laporan pbl 1 edit 1

43
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING BLOK EARLY CLINICAL AND COMMUNITY EXPOSURE I (ECCE I) PBL KASUS 1 “COMMON COLD DAN ANEMIA PADA KEHAMILANTutor : dr. Agung Saprasetya Dwi Laksana, MSc.PH Kelompok 1 Ganda Sapto Edhi Pambudi G1A012001 Nafiisah G1A012002 Arvi Tri Sulistiyani G1A012003 Fitri Ayu Ramadona G1A012004 Yudith Anindita G1A012059 Ratna Ernita G1A012060 Heidi Dewi Mutia G1A012061 Maya Alvionita G1A012062 Dwi Bamas Aji G1A012063 Hardina Bawatri G1A012064 Gladys Intan Kirana Nugraha G1A012065 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: natsuyaki-yuichi

Post on 20-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan pbl

TRANSCRIPT

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

BLOK EARLY CLINICAL AND COMMUNITY EXPOSURE I (ECCE I)PBL KASUS 1COMMON COLD DAN ANEMIA PADA KEHAMILAN

Tutor :

dr. Agung Saprasetya Dwi Laksana, MSc.PH

Kelompok 1Ganda Sapto Edhi PambudiG1A012001NafiisahG1A012002Arvi Tri SulistiyaniG1A012003Fitri Ayu RamadonaG1A012004Yudith AninditaG1A012059Ratna ErnitaG1A012060Heidi Dewi MutiaG1A012061Maya AlvionitaG1A012062Dwi Bamas AjiG1A012063Hardina BawatriG1A012064Gladys Intan Kirana NugrahaG1A012065KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJURUSAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2014

I. PENDAHULUANINFO 1

Seorang wanita Ny. Badai berusia 30 tahun datang sendiri untuk kunjungan pertama kali ke dokter keluarga (DK) untuk memeriksakan keluhan pilek. Pilek dirasakan sejak 2 hari yang lalu dengan lendir yang cukup banyak sampai dengan menetes, encer dan jernih tidak berwarna. Hidung memerah, terasa gatal dan sering bersin (sekali bersin tidak terjadi berulang-ulang), dan menjadi buntu/mampet pada malam hari. Selain itu Ny. Badai juga mengeluh tenggorokan terasa kering dan nyeri untuk menelan, nyeri kepala, badan terasa lemah, pegal-pegal dan demam ringan, tidak menggigil. Lidah kurang dapat merasakan makanan sehingga nafsu makan menjadi berkurang. Ny. Badai tidak berani minum obat untuk mengurangi keluhannya karena sedang hamil. Ia berharap kehamilannya dalam keadaan baik.

Ny. Badai sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 5 bulan. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang sangat ditunggu-tunggu setelah menikah selama 6 tahun. Selama kehamilan, Ny. Badai sering mengalami masalah. Ia merasa sering pusing, mudah lelah, tidak bersemangat, kadang-kadang nafas terasa berat dan sesak. Keluhan dirasakan semakin berat pada sore hari terutama jika ia banyak beraktivitas pada sore hari. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan mengganggu karena membatasi aktivitas kerja Ny. Badai.

INFO 2

Riwayat Penyakit DahuluPada awal sampai dengan kehamilan bulan keempat, Ny. Badai sering mual dan muntah, nafsu makan sangat menurun, dan tidak bisa minum susu karena dapat memicu muntah. Muntah sedikit-sedikit berisi makanan atau cairan lambung berwarna kekuningan, tidak ada riwayat keluar darah. Mual dan muntah semakin berat pada pagi hari dan membaik jika makan buah-buahan yang segar. Berat badan menurun sebanyak 3 kg.Selama kehamilannya, Ny. Badai telah kontrol sebanyak 4 kali (sebulan sekali) tetapi jarang minum vitamin yang diberikan oleh dokter karena tidak telaten dan takut muntah.

Ny. Badai tidak mempunyai riwayat penyakit dan penggunaan obat yang signifikan. Ia tidak pernah menderita penyakit serius sebelumnya, tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah operasi, tidak mempunyai riwayat alergi, dan tidak pernah mengalami kecelakaan. Penyakit yang pernah diderita hanya influenza, sakit maag, ataupun diare yang selalu sembuh setelah minum obat warung atau berobat ke klinik. Frekuensi penyakit tersebut juga jarang, mungkin kurang dari setahun sekali.Riwayat Sosial EkonomiNy. Badai telah menikah dengan Tn. Arjuna selama 6 tahun, tetapi tidak tinggal 1 kota. Ny. Badai tinggal di Purwokerto sedangkan Tn. Arjuna bekerja di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tn. Arjuna datang ke Purwokerto sebulan sekali, sedangkan Ny. Badai hanya kadang-kadang saja pergi ke Surabaya. Ny. Badai sebenarnya ingin mengikuti suami, tetapi juga tidak mau melepaskan pekerjaannya sebagai karyawati sebuah hotel.Ny. Badai merupakan lulusan S1 manajemen dan mempunyai pekerjaan yang cukup baik sebagai administratif di sebuah hotel berbintang 4 di Purwokerto. Selain bekerja, Ny. Badai biasanya menghabiskan waktu untuk menjalankan hobinya bernyanyi, bermain musik, dan nonton film bersama teman-temannya. Sebenarnya, Ny. Badai gemar makan apa saja, tetapi sejak kehamilannya, ia hanya mau makan bubur ayam, nasi kecap, dan buah-buahan saja. Ny. Badai jarang berolahraga, tidak mempunyai kebiasaan merokok maupun minum alkohol.Ny. Badai merupakan anak terakhir dari lima bersaudara, semua kakaknya laki-laki. Saat ini, Ny. Badai tinggal di perumahan daerah perkotaan bersama ibu dan keluarga kakaknya yang ketiga yang telah dikaruniai 2 orang anak. Rumah yang ditempati cukup luas, kurang lebih berukuran 10x12 m, terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 4 kamar tidur, dan 2 kamar mandi. Ny. Badai sering merasa tidak nyaman berada di rumah karena ia merasa tidak cocok dan sering bertengkar dengan kakak iparnya serta karena suasana rumah yang sangat ramai oleh anak-anak. APGAR Score 3.

Ny. Badai memiliki hubungan yang cukup baik dengan tetangga-tetangganya meskipun tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan bersama seperti pengajian/arisan.Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah Ny. Badai telah meninggal dunia 4 tahun yang lalu saat berusia 60 tahun karena menderita penyakit hipertensi lama dan stroke. Ibu Ny. Badai berusia 59 tahun telah menderita kencing manis selama 7 tahun dan rutin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam. Kakak laki-laki pertama Ny. Badai yang berusia 40 tahun juga menderita penyakit hipertensi. Sementara 3 saudara kandung lainnya diketahui tidak memiliki riwayat medis yang penting.Riwayat medis dari keluarga ayah Ny. Badai cukup banyak. Kakek juga telah meninggal dunia karena penyakit hipertensi, sedangkan nenknya meninggal dengan sebab yang tidak diketahui oleh Ny. Badai. Ayahnya merupakan anak ke-4 dari 7 bersaudara. Kakak pertamanya (laki-laki) telah meninggal karena sakit ginjal, kakak kedua (laki-laki) menderita penyakit hipertensi, kakak ketiga (perempuan) telah meninggal beberapa saat setelah melahirkan, adik pertama (laki-laki) tidak memiliki riwayat penyakit yang penting, adik kedua (perempuan) menderita penyakit hipertensi, dan adik bungsu (perempuan) tidak memiliki riwayat medis yang penting.

Riwayat medis dari keluarga ibu Ny. Badai juga banyak. Kakek telah meninggal dunia karena penyakit kencing manis. Nenek masih sehat dan tidak memiliki riwayat medis yang penting. Ibu Ny. Badai merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Adik pertama (laki-laki) meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Adik kedua (laki-laki) juga menderita kencing manis. Adik ketiga dan keempat tidak diketahui memiliki riwayat medis yang penting.

Review SystemNy. Badai mengeluh demam ringan, pusing, mudah lelah, pilek, nyeri menelan, dan kadang-kadang sesak nafas. Ia juga mengakui perubahan pola makan menjadi sangat buruk akibat kehamilannya. Ia juga menyangkal batuk, nyeri dada, gangguan buang air besar atau buang air kecil, bengkak di kedua kaki. Ia juga menyangkal mengalami emotional distress meskipun sering tidak puas dengan kehidupan keluarga dan pernikahannya.Pemeriksaan FisikKeadaan umum :cukup baik

Tinggi badan 165 cm

Berat badan 54 kg

Tekanan darah 110/70 mmHg

HR :104x/menit, RR 24 x/menit

Temperatur axilla 37,2C

Kepala

Mata conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Telinga dalam batas normal

Hidung tampak hiperemia dengan sekret (+)Tenggorokan, tonsil T0/T0, faring hiperemia, granulae (+) sekret (+)ToraksJantung dan Paru dalam batas normal

AbdomenCembung, gravida TFU 18cm, tidak ada his, DJJ (+)Ektremitas

Tidak ditemukan adanya edema maupun sianosis, tampak anemis kuku dan telapak tangan, capillary refill kurang dari 1 detik

II. PEMBAHASAN

A. Klarifikasi Istilah

1. Dokter keluargaMerupakan dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada komunitas, dengan titik berat pada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit namun sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu secara aktif mengunjungi penderita dan keluarganya (Prasetyawati, 2008).2. Keluarga

Banyak ahli menguraikan pengertian tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat. Pengertian keluarga antara lain sebagai berikut (Efendi, 2009):

a. UU No. 10 tahun 1992 : unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, atau istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya

b. Marilyn M. Friedman (1998) : kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

c. Duval dan Logan (1986) : sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta soasial dati tiap anggota eluarga.

d. Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) : dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkainan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.Menurut Friedman (1998), terdapat beberapa fungsi keluarga antara lain sebagai berikut (Suprajitno, 2003) :

a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang uatama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan umah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi danmenjaga kelangsungan keluarga.d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care funcion), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga.Sementara itu, bentuk-bentuk keluarga yang tinggal dalam satu rumah akan menyebabkan stressor yang berbeda. Bentuk-bentuk keluarga menurut Goldenberg (1980) dalam Edison (2011), yaitu:

a. Keluarga Inti (nuclear family), terdiri dari suami, isteri dan anak kandung

b. Keluaraga Campuran (extended family), disamping suami, isteri dan anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal dan ataupun garis horizontal yang dapat berasal dari pihak suami atau pihak istri.

c. Keluarga Campuran (blended family), terdiri dari suami, istri, anak kandung dan anak tiri.

d. Menurut Hukum Umum (common law family), terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan yang sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.

e. Keluaraga Orang Tua Tunggal (single parent family), terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernahmenikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama.

f. Keluarga Hidup Bersama (commune family), terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.

g. Keluarga Tinggal Bersama (cohabitation family), terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.

h. Keluarga Serial (serial family), terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, ttp kemudian bercerai dan masing-masing meinikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga.

i. Keluarga Gabungan (composite family), terdiri dari suami dengan beberapa isteri dan anak-anaknya (poliandri) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligami) yang hidup bersama.

B. Batasan Masalah

1. Identitas

Nama

: Ny. BadaiUsia

: 30 tahunStatus

: G1P0A0, bulan ke-5Jenis Kelamin

: WanitaPekerjaan

: Staf Administratif di hotel berbintang 4Alamat

: Purwokerto2. RPS

a. Keluhan Utama: pilekb. Onset

: 2 hari yang lalu

c. Kualitas

: lendir menetes, encer, jernih, tidak berwarnad. Kuantitas

: cukup banyake. Faktor pemberat: beraktivitas, terutama pagi dan sore harif. Faktor peringan: istirahat dan makan buah segarg. Keluhan Penyerta: 1) Hidung memerah, gatal, sering bersin tanpa berulang, dan sering mampet pada malam hari2) Nyeri tenggorokan, odinofagia, cephalgia, badan lemah, pegal-pegal, dan demam ringan3) Lidah kurang dapat merasakan makanan sehingga nafsu makan turun4) Sering pusing, mudah lelah, nafas berat, tidak bersemangat, dan sesal nafas terutama pada sore hari3. RPD

a. Sejak awal kehamilan, sering mual, muntah, nafsu makan sangat turun, dan tidak bisa minum susub. Muntah sedikit-sedikit berisi makanan atau cairan lambung berwarna kekuningan tanpa darahc. Berat badan turun 3 kgd. Telah melakukan kontrol kehamilan sebanyak 4 kalie. Jarang minum vitamin yang diberikan dokterf. Tidak pernah menderita penyakit serius sebelumnya, tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah operasi, tidak mempunyai riwayat alergi, dan tidak pernah mengalami kecelakaang. Penyakit yang pernah diderita hanya influenza, sakit maag, ataupun diare yang selalu sembuh setelah minum obat warung atau berobat ke klinik4. RPK

a. Ayah meninggal akibat hipertensi lama dan stroke

b. Ibu menderita Diabetes Mellitus, rutin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalamc. Kakak laki-laki pertama mengidap hipertensi

d. Kakek (dari ayah) meninggal akibat hipertensie. Kakak laki-laki pertama ayah meninggal karena sakit ginjalf. Kakak laki-laki kedua ayah menderita hipertensi

g. Saudara perempuan ayah meninggal beberapa saat setelah melahirkan

h. Kakek (dari ibu) meninggal akibat Diabetes Mellitusi. Adik laki-laki dari ibu meninggal akibat kecelakaan lalu lintas

j. Adik laki-laki lainnya dari ibu menderita Diabetes Mellitus5. RSE

a. Telah menikah selama 6 tahun dan tinggal berjauhan dengan suami sehingga jarang bertemub. Berpendidikan terakhir S1 Manajemen dan bekerja sebagai staf administratif pada hotel bintang 4 di Purwokertoc. Sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya dengan menjalankan hobi bernyanyi, bermain musik, dan menonton filmd. Tinggal di perumahan daerah perkotaan bersama anak, ibu, dan keluarga adiknya yang kedua (bersama 2 orang anaknya) sehingga 1 rumah ditinggali 7 orang

e. Rumah luas 120 m2 (ruang tamu, ruang keluarga, 4 kamar tidur, dapur, 2 kamar mandi, dan dapur)

f. Tidak merasa nyaman tinggal di rumah karena merasa tidak cocok, sering bertengkar dengan adik ipar, dan rumah dirasa terlalu ramai dengan adanya anak-anakg. APGAR Score : 3

h. Hubungan baik dengan tetangga namun jarang mengikuti pengajian dan arisanC. Analisis dan Pembahasan Masalah

1. Apa itu diagnosis holistik dan bagaimana penerapannya pada kasus?Diagnosis holistik adalah penentuan diagnosis pasien yang mempertimbangkan aspek bio-psiko-sosial dari pasien dan keluarganya yang berefek pula pada penatalaksanaannya.

Diagnosis holistik ini memiliki lima aspek, yaitu:

a. Aspek 1, merupakan aspek personal yang merupakan reason for encounter, atau alasan pasien menemui dokter, meliputi:1) Idea (tujuan kedatangan pasien ke dokter yang ditunjukkan dengan keluhan utama) : pilek dengan lendir banyak, menetes, encer, dan jernih2) Concern (gejala penyerta yang muncul dan dikeluhkan pula oleh pasien): a) Hidung memerah, gatal, sering bersin tanpa berulang, dan sering mampet pada malam harib) Nyeri tenggorokan, odinofagia, cephalgia, badan lemah, pegal-pegal, dan demam ringanc) Lidah kurang dapat merasakan makanan sehingga nafsu makan turund) Sering pusing, mudah lelah, nafas berat, tidak bersemangat, dan sesal nafas terutama pada sore hari3) Expectation (harapan pasien setelah bertemu dokter): semoga lekas sembuh, penyakit tidak mengganggu kehamilan4) Anxiety (kekhawatiran pasien terkait kondisi klinis): penyakit dapat mempengaruhi kehamilan bila dibiarkan atau mengonsumsi obat tanpa resep dokter.b. Aspek 2, merupakan aspek penegakan diagnosis klinis dan differential melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.AspekFARINGITIS AKUTRHINITIS AKUTHIPER-TENSIRHINO-FARINGITIS AKUTANEMIA PADA KEHA-MILANRHINITIS VASO-MOTOR

AnamnesisTenggorokan kering, odinofagia, demamringan, badan lemahRinorea, hidung tersumbat, rasa gatal pada hidung, bersin bersin,

pasien merasa dingin, demam ringanPusing, sakit kepala, pertimbang-kan pula Riwayat Penyakit KeluargaHidung edema dan hiperemis, demam, keluar cairanMudah lelah, penurunan merasa makanan karena atrofi papilalidah, ibu hamil rentan karena peningkatan kebutuhan zat besi akibat sirkulasi uteroplasenta di trimester 2-3Nasal kongesti, rinore, sneezing, gatal pada hidung, pada ibu hamil risiko meningkat karena peningkatan estrogen dan progesteron,bersin tidak berulang.

Pemeriksaan FisikFaring hipermis, tonsil tidak membesar, bisa ada eksudat tergantung penyebabDemam, pada rinoskopi anterior, tampak mukosa udem, cavum nasi sempit, ada sekret seros/mukus.TD tinggi >120/80 mmHgMuksa hidung merah, palatum merah, pembesaran tonsil, hiperemis di faring.Konjungtiva tampak anemis.

Jika parah dapat terjadi jari tabuh, stomatitis angularis, atrofi papil Konka udem, merah, cairan serous atau mukus

Pemeriksaan PenunjangKOH bila disebabkan jamur

Darah lengkap (hitung jenis leukosit), pewarnaan gram, kultur Skin prick test, IgE, eosinofilSkin prick test, IgE, eosinofilPemeriksaan Hb, darah tepi, MCV, MCHC,MCH turun

Feritin serum turun dan TIBC meningkatSkin prick test akan menyingkir-kan DD rhinitis alergi

Kadar IgE spesifik

Bila dilihat kembali dengan pemeriksaan fisik, didapatkan hasil:

a) Diagnosis klinis: rhinofaringitis akut ec virus (common cold) dengan anemia pada kehamilanb) Diagnosis differential:i. Rhinofaringitis ec bakteri

ii. Anemia megaloblastik

iii. Anemia makrositik

c. Aspek 3, merupakan faktor risiko internal pasien yang memberi efek kepada keadaan pasien saat ini1) Wanita berumur 30 tahun G1P0A0. sedang hamil 5 bulan (TM 2), setelah menikah 6 tahun2) Riwayat trimester 1 kehamilan ( nafsu makan turun dan tidak bisa mengonsumsi susu. Dapat makan buah-buah segar, bubur dan nasi kecap. 3) BB turun 3 kg4) Jarang minum vitamin karena kurang telaten dan memicu muntah5) Tidak pernah mengonsumsi obat tertentu, tidak pernah opname, operasi, alergi, kecelakaan.6) Memiliki genetik penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus, yang dapat berefek ke komplikasinyad. Aspek 4, merupakan faktor risiko eksternal dan berada di sekitar pasien yang ikut berperan dalam penyakit pasien1) Long Distance Relationship dengan suaminya yaang bekerja di pelabuhan, dan pulang sebulan sekali2) Pasien bekerja sebagai staf administratif di hotel dan gemar bernyanyi, bermain musik, dan nonton film bersama teman-temannya.3) Extended family, dalam satu rumah terdapat pasien, ibu, dan keluarga kakak perempuannya dengan jumlah 7 orang.4) Luas rumah 120m2(ruang tamu, ruang keluarga, 4 kamar tidur, dapur, 2 kamar mandi, dan dapur)5) Sering bertengkat dengan kakak iparnya dan tidak nyaman berada di rumah karena ramai dengan anak-anak. APGAR Score 36) Mempunyai hubungan baik dengan tetangganya.7) Telah melakukan kontrol kehamilan 4 sekali selama hamil.e. Aspek 5, merupakan skala fungsi sosial pasien yang menilai hubungan penyakit pasien dengan terganggunya fungsi sosial pasien.Tabel 1. Skala Fungsi SosialSkalaAktivitas menjalankan fungsiKetergantungan terhadap orang lain

1Melakukan pekerjaan seperti sebelum sakitMasih bisa melakukan perawatan terhadap dirinya, bisa berkerja di luar rumah secara mandiri

2Melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam/ di luar rumahMulai mengurangi aktivitas pekerjaan

3Bisa melakukan pekerjaan ringan di dalam rumah dan melakukan perwatan diri sendiriBisa melakukan pekerjaan ringan di dalam rumah dan melakukan perawatan diri sendiri

4Hanya bisa melakukan perwatan diri hanya keadaan tertentu Tidak melakukan aktivitas kerja dan tergantung pada keluarga

5Tidak bisa melakukan perawatan diri sendiriSangat tergantung kepada orang lain

Berdasarkan skenario, pasien memiliki skala fungsi soal no 2.

2. Apa saja prinsip-prinsip dalam pendekatan layanan Family Medicine?a. Personal care

Hubungan erat antara dokter dan pasien. Pasien mungkin berkonsultasi tidak hanya ketika ia sedang sakit tetapi mencari nasihat sebagai seorang teman dan mentor (Ratna et all, 2009).b. Primary care

Dokter keluarga adalah pemberi pelayanan kesehatan yang pertama kali di temui oleh pasien dalam menyelesaikan masalahnya (Ratna et all, 2009).c. Continuing care

Pelayanan berpusat pada pasien bukan pada penyakitnya. Adanya hubungan jangka panjang antara dokter dan pasien dengan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan. Dengan demikian pelayanan kesehatan tidak berbatas pada satu episode penyakit. Terutama untuk kasus-kasus kronik yang perlu monitoring rutin dan pelayanan komplikasi yang mungkin muncul, misalnya hipertensi, DM, hiperlipidemia, dll (Ratna et all, 2009).d. Comprehensive care

Ada 3 pengertian (Ratna et all, 2009) :

1) Pelayanan mencakup semua usia2) Pelayanan melingkupi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif3) Pelayanan meliputi bio-psiko-sosiale. Koordinasi

Sebagai koordinator yang mengurus segalahal yang berkaitan dengan kesehatan pasien. Mulai dari memberikan informasi yang sejelas-jelasnya sampai dengan merujuk ke spesialis yang di butuhkan oleh pasien (Ratna et all, 2009).f. Family and community orientedMengikutsertakan keluarga dalam proses kesembuhan dari pasien. Bisa dengan memberikan suport, mengawasi dalam minumobat, serta melihat bila kondisi pasien semakin buruk (Ratna et all, 2009).3. Apa yang dimaksud dengan Family Dinamic? Bagaimana cara pengukurannya dan aplikasi dalam kasus?Dinamika keluarga merupakan gambaran dari interaksi dan hubungan di antara individu anggota keluarga yang nantinya akan menjadi refleksi dan mempengaruhi kesehatan fisik, mental, dan spiritual dari masing-masing individu di dalam satu keluarga. Yang termasuk dalam dinamika keluarga dapat berupa (Azwar, 2004) :

a. Perkembangan atau tantangan adaptif

Misalnya pada kejadian kelahiran anak, penyakit pada individu di keluarga yang dapat menyebabkan berkurangnya fungsi keluarga tersebut.b. Kombinasi yang unik antara sumber daya dan beban

Misalnya status ekonomi dan pendidikan.Dokter keluarga harus bisa memiliki pemahaman mengenai dinamika keluarga, karena hal ini dapat digunakan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis dan mengenali faktor faktor apa saja yang dapat membantu dan menghambat proses penyembuhan pasien. Dokter keluarga dapat menggunakan alat penilaian keluarga untuk membantu menilai kondisi dinamika keluarga pasien. Alat alat tersebut dapat berupa (Azwar, 2004) :

a. Genogram

b. Family Life Cycle

c. Family Life Line

d. Family Map

e. Family APGAR

f. Family SCREEM

Dari hasil penilaian menggunakan alat alat tersebut, keluarga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu (Azwar, 2004) :

a. Keluarga fungsional

b. Keluarga disfungsional

c. Mid range families

a. Genogram1) Definisi

Menurut Rakel, genogram keluarga adalah alat yang digunakan oleh dokter dan tenaga medis lainya untuk meringkas pada satu halaman besar sejumlah informasi yang berkaitan dengan keluarga.

2) Indikasi penggunaan genogram (Azwar,2004)

a) Kondisi-kondisi dalam keluarga yang memiliki arti keturunan.

b) Juga dapat digunakan untuk menggambarkan masalah yang sifatnya turun-temurun yang tampaknya memiliki insiden yang tinggi dalam keluarga

c) Masalah ini tidak murni genetik, mereka mungkin terkait faktor sosial atau lingkungan atau ciri-ciri keluarga atau kebiasaan yang mempengaruhi anggota keluarga masa depan untuk kemungkinan masalah berkembang

d) Genogram juga dapat menunjukkan masalah yang tidak diketahui etiologi yang umum dalam keluarga

e) Genograms tidak perlu digunakan secara rutin dengan setiap pasien. Genogram paling efektif bila diterapkan secara selektif.

3) Manfaat genogram (Azwar,2004)

a) Untuk meninjau secara cepat situasi keluarga, seperti pernikahan kedua atau anak-anak di hadir dari pernikahan sebelumnya

b) Membiarkan dokter lain, perawat, dan lain-lain untuk menilai dan memahami keluarga secara cepat, sehingga meningkatkan perawatan yang komprehensif.

c) Membangun hubungan dengan menggunakan nama pertama anggota keluarga dan mengetahui siapa yang tinggal di rumah .

d) Mengidentifikasi sekilas faktor risiko yang signifikan dalam anggota keluarga, seperti keluarga riwayat diabetes mellitus dan obesitas atau riwayat keluarga jantung koroner.

e) Menyadari kebutuhan untuk skrining pada pasien yang berisiko tinggi (misalnya, kebutuhan untuk lebih sering mammogram jika ada riwayat kanker payudara dalam keluarga)

f) Mempromosikan perubahan gaya hidup dan menempatkan penekanan lebih besar pada pendidikan pasien (misalnya, terus-menerus mendorong penghentian merokok jika ada riwayat keluarga paru kanker atau penyakit arteri koroner).

g) Menunjukkan bahwa hubungan keluarga menjadi perhatian dari dokter keluarga dan penting untuk kesehatan setiap anggota keluarga.4) Komponen genogram (Azwar,2004)

a) Tiga generasi atau lebih.

b) Nama semua anggota keluarga.

c) Usia atau tahun kelahiran seluruh anggota keluarga.

d) Kematian termasuk usia atau tanggal kematian dan penyebabnya.

e) Significant penyakit atau masalah dari anggota keluarga.

f) Anggota yang tinggal bersama di rumah yang sama.

g) Tanggal pernikahan dan perceraian.

h) Daftar dari anak sulung dari setiap keluarga ke kiri, dengan saudara yang terdaftar berurutan ke kanan.

i) Kunci yang menggambarkan semua simbol yang digunakan.

j) Simbol dipilih untuk kesederhanaan dan visibilitas maksimum

Gambar 1. Simbol pada Genogram

Gambar 2. Simbol pada Genogram

Gambar 3. Genogram Kasus

b. APGAR ScoreFungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi (Prasetyawati, 2008) :

1) AdaptationMerupakan kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga lain

2) PartnershipMenggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh anggota keluarga tersebut.3) GrowthMenggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.4) AffectionMenggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antara anggota keluarga.5) ResolveMenggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Skor untuk masing-masing kategori adalah :

0 : jarang / tidak sama sekali

1 : kadang-kadang

2 : sering / selaluTerdapat tiga kategori penilaian, yaitu nilai rata-rata 5 kurang, 6-7 cukup, dan 8-10 adalah baik.

c. SCREEMFungsi patologis keluarga dinilai dengan menggunakan SCREEM score dengan rincian sebagai berikut (Prasetyawati, 2008) : 1) SocialMelihat bagaimana interaksi dengan tetangga sekitar.2) CultureMelihat bagaimana kepuasan keluarga terhadap budaya, tata krama, dan perhatian terhadap sopan santun.

3) ReligiousMelihat bagaimana anggota keluarga dalam menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.4) EconomicMelihat status ekonomi anggota keluarga.5) EducationalMelihat tingkat pendidikan anggota keluarga.6) MedicalMelihat apakah anggota keluarga ini mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

d. Family Life LineFamily life line adalah alat yang digunakan untuk mendesripsikan kronologi kehidupan yang membuat stress/kejadian klinis dan bagaimana mengatasinya.Family life line juga bisa digunakan menggambarkan sejarah sebuah keluarga (Azwar, 2004).Tabel 2. Family Life Line keluarga Ny. BadaiTahunUsiaEvent

Dari keluarga ayah :

1. Kakek dari ayah meninggal karena hipertensi

2. Nenek dari ayah meninggal dengan sebab tidak diketahui

3. Kakak pertama ayah meninggal karena sakit ginjal

4. Kakak kedua ayah meninggal karena hipertensi

5. Kakak ketiga ayah meninggal setelah melahirkan

6. Adik pertama ayah terkena hipertensi

Dari keluarga ibu :

1. Kakek meninggal karena DM

2. Adik pertama ibu meninggal karena kecelakaan lalu lintas

3. Adik kedua ibu meninggal karena DM

200723 tahunIbu Ny. Badai pertama kali terdiagnosis DM

200824 tahunNy. Badai menikah dengan Tn. Arjuna dan menjalani hubungan jarak jauh

201430 tahunNy. Badai hamil anak pertama

.... sekarang (2014)... 30 tahunNy. Badai tinggal bersama ibu dan kakak ketiga, kakak ipar dan 2 keponakan. Sering bertengkar dengan kakak ipar

4. Bagaimana penanganan komprehensif untuk pasien pada kasus?a. Patient centered

1) Rencana penegakan diagnosisa) Pemeriksaan hitung jenis leukositb) Pewarnaan gram untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang menginfeksi (Mengel, 2003)2) Rencana pengobatana) Anemia (Bakta, 2009):

i. Ferrous sulfat: 3x200 mg, masing-masing mengandung 66 mg besi elemental. Tujuannya untuk membantu absorpsi besi 50 mg/ hari dan meningkatkan eritropoiesis sampai tiga kali normal. Efek samping dari obat ini mual dan muntah.

ii. Vitamin C: 3x 10 mg/hari, untuk membantu meningkatkan absorpsi besi.Biasanya terdapat dalam kemasan dengan nama Good life vit C 1000 plus Echinacea. Komposisi obat ini adalah vit C 1000 mg, echinaceae 25.000 mg, Zn 10 mg. tersedia dalam sediaan kapsul. Dosis dewasa adalah 1 kapsul per hari dikonsumsi sesudah makan. Indikasinya adalah sebagai terapi tambahan infeksi akut (Pramudianto, 2010).

b) Common cold:

Untuk rhinofaringitis dapat diberikan decongestant: ephedrine/ pseudoephedrine 3X 30 mg atau 1 sendok makan (dosis 30 mg/ 5 ml).

c) Anti emetik: metoclopramid 3x15 mg

d) Antipiretik: paracetamol 3x500 mg

3) Rencana edukasi pasiena) Anjurkanedukasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada saat kehamilan serta tanda-tanda yang mengharuskan pasien untuk segera mendapat pertolongan dari dokter

b) Menyarankan makan dalam porsi kecil tapi sering

c) Menghindari makanan berlemak dan berminyak

d) Konsumsi madu

e) Menyarankan untuk tidak beraktivitas yang berat karena sedang hamil

f) Menyarankan untuk pergi rekreasi untuk mengurangi stress (Alweis et.al, 2014).g) Tidak ada pengobatan spesifik untuk infeksi virus

h) Istirahati) Makan dan minum secukupnyaj) Nassal irrigation menggunakan NaCl 0,9%, 4 sampai 6 kali/hari untuk membersihkan jalan napask) Bila terdapat demam dapat diberikan Paracetamol 15mg/kg/dosis maksimal 4 kali seharil) Perbanyak konsumsi air putih m) Asupan nutrisi yang cukup

n) Minum obat dan vitamin yang teratur

o) Pakai masker agar tidak menulari orang lain

p) Kontrol ke dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi.b. Focus family

1) Pencegahan faktor risiko2) Edukasi pada keluarga bahwa wanita hamil perlu perhatian lebih, keluarga juga perlu diberitahu tentang ANC yang baik dan rutin(Mengel, 2003).3) Dukungan psikologis keluarga berkaitan dengan APGARscore jadi disarankan untuk selalu menjaga hubungan interaksi antaranggota keluarga agar tetap nyaman(Mengel, 2003).4) Edukasi faktor risiko eksternal yaitu yang berkaitan dengan keadaan nyaman dan tenang di dalam rumah dengan begitu akan mengurangi stress(Mengel, 2003).5) Screening penyakit keluarga hal ini berkaitan dengan kemungkinan penyakit yang diderita oleh pasien. Jika awal sudah dapat diketahui maka bisa dilakukan tindakan dan dalam pengobatannya pun tidak terlambat (Mengel, 2003).6) Karena APGAR score = 3, perlu diberikan konselinga dan pembinaan pada keluarga pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan home visit dan menghimbau keluarga untuk memberikan support pada pasien dalam masa kehamilannya dan agar membaik dari penyakitnya.

7) Keluarga diberi penyuluhan agar tidak tertular dan untuk mengontrol tekanan darah dan gula darah yang menjadi penyakit genetik dalam keluarga (Prasetyawati, 2008).

c. Community oriented1) Edukasi penyakit pada komunitas yang berhubungan dengan lingkungan kerja, di sini bisa disarankan untuk Ny. Badai memberitahu teman sekantornya dan pada atasanya tentang keadaannya sehingga pekerjaan yang diberikan kepada Ny. Badai pun tidak terlalu berat (Phelps, 2010).2) Edukasi penyakit pada komunitas yang berhubungan dengan lingkungan rumah, di sini perlu juga diberikan penjelasan kepada tetangga karena jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan disamping keluarga, tetanggalah orang terdekat yang dapat dimintai bantuan (Phelps, 2010).3) Ny. Badai dapat diberi edukasi untuk meningkatkan interaksi dengan tetangga, misalnya dengan ikut pengajian atau arisan. Tetangga dan teman-teman juga dapat diberi penyuluhan untuk menghindari penyakit yang sama dan untuk memberi dukungan pada pasien.

DAFTAR PUSTAKAAlweis, R., Greco, M., Wasser, T., & Wenderoth, S. (2014). An initiative to improve adherence to evidence-based guidelines in the treatment of URIs, sinusitis, and pharyngitis. Journal of community hospital internal medicine perspectives, 4(1).

Anonim. 2012. Pediatrics Clinical Treatment Guidelines. Rwanda: Ministry of HealthRepublic of Rwanda.Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004.A Primer OnFamily Medicine Practice. Singapore International Foundation : SingaporeBakta IM, Suega S, Dharmayuda TG. 2009. Anemia Defisiensi Besi. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.Edison. 2011. Bentuk-bentuk Keluarga. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas AndalasEfendi F., dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba MedikaMengel, Mark B. 2003. Fundamentals of Clinical Practice 2nd Ed. New York: Plenum Publisher.Pramudianto, Arlina. 2010. MIMS Indonesia. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Gramedia.Prasetyawati, Arsita Eka. 2008. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Available at: http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf (diakses pada 12 November 2014)

Phelps, Kerryn. 2010. General Practice: The Integrative Approach. Australia: Elseiver.Rakel. 2002. Textbook of Family Practice. PhiladelphiaRatna, Rosita et all. 2009. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Depertemen Kesehatan RISuprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

2