laporan praktikum anfs kulit
DESCRIPTION
anatomi fisiologi - kulitTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
INDRA RASA KULIT
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Sanky Indrajaya 2443013
2. Bernadus D. L. T. K 2443013064
3. Vini Siane Tanaem 2443013256
4. Gerarda Sartika 2443013290
5. Melita Nesiamer Daud 2443013296
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2014
I. Tujuan
Untuk mengetahui persepsi nyeri.
II. Landasan Teori
Integumen atau kulit adalah massa jaringan terbesar di tubuh. Kulit bekerja melindungi
dan menginsulasi struktur-struktur di bawahnya dan berfungsi sebagai cadangan kalori. Kulit
mencerminkan emosi dan stres yang kita alami, dan berdampak pada penghargaan orang lain
merespon kita. Selama hidup, kulit dapat teriris, tergigit, mengalami iritasi, terbakar, atau
terinfeksi. Kulit memiliki kapasitas dan daya tahan yang luar biasa untuk dapat pulih kembali
(Corwin, 2009).
Fungsi integumen adalah sebagai berikut :
1. Perlindungan : kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikan atau kehilangan
cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin yang terdapat pada
kulit memberikan perlindungan selanjutnya terhadap sinar ultraviolet matahari.
2. Pengaturan suhu tubuh : pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit berfungsi
untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh.
3. Ekskresi : zat berlemak, air, dan ion-ion seperti Na+ diekskresi melalui kelenjar-kelenjar
pada kulit.
4. Metabolisme : dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses
sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dimulai
dari sebuah molekul prekursor (dehidrokolesterol-7) yang ditemukan di kulit.
5. Komunikasi :
a. Secara stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor khusus
yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskular yang penting dalam
komunikasi (Sloane, 1995).
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yang masing-masing tersusun dari berbagai jenis sel dan
fungsi yang bermacam-macam. Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis, dan
subkutis.
1. Epidermis adalah lapisan kulit terluar. Sel-sel epidermis terus-menerus mengalami
mitosis, dan diganti sel baru sekurang-kurangnya setiap 30 hari. Epidermis mengandung
reseptor sensoris untuk sentuhan, suhu, getaran, dan nyeri. Komponen utama epidermis
adalah protein keratin, yang dihasilkan oleh sel keratinosit. Keratin adalah bahan yang
kuat dan memiliki daya tahan tinggi serta tidak larut dalam air. Keratin mencegah
hilangnya air di tubuh dan melindungi epidermis dari iritan dan mikroorganisme
penyebab infeksi. Keratin adalah komponen utama apendiks kulit yaitu rambut dan kuku
(Corwin, 2009).
Bagian epidermis yang tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang
mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan berikut :
a. Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat ada
jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat
berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.
b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk. Disebut demikian karena sel-
sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian
penghubung intraselular yang disebut desmosom.
c. Stratum granulosum terdiri dari tiga atau liam lapisan atau barisan sel dengan
granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor pembentukan kreatin.
Keratin adalah protein keras dan resilien,anti air serta melindungi permukaan kulit
yang terbuka. Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang
berkadar sulfur rendah., berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut.
Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel berdisintegrasi,
menyebabkan kematian sel.
d. Stratum lusidum adalah lapisan jernih yang tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak
bernukleus yang mati atau hampir mati dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan
sel.
e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25-30 lapisan sisik
tidak hidup yang sangat terkeratnasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan
kulit. Permukaan terbuka dari sttratum korneum mengalami proses pergantian ulang
yang konstan atau deskuamasi. Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang
terdeskuamasi melalui pembelahan sel di lapisan basalis. Sel tersebut bergerak ke
atas, ke arah permukaan, mengalami kreatinisasi, dan kemudian mati. Dengan
demikian, seluruh permukaan tubuh terbuka ditutup oleh lembaran sel epidermis
mati.keseluruhan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke atas setiap 15-30 hari
(Sloane, 1995).
2. Dermis terletak tepat di bawah epidermis. Jaringan inidianggap jaringan ikat longgar dan
terdiri atas sel-sel fibroblas yang mengeluarkan protein kalogen dan elastin. Serabut-
serabut kolagen dan elastin tersusun secara acak, dan menyebabkan dermis teregang dan
memiliki daya tahan. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, dieksresikan oleh sel-sel
jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan
memiliki turgor (tegangan). Di seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik,
dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit (sebasea).
Pembuluh darah di dermis menyuplai makanan dan oksigen dermis dan epidermis, serta
membuang produk-produk sisa. Aliran darah dermis memungkinkan tubuh mengontrol
temperaturnya.pada penurunan suhu tubuh, terjasdi pengaktifan saraf-saraf simpatis ke
pembuluh darah yang meningkatkan pelepasam norepinefrin. Pelepasan norepinefrin
menyebabkan kontriksi pembuluh sehingga panas tubuh dapaet dipertahankan. Apabila
suhu tubuh terlalu tinggi, maka rangsangan simpatis terhadap pembuluh darah dermis
berkurang sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah dan panas tubuh dipindahkan ke
lingkungan (Corwin, 2009).
Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membran dasar atau lamina.
Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat, yaitu :
a. Lapisan papilar : jaringan ikat aerolar regang dengan fibroblas, sel mast, dan
makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang memberi nutrisi
pada epidermis di atasnya.
b. Lapisan retikular : terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini tersusun dari
jaringan ikat reguler yang rapat, kolagen, dan serat elastik. Sejalan dengan
penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul kolagen dan serat elastik
mengakibatkan pengeriputan kulit (Sloane, 1995).
3. Lapisan subkutan (hipodermis) mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang
terdapat di bawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah lemak yang beragam, bergantung
pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf
(Sloane, 1995).
Di bawah kulit terdapat lima jenis sek saraf reseptor yang menerima informasi berbeda,
yaitu :
1. Ruffini, peka terhadap rangsang suhu panas;
2. Krause, peka terhadap rangsang suhu dingin;
3. Paccini, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan;
4. Meissner, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan;
5. Ujung saraf bebas, peka terhadap rangsang tekanan ringan dan rasa sakit (Karmana,
2008).
III. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
I. Mekanisme SENSORIS
A. PALEO SENSIBILITIES :
I. RASA-RASA PANAS DAN DINGIN :
1. a. Sediakanlah 3 buah bak yang masing-masing berisi :
I. Air es, II. Air panas 40°C III. Air dengan suhu ± 30°C
b. Masukkan telunjuk kanan ke dalam air es dan telunjuk kiri ke dalam air
40°C. Catatlah perasaan yang saudara alami
c. Kemudian segera masukkan kedua telunjuk saudara ke dalam bak III : air
dengan suhu ± 30°C. Catatlah dan terangkan perasaan yang saudara alami.
2. a. Tempatkanlah punggung tangan saudara ± 10 cm di depan mulut dan tiuplah
kulit punggung tangan itu perlahan-lahan. Catatlah rasa yang saudara alami.
b. Basahilah punggung tangan itu dengan air dahulu, kemudian tiuplah seperti
percobaan tersebut di atas. Catat pula rasa yang saudara alami.
c. Oleskan punggung tangan saudara dengan alkohol dahulu, kemudian tiuplah
lagi. Rasa yang bagaimanakah yang saudara alami sekarang? Terangkan.
II. REAKSI-REAKSI DI KULIT :
1. Letakkan telapak tangan kiri di atas meja dan tandailah suatu daerah 3x3 cm
dengan stempel yang telah tersedia. Tutuplah mata orang percobaan.
2. Selidikilah secara teratur mengikuti garis-garis sejajar titik-titik panas dengan
menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air panas 50°C
(sebelum di letakkan pada telapak tangan, keringkan dahulu kerucut itu dengan
handuk). Berilah tanda pada titik-titik itu dengan tinta hitam.
3. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik-titik dingin dengan
menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air es.
4. Lakukan percobaaan tersebut di atas untuk menentukan titik tekan dengan
menggunakan aesthesiometer rambut dari Frey, dan juga titik nyeri dengan
menggunakan jarum.
5. Buatlah gambar tangan di atas kertas putih dan tulislah titik-titik rasa-rasa itu ke
dalamnya.
6. Lakukan percobaan tersebut (no.2 sampai dengan 4) untuk daerah-daerah lengan
bawah, kuduk dan pipi.
B. NEO SENSIBILITIES :
I. Lokalisasi rasa tekan :
1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah ujung pensil dengan kuat
pada ujung jarinya.
2. Suruhlah orang percobaan menunjukkan dengan pensil tempat yang telah di
rangsang itu.
3. Ulangi percobaan tersebut 3x dan tentukan jarak-jarak rata-ratanya.
4. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas, pipi dan kuduk.
II. Diskriminasi rasa tekan
1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah kedua ujung sebuah jangka
secara serentak (simultan) pada ujung jarinya.
2. Ambillah mula-mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang percobaan
belum dapat membedakan 2 titik. Kemudian perbesarlah jarak ujung jangka
setiap kali dengan 2 mm, hingga tepat dapat di bedakan 2 titik oleh orang
percobaan.
3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian di
kecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang diskriminasi. Ambillah jarak
rata-rata dari tindakan no 2 dan 3.
4. Lakukan percobaan no.1 s/d no.3, tetapi sekarang dengan menekankan kedua
ujung jangka secara berturut-turut (successif).
5. Tentukanlah dengan cara-cara tersebut di atas ambang diskriminasi 2 titik untuk
daerah-daerah kuduk, dan pipi.
III.Diskriminasi kekuatan rangsangan. Hukum Weber-Fechner
1. Tutuplah mata orang percobaan dan letakkan tangannya di atas meja dengan
telapak tangannya ke atas.
2. Letakkan kotak timbangan dengan beban 5 gr. Di dalamnya pada ujung-ujung
jarinya.
3. Tambahkan setiap kali ke dalam kotak timbangan suatu beban, sampai orang
percobaan tepat dapat membedakan tambahan berat. Catatlah berat permulaan
(+kotak timbangan) dan berat terakhir itu.
4. Lakukan percobaan no.2 dan no.3 dengan beban mula-mula di dalam kotak
berturut-turut 10 gr, 50 gr, dan 100 gr.
IV. Kemampuan diskriminasi
Kemampuan diskriminasi kekasaran
1. Suruhlah orang percobaan dengan mata tertutup meraba-raba dengan ujung
jarinya kertas penggosok yang berbeda-beda derajat kekasarannya.
2. Bagaimanakah daya pembedaanya? Ulangi percobaan tersebut dengan lengan
bawahnya
Kemampuan diskriminasi ukuran :
1. Tekanlah pada telapak tangan orang percobaan (mata tertutup) cincin logam
dari bermacam-macam ukuran.
2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya.
Kemampuan diskriminasi bentuk :
1. Dengan mata tertutup suruhlah orang percobaan memegang benda-benda kecil
yang tersedia, dan suruhlah menyebutkan benda-benda tersebut (lingkaran-
lingkaran, empat persegi panjang, segi tiga, bulat lonjong, dan lain-lain).
2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya.
II. RASA NYERI KULIT DAN OTOT
1. Hitamkan (dengan tinta hitam) suatu daerah kecil di kulit lengan bawah, kemudian
tempelkan diafragma alat Hardy-Wolff pada kulit tersebut.
2. Lakukan penyinaran dengan kekuatan radiasi yang rendah selama 10 detik. Untuk
ini haruslah di atur rheostat.
3. Geserkan tombol rheostat sehingga kekuatan radiasi meningkat dan sinari lagi kulit
yang di hitamkan tersebut selama 10 detik.
4. Lakukan tindakan no.3 dengan setiap kali menggeser tombol rheostat, sampai orang
percobaan merasa nyeri seperti di tusuk-tusuk.
5. Catatlah angka yang di tunjuk rheostat dan lama penyinaran dalam detik. Ini
merupakan nilai ambang rasa nyeri orang percobaan.
A. Pengaruh mengalihkan perhatian :
6. Ulangi tindakan no.1 s/d no.4, tetapi sekarang dengan mengalihkan perhatian orang
percobaan. Hal ini dapat di laksanakan dengan menyuruh orang percobaan
menggaruk-garuk kepalanya atau mengancamnya dengan rangsangan arus listrik
atau cara-cara lain yang serupa.
7. Catatlah besarnya radiasi dan waktu radiasi yang di dapat.
B. Pengaruh Hyperaemia :
8. Gosoklah kulit yang telah di hitamkan itu dengan balsam yang tersedia, kemudian
ulangi tindakan no.1 s/d no.4 tersebut di atas.
9. Catatlah hasil-hasil yang di dapatkan.
IV. Hasil Pengamatan
A. Paleo Sensibilitas
1. Rasa Panas dan Dingin
a. Jari Tangan :
- Kanan (air es) : Dingin
- Kiri (air 40oC) : Hangat
- Kanan & kiri (air biasa) : Dingin
b. Punggung Tangan :
- Kering : Hangat
- Basahi dengan air : Dingin
- Oles dengan alcohol : Dingin sekali
2. Reaksi-reaksi di Kulit
Telapak Tangan:
Air panas:
Air dingin:
Lengan bawah:
Air panas:
Air dingin:
Kuduk:
Air panas:
Air dingin:
Pipi:
Air panas:
Air dingin:
Jumlah Reseptor Rasa-Rasa Kulit
Telapak
TanganLengan Bawah Kuduk Pipi
Air Panas 8 9 8 6
Air Dingin 12 10 10 14
B. Neo Sensibilitas
1. Lokalisasi Rasa Tekan
Lokasi I II III Rata-rataUjung Jari 2 nm 1 nm 4 nm 2.3 nmTelapak Tangan 5 nm 3 nm 3 nm 3.67 nmLengan Bawah 2 nm 9 nm 9 nm 6.67 nmLengan Atas 12 nm 11 nm 18 nm 13.67 nmPipi 4 nm 6 nm 1 nm 3.67 nmKuduk 3 nm 2 nm 3 nm 2,67 nm
2. Diskriminasi Rasa Tekan
Secara Serentak (Simultan)
Perlakuan
Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik
(mm) Rata-rata
Jarak dua titik(mm) Rata-
rataI II III I II IIIUjung jari 4 10 10 8 6 10 6 8Pipi 6 4 4 4,67 6 8 2 5,33Kuduk 4 4 6 4,67 4 4 4 4
Secara Berturut-turut (Successif)
Perlakuan
Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik
(mm) Rata-rata
Jarak dua titik(mm) Rata-
rataI II III I II IIITelapak Tangan 10 8 10 9,33 6 8 6 6,63Pipi 6 4 2 4 4 4 4 4Kuduk 6 4 4 4,67 4 4 6 4,67
3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan, Hukum Weber-Fechner
Berat mula-mula (gram) Berat Akhir (gram)5 1510 1550 55100 115
4. Kemampuan Diskriminasi
a. Diskriminasi Kekasaran
b. Diskriminasi Ukuran
Koin yang digunakan
Daya Pembeda
Rp 25,- Rp 50,- Rp 100,- Rp 200,- Rp 500,-
c. Diskriminasi Bentuk
BentukDaya
PembedaLingkaran
Kekasaran kertas gosok
Daya Pembeda
1 2 3 4
Persegi panjang Segi tiga Bulat lonjong Segi enam (kecil) Segi enam (sedang)
C. Rasa Nyeri Kulit dan Otot
Nilai ambang rasa nyeri op : 50 s
Pengaruh mengalihkan perhatian : 71 s
Pengaruh hyperaemia : 35 s
V. Pembahasan
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut
pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini
diintegrasikan.
Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa – rasa primitif atau rasa – rasa
vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps
dengan interneuron – interneuron yang bersinaps lagi dengan motor neuron – motor neuron
dari medula spinalis dan sentrum atasan (Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktur
Spino-Talamikus.
Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di
deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi
kekuatan rangsang , diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen
dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus
dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya
pada pusat-pusat dibawahnya.
Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-
titik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan kira-kira 1 mm. Pada
sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira tiga sampai sepuluh
kalireseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 3-
5 titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin per sentimeter persegi pada
daerah permukaandada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit.
Alat indera untuk nyeriadalah ujung saraf telanjang yang terdapat di hampir semua
jaringan tubuh.
Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya
disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya
disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran
disebabkan oleh isyaratsensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan
beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama
jenis reseptor yang cepat beradaptasi.
Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit
dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba
dengan kepekaan khusus adalah korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang
merangsang serabut saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak didalam
ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan
sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor initerutama
bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat letak tubuh bagian mana
yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang diraba.
Golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem anterolateral.Sedangkan untuk
golongan neo-sensibilities, guyton menyebut dengan golongan sistem kolumna
dorsalis-lemnikus medialis. Sistem anterolateral atau paleo-sensibilities
mempunyaikemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yaitu kemampuan
unutk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas.
A. Paleo Sensibilitas
1. Rasa Panas dan Dingin
Pada hasil percobaan, reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan paling
banyak terletak pada daerah tengah. Hal ini disebabkan karena pada bagian tengah lebih
sedikit jaringan lemaknya menyebabkan sensasi titik panas dan dingin lebih terasa.
2. Reaksi-reaksi di Kulit
Dari percobaan di dapati bahwa reseptor rasa panas paling sensitif pada daerah pipi dan
kuduk. Rasa nyeri berada pada lengan bawah, dan rasa dingin pada krause yang
terdapat pada dermis dan banyak ditemukan di daerah mukokatis/bibir dan gomalia
eksternal).
B. Neo Sensibilitas
1. Lokalisasi Rasa Tekan
Reseptor yang merespon pada tekanan adalah corpuscle Pacini. Sensitivitas yang
optimal dari corpuscle pacini adalah 250 Hz, rentang frekuensi yang dihasilkan pada
ujung jari dengan tekstur yang terbuat dari fitur yang lebih kecil dari 200 mikrometer,
sehingga daerah pada ujung jari lebih peka terhadap rangsangan.
2. Diskriminasi Rasa Tekan
Ada perbedaan ditekan secara serentak (simultant) dan berturut-turut (succesif).
Apabila dilakukan secara simultant, merasakan 2 titik lebih kecil atau sedikit dibanding
dengan yang dilakukan secara succesif. Pada succesif, meskipun jarak yang dibuat
cukup kecil, masih bisa terasa sebagai 2 titik.
3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan, Hukum Weber-Fechner
Bunyi Hukum Weber-Fechner: Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-
rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut,
tetapi pada perbedaan relatifnya
Sensor perasa memiliki pengaruh langsung pada perilaku. Pada hasil percobaan
didapatkan bahwa sebuah rangsang/stimulus yang didapatkan akan lebih rendah
daripada rangsang/stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari
beban asalnya.
4. Kemampuan Diskriminasi
a. Diskriminasi Kekasaran
Orang percobaan tidak dapat menebak dengan benar kertas penggosok dengan
derajat kekasaran yang paling halus yaitu pada kertas penggosok nomor 1 dan 2.
b. Diskriminasi Ukuran
Orang percobaan dapat menebak dengan benar semua ukuran koin yang disediakan.
c. Diskriminasi Bentuk
Orang percobaan tidak dapat membedakan segi enam yang berukuran kecil dan
sedang.
C. Rasa Nyeri Kulit dan Otot
Pengaruh mengalihkan perhatian :
Dengan pengalihan perhatian maka rasa nyeri akan berkurang. Membuktikan bahwa
faktor psikologis juga mempengaruhi rasa nyeri pada seseorang. Pengalihan perhatian
dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin
yang dapat memblok reseptor nyeri untuk untuk tidak dikirimkan ke korteks cerebri
sehingga menurunkan persepsi nyeri.
Pengaruh hiperaemia:
Hiperaemia merupakan reaksi kompensasi sementara agar efektif rangsangan harus
dihentikan. Setelah diadesi dengan balsam, nilai ambang rasa nyeri menurun karena
sebelum aliran darah kembali normal, rangsangan nyeri sudah terjadi lagi dan jaringan
mengalami kerusakan sehingga rasa nyeri semakin cepat dirasakan.
VI. Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa tubuh memiliki tingkat
kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titik-
titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada hasil percobaaan kami, dapat dilihat
bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk,
lengan bawah, dan telapak tangan. Pada pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat
21 titik reseptor, dengan kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah
pada percobaan ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa
panas yang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan telapak
tangan lebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga dirasakan rasa tekan.
Daftar Pustaka
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Sloane, E. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Lembar Pertanggungjawaban
Nama NRP Tanda Tangan