laporan kunjungan kegh monumen jogja kembali

4
LAPORAN KUNJUNGAN ke MONUMEN JOGJA KEMBALI Monumen Jogja Kembali Bangunan merupakan bangunan yang berbentuk kerucut dan terdiri dari tiga lantai serta terbagi dalam beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air. Di lantai satu adalah museum dimana terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda-benda koleksi berupa: realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Monumen Yogya Kembali dibangun pada tanggal 29 Juni 1985. Penggagas monumen ini adalah Kolonel Soegiarto (Walikotamadya Yogyakarta). Nama Yogya Kembali dipilih dengan maksud sebagai tetenger peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibu Kota Yogyakrta pada tanggal 29 Juni 1949, yang merupakan titik awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari penjajahan Belanda. Di ujung selatan pelataran berdiri tegak sebuah dinding yang memuat Monjali tampak dari Dinding di sebelah selatan: nama pejuang

Upload: eka-nofiana-khumaeroh

Post on 16-Feb-2015

1.517 views

Category:

Documents


133 download

DESCRIPTION

bnhnghgghgju

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kunjungan Kegh Monumen Jogja Kembali

LAPORAN KUNJUNGAN ke MONUMEN JOGJA KEMBALI

Monumen Jogja Kembali Bangunan merupakan bangunan yang berbentuk

kerucut dan terdiri dari tiga lantai serta terbagi dalam beberapa bagian. Seluruh

bangunan dikelilingi oleh kolam air. Di lantai satu adalah museum dimana

terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda-benda koleksi berupa:

realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif

dapur umum yang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan

1945-1949.

Monumen Yogya Kembali dibangun

pada tanggal 29 Juni 1985. Penggagas

monumen ini adalah Kolonel Soegiarto

(Walikotamadya Yogyakarta). Nama Yogya

Kembali dipilih dengan maksud sebagai

tetenger peristiwa sejarah ditariknya tentara

pendudukan Belanda dari Ibu Kota

Yogyakrta pada tanggal 29 Juni 1949, yang

merupakan titik awal bebasnya Bangsa

Indonesia secara nyata dari penjajahan

Belanda.

Di ujung selatan pelataran berdiri tegak sebuah dinding yang memuat 420

nama pejuang yang gugur antara 19

Desember 1948 hingga 29 Juni 1949

serta puisi Karawang Bekasi-nya Chairil

Anwar untuk pahlawan yang tidak

diketahui namanya.

Sementara itu jalan utara dan

selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada dinding luar yang

melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan

bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. sejumlah peristiwa

sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi

Monjali tampak dari depan

Dinding di sebelah selatan: nama pejuang

Page 2: Laporan Kunjungan Kegh Monumen Jogja Kembali

Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Persiden ke Yogyakarta hingga

pembentukan Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut. Sedangkan

di dalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang

menggambarkaan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal

19 Desember 1948, SU Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan

Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yog yakarta.

Lantai teratas merupakan tempat hening berbentuk lingkaran, dilengkapi

dengan tiang bendera yang dipasangi bendera

merah putih di tengah ruangan, relief gambar

tangan yang menggambarkan perjuangan fisik

pada dinding barat dan perjuangan diplomasi pada

dinding timur. Ruangan bernama Garbha Graha

itu berfungsi sebagai tempat me ndoakan para pahlawan dan merenungi

perjuangan mereka.

Di Monumen ini pengunjung akan mendapat pelajaran sejarah yang sangat

berharga, karena Monumen Yogya Kembali memberikan gambaran yang lebih

jelas bagaimana kemerdekaan itu tercapai. Melihat berbagai diorama, relief yang

terukir atau koleksi pakaian hingga senjata yang

pernah dipakai oleh para pejuang kemerdekaan. 

Pengunjung bisa melihat tandu yang

digunakan untuk menggotong Panglima Besar

Jenderal Soedirman selama perang gerilya, seragam

tentara dan dokar yang juga pernah digunakan oleh

Panglima Besar Jenderal Soedirman. Konon total

koleksi barang-barang dalam museum tersebut

mencapai ribuan.

Ruang hening: lantai 3

Diorama: lantai 2Diorama: lantai 2

Tandu Jendral Sudirman: lantai 1

Page 3: Laporan Kunjungan Kegh Monumen Jogja Kembali

Dengan melihat diorama-diorama dan semua yang ada di Monumen ini,

Kita serasa dibawa larut dalam masa-masa perjuangan dan semangat yang

dikobarkan oleh para Pahlawan dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik

Indonesia. Oleh karena itu, mari kita sebagai generasi penerus bangsa sudah

sepantasnya jangan melupakan sejarah, tetap berjuang dengan cara belajar yang

gigih agar kedepan bisa merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan kita

menjadi bagian dalam sejarah bangsa Indonesia. Salam ABITA! Aku Bangga

Indonesia Tanah Airku.

Monjali tampak keseluruhan

Berfoto bersama salah satu pemandu di Monjali setelah meminta penjelasan tentang monjali

Tiket masuk Monjali