laporan bimbingan teknis laporan kinerja badan...
TRANSCRIPT
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS e-MONEV PMK 249
TAHUN 2011
BADAN EKONOMI KREATIFTAHUN 2016
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS e-MONEV PMK 249
TAHUN 2011
BADAN EKONOMI KREATIFTAHUN 2016
LAPORAN BIMBINGAN TEKNISe-MONEV PP39
TAHUN 2006
BADAN EKONOMI KREATIFTAHUN 2016
LAPORAN KINERJABADAN EKONOMI KREATIF
TAHUN 2018
BADAN EKONOMI KREATIFTAHUN 2018
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS e-MONEV PMK 249
TAHUN 2011
BADAN EKONOMI KREATIFTAHUN 2016
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Pernyataan Telah Direviu ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel vi
Daftar Grafik viii
Ikhtisar Eksekutif ix
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 2
B. Sekilas Badan Ekonomi Kreatif 3
BAB II Perencanaan Kinerja 11
A. Rencana Strategis 12
B. Perencanaan Kinerja Tahun 2018 20
C. Pengukuran Kinerja 23
BAB III Akuntabilitas Kinerja 24
A. Capaian Kinerja Organisasi 25
B. Realisasi Anggaran 62
C. Kinerja dan Capaian Lainnya 63
D. Evaluasi Kinerja 64
BAB IV Penutup 67
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Amanat Presiden Saat Peluncuran Badan Ekonomi
Kreatif 3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Badan Ekonomi Kreatif 7
Gambar 1.3 Pejabat Eselon Satu Badan Ekonomi Kreatif 8
Gambar 2.1 Penjabaran Sasaran Pembangunan Badan Ekonomi
Kreatif 14
Gambar 2.2 Proses Bisnis Badan Ekonomi Kreatif 15
Gambar 2.3 Pemetaan Bidang Usaha Ekraf dalam Sektor-Sektor
PDB 19
Gambar 3.1 Kegiatan Big Data Ekonomi Kreatif 30
Gambar 3.2 Sebaran Pelaku Ekonomi Kreatif dalam Aplikasi
BISMA 30
Gambar 3.3 Buku Badan Ekonomi Kreatif Outlook Ekonomi
Kreatif 31
Gambar 3.4 Indonesia Trend Forecasting 31
Gambar 3.5 Kegiatan Direktori Data Ekonomi Kreatif 32
Gambar 3.6 Kegiatan Akatara Indonesian Film Financing Forum 35
Gambar 3.7 Kegiatan Docs by The Sea 35
Gambar 3.8 Kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas 37
Gambar 3.9 Infografis dari Modal yang Disalurkan dari Akses
Perbankan 40
Gambar 3.10 Kegiatan Bekraf Financial Club 40
Gambar 3.11 Sharia Banking for Creative Business Matching 41
Gambar 3.12 MoU Signing Ceremony dalam Kegiatan WCCE 48
Gambar 3.13 Bali Agenda yang Dirumuskan dalam Kegiatan WCCE 49
Gambar 3.14 Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi HKI 52
v
Gambar 3.15 Infografis Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi
Pendaftaran HKI 53
Gambar 3.16 Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran HKI 53
Gambar 3.17 Kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Profesi 55
Gambar 3.18 Kegiatan Bekraf for Pre-Start Up 56
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribusi SDM Badan Ekonomi Kreatif 8
Tabel 2.1 Subsektor Unggulan dan Subsektor Prioritas 17
Tabel 2.2 Sasaran Strategis Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018 20
Tabel 2.3 Predikat Nilai Capaian Kinerja 23
Tabel 3.1 Capaian Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018 26
Tabel 3.2 Pertumbuhan Sub-Bidang Ekonomi Kreatif 26
Tabel 3.3 Kegiatan Prioritas Nasional Penguatan Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif 28
Tabel 3.4 Jumlah SDM Ekonomi Kreatif yang Diedukasi 33
Tabel 3.5 Jumlah Modal yang Disalurkan dari Sektor Non
Perbankan 35
Tabel 3.6 Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mengikuti
Bimbingan Teknis 37
Tabel 3.7 Jumlah Modal yang Disalurkan dari Akses Perbankan 39
Tabel 3.8 Penerima Bantuan Pemerintah 41
Tabel 3.9 Pelaku Ekraf yang Difasilitasi Infrastruktur Fisik 43
Tabel 3.10 Jumlah Pelaku Ekraf yang Difasilitasi Infrastruktur TIK 44
Tabel 3.11 Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mendapatkan
Fasilitasi Promosi Dalam Negeri 46
Tabel 3.12 Distribusi Tenaga Kerja Menurut Subsektor Ekraf 51
Tabel 3.13 Kegiatan Prioritas Nasional Peningkatan Kualitas
Produk dan Akses Pemasaran dan Kegiatan Prioritas
Nasional Pengembangan Kewirausahaan 51
Tabel 3.14 Jumlah Peserta Fasilitasi Sertifikasi Profesi Bidang
Ekonomi Kreatif 54
Tabel 3.15 Nilai Ekspor Ekonomi Kreatif 2013-2018 (Ribu US$) 56
vii
Tabel 3.16 Kegiatan Prioritas Nasional Peningkatan dan
Pemanfaatan Akses Pasar serta Efektivitas Promosi 57
Tabel 3.17 Produk Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Roadshow/
Pameran di Luar Negeri (1) 57
Tabel 3.18 Produk Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Roadshow/
Pameran di Luar Negeri (2) 58
Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Sasaran Strategis dalam
Beberapa Tahun 60
Tabel 3.20 Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target
Jangka Menengah 61
Tabel 3.21 Realisasi Menurut Program 62
Tabel 3.22 Realisasi Menurut Jenis Belanja 62
Tabel 3.23 Realisasi Menurut Eselon Satu 63
Tabel 4.1 Capaian Sasaran Strategis 2018 67
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Komposisi SDM ASN Badan Ekonomi Kreatif
Menurut Pendidikan 9
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif 9
Grafik 3.1 Perkembangan PDB Nasional vs PDB Ekraf 27
Grafik 3.2 Perkembangan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 50
Grafik 3.3 Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif yang telah
Mendapatkan Sertifikasi Profesi 55
Grafik 3.4 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 66
Grafik 4.1 Daya Serap Badan Ekonomi Kreatif 2018 68
ix
IKHTISAR EKSEKUTIF
Program Nawacita adalah 9 agenda prioritas Pemerintah Presiden dan
Wakil Presiden (Joko Widodo dan Jusuf Kalla) yang digagas untuk
menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang
berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan
berkepribadian dalam kebudayaan. Keberadaan Badan Ekonomi Kreatif
(Badan Ekonomi Kreatif) sangatlah berperan dalam mendukung
terwujudnya beberapa agenda program Nawacita, diantaranya yaitu:
Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, terpercaya;
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
Badan Ekonomi Kreatif pada tahun 2018 diamanatkan untuk
mendukung Prioritas Nasional Nomor 4 yaitu Pengembangan Dunia
Usaha dan Pariwisata pada Program Prioritas Nomor 4 yaitu Perbaikan
Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja, dan Program Prioritas
Nomor 5 yaitu Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa serta Prioritas
Nasional Nomor 7 yaitu Penanggulangan Kemiskinan pada Program
Prioritas Nomor 3 yaitu Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi.
Hal ini dijabarkan melalui Visi, Misi dan Tujuan Badan Ekonomi Kreatif
yang ditetapkan sebagai berikut:
Visi: “Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang Punggung Perekonomian
Nasional”
Sedangkan dalam mencapai Visi tersebut, Badan Ekonomi Kreatif telah
menetapkan
Misi: “Membangun Ekosistem dan Memberdayakan Pelaku Ekonomi
Kreatif”
Dalam rangka mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Badan Ekonomi
Kreatif, maka tujuan yang harus dicapai adalah:
1. PDB ekonomi kreatif makin besar
2. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif makin besar
3. Nilai ekspor produk/jasa ekonomi kreatif meningkat
x
Tujuan yang hendak dicapai merupakan penjabaran dari visi diatas yaitu:
(1) PDB ekonomi kreatif makin besar, untuk itu pertumbuhan ekonomi
kreatif harus tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi
nasional agar kontribusinya dapat terus meningkat; (2) Jumlah tenaga
kerja di bidang ekonomi kreatif terus makin besar sebagai sumbangannya
dalam pengurangan pengangguran nasional; serta (3) Nilai ekspor bruto
produk dan jasa ekonomi kreatif makin besar sebagai sumbangannya
terhadap pengumpulan devisa nasional.
Terwujudnya Produk Kreatif Indonesia yang dikenal dan digemari di Pasar
Global.
Sesuai dengan Rencana Strategis 2015-2019, maka Laporan Kinerja
Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018 ini merupakan Laporan Kinerja
keempat, yang menyajikan perbandingan antara capaian kinerja (result)
dengan Rencana Kinerja (performance plan) dan informasi kinerja selama
tahun 2018.
Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018, mengacu pada
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Laporan Kinerja ini mempunyai
fungsi utama sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban
kinerja kepada seluruh pemangku kepentingan (Presiden, Instansi
Pemerintah Pusat dan Pelaku/Industri Ekonomi Kreatif) juga merupakan
sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara
berkelanjutan. Adanya kedua fungsi utama ini memperjelas bahwa
informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja tahun 2018 harus dapat
memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
Laporan Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi mengenai
rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun
2018. Rencana Kinerja (performance plan) 2018 dan Perjanjian Kinerja
2018 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2018 yang
sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2015-2019 Badan Ekonomi
Kreatif. Sementara itu, capaian kinerja (performance result)
menggambarkan capaian sasaran strategis beserta indikator kinerjanya
yang didukung oleh seluruh program/kegiatan yang diarahkan bagi
pemenuhan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2018.
Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2018 menunjukkan
bahwa Badan Ekonomi Kreatif telah mencapai target. Hal ini bisa dilihat
pada tabel berikut :
xi
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Sasaran Strategis Target Realisasi *)
Capaian
%
1 Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif
Pertumbuhan PDB
Ekonomi Kreatif (%)
5,60 5,19 92,68
2 Penyerapan Tenaga
Kerja
Serapan Tenaga Kerja
(juta orang)
16,70 18,35 109,88
3 Nilai Ekspor Produk Kreatif
Nilai Ekspor Bruto (Miliar USD)
21,00 21,40 101,90
*) Data Sementara BPS
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Sasaran Stategis
1.Pertumbuhan PDB dengan Indikator Kinerja Utama Pertumbuhan PDB
Ekonomi Kreatif dari target 5,60% Realisasi 5,19% sehingga capaiannya
adalah 92,68%. Sasaran Stategis 2.Penyerapan Tenaga Kerja dengan
Indikator Kinerja Utama Serapan Tenaga Kerja dari target 16,70 juta
orang Realisasi 18,35 Juta orang sehingga capaiannya adalah 109,88%.
Sasaran Stategis 3.Nilai Ekspor Produk Kreatif dengan Indikator Kinerja
Utama Nilai Ekspor Bruto dari target 21,00 USD Realisasi 21,40 USD
sehingga capaiannya adalah 101,90%.
Anggaran Badan Ekonomi Kreatif pada tahun 2018 sebesar
Rp746.158.140.000 (tujuh ratus empat puluh enam miliar seratus lima
puluh delapan juta seratus empat puluh ribu rupiah) Dari pagu APBN
sebesar Rp746.158.140.000 (tujuh ratus empat puluh enam miliar seratus
lima puluh delapan juta seratus empat puluh ribu rupiah) telah terealisasi
Rp656.123.626.899 (enam ratus lima puluh enam miliar seratus dua puluh
tiga juta enam ratus dua puluh enam ribu delapan ratus sembilan puluh
sembilan rupiah) atau sebesar 87,93%. Secara keseluruhan dapat
diinformasikan bahwa hasil kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018
mengalami peningkatan dibanding Tahun 2017 dimana pagu tahun 2017
sebesar Rp702.395.058.000 (tujuh ratus dua miliar tiga ratus sembilan
puluh lima juta lima puluh delapan ribu rupiah) dan telah terealisasi
sebesar Rp564.976.109.359 (lima ratus enam puluh empat miliar
sembilan ratus tujuh puluh enam juta seratus sembilan ribu tiga ratus
lima puluh sembilan rupiah) atau sebesar 80,43%.
Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh aparatur Badan Ekonomi
Kreatif untuk memfokuskan pemanfaatan sumber daya, dana dan
organisasi dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan di
Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2018 serta
pemangku kepentingan yang telah bersama-sama memajukan ekonomi
kreatif merupakan salah satu kunci penentu keberhasilan ini.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. SEKILAS BADAN EKONOMI KREATIF
1. Profil dan Sejarah Singkat
2. Tugas dan Wewenang
3. Pemangku Kepentingan
4. Struktur Organisasi Badan Ekonomi Kreatif
5. Sumber Daya Badan Ekonomi Kreatif
6. Isu Strategis Badan Ekonomi Kreatif
2
A. LATAR BELAKANG
Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) adalah Lembaga Pemerintah Non
Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di
bidang pariwisata.
Salah satu prioritas pembangunan nasional setelah reformasi yakni
pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai dengan Grand Design Reformasi
Birokrasi Indonesia yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor
81 Tahun 2010. Dalam grand design ini ditetapkan bahwa sasaran yang
hendak dicapai dari reformasi birokrasi yakni: (1) terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; (2)
meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan (3)
meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Pelaksanaan grand design tersebut di setiap instansi pemerintah
dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja pemerintah sebagaimana diatur
dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam laporan ini, instansi
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Selanjutnya, Perpres ini dilengkapi dengan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif ini disusun dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang disebut di atas
serta Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Tahun 2015-
2019 yang telah dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan dan Perjanjian
Kinerja. Selanjutnya, laporan ini akan diikuti oleh laporan kinerja unit
organisasi eselon satu dan dua di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif.
Untuk memperjelas urusan yang ditangani Badan Ekonomi Kreatif, maka
ekonomi kreatif didefinisikan sebagai upaya perwujudan nilai tambah dari
ide atau gagasan kekayaan intelektual yang mengandung keorisinilan,
lahir dari kreativitas intelektual manusia, berbasis ilmu pengetahuan,
keterampilan, serta warisan budaya yang merupakan kekayaan
intelektual.
Nilai tambah diwujudkan dalam rantai nilai yang dimulai dari proses
kreasi ke produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi yaitu:
3
B. SEKILAS BADAN EKONOMI KREATIF
1) Profil dan Sejarah Singkat
Upaya Pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia
ditandai dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009
tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, yang dilanjutkan dengan
terbitnya buku Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
tahun 2009-2025 oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 2012, urusan pengembangan ekonomi kreatif
dibebankan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang
dilaksanakan dua unit kerja eselon satu yaitu: Direktorat Jenderal
Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya (EKSB) dan Direktorat
Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek (EKMDI).
Ekonomi kreatif dinilai merupakan suatu sektor ekonomi baru yang dapat
memberikan kontribusi yang cukup signifikan, bahkan kedepan harus
menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Hal ini diungkap oleh
Presiden Jokowi saat peluncuran Perpres tentang Badan Ekonomi Kreatif
tanggal 4 Agustus 2015, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar di
bawah ini:
Gambar 1.1 Amanat Presiden saat Peluncuran Badan Ekonomi Kreatif
KREASI PRODUKSI DISTRIBUSI KONSUMSI KONSERVASI
4
Visi inilah mendorong Pemerintahan Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla
membentuk Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) sebagai lembaga yang
berdiri sendiri melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Badan Ekonomi Kreatif yang diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif.
2) Tugas dan Wewenang
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 menetapkan bahwa Badan
Ekonomi Kreatif adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri
yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pariwisata, dengan
pimpinan tertinggi disebut Kepala yang bertugas membantu Presiden
dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi
kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer,
arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk,
fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik,
penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan
radio.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Badan Ekonomi Kreatif
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan ekonomi kreatif di
bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain
komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video,
fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni
pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;
b. perancangan dan pelaksanaan program ekonomi kreatif di bidang
aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain
komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video,
fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni
pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;
c. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan
pelaksanaan kebijakan dan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi
dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi
visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya,
kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa,
dan televisi dan radio;
5
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan
dan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer,
arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk,
fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik,
penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan
radio;
e. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan kepada semua
pemangku kepentingan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game
developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain
produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner,
musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan
televisi dan radio;
f. pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga Negara,
Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah
Daerah, dan pihak lain yang terkait; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan Presiden yang terkait dengan
ekonomi kreatif.
Agar ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung perekonomian
nasional, maka Badan Ekonomi Kreatif bertugas membangun ekosistem
ekonomi kreatif yang kondusif bagi pengembangan usaha ekonomi kreatif
dengan:
1. Melakukan riset, edukasi, dan pengembangan ekonomi kreatif;
2. Mengembangkan akses permodalan bagi pelaku dan usaha ekonomi
kreatif;
3. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif dengan infrastruktur
yang diperlukan;
4. Mengembangkan pemasaran produk ekonomi kreatif baik di pasar
dalam negeri maupun luar negeri;
5. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif memperoleh dan
menegakkan Hak Kekayaan Intelektual atas kreasinya, serta
membangun regulasi yang diperlukan;
6. Membangun hubungan kelembagaan dari semua pemangku
kepentingan baik di dalam negeri maupun dengan pihak luar negeri.
Tugas ini dilaksanakan dengan mengacu pada fungsi yang ditetapkan di
atas.
6
3) Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan utama dalam hal penerima manfaat kehadiran
Badan Ekonomi Kreatif adalah masyarakat pelaku dan usaha ekonomi
kreatif yaitu mereka atau usaha yang mewujudkan nilai tambah ekonomi
dari kreasi atau ide sebagaimana didefinisikan pada bagian pendahuluan
di atas.
Pemangku kepentingan dari pihak Pemerintah adalah kementerian,
lembaga dan pemerintah daerah serta Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR/DPRD) yang menurut tugas dan fungsinya relevan dengan
pengembangan ekonomi kreatif.
Pemangku kepentingan dari pihak di luar pemerintah mencakup lembaga
pendidikan, asosiasi pelaku ekonomi kreatif, pemerhati ekonomi kreatif,
media, dan lembaga non pemerintah baik domestik maupun
internasional, serta badan usaha.
4) Struktur Organisasi
Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 dalam Pasal 4 menetapkan
bahwa struktur organisasi Badan Ekonomi Kreatif adalah sebagai berikut:
a. Kepala;
b. Wakil Kepala;
c. Sekretariat Utama;
d. Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan;
e. Deputi Akses Permodalan;
f. Deputi Infrastruktur;
g. Deputi Pemasaran;
h. Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi;
i. Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah.
Pasal 40 Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 menetapkan bahwa
Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, dan dalam Pasal 45
disebutkan bahwa Kepala diberikan hak keuangan, administrasi dan
fasilitas lainnya paling tinggi setingkat menteri.
Badan Ekonomi Kreatif telah meningkatkan kapasitas struktur organisasi
yaitu dengan terbitnya Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 7
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Ekonomi
Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Ekonomi Kreatif. Dalam struktur organisasi yang ditetapkan ini, setiap
Deputi membawahi dua Direktorat dimana masing-masing Direktorat
membawahi dua Sub Direktorat. Tiap Deputi dan Direktorat membawahi
7
Sub Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Tata Usaha Deputi, walaupun
ditempatkan di setiap Deputi tetapi strukturnya berada di bawah
Sekretariat Utama.
Sekretariat Utama membawahi tiga Biro yaitu Biro Perencanaan dan
Keuangan, Biro Hukum dan Komunikasi Publik, dan Biro Umum dan
Kepegawaian serta Inspektorat. Masing-masing Biro membawahi tiga
Bagian, dan setiap Bagian membawahi dua Sub Bagian. Khusus Biro
Umum dan Kepegawaian membawahi empat Bagian.
Inspektorat adalah unsur pengawas yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Badan dan secara administrasi
dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Inspektorat membawahi Sub
Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional sebagai Auditor.
Inspektorat saat ini baru memiliki 1 (satu) tenaga auditor dan 2 (dua)
tenaga auditor lainnya merupakan perbantuan dari Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Pada tahun 2018 terdapat pergantian Sekretaris Utama dikarenakan
pejabat lama menjalani purna bakti. Hal ini sesuai dengan Keputusan
Presiden Nomor 106/TPA Tahun 2018 tanggal 19 September 2018 tentang
Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Ekonomi Kreatif. Selain itu di akhir tahun terdapat satu jabatan
struktural yang kosong yaitu Direktur Akses Perbankan pada Deputi
Akses Permodalan.
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Badan Ekonomi Kreatif
8
Gambar 1.3 Pejabat Eselon Satu Badan Ekonomi Kreatif
5) Sumber Daya Badan Ekonomi Kreatif
Sampai dengan akhir tahun 2018, Badan Ekonomi Kreatif mempunyai
sumber daya manusia sebanyak 96 orang PNS, 8 orang Non PNS 98 orang
CPNS dan pada saat ini tingkat staf sebagian besar diisi oleh Pegawai
Tidak Tetap (PTT) sebanyak 309 orang dan Pramubhakti sebanyak 36
orang.
No. Pegawai Badan Ekonomi Kreatif Jumlah (Orang)
1 PNS 96
2 NON PNS 8
3 CPNS 98
4 PTT 309
5 PRAMUBHAKTI 36
Tabel 1.1 Distribusi SDM Badan Ekonomi Kreatif
9
Grafik 1.1 Komposisi SDM ASN Badan Ekonomi Kreatif Menurut Pendidikan
6) Isu Strategis Ekonomi Kreatif
Faktor pendorong utama dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif adalah
untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung
perekonomian nasional. Namun kenyataannya pertumbuhan ekonomi
kreatif melambat yaitu dari 6,33% tahun 2011, 5,72% tahun 2012, 5,75%
pada tahun 2013, 5,19% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 hanya
tumbuh 4,38%. Bila tidak ada intervensi Pemerintah, dikhawatirkan
pertumbuhan ekonomi kreatif akan terus melambat. Dengan adanya
intervensi Pemerintah diharapkan pertumbuhan ekonomi kreatif kembali
meningkat sejalan dengan pertumbuhan PDB yang juga makin baik,
namun tidak cukup untuk mampu meningkatkan kontribusi ekonomi
kreatif dalam perekonomian nasional karena pertumbuhannya tetap di
bawah pertumbuhan PDB.
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
12
11756
9
D-III
S1
S2
S3
10
Sebagai tulangpunggung perekonomian nasional, isu yang juga melekat
dengan pertumbuhan adalah penyerapan tenaga kerja oleh usaha-usaha
ekonomi kreatif untuk membantu penurunan tingkat pengangguran
nasional. Isu lain yang melekat yakni dukungan ekonomi kreatif dalam
meningkatkan devisa nasional.
Di tataran yang lebih teknis, isu strategis yang dihadapi pengembangan
ekonomi kreatif di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja. Akselerasi
pertumbuhan ekonomi kreatif memerlukan dukungan tenaga kerja
yang memiliki mindset kreatif dan inovatif.
b. Kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah belum mendukung
pengembangan ekonomi kreatif sepenuhnya. Kendala tersebut
dihadapi oleh hampir semua pelaku kreatif di setiap subsektor ekonomi
kreatif.
c. Sektor ekonomi kreatif belum banyak menarik investor untuk
menanamkan modalnya. Sampai saat ini sektor tersebut masih
dianggap belum memiliki daya tarik yang kuat untuk berinvestasi.
Prospek bisnis di sektor ekonomi kreatif masih rendah dan dinilai
masih berisiko tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan pembiayaan
perbankan.
d. Pengembangan ekonomi kreatif masih menghadapi sulitnya akses
pasar produk kreatif. Hal ini disebabkan belum terbangunnya rantai
distribusi produk kreatif Indonesia ke pasar dunia. Saat ini data pasar
produk kreatif domestik maupun internasional belum terhimpun
secara lengkap, akurat dan terkini.
e. Bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk produk kreatif masih
terbatas, pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku
alternatif bagi produk mode hanya sampai pada tahap eksperimentasi.
Berbagai riset mengenai sumber daya alam Indonesia yang akan
dijadikan bahan baku produk mode belum ada yang dipublikasikan/
dan belum ada pula yang diproduksi dalam jumlah besar.
f. Ketersediaan infrastruktur dan teknologi merupakan persyaratan
utama untuk meningkatkan daya saing industri kreatif Indonesia.
Namun demikian kondisi infrastruktur bagi ekonomi kreatif masih
belum memadai.
g. Partisipasi dan sinergi para pemangku kepentingan secara
keseluruhan belum cukup kuat. Koordinasi dan sinergi lintas
kementerian/lembaga masih belum intensif, dan kreativitas belum
menjadi prinsip utama dalam pembangunan nasional.
11
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
B. PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2018
C. PENGUKURAN KINERJA
12
A. RENCANA STRATEGIS
1. Visi, Misi dan Tujuan
Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi
kreatif adalah menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung
perekonomian nasional dalam rangka peningkatan kemajuan dan
kesejahteraan rakyat. Visi Badan Ekonomi
Kreatif: Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang
Punggung Perekonomian Nasional.
Untuk mencapai tujuan akhir tersebut,
jumlah unit usaha ekonomi kreatif harus
makin besar dengan kemampuan mencipta
dan menguasai nilai tambah yang makin
besar. Untuk itu usaha-usaha ekonomi
kreatif harus mampu menghasilkan
produk/jasa yang unggul baik di pasar dalam
negeri maupun luar negeri.
Tugas Badan Ekonomi Kreatif yakni
membangun ekosistem ekonomi kreatif yang
mampu mendorong: (1) lahirnya usaha baru
ekonomi kreatif; (2) tumbuhnya usaha
ekonomi kreatif yang ada; serta (3)
menghasilkan produk yang unggul dengan
citra (brand) yang dikenal di pasar global.
Di samping membangun ekosistem, Badan
Ekonomi Kreatif juga membangun pelaku
ekonomi kreatif, yaitu memberdayakan mereka di tengah kompleksitas
tatanan perekonomian dengan tingkat persaingan global yang makin
intensif.
Misi Badan Ekonomi Kreatif: Membangun Ekosistem dan Memberdayakan
Pelaku Ekonomi Kreatif.
Untuk melaksanakan misi tersebut, dilaksanakan dengan:
1. Melakukan riset, edukasi, dan pengembangan ekonomi kreatif;
2. Mengembangkan akses permodalan bagi pelaku dan usaha ekonomi
kreatif;
3. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif dengan infrastruktur
yang diperlukan;
VISI
Ekonomi Kreatif
Sebagai Tulang Punggung
Perekonomian Nasional
MISI
Membangun Ekosistem
dan Memberdayakan
Pelaku Ekonomi Kreatif
TUJUAN
1. PDB Ekraf Makin Besar
2. Jumlah Tenaga Kerja
Ekraf Makin Besar
3. Nilai Ekspor
Produk/Jasa Ekraf
Meningkat
13
4. Mengembangkan pemasaran produk ekonomi kreatif baik di pasar
dalam negeri maupun luar negeri;
5. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif memperoleh dan
menegakkan Hak Kekayaan Intelektual atas kreasinya, serta
membangun regulasi yang diperlukan;
6. Membangun hubungan kelembagaan dari semua pemangku
kepentingan baik di dalam negeri maupun dengan pihak luar negeri.
Tujuan yang hendak dicapai merupakan penjabaran dari visi diatas
yaitu: (1) PDB ekonomi kreatif makin besar, untuk itu pertumbuhan
ekonomi kreatif harus tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan
ekonomi nasional agar kontribusinya dapat terus meningkat; (2) Jumlah
tenaga kerja di bidang ekonomi kreatif terus makin besar sebagai
sumbangannya dalam pengurangan pengangguran nasional; serta (3)
Nilai ekspor bruto produk dan jasa ekonomi kreatif makin besar sebagai
sumbangannya terhadap pengumpulan devisa nasional.
2. Penjabaran Sasaran Badan Ekonomi Kreatif
Sasaran Strategis (SS) yang hendak dicapai Badan Ekonomi Kreatif:
SS1: Meningkatnya Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif
SS2: Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif
SS3: Meningkatnya Nilai Ekspor Bruto Produk Ekonomi Kreatif
Pencapaian Sasaran Strategis tersebut merupakan hasil dari upaya
yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, baik swasta maupun
pemerintah, bukan hasil kerja Badan Ekonomi Kreatif semata.
Sumbangan Badan Ekonomi Kreatif untuk mencapai Sasaran Strategis
tersebut adalah: (1) membangun ekosistem yang kondusif bagi
tumbuhnya usaha baru di bidang ekonomi kreatif, yang kondusif bagi
berkembangnya usaha yang ada, serta mampu melahirkan produk kreatif
yang unggul dengan brand yang dikenal di pasar domestik maupun
global; serta (2) memberdayakan pelaku ekonomi kreatif. Inilah yang
menjadi sasaran antara program pengembangan ekonomi kreatif menuju
pencapaian Sasaran Strategis di atas. Pembangunan ekosistem ekonomi
kreatif serta pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif merupakan hasil dari
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh unit-unit kerja di Badan Ekonomi
Kreatif menurut kedeputian. Sedangkan kegiatan di jajaran sekretariat
memberikan dukungan manajemen terhadap pelaksanaan kegiatan di
Badan Ekonomi Kreatif secara keseluruhan, lihat Gambar di bawah ini.
14
Gambar 2.1 Penjabaran Sasaran Pembangunan Badan Ekonomi Kreatif
3. Proses Bisnis di Badan Ekonomi Kreatif
Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun bersumber dari tiga hal, yaitu:
a. Kegiatan-kegiatan yang sudah terencana dan tercantum dalam
Rencanan Strategis Badan Ekonomi Kreatif.
b. Kegiatan yang merupakan aspirasi dari pelaku ekonomi kreatif yang
disampaikan langsung ke pimpinan tertinggi Badan Ekonomi Kreatif.
Dalam kategori ini, termasuk kegiatan yang merupakan aspirasi
daerah pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
c. Kegiatan yang diusulkan oleh pelaku ekonomi kreatif secara bottom-up
dengan mengajukan proposal lewat mekanisme Satu Pintu. Dalam
mekanisme ini, proposal dinilai oleh tim kurator dari kalangan
professional dan ahli di bidangnya. Hasil penilaian ini, menjadi dasar
bagi Badan Ekonomi Kreatif memutuskan apakah akan dipenuhi atau
tidak.
1. Meningkatnya Pertumbuhan PDBEkraf2. Meningkatnya TenagaKerja Ekraf3. Meningkatnya Nila Ekspor Bruto
PROGRAMDUKUNGANMANAJEMEN
YangSigap dan Akuntabel
1. Ekosisitem Ekraf yanglebih kondusif bagi:(a) penumbuhan UsahaBaru;(b)pengembangan usaha yangada;dan (c)lahirnya produk denganbrand global
2. Pelaku Ekraf yanglebih berdaya
PROGRAMPENGEMBANGANEKRAFInnovatif,Tanggap,dan Koheren
D1
D2
D6
D3
D5
D4
Tersedianya hasil riset,data,pengembangan sertabertambahnya pelaku ekraf yangdilatih
Akses ke sumber permodalan yanglebih terbukabagi pelaku ekraf
Jumlah dan kualitas infrastruktur fisik dan TIKbertambah
Berkembangnya Pemasaran produk Ekraf didalam dan luar negeri
Jumlah pengakuan HKImeningkat dan jumlahpelaku ekraf yangdisertifikasi meningkat
Berkembangnya hubungan kelembagaan danwilayah didalam dan luar negeri
Terlaksananya layananPerencanaan dan Keuangan
Terlaksananya layanan Umumdan Kepegawaian
Terlaksananya layanan HukumKomunikasi Publik
Terselenggaranya pengawasaninternalBekraf (Inspektorat)
SASARANSTRATEGIS
SASARANANTARA
HASILKEGIATANUNITKERJA ESELONSATU
15
Forum pengelolaan dan koordinasi kegiatan di Badan Ekonomi Kreatif
ada dua yaitu:
1. Rapat Pimpinan khusus Pejabat Eselon Satu, membahas kebijakan
arah dan pelaksanaan kegiatan; dan
2. Rapat Koordinasi yang melibatkan Pejabat Eselon Satu dan Dua untuk
membahas koordinasi kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas
kedeputian.
Jajaran Sekretariat Utama mengelola proses perencanaan dan
penganggaran yang dilakukan bekerjasama dengan Kementerian
Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas.
Kegiatan Badan Ekonomi Kreatif yang diterima pemangku kepentingan
utama yaitu pelaku ekonomi kreatif dapat berupa:
a. Fasilitasi, pembinaan, bimbingan teknis, dan penyediaan sarana dan
prasarana ekonomi kreatif;
b. Kebijakan dan regulasi untuk memperbaiki ekosistem ekonomi kreatif.
Gambar 2.2 Proses Bisnis Badan Ekonomi Kreatif
PETA PROSES PENGELOLAAN KEGIATAN BEKRAF
KEP
ALA
/
WA
KA
EKO
SIST
EM D
AN
P
ELA
KU
EK
RA
FE
SELO
N S
ATU
ESEL
ON
DU
ASE
TTA
MA
KEM
KEU
/
BA
PPE
NA
S
MULAI
Kebutuhan yg Terakomodasi
dalam RENSTRA
Aspirasi Melalui Top-down
Aspirasi Melalui Bottom-up (Proposal)
Dilaksanakan????
RAPIM MEMBAHAS PRIORITAS DAN
SASARAN
YA
TIDAK
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAN PAGU ANGGARAN
RAKOR MEMBAHAS RENCANA LINTAS
DEPUTI
MENYUSUN RANCANGAN
RKA-KL
RAPIM MEMBAHAS ALOKASI
ANGGARAN
PENELAAHAN RKA DAN DIPA
KEBIJAKAN FISKAL DAN ARAH DAN
PRIORITAS PEMBANGUNAN
DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN (DIPA)PELAKSANAAN
KEGIATAN
LOLOS SELEKSI ADMIN SATU
PINTU ???
RAPIM MEMBAHAS REKOMENDASI KURATOR SATU
PINTU
TIDAK
UNIT PELAKSANA DAN ALOKASI ANGGARAN
YA (SETELAHANGGARAN)
UNIT PELAKSANA DAN ALOKASI ANGGARAN
REVISI EKSTERNAL?
YA
YA
RAKOR PELAKSANAAN
KEGIATAN LINTAS DEPUTI
INTERVENSI LANGSUNG ???
Fasilitasi, Pembinaan,
Bimtek, dan Sarpras
Kebijakan dan Regulasi
memperbaiki Ekosistem
YA TIDAK
TIDAK
16
4. Strategi Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi Kreatif
Badan Ekonomi Kreatif menyadari penuh bahwa keberhasilannya
membangun ekonomi kreatif tergantung pada dukungan para pemangku
kepentingan (stakeholders). Secara sporadis, banyak kementerian,
lembaga dan bahkan pemerintah daerah melakukan pembinaan bagi
usaha usaha kreatif, karena umumnya skala usahanya kecil. Agar Badan
Ekonomi Kreatif bisa eksis dan berjaya, Badan Ekonomi Kreatif harus
memiliki keunggulan (excellent).
Dengan demikian strategi Badan Ekonomi Kreatif adalah untuk
mencapai 3 (tiga) keunggulan utama yakni: (1) keunggulan operasional
(operational excellence); (2) keunggulan produk (product leaderships); dan
(3) keintiman terhadap pelaku ekonomi kreatif (customer intimacy).
Keunggulan Operasional (Operational Excellence)
Strategi untuk keunggulan operasional dimaksudkan untuk
memastikan program dan kegiatan Badan Ekonomi Kreatif dalam
melayani, mendukung dan memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif
terlaksana dengan tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat biaya. Untuk itu,
strategi yang dicapai melalui proses: (1) Top down, (2) Bottom up, dan (3)
Koheren dengan penjelasan sebagai berikut.
Proses Top Down:
Untuk mendapatkan hasil yang
terbaik dari sumber daya terutama
sumber pendanaan yang terbatas,
maka pengembangan ekonomi
kreatif akan difokuskan pada 2
kelompok subsektor yaitu:
subsektor unggulan dan subsektor
prioritas. Subsektor unggulan
berkaitan dengan perannya dalam
pertumbuhan Ekonomi Kreatif yang mencakup subsektor kriya, kuliner,
fashion. Ketiga subsektor ini menyumbang sekitar 76% PDB ekonomi
kreatif. Sedangkan subsektor Prioritas mencakup subsektor film,
animasi, dan video, subsektor aplikasi dan game, dan subsektor musik.
Disebut sebagai subsektor prioritas karena ketiga subsektor ini berperan
sebagai penghela sektor ekonomi lainnya. Tujuan khusus untuk
subsektor unggulan dan subsektor prioritas ditunjukan dalam Tabel 2.1.
17
Tabel 2.1 Subsektor Unggulan dan Subsektor Prioritas
Proses Bottom Up
Program dan kegiatan BADAN EKONOMI
KREATIF juga dimaksudkan untuk melayani
kebutuhan pelaku ekonomi kreatif yang
dituangkan dalam proposal fasilitasi maupun
pendukungan yang diusulkan baik oleh Pemda
maupun Komunitas. Untuk memastikan bahwa
kegiatan fasilitasi dan pendukungan tersebut
sesuai dengan visi dan misi Badan Ekonomi
Kreatif, maka usulan akan diseleksi secara
objektif oleh Tim Kurasi.
Proses Koheren
Menciptakan koherensi, yaitu kegiatan
pengembangan ekonomi kreatif yang dilaksanakan
oleh masing-masing deputi secara keseluruhan
harus koheren menuju pembentukan ekosistem
ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Hal ini
dilakukan melalui tahapan: (1) Prakarsa yang dilakukan oleh satu Deputi
dapat bertema: Produk/Subsektor Lokasi/Daerah (2) Prakarsa ini wajib
disertai oleh Deputi lain. (3) Pada tahap berikutnya, Deputi lain menindak
NO SUBSEKTOR TUJUAN KHUSUS
SUBSEKTOR UNGGULAN
1 Kriya Pengembangan usaha kriya Indonesia model bisnis yang mampu menguasai seluruh nilai tambah dari hulu ke hilir (Indonesian Brand)
2 Kuliner Promosi Soto dan Kopi dan kuliner Indonesia lainnya diperoleh usaha kuliner dengan Brand Indonesia di pasar global (Indonesian Brand)
3 Fashion Menjadikan Indonesia sebagai pusat muslim fashion dan modest fashion dunia
SUBSEKTOR PRIORITAS
1 Film, Animasi dan Video
Memperbaiki struktur pasar dengan memberi kesempatan masuknya pemain baru yang antara lain dengan mengijinkan modal asing
2 Aplikasi dan Game Meningkatkan pangsa pasar aplikasi dan game dalam negeri
3 Musik Mengembangkan platform yang berpihak pada pencipta
18
lanjuti prakarsa tersebut. Demikian seterusnya sehingga terbentuk
ekosistem ekonomi kreatif.
Keunggulan Produk (Product Leaderships)
Jasa layanan yang diberikan Badan Ekonomi Kreatif kepada pelaku
ekonomi kreatif senantiasa diupayakan punya sifat yang unik
dibandingkan dengan jasa layanan sejenis yang diberikan lembaga
pemerintah yang lain. Untuk itu kondisi organisasi di Badan Ekonomi
Kreatif akan diciptakan sehingga kondusif bagi lahirnya inovasi-inovasi
program dan kegiatan. Kondisi organisasi akan didukung oleh sistem
pengelolaan data, informasi, dan pengetahuan menuju organisasi cerdas
(smart organization).
Keintiman kepada Pelaku Ekonomi Kreatif (Customer Intimacy)
Dalam menyediakan layanan, pendukungan, dan fasilitasi kepada pelaku
ekonomi kreatif, seluruh jajaran Badan Ekonomi Kreatif wajib
memperlakukan mereka sebagai customer dengan semangat pembeli
adalah raja, jadi bukan sebagai penerima manfaat (beneficieries) dari
kegiatan pemerintah. Pelayanan Badan Ekonomi Kreatif harus mampu
membuat pembeli (customer) yaitu pelaku ekonomi kreatif kecanduan
(addicted) dan bukannya kapok. Untuk itu seluruh pimpinan unit kerja
wajib membina dan mengawasi anggotanya dalam melayani pelaku
ekonomi kreatif.
5. Pengukuran Pencapaian Sasaran Strategis
Ketiga Sasaran Strategis tersebut merupakan besaran makro ekonomi
yang pengukurannya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh
karena itu sejak tahun 2016, Badan Ekonomi Kreatif telah bekerjasama
dengan BPS untuk menyusun kerangka pengukuran Sasaran Strategis
Badan Ekonomi Kreatif, dan diperoleh kerangka sebagai berikut:
a. Pengukuran PDB Ekonomi Kreatif
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai tambah yang tercipta di seluruh unit usaha produksi. Seluruh unit usaha produksi di
Indonesia, telah diklasifikasikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan-usaha Indonesia (KBLI). Setelah dilakukan harmonisasi antara
definisi ekonomi kreatif, maka 223 lapangan usaha menurut KBLI 5 (lima) dijit yang tersebar di 9 (sembilan) sektor PDB, pemetaannya ditunjukkan dalam Gambar berikut ini.
19
Gambar 2.3 Pemetaan Bidang Usaha ekonomi kreatif dalam Sektor-sektor PDB
b. Pengukuran Jumlah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif
Pengukuran jumlah tenaga kerja ekonomi
kreatif dilakukan dengan mengidentifikasi Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI) bidang ekraf dengan menggunakan tiga
metode, yaitu studi data jabatan ekonomi kreatif, pemetaan kode jabatan ekonomi kreatif dari Nesta, dan studi lapangan
berupa In-depth Survei jabatan Ekraf (ISJE) 2017.
c. Pengukuran Nilai Ekspor Ekonomi Kreatif
Nilai ekspor ekonomi kreatif diolah adalah Harmonized System (HS), Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), subsektor ekraf, pelabuhan muat, provinsi muat, provinsi asal, negara tujuan, berat bersih, dan nilai
freight on board (FOB). Dari 16 subsektor ekonomi kreatif, dilakukan identifikasi
terhadap kode KBLI 2009. Setelah itu dilakukan pengecekan korespondensi terhadap kode HS 2012 sehingga didapatkan 8 subsektor aktivitas ekspor ekonomi kreatif
Indonesia. Komoditas ekspor yang diperoleh dari dokumen PEB awalnya masih dalam kode HS, selanjutnya dikonversi ke dalam kode
KBLI ekonomi kreatif yang telah disusun sebelumnya.
20
Dengan demikian, pengolahan data untuk Sasaran Strategis Badan
Ekonomi Kreatif dilakukan oleh lembaga yang kompeten. Untuk
memperolah data pencapaian Sasaran Strategis, setiap tahun Badan
Ekonomi Kreatif menjalin kerjasama dengan BPS, dan hasilnya masih
bersifat perkiraan (taksiran) dan mengalami keterlambatan satu tahun
dari Berita Resmi Statistik PDB Tahunan dikarenakan:
- Data ekonomi kreatif diturunkan dari data makro nasional;
- Badan Pusat Statistik dalam menghitung data dari data makro
nasional ke data ekonomi kreatif dibutuhkan 1 (satu) tahun anggaran;
- Oleh karena itu data ekonomi kreatif terlambat 2 (dua) tahun dari
tahun anggaran.
B. PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2018
1. Rencana Kinerja Tahun 2018 (RKT)
Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan mengikuti proses perencanaan
penganggaran yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Anggaran –
Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan dan
Pembangunan Nasional/ Bappenas, sejak ditetapkannya Prioritas
Pembangunan dan Pagu Indikatif hingga Pagu Alokasi (pagu definitif).
Dengan mempertimbangkan sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2018
yang tercantum dalam UU APBN 2018, maka Sasaran Strategis Badan
Ekonomi Kreatif Tahun 2018 disajikan dalam Tabel berikut ini.
SASARAN STRATEGIS SATUAN 2016
Sasaran 2017
Sasaran 2018
Sasaran
1 Pertumbuhan PDB
Ekonomi Kreatif % 5,21 5,70 5,60
2 Tenaga Kerja Juta Orang 16,20 16,40 16,70
3 Nilai Ekspor Milliar USD 19,99 20,50 21,00
Tabel 2.2 Sasaran Strategis Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018
21
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Berdasarkan rencana kinerja Badan Ekonomi Kreatif tahun 2018
dalam bentuk Sasaran Strategis, maka disusun Indikator Kinerja Utama
Badan Ekonomi Kreatif. Komitment pencapaian Sasaran Strategis ini
dituangkan dalam Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Kepala
Badan Ekonomi Kreatif. Selanjutnya semua Pejabat Eselon Satu, Dua,
Tiga dan Empat di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif juga membuat
perjanjian kinerja. Laporan kinerja pejabat Eselon Satu dan Dua akan
disampaikan terpisah dari dokumen ini.
23
C. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja Badan Ekonomi Kreatif memanfaatkan data kinerja
yang diperoleh melalui sistem pengumpulan data kinerja dari dua
sumber, yaitu :
1) Data eksternal, digunakan data-data sekunder relevan dengan
pencapaian kinerja Badan Ekonomi Kreatif, khususnya data-data yang
bersumber atas hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Republik
Indonesia, yang telah bekerja sama mulai tahun 2016.
2) Data internal yang berasal dari sistem informasi dan pelaporan yang
ada, baik berupa laporan kegiatan, seperti laporan bulanan,
triwulanan, semesteran, laporan kinerja kedeputian, laporan realisasi
anggaran, dan laporan kegiatan tahunan lainnya.
Perhitungan persentase pencapaian target kinerja memperhatikan
karakteristik komponen realisasi dalam kondisi:
Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja semakin baik.
Perhitungan capaian kinerja untuk ketiga sasaran strategis tersebut
menggunakan rumus:
Capaian =Realisasi
Target x 100%
Untuk mengukur nilai capaian kinerja Badan Ekonomi Kreatif
menggunakan acuan Keputusan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 98
Tahun 2017 tanggal 18 Desember 2017 tentang Penetapan Nilai Capaian
Kinerja Dalam Rangka Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pada Badan
Ekonomi Kreatif.
Berikut adalah Predikat Nilai Capaian Kinerja yang dikelompokkan dalam
skala pengukuran ordinal dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan
evaluasi akuntabilitas kinerja:
Persentase Kategori Kode Warna
90 % - 100% Sangat Baik
80% - 90% Baik
60% - 80% Cukup
<60% Tidak Tercapai
Tabel 2.3 Predikat Nilai Capaian Kinerja
24
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
B. REALISASI ANGGARAN
C. KINERJA DAN CAPAIAN LAINNYA
D. EVALUASI KINERJA
25
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018
mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Di samping itu Indikator
Kinerja Utama di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif, merupakan acuan
ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di
lingkungan Badan Ekonomi Kreatif dalam menyusun perencanaan dan
penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi kinerja.
Struktur organisasi Badan Ekonomi Kreatif di tingkat Eselon I (Deputi)
bukan berdasarkan subsektor yang ditangani. Sesuai dengan tugas dan
fungsi Badan Ekonomi Kreatif mempunyai 6 (enam) Deputi yang
menangani 16 subsektor sebagaimana telah disebutkan pada Bab I.
Setiap Deputi mempunyai peran yang berkesinambungan terhadap
Deputi lainnya. Hal tersebut terlihat dari Sasaran Strategis yang telah
disusun di dalam Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif dengan
membangun ekosistem ekonomi kreatif.
Pembangunan Ekosistem Ekonomi Kreatif adalah menjadi inti dari
Program Pengembangan Ekonomi Kreatif. Ada 3 (tiga) ultimate outcome
(impact) dari pelaksanaan program ekonomi kreatif yaitu: (1)
Meningkatnya jumlah perusahaan; (2) Meningkatnya nilai tambah
perusahaan; serta (3) Brand produk kreatif mendunia. Dari ketiga impacts
tersebut dijabarkan menjadi 1.Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif,
2.Jumlah tenaga kerja dan 3.Ekspor produk yang menjadi sasaran makro
yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019.
1. Capaian dan Analisis Kinerja 2018
Berdirinya Badan Ekonomi Kreatif diharapkan mampu meningkatkan
kontribusi PDB dari sektor Ekonomi Kreatif melalui peningkatan nilai
tambah pada startup, sebagaimana peran Badan Ekonomi Kreatif dalam
government fund (bantuan pemerintah) untuk meningkatkan nilai tambah
pelaku ekonomi kreatif melalui pemberdayaan startup. Berdasarkan hasil
riset gabungan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan
Ekonomi Kreatif pada tahun 2018 untuk 492.312 usaha, sektor ekonomi
kreatif berhasil menyumbang sekitar 5,19% terhadap total PDB Indonesia
dan menyerap 18,35 juta orang tenaga kerja. Selain itu sektor ekonomi
kreatif pada 2018 telah berhasil menyumbangkan nilai ekspor sebesar
21,40 Miliar USD.
26
Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2018 menunjukkan
bahwa Badan Ekonomi Kreatif telah mencapai target. Hal ini bisa dilihat
pada tabel berikut :
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Sasaran Strategis Target Realisasi *)
Capaian
%
1 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif (%)
5,60 5,19 92,68
2 Penyerapan Tenaga
Kerja
Serapan Tenaga Kerja
(juta orang)
16,70 18,35 109,88
3 Nilai Ekspor Produk Kreatif
Nilai Ekspor Bruto (Miliar USD)
21,00 21,40 101,90
*) Data Sementara BPS
Tabel 3.1 Capaian Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018
Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama dari setiap sasaran
strategis Badan Ekonomi Kreatif, diuraikan dalam penjelasan berikut ini:
a) Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif
Sasaran Stategis 1. Pertumbuhan PDB dengan Indikator Kinerja Utama
Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif dari target 5,60% telah terealisasi
sebesar 5,19% sehingga capaiannya sebesar 92,68%.
Tabel 3.2 Pertumbuhan Sub-Bidang Ekonomi Kreatif
Subsektor 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4)
Kuliner 5,06 4,84 4,77
Fesyen 4,05 3,13 3,86
Kriya 2,27 4,77 4,67
Penerbitan 3,60 5,18 5,20
Seni Pertunjukan 9,54 6,38 6,97
Televisi dan Radio 10,33 8,88 9,30
Fotografi 6,89 6,49 6,76
Musik 7,59 7,69 7,92
Arsitektur 6,05 7,01 7,13
Seni Rupa 4,50 6,03 6,07
Aplikasi dan Game Developer 8,06 5,34 5,88
Periklanan 7,07 6,73 6,97
Film, Animasi dan Video 10,09 10,29 10,41
Desain Interior, Komunikasi Visual, Produk 7,52 6,16 6,46
Total 4,95 5,02 5,19
27
Tidak tercapainya pertumbuhan PDB ekonomi kreatif secara optimal
karena adanya beberapa indikator kinerja keluaran yang tidak dapat
dilaksanakan secara optimal karena sebagai berikut:
- Turunnya aktivitas produksi akibat libur yang lebih panjang daripada
tahun lalu
- Faktor pelemahan rupiah yang menyebabkan kenaikan biaya produksi
untuk perusahaan-perusahaan yang menggunakan komponen impor
- Kenaikan suku bunga kredit
- Kurangnya koordinasi dengan pihak-pihak eksternal dalam rangka
pelaksanaan kegiatan.
- Tidak tercapainya target pembuatan kerja sama/MoU dengan pihak
eksternal
Hasil pengukuran data statistik menunjukkan bahwa kinerja ekonomi
kreatif Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun
sebelumnya. Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif pada tahun
2017 naik mencapai Rp 989,15 Triliun dengan nilai kontribusi terhadap
PDB Nasional sebesar 7,28%, atau meningkat dari tahun sebelumnya
yang hanya sebesar Rp 923,05 Triliun. Namun jika dilihat dari nilai
kontribusinya terhadap PDB nasional menurun yang pada tahun 2016
sebesar 7,44%. Angka ini juga diiringi dengan pesatnya laju pertumbuhan
ekonomi kreatif sebesar 5,06% di tahun 2017 dibandingkan tahun
sebelumnya yang hanya sekitar 4,95%.
Grafik 3.1 Perkembangan PDB Nasional vs PDB Ekraf
Perkembangan dari tahun 2016 ke tahun 2017 menunjukkan bahwa:
a. Angka pertumbuhan ekonomi kreatif meningkat dari 4,95% tahun
2016 menjadi 5,06% pada tahun 2017;
4,95
5,06
5,035,07
4,8
4,9
5
5,1
5,2
2016 2017
Pertumbuhan PDB(%)
PDB Ekraf PDB Nasional
28
b. Gap antara pertumbuhan PDB nasional dengan PDB ekonomi kreatif
mengecil, sehingga bila trend ini terus berlanjut maka di tahun-tahun
berikutnya, pertumbuhan ekonomi kreatif akan lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2018 diukur melalui indikator
kinerja yang termasuk ke dalam Kegiatan Prioritas 4.9 yaitu Penguatan
Pertumbuhan Ekonomi Kreatif, yang dijabarkan dalam tabel berikut.
Prioritas
Nasional/Program
Prioritas/Kegiatan Prioritas
Proyek Prioritas Target Realisasi Capaian
(%)
Prioritas Nasional : Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
Program Prioritas 4 : Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Kegiatan Prioritas : Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
Big Data Ekonomi Kreatif
4
Database
4
Database 100
Direktori Data dan Pusat
Unggulan Ekonomi Kreatif
2
Direktori
Data
2
Direktori
Data
100
SDM Ekonomi Kreatif yang
Diedukasi
11.200
Orang
10.752
Orang 96
Modal disalurkan dari sektor Non-Perbankan kepada
Pelaku Ekonomi Kreatif yang
aksesnya diintermediasi oleh
Badan Ekonomi Kreatif
220
Miliar
Rupiah
257,23
Miliar
Rupiah
116,92
Bimbingan Teknis dan
Supervisi atas Laksana
Kebijakan dan Program terkait Akses Permodalan Sektor Non
Perbankan Modal Ventura dan
Dana Masyarakat
2.200 Orang
5995 Orang
272,5
Modal yang disalurkan dari
Akses Perbankan kepada
Pelaku Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi oleh Badan
Ekonomi Kreatif
4.400
Miliar Rupiah
4.749
Miliar Rupiah
107,94
Infrastruktur dan Sarana
Fisik Kreatif yang Difasilitasi 16 Unit 33 Unit 206,25
Pelaku ekonomi kreatif yang
Difasilitasi Infrastruktur Fisik
3000
orang
3000
orang 100
Infrastruktur TIK yang
Difasilitasi
10.000
orang
10.000
orang 100
Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mendapat Fasilitasi Promosi
Dalam Negeri
2.730 orang
3.808 Orang
139,4
Kerja sama yang
Diimplementasikan di Dalam
Negeri
10 Kerja
Sama
18 Kerja
Sama 180
Kerja sama Luar Negeri yang
Memiliki Potensi Ekonomi di
Sektor Ekonomi Kreatif yang Ditandatangani
7
Kerja Sama
1
Kerja Sama
14,29
Tabel 3.3 Kegiatan Prioritas Nasional Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
29
Berikut ini merupakan penjabaran dari masing-masing kegiatan prioritas
yang mendukung Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif:
1. Big Data Ekonomi Kreatif
Big Data Ekonomi Kreatif merupakan program terkait database yang
dimiliki oleh Badan Ekonomi Kreatif. Database ini sangat berguna dalam
menjelaskan fakta terkait ekonomi kreatif. Di samping itu, database juga
bermanfaat dalam menentukan langkah yang dilakukan Badan Ekonomi
Kreatif, terutama dalam menunjang kebijakan, rencana, maupun strategi.
Salah satu langkah yang diambil ialah dengan membangun dan
mengembangkan sistem informasi dan database ekonomi kreatif yang
mampu mengumpulkan data pelaku dan perusahaan yang bergerak di
sektor ekonomi kreatif.
Badan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan tenaga ahli bidang teknologi
informasi telah membangun suatu sistem informasi berbasis website
maupun mobile (Android dan IOS) untuk digunakan sebagai sarana
pengumpulan data pelaku dan perusahaan yang bergerak di sektor
ekonomi kreatif.
Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pengembangan big data ekonomi
kreatif dari target 4 (empat) database telah terealisasi sebesar 4 (empat)
database sehingga capaiannya sebesar 100%. 4 (empat) database tersebut
adalah Aplikasi BISMA (Badan Ekonomi Kreatif Information System on
Mobile Application), Badan Ekonomi Kreatif Outlook Ekonomi Kreatif
(OPUS), Indonesia Trend Forecasting, dan Data Statistik BPS.
30
Gambar 3.1 Kegiatan Big Data Ekonomi Kreatif
Gambar 3.2 Sebaran Pelaku Ekonomi Kreatif dalam Aplikasi BISMA
31
Gambar 3.3 Buku Badan Ekonomi Kreatif Outlook Ekonomi Kreatif
Gambar 3.4 Indonesia Trend Forecasting
32
2. Direktori Data dan Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif
Dalam pembentukan direktori data, Badan Ekonomi Kreatif melibatkan
mitra, seperti perguruan tinggi, pelaku dan asosiasi ekonomi kreatif,
instansi pemerintah dan pemerintah daerah yang terkait. Dari target 2
naskah, berhasil disusun naskah data sebanyak 2 naskah prosiding
sehingga capaiannya 100%.
Gambar 3.5 Kegiatan Direktori Data Ekonomi Kreatif
3. SDM Ekonomi Kreatif yang di Edukasi
No Indikator Kinerja Keluaran Target Realisasi Persentase
%
1 SDM Ekonomi Kreatif Yang Diedukasi Pada
16 Subsektor 6.170 3.193 51,7%
1. Pemberdayaan Komunitas Kreatif 2.000 1.310 65,5%
2. Pemberdayaan Asosiasi Kreatif 1.500 590 39,3%
3. Pemberdayaan Perguruan Tinggi
Kreatif 1.200 500 41,6%
4. Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Sertifikasi Internasional 350 - 0
5. Sosialisasi Edukasi Ekonomi Kreatif 1.000 500 50%
6. Rangkaian Penyelenggaraan Seleksi
Desain Indonesia (ORBIT) 120 293 244,1%
2 SDM Ekonomi Kreatif Yang Diedukasi Pada
Pusat Inkubasi 20 500* 2500%*
1.
Rangkaian Penyelenggaraan
Pelatihan dan Inkubasi Sub Sektor
Ekonomi Kreatif
20 500 2500%
33
No Indikator Kinerja Keluaran Target Realisasi Persentase
%
3
SDM Ekonomi Kreatif Yang Mendapatkan
Pendukungan Pendidikan Dan Pelatihan 16
Sub Sektor Ekonomi Kreatif
2.100 3.432 163,4%
1. Pendukungan Kegiatan Kreatif pada
Komunitas dan Masyarakat Kreatif 1.000 1.540 154%
2. Pendukungan Kegiatan Kreatif pada
Asosiasi dan Perguruan Tinggi Kreatif 1.000 1.883 188,3%
3.
Pembelajaran Praktek Terbaik (Best
Practice) untuk Asosiasi dan
Perguruan Tinggi Kreatif
50 5 10%
4.
Pembelajaran Praktek Terbaik (Best
Practice) untuk Komunitas dan
Masyarakat Kreatif
50 4 8%
4 Inovatif Dan Kreatif Melalui Kolaborasi
Nusantara (IKKON) 310 310 100%
1. Persiapan IKKON 2018 60 60 100%
2. Pelaksanaan IKKON 2018 250 250 100%
5 BADAN EKONOMI KREATIF Festival 2.000 3000 150%
1. Persiapan BADAN EKONOMI
KREATIF Festival 500 500 100%
2. Pelaksanaan BADAN EKONOMI
KREATIF Festival 1.500 2500 166,6%
6 SDM Ekonomi Kreatif Perempuan Yang
Diedukasi Berbasis Digital 600 317 52,8%
1.
Pelatihan Bidang Digital untuk Ibu
Rumah Tangga (Coding Mum) 600 317 52,8%
Jumlah 11.200 10.752 96%
Tabel 3.4 Jumlah SDM Ekonomi Kreatif yang Diedukasi
Capaian Indikator Kinerja Kegiatan SDM ekonomi kreatif yang diedukasi
dari target 11.200 orang telah terealisasi sebesar 10.752 orang sehingga
capaiannya sebesar 96%.
Dari hasil capaian tersebut masih terdapat satu kegiatan yang tidak
dilaksanakan, yaitu Peningkatan Mutu Pendidikan dan Sertifikasi
34
Internasional. Hal itu dikarenakan belum berkoordinasi dengan
perguruan tinggi Indonesia yang memiliki kerja sama dengan perguruan
tinggi di luar negeri atau lembaga yang terkait dengan sertifikasi di 16
subsektor ekonomi kreatif. Program tersebut memiliki kesamaan dengan
program di unit kerja lain tentang sertifikasi.
4. Modal Disalurkan dari Sektor Non Perbankan Kepada Pelaku
Ekonomi Kreatif yang Aksesnya Diintermediasi oleh Badan
Ekonomi Kreatif.
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 220 Miliar Rupiah telah
terealisasi sebesar 257,23 Miliar Rupiah sehingga capaiannya sebesar
116,92%. Penyaluran modal ini berasal dari sumber permodalan non
perbankan dengan intermediasi Badan Ekonomi Kreatif melalui kegitan-
kegiatan matchmaking yang dilakukan seperti Startup World Cup,
Workshop Peningkatan Kapasitas, Food Startup Indonesia, Docs by The
Sea, Akatara Indonesian Film Financing Forum, Penyaluran Bantuan
Insentif Pemerintah kepada Pelaku Ekonomi Kreatif, dan kegiatan
lainnya.
35
Gambar 3.6 Kegiatan Akatara Indonesian Film Financing Forum
Gambar 3.7 Kegiatan Docs by The Sea
Adapun rincian dari capaian target output tersebut yaitu :
No TARGET OUTPUT
Kegiatan/ Sumber Permodalan
Output Penyaluran Modal (Rupiah)
Lokasi Sub Sektor
1
220 Miliar Rupiah
Foodstartup Indonesia Rp6,200,000,000 Surabaya Kuliner
2 Startup World Cup Rp650,000,000 Jakarta Aplikasi Digital dan Game Developer (AGD)
3 Startup World Cup Rp650,000,000 Jakarta Aplikasi Digital dan Game Developer (AGD)
4 Startup World Cup Rp520,000,000 Jakarta Aplikasi Digital dan Game Developer (AGD)
5 PMVD Rp30,486,899,937 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
6 Foodstartup Indonesia Rp20,000,000,000 Yogyakarta Kuliner
7 PBMT Rp25,000,000,000 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
8 PBMT Rp25,000,000,000 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
36
No TARGET OUTPUT
Kegiatan/ Sumber Permodalan
Output Penyaluran Modal (Rupiah)
Lokasi Sub Sektor
9 Docs by The Sea Rp10,235,000,000 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Film
10 Foodstartup Indonesia Rp500,000,000 Malang Kuliner
11 PBMT Rp25,000,000,000 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
12 Akatara Rp180,000,000 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Film
13 PBMT Rp25,000,000,000 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
14
Bantuan Insentif Pemerintah (52 Penerima Bantuan dengan rincian : 14 kuliner, 13 Kriya, 13 Fesyen, 12 AGD) : Rp. 4.714.444.106
Rp1,258,159,290 Depok, Bandung, Jakarta, Yogyakarta,Palembang, Magelang, Rembang,Padang, Surakarta, Wonogiri, Pekalongan, Bali, Kutai kertanegara, Aceh, Semarang, Banjarnegara, Depok, Tulungagung, Bogor, Banyuwangi, Balikpapan,Pekanbaru, Wonosobo, Surabaya, Malang
Kuliner
Rp1,099,915,816 Kriya
Rp1,161,769,000 Fesyen
Rp1,194,600,000 Aplikasi Digital dan Game Developer (AGD)
15 PBMT Rp15,000,000,000
Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
16 Foodstartup Indonesia Rp300,000,000 Malang Kuliner
17 Akatara Rp7,250,000,000
Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Film
18 ANGIN Rp11,200,000,000
Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner, AGD
19 Instellar Rp6,380,000,000
Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner, AGD
20 Sarana Jakarta Ventura
Rp960,000,000 Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
21 Sarana Jabar Ventura Rp42,000,000,000
Tersebar di beberapa kota di Indonesia
Fesyen, Kriya, Kuliner
TOTAL Rp257,226,344,043
Tabel 3.5 Jumlah Modal yang Disalurkan dari Sektor Non Perbankan
5. Bimbingan Teknis dan Supervisi atas Laksana Kebijakan dan
Program Terkait Akses Permodalan Sektor Non Perbankan Modal
Ventura dan Dana Masyarakat.
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 2.200 orang telah
terealisasi sebanyak 5.995 orang sehingga capaiannya sebesar 272,5.
Pelaku ekonomi kreatif yang mendapatkan bimbingan teknis berasal dari
subsektor Kuliner, Aplikasi dan Game Developer, Film, Fashion, Animasi,
dan Kriya melalui kegiatan-kegiatan workshop peningkatan kapasitas
ataupun mentoring yang telah dilakukan Badan Ekonomi Kreatif.
37
Gambar 3.8 Kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas
Capaian Indikator Kinerja Kegiatan dari output Bimbingan teknis dan
supervisi atas laksana kebijakan dan program terkait akses permodalan
sektor non perbankan modal ventura dan dana masyarakat adalah
sebagai berikut:
JUMLAH ORANG YANG DIBERIKAN BIMBINGAN TEKNIS
Nama Kegiatan Target Kota Tanggal Bulan Peserta (Orang)
Total %
Food Startup Indonesia
2200
Medan 13 Februari 85
1258 57,18
Food Startup Indonesia
Bandung 20 Februari 200
Food Startup Indonesia
Makassar 23 Februari 100
Food Startup Indonesia
Semarang 1 Maret 75
Food Startup Indonesia
Banjarmasin 6 Maret 46
Food Startup Indonesia
Malang 9 Maret 125
Food Startup Indonesia
Yogyakarta 13 Maret 110
Food Startup Indonesia
Surabaya 20 Maret 126
Food Startup Indonesia
Mataram 23 Maret 72
Food Startup Indonesia
Belitung 27 Maret 68
Food Startup Indonesia Demoday
Surabaya 30 - 1 Juli - Agustus
251
Akatara Master Class Makassar 19 April 110
608 27,64 Akatara Master Class Malang 2 Mei 115
Akatara Master Class Bandung 3 Juni 150
Akatara Master Class Jakarta 5 Juni 115
38
JUMLAH ORANG YANG DIBERIKAN BIMBINGAN TEKNIS
Nama Kegiatan Target Kota Tanggal Bulan Peserta (Orang)
Total %
Final Akatara Jakarta 18 - 20 September 118
Docs By The Sea Bali 3,3 Agustus 78 78 3,55
Badan Ekonomi Kreatif Get Funded
Batam 1 Maret 150
959 43,59
Badan Ekonomi Kreatif Get Funded
Jakarta 8 Februari 201
Badan Ekonomi Kreatif Get Funded
Yogayakarta 12 Maret 135
Badan Ekonomi Kreatif Get Funded
Bali 22 Maret 92
Badan Ekonomi Kreatif Get Funded
Padang 3 April 152
Badan Ekonomi Kreatif Get Funded
Surabaya 22 Mei 107
Badan Ekonomi Kreatif Get Funded
Bandung 25 Mei 122
Workshop Peningkatan Kapasitas
Garut 18 - 21 Februari 150
1759 79,95
Workshop Peningkatan Kapasitas
Malang 23 - 25 Februari 150
Workshop Peningkatan Kapasitas
Semarang 17 Maret 106
Workshop Peningkatan Kapasitas
Karanganyar 28 Maret 126
Workshop Peningkatan Kapasitas
Wonogiri 30 Maret 150
Workshop Peningkatan Kapasitas
Palangkaraya 16 April 127
Workshop Peningkatan Kapasitas
Indramayu 20 April 150
Workshop Peningkatan Kapasitas
KBB 23 April 148
Workshop Peningkatan Kapasitas
Grobogan 8 Mei 142
Workshop Peningkatan Kapasitas
Padang 14 Agustus 127
Workshop Peningkatan Kapasitas
Samarinda 1 September 122
Workshop Peningkatan Kapasitas
Ungaran 4 September 133
Workshop Peningkatan Kapasitas
Jambi 9 September 128
Gostartupindonesia Pitching Competition
Surabaya 25 - 26 September 146
1333 60,59
Gostartupindonesia Pitching Competition
Yogyakarta 2 - 3 Oktober 208
Gostartupindonesia Pitching Competition
Batam 5 - 6 Oktober 115
Gostartupindonesia Pitching Competition
Medan 10 - 11 Oktober 222
Gostartupindonesia Pitching Competition
Denpasar 18 - 19 Oktober 105
39
JUMLAH ORANG YANG DIBERIKAN BIMBINGAN TEKNIS
Nama Kegiatan Target Kota Tanggal Bulan Peserta (Orang)
Total %
Gostartupindonesia Pitching Competition
Bandung 25 - 26 Oktober 253
Gostartupindonesia Pitching Competition
Jakarta 29 Oktober 113
Gostartupindonesia BootCamp
Jakarta 31 - 4 November 16
Gostartupindonesia Scale Con
Jakarta 3 Desember 155
TOTAL 5995 5995 272,50
Tabel 3.6 Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mengikuti Bimbingan Teknis
6. Modal yang Disalurkan dari Akses Perbankan kepada Pelaku
Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi oleh Badan Ekonomi Kreatif
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 4400 Miliar Rupiah telah
terealisasi sebesar 4749 Miliar Rupiah sehingga capaiannya sebesar
107,94%. Penyaluran modal ini berasal dari sumber permodalan
perbankan yang difasilitasi Badan Ekonomi Kreatif melalui kegitan Badan
Ekonomi Kreatif Financial Club, Business Matching, dan Deureuham.
Berikut dijabarkan rincian capaian dari output modal yang disalurkan
dari akses Perbankan kepada pelaku ekonomi kreatif yang difasilitasi oleh
Badan Ekonomi Kreatif dalam tabel berikut;
Nama Output
Output
Target
(Volume) Total Realisasi (Volume)
Total
Progres
(%)
Modal yang disalurkan dari
akses Perbankan kepada
Pelaku ekonomi kreatif yang
difasilitasi oleh BADAN
EKONOMI KREATIF
4400 Milyar
4749 Milyar terdiri dari :
BNI Syariah :
Rp 109.144.571.270
BNI :
Rp 40.778.000.000
Maybank :
Rp 458.954.279.625
Bank Muamalat:
Rp 78.442.562.258
BRI :
Rp 1.751.492.000.000
BRI Syariah :
Rp 115.895.000.000
BCA :
Rp 2.194.446.022.419
107,94 %
Tabel 3.7 Jumlah Modal yang Disalurkan dari Akses Perbankan
40
Gambar 3.9 Infografis dari Modal yang Disalurkan dari Akses Perbankan
Gambar 3.10 Kegiatan Bekraf Financial Club
41
Gambar 3.11 Sharia Banking for Creative Business Matching
7. Infrastruktur dan Sarana Fisik Kreatif yang Difasilitasi
Pada Indikator Kinerja Kegiatan Prioritas Nasional ini dari target 16 unit
yang telah terealisasi sebesar 33 unit sehingga capaiannya sebesar
206,25%. Infrastruktur dan sarana fisik kreatif yang difasilitasi tersebut
merupakan Bantuan Pemerintah (Banper) yang terdiri dari paket
revitalisasi infrastruktur fisik dan paket sarana ruang kreatif. Pada
pelaksanaannya, dari 16 pengusul yang telah ditetapkan sebagai
penerima bantuan 2018, masih terdapat ruang untuk penyerapan
anggaran, sehingga dilakukan penyeleksian kembali proposal yang telah
masuk sebelumnya. Sehingga didapatlah total penerima bantuan Tahun
Anggaran 2018 sebanyak 33 unit. Penambahan 17 unit penerima
bantuan dilakukan untuk memaksimalkan penyerapan pagu yang telah
ditetapkan.
Dari hasil rapat pleno ditetapkan Surat Keputusan (SK) Penerima
Bantuan berisi 33 (tiga puluh tiga) penerima bantuan pemerintah
revitalisasi ruang kreatif dan sarana ruang kreatif tahun 2018, sebagai
berikut:
No Nama Penerima Jumlah Barang/Jasa
1
IVAA (Indonesian Visual Art
Archive), Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur
Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 Lembaga Budaya Mugi Dance,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur
Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
3
Padepokan Seni Bagong
Kussudiardja, Kabupaten Bantul, DI
Yogyakarta
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi
4
Bumi Pemuda Rahayu (Rujak
Center), Kabupaten Bantul, DI
Yogyakarta
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur
Fisik Ruang Kreatif
42
No Nama Penerima Jumlah Barang/Jasa
5 Paguyuban Acapella Mataraman,
Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur
Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
6 Jatim IT Creative (JITC), Kota
Surabaya, Jawa Timur
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur
Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
7
Garut Kreatif Hub (Koperasi
Samarawangi), Kabupaten Garut,
Jawa Barat
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur
Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
8
Kelompok Wanita Tani Berdikari/
Rumah Produksi Jamu (Minuman
Rempah Herbal), Kabupaten
Wonosobo, Jawa Tengah
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
9 Festival Film Dokumenter, Kota
Yogyakarta, DI Yogyakarta 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
10 Four Colour Films, Kota Yogyakarta,
DI Yogyakarta
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
11
Komunitas Seni Nan Tumpah,
Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
12 Yayasan Meruyung, Kota Depok,
Jawa Barat 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
13
Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Depok, Kota Depok, Jawa
Barat
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
14 Sanggar Seni Mahagenta,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
15 Yayasan Payung Hitam, Kota
Bandung, Jawa Barat 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
16 Yayasan Selasar Sunaryo,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
17 Sugi Performing Arts, Kota Palopo,
Sulawesi Selatan 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
18 Yayasan 7th Sky, Kota Bandung,
Jawa Barat
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur
Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi
19 Perkumpulan Offstream, Kota
Administrasi Pusat, DKI Jakarta 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
20 Lembaga Buana, Kota Banda Aceh,
NAD 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
21 Kelompok Cahaya Mata, Kota
Lhokseumawe, NAD 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
22 Pemerintah Kota Tual, Kota Tual,
Maluku 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
23 Yayasan Nuril Assyraf, Kabupaten
Raja Ampat, Papua Barat 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
24 Yayasan Taut Seni/ARTBALI,
Kabupaten Badung, Bali
1 Paket Fasilitasi Revitalisasi Infrastruktur Fisik Ruang Kreatif
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
25 Perkumpulan Komunitas Sinema
Melayu, Kota Pekanbaru, Riau 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
26
Radio Komunitas Saka Tiga
(SAGA), Kabupaten Sintang,
Kalimantan Barat
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
43
No Nama Penerima Jumlah Barang/Jasa
27
Pemerintah Desa Wae Mose,
Kecamatan Lembor, Kabupaten
Manggarai Barat, NTT
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
28
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi,
Perindustrian dan Perdangangan
Kabupaten Samosir, Sumatera
Utara
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
29
Dinas Pariwisata Kabupaten
Halmahera Barat, Kabupaten
Halmahera Barat, Maluku Utara
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
30
Kelompok Pengrajin Batik Sekar
Manggar, Kabupaten Pemalang,
Jawa Tengah
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
31
Pemerintah Desa Komodo,
Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat, NTT
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
32
Pemerintah Kelurahan
Nangalimang, Kecamata Alok,
Kabupaten Sikka, NTT
1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
33 Distorsi, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur 1 Paket Fasilitasi Sarana Ruang Kreatif
Tabel 3.8 Penerima Bantuan Pemerintah
8. Pelaku Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Infrastruktur Fisik
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 3.000 orang yang telah
terealisasi sebesar 3.000 orang sehingga capaiannya sebesar 100%.
Adapun rincian dari pelaku ekonomi kreatif yang difasilitasi infrastruktur
fisik adalah sebagai berikut:
No. Nama kegiatan Lokasi
Jumlah Peserta/
Pelaku yang
difasilitasi
1
Workshop Pembentukan
Ekosistem Kab/Kota Kreatif
Indonesia
Berau 36 pengerajin
Kota Manado 37 Pelaku Ekraf
Kab. Kutai Kartanegara 50 pengerajin
Lombok Tengah 12 pengerajin
2
Workshop Penguatan
Ekosistem Kab/Kota Kreatif
Indonesia
Samosir 41 pengerajin
Kabupaten Nias dan
Kota Gunungsitoli
38 pengerajin
kabupaten Pemalang 49 pengerajin
Desa Lembor, NTT 50 pengerajin
Desa Komodo, NTT 20 pengerajin
Jailolo, Maluku Utara 40 pengerajin
3 Workshop Ekosistem
ekonomi Kreatif
Kota Surabaya 200 Pelaku ekraf
Kota Ternate 151 Pelaku ekraf
Kab. Grobogan 170 Pelaku Ekraf
Kota Jogjakarta 200 pelaku Ekraf
Kab. Garut 186 Pelaku Ekraf
44
No. Nama kegiatan Lokasi
Jumlah Peserta/
Pelaku yang
difasilitasi
Kota Palembang 145 Pelaku ekraf
Kota Salatiga 210 pelaku Ekraf
Kota Banjarnegara 166 pelaku Ekraf
4 Pendukungan pengerajin
dalam Kegiatan Adiwastra
Nusantara 2018
Jakarta
8 pengerajin
5 Pendukungan Penulis dan penerbit Indonesia dalam
Kegiatan Kuala Lumpur
International Book Fair
(KLIBF)
Kuala Lumpur,
Malaysia
50 Penulis dan Penerbit
6 Pendukungan Seniman
dalam Kegiatan ARTJOG Yogyakarta
54 Seniman
7 Pendukungan Seniman
Indonesia dalam The 12th International Jena
Fulldome Festival
Jena, German
8 Pendukungan pengerajin
dalam Kegiatan Indonesia
Interior Craft Exhibition Jakarta
6 Kelompok
Pengerajin
9 Pendukungan Kegiatan Indonesia Creative City
Festival (ICCF) Yogyakarta
600 Peserta (Pemerintah Daerah,
Akademisi,Komunitas,
pelaku Usaha)
10 Pendukungan Kegiatan
Jogja-NETPAC Asian Film
Festival (JAFF)
Yogyakarta
100 Pelaku Perfilman
11 Pendukungan Kegiatan KUSTOMFEST
Yogyakarta 8 Pelaku Ekraf
12 Pendukungan Kegiatan
Citra Pariwara Jakarta
100 Peserta
13 Pendukungan Pembuatan
Anjungan Digital WCCE Bali, Bekfest
200 Orang
14 Pendukungan Kegiatan
Indonesia Internation Book
Fair (IIBF)
Jakarta
72 Penerbit
Tabel 3.9 Pelaku Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Infrastruktur Fisik
9. Infrastruktur TIK yang Difasilitasi
Pada Indikator Kinerja Kegiatan prioritas nasional ini dari target 10.000
orang yang telah terealisasi sebanyak 10.000 orang sehingga capaiannya
sebesar 100%. Adapun rincian dari capaian output tersebut dijabarkan
dalam tabel berikut:
No. Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Jumlah Pelaku
Ekraf
1 Badan Ekonomi Kreatif Developer Day Batam 25 Maret 2018 347
2 Global Venture Summit 27 April 2018 1341
45
No. Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Jumlah Pelaku
Ekraf
3 Badan Ekonomi Kreatif Developer Day
Jayapura 06 Mei 2018 306
4 Konferensi Big Data Indonesia 12 s.d. 13 Mei 2018 650
5 Badan Ekonomi Kreatif Developer Day
Surabaya 01 Juli 2018 1227
6 Badan Ekonomi Kreatif Game Prime 13 s.d. 15 Juli 2018 829
7 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Magelang 18 Juli 2018 200
8 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Medan 20 Juli 2018 183
9 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Cimahi 20 Juli 2018 199
10 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Karanganyar 24 Juli 2018 200
11 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Yogyakarta 01 Agustus 2018 202
12 Badan Ekonomi Kreatif Developer Day
Makassar 04 Agustus 2018 959
13 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Bondowoso 07 Agustus 2018 176
14 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Bengkulu 13 Agustus 2018 200
15 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Jambi 13 Agustus 2018 176
16 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Tegal 20 Agustus 2018 200
17 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Manado 23 Agustus 2018 179
18 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Madura 26 Agustus 2018 200
19 Tokyo Game Show 20-23 September 2018 7
20 Badan Ekonomi Kreatif Developer Day
Balikpapan 07 Oktober 2018 528
21 Badan Ekonomi Kreatif Digital
Entrepreneurship Gianyar 27 Oktober 2018 130
22 Badan Ekonomi Kreatif Developer Day
Yogyakarta 03 November 2018 1300
23 Badan Ekonomi Kreatif Developer Conference 03 Desember 2018 261
Jumlah 10000
Tabel 3.10 Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Infrastruktur TIK
10. Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mendapat Fasilitasi Promosi Dalam
Negeri
Pada Indikator Kinerja Kegiatan prioritas nasional ini dari target 2.730
orang yang telah terealisasi sebesar 3.808 orang sehingga capaiannya
sebesar 139,4%. Adapun rincian dari Pelaku Ekonomi Kreatif Yang
Mendapatkan Fasilitasi Promosi Dalam Negeri sebagai berikut:
46
No. Kegiatan Tempat Subsektor Waktu
Pelaksanaan
Jumlah
Pelaku Ekraf
(Output)
1 Indonesia Fashion Week
(IFW) Jakarta Fashion
28 Maret - 1
april 2018 30 orang
2 Adiwastra Jakarta Fashion 11 - 15 April
2018 32 orang
3 Inacraft Jakarta Kriya 25 - 29 April
2018 23 orang
4 Jakarta Phillharmonic Jakarta Musik/
Pertunjukan
84 orang
5 Konferensi Musik
Indonesia Ambon Musik
8 - 10 Maret
2018 69 orang
6 Hijabfest Jakarta Fashion 30 mei - 2 juni 20 orang
7 Liztomania Jakarta Musik 14 Agustus 2018 1 grup
8 Kustomfest Jogya Yogyakarta Design 6-7 Oktober
2018 1 kegiatan
9 Festival Kuliner Pati Kota Pati Kuliner 4 Agustus 2018 60 orang
10 Art Jakarta Jakarta Kriya, Design,
Seni
2-5 Agustus
2018 37 orang
11 ICRA Jakarta Kriya 12-16 September
2018 36 orang
12 Ubud Jazz Festival Bali Musik 16-17 Agustus
2018 14 orang
13 Salihara Performing Arts Jakarta Seni
Pertunjukan
25-26 Agustus
2018 1 kegiatan
14 CASA Jakarta Kriya, Design,
Arsitektur
31 mei - 3 juni
2018 33 orang
15 Art Jog Yogyakarta Kriya 25 juli -25
agustus 2018 1 Kegiatan
16 Kreatifood
Surabaya, Medan,
Palembang, Jakarta,
Bandung,
Yogyakarta,
Malang, Samarinda,
Makassar, Bali
Kuliner
27 Juli-21
Oktober 2018
100 orang
17 ICAD Jakarta Desain Produk 18 Oktober - 30
November 2018
1 Kegiatan (50
karya seni)
18 Trade Expo Indonesia Jakarta Kuliner 24 -28 Oktober
2018 25 orang
Kriya 20 orang
19 Asian Games Jakarta Kuliner 18 Agustus - 02
September 2018 5 orang
Fashion 5 orang
20 Badan Ekonomi Kreatif
Festival Surabaya Kriya
15-17 November
2018 1 kegiatan
Kuliner 5 orang
21 gala Dinner WCCE (
november) Bali Kuliner
7-Nov-18 1 kegiatan
22 Festival indikasi geografis
(november) Jakarta Kuliner
08 Desember
2018 1 kegiatan
Arsitektur 1 kegiatan
23
Fasilitasi Konsumsi Dalam
Rangka Indonesia
International Book Fair
Jakarta Penerbitan
13-Sep-18
1 kegiatan
24 Bandung phillharmonic Bandung Musik 23-Sep-18 58 orang
25 Fasilitasi Printed media Jakarta Penerbitan
07 April - 24
November 2018
16 edisi
kreatorial & 6
edisi khusus
26 fasilitasi electronic media Jakarta Iklan 16 - 20
November 2018
5 episode (Kini
Indonesia)
47
No. Kegiatan Tempat Subsektor Waktu
Pelaksanaan
Jumlah
Pelaku Ekraf
(Output)
27 indonesia dance festival
(november) Jakarta
Seni
Pertunjukan
01 - 18
November 2018 1 kegaiatan
28 IPMI trend show
(november) Jakarta Fashion
13 - 14
November 2018 10 orang
29 creative village WCCE Bali Kuliner dan
Musik
06 - 08
November 2018 1 kegiatan
30 Jejak Tabi Exchange Yogyakarta Seni
Pertunjukan
13 juli - 11
agustus 2018 1 kegiatan
31 Borobudur Writer and
Cultural Festival Magelang Penerbitan
22-25 November
2018 1 kegiatan
32 Synchronize Fest Jakarta Musik 05 - 07 Oktober
2018 1 Kegiatan
33 Belanja Sewa Kostum 34
Provinsi - 17 Agustus Jakarta Fashion
17 agustus 2018 1 Kegiatan
34 Jaff Netpack Yogyakarta Film 27 Nov - 4
Desember 2018 1 Kegiatan
35 Citra Pariwara Jakarta Film 28 Nov - 1
Desember 2018 1 Kegiatan
Tabel 3.11 Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mendapatkan Fasilitasi Promosi Dalam
Negeri
11. Kerjasama yang Diimplementasikan di Dalam Negeri
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 10 kerja sama yang telah
terealisasi sebanyak 18 kerja sama sehingga capaiannya sebesar 180%.
Adapun kerja sama tersebut sebagai berikut:
a. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten
Karangasem
b. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten Wakatobi
c. Badan Ekonomi Kreatif dengan PT BNI (Persero) Tbk
d. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kota Ambon
e. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten Kepahiang
f. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten
Rejanglebong
g. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
h. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten Dompu
i. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten Raja
Ampat
j. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten Lampung
Barat
k. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kabupaten Garut
l. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Provinsi Jambi
m. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kota Palembang
n. Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Kota Banjarbaru
o. Badan Ekonomi Kreatif dengan Cakrawala Inovasi Digital (CID)
48
p. Badan Ekonomi Kreatif dengan Badan Perfilman Indonesia
q. Badan Ekonomi Kreatif dengan Universitas Negeri Semarang
r. Badan Ekonomi Kreatif dengan Tempo Institute
12. Kerjasama Luar Negeri yang Memiliki Potensi Ekonomi di Sektor
Ekonomi Kreatif yang Ditandatangani
Pada indikator ini dari target 7 kerja sama yang telah realisasi sebanyak
1 kerja sama atau sebesar 14,29%. Target tidak tercapai dikarenakan
sebagian besar anggaran terkonsentrasi pada kegiatan World Conference
on Creative Economy (WCCE) 2018 yang mengakibatkan hanya satu
output yang tercapai yaitu WCCE.
WCCE menjadi dasar bagi kerja sama internasional di bidang ekonomi
kreatif. WCCE merupakan konferensi internasional pertama di dunia,
sehingga memerlukan dukungan pembiayaan yang lebih optimal dalam
penyelenggaraannya. Kesuksesan penyelenggaraan WCCE menjadi pintu
pembuka bagi kerja sama ekonomi kreatif lintas negara. Output dari
kegiatan WCCE adalah Bali Agenda Plan of Action yang menjadi rujukan
dari masing-masing negara peserta WCCE. Penyelenggaraan WCCE
diikuti oleh lebih dari 50 negara dan masing-masing menandatangani
atau sepakat dengan Bali Agenda tersebut.
Gambar 3.12 MoU Signing Ceremony dalam Kegiatan WCCE
49
Gambar 3.13 Bali Agenda yang Dirumuskan dalam Kegiatan WCCE
b) Jumlah Tenaga Kerja di Bidang Ekonomi Kreatif
Sasaran Stategis 2. Penyerapan Tenaga Kerja dengan Indikator Kinerja
Utama Serapan Tenaga Kerja dari target 16,70 juta orang telah terealisasi
sebanyak 18,35 Juta orang sehingga capaiannya sebesar 109,88%.
Tercapainya penyerapan tenaga kerja ekonomi kreatif karena indikator-
indikator yang mendukung outcome ini telah mencapai target.
Selama tahun 2011-2017 jumlah penduduk yang bekerja di sektor
ekonomi kreatif cenderung mengalami peningkatan dari sebesar 13,45
juta orang pada 2011 menjadi 17,68 juta orang pada 2017. Persentase
penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif terhadap total
penduduk bekerja adalah sebesar 14,61 persen pada tahun 2017.
50
Grafik 3.2 Perkembangan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif
Share tenaga kerja ekonomi kreatif merupakan perbandingan antara
tenaga kerja ekonomi kreatif dengan total penduduk bekerja. Indikator ini
berguna untuk mengukur tingginya penyerapan tenaga kerja pada
ekonomi kreatif. Berdasarkan data BPS tahun 2011-2017 pada Grafik 3.2
terlihat bahwa share tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2017
sebesar 14,61 persen, yang berarti dari 100 orang penduduk bekerja
sekitar 14 sampai 15 orang pekerjaan utamanya di ekonomi kreatif.
Apabila melihat dari trennya, maka share tenaga kerja ekonomi kreatif
dari tahun 2011 ke tahun 2017 cenderung terus mengalami peningkatan.
Sejak 2011 hingga 2014, share tenaga kerja ekonomi kreatif perlahan
mengalami peningkatan. Peningkatan yang cukup tajam terjadi pada
periode 2014 – 2015 yaitu dari 13,23 persen pada tahun 2014 menjadi
13,9 persen pada tahun 2015.
Pada tahun 2016 share tenaga kerja ekraf sebesar 14,28 persen dimana
Subsektor Kuliner, Fesyen dan Kriya memiliki share tertinggi dengan
proporsi mencapai 93,62 persen tahun 2016.
Jumlah tenaga kerja per subsektor ekonomi kreatif ditunjukkan dalam
tabel 3.12 berikut ini. Pada tahun 2018, urutan subsektor berdasarkan
jumlah tenaga kerja terbesar adalah Subsektor Kuliner (8,67 juta),
Subsektor Fesyen (4,38 juta), dan Subsektor Kriya (4,07 juta). Pola yang
sama terjadi pada tahun 2011-2017 dimana proporsi terbesar terdapat
pada Subsektor Kuliner, Fesyen, dan Kriya.
13,45
14,4914,73
15,17
15,96
16,91
17,68
12,5212,88 13,07 13,23
13,914,28
14,61
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tenaga Kerja (juta orang) Share (%)
51
Tabel 3.12 Distribusi Tenaga Kerja Menurut Subsektor Ekraf
Perkembangan yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa Sasaran
Strategis meningkatnya jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif tercapai.
Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif diukur melalui indikator kinerja
yang termasuk ke dalam Kegiatan Prioritas 3.1 yaitu Peningkatan
Kualitas Produk dan Akses Pemasaran dan Kegiatan Prioritas 3.4 yaitu
Pengembangan Kewirausahaan, yang dijabarkan dalam tabel berikut:
Prioritas
Nasional/Program Prioritas/Kegiatan
Prioritas
Proyek Prioritas Target Realisasi Capaian
(%)
Prioritas Nasional : Penanggulan Kemiskinan
Program Prioritas 3 : Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi
Kegiatan Prioritas : Peningkatan Kualitas Produk dan Akses Pemasaran
Pelaku Ekraf yang
Mendapat Fasilitasi
Konsultasi HKI
3.000
Orang 4.300 Orang 143,33
Produk/Jasa Ekraf
yang Didaftarkan
2.500
produk
2.694
Produk 107,76
Fasilitasi Sertifikasi Profesi Bidang
Ekonomi Kreatif
3.500
Orang 3878 Orang 110,8
Kegiatan Prioritas : Pengembangan Kewirausahaan
Pre-Start Up yang
Difasilitasi 200 Orang 200 Orang 100
Tabel 3.13 Kegiatan Prioritas Nasional Peningkatan Kualitas Produk dan Akses
Pemasaran dan Kegiatan Prioritas Nasional Pengembangan Kewirausahaan
52
Berikut ini merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam
penyerapan tenaga kerja ekonomi kreatif.
1. Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mendapat Fasilitasi Konsultasi HKI
Pada indikator ini dari target 3000 orang telah terealisasi sebanyak 4300
orang sehingga capaiannya sebesar 143,33%. Dalam pelaksanaannya
Badan Ekonomi Kreatif menggandeng dua univeritas negeri yaitu
Universitas Negara Semarang dan Universitas Pembangunan Nasional
juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan asosiasi terkait
sehingga jumlah peserta yang ingin mendapatkan bimbingan mengenai
HKI setiap tahun semakin meningkat. Dari peningkatan jumlah peserta
tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat semakin mengerti akan
pentingnya Hak Kekayaan Intelektual yang dapat meningkatkan taraf
ekonomi dari produk yang mereka miliki.
Gambar 3.14 Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi HKI
2. Produk/Jasa Ekonomi Kreatif yang Didaftarkan
Pada indikator ini dari target 2500 produk telah terealisasi sebanyak 2694
produk atau sebesar 107,76%. Dari 2694 produk/jasa yang didaftarkan,
1192 difasilitasi oleh kerja sama Badan Ekonomi Kreatif dan UPN, 1000
difasilitasi oleh kerja sama Badan Ekonomi Kreatif dan UNS dan 502
dilaksanakan sendiri oleh Badan Ekonomi Kreatif dengan mendatangi
langsung komunitas kreatif yang ada di daerah.
53
Gambar 3.15 Infografis Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran HKI
Gambar 3.16 Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran HKI
3. Fasilitasi Sertifikasi Profesi Bidang Ekonomi Kreatif
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 3500 orang yang telah
terealisasi sebanyak 3878 orang sehingga capaiannya sebesar 110,8%.
Adapun rincian dari sertifikasi profesi tersebut dijabarkan dalam tabel
berikut:
KOTA TANGGAL KEGIATAN
TOTAL KOMPETEN
JUMLAH PESERTA
KOMPETEN BELUM
KOMPETEN
Batik Jambi 7-9 Februari 2018 100 71 29
Batik Brebes 13-15 Februari 2018 100 80 20
Barista Jakarta 27 Feb - 1 Mar 2018 100 55 45
Barista Manado 28 Feb - 1 Mar 2018 100 63 37
Batik Banyuwangi 8 - 10 Maret 2018 100 83 17
Animasi Yogyakarta 9-11 Maret 2018 107 97 10
Batik Semarang 13-15 Maret 2018 100 72 28
54
KOTA TANGGAL KEGIATAN
TOTAL KOMPETEN
JUMLAH PESERTA
KOMPETEN BELUM
KOMPETEN
Barista Humbahas 15-17 Maret 2018 100 65 35
Animasi Surabaya 31 Maret - 2 April 2018 104 102 2
Batik Padang 4-6 April 2018 100 72 28
Barista Bangka Belitung
11-13 April 2018 100 40 60
Barista Batam 18-20 April 2018 100 64 36
Animedia Kudus 20-22 April 2018 113 109 4
Batik Purwokerto 25-27 April 2018 100 73 27
Barista Jakarta 27-29 April 2018 100 47 53
Animedia Bali 4-6 Mei 2018 100 36 64
Barista Bali 4-6 Mei 2018 100 55 45
Musik Bandung 11-13 Mei 2018 127 121 6
Barista Bali 12-14 Juli 2018 100 74 26
Animedia Depok 20-22 Juli 2018 100 80 20
Barista Aceh 25-27 Juli 2018 100 64 36
Musik Jakarta 31 Jul - 2 Agt 2018 100 89 11
Batik Tangerang 8-10 Agustus 2018 100 37 63
Barista Jakarta 14-16 Agustus 2018 100 54 46
Animedia Malang 29-31 Agustus 2018 100 78 22
Batik Batam '6-8 September 2018 100 56 44
Barista Lampung 12-14 September 2018 100 62 38
Animedia Bandung 28-30 September 2018 103 50 53
Batik Surabaya 2-4 Oktober 2018 100 81 19
Kriya Kayu Bali 10-12 Oktober 2018 103 96 7
Barista Samarinda 17-19 Oktober 2018 101 74 27
Batik Sukoharjo 24-26 Oktober 2018 100 86 14
Animedia Makassar 1-3 November 2018 100 45 55
Musik Yogyakarta 16-18 November 2018 100 85 15
Musik Surabaya 22-24 November 2018 110 75 35
Barista Malang 28-30 November 2018 110 86 24
SEMARANG ASS-1 20-24 Februari 2018 40 38 2
SEMARANG ASS-2 27 Maret - 1 April 2018 40 37 3
SEMARANG ASS-3 10-14 April 2018 40 37 3
SEMARANG ASS-4 29 Mei - 3 Juni 2018 40 39 1
SEMARANG ASS-5 3-7 Juli 2018 40 40 0
Total 3878 2768 1110
Tabel 3.14 Jumlah Peserta Fasilitasi Sertifikasi Profesi Bidang Ekonomi Kreatif
55
Grafik 3.3 Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif yang Telah Mendapatkan Sertifikasi
Profesi
Gambar 3.17 Kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Profesi
4. Pre-Start Up yang Difasilitasi
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 200 orang yang telah
terealisasi sebanyak 200 orang sehingga capaiannya sebesar 100%.
Kegiatan yang mendukung output ini adalah BEK-UP (Bekraf for Pre-
Startup) guna membantu para pelaku startup untuk membangun bisnis
jangka panjang berbasis produk digital.
56
Pada kegiatan BEK-UP dilaksanakan dua kali bootcamp serentak di 10
kota di Indonesia yaitu Medan, Padang, Balikpapan, Makassar,
Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Bali dan puncak
dari kegiatan ini adalah Demoday yang dilaksanakan di Jakarta. Dari
capaian 200 orang tersebut terbagi dalam 84 tim dimana tiap tim terdiri
dari 3 orang.
Gambar 3.18 Kegiatan Bekraf for Pre-Start Up
c) Nilai Ekspor Produk Ekonomi Kreatif
Sasaran Stategis 3. Nilai Ekspor Produk Kreatif dengan Indikator Kinerja
Utama Nilai Ekspor Bruto dari target 21,00 miliar USD telah terealisasi
sebesar 21,40 miliar USD sehingga capaiannya sebesar 101,90%.
Tabel 3.15 Nilai Ekspor Ekonomi Kreatif 2013-2018 (Ribu US$)
57
Tercapainya nilai ekspor produk kreatif karena indikator yang
mendukung outcome ini telah mencapai target.
Prioritas Nasional/Program
Prioritas/Kegiatan
Prioritas
Proyek Prioritas Target Realisasi Capaian
(%)
Prioritas Nasional : Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
Program Prioritas 5 : Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa
Kegiatan Prioritas : Peningkatan dan Pemanfaatan Akses Pasar serta Efektivitas
Promosi
Produk Ekonomi
Kreatif yang Difasilitasi
Roadshow/Pameran
di Luar Negeri
25 Produk 113 Produk 452
Tabel 3.16 Kegiatan Prioritas Nasional Peningkatan dan Pemanfaatan Akses Pasar serta
Efektivitas Promosi
Berikut ini merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam
peningakatan nilai ekspor ekonomi kreatif.
1. Produk Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Roadshow/Pameran di
Luar Negeri
Pada Indikator Kinerja Kegiatan ini dari target 25 produk yang telah
terealisasi sebanyak 113 produk sehingga capaiannya sebesar 429,63%.
Adapun rincian produk ekonomi kreatif yang difasilitasi roadshow/
pameran di luar negeri sebagai berikut:
No. Jenama Kegiatan Tanggal
1 Manikmaya
Essen Spiel Oct 25, 2018 – Oct 28,
2018
2 Hompimpa Games
3 Masbro
4 Tabletoys
5 Coralis
6 Morfosic
7 Maen Main
8 Agate
Tokyo Game Show Sep 20, 2018 – Sep 23,
2018
9 Melon Gaming
10 Studio Namaapa
11 Wisageni Studio
12 Megaxus
13 Lentera Nusantara
14 Semisoft
15 Papermoon Puppet Theatre OzAsia Festival 25 Oct – 11 Nov 2018
16 SALT
17 Java Nero Festival Colorful Indonesia Paris
September 22-23 18 Kopi Spectrum
19 House of Barista ID
20 Kopiku Roadshow Kopi Seattle Akhir Maret - Awal April
21 Kopi Spectrum
58
No. Jenama Kegiatan Tanggal
22 Agate
Game Connection America
Maret
23 Assmblr
24 Gudang Voucher
25 Lentera Nusantara
26 Lyto
27 Megaxus
28 Semisoft
29 Tinker
30 Squline
CeBIT Australia 11 Jun 2018 – 15 Jun
2018
31 8villages
32 Medico
33 Merakyat.co
34 Ukirama
35 Solusi247
36 Jojonomic
37 Nicslab
38 8villages
Innovex Juni
39 Qlue
40 Squline
41 Dycodex
42 Vestifarm
43 Solusi247
44 Kesaint Blanc
London Book Fair 2018 10-12 April 2018
45 Lontar
46 Mizan
47 Zikrul Hakim Bestari
48 Trisda Literature
49 Borobudur Agency
50 Siji
NY Now Agustus 2018
51 Indo Risakti
52 Pala Nusantara
53 Jenggala
54 Kana Goods
55 Noesa
56 Kayou
57 Sackai Bags
58 Ladang Lima
Food Asia 24-27 April 2018
59 Chillibags
60 FoodLab Indonesia
61 Matchamu
62 Upnormal Coffee Roaster
Tabel 3.17 Produk Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Roadshow/Pameran di Luar
Negeri (1)
No. Jenama / Pelaku Ekraf Kegiatan Tanggal
1 AlvinT
Salone del Mobile Apr 17, 2018 – Apr 22, 2018
2 Casaka
3 Design Lab
4 Du'Anyam
5 I&H Studio
6 Interindo
59
No. Jenama / Pelaku Ekraf Kegiatan Tanggal
7 Kayunara
8 Maharani
9 Natural House
10 Sepiring Indonesia
11 Siji Lifestyle
12 V Design
13 Vivere
14 Wisanka
15 Oldblue
Agenda Show 28-29 Juni 2018
16 Monstore
17 PMP Denim
18 Paradise Youth Club
19 Elhaus
20 Alexalexa
RISING Fashion Agustus 2018
21 Bermock
22 D.Tale
23 Danjyo Hiyoji
24 Diniira
25 Hunting Fields
26 Jeffry Tan
27 Maison Met
28 Nataoka
29 Oaksva Jewellery
30 Pattent Goods
31 Purana
32 Saul
33 Woodka
34 Kuassa Teknika
MIDEM 5 Jun 2018 – 8 Jun 2018 35 Seruni Audio
36 Anymo
37 Sjuman Instrument Guitar Summit 7-9 Sept 2018
38 Homogenic HMGC: Japan Tour Band
2018 6-14 Sept 2018
39 Hey Blo!
IP Katapel / Hong Kong
International Licensing Show Oktober-Desember 2018
40 Komik Ga Jelas
41 Tahilalats
42 Garudayana
43 Emak-emak Matic
44 Saft7Robotics
Southby Southwest 9-18 Maret 2018 45 Mycotech
46 Seruni Audio
47 Kata.ai
60
No. Jenama / Pelaku Ekraf Kegiatan Tanggal
48 Squline
49 Minikino
50 Vestifarm
51 Digital Happiness
52 Quuen Lekha Choppers
Annual Yokohama Hot Rod
Custom Show 2018 2 Desember 2018
53 Psychoengine Indonesia
54 Imagineering Customs
55 AMS Garage
56 Gege's Garage
57 Marlina The Murderer in Four Acts Academy Award
58 Yayasan Taut Seni / Art Bali AM IMF-WBG2018
59 Yayasan Bali Purnati / I La Galigo
Tabel 3.18 Produk Ekonomi Kreatif yang Difasilitasi Roadshow/Pameran di Luar
Negeri (2)
2. Perbandingan Realisasi Sasaran Strategis dalam Beberapa Tahun
*) Data Sementara BPS Tahun
Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Sasaran Strategis dalam Beberapa Tahun
Berdasarkan tabel di atas bisa dilihat pertumbuhan ekonomi nasional
dari sektor ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan. Capaian
pertumbuhan PDB ekonomi kreatif dari 5,06% pada tahun 2017 naik
menjadi 5,19% di tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi kreatif terus
meningkat sejalan dengan pertumbuhan PDB yang juga semakin baik,
namun tidak cukup untuk mampu meningkatkan kontribusi ekonomi
kreatif dalam perekonomian nasional karena pertumbuhannya tetap di
bawah petumbuhan PDB. Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi
khususnya Badan Ekonomi Kreatif agar pertumbuhan ekonomi kreatif
secara bertahap dapat lebih tinggi dari pertumbuhan PDB.
Indikator Tahun
2015 2016 2017 2018*)
1 Pertumbuhan PDB Ekraf (%) 4,41 4,95 5,06 5,19
2 Jumlah Tenaga Kerja (juta orang) 15,96 16,90 17,68 18,35
3 Nilai ekspor bruto (Miliar USD) 19,36 19,99 19,8 21,40
61
Sektor ekonomi kreatif termasuk sektor perekonomian yang padat tenaga
kerja dengan pertumbuhan tenaga kerja yang senantiasa positif. Serapan
tenaga kerja dari 17,68 juta orang pada tahun 2017 meningkat menjadi
18,35 juta orang di tahun 2018. Sejalan dengan kontribusinya pada PDB,
3 subsektor besar penyedia lapangan kerja adalah fesyen, kuliner, dan
kriya.
Nilai ekspor bruto produk kreatif dari 19,8 Miliar USD naik menjadi 21,40
Miliar USD. Sebagian besar nilai ekspor berasal dari subsektor kuliner,
fesyen, dan kriya. Dengan demikian peningkatan ekspor produk kreatif
dapat difokuskan pada ketiga subsektor ini. Peningkatan pada capaian
sasaran strategis tersebut menunjukkan bahwa komitmen Badan
Ekonomi Kreatif serius untuk menjadikan ekonomi kreatif menjadi
kekuatan baru ekonomi Indonesia sesuai dengan visi Badan Ekonomi
Kreatif.
3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah
No. Sasaran Strategis Realisasi
2017 Target 2018
Realisasi 2018 *)
Capaian 2018 (%)
Target 2019
Capaian 2019 (%)
1 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif (%)
5,06 5,60 5,19 92,68 5,64-5,84 100
2 Penyerapan Tenaga Kerja (Juta Orang)
17,68 16,70 18,35 109,88 17,20 100
3 Nilai Ekspor Produk
Kreatif (Miliar USD) 17,68 21,00 21,40 101,90 21,50 100
***Berdasarkan RDP tanggal 5 September 2018
Tabel 3.20 Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah
Capaian Kinerja tahun 2018 sebesar 5,19% jika dibandingkan dengan
target tahun 2019 sebesar 5,84% maka Pertumbuhan PDB Ekonomi
Kreatif Tahun 2018 telah mencapai 89%. Capaian Serapan Tenaga Kerja
pada tahun 2018 sebesar 18,35 juta orang jika dibandingkan dengan
target tahun 2019 sebesar 17,20 juta orang telah melampuai target yang
ditentukan. Sedangkan untuk Capaian Kontribusi Ekspor/Devisa Bruto
pada tahun 2018 sebesar 21,40 Miliar USD jika dibandingkan dengan
target tahun 2019 sebesar 21,50 Miliar USD telah mencapai 99%.
62
B. REALISASI ANGGARAN
1. Menurut Program
Pada tahun 2018 Badan Ekonomi Kreatif mendapat anggaran biaya
sebesar Rp 746.158.140.000 (tujuh ratus empat puluh enam miliar seratus
lima puluh delapan juta seratus empat puluh ribu rupiah) dan dari pagu
tersebut telah terealisasi sebesar Rp 656.123.626.899 (enam ratus lima
puluh enam miliar seratus dua puluh tiga juta enam ratus dua puluh enam
ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan rupiah) sehingga capaiannya
sebesar 87,93%. Rincian realisasi anggaran menurut program sebagai
berikut:
Tabel 3.21 Realisasi Menurut Program
Dibandingkan dengan tahun 2017 realisasi tahun 2018 mengalami
peningkatan khususnya untuk Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Ekonomi Kreatif sebesar 7,79%
dimana tahun 2017 sebesar 79,39% meningkat menjadi 87,18% dan
untuk Program Pengembangan Ekonomi Kreatif meningkat sebesar 7,39%
dimana tahun 2017 sebesar 80,74% meningkat menjadi 88,13%.
2. Menurut Jenis Belanja
Jika dilihat dari jenis belanja, realisasi belanja pegawai mengalami
peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 21,94% dari 2017
sebesar 63,03% dan pada tahun 2018 sebesar 84,97%. Hal ini disebabkan
meningkatnya jumlah SDM di Badan Ekonomi Kreatif yaitu CPNS yang
masuk pada tahun 2018 sebesar 98 orang.
63
No Jenis Belanja 2017 2018
1 Belanja Pegawai 63,03% 84,97%
2 Belanja Barang 81,22% 88,01%
3 Belanja Modal 92,76% 89,32%
Tabel 3.22 Realisasi Menurut Jenis Belanja
3. Menurut Eselon Satu
No Unit Kerja 2017 2018
1 Sekretariat Utama 79,39% 87,16%
2 Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan 87,00% 83,03%
3 Deputi Akses Permodalan 78,71% 90,48%
4 Deputi Infrastruktur 72,67% 85,80%
5 Deputi Pemasaran 91,15% 92,04%
6 Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi 82,16% 89,07%
7 Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah 69,21% 90,84%
Tabel 3.23 Realisasi Menurut Eselon Satu
Pada tahun 2018 unit kerja dengan realisasi terbesar yaitu Deputi
Pemasaran sebesar 92,04% kemudian Deputi Hubungan Antarlembaga
dan Wilayah sebesar 90,84%. Dibandingkan dengan tahun 2017 realisasi
tahun 2018 dari masing-masing unit kerja mengalami peningkatan
kecuali Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan yang mengalami
penurunan sebesar 3,97%.
C. KINERJA DAN CAPAIAN LAINNYA
1. Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (Rindekraf) Tahun 2018-2025
Dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa dan kontribusi usaha
ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional, diperlukan kerangka
strategis pengembangan ekonomi kreatif nasional dalam jangka
64
panjang yang menjadi pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah secara terintegrasi dan kolaboratif. Selain itu pengembangan
ekonomi kreatif nasional secara terintegrasi dan kolaboratif perlu
didukung dengan kreativitas sumber daya manusia dan inovasi dalam
penumbuhan usaha kreatif yang dituangkan dalam bentuk Rencana
Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional yang selaras dengan
perencanaan pembangunan nasional. Berdasarkan hal tersebut maka
diterbitkanlah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 142
Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif
Nasional Tahun 2018-2025 pada tanggal 31 Desember 2018. Rindekraf
merupakan pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan urusan pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional.
Rindekraf tersebut memuat prinsip pengembangan Ekonomi Kreatif
Nasional, visi dan misi, tujuan dan ruang lingkup serta arah kebijakan
sasaran, strategis, dan pemangku kepentingan.
2. Penghargaan dari Kementerian Keuangan
Penghargaan sebagai Satuan Kerja dengan Sinergi dan Koordinasi yang
Baik selama Tahun Anggaran 2018 dari Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.
D. EVALUASI KINERJA
Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Ekonomi Kreatif sebagaimana
tersebut di atas, dapat disimpulkan:
1. Pertumbuhan PDB ekonomi kreatif meningkat
2. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif meningkat
65
3. Nilai ekspor ekonomi kreatif meningkat
1. Analisis Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan Atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja Serta Alternatif Solusi yang telah Dilakukan
Kinerja Badan Ekonomi Kreatif dapat tercapai dikarenakan:
a. Koordinasi dan hubungan kerja sama yang baik antara Badan
Ekonomi Kreatif dengan para stakeholder baik instansi, tim pakar dari
perguruan tinggi, pelaku ekonomi kreatif maupun masyarakat.
b. Kebijakan yang difasilitasi oleh Badan Ekonomi Kreatif didukung oleh
tingginya minat dan kebutuhan para pelaku ekonomi kreatif.
Dalam capaian program-program Kegiatan Badan Ekonomi Kreatif
terdapat beberapa kendala diantaranya:
a. Masih kurangnya ketersediaan dan pengembangan SDM yang
profesional dan kompetitif.
b. Beban kerja yang diampu masing-masing staf melebihi beban kerja
yang sudah dianalisis (ABK).
c. Adanya kegiatan yang tidak terselesaikan akibat penyedia yang tidak
kompeten sehingga terjadi keterlambatan maupun pembatalan
kontrak.
d. Banyaknya kegiatan tidak sebanding dengan hari kerja dan jumlah
SDM.
e. Adanya anggaran yang masih terblokir mengakibatkan terlambatnya
pelaksanaan kegiatan.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut maka solusi yang dilakukan
oleh Badan Ekonomi Kreatif antara lain:
a. Meningkatkan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan melaksanakan pelatihan administrasi dan
substansi.
b. Mempersiapkan kegiatan yang lebih detail dan matang agar berjalan
sesuai dengan skema yang telah direncanakan.
66
c. Lebih teliti dalam menyeleksi penyedia atau pihak ketiga yang akan
bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif untuk meminimalisir
masalah yang akan timbul dalam pelaksanaan kegiatan.
d. Kedepannya akan dilakukan penjadwalan terkait dengan monitoring
pelaksanaan kegiatan, terutama pada Bantuan Pemerintah.
e. Perlunya identifikasi kegiatan yang bisa disinergikan sehingga
pelaksanaan kegiatan bisa terlaksana secara efisien dan efektif.
Penyusunan perencanaan kerja harus dilakukan dengan lebih cermat dan
akurat sehingga pelaksanaan program dan kegiatan nantinya dapat
diukur kinerjanya secara lebih objektif dan dilaksanakan tepat waktu,
tentunya dengan adanya dukungan dan komitmen Pimpinan.
2. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Efisiensi penggunaan sumber daya diukur dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.02/2017 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang diinput melalui
aplikasi SmArt.
Grafik 3.4 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Berdasarkan data dari aplikasi SMART Direktorat Jenderal Anggaran,
efisiensi atas penggunaan sumber daya sebesar 16,56 dari nilai maksimal
20. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja Badan
Ekonomi Kreatif termasuk Kementerian/Lembaga yang efisien.
67
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018 ini merupakan
pertanggungjawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik
(Good Governance) Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018. Pembuatan
Laporan Kinerja ini merupakan langkah yang baik dalam memenuhi
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), ebagai upaya untuk
penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh
semua pihak.
Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018 ini menggambarkan
kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018 dan evaluasi terhadap kinerja
sasaran yang telah dicapai, juga dilaporkan hasil evaluasi dan analisis
kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan.
Hasil pengukuran Sasaran Strategis Badan Ekonomi Kreatif yang telah
ditetapkan pada tahun 2018, sebagai berikut:
No
Tahun 2018
Indikator Kinerja Target Realisasi*) Capaian
(%)
1 Pertumbuhan PDB Ekraf (%) 5,60 5,19 92,68%
2 Jumlah Tenaga Kerja (juta
orang) 16,70 18,35 109.88%
3 Nilai ekspor bruto (Miliar
USD) 21,00 21,40 101.90%
*) Data Sementara BPS
Tabel 4.1 Capaian Sasaran Strategis 2018
68
Dengan demikian secara keseluruhan penilaian capaian kinerja Badan
Ekonomi Kreatif sangat baik. Hal ini adalah hasil upaya-upaya yang
dilakukan Badan Ekonomi Kreatif diantaranya:
a. Koordinasi dan hubungan antara Badan Ekonomi Kreatif dengan
instansi dan pelaku ekonomi kreatif berjalan dengan baik
b. Kebijakan yang difasilitasi oleh Badan Ekonomi Kreatif didukung oleh
tingginya minat dan kebutuhan para pelaku ekonomi kreatif
Pada tahun 2018 Badan Ekonomi Kreatif mendapat anggaran biaya
sebesar Rp 746.158.140.000 (tujuh ratus empat puluh enam miliar seratus
lima puluh delapan juta seratus empat puluh ribu rupiah) dan telah
terealisasi sebesar 87,93% atau sebesar Rp 656.123.626.899 (enam ratus
lima puluh enam miliar seratus dua puluh tiga juta enam ratus dua puluh
enam ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan rupiah) serta anggaran
yang tidak terserap sebesar Rp 90.034.513.101 (sembilan puluh miliar tiga
puluh empat juta lima ratus tiga belas ribu seratus satu rupiah) atau
sebesar 12,07%. Hal ini sesuai dengan aplikasi SmArt (e-Monev
Direktorat Jenderal Anggaran) PMK 214. Capaian belanja tersebut 7,5%
lebih tinggi dari realisasi pada tahun 2017 sebesar 80,43%.
Grafik 4.1 Daya Serap Badan Ekonomi Kreatif 2018
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif ini
diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja Badan Ekonomi Kreatif
kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholder ataupun pihak lain
yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif dalam
membangun Badan Ekonomi Kreatif.
Realisasi656123626899,0
88%
Tidak Terealisasi90034513101,0
12%
Daya Serap