laporan pengujian
DESCRIPTION
pengujian bahanTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan dalam pembuatan laporan
kegiatan perkuliahanan pengujian bahan sebagai bagian dari kegiatan kuliah semester gasal
program S1 teknik mesin universitas negeri surabaya.
Untuk tujuan keilmuan dalam pengujian adalah mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan ilmu pengujian bahan dalam berbagai permasalahan teknik. Banyak metode
yang di yang sempat dipelajari hingga cara melakukan kegiatan dalam pengujian yang benar.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak Arya Mahendra Sakti S.T.,
M.T. atas bimbingan dan perhatiannya selama ini dan Teman-teman kelas B S1 teknik mesin
2012 dan semua pihak yang turut andil dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan atas kesalahan yang pernah penulis
lakukan baik didalam masa perkuliahan ataupun bahasa penulisan laporan yang tidak
berkenan dan telah menyingung, penulis haturkan maaf yang sedalam-dalamnya. Tidak ada
gading yang tak retak, walaupun penulis telah berusaha tetap saja masih banyak kekurangan
dimana-mana. Berharap laporan sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun
bagi pembaca pada umumnya.
Surabaya, 01 Januari 2014
Kelompok
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..2
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH…..………………….……………3
B. TUJUAN PENELITIAN…………………………………….………...3
C. MANFAAT PENELITIAN………………………………….………...4
BAB II. DASAR TEORI
A. DASAR TEORI Coating Thickness Gauge TT260 …………5
B. DASAR TEORI Roughness Tester ………………………….6
BAB III. METODE PENGUJIAN
A. PERALATAN………………………………………….………………8
B. CARA KERJA ALAT………………………………….……………….11
BAB IV PEMBAHASAN
A. HASIL PENGUJIAN…………………………………………………...13
B. PEMBAHASAN…………………………………………………….….14
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………...16
B. SARAN………………………………………………………………...16
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sifat mekanik adalah salah satu sifat terpenting yang terdapat pada suatu
bahan, karena sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan untuk menerima
beban/gaya/energi. Sifat ini sangat penting diketahui agar perancangan suatu
komponen dapat dilakukan dengan tepat dan aman. Untuk mengetahui kualitas suatu
logam, pengujian sangat erat kaitannya dengan pemilihan bahan yang akan
dipergunakan dalam konstruksi suatu alat, selain itu juga bisa untuk membuktikan
suatu teori yamg sudah ada ataupun penemuan baru dibidangnya. Dalam proses
perencanaan, dapat juga ditentukan jenis bahan maupun dimensinya, sehingga apabila
tidak sesuai dapat dicari penggantinya yang lebih tepat. Untuk mengukur/mengetahui
sifat mekanik dari bahan tersebut dapat dilakukan beberapa pengujian.
Karakteristik suatu permukaan juga memegang peranan penting dalam
perancangan komponen mesin/peralatan. Banyak hal dimana karakteristik permukaan
perlu dinyatakan dengan jelas misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan,
pelumasan, tahanan kelelahan,perekatan dua atau lebih komponen-komponen mesin
dan sebagainya.pentingnya tekstur pemukaan sebagai bahan dasar material di industri,
maka harus di imbangi dengan ketelitian yang amat sangat jeli bagi teknisinya. Untuk
itu setelah dan sebelum di olah material harus di uji terlebih dahulu untuk mengatahui
kualitas dari bahan material tersubut. Dari penjelasan tersebut maka kami akan
menguji karakteristik material yaitu dengan pengujian KETEBALAN dan pengujian
KEKASARAN dengan menggunakan alat pengujian ketebalan yaitu Coating
Thickness Gauge TT260 dan pengujuan kekasaran yaitu Laser Roughness Tester
TR240.
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Melakukan pengukuran terhadap benda kerja dengan menggunakan metode dan alat
ukur yang sesuai.
b. Menganalisa data hasil percobaan.
c. Mengidentifikasi alat ukur yang ada.
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 3
C. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitia ini adalah :
a. Mengetahui dan paham dengan cara kerja alat pengujian ketebalan dan alat
pengujian kekasaran
b. Untuk mengetahui ketebalan suatu material
c. Untuk mengetahui kekasaran permukaan suatu material
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 4
BAB II
DASAR TEORI
A. Coating Thickness Gauge TT260
Dasar Teori
Lapisan penghalang terutama dimaksudkan untuk memisahkan permukaan material
dari lingkungan, mengendalikan lingkungan mikro pada permukaan material, maupun untuk
tujuan keindahan atau penampilan (dekoratif). Banyak cara pelapisan yang digunakan untuk
maksud tersebut antara lain cat, lak (laquers), vernis, dan lapisan baja. Sejauh ini yang lebih
populer adalah penggunaan cat sebagai pelapis dan pelindung korosi.
Tebal tipisnya pelapis material juga berpengaruh pada sifat material, oleh sebab itu
diciptakan alat uji untuk mengukur ketebalan lapisan pada material.
Beberapa metode penggunaan pengukuran ketebalan dalam aplikasinya terdapat
beberapa cara diantaranya yaitu, dengan alat uji portable tadi yang hanya meletakan
perangkatnya ke media uji maka data yang diinginkan dapat tampil, namun ada juga yang
menggunakan dengan alat pendeteksi suara atau ultrasonic. Alat uji yang dipakai dalam
pratikum ini adalah COATING THICKNESS GAUGE TT260
COATING THICKNESS GAUGE Adalah alat untuk mengukur ketebalan lapisan
cat atau bahan lainnya, Coating Thickness Gauge merupakan alat yang sangat penting yang
digunakan dalam aplikasi industri, terutama penggunaan untuk mengukur lapisan suatu
material dengan menggunakan alat uji ini.
Alat ini memeriksa lapisan lapisan pada besi dan non besi menggunakan dinamika
fluida dan arus magnetik. F Probe berarti pada ferrous dan Probe N adalah untuk aplikasi non
ferrous. Probe F bekerja pada prinsip-prinsip induksi magnetik dan umumnya digunakan
untuk memeriksa lapisan seperti cat, enamel dan pelapisan non ferrous pada objek besi yang
terisolasi. Probe N mengukur lapisan isolasi pada non-ferrous dengan metode dinamika
fluida.
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 5
Kemudahan menggunakan alat uji ketebalan ini memberikan durability dan efektifitas
karena beberapa tipe bersifat portable sehingga memberikan efisiensi waktu dan praktis
dalam mengaplikasikannya.
Hal ini menyangkut kemudahan penggunaan dan menampilkan pengukuran langsung.
Selain mengukur ketebalan material beberapa alat uji ketebalan lain memiliki fungi dan
mampu mengukur hanya ketebalan lapisannya saja sehingga data yang tampil hanya
informasi ketebalan lapisan.
Bagian dari alat Coating Thickness Gauge TT260 ini
adalah :
Mikro Printer
Display / LCD
Tombol pengaturan
Kabel sensor logam
Kabel sensor non logam
B. Roughness Tester
Dasar Teori
Roughness Tester TR240 merupakan alat pengukuran kekasaran permukaan. Setiap
permukaan komponen dari suatu benda mempunyai beberapa bentuk yang bervariasi menurut
struktumya maupun dari hasil proses produksinya.
Roughness/kekasaran dideflllisikan sebagai ketidakhalusan bentuk yang menyertai
proses produksi yang disebabkan oleh pengerjaan mesin. Nilai kekasaran dinyatakan dalam
Roughness Average (Ra). Ra merupakan parameter kekasaran yang paling banyak dipakai
secara intemasional. Ra didefinisikan sebagai rata-rata aritmatika dan penyimpangan mutlak
profil kekasaran dari garis tengah rata-rata.
Pengukuran kekasaran permukaan diperoleh dari sinyal pergerakan stylus berbentuk
diamond untuk bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan sebagai alat indicator
pengkur kekasaran permukaan benda uji.
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 6
Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menggunakan transducer dan diolah dengan
mikroprocessor. Roughness Tester dapat digunakan di lantai di setiap posisi, horizontal,
vertikal atau di mana pun.
Ketika mengukur kekasaran permukaan dengan roughness meter , sensor
ditempatkan pada permukaan dan kemudian meluncur sepanjang permukaan seragam dengan
mengemudi mekanisme di dalam tester.
Sensor mendapatkan kekasaran permukaan dengan probe tajam built-in. Instrumen
roughness meter ini kompatibel dengan empat standar dunia yaitu ISO, DIN, ANSI, dan JIS
sehingga tidak diragukan lagi dalam ketepatan dan keakuratan dalam pengukuran kekasaran.
Bagian dari alat Hardness Tester ini adalah
Display / LCD
Tombol pengaturan
Kabel sensor
Sensor
BAB III
METODE PENGUJIAN
A. PERALATAN
- Alat dan Bahan pengujian kekasaran
NO. NAMA GAMBAR
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 7
1.COATING THICKNESS
GAUGE TT260
2.Sensor COATING
THICKNESS GAUGE TT260
3. BESI
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 8
4. SLAINLES STEEL
5. ALUMINIUM
- Alat Dan Bahan Pengujian Ketebalan
NO. NAMA GAMBAR
1. Roughness Tester TR240
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 9
2. Kabel sensor
3. Adaptor
4. BESI
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 10
5.
STAINLESS STEEL (dilapisi
kertas pada saat melakukan
pengujian)
6. ALUMINIUM
B. CARA KERJA ALAT
Cara Kerja Alat pengujan Ketebalan (Coating Thickness Gauge TT260)
1. Siapkan alat dan material yang akan di uji
2. Kalibrasi alat
3. Setelah alat di kalibrasi, pasang sensor pada alat sesuai dengan bahan yang akan di uji,
yaitu sensor untuk kategori material ferrous dan non ferrous
4. Kemudian letakkan sensor di pemukaan material tersubut tunggu beberapa menit
karena angka akan bergerak terus sampai muncul angka yang tetap.
5. Catat hasil pengujian tersebut
6. lalu tekan clear
7. kemudian tekan zero untuk memulai pengujian di spesimen lain.
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 11
Cara Kerja Alat pengujan Kekasaran (Roughness Tester)
1. Siapkan alat dan material yang akan di uji
2. Kalibrasi alat penguji kekasaran
3. Setelah alat di kalibrasi letakkan material yang akan di uji di tempat yang datar
4. Sesuaikan cut-off nya
5. Kemudian jika semua sudah siap tekan tombol
6. Tunggu beberapa menit sampai memperoleh hasil seperti
7. Jika layar menunjukkan eror maka atur lagi cut-off dn letaknya sensor pada
material smpai berhasil
8. Apabila sudah berhasil, lakukan beberapa kali langkah-langkah di atas untuk
mengambil sample untuk di analisis
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 12
BAB IV
PEMBAHASAN
A. HASIL PENGUJIAN
Pengujian Kekasaran
NO. BAHAN KONDISIPENGUJIAN
RATA - RATA1 2 3 4 5
1. Aluminium
Filter = m1Cut = 0.25 mmSample = 5 cut offGain = G0Range = +20/-20 µmResolution = + 0.01µm
Rz=1,903 µm
Rz = 1,585 µm
Rz = 1,881 µm
Rz = 2,071 µm
Rz = 1,785 µm
Rz = 1,843 µm
2. Stainles steel
Filter = m1Cut = 0.25 mmSample = 5 cut offGain = G0Range = +20/-20 µmResolution = + 0.01µm
Rz = 3,006 µm
Rz = 2,573 µm
Rz = 3,343 µm
Rz = 2,707 µm
Rz = 2,827 µm
Rz = 2,887 µm
3. Besi
Filter = m1Cut = 0.8 mmSample = 5 cut offGain = G0Range = +20/-20 µmResolution = + 0.02 µm
Rz = 5,348 µm
Rz = 6,032µm
Rz = 7,043 µm
Rz = 6,383 µm
Rz = 5,767 µm
Rz = 6,114 µm
Pengujian Ketebalan
NO. BAHAN KONDISIPENGUJIAN
RATA - RATA1 2 3 4 5
1. Non ferrous (aluminium)
Zero point 84.4 62.3 85.2 89.8 74.7 79,28
2. Besi ferrous Zero point 114 152 135 99,4 125 125,08
3. Stainles steel di lapis kertas
Zero point 117 120 120 117 109 116,6
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 13
B. PEMBAHASAN
1. Pengujian ketebalan
Sebelum kita melakukan pengujian, terlebih dahulu kita memilah material atau bisa
membedakan ferrous dengan non ferrous. Karena pada pengujian ini akan menggunakan
sensor yang berbeda antara ferrous dan non ferrous untuk mengetahui ketebalan lapisan/cat
pada permukaan material.
Setelah mengetahui jenis material pasang sensor yang di peruntukkan untuk material
tersebut, letakkan sensor pada permukaan material yg akan di uji. Setelah itu tunggu beberapa
menit untuk mengetahui nilai ketebalannya, karena nilai yang akan muncul akan berubah –
ubah untuk menyesuaikan nilai yang tepat pada material tersebut. Apabila di layar angkanya
sudah tepat kita tulis dan nanti di analisis dengan percobaan ke 2 sampai ke 5. Setelah itu
tekan tombol clear dan di lanjutkan menekan tombol zero hal ini dilakukan jika hasil yang di
dapat akan di cetak/diprint agar hasilnya tidak numpuk/double. Lakukan hal tersebut sampai
5 kali pada bahan material yang sama dan 2 material yang berbeda sebagai penelitian, lalu
catat hasilnya dan ambil rata – rata dari 5 hasil pengujian tersebut.
Sehingga dari rata – rata yang di dapat, kita dapat mengetahui tingkat ketebalan suatu
lapisan yang melapisi bahan yang diuji.
2. Pengujian kekasaran
Untuk melakukan pengujian kekasaran usahakan dilakukan dimeja yang benar – benar
datar hal ini bertujuan agar pengujian yang kita lakukan dapat memperoleh hasil yang presisi.
Setelah mendapatkan meja yang sesuai barulah kita dapat melakukan pengujian. Sebelum
melakukan pengujian kita nyalakan Roughness Tester dengan menekan tombol power yang
tersedia dipapan tombol alat uji, tunggu beberapa detik sampai di layar alat uji muncul
kondisi – kondisi siap untuk dilakukan pengujian. Setelah alat uji siap lakukan kalibrasi
terlebih dahulu pada alat uji menggunakan bahan yang telah diketahui tingkat kekasarannya.
Hal ini bertujuan agar hasil yang kita dapat pada saat menguji presisi, karena untuk
melakukan pengujian kekasaran dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Setelah alat terkalibrasi barulah kita dapat melakukan pengujian pada bahan yang akan
kita uji tingkat kekasarannya. Langkah pertama yang kita lakukan adalah mensejajarkan
bahan yang akan kita uji dengan meja yang kita gunakan untuk pengujian, setelah bahan
sudah terpasang sejajar dengan landasan barulah kita dapat melakukan pengujian. Pertama
tentukan terlebih dahulu cut yang kita gunakan untuk pengujian mulai dari 0,8 sampai 0,25.
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 14
Setelah kita tentukan cutnya letakkan sensor diatas bahan yang diuji, lalu tekan tombol
pada alat, tunggu beberapa detik agar alat melakukan proses calculating, apabila
dilayar muncul error data itu berarti cut yang kita gunakan kurang panjang. Tekan kembali
tombol untuk kembali ke menu cut tadi, lalu rubah nominal cut dengan menaikan
nilainya setelah itu tekan tombol enter kembali agar alat melakukan proses pengujian, tunggu
beberapa detik agar alat melakukan proses calculating sampai di monitor muncul nilai dari
hasil pengukuran seperti Ra, Rz dll, apabila muncul nilai tersebut itu berarti pengujian yang
kita lakukan berhasil, catat nilai Rz yang tertera pada monitor alat. Lalu tekan kenbali tombol
enter agar alat kembali ke menu utama, setelah itu pindah sensor ke permukaanyang lain dari
bahan yang kita uji, lalu tekan kembali tombol untuk melakukan pengujian, cacat
kembali hasil yang diperoleh, lakukan pengujian tersebut sebanyak lima kali pada permukaan
material dengan letak sensor yang berbeda – beda pada setiap pengujian.
Lakukan pengujian seperti tadi pada tiga material yang berbeda yaitu besi, aluminium
dan stainless steel. Catat semua hasil pengujian dari masing – masing material lalu hitung rata
– rata setiap material, sehingga kita dapatkan tingkat kekasaran pada material yang kita uji.
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengujian ketebalan
Dari hasil yang didapatkan dari pengujian ini dapat kita simpulkan bahwa tingkat
ketebalan suatu material itu berbeda – beda tergantung pada lapisan yang melapisi material
tersebut. Ketebalan suatu lapisan pada material juga berbeda – beda pada setiap daerah –
derah dipermukaan material, hal ini dapat disebabkan proses pelapisannya yang kurang
merata dan terdapatnya korosi pada permukaan material. Untuk pengoperasian alat menurut
kami cukup sederhana dan mudah untuk mempraktekkannya. Sensor yang digunakan pada
alat ini ada dua sensor yaitu sensor untuk logam fero dan logam nonfero.
Pengujian kekasaran
Dari hasil yang didapatkan dari pengujian kekasaran dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa tingkat kekasaran pada suatu material itu berbeda – beda, meskipun pada permukaan
satu bahan material. Kekasaran itu dapat timbul karena proses manufacture yang jelek atau
cacat pada bahan karena lingkungan dan manusia. Untuk proses pengoperasian alat kita rasa
cukup rumit, karena pada saat menguji kita harus benar – benar mensejajarkan bahan yang
kita uji dengan meja uji, lalu pada saat meletakkan sensor juga perlu kehati – hatian yang
tinggi karena sensor sangat sensitif.
B. Saran
Praktek menguji pada mata kuliah pengujian bahan ini sangat membantu dalam proses
pembelajaran mahasiswa, khususnya mahasiswa s1 teknik mesin 2012 karena belum pernah
melakukan pengujian sebelumnya. Dan Sebelum di lakukan pengujian seharusnya alat uji di
kalibrasi terlebih dahulu karena alat uji tersebut jarang digunakan dan disimpan di tempat
yang tidak tepat pada tempatnya.dan sesudah pengujian juga harus di cek alat tersebut sudah
lengkap atau kurang, sudah terlepas dari bagian yang seharusnya terlepas.Hal-hal tersebut
bisa mempengaruhi hasil dari pengujian tersebut. Jadi meskipun tidak ada mahasiswa yang
praktik atau menggunakan alat – alat yang ada di lab seharusnya penjaga lab atau dosen
penanggung jawab rutin memeriksa atau memakai alat – alat yang ada di lab agar tidak cepat
rusak.
Laporan Penelitian Pengujian Bahan Page 16