laporan kasus asistensi bm.pptx
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUSASISTENSI BEDAH MULUT PADA TANGGAL 21 MEI 2015
PENATALAKSANAAN IMPAKSI GIGI MOLAR KETIGA MANDIBULA
Desi Sri Astuti, S.KG04074821417005
Gigi M3 paling akhir erupsi dalam rongga mulut
Impaksi
18-24 tahun
mandibula
tidak tersedia ruangan yang cukup
Gigi Impaksi
Gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang atau terblokir, biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan
patologis.
1. Tulang yang tebal serta padat2. Tempat untuk erupsi gigi tersebut kurang3. Gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut4. Adanya gigi desidui yang persistensi5. Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal
1. Letak benih abnormal, horizontal, vertikal, distal, dll2. Daya erupsi gigi tersebut kurang
Sumber: Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa: Purwanto, Basoeseno. Editor: Lilian Yuwono. Jakarta: EGC; 1966, p.60
1. Molar ketiga mandibula2. Molar ketiga maksila3. Kaninus maksila4. Premolar mandibula5. Kaninus mandibula6. Premolar maksila7. Insisivus sentralis maksila8. Insisivus lateralis maksila
Frekuensi gigi impaksi yang terjadi sesuai dengan urutan:
Sumber: Balaji SM. Oral and maxillofacial surgery. Delhi: Elsevier; 2009,p.231
Klasifikasi Pell & Gregory
Berdasarkan jarak antara molar kedua rahang bawah dengan batas anterior ramus mandibula:
1. Klas I: Jarak antara distal molar dua bawah dengan ramus mandibula cukup lebar untuk mesiodistal molar tiga bawah.
2. Klas II: Jarak antara distal molar dua bawah dengan ramus mandibula lebih kecil dari lebar mesiodistal molar tiga bawah.
3. Klas III: Tidak ada ruang antara permukaan distal gigi molar kedua dengan batas anterior ramus mandibula. Gigi secara utuh terletak di dalam ramus mandibula.
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 126
Gambar 1. Klasifikasi impaksi molar ketiga mandibula menurut Pell and Gregory (1933) berdasarkan jarak antara molar kedua
rahang bawah dengan batas anterior ramus mandibula
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 126
Klasifikasi Pell & GregoryBerdasarkan kedalamannya, dalam hubungannya terhadap garis servikal molar kedua disebelahnya:
1. Posisi A: Permukaan oklusal dari gigi impaksi sama tinggi atau sedikit lebih tinggi dari gigi molar kedua.
2. Posisi B: Permukaan oklusal dari gigi impaksi berada pada pertengahan mahkota gigi molar kedua atau sama tinggi dari garis servikal.
3. Posisi C: Permukaan oklusal dari gigi impaksi berada di bawah garis servikal gigi molar kedua.
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 126
Gambar 2. Klasifikasi impaksi molar ketiga mandibula menurut Pell and Gregory (1933) berdasarkan
kedalamannya/hubungannya terhadap garis servikal molar kedua disebelahnya
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 126
Klasifikasi Winter
Berdasarkan hubungan gigi impaksi terhadap panjang aksis gigi molar kedua:1. Mesioangular2. Distoangular3. Vertikal4. Horizontal5. Bukoangular6. Linguoangular7. Inverted
Sumber: Balaji SM. Oral and maxillofacial surgery. Delhi: Elsevier; 2009,p.233
Gambar 3. Klasifikasi impaksi molar ketiga mandibula menurut Winter berdasarkan hubungan gigi impaksi terhadap panjang
aksis gigi molar kedua
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg.Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 126
MASALAH YANG DAPAT DITIMBULKAN DARI GIGI IMPAKSI Rasa sakit bila gigi impaksi menekan syaraf
atau menekan gigi tetangga Inflamasi trauma pada jaringan operkulum
yang disebabkan oleh M3 antagonis (pericoronitis)
Karies impaksi makanan & OH buruk, pada distal gigi M2, oklusal M3
Kista gigi impaksi dpt merangsang pembentukan kista terutama pd masa pembentukan gigi (kista primordial, kista folikular)
Resorbsi gigi tetanggaSumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg.Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 122
Odontektomi
pengeluaran gigi yang dalam keadaan tidak dapat bertumbuh atau bertumbuh sebagian (impaksi) dimana gigi tersebut tidak dapat dikeluarkan dengan cara pencabutan biasa melainkan diawali dengan pembuatan flap
mukoperiosteal, diikuti dengan pengambilan tulang yang menghalangi pengeluaran gigi
tersebut.
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p.95
1. Menimbulkan gejala neuralgia disebabkan tekanan gigi pada syaraf
2. Pembentukan kista
3. Ada gejala inflamasi
4. Mengalami karies5. Ada gejala akan
menimbulkan karies pada gigi tetangga
1. Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut
2. Jika kemungkinan besar akan terjadi kerusakan pada stuktur penting disekitarnya
3. Apabila tulang yang menutupinya sangat termineralisasi dan padat (>26 tahun)
4. Kondisi fisik atau mental terganggu
Indikasi Kontraindikasi
Sumber: Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa: Purwanto, Basoeseno. Editor: Lilian Yuwono. Jakarta: EGC; 1966, p.60
Prosedur Odontektomi
1. Anestesi
Sumber: Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa: Purwanto, Basoeseno. Editor: Lilian Yuwono. Jakarta: EGC; 1966, p.63-5
2. Membuat insisi untuk pembuatan flap
Jenis-Jenis Flap
1. Envelope flap 2. Triangular flap
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p.35
3. Trapezoidal flap 4. Semilunar flap
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p.34-6
Jenis-Jenis Flap
Prosedur Odontektomi3. Pengambilan Tulang
Teknik yang biasa dilakukan adalah membuat parit sepanjang bukal dan distal mahkota dgn maksud melindungi crista oblique eksterna namun tetap bisa mendapatkan jalan masuk yg cukup ke permukaan akar yg akan dipotong.
Sumber: Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa: Purwanto, Basoeseno. Editor: Lilian Yuwono. Jakarta: EGC; 1966, p.63-5
4. Pengambilan GigiDapat dilakukan secara: a.Intoto (utuh) : gigi dikeluarkan secara
utuh.b.Separasi (terpisah) : gigi dibelah dulu dan
dikeluarkan sebagian-sebagian.
Prosedur Odontektomi
5. Pembersihan Luka a.Folikel dan sisa enamel organ harus di
bersihkan atau di buang untuk menghindari terjadinya kista residual.
b.Tepi tulang yang runcing harus di haluskan dengan bur atau bone file.
c.Setelah itu rongga dibersihkan dengan semprotan air garam fisiologis 0,9% agar pecahan partikel-partikel tulang dapat keluar semua dan dihisap dengan suction.
Sumber: Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa: Purwanto, Basoeseno. Editor: Lilian Yuwono. Jakarta: EGC; 1966, p.63-5
Prosedur Odontektomi
6. Penjahitan a. Interrupted suture
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg.Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 39
b. Continuous suture• Continuous simple suture
• Continuous locking suture
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg.Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 40
Perawatan & Instruksi Pasca BedahPasien diberikan obat-obatan seperti:a. Antibiotikb. Analgesikc. Anti
Inflamasid. Vitamin
untuk menaikkan daya tahan tubuh
Pasien diinstruksikan untuk:a. Menggigit tamponb. Tampon diganti dengan
tangan yang bersih bila masih berdarah
c. Dilarang berkumur-kumur selama 24 jam
d. Istirahat yang cukupe. Diet makanan yang lunak
dan bergizi f. Kontrol 1 minggu
berikutnya untuk melepas jahitan
Sumber: Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa: Purwanto, Basoeseno. Editor: Lilian Yuwono. Jakarta: EGC; 1966, p.67
Komplikasi Pasca Bedah
a. Jahitan terbuka. b. Rasa sakit dan pembengkakan c. Bila nervus terpotong terjadi parastesi yang
lama pada seluruh daerah yang di inervasi nervus tersebut
d. Terlukanya bibir atau mukosa oleh karena tang ekstraksi, respatorium dan alat-alat lain yang dipergunakan sehingga dapat terjadi inflamasi sekitar bibir dan mukosa mulut
e. Pada waktu operasi terjadi fraktur prosesus alveolaris
f. Gigi tetangga dapat menjadi mobiliti (goyah)g. Dapat terjadi osteomielitis
LAPORAN KASUS
Anamnesa:Pasien (laki-laki, 20 tahun) datang ke poliklinik RSKGM Prov.Sumsel pada hari Rabu, 20 Mei 2015 dengan keluhan gigi geraham kiri bawah sakit berdenyut hilang timbul sejak 3 hari yang lalu. Pasien merasa tidak nyaman dengan rasa sakit tersebut dan ingin giginya dirawat.
Pemeriksaan Klinis:Gigi 38: lesi D6 pada permukaan oklusal disertai impaksi
Pemeriksaan radiografi:Gigi 38: lesi sudah mencapai pulpa disertai impaksi mesioangular klas I posisi AGigi 48: impaksi horizontal klas I posisi A
Diagnosa: Gigi 38: Pulpitis Irreversible disertai impaksi
mesioangular klas I posisi A Gigi 48: impaksi horizontal klas I posisi A
Rencana Perawatan:Pro-BM Odontektomi gigi 38, 48
Ekstraksi gigi 18, 28
Tindakan:Gigi 38: DevitalisasiR/. Amoxan tab 500mg No. X ∫ 3 dd 1 tabR/. Mefinal tab 500mg No. X ∫ 3 dd 1 tab
Prosedur Odontektomi gigi 38, 481. Anestesi
Blok mandibula: nervus alveolaris inferior 1 cc dan nervus lingualis 0,5 cc.
Infiltrasi bukal: nervus bukalis 0,5 cc
2. Membuat insisi untuk pembuatan flap
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 130
ALAT YANG DIGUNAKAN
Minnesota retractors
a.Fergusson suction tip b.Disposable suction tip
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 51-3
ALAT YANG DIGUNAKAN
Scalpel : Handle & Blade (no 11, 12, 15)
Scalpel dipegang dengan teknik pen grasp
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 44-5
Periosteal Elevator: a.Seldin, b.Freer c.No.9 Molt
3. PENGAMBILAN TULANGALAT YANG DIGUNAKAN
Handpiece bedah (high speed)
Bur tulang : bur fissure & bur bulat
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 43-4
4. Pengambilan GigiDilakukan secara Separasi (terpisah) : mahkota dipisahkan terlebih dahulu dari akar. Kemudian akar tersebut dipisahkan di daerah bifurkasi dibagi menjadi 2 bagian, diambil satu persatu.
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 134
ALAT YANG DIGUNAKAN
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 61
Straight Bein elevatorPair of angle seldin elevator
suitable for extracting roots in the mandible
Pair elevator with crossbar or T-shaped handles
ALAT YANG DIGUNAKAN
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 58-60
Mandibular third molar forceps
Mandibular root tip forceps
5. Pembersihan Luka a.Folikel dan sisa enamel organ harus di
bersihkan atau di buang untuk menghindari terjadinya kista residual.
b.Tepi tulang yang runcing harus di haluskan dengan bur atau bone file.
c.Setelah itu rongga dibersihkan dengan semprotan air agar pecahan partikel-partikel tulang dapat keluar semua dan dihisap dengan suction.
Bone file
ALAT YANG DIGUNAKAN
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 45-7,63
Surgical forceps. a.Standard b.adson tissue forceps
Micro-Halsted hemostats. a.Straight
b.Curved
Bone file
Periapical curretes
6. Penjahitan
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg.Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 122
1
2
3
4
ALAT YANG DIGUNAKAN
a,b. different type of resorbable sutures made from gut tissue and synthethic
material
Nonresorbable surgical sutures made of silk
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 66
Fig. 4.63 a, b. Cross-sectional view of needles. a Round tapered (1), oval tapered (2), cutting (3, triangular with one of the three cutting edges on the inside of the semicircle), reverse-cutting (4, triangular with two cutting edges on the inside of the semi-circle).
b Size of needle compared to regular circle: one-quarter of a circle (1), three-eighths of a circle (2), half a circle (3), three-quarters of a circle (4)
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 67
ALAT YANG DIGUNAKAN
Needle holders. a.Mayo-Hegar needle holder. b.Mathieu needle holder
a.Standard suture scissors. b.Godman-Fox soft tissue scissors
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 48-9
Prosedur Ekstraksi gigi 18, 28
Anestesi Infiltrasi bukal: nervus alveolaris
superior posterior 1 cc Infiltrasi palatal: nervus palatinus
mayor 0,5 cc
Maxillary third molar forcepsStraight White elevator with slightly curved blade, suitable
for extracting posterior maxillary teeth
Sumber: Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 57-61
R/. Cataflam 50mg No. X ∫ 3 dd 1
TERIMA KASIH