laporan penerapan tata kelola pt. bpr. cipta dana...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
PT. BPR. CIPTA DANA MULIA
TAHUN 2017
PT. BPR. CIPTA DANA MULIA
Jl. Yos Sudarso, Komplek Ruko Wadah Artha Blok B5
METRO PUSAT – KOTA METRO
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 i
DAFTAR ISI
1. DAFTAR ISI …………………………………………………………………….………………………………… i
2. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………….. 1
3. RUANG LINGKUP ……………………………………………………………………………………….. 1
4. I. Penerapan / Pelaksanaan Tata Kelola Bank ……………………………………….. 1
1. Susunan Pemegang Saham PT. BPR. Cipta Dana Mulia ……………… 1
2. Rapat Umum Pemegang Saham ……………………………………………….. 1
3. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Pengurus …………..………….. 2
4. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Fungsi-fungsi ………………………. 4
5. Penerapan Fungsi-fungsi ………………………………………………………….. 4
a. Fungsi Kepatuhan ……………………………………………………………….. 4
b. Manajemen Risiko ………………………………………………………… 5
c. Audit Internal …………………………………………………………………. 5
d. Audit Eksternal ……………………………………………………………………… 6
6. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar
Atau BMPK …………………………………………………………………………………….. 6
7. Rencana Bisnis Bank/RBB …………………………………………………………………. 6
8. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan …………………………. 7
5. II. Kepemilikan Saham Direksi ………………………………………………………………….. 7
6. III. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pemegang Saham ……………………………………………………… 7
7. IV. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris ………………………………………… 8
8. V Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain Dewan Komisaris dan
Direksi ……………………………………………………………………………….….. 8
9. VI. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah ………………………………………………….. 9
10. VII. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ………………………………………………… 9
11. VIII. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) ……………………………….. 10
12. IX. Permasalahan Hukum ……………………….………………………………………………. 10
13. X. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan ……………………………… 11
14. XI. Pemberian Dana Untuk Kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik ………….. 11
15. XII. Kesimpulan Umum hasil Self Assessment Penerapan Tata Kelola ………….. 11
16. PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………. 12
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 1
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT. BPR. CIPTA DANA MULIA
TAHUN 2017
A. PENDAHULUAN
Pelaksanaan penerapan tata kelola dilingkungan perbankan didasarkan pada Good
Corporate Governance (GCG). Mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan
yang semakin meningkat, maka tata kelola menjadi satu faktor penting dalam mencapai tujuan
perusahaan/perbankan.
Dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan Stakeholders,
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan/perundangan dan nilai etika (code of conduct) yang
berlaku dalam industri perbankan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor
4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, bank/BPR. Cipta
Dana Mulia wajib menerapkan tata kelola yang baik dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Tujuan Penerapan Tata Kelola bank adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kinerja Bank dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sesuai
dengan visi, misi dan rencana strategis bank.
2. Menjaga agar kegiatan operasional Bank berjalan sesuai sistem dan prosedur yang telah
ditetapkan serta memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku.
3. Memberikan nilai tambah Bank kepada Stakeholders.
B. RUANG LINGKUP
I. Penerapan / Pelaksanaan Tata Kelola Bank
1. Susunan Pemegang Saham PT. BPR. Cipta Dana Mulia:
No. NAMA Prosentase (%) Keterangan
1 SUPRIYONO 24,24
Akta nomor 23 Tanggal 26 April 2016
2 EDI YUSWORO, SE. 22,73
3 EDI WITONO, SH 25,76
4 AAN KRISBIANTO, SE 18,18
5 AMEN WIRAJAYA,S.Kom.,MM. 9,09
2. Rapat Umum Pemegang Saham
Sesuai dengan Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Rapat
Umum Pemegang Saham merupakan organ tertinggi dan memiliki hak veto diantara organ-
organ perseroan lainnya.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 2
a. Hal-hal yang diputuskan dalam RUPS
1) Pengesahan Laporan Keuangan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember;
2) Persetujuan laporan Tahunan mengenai laporan kegiatan bank, Gaji dan tunjangan
bagi Direksi dan Komisaris bank;
3) Keputusan penggunaan laba bersih bank;
4) Penunjukkan Akuntan Publik;
5) Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris;
6) Hal-hal lain yang diajukan dalam RUPS Tahunan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar Perseron.
Rapat Umum Pemegang saham PT. BPR. Cipta Dana Mulia pada tahun 2017
dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut:
1) Tanggal 21 Januari 2017 RUPS dengan agenda
a) Laporan pertanggungjawaban Direksi (Laporan Keuangan Tahunan 2016
sebelum diaudit KAP)
b) Persetujuan Rencana Kerja bank tahun 2017
2) Tanggal 25 Februari 2017 RUPSLB dengan agenda :
a) Penugasan Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan
b) Menunjuk Sdr. Puspo Yunto untuk diusulkan sebagai direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan.
3) Tanggal 22 April 2017 RUPSLB dengan agenda :
a) Laporan pertanggungjawaban Direksi (Laporan Keuangan tahunan 2016
setelah diaudit KAP).
b) Pengesahan Laporan Keuangan Tahunan 2016 audited.
4) Tanggal 2 Desember 2017 RUPSLB dengan agenda
a) Pengangkatan dan penetapan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
b) Penetapan Rencana Bisnis Bank /RBB tahun 2018
3. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus.
a. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Direksi.
1) Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Direksi telah sesuai dengan
ketentuan.
Direksi berjumlah 2 (dua) orang, dipimpin oleh Direktur Utama, dengan komposisi
sebagai berikut :
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 3
Direktur Utama : Edi Yusworo, SE.
Direktur : Puspo Yunto, S.Si.
2) Semua anggota Direksi telah memiliki sertifikat kompetensi direktur BPR dan Lulus
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)
3) Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
4) Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki kewenangan untuk
menetapkan Job Description (pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab
setiap Direktur) diantara para anggota Direksi namun keputusannya harus
mendapat persetujuan Komisaris.
5) Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola bank.
6) Direksi telah menindaklanjuti temuan audit internal, auditor eksternal, dan Otoritas
Jasa Keuangan.
7) Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Pemegang Saham melalui RUPS.
b. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris.
1) Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris telah
sesuai kententuan.
2) Dewan Komisaris berjumlah 2 (dua) orang sama dengan jumlah Direksi 2 orang,
dipimpin oleh Komisaris Utama, dengan komposisi sebagai berikut :
Komisaris Utama : Tri Wurituswati, B.Sc.
Anggota Komisaris : Yustinus Slamet, SP.
3) Semua anggota Dewan Komisaris telah memiliki sertifikat kompetensi Komisaris
BPR dan lulus Penilaian kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
4) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan,
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan sesuai dengan keputusan RUPS
5) Dewan Komisaris telah melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan Direksi
dalam melaksanakan pengurusan bank serta memberikan nasehat kepada Direksi.
6) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara
independen.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 4
7) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional bank, kecuali dalam hal ; penyediaan dana kepada pihak terkait.
c. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
d. Semua anggota Direksi dan Komisaris diangkat melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS)
4. Kelengkapan dan Pelaksana Tugas, Fungsi-fungsi Organisasi.
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi-fungsi operasionalnya PT.BPR. Cipta Dana
Mulia memiliki organisasi dengan struktur sebagai berikut:
5. Penerapan Fungsi-fungsi
a. Fungsi Kepatuhan
1) Memenuhi ketentuan POJK no.4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola
Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor
5/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi
Bank Perkreditan Rakyat, pada tahun 2017 ini PT. BPR. Cipta Dana Mulia telah
menerapkan fungsi kepatuhan melalui penunjukan Pejabat Eksekutif yang
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 5
menangani fungsi kepatuhan dan direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan,
dengan komposisi sebagai berikut:
Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan : Puspo Yunto
Pejabat Eksekutif Kepatuhan : Abraham Baja Elworo
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan telah lulus uji kemampuan dan
kepatutan OJK dan telah ditetapkan melalui RUPSLB tanggal 2 Desember 2017.
2) Pejabat eksekutif pelaksana fungsi kepatuhan telah melaksanakan langkah-
langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
3) Direksi dan pejabat pelaksana fungsi kepatuhan, telah berupaya untuk
memastikan bank melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur
operasional (SOP), peraturan Otoritas Jasa Keuangan, maupun peraturan
perundang-undangan yang berlaku melalui Pendidikan dan pelatihan Sumber Daya
Manusia dan menyempurnakan (update) sistem dan prosedur operasional bank.
b. Manajemen Risiko
1) Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor
13/POJK.03/2015 PT. BPR. Cipta Dana Mulia belum menerapkan Manajemen
Risiko secara penuh.
2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur Dan Penetapan Limit.
a) Bank telah memiliki ketentuan internal yang memuat wewenang dan tanggung
jawab Direksi dan Dewan Komisaris terkait dengan penerapan Manajemen
Risiko.
b) Direksi telah mengevaluasi dan memutuskan transaksi (credit line) yang
memerlukan persetujuan Direksi.
c. Audit Internal
1) Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur Utama dengan
Tembusan ke Dewan Komisaris.
2) Audit Internal melaksanakan proses audit yang telah direncanakan secara berkala
dan insidentil.
3) Audit Internal dalam melaksanakan pemeriksaannya berupa Audit Unit kerja dan
audit on the spot yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja audit tahun 2017
serta disetujui oleh Direktur Utama.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 6
d. Audit Eksternal
1) Bank telah menunjuk kantor Akuntan Publik (KAP) Henry & Sugeng yang terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan untuk melaksanakan Audit Laporan Keuangan Tahunan
secara Independen.
2) Penunjukkan KAP sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
3) KAP mampu bekerja secara independen dan telah menyampaikan hasil audit
kepada bank tepat waktu.
6. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar atau BPMK
a. Bank tidak pernah melanggar ketentuan BMPK dan Penyediaan Dana kepada pihak
terkait (tidak ada pelanggaran dan pelampauan BMPK).
b. Bank telah memiliki ketentuan mengenai BMPK.
c. Bank telah menyampaikan secara berkala Laporan BMPK kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
d. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan tidak terkait posisi 31 Desember 2017
disajikan sebagai berikut :
No. Keterkaitan Baki Debet Nasabah Prosentase (%)
1 Terkait 428.481 7 4,76
2 Tidak Terkait 5.908.134 360 95,24
Jumlah 6.336.615 367 100
7. Rencana Bisnis Bank / RBB
a. Rencana Jangka Pendek tahun 2017
Memperhatikan kondisi ekonomi yang cenderung mengalami perlambatan, maka
dimungkinkan akan berdampak juga pada perlambatan pertumbuhan kredit. Disisi lain
persaingan pasar perbankan juga semakin ketat.
Dengan memperhatikan hal tersebut, rencana strategis bank dalam pengembangan
usaha dalam jangka pendek akan difokuskan pada :
1) Peningkatan kinerja bank dengan melakukan efisiensi disemua bagian.
2) Peningkatan profitabilitas bank dengan mitigasi risiko yang baik.
3) Penerapan tata kelola yang baik pada semua jenjang organisasi.
Dengan strategi ini, diharapkan bank akan mampu mencapai target-target dalam
rencana kerja.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 7
b. Rencana Jangka Menengah
Sesuai dengan aturan yang diberlakukan bagi BPR, pada akhir tahun 2019 bank
merencanakan akan memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp. 3 milyar.
Pemenuhan ini diharapkan dapat dicapai melalui akumulasi laba.
8. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank.
a. Bank telah memiliki Standar Operasional dan Prosedur (SOP) tentang Transparansi
Informasi Produk Bank dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
b. Laporan Tahunan Bank telah disusun dan disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Bank telah mempublikasikan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/peraturan yang berlaku.
II. Kepemilikan Saham Direksi
No. Nama dan Jabatan Kepemilikan Saham
BPR Cipta Dana Mulia
BPR Lain Perusahaan Lain
1 Edi Yusworo, SE. 22,73 % nihil nihil
2 Puspo Yunto nihil nihil nihil
III. Hubungan Keuangan dan Hubungan keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
1. Komisaris Utama PT. BPR Cipta Dana Mulia tidak memiliki hubungan keuangan dengan
Pemegang Saham Pengendali Bank.
2. Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan
keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali bank.
3. Mayoritas Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPR Cipta Dana Mulia tidak memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi
dan Pemegang Saham Pengendali.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 8
Hubungan Keuangan dan hubungan Keluarga Pengurus dan Pemegang Saham Pengendali.
No.
NAM
A
Jaba
tan
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
PSP
Dire
ktur
U
tam
a
Dire
ktur
Kom
isar
is
Uta
ma
Kom
isar
is
PSP
Dire
ktur
U
tam
a
Dire
ktur
Kom
isar
is
Uta
ma
Kom
isar
is
1 EDI WITONO, SH. PSP √ √
2 EDI YUSWORO, SE.
Direktur Utama
√ √
3 PUSPO YUNTO Direktur
4 TRI WURITUSWATI, B.Sc.
Komisaris Utama √ √
5 YUSTINUS SLAMET, SP.
Komisaris
IV. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris
Dewan Komisaris PT. BPR Cipta Dana Mulia tidak memiliki saham pada PT. BPR Cipta Dana
Mulia.
No. Nama dan Jabatan Kepemilikan Saham
BPR Cipta Dana Mulia BPR Lain Perusahaan
Lain
1 Tri Wurituswati, B.Sc. ( Komisaris Utama) - - -
2 Yustinus Slamet ( Komisaris ) - - -
V. Paket/Kebijakan Remunerasi dan fasilitas lain Dewan Komisaris dan Direksi
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lainnya
Jumlah diterima dalam 1 (satu) tahun
Direksi Dewan Komisaris
Jumlah orang Nominal Jumlah
orang Nominal
1 Remunerasi 2 875 2
2 Fasilitas Lainnya *)
a. Yang dapat dimiliki 0 0
b. Yang tidak dapat dimiliki 0 0
Total 2 2
*) Dinilai dalam ekuivalen Rupiah.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 9
Kebijakan remunerasi dan fasilitas bagi direksi dan dewan komisaris bank telah ditetapkan
melalui RUPS.
VI. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
1) rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah = 3,08 : 1
2) rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1,35 : 1
3) rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,14 : 1
4) rasio gaji direksi tertinggi dan komisaris tertinggi = 2,59 : 1
5) rasio gaji direksi tertinggi dan pegawai tertinggi = 1,83 : 1
Rincian Gaji adalah sebagai berikut :
No. Jabatan Gaji dalam Rupiah per-Bulan Prosentase
(%) Tertinggi Terendah
1 Komisaris 3.999 3.521 88,06
2 Direksi 10.346 7.654 73,99
3 Pegawai 5.644 1.834 32,50
VII. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
1. Rapat Dewan Komisaris telah diatur dalam pedoman dan tata tertib kerja Dewan
Komisaris.
2. Frekuensi rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris pada tahun 2017 dilaksanakan
sebanyak 4 kali dalam setahun.
3. Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat dan telah
didokumentasikan.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 10
VIII. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Internal Fraud Jumlah Kasus Yang Dilakukan Oleh
dalam 1 Tahun
Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Tahun Sebelum-
nya
Tahun Laporan
Tahun Sebelum-
nya
Tahun Laporan
Tahun Sebelum
-nya
Tahun Laporan
Tahun Sebelum
-nya
Tahun Laporan
Total Fraud 0 0 0 0 0 0 0 0
Telah Diselesaikan 0 0 0 0
Dalam proses penyelesaian diinternal BPR
0 0 0 0 0 0 0 0
Belum diupayakan penyelesaian-nya
0 0 0 0 0 0 0 0
Telah ditindak-lanjuti proses hukum
0 0 0 0
Tidak terjadi penyimpangan / kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para pegawai
Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit
di BPR Cipta Dana Mulia selama tahun 2017.
IX. Permasalahan Hukum
Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
- -
Dalam proses penyelesaian - -
Total - -
Tidak ada permasalahan hukum secara perdata atau pidana yang dihadapi oleh PT. BPR Cipta
Dana Mulia, selama tahun 2017, baik yang berkaitan dengan penyalahgunaan kredit atau
simpanan dana masyarakat.
LAPORAN TATA KELOLA BPR CIPTA DANA MULIA 2017 11
X. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
No.
Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki
Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan
Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah)
Keterangan
1. Sulistiyowati, Kabag Operasional Edi Yusworo, SE.
Penjualan Kendaraan 64.000
Sesuai SOP yang berlaku.
XI. Pemberian Dana Untuk Kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik
Pada periode tahun 2017 PT. BPR. Cipta Dana Mulia tidak mengeluarkan dana untuk kegiatan
sosial maupun kegiatan politik.
XII. Kesimpulan Umum hasil Self Assessment Penerapan Tata Kelola.
Berdasarkan hasil Self Assessment penerapan Tata kelola PT. BPR Cipta Dana Mulia periode
tahun 2017, disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Nilai komposit Tata kelola sebesar 1,81 (satu koma delapan satu) dengan predikat Baik
2. Peringkat masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
No Aspek yang Dinilai Bobot
(%) Nilai
1 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi 20 0,32
2 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris 15 0,25
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi 0 -
4 Penanganan Benturan Kepentingan 10 0,29
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan 10 0,22
6 Penerapan Fungsi Audit Intern 10 0,21
7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 0 0,03
8 Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Internal 10 -
9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 7,5 0,21
10 Rencana Bisnis BPR 7,5 0,17
11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 10 0,17
Nilai Komposit 100 1,86
Predikat Komposit Baik
Terlampir hasil Self Assessment (Lampiran )
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )
Penerapan Tata Kelola BPR
Profil BPR
Nama BPR
Alamat BPR
Posisi Laporan
Modal Inti BPR
Total Aset BPR
Bobot Faktor BPR
PT. BPR. CIPTA DANA MULIA
Rp1,828,454,453
Rp10,395,393,752
Desember, 2017
Jl. Yos Sudarso, Ruko Wadah Arta B.5 Kota Metro - Lampung
B
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang,
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang,
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau
kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi
lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal
di kota yang sama dengan lokasi Kantor
Pusat
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank,
Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai
politik atau organisasi kemasyarakatan).v
Seluruh anggota Direksi tidak ada yang
memiliki rangkap jabatan
4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan
keluarga atau semenda sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris.
v
Mayoritas Direksi tidak memiliki hubungan
keluarga atau semenda dengan sesama
direksi dan atau anggota Dewan Komisaris
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu
untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya
konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk
yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta
biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa
profesional adalah pihak independen yang memiliki
kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus
dimaksud.
v
Direksi tidak menggunakan penasehat
perorangandan/atau penyedia jasa
profesional.
6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan
dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS
termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah
ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa
jabatannya.
v
Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah
diangkat melalui RUPS
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan5 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
v
Jumlah Anggota direksi 2 orang, terdiri dari
1 Direktur Utama dan 1 Direktur yang
membawahkan fungsi Kepatuhan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
No Kriteria/Indikator
7
1.17
0.58
Skala Penerapan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara independen dan tidak memberikan kuasa
umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas
dan wewenang tanpa batas.
v
Direksi melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara independen dan tidak
pernah memberikan kuasa umum.
8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil
pengawasan otoritas lain.
v
Direksi selalu menindaklanjuti temuan dan
rekomendasi pengawas internal, eksternal
maupun Otoritas jasa Keuangan
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang
lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris.
v
Data dan informasi terkini senantiasa
disediakan oleh direksi
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai
musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang
berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion
jika terdapat perbedaan pendapat.
v
Pengambilan keputusan rapat dilakukan
secara musyawarah mufakat
11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta
tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan
pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas
lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
Direksi tidak menggunakan BPR untuk
kepentingan pribadi dan/atau menerima
keuntungan pribadi selain remunerasi dan
fasilitas yang ditetapkan RUPS
12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi antara lain dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan
kualitas individu.
v
Direksi memberikan kesempatan yang
sama untuk meningkatkan pengetahuan
melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan.
13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain
pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-
hatian.
v
Direksi dapat mengimplementasikan
kompetensinyadalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya.
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan
tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan
peraturan rapat.
v
Direksi memiliki dan melaksanakan
pedoman dan tata tertib kerjanya.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan3 10 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
13
1.625
0.65
KeteranganNo Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. v
Direksi menyampaikan
pertanggungjawaban tugasnya dalam RUPS
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai
mengenai kebijakan strategis BPR di bidang
kepegawaian.
v
Direksi mengkomunikasikan kebijakan
strategis terkait kepegawaian kepada
seluruh pegawai.
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat
dan didokumentasikan dengan baik, termasuk
pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang
terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada
seluruh Direksi.
v
Rapat Direksi dituangkan dalam risalah
dan didokumentasikan dengan baik
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai
dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain
dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian
permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian
hasil sesuai ekspektasi stakeholders.
v
Pegawai dapat melakukan pekerjaan
dengan baik.
19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata
Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di
Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah
ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
v
Direksi menyampaikan laporan penerapan
Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan,
Asosiasi BPR, dan 1 kantor media sesuai
ketentuan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan1 4 6 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot
Faktor 1
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
11
2.20
0.22
1.45
0.32
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3
(tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2
(dua) orang.2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v
Jumlah anggota Komisaris 2, terdiri dari 1
Komisaris Utama, dan 1 Komisaris
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa
jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang
menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota
Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya
masa jabatan.
v
Seluruh anggota Dewan Komisaris telah
lulus uji Kemampuan dan Kepatuhan dan
diangkat melalui RUPS
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Semua anggota Dewan Komisaris
bertempat tinggal di provinsi yang sama
dengan lokasi kantor Pusat BPR
5) BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.
v
Modal Inti BPR kurang dari Rp
50.000.000.000,00 Satu anggota Dewan
Komisaris bersifat independen.
6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib
kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja,
dan rapat.
v
Dewan Komisaris telah memiliki pedoman
dan Tata Tertib Kerja.
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR
atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat
eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.
v
Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan.
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan
Komisaris atau Direksi.
v
Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak
memiliki hubungan
keuangan,kepengurusan, kepemilikan
saham, dan keluarga.
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau
hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
v
Komisaris independen tidak memiliki
hubungan dengan anggota Komisaris
lainnya maupun dengan anggota Direksi
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan8 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
Jumlah anggota Komisaris 2 (dua) orang
v
0.56
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
10
1.11
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara
lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis
terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk
prinsip kehati-hatian.
v
Dewan Komisaris telah melakukan
pengawasan dan memberikan nasehat
kepada Direksi
11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan,
Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.v
Komisaris memberikan pengarahan dan
memantau pelaksanaan kebijakan strategis
BPR
12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam
hal penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas
maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain
yang ditetapkan dalam peraturan perundangan
dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
v
Dewan Komisaris tidak terlibat dalam
pengambilan keputusan kegiatan
operasional kecuali penyediaan dana
kepada pihak terkait sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan.
13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi
menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,
hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau
hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan
meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen
hasil tindak lanjut temuan.
v
Dewan Komisaris melakukan pengawasan
tindak lanjut temuan audit dan Otoritas
Jasa Keuangan.
14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan
Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan
yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
Dewan Komisaris menyediakan waktu yang
cukup dalam melaksanakan tugas
pengawasannya dan menyelenggarakan
rapat triwulanan
15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang
bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam
hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan
dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
v
Pengambilan keputusan rapat Dewan
komisaris dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat.
16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak
lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan
BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan
fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
Anggota Dewan Komisaris tidak
memanfaatkan BPR untuk kepentingan
pribadi.
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.
v
Anggota Dewan Komisaris memantau
laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan
2 10 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam
risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan
jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika
terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada
seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
Rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam
risalah, dan didokumentasikan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
15
1.88
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
0.75
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot
Faktor 2
2.00
0.20
1.51
0.25
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
3
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai
ketentuan.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap
penerapan fungsi audit intern.
-
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi
terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.
-
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara
lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib
kerja.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan
audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada
Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi
BPR.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot
Faktor 3
0
0
0.00
0.00
0.00
0
0
0.00
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
0
0
0.00
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
4
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR
termasuk administrasi, dokumentasi dan
pengungkapan benturan kepentingan dimaksud
dalam Risalah Rapat.
v
BPR menghindari terjadinya benturan
kepentingan namun belum memiliki sistem
dan prosedur penyelesaian benturan
kepentingan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau
tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki
benturan kepentingan tersebut.
v
Anggota Dewan Komisaris,anggota Direksi,
dan pejabat eksekutif tidak mengambil
tindakan yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan BPR
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR
atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan
dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi
dengan baik.
v
Benturan kepentingan akan diungkapkan
dalam setiap keputusan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot
Faktor 4
3
3
0.30
2.60
0.29
2
2.00
0.80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
3
3.00
1.50
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
5
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit
untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional
penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.
2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain
yang berkaitan dengan perbankan.
v
Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan memahami peraturan Otoritas
Jasa Keuangan berkaitan dengan
perbankan.3) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau
fungsi operasional.
v
BPR telah menunjuk Pejabat Eksekutif
yang menangani fungsi kepatuhan dan
independen terhadap satuan kerja atau
fungsi operasional.
4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur
kepatuhan.
v
Pejabat Eksekutif kepatuhan menyusun
dan/atau mengkinikan pedoman kerja,
sistem, dan prosedur kepatuhan.
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan.
v
BPR telah memiliki ketentuan internal
mengenai tugas, wewenang, dan tanggung
jawab PE Kepatuhan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan1 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
v
Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan tidak menangani penyaluran
dana.
0.90
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Keterangan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
9
1.8
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
5
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi
seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan lain termasuk
penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya.
v
Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan telah menyusun langkah-
langkah untuk BPR telah memenuhi
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain
melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.
v
Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan melakukan upaya dalam bentuk
sosialisasi ketentuan dan peraturan yang
berlaku dan terkini.
8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR
terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR
kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan
tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan
dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang
dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan.
v
Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan memantau terhadap komitmen
yang dibuat terhadap Otoritas Jasa
Keuangan dan melakukan upaya
pencegahan apabila terdapat kebijakan
yang menyimpang dari ketentuan OJK
9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa
seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,
serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.
v
PE Kepatuhan mereview dan melakukan
evaluasi kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur telah sesuai dengan ketentuan
OJK
10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu
dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai
dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan.
v
PE Kepatuhan menyusun rencana
penyesuaian SOP dan kebijakan yang ada
telah sesuai dengan ketentuan OJK dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 8 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran
terhadap ketentuan.v
Bank telah menurunkan tingkat
pelanggaran terhadap kepatuhan
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada
Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur
Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
v
Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
kepada Direktur Utama dan tembusan
kepada Dewan Komisaris.
13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan
atau keputusan Direksi yang menyimpang dari
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Tidak ada/belum ditemukan kebijakan dan
keputusan yang menyimpang dari
peraturan OJK dan/atau perundang-
undangan lain.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot
Faktor 5
1.98
0.22
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6
2.00
0.20
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
11
2.2
0.88
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Kepatuhan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
6
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR telah memiliki Pejabat Eksekutif
pelaksana fungsi audit intern.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
BPR telah memiliki Pejabat Eksekutif
pelaksana fungsi audit intern.
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta
sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi
auditor intern sesuai peraturan perundang-
undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama
dan Dewan Komisaris.
v
PE Audit intern telah memiliki pedoman
kerja dan standar operasional
prosedur/SOP.
3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern independen
terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja
terkait dengan penghimpunan dan penyaluran dana).
v
PE Audit intern independen terhadap
satuan kerja operasional.
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.v
PE Audit intern bertanggung jawab
langsung kepada Direkur Utama.
5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan
sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi
audit intern. v
Bank memiliki program rekrutmen dan
pengembangan sumber daya manusia yang
melaksanakan fungsi audit intern untuk
mengikuti diklat-diklat ekstern dan intern.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan1 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun
oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan
yang secara langsung diperkirakan dapat
mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.
v
BPR telah menerapkan fungsi audit intern
pada seluruh aspek dan unsur
kegiatannya.
7) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan
kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan
fungsi audit intern, dan kelemahan SOP audit serta
perbaikan yang mungkin dilakukan.
v
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp
50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
diberikan skala penerapan Baik (nilai 2)
8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit)
dilaksanakan secara memadai dan independen yang
mencakup persiapan audit, penyusunan program
audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan
tindak lanjut hasil audit.
v
Kegiatan audit telah dilaksanakan secara
memadai dan independen, mencakup:
persiapan audit, penyusunan program
audit, pelaksanaan audit, pelaporan, dan
tindak lanjut hasil audit.
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan
sumber daya manusia secara berkala dan
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit
intern.
v
BPR melaksanakan peningkatan mutu
SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
8
2
0.80
1.80
0.90
Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
9
v
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
6
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris
dengan tembusan kepada anggota Direksi yang
membawahkan fungsi Kepatuhan.
v
PE Audit intern telah menyampaikan
laporan pelaksanaan audit intern kepada
Direktur Utama, Dewan Komisaris, dan
tembusan kepada Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan.
11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan
pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus
(apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok
hasil audit intern.
12) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh
pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp
50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
diberikan skala penerapan Baik (nilai 2)
13) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan1 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot
Faktor 6
BPR melaporkan pengangkatan PE
pelaksana fungsi audit intern sesuai
ketentuan OJK
v
7
1.75
0.18
1.88
0.21
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
7
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek
legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit,
standar profesional akuntan publik, dan komunikasi
antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP
dimaksud.
v
Penugasan kepada Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik telah memenuhi
aspek-aspek yang dipersyaratkan dan
peraturan yang berlaku.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR,
BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan
Dewan Komisaris.
v
Penunjukan KAP dan AP sesuai dengan
peraturan OJK terkait penunjukan KAP dan
AP
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan
Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan. v
Hasil audit KAP dan Management Letter
telah dilaporkan kepada OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
4) Hasil audit dan Management Letter telah
menggambarkan permasalahan BPR dan
disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh
KAP yang ditunjuk.
v
Hasil audit dan Management Letter telah
menggambarkan permasalahan BPR dan
disampaikan tepat waktu.
5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan
ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Cakupan hasil audit sesuai dengan ruang
lingkup sebagaimana diatur dalam
ketentuan OJK.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot
Faktor 7
4
2
0.20
1.10
0.03
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2
1.00
0.40
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1
1
0.50
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
8
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan
satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen
Risiko
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif
yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi
Manajemen Risiko.
2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur
Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada
produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
-
0
0.00
0.00
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
8
4) Direksi:
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.
5) Dewan Komisaris:
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan
Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.
6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang
menyeluruh.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh
risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu
sistem informasi manajemen yang mampu
menyediakan data dan informasi yang lengkap,
akurat, kini, dan utuh.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya
manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi
dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi
mengenai manajemen risiko.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 7
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko
lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru
yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015. Bank belum
menerapkan manajemen risiko secara
penuh.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot
Faktor 8
0
0
0.00
0.00
0.00
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
0
0.00
0.00
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
9
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait,
debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai
bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan
perkreditan BPR.
v
BPR telah memiliki SOP Pemberian kredit
yang juga mengatur BMPK.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.v
BPR melakukan pengkinian SOP sesuai
dengan ketentuan dan peraturan terkini.
3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak
terkait dan/atau pemberian kredit besar telah
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun peraturan perundang-undangan.
v
Proses pemberian kredit kepada pihak
terkait telah memenuhi ketentuan OJK dan
memperhatikan prinsip-prinsip kehati-
hatian.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak
terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar
dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan
secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan
secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
BPR melaporkan terkait pemberian kredit
sesuai dengan ketentuan OJK.
5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
BPR tidak melakukan pelanggaran BMPK.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot
Faktor 9
2.50
0.21
0.80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4
2.00
0.20
Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4
2
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
3
3.00
1.50
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
10
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi
dan misi BPR.
v
Rencana Bisnis BPR disusun oleh Direksi
dan disetujui oleh Dewan Komisaris.
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana
strategis jangka panjang dan rencana bisnis tahunan
termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR
yang signifikan dengan cakupan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Rencana Bisnis BPR menggambarkan
rencana strategis jangka pendek dan
jangka menengah dengan cakupan sesuai
ketentuan OJK.
3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh
pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara
lain sumber daya manusia, teknologi informasi,
jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.
v
Pemegang saham mendukung rencana
Bisnis BPR
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Rencana bisnis BPR disusun dengan
mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-
hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.
v
rencana Bisnis BPR disusun
mempertimbangkan: faktor internal dan
eksternal, azas perbankan yang sehat
dengan prinsip kehati-hatian, dan
penerapan manajemen risiko.
5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.v
Dewan Komisaris mengawasi pelaksanaan
rencana bisnis BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
Rencana Bisnis dan perubahan rencana
bisnis disampaikan OJK sesuai ketentuan
yang berlaku.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot
Faktor 10
0.20
0.17
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4
2
0.80
2
2
2.00
Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
6
2
1.00
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
11
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non
keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan
termasuk sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat,
kini, dan utuh.
v
BPR memiliki sistem pelaporan keuangan
dan non keuangan yang memadai.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat
laporan keuangan, informasi lainnya, susunan
pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
BPR menyusun dan melaporkan laporan
keuangan publikasi sesuai ketentuan OJK.
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi
paling sedikit memuat informasi umum, laporan
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan
keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh aspek
transparansi dan informasi, serta seluruh aspek
pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
BPR menyusun laporan keuangan tahunan
dengan materi dan aspek-aspek sesuai
ketentuan OJK.
4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai
produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah
BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata
cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
BPR melaksanakan transparansi informasi
sesuai ketentuan OJK.
5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata
cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
BPR menyusun dan menyajikan laporan
sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota
Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas
serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
laporan tahunan dan laporan publikasi
ditandatangani dan disampaikan secara
lengkap sesuai ketentuan OJK.
7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian
pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak
lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan
disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu.
v
Laporan penanganan pengaduan dan
penyelesaian pengaduan disampaikan
sesuai ketentuan yang berlaku.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot
Faktor 11
1.00
0.17
4
2.00
0.20
2.00
2.00
0.80
8
Keterangan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2.00
No Kriteria/Indikator
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan,
Skala Penerapan
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit
Total Penilaian Faktor 0.32 0.25 - 0.29 0.22 0.21 0.03 - 0.21 0.17 0.17 1.86
Predikat Komposit
1. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi:
2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris
Telah memiliki pedoman dan tata tertb kerja, Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan tugas dan tanggungjawab direksi.
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi
BPR belum membentuk Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.
4. Penanganan benturan kepentingan
BPR. Cipta Dana Mulia menghindari terjadinya benturan kepentingan, telah memiliki sistem dan prosedur penyelesaian
5. Penerapan fungsi Kepatuhan
BPR telah menerapkan fungsi kepatuhan, memiliki PE Kepatuhan dan Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan, namun
6. Penerapan Fungsi Audit Intern
Penerapan fungsi audit intern talah dilaksanakan, memiliki Pejabat pelaksana fungsi audit intern yang bertanggungjawab kepada
Direktur Utama.
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
BPR telah menerapkan fungsi audit ekstern melalui penugasan kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar
di OJK.
8. Penerapan Manajemen Risiko
Tahun 2017 BPR belum menerapkan Manajemen Risiko secara penuh/belum optimal.
9. Batas Maksimum Pemberian Kredit
BPR telah memiliki pedoman standar pemberian kredit yang mengatur BMPK. Pada tahun 2017 BPR tidak melakukan pelanggaran
maupun pelampauan BMPK.
10. Rencana Bisnis BPR
Rencana Bisnis BPR disusun sebagaimana ketentuan yang berlaku dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta didukung oleh
pemegang saham.
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
dalam ketentuan OJK, dan disampaikan secara lengkap sesuai ketentuan yang berlaku.
BPR. Cipta Dana Mulia memiliki sistem pelaporan keuangan yang memadai, menyusun laporan keuangan sebagaimana diatur
belum terlaksana secara optimal.
benturan kepentingan. (substansinya ada di tata tertib kerja direksi.
Komisaris berjumlah 2 (dua) orang, telah lulus uji kemampuan dan kepatutan, dan diangkat melalui RUPS.
Direksi berjumlah 2 (dua) orang, telah lulus uji kemampuan dan kepatutan, dan diangkat melalui mekanisme RUPS.
Mayoritas tidak memiliki hubungan keluarga, telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja, dan mempertanggungjawabkan
tugasnya dalam RUPS.
Kesimpulan
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR
Baik
Berisikan kesimpulan akhir per faktor penilaian penerapan Tata Kelola yang mencakup
kelemahan dan kelebihan masing-masing faktor