana dan

fasilitas bandar udara. Perencanaan dan pembangunan bandar udara Hang Nadim

-30-

dilakukan secara bertahap dengan target 2018 sampai 2033. Berikut tabel 3.2. Target

Pembangunan Bandar Udara Hang Nadim sebagai berikut :

Tabel 3.2 Target Pembangunan Bandar Udara Hang Nadim

Sumber : BP Batam (2016a)

Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa Apron cargo pada tahun 250 x 225 M kemudian

pada tahun 2033 akan dibangun 450 X 225 M, apron helliped dari eksisting di tahun 2009

2.882,5 m2 pada yahun 2018 akan dibangun 2.882,5 m2 dan pada tahun 2033 akan

dibangun 2.882,5 m2. Terminal cargo (pemindahan) tahun 2009 dari eksisting 1.685 m2

kemudian pada tahun 2018 akan dibangun 612.000 m2 sedangkan pada tahun 2033 akan

dibangun 168.700 m2. Taxiway 2 rapid (279 m X 23 m), pada tahun 2018 akan dibangun 5

rapid (279 m X 23 m) sedangkan pada tahun 2033 akan dibangun 4 rapid (279 m x 23 m).

Pada dasarnya pembangunan dilakukan secara bertahap dengan asumsi keterbatasan

penganggaran.

-31-

Tabel 3.3 Rencana Prasarana Pembangunan Bandar Udara Hang Nadim

Sumber : BP Batam (2016a)

Pada Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa landasan pacu akan dipepanjang dan

diperlebar dari eksisting 4.025 m x 45 m akan menjadi 4.025 m x 60 m dan dibangun

landasan pacu baru dengan ultimate design 3.500 m x 60 m diharapkan maksud

pembangunannya agar dapat meminimalisir akibat antrian untuk take off maupun landing.

Fasilitas Lantai semi basement 1 :

1. airport budget transit hotel yang terletak di wing barat dan wing timur dengan

masing-masing jumlah kamar sebanyak 24 kamar.

2. Fasilitas komersial airport duty free mall

3. Fasilitas business centre dan MICE (Meeting,Incentives,Convention Dan

Exhibition)

4. Fasilitas servis atau back of the house untuk fasilitas komersial di sisi darat maupun

fasilitas utama pelayanan ground service terminal seperti central baggage

handling.

Estimasi Biaya Pekerjaan (terminal 1) sebesar Rp. 225.026.118.175 yang terdiri dari:

1. Pekerjaan struktur & site engineeringRp. 26.514.621.552

2. Pekerjaan Arsitektur Rp. 42.801.176.488

-32-

3. Pekerjaan Mekanikal Rp. 66.285367.335

4. Pekerjaan Elektrikal Rp. 89.424.952.800

Estimasi Biaya Pekerjaan (terminal 2) sebesar Rp. 3.150.168.097.752 yang terdiri dari:

1. Pekerjaan struktur & site engineeringRp. 489.772.622.201

2. Pekerjaan Arsitektur Rp. 2.006.816.956.492

3. Pekerjaan Mekanikal Rp.326.038.045.900

4. Pekerjaan Elektrikal Rp. 327.540.473.159

Gambar 3.10 Rencana Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim

-33-

Sumber : BP Batam (2016a)

(a)

(b)

-34-

Sumber : BP Batam (2016a)

(c)

Gambar 3.11 Konsep Terminal 1

(a)

-35-

Sumber : BP Batam (2016a)

(b)

Gambar 3.12 Rencana Induk Bandara Hang Nadim

Gambar 3.13 Pembangunan Revitalisasi Terminal 2

-36-

Sumber : BP Batam (2016a)

3.4 Permasalahan Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam

Isu strategis yang menjadi permasalahan dalam perencanaan pemngembangan bandar

udara Hang Nadim meliputi :

a. Peralihan UPT/UPBU menjadi Badan Usaha Bandar Udara (BUBU)

Sesuai PP 65 tahun 2015, selambat-lambatnya tanggal 5 Agustus 2015 sudah harus

terbentuk menjadi BUBU Batam. Pada tahun 2015 terbentuk tim Pembentukan BUBU

Batam dimana proses peralihan menjadi BUBU sudah masuk dalam tahap bahasan

dengan Kementerian PAN RB, Kementerian Perhubungan dan Kementerian

Keuangan.

b. Investor yang berminat terhadap potensi Bandar udara Udara Hang Nadim, antara lain:

1. LION Group (MRO sudah beroperasi)

2. PT. Ilthabi

3. CSII dan Sonangol Group

4. Incheon International Airport Corporation (IIAC)

5. Angkasa Pura II

c. Standarisasi Bandar udara Hang Nadim perlu ditingkatkan melalui pengembangan-

pengembangan di sektor sisi uadara dan sisi darat, mengingat pertumbuhan

penerbangan di Bandar udara Hang Nadim sangat pesat.

d. Sumber Daya Manusia masih kurang didalam mendukung pengembangan bandara

e. Keterbatasan anggaran dalam hal pembelanjaan modal guna mendukung

perkembangan bandara karena investasi yang ditawarkan besar sehingga pemerintah

harus membangun fasilitas-fasilitas pendukung.

Beberapa hal yang perlu ditingkatkan antara lain :

1. Pelebaran Runway dari 45 m menjadi 60 m

2. Penambahan kapasitas Apron 60.000 m2

3. Penambahan kapasitas gedung terminal dari kapasitas 5 juta penumpang per tahun

menjadi 8 juta penumpang pertahun.

-37-

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari rangkaian kegiatan Group Field Work (GFW)/Studi Ekskursi pada Proyek

Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam dapat kita simpulkan :

1. Sisi udara ( air side ).

a. Runway

Runway minimum yang dianjurkan untuk pesawat terbesar yang dapat di layani

di Bandar Udara Hang Nadim adalah 4.025 meter tidak berubah, sehingga panjang

yang semula 4.025 meter tidak mengalami pertambahan dimensi dan lebar tetap 45

meter, sehingga dapat didaratkan pesawat jenis terbesar Boeing 747-300..

b. Taxiway

Taxiway tidak mengalami pertambahan dimensi panjang yang semula 279 meter

begitu juga pada lebar tetap 23 meter sesuai dengan lebar yg di tentukan ICAO untuk

pesawat yang berbadan besar seperti Boeing, dengan sudut 30º, sehingga dapat dilewati

pesawat jenis terbesar Boeing 747– 300.

c. Apron

Apron tidak mengalami pertambahan dimensi panjang dan lebar, sehingga dapat

diparkir 13 ( tiga belas ) pesawat yang terdiri dari tujuh pesawat jenis Boing 747, tiga

pesawat jenis DC dan tiga pesawat F27 dan sejenisnya dengan model jenis parkir nose in

parking bahkan dengan dimensi yang ada sekarang ini yaitu 690 x 140 m, daya tampung

Apron Bandar Udara Hang Nadim dapat melebihi kapasitas pesawat yang ada saat ini

yaitu 13 (tiga belas) pesawat.

-38-

2. Sisi darat ( land side )

Sisi darat terdiri atas terminal dan fasilitas penunjang lainnya. Dikarenakan Bandar

Udara Hang Nadim merupakan Bandar Udara Internasional, maka kebutuhan ruang

terminal minimal untuk terminal Internasional yaitu seluas 27,047 m2.

3. Konsep pembangunan di Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam adalah

green airport yaitu pembuatan conservation lake yang dikelilingi hutan mangrove,

pengurangan penggunaan AC dan lampu pada gedung terminal dengan konsep

bangunan dengan banyak lubang dan kaca serta tanaman hijau yang menyatu dengan

ornamen tradisional dan modern serta sumber utama listrik berasal dari natural gas

generator set dengan back up listrik dari PLN, kincir angin dan solar panel.

4. Dalam menjawab tantangan globalisasi terutama menghadapi persaingan maka Bandara

Internasional Hang Nadim berbenah untuk memulai menjadi pemain di ASEAN dimana

letak berhadapan langsung dengan Singapura dan Malaysia maka sebagai bandar udara

bertaraf internasional mampu menangkap peluang yang ada misalnya dengan

penyediaan fasiltas, sarana dan prasarana dan rencana pembangunan fisik vital bandara.

Pengelolaan bandar udara menjadi BUBU maka diharapkan bisa berkompetisi secara

luas selain berorentasi pada pendapatan dan juga orientasi pada keberhasilan

pembangunan Nasional di kawasan tujuan Investasi Asia Pasific.

5. Rencana pembangunan pengembangan Bandar Udara Hang Nadim berjalan menjadi 2

tahap, dimana masing – masing tahapan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka

keseriusan dan komitmen stakeholder harus senantiasa dijaga demi tercapainya tujuan

dalam pembangunan nasional

4.2 SARAN

1. Secara keseluruhan, desain dan besaran ruang yang ada di Bandara Internasional

Hang Nadim Batam telah memenuhi semua syarat. Dengan dibuatkannya Perencanaan

Pengembangan Bandara Intenasional Hang Nadim ini, dapat menjadi bahan referensi

bagi perencanaan pembangunan Bandar Udara Hang Nadim di masa yang akan

datang.

-39-

2. Lebih memaksimalkan semua fasilitas-fasilitas yang ada, terutama sebagai Bandar

Udara Internasional sehingga di masa yang akan datang Bandara Internasional Hang

Nadim Batam dapat menjadi Bandar Udara Transit Internasional yang

menghubungkan ke berbagai negara seperti Bandar Udara Changi yang di miliki oleh

negara Singapura yang berbatasan langsung dengan Kota Batam karena saat ini

Bandara Internasional Hang Nadim Batam hanya melayani penerbangan

internasionalnya pada saat ibadah haji sedang berlangsung.

3. Tingkat keamanan barang bawaan penumpang (bagasi) perlu diperketat karena selama

ini penumpang dapat langsung mengambil barang bawaan mereka tanpa melalui

pengecekan terlebih dahulu.

-40-

DAFTAR PUSTAKA

www.batam.go.id

www.boeing.com

Badan Pengusahaan (BP). 2016a. Bandara Internasional Hang Nadim Airport. Bahan

Tayang GFW. Batam.

Badan Pengusahaan (BP). 2016b. Badan Pengusahaan Batam (BP Batam). Bahan Tayang

GFW. Batam.

Badan Pengusahaan (BP). 2016c. Company Basic Information ATB. Bahan Tayang GFW.

Batam.

FAA, 1989, Airport Design, Advisory Circular, AC:150/5300-13, U.S. Departement

of Transportation, Washington. D.C.

Horronjeff, R., Mc.Kelvey,F.X., 1988, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid I

dan II, Penerbit Airlangga, Jakarta.

Putra, P. D., 1998, Lalu Lintas dan Landas Pacu Bandar Udara, Penerbit Universitas

Atmajaya,Yogyakarta.

Zainuddin, A., 1986, Selintas Pelabuhan Udara,Ananda, Yogyakarta.

Lala, Rezkiani. S. M., 2007, Perencanaan Pengembangan Terminal Processing System

Bandar Udara H. Aroepalla Selayar, Sulawesi Selatan, Skripsi Program

Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

Yogyakarta

-41-