laporan bimbingan konseling karir
TRANSCRIPT
LAPORAN PRATIKUM BK KARIR
DI SMA NEGERI 3 SINGARAJA
Dosen Pengempu :
Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons
Oleh :
1. Ni Putu Bintari 1011011010
2. Ketut Kartika Sari Dewi
1011011020
3. Ni Kadek Rista Ary Putri 1011011025
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia–Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Laporan Pratikum BK Karir di SMA Negeri 3 Singaraja
tepat pada waktunya.
Dalam upaya menyelesaikan tugas laporan observasi ini tidak lepas dari
bantuan semua pihak terkait dan pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya pada:
1. Bapak Drs. I Ketut Kartika selaku Kepala SMA Negeri 3 Singaraja
yang dengan tangan terbuka menerima kami selama melakukan
kegiatan observasi di SMA Negeri 3 Singaraja berlangsung.
2. Ibu Komang Sudiasih selaku guru pamong yang dengan
kesungguhan hati membimbing penulis selama melakukan kegiatan
PPl-Awal di SMK Negeri 1 Singaraja
3. Bapak/Ibu guru, Staf Tata Usaha SMA Negeri 3 Singaraja yang telah
membantu dalam kami dalam memberikan informasi hingga
terselesaikannya laporan ini
4. Siswa-siswi SMA Negeri 3 Singaraja serta semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam proses penyususnan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Singaraja, Mei 2012
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUANa. Masalah-masalah karir ................................................................. 1b. Latar Belakang.............................................................................. 1c. Tujuan Penulisan........................................................................... 1d. Pendekatan/model/ layanan yang akan digunakan....................... 2
BAB II. TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN
a. Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya............. 9b. Instrument yang diguanakan dalam kegiatan layanan................. 15 c. RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya 17d. Cyber yang digunakan................................................................. 24
BAB III HASIL DAN PEMBAHASANa. Hasil yang dicapai dalam praktik……………….......................... 25b. Kelemahan dan kelebihan kegiatan layanan.................................. 30
BAB IV PENUTUPa. Simpulan....................................................................................... 32b. Saran............................................................................................. 33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a. Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di sekolah yang bersangkutan,terhadap
siswa sasaran layanan
Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMA Negeri 3
Singarajaterhadap siswa sasaran layanan, yaitu :
1. Perbedaan minat penjurusan siswa dengan hasil prestasi siswa,
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar.
2. Perbedaan minat jurusan siswa dengan hasil konsultasi yang mereka
lakukan dengan orang tua.
b. Latar belakang perlunya layanan BK karier yang dilakukan di SMA Negeri 3
Singaraja pada tanggal 23 , 26, 28 April 2012, yaitu :
Di abad 21 ini yang senantiasa berkembang dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi menuntut individu untuk memilih karir yang sesuai dengan
minat, kemampuan dan sesuai dengan harapan. Sehingga semua berlomba-
lomba memperoleh karir yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
ekonomi. Padahal seharusnya seseorang dalam memilih dan menentukan karir
adalah untuk kepuasan hidupnya untuk berlangsung sepanjang kehidupannya.
Di era globalisasi ini juga semakin banyak peluang dan tantangan untuk
pemilihan dan penentuan karir jika terjadi kesalahan dalam pemilihan dan
pemutusan karir, maka karir yang akan diperoleh pun tidak sesuai yang
diharapkan. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling karir perlu ditingkatkan
kembali mengingat peluang dan tantangan yang akan dihadapi peserta didik
nantinya. Bimbingan dan Konseling terkadang dimaknai sama dengan
konseling pekerjaan, sehingga dalam pemberian layanan bimbingan konseling
karir sering terbatas pada aspek-aspek teknis yang berhubungan dengan
seleksi dan penempatan karyawan. Konseling karir sifatnya sangat kompleks,
dan kompleksitas konseling karir tidak hanya berkaitan dengan seleksi dan
penempatan akan tetapi menyangkut karakteristik dan pribadi individu beserta
kondisi lingkungan yang senantiasa keberadaannya beriringan dengan
kehidupan manusia.
Selain itu yang melatarbelakangi kami memberikan layanan BK Karier
di SMA 3 Singaraja pada tanggal 23,26 dan 28 April 2012 yaitu, seringkali
kita lihat di lapangan banyak siswa yang memilih jurusan yang salah, itu
banyak disebabkan oleh ajakan teman ,gengsi (misalnya, jurusan IPA
seringkali dilihat keren karena biasanya siswa yang memilih jurusan tersebut
dianggap semuanya orang pintar dan memiliki gengsi tinggi daripada jurusan
IPB atau IPS),dan paksaan orang tua yang tidak menoleh prestasi belajar dan
minat bakat anaknya.Oleh karena hal tersebut yang dapat mengakibatkan
proses belajar siswa dan hasilprestasi siswa menjadi terhambat, maka perlunya
bimbingan karier yang tepat diberikankepada siswa-siswa yang akan memilih
penjurusan, tepatnya siswa kelas X.
c. Pendekatan/model/ layanan yang akan digunakan dan alasan penggunaannya.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan
untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami mismatch
(ketidaksesuaian antara potensi dengan usaha pengembangan), dan
Penempatan individu pada lingkungan yang cocok bagi dirinya serata
Pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara optimal.
Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran adalah
diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan
potensi dirinya.Tempat yang dimaksud adalah kondisi lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-emosional, dan lebih luas lagi
lingkungan budaya, yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan
dan perkembangan individu.Sedangkan tujuan khusus layanan
Penempatan dan Penyaluran dalam Bk karier adalah :
1. Mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu ,
teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir
atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan
masyarakat yang luas dengan cara memilih jurusan di SMA secara tepat
2. Mencapai kematangan dalam pemilihan karir dengan cara memasuki
jurusan yang sesuai dengan cita-cita masa depan
3. Siswa mampu mempersiapkan diri untuk penjurusan di SMA
4. Mencapai kematangan dalam pilihan karir dengan cara mengenal makna
kerja sebagai panggilan hidup
5. Mencapai kematangan dalam hal gambaran dan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi sehingga
memahami arti penting bekerja dalam kehidupan.
Fungsi Layanan Penempatan dan Penyaluran :
1. Fungsi pemahaman
Terpahaminya kondisi individu dan lingkungan yang ada dan yang
dikehendaki
2. Fungsi pencegahan
Mencegah masalah jika potensi individu sesuai dengan lingkungan
untuk pengembangan potensinya .
3. Fungsi pengentasan
Menyelesaikan masalah melalui upaya penempatan pada
lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
4. Fungsi pengembangan dan pemeliharaan
Potensi individu menjadi terkembangkan dan terpeliharanya dari
hal-hal yang menghambat dan merugikan.
5. Fungsi advokasi.
Menghindari individu dari keteraniayaan diri dan hak-haknya.
Materi layanan Penempatan dan Penyaluran dalam BK Karir
1. Penjurusan di SMA
Mengapa ada penjuruan, tujuannya siswa memahami alasan adanya
penjurusan di SMA sehingga dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin
Mengenal kurikulum yang berlaku di sekolah tujuannya agar siswa dapat
menyesuaikan diri dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan belajar yang
dilakukan.
Jurusan atau program studi di SMA tujuannya supaya siswa mengenal
jurusan atau program studi di SMA agar dapat mempersiapkan diri untuk
penjurusan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan.
Struktur kurikulum di SMA tujuannya agar siswa mengenal struktur
kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga dapat mengetahui berbagai
mata pelajaran yang ada di SMA.
Persyaratan pemilihan jurusan, tujuannya agar siswa memahami
persyaratan pemilihan jurusan atau program studi di SMA sehingga tidak
salah memilih jurusan / program studi yang ada.
2. Bekerja Sebagai Panggilan Hidup
Memberikan penjelasan tentang arti bekerja dengan tujuan siswa
memahami hubungan antara bekerja dan hidup sehingga bahwa untuk bisa
hidup itu perlu bekerja.
Meberikan penjelasan makna bekerja dalam kehidupan sehingga setiap
pribadi terpanggil untuk bekerja.
Mengenakankan lapangan pekerjaan yang ada di berbagai lembaga /
masyarakat sehingga mendapatkan informasi lebih awal untuk pilihan
karir.
Berani merencanakan sejak awal perihal arah pilihan lapangan pekerjaan
sehingga lebih terfokus dalam persiapannya.
Metode layanan Penempatan dan Penyaluran
Untuk mengkaji potensi dan kondisi dari subyek layanan maka hal-
hal yang dapat dilakukanmelalui :
1. Inventarisasi data pribadi siswa sebagai langkah awal yang dilakukan
sebelum layanan PP dilaksanakan.
2. Studi dokumentasi terhadap hasil-hasil aplikasi instrumentasi dan
himpunan data.
3. Menentukan bentuk-bentuk penempatan subyek disesuaikan dengan hasil
kajian yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
siswa.
4. Konselor dan siswa melakukan rencana bersama yang didasari asas
kesukarelaan.
5. Strategi politik konselor melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang
terkait dalam rangka pengembangan lingkungan yang lebih baik bagi
siswa.
6. Menentukan waktu dan tempat, hal ini dilakukan bersifat terbuka dan
luwes. Waktu dan tempat yang digunakan dengan kebutuhan dalam
layanan.
Cara Pelaksanaan Pelayanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan PP perlu diselenggarakan secara terencana dan tertib mengikuti
prosedur dan langkah-langkah sistematik-strategis. Langkah pengkajian kondisi
merupakan dasar bagi arah penempatan yang dimaksud.
1. Perencanaan
Identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada diri
subyek tertentu.
Menetapkan subyek sasaran layanan.
Menyiapkan prosedur dan langkah-langkah, serta perangkat dan fasilitas
layanan.
Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
Melekukan pengkajian terhadap berbagai kondisi yang terkait dengan
permasalahan subyek layanan, sesuai dengan prosedur dan langkah-
langkah yang telah ditetapkan.
Melaksanakan penempatan.
3. Evaluasi
Menetapkan materi evaluasi
Menetapkan prosedur evaluasi
Menyusun instrument evaluasi
Mengaplikasikan instrument evaluasi
Mengolah hasil aplikasi instrumentasi
4. Analisis hasil evaluasi
Menetapkan norma/standar evaluasi
Melakukan analisis
Menafsirkan hasil analisis
5. Tindak lanjut
Mengidentifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti
Menetakan jenis dan arah tindak lanjut
Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada subyek layanan dan
(jika perlu kepada pihak-pihak terkait
Melaksanakan rencana tindak lanjut
6. Laporan
Menyususn laporan pelaksanaan layanan PP
Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
Mendokumentasikan laporan
Alasan :
Setiap manusia dilahirkan unik dengan bakat dan kepribadian yang
berbeda.Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus
diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa
(Snow, 1986). Sejalan dengan itu, Slamet Iman Santoso (1979)
mengemukakan, bahwa tujuan sekolah yang mendasar adalah
mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa, selama proses
pendidikan hingga mencapai tingkat.
Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi
perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas
(Snow 1986). Lebih lanjut Snow mengemukakan bahwa oleh karena adanya
perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam
proses belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan
dan penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki,
rancangan sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang
disesuaikan dengan karakteristik individu siswa.
Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting untuk dapat
mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan
terjadi jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya
prestasi belajar siswa atau dapat menyebabkan terjadinya kegamangan dalam
aktualisasi diri. Tak jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan
tersebut, hendak kemana setelah tamat sekolah dan apa cita-citanya.
Psikolog UI, Indri Savitri, mengemukakan bahwa penjurusan siswa di
sekolah menengah tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi
juga harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu
menuntut karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan
demikian, siswa yang mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan
karakteristik kepribadiannya (minat terhadap suatu ilmu tertentu) akan merasa
senang ketika mempelajari ilmu tersebut (Gupta et.al. 2006). Penelitian lain
menunjukkan, bahwa faktor kepribadian mempengaruhi secara positif prestasi
akademik (Furnham et. al, 2006). Dengan demikian penjurusan bukan masalah
kecerdasan tetapi masalah minat dan bakat siswa.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi
tertentu. Seorang siswa yang berminat pada matematika akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian
intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi
yang diinginkan. Pada diri siswa terdapat minat khusus yang berbeda satu
dengan lainnya. Perbedaan siswa dalam minat akan menentukan pilihan karir
di masa yang akan datang. Penjurusan siswa di sekolah menengah atas
menjadi titik awal yang menentukan profesi di masa depan.
Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, maka siswa kelas X
SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan/enjurusan.
Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial
(IPS), dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan minat dan
kemampuan siswa. Tujuannya agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang
akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan
minatnya. Sebelum waktu penjurusan, guru BK/BP telah melakukan psikotes
sehingga potensi siswa secara psikologis lebih dapat lebih tergali dan
penjurusan yang akan dilakukan tidak salah arah.
Berdasarkan hal-hal di atas ini lah yang menjadi alasan utama mengapa
kami memilih layanan penempatan dan penyaluran dalam pemberian
bimbingan karir di SMA Negeri 3 Singaraja
BAB II
TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN
a. Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya
Alasan kelompok kami memilih Trait and factor untuk dasar teori
bimbingan karir di SMA Negeri 3 Singaraja karena kepribadian merupakan
sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti
kecakapan, minat, sikap dan tempramen. Beberapa tokoh yang sering dikenal
dalam teori trait and factor adalah Walter Bigham, John Darley, Donald
G.Paterson dan E.G.Williamson.
Ada beberapa asumsi pokok yang mendasari teori konseling trait and
factor, adalah:
1. Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan
kemampuan yang terorganisasikan secara unik, dank arena kualitas
yang relative stabil setelah remaja, maka tes objektif dapat
digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik tersebut.
2. Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerja
tertentu.
3. Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan
minat yang berbeda dalam hal ini dapat ditentukan.
4. Baik siswa maupun konselor hendaknya mendiagnosa potensi
siswa untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau
pekerjaan.
5. Setiap orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk
mengindentifikasi secara kognitif kemampuan sendiri
TeoriTrait and faktor ini digolongkan ke dalam model konseling yang
berdimensi kognitif atau rasional. Model konseling ini memecahkan masalah klien
secara intelektual, logis dan rasional.Oleh karenanya konseling ini sering disebut
“konseling rasional”.Konseling ini melakukan diagnosis untuk menemukan
masalah klien, dan oleh karenanya konseling ini sering disebut “konseling
klinis”.Konseling Ciri dan Faktor ini juga sering disebut konseling direktif
(directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan
perilakunya menuju pemecahan masalahnya.Dalam konseling ini kendali
pemecahan masalah ditangan konselor, oleh karenanya konseling ini juga sering
disebut konseling yang terpusat pada konselor (counselor centeredPara ahli dalam
model konseling ini juga banyak memusatkan perhatiannya pada penggunaan atau
pengembangan tes psikologi sebagai alat utama untuk memahami sifat-sifat dan
kepribadiaan seseorang atau klien. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui
tes psikologi, dapat dilakukan analisis dan interpretasi yang cermat dan akurat
terhadap ciri-ciri kepribadian individu (klien), seperti: kemampuan intelektual,
bakat, minat, sifat-sifat umum meupun sifat-sifat khususnya. Dengan hasil tes
psikologi ini dapat diterangkan dan diprediksi kemampuan-kemampuan, faktor-
faktor, dan sifat-sifat individualnya; dan dengan demikian dapat pula
direncanakan teknik-teknik bimbingan dan konseling yang relevan dan intensif
untuk individu (klien) mengembangkan dirinya dalam bidang pendidikan atau
pekerjaan yang sesuai.
Meskipun analisis “trait and factor” dalam bimbingan dan konseling ini
bersifat intelektual, logis, dan rasional; namun dasar filsafatnya bukanlah
rasionalisme ataupun esensialisme. Dasar filsafat model konseling ini lebih dekat
dengan empirisme, mempunyai pandangan yang optimistic bahwa walaupun
manusia sudah dibekali dengan pembawaan, namun hal itu sama sekali tidak
menentukan. Williamson menyebut dasar filsafatnya adalah personalisme, yang
memandang manusia sebagai makhluk individual yang unik dan memiliki
kemampuan-kemampuan yang dapat dikembangkan hingga mencapai tingkat
yang lebih sempurna dalam segala aspek kehidupannya, dengan cara membantu
atau member kemudahan dalam proses perkembangan individu dari klien tersebut.
Lebih lanjut Williamson mengemukakan sebagai berikut: “The task of the trait-
factor type of counseling is to aid the individual in successive approximations of
self-understanding and self-management by means of helping him to assess his
assets and liabilities in relation to the requirements of progressively changing life
goals and his vocational career (Shertzer & Stone, 1980:171). Yang artinya adalah
“Tugasdari jenissifat-faktor konselingadalah untuk membantuindividu
dalamaproksimasidaripemahaman diridanpengelolaan diridengan
caramembantunyauntuk menilaiasetdankewajibandalam kaitannya
denganpersyaratantujuan hidupsemakinberubah dankejuruannyakarir“
Hubungan Konselor dengan konseli pada model konseling Trait-factor
memberi penekanan pada pentingnya hubungan perseorangan (human
relationship) di dalam konseling.Di dalam membantu individu mengembangkan
diri menjadi menusia yang penuh (full humanity), dibutuhkan hubungan yang
sangat individual(highly individualized) danpribadi (Personalized).Hubungan
yang bersifat pribadi itu dimaksudkan agar konselor dapat menempatkan diri
secara emosional dan psikologis dalam kehidupan diri klien. Dalam hubungan ini
tidak semata-mata “problem centered”, artinya bantuan tidak langsung atau tidak
segera ditujukan pada pemecahan masalahnya, tetapi mengembangkan
kemampuan individu untuk memecahkan sendiri masalahnya. Suatu hubungan
didasarkan pada martabat dan kehormatan bantuan terhadap klien mencapai
kesimpulan hipotesis tentatif yang bermanfaat, yaitu memotivasi klien sampai bisa
menggunakan potensinya secara penuh (motivated him into his full potentiality).
Proses konseling Trait and factor tercermin dalam tahapan-tahapan
tertentu. Tahap-tahap tersebut merupakan langkah-langkah konseling yang sudah
tentu harus urut dalam pelaksanaannya. Adapun langkah-langkah konseling Trait
and factor adalah sebagai berikut:
1. Analisis (Analysis)
Langkah ini merupakan langkah pengumpulan data atau informasi
tentang diri klien termasuk lingkungannya.Pengumpulan data yang akurat
biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai metode atau teknik
utamanya tes psikologis dan dari berbagai aspek kepribadian klien. Dengan
kata lain, pengumpulan data dilakukan secara integrative dan komprehensif.
2. Sintesis (Synthesis)
Pada langkah ini, yang dilakukan konselor adalah mensintesiskan data
mana yang relevan dan berguna dan yang tidak, dengan keluhan atau gejala
yang muncul.Dalam membuat sintesis, konselor memadukan, menyusun, dan
merangkum data yang telah ada untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang keadaan diri individu klien.
3. Diagnosis (Diagnosis)
Pada langkah ini konselor menetapkan atau merumuskan kesimpulan
tentang masalah klien serta latar belakang atau sebab-sebabnya. Secara rinci
yang dilakukan konselor, adalah:
a. Melakukan identifikasi masalah secara deskriptif, misalnya:
tergantung, kekurangan informasi, konflik internal atau konflik
dalam diri sendiri, kecemasan dalam membuat pilihan, tidak ada
masalah (Bordin).
b. Menemukan sebab-sebab. Dalam hal ini biasanya mencari
hubungan antara masa lalu – masa kini – masa depan, karena
dengan ini dapat diperoleh kejelasan. Dalama proses ini sering
konselor menggunakan intuisinya yang kemudian dicek dengan
logikanya.
Diagnosis meliputi :
a. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif misalnya
dengan menggunakan kategori Bordin dan Pepinsky
Kategori diagnosis Bordin
dependence (ketergantungan)
lack of information (kurangnya informasi)
self conflict (konflik diri)
choice anxiety (kecemasan dalam membuat pilihan)
Kategori diagnosis Pepinsky
lack of assurance (kurang dukungan)
lack of information (kurang informasi)
dependence (ketergantungan)
self conflict (konlflik diri)
b. Menentukan sebab-sebab, mencakup perhatian hubungan
antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat
menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor menggunakan
intuisinya yang dicek oleh logika, oleh reaksi klien, oleh uji
coba dari program kerja berdasarkan diagnosa sementara.
4. Prognosis (Prognosis)
Pada langkah ini konselor memprediksi tentang
kemungkinan keberhasilan klien dari proses konseling, artinya
memprediksi tentang hasil yang dapat dicapai oleh klien dari
kegiatan-kegiatannya selama konseling, serta merumuskan bentuk
bantuan yang sesuai.
5. Perlakuan (Treatment)atau konseling
Langkah ini merupakan langkah usaha menerapkan metode
sebab-akibat.Langkah ini merupakan inti dari pelaksanaan
konseling. Usaha-usaha pada langkah ini, yakni:
a. Menciptakan atau meningkatkan hubungan baik antara konselor
dengan klien
b. Menafsirkan data yang telah ada dan mengkomunikasikannya
kepada klien
c. Memberikan saran atau ide kepada klien, atau merencanakan
kegiatan yang dilakukan bersama klien
d. Membantu klien dalam melaksanakan rencana kegiatan
e. Jika perlu, menunjukkan kepada konselor atau ahli lain untuk
memperoleh diagnosis atau koneling dalam masalah yang lain.
6. Tindak lanjut (Follow-Up)
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan apakah usaha
konseling dilakukan itu efektif atau tidak. Usaha-usaha koneling yang
dapat dilakukan pada langkah ini, adalah berusaha mengetahui:
a. Apakah klien telah melaksanakan rencana-rencana yang telah
dirumuskan atau belum
b. Bagaimana keberhasilan pelaksanaan rencana-rencana itu
c. Perubahan-perubahan apa yang perlu dibuat jika ternyata belum
atau tidak berhasil
d. Melakukan rujukan (referral) jika perlu.
Kelebihan dan Kelemahan konseling trait and factor
Adapun kontribusi yang diberikan teori ini adalah:
1. Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling
2. Penekanan pada penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya
perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunanya, serta perbaikan
dalam pengumpulan data lingkungan.
3. Penekanan yang diberikan pada diagnose mengandung makna sebagai
suatuperhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada
upaya pengkreasian teknik-teknik untuk mengatasinya.
4. Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menyeimbangkan
pandangan lain yang lebih menekankan afektif atau emosional.
Adapun kelemahan konseling trait and factor, sebagai berikut:
a. Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan,
dambaan
aneka nilai budaya , nilai-nalai kehidupan dan cita-cita hidup
terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja serta pilihan
program/bidang studi dan bidang pekerjaan.
b. Kurang diperhatikan peran keluarga dekat, yang ikut
mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara
mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan
untung-rugi sambil menunjuk pada tradisi keluarga; tuntutan
mengingat ekonomi keluarga; serta keterbatasan yang konkrit
dalam kemampuan finansial, dan sebagainya.
c. Kurang diperhitungkannya perubahan-perubahan dalam kehidupan
masyarakat, yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan
yang tersedia bagi seseorang.
d. Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk
mencapai
sukses di suatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah
selama tahun-tahun yang akan datang.
e. Pola ciri-ciri kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah
kesempatan yang terbuka bagi seseorang, karena orang dari
berbagai pola ciri kepribadian dapat mencapai sukses di bidang
pekerjaan yang sama.
b. Instrument yang diguanakan dalam kegiatan layanan (jelaskan, dan
uraikan tujuan,kegunaan dan cara analisis)
Instrumen yang kami gunakan dalam layanan penempatan dan
penyaluran bimbingan karir di SMA Negeri 3 Singaraja ini adalah berupa
angket minat bakat siswa (Contoh angket terlampir).
Tujuan dan kegunaan dari penyebaran angket minat bakat siswa
terhadap siswa-siswa kelas X di SMA N 3 Singaraja adalah untuk bisa
mengidentifikasi, mengetahui seberapa besar pengaruh minat, bakat siswa
dan pengaruh arahan orang tua terhadap pemilihan jurusan yang akan
siswa pilih dan laksanakan nanti, apabila di dalam pemilihan jurusan
tersebut ada kendala berupa bakat atau prestasi yang dimiliki siswa tidak
sesuai dengan jurusan yang diminati siswa, ataupun arahan orang tua
dalam memilih jurusan tidak sesuai dengan minat bakat yang dimiliki
siswa, hal tersebut akan bisa berdampak buruk terhadap prestasi dan
proses belajar siswa setelah penjurusan dilaksanakan. Agar hal tersebut
bisa dicegah dan diatasi jika ada permasalahan seperti itu, maka guru BK
akan sangat berperan aktif dalam membantu mengentaskan permasalahan
yang dialami siswa tersebut dengan mengidentifikasi serta melakukan
konseling pribadi dengan siswa yang mengalami permasalahan.
Cara analisis yang kami lakukan yaitu dengan membagikan angket
minat bakat kepada siswa, setelah angket tersebut diisi oleh masing-
masing siswa, lalu kami mulai menganalisis angket tersebut dengan
melihat dari berbagai aspek siswa yaitu dari prestasi siswa dari semester
awal sampai semester akhir, minat, bakat , dan arahan pilihan jurusan dari
orang tua siswa. Semua itu harus dikaitkan dalam menganalisis, agar
jurusan yang akhirnya dipilih siswa tersebut sesuai dengan prestasi yang
dimiliki siswa, minat dan bakat yang dimiliki, serta apa sudah sesuai dan
sepaham arahan pemilihan jurusan oleh orang tua siswa terhadap anaknya.
Jika di dalam analisis tersebut ada suatu permasalahan, misalnya prestasi,
minat, bakat yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan jurusan yang akan
dipilih siswa atau prestasi, minat, bakat sesuai dengan pilihan jurusan yang
akan dipilih siswa, namun arahan pemilihan jurusan dari orang tua tidak
sesuai, maka perlu kami lakukan proses konseling pribadi dengan siswa
yang mengalami permasalahan, tujuan dilakukan konseling adalah siswa
dapat menyadari dan memahami potensi yang ia miliki untuk bisa
menyesuaikan intelegensinya dengan jurusan yang dipilih siswa dan tidak
ada tekanan atau dalam pemilihan jurusan siswa cenderung mengikuti
temannya. Setelah proses konseling berhasil memecahkan permasalahan
yang dialami siswa tersebut, maka diharapkan pula kedepannya siswa
dapat memilih jurusan yang tepat sesuai intelegensinya dan merasa
nyaman mengikuti proses belajar sehingga prestasi yang dicapai siswa
dapat maksimal.
c. RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya:
RENCANA PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING
PEMBERIAN BIMBINGAN KONSELING
BIMBINGAN KONSELING BIDANG-BIDANG KARIRPADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 TAHUN 2012
SMA Negeri 3 Singaraja
EDITOR:
OLEHNi Putu Bintari 1011011010
Ketut Kartika Sari Dewi 1011011020Ni Kadek Rista Ary Putri 1011011025
JURUSAN BIMBINGAN KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDKAN GANESHA2012
RANCANGAN PROGRAMBIMBINGAN DAN KONSELING(RPBK)
BIDANG KARIER
A. Identitas
1. Sekolah/Perguruan Tinggi : SMA Negeri 3 Singaraja
2. Kelas/SMT : X/Genap
3. Bidang Bimbingan : Bidang Karier
4. Jenis Layanan : Layanan Penempatan dan
Penyaluran
5. Topik Bahasan : Penjurusan siswa kelas 10
6. Waktu Pelaksanan : 2 x 45 Menit (disesuaikan)
B. Tujuan Kegiatan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini
diharapkan
1. Siswa memiliki pengetahuan mengenai
jurusan-jurusan yang ada di SMA
Negeri 3 Singaraja untuk persiapan
karir melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
2. Siswa dapat menyebutkan jurusan-
jurusan yang ada di SMA Negeri 3
Singaraja dan syarat-syarat memasuki
jurusan tersebut.
C. Uraian Materi : Layanan Informasi
I. Jurusan-Jurusan yang terdapat di Sekolah Menengah
Atas (SMA)
Jurusan merupakan suatu tempat untuk seorang pelajar
yang tempat tersebut disesuaikan dengan bakat, minat, dan
kemampuannya yang dimiliki siswa itu sendiri, sehingga
dalam penjurusan sangat penting dan besar dampaknya bagi
masa depan siswa tersebut. Adapun jurusan tersebut, antara
lain :
a) Jurusan IPA
Jurusan IPA adalah jurusan yang banyak
mempelajari atau mengungkap mengenai gejala-
gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah
ilmiah agar siswa paham dan menguasai konsep
alam. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup,
energy dan perubahannya, bumi, alam semesta serta
proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari empat
aspek yaitu Matematika, fisika, Kimia, dan Biologi.
b) Jurusan IPS
Jurusan IPS merupakan suatu ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat. IPS mengikuti
cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah
mata pelajaran seperti : geografi, ekonomi, sejarah,
sosiologi, antropologi, dan pelajaran yang berkaitan
dengan ilmu sosial lainnya.
c) Jurusan IPB
Jurusan IPB merupakan suatu ilmu yang berkaitan
dengan ilmu kebahasan baik dari segi bentuk
bahasa, unsure bahasa, dan sampai budaya
terbentuknya sebuah bahasa. IPB terdiri dari
sejumlah mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin,
Bahasa Arab, Bahasa Daerah, dan ada sedikit
pelajaran antropologi.
II. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memasuki
jurusan tersebut.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk memasuki
jurusan-jurusan yang terdapat di SMA yaitu :
1. Mata pelajaran yang menjadi keunggulan pada
jurusan tersebut harus memenuhi nilai standar KKM
ysng telsh ditentukan oleh sekolah.
2. Disesuaikan dengan hasil rekomendasi dari hasil tes
Psikologi yang telah didapatkan oleh orang tua
siswa.
3. Melihat minat siswa terhadap jurusan yang
diinginkan.
4. Mendapat persetujuan dari orang tua siswa.
5. Pertimbangkan dari Mahasiswa yang melakukan
observasi ke sekolah yang bersangkutan.
D. Metode/Pendekatan/Teori/Model : Ceramah, Tanya jawab dan
Observasi
E. Langkah Kegiatan Layanan
NO TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
1. Pembukaan Memberi salam dan
memperkenalkan diri
Prensensi
Membina hubungan baik
Tanya jawab materi pengait
Menyampaikan tujuan dan
Kegiatan yang akan
dilaksanakan
5 Menit
2. Kegiatan Inti EKPLORASI: Menyampaikan materi
mengenai penjurusan. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang diajarkan.
Merangkum hasil kajian
30 menit
materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan permasalahan yang ada.
ELABORASI: Tanya jawab dengan siswa
mengenai macam-macam jurusan yang terdapat di SMA serta syarat-syarat yang dapat dipenuhi kriteria untuk memasuki jurusan yang dikehendaki dan diharapkan.
Memberi penguatan kepada siswa dalam menjawab soal atau member tanggapan.
Siswa aktif mencantat materi yang penting dari proses pembelajaran yang diterimanya.
Bertanya kepada siswa apakah siswa sudah mengerti dan memahami dengan materi yang disampaikan.
KONFIRMASI: Meminta siswa atau bersama-
sama siswa merangkum atau menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan.
Mengklarifikasi apabila terdapat kesalahan yang dilakukan oleh guru atau siswa.
Memberi apresiasi kepada siswa yang telah berperan aktif dalam kegiatan berlangsung.
3. Penutup 1. Refleksi hasil : Setiap
siswa menuliskan di kertas/
instrument yang telah
disediakan untuk mengetahui
hasilpelaksanaan layanan
10 Menit
F. Media/ alat/sumber Informasi:Form minat dan bakat serta hasil tes
psikologi siswa
G. Evaluasi :
1. Evaluasi hasil : Form Laiseg (Penilaian segera)
No PERTANYAAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1 Apa yang kamu ketahui
tentang jurusan-jurusan
yang ada di SMAN 3
Singaraja?
Siswa memahami tentang jurusan-
jurusan yang ada di SMAN 3
Singaraja
2 Sebutkanlah jurusan-
jurusan yang ada di
sekolah ini dan syarat-
syarat apa saja untuk
memasuki jurusan
tersebut!
Siswa dapat menyebutkan
jurusan-jurusan tersebut beserta
syarat-syaratnya
2. Evaluasi proses : mahasiswa yang melakukan
observasi ke sekolah memperhati dan
mencermati kesungguhan dan
keantusiasan siswa dalam mengikuti
dan melakukan kegiatan layanan
melalui pengamatan langsung.
Lampiran : Angket minat bakat siswa
(terlampir)
Singaraja, 25 April 2012
Mengetahui, Mahasiswa Praktik,
Guru BK SMAN 3 Singaraja 1.Ni Putu Bintari
2. Ketut Kartika Sari Dewi
3.Ni kadek Rista Ary Putri
Komang Sudiasih
19530607 197903 2 003
Mengetahui :
Kepala SMK N 1 Singaraja Dosen Pembimbing
Drs. I Ketut KartikaKadek Suranata, S.Pd, M.Pd., Kons
NIP. 19601231 198303 1 416 NIP. 19820816 2008812 1 002
d. Di dalam pemberian layanan penempatan dan penyaluran bidang karir di
SMA Negeri 3 Singaraja, sebenarnya dari pihak kami sendiri tidak
menyediakan secara khusus, tetapi kami sudah merekomendasikan web
yang berkaitan dengan layanan ini yaitu dengan mengakses
www.kasisolusi.weebly.comyang adminnya dari kelas IV C (Agus CS).
Kami berani merekomendasikan web tersebut kepada para siswa-siswa yang
kami tangani, karena di dalam web tersebut menyediakan kuesioner tentang
penempatan dan penyaluran bidang karir yang kami rasa sesuai dengan
permasalahan siswa yang akan memilih jurusan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap manusia dilahirkan unik dengan bakat dan kepribadian yang
berbeda.Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus
diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa
(Snow, 1986). Sejalan dengan itu, Slamet Iman Santoso (1979) mengemukakan,
bahwa tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan
kemampuan siswa, selama proses pendidikan hingga mencapai tingkat.
Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi
perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas (Snow
1986). Lebih lanjut Snow mengemukakan bahwa oleh karena adanya perbedaan
individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses belajar
mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan penempatan
siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan sistem
pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan
karakteristik individu siswa.
Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting untuk dapat
mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan terjadi
jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya prestasi
belajar siswa atau. Tak jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan
tersebut, hendak kemana setelah tamat sekolah dan apa cita-citanya.
Psikolog UI, Indri Savitri, mengemukakan bahwa penjurusan siswa di
sekolah menengah tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga
harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut
karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang
mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (minat
terhadap suatu ilmu tertentu) akan merasa senang ketika mempelajari ilmu
tersebut (Gupta et.al. 2006). Penelitian lain menunjukkan, bahwa faktor
kepribadian mempengaruhi secara positif prestasi akademik (Furnham et. al,
2006). Dengan demikian penjurusan bukan masalah kecerdasan tetapi masalah
minat dan bakat siswa.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi
tertentu. Seorang siswa yang berminat pada matematika akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian
intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang
diinginkan. Pada diri siswa terdapat minat khusus yang berbeda satu dengan
lainnya. Perbedaan siswa dalam minat akan menentukan pilihan karir di masa
yang akan datang. Penjurusan siswa di sekolah menengah atas menjadi titik awal
yang menentukan profesi di masa depan.
Berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini menetapkan pembagian
paralel kelas menjadi kelas X, XI, dan XII. Pada kelas X semua siswa menerima
mata pelajaran yang sama. Tetapi di kelas XI dan kelas XII jurusan atau program
studi diperlakukan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Ada tiga program studi
di SMA, yaitu Prodi IPA, Prodi IPS, dan Prodi Bahasa.Walaupun telah ditetapkan
tiga program studi, namun setiap SMA dapat menyelenggarakan program studi
sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah.Kebetulan di SMA Negeri 3
Singaraja telah mampu membuka 3 jurusan tersebut.
Bimbingan dan Konseling Karier di SMA Negeri 3 kami lakukan tiga kali
yaitu tanggal 23, 26 dan 28 April 2012. Pada tanggal 23 April 2012 kami
menyerahkan surat pengantar untuk mengadakan observasi dan pengumpulan data
ke Tata Usaha di SMA Negeri 3 Singaraja lalu setelah kami diberi ijin kami lalu
menghadap ke Guru BK yaitu Ibu Komang Sudiasih. Saat bertemu dengan Ibu
Komang Sudiasih kami menjelaskan maksud kedatangan kami ke SMA Negeri 3
Singaraja adalah untuk melaksanakan tugas Pratikum BK Karir yaitu
melaksanakan bimbingan dan konseling karir ke sekolah. Hal yang akan kami
lakukan di sekolah adalah memberikan bimbingan dan konseling karir yaitu
dengan memberikan angket dan melakukan observasi dan pada hari itu kami juga
meminta ijin untuk masuk kelas dan memberi bimbingan dan konseling karir di
kelas dan akhirnya kami diberi ijin untuk masuk ke kelas X.6 pada hari Kamis
tanggal 26 April 2012.
Lalu pada tanggal 26 April 2012 kami mengunjungi SMA Negeri 3
Singaraja untuk yang kedua kalinya, pada hari itu kami mendapatkan jadwal
masuk ke kelas X.6 yang kebetulan guru Agama Hindu yang mengajar pada kelas
itu berhalangan hadir karena sedang ada urusan ke Dinas. Saat di dalam kelas
kami menjelaskan tentang jurusan-jurusan yang ada di sekolah tersebut, tentang
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk masuk ke jurusan tertentu, di dalam kelas
kami juga melakukan tanya jawab untuk memastikan pemahaman siswa tentang
materi-materi yang telah kami jelaskan setelah menjelaskan tentang jurusan-
jurusan tersebut kami membagikan angket minat dan bakat sebagai bahan analisis
kami. Rata-rata siswa mengerti tentang materi yang kami sampaikan dan mereka
member tanggapan yang baik. Guru BK dan guru-guru mata pelajaran juga
menyambut baik kedatangan kami di SMA Negeri 3 Singaraja
Setelah mengumpulkan angket kami lalu menganlisis angket tersebut,
kami menggabungkan seluruh hasil angket siswa, kami juga membandingkannya
dengan data hasil tes minat bakat yang telah dilakukan oleh Guru BK. Setelah
membandingkan hasil tes minat bakat dengan angket yang kami sebar kami
menyimpulkan terdapat perbedaan antara hasil tes minat bakat dengan nilai yang
diperoleh siswa dan pilihan jurusan yang di sarankan oleh orang tua. Kami lalu
menghubungi guru BK untuk berkonsultasi tentang hasil yang kami peroleh lalu
diputuskan hari Sabtu tanggal 28 April kami akan kembali ke sekolah untuk
melakukan proses konseling kepada beberapa siswa yang telah kami tentukan.
Hasil konseling yang telah kami lakukan kepada beberapa siswa yang kami
anggap memiliki masalah yang pelik antara lain:
1. Gusti Putu Sudari, anak ini memiliki perbedaan antara hasil tes minat
pada tes psokologi dengan nilai yang diperoleh dan saran yang diberikan
oleh orang tuanya. Sudari ini memiliki cita-cita ingin menjadi Akuntan,
maka dari itu ia ingin mendalami ilmu akuntansi di jurusan IPS. Tetapi
hasil tes minat saat ia mengikuti tes psikologi yang dilakukan
disekolahnya ia lebih condong ke jurusan Bahasa dan orang tuanya
menyarankan ia untuk masuk ke jurusan IPA karena orang tuanya
menganggap bahwa jurusan IPA lebih baik dari jurusan IPS dan Bahasa.
Orang tua Sudari juga menganggap jika masuk ke jurusan IPA jika lulus
nanti akan mudah masuk ke jurusan apa saja di universitas. Saat mengikuti
proses konseling ini, Sudari agak terlihat bingung, ini sangat terlihat pada
ekspresi wajahnya. Tetapi setelah melewati proses konseling yang berjalan
sekitar 1 jam ekspresi wajahnya berubah karena ia telah menemukan
solusinya, ia tetap pada pendiriannya untuk masuk ke jurusan IPS dan ia
akan mencoba membujuk orang tuanya untuk mengijinkan dirinya masuk
ke jurusan IPS.
2. Ketut Indra Astaguna, siswa ini mengalami masalah perbedaan
kemampuan dan hasil tes psikologi tentang minat. Hasil tes minatnya IPA
tetapi jumlah nilainya tidak mencukupi untuk masuk ke jurusan IPA, hasil
tesnya lebih condong ke IPS. Alasan kami memilih Indra untuk
dikonseling karena masalah seperti ini banyak dialami oleh kebanyakan
siswa SMA. Saat melakukan konseling Indra menceritakan bahwa
mengapa nilai-nilai yang diperolehnya kecil karena ia mengalami kesulitan
saat mengikuti pelajaran karena masalah keluarga yang sedang
dihadapinya. Lebih lanjut ia bercerita tentang masalah yang dihadapinya,
ayah dan ibunya sedang mengalami permasalahan keuangan, toko mereka
mengalami kemalingan. Karena memikirkan itulah Indra tidak konsen
belajar maka nilai-nilainya tidak maksimal. Kami sebagai konselor
menyarankan agar Indra tidak terlalu memikirkan masalah orang tuanya
karena itu hanya merugikan dirinya, untuk meringankan beban orang
tuanya ia sebaiknya serius belajar dan meningkatkan nilai-nilainya agar
orang tuanya merasa senang. Mendengar saran kami Indra sedikit lega dan
mengatakan bahwa ia akan berusaha belajar lebih keras dan meningkatkan
nilainya di semester 2 ini agar dirinya bisa dipertimbangkan untuk masuk
ke jurusan IPA.
Program penjurusan ini baru dilaksanakan pada akhir semester 2 di kelas
X. Alasan adanya penjurusan di SMA Negeri 3 Singaraja antara lain sebagai
berikut ini:
1. Setiap pribadi berhak menentukan pilihan, walaupun kadangkala
alternatif pilihan yang ada terbatas jumlahnya.
2. Sudah semakin mendekatnya waktu untuk memasuki perguruan tinggi
dan dunia
kerja, di mana pada saat itu kita harus memiliki spesialisasi program
studi tertentu
ataupekerjaan tertentu.
3. Manusia itu unik, ada kecenderungan persamaan dan perbedaan antara
pribadi yang satu dengan yang lain, termasuk di dalamnya persamaan
dan perbedaan dalam hal minat, bakat, dan kemampuan
4. Secara formal program pemilihan jurusan adalah ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah melalui kurikulum yang berlaku.
Memilih jurusan di SMA juga sangat terkait dengan studi atau karir
selepas SMA, cita-cita dan masa depan. Hal yang menjadi pertimbangan dalam
memilih jurusan antara lain sebagai berikut ini:
1. Minat siswa, karena suatu urusan dapat terlaksana dengan lancar dan
cita-cita bisa lebih terarah apabila memiliki minat yang ada dalam diri
seseorang. Misalnya bercita-cita menjadi bankir maka memilih prodi
IPS, bercita-cita menjadi dokter memilih IPA, dan bila ingin menjadi
seorang sastrawan baiknya memilih Prodi Bahasa.
2. Prestasi belajar, karena prestasi belajar merupakan bukti yang paling
terukur untukmelihat minat seorang siswa. Biasanya setiap prodi
mempersyaratkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal(SKBM) yaitu
skor minimal (atau nilai tertentu) untuk mata pelajaran tertentu
sebagai syarat memasuki program studi tersebut.
3. Hasil konsultasi dengan guru mata pelajaran ,wali kelas atau guru
pembimbing akan lebih memantapkan hati untuk menetapkan pilihan
jurusan.
4. Hasil tes psikologi atau psikotes yang diadakan pihak sekolah biasanya
akan lebihmembantu memberi gambaran tentang jurusan mana yang
disarankan untuk dipilih.
5. Konsultasi dengan orang tua karena memilih jurusan berkaitan dengan
tindak lanjut setelah lulus SMA seperti pilihan program studi di
perguruan tinggi.
6. Faktor sosial ekonomi orang tua berkaitan dengan rencana melanjutkan
ke perguruan tinggi.
7. Penetapan langsung dari sekolah hal ini berkaitan dengan kebijakan
suatu sekolah memberikan kuota pada jurusan tertentu.
d. Kelemahan dan kelebihan kegiatan layanan yang sudah dilakukan.
Kelemahan dari kegiatan layanan yang kami lakukan di SMA
Negeri 3 Singaraja adalah keterbatasan waktu dalam proses pelaksanaan
kegiatan observasi dan pemberian informasi tentang penjurusan ini. Kami
kesulitan untuk meminta waktu kepada guru mata pelajaran lain untuk
memasuki kelas dalam pemberian layanan, karena terbentur dengan jadwal
Ujian Nasional. Selain itu juga di SMA Negeri 3 Singaraja akan
mengadakan ulangan umum. Hal inilah yang menyebabkan kami harus
pintar-pintar membagi waktu agar tidak terbentur dengan jadwal-jadwal
kegiatan yang ada di sekolah tersebut.
Kelebihan dari kegiatan layanan yang kami lakukan di SMA
Negeri 3 Singaraja, yaitu :
Bagi siswa , adanya informasi lebih lanjut mengenai pemilihan
jurusan yang sesuai dengan prestasi, minat dan bakat yang dimiliki siswa
agar tidak terjadinya salah memilih jurusan yang diakibatkan oleh
keinginan yang tidak didasari oleh potensi dimiliki siswa, mengikuti
teman, atau dipaksa oleh orang tua untuk memilih jurusan yang
sebenarnya tidak sesuai keinginan siswa. Serta adanya suatu penanganan
dari permasalahan yang terkait dengan pemilihan jurusan.
Bagi penulis atau mahasiswa yang memberikan layanan , dapat
terjun langsung ke lapangan (sekolah) memberikan layanan penempatan
dan penyaluran bidang karir mengenai pemilihan jurusan yang tepat, guna
sebagai bahan pengalaman menghadapi siswa, dan persiapan PPL-Real
nantinya dan bayangan menjadi seorang konselor di sekolah , tidak akan
canggung lagi menghadapi siswa, warga sekolah lainnya dan
permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan laporan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1) Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMA
Negeri 3 Singaraja terhadap siswa sasaran layanan, yaitu :
Perbedaan minat penjurusan siswa dengan hasil
prestasi siswa, sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam proses belajar.
Perbedaan minat jurusan siswa dengan hasil
konsultasi yang mereka lakukan dengan orang tua.
2) Latar belakang perlunya layanan BK karier yang dilakukan
di SMA Negeri 3 Singaraja yaitu Konseling karir sifatnya
sangat kompleks, dan kompleksitas konseling karir tidak
hanya berkaitan dengan seleksi dan penempatan akan tetapi
menyangkut karakteristik dan pribadi individu beserta
kondisi lingkungan yang senantiasa keberadaannya
beriringan dengan kehidupan manusia.
3) Di dalam melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran terdapat tujuan umum dan tujuan khusus.
4) Teori yang melandasi kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran di SMA Negeri 3 Singaraja adalah terori “trait
& factor”
5) Istrument yang kami gunakan dalam kegiatan layanan
penempatan dan penyaluran di SMA Negeri 3 Singaraja
adalah menggunakan angket minat, bakat siswa.
6) Keberhasilan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran
di SMA Negeri 3 Singaraja dapat dibuktikan dari partisipasi
siswa yang mengisi angket minat, bakat siswa dan mereka
cukup antusias mengikuti kegiatan ini dengan melakukan
konseling mengenai permasalahan yang dihadapinya.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu, kita sebagai calon guru BK
ataupun konselor nantinya, seharusnya lebih gencar lagi melaksanakan
kegiatan layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang karir siswa di
sekolah, yang bertujuan untuk bisa mencegah terjadi prestasi belajar siswa
tidak maksimal yang disebabkan oleh salah satu faktor mendasar yaitu
salah dalam memilih jurusan yang tidak sesuai dengan intelegensi siswa.
Senantiasa mendekatkan diri dengan siswa-siswa, agar kita bisa peka
terhadap permasalahan siswa, khususnya masalah proses belajar siswa dan
siswa juga mau dengan kesadarannya sendiri meminta melakukan proses
konseling guna memecahkan permasalah yang dihadapi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Search by: http://celphee-surf.blogspot.com/2012/05/layanan-penempatan-
dan-penyaluran-dalam.htmlPosted 4 weeks ago by celphee surf
2. Search by : http://penjurusandisma.blogspot.com/Diposkan oleh joko
sobrang, S. Pd.I di 20:01
3. Search by : http://spupe07.wordpress.com/2009/12/24/teori-konseling-
trait-and-factor-rational-emotive-therapy/posten on Desember 24, 2009 ·
2:50 am
4. search by : http://himcyoo.wordpress.com/2011/10/16/konseling-
%E2%80%9Cciri-dan-faktor%E2%80%9D-traits-and-factor/posted by :
Posted by himcyoo on 16 Oktober 2011 in Catatan Kuliah, Teori-Teori
Kepribadian.
LAMPIRAN –LAMPIRAN
1. Berikut merupakan foto-foto instrument yang digunakan oleh guru BK
dalam memberikan intelegensi ,test minat & bakat di SMA Negeri 3
Singaraja
2. Dan berikut merupakan keadaan siswa kelas X6 di SMA Negeri 3 Singaraja pada saat kami membagikan angket minat dan bakat :
*contoh angket
Angket Minat dan Bakat
Nama : Kelas :
Sekolah : Umur : Jenis kelamin : Hobi : Minat masuk ke jurusan : [berilah tanda centang (√) IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sesuai dengan pilihan anda] IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
IPB (Ilmu Pengetahuan Bahasa)
Saran orang tua : [berilah tanda centang (√) IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sesuai dengan pilihan anda] IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
IPB (Ilmu Pengetahuan Bahasa)