laporan praktikum desakan dini

31
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN SB 091324 Nama Praktikan : Dini Yuliansari NRP : 1507100068 Kelompok : 1 (satu) Judul Praktikum : Desakan Darah Dosen Pengampuh : Dewi Hidayati Asisten : Arsetyo Rahardianto LABORATORIUM ZOOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

Upload: dini-yuliansari

Post on 03-Jul-2015

793 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Desakan Dini

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

SB 091324

Nama Praktikan : Dini Yuliansari

NRP : 1507100068

Kelompok : 1 (satu)

Judul Praktikum : Desakan Darah

Dosen Pengampuh : Dewi Hidayati

Asisten : Arsetyo Rahardianto

LABORATORIUM ZOOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2011

Page 2: Laporan Praktikum Desakan Dini

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah merupakan tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah

ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah

dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami (berdasarkan berat badan, umur, jenis

kelamin dan faktor lainnya). Tekanan darah dibagi menjadi dua, yaitu sistolik dan

diastolik. Sistolik adalah tekanan dalam arteri yang terjadi saat dipompanya darah dari

jantung ke seluruh tubuh. Adapun diastolik yaitu sisa tekanan dalam arteri saat jantung

beristirahat. Untuk mendeteksi besar tekanan darah digunakan Sphygmo-manometer yang

dilakukan dalam praktikum ini. Angka teratas, tekanan darah systolic, terkait dengan

tekanan di arteri sebagai jantung mengkerut dan memompa darah kedalam arteri. Angka

bagian bawah, tekanan diastolic, merupakan tekanan di arteri sebagai jantung relaksasi

setelah kontraksi. Tekanan diastolic yang mencerminkan tekanan terendah dimana arteri

terbuka.

Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, jadi penting untuk standar

lingkungan ketika tekanan darah diukur. Setidaknya satu jam sebelum tekanan darah

diambil, menghindari makan, latihan berat (yang dapat menurunkan tekanan darah),

merokok, dan asupan kafein. Stress dan faktor - faktor lainnya dapat mengubah tekanan

darah dan perlu dipertimbangkan kembali ketika tekanan darah diukur.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam praktikum ini adalah bagaimana mempelajari cara penggunaan

sphygmomanometer sebagai alat pengukur desakan darah arterial dan bagaimana cara

untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi desakan darah.

1.3 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara penggunaan sphygmomanometer

sebagai alat pengukur desakan darah arterial dan untuk mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi desakan darah.

Page 3: Laporan Praktikum Desakan Dini

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jantung

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Berada

di bagian rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum), sebelah kiri bawah dari

pertengahan rongga dada, di atas rongga dada, di atas diagframa. Bagian kanan dan kiri

jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah

dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir

dalam satu arah, maka ventrikl memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada

jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan

membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida) (Sanjoyo, 2005 )

Bentuk jantung seperti jantung pisang, bagian pangkal jantung tumpul dan disebut

basis kordis. Di bagian bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Jantung memiliki

ukuran kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan. Jantung memiliki berat kira-kira

250-300 gram (Syaifuddin, 1997)

Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yang utama yakni, otot atrium, otot

ventrikel, dan serat otot khusus penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Tipe otot

atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja

lamanya kontraksi otot-otot tersebut lebih lama. Sebaliknya, serat-serat khusus penghantar

dan pencetus rangsangan berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat-serat ini

menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi, sehingga serat-serat ini dapat bekerja

sebagai suatu sistem pencetus rangsangan bagi jantung (Guyton, 1997)

Menurut Sanjoyo (2005), jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan

mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke

dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida.

Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan

memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.

Page 4: Laporan Praktikum Desakan Dini

Gambar 2.1 Anatomi jantung tampak depan

2.2 Tekanan Darah

Setiap saat terjadi pertukaran antara sari makanan dan oksigen yang dibawa dari

jantung oleh pembuluh darah arteri dengan karbondioksida (CO2) dan bahan sisa

metabolisme yang dialirkan kembali menuju jantung oleh pembuluh darah vena. Sisa

metabolisme akan dibuang melalui ginjal saat darah melalui kedua organ ini.

Karbondioksida dalam sel-sel darah merah akan diteruskan ke paru-paru untuk dilepaskan.

Pada saat bersamaan, paru-paru menghirup oksigen baru. Sel-sel darah merah yang kosong

setelah melepaskan karbondioksida membawa oksigen tersebut ke jantung, untuk

seterusnya bersama-sama dengan plasma darah didistribusikan ke seluruh sel tubuh oleh

pembuluh darah arteri. Tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat darah dialirkan

itulah yang disebut tekanan darah. Dengan adanya tekanan ini, aliran darah akan

lancer(Franklin).

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri

darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan

darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80

mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan

jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung

beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik

untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau

berbaring(Anonim2, 2010).

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-

anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.

Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat

melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari

juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam

hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu

Page 5: Laporan Praktikum Desakan Dini

dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-

kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat

istirahat(Anonim2, 2010).

Dalam keadaan normal, jantung manusia dewasa normal menghasilkan tekanan

sistolik antara 110 s/d 150 mm Hg atau rata-rata 130 mm Hg, dan tekanan diastolic antara

60 s/d 100 mm Hg atau rata-rata 80 mm Hg. Sebagaimana halnya dengan detak jantung,

tekanan darah juga berkaitan dengan faktor rasio dan emosi, dimana tekanan darah pada

wanita umumya lebih tinggi daripada pada pria, karena umumnya wanita lebih emosional

daripada pria. Karena tekanan darah berkaitan dengan detak jantung. Tekanan darah

menurun pada saat seseorang dalam keadaan tenang, santai, beristirahat dan mencapai

minimum pada saat orang tidur pulas. Tekanan darah meningkat pada saat seseorang dalam

keadaan terangsang, tegang, berolahraga. Tapi jika detak jantung melambat selaras dengan

usia, maka tekanan darah meningkat selaras dengan usia, karena terjadi akumulasi

pengendapan dan pengerasan secara berangsur pada dinding pembuluh-pembuluh arterial

dan arteriolar, sehingga penampang dan rongga pembuluh darah menyempit dan

mengakibatkan peningkatan hambatan dan tekanan darah(Anonim2, 2010).

2.3 Macam – macam tekanan darah

Tekanan darah systolic/diastolic diatas 140/100 mm Hg dinyatakan sebagai

hypertensi (tekanan-tinggi) dan dibawah 110/70 dinyatakan hypotensi (tekanan-rendah).

Salah satu faktor penyebab utama hipertensi atau hypotensi adalah penyempitan atau

pelebaran penampang pembuluh darah, atau perubahan kekentalan|kepekatan (viscosity)

darah menjadi lebih kental atau lebih encer daripada normal karena terjadi peningkatan

atau penurunan kadar kandungan sel darah merah per satuan volume darah sebagai akibat

produksi sel darah merah diatas atau dibawah kapasitas normal. Peningkatan keluaran

jantung (cardiac output) tak mengakibatkan peningkatan tekanan darah secara terus-

menerus, hanya efek peningkatan sementara (transient rise)(Anonim4, 2010).

2.4 Pengaturan tekanan darah

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada

setiap detiknya

Page 6: Laporan Praktikum Desakan Dini

2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak

dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang

sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi

pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat

terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu

mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan

darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu

membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh

meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika:

1. Aktivitas memompa jantung berkurang

2. Arteri mengalami pelebaran

3. Banyak cairan keluar dari sirkulasi

Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil. Penyesuaian terhadap faktor-

faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf

otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).

Perubahan fungsi ginjal

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:

a. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam

dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan

mengembalikan tekanan darah ke normal.

b. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam

dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke

normal.

c. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim

yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang

selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu

berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah

Page 7: Laporan Praktikum Desakan Dini

tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri

renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua

ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem saraf otonom

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara

waktu akan:

a. meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik

tubuh terhadap ancaman dari luar)

b. meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit

sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu

(misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)

c. mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan

meningkatkan volume darah dalam tubuh

d. melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin),

yang merangsang jantung dan pembuluh darah

(Anonim3, 2010)

2.5 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-

anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.

Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang anda lakukan. Tekanan darah

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas, dan lebih rendah ketika anda beristirahat.

Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda-beda. Tekanan darah berada paling tinggi

pada pagi hari dan paling rendah pada saat tidur di malam hari. Bila tekanan darah

diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami

masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga

bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.Tekanan darah dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, jadi penting untuk standar lingkungan ketika tekanan

darah diukur. Setidaknya satu jam sebelum tekanan darah diambil, menghindari makan,

latihan berat (yang dapat menurunkan tekanan darah), merokok, dan asupan kafein. Stres

lainnya dapat mengubah tekanan darah dan perlu dipertimbangkan kembali ketika tekanan

darah diukur (Pearce, 2002).

Page 8: Laporan Praktikum Desakan Dini

2.6 Sphygmomanometer

Tensimeter atau blood pleasure monitor adalah alat yang digunakan untuk

mengukur tekanan darah. Penderita hipertensi memerlukan tensimeter untuk mengetahui

tekanan darahnya, terutama untuk mengetahui efek dari obat yang diminumnya serta efek

diet dan olahraga terhadap tekanan darah(Anonim1, 2010).

Gambar :

Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dilakukan dengan cara :

Memompakan manset yang digulungkan di lengan atas. Fungsi : menjepit

pembuluh darah arteri brachial hingga tikan ada sedikitpun darah yang mengalir ke

lengan bagian bawah dan jari – jari

Menurunkan tekanan pada manset dengan perlahan – lahan hinggga pembuluh

darah arteri terbuka lagi dan darah dapat mengalir ke lengan bawah. Tekanan

dimana darah pertamakali dapat melewati jepitan manset dikatakan sebagai tekanan

darah sistolik. Angka ini ditulis sebagi angka pertama, misalnya 110/80.

Selanjutnya tekanan darh pada manset terus diturunkan (dilonggarkan) hingga

pembuluh darah arteri kembali normal dan darah dapat mengalir bebas tanpa

hambatan. Tekanan dimana darah pertamakali dapat mengalir tanpa hambatan

dicatat sebagai tekan diastolik. Angka ini ditulis sebagai angka kedua, misalnya

110/80.

Macam – macam tensimeter yaitu :

a. Tensimeter air raksa

Merupakan tensimeter konvensional yang di luar negeri sudah tidak boleh dipergunakan

lagi karena bahay dari air raksa, karena jika sampai alat pecah dan air raksanya terpapar

kulit atu saluran pernapasan.

b. Tensimeter digital

Page 9: Laporan Praktikum Desakan Dini

Merupakan tensimeter modern yang akurat dan dianjurkan dipergunakan di rumah untuk

memantau tekanan darah sehari – hari. Berbeda dengan tensimeter air raksa yang

memerlukan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda sistolik dan diastolik.

Tensimeter digital memperghunakan sensor sebagai pendeteksinya(Anonim1, 2010).

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Page 10: Laporan Praktikum Desakan Dini

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Sphygmomanometer,

Stetoskop, dan Timbangan badan.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah Air es (suhu sekitar

5ºC) dan alkohol

3.2 Cara kerja

Sebelum dilakukan percobaan, ditimbang dulu berat probandus dan dicatat

hasilnya.

3.2.1 Posisi Tubuh Terlentang

Lengan kiri seorang probandus yang tidur terlentang di bebat. Udara diisikan ke

dalam pembebat itu sehingga air raksa menunjukkan pada angka 170 mmHg. Sebelum

dilakukan pengisian udara sebaiknya dicari lebih dulu posisi darah arteri (arteria

branchialis) yang berdekatan dengan bagian lengan yang dibebat. Disitulah diletakkan

stetoskop. Sebelum dipompakan melalui stetoskop terdengar denyut nadi. Dengan

penuhnya udara maka bunyi itu semakin melemah dan menghilang. Pada waktu bunyi itu

mulai melemah, dicatat berapa tinggi permukaan air raksa dan pengisian udara dilanjutkan.

Kemudian udara dikeluarkan kembali sambil didengarkan melalui stetoskop dan pada

waktu denyut nadi terdengar pertama kali, dicatat tinggi air raksa. Pengosongan

dilanjutkan terus sehingga bunyi melemah dan permukaan air raksa dicatat tingginya, dan

pada saat bunyi menghilang sama sekali.

3.2.2 Posisi Tubuh Berdiri Tegak

Dilakukan pekerjaan seperti pada latihan A tetapi dalam posisi tubuh berdiri tegak.

Pengukuran diulangi sesudah probandus berdiri 5-10 menit.

3.2.3 Pengaruh Latihan

Dilakukan pekerjaan seperti pada latihan A tetapi dilakukan setelah melakukan

latihan (lari ditempat atau naik tangga selama 5 menit).

3.2.4 Pengaruh Suhu Dingin

Page 11: Laporan Praktikum Desakan Dini

Dilakukan pekerjaan seperti pada latihan A tetapi sebelum dilakukan pengukuran,

dicelupkan tangan ke dalam air yang diberi es batu (suhu sekitar 5ºC). Dilakukan

pendinginan selama 2 menit.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Page 12: Laporan Praktikum Desakan Dini

No. Perlakuan Pengamatan

1. Dipilih 3 orang praktikan kemudian ditimbang

berat badannya, diukur tekanan darah masing –

masing praktikan dengan menggunakan

sphygmomanometer dengan langkah – langkah

sebagai berikut :

Manset dibebatkan pada lengan atas

praktikan

Stetoskop diselipkan di dalam manset

Pompa ban pada manset sehingga tekanan

masuk dan mencapai angka 170

Buka klep sehingga tekanan darah

menurun

Tekanan dimana darah pertamakali dapat

melewati jepitan manset dikatakan

sebagai tekanan darah sistolik

Tekanan dimana darah pertamakali dapat

mengalir tanpa hambatan dicatat sebagai

tekan diastolic

Musalammah : 38 kg

Daniel : 51 kg

Evi : 51 kg

Manset dipasang tidak tiodak terlalu

rapat pada lengan atas praktikan

Manset mengembang dan lengan atas

terasa tertekan dan air raksa pada

tensimeter naik hingga mencapai

angka 170

Air raksa pada tensimeter sedikit –

demi sedikit menurun

2. Tekanan darah diukur dari tiap praktikan dengan

posisi terlentang dan dicatat hasilnya

Musalammah : 128/50

Daniel :120/80

Evi :135/60

3. Tekanan darah diukur dari tiap praktikan dengan

posisi berdiri dan dicatat hasilnya

Musalammah : 110/75

Daniel :118/80

Evi :130/70

4. Tekanan darah diukur dari tiap praktikan setelah

praktikan melakukan aktivitas dan dicatat hasilnya

Musalammah : 125/70

Daniel : 125/80

Evi : 135/70

5. Tekanan darah diukur dari tiap praktikan setelah

praktikan memegang es batu dan dicatat hasilnya

Musalammah : 120/65

Daniel : 100/50

Evi : 110/70

4.2 Pembahasan

Pada praktikum desakan darah manusia ini, bertujuan untuk mengetahui cara

penggunaan sphygmomanometer sebagai alat pengukur desakan darah arterial, serta untuk

Page 13: Laporan Praktikum Desakan Dini

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi desakan darah. Langkah pertama yang

dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu

Sphygmomanometer yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur tekanan darah,

stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan denyut jantung sebagai pertanda sistole

dan diastole, timbangan badan berfungsi untuk mengetahui berat badan dari praktikan dan

mengetahui pengaruh dari berat badan praktikan terhadap tekanan darahnya, air dengan

suhu kurang dari 5°C yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan

darah. Teknik – teknik pengukuran tekanan darah yaitu :

Teknik auskultasi

Bunyi jantung dapat didengar dengan menempatkan telinga langsung di atas dada

penderita. Dengan stetoskop, auskultasi mudah, sopan dan bunyi terdengar lebih keras.

Stetoskop untuk orang dewasa tidak dapat dipakai pada anak. Dianjurkan memakai

stetoskop dengan panjang selang sekitar 30 cm dan diameter bagian dalam selang kira-kira

1/8 inci. Ada 2 macam stetoskop yaitu berbentuk sungkup dan diafragma. Sungkup lebih

baik menangkap bunyi dan bising jantung bernada rendah, diafragma untuk bunyi bernada

tinggi. Dalam proses auskultasi yang lebih penting dari stetoskop ialah pemeriksa. Ia harus

mengetahui fisiologi dan patofisiologi kardiovaskuler sehingga dapat menentukan di mana

mendengar dan bagaimana menginterpretasi bunyi dan bising jantung. Tempat-tempat di

permukaan dada dengan intensitas, bunyi jantung paling kuat tidak selalu sesuai dengan

lokasi anatomik katup-katup. Daerah katup mitral, lokalisasinya pada sela iga V kiri, katup

pulmonal pada sela iga II kiri. Daerah katup aorta di sela iga II kanan dan katup trikuspid

pada peralihan korpus sterni ke processus xiphoideus(Anonim5, 2010).

Gambar :

Teknik palpatasi

Page 14: Laporan Praktikum Desakan Dini

Palpasi dilakukan dengan cara meraba bagian tubuh yang ingin dikaji.

Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang lembut dan

sensitif terhadap tanda fisik. Pada saat melakukan palpasi, klien harus

diposisikan dengan nyaman karena ketegangan otot akan mengganggu

keefektifan palpasi. Pada pengkajian terkait sistem sirkulasi, perawat

dapat melakukan perhitungan jumlah denyut nadi klien per menit.

Untuk menghitung denyut nadi per menit, hal yang perlu dilakukan

perawat ialah menggunakan ketiga jari untuk menemukan arteri radialis

di tangan. Biasanya arteri radialis terletak di dekat(Anonim6, 2010).

Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan mengempis yang disebabkan oleh

adanya rangsangan dari saraf otonom. Rangsangan diterima oleh jantung pada simpul saraf

yang terdapat pada atrium dekstra dekat masuknya vena kava yang disebut nodus sino

atrial. Rangsangan akan diteruskan ke dinding atrium dan juga ke bagian septum kardis

oleh nodus atrio ventricular atau simpul tawara melalui berkas wenkebach. Selanjutnya

rangsangan akan melalui bundle atrio ventricular (berkas his) dan pada bagian cincin yang

terdapat antara atrium dan ventrikel yang disebut annulus fibrosus, dimana rangsangan

akan terhenti setelah 0,1 detik. Seterusnya rangsangan tersebut akan diteruskan ke bagian

apeks kordis dan melalui berkas purkinye disebarkan ke seluruh dinding ventrikel, dengan

demikian jantung berkontraksi (Syaifuddin, 1997).

Dalam kerjanya, jantung memiliki 3 periode:

a. Periode Konstriksi (Periode sistol)

Suatu keadaan di mana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup

bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup. Valvula semilunaris aorta dan

valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra

mengalir ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-patu bagian kiri dan kanan.

Sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian diedarkan ke

seluruh tubuh.

b. Periode Dilatasi (Periode diastol)

Suatu keadaan mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah

dari atrium sinistra masuk ke dalam ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra

akan masuk ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-paru kiri dan

kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari seluruh

tubuh melalui vena kava masuk ke dalam atrium dekstra.

Page 15: Laporan Praktikum Desakan Dini

c. Periode Istirahat

Merupakan waktu antara periode konstriksi dan dilatasi, dimana jantung berhenti

sekitar 0,1 detik. Pada waktu istirahat, jantung akan menguncup sebanyak 70-80

kali/menit. Pada setiap kontraksi jantung akan memindahkan darah ke aorta

sebanyak 60-70 cc (Syaifuddin, 1997).

Langkah selanjutnya yaitu memilih 3 orang praktikan yang mewakili 3 kriteria

yaitu probandus dengan berat paling besar, probandus dengan berat paling kecil, kemudian

probandus dengan jenis kelamin laki - laki kemudian menimbang berat badan tiap

praktikan yang kemudian tiap praktikan itu disebut sebagai probandus. Untuk

membandingkan besarnya tekanan darah, maka pada praktikum ini akan dilakukan 4

macam perlakuan yaitu dengan posisi tubuh terlentang, posisi tubuh berdiri tegak,

pengaruh aktivitas, dan pengaruh suhu dingin.

Pada pengukuran tekanan darah dengan posisi tubuh terlentang, mula-mula tiap

probandus dengan posisi tidur di lantai secara terlentang. Hal ini bertujuan sebagai

pembanding ketika tubuh sedang relaksasi (tidur), pada saat berdiri, pada saat melakukan

aktivitas dimana pada praktikum ini probandus melakukan lari – lari kecil di tempat dan

pada saat suhu tubuh menurun (dicelupkan es). Desakan darah dipengaruhi oleh aktivitas

tubuh. Pada waktu tidur desakan darah dalam keadaan normal. Kemudian diperiksa

tekanan darahnya dengan cara membebat lengan kiri probandus tersebut dengan

menggunakan sphygmomanometer. Sphygmomanometer merupakan alat pengukur

dasakan darah yang terdiri atas manometer air raksa yang dilengkapi dengan semacam

bebat yang berisi udara. Dilakukan pembebatan supaya menjepit pembuluh darah arteri

brachial hingga tidak ada sedikitpun darah yang mengalir ke lengan bagian bawah dan jari

– jari. Pembebatan dilakukan lengan kiri karena lengan kiri lebih dekat dengan jantung

sehingga lebih sensitif terhadap terjadinya pemompaan darah karena jantung terletak di

rongga dada sebelah kiri. Sebelum dibebat, terlebih dahulu dicari posisi darah arteri (arteria

branchialis) yang berdekatan dengan bagian lengan yang akan dibebat, yaitu pada lengan

kiri bagian atas. Digunakan lengan kiri atas karena merupakan letak dari arteri branchialis,

arteri yang terletak pada lengan kiri atas ini merupakan arteri yang paling dekat dengan

aorta letaknya juga hampir sejajar dengan jantung, sehingga akan mempermudah dalam

pendeteksian atau pengukuran denyut nadi. Pada lengan tersebut diletakkan stetoskop

untuk pendeteksian denyut nadi. Kemudian lengan dibebat menggunakan

sphygmomanometer kemudian dipompa atau diisi dengan udara melalui penghembus dari

Page 16: Laporan Praktikum Desakan Dini

karet hingga air raksa pada sphygmomanometer mencapai angka 170. Penyampaian angka

hingga 170 ini dikarenakan tekanan darah normal yaitu antara 169,6 sampai 169,9 dan

stetoskop masih diletakkan pada lengan tersebut, tujuannya adalah untuk memperjelas

bunyi denyut nadi pada saat dibebat sampai denyut nadi tidak terdengar lagi. Kemudian

udara yang terdapat dalam kantung pembebat dikeluarkan secara perlahan-lahan supaya

aliran darah yang terhambat tadi akan dapat kembali mengalir menuju ke kapiler,

kemudian mengalir menuju ke venul, menuju ke ke vena dan kembali lagi ke

jantung(menuju ke lengan bagian bawah dan jari – jari). Pada waktu dilakukan

pengempisan, akan terdengar bunyi denyut nadi pertama, denyut tersebut merupakan

sistole. Sistole merupakan suatu keadaan dimana jantung berkontraksi untuk memompa

darah. Denyut tersebut akan terus terdengar sampai bunyi tersebut mulai melemah dan

menghilang, denyut tersebut merupakan diastole. Diastole merupakan keadaan dimana

otot-otot jantung mengalami relaksasi. Kemudian dicatat hasilnya. Hasil tekanan darah

yang diperoleh pada posisi terlentang yaitu untuk Musalammah : 128/50, Daniel :120/80,

Evi :135/60. Rata-rata tekanan darah rendah dikarenakan posisi jantung sama dengan

pembuluh darah yang ada di tubuh sehingga jantung tidak berkontraksi terlalu kuat untuk

mengalirkan darah. Pada saat berbaring maka gaya gravitasi pada peredaran darah lebih

rendah sehingga arah peredaran darah horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi

dan tidak terlalu memompa sehingga aliran darah lancar dan tekanan darahpun rendah.

Pada pengukuran tekanan darah dengan posisi tubuh berdiri berdiri tegak, mula-

mula tiap probandus berdiri tegak. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah sama

seperti perlakuan sebelumnya, dan dilakukan sebanyak tiga kali. Dicatat hasil

pengukurannya sehingga diperoleh hasil yaitu Musalammah : 110/75, Daniel :118/80,

Evi :130/70. Pada posisi tubuh berdiri tegak, seharusnya tekanan darahnya menjadi lebih

rendah karena pada kondisi tersebut posisi aliran darah ke bawah, dan karena adanya

pengaruh gravitasi. Pada posisi berdiri maka tekanan darah lebih tinggi dari posisi tidur,

hal ini dikarenakan pengaruh efek gravitasi terasa besar karena darah akan tertarik ke

bawah menuju bumi sehingga aliran darah menuju jantung akan terhambat dan tekanan

darah akan lebih tinggi akibat kerja jantung yang bekerja lebih keras.

Pada pengukuran tekanan darah dengan aktivitas terlebih dahulu, mula-

mula tiap probandus melakukan latihan atau melakukan aktivitas seperti lari – lari kecil di

dalam laboratorium selama 3 menit. Lari – lari kecil ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh aktivitas terhad kerja jantung dalam memompa darah ke deluruh tubuh.

Page 17: Laporan Praktikum Desakan Dini

Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah, sama seperti pada perlakuan yang

sebelumnya dan kemudian dicatat hasilnya. Hasil yang diperoleh yaitu Musalammah :

125/70, Daniel : 125/80, Evi : 135/70. Pada perlakuan ini, tekanan darah menjadi lebih

tinggi karena terjadi peningkatan sangat besar dalam penggunaan oksigen oleh jaringan.

Oleh sebab itu, pembuluh darah akan mengalami fase dilatasi yang memiliki tujuan untuk

mempercepat pengangkutan oksigen menuju ke jaringan. Fase dilatasi juga terjadi pada

vena yang mengalirkan darah dari jaringan menuju ke jantung, sehingga jantung akan

meningkatkan kontriksinya untuk memompa jumlah darah tambahan ini (Guyton, 1997).

Setelah beraktivitas (lari – lari kecil) maka sel-sel otot akan mengalami kekurangan

oksigen sehingga konsumsi akan oksigen pada otot tersebut meningkat yang

mengakibatkan aktivitas jantung untuk memompa darah lebih cepat sehingga tekanan

darah tinggi.

Pada pengukuran tekanan darah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap

tekanana darah yaitu mula-mula tiap probandus tangan kirinya memegang es batu selama 2

menit(diperkirakan suhunya adalah 5°C). Kemudian dilakukan perlakuan yang sama

seperti perlakuan yang sebelumnya yaitu pengukuran tekanan darah kemudian dicatat

hasilnya. Hasil yang diperoleh yaitu Musalammah : 120/65, Daniel : 100/50, Evi : 110/70.

Dari data yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa tekanan darah mengalami

penurunan. Pada kondisi ini tekanan darah akan mengalami penurunan karena:

Aliran darah menjadi menurun.

Tekanan darah menjadi menurun.

Denyut jantung juga menjadi menurun

(Hidayati, 2006)

Pada waktu tangan dicelupkan atau direndam dalam air es, pembuluh darah akan

mengalami fase kontraksi yaitu pembuluh darah akan menyempit sehingga aliran darah

akan mengalir lebih lambat. Menurunnya aliran darah tersebut dapat berarti juga

menurunkan volume darah yang dipompa pada tiap siklus, hal ini juga berarti menurunkan

tekanan darah (Guyton, 1997). Saat suhu dingin maka metabolisme dalam tubuh akan

menurun akibat tubuh berusaha mencegah panas tubuh tidak keluar ke lingkungan

(mekanisme homeostasis) sehingga pembuluh darah kapiler kulit menyempit dan aliran

darah menjadi lambat sehingga tekanan darah turun. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi adanya desakan darah antara lain sebagai berikut:

Berat badan dapat mempengaruhi besarnya tekanan darah.

Page 18: Laporan Praktikum Desakan Dini

Jenis kelamin. Pria memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan

dengan tekanan darah wanita, karena pria membutuhkan energi yang lebih

banyak dari pada wanita (Pearce, 2002).

Umur juga dapat mempengaruhi besarnya tekanan darah. Semakin bertambah

umur, maka semakin tinggi pula tekanan darahnya.

Aktivitas tubuh dan posisi tubuh juga dapat mempengaruhi tekanan darah

(Franklin Stanley S. et al).

Perbedaan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin. Tekanan darah pria lebih

tinggi dibandingkan wanita karena pria mempunyai struktur otot yang sedikit berbeda dari

wanita. Hal ini terkait dengan aktivitas yang dilakukan dimana pria melakukan aktivitas

yang lebih berat sehingga desakan darahnya relatif lebih tinggi. Namun pada praktikum ini

ternyata probandus wanita yaitu evi memiliki tekanan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan Daniel. Hali ini dapat dikarenakan :

- Kurang tepatnya pendengaran detak sistol atau diastol oleh praktikan

- Psikis, emosi dan kesehatan probandus

- Peralatan Spygmomanometer yang kurang bagus

- Peletakan stetoskop kurang tepat

BAB V

KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu pengukuran tekanan darah

pada manusia dapat dilakukan dengan metode auskultasi (menggunakan

sphygmomanometer) yaitu suatu alat dengan manset udara yang terhubung dengan pompa

udara dan manometer. Dari alat tersebut dapat diketahui tekanan sistole (tekanan darah

yang keluar dari jantung) dan diastole (tekanan darah yang kembali ke jantung). Besar

tekanan darah dipengaruhi oleh umur, berat badan, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh

saat pemeriksaan, serta kegiatan yang dilakukan. Pada kondisi berdiri dan latihan berat

akan memperbesar tekanan darah. Pada kondisi tubuh terlentang dan dalam kondisi suhu

Page 19: Laporan Praktikum Desakan Dini

dingin, tekanan darah cenderung rendah, semakin besar berat badan maka semakin tinggi

tekanan darah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2010. Diakses pada http://www.mentorhealthcare.com/news.php?

nID=217&action=detail pada hari Minggu 28 Maret 2010 pada pukul 18.00

Anonim 2, 2010. diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah pada hari

Minggu 28 Maret 2010 pada pukul 18.20

Anonim3, 2010. diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi pada

hari Minggu 28 Maret 2010 pada pukul 18.30

Page 20: Laporan Praktikum Desakan Dini

Anonim4, 2010. Tekanan darah. http://www.suzuki-thunder.net/pojok-kesehatan-

health-corner-f85/kesehatan-darah-sekitar-tekanan-darah-t3669.htm pada hari

Minggu 28 Maret 2010 pada pukul 18.00

Anonim5. diakses pada

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/56_04_BunyiJantung.pdf/56_04_BunyiJantung.

html pada hari Minggu 28 Maret 2010 pada pukul 18.30

Anonim6, 2010. diakses pada http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/03/ pada hari

Minggu 28 Maret 2010 pada pukul 18.30

Franklin Stanley S, Gustin William, Wong ND, Larson MG, Weber MA, Kamel WB,

Guyton & Hall, Arthur C.,M.D & John E., Ph.D. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9. Penerbit buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Hidayati, Dewi. 2008. Modul Fisiologi Hewan. FMIPA ITS : Surabaya

Pearce EC. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia : Jakarta

Sanjoyo, 2005, Sistem Radiovaskuler, FMIPA UGM: Yogyakarta

Santoso, T., 2001, Improvement of Endothelial Dysfunction as a Surrogate Endpoint

in the Treatment of Hypertension on The Electronic, Journal of the Indonesian

Medical Association IV(2) May 2001; 1-6.

Page 21: Laporan Praktikum Desakan Dini