laporan sidang -...

39
LAPORAN SIDANG CODEX COMMITTEE ON FOOD ADDITIVES (CCFA) Jinan-China, 25-29 Maret 2019 OLEH 1. Deksa Presiana, S.Si, Apt., M.Kes ( Badan POM) 2. Yeni Oktaviany, S.TP, M.Si (Badan POM) 3. Elza Gustanti, S.Si, Apt (Kementerian Kesehatan) 4. Dra. Hermini Tetrasari, Apt, M.Si (Badan POM) 5. Lili Defi Z, S.Pt, M.Si (Badan POM) 6. Wenny Indriasari, S.Si, Apt (Kementerian Kesehatan) 7. Rifqi Ansari (Kementerian Perindustrian)

Upload: vanthuy

Post on 21-Jul-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

LAPORAN SIDANG

CODEX COMMITTEE ON FOOD ADDITIVES (CCFA)

Jinan-China, 25-29 Maret 2019

OLEH

1. Deksa Presiana, S.Si, Apt., M.Kes ( Badan POM)

2. Yeni Oktaviany, S.TP, M.Si (Badan POM)

3. Elza Gustanti, S.Si, Apt (Kementerian Kesehatan)

4. Dra. Hermini Tetrasari, Apt, M.Si (Badan POM)

5. Lili Defi Z, S.Pt, M.Si (Badan POM)

6. Wenny Indriasari, S.Si, Apt (Kementerian Kesehatan)

7. Rifqi Ansari (Kementerian Perindustrian)

Page 2: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

JAKARTA

2019

A. PHYSICAL WORKING GRUP (PWG) (22-23 Maret 2019)

Sidang Codex Committee Food Additives (CCFA) didahului dengan Physical Working

Grup (PWG) Meeting pada tanggal 22-23 Maret 2019 yang dipimpin oleh Amerika

Serikat selaku ketua PWG dan telah dibuat rekomendasi lebih dari 320 ketentuan (dalam

langkah proses dan/atau sudah diadopsi), diskusi ketentuan usulan baru dan/atau revisi

ketentuan untuk masuk ke dalam langkah proses. Hal ini terkait dengan Agenda Item 5a

dan 5b.

Pada PWG dibahas beberapa agenda antara lain yaitu:

a. Agenda Item 5a General Standard for Food Additives (GSFA): Report of the EWG

in the GSFA.

b. Agenda Item 5b GSFA: Proposals for new and/or revision of food additive

provisions (replies to CL 2018/27-FA).

Hampir semua rekomendasi yang dihasilkan pada pembahasan PWG ini disetujui pada

pembahasan tanggal 25-29 Maret 2019

B. SIDANG CCFA tanggal 25-29 Maret 2019

1. Sidang CCFA ke-51 dilaksanakan di Jinan, China pada tanggal 25-29 Maret 2019.

2. Sidang ini dihadiri oleh 48 (empat puluh delapan) negara anggota, satu organisasi

anggota dan 33 organisasi pengamat. Delegasi Indonesia, terdiri dari:

Ketua : Deksa Presiana, S.Si, Apt., M.Kes ( Badan POM)

Anggota : 1. Lili Defi Z, S.Pt, M.Si (Badan POM)

2. Elza Gustanti, S.Si, Apt (Kementerian Kesehatan)

3. Wenny Indriasari, S.Si, Apt (Kementerian Kesehatan)

4. Yeni Oktaviany, S.TP, M.Si (Badan POM)

5. Dra. Hermini Tetrasari, Apt, M.Si (Badan POM)

6. Rifqi Ansari (Kementerian Perindustrian)

Bertindak sebagai Chairperson pada sidang kali ini adalah Prof. Dr Yongxiang Fan, dari

China National Centre for Food Safety Risk Assessment (CFSA).

3. Pembukaan Sidang: Mr Lu Jiang, Direktur Jenderal, Department of Food Safety

Standards, Risk Surveillance and Assessment, National Health Commission, membuka

Page 3: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

sesi dan menyatakan komitmen Pemerintah China untuk mendukung kegiatan Codex

CCFA.

HASIL SIDANG:

ADOPSI AGENDA (Agenda item 1)

CCFA setuju membentuk kelompok kerja (WGs) tentang topik-topik berikut:

1. International Numbering System (INS) for food additives, yang membahas usulan

draft revisi Class Names and INS for Food Additives (CXG 36-1989) (Agenda Item 6,

dipimpin Belgia); dan

2. Priority List of Substances Proposed for Evaluation by Joint Expert Committee on

Food Additives (JECFA) yang membahas penambahan dan perubahan list yang

menjadi prioritas (Agenda Item 7, dipimpin oleh China).

MATTERS REFERRED BY THE CODEX ALIMENTARIUS COMMISSION AND OTHER

CODEX SUBSIDIARY BODIES (Agenda item 2)

1. CCFA mencatat salah satu anggota organisasi menginformasikan tentang integritas

pangan, keaslian pangan (food authenticity), dan penipuan pangan (food fraud) yang

sedang berlangsung di CCFICS dan kaitannya dengan penyalahgunaan Bahan

Tambahan Pangan (BTP).

2. Dari Sidang Codex Alimentarius Commission ke 41 (CAC41) dicatat bahwa:

a. Perlu klarifikasi prosedur operasional untuk penambahan/penghilangan jenis

BTP dalam golongan yang sama.

b. Manual Prosedur memberikan pertimbangan khusus untuk dimasukkannya

suatu jenis BTP ke dalam golongan BTP.

c. Perlu rekomendasi JECFA kepada CCFA dalam memasukkan BTP ke dalam

kelompoknya di GSFA.

3. Sidang CCEXEC75: CCFA mencatat bahwa manajemen risiko yang ada saat ini

digunakan oleh CCFA (yaitu saran ilmiah dari JECFA dan pedoman terkait

perisa/flavourings dan bahan penolong sudah memadai, dan saat ini tidak perlu

mengembangkan pedoman terpisah untuk pengelolaan foodborn crises yang

disebabkan oleh BTP.

4. Sidang CCFA 50: CCFA mencatat proposal yang diajukan oleh Codex dan Sekretariat

JECFA dan setuju untuk meminta:

a. Sekretariat Codex melakukan pemutahiran diskusi terkait Tabel 1 dalam

dokumen CX / FA 19/51/2 tentang CYCLAMATES untuk memastikan konsistensi

Page 4: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

pelaporan seperti yang ditetapkan oleh JECFA; dan menyisipkan teks/kata untuk

catatan ekuivalen yang hilang pada hasil evaluasi terhadap enam kategori BTP

yang telah dilakukan oleh JECFA;

b. EWG terkait GSFA yang ditetapkan oleh CCFA 51 mempertimbangkan kompilasi

ketentuan yang diadopsi dan ketentuan dalam tahapan proses untuk ester

sukrosa dari asam lemak (INS 473), oligoester sukrosa, tipe I dan tipe II (INS

473a) dan sukrogliserida (INS 474) dan diedarkan untuk dapat diberi komentar;

dan kreatifitas dalam kelompok kerja yang sesuai

CCFA setuju untuk menghentikan pertimbangan masalah ini.

5. Usulan amandemen untuk diskripsi Kategori Pangan 14.1.4.2 dan 14.1.5 disetujui

untuk discontinue

6. Dari Sidang CCFO26:

BTP Lesitin (INS 322 (i)), Trikalsium sitrat (INS 333 (iii)), dan Trikalium sitrat (INS 332

(ii)) tidak terkait dengan tujuan teknologi "sinergis antioksidan" di dalam “Nama Kelas

dan INS untuk BTP” (CXG 36-1989), serta setuju merujuk masalah tersebut untuk

dipertimbangkan dalam EWG tentang INS yang ditetapkan oleh CCFA 51.

a. CCFA setuju untuk meminta EWG tentang Keselarasan yang ditetapkan oleh

CCFA 51 untuk menyelaraskan Standar Minyak Ikan (CXS 329-2017) dengan

GFSA seperti yang direkomendasikan oleh CCFO26 dan mempertimbangkan

usulan penyelarasan Standar lemak dan minyak lain sebagaimana disampaikan

oleh CCFO26

b. CCFA setuju untuk merujuk pertimbangan tanggapan yang diterima dari CCFO

26 kepada EWG pada GSFA yang ditetapkan oleh CCFA 51.

MATTERS OF INTEREST ARISING FROM FAO/WHO AND FROM THE 86TH MEETING

OF THE JOINT FAO / WHO EXPERT COMMITTEE ON FOOD ADDITIVES (JECFA)

(Agenda item 3a)

1. Sekretariat JECFA:

a. menyajikan CX/FA 19/50/3 Rev.1 dan merangkum kesimpulan utama dari saran

ilmiah yang dihasilkan pada pertemuan JECFA ke-86,

b. memberikan informasi kepada CCFA bahwa JECFA terlibat dalam

memutahirkan bab-bab tertentu dari EHC240 Principles and methods for the risk

assessment of chemicals in food, termasuk: panduan yang lebih terperinci

tentang interpretasi dan evaluasi studi genotoksisitas; model dose-response dan

penerapan terhadap pendekatan benchmark-dose; bab tentang exposure

assessment; dan evaluasi preparasi enzim.

Page 5: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

2. Diskusi tentang Basic Methacrylate Copolymer (BMC)

a. Evaluasi Basic Methacrylate Copolymer / BMC (INS 1205) yang ada saat ini

didasarkan pada penggunaan yang diusulkan dan tingkat penggunaan yang

disediakan oleh sponsor. Data toksikologis BMC menunjukkan absorpsi rendah

dan tidak menunjukkan efek kesehatan yang merugikan pada dosis tertinggi

yang diuji. JECFA juga menekankan bahwa evaluasi keamanan hanya

mencakup usulan penggunaan BMC sebagai bahan pelapis (coating agent) atau

glazur (glazing agent) untuk sediaan padat Suplemen Makanan; pangan untuk

tujuan medis khusus; enkapsulasi mikronutrien untuk fortifikasi pangan dan pada

tingkat penggunaan yang dimaksudkan.

b. Monografi BMC membatasi penerapannya hanya untuk Suplemen Makanan dan

pangan untuk tujuan medis khusus, Sekretariat JECFA mengklarifikasi bahwa

Bagian "Deskripsi" pada Monografi JECFA dimaksudkan terutama untuk tujuan

informasi. Dalam hal Monografi BMC, telah ditambahkan kalimat untuk

menerangkan beberapa kemungkinan penggunaan BTP ini, tetapi informasi ini

menyebabkan kesalahpahaman. Sekretariat JECFA setuju bahwa kalimat di

bagian "Deskripsi" dari Monografi BMC akan dihapus.

c. CCFA juga mencatat bahwa evaluasi keamanan BMC saat ini tidak akan diubah.

3. Kesimpulan: CCFA menyetujui ringkasan rekomendasi akhir mengenai tindakan yang

diperlukan sebagai akibat dari perubahan status ADI serta rekomendasi lain yang

terdapat dalam Lampiran II.

PROPOSED DRAFT SPECIFICATIONS FOR IDENTITY AND PURITY OF FOOD

ADDITIVES ARISING FROM THE 86THJECFA MEETING (Agenda item 3b)

1. JECFA memberikan informasi kepada CCFA tentang kesimpulan utama dari

spesifikasi dan kemurnian yang muncul pada pertemuan JECFA ke-86 sebagaimana

dirangkum dalam CX/FA 19/51/4.

2. Menanggapi pertanyaan mengenai pemberitahuan penarikan spesifikasi untuk Red 2G

oleh JECFA, Sekretariat Codex mengklarifikasi bahwa amandemen konsekuensi

terhadap Daftar Spesifikasi Codex untuk BTP (List of Codex Specifications for Food

Additives) (CAC / MISC 6-2018) akan dilakukan setelah sidang CAC 42 .

3. Seorang anggota telah mengamati bahwa evaluasi keamanan p-Mentha-1,8-dien-7-al

(Perillaldehida, JECFA 973) belum lengkap; Namun, spesifikasi untuk bahan perisa

(flavouring agent) dipertahankan. Sekretariat JECFA mengkonfirmasi bahwa

spesifikasi akan diperbaiki untuk menunjukkan status tentatifnya.

Page 6: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

4. Anggota lain mencatat bahwa spesifikasi BMC harus direkomendasikan untuk

diadopsi, dan tidak boleh ada perubahan. Sekretariat JECFA menegaskan kembali

bahwa kondisi penggunaan termasuk dalam bagian "Deskripsi" pada Monografi BMC,

dan selanjutnya mencatat bahwa perubahan bersifat editorial dan tidak akan

mempengaruhi spesifikasi. Perubahan tersebut akan dipublikasikan setelah pertemuan

JECFA mendatang.

5. CCFA mencatat informasi dari Uni Eropa (European Union / EU), bahwa BMC

diizinkan di EU untuk digunakan hanya dalam Suplemen Makanan dengan maksimum

penggunaan (ML) 100.000 ppm, dan batas ini sesuai fungsinya sebagai glazur

(glazing agent), dan ini sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP).

6. Kesimpulan: CCFA setuju meneruskan spesifikasi lengkap BTP pada sidang CAC 42

untuk diadopsi pada Langkah 5/8 dan membuat perubahan konsekuensi pada List of

Codex Specifications for Food Additives (CAC/MISC 6-2018) yaitu penghapusan

spesifikasi Red 2G (Lampiran III).

ENDORSEMENT AND/OR REVISION ON MAXIMUM LEVELS FOR FOOD ADDITIVE

AND PROCESSING AIDS IN CODEX STANDARS (Agenda item 4a)

1. CCFA mempertimbangkan rekomendasi Physical Working Group (PWG) tentang

Pengesahan dan Penyelarasan, yang diketuai oleh Australia, terkait dengan ketentuan

BTP yang diteruskan oleh CCSCH4.

2. Australia sebagai Ketua PWG, mempresentasikan rekomendasi pengesahan

sebagaimana tercantum dalam CRD3 yang mencatat bahwa PWG

mempertimbangkan enam (6) standar draft yang diusulkan sebagai berikut:

a. Lima draft standar yang diusulkan memiliki ketentuan BTP serupa yang

memungkinkan penggunaan bahan anticaking yang hanya tercantum dalam

Tabel 3 dari GSFA, dalam bentuk bubuk rempah-rempah dan tumbuhan bumbu

untuk masakan (Spices and Culinary Herbs / SCH).

b. Satu draft standar yang diusulkan yaitu kunyit, tidak diizinkan untuk penggunaan

BTP dalam produk, terlepas dari bentuk penyajiannya.

c. Satu draft standar yang diusulkan yaitu jahe, dua zat (yaitu kalsium oksida dan

sulfur dioksida) dimasukkan dalam Bagian Persyaratan Kimia (Chemical

Requirements Section) dari draft standar; namun dua zat ini yang terkait dengan

kelas fungsional bahan pemutih (bleaching agents) yang berpotensi sebagai

BTP daripada sebagai alat bantu saat pengolahan (processing aids).

Page 7: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

3. CCFA setuju untuk mengubah rekomendasi PWG sebagai berikut, dengan maksud

untuk lebih mencerminkan masalah-masalah yang disoroti di atas: “Bahwa CCFA

mendukung draft ketentuan bumbu dan rempah-rempah yang dinyatakan dalam

CX/FA 19/51/5, kecuali yang berhubungan dengan jahe yang dikeringkan atau jahe

dihidrat”

4. CCFA mendukung rekomendasi PWG dan menyetujui:

a. pengubahan teks/kata untuk ketentuan BTP dalam Standar SCH yaitu "Bahan

anti caking yang tercantum dalam Tabel 3 dari Standar Umum untuk BTP (CXS

192-1995) dapat diterima untuk digunakan dalam bentuk bubuk makanan yang

sesuai dengan standar ini."

b. mendukung ketentuan BTP dalam draft standar yang diusulkan untuk bawang

putih kering atau bawang putih dehidrat, oregano kering, daun kering - basil

kering, bagian bunga kering - cengkeh kering, dan kunyit; dan

c. tidak mendukung draft standar yang diusulkan untuk akar kering, rimpang dan

umbi - jahe kering atau jahe dihidrat, mencatat bahwa tidak jelas apakah dua zat

(yaitu kalsium oksida dan sulfur dioksida) adalah BTP atau alat bantu saat

pengolahan (processing aids) dan meminta klarifikasi yang sesuai dari CCSCH.

5. Mengenai pertanyaan tentang bagaimana Komite dapat membedakan apakah

komoditas tersebut termasuk bumbu untuk masakan (culinary herbs) atau rempah

(spices). Sekretariat Codex mengklarifikasi bahwa CCSCH telah mengembangkan

daftar yang tidak lengkap untuk kedua kelompok ini; dan bahwa oregano dan basil

terdaftar dalam culinary herbs, sementara tiga komoditas lain terdaftar dalam rempah-

rempah. Diusulkan di masa mendatang bahwa perbedaan ini akan dibuat ketika

mengesahkan standar.

ALIGNMENT OF THE FOOD ADDITIVE PROVISIONS OF COMMODITY STANDARDS

AND RELEVANT PROVISIONS OF THE GSFA (Agenda item 4b)

1. Australia sebagai Ketua PWG tentang penyesuaian/penyelarasan (alignment)

memperkenalkan laporannya (CRD3), termasuk rekomendasi tentang:

a. laporan EWG tentang Alignment (CX / FA 19/51/6); dan

b. pekerjaan tentang alignment di masa mendatang.

2. Mengacu pada CX / FA 19/51/6, Ketua menjelaskan bahwa PWG tentang Alignment

telah menyiapkan rekomendasi 1 tentang:

a. penyesuaian/penyelarasan terhadap 23 standar komoditas Komite Codex

tentang Susu dan Produk Susu (CCMMP), Gula (CCS), Air Mineral Alami

Page 8: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

(CCNMW), Protein Nabati (CCVP), Biji-bijian (cereals), Kacang-kacangan

(pulses) dan Polong-polongan (legumes) (CCCPL),

b. mengaitkan catatan kaki pada Tabel 3 GSFA;

c. revisi dari ketentuan ester ascobyl dalam FC 13.1.1, 13.1.2 dan 13.1.3

d. memutahirkan pekerjaan di masa mendatang.

3. CCFA mempertimbangkan rekomendasi PWG dan mengambil keputusan sebagai

Rekomendasi 2: Tindakan terkait dengan perubahan ADI pada JECFA

4. CCFA membuat perubahan editorial dan mendukung revisi rekomendasi sbb: “WG

merekomendasikan bahwa WG pada GSFA mempertimbangkan perubahan

konsekuensi terhadap ketentuan BTP dalam GSFA, dan Komite Komoditas yang

relevan juga harus mempertimbangkan perubahan konsekuensi terhadap standar

mereka, setiap kali JECFA mengubah ADI (baik ADI numerik atau ADI yang tidak

ditentukan/di spesifikasi)”

5. Rekomendasi 3: Keju matang (Ripened Cheese)

CCFA menyetujui rekomendasi untuk mengubah ketentuan BTP sehubungan dengan

penyelarasan tiga belas (13) standar komoditas untuk keju matang dalam CRD 3

Lampiran 1.

6. Rekomendasi 4: Amandemen/Perubahan untuk Keju Matang

Komite menyetujui rekomendasi untuk mengubah GSFA sehubungan dengan

penyelarasan ketiga belas (13) standar komoditas untuk standar keju matang dalam

CRD3 Lampiran 2.

7. Rekomendasi 5: Penyisipan Catatan 62 dan Catatan 178 dalam GSFA

a. CCFA mempertimbangkan rekomendasi untuk menambahkan Catatan 178

(sebagai asam karminat) pada ketentuan untuk karmin (INS 120); Catatan 62

(sebagai tembaga) pada ketentuan untuk Chlorophylls dan Chlorophyllin,

Kompleks Tembaga (INS 141). Kedua catatan tersebut untuk semua ketentuan

GSFA, pada Tabel 1 dan Tabel 2. Penambahan ini dilakukan oleh Sekretariat

Codex.

b. Seorang Pengamat yang mendukung penambahan catatan, mengingatkan

bahwa Catatan 62 (sebagai tembaga) harus dikaji ulang kasus per kasus

karena belum diterapkan secara konsisten dalam GSFA.

c. Sekretariat Codex mencatat bahwa Chlorophylls dan Chlorophyllin, Kompleks

Tembaga (INS 141 (i), (ii)) dikategorikan dalam kelompok BTP, dan ini harus

dikaji ulang secara umum oleh JECFA seperti yang diminta oleh Komite dalam

Agenda 2 ; dan oleh karena itu tidak ada tindakan yang akan diambil pada

Catatan 62 (sebagai tembaga) sampai kaji ulang selesai kecuali untuk

ketentuan-ketentuan yang dipertimbangkan dan ditingkatkan untuk

Page 9: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

penyesuaian/penyelarasan mengenai keju matang.

8. Rekomendasi 6: Amandemen untuk Gula dan Standar Air

CCFA menyetujui rekomendasi mengenai amandemen ketentuan BTP sehubungan

dengan penyesuaian/penyelarasan dua (2) standar komoditas untuk gula dan dua (2)

standar komoditas untuk air yang tertera dalam CRD 3 pada Lampiran 3.

9. Rekomendasi 7: Amandemen GSFA untuk Gula dan Standar Air

a. CCFA menyetujui rekomendasi mengenai amandemen GSFA sehubungan

dengan penyelarasan dua (2) standar komoditas untuk gula dan dua (2)

standar komoditas untuk air yang tertera dalam CRD3 Lampiran 3.

b. Seorang Pengamat meminta klarifikasi tentang justifikasi secara teknologi

bahwa nutrisi esensial yang digunakan dalam produk air minum dalam

kemasan (selain air mineral alami) (CXS 227-2001).

c. Satu negara anggota memberikan justifikasi secara teknologi yang menyatakan

bahwa mineral yang ditambahkan hanya untuk memulihkan rasa dan

karakteristik produk dan remineralisasi tidak dimaksudkan untuk peningkatan

nutrisi.

d. Sekretariat Codex mencatat bahwa nutrisi esensial dicakup dalam Prinsip

Umum untuk Penambahan Nutrisi Esensial untuk Makanan (CXG 9-1987) dan

Mineral bukan pada BTP, sehingga air minum dalam kemasan atau kemasan

selain air mineral alami (CXS 227-2001) tidak boleh merujuk pada GSFA.

10. Rekomendasi 8-9: Komite setuju untuk menyetujui rekomendasi sebagai berikut:

a. meminta Kelompok Kerja Prioritas pada JECFA (JECFA Priority WG), termasuk

dalam Daftar Prioritas JECFA untuk BTP berikut;

i. Azodicarbonamide (INS 927a) untuk penilaian keamanan JECFA sebagai

perlakuan tepung (flour treatment agent);

ii. L-sistein hidroklorida (INS 920) untuk penilaian keamanan JECFA dan

spesifikasi JECFA sebagai flour treatment agent (zat ini dibahas lebih

lanjut pada paragraf 155(i) dalam laporan ini);

iii. Kalium askorbat (INS 303) untuk spesifikasi JECFA (zat ini dibahas lebih

lanjut pada paragraf 155 (ii) dalam laporan ini).

b. meminta Kelompok Kerja (WG) pada INS pertimbangkan apakah:

i. Lesitin (INS 322 (i)) memiliki kelas fungsional flour treatment agent dalam

produk yang berhubungan dengan Standar Tepung Terigu (CXS 152-

1985), atau kelas fungsionalnya sebagai pengemulsi;

ii. Natrium askorbat (INS 301) memiliki kelas fungsional flour treatment

agent dalam produk yang terkait dengan Standar Tepung Terigu (CXS

152-1985).

Page 10: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

11. Rekomendasi 10: Amandemen Standar: Biji-bijian, Kacang-kacangan dan Polong-

polongan (Cereals Pulses and Legumes) serta Protein Nabati.

a. CCFA mempertimbangkan rekomendasi dan menyetujui amandemen

ketentuan BTP sehubungan dengan penyelarasan dua (2) standar komoditas

(mis. CXS 202-1995, dan CXS 249-2006) untuk biji-bijian, kacang-kacangan

dan polong-polongan; dan tiga (3) standar komoditas untuk protein nabati yang

terkandung pada CRD 3 dalam Lampiran 4.

b. Satu organisasi anggota menyatakan keprihatinan bahwa

i. dua enzim (mis. Jamur amilase dari Aspergillus niger; dan enzim

proteolitik dari Bacillus subtilis) telah dikeluarkan dari Bagian 4.2 (BTP),

yang telah diselaraskan dengan GSFA. Namun, mereka telah terdaftar di

Bagian 4.1 (Enzim) dari standar revisi yang diusulkan (CXS 152-1985).

ii. Telah ditunjukkan bahwa kedua zat ini tidak memiliki spesifikasi JECFA,

dan salah satunya (fungi amilase dari Aspergillus niger) tidak memiliki

INS.

c. Organisasi anggota menyarankan bahwa sesuai dengan prosedur operasional

untuk penyelarasan, Komite harus mempertimbangkan untuk menghapus

ketentuan untuk kedua enzim; atau menahan mereka untuk memungkinkan

refleksi lebih lanjut tentang kebutuhan mereka. Dalam pandangan mereka,

kedua enzim ini harus dianggap sebagai BTP daripada sebagai bahan

penolong.

d. Seorang Pengamat mencatat bahwa pedoman penilaian risiko untuk evaluasi

keamanan enzim belum diselesaikan/finalisasi dan diterbitkan oleh JECFA

e. Sekretariat JECFA memberi informasi kepada Komite bahwa Pedoman

Penilaian Risiko untuk Evaluasi Keamanan Enzim (Pedoman) telah

dikembangkan. Pertemuan pakar diadakan pada bulan Desember 2018 dan

draft Laporan dengan perubahan rekomendasi pada Pedoman akan

diselesaikan dalam beberapa bulan mendatang. Laporan dan draf

Rekomendasi ini akan dibahas pada pertemuan JECFA yang akan datang dan

draft Pedoman akan digunakan untuk konsultasi publik sebelum adopsi akhir

oleh JECFA.

f. Komite setuju:

i. mendukung keselarasan/penyesuaian sebagian CXS 152-1985 dengan

pengecualian Bagian 4.1 (dua enzim yang disebutkan di atas);

ii. meminta Kelompok Kerja (WG) pada Prioritas untuk memasukkan

amylase dari Aspergillus niger; dan enzim Proteolitik dari Bacillus subtilis,

sebagai perlakukan tepung ke dalam Daftar Prioritas JECFA untuk

Page 11: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

spesifikasi dan evaluasi keamanan; dan

iii. meminta Kelompok Kerja (WG) tentang INS untuk menetapkan nomor

INS, kelas fungsional dan tujuan teknologi perlakukan tepung untuk

amilase dari Aspergillus niger.

12. Rekomendasi 11: Amandemen GFSA

CCFA menyetujui rekomendasi untuk mengubah GSFA sehubungan dengan:

a. penyelarasan/penyesuaian dua (2) standar komoditas untuk biji-bijian, kacang-

kacangan dan polong-polongan (yaitu CXS 202-1995, dan CXS 249-2006) dan

tiga (3) standar komoditas protein nabati;

b. penyelarasan/penyesuaian sebagian CXS 152-1985 dengan pengecualian

Bagian 4.1 (Enzim) di bawah Biji-bijian/Sereal, Kacang-kacangan dan Polong-

polongan pada CRD 3 dalam Lampiran 4.

13. Rekomendasi 12: Penambahan Catatan Kaki Bagian 3 dari GSFA

CCFA menyetujui rekomendasi untuk mengubah GSFA dengan menambahkan

catatan kaki ke bagian Tabel 3 "Referensi Standar Komoditas untuk GSFA Tabel 3.

BTP".

14. Rekomendasi 13: Ascorbyl esters (INS 304, 305)

CCFA mendukung rekomendasi untuk mengubah ketentuan ester ascorbyl (INS 304,

305) dalam FC 13.1.1; 13.1.2; dan 13.1.3 dalam GSFA yang tertera pada CRD3

dalam Lampiran 5.

15. Rekomendasi 14: Rencana ke depan yang diperbarui

CCFA mendukung:

a. rencana kerja ke depan untuk menyelaraskan ketentuan BTP dalam Standar

Komoditas sebagaimana tercantum pada CRD3 dalam Lampiran 6 dengan

amandemen (termasuk CXS331 dalam kolom / CCFA53; mengoreksi jumlah

standar CCLAC menjadi 3 dan termasuk 1 Standar CCEURO) dan

mengkonfirmasi bahwa dokumen “Pedoman Informasi untuk penyelarasan”

akan diperbarui;

b. rekomendasi untuk menyelesaikan penyelarasan untuk 18 standar komoditas

yaitu produk CCMMP (9 standar), CCSCH (3) dan CCFO (6).

16. Rekomendasi 15: Standar CCNFSDU

CCFA mendukung rekomendasi untuk meminta Komite CCNFSDU untuk

mempertimbangkan ketentuan BTP yang sesuai dan batas maksimum untuk dua (2)

standar komoditasnya (CXS 181-1991: Standard for Formula Foods for Use in

Weight Control Diets dan CXS 203-1995: Standard for Formula Foods for Use in Very

Low Energy Diets for Weight Reduction ) sehingga penyelarasan/penyesuaian untuk

standar-standar ini dapat dimulai setelah pertemuan CCFA 52.

Page 12: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

17. Rekomendasi 16:

CCFA mendukung rekomendasi untuk menugaskan EWG tentang penyelarasan

untuk memeriksa bagaimana perbedaan GSFA dan standar komoditas di masa

mendatang dapat dihindari selama ada pengembangan standar baru atau

amandemen terhadap standar yang ada.

18. Kesimpulan

CCFA setuju meneruskan kepada CAC 42 beberapa standar untuk diadopsi:

a. Bagian BTP yang direvisi dari

i. tiga belas standar untuk susu dan produk susu (keju matang), yaitu

Standar untuk Cheddar (CXS 263-1966); Danbo (CXS 264-1966); Edam

(CXS 265-1966); Gouda (CXS 266-1966); Havarti (CXS 267-1966); Samsø

(CXS 268-1966); Emmental (CXS 269-1967); Tilsiter (CXS 270-1968);

Saint-Paulin (CXS 271-1968); Provolone (CXS 272-1968); Coulommiers

(CXS 274-1969); Camembert (CXS 276-1973); dan Brie (CXS 277-1973)

(Lampiran V, Bagian A);

ii. dua standar untuk gula dan dua standar untuk air mineral alami, yaitu

Standar untuk Madu (CXS 12-1981); dan Gula (CXS 212-1999) dan

Standar untuk Air Mineral Alami (CXS 108-1981); dan Air Minum dalam

Kemasan (selain Air Mineral Alami) (CXS 227-2001) (Lampiran V, Bagian

B);

iii. tiga standar untuk sereal, kacang-kacangan dan polong-polongan dan tiga

standar untuk protein nabati, yaitu Standar untuk Tepung Terigu (CXS 152-

1985); Couscous (CXS 202-1995); dan Mie Instan (CXS 249-2006); dan

Produk Protein Gandum termasuk Gluten Gandum (CXS 163-1987);

Produk Protein Nabati (VPP) (CXS 174-1989); dan Produk Protein Kedelai

(CXS 175-1989) (Lampiran V, Bagian C);.

b. Ketentuan revisi dari

i. GSFA dalam hubungannya dengan penyelarasan/penyesuaian tiga belas

standar untuk susu dan produk susu (keju matang), dua standar untuk

gula, dua standar untuk air mineral alami, tiga standar untuk sereal,

kacang-kacangan dan polong-polongan dan tiga standar untuk protein

nabati (Lampiran VI, Bagian B1-B3);

ii. GSFA sehubungan dengan penyelarasan ketentuan untuk Ester askorbil

(askorbil palmitat (INS 304) dan askorbil stearat (INS 305)) dan Standar

untuk Formula Bayi dan Formula untuk Tujuan Diet Khusus yang ditujukan

Page 13: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

untuk Bayi (CXS 72-1981) dan Formula Lanjutan (CXS 156-1987)

(Lampiran VI, Bagian B4);

c. Catatan kaki untuk Tabel berjudul "Referensi Standar Komoditas untuk GSFA

Tabel 3 BTP" dari GSFA untuk dibaca: “Bagian ini hanya mencantumkan

standar komoditas di mana Kategori Pangan GSFA yang sesuai tidak

tercantum dalam Lampiran pada Tabel 3. Ketentuan untuk penggunaan spesifik

Tabel 3 tentang BTP dalam standar komoditas di mana Kategori Makanan

GSFA yang sesuai tercantum dalam Lampiran pada Tabel 3. dapat ditemukan

pada Kategori Pangan yang sesuai pada Tabel 1 dan 2.

Penyelarasan/penyesuaian ketentuan BTP dalam standar komoditas dengan

GSFA sedang dalam proses, dan sebagai hasilnya tidak semua standar

komoditas tercantum dalam Bagian ini (Lampiran VI, Bagian B5).

19. CCFA setuju menetapkan EWG, diketuai oleh Australia dan wakil ketua oleh

Amerika Serikat dan Jepang untuk mempertimbangkan:

a. keselarasan dari Standar komoditas berikut yang tercantum dalam rencana

kerja ke depan: dengan bantuan IDF, standar komoditas susu dan susu

lanjutan, termasuk penyelesaian / finalisasi standar keju: CXS 208-1999, CXS

221-2001, CXS 250-2006, CXS 25-200-2006, CXS 252-2006, CXS 273-1968,

CXS 275-1973, CXS 278-1978 dan CXS 283-1978; ditambah standar

komoditas tambahan CXS 19-1981, CXS 33-1981, CXS 210-1999, CXS 211-

1999, CXS 256-2007, CXS 326-2017, CXS 327-2017, CXS 328-2017 dan CXS

329-2017;

b. bagaimana perbedaan GSFA dan standar komoditas di masa depan dapat

dihindari ketika Komite Komoditas mengubah atau mengembangkan ketentuan

BTP baru; dan

c. revisi bagian BTP dari standar komoditas seperti yang ditunjukkan CRD2

Lampiran 1 Bagian A untuk memasukkan polisakarida biji tamarin (INS 437) ke

dalam kelas fungsional yang sesuai dengan tingkat penggunaan maksimum

(ML) dari Good Manufacturing Practice (GMP) (Lihat CRD) 2 –Rekomendasi 2).

20. CCFA menyetujui meminta CCNFSDU mempertimbangkan ketentuan BTP yang

sesuai dan batas maksimum untuk Standar Komoditas CXS 181-1991 Standard for

formula foods for use in weight control diets dan CXS 203-1995 Standard for formula

foods for use in very low energy diets for weight reduction.

21. CCFA mengkonfirmasi mekanisme pemanfaatan penyiapan pekerjaan oleh

Pengamat yang telah berhasil dilakukan dan setuju untuk melanjutkan pendekatan ini

Page 14: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

dengan melakukan penyelarasan, dan mengakui peran yang dimainkan oleh IDF

(International Diary Federation) .

22. Laporan EWG harus tersedia untuk Sekretariat Codex, setidaknya tiga bulan

sebelum pertemuan CCFA 52.

23. CCFA selanjutnya sepakat membentuk PWG, diketuai oleh Australia untuk bertemu

segera sebelum pertemuan CCFA 52 (setengah hari, sebelum sesi) untuk

mempertimbangkan dan menyiapkan rekomendasi pada pleno terhadap laporan

EWG tentang penyelarasan/penyesuaian; dan pengesahan ketentuan BTP yang

dirujuk oleh Komite komoditas

GENERAL STANDARD FOR FOOD ADDITIVES (GSFA): THE REPORT OF THE EWG

ON THE GSFA (Agenda item 5a)

Rekomendasi 1

1. CCFA mendukung rekomendasi mengenai adopsi pada Langkah 5/8 dari Tabel 3

GSFA yang terkandung dalam CRD2 Lampiran 1 Bagian A dengan penyisipan

referensi: CXS 243-2003, CXS 296-2009 dan CXS 256 -2007 pada kolom berjudul

“Dapat diterima termasuk makanan yang sesuai dengan kolom standar komoditas”

untuk ketentuan gum ghatti (INS 419) karena standar ini memuat referensi umum pada

Tabel 3 untuk kelas fungsional spesifik.

2. CCFA mencatat bahwa CS 243-2003, CS 296-2009, CS 256-2007, CS 66-1981, CS

117-1981 dan CS 309R-2011 yang tercantum dalam kolom untuk ketentuan gum

ghatti (INS 419) dan polisakarida biji asam (INS 437) akan dihapus dari kolom ini pada

sesi mendatang setelah masalah teknologi terkait dengan versi online GSFA

diselesaikan.

Rekomendasi 2

3. CCFA mendukung rekomendasi untuk meminta EWG Penyelasan/penyesuaian, yang

ditetapkan oleh CCFA 51 untuk mempertimbangkan revisi bagian BTP dari standar

komoditas sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran 1 Bagian A untuk memasukkan

polisakarida biji asam jawa. (INS 437) di dalam kelas fungsional yang sesuai dengan

ML dan GMP.

Rekomendasi 3

4. CCFA mendukung rekomendasi untuk meminta pedoman dari Codex Committee on

Processed Fruits and Vegetables / CCPFV tentang justifikasi teknologi untuk

penggunaan polisakarida biji tamarin (INS 437) dalam Standar Standard for Pickled

Cucumbers / CXS 115-1981; dan

Page 15: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

5. CCFA mendukung rekomendasi untuk meminta CCPFV untuk revisi CXS 115-1981

terkait penggunaan BTP untuk fungsi teknologi yang sesuai dengan ML dan GMP.

Rekomendasi 4-5

6. CCFA mendukung rekomendasi yang disampaikan Komite kepada CAC 42 bahwa

penggunaan bahan anti caking dalam perlakuan permukaan mozzarella dengan

kelembaban tinggi jika berfungsi secara teknologi, hanya dalam bentuk produk seperti

diparut atau potong dadu; dan penggunaan pengawet dalam perlakuan permukaan

mozzarella dengan kelembaban tinggi hanya dibenarkan secara teknologi jika tidak

dikemas dalam cairan.

7. CCFA menyetujui pengajuan adopsi kepada CAC 42 berupa revisi tabel tentang

"Penggunaan yang dibenarkan" dalam CXS 262-2006 sebagaimana ditunjukkan

dalam huruf tebal dan digaris bawahi sebagai berikut:

PENGGUNAAN YANG DIBENARKAN (JUSTIFIED USE)

Kelas fungsional

BTP

Mozzarella dengan kelembaban rendah

Mozzarella dengan kelembaban tinggi

Cheese mass Surface

treatment Cheese mass

Surface treatment

Warna: X(a) ‒ X(a) ‒

Bahan Pemutih: ‒ ‒ ‒ ‒

Pengatur Keasaman: X ‒ X ‒

Stabilisator: X ‒ X ‒

Pengental: X ‒ X ‒

Pengemulsi: ‒ ‒ ‒ ‒

Antioksidant: ‒ ‒ ‒ ‒

Pengawet: X X X X(c)

Bahan pembentuk busa: ‒ ‒ ‒ ‒

Bahan Anticaking: ‒ X(b) ‒ X(d)

(a) Hanya untuk mendapatkan karakteristik warna yang diuraikan dalam Bagian 2. (b) Untuk permukaan keju yang diiris, dipotong atau diparut. (c) Hanya untuk mozzarella kelembaban tinggi tidak dikemas dalam cairan. (d) Hanya untuk perlakuan permukaan keju parut dan / atau potong dadu.

X Penggunaan BTP yang dibenarkan secara teknologi.

– Penggunaan BTP yang tidak dibenarkan secara teknologi.

Rekomendasi 6

8. CCFA menyetujui rekomendasi mengenai adopsi pada Langkah 8 atau Langkah 5/8

dari draft ketentuan yang tertera dalam CRD2 Lampiran 1 Bagian B.

9. CCFA selanjutnya mencatat pandangan satu anggota bahwa ML 50.000 mg/kg untuk

karamel II - karamel sulfit (INS 150b) dalam FC 05.2 “Kembang gula termasuk permen

keras dan lunak, nougat, dll. Selain FC 05.1, 05.3 dan 05.4" terlalu tinggi dan tidak

Page 16: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

dapat didukung. Dalam pandangan mereka, mengonsumsi 200 g manisan akan

menyebabkan tingkat asupan karamel II-sulfit karamel untuk seseorang dengan berat

badan 60 kg mencapai ADI 160 mg/kg/BB dan untuk anak-anak melebihi ADI

sebanyak tiga kali ADI.

Rekomendasi 7

10. Komite menyetujui rekomendasi mengenai dihentikannya penyusunan draft dan

usulan draft tentang ketentuan yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 2 Bagian A.

Rekomendasi 8

11. CCFA mendukung rekomendasi agar draft ketentuan yang diusulkan untuk lutein dari

Tagetes erecta (INS 161b (i)) dalam FC 05.2 dan 05.4, dan untuk zeaxanthin, sintetis

(INS 161h (i)), di FC 05.2 dan 05.3 diadakan sampai ketentuan untuk BTP ini telah

diadopsi dan dimasukkan ke dalam Tabel 3 GSFA, di mana ketentuan untuk BTP ini

dalam FC 05.2, 05.3 dan 05.4 harus dihentikan.

12. CCFA menyetujui untuk mengubah rekomendasi dan memasukkan ketentuan aditif

makanan untuk lutein dari Tagetes erecta (INS 161b (i)) di FC 05.4 dan zeaxanthin,

sintetis (INS 161h (i)) di FC 05.3, yang secara tidak sengaja telah dihilangkan dari

CRD 2 pada Lampiran 3 Bagian A.

Rekomendasi 9

13. Mengenai penggunaan trinatrium sitrat (INS 331 (iii)) dalam FC 01.1.1 “Susu cair

(biasa)”, beberapa delegasi berpandangan bahwa tujuannya adalah mencegah

koagulasi dan sedimentasi. Penggunaan tersebut aman dan secara teknologi

diperlukan, serta telah banyak digunakan di daerah tropis. Anggota lain

mengindikasikan bahwa tujuannya adalah mengkompensasi kadar rendah dan

kalsium tinggi dari susu sapi di daerah tropis karena kondisi iklim, dan dengan

demikian memperkenalkan kemungkinan penyalahgunaan di wilayah lain jika kondisi

iklim tidak memerlukan sitrat tambahan.

14. CCFA juga mencatat keprihatinan Kenya bahwa Catatan B25 dalam CRD2 Lampiran 1

Bagian C, yang berbunyi "Untuk digunakan dalam susu UHT dari spesies sapi untuk

mengkompensasi kandungan sitrat dan kalsium untuk mencegah sedimentasi sebagai

akibat dari kondisi iklim saja", tidak menunjukkan nilai alami kritis di bawah atau di luar

yang mungkin mengharuskan penggunaan trinatrium sitrat, dan tidak jelas kondisi iklim

seperti apa yang akan diterapkan; dan implementasi Catatan ini akan menantang,

terutama bagi para regulator. Pandangan ini didukung oleh anggota lain.

Page 17: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

15. Menanggapi proposal tentang draft ketentuan untuk satu tahun kemudian agar

memungkinkan anggota menyelaraskan/menyesuaikan posisi mereka. Ketua PWG

menjelaskan bahwa: (i) standar Codex bersifat sukarela; (ii) masalah ini telah dibahas

secara luas berdasarkan data ilmiah yang disediakan dalam EWG dan CRD 23 serta

BTP khusus telah digunakan oleh sejumlah anggota berdasarkan kondisi iklim; dan (iii)

tampaknya tidak mungkin solusi yang lebih baik dapat diidentifikasi dengan menunda

adopsi draft ketentuan pada tahun berikutnya.

16. CCFA membahas bagaimana merevisi Catatan B25 untuk menyelesaikan masalah

yang diidentifikasi di atas.

17. Kesimpulan: CCFA mendukung rekomendasi mengenai adopsi pada Langkah 8 dari

draft ketentuan yang tercantum dalam Lampiran 1 Bagian C dengan revisi Catatan

B25 pada kalimat “Untuk digunakan dalam susu UHT dari spesies sapi untuk

mengkompensasi kandungan sitrat atau kalsium untuk mencegah sedimentasi sebagai

hasil dari kondisi iklim ”.

Rekomendasi 10

Berkenaan dengan kategori pangan 01.1.1.2, CCFA setuju untuk

a. menyerahkan kepada CAC 42 untuk diadopsi pada Langkah 5/8 draft ketentuan

yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 1 Bagian D;

b. memegang ketentuan untuk propilen glikol alginat (INS 405) pada Langkah saat ini

untuk memeriksa lebih lanjut batas penggunaan yang diusulkan; dan

c. merevisi Catatan 407 pada kalimat "Tidak termasuk semua susu cair yang bukan

mineral atau vitamin yang diperkaya".

Rekomendasi 11

18. Seorang anggota menyatakan pandangan bahwa ML 5.000 mg/kg untuk ester asam

lemak poligliserol (INS 475) dalam FC 14.1.4 dan 14.1.5 terlalu tinggi, mengarah pada

kemungkinan melebihi ADI, dan harus diturunkan menjadi 1.000 mg/kg.

19. CCFA menyetujui rekomendasi mengenai adopsi pada Langkah 8 dari draft ketentuan

yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 1 Bagian E.

Rekomendasi 12

20. CCFA menyetujui untuk meminta JECFA Priority WG untuk mempertimbangkan

penambahan ester asam lemak poligliserol (INS 475) ke Daftar Prioritas JECFA.

Rekomendasi 13

Page 18: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

21. CCFA menyetujui rekomendasi mengenai penghentian penyusunan draft dan usulan

draft ketentuan yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 2 Bagian B.

Rekomendasi 14

22. CCFA mencatat bahwa selama pembahasan PWG, satu anggota organisasi

menyatakan bahwa paparan dioktil natrium sulfosuksinat (INS 480) pada kelompok

populasi tertentu, khususnya anak-anak, dapat melebihi ADI. Seorang Pengamat

melaporkan bahwa mereka telah melakukan perhitungan dengan mempertimbangkan

kemungkinan paparan BTP dari semua makanan dan bahwa perhitungan ini

menunjukkan bahwa paparan BTP tidak akan melebihi ADI.

23. CCFA menyetujui bahwa JECFA Priority WG sesi meminta agar JECFA meninjau

kembali perhitungan pemaparan untuk dioctyl natrium sulfosuksinat (INS 480) yang

akan diserahkan oleh Pengamat, serta informasi paparan lainnya, untuk menentukan

kesesuaian data tersebut dalam mendukung keamanan ketentuan untuk dioktil

natrium sulfosuksinat dalam FC 14.1.4.

24. CCFA menyetujui rekomendasi bahwa ketentuan dalam CRD 2 Lampiran 3 Bagian B

diadakan pada Langkah saat ini sambil menunggu pedoman yang relevan dari JECFA.

Rekomendasi 15

25. CCFA setuju memegang draft dan usulan draft ketentuan yang tertera dalam CRD 2

Lampiran 3 Bagian C pada Langkah saat ini dan meminta agar JECFA Prioritas WG

mempertimbangkan untuk menambahkan sukrosa ester asam lemak (INS 473),

sukrosa oligoester Tipe I dan Tipe II (INS 473a) dan sukrogliserida (INS 474) kedalam

Daftar Prioritas JECFA untuk penilaian paparan.

Rekomendasi 16

26. CCFA setuju menugaskan EWG tentang Penyelarasan/Penyesuaian yang didirikan

oleh CCFA 51 untuk mempertimbangkan melakukan revisi CXS 152-1985 untuk

memasukkan ketentuan yang diadopsi untuk kalsium sulfat (INS 516).

Rekomendasi 17

27. CCFA menyetujui tugas EWG pada INS yang ditetapkan oleh CCFA 51 untuk

mempertimbangkan magnesium karbonat (INS 504 (i)) masuk ke dalam kelas

fungsional flour treatment agent; dan memegang draft ketentuan magnesium karbonat

(INS 504 (i)) yang tertera dalam CRD3 Lampiran 3 Bagian D pada Langkah saat ini.

Rekomendasi 18-19

Page 19: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

CCFA setuju memegang draf dan mengusulkan draft ketentuan untuk propilen glikol

(INS 1520) dalam FC 14.1.4.1,14.1.4.2 dan 14.1.4.3 pada Langkah saat ini; dan

mempertimbangkan untuk membahas pendekatan komprehensif penggunaan BTP

sekunder di masa mendatang. 28. CCFA mengingatkan kembali bahwa CCFA 47 telah menyetujui definisi kerja "BTP

sekunder":

“BTP sekunder berarti setiap BTP :

a. digunakan dalam preparasi BTP, enzim, perisa, nutrisi atau zat dengan efek

fisiologis yang diformulasikan khusus untuk penggunaan komersial;

b. menggunakan fungsi teknologi dalam preparasi tersebut (mis. untuk

memfasilitasi penyimpanan, standarisasi, dispersi, pengenceran, atau disolusi);

c. tidak memiliki fungsi teknologi dalam pangan di mana preparasi tersebut

memiliki fungsi. Istilah ini tidak termasuk alat bantu saat pengolahan (processing

aids) yang tidak memiliki fungsi teknologi dalam preparasi atau dalam pangan di

mana preparasi memiliki fungsi".

Rekomendasi 20

29. CCFA mencatat diskusi dalam PWG. Selama diskusi, dicatat dan dipertimbangkan

kalimat "Untuk digunakan sebagai lilin, pelapis, atau glasir (glazes) yang diizinkan

dipakai pada permukaan buah-buahan/sayuran segar." Untuk FC 04.1.1.2 dan

04.2.1.2, berbagai anggota meminta informasi lebih lanjut tentang bagaimana catatan

tersebut menjelaskan perbedaan penggunaan perlakuan permukaan oleh anggota

Codex. Telah diklarifikasi bahwa, misalnya, jika satu anggota hanya mengizinkan

penggunaan lilin, pelapis atau glasir pada buah-buahan tanpa kulit yang dapat

dimakan. Catatan tersebut memperhitungkan batasan semacam itu. Demikian juga,

jika salah satu anggota memasukkan GSFA ke dalam peraturan nasional mereka,

catatan tersebut akan menandakan adanya penggunaan pelapis pada permukaan

buah-buahan/sayuran segar.

30. CCFA menyetujui rekomendasi mengenai (i) adopsi pada Langkah 8 atau 5/8 dari draf

dan usulan draf ketentuan yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 1 Bagian F dan (ii)

revisi adopsi ketentuan yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 1 Bagian F.

Rekomendasi 21

31. CCFA mendukung rekomendasi mengenai penghentian penyusunan draft dan usulan

draft ketentuan yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 2 Bagian C.

Rekomendasi 22

Page 20: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

32. CCFA setuju memegang draft dan usulan draft ketentuan yang tertera dalam Lampiran

3 Bagian F dan mengedarkan kembali untuk mendapatkan komentar justifikasi secara

teknologi dan penggunaan dalam praktik industri yang ada dari BTP tersebut dalam

perlakuan pada permukaan buah segar.

Rekomendasi 23

33. CCFA setuju untuk memberi informasi Komite Codex tentang Buah-buahan dan

Sayuran Segar (CCFFV) bahwa mereka sedang memeriksa penggunaan BTP sebagai

glasir atau glasir untuk perawatan permukaan buah-buahan dan sayuran segar di FC

04.1.1.2 dan FC 04.2 .1.2.

PROPOSALS FOR NEW AND/OR REVISION OF FOOD ADDITIVE PROVISIONS

(REPLIES TO CL 2018/27-FA) (Agenda Item 5b)

Rekomendasi 24

1. CCFA menyetujui penambahan Catatan CS 117 kedalam draft ketentuan yang

diusulkan untuk BMC (1205) dan memasukkan dalam GSFA pada Langkah 2 usulan

ketentuan baru yang tertera dalam CRD 2 Lampiran 4 dengan koreksi berikut:

a. nisin (INS 234):

i. menghapus Catatan XS302 dan XS306R di dalam FC 12.6.1;

ii. menghapus Catatan XS302 di dalam FC 12.6.2;

iii. menghapus Catatan XS306R di dalam di FC 12.6.4; dan

iv. menghapus Catatan XS302 dan XS306R di dalam FC 12.7;

b. ekstrak kaya β-karoten dari dunaliella salina (INS 160 (a) (iv)):

i. menghapus Catatan 402 di FC 1.1.4 dan memasukkan Catatan XS243;

ii. memasukkan Catatan XS250 dan XS252 di dalam FC 1.3.2;

iii. menghapus Catatan 209 di dalam FC 1.5.2;

iv. menghapus Catatan XS262 entri ganda dan termasuk Catatan XS273,

XS275 dan XS283 di dalam FC 01.6.1;

v. memasukkan Catatan XS243 di dalam FC 01.7;

vi. memasukkan Catatan XS33, XS210, XS325R di dalam FC 02.1.2;

vii. memasukkan Catatan XS329 di dalam FC 02.1.3;

viii. menghapus Catatan XS309R di dalam FC 05.2;

ix. memasukkan Catatan XS249 di dalam FC 06.4.3; dan

x. memasukkan XS117 di dalam FC 12.5.

DISCUSSION PAPER ON THE USE OF NITRATES (INS 251, 252) AND NITRITES (INS

249, 250) (Agenda item 5c)

Page 21: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

2. EU sebagai Ketua EWG mempresentasikan agenda 5c tersebut dengan menjelaskan

bahwa EWG telah mengumpulkan dan menyusun informasi tentang: pendekatan

manajemen risiko yang digunakan oleh badan regulator; pendekatan yang tersedia

dalam menyatakan batas penggunaan; informasi tentang alternatif; penggunaan-

penggunaan dan batas penggunaan nitrat dan nitrit; informasi terjadi secara alami;

dan kebutuhan akan penilaian risiko atau saran ilmiah lebih lanjut. Berdasarkan

informasi yang dikumpulkan, EWG telah merumuskan dua rekomendasi untuk

membantu CCFA pada langkah selanjutnya seperti bagaimana mengembangkan

pernyataan nitrat dan nitrit dalam konteks GSFA; dan saran ilmiah seperti apa yang

dibutuhkan JECFA.

3. CCFA mencatat bahwa pendekatan manajemen risiko terkait erat dengan penilaian

risiko, dan setuju untuk mempertimbangkan rekomendasi tentang perlunya penilaian

risiko sebelum membahas hal-hal terkait dengan manajemen.

Rekomendasi – Penilaian risiko

4. CCFA mencatat saran ilmiah harus diminta untuk memberikan penilaian paparan

global dietary karena penilaian paparan JECFA terbaru untuk nitrat dan nitrit

didasarkan data tahun 2002 dan mungkin ada beberapa data/informasi terkini tentang

topik ini termasuk pendapat EFSA. Penilaian paparan JECFA yang diperbarui

diperlukan untuk mempertimbangkan kemungkinan perubahan pola konsumsi pangan

sejak evaluasi terakhir JECFA.

5. CCFA mencatat penilaian paparan terhadap nitrit dan nitrat harus dilakukan dengan

mempertimbangkan total asupan diet populasi, termasuk BTP dan sumber nitrit dan

nitrat lainnya seperti terjadi secara alami pada pangan dan air, dan menurut data yang

diberikan EWG ke dalam database GEMS.

6. CCFA mencatat bahwa menurut mukadimah GSFA, anggota Codex dapat memberi

informasi asupan yang dapat digunakan oleh Komite CCFA dalam menetapkan batas

maksimum penggunaan.

7. Ketiga butir di atas menunjukkan bahwa data berfokus pada kadar nitrat dan nitrit yang

terjadi secara alami, dan dikecualikan tentang paparan makanan (dietary exposure).

8. CCFA mengakui bahwa dahulu data EWG memiliki cakupan yang agak sempit, data

tersedia terbatas; dan ada kebutuhan memberikan gambaran yang lebih komprehensif

untuk memberi informasi kepada CCFA agar mengambil keputusan. Komite setuju

untuk meminta Sekretariat Codex berkonsultasi dengan Sekretariat JECFA,

mengeluarkan Surat Edaran (Circular Letter / CL) untuk mengumpulkan informasi

Page 22: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

umum tentang ketersediaan: (i) data kejadian dan / atau paparan terhadap nitrat dan

nitrit; dan (ii) survei tingkat terjadi secara alami dan tingkat yang terjadi dari

penggunaan sebagai BTP.

9. Berdasarkan informasi yang diberikan dalam menanggapi CL ini, maka CCFA 52 akan

mempertimbangkan apakah pantas untuk meminta penilaian baru dari JECFA.

Rekomendasi - Pendekatan manajemen risiko

10. CCFA mendukung proposal untuk mengambil pendekatan manajemen risiko yang

mencakup baik jumlah nitrat dan nitrit maupun jumlah residunya ketika membahas

tingkat penggunaan-penggunaan dan batas penggunaan nitrat dan nitrit dalam GSFA;

dan bahwa pendekatan ini akan diterapkan berdasarkan kasus per kasus.

11. CCFA setuju menetapkan kadar nitrat dan nitrit serta residunya di GSFA; dan meminta

EWG pada GSFA mengedarkan semua ketentuan (diadopsi dan dalam proses

langkah); dengan mempertimbangkan informasi pada Tabel 2 dan 3 dalam dokumen

CX / FA 19/51/9.

12. Ketua mendorong Anggota dan Pengamat untuk menanggapi CL dengan memberikan

informasi yang diminta.

DISCUSSION PAPER ON THE DEVELOPMENT OF WORDING FOR AN ALTERNATIVE

TO NOTE 161 RELATING TO THE USE OF SWEETENERS (Agenda item 5d)

1. Uni Eropa, sebagai Ketua Bersama EWG, mempresentasikan agenda 5d dan

menggarisbawahi bahwa mandat EWG adalah mengembangkan kata-kata untuk

catatan alternatif dari Catatan 161 (yaitu tunduk pada undang-undang nasional negara

tujuan, khususnya sesuai dengan Bagian 3.2 Pembukaan) terkait dengan penggunaan

pemanis dalam GSFA. EWG melaksanakan mandatnya dalam dua langkah yang

terdiri dari pengembangan konsensus kata-kata untuk proposal catatan alternatif dan

penerapan catatan yang direvisi terhadap rekomendasi 1 hingga 6 dalam CX/FA

15/47/13. Setelah dua putaran komentar, ketua EWG merumuskan lima (5)

rekomendasi untuk dipertimbangkan oleh CCFA 51.

2. AS, sebagai Ketua Bersama EWG, menekankan bahwa draft catatan alternatif

dikembangkan secara kooperatif dan memberikan solusi kompromi yang baik.

3. CCFA mencatat dukungan yang diungkapkan oleh delegasi, mempertimbangkan

setiap rekomendasi dan membuat keputusan berikut:

Rekomendasi 1 - Catatan Alternatif

4. CCFA setuju mengadopsi dua catatan alternatif pengganti Catatan 161:

Page 23: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

a. Catatan untuk ketentuan BTP dengan fungsi pemanis tetapi tidak berfungsi

sebagai penguat rasa (flavour enhancer): “Beberapa anggota Codex

memungkinkan penggunaan BTP dengan fungsi pemanis di semua pangan

dalam Kategori Pangan ini sementara yang lain membatasi BTP dengan fungsi

pemanis untuk pangan tersebut dengan pengurangan energi yang signifikan

atau tanpa tambahan gula."

b. Catatan untuk ketentuan BTP dengan fungsi pemanis dan penguat rasa:

“Beberapa anggota Codex memungkinkan penggunaan BTP dengan fungsi

pemanis di semua pangan dalam Kategori Pangan ini sementara yang lain

membatasi BTP dengan fungsi pemanis untuk makanan tersebut dengan

pengurangan energi yang signifikan atau tanpa tambahan gula. Batasan ini

mungkin tidak berlaku untuk penggunaan yang tepat sebagai penambah rasa. ”

5. CCFA menyetujui catatan alternatif akan dipertimbangkan untuk ketentuan yang

diadopsi dan ketentuan dalam tahap/langkah prosedur dan fungsi BTP yang

dimaksudkan (yaitu fungsi pemanis saja atau fungsi pemanis dan penguat rasa).

Rekomendasi 2 - Ketentuan yang diadopsi terkait dengan Catatan 161 yang

diusulkan untuk direvisi

6. CCFA mencatat satu organisasi anggota mendukung penerapan catatan alternatif

sebagaimana diuraikan dalam Lampiran 2 dari CX/FA 19/51/10 dengan pengecualian

dari ketentuan dan Kategori Pangan berikut:

a. ketentuan yang diadopsi untuk alitam (INS 956), sakarin (INS 954 (i) - (iv)) dalam

FC 14.1.4, dan asesulfam kalium (INS 950) dalam FC 14.1.4 dan 14.1.5

mengingat kekhawatiran tentang asupan pangan yang sesuai dengan batas

maksimum terkait dengan ketentuan ini; dan

b. FC 07.1 "Roti dan campuran roti dan roti biasa (Bread and ordinary bakery

wares and mixes)", 12.2.2 "Bumbu serbuk dan bumbu (Seasonings and

condiments)" dan 12.3 "Cuka (Vinegars)" karena tidak adanya justifikasi secara

teknologi dan risiko untuk menyesatkan konsumen terkait dengan penggunaan

pemanis dalam kategori ini.

7. CCFA menyetujui rekomendasi yang diubah berdasarkan pertimbangan di atas.

Rekomendasi 3 - Draft yang diidentifikasi dan draft usulan ketentuan untuk direvisi

8. CCFA menyetujui rekomendasi dan revisi draft dan mengusulkan draft ketentuan-

ketentuan yang tertera dalam dokumen CX/FA 15/47/13 sesuai Rekomendasi 1 di

atas; dan bahwa revisi akan dilakukan melalui EWG pada GSFA.

Rekomendasi 4 - Catatan penjelasan terhadap catatan pengganti untuk Catatan 161

Page 24: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

9. CCFA setuju memberikan alasan berikut di balik "Catatan pengganti" menjadi "Catatan

161":

10. CCFA menyetujui catatan pengganti memberikan informasi tentang penggunaan

pemanis oleh Anggota Codex, dan juga memberikan informasi tentang pertimbangan

khusus CCFA dalam mengadopsi ketentuan ini. Teks/kata yang diusulkan tidak

menempatkan persyaratan pelabelan, juga tidak menempatkan kriteria tambahan

pada penggunaan pemanis untuk yang tercantum dalam Bagian 3.2 dari pembukaan

GSFA, melainkan memberikan informasi tentang di mana CCFA dapat mencapai

konsensus tentang kriteria penggunaan pemanis. Anggota Codex dapat

mempertimbangkan informasi ini dalam menentukan implementasi ketentuan pada

tingkat nasional atau regional.

Rekomendasi 5 - Kerangka Acuan EWG

11. CCFA mendukung rekomendasi menetapkan kembali EWG untuk membahas

ketentuan dalam GSFA dengan Catatan 161.

12. CCFA menjawab permintaan klarifikasi dari seorang Pengamat yang mengkonfirmasi

bahwa FC 05.3 harus dikeluarkan dari daftar V, sebagai konsekuensi dari keputusan

CCFA tentang Rekomendasi 1-3.

Kesimpulan

13. CCFA meneruskan kepada CAC 42 untuk adopsi revisi ketentuan pemanis, dalam

berbagai Kategori pangan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI, bagian C;

14. CCFA meminta EWG pada GSFA untuk:

a. mempertimbangkan ketentuan adopsi alitame (INS 956) dan mengumpulkan

informasi tentang penggunaan aktual dan tingkat penggunaan aditif ini;

b. meninjau batas maksimum sakarin (INS 954 (i) - (iv)) dalam FC 14.1.4.1,

14.1.4.2, 14.1.4.3 dan asesulfam kalium (INS 950) dalam FC 14.1.4 dan 14.1.5;

dan

c. merevisi draft dan draft usulan ketentuan yang tercantum dalam dokumen CX /

FA 15/47/13; daft tersebut diedarkan agar dapat diberi komentar dan disiapkan

rekomendasinya untuk CCFA 52 (lihat rekomendasi 3 di atas).

15. CCFA menetapkan EWG yang diketuai bersama oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat,

dengan ketentuan referensi berikut:

a. untuk membahas ketentuan pada Catatan 161 yang terlampir di FC berikut:

Page 25: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

i. Daftar V (tidak termasuk FC 5.3) dan X dokumen CX/FA 19/51/10 untuk

memberikan rekomendasi terhadap Catatan pengganti untuk Catatan 161;

dan

ii. Daftar W dan Z pada dokumen CX/FA 15/47/13 untuk menentukan apakah

pemanis atau penguat rasa dibenarkan dalam kategori pangan ini dan

memberikan rekomendasi baik "Catatan pengganti" untuk "Catatan 161"

atau apakah ketentuan tersebut harus dicabut/dihentikan; dan

iii. Kategori pangan tambahan dengan ketentuan yang diadopsi atau

ketentuan dalam langkah proses dengan "Catatan 161" yang mungkin

tidak tercantum dalam dokumen CX/FA 15/47/13; dan menentukan apakah

pemanis atau penguat rasa dibenarkan dalam kategori pangan ini dan

memberikan rekomendasi baik "Catatan pengganti" untuk "Catatan 161"

atau apakah ketentuan tersebut harus dicabut/dihentikan;

b. untuk membahas apakah pemanis atau penguat rasa dibenarkan dalam FC 07.1

“Roti dan campuran roti biasa (Bread and ordinary bakery ware and mixes)”,

12.2.2 “Bumbu serbuk dan bumbu (Seasonings and condiments)”, 12.3 “Cuka”

dan memberikan rekomendasi baik untuk penggantian Catatan 161 atau apakah

ketentuan harus dicabut/dihentikan (lihat Rekomendasi 5).

DISCUSSION PAPER ON THE USE OF THE TERMS “UNPROCESSED” AND “PLAIN”

IN THE GSFA (Agenda item 5e)

1. Federasi Rusia memberi informasi kepada CCFA bahwa istilah "segar" dan plain

terlalu umum untuk dimasukkan sebagai definisi dalam Codex Alimentarius dan

menyarankan untuk mengembangkan istilah "tidak diproses" dan/atau "tidak dilakukan

perlakuan (untreated)" untuk menghindari konsumen menjadi sesat dan praktik

perdagangan tidak adil.

2. Ketua mengusulkan CCFA harus membahas kebutuhan untuk mengembangkan istilah

"tidak diproses" dan / atau "tidak dilakukan perlakuan (untreated)".

3. Delegasi yang mendukung elaborasi definisi mencatat bahwa:

a. ada beberapa ketidakpastian dalam menentukan kategori produk pangan di

mana BTP tidak boleh digunakan. Analisis terhadap istilah yang digunakan

dalam standar Codex telah menunjukkan bahwa istilah yang paling tepat untuk

tujuan ini adalah makanan yang "tidak diproses". Definisi istilah ini ditetapkan

dalam dokumen oleh WHO, Uni Eropa, Uni Ekonomi Eurasia dan sejumlah

negara. Penggunaan BTP dalam pangan yang tidak diproses, dapat

Page 26: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

menimbulkan risiko tinggi untuk menyesatkan konsumen dan definisi dari istilah

ini dapat membantu mengatasi masalah ini; dan

b. sangat sulit untuk membenarkan penggunaan BTP dalam makanan yang tidak

diproses atau makanan biasa namun ada banyak proposal baru. Penggunaan

aditif dalam makanan yang biasanya dianggap "tidak diproses" harus

dipertimbangkan dengan hati-hati.

4. Delegasi yang tidak mendukung definisi tersebut mencatat bahwa:

a. istilah yang diusulkan yaitu "tidak diproses" dan "tidak dilakukan perlakuan "

digunakan dalam beberapa deskripsi kategori pangan di bawah GSFA; dan

sebagian besar istilah yang digunakan ini dalam kategori pangan, berada di

bawah mandat/wewenang komite aktif atau yang sebelumnya aktif; dan

b. pengembangan definisi oleh CCFA akan menempatkan kriteria yang membatasi

penggunaan BTP untuk pangan yang termasuk dalam kategori pangan tertentu,

namun penentuan penggunaan BTP sudah dipertimbangkan oleh CCFA yang

tunduk pada komite komoditas untuk menentukan justifikasi teknologi

penggunaan BTP dalam pangan yang telah distandarisasi dan oleh karena itu

upaya lebih lanjut untuk mengembangkan definisi tidak banyak membantu.

5. Satu organisasi anggota menyatakan pandangan bahwa BTP tidak boleh digunakan

dalam pangan yang tidak diproses/minimal diproses (mis. buah-buahan dan sayuran

segar, susu, daging segar, ikan dan produk perikanan dll) selain dari pengecualian

yang terdefinisi dengan jelas dan dibenarkan. Lebih lanjut ditekankan bahwa kejelasan

tentang informasi tentang justifikasi secara teknologi selama pengajuan usulan

ketentuan baru yang akan memfasilitasi diskusi selama langkah proses.

6. Mengenai pertanyaan tentang justifikasi secara teknologi, informasi komprehensif dan

memadai tentang justifikasi secara teknologi sangat penting dimasukkan dalam

penyerahan ketentuan baru. Diakui bahwa banyak sumber tersedia untuk Komite

dalam melakukan konsultasi yaitu Bagian 3.2 Pembukaan GSFA dan praktik

konsultasi yang ada dengan komite komoditas yang bertanggung jawab mengenai

makanan terstandarisasi. Dalam konteks ini, timbul kekhawatiran tentang ketentuan

BTP yang sedang dipertimbangkan. Ketentuan tersebut akan diadakan dalam langkah

proses dan pedoman didapat dari Komite komoditas. Oleh karena itu, sudah ada

prosedur untuk memfasilitasi percakapan yang komprehensif dan transparan.

7. Sekretaris Codex memberi informasi kepada CCFA bahwa mempertimbangkan aspek

atau kemungkinannya menyesatkan konsumen dengan penggunaan BTP, dan

kekhawatiran umum mengenai transparansi, kesalahan konsumen dan pelabelan

Page 27: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

dapat ditingkatkan di CAC, Komite Codex tentang Pelabelan Makanan (CCFL) atau

CCGP (Komite Codex tentang Prinsip Umum).

Kesimpulan

8. CCFA setuju menghentikan pekerjaan ini karena kurangnya dukungan luas.

Masalah teknologi dengan sistem online GSFA

9. Menanggapi permintaan dari Amerika Serikat, CCFA setuju mempertimbangkan

masalah ini.

10. CCFA mencatat bahwa GSFA tersedia pada situs web Codex sebagai file PDF dan

sistem yang dapat dicari online, dan bahwa kedua versi dihasilkan oleh basis data

GSFA. Komite mengingatkan kembali bahwa CCFA 50 telah mengambil keputusan

berikut tetapi tidak menerapkannya karena proses pembuatan file pdf dan sistem

online dari database terbatas:

a. standar komoditas tidak akan dicantumkan dalam kolom berjudul “Dapat diterima

termasuk pangan yang sesuai dengan kolom standar komoditas” jika standar

komoditas mencantumkan referensi pada Tabel 3 GSFA berdasarkan umum

atau kelas fungsional tertentu; dan

b. Suatu draft usulan ketentuan pada Langkah 3 Tabel 3 akan dimasukkan dalam

Agenda 3 (a) “Materi menarik yang timbul dari FAO/WHO dan dari pertemuan

Joint Fao/Who Expert Committee On Food Additives (JECFA) ketika JECFA

menerbitkan ADI yang "tidak dispesifikasi/ditentukan" dan memberikan

spesifikasi lengkap untuk BTP asalkan memiliki nama INS, nomor dan kelas

fungsional.

11. CCFA menyesalkan bahwa sejak CCFA 50 tidak mungkin bagi Sekretariat Codex

untuk menyelesaikan masalah ini bekerja sama dengan departemen internal FAO

karena kurangnya kapasitas di departemen tersebut.

12. CCFA mempertimbangkan dua opsi yang diusulkan oleh Sekretaris Codex untuk:

a. mengimplementasikan keputusan CCFA 50 dalam versi pdf sekarang (yang

layak untuk sekretariat) dan menghapus sistem online untuk menghindari

ketidakkonsistenan; atau

b. memberikan Sekretariat Codex satu tahun lagi untuk mencoba menemukan

solusi.

13. CCFA mencatat bahwa untuk opsi (ii) Sekretariat akan bekerja dengan FAO untuk

membuat rencana kerja yang realistis untuk sistem GFSA yang lebih fleksibel,

memungkinkan implementasi cepat dari keputusan CCFA di masa lalu dan masa

Page 28: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

depan. Jika upaya untuk menyelesaikan masalah ini gagal, Sekretariat akan membuat

proposal alternatif.

14. CCFA menekankan kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah ini,

menggarisbawahi kenyamanan dan kegunaan versi online.

Kesimpulan

15. CCFA menyetujui untuk menunda implementasi keputusan CCFA 50 dan keputusan

tentang masa depan online GSFA selama satu tahun lagi untuk mencoba menemukan

solusi yang memungkinkan untuk mempertahankan PDF dan versi online GSFA;

16. CCFA menyetujui untuk memasukkan masalah ini dalam agenda CCFA 52 dan

meminta Sekretariat Codex melaporkan kemajuan tentang masalah ini sejalan dengan

diskusi di atas; dan

17. CCFA menyetujui untuk membawa masalah ini menjadi perhatian Komite Eksekutif.

Proposal baru untuk BMC (INS 1205)

18. Senegal menekankan manfaat signifikan kemanusiaan yang diberikan oleh BMC untuk

Senegal dan negara-negara berkembang lain sebagaimana dinyatakan dalam CRD 12

dan menyatakan pentingnya adopsi BMC dalam GSFA pada tahun 2020.

KESIMPULAN UMUM AGENDA ITEM 5

1. CCFA setuju meneruskan kepada CAC 42 draf dan mengusulkan draf ketentuan BTP

dari GSFA, untuk diadopsi pada Langkah 8 dan Langkah 5/8 (Lampiran VI, bagian A);

2. CCFA setuju memasukkan sejumlah ketentuan BTP pada Langkah 2 dan

mengedarkan dokumen untuk diberi komentar pada Langkah 3 dalam GSFA

(Lampiran VII); dan

3. CCFA setuju menghentikan penyusunan pada sejumlah draft dan usulan draft

ketentuan BTP dari GSFA (Lampiran VIII).

Bekerja untuk CCFA 52:

A. EWG di dalam GSFA

4. Komite setuju untuk menetapkan EWG, yang diketuai oleh Amerika Serikat dengan

mempertimbangkan:

a. jawaban dari CCSCH tentang justifikasi secara teknologi untuk penggunaan

bahan anti caking yang digunakan dalam bentuk serbuk dari kuliner herbal dan

bahwa magnesium stearat (INS 470 (iii)) dan silikon dioksida amorf (INS 551)

dapat digunakan dalam bentuk serbuk dan sesuai dengan GMP;

Page 29: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

b. jawaban dari CCFO26 tentang justifikasi secara teknologi untuk penggunaan

pengemulsi dalam FC 02.1.2 pada GSFA;

c. draft dan usulan draft ketentuan dalam Tabel 3 pada GSFA (termasuk BMC17,

lueitin dari tagetes erecta (INS 161b (i)), zeaxanthin (sintetis) (INS 161h (i)), dan

lesitin dihidrolisis sebagian (INS 322 ( ii)));

d. ketentuan yang diadopsi dan ketentuan dalam langkah proses untuk ester

sukrosa dari asam lemak (INS 473), oligoester sukrosa, tipe I dan tipe II (INS

473a) dan sukrogliserida (INS 474) dalam FC 01.0 hingga 16.0 pada GSFA

sebagai kelompok ADI dan buat kelompok yang sesuai;

e. draft dan usulan draft ketentuan dalam FC 04.1.1.2 “Buah segar yang dibuat

perlakuan pada permukaannya (Surface-treated fresh fruit)” dan 04.2.1.2

“Sayuran segar yang dibuat perlakuan pada permukaannya (Surface-treated

fresh vegetables)”, termasuk jamur, dan kapang, akar dan umbi, kacang-

kacangan dan polong-polongan (termasuk kedelai), dan lidah buaya, rumput

laut, kacang-kacangan dan biji-bijian ”untuk diskusi tentang justifikasi secara

teknologi untuk penggunaan BTP sebagai glasir (glaze) atau dalam

glasir/pelapis atau lilin untuk perlakuan pada permukaan.

f. ketentuan untuk propilen glikol alginat (INS 405) dalam FC 01.1.2 untuk

mengomentari batas penggunaan secara numerik;

g. ketentuan untuk Magnesium karbonat (INS 504 (i)) sebagai bahan pengolahan

tepung (flour treatment agent) dalam FC 06.2;

h. ketentuan untuk nitrat (INS 251, 252) dan nitrit (INS 249, 250) dalam langkah

proses atau diadopsi (batas penggunaan residu dan BTP terkait);

i. mengadopsi ketentuan alitame (INS 956) untuk diskusi tentang penggunaan

aktual dan batas penggunaan; asesulfam kalium (INS 950) dalam FC 14.1.4 dan

14.1.5 dan sakarin (INS 954 (i) - (iv)) dalam subkategori FC 14.1.4 untuk diskusi

tentang batas penggunaan;

j. draft dan usulan draft ketentuan untuk pemanis dalam FC pada Daftar T, U, dan

Y dari CX/FA 15/47/4 dengan pengecualian dari yang ada di FC 07.1, 12.2.2,

dan 12.3;

k. mengadopsi ketentuan untuk pewarna dalam FC 05.2 dan 05.3 dengan Catatan

161 yang terkait dengannya;

l. dalam FC 05.1, 13.6, 14.0 dan subkategorinya (kecuali FC 14.1.2, 14.1.3, 14.2.3

dan subkategori mereka): ketentuan yang diadopsi untuk BTP pada kelas

Page 30: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

fungsional pewarna dengan Catatan 161 yang terkait serta draft dan usulan draft

ketentuan untuk BTP dengan kelas fungsional pewarna; dan

m. ketentuan dimasukkan ke dalam langkah proses pada hasil dari CX/FA 19/51/8

(untuk BTP dengan fungsi secara teknologi dari pewarna: terbatas pada

ketentuan dalam FC 05.0 dan subkategori, 13,6, dan 14.0 dan subkategori

(kecuali FC 14.1.2, 14.1.3, 14.2.3 dan subkategorinya masing-masing).

5. CCFA sepakat bahwa EU akan memberikan bantuan teknis kepada AS tentang topik

viii. Laporan EWG harus tersedia untuk Sekretariat Codex setidaknya tiga bulan

sebelum pertemuan CCFA 52.

B. PWG di dalam GSFA

6. CCFA setuju untuk membentuk PWG, yang diketuai oleh Amerika Serikat untuk

bertemu segera sebelum pertemuan CCFA 52 (1,5 hari) untuk mempertimbangkan

dan menyiapkan rekomendasi untuk pleno tentang laporan EWG pada GSFA dan

tanggapan terhadap surat edaran tentang proposal untuk ketentuan baru dan/atau

revisi GSFA.

PROPOSED DRAFT REVISION TO THE CLASS NAMES AND THE INTERNATIONAL

NUMBERING SYSTEM FOR FOOD ADDITIVES (CXG 36-1989) (Agenda item 6)

1. Belgia sebagai Ketua WG tentang INS memperkenalkan laporannya (CRD 4). Ketua

mencatat bahwa WG telah membuat rekomendasi tentang penghapusan empat BTP

dari INS; perubahan Kelas Fungsional dan Tujuan secara Teknologi untuk BTP dalam

INS; dan penugasan Nomor INS untuk ekstrak kaya β-karoten dari Dunaliella salina.

2. CCFA mempertimbangkan rekomendasi dan membuat keputusan berikut:

Rekomendasi 1-2

3. CCFA mendukung rekomendasi 1 dan 2 yang terkait dengan penghapusan BTP

gliserol (INS 1411) dan merah 2G (INS 128) pada Bagian 3 dan 4 dari INS. Komite

mencatat bahwa red 2G tidak memiliki ADI dari JECFA dan dengan demikian, semua

ketentuan untuk red 2G dalam proses langkah akan dihentikan (Lampiran III, bagian

B).

Rekomendasi 3

4. Komite mendukung rekomendasi untuk memodifikasi kelas fungsional dan tujuan

secara teknologi dalam Bagian 3 dan 4 dari INS untuk BMC (INS 1205) (yaitu

penambahan - kelas fungsional; dan, - tujuan teknologi / bahan enkapsulasi).

Rekomendasi 4-5

Page 31: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

5. Komite menyetujui rekomendasi untuk mengubah nama untuk INS 160a (iv) dari

“Karoten, beta-, alga” menjadi “ekstrak kaya β-karoten dari Dunaliella salina ”; dan

rekomendasi tentang perubahan konsekuensi terhadap Daftar Spesifikasi Codex dari

BTP (CAC/MISC 6- 2018).

6. Ketua memberi informasi kepada Komite bahwa mekanisme untuk melacak nomor INS

yang dihapus akan dibahas oleh CCG 52 pada sesi WG yang mencatat bahwa ada

kekhawatiran tentang potensi kebingungan yang diakibatkan oleh penggunaan

kembali nomor INS.

Rekomendasi 6-7

7. CCFA mendukung rekomendasi mengeluarkan Surat Edaran untuk meminta usulan

perubahan INS dan rekomendasi pembentukan EWG untuk mempertimbangkan

usulan baru serta permintaan lain yang timbul dari CCFA51.

8. CCFA setuju untuk meneruskan draft perubahan yang diusulkan kepada INS dalam

CAC42 untuk diadopsi pada Langkah 5/8 dan perubahan konsekuensi untuk

CAC/MISC 6-2018 (Lampiran IX);

9. CCFA menetapkan/mendirikan EWG, diketuai oleh Belgia, untuk mempertimbangkan:

a. menjawab dengan melalui Surat Edaran tentang penambahan dan perubahan

pada INS; dan menyiapkan proposal untuk diedarkan agar dapat diberikan

komentar pada Langkah 3;

b. termasuk kelas fungsional "Antioksidan" dan tujuan teknologi "antioksidan

sinergis" untuk trikalcium sitrat (INS 333 (iii) dan trikalium sitrat (INS 332 (ii)), dan

mempertimbangkan untuk menyertakan tujuan teknologi "sinergis antioksidan"

untuk lesitin (INS 322 (i));

c. kesesuaian termasuk kelas fungsional "Flour treatment agent" untuk magnesium

karbonat (INS 504 (i));

d. apakah lesitin (INS 322 (i)) dan natrium askorbat (INS 301) memiliki kelas

fungsional "Flour treatment agent" dalam produk yang sesuai dengan CXS 152-

1985 (Standar untuk Tepung Terigu) - atau seharusnya kelas fungsional untuk

lesitin adalah "Pengemulsi";

e. menetapkan nomor INS untuk amilase jamur dari Aspergillus niger termasuk

kelas fungsional dan tujuan secara teknologi dari "Flour treatment agent"; dan

f. penetapan/pembentukan mekanisme untuk melacak nomor INS yang dihapus.

10. CCFA mencatat bahwa laporan EWG harus tersedia untuk Sekretariat Codex,

setidaknya tiga bulan sebelum pertemuan CCFA 52.

Page 32: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

PROPOSALS FOR ADDITIONS AND CHANGES TO THE PRIORITY LIST OF

SUBSTANCES PROPOSED FOR EVALUATION BY JECFA (REPLIES TO CL 2018/28-

FA) (Agenda item 7)

1. Ketua WG tentang Prioritas (Cina) memperkenalkan laporannya (CRD5), yang

membahas: (i) revisi surat edaran untuk meminta informasi dan komentar pada daftar

prioritas BTP; dan (ii) Daftar Prioritas Zat yang Diusulkan untuk Evaluasi (Priority List

of Substances Proposed for Evaluation) oleh JECFA

2. Komite mempertimbangkan rekomendasi WG dalam CRD5, serta membuat komentar

dan keputusan berikut:

Rekomendasi 1-2 (Revisi Surat Edaran)

3. CCFA menyetujui revisi Surat Edaran, mencatat bahwa mereka akan membantu

dalam klarifikasi: informasi yang diminta, khususnya untuk bahan yang diperoleh dari

sumber daya alam; dan bahwa data hanya harus diserahkan sebagai tanggapan

terhadap permintaan data oleh JECFA, bukan pada Surat Edaran.

Rekomendasi 3 (Gom Gellan (INS 418))

4. CCFA setuju untuk mengeluarkan gom gellan (Gellam gum / INS 418) dari Daftar

Prioritas karena JECFA telah menjadwalkan evaluasi substansi ini dalam sesi

berikutnya.

Rekomendasi 4 (L-sistein hidroklorida (INS 920) dan Kalium askorbat (INS 303))

5. CCFA setuju mengikutsertakan L-sistein hidroklorida (INS 920) ke Daftar Prioritas

karena bahan ini tidak memiliki spesifikasi JECFA sehingga tidak dapat memenuhi

kriteria untuk masuk ke dalam GSFA. Komite juga setuju untuk menambahkan

permintaan evaluasi keamanan untuk bahan ini.

6. CCFA setuju menghapus Kalium askorbat (INS 303) dari Daftar Prioritas, dengan

memperhatikan klarifikasi dari Sekretariat Codex pada CCFA 47 (2015) yang telah

setuju menghapus bahan tersebut dari Daftar Prioritas karena tidak ada pernyataan

komitmen untuk mengirimkan data ke JECFA agar dapat dievaluasi.

Rekomendasi 5-6

7. Lebih lanjut dikonfirmasi bahwa evaluasi 14 bahan perisa (flavoring agents) yang

terdaftar di bawah Serial Nomor 7, Baris ke-3 pada Tabel 1 – “Daftar Zat yang

Digunakan sebagai BTP yang Diusulkan untuk Evaluasi” oleh JECFA, Lampiran 3 dari

CRD5 (lihat halaman 7) akan menjadi hanya untuk spesifikasi.

8. CCFA mendukung rekomendasi dengan perubahan tentang Daftar zat yang

digunakan sebagai BTP yang diusulkan untuk evaluasi oleh JECFA (CRD5, Lampiran

Page 33: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

3, Tabel 1); dan Daftar zat yang digunakan sebagai bahan penolong yang diusulkan

untuk evaluasi oleh JECFA dengan beberapa perubahan (CRD5, Lampiran 4, Tabel

2).

9. Panitia juga sepakat bahwa akan memasukan jamur amilase dari Aspergillus niger;

dan enzim proteolitik dari Bacillus subtilis sebagai perlakuan tepung (flour treatment

agents) ke dalam daftar prioritas JECFA untuk spesifikasi dan evaluasi keamanan.

Kesimpulan

10. CCFA menyetujui adopsi revisi Surat Edaran tentang prioritas (Lampiran X, bagian A);

dan meneruskan Priority List of Substances Proposed for Evaluation oleh JECFA yang

diubah untuk disetujui oleh CAC42 dan akan ditindaklanjuti oleh FAO dan WHO

(Lampiran X, bagian B).

BISNIS LAIN DAN PEKERJAAN MASA DEPAN (Agenda 8)

11. CCFA mencatat bahwa tidak ada bisnis lain yang diusulkan.

TANGGAL DAN TEMPAT UNTUK SESI BERIKUTNYA (Agenda 9)

12. CCFA memberikan informasi bahwa sesi ke lima puluh dua akan diadakan di Tiongkok

mulai 2 hingga 6 Maret 2020, dengan pengaturan akhir harus dikonfirmasi oleh

Pemerintah tuan rumah melalui konsultasi dengan Sekretariat Codex.

Page 34: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

34

DAFTAR PESERTA

CHAIRPERSON

Mr Yongxiang Fan – Researcher China National Center for Food Safety Risk Assessment

Building 2, No.37 Guangqu Road, Chaoyang District, Beijing, China

Tel: 86-10-52165410 - Email: [email protected]

CHAIR’S ASSISTANT

Ms Hao Ding - Research Associate China National Center for Food Safety Risk Assessment

Building 2, No.37 Guangqu Road, Chaoyang District, Beijing, China

Tel: +86 10 52165407 - E-mail: [email protected]

PARTICIPANTS:

1. Australia - Australie 2. Austria – Autriche 3. Belgium - Belgique – Bélgica 4. Cameroon - Cameroun – Camerún 5. Chile – Chili 6. China – Chine 7. Colombia – Colombie 8. Croatia - Croatie – Croacia 9. Denmark - Danemark – Dinamarca 10. Estonia – Estonie 11. European Union - Union Européenne - Unión Europea 12. Finland - Finlande – Finlandia 13. France – Francia 14. Germany - Allemagne – Alemania 15. India – Inde 16. Indonesia – Indonésie 17. Israel – Israël 18. Italy - Italie – Italia 19. Japan - Japon – Japón 20. Kazakhstan – Kazajstán 21. Kenya 22. Morocco - Maroc – Marruecos 23. Netherlands - Pays-Bas - Países Bajos 24. New Zealand - Nouvelle-Zélande - Nueva Zelandia 25. Norway - Norvège – Noruega 26. Peru - Pérou – Perú 27. Paraguay 28. Philippines – Filipinas 29. Republic Of Korea - République De Corée - República De Corea 30. Romania - Roumanie – Rumania 31. Russian Federation - Fédération De Russie - Federación De Rusia 32. Saudi Arabia - Arabie Saoudite - Arabia Saudita 33. Senegal – Sénégal

Page 35: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

35

34. Singapore - Singapour – Singapur 35. Slovakia - Slovaquie – Eslovaquia 36. Spain - Espagne – España 37. Sudan - Soudan – Sudán 38. Switzerland - Suisse – Suiza 39. Thailand - Thaïlande – Tailandia 40. Turkey - Turquie – Turquía 41. Uganda – Ouganda 42. United Kingdom 43. United Republic Of Tanzania United States Of America 44. Viet Nam

Organisasi:

1. Organisation Internationale De La Vigne Et Du Vin (OIV) 2. Association Internationale Pour Le Développement Des Gommes Naturelles (AIDGUM) 3. Association Of Manufacturers And Formulators Of Enzyme Products (AMFEP) 4. Calorie Control Council (CCC) 5. Conseil Européen De L'industrie Chimique (CEFIC) 6. European Food Emulsifier Manufacturers' Association (EFEMA) 7. Enzyme Technical Association (ETA) 8. Federation Of European Specialty Food Ingredients Industries 9. Food Industry Asia (FIA) 10. Fooddrinkeurope 11. International Association Of Color Manufacturers (IACM) 12. International Alliance Of Dietary/Food Supplement Associations (IADSA) 13. International Co-Operative Alliance (ICA) 14. International Confectionery Association (ICA/IOCCC) 15. International Council Of Beverages Associations (ICBA) 16. International Chewing Gum Association (ICGA) (ICGA) 17. International Council Of Grocery Manufacturers Associations (ICGMA) 18. International Dairy Federation (IDF/FIL) 19. International Food Additives Council (IFAC) 20. International Fruit And Vegetable Juice Association (IFU) 21. International Glutamate Technical Committee (IGTC) 22. International Life Sciences Institute (Ilsi) 23. International Organization Of The Flavor Industry (IOFI) 24. International Sweeteners Association (Isa) 25. International Stevia Council (Isc0) 26. International Special Dietary Foods Industries (ISDI) 27. International Union Of Food Science And Technology (IUFOST) 28. Natural Food Colours Association (Natcol) 29. Organisation Des Fabricants De Produits Cellulosiques Alimentaires (OFCA) 30. United States Pharmacopeial Convention (USP) 31. Codex Secretariat 32. FAO 33. WHO

Page 36: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

36

KESIMPULAN

1. Sidang CCFA KE-51 ini masih di dominasi komentar dari European Commission, Amerika

Serikat, Kananda, Australia, New Zealand, Rusia Federation, Jepang, India. Sementara

negara-negara ASEAN masih kurang peranannya. Sehingga dalam hal ini Indonesia

seharusnya bisa memegang kendali negara-negara ASEAN di sidang ini dengan merangkul

negara ASEAN lainnya apalagi Indonesia merupakan Lead Country untuk harmonisasi

regulasi BTP di PFPWG.

2. Codex Committee on Food Import and Export Inspection and Certification System (CCFICS)

menginformasikan kepada CCFA bahwa ada concern tentang integritas pangan, keaslian

pangan (food authenticity), dan penipuan pangan (food fraud) dan kaitannya dengan

penyalahgunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP). Hal ini tentunya juga menjadi concern

bagi Indonesia karena sangat beragamnya pangan yang diproduksi di Indonesia maupun

pangan import.

3. Agenda Item 5c. DISCUSSION PAPER ON THE USE OF NITRATES (INS 251, 252) AND

NITRITES (INS 249, 250), Sekretariat Codex akan mengeluarkan Circular Letter / CL) untuk

mengumpulkan informasi umum tentang ketersediaan: (i) paparan terhadap nitrat dan nitrit;

dan (ii) survei tingkat/kadar terjadi secara alami dan tingkat/kadar yang terjadi dari

penggunaan sebagai BTP. Terkait hal ini, akan dilakukan pembahasan tindak lanjutnya

dengan melibatkan instansi terkait karena data terkait diminta oleh Codex paling telat 14

September 2019.

4. Terkait pembahasan Agenda Item 5e: Discussion paper on the use of term “fresh”, “plain”,

“unprocessed” and “untreated” in existing codex texts: Karena banyaknya perbedaan

pendapat pada saat pembahasan maka diputuskan bahwa pembahasan ini di discontinued

dan permasalahan ini akan dibahas di Codex Commodity. Dengan demikian kami

mengusulkan untuk penggunaan BTP pada produk terkait baru akan diakomodir jika

berfungsi secara teknologi dan sudah diakomodir dalam Codex Commodity.

5. Posisi Indonesia dalam sidang ini dapat disampaikan dengan baik pada saat EWG dan

PWG, namun secara umum posisi Indonesia belum banyak dukungan oleh negara anggota

lain karena kurangnya komunikasi dan perlunya disiapkan informal meeting dengan negara

anggota lain untuk meminta dukungan sebelum PWG meeting.

Page 37: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

37

SARAN

1. GSFA yang dihasilkan oleh CCFA adalah acuan utama Indonesia dalam menetapkan

kebijakan terkait bahan tambahan pangan, sehingga apabila Indonesia dapat berperan aktif

dalam sidang ini tentunya memudahkan dalam penyusunan kebijakan terkait bahan

tambahan pangan Indonesia. Dalam hal ini izin khusus BTP untuk pengembangan kategori

pangan dapat langsung mengacu ke GSFA, sehingga timeline bisa lebih cepat.

2. Apabila memungkinkan secara rutin BPOM dapat meminta kepada industri (GAPMMI) atau

pada instansi terkait seperti KKP dan Kementan untuk mengajukan BTP yang akan

digunakan dalam pangan agar bisa diajukan sebagai New Work CCFA dan dibahas dalam

sidang berikutnya.

3. Pada saat penyusunan posisi terutama agenda terkait priority list BTP yang akan direview

ulang oleh JECFA, Indonesia sering tidak berposisi karena tidak tersedianya data

paparan/data dukung lainnya. Terkait hal tersebut kami menyarankan agar Indonesia bisa

aktif berposisi dengan menyediakan data terkait.

4. Terkait penggunaan bahan penolong sampai saat ini di Codex belum dibahas secara detail

sehingga kami mengusulkan Indonesia dapat berperan kembali sebagai Leader sebagai

mana sebelumnya Indonesia pernah berperan aktif (sebagai Ketua) dalam penyusunan

GUIDELINES ON SUBSTANCES USED AS PROCESSING AIDS.

5. Perlu dilakukan seminar atau in-dept discussion terkait food authenticity, food fraud dan

kaitannya dengan penyalahgunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP).

6. Diharapkan semua instansi terkait dapat ikut aktif dalam penyusunan posisi dan ikut serta

dalam sidang CCFA.

RENCANA TINDAK LANJUT

1. Akan dilakukan diseminasi hasil sidang CCFA pada minggu ke-4 Juni 2019 dengan

mengundang stakeholders.

2. Terkait agenda Item 5c. DISCUSSION PAPER ON THE USE OF NITRATES (INS 251, 252)

AND NITRITES (INS 249, 250), Indonesia akan ikut berkontribusi dalam pembahasan ini

dengan menyampaikan data ke Codex paling telat 14 September 2019. Kementrian

Kesehatan akan menyiapkan data terkait didukung oleh BPOM dan instansi lainnya serta

Tim Ahli terkait.

Page 38: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

38

3. Akan dilakukan seminar terkait food authenticity, food fraud dan kaitannya dengan

penyalahgunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP).

Dokumentasi:

Page 39: LAPORAN SIDANG - standarpangan.pom.go.idstandarpangan.pom.go.id/dokumen/laporan-sidang/Laporan_Sidang_CCFA_ke_51.pdf · DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

39