laporan praktikum fisiologi 2
DESCRIPTION
v d dvvTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
BLOK KARDIOVASKULAR
Oleh :
KELOMPOK A-7
Ketua : Hervico Dwi Cahya P. (1102008114)
Sekretaris : Aldora Oktaviana (1102011019)
Anggota : Airlangga Putra Husni (1102008012)
Danu Ajimantara (1102009069)
Inez Soraya (1102010130)
Adeprita Pratiwi H. (1102011004)
Athaya Marwah Vedita (1102011049)
Dewi Arika Hapsari (1102011075)
Dewi Rahmita Sari (1102011078)
Hoiriyah (1102011119)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2012 - 2013
DAFTAR ISI
I. Pengaruh Perangsangan N. Vagus pada Jantung Kura-Kura........................3
Pendahuluan...................................................................................................3
Pelaksanaan dan Hasil Praktikum..................................................................5
A. Tujuan Percobaan....................................................................................5
B. Alat Dan Bahan........................................................................................5
C. Tata Kerja.................................................................................................5
D. Hasil Praktikum......................................................................................10
E. Kesimpulan.............................................................................................11
II. Urutan Denyut Kerutan Berbagai Bagian Jantung dan Denyut
Ektopik pada Jantung Kura-Kura..................................................................12
Pendahuluan.................................................................................................12
Pelaksanaan dan Hasil Praktikum................................................................12
A. Tujuan Percobaan.........................................................................................12
B. Alat Dan Bahan......................................................................................13
C. Tata Kerja...............................................................................................13
D. Hasil Praktikum......................................................................................15
E. Kesimpulan.............................................................................................17
III. Daftar Pustaka..............................................................................................18
2
PENGARUH PERANGSANGAN N. VAGUS PADA JANTUNG KURA-KURA
I. PENDAHULUAN
Dasar Teori
Aktivitas Listrik Jantung
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:
a. 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel
sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
b. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan
diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel
sel pekerja. Contohnya nodus sinoatrium,
c. Nodus atrioventrikel, berkas His dan serat purkinje.
Penyebaran Eksitasi Jantung
Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali menyebar ke kedua atrium. Penyebaran
impuls tersebut di permudah oleh dua jalur penghantar atrium khusus, jalur antaratrium dan jalur
antar nodus. Nodus AV adalah satu satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke
venrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar cepat keseluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem
penghantar vetrikel khusus yang terdiri dari berkas His dan serat purkinje.
Daerah yang mengalami aksiasi abnormal, yakni fokus ektopik, mencetuskan potensial aksi prematur
yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya sebelum nodus SA dapat menghasilkan potensial
aksi.
Proses Mekanis Pada Siklus Jantung
Siklus jantung tediri dari tiga kejadian penting:
1. Pembentukan aktifitas listrik sewaktu jantung secara otortmes mengalami depolarisasi dan
repolarisasi.
2. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistle (kontraksi dan pengosongan) dan diastole
(relaksasi dan pengisian) berganti ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.
3. Arah aliran darah melintasi bilik bilik jantung yang ditentukan oleh pembukaan dan pentupan
katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
Frekuensi Jantung
Jantung dipersarafi oleh kedua divisi system saraf otonom,yang dapat memodifikasi kecepatan (serta
kekuatan) kontraksi,walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf.
Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Struktur yang Mempengaruhi Jantung
Daerah yang Terpengaruh Efek Stimulasi Parasimpatis Efek stimulasi Simpatis
Nodus SA Penurunan kecepatan
depolarisasi ke ambang;
penurunan kecepatan denyut
jantung
Peningkatan kecepatan
depolariasasi ke ambang;
peningkatan kecepatan denyut
jantung
3
Nodus AV Penurunan eksitabilitas;
peningkatan perlambatan
nodus AV
Peningkatan eksitabilitas;
penurunan perlambatan nodus
AV
Jalur penghantar ventrikel Tidak ada efek Mrningkatkan eksitabilitas;
meningkatkan hantaran
melalui berkas his dan sel
purkinje
Otot atrium Penurunan
kontraktilitas;melemahkan
kontraksi
Meningkatkan kontraktilitas;
memperkuat kontraksi
Otot ventrikel Tidak ada efek Meningkatkan kontraktilitas;
memperkuat kontraksi
Medula adrenal Tidak ada efek Mendorong sekresi
epinefrin,suatu hormone yang
memperkuat efek system saraf
simpatis pada jantung, oleh
medulla adrenal
Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran balik
vena, yang meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung
mealui makanisme Frank-
Starling
Siklus Jantung
1. Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi dan relaksasi jantung sampai akhir sistole
dan diastole berikutnya.
a. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan
pembuluh utama yang mengaturpembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah
yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
b. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventrikular yang berbeda,
sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara serempak mengeluarkan
volume darah sama.
2. Peristiwa mekanik dalam siklus jantung.
a. Selama masa diastole atau relaksasi tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah,
tetapi tekanan atrium lebih tinggi dari ventrikel.
b. Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi, dan peningkatan
tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel.
c. Sistole ventrikular, aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan
dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk segera menutup.
4
d. Ejeksi darah ventrikularke dalam arteri.
e. Diastole ventrikular :
1. Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun
dengan tiba-tiba sampai dibawah tekanan aorta dan trunkus pulmonar, sehingga katup
semiulnar menutup.
2. Terjadi peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semiulnar aorta.
3. Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena
katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari 100
mmHg sampai mendekati nol, jauh dibawah tekanan atrium, katup A-V membuka dan siklus
jantung dimulai kembali.
II. PELAKSANAAN & HASIL PRAKTIKUM
TUJUAN
Pada akhir praktikum ini mahasiswa harus dapat :
1. membebaskan N.vagus (N.X) kiri dan kanan.
2. membuktikan pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus (vagotonus) pada jantung.
3. mencatat dan menjelaskan pengaruh perangsangan lemah dan kuat N.X pada jantung dalam
hal :
a. masa laten
b. akibat ikutan (after effect)
c. frekuensi denyut
d. kekuatan kerutan
4. mendemostrasikan peristiwa lolos vagus (vagal escape).
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :
1. kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat
2. kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf + statif dan klem
3. 2 pencatat jantung + 2 penjepit jantung
4. 2 sinyal maknit : 1 untuk mencatat tanda waktu (waktu = 1 detik)
1 untuk mencatat tanda rangsang
5. stimulator induksi + elektroda perangsang + kawat-kawat
6. botol plastik berisi larutan ringer + pipet
7. benang + malam + kapas
Tata Kerja
Pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus pada jantung
1. Ikatlah keempat kaki kura – kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya pada
meja operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura – kura yang telah dibor dari jaringan di bawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak pendarahan.5
3. Bukalah dengn gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati – hati agar jangan
terjadi pendarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut dengan jelas.
4. Bebaskan kedua N.X sesuai dengan petunjuk umum.
5. Buatlah 2 iakatan longgar ada setiap N.X.
6. Buktikanlah bahwa kedua saraf yang saudara bebaskan benar-benar N.X dengan cara
merangsangnya dengan arus faradic yang cukup kuat dan cukup lama untuk memperlihatkan
efek N.X terhadap jantung.
6.1.Apakah N.X. termasuk golongan saraf kolinergik ?
Iya, karena secara anatomi dan fisiologi sistem saraf autonom dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Saraf simpatis (adrenergic) yang berasal dari ganglion cervikalis. Saraf simpatis dibagi 2,
yaitu saraf simpatis preganglion untuk mengeluarkan neurotransmiter asetilkolin dan simpatis
postganglion untuk mengeluarkan norpinefrin.
2. Saraf parasimpatis (kolinergik) yang berasal dari nervus vagus. Saraf parasimpatis juga
dibagi 2 yaitu pre dan post ganglion yang sama-sama mengeluarkan neurotransmitter
asetilkolin.
6.2.Bagaimana pengaruh N.X. pada jantung berdasarkan pembagian saraf adrenergik
dan kolinergik ?
Pengaruh nervus vagus pada jantung dimana nervus vagus juga merupakan saraf kolinergik
adalah memperlemah kontraksi otot jantung daan vasokonstriksi pada arteri coronaria.
Sedangkan saraf adrenergenik berfungsi untuk memperkuat kontraksi otot jantung dan
vasodilatasi arteri coronaria.
6.3.Apa yang saudara harapkan dapat dilihat pada jantung kura-kura bila N.X.
dirangsang ?
Yang diharapkan adalah dapat terlihat melemahnya kontraksi otot jantung dan terlihat
gambaran berkurangnya frekuensi denyut jantung yang disertai fase bradikardi dan cardiac
arrest. Bila melemahnya kontraksi otot jantung maka dapat disimpulkan bahwa inotropik,
kemotropik dan denotropiknya bernilai negatif.
Gambaran sinus bradikardi
Sinus bradikardi bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan tekanan
intrakanial, atau infark miokard (MI). Sinus bradikardi juga dijumpai pada olahragawan berat.
• Frekuensi: 40 sampai 60 denyut per menit
• Gelombang P: mendahului kompleks QRS; interval PR normal
• Kompleks QRS: biasanya normal
6
• Irama: reguler
Karakteristik sinus bradikardi sama dengan irama sinus normal, kecuali frekuensinya. Bila
timbul perubahan hemodinamika yang bermakna, sehingga menimbulkan sinkop (pingsan)
atau angina maka penatalaksanaan ditujukan untuk meningkatkan frekuensi jantung. Bila
penurunan frekuensi jantung diakibatkan oleh stimulasi vagal seperti jongkok saat buang air
besar atau buang air kecil, penatalaksanaan harus diusahakan untuk mencegah stimulasi
vagal lebih lanjut. Bila pasien mengalami intoksikasi digitalis, maka digitalis harus dihentikan.
Obat pilihan untuk menangani bradikardi adalah atropine.
7. Hitunglah frekuensi denyut jantung.
8. Ikatlah kuat-kuat semua ikatan longgar tersebut di atas dan guntinglah kedua N.X diantara
dua ikatan.
9. Tunggulah 1 menit dan hitunglah kembali frekuensi denyut jantung.
9.1.Mengapa harus menunggu 1 menit sebelum menghitung kembali frekuensi denyut
jantung ?
Karena jantung tidak dapat terus menerus berkontraksi karena itu diperlukan waktu agar
jantung dapat beradaptasi dahulu untuk kembali ke kontraksi normal atau kontraksi setelah
nervus vagus dipotong
9.2.Perubahan apa yang saudara harapkan terjadi pada frekuensi denyut jantung
setelah pemotongan kedua N.X. ?
Perubahan yang diharapkan adalah perubahan frekuensi denyut jantung yang sebelumnya
melambat akibat rangsangan secara terus-menerus pada nervus vagus menjadi lebih cepat.
Di sini akan terlihat peningkatan denyut jantung dengan gambaran denyut yang rapat-rapat.
Gambaran sinus takikardi
Sinus takikardi (denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh demam, kehilangan darah akut,
anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri, keadaan hipermetabolisme, kecemasan,
simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik.
• Frekuensi : 100 sampai 180 denyut permenit.
• Gelombang P : Mendahului setiap kompleks QRS, dapat tenggelam dalam gelombang T
yang mendahuluinya; interval PR normal.
• Kompleks QRS : Biasanya mempunyai durasi normal.
• Hantaran : Biasanya normal.
• Irama : Reguler.
Sinus takikardi sama dengan irama sinus normal kecuali frekuensinya. Tekanan sinus karotis
pada satu sisi leher, mungkin memperlambat frekuensinya sehingga dapat membantu
menyingkirkan gangguan irama lainnya. Bila frekuensi jantung meningkat, maka waktu
pengisian diastolik menurun, mengakibatkan penurunan curah jantung dan dapat timbul
7
sinkop, hipotensi, dan edema paru akut. Penanganan berupa pemberian propranolol untuk
menurunkan frekuensi jantung secara cepat
Pengaruh perangsangan Nervus vagus pada atrium dan ventrikel
1. Pasanglah berbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :
a. Mekanomiogram atrium
b. Mekanomiogram ventrikel
c. Tanda rangsang
d. Tanda waktu (1detik)
Usahakan supaya ke-empat pencatat di atas mempunyai titik sinkron yang sedapat-dapatnya
terletak pada 1 garis ventrikel.
2. Tanpa menjalankan tormol, rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang faradic
lemah, sehingga terlihat jelas timbulnya brakikardi.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai
kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah N.X kanan bagian perifer dengan rangsang
sub2 selama 5 detik. Hentikan tromol setelah terjadi pemulihan jantung yang sempurna.
Perhatikan : a. Masa laten
b. akibat ikutan (after effect)
c. Frekuensi denyut
d. Kekuatan kerutan
3.1.Apa yang dimaksud dengan masa laten dan akibat ikutan ?
Masa laten adalah masa mula perangsangan sampai timbul respon pertama. Pada
perangsangan di nervus vagus, repon pertamanya berupa bradikardi.
Sedangkan masa laten akibat ikutan adalah timbulnya respon pertama (bradikardi) setelah
rangsangan dihentikan (terjadi setelah fase cardiac arrest).
4. Tanpa menjalankan tromol rangsanglah N.X kanan bagian perifer dengan rangsang faradic
yang cukup kuat sehingga terlihat jelas timbulnya henti jantung.
5. Setelah menunggu 5 menit mengulangi percobaan sub3 dengan menggunakan rangsang
faradic sub4 sehingga terjadi henti jantung (cardiac arrest).
5.1.Bagaimana mekanisme terjadinya henti jantung ?
Henti jantung atau Cardiac arrest disebut juga cardiorespiratory arrest, cardiopulmonary
arrest, atau circulatory arrest, merupakan suatu keadaan darurat medis dengan tidak ada
atau tidak adekuatnya kontraksi ventrikel kiri jantung yang dengan seketika menyebabkan
kegagalan sirkulasi. Gejala dan tanda yang tampak, antara lain hilangnya kesadaran, napas
dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas), tekanan darah sangat rendah
(hipotensi) dengan tidak ada denyut nadi yang dapat terasa pada arteri, dan tidak denyut
jantung.
Penyebab cardiac arrest yang paling umum adalah gangguan listrik di dalam jantung.
Jantung memiliki sistem konduksi listrik yang mengontrol irama jantung tetap normal.
Masalah dengan sistem konduksi dapat menyebabkan irama jantung yang abnormal, disebut 8
aritmia. Terdapat banyak tipe
dari aritmia, jantung dapat
berdetak terlalu cepat, terlalu
lambat, atau bahkan dapat
berhenti berdetak. Ketika aritmia
terjadi, jantung memompa
sedikit atau bahkan tidak ada
darah ke dalam sirkulasi.
Aritmia dicetuskan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
penyakit jantung koroner yang
menyebabkan infark miokard (serangan jantung), stress fisik (perdarahan yang banyak akibat
luka trauma atau perdarahan dalam, sengatan listrik, kekurangan oksigen akibat tersedak,
penjeratan, tenggelam ataupun serangan asma yang berat), kelainan bawaan yang
mempengaruhi jantung, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung)
dan obat-obatan. Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension
pneumothorax.
Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun, umumnya
mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran
darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua
organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai
oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan
korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin terjadi
jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam
10 menit (Sudden cardiac death).
Lolos Vagus (Vagal Escape)
1. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai
kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang
faradic cukup kuat sehingga terjadi henti jantung. Teruskan perangsangan dan pencatatan
sehingga timbul lolos vagus. Bila perangsangan sudah berlangsung 30 detik tanpa terjadi
lolos vagus hentikan perangsangan.
1.1.Apa yang dimaksud dengan lolos vagus ?
Lolos vagus adalah denyut yang muncul setelah rangsangan nervus vagus tidak lagi
dilakukan.
1.2.Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus ?
Mekanisme lolos vagus
Suatu kompleks lolos vagus ialah kompleks ektopik yang timbul karena terlambatnya impuls
yang datang dari arah atas. Kompleks lolos paling sering timbul di daerah penghubung AV 9
dan ventrikel, jarang di atria. Jelas bahwa mekanisme lolos ialah suatu mekanisme
penyelamatan system konduksi jantung agar jantung tetap berdenyut meskipun ada
gangguan datangnya impuls dari atas. Lolos vagus biasanya terjadi karena ada aliran balik
vena.
2. Bila pada usaha saudara yang pertama lolos vagus tidak terjadi, maka boleh dicoba 2x lagi
dengan waktu rangsang yang lebih lama, dan bila masih juga belum berhasil hentikanlah
percobaan saudara.
2.1. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus ?
Faktor adanya aliran darah di jantung dan impuls listrik jantung yang kurang untuk
merangsang kontraksi, dan juga pemberian rangsangan yang tidak kontinyu.
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Pengaruh Kegiatan N. X yang Terus-Menerus pada Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Pengaruh Perangsangan N. X pada Atrium dan Ventrikel
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
C. Lolos Vagus (Vagal Escape)
Pada perangsangan parasimpatis multipel, jantung akan mengalami masa laten dan bradikardi pada
mulanya, kemudian cardiac arrest. Setelah beberapa saat, akan timbul suatu denyutan baru yang
tidak dipengaruhi oleh Nervus Vagus (padahal ketika itu, Nervus Vagus masih dirangsang). Denyutan
itu disebut sebagai Vagal Escape. Setelah terjadi vagal escape, terdapat denyutan bradikardi sebagai
akibat intervensi kembali Nervus Vagus. Hal tersebut disebut dengan after effect. Setelah itu, denyut
jantung kembali seperti semula.
10
KESIMPULAN
Nervus Vagus memiliki serabut parasimpatis yang berfungsi untuk memperlambat denyut jantung.
Jika Nervus Vagus dipotong, maka tidak ada lagi yang menstimulasi agar jantung memperlambat
kinerjanya sehingga kontraksi akan terus cepat dan frekuensi pun meningkat.
Cardiac arrest terjadi karena perangsangan faradic yang kuat, kemudian terjadi hiperpolarisasi yang
justru tidak menimbulkan potensial aksi.
Vagal escape dapat terjadi karena jantung memiliki sifat otoritmisitas, jantung akan memompa dirinya
sendiri tanpa stimulasi dari SA Node. Kontraksi jantung yang terjadi merupakan akibat dari venous
return yang terus terjadi sehingga volume end diastolic pun lebih besar dan merangsang jantung
untuk berdenyut.
11
URUTAN DENYUT KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG DAN DENYUT EKTOPIK PADA
JANTUNG KURA-KURA
I. PENDAHULUAN
Dasar Teori
Aktivitas Listrik Jantung
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung :
a. 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa.
Sel sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
b. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi
mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab
untuk kontraksi sel sel pekerja. Contohnya nodus sinoatrium,
c. Nodus atrioventrikel, berkas His dan serat purkinje.
Penyebaran Eksitasi Jantung
Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali menyebar ke kedua atrium. Penyebaran
impuls tersebut di permudah oleh dua jalur penghantar atrium khusus, jalur antaratrium dan jalur
antar nodus. Nodus AV adalah satu satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke
venrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar cepat keseluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem
penghantar vetrikel khusus yang terdiri dari berkas His dan serat purkinje.
Daerah yang mengalami aksiasi abnormal, yakni fokus ektopik, mencetuskan potensial aksi prematur
yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya sebelum nodus SA dapat menghasilkan potensial
aksi.
Proses Mekanis Pada Siklus Jantung
Siklus jantung tediri dari tiga kejadian penting:
a. Pembentukan aktifitas listrik sewaktu jantung secara otortmes mengalami depolarisasi dan
repolarisasi.
b. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistle (kontraksi dan pengosongan) dan diastole
(relaksasi dan pengisian) berganti ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.
c. Arah aliran darah melintasi bilik bilik jantung yang ditentukan oleh pembukaan dan pentupan
katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
II. PELAKSANAAN & HASIL PRAKTIKUM
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Membuat sediaan jantung kura sesuai dengan petunjuk umum.
2. Menetapkan urutan berbagai bagian jantung kura atas dasar pengamatan sendiri.
3. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura.
4. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase :
Sistole
Puncak sistole12
Diastole
Akhir diastole
5. Membedakan peka rangsangan atrium dan ventrikel jantung pada berbagai fase kontraksi
tersebut diatas.
6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut diatas.
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :
1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat
2. Kimograf rengkap + kapas kimograf + kertas + perekat
3. Statif + klem
4. Dua sinya maknit :
1 untuk mencatat waktu
1 untuk mencatat tanda
5. Kawat listrik
6. Stimulator induksi + elektroda perangsang
7. Dua pencatat jantung + penjepit jantung
8. Batang kuningan berbentuk huruf L
9. Benang + malam
10. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet
Urutan kerutan berbagai bagian jantung
TATA CARA
1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya, ada meja
operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak perdarahan.
2.1.Bagaimana cara yang baik untuk menghindarkan perdarahan pada tindakan ini?
Cara menghindari perdarahannya adalah dengan membor secara hati – hati perisai dada dari
kura – kura dan hindari jangan sampai jaringan dibawahnya terkena. Jaringan dibawah
dibuka menggunakan pinset dan skapel sehingga mengurangi pendarahan.
3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar jangan
terjadi perdarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut dengan jelas.
3.1. Apa beda anatomi yang penting antara jantung kura-kura dengan jantung
mammalia ?
Beda jantung kura – kura dengan jantung mamalia adalah jantung kura – kura hanya memiliki
1 ventrikel sedangkan mamalia 2 ventrikel.
4. Pelajari anatomi jantung kura-kura dengan bantuan petunjuk umum. Untuk mempelajari
bagian dorsal angkatlah ventrikel keatas dengan benda tumpul.
4.1. Apa bahaya manipulasi yang terlalu sering dan kasar terhadap jantung ?
Jika terjadi manipulasi yang terlalu sering dan kasar maka mengakibatkan kerusakan jantung
sampai henti jantung.
13
Denyut ektopik atrium dan ventrikel
TATA CARA
1. Pasanglah pelbagi alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :
a. Mekanokardiogram atrium
b. Mekanokardiogram ventrikel
c. Tanda rangsang
d. Tanda waktu
Usahakan supaya ke 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron yang terletak pada satu garis
vertikal.
1.1. Apa yang dimaksud dengan titik sinkron ?
Titik sinkron adalah sejumlah titik akhir systole yang sejajar yang terjadi pada ambang batas
maksimum otot jantung dimana semua otot jantung telah berkontraksi.
2. Tanpa menjalankan tromol kimogrof, carilah kekuatan rangsang buka yang dapat
menimbulkan denyut etopik atrium.
Berlatihlah sebaik-baiknya dalam memberikan rangsang dalam arus buka pada :
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastolik atrium
d. Akhir diastolik atrium
2.1. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium ?
Denyut ektopik adalah denyut yang timbul akibat ransangan pada otot – otot diluar SA Node
saat terjadi diastole.
2.2. Pasa saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan denyut
ektopik ?
Untuk menghasilkan denyut ektopik, perangsangan sebaiknya diberikan pada saat 1/3
diastole sampai 2/3 diastole.
2.3. Apa yang dimaksud dengan interval AV ? dan bagaimana mengukurnya ?
Interval AV adalah jarak waktu dibutuhkan atrium dan ventrikel untuk melakukan systole dan
diastole. Cara yang dilakukan dengan menggunakan mekanokardiogram atrium dan ventrikel.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat (lihat gambar) untuk mencatat 10 denyut
jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium dengan kekuatan
rangsang sub.2 pada :
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastole atrium
d. Akhir diastolik atrium
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5 – 6 kali.
4. Tanpa menjalankan tromol carilah rangsang buka yang dapat menimbulkan denyut ektopik
ventrikel
14
4.1. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?
Denyut ektopik yang mucul pada fase diastolik ventrikel
4.2. Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?
Karena rangsangannya akan berlebihan
4.3. Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?
Tidak, denyut ektopik atrium mendahului ventrikel
4.4. Apa yang dimaksud dengan rehat kompensasi?
Rehat kompensasi adalah istirahat saraf setelah melakukan denyut ektopik untuk
menghindari rangsang berlebihan
4.5. Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh?
Rehat kompensasi penuh adalah istirahat saraf setelah melakukan denyut ektopik sesuai
dengan waktu yang diperlukan, sedangkan yang tidak penuh adalah istirahat yang belum
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
5. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat.
6. Catat 10 denyut normal sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah ventrikel
dengan kekuatan rangsang sub 4 pada :
a. Sistole ventrikel
b. Puncak systole ventrikel
c. Diastole ventrikel
d. Akhir diastole ventrikel
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali.
6.1. Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan amplitudo denyut ektopik yang
dihasilkanya?
Iya. Amplitudo lebih tinggi pada saat dirangsang di pertengahan atau 2/3 diastol.
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Urutan Kerutan Berbagai Bagian Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Denyut Ektopik Atrium dan Ventrikel
ATRIUM
Atrium sistole : Tidak ada denyut ektopik
Atrium puncak sistole : Tidak ada denyut sistole
Atrium diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 7.5 mV
Atrium akhir diastole : Ada denyut ektopik
VENTRIKEL
Ventrikel sistole : Tidak ada denyut ektopik
Ventrikel puncak sistol : Tidak ada denyut ektopik
Ventrikel diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 5mV
Ventrikel akhir diastole : Tidak ada denyut ektopik
15
Denyut ektopik : sistol maksimal dan ½ sistol
Denyut ektopik : ½ diastole
16
Denyut ektopik : sistol maksimum dan diastole maksimum
KESIMPULAN
Denyut ektopik merupakan kelainan denyut yang timbul di luar sistol dan diastol (denyut ekstra sistol).
Denyut tersebut dapat dirangsang pada masa di luar refrakter absolut. Hal ini dapat terjadi pada
manusia jika saraf simpatis dirangsang secara kontinu (dengan konsumsi kopi dan stress yang terus
menerus).
17
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, L. 2004. Human physiology from cells to system 5 th ed. Thompson Learning-Brooksdale
Cole : New York
Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Ganong.2008.”Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”.Jakarta:EGC.
Cameron, J.R.et al. 2006. Fisika Tubuh Manusia. Jakarta : EGC
18