laporan farmakognosi - daun sirih

16
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PEMERIKSAN FARMAKOGNOSTIK HAKSEL DAN SERBUK DAUN SIRIH (Piper betle L.) Oleh : Noormahdi Riduansyah NIM : J1E109041 Kelompok : III Asisten : Sandhi Utami PROGRAM STUDI FARMASI 1

Upload: noormahdi-riduansyah

Post on 02-Jan-2016

769 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIAPROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MIPAUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PEMERIKSAN FARMAKOGNOSTIK HAKSEL DAN SERBUK

DAUN SIRIH (Piper betle L.)

Oleh :

Noormahdi Riduansyah

NIM : J1E109041

Kelompok : III

Asisten :

Sandhi Utami

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

DESEMBER

2010

1

Page 2: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam membudidayakan

obat-obatan yang berasal dari alam, dapat dilihat dari kekayaan alamnya yang

melimpah baik di darat maupun di laut. Di Indonesia saat ini baru 450 jenis tumbuhan

obat yang telah diteliti khasiatnya. 200 jenis di antaranya dapat dikonsumsi sebagai

jamu (Endarwati, 2005). Obat tradisional  yang digunakan saat ini merupakan warisan

turun temurun dari nenek moyang kita dari generasi yang satu ke generasi berikutnya,

sehingga keberadaannya terkait dengan budaya bangsa Indonesia. Dalam

perkembangannya, penggunaan tumbuhan obat dan obat tradisional sebagai salah satu

upaya kesehatan mengalami perkembangan dari masa ke masa dan merupakan

catatan sejarah kehidupan kita (Katno & Pramono. 2002).

Pesatnya perkembangan penelitian dalam bidang obat, telah menyediakan

berbagai jenis pilihan obat sehingga diperlukan pertimbangan yang cermat dalam

memilih obat untuk suatu penyakit. Walaupun temuan dan terobosan substansial di

bidang obat telah memberikan konstribusi yang besar dalam meningkatan pelayanan

kesehatan, namun perlu disadari bahwa obat dapat menimbulkan efek yang tidak

diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat (Endarwati, 2005).

Dengan tujuan untuk mendapatkan bahan obat tradisional, perlu diambil

sampel dari daerah setempat untuk diteliti melalui pemeriksaan organoleptik, anatomi

dan morfologi serta kandungan kimianya. Sehingga dapat diketahui secara pasti dan

dapat dipublikasikan kepada masyarakat sekitar tentang khasiat sampel tersebut dan

ciri-ciri sampel tersebut agar mudah dikenali. Dengan begitu kesadaran masyarakat

akan bahan obat tradisional di sekitar lingkungannya akan meningkat dan tidak

menutup kemungkinan mereka akan lebih merawat lingkungan sekitarnya

(Endarwati, 2005).

2

1

Page 3: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Melakukan pemeriksaan anatomi dan morfologi bagian tumbuhan (akar,

batang dan daun), termasuk isi sel yang mengalami bentuk tertentu.

2. Melakukan pemeriksaan organoleptik pada tumbuhan meliputi rasa,

warna, dan bau.

1.3 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah agar dapat mengidentifikasi

simplisia daun sirih melalui pemeriksaan anatomi, morfologi dan

organoleptik.

3

Page 4: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Sirih

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi dari daun sirih adalah :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub Class : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Family : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper betle L.

(Ditemukan, 2009).

2.1.2 Morfologi

Banyak ditanam orang di halaman, batang berwarna hijau kecokelatan,

permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut, mempunyai nodule/ruas yang besar

tempat keluarnya akar. Tumbuh memanjat dan bersandar pada batang pohon

lain, tinggi dapat mencapai 5 m–15 m. Daun tebal, tumbuh berseling,

bertangkai, daun berbentuk jantung dengan ujung daun meruncing, tepi rata.

Lebar 2,5 cm–10 cm, panjang 5 cm– 18cm, mengeluarkan bau aromatik bila

diremas. Bunga tersusun dalam bentuk bulir, merunduk, panjang 5–15 cm,

sendiri-sendiri diujung cabang dan ketiak daun. Buahnya buah buni, bulat,

berdaging, berwarna kuning hijau, menyambung menjadi bulat panjang. Biji

bulat (Wijayakusuma,1992).

4

Page 5: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

2.1.3 Nama Daerah

Sumatera, Furu kuwe, purokuwo (Enggano), ranub (Aceh), blo, sereh

(Gayo), blo (Alas), belo (Batak Karo), demban (Batak Toba). Burangir

(Angkola, Mandailing), ifan, tafuo (Simalur), afo, lahina, tawuo (Nias), cabai

(Mentawai), ibun, serasa, seweh (Lubu), Sireh, sirieh, sirih, suruh

(Palembang, Minangkabau), canbai (Lampung). Jawa, Seureuh (Sunda),

sedah, suruh (Jawa), sere (Madura). Bali, Base, sedah. Nusa Tenggara, Nahi

(Bima), kuta (Sumba), mota (Flores), orengi (Ende), taa (Sikka), malu (Solor),

mokeh (Alor). Kalimantan, Uwit (Dayak), Buyu (Bulungan), uduh sifat

(Kenya), sirih (Sampit), uruesipa (Seputan). Sulawesi, ganjang, gapura

(Bugis), baulu (Bare), buya, dondili (Buol), bolu (Parigi), komba (Selayar),

lalama, sangi (Talaud). Maluku, Ani-ani (Hok), papek, raunge, rambika

(Alfuru), nein (Bonfia), Kakina (Waru), kamu (Piru, Sapalewa), amu

(Rumakai, Elpaputi, Ambon, Ulias), garmo (Buru), bido (Bacan). Irian,

Reman (Wendebi), manaw (Makimi), namuera (Saberi), etouwon (Armahi),

nai wadok (Sarmi), mera (Sewan), mirtan (Berik), afo (Sentani), wangi

(Sawa), freedor (Awija), dedami (Marind) (Wijayakusuma,1992).

2.1.4 Khasiat

Daun sirih untuk pemakaian dalam berguna untuk mengobati batuk,

bronchitis, gangguan lambung (gastritis), rheumatic, bengkak-bengkak,

menghilangkan bau badan, dan keputihan (leucorrhoe). Sedangkan untuk

pemakaian luar daun sirih berguna untuk mengobati eczema, luka bakar,

koreng (Pyodermi), kurap kaki, bisul, mimisan, perdarahan gusi, mengurangi

produksi ASI (Air Susu Ibu), dan menghilangkan gatal (Wijayakusuma,1992).

5

Page 6: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

2.1.5 Kandungan Kimia

Daun sirih mempunyai kandungan kimia minyak atsiri 1%-4,2%,

hidroksikavicol, kavicol 7,2%-16,7%, kavibetol 2,7%-6,2%, allypyrokatekol

0%-9,6%, karvakrol 2,2%-5,6%, eugenol 26,6%-42,5%, eugenol methyil eter

4,2 %-15,8%, p-cymene 1,2%-2,5%, cineole 2,4%-4,8%, caryophyllene 3,0%-

9,8%, cadinene 2,4%-15,8%, estragol, terpenena, seskuiterpena, fenil propane,

tannin, diastase 0,8%-1,8%, gula, pati (Wijayakusuma,1992).

2.1.6 Haksel

Pengertian haksel dan simplisia. Haksel adalah simplisia dalam bentuk

rajangan, fragmen atau utuh yang biasanya terdapat dalam ramuan obat

tradisional. Haksel daun sirih ini dalam bentuk rajangan daun kasar berwarna

hijau muda. Simplisia adalah berupa tanaman utuh, bagaian tanaman dan

eksudat tanaman (Depkes RI, 1979).

2.1.7 Serbuk

Pengertian serbuk. Serbuk berasal dari haksel yang telah dihaluskan.

Serbuk daun sirih berupa serbuk kasar yang berwarna hijau (Depkes RI,

1979).

2.1.8 Pemeriksaan Farmakognostik

Pemeriksaan farmakognostik ini dilakukan beberapa pemeriksaan,

yaitu pemeriksaan morfologi, anatomi, dan organoleptis tanaman (Depkes RI,

1979).

6

Page 7: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

BAB III

METODE PENGERJAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

1. Kaca objek

2. Kapas

3. Kertas label

4. Mikroskop

5. Pipet tetes.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

1. Air

2. Haksel daun sirih

3. Serbuk daun sirih.

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Pemeriksaan Haksel

Haksel diperiksa hanya secara organoleptis, meliputi pemeriksaan

warna, bau dan rasa. Pemeriksaan untuk warna dilakukan dengan cara

mengamati warna dari masing-masing bagian tanaman (akar, batang,

daun). Pemeriksaan rasa dilakukan dengan mencicipi bagian dari

tanaman ini sedangkan untuk pemeriksaan bau dilakukan dengan

mencium bau tanaman.

7

Page 8: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

3.2.2 Pemeriksaan Serbuk

a. Pemeriksaan Anatomi

Dilakukan dengan memotong bagian dari daun, batang dan akar

tanaman secara melintang dan membujur, kemudian diletakkan di atas

objek glass. Kemudian diamati di bawah mikroskop.

b. Pemeriksaan Organoleptis

Serbuk diperiksa secara organoleptis, meliputi pemeriksaan

warna, bau dan rasa. Pemeriksaan untuk warna dilakukan dengan cara

mengamati warna dari masing-masing bagian tanaman (akar, batang,

daun). Pemeriksaan rasa dilakukan dengan mencicipi bagian dari

tanaman ini sedangkan untuk pemeriksaan bau dilakukan dengan

mencium bau tanaman.

8

Page 9: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pemeriksaan Haksel

Tabel 4.1 Pemeriksaan Haksel Daun Sirih

No Karateristik Keterangan

1.

2.

3.

4.

Bentuk

Bau

Warna

Rasa

Rajangan daun, agak tebal

Berbau khas

Hijau muda

Rasa agak sepat

4.1.2 Pemeriksaan Serbuk

a. Pemeriksaan Anatomi

Dalam pemeriksaan anatomi serbuk daun sirih, dapat dilihat

adanya epidermis daun yang berwarna hijau.

b. Pemeriksaan Organoleptis

Tabel 4.2 Pemeriksaan Organoleptis Serbuk daun sirih

No Karakteristik Keterangan

1

2

3

Bau

Warna

Rasa

Berbau khas

Hijau muda

Rasa agak sepat

9

Page 10: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

4.2 Pembahasan

Pemeriksaan farmakognostik ini dilakukan beberapa pemeriksaan,

yaitu pemeriksaan morfologi, anatomi, dan organoleptis tanaman. Menurut

hasil pemeriksaan morfologinya, tanaman sirih ini mempunyai batang

berwarna hijau kecokelatan, permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut,

mempunyai nodule/ruas yang besar tempat keluarnya akar. Tumbuh memanjat

dan bersandar pada batang pohon lain, tinggi dapat mencapai 5 m–15 m. Daun

tebal, tumbuh berseling, bertangkai, daun berbentuk jantung dengan ujung

daun meruncing, tepi rata. Lebar 2,5 cm–10 cm, panjang 5 cm–18 cm,

mengeluarkan bau aromatik bila diremas. Bunga tersusun dalam bentuk bulir,

merunduk, panjang 5–15 cm, sendiri-sendiri diujung cabang dan ketiak daun.

Buahnya buah buni, bulat, berdaging, berwarna kuning hijau, menyambung

menjadi bulat panjang. Biji berbentuk bulat. Pemeriksaan anatomi tumbuhan

ini, dilakukan dengan menggunakan mikroskop elektrik. Pemeriksaan anatomi

hanya dilakukan pada serbuk daun sirih dan dapat dilihat epidermis daun yang

berwarna hijau.

Berdasarkan uji organoleptik yang dilakukan pada haksel dan serbuk

didapat bahwa pada haksel, haksel merupakan rajangan daun. Baunya

merupakan bau khas daun dengan warna yang hijau dan rasanya agak sepat.

Sedangkan pada serbuk, serbuk memiliki bau khas seperti pada haksel,

dengan warna hijau dan rasanya agak sepat.

Sirih sering digunakan untuk pengobatan tradisional. Bagian dari sirih

yang paling banyak berkhasiat untuk pengobatan adalah bagian daunnya.

Daun sirih berguna untuk mengobati batuk, bronchitis, gangguan lambung

(gastritis), rheumatic, bengkak-bengkak, menghilangkan bau badan, dan

keputihan (leucorrhoe), eczema, luka bakar, koreng (Pyodermi), kurap kaki,

bisul, mimisan, perdarahan gusi, mengurangi produksi ASI (Air Susu Ibu)

berlebih, dan menghilangkan gatal.

10

Page 11: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pemeriksaan sampel ini adalah :

1. Dalam pemeriksaan anatomi serbuk daun sirih, dapat dilihat adanya

epidermis daun yang berwarna hijau.

2. Dalam pemeriksaan morfologi sirih, batangnya berwarna hijau

kecokelatan, permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut, mempunyai

nodule/ruas yang besar tempat keluarnya akar. Tumbuh memanjat dan

bersandar pada batang pohon lain, tinggi dapat mencapai 5 m – 15 m.

Daun tebal, tumbuh berseling, bertangkai, daun berbentuk jantung dengan

ujung daun meruncing, tepi rata. Lebar 2,5 cm – 10 cm, panjang 5 cm – 18

cm, mengeluarkan bau aromatik bila diremas. Bunga tersusun dalam

bentuk bulir, merunduk, panjang 5 – 15 cm, sendiri-sendiri diujung

cabang dan ketiak daun. Buahnya buah buni, bulat, berdaging, berwarna

kuning hijau, menyambung menjadi bulat panjang. Biji berbentuk bulat.

3. Dalam uji organoleptis yang dilakukan pada haksel dan serbuk didapatkan

bahwa pada serbuk dan haksel sama-sama memiliki warna hijau, dengan

bau khas dan rasa yang agak sepat. Untuk haksel, haksel berbentuk

rajangan daun.

5.2 Saran

Sebaiknya alat dan bahan yang terdapat di laboratorium lebih

dilengkapi agar pemeriksaan yang dilakukan dapat dikerjaan secara lebih

maksimal.

11

Page 12: Laporan Farmakognosi - Daun Sirih

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depatemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Ditemukan. 2008. Sirih. http://www.plantamor.comDiakses pada tanggal 2 Desember 2010.

Endarwati. 2005. Tumbuhan Indonesia. ECG. Jakarta.

Katno & S. Pramono. 2002. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tumbuhan Obat dan Obat Tradisional. UGM, Yogyakarta.

Wijayakusuma, Hembing.1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta

12