laporan pbl 1 fix
DESCRIPTION
ajshjdhjshdjshjdhwyuywueyudfnskajikjdsknxmsnjddsikfjksjdTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. BATASAN DAN PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor yang mempengaruhi kesehatan
dan sakitnya suatu populasi, dan sebagai yayasan dan logika interevensi dibuat pada
ketertarikan kesehatan publik dan obat preventif. Disadari sebuah batu permata
metodologi penelitian kesehatan publik dan dengan tinggi dohrmati pada pengobatan
berdasarkan-bukti untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit dan menentukan
penanganan optimal pada percobaal klinikal.
Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi
terdapat 3 hal Pokok yaitu :
1. Frekwensi masalah kesehatan
Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan
yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui
frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan
yaitu :
a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.
b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2. Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan.
Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah
menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan
tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :
a. Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN )
b. Menurut Tempat ( PLACE )
c. Menurut Waktu ( TIME )
3. Determinan ( Faktor – factor yang mempengaruhi )
Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu
penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi, penyebaran
ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.
Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu :
a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.
b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c. Menarik kesimpulan.
B. TUJUAN EPIDEMIOLOGI
1. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit
2. atau keadaan kesehatan populasi.
3. Menjelaskan etiologi penyakit.
4. Meramalkan kecadian penyakit.
5. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.
C. KEGUNAAN / MANFAAT EPIDEMIOLOGI
Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh
berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :
1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan
kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu upaya
kesehatan.
Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk
melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak
(Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak
(Penilaian).
2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun
langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan
ataupun yang bersifat pengobatan.
3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.
Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat
Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ).
Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam
menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat
dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian
rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan
Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah
melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit
terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu
muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan
perkembangan penyakit tersebut.
4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.
Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah
kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan
tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan
menurut cirri – cirri Manusia, tempat dan Waktu.
Perpaduan ciri ini pada akhirnya menghasilkan 3 Keadaan Masalah Kesehatan
yaitu :
a. EPIDEMI
Adalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit )
yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada
dalam frekwensi yang meningkat.
b. PANDEMI
Adalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya
penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang
singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya
telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c. ENDEMI
Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit) yang frekwensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama.
BAB II
HASIL DISKUSI
SKENARIO
John Snow pada tahun 1849 mengamati penyakit cholera yang terjadi di London.
Angka kejadiannya berbeda untuk wilayah kota yang air minumnya disuplai oleh dua
perusahaan air minum, yaitu Southwork and Vauxhall Company dan Lambeth
Company. Ternyata bahwa tingkat kematian karena cholera lebih tinggi pada
penduduk yang mendapat suplai air minum dari Southwork and Vauxhall Company.
HASIL DISKUSI
A. Kejelasan Istilah dan Konsep
Cholera adalah radang usus infeksi akut, kadang fulminan, yang bersifat endemic
di Indonesia dan Asia Tenggara dan secara periodik menyebar sebagai epidemi
atau pandemic ke daerah lain dengan cuaca hangat di dunia. Penyebaran ini
disebarkan melalui air dan makanan yang tercemar feses. Penyebabnya adalah
enterotoksin yang kuat yang dihasilkan oleh vibrio cholera yang bekerja pada sel –
sel epitel di usus halus sehingga menyebabkan sekresi cairan isotonik yang sangat
banyak di permukaan mikosa. Beberapa kasus ditandai dengan diare berair tanpa
rasa nyeri seperti air cucian beras. Bersifat diasnostik dan menyebabkan
kehilangan cairan yang masif, kehilangan larutan garam, asidosis, dan renjatan.
B. Analisis Masalah
1. Mengapa perusahaan southwark and Vauxhall company dan Lambeth
company jumlah penderitanya sangat berbeda?
2. Mengapa penyakit kolera dapat mewabah di London?
3. Penjelasan mengenai bakteri penyebab penyakit malaria (bakteri Vibrio
Cholerae) :
a. Definisi Vibrio Cholerae
b. Jenis Vibrio Cholerae
c. Ciri-ciri morfologi Vibrio Cholerae
d. Fisiologi Vibrio Cholerae
e. Cara perkembangbiakan Vibrio Cholerae
f. Waktu untuk Vibrio Cholerae bertahan hidup di dalam air
g. Pathogenesis Vibrio Cholerae pada manusia
4. Tentang penyakit kolera :
a. Bagaimana cara penyebaran penyakit cholera?
b. Bagaiman gejala seseorang yang terkena penyakit cholera?
c. Bagaimana cara mencegah agar terhindar dari penyakit cholera?
d. Bagaimana cara mengobati seseorang yang telah terkena penyakit cholera?
5. Apakah perbedaan muntaber dengan cholera?
6. Apakah tujuan John Snow melakukan penelitian terhadap kasus cholera di
London?
7. Metode apa yang digunakan dan bagaimana cara John Snow melakukan
penelitian?
8. Mengapa John Snow memilih air sebagai objek penelitiannya?
9. Apa saja solusi yang diberikan oleh pemerintah Inggris untuk menangani
wabah penyakit ini?
10. Apakah yang dimaksud dengan Geografis Medis?
C. Penyelesaian masalah
1. Faktor penyebab adanya perbedaan jumlah penderita :
Perusahaan Southwark lebih banyak korban karena mengambil air dari
sungai Themes bagian hilir sedangkan perusahaan Lambeth menghasilkan
sedikit korban karena mereka mengambil air dari hulu sehingga air yang
diolah masih bersih dan terhindar dari sampah rumah tangga maupun
feses.Berikut adalah tabel penderita dari perusahaan southwark dan
lambet.
Faktor kedua adalah perusahaan lambeth sangat menjaga atau memilihara
pipa-pipa penyalur air nya sehinggga kebersihan air dari perusahaan ini
terjaga.
Perusahaan Air Minum Jumlah pelanggan Jumlah Kasus
Lambeth 19.133 18
Southwark & Vauxhall 167.654 844
Jumlah 186.787 862
2. Faktor-faktor penyebab penyakit cholera dapat mewabah di London :
Sejak Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1760 – 1860, London
menjadi sebuah kota yang maju dengan pesat. Namun kemajuan industri
ini tidak diimbangi dengan kemajuan teknologi di bidang pengelolaan
limbahnya, baik limbah yang berasal dari kotoran manusia, sisa rumah
tangga maupun limbah pabrik.
Pada saat itu belum dikenal adanya septic tank sehingga tidak adanya
pembuangan kotoran secara benar. Masyarakat belum memiliki kesadaran
untuk membuang kotoran pada tempatnya. Limbah – limbah ini semakin
lama semakin memenuhi saluran air sehingga menjadi tersumbat. Hal ini
menyebabkan bau yang sangat menyengat serta keadaan kota yang sangat
kotor dipenuhi dengan kotoran.
Wabah kolera timbul pada saat itu karena dua perusahaan yang menyuplai
air menggunakan sumber air yang berasal dari sungai Themes yang telah
tercemar oleh bakteri vibrio cholera.
Perusahaan Southwark and Vauxhall Company menggunakan sumber air
dari sungai Themes bagian hilir sedangkan perusahaan Lambeth Company
menggunakan sumber air yang berasal dari sungai Themes bagian hulu.
Tingkat kematian lebih besar di daerah yang airnya berasal dari
perusahaan Southwark and Vauxhall Company sebab perusahaan ini
sumbernya dari hilir yang airnya lebih banyak tercemar oleh bakteri vibrio
cholera kerena limbah dan kotoran dari hulu dan kota mengalir ke hilir
sungai Themes ini.
Sanitasi yang buruk akibat tercemar oleh kotoran yang di dalamnya
terdapat bakteri vibrio cholera ini yang menyebabkan penyakit kolera
mewabah di London.
3. Tentang bakteri penyebab penyakit cholera, yaitu bakteri Vibrio Cholerae
a. Definisi Vibrio Cholerae
Vibrio adalah bakteri yang paling banyak ditemukan pada permukaan air
di seluruh dunia. Bakteri ini berbentuk batang bengkok, bersifat aerob dan
motil, serta mempunyai satu flagel kutub. Vibrio cholera adalah agen
penyebab kolera asiatik yang banyak dijumpai pada saluran pencernaan
hewan dan manusia yang sehat dan sakit. Vibrio cholera merupakan
bakteri panjang yang melengkung dan berbentuk koma dengan panjang 2-
4 nanometer.
b. Jenis-jenis :
Vibrio cholera 01 : penyebab kolera Asiatik atau kolera epidemik.
Kasus kolera sangat jarang terjadi di Eropa dan Amerika Utara.
Sebagian besar kasus kolera terjadi di daerah-daerah (sub)-tropis.
Kolera selalu disebabkan oleh air yang tercemar atau ikan (atau
kerang) yang berasal dari perairan yang tercemar.
V. cholerae non-O1 hanya menginfeksi manusia dan hewan primata
lainnya. Organisme ini berkerabat dengan V. cholerae O1, tetapi
penyakit yang ditimbulkannya tidak separah kolera. Strain patogenik
dan non-patogenik dari organisme ini merupakan penghuni normal di
lingkungan air laut dan muara. Organisme ini pada masa lalu disebut
sebagai non-cholera vibrio (NCV) dan nonagglutinable vibrio (NAG).
c. Ciri-ciri morfologi
Termasuk bakteri gram negative
Berbentuk batang bengkok seperti koma 2- 4 um
Dapat bergerak bebas karena punya 1 flagella polar yang halus
Tidak membentuk spora
d. Ciri-ciri fisiologi
Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 18 – 37 C
Dapat tumbuh pada pH yang tinggi yaitu 8,5 – 9,5
Cepat mati oleh asam
Sangat baik tumbuh pada pH 7
e. Cara perkembangbikan vibrio cholera :
Vibrio cholera berkembang biak di feses,dan masuk kedalam tubuh
manusia melalui air yang telah tercemar, bahan makanan yang tercemar,
ataupun melalui lalat. Sebagian besar bakteri vibrio cholera dapat
bertahan hidup selama tiga minggu pada suhu 18-37 ° C dengan suhu
optimum 37 ° C, PH 8,5-9,5 dengan PH optimum 7. Bakteri ini dapat
tumbuh dengan baik pada berbagai macam medium, khususnya yang
mengandung garam mineral, dan asaparagin sebagai sumber karbon dan
nitrogen. Bakteri jenis ini tidak tahan dalam keadaan asam.
f. Waktu untuk Vibrio Cholerae bertahan hidup di dalam air kurang lebih
selama 3 minggu.
g. Patogenesis Vibrio Cholerae :
Seseorang yang mempunyai tingkat keasaman lambung yang normal
harus menelan vibrio cholera sebanyak 1010 atau lebih agar dapat terinfeksi
jika media pembawanya berupa air. Jika mediatornya makanan sebanyak
102 – 104 organisme yang diperlukan, karena kapasitas buffer yang cukup
dari makanan.
Bakteri vibrio cholera masuk kedalam tubuh manusia melalui air yang
telah tercemar, bahan makanan yang tercemar, ataupun melalui lalat.
Di dalam lambung, bakteri vibrio cholera akan dibunuh oleh asam
lambung, akan tetapi apabila jumlahnya terlalu banyak, maka bakteri
ini dapat lolos ke dalam lapisan usus.
Di lapisan usus, bakteri vibrio cholera akan mengeluarkan enzim
muchinase untuk mencairkan lapisan lendir sehingga bakteri dapat
lolos ke dalam laipsan membran.
Bakteri vibrio cholera kemudian menghasilkan toksik berupa sub unit
A, sub unit B, dan CPMA. Sub unit B akan menempel pada lapisan
luar membrane, sub unit A akan masuk kedalam mebran dan CPMA
akan memaksa usus melakukan hiperperistaltik, sehingga tubuh
kekurangan banyak elekrolit.
4. Tentang Penyakit Cholera :
a. Cara penyebaran :
Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui
feaces manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini
mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang
terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera.
Penyakit muncul saat bakteri Vibrio cholerae ini melekatkan diri ke
usus halus individu yang terinfeksi dan kemudian menyerang
korbannya. Penyebarannya dengan kontak yang terjadi antara
individu dengan air seperti misalnya cuci tangan yang tidak bersih
sebelum makan, mencuci sayuran/makanan dengan air yang
mengandung bakteri Vibrio cholerae, makan ikan yang hidup di air
yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae dan air yang yang
terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae yang dijadikan air minum oleh
masyarakat.
b. Gejala seseorang yang terkena penyakit cholera :
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri Vibrio cholerae selama
1-2 minggu mungkin belum merasakan keluhan berarti. Tetapi saat
terjadi serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah
dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut. Pada penderita
penyakit kolera ada beberapa gejala yang ditampakkan , dimulai
dengan diare encer dan berlimpah tanpa didahului rasa mulas. Feaces
yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh
(seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis tetapi seperti
manis yang menusuk. Feaces yang seperti air cucian beras ini apabila
diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih. Diare
terjadi berkali-kali dan dalam jumlah cukup banyak. Lalu penderita
juga muntah tanpa merasakan mual sebelumnya.
Pada kasus yang berat, diare menyebabkan penderita kehilangan
cairan sampai 1 liter dalam 1 jam sehingga terjadi dehidrasi akibat
kehilangan cairan dan garam yang berlebihan yang disertai rasa haus
yang hebat, kram otot, dan merasa lemah. Dehidrasi ini menyebabkan
mata cekung dan kulit jari-jari tangan menjadi keriput.
Gejala biasanya menghilang dalam 3-6 hari, namun apabila penderita
tidak segera mendapatkan penanganan pengganti cairan tubuh yang
hilang tadi maka akan berakibat pada kematian.
c. Cara mencegah agar terhindar dari penyakit cholera :
Untuk mencegah dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah
dengan sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan
feaces pada tempat yang memenuhi standar lingkungan. Cuci tangan
dengan sabun, minum air yang sudah dimasak terlebih dahulu dan cuci
sayuran dengan air bersih.
d. Cara mengobati seseorang yang telah terkena penyakit cholera :
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mendapatkan
penanganan. Pemberian cairan dengan cara infuse sangat tepat bagi
penderita yang kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah.
Pengobatan terhadap infeksi yang terjadi dengan pemberian antibiotik
seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Dalam waktu
48 jam pengobatan antibiotic ini dapat menghentikan diare yang terjadi.
5. Perbedaan muntaber dengan cholera :
Muntaber (muntah berak) bukan merupakan penyakit. Namun, muntaber
adalah suatu bentuk gejala perilaku akibat paparan penyakit. Gejala ini
biasa menyertai diare. Sedangkan kolera adalah penyakit. Salah satu
gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah terjadinya diare dan
terkadang menjadi muntaber. Jadi, seseorang yang terkena penyakit kolera
bisa menunjukan gejala-gejala muntaber
6. Tujuan John Snow melakukan penelitian :
Mengatasi masalah epidemik cholere yang terjadi di London.
Mencari penyebab dan cara penanganan kasus cholera.
Mengetahui bagaimana proses transmisi atau penyebaran penyakit cholera
dalam hubungannya dengan faktor lingkungan dalam kesehatan
masyarakat.
7. Metode yang digunakan dan bagaimana cara John Snow melakukan
penelitian :
John Snow pada tahun 1849 menerbitkan sebuah pamflet kecil "Di
Mode Komunikasi Kolera" di mana ia mengusulkan bahwa "Racun Kolera"
direproduksi dalam tubuh manusia dan menyebar melalui kontaminasi
makanan atau air. Teori ini bertentangan dengan gagasan yang lebih umum
diterima bahwa Kolera, seperti semua penyakit, yang ditularkan melalui
menghirup uap yang terkontaminasi. Lalu John Snow akan melakukan
penelitian mengenai wabah kolera tersebut.
Tidak sampai 1854, ketika Kolera melanda Inggris sekali lagi, bahwa
John Snow mampu menyetujui argumennya bahwa Kolera tersebar melalui
makanan atau air yang terkontaminasi. John Snow dalam menyelidiki epidemi,
mulai merencanakan lokasi kematian yang berkaitan dengan Kolera. Pada saat
itu, London airnya dipasok oleh dua perusahaan air. Salah satu perusahaan ini
menarik dengan air dari hulu Sungai Thames kota utama sedangkan yang
kedua menarik air dari sungai hilir dari kota. Konsentrasi yang lebih tinggi
Kolera ditemukan di wilayah kota yang diberikan oleh perusahaan air yang
menarik airnya membentuk lokasi hilir. Air dari sumber ini bisa saja
terkontaminasi oleh limbah kota. Lebih jauh lagi, ia menemukan bahwa di satu
lokasi tertentu dekat persimpangan Cambridge dan Broad Street, sampai
dengan 500 kematian dari Kolera terjadi dalam waktu 10 hari. Setelah para
pejabat panic, John Snow mengikuti nasihat untuk menutup Broad Street
Pompa yang memasok air untuk lingkungan ini. Melalui pemetaan lokasi yang
berhubungan dengan kematian Kolera, John Snow mampu menunjukkan salah
satu sumber penyebab utama dari penyakit ini dan mendukung argumen yang
berkaitan dengan penyebaran Kolera.
John Snow menawarkan salah satu argumen yang paling meyakinkan
dari nilai pemahaman dan menyelesaikan masalah sosial melalui penggunaan
analisis spasial. Meskipun demikian, ada beberapa kontroversi mengenai
apakah Snow membuat peta sebelum atau setelah penghapusan pompa
menangani dan tentang waktu penghapusan ini relatif terhadap pola temporal
kematian kolera. Sementara pemetaan telah menjadi standar pendekatan
penelitian geografi medis dan epidemiologi, hari ini para peneliti
mengungkapkan insiden penyakit sebagai laju relatif terhadap populasi atau
populasi dalam kohort usia (misalnya, kematian per 1.000 penduduk) sehingga
pengaruh faktor luar kepadatan penduduk. Menggunakan perbaikan seperti
pada metode yang digunakan oleh John Snow, pemetaan dan teknik statistik
spasial membantu para praktisi medis dalam memahami difusi dan penyebaran
penyakit dalam masyarakat dan di seluruh dunia.
8. Alasan John Snow memilih air :
John Snow memilih air sebagai pusat perhatian penelitiannya berdasarkan dua
faktor. Pertama, pendistribusian air minum di kota London saat itu adalah hal
yang merupakan karakteristik rutin yang dilakukan masyarakat London. Yang
kedua, di London saat itu ada dua perusahaan air minum yaitu Southwork n
Vauxhall company serta Lambeth Company sehingga John Snow dapat
membandingkan kedua perusahaan air minum tersebut.
9. Solusi yang diberikan oleh pemerintah Inggris untuk menangani wabah
penyakit ini :
Pemerintah inggris telah membuat program perbaikan sanitasi di London
dengan mengeluarkan dana sebesar 3 juta poundsterling dengan mengerahkan
sekitar 200.000 pekerja. Program ini melalui pembuatan saluran pembuangan
limbah kotoran manusia secara tepat.
10. Geografis medis :
Pengertian
Geografi Kedokteran (Health Geographic) adalah cabang Geografi
Manusia yang berhubungan dengan aspek geografis kesehatan (status) dan
kesehatan (sistem). Berhubungan dengan disiplin ilmu terkait seperti
Kedokteran Antropologi, Sosiologi Kedokteran dan Kesehatan Ekonomi,
untuk meningkatkan pemahaman kita tentang berbagai faktor yang
mempengaruhi kesehatan dan karenanya populasi individu. Dengan kata
lain, disiplin ilmu yang saling berhubungan ini dapat meningkatkan
konsep-konsep atau "model" kita miliki tentang kesehatan dan penyakit,
dan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Kelebihan
Menggunakan metode penelitian dengan cara pemetaan
Adanya sebaran dan determinan penyakit
Mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan secara holistik
Melihat interaksi antara manusia dengan beragam budayanya masing-
masing
Penggunaan analisis spasial yang mencakup dimana kejadian
penyakit terjadi, apa penyebabnya, bagaimana penularannya, dan cara
penanggulangannya
Dapat mempermudah meneliti penyakit dalam suatu daerah
Kekurangan
Memungkinkan data kurang valit bila tidak dilakukan dengan teliti
Memakan waktu dalam proses penelitiannya
Rumit dalam penelitian
D. Sasaran Belajar
1. Wabah kolera yang terjadi di London termasuk dalam endemi, epidemi, atau
pendemi?
Endemi, epidemi, dan pandemi memiliki perbedaan yang mendasar
dalam cakupannya. Endemik adalah suatu keadaan di mana penyakit
secara menetap berada dalam masyarakat pada suatu tempat atau
populasi tertentu. Epidemi adalah mewabahnya penyakit dalam
komunitas atau daerah tertentu dalam jumlah yang melebihi batas
jumlah normal atau yang biasa. Sedangkan pandemi adalah epidemi
penyakit menular yang terjadi dalam daerah yang sangat luas dan
mencakup proporsi populasi yang banyak di berbagai daerah atau
negara di dunia.Namun, pandemi pun dibatasi oleh variabel waktu.
Kolera yang melanda London pada tahun 1848 tidak dapat disebut
pandemi. Penyebarannya memang melintasi berbagai negara dan
benua,sebagai berikut:
Epidemi pertama, 1816–1826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada
daerah anak benua India, dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar
India pada tahun 1820. Penyebarannya sampai ke Republik Rakyat
Cina dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang.
Epidemi kedua (1829–1851) mencapai Eropa, London pada tahun
1832,dan pada wabah yang terjadi pada tahun 1848 John Snow
mengemukakan hasil penelitiannya yang berhubungan dengan sanitasi
kota London. Ontario Kanada dan New York pada tahun 1832, dan
pesisir Pasifik Amerika Utara pada tahun 1834.
Epidemi ketiga (1852–1860) terutama menyerang Rusia, memakan
korban lebih dari sejuta jiwa.
Epidemi keempat (1863–1875) menyebar terutama di Eropa dan
Afrika.
Epidemi kelima (1899–1923) sedikit mempengaruhi Eropa karena
kemajuan kesehatan masyarakat, namun Rusia kembali terserang
secara parah.
Epidemi keenam dimulai di Indonesia pada tahun 1961, disebut
"kolera El Tor" (atau "Eltor") sesuai dengan nama galur bakteri
penyebabnya, dan mencapai Bangladesh pada tahun 1963, India pada
tahun 1964, dan Uni Soviet pada tahun 1966.
Namun, wabah-wabah tersebut terjadi pada rentang waktu yang sangat jauh
dan tidak signifikan. Suatu penyakit dapat dikatakan pandemi jika terjadi
dalam daerah yang sangat luas, mencakup proporsi populasi yang banyak di
berbagai daerah atau negara di dunia, dan dengan cepatnya menular dalam
rentang waktu yang relatif dekat dan signifikan.
2. Apakah ada hubungan aspek waktu dalam menentukan apakah suatu kejadian
meluasnya wabah penyakit yang terjadi di suatu daerah dapat dikatakan
Pandemik?
Terdapat hubungan aspek waktu dalam menentukan apakah wabah
penyakit yang meluas itu dapat dikatakan pandemik, kejadian atau
meluasnya wabah penyakit dapat dikatan pandemik selain telah terjadi
di lintas negara tetapi juga dalam waktu yang berkesinambungan tidak
terlampau jauh jarak antar satu daerah dengan daerah lain yang
terjangkit.
3. Apakah epidemiologi membutuhkan 3 variabel yaitu person, place, dan time
dalam melakukan penelitian?
Dalam melakukan penelitian epidemiologi membutuhkan tiga variabel
epidemiologi itu sendiri yaitu person, place dan time karena ada suatu
penyakit yang memang memliki keterkaitan dengan ketiga variabel
tersebut. Tidak bisa jika hanya menggunakan satu variabel saja karena
ketiga variabel tersebut saling terkait. Epidemiologi sendiri berfokus
pada kesehatan masyarakat oleh karena itu mengkaji segala aspek yang
berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan tempat mereka
tinggal yaitu personal masyarakat, kapan terjadi dan bagaimana
lingkungan tempat tinggal. Dengan keterkaitan ketiga variabel maka
dapat dengan mudah nantinya menarik kesimpulang mengenai
kejadian wabah penyakit tersebut dan bagaimana cara preventif yang
tepat.
4. Apakah perbedaan teori John Snow dengan William Karr ?
John Snow
John Snow berpendapat bahwa, pandemi kolera yang terjadi di London
karena faktor kuman (Germ Theory) yang menular dari air minum yang
tercemar oleh kuman
William Karr
William Karr berpendapat bahwa, pandemi kolera yang terjadi di
London karena racun (Miasma Theory) yang menular karena udara
yang buruk dari bahan organik yang membusuk
5. Salah satu cara untuk mencegah penularan penyakit kolera adalah dengan
memberikan vaksinasi suntik. Namun, sekarang pemberian vaksin sudah tidak
direkomendasikan lagi. Mengapa?
Pemberian vaksin suntik tidak efektif. Berikut penjelasannya. Bakteri
vibrio cholera berkembang di saluran pencernaan manusia yaitu usus
halus. Di tempat ini antibodi susah untuk menjangkau bakteri. Dan
vaksin yang disuntikkan, tidak masuk ke dalam usus halus sehingga
tidak dapat menstimulasi produksi antibodi di usus halus sekaligus
tidak dapat menstimulasi produksi antiracun kolera. Sebagai gantinya,
kini, vaksin oral telah dikembangkan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar,Azrul.1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta:Binarupa Aksara.
2. Bustan, M.N.2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta:Rineka Cipta.
3. Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta:EGC.
4. Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
5. Lang L. GIS for Health Organisations. California: ESRI Press. 2000 [ISBN 1-
879102-65-X]. (Online), (http://healthcybermap.org/HGeo/pg1_1.htm, diakses
10 Desember 2009).
6. Hall W. Just Another Medical Geography Page (Web site). URI:
http://www.geocities.com/Tokyo/Flats/7335/medical_geography.htm. (Online),
(http://healthcybermap.org/HGeo/pg1_1.htm, diakses 10 Desember 2009).
7. Todar, Kenneth. Vibrio Cholerae and Asiatic Cholerae. 2009. (Online),
(http://www.textbookofbacteriology.net/cholera.html, diakses 10 Desember
2009)
8. http://www.food-info.net/id/vichol.htm
9. http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-kolera-cholera.html
10. http://medicastore.com/penyakit/210/kolera.html
11. www.ph.ucla.edu/epi/snow/choleratheories.html&prev
12. http://mujahidah90.blogspot.com/2009/02/drainase-and-sewerage-1.html ”
Drainase and Sawerage “, Mujahidah90
13. http://www.food-info.net/id/bact/vichol.htm “Vibrio Cholerae” , Wageningen
University
14. http://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdf “ Vibrio Cholerae “ , dr. Sri
Amelia
15. http://www.geografiana.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=1&Itemid=64
16. http://www.dunianyawanita.com/arsip-artikel2/755-sang-wabah-pembunuh
17. Penyakit Kolera. http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-kolera-
cholera.html
18. History, maps and the internet: UCLA’s John Snow
site.http://www.ph.ucla.edu/epi/snow/socbulletin34(2)3_7_2001.pdf
19. Muntaber.http://www.mail-archive.com/[email protected]
majalah.com/msg00781.html
20. Jones, M. and Fosbery, R. and Taylor, D. and Gregory, J. As Level and A Level
Biology. 2006. Cambridge University Press :Cambridge