laporan kunjungan lapangan
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
I. Identitas 626398
Nama pasien :
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 4 tahun
MRS :
Nama orang tua
- Ayah : Tidak Ada Di Tempat
- Ibu :
Alamat :
II. Subjective ( Heteroa namnesis)
Keluhan Utama
Pasien dibawa ibunya ke rumah sakit dengan keluhan tidak ada lubang anus dan sering
mencret (melalui kolostomi).
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak berusia 4 tahun dibawa ibunya ke RSUP mataram dengan keluhan tidak ada
lubang anus . Pasien diketahui tidak memiliki lubang anus satu hari setelah kelahiran.
Sebelumnya pasien sudah pernah dirujuk ke RSUP satu hari setelah kelahiran dan
dilakukan kolostomi. Pasien sering mencret (melalui kolostomi). Mencretnya cair
berwarna kuning tidak berdarah Ibu pasien sering memberikan oralit dan preparat zinc
ketika anaknya mencret. Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa tempat kolostomi juga
sering basah.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat Pengobatan
Orang tua pasien mengaku, kalau anaknya sudah sempat diberi oralit dan tablet zinc dari
dokter di Puskesmas. Di rumah sakit pasien mendapatkan terapi rehidrasi berupa ringer
laktat secara intravena di Puskesmas.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga, tetgangga, maupun teman sepermainan anak, mengeluhkan hal yang
sama dengan pasien.
III. Objective (Pemeriksaan Fisik)
Anak tampak rewel
IV. Resume
Wirdan, usia 4 tahun, pada Kamis, 24 Nopember 2011 dibawa ke RSU Mataram untuk
menjalani operasi. Kejadian ini diawali sejak satu hari setelah lahir, dimana pasien
mengalami kelainan pada anus yaitu tidak didapatkannya lubang pada anus. Sehingga
langsung saja setelah satu hari setelah lahir pasien dibawa keluarga untuk mendapatkan
penanganan. Tapi dari pihak RSU tidak bisa langsung melakukan pembedahan pada lubang
anus, tetapi hanya dibuat lubang pada bagian abdomen pasien sehingga pasien melakukan
BAB melalui abdomennya. Menurut pengakuan ibu pasien operasi pembedahan pada anus
tidak bisa dilakukan karena dari pihak RSU menyarankan agar berat badan pasien harus
mencapai 10 kg terlebih dahulu. Barulah pada usia 4 tahun ini pasien bisa menjalani operasi
pembedahan pada anusnya.
V. Assessment
Atresia ani
VI
VI. Diagnosis Kerja
VII.Komplikasi
VIII. Prognosis
IX. Preventif