laporan fix skenaro d (1)
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
1/29
LAPORAN TUTORIAL
BLOK 8
Skenario D
GROUP B4
Didy Kurniawan 4101401006
Imam Hakiki 4101401007
Rizka Apresia 4101401009
Sarah Veranicha Silaen 4101401012
Ahmad Ridho Fatchur Rahman 4101401048
M. Alvin Astian A 4101401016
Endy Prima Syaputra 4101401052
Pebriani 4101401047
Yusep Herfiansyah 4101401054
Nuralisa Safitri 4101401108
Dyaz Desimorianiaga 4101401130
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
2010
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
2/29
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya laporan
tutorial skenario ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat banyak kekurangan dan
kelemahannya untuk itu sumbangan pemikiran dan masukan dari semua pihak sangat
kami harapkan agar di masa yang akan datang laporan tutorial ini menjadi lebih baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
tersusunnya laporan tutorial ini. Semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi civitas
akademika.
Palembang, 10 Okt 2011
Tim Penyusun
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
3/29
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Blok neuromuskuloskeletal adalah blok 8 pada semester 3 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :
Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
4/29
BAB II
PEMBUKA
Data Tutorial
Tutorial Skenario A
Tutor : Dr. Anita Masidin Ms. Sp.OK
Moderator : Achmad Ridho
Sekretaris Papan : Sarah Veranicha Silaen
Sekretaris Meja : M. Alvin Astian A
Waktu : Senin, 10 Okt 2011
Rabu, 12 Okt 2011
Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapatdengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu dan
apabila telah dipersilahkan oleh moderator.
3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama
proses tutorial berlangsung.
4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
5/29
BAB III
PEMBAHASAN
SKENARIO A
Anamnesis
A mother brought her 10 days old boy to the outpatient clinic. She noticed that both of
her boys foot looks excessively turned inward since he was born. There is noabnormality at other part oh his body. She had normal delivery with normal weight birth.
She never suffered from any kind of illness and never got any medical prescriptions
during pregnancy. She has already brought him to a traditional bone setter but there wasno improvement.
Physical Examination
General examination within normal limitExtremity examination : at foot region there are abnormalities : 1. Equinos foot. 2. Varus
of the foot.
I. Klarifikasi Istilah
a. Turned inward : gerakan menuju kearah dalam (medial)
b. Medical prescriptions : resep obat obatan (ditujukan untuk pasien)
c. Equinus foot : kaki equinus = dalam keadaan plantar fleksi
d. Varus of the foot : keadaan aki melengkung ke dalam menunjukkan deformitas
dimana sudut bagian tersebut mendekati garis tengah badan.
II. Identifikasi Masalah
1. Boy, 10 hari, datang ke klinik karena menderita kelainan posisi kaki yang
melengkung ke arah dalam sejak lahir.
2. Selama masa kehamilan tidak ada mengkonsumsi obat obatan, kelahiran nrmal,
berat badan normal, dan tidak ada kelainan pada anggota tubuh yang lain nya.
3. Boy sempat di bawa ke tukang pijat tradisional, tetapi tidak ada perubahan.
4. Pemeriksaan ekstremitas :
Kelainan pada : 1. Equinos foot. 2. Varus of the foot.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
6/29
III. Analisis Masalah
1. Bagaimana anatomi ekstremitas bawah (foot regions) ?
2. Apa penyakit yang mungkin di derita oleh boy ?
Kemungkinan penyakit pada kasus ini adalah Congenital Talipes Equinos Varus
(CTEV)
CTEV/ Club Foot adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki,
inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples
of Surgery, Schwartz).
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
7/29
3. Bagaimana epidemiology (probability) dari penyaki tersebut ?
1 1000 kelahiran, pria > wanita, dengan 65% kasus terjadi pada pria terdapat
40% kasus terjadi bilateral.
4. Bagaimana etiology penyakit tersebut ?
Belum di ketahui dengan pasti, tetapi ada hubunganya dengan : Persistence of
fetal positioning, Genetic, Cairan amnion dalam ketuban yang terlalu sedikit pada
waktu hamil (oligohidramnion), Neuromuscular disorder (Kadang kala ditemukan
bersamaan dengan kelainan lain seperti Spina Bifida atau displasia dari rongga
panggul.)--- Patofis karena perkembangan embryonic yang abnormal yaitu saat
perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada bulan ke-7 kehamilan.
Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan menimbulkan deformitas
dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine
Beberapa teori mengenai penyebab terjadinya CTEV:
Teori kromosomal, antara lain defek dari sel germinativum yang tidak
dibuahi dan muncul sebelum fertilisasi.
Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada sel
germinativum yang dibuahi (dikutip dari Irani dan Sherman) yang
mengimplikasikan defek terjadi antara masa konsepsi dan minggu ke-12
kehamilan.
Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain
hambatan temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar minggu
ke-7 sampai ke-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatu deformitas clubfootyang
jelas, namun bila hambatan ini terjadi setelah minggu ke-9, terjadilah
deformitas clubfootyang ringan hingga sedang. Teori hambatan perkembangan
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
8/29
ini dihubungkan dengan perubahan pada faktor genetic yang dikenal sebagai
Cronon. Cronon ini memandu waktu yang tepat dari modifikasi progresif
setiap struktur tubuh semasa perkembangannya. Karenanya, clubfoot terjadi
karena elemen disruptif (lokal maupun umum) yang menyebabkan perubahan
faktor genetic (cronon).
Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intrauterine
crowding.
Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.
Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.
5. Bagaimana cara mendignosis penyakit ini ?
Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir
(early diagnosis after birth). Pada bayi yang normal dengan equinovarus postural,
kaki dapat mengalami dorsifleksi dan eversi hingga jari-jari kaki menyentuh
bagian depan tibia. Passive manipulation dorsiflexion Toe touching tibia
normal.
Bila terlihat normal, hati-hati pastikan dengan test dorsofleksi pergelangan kaki.
Bila ibu jari kaki bisa menyentuh krista tibia, berarti normal bukan CTEV. Pada
kasus yang terlambat diketahui; anak jalannya terlambat, bila sudah jalan bentuk
kaki varus equinus dan terjadi penebalan (callocity) pada bagian lateral atau depan
lateral dari kaki.
Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi.
Ibu jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki cembung, bagian
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
9/29
medial kaki cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki.
Kaki bagian belakang equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat
lipatan kulit transversal yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan
kaki. Atrofi otot betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi.
Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dan
dieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yang
kaku ini yang membedakan dengan kaki equinovarus paralisis dan postural atau
positional karena posisi intra uterin yang dapat dengan mudah dikembalikan ke
posisi normal. Luas gerak sendi pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapat
didorsofleksikan ke posisi netral, bila disorsofleksikan akan menyebabkan
terjadinya deformitas rocker-bottom dengan posisi tumit equinus dan dorsofleksi
pada sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis akan terlambat pada kalkaneus,
pada plantar fleksi dan dorsofleksi pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan
maleoulus lateralis terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian
bawahnya. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian distal
anterior tulang kalkaneus. Tulang navicularis mengalami pergeseran medial,
plantar dan terlambat pada maleolus medialis, tidak terdapat celah antara maleolus
medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis bimaleolar menurun dari normal
yaitu 85 menjadi 55 karena adanya perputaran subtalar ke medial.
Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot tibialis
anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur sedangkan otot-otot
peroneal lemah dan memanjang. Otot-otot ekstensor jari kaki normal kekuatannya
tetapi otot-otot fleksor jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai
kekuatan yang normal.
Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina bifida.
Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus diperiksa untuk
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
10/29
melihat adanya subluksasi atau dislokasi. Pmeriksaan penderita harus selengkap
mungkin secara sistematis seperti yang dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut
sebagai Orthopaedic checklist untuk menyingkirkan malformasi multiple.
6. Apa saja diagnosis banding dalam kasus ini ?
Postural Clubfoot : disebabkan oleh posisi fetus dalam uterus. Kaki dapat
dikoreksi secara manual oleh pemeriksa. Mempunyai respon yang baik dan
cepat terhadap serial casting dan jarang akan kambuh kembali.
Metatarsus adductus (varus) : adalah deformitas pada metatarsal saja. Kaki
bagian depan mengarah ke bagian medial dari tubuh. Hal ini diduga terjadi
akibat posisi bayi di dalam rahim dimana kaki menekuk ke dalam panggung kaki
itu.
7. Bagaimana penatalaksanaan (rehabilitasi / terapi) penyakit ?
Penatalaksanaan pada kasus ini berupa terapi yang terbagi 2, terapi non-operative
(konservatif) dan operatif :
a. Non-Operative : Serial Plastering (manipulasi pemasangan gibs serial
yang diganti tiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu dialakukan koreksi
dengan menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun.
Pertumbuhan yang cepat selama periode infant memungkinkan untuk
penanganan remodelling. Penanganan dimulai saat kelainan didapatkan dan
terdiri dari tiga tahapan yaitu : koreksi dari deformitas, mempertahankan
koreksi sampai keseimbangan otot normal tercapai, observasi dan follow up
untuk mencegah kembalinya deformitas.
Koreksi dari CTEV adalah dengan manipulasi dan aplikasi dari serial
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
11/29
cast yang dimulai dari sejak lahir dan dilanjutkan sampai tujuan koreksi
tercapai. Koreksi ini ditunjang juga dengan latihan stretching dari struktur sisi
medial kaki dan latihan kontraksi dari struktur yang lemah pada sisi lateral.
Manipulasi dan pemakaian cast ini diulangi secara teratur (dari beberapa
hari sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2 bulan) untuk mengakomodir
pertumbuhan yang cepat pada periode ini.
Jika manipulasi ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk
memperbaiki struktur yang berlebihan, memperpanjang atau transplant tendon.
Kemudian ektremitas tersebut akan di cast sampai tujuan koreksi tercapai.
Serial Plastering (manipulasi pemasangan gibs serial yang diganti tiap minggu,
selama 6-12 minggu). Setelah itu dialakukan koreksi dengan menggunakan
sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun.
Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan
pada anak dengan anak dengan penggunaan cast. Anak memerlukan waktu
yang lama pada koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek. Observasi kulit dan sirkulasi merupakan
bagian penting pada pemakaian cast. Orangtua juga harus mendapatkan
informasi yang cukup tentang diagnosis, penanganan yang lama dan
pentingnya penggantian cast secara teratur untuk menunjang penyembuhan.
Perawatan cast (termasuk observasi terhadap komplikasi), dan
menganjurkan orangtua untuk memfasilitasi tumbuh kembang normal pada
anak walaupun ada batasan karena deformitas atau therapi yang lama.
Perawatan cast meliputi :
o Biarkan cast terbuka sampai kering
o Posisi ektremitas yang dibalut pada posisi elevasi dengan diganjal bantal
pada hari pertama atau sesuai intruksi
o Observasi ekteremitas untuk melihat adanya bengkak, perubahan warna
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
12/29
kulit dan laporkan bila ada perubahan yang abnormal
o Cek pergerakan dan sensasi pada ektremitas secara teratur, observasi
adanya rasa nyeri
o Batasi aktivitas berat pada hari-hari pertama tetapi anjurkan untuk melatih
otot-otot secara ringan, gerakkan sendi diatas dan dibawah cast secara teratur.
o Istirahat yang lebih banyak pada hari-hari pertama untuk mencegah
trauma
o Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan benda-
benda kecil yang bisa dimasukkan ke dalam cast oleh anak
o Rasa gatal dapat dukurangi dengan ice pack, amati integritas kulit pada
tepi cast dan kolaborasikan bila gatal-gatal semakin berat
o Cast sebaiknya dijauhkan dari dengan air
b. Operative
Indikasi dilakukan operasi adalah sebagai berikut :
Jika terapi dengan gibs gagal (If palstering fail)
Pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9 bulan
Operasi dilakaukan dengan melepasakan karingan lunak yang mengalami
kontraktur maupun dengan osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada
kasus club foot yang neglected/ tidak ditangani dengan tepat.
Kasus yang resisten paling baik dioperasi pada umur 8 minggu, tindakan ini
dimulai dengan pemanjangan tendo Achiles ; kalau masih ada equinus,
dilakuakan posterior release dengan memisahkan seluruh lebar kapsul
pergelangan kaki posterior, dan kalau perlu, kapsul talokalkaneus. Varuskemudian diperbaiki dengan melakukan release talonavikularis medial dan
pemanjangan tendon tibialis posterior.(Ini Menurut BuKu Appley).
Pada umur > 5 tahun dilakukan bone procedure osteotomy. Diatas umur 10
tahun atau kalau tulang kaki sudah mature, dilakukan tindakan artrodesis
triple yang terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga persendian, yaitu :
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
13/29
art. talokalkaneus, art. talonavikularis, dan art. kalkaneokuboid.
8. Bagaimana prognosis dan komplikasi nya ?
Prognosis :
Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat diperbaiki;
walupun demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna dan sering kambuh,
terutama pada bayi dengan kelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit
neuromuskuler.
Prognosis tergantung pada penatalaksaan itu sendiri, ada beberapa hal yag bisa
mempengaruhi prognosis itu baik atu menjadi buruk :
1. Tingkat deformitas itu sendiri
2. Cepat atau lambat dialakukukan penatalaksaan
Komplikasi :
1. Komplikasi dapat terjadi dari terapi konservatif maupun operatif. Pada terapi
konservatif mungkin dapat terjadi maslah pada kulit, dekubitus oleh karena
gips, dan koreksi yang tidak lengkap. Beberapa komplikasi mungkin didapat
selama dan setelah operasi. Masalah luka dapat terjadi setelah operasi dan
dikarenakan tekanan dari cast. Ketika kaki telah terkoreksi, koreksi dari
deformitas dapat menarik kulit menjadi kencang, sehinggga aliran darah
menjadi terganggu. Ini membuat bagian kecil dari kulit menjadi mati.
Normalnya dapat sembuh dengan berjalannya waktu, dan jarang memerlukan
cangkok kulit.
2. Infeksi dapat terjadi pada beberapa tindakan operasi. Infeksi dapat terjadi
setelah operasi kaki clubfoot. Ini mungkin membutuhkan pembedahan
tambahan untuk mengurangi infeksi dan antibiotik untuk mengobati infeksi.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
14/29
3. Kaki bayi sangat kecil, strukturnya sangat sulit dilihat. Pembuluh darah dan
saraf mungkin saja rusak akibat operasi. Sebagian besar kaki bayi terbentuk
oleh tulang rawan. Material ini dapat rusak dan mengakibatkan deformitas dari
kaki. Deformitas ini biasanya terkoreksi sendir dengan bertambahnya usia
9. Apa kompetensi dokter umum dalam kasus ini ?
Pada kasus ini (club foot) kompetensi dokter umum berada pada tingkat 1, yaitu
dapat mengenali dan menempatkan gambaran gambaran klinik sesuai penyakit ini
ketika membaca literature. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran
klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini
mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran ini
dan menduga penyakitnya, dokter segea merujuk ke spesialis yang relevan.
IV. Hipotesis
Boy, 10 hari, menderita kelainan berupa kaki yang melengkung masuk ke dalam
(club foot or CTEV) karena kelainan congenital
V. Kerangka konsep
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
15/29
VI. Kerangka
Konsep
Boy ,
10hr
equinovar
usX-Ray
Diberikan
penanganan
(treatment)
mengalami kelainan
pada kaki
Etiologi :
genetik
embrio
genik
amniog
enik
ontogen
ik
fetus
dll
anamnesi
s
Congenital Talipes Equino
Varus
pemeriksaan
penunjang
pemeriksaan
fisik
tidak ada kelainan saat
kehamilan, proses
persalinan, dan tidak adakonsumsi obat-obatan
Insidensi 1:700/
1:1000
lk > pr
30-40 kasus
bilateral
keparahan
deformitas
cepat lambatnya
enan anan
DD:
posteur clubfoot
metatarsus
adductus
Rehabilita
si
2.
operatif
1. konservatif
casting
denis brown
split
kombinasi
denis brownsplit dan KAFO
prognosis
baik
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
16/29
VII. Keterbatasan Ilmu dan Learning Issue
Learning Issue What I know What I dont know What I have to
prove
Source
1. Anatomi kaki
(ekstremitas
inferior)
Definisi Bagaimana
bagian bagian
dan penjelasan
nya
Berdasarkan
manifestasi
klinis yang
terlihat,
bagaimana
anatomi yang
tidak normal
pada boy Text-book &
journal2. Congenital Talipes
Equinos Varus
(CTEV)
Definisi Etiologi
Epidemiologi
Patofisiologi
Manifestasi
klinik
Diagnosis
Penatalaksanaan
konservatif dan
operatifPencegahan
Prinsip
rehabilitasi
Kelainan yang
di derita oleh
boy adalah
CTEV.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
17/29
VIII. Sintesis
PERKEMBANGAN JANIN
Trimester pertama (pekan 1-12)
Minggu ke- 4
Otak bayi dan sumsum tulang belakang mulai terbentuk
Jantung mulai terbentuk
Lengan dan kuncup kaki muncul Bayi Anda sekarang merupakan embrio dan panjangnya 1/25 inci
Minggu ke-8
Semua organ utama dan struktur badan eksternal mulai terbentuk
Jantung bayi berdetak dengan ritme teratur
Lengan dan kaki tumbuh lebih panjang, dan jari tangan dan kaki mulai terbentuk
Organ seks mulai terbentuk
Mata telah bergerak maju pada wajah dan kelopak matanya telah terbentuk
Tali pusat terlihat jelas
Pada akhir 8 minggu, bayi Anda adalah janin dan terlihat lebih seperti manusia.
Bayi Anda hampir 1 inci panjang dan berat kurang dari 1 / 8 ons
Minggu ke-12
Saraf dan otot mulai bekerja sama. Bayi Anda dapat membuat tinjuan-tinjuankecil
Organ seks eksternal menunjukkan jika bayi Anda laki-laki atau perempuan. Bisa
diketahui pada trimester kedua dengan USG.
Kelopak mata menutup untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Mereka
tidak akan membuka lagi sampai minggu ke-28
Pertumbuhan kepala melambat. Sekarang, dengan panjang sekitar 3 inci, bayiAnda beratnya hampir satu ons.
Trimester kedua (pekan 13-28)
Minggu ke-16
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
18/29
Jaringan otot dan tulang terus untuk membentuk, menciptakan kerangka yang
lebih lengkap
Kulit mulai terbentuk
Meconium berkembang di saluran pencernaan bayi Anda. Ini akan menjadi
buang air besar pertama bayi Anda.
Bayi Anda membuat gerakan mengisap dengan mulut (refleks mengisap) Bayi Anda mencapai panjang sekitar 4 sampai 5 inci dan beratnya hampir 3 ons
Minggu ke-20
Bayi Anda lebih aktif
Bayi Anda ditutupi oleh halus, rambut berbulu halus yang disebut lanugo dan
vernix disebut lapisan lilin
Alis, bulu mata, kuku, dan kuku telah terbentuk. Bayi Anda bahkan bisamenggaruk sendiri
Bayi Anda dapat mendengar dan menelan.
Sekarang panjang bayi Anda adalah sekitar 6 inci dan berat sekitar 9 ons
Minggu ke-24
Sumsum tulang mulai membuat sel-sel darah
sel-sel perasa sudah terbentuk pada lidah bayi
Jejak kaki dan sidik jari telah terbentuk
Rambut mulai tumbuh di kepala bayi
Paru-paru terbentuk, tetapi tidak bekerja
Bayi Anda tidur dan bangun secara teratur
Jika bayi Anda laki-laki, buah zakarnya mulai bergerak dari perut ke dalam
skrotum. Jika bayi Anda perempuan, uterus dan ovarium berada di tempat, danseumur hidup pasokan telur telah terbentuk di ovariumSekarang panjang bayi
Anda sekitar 12 inci, dan beratnya sekitar 1 pound.
Trimester ketiga (pekan 29-40)
Minggu ke-32
Tulang bayi Anda sepenuhnya terbentuk, tapi tetap lunak
Bayi Anda menendang danmemukul dengan kuat
Mata dapat membuka dan menutup
Paru-paru tidak sepenuhnya terbentuk, ada gerakan Tubuh bayi Anda mulai untuk menyimpan mineral penting, seperti besi dan
kalsium
Lanugo mulai jatuh Berat bayi bertambah dengan cepat, sekitar pon seminggu. Sekarang, panjang
bayi sekitar 15 sampai 17 inci dan berat sekitar 4 sampai 4 pound.
Minggu ke-36
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
19/29
Lapisan pelindung lilin yang disebut vernix akan lebih tebal
lemak tubuh meningkat
Bayi Anda semakin besar dan lebih besar dan mempunyai ruang untuk bergerak.Mutasi kurang kuat, tetapi Anda akan merasakan peregangan
Panjang bayi Anda sekitar 16-19 inci dan beratnya sekitar 6-6 pound
Minggu ke-37 sampai ke-40
Pada akhir minggu ke 37, organ bayi Anda siap untuk berfungsi sendiri
Dan semakin mendekati hari kelahirannya, bayi Anda akan beralih menjadi posisi
kepala di bawah untuk lahir. Kebanyakan bayi lahir dengan kepala bawah terlebihdahulu
Normalnya, bayi sehat akan lahir dengan berat badan antara 6 pound 2 ons atau 9
pound 2 ons, dan panjang antara 19-21 inci
CONGENITAL TALIPES EQUINOS VARUS (CLUB FOOT)
Clubfoot adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas
umum dimana kaki berubah/bengkok dari keadaan atau posisi normal. Beberapa dari
deformitas kaki termasuk deformitas ankle disebut dengan talipes yang berasal dari kata
talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti kaki). Deformitas kaki dan ankle dipilah
tergantung dari posisi kelainan ankle dan kaki. Deformitas talipes diantaranya :
Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam
Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar--Deformitas forefoot adduksi dansupinasi melalui sendi midtarsal, tumit varus pada subtalar, tumit varus pada
subtalarequinus pada ankle dan deviasi medial seluruh kaki dalam hubungan denganlutut. (salter)
Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendanh daripada tumit
Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit
Clubfeet yang terbanyak merupakan kombinasi dari beberapa posisi dan angka
kejadian yang paling tinggi adalah tipe talipes equinovarus (TEV) dimana kaki posisinya
melengkung kebawah dan kedalam dengan berbagai tingkat keparahan. Unilateralclubfoot lebih umum terjadi dibandingkan tipe bilateral dan dapat terjadi sebagai kelainan
yang berhubungan dengan sindroma lain seperti aberasi kromosomal, artrogriposis
(imobilitas umum dari persendian), cerebral palsy atau spina bifida.
Frekuensi clubfoot dari populasi umum adalah 1 : 700 sampai 1 : 1000 kelahiran
hidup dimana anak laki-laki dua kali lebih sering daripada perempuan. Berdasarkan data,
35% terjadi pada kembar monozigot dan hanya 3% pada kembar dizigot. Ini
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
20/29
menunjukkan adanya peranan faktor genetika
CTEV/ Club Foot adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi
dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery,
Schwartz). Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), menunjukkan suatu
kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya berjalan pada ankle-nya.Sedang Equinovarus berasal dari kata equino (meng.kuda) + varus (bengkok ke arah
dalam/medial). Jadi dapat disimpulkan ada Club Foot terjadi kelainan berupa :
Fore Foot Adduction (kaki depan mengalami adduksi dan supinasi)
Hind Foot Varus (tumit terinversi)
Equinus ankle (pergelangan kaki dalam keadaan equinus = dalam keadaan plantar
fleksi)
Anatomi
Para tulang tarsal tujuh tulang yang membentuk tumit dan midfoot. Metatarsal dan falang
tersambung ke tarsals dan membentuk kaki depan. Kaki pekuk terutama terhadap tiga
tulang: os kalkaneus, landaian dan navicular. Tulang lainnya dapat dilibatkan sebagai
deformitas dapat mempengaruhi pertumbuhan seluruh kaki untuk beberapa derajat.
Yang kaki pekuk adalah jelas. Diaktifkan kaki di bawah dan ke arah kaki yang lain.
Terminologi medis untuk posisi ini adalah equinus dan Varus. Equinus berarti bahwa
jari-jari kaki menunjuk ke bawah dan pergelangan kaki tertekuk ke depan (semacam
seperti posisi kaki ketika seorang penari balet adalah pada jari-jari kakinya). Varus berarti
miring ke dalam. Pergelangan kaki di Varus saat Anda mencoba untuk meletakkantelapak kaki bersama.
Posisi memutar ini kaki menyebabkan masalah lain. Ligamen antara tulang dikontrak,
atau dipersingkat. Sendi antara tulang-tulang tarsal tidak bergerak sebagaimana mestinya.
Tulang sendiri cacat. Hasil ini yang sangat ketat kaki yang kaku tidak dapat diletakkan
datar pada tanah untuk berjalan. Untuk berjalan, anak harus berjalan di tepi luar kaki
bukan pada telapak kaki. Salah satu temuan yang menarik adalah bahwa otot betis pada
kaki dengan kaki pekuk lebih kecil dari biasanya. Jika kaki pekuk hanya mempengaruhi
satu kaki, otot betis kaki ini akan tetap lebih kecil dari sisi berlawanan.
Etiologi Unknown, ada hubunganya dengan : Persistence of fetal positioning, Genetic,
Cairan amnion dalam ketuban yang terlalu sedikit pada waktu hamil (oligohidramnion),
Neuromuscular disorder (Kadang kala ditemukan bersamaan dengan kelainan lain seperti
Spina Bifida atau displasia dari rongga panggul.)--- Patofis karena perkembangan
embryonic yang abnormal yaitu saat perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
21/29
bulan ke-7 kehamilan. Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan
menimbulkan deformitas dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine
Beberapa teori mengenai penyebab terjadinya CTEV:
Teori kromosomal, antara lain defek dari sel germinativum yang tidak dibuahidan muncul sebelum fertilisasi.
Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada sel germinativumyang dibuahi (dikutip dari Irani dan Sherman) yang mengimplikasikan defek
terjadi antara masa konsepsi dan minggu ke-12 kehamilan.
Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain hambatan
temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar minggu ke-7 sampaike-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatu deformitas clubfootyang jelas, namun
bila hambatan ini terjadi setelah minggu ke-9, terjadilah deformitas clubfootyang
ringan hingga sedang. Teori hambatan perkembangan ini dihubungkan denganperubahan pada faktor genetic yang dikenal sebagai Cronon. Cronon ini
memandu waktu yang tepat dari modifikasi progresif setiap struktur tubuh semasaperkembangannya. Karenanya, clubfoot terjadi karena elemen disruptif (lokalmaupun umum) yang menyebabkan perubahan faktor genetic (cronon).
Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intrauterinecrowding.
Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.
Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.
Insidensi 1 dari 1000 kelahiran, Pria > Wanita, dengan 65% kasus terjadi pada pria Pada
30-40% kasus terjadi bilateral
Klasifikasi
1. Postural Club foot
2. Congenital Club foot :
a. Simple
b. Rigid pada kasus yang rigid, perlu tindakan operasi.(ROM+)
3. Syndromic Club foot associated with :
a. Artrogryposis Multiplex Congenital atau amioplasia suatu kelainan kongenital
yang berkaitan dengan penggantian otot dengan jaringan fibrosa pada saat lahir,sehingga mengakibatkan hilangnya mobilitas sendi, dan berkaitan dengan
deformitas seperti misalnya CHD, talipes equinovarus, dislokasi lutut.
b. Myelomeningocel. Pada kasus ini terjadi imbalance otot sehingga terjadi club foot
tipe rigid.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
22/29
Manifestasi klinis
Gejala klinis dapat ditelusuri melalui riwayat keluarga yang menderita clubfootataukelainan neuromuskuler, dan dengan melakukan pemeriksaan secara keseluruhan
untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas.
Pemeriksaan dilakukan dengan posisi prone, dengan bagian plantar yang terlihat, dansupine untuk mengevaluasi rotasi internal dan varus. Jika anak dapat berdiri , pastikan
kaki pada posisiplantigrade, dan ketika tumit sedang menumpu, apakah pada posisi
varus, valgus atau netral.
Deformitas serupa terlihat pada myelomeningocele and arthrogryposis. Oleh sebab itu
agar selalu memeriksa gejala-gejala yang berhubungan dengan kondisi-kondisi
tersebut. Ankle equinus dan kaki supinasi (varus) dan adduksi (normalnya kaki bayi
dapat dorso fleksi dan eversi, sehingga kaki dapat menyentuh bagian anterior daritibia). Dorso fleksi melebihi 90 tidak memungkinkan.
Diagnosis
Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir(early diagnosis after birth). Pada bayi yang normal dengan equinovarus postural,
kaki dapat mengalami dorsifleksi dan eversi hingga jari-jari kaki menyentuh
bagian depan tibia. Passive manipulation dorsiflexion Toe touching tibia
normal. Bila terlihat normal, hati-hati pastikan dengan test dorsofleksi pergelangan kaki.
Bila ibu jari kaki bisa menyentuh krista tibia, berarti normal bukan CTEV. Pada
kasus yang terlambat diketahui; anak jalannya terlambat, bila sudah jalan bentukkaki varus equinus dan terjadi penebalan (callocity) pada bagian lateral atau
depan lateral dari kaki.
Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi.Ibu jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki cembung, bagian
medial kaki cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki.
Kaki bagian belakang equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat
lipatan kulit transversal yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangankaki. Atrofi otot betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi.
Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dandieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yangkaku ini yang membedakan dengan kaki equinovarus paralisis dan postural atau
positional karena posisi intra uterin yang dapat dengan mudah dikembalikan ke
posisi normal. Luas gerak sendi pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapatdidorsofleksikan ke posisi netral, bila disorsofleksikan akan menyebabkan
terjadinya deformitas rocker-bottom dengan posisi tumit equinus dan dorsofleksi
pada sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis akan terlambat pada kalkaneus,
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
23/29
pada plantar fleksi dan dorsofleksi pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan
maleoulus lateralis terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian
bawahnya. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian distalanterior tulang kalkaneus. Tulang navicularis mengalami pergeseran medial,
plantar dan terlambat pada maleolus medialis, tidak terdapat celah antara
maleolus medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis bimaleolar menurundari normal yaitu 85 menjadi 55 karena adanya perputaran subtalar ke medial.
Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot tibialis
anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur sedangkan otot-ototperoneal lemah dan memanjang. Otot-otot ekstensor jari kaki normal kekuatannya
tetapi otot-otot fleksor jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai
kekuatan yang normal.
Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina bifida.Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus diperiksa untuk
melihat adanya subluksasi atau dislokasi. Pmeriksaan penderita harus selengkap
mungkin secara sistematis seperti yang dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut
sebagai Orthopaedic checklist untuk menyingkirkan malformasi multiple.
DIAGNOSIS BANDING
1. Postural clubfoot-disebabkan oleh posisi fetus dalam uterus. Kaki dapat
dikoreksi secara manual oleh pemeriksa. Mempunyai respon yang baik dan cepat
terhadapserial castingdan jarang akan kambuh kembali2. Metatarsus adductus (atau varus)-adalah deformitas pada metatarsal saja. Kaki
bagian depan mengarah ke bagian medial dari tubuh. Dapat dikoreksi dengan
manipulasi dan mempunyai respon terhadapserial casting.
Prognosis
Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat diperbaiki; walupun
demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna dan sering kambuh, terutama pada
bayi dengan kelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit neuromuskuler.
Treatment---Menurut penelitian yang dilakukan Ponseti, sekitar 90-95% kasus club foot
bisa di-treatment dengan tindakan non-operatif. Treatment yang dapat dilakukan pada
club foot dapat berupa :
c. Non-Operative : Serial Plastering (manipulasi pemasangan gibs serial yang digantitiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu dialakukan koreksi dengan
menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun.
Pertumbuhan yang cepat selama periode infant memungkinkan untuk penanganan
remodelling. Penanganan dimulai saat kelainan didapatkan dan terdiri dari tiga
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
24/29
tahapan yaitu : koreksi dari deformitas, mempertahankan koreksi sampai
keseimbangan otot normal tercapai, observasi dan follow up untuk mencegah
kembalinya deformitas.
Koreksi dari CTEV adalah dengan manipulasi dan aplikasi dari serial cast yang
dimulai dari sejak lahir dan dilanjutkan sampai tujuan koreksi tercapai. Koreksi ini
ditunjang juga dengan latihan stretching dari struktur sisi medial kaki dan latihankontraksi dari struktur yang lemah pada sisi lateral.
Manipulasi dan pemakaian cast ini diulangi secara teratur (dari beberapa hari
sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2 bulan) untuk mengakomodir pertumbuhan yangcepat pada periode ini.
Jika manipulasi ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk memperbaiki struktur
yang berlebihan, memperpanjang atau transplant tendon. Kemudian ektremitas
tersebut akan di cast sampai tujuan koreksi tercapai. Serial Plastering (manipulasipemasangan gibs serial yang diganti tiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu
dialakukan koreksi dengan menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16
tahun.
Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan pada anakdengan anak dengan penggunaan cast. Anak memerlukan waktu yang lama pada
koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi tujuan jangka panjang dan tujuanjangka pendek. Observasi kulit dan sirkulasi merupakan bagian penting pada
pemakaian cast. Orangtua juga harus mendapatkan informasi yang cukup tentang
diagnosis, penanganan yang lama dan pentingnya penggantian cast secara teratur
untuk menunjang penyembuhan. Perawatan cast (termasuk observasi terhadap komplikasi), dan menganjurkan
orangtua untuk memfasilitasi tumbuh kembang normal pada anak walaupun ada
batasan karena deformitas atau therapi yang lama.
Perawatan cast meliputi :
o Biarkan cast terbuka sampai kering
o Posisi ektremitas yang dibalut pada posisi elevasi dengan diganjal bantal pada
hari pertama atau sesuai intruksi
o Observasi ekteremitas untuk melihat adanya bengkak, perubahan warna kulit dan
laporkan bila ada perubahan yang abnormalo Cek pergerakan dan sensasi pada ektremitas secara teratur, observasi adanya rasa
nyeri
o Batasi aktivitas berat pada hari-hari pertama tetapi anjurkan untuk melatih otot-
otot secara ringan, gerakkan sendi diatas dan dibawah cast secara teratur.
o Istirahat yang lebih banyak pada hari-hari pertama untuk mencegah trauma
o Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan benda-benda
kecil yang bisa dimasukkan ke dalam cast oleh anako Rasa gatal dapat dukurangi dengan ice pack, amati integritas kulit pada tepi cast
dan kolaborasikan bila gatal-gatal semakin berato Cast sebaiknya dijauhkan dari dengan air
d. Operative
Indikasi dilakukan operasi adalah sebagai berikut : Jika terapi dengan gibs gagal (If palstering fail)
Pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9 bulan
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
25/29
Operasi dilakaukan dengan melepasakan karingan lunak yang mengalami kontraktur
maupun dengan osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada kasus club foot yang
neglected/ tidak ditangani dengan tepat.Kasus yang resisten paling baik dioperasi pada umur 8 minggu, tindakan ini dimulai
dengan pemanjangan tendo Achiles ; kalau masih ada equinus, dilakuakan posterior
release dengan memisahkan seluruh lebar kapsul pergelangan kaki posterior, dankalau perlu, kapsul talokalkaneus. Varus kemudian diperbaiki dengan melakukan
release talonavikularis medial dan pemanjangan tendon tibialis posterior.(Ini Menurut
BuKu Appley).Pada umur > 5 tahun dilakukan bone procedure osteotomy. Diatas umur 10 tahun
atau kalau tulang kaki sudah mature, dilakukan tindakan artrodesis triple yang
terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga persendian, yaitu : art. talokalkaneus,
art. talonavikularis, dan art. kalkaneokuboid.
Komplikasi
4. Komplikasi dapat terjadi dari terapi konservatif maupun operatif. Pada terapikonservatif mungkin dapat terjadi maslah pada kulit, dekubitus oleh karena gips, dan
koreksi yang tidak lengkap. Beberapa komplikasi mungkin didapat selama dan
setelah operasi. Masalah luka dapat terjadi setelah operasi dan dikarenakan tekanan
dari cast. Ketika kaki telah terkoreksi, koreksi dari deformitas dapat menarik kulitmenjadi kencang, sehinggga aliran darah menjadi terganggu. Ini membuat bagian
kecil dari kulit menjadi mati. Normalnya dapat sembuh dengan berjalannya waktu,
dan jarang memerlukan cangkok kulit.5. Infeksi dapat terjadi pada beberapa tindakan operasi. Infeksi dapat terjadi setelah
operasi kaki clubfoot. Ini mungkin membutuhkan pembedahan tambahan untuk
mengurangi infeksi dan antibiotik untuk mengobati infeksi.
6. Kaki bayi sangat kecil, strukturnya sangat sulit dilihat. Pembuluh darah dan sarafmungkin saja rusak akibat operasi. Sebagian besar kaki bayi terbentuk oleh tulang
rawan. Material ini dapat rusak dan mengakibatkan deformitas dari kaki. Deformitas
ini biasanya terkoreksi sendir dengan bertambahnya usia
ANAMNESIS terdiri dari Autoanamnesa dan Alloanamnesa.
1. Sifat dari sakit / nyeri
Lokasi setempat / meluas / menjalar.
Apa ada penyebabnya. Misalnya Trauma.
Sejak kapan dan apakah sudah pernah mendapat pertolongan.
Bagaimana sifatnya ; pegel / seperti ditusuk tusuk / rasa panas / ditarik tarik.
Intensitasnya ; terus menerus / hanya waktu bergerak / waktu istirahat, dst.
Apakah keluhan ini untuk pertama kali atau sering hilanh timbul
2. Kekakuan / kelemahan.--Kekakuan ; Pada umumnya mengenai persendian. Apakah
hanya kaku atau disertai nyeri sehingga pergerakan terganggu.Kelemahan ; Apakah
yang dimaksud dengan Instability atau kekuatan otot menurun / melemah /kelumpuhan.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
26/29
3. Kelainan bentuk / pembengkokan
Angulasi / rotasi / discrepancy (pemendekan / selisih panjang).
Benjolan atau karena ada pembengkakan.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum (Status Generalisata)vital sign
2. Pemeriksaan Setempat (Status Lokalis)
Disamping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untuk membuat
kesimpulan kelainan, apakah suatu pembengkakan atau atrofi, serta melihat adanya
selisih panjang (discrepancy).
1. Look (Inspeksi) Perhatikan apa yang dapat dilihat, antara lain :
Sikatrik (jaringan parut, baik yang alamiah maupun yang buatan (bekas
pembedahan))
Caf au lait spot (birth mark)
Fistulae
Warna (kemerahan / kebiruan (livide) / hiperpigmentasi)
Benjolan / pembengkakan / cekukan dengan hal hal yang tidak biasa, misalnya
adanya rambut diatasnya, dst.
Posisi serta bentuk dari ekstremitas (deformitas).
Jalan pasien (gait, waktu masuk kamar periksa)
2. Feel ( Palpasi)
Pada waktu ingin palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki agar dimulai
dari posisi netral / posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang
memberikan informasi dua arah, baik bagi pemeriksa maupun bagi penderita. Karena itu
perlu selalu diperhatikan wajah penderita atau menanyakan perasaan penderita.
Yang dicatat adalah :
Perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembaban kulit.
Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau hanya oedema, terutama
daerah persendian.
Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainannya (1/3 proksimal / medial /distal)
Otot, tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi.
Benjolan yang terdapat dipermukaan tulang atau melekat pada tulang.
Sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya dan pergerakan
terhadap permukaan atau dasar, nyeri atau tidak dan ukurannya.
-
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
27/29
3. Move / Gerak
Setelah memeriksa feel, pemeriksaan diteruskan dengan menggerakan anggota
gerak dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pada pemeriksaan
Move, periksalah bagian tubuh yang normal terlebih dahulu, selain untuk mendapatkan
kooperasi dari penderita, juga untuk mengetahui gerakan normal penderita.
Apabila ada fraktur, tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur
(kecuali fraktur incomplete).
Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan, mulai
dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric. Pencatatan ini penting untukmengetahui apakah ada gangguan gerak.
Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh factor
intraarticuler atau ekstraarticuler.
Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang
menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa) dan gerak pasif (bila pemeriksa yang
menggerakan).
Selain pencatatan pemeriksaan penting untuk mengetahui gangguan gerak, hal ini juga
penting untuk melihat kemajuan / kemunduran pengobatan.
Dibedakan istilah Contraction dan Contracture. Contraction adalah apabila perubahan
fisiologis dan contracture adalah apabila sudah ada perubahan anatomis.
Pada pemeriksaan selain penderita duduk atau berbaring, juga perlu dilihat waktu berdiri
dan berjalan. Pada pemeriksaan jalan, perlu dinilai untuk mengetahui apakah adanya
pincang atau tidak. Pincang dapat disebabkan oleh karena instability, nyeri, discrepancyatau fixed deformity.
.
Daftar Pustaka
Ponseti IV. Clubfoot management.J Pediatr Orthop. Nov-Dec 2000;20(6):699-
700. [Medline].
http://www.medscape.com/medline/abstract/11097239http://www.medscape.com/medline/abstract/11097239 -
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
28/29
Cooper DM, Dietz FR. Treatment of idiopathic clubfoot. A thirty-year follow-up
note.J Bone Joint Surg Am. Oct 1995;77(10):1477-89. [Medline].
Bor N, Herzenberg JE, Frick SL. Ponseti management of clubfoot in olderinfants. Clin Orthop Relat Res. Mar 2006;444:224-8. [Medline].
Noonan KJ, Richards BS. Nonsurgical management of idiopathic clubfoot. J Am
Acad Orthop Surg. Nov-Dec 2003;11(6):392-402. [Medline]. Docker CE, Lewthwaite S, Kiely NT. Ponseti treatment in the management of
clubfoot deformity a continuing role for paediatric orthopaedic services in
secondary care centres.Ann R Coll Surg Engl. Jul 2007;89(5):510-2. [Medline].
Ippolito E, Ponseti IV. Congenital club foot in the human fetus. A histological
study.J Bone Joint Surg Am. Jan 1980;62(1):8-22. [Medline].
Scher DM. The Ponseti method for treatment of congenital club foot. Curr Opin
Pediatr. Feb 2006;18(1):22-5. [Medline]. Freedman JA, Watts H, Otsuka NY. The Ilizarov method for the treatment of
resistant clubfoot: is it an effective solution?.J Pediatr Orthop. Jul-
Aug 2006;26(4):432-7. [Medline].
Ponseti IV. Relapsing clubfoot: causes, prevention, and treatment.Iowa OrthopJ. 2002;22:55-6. [Medline].
Tachdjian Mihran O. Congenital Talipes Equinovarus In: John Anthony Herring[editor]: Pediatric Orthopaedics, From the Texas Scottish Rite Hospital for
Children. Saunders elsivier, 2008; 1070-1078.
Reyes Tyrone M, Luna-Reyes Ofelia B. The Ankle and the Foot. In: Kinesiology.
Manila, Philipines: UST Printing Office, 1978;152-166. Graham. Apley, Louis Solomon. Deformities of the Foot. In: Apleys System of
Orthopaedics and Procedurs,1982; 307-9.
David H. Sutherland. Congenital Clubfoot. In: Gait Disorders in Chilhood andAdolescence. William and Wilkins, 1984, 81
Http://www.emedicine/spesialities/radiology/pediatrics. Author: Ellen M Chung.
Http://www.ijoonline.com, Indian Journal of Orthopaedics, November 2008
http://www.medscape.com/medline/abstract/7593056http://www.medscape.com/medline/abstract/7593056http://www.medscape.com/medline/abstract/16456307http://www.medscape.com/medline/abstract/16456307http://www.medscape.com/medline/abstract/14686824http://www.medscape.com/medline/abstract/17688726http://www.medscape.com/medline/abstract/7351421http://www.medscape.com/medline/abstract/7351421http://www.medscape.com/medline/abstract/16470157http://www.medscape.com/medline/abstract/16791057http://www.medscape.com/medline/abstract/16791057http://www.medscape.com/medline/abstract/12180612http://www.emedicine/spesialities/radiology/pediatricshttp://www.ijoonline.com/http://www.medscape.com/medline/abstract/7593056http://www.medscape.com/medline/abstract/16456307http://www.medscape.com/medline/abstract/14686824http://www.medscape.com/medline/abstract/17688726http://www.medscape.com/medline/abstract/7351421http://www.medscape.com/medline/abstract/16470157http://www.medscape.com/medline/abstract/16791057http://www.medscape.com/medline/abstract/12180612http://www.emedicine/spesialities/radiology/pediatricshttp://www.ijoonline.com/ -
8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)
29/29