laporan kasus lp dan askep hdr

55
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SDR. “I” DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS F 19 : GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT MULTIPEL DAN ZAT PSIKOTROPIKA DIRUANG PEMULIHAN KETERGANTUNGAN NAPZA RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : FERIYANTO ISMANDANI :713. 6. 3. 0061 HARDIONO : 713. 6. 3. 0062 HASAN MAUROBI : 713. 6. 3. 0063 HENDRI : 713. 6. 3. 0064 JASTIN FRANSISKA : 713. 6. 3. 0068 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP 2014

Upload: ajzy

Post on 13-Oct-2015

437 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    1/54

    ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SDR. I DENGAN

    DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA

    DIRI RENDAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS F 19 : GANGGUAN

    MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT MULTIPEL

    DAN ZAT PSIKOTROPIKA DIRUANG PEMULIHAN

    KETERGANTUNGAN NAPZA RSJ DR. RADJIMAN

    WEDIODININGRAT LAWANG

    DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

    FERIYANTO ISMANDANI :713. 6. 3. 0061

    HARDIONO : 713. 6. 3. 0062

    HASAN MAUROBI : 713. 6. 3. 0063

    HENDRI : 713. 6. 3. 0064

    JASTIN FRANSISKA : 713. 6. 3. 0068

    PROGRAM STUDI PROFESI NERS

    FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS WIRARAJA

    SUMENEP

    2014

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    2/54

    LEMBAR PENGESAHAN

    ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SDR. I DENGAN

    DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI

    RENDAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS F 19 : GANGGUAN MENTAL DAN

    PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT MULTIPEL DAN ZAT

    PSIKOTROPIKA DIRUANG PEMULIHAN KETERGANTUNGAN NAPZA

    RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

    Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Laporan Praktik

    Stase Keperawatan Jiwa

    Pelaksana Praktik

    Tempat Ruang PK. Napza RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

    Tanggal 214 Juni 2014

    Disusun Oleh:

    KELOMPOK 4

    Mengetahui

    Pembimbing Institusi

    SYAIFURRAHMAN HIDAYAT, S.Kep. Ns

    Pembimbing Ruang PK. Napza

    KAWIT ANDRARYANIWATI,S.ST

    NIP.19661227 1986032 002

    Kepala Ruang PK. Napza

    RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

    KAWIT ANDRARYANIWATI,S.ST

    NIP.19661227 1986032 002

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    3/54

    LAPORAN PENDAHULUAN

    1.1LAPORAN PENDAHULUAN NAPZAA. Pengertian

    Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan

    sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang

    parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada

    perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat

    terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan

    jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi

    merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen, 1998). Kondisi yang

    ringan sampai yang berat, indikator ini berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh

    pengguna NAPZA.

    B. Rentang Respon Penyalahgunaan NAPZARespon adaptif Respon Maladaptif

    Eksperimental Rekreasional Situasional Peyalahgunaan

    Ketergantungan

    (Sumber: Yosep, 2007)

    Eksperimental: Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa

    ingin tahu dari remaja. Sesuai kebutuan pada masa tumbuh kembangnya, klien

    biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering dikatakan taraf coba-

    coba.

    Rekreasional: Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan

    teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan, acara ulang

    tahun. Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama temantemannya.

    Situasional: Mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan

    kebutuhan bagi dirinya sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk

    melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya individu

    menggunakan zat pada saat sedang mempunyai masalah, stres, dan frustasi.

    Penyalahgunaan: Penggunaan zat yang sudah cukup patologis, sudah

    mulai digunakan secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi

    penyimpangan perilaku mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial,

    pendidikan, dan pekerjaan.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    4/54

    Ketergantungan: Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi

    ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan

    adanya toleransi dan sindroma putus zat (suatu kondisi dimana individu yang

    biasa menggunakan zat adiktif secara rutin pada dosis

    tertentu menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai,

    sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat yang

    digunakan. Sedangkan toleransi adalah suatu kondisi dari individu yang

    mengalami peningkatan dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan yang biasa

    diinginkannya.

    C. Jenis-jenis NAPZA1. Narkotika

    Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang

    dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi

    hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan

    ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotikayang

    terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain-lain.

    Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat berbahaya yang

    berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis

    yang dapat menyebabkan penurunanmaupun perubahan kesadaran, hilangnya

    rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

    ketergantungan (Wresniwiro dkk. 1999). Golongan narkotika berdasarkan

    bahan pembuatannya adalah:

    1) Narkotika alami yaitu zat dan obat yang langsung dapat dipakai sebagainarkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi danproses lainnya

    terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses

    sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk

    terapi pengobatan secara langsung karena terlalu berisiko. Contoh

    narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka.

    2) Narkotika sintetis adalah jenis narkotika yang memerlukan proses yangbersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian sebagaipenghilang

    rasa sakit/analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin, metadon,

    dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.Narkotika sintetis

    dapat menimbulkan dampak sebagai berikut: a. Depresan = membuat

    pemakai tertidur atau tidak sadarkan diri.b. Stimulan = membuat pemakai

    bersemangat dalam beraktivitas kerja dan merasa badan lebih segar. c.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    5/54

    Halusinogen = dapat membuat si pemakai jadi berhalusinasi yang

    mengubah perasaan serta pikiran.

    3) Narkotika semi sintetis yaitu zat/obat yang diproduksi dengan caraisolasi,ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin, morfin, kodein,dan lain-lain.

    2. PsikotropikaMenurut Kepmenkes RI No. 996/MENKES/SK/VIII/2002, psikotropika

    adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang berkhasiat

    psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

    menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat yang

    tergolong dalam psikotropika (Hawari, 2006) adalah: stimulansia yang membuat

    pusat syaraf menjadi sangat aktif karena merangsang syaraf simpatis. Termasuk

    dalam golongan stimulan adalah amphetamine, ektasy (metamfetamin), dan

    fenfluramin. Amphetamine sering disebut dengan speed, shabu-shabu, whiz, dan

    sulph. Golongan stimulan lainnya adalah halusinogen yang dapat mengubah

    perasaan dan pikiran sehingga perasaan dapat terganggu. Sedative dan hipnotika

    seperti barbiturat dan benzodiazepine merupakan golongan stimulan yang dapat

    mengakibatkan rusaknya daya ingat dan kesadaran, ketergantungan secara fisik

    dan psikologis bila digunakan dalam waktu lama.

    3. Zat Adiktif LainnyaZat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk

    tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan

    hidup secara langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik,

    teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. Bahanbahan berbahaya ini adalah zat

    adiktif yang bukan termasuk ke dalam narkotika dan psikoropika, tetapi

    mempunyai pengaruh dan efek merusak fisik seseorang jika disalahgunakan

    (Wresniwiro dkk. 1999). Adapun yang termasuk zat adiktif ini antara lain:

    minuman keras (minuman beralkohol) yang meliputi minuman keras golongan

    A (kadar ethanol 1% sampai 5%) seperti bir, green sand; minuman keras

    golongan B (kadar ethanol lebih dari 5% sampai 20%) seperti anggur malaga;

    dan minumanbrandy, wine, whisky. Zat dalam alkohol dapat mengganggu

    aktivitas sehari-hari bila kadarnya dalam darah mencapai 0,5% dan hampir

    semua akan mengalami gangguan koordinasi bila kadarnya dalam darah 0,10%

    (Marviana dkk. 2000). Zat adiktif lainnya adalah nikotin, votaile, dan

    solvent/inhalasia.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    6/54

    D. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZAHarboenangin (dikutip dari Yatim, 1986) mengemukakan ada beberapa

    faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu narkoba yaitu faktor eksternal

    dan faktor internal.

    1. Faktor Internala. Faktor Kepribadian

    Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku ini. Hal ini lebih

    cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang menjadi pecandu biasanya

    memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan

    emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan

    mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif, agresif, dan

    cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan untuk

    memecahkan masalah secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia

    mudah mencari pemecahan masalah dengan cara melarikan diri.

    b. InteligensiaHasil penelitian menunjukkan bahwa inteligensia pecandu yang

    datang untuk melakukan konseling di klinik rehabilitasi pada umumnya

    berada pada taraf di bawah rata-rata dari kelompok usianya.

    c. UsiaMayoritas pecandu narkoba adalah remaja. Alasan remaja

    menggunakan narkoba karena kondisi sosial, psikologis yang membutuhkan

    pengakuan, dan identitas dan kelabilan emosi; sementara pada usia yang lebih

    tua, narkoba digunakan sebagai obat penenang.

    d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin TahuNarkoba dapat memberikan kenikmatan yang unik dan tersendiri.

    Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan ingin tahu atau

    ingin merasakan seperti yang diceritakan oleh teman-teman sebayanya. Lama

    kelamaan akan menjadi satu kebutuhan yang utama.

    e. Pemecahan MasalahPada umumnya para pecandu narkoba menggunakan narkoba untuk

    menyelesaikan persoalan. Hal ini disebabkan karena pengaruh narkoba dapat

    menurunkan tingkat kesadaran dan membuatnya lupa pada permasalahan

    yang ada.

    2. Faktor Eksternala. Keluarga

    Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab

    seseorang menjadi pengguna narkoba. Berdasarkan hasil penelitian tim

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    7/54

    UKM Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta pada tahun 1995,

    terdapat beberapa tipe keluarga yang berisiko tinggi anggota keluarganya

    terlibat penyalahgunaan narkoba, yaitu:

    1) Keluarga yang memiliki riwayat (termasuk orang tua) mengalamiketergantungan narkoba.

    2) Keluarga dengan manajemen yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaanaturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya ayah

    bilang ya, ibu bilang tidak).

    3) Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upayapenyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik

    dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun

    antar saudara.

    4) Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Dalam hal ini, peran orang tuasangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa

    kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi

    kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan

    untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.

    5) Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanyamencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam

    banyak hal.

    6) Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan denganalasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, sering berlebihan

    dalam menanggapi sesuatu.

    b. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu

    cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang

    agar berperilaku seperti kelompok itu.Peer group terlibat lebih banyak dalam

    delinquent dan penggunaan obat-obatan. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor

    sosial tersebut memiliki dampak yang berarti kepada keasyikan seseorang

    dalam menggunakan obat-obatan, yang kemudian mengakibatkan timbulnya

    ketergantungan fisik dan psikologis. NAPZA pada remaja adalah teman

    sebaya (78,1%). Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh teman

    kelompoknya sehingga remaja menggunakan narkoba. Hasil penelitian ini

    relevan dengan studi yang dilakukan oleh Hawari (1990) yang

    memperlihatkan bahwa teman kelompok yang menyebabkan remaja memakai

    NAPZA mulai dari tahap coba-coba sampai ketagihan.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    8/54

    c. Faktor KesempatanKetersediaan narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat disebut

    sebagai pemicu seseorang menjadi pecandu. Indonesia yang sudah menjadi

    tujuan pasar narkoba internasional, menyebabkan obat-obatan ini mudah

    diperoleh. Bahkan beberapa media massa melaporkan bahwa para penjual

    narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk di

    Sekolah Dasar. Pengalaman feel good saat mencoba drugs akan semakin

    memperkuat keinginan untuk memanfaatkan kesempatan dan akhirnya

    menjadi pecandu. Seseorang dapat menjadi pecandu karena disebabkan oleh

    beberapa faktor sekaligus atau secara bersamaan. Karena ada juga faktor yang

    muncul secara beruntun akibat dari satu faktor tertentu.

    E. Tanda dan GejalaPengaruh NAPZA pada tubuh disebut intoksikasi. Selain intoksikasi, ada juga

    sindroma putus zat yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat penggunaan zat

    yang dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala intoksikasi dan putus zat berbeda

    pada jenis zat yang berbeda.

    TANDA DAN GEJALA INTOKSIKASI

    OPIAT GANJASEDATIF -

    HIPOTIKALKOHOL AMFETAMINE

    - Eforia- Mengantuk- Bicara

    cadel

    - Konstipasi- Penurunan

    kesadaran

    - Eforia- Mata merah- Mulut

    kering

    - Banyakbicara dan

    tertawa- Nafsu

    makan

    meningkat

    - Gangguanpersepsi

    - Pengendalian diriberkurang

    - Jalansempoyongan

    - Mengantuk- Memperpanjang

    tidur- Hilang kesadaran

    - Mata merah- Bicara cadel- Jalan

    sempoyonga

    n

    - Perubahanpersepsi

    - Penurunankemampuan

    menilaian

    - Selaluterdorong

    untuk bergerak.

    - Berkeringat

    - Gemetar

    - Cemas

    - Depresi- Paranoid

    TANDA DAN GEJALA PUTUS ZAT

    OPIAT GANJA SEDATIF -

    HIPOTIKALKOHOL AMFETAMINE

    * nyeri

    * mata dan

    jarang

    ditemukan

    * cemas

    * tangan gemetar

    * cemas

    * depresi

    * cemas

    * depresi

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    9/54

    hidung berair

    * perasaan

    panas dingin

    * diare

    * gelisah

    * tidak bisa

    tidur

    * perubahan

    persepsi

    * gangguan daya

    ingat

    * tidak bisa tidur

    * muka

    merah

    * mudah

    marah

    * tangan

    gemetar

    * mual

    muntah

    * tidak bisa

    tidur

    * kelelahan

    * energi

    berkurang

    * kebutuhan

    Tidur meningkat

    F. Dampak Penyalahgunaan NAPZAMartono (2006) menjelaskan bahwa penyalahgunaan NAPZA mempunyai

    dampak yang sangat luas bagi pemakainya (diri sendiri), keluarga, pihak sekolah

    (pendidikan), serta masyarakat, bangsa, dan negara.

    Bagi diri sendiri. Penyalahgunaan NAPZA dapat mengakibatkan terganggunya

    fungsi otak dan perkembangan moral pemakainya, intoksikasi (keracunan),

    overdosis (OD), yang dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan

    dan perdarahan otak, kekambuhan, gangguan perilaku (mental sosial), gangguan

    kesehatan, menurunnya nilai-nilai, dan masalah ekonomi dan hukum. Sementara

    itu, dari segi efek dan dampak yang ditimbulkan pada para pemakai narkoba dapat

    dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan/jenis: 1) Upper yaitu jenis narkoba yang

    membuat si pemakai menjadi aktif seperti sabu-sabu, ekstasi dan amfetamin, 2)

    Downer yang merupakan golongan narkoba yang dapat membuat orang yang

    memakai jenis narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang menenangkan/sedatif

    seperti obat tidur(hipnotik) dan obat anti rasa cemas, dan 3) Halusinogen adalah

    napza yang beracun karena lebih menonjol sifat racunnya dibandingkan dengan

    kegunaan medis.

    Bagi keluarga. Penyalahgunaan NAPZA dalam keluarga dapat mengakibatkan

    suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu. Dimana orang tua akan

    merasa malu karena memilki anak pecandu, merasa bersalah, dan berusaha

    menutupi perbuatan anak mereka. Stres keluarga meningkat, merasa putus asa

    karena pengeluaran yang meningkat akibat pemakaian narkoba ataupun melihat

    anak yang harus berulangkali dirawat atau bahkan menjadi penghuni di rumah

    tahanan maupun lembaga pemasyarakatan.

    Bagi pendidikan atau sekolah.NAPZA akan merusak disiplin dan motivasi yang

    sangat tinggi untuk proses belajar. Penyalahgunaan NAPZA berhubungan dengan

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    10/54

    kejahatan dan perilaku asosial lain yang menganggu suasana tertib dan aman,

    rusaknya barang-barang sekolah dan

    meningkatnya perkelahian.

    Bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Penyalahgunaan NAPZA mengakibatkan

    terciptanya hubungan pengedar narkoba dengan korbannya sehingga terbentuk

    pasar gelap perdagangan NAPZA yang sangat sulit diputuskan mata rantainya.

    Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan dan kesinambungan

    pembangunan terancam. Akibatnya negara mengalami kerugian karena

    masyarakatnya tidak produktif, kejahatan meningkat serta sarana dan prasarana

    yang harus disediakan untuk mengatasi masalah tersebut.

    G. Penanggulangan NAPZAPenanggulangan masalah NAPZA dilakukan mulai dari pencegahan,

    pengobatan sampai pemulihan (rehabilitasi).

    1) Pencegahan dapat dilakukan, misalnya dengan:a) Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang NAPZA

    b) Deteksi dini perubahan perilakuc) Menolak tegas untuk mencoba (Say no to drugs) atau Katakan tidak pada

    narkoba

    2) PengobatanTerapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksifikasi.

    Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus

    zat, dengan dua cara yaitu:

    a) Detoksifikasi tanpa subsitusiKlien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti menggunakan zat yang

    mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala

    putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat

    tersebut berhenti sendiri.

    b) Detoksifikasi dengan substitusiPutau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya

    kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi pengguna sedatif-hipnotik

    dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam. Pemberian

    substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai

    berhenti sama sekali. Selama pemberian substitusi dapat juga diberikan obat

    yang menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat penghilang rasa

    nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang ditimbulkan

    akibat putus zat tersebut.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    11/54

    3) RehabilitasiRehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu

    melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna

    NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan

    fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien

    baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus

    memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001). Sesudah

    klien penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA menjalani program terapi

    (detoksifikasi) dan konsultasi medik selama 1 (satu) minggu dan dilanjutkan

    dengan program pemantapan (pascadetoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka

    yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu rehabilitasi

    (Hawari, 2003).

    Jenis program rehabilitasi:

    a) Rehabilitasi psikososialProgram rehabilitasi psikososial merupakan persiapan untuk kembali

    ke masyarakat (reentry program). Oleh karena itu, klien perlu dilengkapi

    dengan pengetahuan dan keterampilan misalnya dengan berbagai kursus atau

    balai latihan kerja di pusat-pusat rehabilitasi. Dengan demikian diharapkan

    bila klien selesai menjalani program rehabilitasi dapat melanjutkan kembali

    sekolah/kuliah atau bekerja.

    b) Rehabilitasi kejiwaanDengan menjalani rehabilitasi diharapkan agar klien rehabilitasi yang

    semua berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau dengan kata lain

    sikap dan tindakan antisosial dapat dihilangkan, sehingga mereka dapat

    bersosialisasi dengan sesama rekannya maupun personil yang membimbing

    dan mengasuhnya. Meskipun klien telah menjalani terapi detoksifikasi,

    seringkali perilaku maladaptif tadi belum hilang, keinginan untuk

    menggunakan NAPZA kembali atau craving masih sering muncul, juga

    keluhan lain seperti kecemasan dan depresi serta tidak dapat tidur (insomnia)

    merupakan keluhan yang sering disampaikan ketikamelakukan konsultasi

    dengan psikiater. Oleh karena itu, terapi psikofarmaka masih dapat

    dilanjutkan, dengan catatan jenis obat psikofarmaka yang diberikan tidak

    bersifat adiktif (menimbulkan ketagihan) dan tidak menimbulkan

    ketergantungan. Dalam rehabilitasi kejiwaan ini yang penting adalah

    psikoterapi baik secara individual maupun secara kelompok. Untuk

    mencapai tujuan psikoterapi, waktu 2 minggu (program pascadetoksifikasi)

    memang tidak cukup; oleh karena itu, perlu dilanjutkan dalam rentang waktu

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    12/54

    3 6 bulan (program rehabilitasi). Dengan demikian dapat dilaksanakan

    bentuk psikoterapi yang tepat bagi masing-masing klien rehabilitasi. Yang

    termasuk rehabilitasi kejiwaan ini adalah psikoterapi/konsultasi keluarga

    yang dapat dianggap sebagai rehabilitasi keluarga terutama keluarga broken

    home. Gerber (1983 dikutip dari Hawari, 2003) menyatakan bahwa

    konsultasi keluarga perlu dilakukan agar keluarga dapat memahami aspek-

    aspek kepribadian anaknya yang mengalami penyalahgunaan NAPZA.

    c) Rehabilitasi komunitasBerupa program terstruktur yang diikuti oleh mereka yang tinggal

    dalam satu tempat. Dipimpin oleh mantan pemakai yang dinyatakan

    memenuhi syarat sebagai koselor, setelah mengikuti pendidikan dan

    pelatihan. Tenaga profesional hanya sebagai konsultan saja. Di sini klien

    dilatih keterampilan mengelola waktu dan perilakunya secara efektif dalam

    kehidupannya sehari-hari, sehingga dapat mengatasi keinginan mengunakan

    narkoba lagi atau nagih (craving) dan mencegah relaps. Dalam program ini

    semua klien ikut aktif dalam proses terapi. Mereka bebas menyatakan

    perasaan dan perilaku sejauh tidak membahayakan orang lain. Tiap anggota

    bertanggung jawab terhadap perbuatannya, penghargaan bagi yang

    berperilaku positif dan hukuman bagi yang berperilaku negatif diatur oleh

    mereka sendiri.

    d) Rehabilitasi keagamaanRehabilitasi keagamaan masih perlu dilanjutkan karena waktu

    detoksifikasi tidaklah cukup untuk memulihkan klien rehabilitasi

    menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing.

    Pendalaman, penghayatan, dan pengamalan keagamaan atau keimanan ini

    dapat menumbuhkan kerohanian (spiritual power) pada diri

    seseorangsehingga mampu menekan risiko seminimal mungkin terlibat

    kembali dalam penyalahgunaan NAPZA apabila taat dan rajin menjalankan

    ibadah, risiko kekambuhan hanya 6,83%; bila kadang-kadang beribadah

    risiko kekambuhan 21,50%, dan apabila tidak sama sekali menjalankan

    ibadah agama risiko kekambuhan mencapai 71,6%.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    13/54

    1.2Laporan Pendahuluan Harga Diri RendahA. Diagnosa Keperawatan

    Harga Diri Rendah

    B. Tinjauan Teori1. Pengertian

    Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri denganmanganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian

    ideal diri atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan

    bahagia (Budi Ana Keliat, 2002)

    Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendahdiri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

    kemampuan diri (Keliat, 2001)

    Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diriatau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak

    langsung diekspresikan (Townsend, 2002)

    Dapat disimpulkan harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadapa diri

    sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang

    diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini

    dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

    2. Faktor Predisposisi dan Presipitasia. Faktor Predisposisi

    Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua

    yan gtidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung

    jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak

    realistis.

    b. Faktor PresipitasiFaktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan

    bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh, kegagalan atau

    produktivitas yang menurun.

    (Yosep, 2009)

    3. Rentang Respon MarahKonsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu

    dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari

    kemampuan interpesonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.

    Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan dan sosial yang maladaptif.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    14/54

    Rentang respon individu terhadap konsep dirinya dapat dilihat pada gambar

    berikut :

    Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yangada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya,

    penampilan dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positif.

    Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang

    sukses.

    Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri,termasuk kehilangna percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis,

    tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan

    harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/ atau orang lain,

    penurunan produktivitas, destruktif yang diarahakan kepada orang lain,

    gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah,

    perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri

    seccara sosial, khawatir serta menarik diri dari realitas.

    Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untukmengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam

    kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang

    berhubungan dengan keracuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat

    kepribadian yan bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif, perasaan

    hampa. Perasaan menagmbang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang

    tinggi, ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.

    Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klientidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart &

    Sudden, 1998).

    Individu mengalami kesulitas untuk membedakan dirinya sendiri dari orang

    lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.

    4. PatofisiologiDiawali dengan individu merasa malu terhadap diri sendiri karena kegagalan

    yang dialaminya. Kemudian akan merasa bersalah akan dirinya sendiri,

    menyalahkan atau mengejek diri sendiri karena menganggap bahwa dirinya

    tidak berarti. Setelah individu merasa dirinya tidak berguna maka akan

    mengasingkan diri kemudian individu mengalami rasa kurang percaya diri,

    Respon Adaptif Respon Maldaptif

    Aktualisasi Diri Konsep diripositif

    DepersonalisasiKeracunan IdentitasHarga Diri

    Rendah

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    15/54

    mengalami halusinasinya mencederai diri sendiri atau orang lain. Tanda-tanda

    tersebut merupakan akibat dari harga diri rendah.

    5. Penentuan Diagnosaa. Harga diri rendah kronik

    Definisi : evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri atau

    kecakapan diri yang berlangsung lama

    Batasan karakteristik :

    - Bergantung pada pendapat orang lain- Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapai persitiwa- Melebih-lebihkan umpan balik negatif terhadap diri sendiri- Secara berlebihan mencari penguatan- Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup- Enggan mencoba situasi baru- Enggan mencoba hal baru- Perilaku bimbang- Kontak mata kurang- Pasif- Sring kali mencari penegasan- Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri- Ekspresi rasa bersalah- Ekspresi ra malu

    b. Harga diri rendah situasionalDefinisi : perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai

    respons terhadap situasi saat ini

    Batasan karakteristik :

    - Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu meghadapi situasi- Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa- Perilaku bimbang- Perilaku tidak asertif

    Isolasi Sosial : Menarik Diri

    Gangguan Konsep Diri :

    Harga diri rendah

    Gangguan Citra Tubuh

    Core

    Cause

    Effect

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    16/54

    - Secara verbal melaporkan tantang situasional sat ini terhadap hargadiri

    - Ekspresi ketidakberdayaan- Ekspresi ketidakbergunaan- Verbalisasi meniadakan diri

    C. Perumusan Diagnosa KeperawatanGangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

    Gangguan : Aksis 3 (Deskriptor)

    Konsep diri : Aksis 1 (Status Diagnosa)

    Harga diri rendah : Aksis 4 (Topologi)

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    17/54

    RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

    HARGA DIRI RENDAH

    Nama Klien : ................. .................... ........ No. CM : ................... ................... ............Jenis Kelamin : ................. .................... ........ Dx. Medis : ................... ................... ............Ruang : ................. .................... ........ Unit Keswa : ................... ................... ............

    Diagnosa

    Keperawatan

    Perencanaan

    Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

    Harga Diri Rendah TUM

    Klien memiliki konsep diri

    yang positif

    TUK:

    1. Klien dapat membinahubungan saling

    percaya

    - Klien dapat menungkapkan perasaannya- Ekspresi wajah bersahabat- Ada kontak mata- Menunjukkan rasa senang- Mau berjabat tangan- Mau menjawab salam- Klien mau duduk berdampingan- Klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi

    1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik: Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

    2. klien dapat

    mengidentifikasi aspek

    positif dan kemampuan

    yang dimiliki

    - Klien mampu mempertahankan aspek yang postif. 2.1 Diskusikan dengan klien tentang :a. aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan

    b. kemampuan yang dimiliki klien

    2.2 Bersama klien buat daftar tentang

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    18/54

    a. aspek positif klien, keluarga, lingkungan

    b. kemampuan yang dimiliki klien

    2.3 Beri pujian yang realistis, dan hidarkan memberi penilain negatif

    3. Klien dapat menilai

    kemampuan yang

    dimiliki untuk

    dilaksanakan

    - Kebutuhan klien terpenuhi- Klien dapat melakukan aktivitas terarah

    3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan dan digunakan

    selalma sakit

    3.2 Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilajutkan pelaksanaanya setelah klien

    pulang dengan kondisinya saat ini.

    4. Klien dapat merencakan

    kegiatan sesuai dengan

    kemampuan yang

    dimiliki

    - Klien mampu beraktivitas sesuai kemampuan- Klien mengikuti terapi aktivitas kelompok

    4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai

    kemampuan klien

    a. kegiatan mandiri

    b. kegiatan dengan bantuan

    4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

    4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan

    5. Klien dapat melakukan

    kegiatan sesuai rencana

    yang dibuat

    Klien mampu beraktivitas sesuai dengan kemampuan 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan

    5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien

    5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien

    5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

    6. Klien dapat

    memanfaatkan sistem

    pendukung yang ada

    - Klien mampu melakukan apa yang diajarkan- Klien mau memberikan dukungan

    6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga

    diri rendah

    6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat

    6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    19/54

    DAFTAR PUSTAKA

    Keliat, BA. Dan Akemat. 2011.Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :

    EGC.

    Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N. 2002. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi

    2. Jakarta : EGC.

    Herdman, T. Hether. 2012. NANDA Internasional Diagnosa Keperawatan : Definisi

    dan Klasifikasi 20122014.Jakarta : EGC.

    Stuart, Sundeen, S.J. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan), Edisi 3.

    Jakarta: EGC.

    Townsend, MC. 2002.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri:

    Pedoman untuk Pembuatan Rencanan Keperawatan. Jakarta : EGC.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    20/54

    STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

    Nama : Sdr.I

    Hari tanggal : 03-06-2014

    Pertemuan : Pertama

    Ruang : PK NAPZA

    A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi klien

    Data Subyektif

    - Pasien tersenyum pada perawatData Obyektif

    - Pasien menerima kedatangan perawat- Pasien tampak tenang dan rileks- Kontak mata kurang- Selalu menunduk

    2. Diagnosa keperawatanGangguan konsep diri : harga diri rendah

    3. Tujuan Klien dapat membina hubungan saling percaya Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

    dimiliki.

    Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Klien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan. Klien dapat melatih kemampuan yang dipilih. Klien dapat memasukkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan

    kedalam jadwal kegiatan harian.

    4. Tindakan KeperawatanSp 1:

    Mendiskusikan dengan klien tentang kemampuan dan aspek positif yangdimiliki.

    Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan dandigunakan selama di RSJ.

    Mendiskusikan dengan klien memilih kegiatan yang sesuai dengankemampuan.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    21/54

    Menganjurkan pada klien untuk memasukkan kegiatan yang sesuaidengan kemampuan kedalam jadwal kegiatan harian.

    B. STRATEGI KOMUNIKASI1. Fase orientasi

    Salam terapeutikSelamat pagi mas !! apa kabar hari ini ?? oh ya, perkenalkan nama saya J...,

    saya mahasiswa yang praktek disini selama 2 minggu. Saya perawat yang

    akan merawat mas disini. Kalau boleh tau nama mas siapa ?? dan suka

    dipanggil sapa ??

    Evaluasi ValidasiBagaimana keadaan mas I saat ini ? kayaknya lebih fress.

    Kontrak- Topik : bagaimana kalau kita ngobrol tentang kemampuan dan kegiatan

    yang pernah mas lakukan. Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang

    masih dapat mas I lakukan di RSJ lalu kita pilih salah satu dari

    kemampuan yang mas bisa untuk kita latih.

    - Waktu : berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol ? bagaimana kalau 10menit saja.

    - Tempat : dimana kita bisa ngobrol ? bagaimana kalau diluar saja dibawahpohon. Setujukan !

    2. Fase kerjaMas I,,,, Apa saja kemampuan yang mas I miliki ? oh ya! Apa lagi ? ok kalau

    begitu saya buat daftarnya ya. Kalau kegiatan rumah tangga yang bisa mas I

    lakukan apa saja? Bagaimana dengan merapikan tempat tidur? Menyapu? Atau

    mas I pernah bantu ngepel ? wah ternyata mas punya 5 kegiatan dan kemampuan

    yang mas I miliki.

    dari 5 kegiatan ini, yang masih bisa dilakukan di RSJ apa saja? Bagus sekali,

    jadi mas I ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di RSJ saat ini.

    sekarang, coba mas I pilih salah satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di

    RSJ ini. Baik, yan no.1 adalag merapikan tempat tidur.

    kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur

    mas I. Mari kita lihat apakah sudah rapi tempat tidurnya.

    nah!! Kalau kita mau merapikan tempat tidur, sebelumnya kita perlu

    memindahkan bantal,dan selimutnya.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    22/54

    sekarang kita angkat spreynya jika perlu kasurnya dibalik. Kemudian kita

    mulai pasang lagi spreynya. Ya, bagus !! sekarang ujungnya ditarik dan

    dimasukkan begitu juga sebelahnya.

    kemudian ambil bantal dan selimutnya.

    mas I sudah merapikan tempat tidur denga baik sekali. Dan coba perhatikan

    bandingkan dengan sebelumnya.

    besok atau setiap kali bangun tidur, jangan lupa untuk melakukannya.

    3. Fase terminasi Evaluasi subyektif

    Bagaimana perasaan mas I setelah kita bercakap-cakap? Dan latihan

    merapikan tmpat tidur?

    Evaluasi obyektifTernyata mas I banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di RSJ

    ini, ya salah satunya seperti merapikan tempat tidur.

    Rencana tindak lanjutSekarang mari kita masukkan pada jadwal harian mas. Mas I mau merapikan

    tempattidur berapa kali ? Bagus, dua kali. Saat bangun tidur pagi dan siang.

    Kontrak- Topik

    Bagaimana kalu besok pagi kita latihan kemampuan mas I yang ke2. Mas

    I masih ingat dengan kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di RSJ

    selain merapikan tempat tidur? Ya bagus! Menyapu. Kalu begitu besok

    kita latihan menyapu.

    - WaktuBesok mau jam berapa kita latihan ? bagaimana kalau jam 11.00 WIB

    lama waktu 10 menit.

    - TempatBagaimana kalau kita latihan di teras saja. Setujukan ? sampai jumpa

    besok!

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    23/54

    STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

    Nama : Sdr.I

    Hari tanggal : 05-06-2014

    Pertemuan : kedua

    Ruang : PK NAPZA

    A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi klien

    Data Subyektif

    - Klien menyapa perawat dan tersenyum pada perawatData Obyektif

    - Klien menerima kedatangan perawat- Klien tampak tenang dan rileks- Kontak mata kurang- Klien kooperatif

    2. Diagnosa keperawatanGangguan konsep diri : harga diri rendah

    3. Tujuan Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Klien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan. Klien dapat melatih kemampuan yang dipilih. Klien dapat memasukkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan

    kedalam jadwal kegiatan harian.

    4. Tindakan KeperawatanSp 1:

    Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan dandigunakan selama di RSJ.

    Mendiskusikan dengan klien memilih kegiatan yang sesuai dengankemampuan.

    Menganjurkan pada klien untuk memasukkan kegiatan yang sesuai dengankemampuan kedalam jadwal kegiatan harian.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    24/54

    B. STRATEGI KOMUNIKASI1. Fase orientasi

    a. Salam terapeutikSelamat pagi mas !!

    b. Evaluasi ValidasiApa kabar hari ini ? sudah melakukan kegiatan apa saja selama tidak

    bersama saya ? masih ingatkah dengan jadwal kita hari ini ? iya bagus !!

    c. Kontrak- Topik : sesuai dengan janji kita kemarin, kita akan latihan kemampuan

    mas I yang ke 2, yaitu menyapu.

    - Waktu : berapa lama kira-kira bisa latihan ini ? bagaimana kalau 10menit saja. Setujukan !

    - Tempat : mau dimana kita latihan kemampuan mas I yang ke 2,bagaimana kalau di teras samping saja. Ok !

    2. Fase kerjaMas I, kemarin kan kita sudah membahas tentang kemampuan mas I yang ada

    5. Sekarang ayo kita latihan kemampuan mas I yang ke 2, tentunya mas I masih

    ingatkan ? iya, tepat sekali.

    Nah, mas I ternyata bisa melakukan hal itu. Sebaiknya kalau ada kursi

    dibawah kursi disapu juga.

    Mas I sudah menyapu dengan cara mas I sendiri, itu tepat sekali. Jadi lantai

    terlihat bersih. Dan coba bandingkan dengan yang tadi sebelum di sapu.

    Bagus!!

    Besok atau setiap kali melihat lantai kotor, jangan lupa untuk disapu. Apalagi

    selesai makan mungkin bisa ada sisa nasi yang terjatuh di lantai.

    3. Fase terminasi Evaluasi subyektif

    Bagaimana perasaan mas I setelah kita latihan tadi ?

    Evaluasi obyektifTernyata mas I punya cara sendiri untuk menyapu.

    Rencana tindak lanjutSekarang mari kita masukkan pada jadwal harian mas. Jika mas I melihat

    lantai kotor mau diapakan ? bagus !

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    25/54

    Kontrak- Topik

    Bagaimana kalau besok kita latihan kemampuan mas I yang ke-3. Mas I

    masih ingat dengan kegiatan yan sudah kita rencanakan ? iya, tepat

    sekali. Mencuci piring, kalau begitu besok kita latihan cuci piring ya.

    - WaktuBesok enaknya kita latihan jam berapa ? bagaimana kalau selesai makan

    saja ?

    - TempatKita latihan di tempat pencucian piring ya. Bagaimana menurut mas I ?

    Ok ! sampai jumpa mas I.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    26/54

    STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

    Nama : Sdr.I

    Hari tanggal : 07-06-2014

    Pertemuan : ketiga

    Ruang : PK NAPZA

    A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi klien

    Data Subyektif

    - Pasien tersenyum pada perawatData Obyektif

    - Pasien menerima kedatangan perawat- Pasien tampak tenang dan rileks- Kontak mata kurang- Selalu menunduk

    2. Diagnosa keperawatanGangguan konsep diri : harga diri rendah

    3. Tujuan Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Klien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan. Klien dapat melatih kemampuan yang dipilih. Klien dapat memasukkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan

    kedalam jadwal kegiatan harian.

    4. Tindakan KeperawatanSp 1:

    Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan dandigunakan selama di RSJ.

    Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien Menganjurkan pada klien untuk memasukkan kegiatan yang sesuai dengan

    kemampuan kedalam jadwal kegiatan harian.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    27/54

    B. STRATEGI KOMUNIKASI1. Fase orientasi

    Salam terapeutikSelamat pagi mas !!

    Evaluasi ValidasiBagaimana perasaan mas pagi ini ?

    Kontrak- Topik : sesuai janji kita kemarin, siang ini kita akan latihan kemampuan

    ma s I yang ke3 yaitu mencuci piring.

    - Waktu : berapa lama kira-kira kita bisa latihan mencuci piring ?bagaimana kalau 10 menit saja.

    - Tempat : kemarin kita janjian di tempat pencucian piringkan. Nantisetelah makan siang kita mulai latihannya. Ok !

    2. Fase kerjaMas I,,,, sesuai janji saya kemarin, siang ini kita akan latihan mencuci piring.

    Sebelum kita mencuci piring, langkah awal kita harus gimana? Iya tepat sekali.

    Sebelum kita mencuci piring, kita harus buang dulu sisa makanannya di

    sampah. Kemudian kita lakukan cuci piring menggunakan sabun.

    Setelah itu kita harus gimana? Iya, mas I benar sekali.

    Ternyata mas I cukup fasih dalam hal kegiatan rumah tangga. Itu patut

    dikembangkan ketika mas I pulang kerumah.

    Mas I sudah melakukan 3 kemampuan kegiatan rumah tangga yang bisa

    dilakukan di RSJ.

    Besok kita rencanakan lagi kemampuan apa saja yang ada dalam diri mas I

    yang belum tersalurkan.

    Ok ! mas I tadi cara mencuci piring mas I tepat sekali, nanti setiap selesai

    makan sebaiknya piring, sendok dan alat makan lainnya langsung dicuci.

    3. Fase terminasia. Evaluasi subyektif

    Bagaimana perasaan mas I setelah kita latihan tadi ?

    b. Evaluasi obyektifMas I sudah melakukan kegiatan rumah tangga yang dapat dilakukan disini,

    seperti merapikan tempat tidur, menyapu dan mencuci piring.

    c. Rencana tindak lanjutSekarang kita rencanakan kemampuan apa saja yang mas I miliki, mas I kan

    menyukai musik, bagaimana kalau besok kita latihan main gitar. Dan yang

    perlu ditekankan dari 3 kegiatan itu mas I harus terapkan setiap hari.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    28/54

    d. Kontrak- Topik

    Bagaimana kalu besok pagi kita latihan bermain gitar.

    - WaktuBesok mau jam berapa kita latihan ? bagaimana kalau sepulang dari mas

    I rehab saja ya, bagaimana mas I setujukan!

    - TempatBagaimana kalau kita latihan di halaman samping dibawah pohon. Ok!

    Sampai jumpa besok!

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    29/54

    ANALISA PROSES INTERAKSI

    Komunikasi Verbal Komunikasi Non VerbalAnalisa Perpusat pada

    PerawatAnalisa Perawat pada Klien Rasional

    P : Selamat Pagi mas !

    Boleh saya dudukdisebelah mas ?

    K: pagi, oh ya ! silahkan

    P : Memandang K dan tersenyum

    K : memandang p dan tersenyum

    P : ingin membuka

    percakapan dengan K denganharapan membalas sapaan

    P : bias diterima oleh K

    K : member respon positif

    dipertmuan pertama

    Salam merupakan

    kalimat pembuka untukmemulai suatu

    percakapan sehinggadapat terjalin rasa

    percaya

    P : oh ya ! perkenalkannama saya Jastin

    P : menatap K dan menjulurkantangan

    P : merasa senang karena Ktersenyum pada P yang

    K : memberikan respon sepintas Memperkenalkan diridapat menciptakan rasa

    Insial Pasien : Sdr. I

    Status Interaksi : Fase Perkenalan

    Lingkungan : Teras Samping

    Deskrispi Pasien : px kooperatif

    Tujuan : px dapat mengenal perawat dan

    menceritakan masalahnya secara

    terbuka

    Nama Mahasiswa : J

    Tanggal : 08 Januari 2014

    Jam :

    Ruang : PK. NAPZA

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    30/54

    Fransiska lebih sering

    disapa jastin

    K : (diam) K : tersenyum pada P

    artinya bahwa K merespon

    adanya perkenalan

    percaya dan agar

    memudahkan interaksi

    P : nama mas siapa ?

    K : Namaku !!! ?

    P : masih berjabat tangan dan

    mendekati K

    K : menyebutkan nama denganjelas sambil tersenyum

    P : ingin tau nama K

    P : merasa kooperatif

    K : mulai dekat dengan Mengenal nama K akan

    memudahkan interaksi

    P : mas senang dipanggil

    siapa ?

    K : I

    P : memandang K

    K: menunduk dan menjawab

    singkat

    P : ingin menjalin kedekatan

    dengan K

    K : senang berkenalan dengan P Nama panggilan

    merupakan nama akrabklien sehingga

    menciptakan rasa senangakan adanya pengakuan

    atas namannya

    P : mas asalnya dari

    mana ?

    K : Banyuwangi

    P : memandan K

    K : menoleh pada P dantersenyum

    P : masih berusaha

    membangun kearaban

    P : senang karena K adarespon

    K : menjawab dengan singkat Topik sederhana

    membantu menjalinkedekatan dengan klien

    P : sekarang umur masberapa ?

    K : sekarang aku umur19 tahun dan nanti bulan

    November aku sudah 20tahun

    P : mendekati K

    K : menoleh pada P

    P : merasa pertanyaannyadapat dijawab dengan jelas

    K : menjawab sesuai denganingatannya

    Umur biasmempengaruhi daya

    ingat klien

    P : selama disini P : menepuk pundak K P : merasa K mulai mengikuti K : senang dengan aktivitasnya Menanyakan kegiatan

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    31/54

    kegiatan apa saja yang K

    lakukan

    K : ya, disini kalau pagi

    aku ke rehab musik nanti jam 12 makan

    sebelumnya sholatberjamaah dan kalau

    jam 13.30 wib waktunyatidur

    K : menoleh pada P dan

    menjelaskan kegiatan harian

    jadwal kegiatan yang sesuai

    dengan yang sudah

    direncanakan

    di RS walaupun terkadang

    menjenuhkan

    harian untuk mengetahui

    keahlian apa saja yang

    dimiliki klien

    P : keahlian apa yang

    mas I punya selama diRS

    K : aku suka main drum,

    dengerin musk tapikarena disini ada gitar ya

    aku belajar gitar aja

    P : memandang K

    K : memandang P dan

    memandang objek lain.

    P : merasa kalau K punya sisi

    positif (kemampuan bermainmusic )

    K : senang dengan keahliannya

    main gitar walaupun baru belajar

    Menggali kemampuan /

    keahlian klien dapatmencegah

    P : sebelumnya kalau di

    rumah kegiatan apa saja

    yang dilakukan secara

    mandiri ?

    K : kadang yamembereskan tempat

    tidur

    P : tersenyum pada K

    K : menunduk

    P : merasa kalau K jaran

    melakukan aktivitas dirumah

    seperti membantu orang

    tuannya

    K : berpikir dan mengingat ingat

    hal apa saja yang dilakukan

    secara mandiri

    Untuk mengetahui

    kegiantan apa saja

    dirumah sebelum di

    bawa ke RS untukmelatih kemandirianklien

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    32/54

    P : oke mas I, besok kita

    ngobrol lagi ya. Kita

    bahas keahlian apa sajayang dimiliki mas I, kita

    ketemu jam 11 ya, sayasenang sudah bias

    ngobrol dengan masK : oh ya ! besok kita

    ketemu lagi

    P : menepuk pundak K

    K : menoleh dan tersenyum

    P : memberikan reinfokement

    pada K

    K : memikirkan tentang kegiatan

    yang ditawarkan

    Kontrak berikutnya

    harus ditentukan dan

    harus mendapatkanpersetujuan klien dapat

    ingat terhadap kontrak.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    33/54

    PENGKAJIAN KEPERAWATAN NAPZA

    Ruangan : PK. Napza Tanggal Dirawat : 16 Mei 2014

    I. IDENTITAS KLIENNama Klien : Sdr. I

    Umur : 19 tahun

    Pendidikan : SMA

    Sumber Informasi : Klien dan Status

    Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2014

    Nomor RM : 1012xx

    Pekerjaan : -

    Alamat : Banyuwangi

    II. ALASAN MASUK/ KEDATANGANA. Alasan Masuk

    Klien Mengatakan saat MRS dipaksa oleh keluarganya dalam keadaan tangan

    diborgol dan kaki diikat karena ketahuan mengkonsumsi obat-obatan terlarang

    dan emosi.

    B. Keadaan Saat MasukKlien mengatakan saat MRS dalam keadaan sadar dan paska penyalagunaan

    obat dextro sebanyak 10 butir, miras dan ganjaa 1 batang 2 hari sebelum

    MRS.

    C. Pemakaian TerakhirKlien mengatakan sebelum di bawa kesini, klien mengkonsumsi ganja 1

    batang dengan cara di hisap, terakhir tanggal 14 Mei 2014.

    III. FAKTOR PREDISPOSISIKlien mengatakan di bawa ke RSJ lawang klien pernah di rawat selama 1 bulan di

    RKJM Banyuwangi. Saat Pulang kembali bergabung dengan teman-teman yang

    dulu. Dan mengulangi perbuatan hal yang sama (miras dan penyalagunaan obat

    dextro). Pada tahun 2010 klien mengaku pernah di tahan di BNN Selama 10 hari.

    Menurut status klien dirumah sering ngamuk-ngamuk sejak 2 bulan yang lalu.

    Paling parah 1 minggu. Klien sulit tidur. Minta apapun harus diturutin jika tidak

    orang tua di ancam.

    Klien mengatakan depresi karena hubungan dengan pacarnya tidak disetujui

    keluarganya.

    Diagnosa Keperawatan : - RPK

    - Mekanisme Koping Individu tidak efektif.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    34/54

    A. Riwayat Masalah Penggunaan Zat1. Intoksikasi

    Klien mengatakan mengkonsumsi tablet dextro yang awalnya Cuma 3 dan

    sampai 10 biji tablet langsung di minum.

    2. Keadaan/ Gejala Lepas zatKlien mengatakan tidak pernah mengalami gejala lepas zat.

    3. Komplikasi medik/ jiwaKlien marah-marah dan mengancam orang tuanya

    4. Perilaku Kriminal dalam RumahKlien mengatakan selalu mengancam ibunya jika tidak diberi uang dengan

    kata-kata Kalau saya tidak diberi uang, saya tidak mau pulang. Dan

    menurut status, pasien sering menjual gabah (padi) yang tersedia di

    rumahnya. Dan yang paling parah pasien mengancam ibunya dengan

    membawa parang, dengan nada bicara marah-marah serta sering

    melontarkan kata-kata ingin membunuh ibunya jika tidak diberi uang.

    5. Perilaku Kriminal di luar RumahKlien mengatakan tidak pernah punya masalah/ berbuat kriminal di luar

    rumah seperti mencuri, mengancam dan mengambil barang dengan paksa.

    Tetapi kalau butuh uang dia menjual barang berupa gabah (padi) di

    rumahnya sendiri.

    6. Catatan PolisiKlien mengatakan pada tahun 2010, klien di tahan di BNN selama 10 hari

    karena obat-obatan terlarang.

    7. Problema dalam SekolahKlien mengatakan masa SMP adalah masa terburuk, karena sudah 2 kali

    pindah sekolah yang disebabkan selalu bertengkar dengan temannya. Klien

    mengatakan juga sering ikut tawuran.

    Menurut status klien dikeluarkan dari sekolah.

    8. Problema dalam keluargaKlien mengatakan tidak ada permasalah dalam keluarga, klien mengatakan

    apa yang diminta klien pasti diturutin dan diberikan.

    9. Problem dalam PekerjaanKlien mengatakan pernah bekerja di tempat cuci motor tapi berhenti

    karena gajinya kecil. Kemudian bekerja di pabrik ikan sarden, tapi juga

    berhenti atas kemauan sendiri.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    35/54

    10.Problema dalam MasyarakatKlien mengatakan tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Klien

    mengatakan mudah berbaur dengan orang lain.

    11.Perawatan RS JiwaDiagnosa Medeik F.19 (Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan

    zat multipel dan zat psikoa)

    Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

    B. Etiologi Penggunaan Zat Adiktif Pertama KaliPasien mengatakan awalnya dia dapat tawaran pil dextro dari temannya yang

    mengatakan pil dextro dapat membuat pikiran happy. Kemudian klien

    mencoba pil tersebut saat punya masalah.

    Diagnosa Keperawatan : Koping Individu tidak efektif

    IV. FAKTOR PENYEBAB KAMBUH/ RELAPSKlien mengatakan setelah di rawat di RKJM. Klien kembali bergabung dengan

    teman-temannya lagi yang juga pengguna. Dan mulai menyalagunakan obat

    dextro, miras dan ganja lagi.

    Diagnosaa Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.

    V. RIWAYAT UPAYA PENANGGULANGAN1. Lembaga/ Kota : PKJM2. Lamanya : 1 Bulan3. Jenis Penanggulangan : Rehabilitasi Rohani dan Medik4. Alasan meninggalkan metode tersebut : Programnya Selesai

    Diagnosa Keperawatan : -

    VI. PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda Vital : TD : 110/ 70 mmHg, N : 99/mnt. S : 36,3oC. Rr : 20x/mnt2. Ukur : TB : 161 cm BB : 78 kg3. Keluhan Fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan

    Diagnosa Keperawatan : -

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    36/54

    VII. DATA PSIKOSOSIAL1. Genogram

    Keterangan Gambar :

    : Laki-Laki

    : Perempuan

    : Hubungan Pernikahan

    : Garis Keturunan

    : Meninggal

    : Tinggal Serumah

    : Klien

    : Orang terdekat

    - Pola Asuh : klien mengatakan saat kecil sampai sekarang diasuholeh ibunya

    - Pola Komunikasi : Klien mengatakan selalu curhat dengan kakaknya- Pengambilan Keputusan : Klien mengatakan ketika ada masalah dalam

    keluarga/ hal apa saja yang mengambil keputusan

    pasti bapak

    2. Data Saudara Kandung/ Saudara TiriNo Nama (Inisial) L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.

    1 Tn. W L 24 SMK TKI

    Diagnosa Keperawatan : Koping Kelurga Tidak Efektif : Ketidakmampuan

    19

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    37/54

    3. Riwayat Pendidikan Terakhir KlienTamat SMU

    4. Riwayat Perilaku Seksual KlienKlien mengatakan belum pernah menikah. Menurut status klien pernah

    berperilaku seksual pra nikah dengan pacaranya.

    5. Riwayat Pekerjaan KlienKlien mengatakan sering pindah-pindah pekerjaan. Awalnya bekerja di tempat

    pencucian sepeda motor, tapi berhenti karna gajinya terlalu kecil. Kemudian

    bekerja di tempat pabrik ikan sarden. Dan juga berhenti.

    6. Hubungan Sosiala. Orang yang dekat/ dipercaya saat ini :

    Klien mengatakan dekat dengan kakak. Alasan dekat dengan kakak karena

    selalu diberi uang saku.

    b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakatKlien mengatakan kadang-kadang saja ikut kumpul dengan tetangga tetapi

    lebih banyak kumpul dengan teman main.

    Di RS klien selalu mengikuti program-program yan sudah direncanakan

    seperti keruang rehab untuk bermusik dan melakukan sholat berjamaah.

    c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lainKlien tidak mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

    terbukti saat perkenalan klien mampu memulai percakapan walaupun

    hanya bertanya sedikit tentang tempat asal.

    Diagnosa Keperawatan : -

    7. Konsep Diria. Gambaran Diri

    Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya walaupun sekarang

    berat badannya bertambah

    b. PeranKlien mengatakan saya seorang anak dengan usia 19 tahun yang biasanya

    kulia dan bermain dengan teman-teman.

    c. IdentitasKlien memperkenalkan dirinya dan identitas keluarganya dan klien bangga

    dengan identitasnya menjadi laki-laki.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    38/54

    d. Ideal DiriKlien mengatakan ingin segera berkumpul bersama keluarga dan berhenti

    mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Ingin segera bekerja karena kalau

    kulia rasanya tidak mampu karena dengan ijazah SMA persamaan.

    e. Harga DiriKlien mengatakan saya merasa malu saat pulang nanti, karena saat dibawa

    kesini dengan kondisi tangan di borgol dan kaki di ikat. Saya merasa

    tetangga selalu berpikir negatif.

    Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

    8. Spirituala. Nilai dan Keyakinan

    Klien mengatakan agamanya islam dan meyakini adanya Tuhan-Nya

    b. Kegiatan IbadahKlien melakukan ibadah secara rutin dan berjamaah selama di RSJ. Saat

    dirumah klien mengatakan sholatnya bolong-bolong.

    Diagnosa Keperawatan : -

    VIII.STATUS MENTAL1. Penampilan

    Klien berpakaian sesuai dengan fungsinya, baju tidak kusut, rambut disisir

    rapi.

    Diagnosa Keperawatan : -

    2. PembicaraanSaat wawancara cara berbicara klien lambat dan dapat dimengerti dengan

    volume suara lembut.

    Diagnosa Keperawatan : -

    3. Aktivitas motorik / psikomotor Kelambatan

    Klien tidak mengalami keterlambatan aktivitas motorik/ psikomotor,

    terbukti ketika klien melakukan aktivitas rutin seperti tepat jam rehab,

    sholat dan makan, klien mampu melakukan tanpa disuruh.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    39/54

    PeningkatanKlien banyak beraktivitas, sulit untuk diam, sebentar noton TV, sebentar

    maen gitar dan mengerjakan sesuatu hal seperti membersihkan kukunyya

    dan maen tenis meja.

    Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

    4. Afek dan Emosia. Afek

    Afek klien dangkal/ datar, terbukti saat klien ditanya kenapa samapai

    menggunakan obat terlarang, klien hanya menampakkan ekspresi datar dan

    menjawab pertanyaan secara singkat dan menunduk.

    Diagnosa Keperawatan : -

    b. EmosiKlien cemas, terbukti saat ditanya tentang perasaan klien setelah membuat

    keluarga kecewa saat ini, klien mengatakan kasian dan cemas dengan

    keadaan keluarganya.

    Terbukti ekspresi wajah klien menunduk, cemas, bicara klien lebih pelan

    dan pada saat pemeriksaan fisik nadi teraba cepat (N: 99x/mnt).

    Diagnosa Keperawatan : Ansietas.

    5. Interaksi Selama WawancaraKontak mata kurang, terbukti saat wawancara klien selalu memandang ke

    objek lain, tidak mampu menatap lawan biara dan klien selalu menunduk.

    Akan tetapi seketika klien mampu memulai pembicaraan seperti menanyakan

    Sedang apa? Apa kabar?

    Diagnosa Keperawatan : -

    6. Persepsi Sensorik Halusinasi

    Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca inderanya. Klien

    mengatakan tidak mendengar bisikan aneh ataupun hal-hal aneh pada

    penglihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan.

    IlusiKlien mampu melihat hal yang dilihat sesuai dengan kenyataan, terbukti

    klien mengatakan hal yang dilihat adalah pohon belimbing dan

    kenyataannya adalah pohon belimbing.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    40/54

    DepersonalisasiKlien awalnya merasa asing pada lingkungan di RSJ ini tapi tidak pada

    diri sendiri maupun orang lain.

    DerealisasiKlien menilai lingkungannya adalah nyata.

    Diagnosa Keperawatan :-

    7. Proses Pikira. Arus Pikir

    Arus pikir klien koheren, terbukti saat ditanya, Kenapa sampai mau

    diajak teman untuk mengkonsumsi obat terlarang dan miras? klien

    menjawab singkat dan jelas Karena saya ingin mencoba/ ingin tau,

    dirasakan enak ya saya lanjutkan

    Diagnosa Keperawatan : -

    b. Isi PikirIsi pikiran klien obsesif, terbukti klien sering mengeluhkan klien ingin

    cepat pulang, karena ingin berkumpul dengan keluarganya.

    c. Bentuk PikirBentuk pikiran klien realistik terbukti saat ditanya tentang anggota

    keluarganya, klien mengatakan anak ke 4 dari 4 bersaudara. Tetapi anak

    pertama dan ke 2 meninggal sejak kecil.

    Diagnosa Keperawatan : -

    8. Kesadaran- Secara Kuantitatif : Kesadaran klien compos mentis (GCS : 4 5 6)- Secara Kualitatif : Klien mampu berorientasi baik dengan waktu,

    seperti waktu makan, sholat dan mandi. Klien juga

    mampu berorientasi dengan tempat dan

    lingkungannya seperti tenmpat tidur dan tempat

    rehapnya. Klien mau merubah posisi duduknya yang

    semula kakinya di atas kursi menjadi diturunin

    ketika ditegur.

    Diagnosa Keperawatan : -

    9. Orientasi- Waktu : Klien tidak mengalami gangguan orientasi waktu terbukti klien

    mampu menyebutkan waktu sholat duhur, dan pada

    kenyataannya memang waktu sholat duhur dan saat ditanya

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    41/54

    sekrang tanggal berapa ? klien menjawab tanggal 2 Juni

    2014 sesuai dengan kenyataan.

    - Tempat : Klien tidak mengalami gangguan orientasi tempat terbuktiklien mampu menjawab ini adalah RSJ. dan saat disuruh ke

    rehab, klien bisa ke tempat rehab sesuai dengan tempat

    rehabnya yaitu di rehab percobaan tenaga kerja laki-laki.

    - Orang : Klien tidak mengalami gangguan orientasi orang terbukti, klienmampu mengenali perawat yang bertugas di napza dan saat di

    tanya itu namanya siapa? klien menjawab perawat A

    kenyataannya memangperawat A.

    Diagnosa Keperawatan : -

    10.MemoriKlien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang maupun jangka

    pendek. Terbukti klien mampu menceritakan sebelum klien dibawa ke RSJ

    dan aktivitas yang dilakukan dari saat bangun tidur sampai tidur siang.

    Diagnosa Keperawatan : -

    11.Tingkat Konsentrasi dan berhitungSaat klien diajak berbiara dengan topik Apa kesan dan pesan saat di sini?

    Klien tampak berfikir lama dan saat mencoba perkalian dan penjumlahan (70

    x 10 + 1 x 0 = .....) klien tidak mampu konsentrasi dengan pertanyaan itu.

    Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir.

    12.Kemampuan PenilaianKlien mengatakan bila sampai dirumah, saya akan bergaul dengan teman baru

    yang lebih baik dan akan menjauhin teman-teman yang memakai obat-obat

    terlarang.

    Diagnosa Keperawatan : -

    13.Daya Tilik DiriKlien menyadari dengan kesalahan yang telah dia perbuat di masa lalu dan

    menyadari dengan keadaannya saat ini.

    Diagnoa Keperawatan : -

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    42/54

    IX. MEKANISME KOPINGKlien mengatakan saat perasaan tidak enak saat ini lebih baik bermain gitar.

    Tetapi kalau dibangdingkan dengan sebelum MRS ketika ada masalah langsung

    membeli miras dan tidak pulang ke rumah (menghindari masalah)

    Diagnosa Keperawatan : Koping Individu tidak Efektif.

    X. PENGETAHUAN KURANG MENGENAISaat ditanya, Apa akibat dari pemakaian zat psikoaktif, apakah klien tau apa

    komplikasi yang akan terjadi dan bagaimana cara mengatasi suggest ? klien

    mengatakan tidak tau.

    Diagnosa Keperawatan : Kurang Pengetahuan tentang akibat, komplikasi dan cara

    mengatasinya.

    XI. ASPEK MDEIK1. Diagnosa Medis

    AXIS I : F19 (Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat

    multiple dan zat psikoa)

    AXIS II : C.K. terbuka (ciri kepribadian terbuka)

    AXIS III : Laserasi di lutut kiri

    AXIS IV : Masalah yang berkaitan dengan lingkungan sosial

    AXIS V : GAF Scala saat ini 2011

    2. Terapi MedisTablet Clozapin 25 mg 101

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    43/54

    XII. ANALISA DATATanggal

    & JamData Diagnosa Keperawatan

    2/6/14

    11.00

    Ds : - Klien mengatakan selalu mengancam

    ibunya jika tidak diberi uang dengan

    ancaman tidak mau pulang.

    -Menurut status, klien mengancam sambilmembawa parang dan marah-marah

    Do: klien banyak beraktivitas, sulit untuk diam,

    sebentar noton tv, sebentar maen gitar dan

    mengerjakan sesuatu hal seperti

    membersihkan kukunya, main tenis meja.

    Resiko Perilaku

    Kekerasan

    2/6/14

    11.00

    Ds : - Klien mengatakan pada tahun 2010

    pernah ditahan di BNN selam 10 hari

    karena obat terlarang dan kakanya selalu

    mengkonsumsi miras.

    -Menurut status, kakak klienmengkonsumsi miras.

    -Pengambil keputusan dalam keluargalebih dominan bapak klien.

    Do: -

    Koping keluarga tidak

    efektif

    2/6/14

    11.00

    Ds : Klien mengatakan tidak mampu kulia

    karena dengan ijazah persamaan dan malu

    saat pulang nanti

    Do: - klien tampak malu dengan keadaannya

    -Kontak mata kurang-menunduk

    Harga diri rendah

    situasional

    2/6/14

    11.00

    Ds : Klien mengatakan sudah malas untuk mikir

    Do: Klien kurang konsentrasi saat berhitung

    Gangguan Proses Pikir

    2/6/14

    11.00

    Ds : Klien mengatakan saat kumpul dengan

    teman lama kembali mengkonsumsi obat

    terlarang. Dan jika ada malah menghindar

    Do: saat ditanya bagaimana cara klien jika ada

    masalah, klien menjawab menghindar/ tidak

    pulang

    Koping individu tidak

    efektif

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    44/54

    XIII. POHON MASALAH

    XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko Perilaku Kekerasan2. Koping Individu tidak efektif3. Harga diri rendah situasional4. Gangguan proses pikir5. Koping individu tidak efektif.

    Lawang, 2 Juni 2014

    Perawat yang Mengkaji

    Ttd

    Kelompok IV

    Gangguan Konsep Diri

    : HDR

    Koping Kelurga tidak Efektif

    Gangguan Proses

    Pikir

    Resiko Perilaku Kekerasan

    Core Problem

    Cause Koping Individu tidak Efektif

    Efek

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    45/54

    RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

    KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

    DI UNIT RAWAT INAP PK. NAPZA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

    Nama Klien : Sdr. I No. CM : 1012xx

    Jenis Kelamin : Laki-Laki Dx. Medis : F19Ruang : Napza Unit Keswa :

    Tgl DiagnosaKeperawatan

    Perencanaan RasionalTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

    2/6/14 Harga Diri

    Rendah

    TUM

    Klien memiliki konsep

    diri yang positif

    TUK:

    1. Klien dapatmembina

    hubungan saling

    percaya

    Setelah 1x interaksi, klien

    menunjukkan ekspresi

    wajah bersahabat,

    menunjukkan rasa senang,

    ada kontak mata, mau

    berjabat tangan, mau

    menyebutkan nama, mau

    menjawab salam, klien

    1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakanprinsip komunikasi terapeutik:

    Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan

    perawat berkenalan

    Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji

    Hubungan salingpercaya akan

    menimbulkankepercayaan klien

    pada perawatsehingga akan

    memudahkan

    dalampelaksanaantindakan

    selanjutnya.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    46/54

    mau duduk berdampingan

    dengan perawat, mau

    mengutarakan masalah

    yang dihadapi

    Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apaadanya

    Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

    3/6/14 2. klien dapat

    mengidentifikasi

    aspek positif dan

    kemampuan yang

    dimiliki

    Setelah 1x interaksi klien

    menyebutkan :

    a. Aspek positif dankemampuan yang

    dimiliki

    b. Aspek positifkeluarga

    c. Aspek positiflingkungan

    2.1 Diskusikan dengan klien tentang :

    a. aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan

    b. kemampuan yang dimiliki klien

    2.2 Bersama klien buat daftar tentang

    a. aspek positif klien, keluarga, lingkungan

    b. kemampuan yang dimiliki klien

    2.3 Beri pujian yang realistis, dan hidarkan memberi penilain

    negatif

    Pujian akan

    meningkatkanharga diri klien.

    3/6/14 3. Klien dapat menilai

    kemampuan yang

    dimiliki untuk

    dilaksanakan

    Setelah 1x interaksi klien

    menyebutkan kemampuan

    yang dapat dilaksanakan

    3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat

    dilaksanakan dan digunakan selalma sakit

    3.2 Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilajutkan

    pelaksanaanya setelah klien pulang dengan kondisinya

    saat ini.

    Peningkatankemampuan

    mendorong klien

    untuk mandiri

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    47/54

    3/6/14 4. Klien dapat

    merencakan

    kegiatan sesuai

    dengan kemampuan

    yang dimiliki

    Setelah 1x interaksi klien

    membuat rencana

    kegiatan harian

    4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat

    dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien

    a. kegiatan mandiri

    b. kegiatan dengan bantuan

    4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

    4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien

    lakukan

    Pelaksanaan

    kegiatann secara

    mandiri modalawal untuk

    meningkatkanharga diri.

    4/6/14 5. Klien dapat

    melakukan kegiatan

    sesuai rencana yang

    dibuat

    Setelah 2x interaksi klien

    melakukan kegiatan

    sesuai jadwal yang dibuat

    5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah

    direncanakan

    5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien

    5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien

    5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah

    pulang.

    Dengan aktivitasklien akan

    mengetauikemampuannya.

    - 6. Klien dapat

    memanfaatkan

    sistem pendukungyang ada

    Setelah 1x interaksi klien

    memanfaatkan sistem

    pendukung yang ada dikeluarga

    6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

    merawat klien dengan harga diri rendah

    6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

    6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

    Perhatiankeluarga dan

    pengertiankeluarga akan

    dapat membantumeningkatkanharga diri klien.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    48/54

    CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

    DI UNIT RAWAT INAP NAPZA RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

    Nama Pasien : Sdr I No RM : 1012xx

    Jenis Kelamiin : Laki-Laki Diagnosa Medis : F19

    Ruang : Napza No. Keswa :

    No TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI TTD

    1 08 - 06 - 2014 1. Membimbing hubungan saling percaya denganmenggunakan prinsip komunikasi terapeutif.

    P : Selamat pagi mas !! apa kabar hari ini ? oh ya,

    perkenalkan nama saya J. Saya mahasiswa yang

    praktek disini selama 2 minggu. Saya perawat yang

    akan merawat mas disini. Kalau boleh tau nama mas

    siapa ? dan suka di panggil siapa ?

    K : pagi juga bak. Nama saya I. Saya suka dipanggil

    dengan panggilan I

    2. Mendiskusikan aspek positif / kemampuan yangdimiliki klien.

    P : kamu punya kemampuan apa yang bisa dilakukan

    disni?

    S : Px mengatakan bias bermain music (drum) dan untuk saat

    ini masih belajar main gitar

    O: Px menerima kedatangan perawat

    Px masih menggunakan kemampuannya dan mau belajar

    hal baru

    Px mengikuti semua kegiatan yang sudah direncanakan

    untuk dirinya

    A : Px memiliki kemampuan lain yang ada pada dirinya

    Px setuju dengan kegiatan / kemampuan yang lain untuk

    dimasukkan ke dalam jadwal harian

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    49/54

    K : saya dulu main drum, sekarang disini saya belajar

    main gitar

    3. Mendiskusikan kemampuan yang masih dapatdilanjutkan.

    P : sudah bisa nyanyi apa saja disni ?

    K : banyak, sandiwara cinta salah satunya.

    4. Merencanakan kegiatan yang akan dipilih klien sesuaidengan kemampuan.

    P : ayo kita rencanakan kegiatan-kegiatan yang bisa kita

    lakukan disini dan kamu sukai ?

    K : ayo

    P: Lanjutkan intervensi dan untuk Px, kita latihan

    kemampuan lainnya besok.

    2 05062014 1. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilakukan setiap hari

    2. Member kesempatan px untuk mencoba kegiatan yangsudah direncanakan.

    S : Px mengatakan senang dengan akitivitas saat ini,

    walaupun kadang membosankan

    O: Px kooperatifPx tampak fresh

    Px mulai akrab dengan perawat

    Px mengikuti semua kegiatan yang sudah dijadwalkan

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    50/54

    A: SP 1 belum tercapai

    P : Px latih kemampuan yang lain

    P ulangi SP 1 no 3. Mendiskusikan kemampuan yang

    masih dapat dilanjutkan.

    3 07062014 1. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilakukan setiap hari.

    2. Member kesempatan pada px untuk mencoba kegiatanyang sudah direncanakan.

    3. Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisipx.

    4. Menganjurkan pada px untu memasukkan kegiatanyang sesuai dengan kemampuan ke dalam jadwal

    kegiatan.

    S : Selamat pagi mbak !

    O : Px kooperatif

    Px tampak fresh

    Keadaan umum baik

    Kontak mata +

    A : SP 1 belum tercapai

    P: Pxmotivasi kemampuan lain

    P ulangi SP 1. Implementasi no 1,2,3 dan 4

    1. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilakukan setiap hari.

    2. Member kesempatan pada px untuk mencoba kegiatan

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    51/54

    yang sudah direncanakan.

    3. Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisipx.

    4. Menganjurkan pada px untu memasukkan kegiatanyang sesuai dengan kemampuan ke dalam jadwal

    kegiatan.

    4 09062014 1. Mendiskusikan dengan px kemampuan yang dapatdilaksanakan dan digunakan selama di RSJ

    2. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilaksanakan setiap hari

    3. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai dengan kemampuan ke dalam kegiatan.

    S : Saya baikbaik saja mbak!

    O: Px kooperatif

    Px tenang

    ADI mandiri

    Istirahat +

    Ma / mi +

    A: SP 1 belum tercapai

    P : px motivasi kemampuan px

    P ulangi SP 1 impelementasi no 1, 2, dan 3

    1. Mendiskusikan dengan px kemampuan yang dapatdilaksanakan dan digunakan selama di RSJ

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    52/54

    2. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilaksanakan setiap hari

    3. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai dengan kemampuan ke dalam kegiatan.

    5 1006 2014 1. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilaksanakan setiap hari

    2. Melatih px sesuai kemampuan yang dipilih3. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan

    px.

    4. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai dengan kemampuan ke dalam kegiatan.

    5. Memotivasi px dengan kemampuang yang px punya.

    S : px mengatakan ada apa mbak !

    O: px kooperatif

    rehab +

    TAK +

    ADI mandiri

    ma / mi +

    A : SP 1 tercapai sebagian

    P : px motivasi kemampuan px

    P lanjutkan SP 1 implementasi no 1, 2, 3, 4, dan 5

    1. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilaksanakan setiap hari

    2. Melatih px sesuai kemampuan yang dipilih3. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan

    px.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    53/54

    4. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai dengan kemampuan ke dalam kegiatan.

    5. Memotivasi px dengan kemampuang yang px punya.

  • 5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr

    54/54

    RSJ dr.Radjiaman Wediodiningrat LAWANG

    Ruang Pemulihan Ketergantungan NAPZA

    KEGIATAN HARIAN KONSELOR ADIKSI

    HARI/TANGGAL :

    NAMA KLIEN :

    WAKTU JENIS KEGIATAN KETERANGAN

    04.30-05.00 Sholat subuh berjamaah

    05.00-05.50 Function (Kebersihan Facility)

    05.50-06.30 Senam pagi

    06.30-07.00 Merapikan tempat tidur dan membersihkan diri

    (mandi)

    07.00-07.30 Makan pagi

    07.30-08.00 Nicotin break

    Cek kerapian

    Kontrol vital sign

    08.00-09.15 Morning meeting

    09.15-12.00 Time frame/free

    Latihan kerja rehabilitasi

    Visite dokter

    Seminar/TAK

    Nonton tv/ baca koran/ hobby

    12.00-12.30 Sholat dzuhur berjamaah

    12.30-13.00 Makan siang

    13.00-13.30 Function (Kebersihan Facility)13.30-13.50 Nikotin break

    13.50-15.00 Tidur siang

    15.00-15.30 Sholat ashar berjamaah

    15.30-16.00 Function (Kebersihan Facility)

    16.00-17.15 Jam santai

    Nonton tv/baca koran/hobby

    17.15-17.45 Mandi dan persiapan sholat

    17.45-18.45 Sholat magrib berjamaah

    18.45-19.45 Makan malam

    19.45-19.30 Nicotin break

    19.30-21.00 Jam bebasNonton tv/baca koran/ hobby

    21.00-21.10 istirahat

    CATATAN EVALUASI HARIAN :

    Mengetahui

    Kepala ruang PK NAPZA Yang mengerjakan

    KAWIT ANDRARYANIWATI,S.ST

    NIP.19661227 1986032 002