laporan pemicu 3 fcp dk 5 fix
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
1/29
BAB I
PENDAHULUAN
Pemicu
Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke Puskesmas karena nyeri perut
sejak kemarin disertai muntah satu kali. Nyeri terasa di sekitar pusar. Penderita
berjalan agak membungkuk dan memegang perut kanan bawah dengan tangan
kanannya. Penderita pada pagi harinya merasa perut terasa kembung dan nyeri,
nyeri perutnya saat itu sudah terasa menetap di perut kanan bawah. Pasien
direncanakan akan dikirim ke Rumah sakit yang jaraknya jam perjalanan dengan
mobil.
Kata Kunci
• !aki-laki, 24 tahun
• Nyeri perut kanan bawah
• "untah
• Perut kembung
• #i rujuk ke RS dengan waktu tempuh perjalanan jam
Rumusan Masalah
!aki-laki 24 tahun, nyeri perut kanan bawah disertai muntah $ hari yang
lalu.
1
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
2/29
Laki-laki 24 tahunKeluhan utama : nyeri perut terlokalisir di perut kanan bawah,
Nyeri akut abdomen
Anamnesis
emeriksaan !sik
emeriksaan penun"an#
Appendisitis akut
$atalaksana
%% :
%i&ertikulitis
'lkus peptikum
Kolitis ulserati(
Analisis Masalah
Hipotesis
!aki-laki 24 tahun diduga mengalami apendisitis akut dengan ##
di%ertikulitis, ulkuks peptikum, colitis ulserati&.
Pertanyaan Diskusi
$. Nyeri abdomen akut
a. #e&inisi
b. 'tiologi
c. Pendekatan klinis
2. (pa saja kemungkinan diagnosis penyakit nyeri abdomen berdasarkan
lokasi nyeri abdomen)
*. +agaimana pendekatan anamnesis pada nyeri abdomen)
4. +agaimana pemeriksaan &isik pada abdomen)
. Pemeriksaan penunjang pada nyeri abdomen)
. (pa &aktor resiko apendisitis)
. +agaimanan tatalaksana apendisitis)
Stui Kasus
. /asil Pemeriksaan Pasien)
0. Rencana tatalaksana awal yang akan diberikan pada pasein di kasus)
$1. Rencana edukasi ada pasien)
2
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
3/29
)
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
4/29
BAB II
!IN"AUAN PUS!AKA
#$ Nyeri A%omen Akut
$.$. #e&inisi
Nyeri akut abdomen atau akut abdomen adalah suatu kegawatan
abdomen dapat terjadi karena masalah bedah dan non bedah. Secara
de&inisi pasien dengan akut abdomen datang dengan keluhan nyeri
abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung selama kurang dari 24
jam. Pada beberapa pasien dengan akut abdomen perlu dilakukan
resusitasi dan tindakan segera maka pasien dengan nyeri abdomen yang berlangsung akut harus ditangani segera. denti&ikasi awal yang penting
adalah apakah kasus yang dihadapi ini suatu kasus bedah atau non bedah,
jika kasus bedah makan tindakan operasi harus segera dilakukan.
3#aldiyono, 2110
$.2. 'tiologi
5egawatan abdomen yang datang ke rumah sakit bisa berupa
kegawatan bedah atau kegawatan non bedah. 5egawatan non bedah
antara lain pancreatitis akut, ileus paralitik, kolik abdomen. 5egawatan
yang disebabkan oleh bedah antara lain peritonitis umum akibat suatu
proses dari luar maupun dalam abdomen. Proses dari luar misalnya karena
suatu trauma, sedang proses dari dalam misal karena apendisitis per&orasi.
3#aldiyono, 2110
Penyebab tersering dari akut abdomen atara lain appendicitis, kolik
bilier, kolisistitis, diverticulitis, obstruksi usus, per&orasi %iskus,
pancreatitis, peritonitis, salpingitis, adenitis mesenterika dan kolik renal.
Sedangkan yang jarang menyebabkan akut abdomen antara lain6 nekrosis
hepatoma, in&ark lien, pneumonia, in&ark miokard, ketoasidosis
diabetikum, in&lamasi enurisma, %ol%ulus sigmoid, caecum atau lambung
dan /erpes 7oster. 3#aldiyono, 2110
#ilihat dari sudut nyeri abdomen, nyeri abdomen dapat terjadi
karena rangsangan %iseral, rangsangan somatik dan akibat peristaltik.
Pada anamnesis perlu die%aluasi mengenai nyeri yang disampaikan pasien
tersebut apakah nyeri yang disampaikan terlokalisir, atau sukar ditentukan
4
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
5/29
lokasinya. 5emudian adanya referred pain juga membantu untuk
mengetahui asal nyeri tersebut. Nyeri tekan biasanya berasal dari nyeri
yang melibatkan serosa. Nyeri ini dapat terjadi karena in&eksi yang
kontinu 3terus menerus serta ulkus lanjut. Nyeri somatic biasanya
terlokalisir. 3#aldiyono, 2110
8abel $. 'tiologi nyeri akut abdomen3#aldiyono, 2110
Sering 5urang sering 9arang
(pendisitis
5olik bilier
5olisistitis
#i%ertikulitis
:bstruksi usus
Per&orasi %iskus
Pankreatitis
Peritonitis
Salpingitis
(denitis mesenterika
5olik renal
5olangitis
n&ark mesenterika
Pielone&ritis
8orsi kista o%arium,
testis, omentum
Ruptur kista o%arium,
kehamilan ektopik,
aneurisme aorta
Prolaps diskus
(bses
'ksaserbasi ulkus
peptikum
leitis6 ;hron
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
6/29
• 5uadran kiri atas 6 pneumonia, in&rak limpa, pancreatitis, pielone&ritis,
in&ark ginjal, kolik ginjal.• ?osa iliaca kanan 6 apendisitis akut, kolik ginjal, in&eksi saluran kemih,
di%ertikulitis mekel, penyakit ;rohn, karsinoma sekum per&orasi,
kehamilan ektopik, kista o%arium, salpingitis.
• Sentral 6 di%erticulitis mekel, aneurisma aorta, obstruksi enteritis,
in&ark penyakit ;rohn.
• ?osa iliaca kiri 6 kolik ginjal, in&eksi saluran kemih, %ol%ulus sigmoid,
di%erticulitis, colitis, kista o%arium, salpingitis, kehamilan ektopik.
• Suprapubik 6 apendisitis pel%is, di%erticulitis, salpingitis, sistitis, kista
o%arium, &ibroid uterus.
>ambar $. Penyebab nyeri abdomen berdasarkan lokasi nyeri 3>race, 211
+elain berdasarkan lokasi, penyebab akut abdomen "u#a dapat diba#i
berdasarkan sistem or#an yan# terlibat. 3#aldiyono, 2110
8abel 2. 3#aldiyono, 2110
+istem or#an enyakit
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
7/29
astrointestinal apendisitis, ulkus peptikum per(orasi,
obstruksi usus, per(orasi usus, iskemia
usus, di&ertiulitis kolon, di&ertiulitis/ekel, 0%
epatobilier, panreas dan lien ankreatitis akut, kolesistitis akut,
kolan#itis akut, hepatitis akut, abses
hati, hepatitis akut, abses hati, rupture
atau hemora#ik tumor hepar, rupture
lien'rolo#i atu ureter, pielone(ritis3etroperitoneal Aneurisme aorta, perdarahan
retroperinotealinekolo#i 3uptur kista o&arium, torsi o&arium,
kehamilan ektopik ter#an##u, salpin#itis
akut, piosal!n#, endometritis, rupture
uterus
($ Penekatan Anamnesis an Klinis Paa Nyeri A%omen
(namnesis dilakukan berurutan sesuai dngan pendekatan langkah, meliputi6
3Saputra, 21$*
$. dentitas diri
8anyakan mengenai nama, usia, dan pekerjaan.
2. 5eluhan utama
+agi setiap rasa nyeri, upayakan menentukan6
a. !okasi
b. Penyebaran
c. 5arakter, misal tajam, tumpul, pegal, atau seperti terbakar.
d. ntensitas.
e. "ula timbul dan progresi%itas.
&. Saat terjadinya dan durasinya.
g. ?aktor yang memperberat dan meredakan.h. >ejala dan tanda-tanda yang menyertai.
Pastikan bertanya tentang6
a. #emam
b. Penurunan berat badan
c. #is&agia
d. ndigesti
e. "ual, muntah, dan hematemesis
&. #iare dan konstipasi
g. "elena atau perdarahan rektum
h. Steatore
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
8/29
i. kterus
j. >ejala urogenital6 &rekuensi, disuria, dan hematuria.
k. "enstruasil. (kibatnya pada kehidupan sehari-hari.
*. Riwayat medis masa lalu
a. Serangan nyeri abdomen sebelumnya
b. Penyakit pada masa sekarang, masa lalu, dan kanak-kanak.
c. Pembedahan.
4. Riwayat obat
a. :bat atau medikasi yang diresepkan 3kortikosteroid,
NS(#, antbiotik, dan pil 5+.
b. :bat yang dibeli bebas dari toko.
c. Narkoba.d. (lergi obat.
. Riwayat keluarga
:rang tua, saudara sekandung, dan anak-anak. 8anyakan terutama
tentang kanker kolon, +S, penyakit in&lamasi usus, ikterus, ulkus
peptikum, dan polip usus.
. Riwayat sosial
a. 5onsumsi alkohol
b. 5ebiasaan merokok
c. Perjalanan yang baru dialamid. Pekerjaan masa lalu dan sekarang
e. Perumahan
&. 5ontak dengan pasien ikterus
. +uat rangkuman tentang hasil wawancara dan tanyakan pasien kembali
tentang apa yang kurang dan yang ingin ditanyakannya.
5emungkinan diagnosis berdasarkan anamnesis 6 3Saputra, 21$*
$. (pendisitis
a. !ebih sering pada kelompok usia muda
b. Nyeri sentral yang di&us dan kemudian berpindah pada regioiliaka kanan
c. #iperberat oleh gerakan, sentuhan, dan batuk.
d. #isertai dengan mual, muntah, demam, dan anoreksia.
2. >'R#
a. Rasa terbakar retrosternal 3heartburn
b. 5eterkaitan jeas dengan makanan dan alkohol tetapi tidak
terkait dengan akti%itas &isik
c. #iperberat ketika berbaring dan mereda ketika duduk serta
minum antasid dan minum susu
d. #apat disertai dengan odino&agia dan asma nokturnal.
5
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
9/29
*. @lkus peptikum
a. Nyeri epigastrium yang hebat ketika makan pada ulkus
lambung, dan di antara jam makan dan malam hari pada ulkus
duodeni.
b. #iperberat dengan makanan pedas, akohol, dan stres.
c. #isertai dengan gejala kembung, heartburn, mual, muntah,
anoreksia, hematemesis, dan melena.
d. #itimbulkan oleh preparat NS(#, alkohol, dan rokok.
4. 5olik +ilier
a. Nyeri epigastrium dan hipokondrium kanan yang bersi&at
konstan tetapi episodik dan dapat mnyebar hingga punggung
dan bahu.
b. #apat dipicu oleh makan makanan berlemak dengan porsi yang
besar.
c. #isertai dengan mual dan muntah dan diare.
d. #emam menunjukan kolesistitis.
e. ?aktor resiko pada orang dengan 4?, meliputi ?at 3gemuk,
?orty 3berusia 41 tahun, ?emale 3wanita, atau ?ertile 3dalam
usia subur, penggunaan pil 5+ dan terapi sulih hormon.
. Pankreatitis akut
a. Nyeri epigastrium yang hebat dan akut dengan penyebaran ke
punggung kiri
b. #apat mereda ketika membungkuk atau berbaring diam.
c. #isertai dengan mual, muntah, diare, demam, dan anoreksia.
. 5olik ureter
a. Nyeri hebat pada pinggang yang merambat sampai daerah
inguinal. b. Sering bersi&at kolik tetapi mungkin timbul terus-menerus.
c. #isertai dengan mual dan muntah.
d. #itimbulkan oleh dehidrasi.
. #i%ertikulitis
a. Nyeri dan nyeri tekan di daerah ilaka kiri
b. #iperberat oleh gerakan
c. #isertai dengan demam, mual, muntah, anoreksia, konstipasi,
dan diare
d. !ebih sering pada lansia
. 5anker kolorektal
6
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
10/29
8anda dan gejala dapat meliputi perubahan kebiasaan buang air besar,
tenesmus, perubahan bentuk &eses, melena, obstruksi usus yang
menimbulkan konstipasi, nyeri abdomn , distensi abdomen, dan
muntah, lemah, anoreksia, serta penurunan berat badan.
0. +S 3 Irritable Bowel Syndrome
a. Nyeri atau rasa tidak nyaman yang kronis pada abdomen
b. #iare yang &rekuen atau konstipasi, kembung, tenesmus, dan
rasa seperti ingin buang air besar.
)$ Pemeriksaan *isik Paa A%omen
Sebelum pemeriksaan untuk memudahkan pasian relaksasi dilakukan 6 3!ab.
5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
• 5andung kencing dalam keadaan kosong, minta pasien untuk buang air
kecil terlebih dahulu.
• Penderita berbaring terlentang dengan bantal dibawah kepalanya, dan
dibawah lututnya.
• 5edua lengan diletakkan di samping badan, atau diletakkan menyilang
pada dada. 8angan yang diletakkan di atas kepala akan membuat dinding
abdomen teregang dan mengeras, sehingga menyulitkan palpasi.
• >unakan tangan yang hangat, permukaan stetoskop yang hangat, dan
kuku yang dipotong pendek. "enggosok kedua tangan akan membantu
menghangatkan kedua tangan anda.
• "intalah penderita untuk menunjukkan daerah yang terasa sakit dan
memeriksa daerah tersebut terakhir.
• !akukan pemeriksaan dengan perlahan, hindarkan gerakan yang cepat
dan tiba-tiba.
• (pabila perlu ajaklah penderita berbicara.
• (pabila penderita amat ketakutan atau kegelian, mulailah pemeriksaan
dengan menggenggam kedua tangannya di bawah tangan anda, kemudian
secara pelan-pelan bergeser untuk melakukan palpasi.
• "onitorlah pemeriksaan anda dengan memperhatikan mukaAekspresi
penderita. +iasakanlah untuk mengetahui keadaan di tiap bagian yang
(nda periksa. Pemeriksaan dilakukan dari sebelah kanan penderita,
dengan urutan 6 inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi.
(. nspeksi
17
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
11/29
"ulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi (nda berdiri
di sebelah kanan penderita. (pabila anda akan memeriksa gerakan
peristaltic sebaiknya dilakukan dengan duduk, atau agak membungkuk,
sehingga (nda dapat melihat dinding abdomen secara tangensial. 3!ab.
5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
Perhatikanlah 6
$. 5ulit 6 apakah ada sikatriks, striae atau %ena yang melebar. Secara
normal, mungkin terlihat %ena-%ena kecil. Striae yang berwarna
ungu terdapat pada sindroma ;ushing dan %ena yang melebar
dapat terlihat pada cirrhosis hepatic atau bendungan %ena ca%a
in&erior. Perhatikan pula apakah ada rash atau lesi-lesi kulit
lainnya.
2. @mbillikus6 perhatikan bentuk dan lokasinya, apakah ada tanda-
tanda in&lamasi atau hernia.
*. Perhatikan bentuk permukaan 3countour abdomen termasuk
daerah inguinal dan &emoral 6 datar, bulat, protuberant, atau
scaphoid. +entuk yang melendung mungkin disebabkan oleh
asites, penonjolan suprapubik karena kehamilan atau kandung
kencing yang penuh. 8onjolan asimetri mungkin terjadi karena
pembesaran organ setempat atau massa.
4. Simetri dinding abdomen.
. Pembesaran organ 6 mintalah penderita untuk bernapas, perhatikan
apakah nampak adanya hepar atau lien yang menonjol di bawah
arcus costa.
. (pakah ada massa abnormal, bagaimana letak, konsistensi,
mobilitasnya.
. Peristaltik. (pabila (nda merasa mencurigai adanya obstruksi
usus,amatilah peristaltik selama beberapa menit. Pada orang yang
kurus, kadang-kadang peristaltik normal dapat terlihat.
. Pulsasi 6 Pulsasi aorta yang normal kadang-kadang dapat terlihat di
daerah epigastrium.
+. (uskultasi
11
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
12/29
#engan mempergunakan dia&ragma stetoskop didengarkan $ atau
21 detik pada seluruh abdomen seperti pada gambar.2. 3!ab. 5eterampilan
"edik PP# @nsoed, 21$$
>ambar 2. (uskultasi (bdomen 3!ab. 5eterampilan "edik PP#
@nsoed, 21$$
(da * hal yang harus diperhatikan yaitu 6
B (pakah suara usus ada )
B +ila ada apakah meningkat atau melemah 3kuantitas)
B Perkiraan asal dari suara 3kualitas)
>erakan peristaltik disebut bunyi usus, yang muncul setiap 2-
detik. Pada proses radang serosa seperti pada peritonitis bunyi usus jarang
bahkan hilang sama sekali. +ila terjadi obstruksi intestin maka intestin
berusaha untuk mengeluarkan isinya melalui lubang yang mengalami
obstruksi dan saat itu muncul bunyi usus yang sering disebut "rushes".
5emudian diikuti dengan penurunan bunyi usus gemerincing yang disebut
"tinkles," dan kemudian menghilang. Pada pasca operasi didapatkan
periode bunyi usus menghilang. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed,
21$$
5emudian dengarkan bising arteri renalis pada beberapa sentimeter
diatas umbilikus sepenjang tepi lateral otot rektus dan bila ada
penyempitan akan terdengar murmur misalnya insu&iensi renal atau pada
hipertensi akibat stenosis arteri renalis. @ntuk mendengarkan bising arteri
masing-masing sesuai dengan tempatnya seperti pada gambar *. 3!ab.
5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
12
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
13/29
>ambar.*. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
;. Perkusi
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk memperkirakan
ukuran hepar , lien, menemukan asites, mengetahui apakah suatu masa
padat atau kistik, dan untuk mengetahui adanya udara pada lambung dan
usus. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
8ehnik perkusi yaitu pertama kali yakinkan tangan pemeriksa
hangat sebelum menyentuh perut pasien 5emudian tempatkan tangan kiri
dimana hanya jari tengah yang melekat erat dengan dinding perut.
Selanjutnya diketok 2-* kali dengan ujung jari tengah tangan kanan seperti
pada gambar. 4. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
>ambar 4. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
Perkusi (bdomen.!akukanlah perkusi pada keempat kuadran
untuk memperkirakan distribusi suara timpani dan redup. +iasanya suara
timpanilah yang dominan menghasilkan suara redup. Pada sisi abdomen
perhatikanlah daerah dimana suara timpani berubah menjadi redup.
Periksalah daerah suprapublik untuk mengetahui adanya kandung kencing
yang teregang atau uterus yang membesar. Perkusilah dada bagian bawah,
antara paru dan arkus costa, (nda akan mendengar suara redup hepar
disebelah kanan, dan suara timpani di sebelah kiri karena gelembung udara
1)
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
14/29
pada lambung dan &leksura splenikus kolon. Suara redup pada kedua sisi
abdomen mungkin menunjukkan adanya asites. 3!ab. 5eterampilan "edik
PP# @nsoed, 21$$
$ /epar
@ntuk menentukan ukuran hati, dikerjakan sebagai berikut6
• "ulai perkusi dibawah payudara kanan pada !"; kanan dan
merupakan daerah paru kanan, hasilnya suara sonor dari paru.
• 5emudian perkusi beberapa sentimeter kebawah sampai suara
perkusi lebih pekak dan perhitungan mulai dari titik ini.
• 8eruskan kebawah sampai ada perubahan suara perkusi. 8itik ini
merupakan titik akhir dan kemudian diukur dari titik awal sampai
titik akhir. Panjang ukuran disebut liver span yang mempunyai
angka normal -$2 cm.
2 !ien
!ien yang normal terletak pada lengkung dia&ragma, disebelah
posterior garis midaCiler. Suatu daerah kecil suara redup dapat
ditemukan di antara suara sonor paru dan suara timpani, tetapi mencari
suara redup lien ini tidak banyak gunanya. Perkusi lien hanya berguna
kalau dicurigai atau didapatkan splenomegali. (pabila membesar, lien
akan membesar ke arah depan, ke bawah dan ke medial, mengganti
suara timpani dari lambung dan kolon, menjadi suara redup. (pabila
(nda mencurigai splenomegali, cobalah pemeriksaan-pemeriksaan
berikut 6 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
• Perkusilah daerah spatium intercosta terbawah di garis aCilaris
anterior kiri 3gambar . #aerah ini biasanya timpanik. 5emudian
mintalah penderita untuk menarik napas panjang, dan lakukan perkusi lagi. (pabila lien tidak membesar,suara perkusi tetap
timpani. (pabila suara menjadi redup pada inspirasi, berarti ada
pembesran lien. Dalaupun demikian kadang-kadang terdapat juga
suara redup pada lien normal 3 falsely positive splenic percuission
sign
• Perkusilah daerah redup lien dari berbagai arah. (pabila ditemukan
daerah redup yang luas, berarti terdapat pembesaran lien
14
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
15/29
>ambar .
Perkusi limpa Pemeriksaan perkusi untuk mengetahui adanya
pembesaran lien, dapat terganggu oleh berbagai isi lambung dan
kolon, tetapi pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya
pembesaran lien sebelum teraba pada palpasi.
#. Palpasi
Palpasi ringan 3super&icial berguna untuk mengetahui adanya
ketegangan otot, nyeri tekan abdomen, dan beberapa organ dan masa
super&icial. #engan posisi tangan dan lengan bawah hori7ontal, dengan
menggunakan telapak ujung jari-jari secara bersama-sama, lakukanlah
gerakan menekan yang lembut, dan ringan. /indarkan suatu gerakan yang
mengentak. #engan perlahan, rasakan semua kuadran. ;arilah adanya
masa atau organ, daerah nyeri tekan atau daerah yang tegangan ototnya
lebih tinggi 3spasme. (pabila terdapat tegangan, carilah apakah ini
disadari atau tidak, dengan cara mencoba merelakskan penderita, dan
melakukan palpasi pada waktu ekspirasi. 3!ab. 5eterampilan "edik PP#
@nsoed, 21$$
Palpasi dalam biasanya diperlukan untuk memeriksa masa abdomen.
#engan menggunakan permukaan pallar dari ujung jari, lakukan palpasi
dalam untuk mengetahui adanya masa. 8entukanlah lokasinya, ukurannya,
bentuknya, konsitensinya, mobilitasnya, apakah terasa nyeri pada tekanan.
(pabila palpasi dalam sulit dilakukan 3misalnya pada obesitas atau otot
yang tegang, gunakan dua tangan, satu di atas yang lain. "asa di
abdomen dapat diklasi&ikasikan menjadi beberapa jenis 6 &isiologi 3uterus
dalam kehamilanE in&lamasi 3di%erticulitis colon atau pesudocyst
pancreasE %askuler 3aneurisma aortaE neoplastik 3uterus miomatosa,
1*
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
16/29
karsinoma kolon, atau o%ariumE atau obstrukti& 3kandung kencing yang
teregang. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
Nyeri abdomen dan nyeri tekan abdomen, lebih-lebih bila disertai
spasme otot, menunjukkan adanya in&lamasi dari peritoneum parietale.
8emukanlah daerah ini setepatnya. Sebelum melakukan palpasi, mintalah
penderita untuk batuk, dan temukanlah rasa sakitnya. 5emudian
lakukanlah palpasi secara lembut dengan satu jari untuk menentukan
daerah nyeri, atau lakukanlah pemeriksaan untuk mengetahui adanya nyeri
lepas. 8ekan jari (nda pelanpelan dengan kuat, kemudian tiba-tiba
lepaskan tekanan (nda. (pabila pada pelepasan tekanan juga timbul rasa
sakit 3tidak hanya pada penekanan, dikatakan bahwa nyeri lepas tekan
positi&. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
Selain palpasi pada seluruh kuadaran abdomen dilakukan juga
palpasi untuk merasakan organ apakah terjadi perbesaran atau kelaianan 6
3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
$ /epar
• !etakkan tangan kiri anda di belakang penderita, menyangga
costa ke-$$ dan ke-$2 dengan posisi sejajar pada costa.• "intalah penderita untuk relaks. #engan mendorong hepar ke
depan, hepar akan lebih mudah teraba dari depan dengan tangan
kanan.
• 8empatkan tangan kanan pada abdomen penderita sebelah
kanan, di sebelah lateral otot rektus, dengan ujung jari
ditempatkan di bawah batas bawah daerah redup hepar.
• #engan posisi jari tangan menunjuk ke atas atau obliF, tekanlah
dengan lembut kearah dalam dan ke atas.
• "intalah penderita untuk bernapas dalam-dalam.
• Rasakan sentuhan hepar pada jari pada waktu hepar bergerak ke
bawah, dan menyentuh jari.
• (pabila teraba, kendorkanlah tekanan jari, dan anda dapat
meraba permukaan anterior hepar penderita.
• (pabila dapat teraba, batas hepar normal adalah lunak, tegas,
dan tidak berbenjol-benjol.
1
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
17/29
+esarnya tekanan pada dinding abdomen pada pemeriksaan hepar
tergantung pada tebal-tipisnya otot rektus. (pabila anda susah
merabanya, pindahlah palpasi pada daerah yang lebih dekat ke arcus
costa. Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan teknik mengait.
+erdirilah di sebelah kanan penderita. !etakkanlah kedua tangan
(nda bersebelahan di bawah batas bawah redup hepar. "intalah
penderita untuk bernapas dalam-dalam dengan na&as perut, sehingga
pada inspirasi hepar dan juga lien dan ginjal akan berada pada posisi
teraba. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
>ambar . ;ara palpasi 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
2 !ien
!etakkan tangan kiri (nda untuk menyangga dan mengangkat
costa bagian bawah sebelah kiri penderita. #engan tangan kanan
diletakkan di bawah arcus costa, lakukanlah tekanan ke arah lien.
"ulailah palpasi di daerah yang cukup rendah untuk dapat meraba
lien yang membesar. "intalah penderita untuk bernapas dalam-
dalam, dan cobalah untuk merasakan sentuhan lien pada ujung jari
(nda. !ien yang membesar dapat terlewatkan dari pemeriksaan
3tidak dapat teraba apabila pemeriksa mulai palpasi pada daerah
yang terlalu ke atas. Perhatikanlah adakah nyeri tekan, bagaimana
permukaannya, dan perkirakanlah jarak antara lien dengan batas
terendah dari kosta kiri yang terbawah. 3!ab. 5eterampilan "edik
PP# @nsoed, 21$$
1
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
18/29
@langi pemeriksaan dengan penderita pada posisi miring ke kanan,
dengan tungkai &leksi pada paha dan lutut. Pada posisi ini, gaya
gra%itasi akan menyebabkan lien terdorong ke depan dan ke kanan,
sehingga lebih mudah teraba. 3!ab. 5eterampilan "edik PP#
@nsoed, 21$$
* >injal
>injal kanan 6
!etakkan tangan kiri (nda di belakang penderita, paralel pada
costa ke-$2, dengan ujung jari anda menyentuh sudut kosto%ertebral.
(ngkat, dan cobalah mendorong ginjal kanan ke depan. !etakkan
tangan kanan (nda dengan lembut pada kuadran kanan atas, di
sebelah lateral dan sejajar terhadap otot rektus. "intalah penderita
untuk bernapas dalam. Pada waktu puncak inspirasi, tekanlah tangan
kanan anda dalam-dalam ke kuadran kanan atas, di bawah arcus
costa, dan cobalah untuk GmenangkapH ginjal diantara kedua tangan
(nda. "intalah penderita untuk membuang napas dan menahan
napas. Pelan-pelan, lepaskan tekanan tangan kanan (nda, dan
rasakan bagaimana ginjal akan kembali ke posisi pada waktu
ekspirasi. (pabila ginjal teraba, tentukan ukurannya, dan
adaAtidaknya nyeri tekan. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed,
21$$
>ambar . !okasi ginjal dengan pandangan posterior 3!ab. 5eterampilan "edik
PP# @nsoed, 21$$
>injal kiri 6
@ntuk meraba ginjal kiri, pindahlah ke sebelah kiri penderita.
>unakan tangan kanan (nda untuk menyanggga dan mengangkat
15
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
19/29
dari belakang, dan seperti ginjal kanan. >injal kiri yang normal
jarang dapat teraba. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$
Nyeri ketok ginjal 6
Nyeri tekan ginjal mungkin dapat timbul pada pemeriksaan
palpasi, tapi periksalah juga pada daerah sudut costo%ertebralis.
5adang-kadang tekanan ujung jari dapat menimbulkan nyeri, tetapi
seringkali harus digunakan kepalan tangan untuk menumbuhkan
nyeri ketok ginjal, letakkan satu tangan pada sudut kosto%ertebra,
dan pukullah dengan sisi unler kepalan tangan (nda. 3!ab.
5eterampilan "edik PP# @nsoed, 21$$4 Pemeriksaan (orta
8ekanlah kuat-kuat abdomen bagian atas, sedikit di sebelah kiri
garis tengah, dan rasakan adanya pulsasi aorta. Pada penderita di atas
1 tahun, cobalah memperkirakan lebar aorta dengan menekan kedua
tangan pada kedua sisi. 3!ab. 5eterampilan "edik PP# @nsoed,
21$$
'. Pemeriksan klinis apendisitis
$ Ro%singambar . Pemeriksaan Ro%sing
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
20/29
terlentang. Secara perlahan tungkai kanan pasien diekstensikan
kearah kiri pasien sehingga menyebabkan peregangan m. psoas.
Rasa nyeri pada maneu%er ini menandakan tes positi&. 3Sugandi,
211
>ambar 0. Pemeriksaan Psoas sign3Sugandi, 211
* :bturator sign
#ilakukan untuk melihat apakah appendiks yang meradang kontak
dengan m. :bturator internus yang merupakan dinding panggul
kecil. >erakan &leksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi
terlentang akan menimbulkan nyeri pada appendisitis pel%ika.
Positi& dari nyeri hipogastrik pada peregangan m. :bturator
internus yang menandakan iritasi pada daerah tersebut. 8es
dilakukan dengan cara pasien berbaring terlentang, tungkai kanan
di&leksikan dan dilakukan rotasi interna secara pasi&. 3Sugandi,
211
27
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
21/29
>ambar $1. Pemeriksaan :bturator sign 3Sugandi, 211
+$ Pemeriksaan Penun,an' Paa Nyeri A%omen
• emeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan rutin berupa, darah lengkap, kimia darah dan
pemeriksaan urin sebaiknya dikerjakan. 8erjadi peningkatan sel darah
putih adalah indikasi proses in&lamasi. +egitu juga bila leukosist
menurun menandakan adanya in&eksi %irus, gastroenteritis .
3#aldiyono, 2110Serum elektrolit, +lood @rea Nitrogen dan kreatinin dipergunakan
untuk menge%aluasi kehilangan cairan .>ula darah dan kimia darah
sangat membantu dan test &ungsi hepar seperti serum bilirubin, alkali
&os&atase dan transaminase merupakan pemeriksaan untuk menilai
adanya kelainan hepatobilier. 5ecurigaan adanya pankreatitis diperiksa
dengan amilase dan kadar lipase. Namun perlu diingat bahwa bisa
terjadi penurunan atau normal kadar amilase pada pasien dengan
pankreatitis, dan mungkin justru meningkat pada pasien dengan
kondisi lain seperti obstruksi intestinal, trombosis mesenterium, dan
ulkus per&orasi. 3#aldiyono, 2110
21
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
22/29
• Pemeriksaan Radiologi
Pada pasien dengan abdomen akut ,pemeriksaan radiologi dengan&oto polos abdomen, dalam posisi supinasi dan posisi berdiri serta thoraks
&oto. 8etapi apabila pasien tidak dapat berdiri dilakukan pemeriksaan Left
Lateral ecubitus. 3#aldiyono, 2110
'%aluasi terhadap hasil &oto harus tetap didasari atau dikon&irmasi
dengan anamnesis, pemeriksaan &isik dan laboratorium yang didapat
sebelumnya. +ila ditemukan adanya gambaran udara bebas dan dilatasi
usus kemungkinan terjadi obstruksi intestinum, bila ada gambaran
GpneumoperitoneumH menunjukkan adanya per&orasi, gambaran kalsi&ikasi
bila ditemukan batu pada sistem biliar, ginjal maupun uretra. 3#aldiyono,
2110
(danya gambaran udara pada %ena porta menunjukkan adanya
kerusakan dari mesenterium dan lain sebagainya. @S> abdomen
menentukan kelainan pada system hepatobilier, traktus urinarius dan
traktus ginekologis serta kemungkinan apendisitis akut. 3#aldiyono, 2110
Pada apendisitis pemeriksaan ultrasonogra&i ditemukan bagian
memanjang pada tempat yang terjadi in&lamasi pada apendiks. Sedangkan
pada pemeriksaan ;8-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan
apendikalit serta perluasan dari apendiks yang mengalami in&lamasi serta
adanya pelebaran sekum. 3Ieller, 211
-$ Apa .aktor resiko apenisitis/
Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.
5onstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya
sumbatan &ungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman &lora
kolon biasa. Semuanya ini akan mempermudah timbulnya apendisitis akut.
3Sjamsuhidajat, 2114
0$ !atalaksana apenisitis
22
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
23/29
Penatalaksanaan pasien dengan apendisitis akut meliputi terapi medis dan
terapi bedah. 8erapi medis terutama diberikan pada pasien yang tidak
mempunyai akses ke pelayanan bedah, dimana pada pasien diberikan
antibiotik. Namun sebuah penelitian prospekti& menemukan bahwa dapat
terjadi apendisitis rekuren dalam beberapa bulan kemudian pada pasien yang
diberi terapi medis saja. Selain itu terapi medis juga berguna pada pasien
apendisitis yang mempunyai risiko operasi yang tinggi. Namun pada kasus
apendisitis per&orasi, terapi medis diberikan sebagai terapi awal berupa
antibiotik dan drainase melalui ;8-scan pada absesnya. 8he Surgical n&ection
Society menganjurkan pemberian antibiotik pro&ilaks sebelum pembedahan
dengan menggunakan antibiotik spektrum luas kurang dari 24 jam untuk
apendisitis non per&orasi dan kurang dari jam untuk apendisitis per&orasi.
Penggantian cairan dan elektrolit, mengontrol sepsis, antibiotik sistemik
adalah pengobatan pertama yang utama pada peritonitis di&us termasuk akibat
apendisitis dengan per&orasi. 3Sjamsuhidajat, 2114. Smink, 211. Sudoyo,
211
$. ;airan intra%ena cairan yang secara massi%e ke rongga peritonium
harus di ganti segera dengan cairan intra%ena, jika terbukti terjadi toCiC
sistemik, atau pasien tua atau kesehatan yang buruk harus dipasang
pengukur tekanan %ena central. +alance cairan harus diperhatikan.
;airan atau berupa ringer laktat harus di in&us secara cepat untuk
mengkoreksi hipo%olemia dan mengembalikan tekanan darah serta
pengeluaran urin pada le%el yang baik. #arah di berikan bila mengalami
anemia dan atau dengan perdarahan secara bersamaan. 3Sjamsuhidajat,
2114. Smink, 211. Sudoyo, 211
2. (ntibiotik Pemberian antibiotik intra%en diberikan untuk antisipasi
bakteri patogen, antibiotik initial diberikan termasuk gegerasi ke *
cephalosporins, ampicillin J sulbaktam, dll, dan metronida7ol atau
klindanisin untuk kuman anaerob. Pemberian antibiotik postops harus
di ubah berdasarkan kulture dan sensiti%itas. (ntibiotik tetap diberikan
sampai pasien tidak demam dengan normal leukosit. Setelah
2)
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
24/29
memperbaiki keadaan umum dengan in&us, antibiotik serta pemasangan
pipa nasogastrik perlu dilakukan pembedahan sebagai terapi de&initi&
dari appendisitis per&orasi. Perlu dilakukan insisi yang panjang supaya
mudah dilakukan pencucian rongga peritonium untuk mengangkat
material seperti darah, &ibrin serta dilusi dari bakteria. Pencucian cukup
dengan larutan kristaloid isotonis yang hangat, penambahan
antiseptik dan antibiotik untuk irigasi cenderung tidak berguna bahkan
malah berbahaya karena menimbulkan adhesi%e 3misal tetrasiklin atau
pro%ine iodine, anti biotik yang diberikan secara parenteral dapat
mencapai rongga peritonium dalam kadar bakterisid. 8api ada juga ahli
yang berpendapat bahwa dengan penambahan tetrasiklin $ mg dalam $
ml larutan garam dapat mengendalikan sepsis dan bisul residual,
padakadar ini antibiotik bersi&at bakterisid terhadap kebanyakan
organisme. Dalaupun sedikit membuat kerusakan pada permunkaan
peritonial tapi tidak ada bukti bahwa menimbulkan resiko perlengketan.
8api 7at lain seperti iodine tidak populer. Setelah pencucian seluruh
cairan di rongga peritonium seluruh cairan harus diaspirasi.
3Sjamsuhidajat, 2114. Smink, 211. Sudoyo, 211
*. 8erapi bedah meliputi apendiktomi dan laparoskopik apendiktomi.
(pendiktomi terbuka merupakan operasi klasik pengangkatan apendiks.
"encakup "c+urney, Rocke-#a%is atau ?owler-Deir insisi. #ilakukan
diseksi melalui obliFueeksterna, obliFue interna dan trans%ersal untuk
membuat suatu muscle spreading atau muscle splitting, setelah masuk
ke peritoneum apendiks dikeluarkan ke lapangan operasi, diklem,
diligasi dan dipotong. "ukosa yang terkena dicauter untuk mengurangi
perdarahan, beberapa orang melakukan in%ersi pada ujungnya,
kemudian sekum dikembalikan ke dalam perut dan insisi ditutup.
3Sjamsuhidajat, 2114. Smink, 211. Sudoyo, 211
!aparoskopik apendiktomi mulai diperkenalkan pada tahun $0, dan
telahsukses dilakukan pada 01-04K kasus apendisitis dan 01K kasus
apendisitis per&orasi. Saat ini laparoskopik apendiktomi lebih disukai.
24
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
25/29
Prosedurnya, port placement terdiridari pertama menempatkan port kamera di
daerah umbilikus, kemudian melihatlangsung ke dalam melalui 2 buah port
yang berukuran mm. (da beberapa pilihanoperasi, pertama apakah $ port
diletakkan di kuadran kanan bawah dan yang lainnya dikuadran kiri bawah
atau keduanya diletakkan di kuadran kiri bawah. Sekum danapendiks
kemudian dipindahkan dari lateral ke medial. +erbagai macam
metodetersedia untuk pengangkatan apendiks, seperti dectrocauter,
endoloops, staplingde%ices. 3Sjamsuhidajat, 2114. Smink, 211. Sudoyo,
211
>ambar $$.
"engenai pemilihan metode tergantung pada ahli bedahnya. (pendiks
kemudian diangkat dari abdomen menggunakan sebuah endobag.
!aparoskopik apendiktomi mempunyai beberapa keuntungan antara lain bekas
operasinya lebih bagusdari segi kosmetik dan mengurangi in&eksi pascabedah.
+eberapa penelitian jugamenemukan bahwa laparoskopik apendiktomi juga
mempersingkat masa rawatan dirumah sakit. 5erugian laparoskopik
apendiktomi antara lain mahal dari segi biaya dan juga pengerjaannya yang
lebih lama, sekitar 21 menit lebih lama dari apendiktomiterbuka. Namun lama
pengerjaanya dapat dipersingkat dengan peningkatan pengalaman.
5ontraindikasi laparoskopik apendiktomi adalah pada pasien
dengan perlengketan intra-abdomen yang signi&ikan. 3Sjamsuhidajat, 2114.
Smink, 211. Sudoyo, 211
Stui Kasus
1$ Hasil Pemeriksaan Pasien
2*
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
26/29
8anda %ital 6
• Nadi 6 $21CAmenit regular
• 8ekanan darah 6 $$1A1
• Suhu 6 *,o;
• RR 6 21CAmenit
Pemeriksaan &isik 6
• +ising usus menurun
• Nyeri tekan pada titik "c+urney
• Nyeri lepas tekan pada abdomen region kanan bawah
• 8anda ro%sing 3L, tanda psoas 3L
2$ Rencana tatalaksana a3al yan' akan i%erikan paa pasien i kasus
8atalaksana awal bagi pasien dalam kasus ini, yaitu6 3Sjamsuhidajat, 2114
• Pasien dipersiapkan untuk nantinya menjalani operasi saat sampai di
Rumah Sakit dengan dipuasakan 3tidak diberikan makanan peroral
selama 4 sampai jam.
• >anti cairan yang hilang dengan memberikan garam normal intra%ena
sebanyak $1J21 mlAkg++ cairan bolus, ulangi sesuai kebutuhan, ikuti
dengan kebutuhan cairan rumatan $1K kebutuhan normal.
• +eri antibiotik segera setelah diagnosis ditentukan6 ampisilin 32J1
mgA kg++Adosis =A" empat kali sehari, gentamisin 3.
mgAkg++Adosis =A" sekali sehari atau metronida7ol 3.
mgAkg++Adosis tiga kali sehari.
• #ilakukan pemasangan nasogastric tube untuk bilas lambung.
(pabila diagnosis apendisitis akut sudah dapat ditegakkan dan waktu yang
dibutuhkan untuk samapai ke ?as5es cukup lama 3seperti dalam kasus,
pasien dapat diberikan analgesik. (nalgesik yang dapat diberikan, yaitu
golongan NS(#. 3Sjamsuhidajat, 2114
#4$ Eukasi aa pasien
• 'dukasi pada pasien dan keluarga tentang 6
• Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
• Penyuluhan tentang penyakit appendisitis 3gejala klinis, penyebabnya,
komplikasi, penanggulangan
• "engkonsumsi makanan yang tinggi serat.
2
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
27/29
• 'dukasi dan moti%asi pasien bahwa penderita post operasi
appendisitis sebaiknnya membatasi segala akti&itas, terutama akti&is berat
• "akan-makanan yang mengandung protein, banyak minum air dan
untuk sementara tidak di perbolehkan makan makan pedas dalam
dietnya.
2
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
28/29
BAB III
KESIMPULAN
!aki-laki 24 tahun diduga mengalami apendisitis akut dan diperlukan rujukan
untuk terapi bedah dengan tatalaksana awal pemberian pasien dipuasakan,
pemberian in&us larutan garam normal, antibiotik spectrum luas dan analgetik.
25
-
8/19/2019 Laporan Pemicu 3 Fcp Dk 5 Fix
29/29
#(?8(R P@S8(5(
#aldiyono, (ri ?ahrial Syam. !yeri bdomen kut . #alam 6 Sudoyo, (ru D
et al. 2110. Buku #ar Ilmu $enakit alam %ilid I . edisi . 9akarta 6
nternaPublishing
>race. P.(, +orley N.R. 211. t a &lance Ilmu Bedah. 'd. * (lih +ahasa dr.
=idhia @mami. 'rlangga 6 9akarta
!aboratorium 5eterampilan "edik PP# @nsoed. 21$$. $enuntun Skill
$emeriksaan 'isik bdomen. ?5 @nsoed.
+aputra L, ar"antti $., +etiabudhi $., 271). Keterampilan
klinis OSCE.8disi ke-4. 9akarta:Karisma ublihin# roup.
Sjamsuhidajat, R. dan #e 9ong, D. 2114. +uku (jar lmu +edah. 9akarta6
'>;
Smink, #.S M Soybel, #.. 211. ppendi( and ppendectomy In Small Intestine
and )olon. Iinner, ".9 and (shley, S.D, 3eds. (bdominal operations $$st. New
ork6"c >raw /ill inc. pp. 0-$2.
Sudoyono, (ru D. 211. Buku #ar Ilmu $enyakit alam. 9ilid . 'disi =.
?akultas 5edokteran @ni%ersitas ndonesia.
Sugandi, D. 211. *eferat ppendisitis. Sub +agian +edah #igesti&, ?k
@NP(#-RS/SE +andung.
Ieller, 9.!., +urke, (.'., >lass, R.". 211. cute ppendicitis in )hildren.
%+.