laporan kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. analisis dilakukan...

82
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147 i BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN GIANYAR Fa FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA Laporan Kajian POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN DI KABUPATEN GIANYAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2015 POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN DI KABUPATEN GIANYAR KERJASAMA Dengan

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar

Telp(0361)943147

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015

i

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

KABUPATEN GIANYAR

Fa

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

Laporan Kajian

POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN

PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN

DI KABUPATEN GIANYAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2015

POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN

PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN

DI KABUPATEN GIANYAR

KERJASAMA

Dengan

Page 2: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar

Telp(0361)943147

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015

ii

Page 3: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 i

i

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida

Sang Hyang Widhi Wasa atas Rahmatnya, Laporan Kajian Potret dan

Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar dapat

selesai tepat pada waktunya. Tujuan kajian ini untuk (1 Menginventarisir

jumlah keterlibatan perempuan di pasar kerja (khususnya pada usaha

banten); (2) Mengkaji tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada

usaha banten di Kabupaten Gianyar; (3) Mengkaji kondisi kesejahteraan

perempuan yang terlibat pada usaha banten di Kabupaten Gianyar; (4)

Mengkaji peran modal sosial dalam hubungan dengan pemberdayaan

perempuan dengan kesejahtraan; (5) Mengkaji potensi usaha banten

dimasa yang akan datang di Kabupaten Gianyar (6) Mengkaji Strategi

pemberdayaan perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar.

Pelaksanaan studi sejak perencanaan, pengumpulan dan

pengolahan data, analisis, dan sampai pada pelaporan tidak akan dapat

terlaksana dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam

kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada,

diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah

Kabupaten Gianyar sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan mengenai Pengembangan Usaha Banten di Kabupaten

Gianyar.

Denpasar, Desember 2015

Tim Peneliti

Page 4: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 ii

ii

Isi Hal

Kata Pengantar............................................................................................. i

Daftar isi............................................................................................................ ii

Daftar Tabel................................................................................................ iv

Daftar Gambar.................................................................................................. vs

Bab 1 Pendahuluan.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3

1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran...................................................... 3

1.4 Ruang Lingkup Kajian................................................................... 4

1.5 Sistematika Pembahasan................................................................ 5

Bab 2 Kajian Pustaka.............................................................................. 7

2.1 Pemberdayaan Perempuan........................................................ 7

2.2 Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial................................ 10

2,3 Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan..... 13

Bab 3 Metode Kajian......................................................................... 16

3.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian.................................................... 16

3.2 Teknik Analisis................................................................................... 17

Bab 4 Hasil Analisis.................................................................................. 19

4.1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar................................................................................................

19

Page 5: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 iii

iii

4.2 Karateristik Usaha Banten Kabupaten Gianyar..................... 27

4.3 Partisipasi Perempuan pada Usaha Banten............................ 34

4.4 Tingkat Kesejahteraan Responden........................................... 36

4.5 Kondisi Ekonomi Keluarga........................................................ 40

4.6 Peran modal social dalam Hubungan antara Pemberdayaan Perempuan dengan Kesejahtraan...........

43

4.7 Potensi Usaha Banten kedepan....................................................

4.8 Strategi Pengembangan Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan Kesempatan Kerja ................................................

51

54

Bab 5 Penutup................................................................................................ 58

5.1 Simpulan................................................................................................... 58

5.2 Rekomendasi.......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 64

Page 6: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 iv

iv

Tabel Hal

4.1 Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Berdasarkan Jenis

Kelamin dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

24

4.2 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur 5

Tahunan

29

4.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

33

4.4 Frekuensi Jam Kerja Responden 34

4.5 Distribusi Penghasilan Responden 38

4.6 Persepsi Responden tentang Kecukupan Penghasilan

Keluarga

42

4.7 Matrik Strategi Usaha Banten di Kabupaten Gianyar 46

Page 7: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 v

v

Gambar Hal

4.1 Angkatan Kerja Per Jenis Kelamin (Periode Ta hun 2011-

2014)

19

4.2 Perbandingan Keterlibatan Pekerja Laki-laki dan Perempuan

pada sektor Formal dan Informal Selama Periode Tahun

2011-2014

20

4.3 Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha

22

4.4 Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha

23

4.5 Perbandingan Pekerja Keluarga Laki-laki dan Perempuan

Periode Tahun 2011-2014

37

4.6 Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada Sektor

Buruh/ Karyawan dan Pegawai Periode Tahun 2011 –

2014.

26

4.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja per Jenis Kelamin 27

4.8 Umur Responden (Umur Produktif, dan 56+) 30

4.9 Pendidikan Responden pada Tiga Kelompok Pendidkan

(SMA,SMP, dan SD)

33

4.10 Distribusi Jam Kerja Responden 35

4.11 Distribusi Penghasilan Responden 39

4.12 Kecukupan Penghasilan Keluarga 42

4.13 Jawaban Responden terhadap Hubungan Kerja (Network) 45

Page 8: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 vi

vi

4.14 Jawaban Responden terhadap Dimensi Kepercayaan (Trust) 46

4.15 Jawaban Responden terhadap Dimensi Norms 47

Page 9: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 1

1

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Gianyar adalah salah satu kabupaten dari 9 (sembilan)

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, yang memiliki Luas wilayah 368 Km²

atau 36.800 ha tersebar di tujuh (7) Kecamatan, 64 Desa dan 6 (enam)

Kelurahan, dengan 505 banjar Dinas/Dusun dan Lingkungan sebanyak 43

buah. Secara persentase luas wilayah Kabupaten Gianyar adalah 6,53

persen dari luas wilayah Provinsi Bali.

Berdasarkan

Gianyar dalam Angka

2014 Jumlah penduduk

Kabupaten Gianyar

tahun 2013 adalah

486.000 jiwa dimana

laki-laki 245.400 jiwa

dan prempuan 240.600

jiwa. Mata pencaharian

penduduk kabupaten

Gianyar sebagian besar

bekerja pada lapangan

usaha: Perdagangan,

Hotel , dan Restorant

sebanyak 31,12%;

Industri Pengolahan

sebanyak 20,38 %; Jasa

Kemasyarakatan sebanyak 15,80; Pertanian 14,95 %, % dan lainnya

sebanyak 17,75 %. Dan bila dilihat berdasarkan jenis kelamin sebanyak

149.570 (56,17%) adalah laki-laki dan sebanyak 116.718 (43,83%) adalah

pekerja perempuan. Dengan jumlah penduduk perempuan 49,50 % dari

Sumber: Gianyar Dalam Angka 2014

4

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%29,15%

20,09%18,11%

14,91%

6,15% 5,46% 4,32%1,24% 0,59%

Kontribusi PDRB Tahun 2013

Page 10: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 2

2

total penduduk Gianyar, dapat dikatakan secara persentase masih belum

proporsional penduduk perempuan yang bekerja.

Berdasarkan mata pencaharian penduduk Kabupaten Gianyar,

maka kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga

yang berlaku menurut Lapangan Usaha tahun 2013 menunjukkan

kontribusi berturut-turut : Perdagangan, hotel dan restoran sebesar

29,15%, Bangunan 20,09 persen, Industri Pengolahan 18,11 persen, jasa-

jasa 14,91 persen, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,15 persen,

Listrik Gas dan Air 5,46 persen, Pengangkutan dan komunikasi 4,32

persen, pertambangan 1,24 persen, dan Pertanian 0,59%. (Gianyar Dalam

Angka, 2014). Perdagangan, hotel dan restorant

agama Hindu. Perempuan seolah memiliki porsi tersendri dalam sajian

keseluruhan masyarakat Bali, perempuan memegang peranan yang sangat

penting. Dalam ritual keagamaan, perempuanlah yang bertugas membuat

banten atau persembahan upacara. Namun dalam perkembangannya

sejalan dengan program-program pemerintah terkait kesetaraan gender,

kesadaran masyarakat bahwa perempuan juga mampu bersaing dipasar

kerja, menunjukkan semakin meningkat kontribusi perempuan di pasar

kerja, Bagi perempuan Bali yang bekerja mencari nafkah sudah tentu

mereka akan dihadapkan pada suatu pilihan bahwa keterlibatannya di

pasar kerja akan menuntut yang bersangkutan memilih terhadap konflik

peran yang dialaminya.

Sebagai perempuan pada umumnya dan perempuan Bali khususnya

bahwa kodrat sebagai ibu rumahtangga dan sebagai anggota masyarakat

yang sarat dengan aktifitas ritual keagamaan tentu akan memunculkan

pilihan sebagai konsekuensi keterlibatannya dipasar kerja. Usaha banten

adalah salah satu solusi dalam mengatasi konflik peran akan dirinya ketika

berhadapan dengan keharusan melangsungkan kegitan ritual keagamaan.

Keterbatasan waktu karena bekerja mencari nafkah, banten yang

diperlukan akan teratasi dengan membeli.

Disisi lain keterlibatan perempuan dalan usaha banten adalah

aktualisasi dari modal sosial (trust, norma dan nertwork), dipercaya bahwa

sesuai norma-norma yang ada dan mampu bekerjasama dalam sebuah

Page 11: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 3

3

komunitas, mampu menciptakan sesuatu yang bernilai guna bagi yang

membutuhkan. Disamping itu usaha banten juga mampu memberikan

multiflier effect bagi usaha-usaha penunjang banten seperti dagang canang,

tumpeng, jejahitan dan lain-lain sarana kelengkapan bebantenan. Begitu

banyak perempuan yang terlibat dalan kaitan usaha banten.

Kabupaten Gianyar sebagai salah satu Kabupaten yang ada di

Provinsi Bali, akhir-akhir ini cukup banyak berkembang usaha banten yang

terkoordinir dengan baik. Pada setiap komunitas usaha banten, mayoritas

komunitas tersebut adalah perempuan. Dan secara umum dapat dikatakan

rata-rata perempuan yang terlibat tidak berpendidikan tinggi, namun

memiliki ketrampilan dalam kaitan bebantenan. Kajian ini dilakukan untuk

dapat memberikan gambaran tentang keterlibatan perempuan pada

komunitas usaha banten yang ada indikasi belum terpotret secara benar.

Bahwa sesungguhnya perempuan sudah banyak diberdayakan,

berpartisipasi dalam angkatan kerja dan secara langsung mambantu

meningkatkan ekonomi keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan , maka ada

beberapa permasalahan yang akan dianalisis dalam kajian Potret

dan Potensi Komunitas Perempuan Usaha Banten di Kabupaten

Gianyar yaitu:

1) Bagaimana tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada

usaha banten di Kabupaten Gianyar?

2) Bagaimana kondisi kesejahtraan perempuan yang terlibat pada

uasaha banten di Kbupaten Gianyar?

3) Bagaimana peran modal sosial dalam hubungan antara

partisipasi perempuan pada usaha banten untuk meningkatkan

kesejahtraan keluarga?

4) Bagaimana potensi usaha banten dimasa yang akan datang?

1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Page 12: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 4

4

1.3.1 Maksud

Kajian perempuan di Kabupaten Gianyar dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran tentang keterlibatan perempuan di pasar kerja

(khususnya pada usaha banten yang ada di kabupaten Gianyar). Disamping

menunjukkan partisipasinya di pasar kerja, juga mampu meningkatkan

kesejahtraan keluarga, bekerja adalah yadnya, dan perbuatan Dharma.

1.3.2 Tujuan

Usaha banten merupakan salah satu sektor yang berperan untuk

meningkatkan kesejahtraan masyarakat khususnya di Bali. Oleh karena itu

kajian ini bertujuan untuk:

1) Menginventarisir jumlah keterlibatan perempuan di pasar kerja

(khususnya pada usaha banten.)

2) Mengkaji tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada

usaha

banten di Kabupaten Gianyar.

3) Mengkaji kondisi kesejahtraan perempuan yang terlibat pada usaha

banten di Kabupaten Gianyar.

4) Mengkaji peran modal sosial dalam hubungan dengan

pemberdayaan perempuan dengan kesejahtraan

5) Mengkaji potensi usaha banten dimasa yang akan datang di

Kabupaten Gianyar.

6) Mengkaji Strategi pemberdayaan perempuan pada usaha banten di

Kabupaten Gianyar.

1.3.3 Sasaran Kajian

Sasaran dilaksanakan kajian ini adalah dengan teridentifikasinya

keberadaan pekerja perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar,

dapat menunjukkan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) perempuan

secara keseluruhan terhadap angkatan kerja di Kabupaten Gianyar,

sehingga diketahui potensi yang ada, dan model pemberdayaannya dimasa

yang akan datang.

Page 13: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 5

5

1.4. Ruang Lingkup Kajian

Ruang Lingkup kajian potret perempuan pada usaha banten di

Kabupaten Gianyar meliputi sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi karateristik pekerja perempuan pada usaha

banten di Kabupaten Gianyar seperti: umur, pendidikan, jam kerja,

penghasilan, pekerjaan suami, pendidikan suami, penghasilan

suami, jumlah tanggungan keluarga. Kegiatan ini dilakukan melalui

survei dengan kuisioner terstruktur dan wawancara mendalam.

2) Menganalisis tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dalam

komunitas usaha banten di Kabupaten Gianyar.

3) Menganalisis modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai

dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan

kearifan lokal

4) Menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

dari keberadaan usaha banten, untuk strategi pengembangan

potensi kedepan. Kegiatan ini dilakukan melalui survei pada

kelompok komunitas usaha banten dan pihak-pihak yang

berkompoten (Bendesa Adat, Kelian Adat, dan Dinas Kerkait di

Kabupaten Gianyar)

1.5 Sistimatika Kajian

Laporan hasil kajian ini secara menyeluruh diorganisasikan dengan

sistematika sebagai beirkut:

Bab 1. Pendahuluan, meliputi:

- Latar Belakang

- Rumusan Masalah

- Maksud , Tujuan , dan Sasaran

- Ruang Lingkup Kajian

Bab 2. Kajian Pustaka

- Pemberdayaan Perempuan

Page 14: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 6

6

- Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial

- Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan

Bab 3. Metode Kajian

- Tahapan kajian

- Teknik analisis

Bab 4. Hasil Analisis

- Gambaran umum kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar

- Karateristik usaha banten Kabupaten Gianyar

- Partisipasi perempuan pada usaha banten

- Tingkat kesejahtraan responden

- Kondisi ekonomi keluarga

- Peran modal social dalam hubungan antara pemberdayaan

perempuan dengan kesejahtraan

- Potensi Usaha Banten Kedepan

- Strategi Pengembanga Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan

Kesempatan Kerja

Bab 5. Penutup

- Simpulan

- Rekomendasi

Page 15: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 7

7

2.1. Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan masyarakat secara umum dapat dipahami sebagai

proses untuk memperkuat keberdayaan masyarakat lapisan bawah

untuk dapat hidup lebih baik. Pemberdayaan ini dimaksudkan untuk

perubahan kondisi masyarakat dari “tidak berdaya” menjadi “lebih

berdaya”. Ketidakberdayaan masyarakat ini dapat diakibatkan oleh

beberapa hal seperti struktur sosial, hubungan atau interaksi diantara

manusia, situasi yang terjadi dimasyarakat, situasi kerja, situasi ekonomi,

pendidikan maupun kondisi politik yang terjadi di masyarakat.

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu

untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat.

Mulyanto juga menambahkan bahwa pemeberdayaan adalah

bukan hanya meliputi penguatan individu, tetapi juga pranata-pranatanya,

menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat,

keterbukaan, kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari

pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat adalah paradigma baru dalam

pembangunan yang menekankan pada konsep bottom-up dengan

mengedepankan pelibatan dan partisipasi masyarakat. Paradigma ini tidak

hanya meliputi pemberdayaan individu semata tetapi juga institusi dari

individu-individu itu harus diberdayakan. Pemberdayaan sedang

digunakan dalam berbagai disiplin dan muncul di berbagai tingkatan

sehingga bersifat multidimensional. Hal ini didefinisikan sebagai

"kemampuan individu untuk mendapatkan kontrol sosial, politik,

ekonomi dan psikologis melalui akses ke informasi, pengetahuan dan

Page 16: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 8

8

keterampilan, pengambilan keputusan, individu self-efficacy, partisipasi

masyarakat dan kontrol"(Harris dan Veinot ,2004)

Sejak tahun 1990 perempuan telah diidentifikasi sebagai pelaku

utama pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan kesetaraan

perempuan serta pemberdayaan ini dipandang sebagai pusat pendekatan

yang lebih holistik menuju pembentukan pola baru dan proses

pembangunan yang berkelanjutan (Handy dan Kassam, 2004). Bank Dunia

telah merekomendasikan bahwa pemberdayaan perempuan harus

menjadi kunci dari semua aspek program pembangunan (Bank Dunia,

2001).

Pemberdayaan perempuan mempunyai arti bagi perempuan itu

sendiri guna memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melakukan

sejumlah tugas baik secara individu maupun kelompok, sehingga

selanjutnya mereka mempunyai akses dan kontrol sumber daya

masyarakat. Pemberdayaan diakui sebagai strategi penting untuk

memperkuat kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat,

pemerintah dan lembaga non pemerintah (Aref, 2010). Dengan kata lain

pemberdayaan adalah proses yang taat yang berlangsung dengan maksud

tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki kontrol lebih

besar atas sumber daya masyarakat (Rezaei, 2007).

Menurut Lennie (2002) bahwa ada empat tipe pemberdayaan

perempuan, yaitu 1) Pemberdayaan Komunitas, 2) Pemberdayaan

Organisasi, 3) Pemberdayaan Politik, dan 4) Pemberdayaan Psikologi.

Pembedayaan Komunitas: akses ke pengetahuan baru dan kesadaran,

mengembangkan keterampilan baru, kemampuan, keyakinan, dan

kompetensi, mendapatkan persahabatan dan dukungan dari

perempuan lain, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dengan

perempuan lain. Pemberdayaan Organisasi:pengetahuan baru dan

kesadaran tentang keuntungan baru dari teknologi untuk pembangunan

pedesaan melalui pengembangan pariwisata pedesaan atau pembangunan

koperasi pedesaan. Pemberdayaan politik: mempengaruhi kebijakan

pemerinah lainnya dan keputusan yang berpengaruh pada komunitas

pedesaan, mengubah kota berbasis kepercayaan masyarakat, jaringan

Page 17: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 9

9

dengan orang-orang di pemerintahan dan industri, dan perempuan lain

untuk membahas isu-isu yang mempengaruhi perempuan pedesaan dan

masyarakat pedesaan. Pemberdayaan Psikologi: peningkatan kepercayaan

dan harga diri, motivasi yang lebih besar, inspirasi, semangat dan

minat untuk mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan baru, untuk

terus mendorong untuk pelayanan yang lebih baik pada masyarakat

pedesaan, merasa memiliki ini terkait dengan partisipasi dalam kelompok

online khususnya.

Allahdadi (2011) menyarankan bahwa strategi pemberdayaan

perempuan harus dirancang dan diimplementasikan dengan cara yang

memenuhi beragam kebutuhan perempuan, dan proses partisipasi

masyarakat menjadi penting untuk memfasilitasi perberdayaan sosial,

ekonomi, teknologi, politik, dan psikologis dalam hal pembangunan.

Hastuti dan Respati (2011) melakukan studi di wilayah Lereng

Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan bahwa wilayah ini

masih melekat sistem nilai budaya Jawa. Sistem nilai menempatkan

perempuan cenderung pada kegiatan domestik dan non produktif,

perempuan lebih berperan di rumah tangga katimbang laki-laki.

Keterjangkauan kurang menguntungkan karena ketersediaan

infrastruktur transportasi terbatas. Pemanfaatan sumberdaya perdesaan

strategis banyak dikuasai laki-laki katimbang perempuan. Perempuan

miskin kurang mendapat prioritas peningkatan kualitas sumberdaya

manusia, pendidikan dan pendapatan relatif rendah, kurang memiliki

kesempatan akses dan kontrol terhadap sumberdaya. Diperlukan model

pemberdayaan perempuan dengan memperhatikan keterlibatan

perempuan agar secara aktif mampu berpartisipasi dalam pemanfaatan

sumberdaya perdesaan. Penguatan perempuan miskin merupakan inti

pemberdayaan perempuan dan akan optimal apabila perempuan diberi

kesempatan setara dengan laki-laki dalam pemanfaatan sumberdaya.

Pembangunan millennium, menempatkan pemberdayaan

perempuan menjadi salah satu dari 8 tujuan pembangunan millennium

yang dicanangkan mulai tahun 2000. Ada 8 tujuan pembangunan

milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang telah disepakati

Page 18: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 10

10

oleh Negara-negara di dunia, dan Negara Indonesia telah ikut

meratifikasi kesepakatan tersebut.

Deklarasi Millennium Development Goals (MDGs) telah disepakati

oleh 189 negara yang menjadi anggota PBB yang diselengarakan dalam

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium pada tahun 2000 tepatnya

Bulan September. Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah

kerangka kerja pembangunan sosial dengan harapan dapat

meningkatkan kualitas manusia. Millennium Development Goals (MDGs)

atau tujuan pembangunan millennium tersebut difokuskan pada delapan

aspek pembangunan yaitu (1) memerangi kemiskinan dan kelaparan; (2)

memberikan pendidikan dasar untuk semua; (3) mendukung kesetaraan

gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan kematian anak;

(5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi penyebaran HIV/AIDS

dan penyakit menular lainnya; (7) menjaga kelestarian lingkungan; dan

(8) mengembangkan kerja sama global.

Perempuan Bali yang bekerja dengan etos kerja tinggi akan

diikuti oleh kontribusi pendapatan istri terhadap pendapatan keluarga

juga meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan status sosialnya.

Perubahan ini sebagai akibat dari meningkatnya kualitas SDM perempuan

Bali dalam pembangunan yang mengambil peran sejajar dengan tenaga

kerja laki-laki sesuai dengan Instruksi Presiden No.9/2000 tentang

Penerapan Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan

nasional. Instruksi presiden itu mewajibkan semua

kementerian/lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota untuk

melaksanakan strategi PUG dalam proses perencanaan pembangunan.

Program pemerintah ini sangat mendukung pemberdayaan perempuan

Bali dalam meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai pelaku

pembangunan yang berdampak pada peningkatan kesejahtraan.

Keberhasilan program pemerintah ini dapat dilihat pada terbukanya

akses untuk perempuan Bali dalam mengenyam pendidikan dan

bekerja pada semua lini pembangunan.

Page 19: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 11

11

2.2. Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial

Modal sosial dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai dan

norma informal yang dimilki bersama diantara para anggota suatu

kelompok (komunitas) masyarakat yang memungkinkan terjadinya

kerjasama diantara mereka ( Fukuyama, 1995). Pendapat lain Modal

sosial adalah sebagai karakteristik dari hubungan antar individu dalam

suatu organisasi sosial maupun dengan individu diluar organisasi yang

dapat berwujud kepercayaan sosial, norma dan jaringan sosial yang

memungkinkan setiap individu yang ada di dalamnya untuk

melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan

Cox Eva (1995) memberi definisi bahwa modal social itu adalah suatu

rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan,

norma-norma dan kepercayaan social yang memungkinkan efisien dan

efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan

bersama.

Hasbullah (2006), mengatakan bahwa modal social adalah

sumberdaya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan

sumberdaya yang lain. Seperti diketahui bahwa sesuatu dapat disebut

sebagai sumberdaya (resources), adalah apabila sesuatu itu dapat

dipergunakan untuk dikonsumsi, disimpan dan diinvestasikan.

Sumberdaya yang penggunaannya untuk diinvestasikan disebut modal.

Sebagai sumberdaya, modal social lebih menekankan pada potensi

kelompok dan pola-pola hubungan individu dalam suatu kelompok dan

antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma,

nilai, dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok

dan menjadi norma kelompok. Selanjutnya dikatakannya bahwa modal

social juga sangat dekat dengan terminology social lainnya seperti yang

dikenal sebagai kebajikan social (social virtues)

Tiga unsur utama dalam modal sosial adalah trust (kepercayaan),

norma, dan interaksi social (jaringan social). Trust (kepercayaan) dapat

mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain untuk

memunculkan aktivitas ataupun tindakan bersama yang produktif. Trust

merupakan produk dari norma- norma sosial kooperation yang sangat

Page 20: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 12

12

penting yang kemudian menunculkan modal sosial. Fukuyama (1995),

menyebutkan trust sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan,

kejujuran, perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas

yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama anggota

komunitas-komunitas itu. Trust bermanfaat bagi pencipta ekonomi

tunggal karena bisa diandalkan untuk mengurangi biaya (cost), hal ini

melihat dimana dengan adanya trust tercipta kesediaan seseorang untuk

menempatkan kepentingan kelompok diatas kepentingan individu.

Adanya high-trust akan terlahir solidaritas kuat yang mampu membuat

masing-masing individu bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut

memperkuat rasa kebersamaan.

Kemunculan dan perkembangan konsep modal sosial (social

capital) mengalami perdebatan yang mengarah kepada perdebatan

ideologis. Perhatian masyarakat dunia terhadap keberadaan modal

sosial mulai meningkat sejak 2 (dua) dekade terakhir. Orang yang

pertama kali dianggap mempelajari modal sosial adalah Pierre

Bourdie pada tahun 1986, Bourdie (Bourdie dalam Erani 2006)

mendefinisikan modal sosial sebagai “sumber daya aktual dan

potensial yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang

terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan

dan perkenalan timbal balik (atau dengan kata lain: keanggotaan dalam

kelompok sosial) yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk

dukungan kolektif”.

Modal sosial yang terbentuk di masyarakat dapat memiliki bentuk

yang beraneka ragam, baik itu berupa organisasi maupun nilai-nilai yang

berkembang dimasyarakat. Wujud nyata dari modal sosial yang terjadi

di masyarakat tidak dapat dilepaskan dari sistem budaya yang di

masyarakat itu sendiri. Bentuk- bentuk modal sosial yang berkembang di

masyarakat sebagai : hubungan social, adat dan nilai budaya lokal,

toleransi, kesediaan untuk mendengar, kejujuran, kearifan lokal dan

pengetahuan lokal, jaringan social dan kepemimpinan social, kepercayaan,

kebersamaan dan kesetiaan, tanggung jawab sosial, partisipasi

masyarakat, dan kemandirian.

Page 21: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 13

13

Berdasarkan pada konsep-konsep yang diutarakan oleh para pakar

modal social, dapat ditarik suatu pemahamn bahwa dimensi dari modal

social itu adalah memberikan penekanan pada kebersamaan baik itu

komunitas atau masyarakat untuk mencapai tujuan dalam rangka

memperbaiki kualitas hidupnya dan senantiasa melakukan perubahan dan

penyesuaian secara berkesinambungan. Dan dalam proses perubahan dan

upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat senantiasa terikat pada

nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomi sebagai aturan bersikap,

bertindak dan bertingkah laku dalam menjalani hubungan dengan pihak

lain baik dalam komunitas maupun diluar komunitas. Seperti

disampaikan Suharto (2009), bahwa pada hakekatnya norma-norma itu

terdiri dari pemahaman- pemahaman, harapan-harapan dan tujuan-tujuan

yang diyakini dapat dijalankan bersama oleh sekelompok orang.

Konfigurasi nilai yang tercipta dalam suatu masyarakat

mencerminkan terdapat modal social kuat dalam sustu komonitas.

Biasanya jika suatu komunitas memberi bobot yang tinggi pada nilai-

nilai; kompetisi, pencapaian, keterusterangan dan kejujuran maka

komunitas tersebut cendrung jauh lebih cepat berkembang dan maju

dibandingkan komunitas yang menghindari keterusterangan, kompetisi

dan pencapaian (Hasbullah,2006).

2.3 Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan

Potensi ekonomi tidak hanya dinikmati oleh pengusaha saja yang

dapat dilihat dari kenaikan aset dan jumlah omset yang diterima,

tetapi juga dapat ditularkan dan dirasakan oleh semua orang termasuk

perempuan.

Peluang usaha bagi perempuan secara umum dan perempuan Bali

khususnya sangat banyak tergantung bisa memanfaatkan peluang yang

ada dan memiliki skill dibidangnya, serta kemauan untuk

berkembang. Apalagi perempuan Bali dengan etos kerja yang tinggi,

adanya budaya malu bila tidak bekerja, dan sesuai ajaran agama hindu

bahwa bekerja adalah perbuatan Dharma. Dimensi modal social trust

(kepercayaan), sangat diyakini oleh perempuan bali sesuai norma-norma

Page 22: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 14

14

yang ada, dan nertwork yang baik akan mampu menciptakan suasana

kerja yang kondusif. Implementasi dari modal social tersebut pada

komunitas perempuan Bali dalam usaha banten adalah sangat

memberikan warna pada bekerja adalah perbuatan Dharma.

Berkembangnya usaha banten di Kabupaten Gianyar yang

notabene mayoritas adalah keterlibatan perempuan, bukan hanya

dinikmati oleh orang- orang yang terlibat dalam usaha banten, tapi juga

oleh masyarakat sekitar ikut dapat menikmatinya karena masih terbuka

peluang usaha baru untuk menopang usaha banten yang telah ada yaitu

penyedia perlengkapan sarana banten sehingga peran net work dalam

menjaga hubungan baik sangat memegang peran. Demikian juga

kepercayaan akan modal kejujuran cukup dibutuhkan pada era

modern seperti ini. Kepercayaan pun berwujud segala rupa dan

merambah dalam segala proses transaksi pasar. Sehingga modal

kepercayaan sangat diperlukan untuk bisa menjaga kelangsungan

hubungan kerjasama, sehingga tujuan kesejahtraan dalam jangka panjang

bisa terjaga.

Seperti yang disampaikan oleh Siregar (2011) bahwa

modal sosial ini merupakan salah satu bagian dari modal manusia di

samping modal-modal lainnya seperti kompetensi, motivasi, sikap kerja,

dan budaya/etos kerja. Terkait dengan adanya interaksi yang terjalin

antara pelaku usaha yang ada, antara pelaku usaha dengan penyedia

bahan baku dan juga antara pelaku dengan pembeli. Eksistensi

kepercayaan dalam transaksi ini menurut Siregar (2011) menjadi faktor

kunci sebagai modal sosial, yang menyebabkan biaya transaksi dan biaya

kontrol menjadi rendah.

Masyarakat (termasuk perempuan) akan lebih berdaya

apabila mampu melakukan kerjasama dengan sesamanya dan mampu

menggali informasi yang ia butuhkan dengan mudah. Untuk itu diperlukan

pemberdayaan harus difokuskan pada penguatan hubungan dalam

komunitas yang bekerjasama dan strategi yang sesuai dengan

karakteristik komunitas tersebut. Melalui hubungan kekerabatan,

hubungan pertemanan dan hubungan bisnis atau antar rekan kerja juga

Page 23: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 15

15

mampu menjadi media penyaluran informasi tentang usaha. Dengan

mengantongi informasi yang cukup dan memiliki intuisi, naluri

manusia mendorong untuk memanfaaatkan apa yang ia punya untuk

memperoleh keuntungan. Sehingga Baker (2000) menyimpulkan bahwa

modal sosial sebagai sumber daya yang diraih oleh pelakunya melalui

struktur sosial yang spesifik, kemudian digunakan untuk memburu

kepentingannya, dimana modal sosial tersebut diciptakan lewat

perubahan-perubahan dalam hubungan antar pelakunya. Disamping

itu, Burt (1997) juga memandang modal sosial sebagai teman, kolega dan

lebih umum kontak lewat siapa pun yang membuka peluang bagi

pemanfaatan modal ekonomi dan manusia (Burt: 1997, dalam erani 2010).

Demikian juga Fukuyuma (1995), menyampaikan bahwa

modal sosial (social capital) sebagai norma informal yang dapat

mendorong kerjasama antar anggota masyarakat termasuk komunitas

perempuan. Fredu Nega at al.(2009), juga menemukan bahwa modal

social adalah penting dalam pemberdayaan masyarakat, dimana

kekuatan rumahtangga sebagai masyarakat dalam mengambil keputusan

akan merubah arah hidup mereka.

Page 24: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 16

3.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian

Kajian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Survai Pendahuluan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan observasi lapangan

dan juga survai pendahuluan untuk mengetahui kondisi,

perkembangan, potensi dan permasalahan komunitas perempuan,

usaha banten selama ini.

2) Pengumpulan data.

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data primer dan

sekunder.

Data primer yang dikumpulkan/diperoleh secara langsung

meliputi:

- Karateristik pekerja perempuan pada usaha banten

Kabupaten Gianyar

- Partisipasi pekerja pada usaha banten Kabupaten Gianyar

- Peran modal social (nertwork, kepercayaan, serta norma-

norma yang ada) dalam aktivitas komunitas perempuan

dalam usaha banten

- Pandangan steakholders tentang keberadaan usaha banten

Kabupaten Gianyar

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber (seperti Badan

pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Perindustrian

dan perdagangan, dan Biro Pusat Statistik) meliputi : Data

perkembangan keterlibatan perempuan pada sektor informal

sebagai gambaran partisipasi perempuan.

Page 25: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 17

3) Tabulasi dan Pengolahan data.

Tahap ini bertujuan untuk mempersatukan semua data yang ada

ke dalam satu konsep data base yang dibutuhkan oleh peneliti agar

mempermudah dalam pelaksanaan analisis hasil survai.

4) Analisis data.

Tahap ini adalah sebagai proses lebih lanjut dari data yang telah

diolah sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan tepat.

5) Penyusunan Simpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan analisis data dibuat simpulan dan rekomendasi

berkaitan dengan pemberdayaan perempuan pada usaha banten

Kabupaten Gianyar di masa mendatang.

6) Presentasi.

Pada tahap dipresentasikan hasil kajian dalam sebuah seminar

untuk memperoleh masukan-masukan guna kesempurnaan

laporan kajian.

7) Pelaporan

Pada tahap disusun laporan atas kajian secara menyeluruh.

3.2 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah

analisis diskriptif untuk menjabarkan karateristik responden, analisis

statistik untuk melihat peran modal sosial yang mengandung muatan lokal

dalam memperkuat pemberdayaan perempuan pada usaha banten yang

dapat meningkatkan kesejahtraan keluarga. Dengan model moderasi,

dimana modal sosial sebagai variabel moderasi (M), partisipasi sebagai

variabel independen (X) serta kesejahtraan (Y) sebagai variabel dependen.

X Y

M

Gambar 3.1: Model Moderasi

Page 26: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 18

Disamping itu digunakan juga analisis SWOT, merupakan analisis terhadap

variabel lingkungan usaha banten yang dapat menciptakan :

1) Strenght atau kekuatan

2) Weakness atau kelemahan

3) Opportunity atau peluang

4) Threat atau ancaman

Selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

perkembangan usaha banten baik dari lingkungan internal maupun

eksternal.

Page 27: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 19

4.1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam pembangunan

ekonomi suatu negara. Akan tetapi tenaga kerja juga dapat menjadi faktor

penghambat apabila tenaga kerja yang ada mendatangkan berbagai macam

masalah. Ketenegakerjaan secara umum masih kurang optimal dalam

mendorong pembangunan ekonominya.

Kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar secara umum

mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitas (Gianyar dalam

angka, 2014). Bila dilihat perbandingan angkatan kerja per jenis kelamin

(peiode 2011-2014) di Kabupaten gianyar nampak sebagai berikut:

Gambar 4.1: Angkatan Kerja Per Jenis Kelamin (Periode Tahun

2011- 2014)

Page 28: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 20

Bila dikaitkan denga jumlah penduduk per jenis kelamin selama

periode 2011 – 2014, bahwa hamper 50% yaitu sekitar 49,5 % penduduk

adalah perempuan, dan 50,5 % penduduk adalah laki-laki. Sedangkan

angkatan kerja berkisar antar 56% laki-laki dengan 44% perempuan. Ini

berarti bahwa belum proporsional antar jumlah penduduk dengan

angkatan kerja per jenis kelamin di Kabupaten Gianyar, sehingga

pemberdayaan perempuan dalam berbagai sector masih terdapat peluang

untuk ditingkatkan.

Bila dilihat keterlibatan perempuan di pasar kerja (sector formal

dan informal), yaitu perbandingan antara laki-laki dan perempuan selama

periode tahun 2011- 2014 sebagai berikut:

Gambar 4.2: Perbandingan Keterlibatan Pekerja Laki-laki dan

Perempuan pada Sektor Formal dan Informal Selama

Periode Tahun 2011- 2014

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan disektor

infomal dibandingkan dengan di sektor formal secara persentase selalu

lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Secra persentase berturut-turut

disektor informal keterlibatan perempuan 48,63% tahun 2011; 49,58%

Page 29: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 21

tahun 2012; 47,21% tahun 2013; dan 46,26% tahun 2014. Sementara di

sektor formal adalah berturut-turut 36,51% tahun 2011; 39,44% tahun

2012; 41,02 tahun 2013; dan 42,43% pada tahun 2014. Hal ini

menunjukkan bahwa perempuan dalam kenyataannya memang memiliki

akses lebih tinggi untuk masuk ke sektor informal. Disamping karena

alasan pendidikan yang terkadang kesempatan untuk memperoleh

pendidikan bagi perempuan adalah memang lebih rendah dibandingkan

laki-laki, namun juga disebabkan oleh sektor informal lebih memiliki

keleluasaan waktu dibandingkan sektor formal, sehingga bagi perempuan

yang tidak bisa terlepas dari kegiatan rumahtangga dan ritual keagamaan

dapat lebih leluasa memilih pekerjaan di sektof informal yang tidak terikat

oleh aturan waktu maupun hari.

Usaha banten yang ada di Kabupaten Gianyar sesungguhnya per

konsep termasuk katagori sektor formal, karena tenaga kerja yang

dipekerjakan adalah bekerja setiap hari, disamping terdapat juga tenaga

kerja yang bekerja sesuai kebutuhan misalnya bila musim-musim rame

pekerja tersebut siap dipanggil. Namun demikian keberadaan usaha banten

sungguh sangat dirasakan manfaatnya oleh pekerja karena mereka merasa

mampu berbuat untuk membantu kesejahtraan rumahtangga. Disamping

penciptaan lapangan kerja bagi mereka yang terlibat pada usaha banten,

kesempatan kerja bagi pemasok perlengkapan usaha banten bahkan lebih

besar dibandingkan yang terlibat langsung di komunitas tersebut. Bahkan

effek multiflier yang ditimbulkan oleh usaha banten mampu menyerap

tenaga kerja yang tidak hanya tenaga kerja perempuan namun juga tenaga

kerja laki-laki.

Bila dilihat berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha (9 sektor),

terlihat bahwa hanya pada 7 sektor ada keterlibatan perempuan, yang

mana pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas,

dan air minum tidak terdapat keterlibatan perempuan, ditunjukkan pada

Gambar 4.3.

Page 30: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 22

Gambar 4.3:Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha

Bila dilhat berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha,

terlihat pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi,

jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini

terjadi selama kurun waktu tahun 2011- 2014, ditunjukkan pada Gambar

4.4.

Page 31: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 23

Gambar: 4.4: Perbandingan Keterlibatan Laki-laki dan Perempuan

pada Sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa

Akomodasi (Periode Tahun 2011 – 2014)

Gambar 4.4 menujukkan bahwa pada sektor Perdagangan,

rumah makan, dan jasa akomodasi dari tahun ke tahun keterlibatan

perempuan adalah selalu lebih banyak dibandingkan laki-laki. Disamping

sektor perdagangan, diantara 7 sektor yang lain yang terdapat juga

keterlibatan perempuan, terdapat pada sekror jasa kemasyarakatan dan

sektor industri bahwa keterlibatan perempuan secara persentase juga

cukup tinggi walaupun masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.(BPS

Kabupaten Gianyar, 2015). Bila dilihat secara keseluruhan berdasarkan

klasifikasi baku lapangan usaha dapat disajikan pada tabel berikut:

Page 32: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 24

Tabel 4.1: Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Berdasarkan Jenis

Kelamin dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (Tahun1990)

Keterangan

2014 2013 2012 2011

Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Laki-laki Perem-puan

Laki-laki Perem-puan

Laki-laki Perem-puan

Laki-laki Perem-puan

1. Pertanian, Perkebunan,

Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

22870 15228 21803 18829 20163 19161 22946 20231

2 Pertambangan dan Penggalian

0 0 739 0 0 0 0 0

3 Industri 30552 28314 30992 21631 29743 22440 25669 20582

4 Listrik, Gas dan Air Minum

0 0 978 0 680 0 582 0

5 Konstruksi 15548 3937 23587 3856 18875 2268 18582 4184

6.Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

35512 40834 33589 47486 39295 50282 39375 43198

7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

11745 0 8928 1725 10546 1295 9252 3390

8 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan

4267 3460 3218 3674 4663 5524 5463 3805

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

27829 25691 23665 17709 24969 16843 24734 16011

148323 117464 147499 114910 148934 117813 146603 111401

Sumber: BPS Gianyar, 2015

Pada kenyataannya perempuan sebagai sumberdaya manusia

yang memiliki peluang tinggi untuk berpartisipasi pada kegiatan sektor

informal seperti sebagai pekerja keluarga, yang dalam kurun waktu tahun

2011 – 2014 dapat ditunjukkan pada Gambar 4.5.

Page 33: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 25

Gambar 4.5: Perbandingan Pekerja Keluarga Laki-laki dan Perempuan

Periode Tahun 2011-2014

Menurunnya perempuan sebagai pekerja keluarga adalah

indikasi meningkatnya keterlibatan perempuan pada sektor yang lain, dari

tahun 2011 sebesar 22.672 perempuan sebagai pekerja keluarga turun

menjadi 18.003 pada tahun 2014. Sebagai salah satu contoh peningkatan

keterlibatan perempuan di sektor yang lain meningkat lebih signifikant

dibandingkan peningkatan keterlibatan laki-laki adalah pada sektor

buruh/karyawan/pegawai. Data ini belum termasuk partisipasi

perempuan pada usaha banten. Hal ini dapat disampaikan berdasarkan

hasil wawancara dengan pihat terkait baik dari BPS Gianyar maupun pihak

pengelola usaha banten bahwa memang benar pendataan usaha banten

belum pernah ada.

Peningkatan keterlibatan perempuan pada sektor

buruh/karyawan/pegawai pada kurun waktu tahun 2011- tahun 2014

dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Page 34: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 26

Gambar 4.6: Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada

Sektor Buruh/ Karyawan dan Pegawai Periode

Tahun 2011 – 2014.

Gambar 4.6 mencerminkan bahwa terjadi peningkatan

keterlibatan perempuan disektor buruh/karyawan dan pegawai selama

periode tahun 2011 – 2014 yaitu dari 40.157 pada tahun 2011 menjadi

58.293 pada tahun 2014. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada

partisipasi perempuan di pasar kerja yaitu mencapat 45,16 persen selama

4 tahun, yang dapat dikatakan secara rata-rata meningkat 11,29 persen

setiap tahunnya. Walupun kondisinya keterlibatan perempuan selalu lebih

rendah dibandingkan keterlibatan laki-laki.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang merupakan ukuran

partisipasi angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan, dapat dilihat

pada Gambar 4.7, yang mana TPAK laki-laki secara umum terjadi

penuruanan walaupun kecil, demikian juga terjadi peningkatan TPAK

perempuan di Kabupaten Gianyar. Hal ini mengindikasikan bahwa

perempuan sudah menunjukkan eksistensinya, walaupun secara

Page 35: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 27

persentase masih di dominasi laki-laki, karena wajar laki-laki adalah

memang sudah semestinya sebagai penangung jawab keluarga. Namun

patut dihargai bahwa kesetaraan gender yaitu perempuan adalah ikut

sebagai yang berperan dan menikmati kue pembangunan.

Gambar 4.7: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja per Jenis Kelamin

4.2 Karateristik Usaha Banten Kabupaten Gianyar

Karakteristik penduduk suatu daerah dapat menentukan atau

menjadi ciri usaha yang berkembang di daerah tersebut. Responden pada

penelitian ini seluruhnya adalah pekerja perempuan yang berstatus

pegawai tetap di usaha banten Kabupaten Gianyar, yang terdapat di 6

(enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Gianyar terdapat 2 usaha banten,

Kecamatan Blahbatuh 3 (tiga) usaha banten, serta 4 (empat) Kecamatan

yaitu Kecamatan Ubud, Tampaksiring, Tegagalalang dan Kecamatan

Sukawati masing-masing terdapat 1 (satu) komunitas usaha banten.

Sampai saat ini Kecamatan Payangan belum terdapat usaha banten yang

memang memperkerjakan pekerja setiap hari dalam keadaan ada atau

Page 36: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 28

tidak ada orang yang memesan banten. Hal ini adalah menjadi batasan

dalam kajian ini karena didasari atas pemikiran mencari potret pekerja

perempuan yang bekerja pada usaha banten namun yang bekerja setiap

hari sehingga bisa tercatat sebagai pekerja formal ekonomi kreatif usaha

banten. Informasi ini berdasarkan dari key infoman pemuka adat, serta

serati (tukang yang tahu tentang bebantenan) serta pihak yang dianggap

berkompeten memberikan informasi tentang keberadaan usaha banten.

Usaha banten yang bersifat tidak tetap artinya hanya mempekerjakan

pekerja bila ada pesanan saja keberadaannya adalah sangat banyak di

Kabupaten Gianyar dan bahkan lebih banyak dibandingkan dengan yang

dikaji dalam tulisan ini yaitu hanya usaha banten yang memang

mempekerjakan pekerja setiap hari.

Berdasarkan 9 (sembilan) usaha banten yang ada masing-masing

mempunyai aturan yang berbeda dalam mengelola usaha banten, sangat

tergantung pada kebijakan masing-masing pengolola, baik masalah upah,

jam kerja, uang lembur, makan, kebijakan ijin (libur). Sebagai contoh

tentang jam kerja, ada yang mulai jam kerja adalah jam 9 dengan asumsi

biar sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumahtangga, ada juga yang

mulai jam 8, demikian juga tentang upah yang berkisar dari Rp. 30.000 –

Rp. 75.000 per hari yang ditentukan oleh pengelola masing - masing atas

pertimbangan- pertimbangan tertentu. Dan secara lebih terperinci akan

dibahas per karateristik.

Dipilihnya perempuan sebagai responden dalam penelitian ini selain

berkaitan dengan tujuan pembangunan Milenium yang tujuan ketiganya

menyangkut Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender, juga

berkaitan dengan kenyataan bahwa penduduk perempuan juga dapat

berpartisipasi di pasar kerja layaknya laki-laki dan juga bekerja pada usaha

banten disamping sebagai yadnya yaitu berbuat baik, juga adalah kegiatan

banten mayoritas keterlibatan perempuan. Secara rinci distribusi

responden menurut karakteristik disampaikan sebagai berikut.

Page 37: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 29

1). Umur Responden

Umur merupakan salah satu variabel dari banyak variabel

yang disebut sebagai variabel demografi, dan termasuk satu dari

karakteristik responden. Umur responden berkaitan erat dengan

produktivitas yang mampu dicapai, secara umum hubungan

produktivitas yang dalam hal ini dapat diwakili oleh penghasilan

responden dipengaruhi oleh umur. Distribusi responden menurut

umur disampaikan dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2: Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur 5 Tahunan

No Kelompok Umur jumlah %

1 20-24 2 1,6

2 25-29 2 1,6

3 30-34 10 7,7

4 35-39 8 6,2

5 40-44 24 18,6

6 45-49 30 23,,2

7 50-54 25 19,4

8 55-59 14 10,9

6 60-64 7 5,4

7 65-69 1 0,8

8 70+ 6 4,6

9 Total 129 100

Sumber: Data Primer, 2015

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa secara umum umur

responden terdistribusi secara normal. Persentase responden semakin

meningkat dengan naiknya umur responden dan mencapai puncaknya

pada umur 45-49 tahun. Setelah kelompok umur itu persentase

Page 38: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 30

responden nampak mengalami penurunan. Dari data tersebut juga

terlihat bahwa lebih dari 86,8 persen responden berada dalam umur

produktif (sampai umur 56 tahun), yang berarti masih terdapat

responden sebesar 13,2 persen yang berada pada umur diatas umur

produktif yaitu umur 56+, bahkan diantaranya terdapat 4,6 persen (6

orang) responden yang berada pada umur 70+.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang

berumur 83 tahun, apa alasan yang bersangkutan masih bekerja yang

mana semestinya sudah beristirahat, jawapan responden disamping

untuk dapat represing (mesliyahan), juga untuk dapat membantu

ekonomi rumahtangga yang menurut pengakuan responden uang yang

diperoleh untuk membayar uang sekolah cucu-cucu nya, ada juga

responden lain yang berumur 75 tahun, mengatakan bahwa

penghasilan yang diperoleh adalah untuk membantu keperluan

bebantenan baik untuk sehari-hari maupun menbantu bila ada

upacara agama. Betapa tidak peran perempuan sungguh luar biasa

disaat mereka sudah berumur pun yang mana secara umur produktif

adalah sudah bukan umurnya lagi namun dalam kenyataannya masih

mampu secara ekonomis dan social bisa dikatakan masih bisa

menyumbang untuk kesejahtraan keluarga.

Bila digambarkan umur responden berdasarkan umur

produktif dan umur 56+ tampak sebagai berikut:

Gambar 4.8: Umur Responden (Umur Produktif, dan 56+)

Page 39: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 31

Bila umur dikelompokkan menjadi umur produktif (sampai

umur 56 tahun) dan umur diatas umur produktif yaitu 56+ nampak

pada Gambar 4.8 yaitu sebanyak 86 persen responden adalah ada

pada umur produktif, dan terdapat 14 persen responden yang masi

bekerja pada umur diatas umur produktif.

2). Kabupaten Asal Responden

Di antara responden yang ada, hanya sebagian kecil yang

berasal dari kabupaten/kota yang lainnya diluar kabupaten/kota

tempat tinggal responden. Sebagian besar responden berasal dari

kabupaten/kota dimana mereka tinggal. Dari keseluruhan responden

hanya sekitar 20 persen responden yang tinggal di luar

kabupaten/kota asal mereka. Jika digunakan daerah kabupaten atau

kota sebagai konsep batas wilayah migrasi, maka dapat dikatakan

responden pada penelitian hanya sekitar 20 persen yang berstatus

migran, sedangkan sisanya sekitar 80 persen termasauk non migran.

Data juga menunjukkan bahwa responden yang tergolong migran

dengan masa tinggal di tempat tinggal sekarang (saat penelitian

dilakukan) paling pendek 2 tahun dan paling lama sekitar 43 tahun.

3). Status Perkawinan dan jumlah Anak

Dari segi status perkawinan, sebagian besar responden yaitu

sekitar 80 persen berada dalam status kawin dan sisanya sekitar 20

persen dalam status janda/cerai, dan gadis. Di antara seluruh

responden terdapat sekitar 10 persen yang belum mempunyai anak,

yang ditandai oleh data jumlah anak yang dimiliki adalah 0. Jumlah

anak paling banyak yang dimiliki responden adalah sebanyak 4 orang,

dan diantara responden, responden paling banyak yang memiliki anak

2 orang yaitu sekitar 50 persen. Hal ini berarti slogan pemerintah

melalui BKKBN bahwa dua anak lebih baik sepertinya dapat diterima

oleh masyarakat sehingga persentase responden yang hanya memiliki

anak 2 orang paling tinggi di antara jumlah anak responden dalam

Page 40: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 32

katagori yang lain. Selain itu terdapat responden yang memiliki anak 4

orang atau lebih yaitu hampir mencapai 10 persen. Ada beberapa

alasan umumnya mengapa sebuah keluarga sampai memiliki anak

sampai 4 orang jaman sekarang ini. Alasan yang dapat dikatakan

utama adalah karena keluarga belum memiliki anak dengan jenis

kelamin yang diinginkan, biasanya keluarga lebih menginginkan

adanya anak laki-laki sebagai penerus kewajiban keluarga dalam

keluarga besar. Hal ini dikarenakan keluarga di Bali menganut sistem

kekerabatan patrilineal dimana garis keturunan keluarga didasarkan

atas garis keturunan ayah, sehingga anak laki-laki dalam keluarga

umumnya akan selalu diharapkan dalam sebuah keluarga.

4). Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan salah satu variabel yang dipandang

demikian penting dalam meningkatkan kualitas penduduk. Salah satu

indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), adalah

pendidikan selain 2 indikator lainnya yaitu derajat kesehatan dan

ekonomi yang dilihat dari penghasilan. Pendidikan responden dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 menunjukkan responden dengan pendidikan SMA

sebanyak 40 persen. Berdasarkan distribusi tersebut sekitar 79 persen

yang berpendidikan SLTP ke atas,. Dari data ini dapat dikatakan

pendidikan responden cenderung sedang, yaitu hanya sekitar 21

persen yang berpendidikan SD ke bawah. Dengan kondisi pendidikan

seperti ini keterlibatan mereka pada usaha banten termasuk wajar

karena pada pekerjaan-pekerjaan tertentu mempengaruhi

penghasilan mereka, seperti misalnya mereka yang menjadi

kordinator adalah yang berpendidikan SMA disamping juga

memahami pekerjaan.

Page 41: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 33

Tabel 4.3: Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Tidak pernah sekolah 1 0,8

2 Tidak tamat SD 2 1,6

3 SD 24 18,6

4 SLTP 50 39

5 SLTA 52 40

6 PT 0 0

7 Total 129 100,0

Sumber: Data Primer, 2015

Bila digambarkan komposisi pendidikan responden tampak pada

Gambar 4.9.

Gambar 4.9. Pendidikan Responden pada Tiga Kelompok Pendidkan

(SMA,SMP, dan SD)

Page 42: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 34

Secara persentase pendidikan responden paling tinggi adalah

berpendidikan SMA, dan kemudian SMP, yang dapat diartikan bahwa

usaha banten memang menjanjikan bagi mereka untuk memperoleh

manfaat baik ekonomi maupun sosial. Bahkan ada responden yang

sampai berhenti bekerja swasta karena merasa lebih terjamin dan

memiliki keberlangsungan bekerja pada usaha banten karena dianggap

yadnya adalah suatu rutinitas yang dilakukan oleh umat Hindu

sehingga dianggap memberikan kepantian akan pekerjaan.

4.3 Partisipasi Perempuan pada Usaha Banten

Memberdayakan perempuan dapat diukur dari partisipasinya

dalam suatu aktifitas. Partisipasi perempuan pada usaha banten di

Kabupaten Gianyar dapat dilihat dari jam kerja, dimana rata-rata jam kerja

responden berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuisioner serta

wawancara mendalam baik dengan pengelola maupun dengan respoden

diperoleh hasil keterlibatan perempuan pada usaha banten adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.4: Frekuensi Jam Kerja Respondem

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

6.00 17 13.2 13.2 13.2

7.00 46 35.7 35.7 48.8

8.00 41 31.8 31.8 80.6

9.00 17 13.2 13.2 93.8

10.00 6 4.7 4.7 98.4

11.00 2 1.6 1.6 100.0

Total 129 100.0 100.0

Sumber : Data Primer 2015

Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata jam kerja responden adalah

7,6 jam per hari. Dari rata-rata ini, jam kerja paling banyak adalah 7 jam

per hari (35,7%), kemudian urutan kedua adalah 8 jam per hari (31,8%).

Page 43: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 35

Persentase responden yang memiliki jam kerja diatas 8 jam /hari terjadi

bila hari-hari penuh ada upacara yaitu sekitar 19,5 persen dari total

responden yang bekerja. Berdasarkan data yang dikumpulkan juga

diperoleh informasi bahwa responden paling banyak bekerja dalam jangka

waktu 7-8 jam per hari yang merupakan nilai modus dari jam kerja

responden per hari. Ini berarti jika digunakan batas waktu jam kerja

normal per hari adalah 8 jam, maka dapat dikatakan secara rata-rata jam

kerja responden termasuk katagori jam kerja normal. Bagi yang bekerja

diatas 8 jam adalah termasuk jam kerja lembur bila pada kegiatan upacara

tertentu yang menuntut harus mempersiapkan upacara diluar jam kerja

normal yaitu dari jam 8 sampai jam 5.

Dari katagori jam kerja pada Tabel 4.1, bila dikelompokkan menjadi

4 kelompok, ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10: Distribusi Jam Kerja Responden

Tingkat partisipasi perempuan dapat dikatakan telah diberdayakan

dengan baik dan dengan kesadaran perempuan berpartisipasi pada

angkatan kerja yaitu ikut bekerja mencari nafkah, disamping untuk

kepentingan ekonomi adalah juga bekerja merupakan YADNYA. Disamping

itu pengakuan masyarakat akan keberadaan usaha banten di Kabupaten

Gianyar yang mampu melayani masyarakat tidak terbatas pada masyarakat

Kabupaten Gianyar saja namun juga wilayah lain dan bahkan ada beberapa

dari 9 usaha banten yang diteliti mengatakan mampu melayani sampai

Page 44: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 36

keluar pulau Bali. Artinya bahwa pemberdayaan perempuan pada usaha

banten sangat potensial kedepannya.

Di samping bekerja nafkah para responden juga menggunakan

waktunya untuk pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan domestik. Dari

data yang ada rata-rata waktu responden untuk mengerjakan pekerjaan

rumah tangga atau domestik sekitar 3 jam per harinya, dengan jam kerja

domestik yang paling rendah 2 jam per hari dan paling lama 4 jam. Jika

dilihat perbandingan rata-rata jam kerja domestik dengan rata-rata jam

kerja publik atau jam kerja nafkah ternyata responden dalam hal ini

perempuan dalam rumah tangga memiliki rata-rata jam kerja nafkah

sekitar 7,6 jam per hari jauh lebih lama dibandingkan dengan rata-rata jam

kerja untuk pekerjaan domestik/rumah tangga yang hanya 2-4 jam per

hari. Demikian pula jika dibandingkan antara jam kerja yang paling rendah

kondisi atau polanya juga sama yaitu jam kerja nafkah paling rendah

adalah 6 jam, sedangkan jam kerja untuk pekerjaan domestik yang paling

rendah hanya 2 jam.

Hal ini memberikan indikasi pada rumah tangga waktu untuk

bekerja nafkah menjadi demikian penting untuk memperoleh penghasilan

guna menunjang kebutuhan keluarga. Indikasi lain yang dapat dipelajari

atau disimpulkan dari hasil penelitian ini berdasarkan data rata-rata jam

kerja nafkah dan jam kerja untuk pekerjaan domestik adalah para

responden/perempuan sudah mengalami perubahan dalam

mengalokasikan waktu yang dimiliki yaitu lebih banyak untuk pekerjaan

nafkah dibandingkan untuk pekerjaan domestic, pada perempuan yang

memiliki status bekerja. Dalam pengertian lainnya meskipun perempuan

bekerja nafkah, mereka masih tetap harus mengambil pekerjaan domestik

dengan rata-rata waktu yang juga relative panjang setiap harinya.

4.4. Tingkat Kesejahtraan Responden

Dari data yang ada responden yang bekerja memiliki penghasilan

yang sangat bervariasi antar satu dengan yang lainnya. Penghasilan utama

responden paling rendah sekitar Rp.1.200.000,- per bulan, dan paling tinggi

sebanyak Rp. 3.000.000,-. Secara persentase 62,6% responden yang

Page 45: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 37

memiliki penghasilan Rp. 1.750.000,- keatas,. Yaitu diatas UMR/UMK

Gianyar. Kalau dirinci penghasilan mereka adalah terdiri dari uang harian

berkisar dari Rp.30.000 – Rp.75.000, per hari tergantung pada spesifikasi

jenis pekerjaan dan keahlian mereka, serta tergantung kebijakan masing-

masing pengelola usaha banten. Dan lembur yang diberlakukan sangat

berpariasi, ada pada usaha banten yang menerapkan sistim lembur setiap

kelebihan jam kerja dari 1 jam – 4 jam dihitung setengah hari, dan

kelebihan 5 jam sampai jam 10 malam dihitung satu hari, dan bila sampai

jam 11 malam keatas dihitung lembur 3 hari. Hal ini sudah di kros cek

dengan pemilik usaha banten tentang kebenarannya, kejadian seperti ini

terjadi bila musim-musim upacara seperti musim ngaben dan odalan.

Disamping itu ada juga yang menerapkan sistim lembur, Rp. 6000,-

per jam, dan ada juga dengan sistim sukarela oleh pengelola dan bersifat

tidak tetap. Melihat kondisi ini usaha banten sangat potensial baik bagi

pekerja maupun bagi masyarakat, karena bagi mereka yang bekerja

disektor public persoalan-persoalan yadnya bisa teratasi. Penghasilan juga

merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) selain pendidikan dan kesehatan.

Peningkatan penghasilan masyarakat secara umum dan responden

penelitian ini secara khusus pasti akan dapat meningkatkan IPM penduduk

Kabupaten Gianyar, yang dapat menunjukkan keberhasilan pembangunan

yang dilaksanakan. Hal ini juga menjadi cermin peningkatan kesejahteraan

masyarakat sebagai tujuan dari pembangunan nasional.

Tabel 4.5: Distribusi Penghasilan Responden

No Penghasilan (Ribuan) Jumlah (orang) %

1 1.000 - < 1.500 17 13,18

2 1.500 - < 2.000 70 54,26

3 2.000 + 42 32,56

4 Total 129 100,00

Sumber: Data Primer, 2015

Page 46: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 38

Dan bila digambarkan dengan diagram lingkaran tampak sebagai berikut:

Gambar 4.11: Distribusi Penghasilan Responden

Namun bila dilihat

secara rinci serta

dibandingkan dengan

UMR Kabupaten

Gianyar Tahun 2015

sebesar Rp.

1.707.750,- terdapat

62,6 persen

responden

berpenghasilan

diatas UMR.

Sedangkan Bila

dibandingkan dengan UMR Provinsi Bali Tahun Rp. 1.621.172 terdapat

67.3 persen responden memperoleh penghasilan diatas UMR Provinsi Bali.

Hal ini mencerminkan penghasilan responden dengan pendidikan yang

maksimal SMA dan bahkan banyak yang hanya berpendidikan SMP

kebawah (61%) adalah cukup, karena bila dibandingkan dengan bekerja di

sektor formal yang lain dengan hanya berbekal pendidikan rendah tidak

0

10

20

30

40

50

60

7062,6

37,4

Gambar 4.11: Penghasilan Responden dengan UMR

>UMR

Page 47: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 39

gampang untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Kondisi ini

sekaligus mencerminkan bahwa kondisi ekonomi responden relatif bagus.

Keadaan responden seperti ini haruslah menjadi acuan untuk melakukan

usaha-usaha atau program/kebijakan guna meningkatkan pendapatan

masyarakat.

Dalam penelitian juga ditanyakan kepada responden apakah

penghasilan yang mereka dapatkan sudah mencukupi untuk kebutuhan

hidup mereka. Pertanyaan ini dipandang sangat penting untuk mengetahui

tingkat kesejahteraan mereka secara tidak langsung. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sekitar 76,74 persen

menyatakan bahwa penghasilan mereka mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka. Sisanya hanya sekitar 23,26 persen menyatakan

bahwa penghasilan mereka kurang mencukupi. Kondisi ini dapat

dimengerti mengingat mereka yang mengatakan kurang mencukupi adalah

dari segi umur sudah termasuk kelompok umur diatas prduktif yaitu umur

diatas 56 tahun sehingga mereka sudah tidak mampu mengikuti kalau

misalnya ada lembur atau harus ditugaskan keluar daerah Gianyar untuk

melayani konsumen yang berasal dari luar Gianyar, sementara pengahsilan

mereka dibutuhkan dalam membantu ekonomi rumahtangga. Disamping

itu bagi responden yang menjawab tidak cukup terdapat juga responden

yang berstatus janda, dimana mereka sendiri yang menanggung beban

keluarga sehingga penghasilan mereka tidak mencukupi untuk kebutuhan

hidup, dan dikatakan terutama bila ada musim hari raya, yang otomatis

pengeluaran menjadi meningkat.

Dalam sebuah keluarga atau rumah tangga pada umumnya suami

adalah tulang punggung sebagai yang utama bekerja untuk memperoleh

penghasilan, namun terdapat beberapa orang yang istrinya bekerja pada

usaha banten ini malah penghasilan istrinya lebih besar, dan bahkan ada

juga pekerja yang membawa pekerjaan pulang untuk bisa dikerjakan di

rumah oleh anggota keluarga lain seperti anak dan suami. Sehingga

penghasilan yang mereka peroleh menjadi lebih banyak. Dalam keluarga-

keluarga yang seperti ini semua anggota keluarga ikut serta dalam

memberi kontribusi pada penghasilan keluarga. Dengan kata lain mereka

Page 48: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 40

akan ikut masuk pasar kerja untuk membantu ekonomi keluarga. Dalam

penelitian ini banyak terlihat seperti itu, baik dari hasil wawancara dengan

pekerja maupun dengan pemilik. Dari data yang ada sekitar 80 persen yang

menyatakan bahwa pendapatan responden ditambah pendapatan anggota

keluarga yang lain seperti suami dan atau anak akan mencukupi untuk

kebutuhan ekonomi keluarga.

Dalam keluarga pada umumnya, selain istri (ibu rumah tangga),

suami juga pasti mencari kerja nafkah untuk memenuhi kebutuhan

keluarga mereka. Berdasarkan data hasil penelitian dari total responden

yang ada sekitar 83,33 persen suami dari responden dalam status bekerja

(dari 90 persen responden yang berstatus punya suami) dan sisanya 16,67

persen dalam status tidak bekerja. Pengertian tidak bekerja ini dapat dalam

pengertian mereka tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, dan dapat

juga memang tidak mencari pekerjaan karena kondisi yang tidak

memungkinkan.

Data ini juga mencerminkan sampai saat ini suami dapat tetap

dikatakan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, suami yang semua

bertanggung jawab terhadap pengeluaran rumah tangga. Namun semua ini

dapat diartikan bahwa responden juga memberi kontribusi yang cukup

berarti bagi kesejahteraan keluarga mereka.

Untuk melihat bagaimana peran responden/istri dalam ekonomi

rumah tangga dapat dilihat dari rata-rata penghasilan anggota keluarga.

4.5 Kondisi Ekonomi Keluarga

Penghasilan total yang diperoleh sebuah keluarga baik dari

penghasilan kepala keluarga yang umumnya suami/laki-laki, istri, dan

penghasilan anak akan menentukan kondisi keluarga dan lingkungan

tempat tinggal yang dimiliki. Meskipun ada kemungkinan keluarga

memiliki warisan dari orang tuanya sebagai bagian dari kekayaan keluarga,

namun tetap yang akan dipersepsikan oleh responden adalah mengenai

kondisi keluarga atau lingkungan tempat tinggal berdasarkan penghasilan

yang mereka dapatkan. Persepsi responden tentang kecukupan

Page 49: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 41

penghasilan keluarga dalam membiayai rumah tangga juga ditanyakan

dalam penelitian ini. Hasil tentang persepsi tersebut dapat disampaikan

dalam Tabel 4.6. dan Gambar 4.13.

Berdasarkan data yang tercantum pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.13

dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merasa penghasilan

mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Terdapat

30 orang (23,26 persen) responden yang merasa penghasilan keluarga

mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Terpenuhi

atau tidaknya kebutuhan keluarga juga ditentukan oleh jumlah anak yang

dimiliki oleh keluarga yang bersangkutan. Secara rata-rata jumlah anak

masih hidup yang dimiliki oleh keluarga sekitar 2 - 4 anak per keluarga,

dengan variasi ada responden yang tidak memiliki anak yaitu sekitar 5

persen. Selain itu sekitar 40 persen responden memiliki anak 3 orang atau

lebih yang juga dapat mencerminkan keluarga besar, sehingga akan

membutuhkan biaya yang lebih besar juga untuk kebutuhan keluarga.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa peran

perempuan dalam membantu ekonomi rumahtangga adalah sangat

berperan, apalagi hanya 23,26 persen yang mengatakan kurang cukup dari

penghasilannya dalam membantu ekonomi rumahtangga. Mereka yang

mengatakan kurang cukup adalah rata-rata mereka yang memiliki

tanggungan keluarga lebih (sampai 5 orang atau lebih) sehingga sangat

wajar bila mengatakan penghasilannya kurang cukup. Disamping itu bagi

mereka yang mengatakan tidak cukup adalah terutama pada saat – saat ada

upacara agama sehingga memerlukan pengeluran yang lebih besar

dibandingkan dengan kebutuhan harian. Namun kendatipun seperti itu

secara rata-rata dapat dikatakan keterlibatan perempuan pada usaha

banten adalah sangat membantu meningkatkan kesejahtraan keluarga.

Page 50: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 42

Tabel 4.6: Persepsi Responden tentang Kecukupan Penghasilan Keluarga

No Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat tidak cukup 0 0

2 Tidak cukup 30 23,26

3 Cukup 99 76,74

4 Total 129 100,0

Sumber: Data Primer, 2015

Gambar 4.12: Kecukupan Penghasilan Keluarga

4.6. Peran modal sosial dalam Hubungan antara Pemberdayaan

Perempuan dengan Kesejahtraan.

Page 51: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 43

Modal sosial sebagai wujud hubungan interpersonal baik antara

pekerja pada komunitas usaha banten maupun dengan pengelola

dinyatakan dapat memprediksi peningkatan intensitas kerja, yang secara

rasional diawali dengan keinginan untuk berpartisipasi dalam komunitas

tersebut. Keinginan ini diimplementasikan dalam wujud partisipasi yang

akan menumbuhkan niat untuk saling bertukar kebaikan yang sifatnya

saling menguntungkan. Hubungan mutual ini akan dikuatkan oleh

keinginan untuk dapat dipercaya, yang menumbuhkan kejujuran,

keteraturan dengan harapan paling tidak orang lain akan melakukan hal

yang sama. Kepercayaan ini sudah pasti akan dituntun oleh norma-norma

baik yang sifatnya formal maupun informal yang dipatuhi bersama, dan

tentu saja kepatuhan ini didasari oleh anutan nilai-nilai yang mendasari

hubungan interpersonal antar sesama. Akhirnya akan muncul tindakan

proaktif untuk mencari sesuatu yang menguntungkan yang menghasilkan

manfaat ekonomi. Intensitas hubungan ini di justifikasi oleh pernyataan

Cox Eva (1995) yang menyatakan bahwa modal sosial adalah suatu

rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan,

norma-norma, kepercayaan sosial yang memungkinkan efisiensi dan

efektifnya kordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan

bersama.

Modal sosial dalam penelitian ini adalah direkam bagaimana

gambaran interaksi sosial pada komunitas usaha banten di Kabupaten

Gianyar, yang dilakukan melalui wawancara secara mendalam dengan

pelaku yang terkait dengan usaha banten. Indikator modal sosial yang

digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Indikator jaringan (network),

indikator ini merupakan indikator yang berkaitan dengan gambaran

tentang interaksi pelaku usaha banten baik interaksi antara pekerja dengan

pekerja maupun antara pekerja dengan pengelola, antara pekerja dengan

konsumen maupun suplier secara sosial-ekonomi. 2) Indikator

kepercayaan (trust), yaitu bagaimana rasa percaya antara pelaku yang

berinterkasi sehingga memperkuat rasa kebersamaan dan saling

ketergantungan. 3) Indikator norma (norms). Yaitu bagaimna bekerja

bersama-sama sesuai dengan norma-norma yang ada dan berlaku dalam

Page 52: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 44

lingkungan yang berinterkasi secara sosial – ekonimi, sehingga

memperkuat kebersamaan dan kepercayaan. Penilaian modal soaial

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 129 responden dan 10

responden kunci pihak-pihak terkait (pengelola, konsumen, suplier).

1) Indikator Jaringan (Network)

Gambaran tentang indikator jaringan sebenarnya merupakan

suatu instrumen yang digunakan untuk melihat baik tidaknya hubungan

antara pekerja dengan pengelola maupun antara pekerja pada

komunitas usaha banten, hubungan pekerja dengan konsumen maupun

suplier, dalam menjalani maupun mengatasi persoalan-persoalan yang

muncul dalam interaksi sosial-ekonomi mereka. Aspek jaringan dapat

diuraikan sebagai berikut.

Hubungan antara pekerja maupun dengan pengelola memiliki

tingkat kebersamaan dalam kepentingan sangat baik. Ketika responden

ditanya mengenai bagaimana tanggapan responden tentang hubungan

kerja baik antar kelompok maupun antar pekerja dalam kelompok, juga

dengan pengelola.

Responden juga ditanyakan tentang hubungan baik dengan

konsumen maupun dengan suplier, namun ada beberapa responden

yang tidak menjawab tentang hubungan antara responden dengan

suplier karena memang tidak pernah berinterkasi dengan suplier.

Dikatakan lebih banyak pengelola dan terdapat beberapa orang yang

biasa berhubungan sosial ekonomi dengan suplier. Tetapi jawaban

responden tentang hubungan dengan konsumen hampir semua

menjawab ada, karena secara rata-rata pekerja/responden harus belajar

berinteraksi melayani konsumen untuk menjaga kontinyuitas hubungan

yang berkelanjutan. Kondisi jawaban setelah di rata-ratakan adalah

sesuai gambar 4.14 berikut:

Page 53: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 45

Gambar 4.13: Jawaban Responden terhadap Hubungan Kerja

(Network)

Gambar 4.13, menujukkan bahwa tidak ada responden yang

mejawab mengenai hubungan kerja adalah sangat tidak baik dan tidak

baik. Karena pada satu komunitas memang diperlukan suatu hubungan

yang baik untuk kebersamaan dan keberlanjutan dalam suatu aktifitas.

Apalagi pada usaha banten ada bagian-bagian yang memang saling

terkait menuntut harus memiliki kemampuan bekerjasama yang baik,

sehingga jawaban responden ada pada kisaran 3 sampai dengan 5 yaitu

cukup baik sampai dengan sangat baik. Apalagi didukung oleh jawaban

responden yang cendrung mengatakan hubungannya baik dan sangat

baik menacapi 76,7 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa modal sosial

dari dimensi rasa kebersamaan cukup memegang peran penting untuk

keberlanjutan usaha banten kedepan.

2) Indikator Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan adalah merupakan modal besar dalam setiap usaha,

dan bahkan kepercayaan merupakan hal yang paling dominan terhadap

Page 54: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 46

keberlangsungan suatu usaha. Tingkat kepercayaan dalam pengelolaan

unit usaha banten adalah kepercayaan dalam hal kejujuran dari teman

kerja, relasi dan juga suplier. Walaupun terkadang ada relasi yang

ingkar janji namun jumlahnya sangat kecil. Ketika pelaku dalam usaha

banten ditanyakan tentang “apakah saudara percaya bahwa ada teman

kerja, relasi maupun suplier yang tidak jujur”, kondisi jawaban dari

responden bisa kita lihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.14: Jawaban Responden terhadap Dimensi Kepercayaan

(Trust)

Gambar 4.15, menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 74,4

persen responden menjawab percaya dan sangat percaya baik

terhadap teman kerja dalam masing-masing komunitas, maupun

terhadap relasi terkait. Jawaban tersebut menggambarkan bahwa

tingkat kejujuran sebagai modal kepercayaan adalah tinggi sebagai

bukti pada beberapa komunitas terdapat pekerja yang sudah bekerja

puluhan tahun (ada sampai sudah 27 tahun), masih dengan senang hati

tetap bekerja di tempat itu karena merasa nyaman dipercaya dan

percaya kepada baik rekan kerja maupun relasi yang terkait.

Page 55: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 47

3) Indikator Norma (Norms)

Dimensi modal sosial yang juga diukur sebagai indikator adalah

norma. Dimana norma yang ada di Bali sebagai kaitan dengan

bebantenan, bhwa kita hrus mengikuti norma-norma yang ada. Dan juga

konsep bekerja sebagai dipercaya bahwa bekerja adalah berbuat baik,

sehingga instrumen yang ditanyakan kepada responden tentang norma

di dalam masyarakat adalah: a). bagaimana tanggapan ibu tentang nilai-

nilai budaya, agama dalam hubungan pekerjaan ini serta b). bagaimana

tanggapan ibu tentang aturan-aturan (norma-norma) masyarakat

terhadap keberadaan usaha banten. Jawaban dari responden setelah di

rata-ratakan bisa di lihat pada Gambar 4.16.

Gambar 4.15: Jawaban Responden terhadap Dimensi Norms

Terdapat 78,3 persen responden yang mengatakan bahwa

terhadap nilai-nilai budaya dan norma-norma yang ada di masyarakat

adalah baik dan sangat baik. Artinya bahwa responden sebagai warga

Hindu Bali sangat menghargai nilai-nilai budaya yang ada serta taat

terhadap aturan-aturan atau norma yang ada, karena dipahami sebagai

budaya lokal yang mempunyai kekuatan sangat tinggi sebagi dimensi

Page 56: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 48

modal sosial. Berani terjun bekerja pada usaha banten sesungguhnya

sudah mengantongi pemahaman bahwa nilai-nilai serta aturan-aturan

yang ada harus diikuti dan ditaati. Jika tidak yang bersangkutan tidak

akan memilih bekerja pada usaha banten. Hal inilah sesungguhnya salah

satu yang mendasari kami tim peneliti memunculkan peran modal sosial

dalam memperkuat partisipasi perempuan dalam meningkatkan

kesejahtraan diri dan keluarga baik secara sosial maupun ekonomi.

Secara statistik peran modal sosial dianalisis dengan model

moderasi, dimana Modal social yang dalam hal ini diukur dengan norm,

trust dan nert work, sebagai variable laten dapat memoderasi

(memperkuat) pengaruh pemberdayaan perempuan yang dalam

penelitian ini diukur dengan partisipasi yaitu keterlibatan perempuan

dalam usaha banten terhadap kesejahtraan (di ukur dengan

pendapatan). Dari diskripsi karateristik responden sudah dijelaskan

pada pembahasan sebelumnya bahwa secara rata-rata waktu jam kerja

responden adalah 7,6 jam. Jam kerja yang melebihi jam kerja normal

secara rata-rata itu terjadi karena sering kegiatan ritual keagamaan

mengharuskan persiapan harus pagi atau malem, seperti misalnya

mebayuh oton, seringkali pekerja harus datang jam 5 atau jam 6 pagi,

untuk bisa upacara mebayuh siap sekitar jam 8 atau jam 9 pagi,

sehingga secara otomatis jam kerja menjadi lembur. Namun hanya

beberapa orang saja yang memungkinkan untuk bisa mengambil

pekerjaan lembur tersebut dan jam kerja bagi pekerja yang paling

banyak adalah 7 – 8 jam sehari.

Peran modal social disini sangat dirasakan oleh pekerja seperti

diyakini bahwa bekerja disamping untuk kepentingan ekonomi, juga

dianggap memberi manfaat social yang tinggi yaitu yadnya yang

dilakukan dapat memberi manfaat baik untuk dirinya maupun untuk

keluarga, karena dirasakan mereka lebih dihargai di masyarakat dan

terutama dilingkungan keluarga. Demikian juga dengan nert work baik

antar pekerja yang ada di dalam maupun dengan konsumen, demikain

juga dengan supplier bahan baku, sangat dirasakan manfaatnya. Rasa

kekeluargaan dan dapat menjalin hubungan dengan saling berinteraksi

Page 57: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 49

mereka merasa lebih banyak memiliki keluarga. Hal ini secara social

adalah dapat menjalin hubungan kemanusiaan, yang secara adat bali

dapat dikatakan menjadi banyak memiliki nyame braye, dirasakan tidak

terbatas seperti hubungan jual beli semata. Dari hasil masing-masing

dimensi setelah di rata-ratakan dapat angka 4.03, yang dapat dikatakan

cendrung tinggi. Artinya kepercayaan, norma-norma yang ada dan

berlaku serta jaringan kerja atau jaringan social dinilai oleh responden

adalah berperan dan dipercaya memperkuat keberadaan mereka dalam

satu komunitas usaha banten yaitu mencapai tujuan bersama dan

individu yaitu kesejehtraan.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan program SPSS,

yaitu dengan meregresikan Zscore partisipasi, Zscore modal sosial serta

selisih absolute Zscore terhadap pendapatn responden terhadap

sebagai dependent variable, untuk menjawab apakah modal social

memoderasi pengaruh pemberdayaan perempuan terhadap

kesejahtraan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil Print out diatas menunjukkan bahwa baik pemberdayaan

maupun modal sosial secara individual adalah berpengaruh signifikan

terhadap kesejahtraan responden dengan nilai sig 0,000, yang lebih kecil

dari alpha 5 persen, demikian juga koefisien dari absolute Z Score adalah

siginfikan pada alpha 10 persen yang dapat dikatakan bahwa modal

sosial memperkuat hubungan antara pemberdayaan dengan

Page 58: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 50

kesejahtraan. Pemberdayaan baik laki-laki maupun perempuan seperti

partisipasi perempuan pada usaha banten yang telah di berdayakan

dengan pengetahuan dan ketrampilannya mampu berpartisipasi pada

kegiatan social maupun ekonomi dapat meningkatkan kesejahtraan

keluarganya. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan "(Harris, R. &

Veinot, T. ,2004), sebagai "kemampuan individu untuk mendapatkan

kontrol sosial, politik, ekonomi dan psikologis melalui akses

pengetahuan dan keterampilan, pengambilan keputusan, individu self-

efficacy, partisipasi masyarakat.

Khususnya perempuan, sejak tahun 1990 perempuan telah

diidentifikasi sebagai pelaku utama pembangunan masyarakat yang

berkelanjutan dan kesetaraan perempuan serta pemberdayaan ini

dipandang sebagai pusat pendekatan yang lebih holistik menuju

pembentukan pola baru dan proses pembangunan yang berkelanjutan

(Handy dan Kassam, 2004). Bank Dunia telah merekomendasikan

bahwa pemberdayaan perempuan harus menjadi kunci dari semua

aspek program pembangunan (Bank Dunia, 2001). Demikianlah suatu

pengakuan bahwa perempuan sebagi unsur pembangunan sangat layak

untuk diberdayakan dengan kemampuan dan ketrampilan yang

dimiliki, sesuai dengan keadaan di Bali yang sarat dengan upacara

keagamaan, menuntut perempuan memiliki ketrampilan dalam bidang

bebantenan. Keberadaayaan usaha banten yang sudah berjalan kurang

lebih berkisar dari 7 tahun 30 tahun, tidak hanya didukung oleh tenaga

kerja yang trampil dan memiliki kemampuan namun juga dikelola

secara professional.

Hasil statistik tersebut juga menguatkan informasi yang di gali

baik dari responden maupun pemilik usaha banten, bahwa keyakinan

akan bekerja yadnya, budaya bahwa bekerja adalah berbuat baik, serta

saling berinteraksi baik antara pekerja maupun supplier dan atau

konsumen, serta pemilik adalah menguatkan hubungan antara

pemberdayaan perermpuan dengan kesejahtraan keluarga.

Page 59: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 51

4.7. Potensi Usaha Banten Kedepan

Untuk melihat potensi usaha banten kedepan dapat disampaikan

bahwa berdasarkan hasil penelitian peluang usaha banten dapat dikatakan

sangat tinggi mengingat semakin banyak perempuan sebagai warga Hindu

yang masuk ke pasar kerja ikut mencari nafkah. Sehingga dengan demikian

waktu yang ada bagi mereka otomatis menjadi semakin berkurang, yang

mana sebagai perempuan Hindu yang sarat dengan upacara keagamaan

akan melakukan upacara dengan membeli banten yang diperlukan

sehingga baik bekerja maupun me-Yadnya bisa berjalan dengan baik sesuai

yang seharusnya walaupun yang bersangkutan bekerja mencari nafkah.

Disamping juga terkait dengan opportunity cost yang mana membeli banten

dapat lebih murah dibandingkan membuat sendiri. Itu berarti penyediaan

banten sebagai sarana upacara bagi dagang banten adalah satu solusi bagi

mereka yang bekerja, dan merupakan peluang bagi pengelolan usaha

banten. Sehingga dengan demikian potensi konsumen masih sangat tinggi,

terutama di luar Kabupaten Gianyar.

Disamping itu dengan adanya beberapa bahan baku seperti tumpeng,

nasi caru, jaitan dasar, sudah tersedia di pasar tradisional sehingga

mempercepat proses penyelesaian banten juga merupakan peluang bahwa

keberlanjutan usaha banten dapat terjaga.

Berdasarkan wawancara mendalam kepada pemilik usaha banten

sering terjadi mereka merasa kewalahan melayani permintaan yang sering

berlebihan dan secara rata-rata setiap bulan pasti terjadi keadaan tersebut.

Keadaan seperti ini sesungguhnya merupakan peluang bagi

berkembangnya usaha banten untuk mengatasi adanya permintaan atau

trend orang membeli sarana upacara sehingga sangat potensial untuk

kedepannya. Pada jaman sekarang masyarakat sudah biasa membeli sarana

upacara(banten), karena disamping untuk mengatasi konflik diri karena

terbatasnya waktu sebagai akibat ikut bekerja public, juga terkadang bisa

lebih murah jatuhnya dibandingkan dengan harus membuat sendiri di

rumah.

Page 60: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 52

Bagi pengusaha banten, peluang kedepan sangat potensial karena

melihat perkembangan dari waktu ke waktu pelanggan sudah semakin

banyak, terdapat kemungkinan akan terus seperti itu, karena pelanggan

atau konsumen adalah marketing berjalan, yang bisa dari mulut ke mulut

informasi trus bergulir. Dan berdasarkan informasi dari pengelola usaha

banten daerah pemasarannya bahkan sampai keluar Bali seperti Lombok,

Sulawesi. Apalagi ada pengellola usaha banten sudah sangat mengikuti

trend jaman sekarang memanfaatkan e-commerce seperti meng-upload di

face book (fb) kegiatan yang dilakukan seperti Upacara Metatah masal,

Mesapuleger masal sehingga informasi menjadi semakin gampang diakses

oleh masyarakat baik di Bali maupun di Lur Bali, yang akhirnya dapat

meningkatkan permintaan.

Berkembangnya usaha banten tidak hanya potensi bagi pengelola

usaha banten atau solusi bagi mereka (perempuan ) yang bekerja, namun

efek lain yang lebih besar adalah peluang bagi mereka dagang ataupun

rumahtangga yang mampu menyiapkan sarana penunjang untuk keperluan

banten, seperti contoh kecil yaitu yang membawa porosan (salah satu

sarana perlengkapan canang). Orang yang membawa (menjual )

porosannya dia bukan dagang di pasar tetapi setiap hari membuat porosan

dan bila jumlahnya sudah dianggap cukup akan dibawa ke Gria (pengelola),

berapapun jumlahnya pasti dibeli oleh pengelola usaha banten. Secara

tidak langsung sudah menciptakan lapangan kerja bagi yang bersangkutan

padahal, bila dilihat secara umur yang bersangkutn sudah mencapai umur

70 an tahun, yang secara umur produktif sesungguhnya sudah bukan

merupakan umur produktif, namun tetap produktif dan mampu

menghasilkan uang. Betapa tidak effek multiflier yang mampu diciptakan

oleh adanya usaha banten, tidak hanya di wilayah komunitas tersebut ,

effek multiplier bisa mencapai wilayah lain seperti janur, kelapa dari

Jembrana, jawa, telor itik dari Lombok, dan masih banyak lagi keperluan

sarana upacara yang diperlukan dibeli dari supplier yang berkisar antara

50 - 150 pelanggan. Karena kebutuhan untuk itu sangat banyak dan rutin,

yang kebetulan peneliti lihat pada saat melakukan FGD dengan pemilik

salah satu usaha banten (Yadnya Grosir), pekerja, konsumen dan beberapa

Page 61: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 53

Mangku yang menjadi tim kerjasama pemuput (menyelesaikan upacara)

dan juga supplier.

Demikian potensialnya usaha banten, maka pemberdayaan

perempuan Hindu dalam kaitan dengan usaha banten adalah sangat

penting. Diperlukan dukungan pemkab Gianyar melalui program

pemberdayaan perempuan yang dapat diarahkan pada dukungan financial

maupun pembinaan kepada pemilik usaha banten, mengingat minat

perempuan untuk berusaha dalam usaha banten masih sangat tinggi, dan

kondisi semakin banyak perempuan yang bekerja mencari nafkah secara

langsung menyebabkan meningkatnya jumlah RT yang berada pada kelas

menengah ke atas, dapat mempengaruhi meningkatnya keinginan RT

untuk melakukan upakara sebagai wujud yadnya.

Potensi usaha banten kedepan disamping karena peluang yang

sangat tinggi, juga karena kekuatan internal yang dapat sangat mendukung

seperti output usaha banten adalah upakara yang merupakan sarana utama

panca yadnya, sehingga motivasi bekerja tinggi (ekonomi sekaligus

beryadnya), kontinuitas bahan baku terjamin ketersediaannya, waktu

pemesanan relatif tetap dan homogen sesuai dangan hari suci dan dauh ayu

(padewasan), sehingga persiapan dapat direncanakan dengan baik.

Disamping itu dapat merupakan kekuatan karena dapat meningkatkan

pendapatan pembuat banten dan masyarakat sekitar pembuat banten, yang

dapat menjadi motivasi untuk bekerja, dan juga memberikan status sosial

‘khusus’ di masyarakat karena keahliannya sangat diperlukan masyarakat,

suatu pengakuan yang memiliki nilai sosial tinggi, karena tingginya skill

yang dimiliki perempuan pembuat banten di Kabupaten Gianyar.

Usaha banten memiliki nilai kearifan lokal, yang wajib untuk

dilestarikan keberadaannya, kekuatan nilai budaya ini merupakan potensi

yang sangat tinggi untuk keberlangsungan usaha banten. Apalagi usaha

banten terbukti mampu menyerap tenaga kerja perempuan yang memiliki

pendidikan formal rendah dan terikat kewajiban pada keluarga dan banjar

sehingga memiliki mobilitas terbatas, Ikatan antara pemilik usaha banten

dan konsumen umumnya sangat erat, tak jarang adanya konsumen yang

sangat loyal dan fanatik selama bertahun-tahun.

Page 62: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 54

Pemberdayaan perempuan pada usaha banten tidak hanya untuk

kepentingan ekonomi semata walaupun itu adalah yang utama, tetapi

dalam kenyataannya manfaat social yang dirasakan oleh responden tidak

dapat diukur dengan uang, seperti pengakuan salah seorang responden,

tiyang merase sekadi tukang (merasa seperti orang yang dianggap tahu

banyak tentang bebantenan), baik dirumah maupun dilingkungan keluarga,

masyarakat demikian orang-orang menilai seperti memiliki nilai lebih

semenjak menjadi pekerja di usaha banten. Demikinlah semua aktifitas

seperti mengandung muatan local, sebagaimana yang disampaikan Hastuti

dan Respati (2011) dimana mereka melakukan penelitian tentang

pemberdayaan perempuan terkait nilai budaya. Nilai budaya yang ada di

Bali terutama terkait upacara keagamaan terasa telah terpatri bagi mereka

responden yang bergabung di usaha banten. Merupakan suatu kebanggaan

bagi mereka dapat bekerja yadnye, disamping nilai social ekonomi.

4.8. Strategi Pengembanga Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan

Kesempatan Kerja

Setelah teridentifikasi kekuatan dan kelemahan yang merupakan

kondisi internal, serta peluang dan ancaman yang merupakan kondisi

eksternal dapat disusun matrik SWOT, untuk merumuskan strategi

pengembangan usaha banten kedepan.

Secara umum dikatakan kekuatan, apabila kondisi internal tersebut

menjadi pendorong keberhasilan dan kelemahan apabila kondisi internal

tersebut menjadi hambatan bagi pengelola usaha banten. Sedangkan

peluang, apabila kondisi eksternal menjadi pendorong keberhasilan dan

ancaman, apabila kondisi eksternal menjadi hambatan keberhasilan .

Sesuai analisis SWOT yaitu:

1) SO Strategies : dimana kekuatan internal digunakan untuk meraih

peluang-peluang yang ada di luar

2) WO Strategies : bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal

dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal

Page 63: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 55

3) ST Strategies : dimana berusaha agar mampu menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal

4) WT Strategies : merupakan taktik untuk bertahan yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan-kelemahan internal dan

menghindari dari ancaman-ancaman lingkungan.

Tablel 4.7: Matrik. Analisis Potensi Usaha Banten di Kabupaten Gianyar

EKSTERNAL INTERNAL

Opportunities 1) Potensi konsumen masih

sangat tinggi, terutama di luar Kabupaten Gianyar

2) Beberapa bahan baku seperti tumpeng, nasi caru, jaitan dasar, sudah tersedia di pasar tradisional sehingga mempercepat proses penyelesaian

3) Jika dikaitkan dengan tradisi adat (nguopin, ngayah), membeli banten lebih murah dibandingkan membuat sendiri, terkait dengan opportunity cost

4) Perkembangan e-commerce, bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan permintaan konsumen Hindu luar Bali

5) Dukungan pemkab Gianyar melalui program pemberdayaan perempuan dapat diarahkan pada dukungan financial maupun pembinaan kepada pemilik usaha banten

6) Minat perempuan untuk berusaha dalam usaha banten masih sangat tinggi

7) Meningkatnya jumlah RT yang berada pada kelas menengah ke atas, mempengaruhi meningkatnya keinginan RT untuk melakukan upakara sebagai wujud yadnya.

Threats 1) Tenaga kerja non-

Hindu mulai ikut

bersaing dengan tenaga

lokal dalam pembuatan

bahan baku banten

seperti Tumpeng atau

ceper canang.

2) Inflasi bahan baku

banten seperti beras,

dan komoditi pangan

lainnya

3) Persaingan antar usaha

pembuat banten

terutama dalam

penentuan harga.

4) Cuaca ekstrem yang

mempengaruhi

ketersediaan bahan

baku hasil sektor

pertanian seperti

bunga, buah dan janur

5) Stigma dan rumor

beberapa pemilik

usaha banten

mengutamakan

pelayanan kepada

konsumen dengan

Page 64: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 56

status ekonomi tinggi

Strengths

1). Output usaha banten adalah

upakara yang merupakan

sarana utama yadnya,

sehingga motivasi bekerja

tinggi (ekonomi sekaligus

beryadnya)

2). Permintaan sangat tinggi

seiring dengan meningkatnya

jumlah perempuan yang

bekerja di sektor formal

3). Wilayah pemasaran luas

4). Kontinuitas bahan baku

terjamin ketersediaannya

5). Waktu pemesanan relatif tetap

dan homogen sesuai hari suci

dan dauh ayu (padewasan),

sehingga persiapan dapat

direncanakan

6). Meningkatkan pendapatan

masyarakat pembuat banten

dan sekitarnya

7). Memberikan status sosial

‘khusus’ di masyarakat

karena keahliannya sangat

diperlukan masyarakat

8). Tingginya skill yang dimiliki

perempuan pembuat banten

di Kabupaten Gianyar

9). Usaha banten memiliki nilai

kearifan lokal, sehingga wajib

untuk dilestarikan

keberadaannya

10). Mampu menyerap tenaga

kerja perempuan

berpendidikan rendah dan

terikat kewajiban keluarga

dan banjar

SO strategies diharapkan mampu menunjukkan comparative advantage dari kekuatan internal digunakan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar:

1) Memaksimalkan segenap kekuatan yang ada, usaha banten dapat memperluas segmen pasar dengan melakukan pemasaran dan membentuk jejaring kerja yang lebih luas.

2) Jejaring antar usaha banten sangat strategis dalam pengembangan usaha yang lebih besar dalam hal pendistribusian kerja. Jejaring juga dapat semakin berkembang dengan mempergunakan fasilitas dan dukungan pemerintah daerah, kemajuan teknologi dan jaminan ketersediaan bahan baku.

3) Terdapat hubungan yang saling menguntungkan antara pemilik usaha banten dan RT yang harus terikat dalam pekerjaan formal namun dituntut tetap melakukan upakara. Hubungan itulah yang dapat menjadi jaminan bagi keberlangsungan dan peningkatan usaha banten

ST Strategies akan menghasilkan kemampuan mobilization, agar mampu menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

1) Ancaman eksternal terbesar adalah pada cuaca ekstrem yang sangat mempengaruhi ketersediaan bahan baku banten bersumber pada hasil pertanian. Cuaca panas atau hujan berkepanjangan sama-sama mempengaruhi harga bahan baku banten.

Untuk mengantisipasi ancaman lain, para pemilik usaha banten dapat melakukan strategi dengan melakukan kerjasama dengan produsen bahan baku sehingga dapat terjamin ketersediaan bahan baku sekaligus pengendalian harga.

2) Masalah pesaing non-Hindu dapat diantisipasi dengan pemanfaatan tenaga lokal, bila perlu dilakukan lintas banjar bahkan kabupaten untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi

Page 65: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 57

11) Ikatan pemilik usaha banten

dan konsumen erat, sehingga

loyalitas konsumen tinggi

tenaga kerja lokal.

Weaknes 1). Tenaga kerja yang terlibat bila

banyak dari 1 banjar sehingga

saat ada upacara/tedun ngayah,

semuanya tidak bisa bekerja

2). Ketergantungan bahan baku

pada daerah luar sehingga

mempengaruhi harga saat

distribusi terganggu karena

cuaca atau gagal panen.

3). Kualitas bahan baku masih

ada yang tergolong tidak ramah

lingkungan (pewarna janur,

plastik, steples besi)

4). Harga paket banten

tergantung pada bahan baku

dan kedekatan konsumen dan

pembuat usaha banten

5) Masih banyak usaha banten

yang membuat banten

berdasarkan gugon tuwon dan

tradisi setempat bukan

berdasarkan pada sastra agama

WO Strategies bertujuan untuk memberi keputusan melakukan divestment atau investment dengan memperkecil kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal: 1) Kelemahan utama usaha

banten adalah pada

ketergantungan bahan baku

pada daerah luar Cara

mengatasi dengan

memanfaatkan peluang yang

ada seperti memanfaatkan

lahan tidur dengan tanaman

upakara. Tentu saja dengan

dukungan Pemkab Gianyar.

2) Untuk mengantisipasi tenaga

kerja yang berasal dari 1

banjar, terutama untuk usaha

banten skala kecil, dapat

diantisipasi dengan

pengaturan jadwal kerja, atau

penggunaan bahan baku yang

awet sehingga dapat

disiapkan jauh hari, atau

pelibatan tenaga dari luar

banjar saat diperlukan.

3) Perlu adanya pembinaan dan

dukungan dari segenap pihak

terutama pemerintah dalam

hal peningkatan kualitas

banten yang dijual terkait

dengan pemahaman tatwa

yang melandasi.

4) e-commerce juga dapat

dilakukan untuk menambah

WT Strategies adalah proses damage control, dimana berusaha agar mampu menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal: 1) Untuk mampu

bertahan, maka usaha banten perlu melakukan kerjasama antar usaha banten. Jika memungkinkan dengan pertimbangan geografis maupun kekerabatan. Kerjasama sangat penting baik dalam hal penyediaan bahan baku, tenaga kerja hingga pengaturan agar tidak terjadi perbedaan harga sangat jauh antar usaha banten.

2) Usaha banten adalah usaha yang berlandaskan yadnya dan filsafat Hindu. Pemilik usaha banten sangat perlu menjaga kesucian dalam proses pembuatan. Pemilik usaha banten juga hendaknya tetap mengutamakan yadnya kepada sesama, sehingga perlu diberikan perlakuan yang sama kepada konsumen dari kelas ekonomi manapun.

Page 66: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 58

jaringan kerjasama antar

usaha banten dalam hal

penyediaan bahan baku dan

pemasaran

Page 67: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 59

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah

dilakukan sebelumnya, dan sesuai dengan tujuan penelitian dapat

disimpulkan beberapa hal seperti berikut.

1) Tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada usaha banten di

Kabupaten Gianyar dilihat dari rata-rata jam kerja adalah antara 7-8

jam per hari atau rata-rata 7,6 jam per hari. Hal ini menunjukkan jika

digunakan batas waktu jam kerja normal per hari adalah 8 jam, maka

jam kerja rata-rata perempuan pada usaha banten termasuk katagoti

jam kerja normal.

2) Tingkat kesejahteraan perempuan yang terlibat pada usaha banten di

Kabupaten Gianyar, dilihat dari tingkat penghasilan, menunjukkan

bahwa 54,26% memiliki penghasilan antara Rp 1.500.000,- - <=

Rp.2.000.000,-dan 32,56 % memiliki penghasilan diatas Rp 2.000.000,-

. Bila dibandingkan dengan UMR Kabupaten Gianyar Tahun 2015 (Rp

1.707.750,-) terdapat 62,62 persen berpengahasilan diatas UMR

Kabupaten Gianyar; selanjutnya jika dibandingkan dengan UMR

Provinsi Bali Rp.1.621.172, ada 67,3 persen memperoleh penghasilan

diatas UMR Provinsi Bali. Sebagian besar responden merasa

penghasilan mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga.

3) Potensi usaha banten dimasa yang akan datang, bisa dilihat dari

Page 68: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 60

Peluang dan Kekuatan yang dimilikinya, yaitu sebagai berikut:

(1) Peluang usaha banten dimasa yang akan datang meliputi :

semakin banyak perempuan sebagai warga Hindu yang masuk

ke pasar kerja ikut mencari nafkah; membeli Banten lebih murah

sibandingkan membuat sendiri; beberapa bahan baku seperti

tumpeng, nasi caru, jaitan dasar, sudah tersedia di pasar

tradisional sehingga mempercepat proses penyelesaian banten;

mampu menciptakan lapangan pekerjaan tambahan tanpa

mengenal usia terutama bagi mereka rumahtangga yang mampu

menyiapkan sarana penunjang untuk keperluan banten,; effek

multiflier yang mampu diciptakan tidak hanya di wilayah

komunitas, bisa mencapai wilayah lain seperti janur, kelapa dari

Jembrana, jawa, telor itik dari Lombok supplier yang berkisar

antara 50 – 150 orang; pemilik usaha banten sering merasa

kewalahan melayani permintaan yang sering berlebihan dan

secara rata-rata setiap bulan pasti terjadi keadaan tersebut.

(2) Kekuatannya : marketing berjalan, yang bisa dari mulut ke mulut

informasi terus bergulir; memanfaatkan e-commerce yang

gampang diakses oleh masyarakat baik di Bali maupun luar Bali

sehingga pemasarannya sampai keluar Bali seperti Lombok,

Sulawesi; kontinuitas bahan baku terjamin ketersediaannya;

waktu pemesanan relatif tetap dan homogen sesuai dangan hari

suci dan dauh ayu (padewasan), sehingga persiapan dapat

direncanakan dengan baik; dapat meningkatkan pendapatan

pembuat banten dan masyarakat sekitar pembuat banten, yang

dapat menjadi motivasi tinggi mereka untuk bekerja;

memberikan status sosial ‘khusus’ di masyarakat karena

keahliannya sangat diperlukan masyarakat, suatu pengakuan

yang memiliki nilai sosial tinggi; usaha banten juga sarat dengan

nilai pelestarian kearifan lokal, sehingga wajib untuk

dilestarikan keberadaannya; terbukti mampu menyerap tenaga

kerja perempuan yang memiliki pendidikan formal rendah dan

terikat kewajiban pada keluarga dan banjar sehingga memiliki

Page 69: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 61

mobilitas terbatas; ikatan antara pemilik usaha banten dan

konsumen umumnya sangat erat, tak jarang adanya konsumen

yang sangat loyal dan fanatik selama bertahun-tahun.

4) Peran modal sosial dalam hubungan antara partisipasi perempuan

pada usaha banten untuk meningkatkan kesejahtraan keluarga dilihat

dari indikator jaringan (nertwork), kepercayaan (trust), dan norma

(norms), dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) Jaringan (network) usaha banten dengan pekerja, konsumen

maupun dengan suplier adalah rata-rata baik (jawaban

responden cukup baik, baik dan sangat baik adalah 76,7

persen). Hal ini mengindikasikan bahwa modal sosial dari

dimensi rasa kebersamaan cukup memegang peran penting

untuk keberlanjutan usaha banten kedepan.

(2) Kepercayaan (trust), yang menunjukkan kepercayaan

pengelolaan unit usaha banten dalam hal kejujuran dari

teman kerja, relasi dan suplier. Hasil menunjukan bahwa

sebagian besar (74,4 persen) percaya dan sangat percaya

baik terhadap teman kerja dalam masing-masing komunitas,

maupun terhadap relasi. Kondisi tersebut menunjukkan bukti

bahwa tingkat kejujuran sebagai modal kepercayaan adalah

tinggi.

(3) Norma (Norms) yaitu tanggapan tentang nilai-nilai budaya,

agama dalam hubungan usaha banten serta tanggapan

tentang aturan-aturan (norma-norma) masyarakat terhadap

keberadaan usaha banten. Hasil menunjukkan bahwa

sebagian besar (78,3 persen) menyatakan bahwa nilai-nilai

budaya dan norma-norma yang ada di masyarakat adalah

baik dan sangat baik. Artinya bahwa responden sebagai

warga Hindu Bali sangat menghargai nilai-nilai budaya yang

ada serta taat terhadap aturan-aturan atau norma yang ada,

karena dipahami sebagai budaya lokal yang mempunyai

kekuatan sangat tinggi sebagai dimensi modal sosial.

5) Strategi Pengembangan Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan

Page 70: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 62

Kesempatan Kerja, meliputi sebagai berikut.

(1) Memanfaatkan Peluang dengan kekuatan dimiliki (Strategi S-O)

o Usaha banten dapat memperluas segmen pasar dengan

melakukan pemasaran dan membentuk jejaring kerja yang

lebih luas. Jejaring dapat semakin berkembang dengan

mempergunakan fasilitas dan dukungan pemerintah

daerah, kemajuan teknologi dan jaminan ketersediaan

bahan baku.

o Hubungan yang saling menguntungkan antara pemilik

usaha banten dan rumahtangga yang terikat dalam

pekerjaan formal namun dituntut tetap melakukan upakara.

Hubungan itulah yang dapat menjadi jaminan bagi

keberlangsungan dan peningkatan usaha banten

o Perlu tapini, sarati terlatih, kaderisasi, yang ditampilakan

dalam brosur untuk masyarakat lebih percaya, serta

penjelasan tingkatan yadnya, dengan harga yang tercantum

dalam brosur, sehingga masyarakat lebih gampang

memperoleh informasi.

(2) Mengurangi Ancaman dengan Kekuatan dimiliki (Strategi W-T)

o Ancaman eksternal terbesar adalah pada cuaca ekstrem

yang sangat mempengaruhi ketersediaan bahan baku

banten yang bersumber pada hasil pertanian. Untuk

mengantisipasi ancaman lain, para pemilik usaha banten

dapat melakukan strategi dengan melakukan kerjasama

dengan produsen bahan baku sehingga dapat terjamin

ketersediaan bahan baku sekaligus pengendalian harga.

o Kemungkinan munculnya pesaing Non Hindu, dapat

diantisipasi dengan pemanfaatan tenaga lokal, bila perlu

dilakukan lintas banjar bahkan kabupaten untuk

meningkatkan kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal.

(3) Memanfaatkan Peluang dengan mengurangi kelemahan

(Strategi W-O).

o Ketergantungan bahan baku pada daerah luar. Cara

Page 71: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 63

mengatasi dengan memanfaatkan peluang yang ada seperti

memanfaatkan lahan tidur dengan tanaman upakara.

o Tenaga kerja yang berasal dari satu banjar, terutama untuk

usaha banten skala kecil, dapat diantisipasi dengan

pengaturan jadwal kerja, atau penggunaan bahan baku yang

awet sehingga dapat disiapkan jauh hari, atau pelibatan

tenaga dari luar banjar saat diperlukan.

(4) Mengurangi ancaman dengan memperkecil kelemahan

(Strategi W-T)

o Usaha banten perlu melakukan kerjasama antar usaha

banten. Jika memungkinkan dengan pertimbangan

geografis maupun kekerabatan. Kerjasama sangat penting

baik dalam hal penyediaan bahan baku, tenaga kerja hingga

pengaturan agar tidak terjadi perbedaan harga sangat jauh

antar usaha banten.

o Usaha banten adalah usaha yang berlandaskan yadnya dan

filsafat Hindu. Pemilik sangat perlu menjaga kesucian dalam

proses pembuatan, tetap mengutamakan yadnya kepada

sesama, sehingga perlu diberikan perlakuan yang sama

kepada konsumen dari kelas ekonomi manapun.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan Uraian pada Bab-bab sebelumnya dan

kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1) Bagi pelaku usaha banten di Kabupaten Gianyar untuk

mengoptimalkan potensi usahanya kedepan, karena usaha

ini sangat membantu banyak pihak seperti masyarakat yang

dapat dilihat dari Nilai Ekonomis dan tenaga Kerja yang

diserap.

2) Bagi Pemeritah Provinsi Bali, harapan usaha banten, lebih

memberdayakan potensi petani, peternak lokal di Bali agar

Page 72: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 64

menangkap pelung yang ada, mengingat masi banyak

kebutuhan sarana banten di datangkan dari luar Bali ( Jawa,

Lombok) seperti: janur, pisang, telor bebek, kelapa.

3) Pihak terkait dapat menambahkan TPAK perempuan dari

data keterlibatan langsung perempuan pada usaha banten

yang ada di Kabupaten Gianyar, serta tenaga kerja

perempuan yang setengah bekerja karena hanya dipanggil

pada saat-saat musim rame, dimana semua usaha banten

memiliki tenaga yang siap dipanggil dan bahkan lebih banyak

tenaga kerja cadangan.

4) Pihak terkait dapat bekerjasama dengan pengelola usaha

banten seperti Yadnya Grosir yang ada di Desa Beng

Kecamatan Gianyar yang sudah memiliki pesraman untuk

memberikan pelatihan tentang bebantenan, disamping untuk

memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang makna

banten, juga untuk menghindari terjadinya degradasi budaya

bebantenan, karena pada dasarnya orang yang membeli

banten bukan karena terdegradasi tetapi karena

keterbatasan waktu untuk membuat banten sebagai akibat

perempuan semakin banyak terlibat di pasar kerja.

Page 73: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 65

Allahdadi F. 2011. Women’s Empowerment for Rural Development. Journal of American Science. Dept. Of Organizational and Industrial Psychology, Islamic Azad University, Marvdasht Branch.

Aref, F. 2010. Community capacity as an approach for sustainabele tourism.e-Review of Tourism Research, 8(2), 30-40.

Azizan, N. A. & Wan Embong, W. E. N. (2013). The Determinants of Work Engagement and its Effect on Turnover Intention and Discretionary Efforts: Examining the Moderating Effect of Organizational Culture (A Pilot Study). Asian Journal Social Sciences and Humanities, 2(3), 370-374.

Bank, W. (2001). Engendering Development: Through Gender Equality in

Biro Pusat Statistik.2011. Penduduk Indonesia. Hasil Survei Penduduk AntarSensus.

Biro PusatStatistik. 2012. Penduduk Indonesia. Hasil Survei Penduduk AntarSensus.

BKKBN. 2012. Profil Pendataan Keluarga Tahun 2011 Provinsi Bali. Denpasar: BKKBN

BPS, 2011. Bali Dalam Angka 2010. Denpasar: Badan Pusat Statistik

BPS, 2013. Gianyar Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik

Chandrakirana, Kemala. 2000. Tantangan Perubahan dalam Bermasyarakat dan Bernegara dari Sisi Perempuan dalam Kompas “Indonesia Abad XII: di Tengah Kepungan Global”Jakarta: Penerbit Harian Kompas.

Fredu Nega , Erik Mathijs , Josef Deckers and Eric Tollens, 2009, Gender, social capital and empowerment in northern Ethiopia, Mekelle University

Page 74: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 66

Fukuyama Francis,1995, Trust, The Social Virtues and the Creation of Prosperity, A Devision of Simon 7 Schurter New York, Free Press Paperbacks.

Gobezie, G. (2010). Empowerment of Women in Rural Ethiopia: A Review of Two Microfinance Models. PRAXIS The Fletcher Journal of Human Security

Handy, F., &Kassam, M. 2004.Women’s empowerment in rural India. Paper presented at the ISTR conference, Toronto Canada.

Harris, R. & Veinot, T., 2004,ASIAN JURNAL ILMU & HUMANITIES SOSIAL

Hastuti dan Respati, D. 2011. Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Berbasis Pemanfaatan Sumberdaya Perdesaan Upaya Mengentaskan Kemiskinan di Perdesaan: Studi di Lereng Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta. Naskah Jurnal, Fakultas Ilmu Sosial Ekonomi, Universitas Negeri Yogjakarta.

Hastuti, Hendang Lestari. 2004. Hambatan Sosial Budaya dalam Pengarusautamaan Gender di Indonesia. .ICASERD Working Paper No. 50. ISSN: 2186-8492.

Jegede, C. A. et al., (2011). Impact of Microfinance on Poverty Alleviation in Nigeria: An Empirical Investigation. European Journal of Humanities and Social Sciences, 2(1), 97-111.

Kementerian PPN/Bappenas. 2010. Workshop on Constraint Analysis of Millenium Challenge Corporation Compact Program, pada Selasa tanggal 10 Nopember 2009 di Hotel Grand Hyatt. Laporan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Jakarta.

Lennie, J. 2002. Rural women’s empowerment in a communication technology project: some contradictory effects. Rural Society, 12(3), 224-245.

Menkokesra. 2011a. Rakernas Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka sosialisasi PNPM Mandiri Pedesaan Tahun Anggaran 2010, di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu, tgl. 24 Maret 2010. Laporan Kementerian Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.

Menkokesra. 2011b. Rapat Koordinasi Teknis Nasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi tahun 2010. Laporan

Page 75: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 67

Kementerian Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.

Menkokesra. 2012. PNPM-BRI Luncurkan Pilot Project Pembiayaan bagi “Lulusan” PNPM Mandiri Perkotaan. Laporan Kementerian Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.

Moser, Caroline O.N. 1993. Gender Planning and Development: Theory, Practice, and Trainning. London. Routledge

Nehen, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar: Udayana University Press

Rezaei, S. 2007. Empowerment of Rural Women. Retrieved 12, October, 2010, fromhttp://lib.ohchr.org/HRBodies/UPR/Documents/ Session7/IR/FEI_UPR_IRN_S07_2010_FarhikhtehEmpowerment Institute.pdf

Rights, Resources, and Voice. New York: Oxford University Press.

Sajogyo, Pudjiwati. 1987. “Pengembangan Sumber Daya Manusia KhususnyaTenaga KerjaWanita dalam Pembangunan Jangka Panjang”. Makalah Seminar tentang Masalah Tenaga Kerja Wanita Indonesia dalam Pembangunan Nasional, Fak. Ekonomi Universitas Nusa Bangsa, Bogor.

Saskara, Ida Ayu. 2011. Tinjauan Perspektif Ekonomi dan Nonekonomi Perempuan Bali yang Bekerja di Sektor Publik: Studi Konflik Peran. Disertasi Program Doktor Ilmu Ekonomi Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.

Siregar. 2011. Modal Sosial Para Pedagang Kaki Lima Etnis Jawa Studi di Daerah Nagoya Kota Batam. Jurnal Fisip UMRAH. Vol 1(1): 93-106.

The World Bank. 2006. Ikhtisar Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Laporan Staf Bank Dunia. Jakarta.

The World Bank. 2006. Ikhtisar Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Laporan Staf Bank Dunia. Jakarta.

UNDP. 2011. Millennium Development Goals: Status of MDGs in Indonesia. United Nations Development Programme. Jakarta. Vol. 2 No. 4 November 2013

Page 76: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 68

Yulianto, Trimo. 2005. Fenomena Program-Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klaten . Thesis. Program Pasca Sarjana, Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro Semarang

LAMPIRAN

SK TIM PENGKAJI:

Page 77: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 69

Page 78: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 70

Page 79: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 71

Page 80: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 72

Page 81: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 73

Page 82: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 74