laporan implementasi dan evaluasi program promosi...

128
LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN “INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO” Koordinator: dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, Ph.D Tutor : Fitrina MK, SKM, MPH Oleh: La Ode Reskiaddin (16/403286/PKU/16104) Sholikah (16/403365/PKU/16183) Vina Yulia Anhar (16/403379/PKU/16197) Wartono (16/403382/PKU/16200) Minat Perilaku dan Promosi Kesehatan Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2017

Upload: others

Post on 09-Mar-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

“INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK

MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO”

Koordinator:

dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, Ph.D

Tutor :

Fitrina MK, SKM, MPH

Oleh:

La Ode Reskiaddin (16/403286/PKU/16104)

Sholikah (16/403365/PKU/16183)

Vina Yulia Anhar (16/403379/PKU/16197)

Wartono (16/403382/PKU/16200)

Minat Perilaku dan Promosi Kesehatan Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2017

Page 2: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

ii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah kami, mahasiswa Minat

Perilaku dan Promosi Kesehatan, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

tugas LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI

KESEHATAN diatas adalah benar-benar hasil pekerjaan kelompok kami dan

bukan hasil pekerjaan menyalin atau meniru keseluruhan atau sebagian hasil

pekerjaan teman atau orang lain.

Apabila kami sengaja maupun tidak sengaja melakukan hal tersebut

diatas maka kami bersedia menerima sanksi yang berupa: dianggap tidak

mengumpulkan tugas tersebut. Selain itu jika ada 2 naskah yang sama tidak

keseluruhan atau sebagian keduanya dianggap tidak mengumpulkan tugas.

Yang memberi pernyataan

Yogyakarta, 23 Oktober 2017

La Ode Reskiaddin

Sholikah

Vina Yulia Anhar .. .

Wartono

Page 3: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka .................................................................................... 5

B. Landasan Teori ................................................................................... 9

C. Kerangka Teori .................................................................................. 10

D. Kerangka Konsep .............................................................................. 11

E. Hipotesis ............................................................................................ 12

F. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 12

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 13

B. Lokasi, Populasi dan Sampel ............................................................. 14

C. Review dan Adjustment Program ....................................................... 15

D. Pelaksanaan Program ....................................................................... 18

E. Evaluasi Program .............................................................................. 20

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 21

B. Pembahasan ..................................................................................... 44

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 50

B. Saran ................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karateristik kader kesehatan di Padukuhan Samirono………………….21

Tabel 2.Evaluasi pelaksanaan materi pencatatan, pelaporan dan pengisian KMS

lansia ................................................................................................... 22

Tabel 3. Evaluasi pelaksanaan materi konsep hipertensi & diabetes melitus…..22

Tabel 4. Evaluasi pelaksanaan materi tips melakukan penyuluhan……………...23

Tabel 5. Evaluasi pelaksanaan materi pengukuran tekanan darah dan

antropometri .................................................................................... 24

Tabel 6. Evaluasi pelaksanaan materi diet hipertensi dan diabetes melitus ....... 25

Tabel 7. Evaluasi pelaksanaan materi pemeriksaan gula darah ......................... 26

Tabel 8. Evaluasi pelaksanaan materi senam kaki diabetes .............................. 27

Tabel 9. Evaluasi pelaksanaan materi kegiatan pelatihan secara keseluruhan .. 28

Tabel 10. Uji normalitas data ............................................................................. 29

Tabel 11. Deskripsi pengetahuan faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes

melitus) ............................................................................................ 29

Tabel 12. Uji paired t-test pengetahuan tentang faktor risiko PTM (hipertensi dan

DM) ................................................................................................... 30

Tabel 13. Deskripsi pengetahuan pengukuran tekanan darah & antropometri ... 30

Tabel 14. Uji paired t-test pengetahuan pengukuran tekanan darah &

antropometri .................................................................................. 30

Tabel 15. Deskripsi pengetahuan tentang diet hipertensi dan diabetes melitus . 31

Tabel 16. Uji paired t-test pengetahuan diet hipertensi dan diabetes melitus ..... 31

Tabel 17. Keterampilan melakukan pengukuran tekanan darah ......................... 32

Tabel 18. Keterampilan melakukan pengukuran tinggi badan ............................ 32

Tabel 19. Keterampilan mealukan pengukuran berat badan .............................. 33

Tabel 20. Keterampilan melakukan pemeriksaan gula darah ...... ……………..…33

Tabel 21. Keterampilan melakukan senam kaki diabetes ............ ……………..…34

Page 5: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka teori Capacity Building Framework ................................... 10

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian ............................................................ 11

Page 6: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan

Lampiran 2. Instrumen evaluasi kegiatan level 1 (reaction)

Lampiran 3. Instrumen evaluasi kegiatan level 2 (learning)

Lampiran 4. Instrumen evaluasi kegiatan level 3 (behavior)

Lampiran 5. Pedoman wawancara (saat intervensi)

Lampiran 6. Pedoman wawancara (setelah intervensi)

Lampiran 7. Hasil uji statistik

Page 7: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan suatu masalah yang serius di

berbagai negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) (2017)

bahwa 70% kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh penyakit tidak menular

diantaranya penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes dan penyakit paru-paru

kronis, dan 82% dari 16 juta orang meninggal sebelum waktunya atau sebelum

mencapai usia 70 tahun yang terjadi di negara berpenghasilan rendah dan

menengah.WHO memproyeksikan kenaikan jumlah kematian PTM dari 36 juta di

tahun 2008 menjadi 55 juta pada tahun 2030 jika tidak ada langkah efektif yang

dapat mengendalikan hal tersebut (WHO, 2013; WHO, 2017). Beberapa faktor

penyebab tingginya angka prevalensi penyakit menular dikarenakan karena

penggunaan tembakau, makanan yang tidak sehat termasuk asupan garam dan

sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas, dan

penggunaan alkohol yang berlebihan, faktor risiko fisiologis utama adalah

tekanan darah meningkat, peningkatan glukosa darah, hilangnya lapangan kerja

karena kecacatan terkait PTM, dikombinasikan dengan durasi dan kompleksitas

pengobatan PTM yang panjang menimbulkan tantangan tambahan terhadap

pengurangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan (Alwan et al. 2010:

WHO, 2011, Bloom, et al., 2011 WHO, 2009; Lim, et al. 2012). Menurut Agaba

et al., (2017) penyakit menular yang paling sering terjadi adalah hipertensi,

penyakit ginjal kronik dan diabetes.

Permasalahan kesehatan di Indonesia terkhusus PTM menjadi masalah

yang cukup serius. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

sedang menghadapi tantangan akibat PTM. Penyakit tidak menular di Indonesia

secara signifikan meningkat tiap tahunnya. Jumlah kematian akibat penyakit tidak

menular di Indonesia sebanyak 1.340.000 kematian atau 73% dari jumlah

kematian (WHO, 2017). Salah satu penyakit menular yang sedang dihadapi ialah

diabetes dan hipertensi yang menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, kasus

hipertensi terjadi peningkatan prevalensi dari 7,6 % tahun 2007 menjadi 9,5 %

tahun 2013. Di lain hal, pada tahun 2007, penyakit diabetes melitus juga

Page 8: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

2

meningkat dari 1,1% menjadi 2,1% pada tahun 2013. Provinsi DI Yogyakarta

menduduki urutan pertama dengan prevalensi diabetes sebanyak 2,6 per

100.000 penduduk dan urutan ketiga prevalensi hipetensi sebanyak 12,8 per

100.000 penduduk di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

2013).

Berdasarkan hasil analisis komunitas di Padukuhan Samirono, terdapat

permasalahan kesehatan yang ditemukan diantaranya penyakit tidak menular

yaitu diabetes dan hipertensi pada lansia. Jumlah kasus diabetes di Samirono

sebanyak 24 orang dan 42 orang kasus hipertensi pada bulan Januari-Agustus

2016. Selain itu, terdapat 6 orang yang meninggal akibat penyakit diabetes.

Berdasarkan hasil wawancara, faktor risiko penyakit hipertensi dan diabetes

masyarakat daerah Samirono adalah faktor pola makan (suka mengkonsumsi

gorengan), stres, umur dan kurang aktivitas fisik. Menurut Cheung, & Li (2012)

menyebutkan bahwa penyakit diabetes dan hipertensi sering terjadi bersamaan

dan biasanya memiliki faktor risiko yang sama seperti obesitas, stres oksidatif,

resistensi insulin, dan tekanan mental. Di samping itu, permasalahan terkait

kader lansia yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi insiden diabetes

dan hipertensi di Samirono diantaranya keterampilan kader dalam mengedukasi

masyarakat terkait penyakit tidak menular, mengukur tekanan dan gula darah,

partisipasi kader yang kurang serta sistem pelaporan dan pencatatan yang

kurang sistematis.

Pengembangan kapasitas (capacity building) merupakan komponen yang

penting dalam mempertahankan efektivitas program promosi kesehatan.

Pengembangan kapasitas membantu individu dalam mengembangkan

kepemimipinan, negosiasi dan pemecahan masalah kesehatan dan keterampilan

membangun tim (Ontario Prevention Clearinghouse, 2002). Oleh karena itu,

peningkatan kapasitas dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan kader Samirono dalam upaya pencegahan dan penatalaksanaan

masalah penyakit tidak menular di daerah tersebut.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlunya dirancang program

intervensi berbasis promotif dan preventif yang ditujukan kader, guna

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam upaya pencegahan

dan penatalaksanaan insiden penyakit tidak menular (hipertensi dan DM) di

Page 9: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

3

Padukuhan Samirono, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten

Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian

yaitu bagaimana pengaruh capacity building terhadap peningkatan pengetahuan

dan keterampilan kader kesehatan dalam upaya pencegahan faktor risiko PTM

(hipertensi dan diabetes melitus) di Padukuhan Samirono?

C. Tujuan Penelitan

1. Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh capacity

building terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader

kesehatan dalam upaya pencegahan faktor risiko PTM (hipertensi dan

diabetes melitus) di Padukuhan Samirono.

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:

a. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang hipertensi dan diabetes melitus

b. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang pengukuran tekanan dan gula darah, serta

antropometri

c. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang diet hipertensi dan diabetes melitus

d. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang pencatatan dan pelaporan serta pengisian

kartu menuju sehat (KMS) lansia

e. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang senam kaki diabetes

f. Mengetahui pengaruh pelatihan terhadap peningkatan keterampilan kader

dalam mengukur tekanan dan gula darah, serta antropometri

g. Mengetahui pengaruh pelatihan terhadap peningkatan keterampilan kader

dalam melakukan senam kaki diabetes.

Page 10: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

4

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat bagi kader Padukuhan Samirono

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, tindakan dan keterampilan kader

tentang pencegahan penyakit tidak menular

b. Dapat mengaktifkan kembali kegiatan kegiatan pos pemeriksaan

kesehatan lansia/pra lansia

2. Manfaat bagi stakeholder Padukuhan Samirono

a. Sebagai bahan pertimbangan untuk mendukung pelaksanaan dan

keberlanjutan kegiatan pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia

3. Manfaat bagi Puskesmas Depok 3

a. Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan kegiatan pos pemeriksaan

kesehatan lansia/pra lansia.

Page 11: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Capacity Building

Capacity building atau pengkapasitasan atau dalam bahasa yang

sederhana memampukan atau enabling. Proses capacity building terdiri dari

tiga jenis yaitu manusia, organisasi dan sistem nilai. Pengkapasitasan

manusia dalam arti memampukan manusia, baik dalam konteks individu

maupun kelompok biasanya dilakukan dengan melalui pelatihan (training),

workshop (loka latih), seminar, simulasi, sosialisasi dan sejenisnya. Arti

dasarnya adalah memberikan kapasitas kepada individu dan kelompok

manusia untuk mampu menerima daya dan kekuasaan yang akan diberikan.

Pengkapasitasan organisasi dilakukan dalam bentuk restrukturisasi

organisasi yang hendak menerima daya atau kapasitas tersebut.

Pengakapasitasan sistem nilai atau aturan main, dalam cakupan organisasi

berkenaan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART),

sistem dan prosedur, peraturan dan sejenisnya. Pengkapasitasan sistem

nilai dilakukan dengan membantu target dan membuatkan “aturan main”

diantara mereka sendiri (Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 2007). Capacity

building dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang memperkuat

pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan perilaku individu, dan

memperbaiki struktur kelembagaan (misalnya, layanan, institusi

pembelajaran) dan proses untuk memungkinkan organisasi untuk secara

efisien memenuhi misi dan sasaran mereka secara berkelanjutan (Talbot.,

Takeda, Riutort, & Bhattacharyya, 2009).

Menurut Diem, Brownson., Grabauskas, Shatchkute, & Stachenko, S.

(2016) capacity building memberikan peranan dalam penting bagi kemajuan

dalam mengendalikan PTM. Hal yang perlu diperhatikan dalam

pengembangan kapasitas mencakup kebutuhan untuk menjembatani

berbagai disiplin ilmu, membangun basis bukti di seluruh negara, dan

kurangnya pelatihan formal dalam ilmu kesehatan masyarakat. Program

pelatihan yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam pengembangan status kesehatan masyarakat (Turnock, 2009;

Page 12: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

6

Berthold et al., 2009). Sedangkan area tindakan dalam pengembangan

kapasitas yaitu pengembangan organisasi, pengembangan tenaga kerja,

alokasi sumber daya, dan elemen kemitraan dan kepemimpinan (NSW

Health Departement, 2001).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

kapasitas individu dalam menjalankan fungsi dan tugas pemerintah dan

pembangunan yaitu Steers (1984):

a. Pengetahuan yang meliputi pengetahuan umum, pengetahuan teknis,

pekerjaan dan organisasi, konsep administrasi dan metode, dan

pengetahuan diri

b. Kemampuan yang meliputi manajemen, pengambilan keputusan,

komunikasi, perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan, bekerja

dengan orang lain, penanganan konflik, pikiran intuitif, komunikasi, dan

belajar

c. Tujuan yang meliputi orientasi tindakan, kepercayaan diri, tanggung

jawab, serta norma dan etika.

Menurut Ontario Prevention Clearinghouse (2002) Dalam

pengembangan kapasitas dalam promosi kesehatan, ada delapan keluaran

yang diperolah dari pengembangan kapasitas komunitas yaitu:

a. Memperluas partisipasi warga

b. Memperluas basis kepemimpinan

c. Memperkuat kemampuan individu

d. Terciptanya pemahaman dan penglihatan yang luas

e. Pengembangan agenda strategis

f. Bukti kemajuan yang konsisten dan nyata terhadap tujuan

g. Bukti organisasi dan institusi masyarakat yang lebih efektif

h. Bukti pemanfaatan sumber daya yang lebih baik oleh masyarakat.

2. Penyakit Tidak Menular (PTM)

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang

menjadi beban kematian dan morbiditas di seluruh dunia. Hal tersebut

menjadi tantangan yang harus diselesaikan secara global termaksud negara

berpenghasilan rendah. Penyakit tidak menular tersebut daintaranya

penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernafasan, diabetes, obesitas,

Page 13: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

7

dan gangguan muskuloskeletal. WHO menyebutkan bahwa faktor perilaku

yang menjadi penyebab yang mendominasi seperti penggunaan tembakau,

diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan penggunaan alkohol yang

berbahaya yang berdampak terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas,

meningkatkan tekanan darah, meningkatkan kolesterol, dan akhirnya

menjadi penyakit penyakit. Bukti dari penelitian yang dilakukan selama tiga

puluh tahun terakhir telah menunjukkan bahwa lingkungan selama

kehidupan awal mempengaruhi risiko penyakit tidak menular pada

seseorang akan berkembang, artinya bahwa paparan lingkungan selama

masa kanak-kanak dan kehidupan orang dewasa kemudian dapat

memodifikasi lebih lanjut risiko penyakit kronis ini di kemudian hari (WHO,

2017; Baird, et al., 2017).

Salah satu kunci dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular

adalah pengawasan nasional, dalam hal ini surveilans. Surveilans memiliki

tiga komponen utama: eksposur (faktor perilaku, fisiologis, metabolik, faktor

penentu sosial), hasil (morbiditas dan mortalitas spesifik NCD), dan

kapasitas dan respons sistem kesehatan (infrastruktur, kebijakan, rencana,

akses terhadap perawatan kesehatan , dan kemitraan) (WHO, 2011, Hyder,

2017). Salah satu pendekatan yang dilakukan terkait surveilans yaitu

pendekatan STEP-wise oleh WHO. Tujuan utama STEPS adalah memandu

pembentukan sistem pengawasan faktor risiko di negara-negara dengan

menyediakan kerangka kerja, untuk memperkuat ketersediaan data untuk

membantu negara menginformasikan, memantau, dan mengevaluasi

kebijakan dan program mereka; untuk memfasilitasi pengembangan profil

populasi eksposur faktor risiko penyakit tidak menular (Riley, et al, 2016)

Tujuan utama survei STEPS PTM (WHO, 2013) adalah:

a. Mengetahui prevalensi dan besarnya faktor risiko yang dapat dimodifikasi

untuk PTM termasuk penggunaan tembakau dan sirih, konsumsi kava dan

alkohol, pola makan yang buruk, aktivitas fisik, obesitas, tekanan darah

tinggi, peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol

b. Membandingkan prevalensi faktor risiko PTM di berbagai kelompok umur

dan antara laki-laki dan perempuan

Page 14: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

8

c. Menggunakan data STEPS dari survey PTM untuk mengukur beban

penyakit yang potensial di masa depan dan merencanakan strategi

intervensi yang akan dilakukan.

3. Kader

WHO (1993) dalam Sarwono (1997) mendefinisikan kader adalah

sekelompok orang baik laki-laki atau perempuan yang dipilih masyarakat

atau secara suka rela bekerja dan dilatih untuk menangani masalah-masalah

kesehatan baik perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja

dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat pelayanan

kesehatan dasar. Kader merupakan perwujudan dari usaha-usaha secara

sadar dan terencana untuk menumbuhkan prakarsa dan partisipasi

masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup. Dalam usaha ini kader

diberikan keterampilan tertentu untuk menjadi “agent of change” yang akan

membawa norma-norma baru yang sesuai dengan norma yang ada di

daerah setempat. Selai itu, kader di definisikan sebagai seseorang yang

melakukan fungsi yang berkaitan dengan pemberian pelayanan kesehatan

yang telah dilatih untuk melakukan beberapa intervensi, namun tidak

menerima sertifikat profesional atau paraprofessional formal atau gelar

pendidikan formal (WHO, 2012 ; APHA, 2017).

Dalam upaya mengurangi kejadian penyakit tidak menular terutama

hipertensi dan diabetes dimasyarakat, peran kader memiliki peranan penting

dalam upaya tersebut. Kader biasanya bekerja di komunitas mereka sendiri,

berbagi karakteristik budaya, ekonomi, linguistik dan lainnya termasuk dalam

beberapa kasus diabetes, dan mampu membangun hubungan yang dekat

dan kepercayaan dengan masyarakat karena pengetahuan yang mendalam

tentang komunitas tersebut. Kader dapat menjadi penghubung penting

antara layanan kesehatan dan masyarakat (komunitas etnis, budaya, atau

geografis) karena pengetahuan mereka mengenai budaya dan hubungan

yang erat dengan masyarakat untuk mempromosikan kesehatan (Spencer,

2011 ; Shah 2013).

Menurut Spencer (2011) Peran pekerja sosial menujukkan harapan

dalam memperbaiki dan hasil kesehatan (health outcome) terutama untuk

komunitas ras dan etnis minoritas yang tidak memiliki akses terhadap

Page 15: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

9

perawatan kesehatan. Selain itu, Shah (2013) menyebutkan intervensi kader

telah terbukti menjadi strategi yang menjanjikan untuk memperbaiki hasil

diabetes, terutama di kalangan penduduk berpendapatan rendah dan ras

dan etnis minoritas. Hal ini serupa di penelitian Islam et al., (2013)

menyebutkan bahwa kader memiliki peran sentral dalam upaya peningkatan

literasi tentang penyakit diabetes di Bangladesh.

B. Landasan Teori

Capacity building (pengembangan kapasitas) merupakan suatu proses

dalam upaya meningkatkan dan pengembangan kemampuan, keterampilan, dan

keahlian seseorang baik individu, kelompok, organisasi ataupun masyarakat.

Dalam upaya pengembangan kapasitas ada lima area tindakan yang perlu

diperhatikan yaitu (NSW Health Departement, 2001):

1. Pengembangan organisasi. Dalam pengembangan organisasi

terdapat elemen yang harus diperhatikan agar dapa menetukan

strategi yang akan dilakukan diantaranya kebijakan dan prosedur,

arahan strategis, struktur organisasi, dukungan manajemen,

pengakuan dan sistem penghargaan, sistem informasi dan budaya

informal.

2. Pengembangan tenaga kerja. Pengembangan ini dimaksudkan untuk

menciptakan sumber daya yang berkualitas dengan cara

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlilan.

Pengembangan ini meliputi pembelajaran, pelatihan, kursus,

menempuh pendidikan, dukungan dan supervisi profesiaonal, sistem

manajemen kinerja.

3. Alokasi sumberdaya meliputi sumber keuangan, sumber daya

manusia, akses ke informasi, alat dan model pengambilan

keputusan, dukungan administratif dan Sumber daya fisik.

4. Kepemimpinan meliputi kemampuan interpesonal, keterampilan

teknis, kualitas pribadi, visi strategis dan istem berpikir, visi masa

depan, manajemen organisasi, kemitraan.

5. Kemitraan meliputi tujuan bersama, perencanakan, implementasi,

evaluasi dan hasil yang berkelanjutan.

Page 16: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

10

Pengembangan kapasitas berperan terhadap kemajuan pengendalian PTM

(Diem, Brownson., Grabauskas, Shatchkute, & Stachenko, S., 2016). Dalam hal

ini, pengembangan kapasitas mencakup kebutuhan untuk menjembatani

berbagai disiplin ilmu serta kurangnya pelatihan dalam ilmu kesehatan

masyarakat. Program pelatihan yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan dalam pengembangan status kesehatan masyarakat. Kader

sebagai sumber daya manusia yang berperan penting dalam membantu

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya peningkatan kapasitas dari

kader perlu dilakukan mengingat masih minimnya pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki. Peningkatan kapasitas kader dapat dilakukan melalui pelatihan.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan kader agar dapat mumpuni dalam membantu meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat (Turnock, 2009; Berthold et al., 2009).

C. Kerangka Teori

Berdasarkan landasan teori diatas, maka kerangka teori pengembangan

kapasitas dalam upaya inisiasi pencegahan dan penatalaksanaan PTM sebagai

berikut:

Gambar 1. Kerangka teori Capacity Building Framework (NSW Health Departement, 2001)

Page 17: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

11

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori sebelumnya, maka kerangka konsep pada

penelitian adalah:

C.

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian

Workforce Development

Edukasi hipertensi dan

diabetes melitus

Edukasi diet hipertensi

dan diabetes melitus

Edukasi pencatatan dan

pelaporan serta KMS

lansia

Edukasi pengukuran

tekanan dan gula darah,

serta antropometri

Edukasi pencegahan

dan penatalaksanaan

hipertensi dan diabetes

melitus

Pelatihan praktik

mengukur tekanan dan

gula darah, serta

antropometri

Pengetahuan dan

Keterampilan Kader

dalam Upaya

Pencegahan Penyakit

Tidak Menular

Pelatihan praktik senam

kaki diabetes

Usia Jenis kelamin

Pendidikan Lama menjadi kader

Confounding variable

Variabel independen

Variabel dependen

Page 18: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

12

E. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan, landasan dan kerangka teori serta kerangka

konsep yang telah dijelaskan, ditetapkan beberapa hipotesis penelitian sebagai

berikut:

1. Ada pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan

kader tentang hipertensi dan diabetes melitus

2. Ada pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan

kader tentang pengukuran tekanan dan gula darah, serta antropometri

3. Ada pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan

kader tentang diet hipertensi dan diabetes melitus

4. Ada pengaruh pelatihan praktik terhadap peningkatan keterampilan

kader dalam mengukur tekanan dan gula darah, serta antropometri

5. Ada pengaruh pelatihan praktik terhadap peningkatan keterampilan

kader dalam melakukan senam kaki diabetes.

F. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang hipertensi dan diabetes melitus?

2. Bagaimana pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang pengukuran tekanan dan gula darah, serta

antropometri?

3. Bagaimana pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang diet hipertensi dan diabetes melitus?

4. Bagaimana pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang pencatatan dan pelaporan serta pengisian

kartu menuju sehat (KMS) lansia?

5. Bagaimana pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang senam kaki diabetes?

6. Bagaimana pengaruh pelatihan praktik terhadap peningkatan

keterampilan kader dalam mengukur tekanan dan gula darah, serta

antropometri?

7. Bagaimana pengaruh pelatihan praktik terhadap peningkatan

keterampilan kader dalam melakukan senam kaki diabetes?

Page 19: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Kuantitatif

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi

experimental dengan desain one group pre test-post test design dan one

group post test design. One group pre test-post test design dilakukan

dengan menggunakan pre test dan post test berupa kuesioner yang

diberikan sebelum dan setelah materi. Materi pre test dan post test yang

diberikan meliputi pengetahuan tentang faktor risiko penyakit tidak menular

(hipertensi dan diabetes melitus), pengetahuan tentang pengukuran tekanan

darah dan antropometri, serta pengetahuan tentang diet hipertensi dan

diabetes melitus. Model rancangan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Pre test Perlakuan Post test

O1 X0 O2 Keterangan:

O1 : pre test sebelum diberikan materi

X0 : perlakuan dengan pemberian materi

O2 : post test setelah pemberian materi

Desain peneltian one group post test design dilakukan pada intervensi

yang berupa pemberian keterampilan, yang meliputi keterampilan

pengukuran tekanan darah, antropometri, dan pemeriksaan gula darah.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi (check list)

setelah praktik pengukuran dan pada saat pelaksanaan pos lansia. Model

rancangan penelitian sebagai berikut :

Perlakuan Perlakuan Post test

X1 O1 O2 Keterangan :

X1 : intervensi berupa pemberian keterampilan tentang pengukuran tekanan darah,

antropometri dan pemeriksaan gula darah

O1 : pengukuran dengan menggunakan lembar observasi (check list) pada saat pelatihan

O2 : pengukuran dengan menggunakan lembar observasi (check list) pada saat pos lansia

2. Kualitatif

Penelitian kualitatif digunakan untuk menegaskan hasil penelitian guna

mengembangkan pemahaman terhadap dampak program intervensi. Adapun

pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara melakukan observasi,

pengisian lembar evaluasi oleh peserta, serta wawancara berkaitan dengan

Page 20: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

14

pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra

lansia.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Padukuhan Samirono, Desa Caturtunggal,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta dengan

pertimbangan:

a. Belum aktifnya kegiatan pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia

b. Belum ada pelatihan peningkatan kapasitas kader yang ditujukan untuk

seluruh kader kesehatan di Padukuhan Samirono

c. Terdapat beberapa ibu yang bersedia menjadi kader baru untuk

kaderisasi kader lama sehingga dapat membantu untuk mengaktifkan

kembali pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia

2. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua kader sejumlah 20 orang di

Padukuhan Samirono dengan kriteria inklusi sampel adalah:

a. Bersedia mengikuti kegiatan pelatihan

b. Merupakan warga di daerah Padukuhan Samirono

3. Sampel penelitian

a. Sampel penelitian kuantitatif

Sampel penelitian menggunakan teknik total sampling untuk

rancangan pre test-post test design sehingga sampel berjumlah 20 orang.

b. Sampel penelitian kualitatif

Adapun sampel dalam penelitian kualitatif ini adalah individu yang

berhubungan dengan pelatihan peningkatan kapasitas kader, maupun

program kesehatan lansia, seperti:

1) Petugas Puskesmas Depok 3 pemegang program lansia

2) Kepala Padukuhan Samirono

3) Kader kesehatan Padukuhan Samirono

Page 21: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

15

C. Review dan Adjustment Program

1. Review

Sebelum implementasi, dilakukan peninjauan kembali (review)

terhadap kondisi lapangan di Padukuhan Samirono. Hasil (review)

menunjukkan bahwa:

a. Pihak Puskesmas akan membantu dalam kegiatan intervensi

Koordinasi dilakukan kepada petugas program pemegang program

lansia terkait rencana intervensi kepada kader yang akan dilakukan di

Padukuhan Samirono. Petugas pemegang program lansia siap membantu

sebagai pemateri serta memfasilitasi beberapa alat bantu pelatihan. Pihak

Puskesmas menyarankan nantinya juga dilatih calon kader baru untuk

kaderisasi.

b. Kepala dukuh mendukung kegiatan intervensi

Pertemuan kembali dilakukan dengan kepala dukuh yang bertujuan

untuk melakukan pemantapan intervensi. Kepala dukuh memahami,

menerima dan memberikan dukungan berupa izin untuk melaksankan

kegiatan intervensi. Beliau menginstruksikan untuk mengundang peserta

satu per satu dengan surat undangan. Hal ini berkaitan dengan karakter

warga yang akan datang ke suatu acara jika diundang satu per satu

beserta nama mereka tertera diundang tersebut. Kepala dukuh

memfasilitasi undangan peserta pelatihan. Adapun bu dukuh akan

berhadir dalam kegiatan pelatihan sebagai perwakilan dari padukuhan.

c. Kader siap berkerjasama untuk kegiatan intervensi

Dilakukan koordinasi kembali kepada para kader terkait rencana

kegiatan intervensi. Para kader menerima dan memahami rencana

intervensi. Adapun hal yang dikoordinasikan diantaranya mendiskusikan

jadual pelaksanaan, durasi kegiatan pelatihan, materi dan praktik yang

akan diberikan, undangan, kepesertaan hingga konsumsi. Adapun

waktu pelaksanaan direncanakan setiap hari Minggu dengan dua kali

pertemuan tanggal 1 dan 8 Oktober 2017. Namun, pada tanggal 1

Oktober 2017 ada kegiatan dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM

yaitu penyuluhan dan pemeriksaan gigi gratis. Sehingga waktu

pelaksanaan perlu diubah.

Page 22: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

16

d. Media telah diuji coba

Media modul kader dan video senam yang rencananya akan

dipakai dalam kegiatan intervensi telah diuji cobakan kepada

masyarakat yang karakteristiknya homogen dengan peserta pelatihan

(kader). Adapun karakteristiknya yaitu, berjenis kelamin perempuan, ibu

rumah tangga, tinggal di daerah yang mirip dengan lokasi pelatihan,

dapat membaca dan menulis, serta minimal lulusan sekolah menengah

pertama (SMP). Pendapat mereka untuk modul yaitu, bahasa, desain

dan warna yang digunakan sudah dapat dipahami. Sedangkan video,

mereka berpendapat perlu ditambahkan background music. Media

seperti poster, dan spanduk sudah diuji cobakan ke kepala dukuh dan

beberapa masyarakat per RT. Mereka berpendapat bahwa pesan sudah

dapat dipahami,namun dalam penggunaan panah pada poster makanan

agar dapat diperbaiki supaya maksud pesannya lebih jelas. Sedangkan

spanduk foto warga yang senam diganti dengan foto masyarakat asli

Padukuhan Samirono. merasa media sudah cukup menarik dari segi

warna dan disain serta kalimat dalam media mudah dipahami.

e. Beberapa alat pemeriksaan kesehatan untuk keperluan pelatihan telah

tersedia.

Pihak Puskesmas telah memberikan kepada kader kesehatan alat

pengukur tekanan dan gula darah, serta tinggi dan berat badan masing-

masing berjumlah satu. Setelah dicek, alat tersebut masih dapat

berfungsi, meskipun lama tidak dipakai. Sehingga, peralatan tersebut

dapat menunjang pelaksanaan pelatihan kader.

f. Perubahan teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan

Kegiatan pelatihan seperti peer group education dan pengenalan

makanan sehat melalui demo masak dirubah menjadi pemberian

informasi dan praktik menyuluh, serta penyuluhan diet. Hal ini

dikarenakan waktu pelaksaan intervensi kurang dari 1 bulan dan

keterbatasan waktu kader dalam menghadiri kegiatan pelatihan.

Rencana awal bahwa peer group akan dilakukan 2 kali tiap bulan

sebagai wadah diskusi dan peningkatan keterampilan komunikasi para

kader tiap minggunya. Hanya saja mengingat faktor waktu, hal tersebut

tidak mungkin dilaksanakan. Sehingga akan diganti dengan

Page 23: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

17

menggunakan fasilitas grup media sosial berupa whatssap group

sebagai tempat sharing para kader. Selain itu, peserta juga akan

diberikan pengetahuan dan praktik terkait tips menyuluh untuk

meningkatkan keterampilan komunikasi. Sedangkan demo masak tidak

dapat dilaksanakan dikarenakan ketersediaan waktu peserta dalam

mengikuti pelatihan. Sehingga akan diganti dengan pemberian edukasi

dan diskusi oleh pemateri yang memahami terkait bahan makanan yang

tidak dianjurkan, dianjurkan, dibatasi dalam melakukan diet hipertensi

dan diabetes melitus.

2. Adjustment

Setelah dilakukan review terhadap rencana intervensi, selanjutnya

dilakukan penyesuaian (adjustment). Penyesuaian dilakukan agar program

intervensi dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik. Adapun hal yang

disesuaikan diantaranya:

a. Advokasi dengan pihak Puskesmas

Advokasi dilakukan untuk menjalin kerjasama kepada pihak

Puskesmas dalam membantu memfasilitasi kegiatan intervensi. Hal ini

bertujuan agar pihak Puskesmas bersedia membantu memberikan

informasi dan media pelatihan saat program intervensi. Adapun yang akan

memberikan informasi terkait materi pencatatan dan pelaporan data

kesehatan lansia/pra lansia adalah pemegang program kesehatan lansia.

Sedangkan media pelatihan yang diberikan adalah modul pelaksanaan pos

kesehatan lansia/pra lansia, lembar KMS, lagu-lagu lansia dan draf konten

laporan kesehatan lansia/pra lansia.

b. Advokasi ke kepala dukuh dan ketua kader

Pihak padukuhan dan kader akan membantu menyebarkan

undangan baik pada kader lama maupun calon kader baru.

c. Pelaksanaan program dilakukan tiga hari

Pelatihan yang pada awalnya akan dilakukan pada hari Minggu dari

pagi hari, disesuaikan dengan ketersediaan waktu dari pihak Padukuhan

Samirono menjadi siang hari selama 3 hari berturut-turut. Hal ini

disesuaikan dengan ketersediaan waktu peserta dalam menghadiri

kegiatan intervensi.

Page 24: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

18

d. Pembuatan Whatssapp Group (WA group)

Pembuatan WA group ditujukan untuk memfasilitasi diskusi para kader

terkait materi pelatihan maupun hal lain yang berhubungan dengan

hipertensi dan diabetes melitus.

D. Pelaksanaan Program

1. Tahap persiapan program

Membuat kuesioner dan lembar observasi untuk sesi pre test dan post

test. Kemudian dilakukan revisi kuesioner dan lembar observasi setelah

mendapat masukan dari para ahli. Setelah dilakukan penyelesaian keperluan

admnistrasi seperti peminjaman alat bantu intervensi, permohonan izin

pelaksanaan intervensi dengan menggunakan fasilitas padukuhan, serta

permohonan narasumber dari pihak Puskesmas. Selain itu, dilakukan

koordinasi waktu pelaksanaan kepada kepala dukuh, pihak Puskesmas dan

kader sekaligus kepesertaan yang direncanakan mengikutsertakan calon

kader baru.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Pelatihan dilakukan selama 3 hari, dari tanggal 3 hingga 5 Oktober

2017. Jumlah peserta sebanyak 20 orang. Pada hari pertama, diberikan

sambutan terlebih dahulu dari pihak mahasiswa dan pihak padukuhan.

Setelah itu, para peserta dijelaskan terkait kontrak waktu kegiatan pelatihan

hari pertama. Selesai pemberian penjelasan kontrak waktu, dilanjutkan

dengan do’a, melakukan pre test, kemudian pemberian materi dan praktik.

Materi dan praktik pertama tentang pencatatan dan pelaporan, pengisian

kartu menuju sehat (KMS), serta menyanyi lagu lansia yang diberikan oleh

petugas pemegang program lansia. Materi kedua, yaitu pencegahan dan

penatalaksanaan hipertensi dan diabetes melitus. Pemateri diberikan oleh

pihak mahasiswa. Pemberian materi ketiga dan simulasi yaitu terkait

melakukan penyuluhan. Materi ini diberikan oleh pihak mahasiswa. Terakhir

dilakukan diskusi/refleksi pelatihan hari pertama, kemudian dilanjutkan

dengan post test.

Hari kedua, sebelum materi diberikan, dilakukan terlebih dahulu pre

test. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian materi dan praktik

pengukuran tekanan darah dan antropometri. Kemudian para peserta

Page 25: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

19

mempraktikkan sendiri cara mengukur tekanan darah dan antropometri.

Fasilitator melakukan observasi kepada peserta yang melakukan praktik

cara mengukur tekanan darah dan antropometri. Selesai praktik, dilanjutkan

dengan sesi games dan menyanyikan lagu lansia. Selanjutnya dilakukan

diskusi/refleksi, post test dan pengisian lembar evaluasi kegiatan hari kedua

oleh peserta.

Pada hari ketiga, sebelum pemberian materi dan praktik, dilakukan pre

test. Materi pertama pada hari ketiga adalah tentang diet hipertensi dan

diabetes melitus. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi. Kemudian

dilanjutkan dengan post test. Selesai post test, dilanjutkan dengan ice

breaking. Selanjutnya diberikan materi dan praktik cara mengukur gula

darah. Kemudian peserta mempraktikkan sendiri cara mengukur gula darah,

sekaligus dilakukan observasi oleh fasilitator. Selesai praktik, dilanjutkan

dengan materi dan praktik senam kaki diabetes. Kemudian peserta

mempraktikkan sendiri senam kaki diabetes sekaligus diobservasi oleh

fasilitator. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi/refleksi kegiatan pelatihan,

rencana tindak lanjut tim penggerak pos kesehatan lansia/pra lansia oleh

peserta kegiatan pelatihan dan pengisian lembar evaluasi kegiatan oleh

peserta untuk hari ketiga dan kegiatan pelatihan secara keseluruhan dari

hari pertama hingga terakhir.

Selain pengisian lembar evaluasi, beberapa peserta juga diwawancarai

untuk mengeksplorasi pendapat mereka terkait pelatihan yang telah

diberikan. Setelah pelatihan selesai, beberapa hari setelahnya dilakukan

pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia. Hal ini sekaligus mempraktikkan

hasil pelatihan yang telah diberikan sebelumnya. Saat pemeriksaan

kesehatan, dilakukan observasi terkait pelaksanaan pemeriksaan yang

dilakukan oleh kader lama maupun baru. Wawancara juga dilakukan untuk

mengetahui pendapat kader terkait pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

lansia/pra lansia setelah diberikan pelatihan.

Page 26: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

20

E. Evaluasi Program

Evaluasi merupakan proses untuk menilai bagaimana pelaksanaan

program. Evaluasi merupakan suatu siklus dimana informasi yang didapatkan

tidak hanya digunakan untuk menggambarkan/memastikan pencapaian program

tetapi juga membantu untuk pengembangan program. Evaluasi yang efektif

berfokus pada indikator yang jelas dari keberhasilan atau kegagalan program.

Indikator ini dikembangkan sebagai sebuah jawaban terhadap pertanyaan dasar

evaluasi seperti apakah yang kita harapkan jika program ini berfungsi sesuai

dengan tujuan program (Dignan, BM, Carr, 1992). Evaluasi program promosi

kesehatan merupakan pengumpulan data/informasi yang sistemik mengenai

program promosi kesehatan untuk menjawab pertanyaan dan membuat

keputusan terkait dengan program. Evaluasi dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif (Fertman

CI & Allensworth, 2010).

Berdasarkan goal dari program intervensi, yaitu menginisiasi pencegahan

faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes melitus) melalui capacity building

kader kesehatan di Padukuhan Samirono, maka evaluasi direncanakan

dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, evaluasi

dilakukan dengan pendekatan one group pre test-post test design, dengan

instrumen lembar kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan kader sebagai

sasaran intervensi. Selain itu, dilakukan pula observasi dengan lembar checklist

terkait kemampuan kader dalam mengukur tekanan dan gula darah, serta

antropometri pada saat pos lansia berlangsung.

Secara kualitatif, evaluasi dilakukan dengan metode wawancara

mendalam, dengan instrumen panduan wawancara. Metode kualitatif ditujukan

untuk mengevaluasi proses keberlangsungan program intervensi. Hal ini

dilakukan untuk mengeksplorasi respon para peserta terkait program intervensi

dengan melakukan observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan kepada

beberapa peserta untuk menggali informasi terkait respon mereka terhadap

kegiatan pelatihan maupun pos pemeriksaan pasca pelatihan.

Page 27: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kuantitatif

Berikut ini dijabarkan hasil penelitian kuantitatif:

a. Karakteristik responden

Karakteristik peserta pelatihan didasarkan atas uisa, pendidikan,

pekerjaan, dan lama menjadi kader. Gambaran karakteristik peserta

pelatihan kader di Padukuhan Samirono sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik kader kesehatan di Padukuhan Samirono Usia n=20 % 31-40 3 15 41-50 10 50 51-60 7 35

Pendidikan SMP 3 15 SMA 14 70 PT 3 15

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 19 95 Pensiunan PNS 1 5

Lama Menjadi Kader 0-10 16 80 11-20 3 15 21-30 1 5 Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa 50% kader berusia 31-

40 tahun dengan sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Kader kesehatan di padukuhan Samirono rata-rata memiliki tingkat

pendidikan SMA dan sebanyak 80% kader memiliki lama menjadi kader

0-10 tahun.

b. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan berdasarkan level 1

(reaction) Kirk Pattrick

Pengukuran kepuasan dan pelaksanaan pelatihan dari peserta

dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner pada setiap materi yang

diberikan. Hasil dari pengukuran level 1 (reaction) sebagai berikut:

Page 28: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

22

1) Materi 1: pencatatan, pelaporan dan pengisian KMS lansia

Tabel 2. Evaluasi pelaksanaan materi pencatatan, pelaporan dan pengisian KMS lansia

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 3 15 15 75 2 10 0 0

Suasana 3 15 14 70 3 15 0 0

Pelayanan panitia 6 30 13 65 1 5 0 0

Ketepatan waktu 4 20 10 50 6 30 0 0

Kelengkapan materi 1 5 17 85 2 10 0 0

Kejelasan materi 2 10 16 80 2 10 0 0

Cara penyampaian 4 20 16 80 0 0 0 0

Interaksi dengan peserta 4 20 15 75 1 5 0 0

Penggunaan alat bantu 4 20 13 65 3 15 0 0

Manfaat materi 7 35 10 50 3 15 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan materi pencatatan, pelaporan dan

pengisian KMS lansia, yaitu: tema sangat baik dengan persentase

15%, baik 75%, cukup 10%; suasana sangat baik dengan persentase

15%, baik 70%, cukup 15%; pelayanan panitia dengan persentase

sangat baik 30%, baik 65%, cukup 5%; ketepatan waktu sangat baik

dengan persentase 20%, baik 50%, cukup 30%; kelengkapan materi

sangat baik dengan persentase 5%, baik 85%, cukup 10%; kejelasan

materi sangat baik dengan persentase 10%, baik 80%, cukup 10%;

cara penyampaian materi sangat baik dengan persentase 20%, baik

80%; interaksi dengan peserta sangat baik dengan persentase 20%,

baik 75%, cukup 5%; penggunaan alat bantu sangat baik dengan

persentase 20%, baik 65%, cukup 15%; dan manfaat materi sangat

baik dengan persentase 35%, baik 50%, cukup 15%.

2) Materi 2: konsep hipertensi dan diabetes melitus

Tabel 3. Evaluasi pelaksanaan materi konsep hipertensi dan diabetes melitus

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 6 30 13 65 1 5 0 0

Suasana 3 15 14 70 3 15 0 0

Page 29: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

23

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Pelayanan panitia 6 30 13 65 1 5 0 0

Ketepatan waktu 5 25 12 60 3 15 0 0

Kelengkapan materi 5 25 14 70 1 5 0 0

Kejelasan materi 5 25 13 65 2 10 0 0

Cara penyampaian 8 40 11 55 1 5 0 0

Interaksi dengan peserta 7 35 12 60 1 5 0 0

Penggunaan alat bantu 5 25 12 60 3 15 0 0

Manfaat materi 8 40 12 60 0 0 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan materi konsep hipertensi dan

diabetes melitus, yaitu: tema sangat baik dengan persentase 30%,

baik 65%, cukup 5%; suasana sangat baik dengan persentase 15%,

baik 70%, cukup 15%; pelayanan panitia dengan persentase sangat

baik 30%, baik 65%, cukup 5%; ketepatan waktu sangat baik dengan

persentase 25%, baik 60%, cukup 15%; kelengkapan materi sangat

baik dengan persentase 25%, baik 70%, cukup 15%; kejelasan

materi sangat baik dengan persentase 25%, baik 65%, cukup 10%;

cara penyampaian materi sangat baik dengan persentase 40%, baik

55%, cukup 5%; interaksi dengan peserta sangat baik dengan

persentase 35%, baik 60%, cukup 5%; penggunaan alat bantu sangat

baik dengan persentase 25%, baik 60%, cukup 15%; dan manfaat

materi sangat baik dengan persentase 40%, baik 60%.

3) Materi 3: tips melakukan penyuluhan

Tabel 4. Evaluasi pelaksanaan materi tips melakukan penyuluhan

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 5 25 15 75 0 0 0 0

Suasana 4 20 13 65 3 15 0 0

Pelayanan panitia 7 35 12 60 1 5 0 0

Ketepatan waktu 6 30 11 55 3 15 0 0

Kelengkapan materi 5 25 12 60 3 15 0 0

Kejelasan materi 6 30 11 55 3 15 0 0

Page 30: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

24

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Cara penyampaian 7 35 13 65 0 0 0 0

Interaksi dengan peserta 7 35 12 60 1 5 0 0

Penggunaan alat bantu 4 20 13 65 3 15 0 0

Manfaat materi 7 35 10 50 3 15 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan materi tips melakukan penyuluhan,

yaitu: tema sangat baik dengan persentase 25%, baik 75; suasana

sangat baik dengan persentase 20%, baik 65%, cukup 15%;

pelayanan panitia dengan persentase sangat baik 35%, baik 60%,

cukup 5%; ketepatan waktu sangat baik dengan persentase 30%,

baik 55%, cukup 15%; kelengkapan materi sangat baik dengan

persentase 25%, baik 60%, cukup 15%; kejelasan materi sangat baik

dengan persentase 30%, baik 55%, cukup 15%; cara penyampaian

materi sangat baik dengan persentase 35%, baik 65%; interaksi

dengan peserta sangat baik dengan persentase 35%, baik 60%,

cukup 5%; penggunaan alat bantu sangat baik dengan persentase

20%, baik 65%, cukup 15%; dan manfaat materi sangat baik dengan

persentase 35%, baik 50%, cukup 15%.

4) Materi 4: pengukuran tekanan darah dan antropometri

Tabel 5. Evaluasi pelaksanaan materi pengukuran tekanan darah dan antropometri

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 9 45 11 55 0 0 0 0

Suasana 4 20 14 70 2 10 0 0

Pelayanan panitia 8 40 11 55 1 5 0 0

Ketepatan waktu 6 30 12 60 2 10 0 0

Kelengkapan materi 6 30 12 60 2 10 0 0

Kejelasan materi 7 35 11 55 2 10 0 0

Cara penyampaian 6 30 14 70 0 0 0 0

Interaksi dengan peserta 9 45 11 55 0 0 0 0

Penggunaan alat bantu 6 30 12 60 2 10 0 0

Manfaat materi 9 45 10 50 1 5 0 0

Page 31: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

25

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan materi pengukuran tekanan darah

dan antropometri, yaitu: tema sangat baik dengan persentase 45%,

baik 55%; suasana sangat baik dengan persentase 20%, baik 70%,

cukup 10%; pelayanan panitia dengan persentase sangat baik 40%,

baik 55%, cukup 5%; ketepatan waktu sangat baik dengan

persentase 30%, baik 60%, cukup 10%; kelengkapan materi sangat

baik dengan persentase 30%, baik 60%, cukup 10%; kejelasan

materi sangat baik dengan persentase 35%, baik 55%, cukup 10%;

cara penyampaian materi sangat baik dengan persentase 30%, baik

70%; interaksi dengan peserta sangat baik dengan persentase 45%,

baik 55%; penggunaan alat bantu sangat baik dengan persentase

30%, baik 60%, cukup 10%; dan manfaat materi sangat baik dengan

persentase 45%, baik 50%, cukup 5%.

5) Materi 5: diet hipertensi dan diabetes melitus

Tabel 6. Evaluasi pelaksanaan materi diet hipertensi dan diabetes melitus

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 6 30 13 65 1 5 0 0

Suasana 1 5 17 85 2 10 0 0

Pelayanan panitia 5 25 14 70 1 5 0 0

Ketepatan waktu 3 15 13 65 4 20 0 0

Kelengkapan materi 4 20 15 75 1 5 0 0

Kejelasan materi 3 15 14 70 3 15 0 0

Cara penyampaian 5 25 13 65 2 10 0 0

Interaksi dengan peserta 3 15 16 80 1 5 0 0

Penggunaan alat bantu 2 10 15 75 2 10 1 5

Manfaat materi 5 25 12 60 3 15 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan materi diet hipertensi dan diabetes

melitus, yaitu: tema sangat baik dengan persentase 30%, baik 65%,

cukup 5%; suasana sangat baik dengan persentase 5%, baik 85%,

cukup 10%; pelayanan panitia dengan persentase sangat baik 25%,

baik 70%, cukup 5%; ketepatan waktu sangat baik dengan

Page 32: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

26

persentase 15%, baik 65%, cukup 20%; kelengkapan materi sangat

baik dengan persentase 20%, baik 75%, cukup 15%; kejelasan

materi sangat baik dengan persentase 15%, baik 70%, cukup 15%;

cara penyampaian materi sangat baik dengan persentase 25%, baik

65%, cukup 10%; interaksi dengan peserta sangat baik dengan

persentase 15%, baik 80%, cukup 5%; penggunaan alat bantu sangat

baik dengan persentase 10%, baik 75%, cukup 10%, kurang 5%; dan

manfaat materi sangat baik dengan persentase 25%, baik 60%,

cukup 15%.

6) Materi 6: pemeriksaan gula darah

Tabel 7. Evaluasi pelaksanaan materi pemeriksaan gula darah

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 7 35 13 65 0 0 0 0

Suasana 4 20 14 70 2 10 0 0

Pelayanan panitia 8 40 11 55 1 5 0 0

Ketepatan waktu 7 35 8 40 5 25 0 0

Kelengkapan materi 9 45 8 40 3 15 0 0

Kejelasan materi 7 35 13 65 0 0 0 0

Cara penyampaian 8 40 11 55 1 5 0 0

Interaksi dengan peserta 7 35 12 60 1 5 0 0

Penggunaan alat bantu 4 20 14 70 1 5 1 5

Manfaat materi 8 40 10 50 2 10 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan materi pemeriksaan gula darah,

yaitu: tema sangat baik dengan persentase 35%, baik 65; suasana

sangat baik dengan persentase 20%, baik 70%, cukup 10%;

pelayanan panitia dengan persentase sangat baik 40%, baik 55%,

cukup 5%; ketepatan waktu sangat baik dengan persentase 35%,

baik 40%, cukup 25%; kelengkapan materi sangat baik dengan

persentase 45%, baik 40%, cukup 15%; kejelasan materi sangat baik

dengan persentase 35%, baik 65%; cara penyampaian materi sangat

baik dengan persentase 40%, baik 55%, cukup 5%; interaksi dengan

peserta sangat baik dengan persentase 35%, baik 60%, cukup 5%;

Page 33: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

27

penggunaan alat bantu sangat baik dengan persentase 20%, baik

70%, cukup 5%, kurang 5%; dan manfaat materi sangat baik dengan

persentase 40%, baik 50%, cukup 10%.

7) Materi 7: senam kaki diabetes

Tabel 8. Evaluasi pelaksanaan materi senam kaki diabetes

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 7 35 13 65 0 0 0 0

Suasana 4 20 16 80 0 0 0 0

Pelayanan panitia 8 40 12 60 0 0 0 0

Ketepatan waktu 4 20 15 75 1 5 0 0

Kelengkapan materi 5 25 14 70 1 5 0 0

Kejelasan materi 7 35 13 65 0 0 0 0

Cara penyampaian 9 45 10 50 1 5 0 0

Interaksi dengan peserta 9 45 10 50 1 5 0 0

Penggunaan alat bantu 3 15 15 75 1 5 1 5

Manfaat materi 10 50 7 35 3 15 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan materi senam kaki diabetes, yaitu:

tema sangat baik dengan persentase 35%, baik 65%; suasana

sangat baik dengan persentase 20%, baik 80%; pelayanan panitia

dengan persentase sangat baik 40%, baik 60%; ketepatan waktu

sangat baik dengan persentase 20%, baik 75%, cukup 5%;

kelengkapan materi sangat baik dengan persentase 25%, baik 70%,

cukup 5%; kejelasan materi sangat baik dengan persentase 35%,

baik 65%; cara penyampaian materi sangat baik dengan persentase

45%, baik 50%, cukup 5%; interaksi dengan peserta sangat baik

dengan persentase 45%, baik 50%, cukup 5%; penggunaan alat

bantu sangat baik dengan persentase 15%, baik 75%, cukup 5%; dan

manfaat materi sangat baik dengan persentase 50%, baik 35%,

cukup 15%.

Page 34: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

28

8) Pelaksanaan kegiatan pelatihan

Tabel 9. Evaluasi pelaksanaan materi kegiatan pelatihan secara keseluruhan

Kriteria penilaian

Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %

Tema 7 35 13 65 0 0 0 0

Suasana 5 25 14 70 1 5 0 0

Pelayanan panitia 6 30 13 65 1 5 0 0

Ketepatan waktu 6 30 12 60 2 10 0 0

Kelengkapan materi 8 40 12 60 0 0 0 0

Kejelasan materi 8 40 12 60 0 0 0 0

Cara penyampaian 10 50 10 50 0 0 0 0

Interaksi dengan peserta 9 45 11 55 0 0 0 0

Penggunaan alat bantu 6 30 11 55 3 15 1 5

Manfaat materi 10 50 9 45 1 5 0 0

Perlengkapan 8 40 8 40 4 20 0 0

Konsumsi 4 20 13 65 3 15 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase penilaian

dari kader terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan secara

keseluruhan, yaitu: tema sangat baik dengan persentase 35%, baik

65%; suasana sangat baik dengan persentase 25%, baik 70%, cukup

5%; pelayanan panitia dengan persentase sangat baik 30%, baik

65%, cukup 5%; ketepatan waktu sangat baik dengan persentase

30%, baik 60%, cukup 10%; kelengkapan materi sangat baik dengan

persentase 40%, baik 60%; kejelasan materi sangat baik dengan

persentase 40%, baik 60%; cara penyampaian materi sangat baik

dengan persentase 50%, baik 50%; interaksi dengan peserta sangat

baik dengan persentase 45%, baik 55%; penggunaan alat bantu

sangat baik dengan persentase 30%, baik 55%, cukup 15%; manfaat

materi sangat baik dengan persentase 50%, baik 45%, cukup 5%;

perlengkapan sangat baik dengan persentase 40%, baik 40%, cukup

20%; dan konsumsi sangat baik dengan persentase 20%, baik 65%,

cukup 15%.

c. Perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi

Evaluasi hasil pelatihan kader diukur melalui pengukuran

pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan lembar pre test

Page 35: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

29

dan post test serta lembar observasi keterampilan. Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui distribusi data sebelum menentukan uji

statistik yang tepat. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Shapiro Wilk. Data yang digunakan adalah nilai selisih dari

pre test dan post test. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 10. Uji normalitas data

Shapiro Wilk W Test for Normal Data

Pengetahuan Obs W V z Prob>z

Faktor risiko PTM 20 0.95669 1.025 0.050 0.48005

Pengukuran TD dan antropometri

20 0.98788 0.287 -2.517 0.99408

Diit Hipertensi dan DM 20 0.92587 1.755 1.133 0.12858

Sumber: Data primer (2017)

Data memiliki distribusi yang normal apabila nilai signifikansi

(Prob>z)>α (0,05). Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai prob>z >

0,05 sehingga data memiliki distribusi yang normal. Uji statistik yang

digunakan untuk melihat beda antara pre test dan post test adalah uji

paired T test.

d. Pengetahuan kader tentang faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes

melitus)

Deskripsi pengetahuan kader tentang faktor risiko PTM (hipertensi

dan diabetes melitus) dijelaskan melalui tabel berikut:

Tabel 11. Deskripsi pengetahuan faktor risiko PTM(hipertensi dan diabetes melitus)

Variabel Obs Mean Std Dev Min Max

Pre test 20 70.5 19.39208 0 90

Post test 20 73.75 20.63945 0 0 Sumber: Data primer (2017)

Page 36: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

30

Tabel 12. Uji paired t-test pengetahuan tentang faktor risiko PTM (hipertensi dan DM)

.

Pr(T < t) = 0.1215 Pr(|T| > |t|) = 0.2430 Pr(T > t) = 0.8785

Ha: mean(diff) < 0 Ha: mean(diff) != 0 Ha: mean(diff) > 0

Ho: mean(diff) = 0 degrees of freedom = 19

mean(diff) = mean(Pretest1 - Posttest1) t = -1.2051

diff 20 -3.25 2.696855 12.0607 -8.894582 2.394582

Postte~1 20 73.75 4.615121 20.63945 64.09044 83.40956

Pretest1 20 70.5 4.3362 19.39208 61.42423 79.57577

Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval]

Paired t test

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan tabel 11 terdapat peningkatan rata-rata nilai pre test

dan post test, sedangkan pada tabel 12, hasil dari uji paired t-test

didapatkan p-value 0,2430 dimana p-value > 0,05 sehingga H0 diterima

(tidak ada pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan

pengetahuan kader tentang hipertensi dan diabetes melitus).

e. Pengetahuan kader tentang pengukuran darah dan antropometri

Tabel 13. Deskripsi pengetahuan tentang pengukuran tekanan darah dan antropometri

Variabel Obs Mean Std Dev Min Max

Pre test 20 26 16.52926 0 73.33333

Post test 20 29.83333 18.80883 0 86.66667 Sumber: Data primer (2017)

Tabel 14. Uji paired t-test pengetahuan tentang pengukuran tekanan darah dan antropometri

Pr(T < t) = 0.0864 Pr(|T| > |t|) = 0.1729 Pr(T > t) = 0.9136

Ha: mean(diff) < 0 Ha: mean(diff) != 0 Ha: mean(diff) > 0

Ho: mean(diff) = 0 degrees of freedom = 19

mean(diff) = mean(Pretest2 - Posttest2) t = -1.4163

diff 20 -3.833333 2.706663 12.10456 -9.498444 1.831777

Postte~2 20 29.83333 4.205781 18.80883 21.03053 38.63613

Pretest2 20 26 3.696054 16.52926 18.26407 33.73593

Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval]

Paired t test

Sumber: Data primer (2017)

Tabel 13 menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pre test

dan post test pada pengetahuan tentang pengukuran tekanan darah dan

Page 37: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

31

antropometri. Hasil uji paired t-test pada tabel 14 menunjukkan p-value =

0.1729 dimana p-value > 0,05 sehingga H0 diterima (tidak ada pengaruh

pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan tentang

pengukuran tekanan darah dan antropometri).

f. Pengetahuan kader tentang diet hipertensi dan diabetes melitus

Tabel 15. Deskripsi pengetahuan tentang diet hipertensi dan diabetes melitus

Variabel Obs Mean Std Dev Min Max

Pre test 20 90 7.779866 70 100

Post test 20 92,75 8.656455 70 100

Sumber: Data primer (2017)

Tabel 16. Uji paired t-test pengetahuan diet hipertensi dan diabetes melitus

. ttest Pretest4== posttest4

Pr(T < t) = 0.1375 Pr(|T| > |t|) = 0.2749 Pr(T > t) = 0.8625

Ha: mean(diff) < 0 Ha: mean(diff) != 0 Ha: mean(diff) > 0

Ho: mean(diff) = 0 degrees of freedom = 19

mean(diff) = mean(Pretest3 - Posttest3) t = -1.1242

diff 20 -2.75 2.44613 10.93943 -7.869809 2.369809

Postte~3 20 92.75 1.935642 8.656455 88.69865 96.80135

Pretest3 20 90 1.739631 7.779866 86.35891 93.64109

Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval]

Paired t test

Sumber: Data primer (2017)

Tabel 15 menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata post test setelah

pemberian materi sebesar 2,75. Hasil uji paired t-test pada tabel 16 menunjukkan

angka p-value= 0,2749 >0,05 sehingga hipotesis H0 diterima (tidak ada pengaruh

pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan tentang diet hipertensi

dan diabetes melitus).

g. Keterampilan kader dalam pengukuran tekanan darah, antropometri dan gula darah

Keterampilan kader dalam melakukan pengukuran tekanan darah,

antropometri dan gula darah diukur dengan menggunakan check list

lembar evalusasi pengukuran sebanyak 2 kali yaitu pada saat pelatihan

dan setelah pelatihan (pos lansia). Setelah demontrasi pengukuran

tekanan darah, dan antropometri, peserta pelatihan dibagi menjadi 3

kelompok untuk mempraktikkan pengukuran dengan 1 fasilitator pada

masing-masing kelompok. Pengukuran pada saat pelatihan dilakukan

pada semua peserta, sedangkan pengukuran pada saat pos lansia

diambil sampel 2 orang (10%) dari peserta. Hasil observasi terhadap

keterampilan kader dalam melakukan pengukuran tekanan darah dan

antropometri sebagai berikut:

Page 38: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

32

Tabel 17. Keterampilan melakukan pengukuran tekanan darah

Kriteria penilaian Saat pelatihan Setelah pelatihan

Jumlah % Jumlah %

Melakukan langkah dengan benar tanpa bimbingan

6 30 2 100

Melakukan langkah dengan benar dengan bimbingan

14 70 0 0

Mendapatkan hasil pengukuran dengan tepat

3 20 2 100

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan hasil dari tabel 17, jumlah peserta yang mampu

melakukan langkah pengukuran tekanan dengan benar tanpa bimbingan

sebanyak 30%, sedangkan 60% peserta mampu melakukan langkah

pengukuran tekanan darah dengan bimbingan. Peserta yang mampu

melakukan pengukuran tekanan darah dengan menyampaikan hasil

yang tepat semjulah 3 orang (20%). Hambatan dalam pengukuran

tekanan darah yag dialami oleh peserta meliputi kesulitan untuk mencari

letak nadi, terlalu cepat pada saat membuka ventil putar sehingga

peserta mengalami kesulitan untuk mendengarkan bunyi nadi yang

terakhir. Hasil observasi pada saat pos lansia, kader mampu melakukan

pengukuran tekanan darah secara mandiri.

h. Keterampilan kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan

Tabel 18. Keterampilan melakukan pengukuran tinggi badan

Kriteria penilaian Saat pelatihan Setelah pelatihan

Jumlah % Jumlah %

Melakukan langkah dengan benar tanpa bimbingan

18 90 2 100

Melakukan langkah dengan benar tanpa bimbingan

2 10 0 0

Mendapatkan hasil pengukuran dengan tepat 20 100 2 100 Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan hasil dari tabel 18, jumlah peserta yang mampu

melakukan langkah pengukuran tinggi badan dengan benar tanpa

bimbingan sebanyak 18 orang (90%), sedangkan 2 orang (10%)

peserta mampu melakukan langkah pengukuran tinggi badan dengan

bimbingan. Semua peserta mampu menyampaikan hasil pengukuran

tinggi badan dengan tepat. Hambatan yang dialami peserta yaitu pada

saat memastikan posisi kepala, bahu (punggung), pantat, betis, dan

tumit menempel pada dinding tempat microtoise dipasang. Pada saat

Page 39: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

33

pelaksanaan pos lansia, peserta mampu secara mandiri melakukan

pengukuran tinggi badan.

i. Keterampilan kader dalam melakukan pengukuran berat badan

Tabel 19. Keterampilan melakukan pengukuran berat badan

Kriteria penilaian Saat pelatihan Setelah pelatihan

jumlah % Jumlah %

Melakukan langkah dengan benar tanpa bimbingan

20 100 2 100

Melakukan langkah dengan benar dengan bimbingan

0 0 0 0

Mendapatkan hasil pengukuran dengan tepat

20 100 2 100

Sumber: Data primer (2017)

Berdasarkan hasil dari tabel 19. semua peserta mampu

melakukan langkah pengukuran berat badan dan menyampaikan hasil

pengukuran berat badan dengan tepat secara mandiri pada saat

pelatihan dan setelah pelatihan (pos lansia).

j. Keterampilan kader dalam melakukan pemeriksaan gula darah

Pada pengukuran keterampilan pemeriksaan gula darah, sampel

dipilih secara acak sejumlah 2 orang (10%) dari peserta pelatihan. Hasil

dari pengukuran oleh kader sebagai berikut:

Tabel 20. Keterampilan melakukan pemeriksaan gula darah

Kriteria penilaian

Saat pelatihan Setelah pelatihan

Jumlah % Jumlah %

Melakukan langkah dengan benar tanpa bimbingan

0 0 2 100

Melakukan langkah dengan benar dengan bimbingan

2 100 0 0

Sumber: Data primer (2017)

Tabel 20 menunjukkan bahwa peserta masih membutuhkan

bimbingan dalam melakukan langkah pemeriksaan gula darah. Hal yang

menjadi kesulitan peserta antara lain peserta masih ragu apakah ia

benar dalam menggunakan alat dan ketika menusukkan jarum ke

pasien. Pada saat pelaksanaan pos lansia, peserta dapat melakukan

pemeriksaan gula darah secara mandiri pada pemeriksaan kedua.

k. Keterampilan kader dalam melakukan senam kaki diabetes

Praktik senam kaki diabetes dilakukan oleh semua peserta

pelatihan. Sampel pada pengukuran praktik senam kaki diabetes diambil

sejumlah 2 orang (10%) peserta. Hasil observasi pengukuran

Page 40: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

34

keterampilan kader dalam melakukan senam kaki diabetes sebagai

berikut:

Tabel 21. Keterampilan melakukan senam kaki diabetes

Kriteria penilaian

Saat pelatihan Setelah pelatihan

Jumlah % jumlah %

Melakukan langkah dengan lengkap 0 0 2 100

Melakukan langkah dengan tidak lengkap 2 100 0 0 Sumber: Data primer (2017)

Tabel 21 menunjukkan bahwa pada saat pelatihan kader melakukan

senam kaki diabetes dengan langkah gerakan yang masih belum lengkap,

sedangkan setelah pelatihan kader mampu melakukan senam kaki diabetes

dengan gerakan yang lengkap.

2. Kualitatif

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama pelatihan, para peserta

sangat antusias mengikuti pelatihan. Hari pertama hingga terakhir diadakan pre

dan post test. Pada hari pertama pre dan post test tidak dipandu dalam

menjawab setiap pertanyaan. Namun pada hari kedua dan ketiga, peserta minta

dipandu untuk dibacakan soal kuesionernya mengingat ada kader yang sudah

lansia (kesulitan melihat tulisan dengan jelas). Pada hari pertama, seluruh

peserta datang tepat waktu. Sebelum kegiatan dimulai, para peserta mengisi

lembar registrasi dan mendapatkan snack. Setelah registrasi, dilanjutkan dengan

pembukaan, yaitu sambutan dari mahasiswa dan padukuhan, sekaligus

menjelaskan kontrak pembelajaran pada hari pertama, serta pembacaan doa.

Selesai doa, dilanjutkan dengan peserta mengisi lembar pre test. Pemandu

acara menjelaskan terlebih dahulu prosedur pengisian lembar pre test.

Materi pertama diberikan setelah pre test, yaitu tentang pencatatan,

pelaporan dan pengisian KMS. Pemateri pertama adalah petugas pemegang

program lansia dari Puskesmas Depok 3. Selain pemberian materi, dilakukan

pula praktik pencatatan data kesehatan dan pengisian lembar KMS bersama

para peserta dengan menggunakan media bantu yang telah disediakan (draf

konten pencatatan data kesehatan, lembar KMS dan alat tulis). Setelah selesai

praktik, pemateri kemudian mengajarkan menyanyi lagu lansia. Masing-masing

peserta memegang lembar lirik lagu lansia. Selesai pemberian materi, praktik

dan menyayikan lagu lansia, dilanjutkan dengan diskusi. Adapun hal yang

ditanyakan oleh peserta adalah terkait pelaporan. Pencatatan dapat dilakukan

Page 41: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

35

tiap bulan, walaupun peserta sedikit yang datang, pemateri tetap motivasi para

kader untuk tetap menjalankan pos pemeriksaan dan juga dicatat data

kesehatannya. Untuk pelaporannya dapat dilakukan satu tahunan.

Selesai materi pertama, dilanjutkan dengan games terkait pencegahan dan

penatalaksanaan hipertensi dan diabetes melitus. Peserta dibagi menjadi 4

kelompok. Mereka diberikan selembar karton pohon yang ditujukan sebagai

problem tree, spidol dan beberapa lembar sticky note. Adapun games yang

dilakukan adalah menuliskan penyebab, gejala dan pencegahan diabetes melitus

dikertas sticky note yang telah diberikan. Peserta sangat antusias berdiskusi

dengan kelompoknya masing-masing untuk menuliskan dan menempelkan pada

pohon masalah terkait penyebab, gejala dan pencegahan diabetes melitus.

Setelah selesai, perwakilan setiap kelompok menjelaskan isi dari pohon terkait

hasil diskusi tentang penyebab, gejala dan pencegahan diabetes melitus.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian materi kedua yang berkaitan

dengan games yaitu pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi dan diabetes

melitus. Para peserta dibagikan modul terkait hipertensi dan diabetes melitus.

Pemateri dari mahasiswa sendiri. Selain metode ceramah, pemateri juga

memberikan video terkait hipertensi dan diabetes melitus. Selesai materi

diberikan, peserta antusias berdiskusi terkait hipertensi dan diabetes melitus,

seperti tentang suntik insulin, faktor keturunan, gejala penyakit (waktu tidur bagi

penderita hipertensi), obat seumur hidup bagi peserta hipertensi, serta faktor

merokok terhadap hipertensi. Diskusi berakhir, dilanjutkan dengan pemberian

materi dan praktik tips menyuluh.

Setelah pemateri menjelaskan materi, para peserta secara sukarela

mempraktikkan di depan cara menyuluh. Ketika peserta memberikan penyuluhan

terhadap peserta lain, mereka merespon dengan baik informasi yang

disampaikan oleh peserta yang berperan sebagai penyuluh. Diakhir kegiatan,

dilakukan pengumuman kelompok games terbaik dan ice breaking menyayikan

lagu lansia. Setelah itu peserta mengisi lembar post test dan evaluasi kegiatan

hari pertama, serta pemandu acara mengakhiri dengan ucapan terima kasih

sekaligus pemberian info singkat kegiatan yang akan dilakukan di hari kedua.

Suasana pelatihan cukup baik, meskipun ada beberapa kader yang terkadang

berbicara sendiri dengan teman sebelahnya, dan satu orang bermain telepon

genggam. Kadang-kadang di lokasi pelatihan terdapat beberapa kendaraan

Page 42: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

36

melewati jalan dekat lokasi pelatihan. Hal ini dikarenakan lokasi kegiatan

dilaksanakan di tempat terbuka, yaitu balai padukuhan.

Hari kedua, peserta kembali datang tepat waktu, dilanjutkan dengan

mengisi lembar registrasi dan diberikan snack. Kemudian pemandu acara

membuka acara dengan salam pembuka. Peserta semangat merespon salam

yang diberikan oleh pemandu acara. Selesai salam, dilanjutkan dengan doa.

Setelah itu, peserta dijelaskan terkait kontrak pembelajaran hari kedua. Peserta

mengikuti ice breaking, kemudian mengisi lembar pre test. Selesai pre test,

peserta diberikan materi dan praktik terkait pengukuran tekanan darah, tinggi dan

berat badan. Secara sukarela, peserta menjadi volunteer untuk membantu

pemateri dalem mempraktikkan pengukuran tekanan darah, tinggi dan berat

badan. Kemudian, peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk mempraktikkan

secara mandiri pengukuran tekanan darah, tinggi dan berat badan. Hal ini

dikarenakan keterbatasan jumlah alat yang tidak memungkinkan 1 peserta 1 alat.

Ketika mempraktikkan pengukuran, setiap kelompok didampingi oleh 1 fasilitator

sambil melakukan observasi. Peserta berusaha mengikuti prosedur pengukuran

tersebut, namun kesulitan dalam mengukur tekanan darah, yaitu ketika

mendengarkan detak sistolik ataupun diastoliknya. Hal ini dialami oleh mereka

yang baru pertama kali mengukur tekanan darah.

Selesai praktik, dilanjutkan dengan games mengurutkan cara mengukur

tekanan darah per kelompok. Adapun kertas-kertas urutan digulung dan

dimasukkan dalam botol, sehingga mirip seperti arisan. Peserta mengeluarkan

kertas arisan dalam botol, kemudian menempelkan pada karton yang disediakan

untuk mengurutkan cara mengukur tekanan darah. Selesai menempelkan,

perwakilan dari kelompok menjelaskan urutan mengukur tekanan darah

berdasarkan hasil diskusi kelompok mereka. Games berakhir, dilanjutkan dengan

mengisi lembar post test dan evaluasi kegiatan hari kedua, serta pemandu acara

mengakhiri dengan pengumuman kelompok games terbaik, ucapan terima kasih

sekaligus pemberian info singkat kegiatan yang akan dilakukan di hari kedua.

Suasana pelatihan cukup berjalan dengan baik, namun masih sama seperti hari

pertama, yaitu ada beberapa kendaraan berlalu-lalang, namun tidak

mengganggu jalannya pelatihan.

Hari ketiga, peserta datang tepat waktu. Peserta mengisi lembar registrasi

dan diberikan snack. Acara dibuka dengan salam, doa dan penjelasan kontrak

Page 43: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

37

pembelajaran. Setelah itu dilanjutkan dengan ice breaking. Ice breaking berakhir

dilanjutkan dengan pre test. Selesai pre test, dilanjutkan dengan pemberian

materi dan diskusi terkait diet hipertensi dan diabetes melitus. Peserta sangat

antusias berdiskusi terkait, buah-buahan yang dapat dikonsumsi, jumlah garam

dan gula yang dikonsumsi, cara memasak sayur, makanan gorengan, serta

makanan karbohidrat dan kacang-kacangan yang dikonsumsi. Selesai materi,

dilanjutkan dengan post test. Sehabis post test, dilanjutkan dengan ice breaking.

Selanjutnya diisi dengan materi dan praktik materi kedua tentang mengukur gula

darah. Saat sesi praktik, peserta secara sukarela menjadi volunteer untuk

membantu pemateri mempraktikkan cara mengukur gula darah. Kemudian,

peserta secara mandiri mempraktikkan cara mengukur gula darah didampingi

fasilitator sekaligus observasi.

Tidak semua peserta mempraktikkan, hal ini dikarenakan takut

menusukkan jarum, keterbatasan ketersediaan alat dan waktu kader yang akan

mengikuti arisan setelah pelatihan. Selesai praktik mandiri, diberikan materi dan

praktik bersama senam kaki diabetes diiringi dengan video. Setelah praktik

bersama-sama, dilanjutkan kepada beberapa peserta secara sukarela

mempraktikkan senam kaki tanpa diiringi video, serta didampingi fasilitator

sekaligus observasi. Senam telah usai, dilanjutkan dengan diskusi rencana tidak

lanjut setelah pelatihan. Adapun rencana tindak lanjut berdasarkan kesepakatan

para peserta yaitu: 1) pengaktifan kembali pos lansia; 2) penyuluhan kesehatan

saat pos lansia; 3) pemantapan tim kerja pos lansia; 4) pembentukan whatssapp

group kader samirono. Direncanakan akan dilakukan pengimplementasian hasil

pelatihan pada tanggal 8 Oktober 2017 yang bertepatan dengan minggu pos

lansia/pra lansia. Hari terakhir pelatihan ditutup dengan menyanyikan lagu lansia,

pengumuman peserta terbaik selama pelatihan, penyerahan alat penunjang

pemeriksaan kesehatan, serta ucapan terima kasih dari mahasiswa, para peserta

dan pihak padukuhan.

Adapun hasil wawancara dengan beberapa peserta, petugas Puskesmas,

dan pihak padukuhan terkait pelatihan dan pelaksanaan pos pemeriksaan

kesehatan lansia/pra lansia, yaitu:

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader

a. Pengisian KMS:

Page 44: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

38

“kalo di KMS kan itu ada setiap bulan diukur tinggi berapa berat badan berapa, ada catatannya” (Bu L)

Melalui KMS, para kader dapat mengetahui TB dan BB tiap bulan.

b. Pengukuran tekanan dan gula darah, serta tinggi dan berat badan:

“Menurut saya keterangan nya sudah cukup jelas, cuma saya kesulitannya untuk mengukur tensinya itu, mengetahui perasaan “tek” nya itu kurang nemu-nemu” (Bu L)

“kalo pas rame agak sulit mendengar deg-deg nya… ya harus diulang-ulang, kalo bisa tiap bulan latian, temen semua diajari biar bisa gantian” (Bu SP)

Dalam mengukur tekanan darah, kader merasa kesulitan ketika

mendapatkan detak sistolik dan diastoliknya. Mereka merasa masih perlu

lagi berlatih.

Berkaitan dengan mengukur gula darah, kader sudah cukup

mengetahui tata cara dan batas normal gula darah:

“cuci tangan dulu, menyiapkan alatnya, mengambil suntikannya, kaya bolpoin, cek bisa ngga, ada gambar darah nda, dipasang jarum, ditutup, diolesi alkohol, ditusuk. Normalnya gula 110 ya, 120 sudah tinggi” (Bu SP)

Kader mengungkapkan bahwa tahapan yang dilakukan dalam

mengukur gula darah yaitu mencuci tangan terlebih dahulu, menyiapkan

alat, melakukan pengecekan alat, memasang alat, mengoles alkohol pada

jari pasien, kemudian menusukkan jarum hingga dimasukkan darahnya ke

strip untuk mencek gula darah. Menurut kader, gula darah normal 110

mg/dl, sedangkan 120 mg/dl termasuk kategori tinggi.

Kader sudah cukup mengetahui tata cara mengukur tinggi dan berat

badan:

“sepatu dilepas, mepet tembok, diukur, kepala liat depan, tegak lurus. Diliaht saja ukuranya sudah pas apa belum, saat ditimbang sepatu dilepas” (Bu SP)

“caranya… selamat siang bu, silahkan berdiri tegak, sepatu dilepas kaki mepet. sudah ya bu tingginya sekian, trus dicatat trus silahkan ke berikutnya”

“kalo yang kita dapat dari puskesmas kan ngga harus komunikasi dengan peserta, kita perlu juga ngomong-ngomong jadi yang bagi saya belum mengerti ya jadi tau”

Page 45: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

39

“sebenarnya ya bagus ya kita jalin komunikasi, ngomong-ngomong, tapi kayanya jarang dipraktekan ya, otomatis, klo dipraktekan satu-persatu kayanya kita ngomongnya boros, nanti kalo 100 orang ya, kelamaan, tapi bagus juga, kan kecuali kalo ngga ngantri ngga masalah, yang penting asal kita sama pegunjung sama-sama ngerti ya” (Bu L)

Pada pengukuran tinggi dan berat badan, kader telah mengetahui

tata cara mengukur berat dan tinggi badan, dan menurut mereka

komunikasi perlu juga kepada klien, tetapi jika jumlahnya banyak, kader

merasa tidak usah terlalu panjang komunikasinya.

c. Senam kaki diabetes:

“Kaki digerak-gerakan, terus putar-putar, kaki nya diatas, pakai kertas dibelah dua, terus dibuat bola terus dikembalikan gitu..” “menyehatkan. Pertama kaki agak kaku, tapi badan lebih enak” (Bu M)

“untuk senam diabet yang agak sulit itu dengan menyobek kertas” (Bu HD)

Kader cukup mengetahui urutan dalam melakukan gerakan senam

kaki. Kader merasa senam kaki sangat bermanfaat bagi kesehatan. Namun

terdapat kendala ketika melakukan senam kaki saat gerakan menggunakan

kertas koran. Kader cukup kesulitan menyobek koran tersebut.

d. Pengenalan diet hipertensi dan diabetes melitus:

“untuk pelatihan kemarin sangat bermanfaat bagi ibu-ibu, yang jelas

kita lebih tau tentang yang boleh dan pantang untuk penderita

hipertensi dan gula” (Bu HD)

“nanti diitambah infonya tentang gejala penyakit yang lain, kolesterol

gitu” (Bu L)

Kader merasa informasi yang diberikan sangat bermanfaat. Mereka

lebih mengetahui terkai bahan makanan pantangan bagi penderita

hipertensi dan diabetes melitus. Kader menyarankan, perlu penambahan

informasi diet penyakit lainnya juga.

Secara keseluruhan, kegiatan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan

dan bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader:

Page 46: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

40

a. Tema pelatihan:

“kalo menurut saya bagus ya karena memang dari awal kami merasa

butuh itu, ya bagus sangat bagus gitu, kami masih perlu banyak

pengetahuan, kegiatan kami perlu banyak perbaikan” (Bu EN)

“udah bagus…udah pas, bermanfaat banget” (Bu SL)

Menurut kader, tema pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan

kebutuhan mereka.

b. Suasana pelatihan:

“menyenangkan ya, kemarin kalo melihat teman-teman semuanya ibu-ibu, semuanya sangat menerima, sangat merespon dari pelatihan yang diberikan” (Bu EN)

Dari segi suasana, kader merasa peserta antusias dalam mengikuti

kegiatan pelatihan.

c. Pelayanan panitia:

“pelayanan bagus, dari segi menyiapkan modul juga” (Bu EN)

Adapun pelayanan panitia penyelenggara baik dari mahasiswa

maupun masyarakat sudah diangap baik.

d. Manajemen waktu:

“kalo pesertanya lumayan tepat waktu datangnya…udah pas waktunya” (Bu SL)

Berkaitan dengan materi yang disampaikan, kader merasa sudah dapat memahami materi yang disampaikan:

“kalo saat kita menerima kayaknya sudah cukupan, klo memang seperti ini seperti perlu diadakan lagi, kalo penyampaiannya si sudah ngga terlalu cepat juga” (Bu EN)

Menurut kader, para peserta sudah datang tepat waktu dan durasi

waktu pelatihan sudah dianggap cukup baik.

e. Kelengkapan alat pelatihan:

“udah lengkap sih mba, cuma yang ngukur gula terbatas kemaren” (Bu SL)

“kayaknya sudah cukup ya, dari modul, terus penyampaianya, terus ketika latihan kita juga langsung dengan alatnya langsung gitu. Bahasanya istilahnya ngga terlalu tinggi jadi kita diberi informasi itu kita nyambung. Mungkin kekurangan kita klo kita mau menyampaikan ini namanya apa, kaya kemarin alat tes gula darah namanya kita kurang tau” (Bu EN)

Page 47: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

41

Terkait kelengkapan alat pelatihan, kader menyatakan bahwa alat

sudah lengkap, hanya saja mereka terkendala dalam melakukan

pengukuran gula darah.

f. Konsumsi

“konsumsinya lengkap, bahkan minumnya ada panas ada dingin” (Bu EN)

Untuk konsumsi, menurut kader, konsumsi yang disediakan sudah

lengkap.

g. Saran dari kader

“untuk semua kegiatan pelatihan berjalan dengan sangat baik dan banyak manfaat yang kita dapatkan. Cuma alat bantu kita yang pemula harus dilatih lebih banyak dari panitia” (Bu TAS)

“sudah baik, cuma perlu penambahan waktu untuk berlatih” (Bu K)

Kader berpendapat bahwa pelatihan sudah baik dan memberikan

manfaat. Namun, bagi kader baru perlu ditambahkan durasi waktu

berlatihnya.

2. Peningkatan kompetensi kader dalam melaksanakan pos pemeriksaan

kesehatan dan senam kaki diabetes (pasca pelatihan)

a. Pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia:

“kemarin langsung dipraktekan. Ya Banyak kemajuan, karena juga dari teman-teman banyak yang melayani jadi tidak banyak menyita waktu, banyak kemajuannya” (Bu EN)

Hasil pelatihan dipraktikkan langsung saat pelaksanaan pos

pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia. Namun terdapat beberapa

kendala dalam melaksanakan pos pemeriksaan tersebut. Hal ini

dikarenakan masih pertama kali bekerja dalam tim, dan ketersediaan waktu

masyarakat dalam memeriksakan kesehatan:

“masih agak belum teratur gitu, karena masih awal” (Bu SL)

“karena baru pertama ya kita kadernya banyak jadi kita belum tertata rapi karena juga meja nya juga belum tertata rapi, habis ini terus jauh kesana, memang kegiatan kami masih perlu banyak perbaikan. Tapi alhamdulillah habis pelatihan kemarin teman-teman jadi banyak yang mau turun, jadi walaupun penempatan meja belum bagus tapi bisa bekerja walaupun belum semmuanya, klo habis senam terus penimbangan memang jadinya siang, tapi klo ngga ada senam biasanya pada ngga datang” (Bu EN)

Page 48: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

42

Para kader merasa masih perlu lebih baik lagi dari segi manajemen

pelaksanaan pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia. Setelah itu,

pelan-pelan tidak hanya melakukan pemeriksaan terpusat di Padukuhan:

“kita rencananya sowan ke lansia-lansianya” (Bu EN)

Rencananya para kader akan melakukan pemeriksaan kunjungan ke

lansia langsung.

b. Senam kaki diabetes:

“gerakan yang pertamakan gerakan kaki toh?angkat jari-jari yang saya ingat ya mungkin ngga urut mungkin, angkat jari-jari saja tumit napak tetap napak, baru habis itu terus itu yang muter-muter itu mas, terus angat terus turun, itu kayanya ya. apalagi ya yang itu to yang muter bikin angka begitu lho (sambil memperagakan) ada yang kaki diangkat terus jari-jarinya bikin angka satu sampai sepuluh. Lalu satu belah itu dulu apa koran, belah koran bagi dua terus disobek-sebek baru dikucel-kucel trus dilipat di separoh kertas satu lagi baru bungkus pakai kaki” (Bu NP)

Kader masih cukup mengingat gerakan senam kaki diabetes.

Gerakan yang mash diingat diantaranya: mengangkat jari-jari kaki, tumit,

memutar kaki, menuliskan angka dengan gerakan kaki, menyobek dan

membungkus koran.

Selain mempraktikkan sendiri di rumah, kader pun menginformasikan

senam kepada orang lain:

“Setiap hari saya lakukan kayanya ya berbeda ya lebih ringan kakinya itu, saya coba setiap habis anu, duduk sambil liat TV itu”

“Kalo saya itu pernah mencoba itu memang enak yo, di pergelangan kaki disini itu, kemarin di PKK RT tak praktekan sama ibu-ibu, ta anjurkan suruh setiap hari meyempatkan waktunya 5 menit untuk itu, kemarin bawa kursi ada praktek itu” (Bu L)

Kader mempraktikkan senam kaki sambil santai menonton televisi

(TV). Selain mengaplikasikan pada diri sendiri, kader juga

menginformasikan senam kaki tersebut kepada ibu-ibu PKK.

3. Dukungan dari pihak petugas Puskesmas dan Kepala Dukuh terhadap

kegiatan intervensi

1. Petugas pemegang program lansia Puskesmas Depok 3:

“pelatihan kemarin sudah memberikan manfaat, sudah baik, bagus, semua bisa ikut, kemarin dari puskesmas perwakilan saja” (Bu TE)

Page 49: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

43

Menurut pihak Puskesmas, pelatihan yang diberikan sudah baik dan

bermanfaat bagi para kader. Sebelumnya hanya perwakilan saja yang

dipanggil ke Puskesmas untuk pelatihan, namun kemarin tidak hanya yang

lama, tapi juga ada kader baru.

Pihak Puskesmas akan membantu untuk sustainabilitas kompetensi

kader dalam pelaksaanaan pos pemeriksaan kesehatan tersebut:

“nanti kami siap memberikan pembinaan, misalnya masih ada yang perlu dilakukan pelatihan atau tambahan informasi, kita siap bantu untuk membina” (Bu TE)

Pihak Puskesmas siap membantu memberikan pembinaan kepada

para kader.

2. Kepala Padukuhan Samirono

Pak Dukuh mengatakan bahwa pelatihan yang telah diberikan

memberikan manfaat kepada para kader:

“Yang jelas warga padukuhan Samirono merasakan betul manfaatnya dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, karena dalam pelatihan kader tersebut kita tahu bagaimana pencegahan DM dan hipertensi, karena ini tidak menular ini akan menjadi pengetahuan bagi kader khususnya dan warga padukuhan secara umum sehingga diharapkan bisa terminimalisir DM dan hipertensi dan juga peningkatan kemampuan kader dalam pengukuran tensi, tinggi badan, berat badan dan gula darah dan ini tentunya bisa untuk mengkontrol lansia itu dengan adanya terutama pengukuran tensi dan gula darah ini sehingga lansia akan tetap sehat dan ini tentunya sangat bermanfaat sekali” (Pak MD)

Menurut beliau, pelatihan yang diberikan sangat bermanfaat, sehingga

dapat menambah pengetahuan dan kemampuan kader dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat Samirono, khususnya para lansia.

Kepala Padukuhan merasa bahwa pelatihan ini perlu dilakukan:

“untuk latihan penyuluhan kita terima kasih sekali karena kita merasa sangat kurang dan sangat dibutuhkan di padukuhan Samirono ini untuk penyuluh-penyuluh itu terutama dari kader-kader sendiri karena kalo dari kader itu sendiri penyuluhan itu tidak bisa langsung kita mengundang banyak orang, itu tidak bisa tapi antar personal juga bisa” (Pak MD)

Beliau mengungkapkan bahwa, pelatihan sangat dibutuhkan

mengingat masih minimnya pengetahuan dan keterampilan kader, seperti

melakukan penyuluhan diharapkan bisa dilakukan person to person jika tidak

memungkinkan melakukan penyuluhan pada orang banyak sekaligus.

Page 50: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

44

Beliau mengungkapkan pula bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan

masyarakat dalam pelaksanaan intervensi ini sudah berjalan dengan baik:

“Terus terang kita sangat terima kasih sekali karena adanya kolaborasi antara masyarakat dengan bisa dikatakan penyelenggara seperti itu, kita saling membutuhkan, kita saling kerjasama saling menguntungkan dalam seperti itu”

“dari beberapa kegiatan itu bahwa tidak monoton sehingga manakalanya serius manaklanya kita ada santai jadi ada selingan-selingan, inilah yang disebut cara teknis seperti itu kita senang sekali jadi masyarakat itu tidak hanya kita kasih tapi mari kita bersama-sama jadi mengajak sambil memberi contoh. Istilah orang jawa diewongke, itulah yang kita harapkan dan itu sudah terlaksana kita senang sekali.” (Pak MD)

Kegiatan intervensi yang dilakukan menurut beliau sudah baik dengan

adanya kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat. Sehingga program ini

merupakan hasil kerjasama dilandasi kebutuhan masyarakat dan

memberikan keuntungan. Teknis pelatihan pun dilakukan dengan tidak

monoton. Hal ini karena metode yang digunakan tidak membosankan atau

terlalu serius, tetapi diselingi dengan hal-hal yang menyenangkan.

Menurut kepala dukuh, untuk pelaksaan pos pemeriksaan kesehatan

ke depannya perlu dilakukan pendampingan dan pemantauan:

“Perlu adanya pendampingan entah itu dari Puskesmas, dari Kesehatan masyarakat atau yang lain seperti itu,meskipun pendampingan itu tidak setiap saat harus didamingi itu tidak. Bisa dikatakan pendampingan atau pemantauan seperti itu, suatu ketika mungkin 2 bulan atau 3 bulan lagi kita cek, oh seperti ini masih konsisten jadi oh, tidak ada kekeliruan lagi.” (Pak MD)

Pendampingan dan pemantauan ini dilakukan guna menjaga

konsistensi pelaksanaan pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia di

Padukuhan Samirono.

B. Pembahasan

1. Kuantitatif

Capacity building merupakan salah satu komponen yang penting dalam

mempertahankan efektifitas suatu program promosi kesehatan. Capacity

building dapat memperkuat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku individu.

Salah satu bentuk peningkatan kapasitas yang dilakukan di padukuhan

Samirono adalah pelatihan kader yang bertujuan untuk minimalisasi faktor

risiko penyakit tidak menular.

Page 51: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

45

a. Pengetahuan kader

Hasil dari kegiatan pelatihan kader yang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas kader secara uji statistik menunjukkan hasil yang

tidak bermakna dalam tingkat pengetahuan kader (pvalue>0,05). Namun,

rata-rata nilai pre test dan post test menunjukkan adanya peningkatan

pengetahuan. Menurut Widhiarso (2011) beberapa faktor yang

menyebabkan hasil uji statistik yang tidak signifikan, antara lain adanya

outlier, jumlah sampel penelitian yang terlalu sedikit, model yang tidak

sesuai, pengaruh variabel intervening, perbedaan konteks, dan alat ukur

yang kurang valid dan reliable.

Nilai pre test untuk materi konsep dan diit hipertensi dan diabetes

mellitus menunjukkan nilai rata-rata yang cukup tinggi. Menurut Noto

Atmodjo (2010), pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, sosial

budaya, usia, dan sumber informasi. Karakteristik peserta pelatihan

memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Kader rata-rata berusia 41-50

tahun dengan lama menjadi 0-10 tahun. Pengalaman menjadi kader

mempengaruhi pengetahuan karena adanya kemungkinan paparan

informasi sebelumnya. Padukuhan Samirono berada pada daerah

perkotaan sehingga akses terhadapa sumber informasi juga lebih mudah.

Metode yang digunakan dalam penyampaian materi meliputi

ceramah, diskusi, pemutaran video. Menurut Tuong,Larsen & Amstrong

(2014), video dapat menjadi fasilitas pembelajaran yang efektif untuk

mengubah perilaku kesehatan. Penggunaan video yang dikombinasikan

dengan metode lain akan lebih efektif dalam peningkatan pengetahuan dan

perubahan perilaku (Eiser, et.al.,1996).

b. Keterampilan kader

Keterampilan kader diukur melalui lembar observasi checklist

pengukuran tekanan darah, antropometri, dan gula darah. Berthold (2009)

menjelaskan bahwa metode pelatihan dapat meningkatkan keterampilan

kader dalam rangka peningkatan kapasitas kader. Keterampilan yang

diharapkan dalam pencegahan faktor risiko penyakit tidak menular antara

lain keterampilan untuk melakukan penyuluhan, melakukan pengukuran

antropometri, tekanan darah, gula darah, serta pencatatan dan pelaporan

Page 52: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

46

yang akan dilaksanakan pada saat pos lansia. Level yang diharapkan pada

keterampilan ini adalah pada level behavior, yaitu peserta mampu

melakukan keterampilan secara mandiri.

Terdapat 4 level evaluasi dalam kegiatan pelatihan, yaitu level

reaction, learning, behavior, dan result (Kirkpatrick & Kirkpatrick, 2008).

Hasil pengukuran keterampilan pada saat pelatihan menunjukkan 70%

peserta masih membutuhkan bimbingan saat pengukuran tekanan darah.

Menurut Skill Framework For Information Age (2014), terdapat 7 level

penguasaan keterampilan, yaitu follow, assist, apply, enable, ensure &

advise, initiate & influence, dan set strategy, inspire, mobilise. Penguasaan

keterampilan oleh kader pada saat pelatihan berada pada level assist,

sedangkan pada saat pos lansia, kader mampu melaksanakan pengukuran

secara mandiri. Menurut Depkes (2013), keterampilan dikatakan berhasil

dengan baik apabila tingkat kepatuhannya mencapai 80% atau lebih.

Peningkatan kapasitas kader merupakan salah satu tujuan dari

keberlanjutan program. Salah satu cara untuk menjadikan suatu program

menjadi sustainable adalah dengan menerapkannya melalui organisasi

(Bartholomew, L Kay, Parcel, GS, Kok, Gerjo,Gottlieb, 2006). Evaluasi

keterampilan kader perludilakukan pada level behavior agar keterampilan

tersebut dapat diterapkan pada saat kegiatan pos lansia.

2. Kualitatif

a. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahuai bahwa, kader

mengungkapkan bahwa pelatihan yang diberikan sangat bermanfaat.

Pengetahuan mereka lebih meningkat, dari sebelumnya tidak tahu

menjadi tahu. Sebagai contoh, awalnya untuk pemeriksaan tinggi tidak

tahu tata cara seperti berkomunikasi terlebih dahulu kepada klien, pada

saat pemeriksaan berat badan klien diminta untuk melepaskan sepatu.

Bagi kader baru, mereka merasa mendapat pengetahuan dan

pengalaman baru dalam mengukur tekanan dan gula darah. Selain itu,

kader lebih mengetahui terkait bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi

maupun tidak dianjurkan dalam melakukan diet hipertensi dan diabetes

melitus. Tidak hanya pengukuran, kader pun mengetahui dan dapat

mempraktikkan senam kaki diabetes yang bermanfaat untuk kesehatan.

Page 53: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

47

b. Peningkatan kompetensi kader dalam melaksanakan pos pemeriksaan

kesehatan dan senam kaki diabetes (pasca pelatihan)

Pasca pelatihan, kader menyelenggarakan pos pemeriksaan

kesehatan. Adapun pemeriksaan dilakukan oleh kader sendiri dengan tetap

didampingi dari mahasiswa. Hampir seluruh kader berpartisipasi dalam pos

pemeriksaan tersebut. Hal ini menunjukkan kemajuan dari pos

pemeriksaan, mengingat pada waktu yang lalu hanya 2-3 orang yang

mengukur berat dan tinggi badan, serta tekanan darah. Meskipun kader

lama dan baru sudah terlibat dalam pemeriksaan kesehatan ini, masih

perlu diperbaiki lagi terkait manajemen pelaksanaan pos pemeriksaannya,

seperti susunan meja pendaftaran hingga penyuluhan.

Para kader merasa karena masih perdana dalam melakukan ini,

sehingga masih ada kekurangan dalam manajemen pelaksanaannya.

Diharapkan ke depannya lebih baik lagi dan dikembangkan dengan

langsung turun menemui lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Untuk senam kaki diabetes, kader mengetahui secara garis besar gerakan

senam tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa senam tersebut

memberikan manfaat bagi kesehatan. Selain untuk diri sendiri, kader pun

juga menginformasikan dan mempraktikkan senam tersebut kepada orang

lain.

c. Dukungan dari pihak petugas Puskesmas dan Kepala Dukuh terhadap

kegiatan intervensi

Pihak Puskesmas maupun Kepala Dukuh mendukung dan

mengapresiasi kegiatan intervensi ini. Sebelumnya pihak Puskesmas

mengundang kader perwakilan saja untuk mengikuti pelatihan. Namun

sekarang bisa dilatih semua, tidak hanya kader lama, tetapi juga kader

baru untuk kaderisasi. Dari pihak Puskesmas akan siap membantu

melakukan pembinaan untuk menindaklanjuti kegiatan pos pemeriksaan

tersebut. Hal ini dilakukan untuk memfasilitasi kader jika masih ada yang

membingungkan para kader dalam melaksanakan pos pemeriksaan

kesehatan tersebut.

Kepala Dukuh juga memberikan dukungan dan mengapresiasi

kegiatan intervensi tersebut. Beliau mengungkapkan bahwa, kemitraan

antara mahasiswa dan masyarakat merupakan hal yang baik dalam

Page 54: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

48

pelaksanaan program tersebut. Sehingga pelatihan tersebut benar-benar

memberikan manfaat dan sesuai kebutuhan masyarakat, khususnya para

kader yang masih perlu dilatih. Beliau berpendapat bahwa perlu dilakukan

pendampingan walau tidak setiap saat, serta pemantauan untuk menjaga

konsistensi dari pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tersebut.

Pelatihan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dan kepercayaan diri kader. Bagi kader lama maupun baru, pelatihan dapat

menjadi kegiatan yang informatif, menarik, sangat penting, dan membimbing

mereka dalam merubah ke arah perilaku hidup sehat, serta memberikan

kepercayaan diri untuk menginformasikan hasil pengetahuan dan

keterampilan yang didapat kepada orang lain (Bradley and Puoane, 2007).

Sejalan dengan penelitian Willock et al., (2015) bahwa pelatihan dapat

meningkatkan pengetahuan serta keterampilan kader dalam mencegah

penyakit jantung.

Upaya peningkatan kualitas kader yaitu dengan cara diberikan motivasi

dan dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan. Dalam rangka peningkatan

kualitas tersebut, perlu dilakukan pengembangan dan pemberdayaan kader

melalui kegiatan pelatihan. Adapun kegiatan pelatihan yang dilakukan yaitu,

pemberian pengetahuan terkait hipertensi dan diabetes melitus. Pengetahuan

merupakan salah satu faktor predisposisi dalam merubah perilaku individu.

Pemberian pengetahuan ini bertujuan agar kader memiliki kompetensi ketika

menghadapi masalah kesehatan yang diahadapi lansia, seperti hipertensi dan

diabetes (Green et al., 2015; Hartati and Wijayanti, 2015).

Selain pemberian pengetahuan, perlu pula dilakukan peningkatan

keterampilan melalui praktik secara langsung yang dilakukan sendiri oleh

kader, dengan didampingi oleh ahli. Bagi kader baru, pelatihan pengukuran

tekanan dan gula darah serta antropometri merupakan hal yang baru. Baik

kader lama maupun baru sangat antusias dalam mempraktikkan pengukuran

tekanan dan gula darah serta antropometri. Tidak semua kader secara cepat

menerima perubahan, tetapi juga agak lambat. Hal ini kemungkinan

dipengaruhi oleh pengalaman dan tingkat pengetahuan. Perilaku kader

mengalami readiness to change, yaitu adanya kesediaan kader untuk

menerima perubahan dan mempraktikannya untuk masyarakat, misalnya saja

Page 55: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

49

pos pemeriksaan kesehatan lansia (Bradley and Puoane, 2007; Hartati and

Wijayanti, 2015).

Tidak hanya pelaksanaan pelatihan, perlu pula dirumuskan tindak lanjut

dari kegiatan pelatihan, salah satunya penggerakkan kader lama maupun

baru untuk kegiatan pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia. Perlunya

pemberdayaan pihak kader dalam menggerakkan kembali pos pemeriksaan

kesehatan tersebut. Dengan adanya pemberdayaan kader, diharapkan

mereka dapat memfasilitasi dan mengelola kegiatan pos pemeriksaan

kesehatan lansia/pra lansia (Hartati and Wijayanti, 2015).

Dukungan dari pihak Puskesmas juga penting agar pelaksanaan pos

pemeriksaan kesehatan tersebut dapat berkembang lebih baik. Selain itu,

keterlibatan stakeholder seperti kepala dukuh juga penting. Penerimaan

terhadap program, serta adanya pengaruh kekuatan otoritas stakeholder,

dapat menjadi lisensi untuk mempengaruhi masyarakat agar melakukan

perubahan sesuai tujuan program. Dengan adanya keterlibatan berbagai

pihak, seperti petugas Puskesmas, kader dan stakeholder, diharapkan

sustainabilitas program ini akan tetap berjalan (Finlayson et al., 2014).

Page 56: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

50

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat ditarik

beberapa simpulan yaitu:

1. Tidak ada pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan

kader tentang hipertensi dan diabetes melitus dengan nilai p: 0.2430 > 0.05.

2. Tidak ada pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan

kader tentang pengukuran tekanan darah dan antropometri dengan nilai p:

0.1729 > 0.05.

3. Tidak ada pengaruh pemberian edukasi terhadap peningkatan pengetahuan

kader tentang diet hipertensi dan diabetes melitus dengan nilai p: 0.2749 >

0.05.

4. Melalui pelatihan, kader dapat mengetahui bahwa KMS lansia bermanfaat

untuk mengetahui status kesehatan klien, seperti pemantauan tinggi dan

berat badan.

5. Kader mampu melakukan langkah pengukuran tekanan dengan benar tanpa

bimbingan sebanyak 30% dan 60% dengan bimbingan. Kader yang mampu

melakukan pengukuran tekanan darah dengan menyampaikan hasil yang

tepat semjulah 3 orang (20%). Pada saat pos pemeriksaan kesehatan

lansia/pra lansia, kader mampu melakukan pengukuran tekanan darah

secara mandiri.

6. Kader masih membutuhkan bimbingan dalam melakukan langkah

pemeriksaan gula darah saat pelatihan. Pada saat pelaksanaan pos

pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia, peserta dapat melakukan

pemeriksaan gula darah secara mandiri pada pemeriksaan kedua.

7. Saat pelatihan kader melakukan senam kaki diabetes dengan langkah

gerakan yang masih belum lengkap. Pasca pelatihan, kader mampu

melakukan senam kaki diabetes dengan gerakan yang lengkap.

8. Pihak Puskesmas dan stakeholder Padukuhan Samirono mendukung

pelaksanaan dan keberlanjutan program intervensi.

Page 57: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

51

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan antara lain:

1. Kader Padukuhan Samirono

a. Memperbaiki manajemen pelaksanaan pos pemeriksaan kesehatan

lansia/pra lansia

b. Menjaga konsistensi pelaksanaan pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra

lansia

c. Meningkatkan kemitraan dengan stakeholder Padukuhan Samirono dan

pihak Puskesmas Depok 3 dalam upaya pengembangan sumber daya,

baik manusia, fasilitas dan keuangan yang menunjang pelaksanaan pos

pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia

2. Stakeholder Padukuhan Samirono

a. Memberikan motivasi kepada kader dalam hal konsistensi pelaksanaan

pos pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia

b. Membantu melakukan pemantauan dan evaluasi yang ditujukan untuk

menjaga sustainabilitas pelaksanaan pos pemeriksaan kesehatan

lansia/pra lansia

c. Memperkuat kemitraan dengan kader dan pihak Puskesmas Depok 3

dalam hal pengembangan sumber daya, baik manusia, fasilitas dan

keuangan yang menunjang pelaksanaan pos pemeriksaan kesehatan

lansia/pra lansia

3. Puskesmas Depok 3

a. Memberikan pembinaan kepada kader dalam melaksanakan pos

pemeriksaan kesehatan lansia/pra lansia

b. Melakukan kegiatan refreshing berupa pemberian pengetahuan dan

pelatihan kepada kader untuk mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan mereka dalam melaksanakan pos pemeriksaan kesehatan

lansia/pra lansia

c. Melakukan pendampingan, pemantauan dan evaluasi yang ditujukan

untuk menjaga sustainabilitas pelaksanaan pos pemeriksaan kesehatan

lansia/pra lansia.

Page 58: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

DAFTAR PUSTAKA

Agaba E, Akanbi M, Agaba P, et l. (2017). A Survey of Non-Communicable Diseases and Their Risk Factors mong University Employees: A Single Institutional Study. Cardiovasc J Afr 2017; 28: online publication.

APHA: Community Health Workers. [Accessed Oktober 2017,]; http://www.apha.org/membergroups/sections/aphasections/chw/.

Alwan A, Maclean DR, Riley LM, d'Espaignet ET, Mathers CD, Stevens GA, Bettcher D. (2010). Monitoring and Surveillance of Chronic Non-Communicable Diseases: Progress and Capacity in High-Burden Countries. Lancet. 2010 Nov 27;376(9755):1861–8. doi: 10.1016/S0140-6736(10)61853-3.

Bartholomew, L Kay, Parcel, GS, Kok, Gerjo,Gottlieb, N. (2006). Planning Health Promotion : An Intervention Mapping Approach (second edi). Jossey Bass.

Berthold, Tim., Miller , J,. Avila-Esparza, A. (2009). Foundation For Community Health Workers. Jossey

Bradley, H. and Puoane, T. (2007). Prevention of Hypertension and Diabetes in An Urban Setting in South Africa: Participatory Action Research with Community Health Workers. Ethnicity & Disease, 17(1), pp. 49–54.

Bloom D, Cafiero E, Jane-Llopis E, Abrahams-Gessel S, Bloom L, Fathima S, Feigl A, Gaziano T, Mowafi M, Pandya A, Prettner K, Rosenberg L, Seligman B, Stein A, Weinstein C. 2011. The Global Economic Burden of Noncommunicable Diseases. Geneva, Switzerland: World Economic Forum.

Cheung, B. M. Y., & Li, C. (2012). Diabetes and Hypertension: Is There a Common Metabolic Pathway? Current Atherosclerosis Reports, 14(2), 160–166. http://doi.org/10.1007/s11883-012-0227-2.

Diem, G., Brownson, R. C., Grabauskas, V., Shatchkute, A., & Stachenko, S. (2016). Prevention and Control of Noncommunicable Diseases Through Evidence-Based Public Health: Implementing the NCD 2020 Action Plan. Global Health Promotion, 23(3), 5–13. http://doi.org/10.1177/1757975914567513.

Dignan, BM, Carr, P. (1992). Program Planning for Health Education and

Promotion. (Second Edi). USA: Lea & Febinger.

Eiser, Richard J, Eiser, Christine. (1996). Effectiveness of Video for Healthfor

Health Education : a review Health Education Authority, London

Fertman CI & Allensworth, D. (2010). Health Promotion Program : From Theory to Practice. San Fransisco, USA: Jossey Bass.Finlayson, M. et al. (2014). Applying the RE-AIM Framework to Inform the Development of a Multiple Sclerosis Falls-Prevention Intervention. International Journal of MS Care, 16(4), pp. 192–197. doi: 10.7224/1537-2073.2014-055.

Green, J. et al. (2015) Health Promotion Planning & Strategies. 3rd edn. Edited

Page 59: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

by A. Poyner. London: SAGE Publication Ltd.

Hartati, E. and Wijayanti, D. Y. (2015). Pemberdayaan Kader Posyandu Lansia di Semarang’, in Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN “. Semarang, pp. 202–209.

Hyder, A. A., Wosu, A. C., Gibson, D. G., Labrique, A. B., Ali, J., & Pariyo, G. W. (2017). Noncommunicable Disease Risk Factors and Mobile Phones: A Proposed Research Agenda. Journal of Medical Internet Research, 19(5), e133. http://doi.org/10.2196/jmir.7246.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.Jakarta.

Kirkpatrick, D. L., & Kirkpatrick, J. D. (2008). Evaluating Training Programs: The Four Levels (3rd ed.). San Fransisco: Berret-Koehler Publisher.

Lim SS, Vos T, Flaxman AD et al. (2013). A Comparative Risk Assessment of Burden of Disease and Injury Attributable to 67 Risk Factors and Risk Factor Clusters in 21 regions, 1990–2010: A Systematic Analysis for the Global Burden of Disease Study 2010. Lancet. 2013;381(9867):628.

Notoatmodjo, S.(2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

NSW Health Departement. 2001. A Framework for Building Capacity to Improve Health. ISBN: 0 7347 3124 8. Gladesville. Publications Warehouse. NSW Health Department.

Riley, L., Guthold, R., Cowan, M., Savin, S., Bhatti, L., Armstrong, T., & Bonita, R. (2016). The World Health Organization STEPwise Approach to Noncommunicable Disease Risk-Factor Surveillance: Methods, Challenges, and Opportunities. American Journal of Public Health, 106(1), 74–78. http://doi.org/10.2105/AJPH.2015.302962.

Richard M, Steers, 1984. Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta,.

Ontario Prevention Clearinghouse (2002). Capacity Building for Health Promotion. Spring; 2002.

Shah, M., Kaselitz, E., & Heisler, M. (2013). The Role of Community Health Workers in Diabetes: Update on Current Literature. Current Diabetes Reports, 13(2), 163–171. http://doi.org/10.1007/s11892-012-0359-3.

Skill Framework for Information age Foundation.(2014).Level of Knowledge & SFIA Levels. BCS

Spencer, M. S., Rosland, A.-M., Kieffer, E. C., Sinco, B. R., Valerio, M., Palmisano, G., Heisler, M. (2011). Effectiveness of a Community Health Worker Intervention Among African American and Latino Adults With Type 2 Diabetes: A Randomized Controlled Trial. American Journal of Public Health, 101(12), 2253–2260. http://doi.org/10.2105/AJPH.2010.300106.

Page 60: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Talbot, Y., Takeda, S., Riutort, M., & Bhattacharyya, O. K. (2009). Capacity-Building in Family Health: Innovative In-Service Training Program for Teams in Latin America. Canadian Family Physician, 55(6), 613–613.e6.

Thorogood, M. and Coombes, Y. (2000) Evaluating Health Promotion (Practice and Method). 1st edn. New York: Oxford University Press.

Tung W, Larsen ER., Armstrong AW. (2014). Video to Influence : a Systematic Review of Effectiveness of Video Based Education in Modifying Health Behavior. J Behav Med.

Turnock BJ. 2009. Public Health: What it is and How it Works. Fourth. Sudbury, MA: Jones and Bartlett Publishers; 2009.

WHO. 2014. Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2014. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2014.

WHO. 2013. Global Action Plan for The Prevention and Control of Noncommunicable Diseases 2013 - 2020. Geneva, Switzerland: World Health Organization.

WHO. 2011. Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2011.

WHO. 2009. Global Health Risks: Mortality and Burden of Disease Attributable to Selected Major Risks. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2009.

WHO. 2012. Optimizing Health Worker Roles to Improve Access to Key Maternal and Newborn Health Interventions Through Task Shifting. ISBN 978 92 4 150484 3. OPTIMIZEMNH.World Health Organization; 2012.

WHO. 2013. Vanuatu NCD Risk Factors STEPS REPORT. World Health Organization; 2013.

Willock, R. J. et al. (2015). Peer Training of Community Health Workers to Improve Heart Health among African American Women. Health Promotion Practice, 16(1), pp. 63–71. doi: 10.1177/1524839914535775.

Page 61: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LAMPIRAN

Page 62: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Koordinasi tim untuk persiapan pelaksanaan

Gambar 2. Koordinasi dengan pembimbing lapangan

Gambar 3. Koordinasi dengan pihak Puskesmas Depok 3

Gambar 4. Uji coba media

Page 63: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Gambar 5. Koordinasi dengan kepala dukuh & kader terkait persiapan intervensi

Gambar 6. Koordinasi dengan role model dalam video dokumenter

Gambar 7. Pemasangan media poster

Gambar 8. Pelaksanaan intervensi hari 1: pelatihan pencatatan, pelaporan dan pengisian

KMS lansia

Page 64: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Gambar 9. Game hari 1: pohon diabetes

Gambar 10. Hari 1: penjelasan pohon diabetes (hasil game) yang dibuat oleh kader

Gambar 11. Hari 1: Pelaksanaan pre test pencegahan hipertensi dan diabetes melitus

Gambar 12. Hari 1: pemberian edukasi pencegahan hipertensi dan diabetes

Page 65: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Gambar 13. Hari 1: pelaksanaan post test pencegahan hipertensi dan diabetes melitus

Gambar 14. Hari 1: pemberian edukasi tips menyuluh

Gambar 15. Hari 1: simulasi penyuluhan menggunakan lembar balik

Gambar 16. Hari 2: pre test pengukuran tekanan darah dan antropometri

Page 66: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Gambar 17. Hari 2: pemberian edukasi pengukuran tekanan darah dan antropometri

Gambar 18. Hari 2: simulasi dan observasi pengukuran antropometri

Gambar 19. Hari 2: simulasi dan observasi pengukuran tekanan darah

Gambar 20. Hari 2: post test pengukuran tekanan darah dan antropometri

Page 67: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Gambar 21. Hari 2: pemberian doorprize kepada peserta

Gambar 22. Hari 3: pre test diet hipertensi dan diabetes melitus

Gambar 23. Hari 3: pemberian edukasi diet hipertensi dan diabetes melitus

Gambar 24. Hari 3: post test diet hipertensi dan diabetes melitus

Page 68: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Gambar 25. Hari 3: pemberian edukasi pengukuran gula darah

Gambar 26. Hari 3: Simulasi pengukuran gula darah

Gambar 27. Hari 3: Simulasi senam kaki diabetes

Gambar 28. Hari 3: Pemberian kenang-kenangan alat pengukur tensi darah, gula darah dan

antropometri

Page 69: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Gambar 29. Rencana tindak lanjut dan kesepakatan bersama oleh kader

Gambar 30. pemeriksaan hasil pre and post test serta lembar observasi

Gambar 31. Wawancara dengan pihak Puskesmas terkait program intervensi

Gambar 32. Kader mempraktikan senam kaki diabetes di rumah

Gambar 33. Praktek senam kaki oleh penderita diabetes

Page 70: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Lampiran 2. Instrumen evaluasi kegiatan level 1 (reaction)

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN KADER DI PADUKUHAN SAMIRONO

SELASA, 3 OKTOBER 2017 A. Identitas Peserta

1. Nama :

2. Alamat :

B. Materi dan Pemateri

1. Materi dan Praktik: Pencatatan, Pelaporan Data Kesehatan Posyandu Lansia, dan

Pengisian KMS

2. Pemateri : Bu Eko (Petugas Pemegang Program Lansia Puskesmas Depok 3)

C. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist () pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

D. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran:

Page 71: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN KADER DI PADUKUHAN SAMIRONO

SELASA, 3 OKTOBER 2017 A. Identitas Peserta

1. Nama :

2. Alamat :

B. Materi dan Pemateri

1. Materi : Pencegahan dan Penatalaksanaan Hipertensi dan Diabetes Melitus

2. Pemateri : Mas Reski

C. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist () pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

D. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran:

Page 72: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN KADER DI PADUKUHAN SAMIRONO

SELASA, 3 OKTOBER 2017 A. Identitas Peserta

1. Nama :

2. Alamat :

B. Materi dan Pemateri

1. Materi dan Praktik : Tips Melakukan Penyuluhan

2. Pemateri : Mas Wartono

C. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist () pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

D. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran:

Page 73: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN KADER DI PADUKUHAN SAMIRONO

RABU, 4 OKTOBER 2017 A. Identitas Peserta

1. Nama :

2. Alamat :

B. Materi dan Pemateri

1. Materi dan Praktik : Pengukuran Tekanan Darah dan Antropometri (Berat dan Tinggi

Badan)

2. Pemateri : Mba Sholikah

C. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist () pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

D. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran:

Page 74: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN KADER DI PADUKUHAN SAMIRONO

KAMIS, 5 OKTOBER 2017 A. Identitas Peserta

1. Nama :

2. Alamat :

B. Materi dan Pemateri

1. Materi: Pengenalan Bahan Makanan Diet Hipertensi dan Diabetes Melitus

2. Pemateri : Mba Windri

C. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist () pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

D. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran:

Page 75: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN KADER DI PADUKUHAN SAMIRONO

KAMIS, 5 OKTOBER 2017 A. Identitas Peserta

1. Nama :

2. Alamat :

B. Materi dan Pemateri

1. Materi dan Praktik : Pengukuran Gula Darah

2. Pemateri : Mba Sholikah

C. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist () pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

D. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran:

Page 76: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN KADER DI PADUKUHAN SAMIRONO

KAMIS, 5 OKTOBER 2017 A. Identitas Peserta

1. Nama :

2. Alamat :

B. Materi dan Pemateri

1. Materi dan Praktik : Senam Kaki Diabetes

2. Pemateri : Mba Vina

C. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist () pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

D. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran:

Page 77: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR KUESIONER EVALUASI PESERTA TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN A. Petunjuk Pengisian

1. Isilah pendapat Anda mengenai kegiatan pelatihan ini dengan memberikan tanda

checklist (ѵ) pada kolom yang sesuai

2. Tuliskan kritik dan saran Anda terhadap kegiatan ini pada kolom yang tersedia

B. Kuesioner

No.

Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik

Sangat Baik

A. Pelaksanaan Pelatihan

1. Tema pelatihan

2. Suasana

3. Pelayanan panitia

4. Ketepatan waktu

5. Kelengkapan materi

B. Pemateri

1. Kejelasan materi

2. Cara penyampaian

3. Interaksi dengan peserta

4. Penggunaan Alat bantu

5. Manfaat materi

C. Lain-lain

1. Perlengkapan pelatihan

2. Konsumsi

Kritik dan saran

Page 78: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Lampiran 3. Instrumen evaluasi kegiatan level 2 (learning)

LEMBAR OBSERVASI PENGUKURAN TEKANAN DAN GULA DARAH, SERTA

ANTROPOMETRI (DIISI OLEH OBSERVER)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Checklist perlengkapan observasi

□ Alat perekam visual dengan baterai cadangan

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Petunjuk observasi:

1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pelaksanaan tetapi dapat

memantau setiap kegiatan yang dilakukan kader.

2. Observer memberikan skor 1 jika aspek yang dinilai dilakukan, dan skor 0 jika aspek

yang dinilai tidak dilakukan.

3. Observer memberikan penilaian berdasarkan:

a. Praktik pelaksanaan pengukuran tekanan darah, kriteria penilaian:

1) Kompeten: Jika kader mendapat skor minimal 8

2) Tidak Kompeten: Jika kader mendapat skor < 8

3) Observer menuliskan catatan di kolom keterangan bila kader belum melakukan

langkah pemeriksaan dengan benar

b. Hasil pengukuran oleh kader dibandingkan dengan hasil pengukuran oleh observer.

A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian :

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan responden. 1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : .........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Page 79: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Pengukuran tekanan darah saat pelatihan

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

A. Praktik pelaksanaan pengukuran tekanan darah

1. Mencuci tangan

2. Mengucapkan salam

3. Menjelaskan tujuan

4. Menanyakan kesiapan klien

5. Mengatur posisi pasien

6. Membebaskan lengan klien dari baju

7. Mengempiskan manset

8. Memasang manset 2-3 cm diatas medina kubiti, sejajar jantung

9. Meraba denyut arteri brachialis

10. Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brachialis

11. Menutup sekrup balon

12. Meraba denyut arteri radialis dengan tangan kiri

13. Memompa manset hingga tak teraba denyut arteri radialis, kemudian menambahkan 30 mmHg

14.

Membuka katup balon pelan-pelan sambil melihat turunnya jarum pada manometer dan dengarkan bunyi denyut pertama (sistole) hingga bunyi terakhir (diastole) sampai tekanan nol serta merasakan denyut arteri radialis teraba kembali

15. Melepas manset

16. Menyampaikan hasil pengukuran pada klien

17. Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan

18. Mencuci tangan

TOTAL SKOR

B. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Kriteria Penilaian

Oleh Kader Oleh observer Tepat Tidak tepat

------------------ ---------------------------

Page 80: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

C. Pengukuran gula darah saat pelatihan

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

A. Praktik pelaksanaan pengukuran gula darah

1. Mencuci tangan

2. Menggunakan sarung tangan

3. Membawa alat kedekat pasien

4. Mengucapkan salam

5. Menjelaskan tujuan

6. Menjelaskan prosedur

7. Menanyakan kesiapan klien

8. Mengatur posisi pasien

9. Menghidupkan alat dengan menekan tombol power

10. Memastikan nomor kode sama dengan nomor yang terdapat pada tabung strip

11. Memasukkan strip pada lubang di bagian ujung kanan atas alat

12.

Memastikan gambar jari tangan terdapat pada bagian atas sampai keluar bunyi “bip” serta gambar tetes darah yang berkedip-kedip

13. Mengambil dan membuka penutup jarum untuk dipasang pada lancet

14. Menyesuaikan ketebalan kulit sebelum mengambil sampel darah dengan lancet

15. Menggosok ujung jari dengan alcohol swab

16. Mengambil sampel darah dengan lancet

17. Menempelkan sampel darah pada strip sampai darah otomatis terserap pada strip

18. Memastikan strip terisi penuh darah saat akan mengukur segera hasil kadar gula darah

19. Menyampaikan hasil pada klien

20. Mencatat hasil pengukuran

21. Membereskan alat

22. Mencuci tangan

TOTAL SKOR

B. Hasil Pengukuran Gula Darah Kriteria Penilaian

Oleh Kader Oleh Observer Tepat Tidak tepat

------------------ ---------------------------

Page 81: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

D. Pengukuran tinggi badan dan berat badan saat pelatihan

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

A. Praktik pengukuran berat badan

1. Meletakkan timbangan di tempat yang datar

2. Memastikan jarum pada alat tinbang dalam keadaaan seimbang

3. Menjelaskan prosedur penimbangan kepada pasien

4.

Meminta kepada pasien yang akan ditimbang untuk membuka alas kaki, jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat (contoh: kunci)

5. Memposisikan pasien di atas timbangan

6.

Memperhatikan posisi kaki pasien tepat di tengah alat timbang, tidak menumpu pada salah satu kaki, sikap tenang (jangan bergerak-gerak) dan pandangan kepala lurus ke depan

7. Membaca dan mencatat berat badan

8. Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

9. Meminta pasien turun dari alat timbang

B. Praktik pengukuran tinggi badan

1. Menggantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agak tegak lurus

2.

Meletakkan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata)

3.

Menarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (nol). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise

4. Memberi perekat pada posisi skitar 10 cm dari bagian atas microtoise untuk menghindari perubahan posisi pita

5.

Meminta pasien melepaskan alas kaki, topi (penutup kepala) dan aksesoris lainnya yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran

6. Memastikan alat geser berada pada posisi atas

7. Meminta pasien untuk berdiri tegak, persis di bawah alat geser

8. Memastikan posisi kepala dan bahu (punggung), pantat, betis dan tumit

Page 82: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

menempel pada dinding tempat microtise dipasang

9. Memastikan pandangan pasien lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung bebas

10. Mengerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas (tengah) kepala pasien. Alat geser menempel pada dinding

11.

Membaca dan mencatat hasil pengukuran. Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata pengukur

12. Pengukur berdiri di atas bangku jika tinggi badannya lebih rendah daripada pasien yang diukur

13. Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

TOTAL SKOR

C. Hasil Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Kriteria Penilaian

Oleh Kader Oleh Observer Tepat Tidak tepat

------------------ ---------------------------

Tanda Tangan Observer

(……………….…………….)

Page 83: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

KUESIONER PRE TEST (UNTUK KADER)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Total skor : A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian:

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan Anda sekarang. Jika ada suatu hal yang kurang dimengerti, dipersilahkan untuk bertanya kepada fasilitator.

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : .........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

B. Pengetahuan tentang penyakit tidak menular (hipertensi dan diabetes melitus)

Petunjuk pengisian: 1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan. 2. Tanyakanlah kepada fasilitator jika ada pernyataan yang kurang dimengerti.

3. Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai jawaban Anda (benar atau

salah). Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat memperparah penyakit hipertensi

4. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban, berilah tanda silang pada jawaban yang

sebelumnya keliru. Kemudian beri tanda checklist () kembali pada kolom yang

sesuai dengan jawaban Anda. Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat memperparah penyakit hipertensi

×

5. Silahkan mengerjakan beberapa soal pernyataan berikut ini sesuai petunjuk pengisian nomor 1-4.

Page 84: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

a) Pengetahuan tentang hipertensi No. Pernyataan Benar Salah

1. Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi, dimana tekanan darah mencapai 110/80 mmHg.

2. Gejala hipertensi dapat terlihat dari penampilan fisik

3. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berbagai penyakit seperti kanker

4. Faktor keturunan merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi

5. Merokok termasuk sebagai penyebab dari penyakit hipertensi

6. Kelebihan berat badan dapat membantu meningkatkan risiko terkena hipertensi

7. Stres dapat meningkatkan risiko hipertensi

8. Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam (asin) dapat mencegah penyakit hipertensi

9. Mengkonsumsi buah, sayur dan susu tinggi lemak dapat membantu mengurangi risiko komplikasi hipertensi

10. Melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki cepat dapat membantu menurunkan tekanan darah

Sumber: Diadopsi dan dimodifikasi dari berbagai sumber ((Abd El-Hay & El Mezayen, 2015; Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006; Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)

b) Pengetahuan tentang diabetes melitus No. Pernyataan Benar Salah

1. Diabetes merupakan penyakit dengan kadar gula darah puasa sebesar 126 mg/dl ke atas

2. Hormon insulin berhubungan dengan penyakit diabetes

3. Sering buang air kecil, sering merasa haus, cepat merasa lelah merupakan beberapa gejala dari penyakit diabetes

4. Diabetes dapat menyebabkan penyakit komplikasi seperti stroke

5. Sering mengkonsumsi makanan yang manis merupakan penyebab dari penyakit diabetes

6. Obesitas merupakan salah satu pemicu terjadinya diabetes

7. Kurang berolahraga dapat membantu meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes

8. Meningkatkan konsumsi makan berserat dapat membantu menurunkan risiko komplikasi penyakit diabetes

9. Senam kaki diabetes dapat melancarkan peredaran darah pada kaki

10. Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan di rumah

Sumber: Diadopsi dan dimodifikasi dari berbagai sumber (American Diabetes Association, 2011; Diabetes Research Welness Foundation, 2014; Harkins, 2008; National Institute of Diaebetes and Digestive and Kidney Disease, 2013)

Page 85: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

KUESIONER POST TEST (UNTUK KADER)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Total skor : A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian:

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan Anda sekarang. Jika ada suatu hal yang kurang dimengerti, dipersilahkan untuk bertanya kepada fasilitator.

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : .........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

B. Pengetahuan tentang penyakit tidak menular (hipertensi dan diabetes melitus) Petunjuk pengisian:

1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan. 2. Tanyakanlah kepada fasilitator jika ada pernyataan yang kurang dimengerti.

3. Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai jawaban Anda (benar atau

salah). Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat memperparah penyakit hipertensi

4. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban, berilah tanda silang pada jawaban yang

sebelumnya keliru. Kemudian beri tanda checklist () kembali pada kolom yang

sesuai dengan jawaban Anda. Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat memperparah penyakit hipertensi

×

5. Silahkan mengerjakan beberapa soal pernyataan berikut ini sesuai petunjuk pengisian nomor 1-4.

a) Pengetahuan tentang hipertensi

No. Pernyataan Benar Salah

1. Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi, dimana tekanan darah mencapai 110/80 mmHg.

2. Gejala hipertensi dapat terlihat dari penampilan fisik

Page 86: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Pernyataan Benar Salah

3. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berbagai penyakit seperti kanker

4. Faktor keturunan merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi

5. Merokok termasuk sebagai penyebab dari penyakit hipertensi

6. Kelebihan berat badan dapat membantu meningkatkan risiko terkena hipertensi

7. Stres dapat meningkatkan risiko hipertensi

8. Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam (asin) dapat mencegah penyakit hipertensi

9. Mengkonsumsi buah, sayur dan susu tinggi lemak dapat membantu mengurangi risiko komplikasi hipertensi

10. Melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki cepat dapat membantu menurunkan tekanan darah

Sumber: Diadopsi dan dimodifikasi dari berbagai sumber ((Abd El-Hay & El Mezayen, 2015; Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006; Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)

b) Pengetahuan tentang diabetes melitus No. Pernyataan Benar Salah

1. Diabetes merupakan penyakit dengan kadar gula darah puasa sebesar 126 mg/dl ke atas

2. Hormon insulin berhubungan dengan penyakit diabetes

3. Sering buang air kecil, sering merasa haus, cepat merasa lelah merupakan beberapa gejala dari penyakit diabetes

4. Diabetes dapat menyebabkan penyakit komplikasi seperti stroke

5. Sering mengkonsumsi makanan yang manis merupakan penyebab dari penyakit diabetes

6. Obesitas merupakan salah satu pemicu terjadinya diabetes

7. Kurang berolahraga dapat membantu meningkatkan risiko terkena diabetes

8. Meningkatkan konsumsi makan berserat dapat membantu menurunkan risiko komplikasi penyakit diabetes

9. Senam kaki diabetes dapat melancarkan peredaran darah pada kaki

10. Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan di rumah

Sumber: Diadopsi dan dimodifikasi dari berbagai sumber (American Diabetes Association, 2011; Diabetes Research Welness Foundation, 2014; Harkins, 2008; National Institute of Diaebetes and Digestive and Kidney Disease, 2013)

Page 87: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

KUESIONER PRE TEST PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN ANTROPOMETRI

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

A. IDENTITAS

Nama :

Alamat :

B. PETUNJUK PENGISIAN

Urutkanlah langkah-langkah dalam pengukuran tekanan darah, berat badan, dan tinggi

badan berikut ini yang Anda ketahui dengan memberikan angka pada kolom urutan!

C. PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Kegiatan Urutan

Memasang manset 2-3 cm di atas lipatan tangan, sejajar jantung

Meraba denyut nadi di daerah pergelangan tangan dengan tangan kiri

Meletakkan diafragma stetoskop di daerah lipatan tangan

Memompa manset hingga tak teraba denyut nadi di daerah pergelangan tangan, kemudian menambahkan 30 mmHg

Mengatur posisi pasien

Meraba denyut nadi di daerah lipatan tangan

Mengempiskan manset

Membuka katup balon pelan-pelan sambil melihat turunnya jarum pada manometer dan dengarkan bunyi denyut pertama (sistole) hingga bunyi terakhir (diastole) sampai tekanan nol serta merasakan denyut nadi di pergelangan tangan teraba kembali

Menutup sekrup balon

D. PENGUKURAN BERAT BADAN

Kegiatan Urutan

Memastikan jarum pada alat timbang dalam keadaaan seimbang

Meminta kepada pasien yang akan ditimbang untuk membuka alas kaki, jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat (contoh: kunci)

Memperhatikan posisi kaki pasien tepat di tengah alat timbang, tidak menumpu pada salah satu kaki, sikap tenang (jangan bergerak-gerak) dan pandangan kepala lurus ke depan

Menjelaskan prosedur penimbangan kepada pasien

Membaca dan mencatat berat badan

Meletakkan timbangan di tempat yang datar

Memposisikan pasien di atas timbangan

Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

Page 88: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

E. PENGUKURAN TINGGI BADAN

Kegiatan Urutan

Meletakkan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata)

Memberi perekat pada posisi eskitar 10 cm dari bagian atas alat pengukur untuk menghindari perubahan posisi pita

Menggantungkan bandul benang untuk membantu memasang alat pengukur di dinding agak tegak lurus

Memberi perekat pada posisi skitar 10 cm dari bagian atas alat pengukur untuk menghindari perubahan posisi pita

Memastikan alat geser berada pada posisi

Menarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (nol). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas alat pengukur

Meminta pasien untuk berdiri tegak, persis di bawah alat geser

Pengukur berdiri di atas bangku jika tinggi badannya lebih rendah daripada pasien yang diukur

Memastikan pandangan pasien lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung bebas

Memastikan posisi kepala dan bahu (punggung), pantat, betis dan tumit menempel pada dinding tempat alat pengukur dipasang

Mengerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas (tengah) kepala pasien. Alat geser menempel pada dinding

Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

Membaca dan mencatat hasil pengukuran. Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata pengukur

Page 89: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

KUESIONER POST TEST PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN ANTROPOMETRI

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

A. IDENTITAS

Nama :

Alamat :

B. PETUNJUK PENGISIAN

Urutkanlah langkah-langkah dalam pengukuran tekanan darah, berat badan, dan tinggi

badan berikut ini yang Anda ketahui dengan memberikan angka pada kolom urutan!

C. PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Kegiatan Urutan

Memasang manset 2-3 cm di atas lipatan tangan, sejajar jantung

Meraba denyut nadi di daerah pergelangan tangan dengan tangan kiri

Meletakkan diafragma stetoskop di daerah lipatan tangan

Memompa manset hingga tak teraba denyut nadi di daerah pergelangan tangan, kemudian menambahkan 30 mmHg

Mengatur posisi pasien

Meraba denyut nadi di daerah lipatan tangan

Mengempiskan manset

Membuka katup balon pelan-pelan sambil melihat turunnya jarum pada manometer dan dengarkan bunyi denyut pertama (sistole) hingga bunyi terakhir (diastole) sampai tekanan nol serta merasakan denyut nadi di pergelangan tangan teraba kembali

Menutup sekrup balon

D. PENGUKURAN BERAT BADAN

Kegiatan Urutan

Memastikan jarum pada alat timbang dalam keadaaan seimbang

Meminta kepada pasien yang akan ditimbang untuk membuka alas kaki, jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat (contoh: kunci)

Memperhatikan posisi kaki pasien tepat di tengah alat timbang, tidak menumpu pada salah satu kaki, sikap tenang (jangan bergerak-gerak) dan pandangan kepala lurus ke depan

Menjelaskan prosedur penimbangan kepada pasien

Membaca dan mencatat berat badan

Meletakkan timbangan di tempat yang datar

Memposisikan pasien di atas timbangan

Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

Page 90: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

E. PENGUKURAN TINGGI BADAN

Kegiatan Urutan

Meletakkan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata)

Memberi perekat pada posisi eskitar 10 cm dari bagian atas alat pengukur untuk menghindari perubahan posisi pita

Menggantungkan bandul benang untuk membantu memasang alat pengukur di dinding agak tegak lurus

Memberi perekat pada posisi skitar 10 cm dari bagian atas alat pengukur untuk menghindari perubahan posisi pita

Memastikan alat geser berada pada posisi

Menarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (nol). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas alat pengukur

Meminta pasien untuk berdiri tegak, persis di bawah alat geser

Pengukur berdiri di atas bangku jika tinggi badannya lebih rendah daripada pasien yang diukur

Memastikan pandangan pasien lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung bebas

Memastikan posisi kepala dan bahu (punggung), pantat, betis dan tumit menempel pada dinding tempat alat pengukur dipasang

Mengerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas (tengah) kepala pasien. Alat geser menempel pada dinding

Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

Membaca dan mencatat hasil pengukuran. Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata pengukur

Page 91: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR OBSERVASI SENAM KAKI DIABETES (DIISI OLEH OBSERVER)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRA LANSIA DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Total skor : Checklist perlengkapan observasi

□ Alat perekam visual dengan baterai cadangan

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian :

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan responden.

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : .........................................................................

B. Lembar Observasi Senam Kaki Diabetes

1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan.

2. Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai dengan keadaan responden di

lapangan (dilakukan atau tidak dilakukan). Sebagai contoh:

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

1. Gerakan pertama: a. Meletakkan tumit di lantai

b. Menggerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah

c. Mengulangi gerakan poin b

sebanyak 2 set dan 10 repetisi

3. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban, berilah tanda silang pada jawaban yang

sebelumnya keliru. Kemudian beri tanda checklist () kembali pada kolom yang

sesuai dengan jawaban Anda. Sebagai contoh:

Page 92: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

1. Gerakan pertama: a. Meletakkan tumit di lantai

×

b. Menggerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah

c. Mengulangi gerakan poin b

sebanyak 2 set dan 10 repetisi

4. Silahkan mengisi beberapa soal pernyataan berikut ini sesuai petunjuk pengisian nomor 1-3.

a) Senam kaki diabetes

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

1. Responden menyiapkan kursi dan kertas koran

2. Kertas koran diletakkan dekat dengan jangkauan responden

3. Responden duduk di atas kursi dengan

kaki kanan dan kiri di lantai

4. Gerakan pertama: a. Meletakkan tumit di lantai

5. b. Menggerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah

6. c. Mengulangi gerakan poin b sebanyak 2 set dan 10 repetisi

7. Gerakan kedua:

a. Mengangkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu pada tumi

8. b. Melakukan gerakan memutar keluar dengan pergerakan pada pergelangan kaki

9. c. Mengulangi gerakan poin b sebanyak 2 set dan 10 repetisi

10. Gerakan ketiga:

a. Mengangkat kaki dengan posisi sejajar

11. b. Menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke belakang

12. c. Mengulangi gerakan poin b

sebanyak 2 set dan 10 repetisi

13, Gerakan keempat: a. Mengangkat kaki dengan posisi

sejajar

14. b. Menggerakkan telapak kaki ke depan sebanyak 2 set dan 10

Page 93: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

repetisi

15. Gerakan kelima: a. Meluruskan salah satu kaki dan

mengangkatnya

16. b. Melakukan gerakan memutar pada pergelangan kaki seperti sedang menulis angka 0 hingga 10, dilakukan secara bergantian pada kaki kiri dan kanan

17. Gerakan keenam: a. Meletakkan selembar koran di lantai

18. b. Membentuk kertas koran tersebut

menjadi seperti bola dengan kedua kaki

19. c. Meratakan kembali kertas koran yang dibentuk menjadi bola pada poin b

20. d. Menyobek kertas koran yang telah diratakan pada poin c menjadi dua bagian dengan kaki

21. e. Merobek salah satu bagian kertas koran pada poin d menjadi bagian-bagian kecil

22. f. Memindahkan kertas yang telah dirobek pada poin e ke atas kertas koran yang masih utuh.

23. g. Membentuk kembali kertas koran pada poin f menjadi bola

Sumber: Diadopsi dan dimodifikasi dari berbagai sumber

Tanda Tangan Observer

(……………….…………….)

Page 94: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

KUESIONER PRE TEST (UNTUK PESERTA PENGENALAN MAKANAN SEHAT)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRA LANSIA DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Total skor : A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian:

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan Anda sekarang. Jika ada suatu hal yang kurang dimengerti, dipersilahkan untuk bertanya kepada fasilitator.

1. Nama (inisial) : ................................................................................

2. Usia (tahun) : ..................................................................................

3. Jenis kelamin : ..................................................................................

4. Pendidikan terakhir : ..................................................................................

5. Pekerjaan : ................................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ................................................................................

B. Pengetahuan tentang penyakit tidak menular (hipertensi dan diabetes melitus)

Petunjuk pengisian: 1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan. 2. Tanyakanlah kepada fasilitator jika ada pernyataan yang kurang dimengerti.

3. Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai jawaban Anda (benar atau

salah). Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Susu segar 200ml/hari merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

4. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban, berilah tanda silang pada jawaban yang

sebelumnya keliru. Kemudian beri tanda checklist () kembali pada kolom yang

sesuai dengan jawaban Anda. Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Susu segar 200ml/hari merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

×

5. Silahkan mengerjakan beberapa soal pernyataan berikut ini sesuai petunjuk pengisian nomor 1-4.

a) Pengetahuan bahan makanan terkait diet hipertensi

No. Pernyataan Benar Salah

1. Makanan sumber protein nabati dan hewani merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

2. Makanan yang diolah dengan banyak kaldu bubuk merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet

Page 95: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Pernyataan Benar Salah

hipertensi

3. Sayuran dan buah-buahan dalam kaleng merupakan bahan makanan yang dianjurkan

4. Sumber protein hewani seperti telur ayam dikonsumsi 1 butir/hari merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

5. Pemakaian garam dapur merupakan bahan makanan yang dibatasi

6. Penggunaan soda kue merupakan bahan makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi sebanyak mungkin

7. Daging kambing merupakan bahan makanan yang dihindari

8. Sarden kaleng merupakan bahan makanan yang dihindari

9. Durian merupakan bahan makanan yang dapat dikonsumsi sebanyak mungkin

10. Saus sambel merupakan bumbu-bumbu yang termasuk dalam bahan makanan yang dihindari

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. 2011. Diet Hipertensi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011b)

b) Pengetahuan bahan makanan terkait diet diabetes melitus No. Pernyataan Benar Salah

1. Roti merupakan bahan makanan sumber karbohidrat yang konsumsinya perlu dibatasi

2. Ayam tanpa kulit merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

3. Kuning telur merupakan bahan makanan yang konsumsinya perlu dibatasi

4. Tahu merupakan bahan makanan yang konsumsinya perlu dibatasi

5. Sawi merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

6. Abon merupakan bahan makanan yang konsumsinya perlu dihindari

7. Pisang merupakan bahan makanan yang kosumsinya perlu dibatasi

8. Es krim merupakan bahan makanan yang perlu dihindari

9. Susu kental manis merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

10. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. 2011. Diet Diabetes Melitus.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011a)

Page 96: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

KUESIONER POST TEST (UNTUK PESERTA PENGENALAN MAKANAN SEHAT)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRA LANSIA DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Total skor : A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian:

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan Anda sekarang. Jika ada suatu hal yang kurang dimengerti, dipersilahkan untuk bertanya kepada fasilitator.

1. Nama (inisial) : ................................................................................

2. Usia (tahun) : ..................................................................................

3. Jenis kelamin : ..................................................................................

4. Pendidikan terakhir : ..................................................................................

5. Pekerjaan : ................................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ................................................................................ B. Pengetahuan tentang penyakit tidak menular (hipertensi dan diabetes melitus)

Petunjuk pengisian: 1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan. 2. Tanyakanlah kepada fasilitator jika ada pernyataan yang kurang dimengerti.

3. Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai jawaban Anda (benar atau

salah). Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Susu segar 200ml/hari merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

4. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban, berilah tanda silang pada jawaban yang

sebelumnya keliru. Kemudian beri tanda checklist () kembali pada kolom yang

sesuai dengan jawaban Anda. Sebagai contoh:

No. Pernyataan Benar Salah

1. Susu segar 200ml/hari merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

×

5. Silahkan mengerjakan beberapa soal pernyataan berikut ini sesuai petunjuk pengisian nomor 1-4.

a) Pengetahuan bahan makanan terkait diet hipertensi

No. Pernyataan Benar Salah

1. Makanan sumber protein nabati dan hewani merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

2. Makanan yang diolah dengan banyak kaldu bubuk merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet

Page 97: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Pernyataan Benar Salah

hipertensi

3. Sayuran dan buah-buahan dalam kaleng merupakan bahan makanan yang dianjurkan

4. Sumber protein hewani seperti telur ayam dikonsumsi 1 butir/hari merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi

5. Pemakaian garam dapur merupakan bahan makanan yang dibatasi

6. Penggunaan soda kue merupakan bahan makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi sebanyak mungkin

7. Daging kambing merupakan bahan makanan yang dihindari

8. Sarden kaleng merupakan bahan makanan yang dihindari

9. Durian merupakan bahan makanan yang dapat dikonsumsi sebanyak mungkin

10. Saus sambel merupakan bumbu-bumbu yang termasuk dalam bahan makanan yang dihindari

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. 2011. Diet Hipertensi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011b)

b) Pengetahuan bahan makanan terkait diet diabetes melitus No. Pernyataan Benar Salah

1. Roti merupakan bahan makanan sumber karbohidrat yang konsumsinya perlu dibatasi

2. Ayam tanpa kulit merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

3. Kuning telur merupakan bahan makanan yang konsumsinya perlu dibatasi

4. Tahu merupakan bahan makanan yang konsumsinya perlu dibatasi

5. Sawi merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

6. Abon merupakan bahan makanan yang konsumsinya perlu dihindari

7. Pisang merupakan bahan makanan yang kosumsinya perlu dibatasi

8. Es krim merupakan bahan makanan yang perlu dihindari

9. Susu kental manis merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

10. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental merupakan bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. 2011. Diet Diabetes Melitus (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011a)

Page 98: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Lampiran 4. Instrumen evaluasi kegiatan Level 3 (behavior)

LEMBAR OBSERVASI PENGUKURAN TEKANAN DAN GULA DARAH, SERTA

ANTROPOMETRI (DIISI OLEH OBSERVER)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Checklist perlengkapan observasi

□ Alat perekam visual dengan baterai cadangan

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Petunjuk observasi:

1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pelaksanaan tetapi dapat

memantau setiap kegiatan yang dilakukan kader.

2. Observer memberikan skor 1 jika aspek yang dinilai dilakukan, dan skor 0 jika aspek

yang dinilai tidak dilakukan.

3. Observer memberikan penilaian berdasarkan:

a. Praktik pelaksanaan pengukuran tekanan darah, kriteria penilaian:

1) Kompeten: Jika kader mendapat skor minimal 8

2) Tidak Kompeten: Jika kader mendapat skor < 8

3) Observer menuliskan catatan di kolom keterangan bila kader belum melakukan

langkah pemeriksaan dengan benar

b. Hasil pengukuran oleh kader dibandingkan dengan hasil pengukuran oleh observer.

A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian :

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan responden. 1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : .........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Page 99: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Pengukuran tekanan darah saat pos lansia

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

A. Praktik pelaksanaan pengukuran tekanan darah

1. Mengatur posisi pasien

2. Membebaskan lengan klien dari baju

3. Mengempiskan manset

4. Memasang manset 2-3 cm diatas medina kubiti, sejajar jantung

5. Meraba denyut arteri brachialis

6. Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brachialis

7. Menutup sekrup balon

8. Meraba denyut arteri radialis dengan tangan kiri

9. Memompa manset hingga tak teraba denyut arteri radialis, kemudian menambahkan 30 mmHg

10.

Membuka katup balon pelan-pelan sambil melihat turunnya jarum pada manometer dan mendengarkan bunyi denyut pertama (sistole) hingga bunyi terakhir (diastole) sampai tekanan nol serta merasakan denyut arteri radialis teraba kembali

11. Melepas manset

12. Menyampaikan hasil pengukuran pada klien

13. Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan

TOTAL SKOR

B. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Kriteria Penilaian

Oleh Kader Oleh observer Tepat Tidak tepat

------------------ ---------------------------

Page 100: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

C. Pengukuran gula darah saat pos lansia

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

A. Praktik pelaksanaan pengukuran gula darah

1. Menggunakan sarung tangan

2. Mengatur posisi pasien

3. Menghidupkan alat dengan menekan tombol power

4. Memastikan nomor kode sama dengan nomor yang terdapat pada tabung strip

5. Memasukkan strip pada lubang di bagian ujung kanan atas alat

6.

Memastikan gambar jari tangan terdapat pada bagian atas sampai keluar bunyi “bip” serta gambar tetes darah yang berkedip-kedip

7. Mengambil dan membuka penutup jarum untuk dipasang pada lancet

8. Menyesuaikan ketebalan kulit sebelum mengambil sampel darah dengan lancet

9. Menggosok ujung jari dengan alcohol swab

10. Mengambil sampel darah dengan lancet

11. Menempelkan sampel darah pada strip sampai darah otomatis terserap pada strip

12. Memastikan strip terisi penuh darah saat akan mengukur segera hasil kadar gula darah

13. Mencatat hasil pengukuran

14. Membereskan alat

15. Mencuci tangan

TOTAL SKOR

B. Hasil Pengukuran Gula Darah Kriteria Penilaian

Oleh Kader Oleh Observer Tepat Tidak tepat

------------------ ---------------------------

Page 101: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

D. Pengukuran tinggi badan dan berat badan saat pos lansia

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

A. Praktik pengukuran berat badan

1. Meletakkan timbangan di tempat yang datar

2. Memastikan jarum pada alat tinbang dalam keadaaan seimbang

3. Menjelaskan prosedur penimbangan kepada pasien

4.

Meminta kepada pasien yang akan ditimbang untuk membuka alas kaki, jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat (contoh: kunci)

5. Memposisikan pasien di atas timbangan

6.

Memperhatikan posisi kaki pasien tepat di tengah alat timbang, tidak menumpu pada salah satu kaki, sikap tenang (jangan bergerak-gerak) dan pandangan kepala lurus ke depan

7. Membaca dan mencatat berat badan

8. Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

9. Meminta pasien turun dari alat timbang

B. Praktik pengukuran tinggi badan

1. Menggantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agak tegak lurus

2.

Meletakkan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata)

3.

Menarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (nol). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise

4. Memberi perekat pada posisi skitar 10 cm dari bagian atas microtoise untuk menghindari perubahan posisi pita

5.

Meminta pasien melepaskan alas kaki, topi (penutup kepala) dan aksesoris lainnya yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran

6. Memastikan alat geser berada pada posisi atas

7. Meminta pasien untuk berdiri tegak, persis di bawah alat geser

8. Memastikan posisi kepala dan bahu (punggung), pantat, betis dan tumit

Page 102: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Aspek yg Dinilai

Kriteria Penilaian

Keterangan Dilakukan

Tidak dilakukan

menempel pada dinding tempat microtise dipasang

9. Memastikan pandangan pasien lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung bebas

10. Mengerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas (tengah) kepala pasien. Alat geser menempel pada dinding

11.

Membaca dan mencatat hasil pengukuran. Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata pengukur

12. Pengukur berdiri di atas bangku jika tinggi badannya lebih rendah daripada pasien yang diukur

13. Melakukan pencatatan sampai satu angka dibelakang koma

TOTAL SKOR

C. Hasil Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Kriteria Penilaian

Oleh Kader Oleh Observer Tepat Tidak tepat

------------------ ---------------------------

Tanda Tangan Observer

(……………….…………….)

Page 103: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

LEMBAR OBSERVASI SENAM KAKI DIABETES (DIISI OLEH OBSERVER)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRA LANSIA DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode responden : Waktu pengambilan data : Nama pengambil data : Total skor : Checklist perlengkapan observasi

□ Alat perekam visual dengan baterai cadangan

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

A. Karakteristik responden

Petunjuk pengisian :

Isilah titik-titik di bawah ini, sesuai dengan keadaan responden.

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal :..........................................................................

B. Lembar Observasi Senam Kaki Diabetes

1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan.

2. Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai dengan keadaan responden di

lapangan (dilakukan atau tidak dilakukan). Sebagai contoh:

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

1. Gerakan pertama: a. Meletakkan tumit di lantai

b. Menggerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah

c. Mengulangi gerakan poin b

sebanyak 2 set dan 10 repetisi

3. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban, berilah tanda silang pada jawaban yang

sebelumnya keliru. Kemudian beri tanda checklist () kembali pada kolom yang

sesuai dengan jawaban Anda. Sebagai contoh:

Page 104: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

1. Gerakan pertama: a. Meletakkan tumit di lantai

×

b. Menggerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah

c. Mengulangi gerakan poin b

sebanyak 2 set dan 10 repetisi

4. Silahkan mengisi beberapa soal pernyataan berikut ini sesuai petunjuk pengisian nomor 1-3.

a) Senam kaki diabetes saat pos lansia/di rumah

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

1. Responden menyiapkan kursi dan kertas koran

2. Kertas koran diletakkan dekat dengan jangkauan responden

3. Responden duduk di atas kursi dengan

kaki kanan dan kiri di lantai

4. Gerakan pertama: a. Meletakkan tumit di lantai

5. b. Menggerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah

6. c. Mengulangi gerakan poin b sebanyak 2 set dan 10 repetisi

7. Gerakan kedua:

a. Mengangkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu pada tumi

8. b. Melakukan gerakan memutar keluar dengan pergerakan pada pergelangan kaki

9. c. Mengulangi gerakan poin b sebanyak 2 set dan 10 repetisi

10. Gerakan ketiga:

a. Mengangkat kaki dengan posisi sejajar

11. b. Menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke belakang

12. c. Mengulangi gerakan poin b

sebanyak 2 set dan 10 repetisi

13. Gerakan keempat: a. Mengangkat kaki dengan posisi

sejajar

Page 105: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

No. Pernyataan Dilakukan

dengan benar

Tidak dilakukan dengan benar

Keterangan

14. b. Menggerakkan telapak kaki ke depan sebanyak 2 set dan 10 repetisi

15. Gerakan kelima: a. Meluruskan salah satu kaki dan

mengangkatnya

16. b. Melakukan gerakan memutar pada pergelangan kaki seperti sedang menulis angka 0 hingga 10, dilakukan secara bergantian pada kaki kiri dan kanan

17. Gerakan keenam: a. Meletakkan selembar koran di lantai

18. b. Membentuk kertas koran tersebut

menjadi seperti bola dengan kedua kaki

19. c. Meratakan kembali kertas koran yang dibentuk menjadi bola pada poin b

20. d. Menyobek kertas koran yang telah diratakan pada poin c menjadi dua bagian dengan kaki

21. e. Merobek salah satu bagian kertas koran pada poin d menjadi bagian-bagian kecil

22. f. Memindahkan kertas yang telah dirobek pada poin e ke atas kertas koran yang masih utuh.

23. g. Membentuk kembali kertas koran pada poin f menjadi bola

Sumber: Diadopsi dan dimodifikasi dari berbagai sumber

Tanda Tangan Observer

(……………….…………….)

Page 106: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Lampiran 5. Pedoman Wawancara (Saat Intervensi)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DAN MINIMALISASI FAKTOR

RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Pertanyaan wawancara

A. Pelaksanaan pelatihan 1. Menurut Anda, bagaimana tema pelatihan secara keseluruhan yang disampaikan pada

kegiatan pelatihan?

2. Menurut Anda, bagaimana suasana saat kegiatan pelatihan?

3. Menurut Anda, bagaimana pelayanan panitia saat kegiatan pelatihan?

Page 107: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

4. Menurut Anda, bagaimana manajemen waktu saat kegiatan pelatihan?

5. Menurut Anda, bagaimana kelengkapan materi saat kegiatan pelatihan?

B. Pemateri

1. Menurut Anda, bagaimana kejelasan materi secara keseluruhan yang disampaikan

pemateri saat kegiatan pelatihan?

2. Menurut Anda, bagaimana cara penyampaian pemateri secara keseluruhan saat

kegiatan pelatihan?

3. Menurut Anda, bagaimana interaksi pemateri dengan peserta saat kegiatan pelatihan?

4. Menurut Anda, bagaimana pemateri menggunakan alat bantu penyampaian materi saat

kegiatan pelatihan?

5. Menurut Anda, apakah materi yang disampaikan memberikan manfaat (mohon berikan

contoh manfaatnya)?

C. Lain-lain

1. Menurut Anda, bagaimana perlengkapan yang digunakan saat kegiatan pelatihan

secara keseluruhan (ada yang kurang atau bagaimana)?

2. Menurut Anda, bagaimana konsumsi yang disediakan saat kegiatan pelatihan?

Page 108: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (PELATIHAN PENGUKURAN TEKANAN DAN

GULA DARAH SERTA ANTROPOMETRI)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Pertanyaan wawancara

A. Pengetahuan dan pengalaman dalam mengukur tekanan dan gula darah, serta antropometri

1. Apakah yang Anda ketahui tentang pengukuran tekanan darah (khususnya pada

penyakit hipertensi)?

2. Menurut Anda, bagaimana cara melakukan pengukuran tekanan darah?

3. Apakah yang Anda ketahui tentang pengukuran gula darah (khususnya pada penyakit

DM)?

4. Menurut Anda, bagaiman cara melakukan pengukuran gula darah?

Page 109: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

5. Apakah yang Anda ketahui tentang pengukuran antropometri (khususnya pada berat

dan tinggi badan untuk penyakit hipertensi dan DM)?

6. Menurut Anda, bagaimana cara melakukan pengukuran antropometri (khususnya pada

berat dan tinggi badan)?

B. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pemberian informasi hipertensi dan

diabetes melitus para kader

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pelatihan

pengukuran tekanan dan gula darah, serta antropomertri ini?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pelatihan pengukuran tekanan dan gula darah, serta antropomertri ini?

Page 110: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (KEGIATAN PEMBERIAN INFORMASI HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan tentang hipertensi

1. Apakah yang Anda ketahui tentang penyakit hipertensi?

2. Menurut Anda, bagaimanakah tanda atau gejala dari penyakit hipertensi?

3. Menurut Anda, apa sajakah penyebab dari penyakit hipertensi?

4. Menurut Anda, bagaimanakah cara untuk mencegah dari penyakit hipertensi?

5. Menurut Anda, bagaimanakah penatalaksanaaan dari penyakit hipertensi?

Page 111: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Pengetahuan tentang diabetes melitus

1. Apakah yang Anda ketahui tentang penyakit diabetes melitus?

2. Menurut Anda, bagaimanakah tanda atau gejala dari penyakit diabetes melitus?

3. Menurut Anda, apa sajakah penyebab dari penyakit diabetes melitus?

4. Menurut Anda, bagaimanakah cara untuk mencegah dari penyakit diabetes melitus?

5. Menurut Anda, bagaimanakah penatalaksanaaan dari penyakit diabetes melitus?

C. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pemberian informasi hipertensi dan

diabetes melitus

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pemberian

informasi terkait penyakit hipertensi dan diabetes melitus?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pemberian informasi kader terkait penyakit hipertensi dan diabetes melitus?

Page 112: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (TIPS MENYULUH)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : ................................................................................

2. Usia (tahun) : .....................................................................................

3. Jenis kelamin : .....................................................................................

4. Pendidikan terakhir : .....................................................................................

5. Pekerjaan : ................................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ................................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan dan pengalaman tentang tips menyuluh

1. Apakah yang Anda ketahui tentang penyuluhan?

2. Hal-hal apa yang perlu disiapkan saat melakukan penyuluhan?

3. Menurut Anda, bagaimana cara melakukan penyuluhan?

B. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pengenalan makanan sehat

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pelatihan tips

menyuluh?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pelatihan tips menyuluh?

Page 113: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (SENAM KAKI DIABETES)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : .........................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan senam kaki diabetes

1. Apakah yang Anda ketahui tentang senam kaki diabetes?

2. Berapa kali Anda melakukan senam kaki diabetes?

3. Dimana Anda melakukan senam kaki diabetes?

4. Menurut Anda, bagaimanakah cara melakukan senam kaki diabetes (dari persiapan

alat/bahan dan langkah gerakan pertama hingga ke enam)?

5. Menurut Anda, manfaat apa yang dirasakan ketika melakukan senam kaki diabetes?

Page 114: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Hambatan dan masukan untuk kegiatan senam kaki diabetes

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan ketika melakukan senam kaki diabetes?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan senam kaki diabetes ini?

Page 115: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (PENGENALAN MAKANAN SEHAT)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : ................................................................................

2. Usia (tahun) : .....................................................................................

3. Jenis kelamin : .....................................................................................

4. Pendidikan terakhir : .....................................................................................

5. Pekerjaan : ................................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ................................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan bahan makanan sehat terkait diet hipertensi

1. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dianjurkan untuk diet

hipertensi?

2. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dibatasi untuk dikonsumsi

ketika melakukan diet hipertensi?

3. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang perlu dihindari ketika

melakukan diet hipertensi?

Page 116: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Pengetahuan bahan makanan terkait diet diabetes melitus

1. Apakah Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dianjurkan untuk diet

diabetes melitus?

2. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dibatasi untuk dikonsumsi

ketika melakukan diet melitus?

3. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang perlu dihindari ketika

melakukan diet diabetes melitus?

C. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pengenalan makanan sehat

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pengenalan

makanan sehat?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pengenalan makanan sehat?

Page 117: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Lampiran 6. Pedoman Wawancara (Setelah Intervensi)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (UNTUK KADER/PETUGAS

PUSKESMAS/STAKEHOLDER)

PELAKSANAAN POS LANSIA SETELAH KEGIATAN PELATIHAN INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Pertanyaan wawancara

A. Pengalaman kegiatan pos pemeriksaan kesehatan lansia dan pra lansia 1. Menurut Anda, bagaimana keterlibatan kader dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan

lansia dan pra lansia?

2. Menurut Anda, bagaimana tingkat partisipasi masyarakat (lansia dan pra lansia) dalam

mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan lansia dan pra lansia?

Page 118: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

3. Menurut Anda, apakah hasil pelatihan kader yang diberikan sebelumnya telah

diaplikasikan pada saat kegiatan pemeriksaan kesehatan lansia dan pra lansia?

4. Menurut anda, bagaimana pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan lansia dan

pra lansia setelah dilakukan pelatihan kader?

B. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pos pemeriksaan kesehatan lansia dan

pra lansia

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pos

pemeriksaan kesehatan lansia dan pra lansia?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pos pemeriksaan kesehatan lansia dan pra lansia ini?

Page 119: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (PELATIHAN PENGUKURAN TEKANAN DAN

GULA DARAH SERTA ANTROPOMETRI)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Pertanyaan wawancara

A. Pengetahuan dan pengalaman dalam mengukur tekanan dan gula darah, serta antropometri

1. Apakah yang Anda ketahui tentang pengukuran tekanan darah (khususnya pada

penyakit hipertensi)?

2. Menurut Anda, bagaimana cara melakukan pengukuran tekanan darah?

3. Apakah yang Anda ketahui tentang pengukuran gula darah (khususnya pada penyakit

DM)?

4. Menurut Anda, bagaiman cara melakukan pengukuran gula darah?

Page 120: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

5. Apakah yang Anda ketahui tentang pengukuran antropometri (khususnya pada berat

dan tinggi badan untuk penyakit hipertensi dan DM)?

6. Menurut Anda, bagaimana cara melakukan pengukuran antropometri (khususnya pada

berat dan tinggi badan)?

B. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pemberian informasi hipertensi dan

diabetes melitus para kader

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pelatihan

pengukuran tekanan dan gula darah, serta antropomertri ini?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pelatihan pengukuran tekanan dan gula darah, serta antropomertri ini?

Page 121: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (KEGIATAN PEMBERIAN INFORMASI HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ........................................................................

7. Lamanya waktu menjadi kader : .........................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan tentang hipertensi

1. Apakah yang Anda ketahui tentang penyakit hipertensi?

2. Menurut Anda, bagaimanakah tanda atau gejala dari penyakit hipertensi?

3. Menurut Anda, apa sajakah penyebab dari penyakit hipertensi?

4. Menurut Anda, bagaimanakah cara untuk mencegah dari penyakit hipertensi?

5. Menurut Anda, bagaimanakah penatalaksanaaan dari penyakit hipertensi?

Page 122: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Pengetahuan tentang diabetes melitus

1. Apakah yang Anda ketahui tentang penyakit diabetes melitus?

2. Menurut Anda, bagaimanakah tanda atau gejala dari penyakit diabetes melitus?

3. Menurut Anda, apa sajakah penyebab dari penyakit diabetes melitus?

4. Menurut Anda, bagaimanakah cara untuk mencegah dari penyakit diabetes melitus?

5. Menurut Anda, bagaimanakah penatalaksanaaan dari penyakit diabetes melitus?

C. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pemberian informasi hipertensi dan

diabetes melitus

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pemberian

informasi terkait penyakit hipertensi dan diabetes melitus?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pemberian informasi kader terkait penyakit hipertensi dan diabetes melitus?

Page 123: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (TIPS MENYULUH)

INISIASI PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI CAPACITY BUILDING KADER KESEHATAN DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : ................................................................................

2. Usia (tahun) : .................................................................................

3. Jenis kelamin : .................................................................................

4. Pendidikan terakhir : ................................................................................

5. Pekerjaan : ................................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ................................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan dan pengalaman tentang tips menyuluh

1. Apakah yang Anda ketahui tentang penyuluhan?

2. Hal-hal apa yang perlu disiapkan saat melakukan penyuluhan?

3. Menurut Anda, bagaiaman cara melakukan penyuluhan?

B. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pengenalan makanan sehat

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pelatihan tips

menyuluh?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pelatihan tips menyuluh?

Page 124: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (SENAM KAKI DIABETES)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : .........................................................................

2. Usia (tahun) : .........................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................

4. Pendidikan terakhir : .........................................................................

5. Pekerjaan : .........................................................................

6. Alamat tempat tinggal : .........................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan senam kaki diabetes

1. Apakah yang Anda ketahui tentang senam kaki diabetes?

2. Berapa kali Anda melakukan senam kaki diabetes?

3. Dimana Anda melakukan senam kaki diabetes?

4. Menurut Anda, bagaimanakah cara melakukan senam kaki diabetes (dari persiapan

alat/bahan dan langkah gerakan pertama hingga ke enam)?

5. Menurut Anda, manfaat apa yang dirasakan ketika melakukan senam kaki diabetes?

Page 125: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Hambatan dan masukan untuk kegiatan senam kaki diabetes

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan ketika melakukan senam kaki diabetes?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan senam kaki diabetes ini?

Page 126: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (PENGENALAN MAKANAN SEHAT)

MINIMALISASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS DI PADUKUHAN SAMIRONO

Kode informan : .................................................................................................

Waktu wawancara : .................................................................................................

Tempat wawancara : .................................................................................................

Durasi wawancara : .................................................................................................

Pewawancara : .................................................................................................

Checklist perlengkapan wawancara

□ Alat perekam audio dengan baterai cadangan

□ Lembar informed consent

□ Buku catatan dan alat tulis

□ Souvenir

Karakteristik informan

1. Nama (inisial) : ................................................................................

2. Usia (tahun) : ................................................................................

3. Jenis kelamin : ................................................................................

4. Pendidikan terakhir : ................................................................................

5. Pekerjaan : ................................................................................

6. Alamat tempat tinggal : ................................................................................

Pertanyaan penelitian

A. Pengetahuan bahan makanan sehat terkait diet hipertensi

1. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dianjurkan untuk diet

hipertensi?

2. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dibatasi untuk dikonsumsi

ketika melakukan diet hipertensi?

3. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang perlu dihindari ketika

melakukan diet hipertensi?

Page 127: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

B. Pengetahuan bahan makanan terkait diet diabetes melitus

1. Apakah Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dianjurkan untuk diet

diabetes melitus?

2. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang dibatasi untuk dikonsumsi

ketika melakukan diet melitus?

3. Apakah yang Anda ketahui tentang bahan makanan yang perlu dihindari ketika

melakukan diet diabetes melitus?

C. Hambatan dan masukan untuk kegiatan pengenalan makanan sehat

1. Menurut Anda, hambatan apa yang dirasakan selama menjalani kegiatan pengenalan

makanan sehat?

2. Menurut Anda, hal apa yang perlu dilakukan sebagai saran untuk keberlanjutan

kegiatan pengenalan makanan sehat?

Page 128: LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI …hdss.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/431/... · sodium yang tinggi, aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas,

Lampiran 7. Hasil uji statistik

posttest4 20 65.44444 12.3552 34.44444 93.88889

Pretest4 20 62.16667 11.30374 28.88889 84.44444

Posttest3 20 92.75 8.656455 70 100

Pretest3 20 90 7.779866 70 100

Posttest2 20 29.83333 18.80883 0 86.66667

Pretest2 20 26 16.52926 0 73.33333

Posttest1 20 73.75 20.63945 0 95

Pretest1 20 70.5 19.39208 0 90

Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

. sum Pretest1 Posttest1 Pretest2 Posttest2 Pretest3 Posttest3 Pretest4 posttest4

diff4 20 0.96163 0.908 -0.194 0.57691

diff3 20 0.92587 1.755 1.133 0.12858

diff2 20 0.98788 0.287 -2.517 0.99408

diff1 20 0.95669 1.025 0.050 0.48005

Variable Obs W V z Prob>z

Shapiro-Wilk W test for normal data

Pr(T < t) = 0.1215 Pr(|T| > |t|) = 0.2430 Pr(T > t) = 0.8785

Ha: mean(diff) < 0 Ha: mean(diff) != 0 Ha: mean(diff) > 0

Ho: mean(diff) = 0 degrees of freedom = 19

mean(diff) = mean(Pretest1 - Posttest1) t = -1.2051

diff 20 -3.25 2.696855 12.0607 -8.894582 2.394582

Postte~1 20 73.75 4.615121 20.63945 64.09044 83.40956

Pretest1 20 70.5 4.3362 19.39208 61.42423 79.57577

Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval]

Paired t test

. ttest Pretest1== Posttest1

Pr(T < t) = 0.0864 Pr(|T| > |t|) = 0.1729 Pr(T > t) = 0.9136

Ha: mean(diff) < 0 Ha: mean(diff) != 0 Ha: mean(diff) > 0

Ho: mean(diff) = 0 degrees of freedom = 19

mean(diff) = mean(Pretest2 - Posttest2) t = -1.4163

diff 20 -3.833333 2.706663 12.10456 -9.498444 1.831777

Postte~2 20 29.83333 4.205781 18.80883 21.03053 38.63613

Pretest2 20 26 3.696054 16.52926 18.26407 33.73593

Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval]

Paired t test

. ttest Pretest2== Posttest2

Pr(T < t) = 0.1375 Pr(|T| > |t|) = 0.2749 Pr(T > t) = 0.8625

Ha: mean(diff) < 0 Ha: mean(diff) != 0 Ha: mean(diff) > 0

Ho: mean(diff) = 0 degrees of freedom = 19

mean(diff) = mean(Pretest3 - Posttest3) t = -1.1242

diff 20 -2.75 2.44613 10.93943 -7.869809 2.369809

Postte~3 20 92.75 1.935642 8.656455 88.69865 96.80135

Pretest3 20 90 1.739631 7.779866 86.35891 93.64109

Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval]

Paired t test

. ttest Pretest3== Posttest3