lapres p1 korosi_damayanti sari_2414105016
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
1/44
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN P1
P1-PERCOBAAN LOGAMKOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK
Disusun Oleh Damayanti Sari (2414105016)
Asisten :Sanif Syafrani (2412100053)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA!URUSAN TEKNIK FISIKAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NO"EMBERSURABAYA
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
2/44
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
3/44
i
FORMAL REPORT MATERIAL ENGINEERING E#PERIMENT-P1
P1-METAL E#PERIMENTDAMP CORROSION AND ATMOSPHERIC CORROSION
C$%&ile' B(
Damayanti Sari (2414105016)
Asistant :Sanif Syafrani (2412100053)
BACHELOR DEGREEDEPARTEMENT OF ENGINEERING PHYSICSFACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGYSEPULUH NOPEMB
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
4/44
ii
LAPORAN RESM PRA!"!#M RE!A$ASA %A&AN ' P1
KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK
Disusun Oleh Damayanti Sari (2414105016)
Asisten :Sanif Syafrani (2412100053)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA!URUSAN TEKNIK FISIKAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NO"EMBERSURABAYA)*1+
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
5/44
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK
Oleh :
Damayanti Sari
Nrp. 2414.105.016
Surabaya, November 2015
Mengetahui/Menyetujui
Asisten Praktikan
Sanif Syafrani Damayanti SariNRP. 2411 100 053 NRP. 2413 105 016
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
6/44
iv
ABSTRAK
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadisenyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yangmengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logamoleh gas oksigen di udara. Korosi pada logam merupakankerusakan logam yang disebabkan oleh reaksi redoks dandipengaruhi oleh lingkungan sekitar, terutama H2O danO2. Pada percobaan P1 dilakukan percobaan korosi padalogam dalam keadaan atmosferik dan keadaan basah.Metode percobaan P1 adalah dengan mencelupkan paku kedalam larutan NaCl, NaOH, HCl pada konsentrasi 0.5 M,1 M dan 3 M yang didiamkan selama 3 hari kemudiandihitung laju korosinya. Pada korosi atmosferik laju korositerbesar pada larutan NaCl 0.5 M yaitu sebesar 0.00002 cm/hour.Laju korosi terendah pada larutan 3 M HCl yaitu 0 cm/hour. Padakorosi basah laju korosi terbesar pada larutan HCl 3 M yaitusebesar 0.00094 cm/hour. Laju korosi terendah pada NaOH yaitusebar 0 cm/hour. Laju korosi pada korosi basah lebih besar,
karena adanya interaksi antara paku dengan O2, lapisan oksida inimampu menhalangi benda (korosif). Selain itu paku juga bereaksidengan H2O. Larutan yang paling menyebabkan korosif adalahlarutan asam HCl karena ph kurang dari 7 mampu menyebabkankorosi lebih cepat.
Kata Kunci: Korosi, Laju Korosi, Korosi Atmosferik, KorosiBasah
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
7/44
ABSTRACT
Corrosion is the process of changing the metal into the
compound, especially so in an environment that contains water,
or events oxidation of a metal by oxygen gas in the air. Corrosion
of the metal is a metal damage caused by redox reactions and are
affected by the surrounding environment, especially H2O and O2.
In experiments conducted experiments P1 corrosion on metals in
atmospheric state and a wet state. P1 experimental method is by
dipping the nails into a solution of NaCl, NaOH, HCl at a
concentration of 0.5 M, 1 M and 3 M were allowed to stand for 3
days then calculated the rate of corrosion. At atmospheric
corrosion The corrosion rate at 0.5 M NaCl solution that is equal
to 0.00002 cm / hour. Low corrosion rate in 3 M HCl solution is 0
cm / hour. In the wet corrosion The corrosion rate at 3 M HCl
solution in the amount of 0.00094 cm / hour. Low corrosion rate
in NaOH is spread 0 cm / hour. The rate of corrosion in wet
corrosion is greater, because of the interaction between the nail
with O2, the oxide layer is capable menhalangi objects(corrosive). Besides nails also react with H2O. The most cause
corrosive solution is a solution of hydrochloric acid for pH less
than 7 is capable of causing corrosion faster.
Keywords : Corrosion, Corrosion Rate, Atmospheric Corrosion,Wet Corrosion
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
8/44
vi
KATA PENGANTAR
Kata PengantarPuji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta shalawat dan salamkepada Nabi Muhammad SAW, hingga terselesaikannyapenulisan laporan resmi praktikum Rekayasa Bahan dalamPercobaan 1 dengan judul Korosi Basah dan Korosi Atmosferik
Dalam penulisan laporan ini, penulis telah mendapatkanbantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkanterima kasih yang kepada:
1.
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ResmiPraktikum Rekayasa Bahan.
2. Dosen Mata kuliah Rekayasa Bahan yang telah memberikanilmu dan kesempatan menggunakan aplikasi PengendalianOtomatik mengenai Korosi Basah dan Korosi Atmosferik.
3.
Asisten Laboratorium Bahan yang telah membimbingpraktikum hingga pembuatan laporan resmi ini terselesaikan.
4.
Rekan-rekan dan semua pihak yang saling membantu, sertaberbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan resmi inimasih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkankritik dan saran yang membangun.
Akhir kata, semoga penulisan laporan resmi ini dapatbermanfaat bagi penyusun sendiri pada khususnya dan pembacabagi umumnya.
Hormat SayaPenulis
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
9/44
DAFTAR ISI
HalamanHalaman Judul .............................................................................. iiLembar Pengesahan ..................................................................... iiiAbstrak ........................................................................................ iv
Abstract........................................................................................ vKata Pengantar ............................................................................ viDaftar Isi ..................................................................................... viiDaftar Gambar ........................................................................... viiiDaftar Tabel ................................................................................. ixBab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................ 11.3 Tujuan .............................................................................. 11.4 Sistematika Laporan ........................................................ 2
Bab II. Dasar Teori
2.1 Pengertian Korosi ............................................................ 32.2 Jenis-jenis Korosi ............................................................ 3
2.3 Proses Terjadinya Korosi ................................................. 42.4 Faktor-Faktor Penyebab Korosi ....................................... 52.5 Dampak Korosi ................................................................ 72.6 Bentuk Korosi .................................................................. 72.7 Mencegah Terjadinya Korosi ......................................... 122.8 Penentuan Laju Korosi ................................................... 14
Bab III.Metodologi Percobaan
3.1 Peralatan Percobaan ....................................................... 15
3.2 Prosedur Percobaan ....................................................... 15Bab IV.Hasil dan Pembahasan
4.1 Analisa Data .................................................................. 174.2 Pembahasan ................................................................... 21
Bab V. Kesimpulan dan Saran5.1 Kesimpulan .................................................................... 235.2 Saran .............................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
10/44
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Macam-Macam Bentuk Korosi .............................. 4Gambar 4.14 Grafik Hubungan Molaritas NaCl dengan Laju
Korosi ............................................................... 18Gambar 4.15 Grafik Hubungan Molaritas NaOH dengan Laju
Korosi ............................................................... 18Gambar 4.16 Grafik Hubungan Molaritas HCl dengan Laju
Korosi ............................................................... 19Gambar 4.17 Grafik Hubungan Molaritas NaCl dengan Laju
Korosi ............................................................... 20Gambar 4.18 Grafik Hubungan Molaritas NaOH dengan Laju
Korosi ............................................................... 20Gambar 4.19 Grafik Hubungan Molaritas HCl dengan Laju
Korosi ............................................................... 21
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
11/44
DAFTAR TABEL
Table 4.1 Data Korosi Atmosferik ........................................... 17Table 4.2 Data Korosi Basah ................................................... 19
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
12/44
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
13/44
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar BelakangKorosi pada logam menimbulkan kerugian yang cukup
besar. Penggunaan peralatan yang terbuat dari bahan-bahan logamsudah sangat banyak digunakan pada segala macam bidang,terutama pada bidang industri yang sangat berperan penting pulaakan perkembangan produksi yang dilakukan oleh suatuperusahaan, misalnya saja pemanfaatan pipa besi dan drum,sebagian besar peralatan tersebut harus selalu dijaga kondisi danketahanannya dari faktor luar yang dapat mempengaruhikemampuan suatu peralatan tersebut. Contohnya dalam strukturbaja pelabuhan, terjadinya korosi menyebabkan degadrasiperforma. Pada sektor industri, korosi dapat menyebabkanbocornya pipa-pipa minyak. Pada sistem pendistribusian air,korosi menyebabkan turunnya efesiensi suplay air yang melewatipipa tersebut. (Alimuddin Sam, 2000).
Oleh karena itu dilakukan percobaan untuk mengetahui
factor-faktor penyebab korosi, jenis-jenis korosi dan perhitunganlaju korosi. Hal ini bertujuan agar mampu menentukan langkahuntuk menghambat laju korosi dengan memberi perlindunganpada logam.
1.2
Perumusan MasalahAdapun Perumusan masalah dari percobaan ini adalah
sebagai berikut.
1.
Apa saja jenis-jenis korosi ?2. Bagaimana pengaruh lingkungan pada logam ?3.
Bagaimana menghitung laju korosi ?
1.3 TujuanAdapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui jenis-jenis korosi.2.
Untuk mengetahui pengaruh lingkungan.
3.
Untuk menghitung laju korosi.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
14/44
2
1.4 Sistematika Laporan
Dalam laporan praktikum rekayasa bahan untuk P1 mengenaikorosi basah dan korosi atmosferik terdiri dari beberapa bab yaituBab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang latar belakang,rumusan masalah, tujuan dan sistematika laporan. Bab II DasarTeori, bagian bab ini menjelaskan tentang teori penunjang yangdigunakan dalam percobaan ini. Bab III Metodologi Percobaanbab ini menjelaskan secara detail mengenai langkah-langkah yangdilakukan untuk mencapai tujuan dan untuk mendapatkan datakeluaran yang dibutuhkan. BabIV Analisa Data dan Pembahasan,pada bab ini merupakan tindak lanjut dari bab III, setelahmelakukan percobaan dan mendapatkan data maka dilakukananalisa dan pembahasan. BAB V Kesimpulan dan Saran, dalambab ini berisi kesimpulan dan saran dalam percobaan ini.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
15/44
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
KorosiKorosi merupakan proses perubahan logam menjadi
senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yangmengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logamoleh gas oksigen di udara.Salah satu contoh korosi adalahyang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat.Besi yang mengalami korosi membentuk karat denganrumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe)bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarutdalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksipembentukan karat :
Anode : Fe2++ 2e -FeKatode : 2H2O O2+ 4H++ 4e-Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang
terjadi pada logam akan mempercepat proses pengaratanberikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagaizat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawayang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosidisebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalahperkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalamioksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumuskimia karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang
berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlakusebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. [1]
2.2.Jenis Jenis KorosiAdapun jenis-jenis korosi antara lain adalah sebagai berikut:
Korosi basah: korosi dalam lingkungan air.
Korosi atmosferik: korosi dalam lingkungan campuran udara +
uap.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
16/44
4
Korosi kering: korosi tanpa adanya fasa cair (proses oksidasi).
Korosi temperatur tinggi: korosi pada temperatur di atas +
500C : oksidasi, sulfidasi, karburasi, nitridasi, dll.[2]
Berikut adalah gambar beberapa macam bentuk korosi:
Gambar 2.1Macam-Macam Bentuk Korosi[2]
2.3.
Proses Terjadinya KorosiKorosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada
bahan bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksilogam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsungdengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang palingumum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karatoksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logammenjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan)logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebutdengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakanreduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnyaproses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s)Fe2+(aq)+ 2 e}
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e2 H2O(l)
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
17/44
5
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq)2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemfstandar untuk proses korosi ini, ,yaituE0sel = +1,67 V ; reaksi initerjadi pada lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapatdiperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudianteroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) 2 Fe2O3x H2O + 8H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi.Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulahsebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksikatodik yang terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e4 OH-(aq)Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya
gerak ion ini sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara
luar, tambahan pula ion ini segera ditangkap oleh garam komplekshexasianoferat (II) membentuk senyawa kompleks stabil biru.Lingkungan basa tersedia karena kompleks kaliumheksasianoferat (III).
Korosi besi relatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebablapisan senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat poroussehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapimeskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih
negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjaditerhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidakbersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi darikontak dengan udara luar.[3]
2.4.Faktor-Faktor Penyebab KorosiFaktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
18/44
6
bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan,teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari
lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dansebagainya. Factor-faktor tersebut antara lain:
1. OksigenOksigen berperan dalam proses korosi. Hal ini dapat
dibuktikan dgn berkaratnya besi jika terjadi oksidasi pada logam.2. Air dan kelembapan udaraSemakin besi tersebut terkena air, semakin cepat pula
korosinya. Kelembapan udara juga sangat mempengaruhi dalamkorosi.
3. Zat elektrolitZat-zat elektrolit terutama hujan asam dan garam dapat
mempengaruhi korosi. Semakin asam larutan maka akanmempercepat laju korosi.
4. Permukaan logamApabila didekatkan (dilengketkan) dengan besi, maka dapat
mempercepat korosi. Dan permukaan yang kasar relatif lebih
mempercepat korosi.5. Sel elektrokimiaSel elektrokimia dapat terbentuk ketika dua atau lebih logam
potensial elektrodanya berbeda bersentuhan satu sama lain.6. BakteriTipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogensulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan
menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatankorosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42)oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapatmempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapatmenaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi makahal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria)untukberkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandungbesi.[3]
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
19/44
7
2.5.Dampak Korosi
Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadaplogam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkanbagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan padabaja disebut Karat. Secara teoritis karatadalah istilah yangdiberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja,sedangkansecara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi.Korosi didefenisikan sebagaidegradasi material (khususnya logamdan paduannya) atau sifatnya akibatberinteraksi denganlingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimiayang bersifat alamiah danberlangsung dengan sendirinya, olehkarena itu korosi tidak dapat dicegah ataudihentikan sama sekali.Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehinggamemperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspekelektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transferelektrondari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai selyangmemberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagaipenerima elektron(katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang
mengalami korosi adalah reaksioksidasi, dimana atom-atomlogam larut kelingkungannya menjadi ion-ion denganmelepaskanelektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadireaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam danmenangkap elektron-elektron yang tertinggal pada logam.[4]
2.6.
Bentuk-Bentuk Korosi
Berikut ini adalah bentuk-bentuk korosi yang terjadi, antara
lain:1. Korosi Merata
Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentakdiseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yangmengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yangrelatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosimerata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerjadan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk
senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
20/44
8
tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas danpeningkatan biaya perawatan (preventive maintenance).
2.
Korosi AtmosferKorosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian
benda padat khususnya metal besi yang berbeda potensial danlangsung berhubungan dengan udara terbuka.
Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu : Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang,
oksida metal, Suhu Kelembapan kritis
Arah dan kecepatan angin Radiasi matahari Jumlah curah hujan3.
Korosi SumuranKorosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada
permukaan yang terbuka akibat pecahnya lapisan pasif.Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukanlapisan pasif dipermukaannya, pada antar muka lapisan pasif dan
elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisanpasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecahsehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangatberbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam,sehingga dapat menyebabkan peralatan atau struktur patahmendadak.4.
Korosi Pelarut SelektifKorosi pelarutan selektif ini menyangkut larutnya suatu
komponen dari zat paduan yang biasa disebut pelarutan selektif(Selective Dissolution) atau partino / de alloying. Zat komponenyang larut selalu bersifat anodic terhadap komponen yang lain.Berat bagian yang terkena jenis karat ini menjadi berkurang,berpori-pori dan yang terpenting adalah kehilangan sifatmekanisnya menjadi getas dan mempunyai kekuatan tarik sangatrendah.
Karat ini biasa terjadi melalui struktur logam dalam dua
macam :
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
21/44
9
1. Logam antara (unsur antara) unsur ini biasa bersifat anodaatau katoda terhadap logam utama.
2. Senyawa (unsur-unsur bukan logam) unsur ini bersifatkatoda terhadap ferit.5.
Korosi celahKorosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah
diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah inidiawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah,sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatusaat oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2)diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yangberhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaanlogam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentukcelah yang terkorosi.6.
Korosi ErosiKorosi erosi ialah proses perusakan pada permukaan logam
yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat cepat. Korosi erosidapat dibedakan pada 3 kondisi, yaitu :
1. Kondisi aliran laminar
2.
Kondisi aliran turbulensi3.
Kondisi peronggaanKorosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :1.Perubahan drastis pada diameter lubang bor atau arah pipa2.Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya3.Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar
aliran utama4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat
mengganggu aliran laminer7. Korosi Retak
Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retakfatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruhhidogen (corrosion induced hydrogen) adalah bentuk korosidimana material mengalami keretakan akibatpengaruhlingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logamyang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu,
seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
22/44
10
klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbonrentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan
berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruhhidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalamkisi paduan.8.
Korosi Arus LiarKorosi arus liar ialah merasuknya arus searah secara liar tidak
disengajapada suatu konstruksi baja, yang kemudianmeninggalkannnya kembali menujusumber arus. Prinsip serangankarat arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar tidakdisengaja pada suatu konstruksi baja,kemudianmeninggalkannnya kembali menuju sumber arus. Padatitik dimana arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangankarat yang cukup serius sehingga dapat merusak konstruksitersebut.9.
Korosi IntergranularKorosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada
paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebutdi batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat
austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 815oC karbida krom (Cr23C6) akan mengendap di batas butir.Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapantersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan bajatahan karat tersebut.10. Selective Leaching
Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduanlogam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif,
seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanismeterjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadipelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemaduyang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsuryang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnyaterjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selectiveleaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagaipipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
23/44
11
akan menyebabkan paduan tersebut menjadi poros dan lemah,sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.
11.
Karat Titik EmbunKarat titik embun ini disebabkan oleh factor kelembaban yang
menyebabkan titik embun (dew point) atau kondensasi. Tanpaadanya unsur kelembaban relative, segala macam kontaminan (zatpencemar) tidak akan atau sedikit sekali menyebabkanpengkaratan.12. Korosi Regangan
Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresiyang melebihi batas ketentuannya. Kegagalan ini sering disebutRetak Karat Regangan (RKR) atau stress corrosion cracking. Sifatretak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba terjadinya/spontaneous),regangan biasanya bersifat internal yang disebabkan olehperlakuan yang diterapkan seperti bentukan dingin ataumerupakan sisa hasil pengerjaan (residual)seperti pengelingan,pengepresan dan lain-lain. Contoh sebuah paku dimasukan dalamair asin/air laut maka paku tersebut akan berkarat yang diawalidari bagian kepala dan bagian yang runcing. Bagian kepala dan
bagian runcing paku dibentuk secara paksa dengan sistem ColdForming(pembentukan dingin). Di dalam pengerjaan ColdForming selalu dihasilkan regangan sisa, akibatnya bagiantersebut akan menjadi anodic terhadap bagian paku lainnyaapabila dihubungkan melalui elektrolit.13.
Korosi GalvanisKorosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua
macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di
dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir dari metalkurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik),akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ionpositif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksidengan ion negative yang berada di dalam elektrolit menjadigaram metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anodakehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-sumurkarat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.
14.
Korosi Retak Tegang
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
24/44
12
Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosiretak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh
hidogen (corrosion induced hydrogen) adalah bentuk korosidimana material mengalami keretakan akibatpengaruhlingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logamyang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu,seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkunganklorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbonrentan terhadap nitrat. Korosi retak fatik terjadi akibat teganganberulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruhhidrogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalamkisi paduan.[3]
2.7.Mencegah Terjadinya KorosiBerikut ini adalah cara-cara dalam memperlambat laju
korosi, antara lain:1.
Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau airKorosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak
ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat
dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yangtahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom).Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga)sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur ditanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.2.
Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang
lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinyareduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, danmengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda,terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besiakan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada /belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringanpipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg.Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
3.
Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
25/44
13
misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadibaja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
4.
Pengecatan.Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat
menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yangmengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karenakeduanya melindungi besi terhadap korosi.5. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Olidan gemuk mencegah kontak dengan air.6.
Pembalutan dengan Plastik.Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak denganudara dan air.7.
Tin Plating (pelapisan dengan timah).Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan
timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttinplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi,lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh
(tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnyatergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi.Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripadatimah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akanmembentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi halini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepathancur.
8.
Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi
dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besidari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karenasuatu mekanisme yang disebutperlindungan katode. Oleh karenapotensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yangkontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besisebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
26/44
14
mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru padaumumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
9.
Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk
memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untukbumper mobil. Cromium platingjuga dilakukan denganelektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberiperlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.10.Sacrificial Protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebihmudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesiumdikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarattetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa bajayang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik,batang magnesium harus diganti.[3]
2.8.
Penentuan Laju Korosi
Dalam menentukan laju korosi yang umum menggunakanmetoda pengukuran perubahan massa. Dimana pada keadaan awal
spesimen uji dianggap tidak mengalami korosi sama sekali.[2]Berikut ini adalah persamaan laju korosi dapat dilihat pada
persamaan 2.1
= ... Persamaan 2.1
Keterangan :K : Konstanta
W : Weight gain (g)D : Density (g/cm3)A : Luas Logam yang Terkorosi (cm2)T : Lamanya waktu saat perendaman logam pada larutan(jam)
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
27/44
15
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
28/44
16
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan BahanAdapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan 1
ini adalah sebagai berikut :
a. Peralatan Percobaan1.
Timbangan2.
Gelas Ukur
3.
Gelas plastik
4.
Pengaduk
5.
Kertas amplas
6. Wadah plastik/kertas
b.
Bahan Percobaan1.
Aquades
2.
NaOH3.
HCl4.
NaCl5.
20 Paku Besi
3.2
Prosedur PercobaanAdapun prosedur percobaan korosi adalah sebagai berikut.
1. Peralatan dan bahan yang diperlukan disiapkan.2.
Larutan NaOH dibuat dengan molaritas sebesar 0,5 M, 1 M
dan 3 M masing-masing di dalam sebuah gelas plastic.3.
Larutan HCl dibuat dengan molaritas sebesar 0,5 M, 1 Mdan 3 M masing-masing di dalam sebuah gelas plastic.
4.
Larutan NaCl dibuat dengan molaritas sebesar 0,5 M, 1 Mdan 3 M masing-masing di dalam sebuah gelas plastic.
5.
Gelas berisi aquades disiapkan kemudian kesepuluh gelastersebut ditandai.
6. 20 buah paku dibersihkan dengan amplas hingga bersih
mengkilat.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
29/44
17
7.
Masing-masing paku ditimbang kemudian catat beratnya.8.
Masing-masing satu buah paku dicelupkan hingga basah ke
dalam masing-masing larutan.9.
Paku-paku yang telah dicelup tersebut diletakkan di ataswadah plastic kemudian catat waktu (jam) pada saatdiletakkan.
10.
Masing-masing 1 paku dimasukkan ke dalam tiap larutandan catat waktu (jam) pada saat paku dimasukkan.
11. Semua paku dibiarkan selama 3 hari.12.
Setelah 3 hari, keadaan masing-masing paku dicatat.13.
Masing-masing paku dibersihkan kembali dengan amplas,catat waktu (jam) saat paku dibersihkan.
14.
Masing-masing paku ditimbang lalu catat beratnya.15.
Laju korosi masing-masing paku dihitung.16.
Kurva dari hasil laju reaksi yang diperoleh dibuat.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
30/44
18
BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa DataData hasil percobaan korosi atmosferik dapat dilihat pada
table 4.1Table 4.1 Data Korosi Atmosferik
LarutanMolaritas
(M)
W
(g)
t
(jam)
A
(cm^2)
CPR
(cm/hour)
NaCl0.5 0.00 72.38 1.9550 0.000000000
1 0.02 72.37 1.9550 0.000017962
3 0.01 72.35 1.9550 0.000008984
NaOH
0.5 0.01 72.47 1.9550 0.000008969
1 0.01 72.48 1.9550 0.000008967
3 0.01 72.45 1.9550 0.000008971
HCl0.5 0.01 72.32 1.9550 0.0000089871 0.01 72.35 1.9550 0.000008984
3 0.00 72.38 1.9550 0.000000000
Aquades - 0.01 72.37 1.9550 0.000008981
Luas paku dapat dihitung dengan persamaan berikut :
= 2. . 2
+2..2 .
= 2. 3.!.".#$#2 +2.3.!. ".#$#2 .3.% = ".%## &'(2
Hubungan antara masing-masing molaritas NaCl, NaOHdan HCl dengan laju korosinya pada korosi atmosferik dapatdilihat pada gambar 4.1, 4.2 dan 4.3.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
31/44
19
Gambar 4.14 Grafik Hubungan Molaritas NaCl dengan LajuKorosi
Gambar 4.15 Grafik Hubungan Molaritas NaOH dengan LajuKorosi
0.00001737
0.000000000 0.0000000000.000000000
0.00000!000
0.000010000
0.00001!000
0.000020000
0.! 1 3
LA"#$%R%S&'(M)H%#R*
M%LAR&+AS NA%H
Molaritas NaCl
M,-arias Na(-
0.000008!
0.000000000 0.0000000000.000000000
0.00000!000
0.000010000
0.! 1 3LA"#$%R%S&'(M)H%#R*
M%LAR&+AS NA%H
Molaritas NaOH
M,-arias Na%H
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
32/44
20
Gambar 4.16 Grafik Hubungan Molaritas HCl dengan LajuKorosi
Data hasil percobaan korosi basah dapat dilihat pada table4.2.
Table 4.2 Data Korosi Basah
LarutanMolaritas
(M)W(g)
t (jam)A
(cm^2)CPR
(cm/hour)
NaCl
0.5 0.02 72.47 1.9550 0.000017937
1 0.00 72.35 1.9550 0.000000000
3 0.00 72.33 1.9550 0.000000000
NaOH
0.5 0.01 72.55 1.9550 0.000008959
1 0.00 72.55 1.9550 0.000000000
3 0.00 72.52 1.9550 0.000000000
HCl
0.5 0.11 72.6 1.9550 0.000098479
1 0.35 72.58 1.9550 0.000313430
3 1.05 72.57 1.9550 0.000940419
Aquades - 0.01 72.57 1.9550 0.000008956
0.0000847
0.000313430
0.0004041
0.000000000
0.000!00000
0.001000000
1 2 3
L
A"#$%R%S&'(*M)H%#R
M%LAR&+AS H(L
Molaritas HCL
M,-arias H(L
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
33/44
21
Hubungan antara masing-masing molaritas NaCl, NaOH
dan HCl dengan laju korosinya pada korosi basah dapat dilihatpada gambar 4.4, 4.5 dan 4.6.
Gambar 4.17 Grafik Hubungan Molaritas NaCl dengan LajuKorosi
Gambar 4.18 Grafik Hubungan Molaritas NaOH dengan LajuKorosi
0.00001737
0.000000000 0.0000000000.000000000
0.00000!000
0.000010000
0.00001!000
0.000020000
0.! 1 3
LA"#$%R%S&'(
M)H%#R*
M%LAR&+AS NA%H
Molaritas NaCl
M,-arias Na(-
0.000008!
0.00000000
0
0.00000000
00.000000000
0.00000!000
0.000010000
0.! 1 3LA"#$%R%S&'(
M)H%#R*
M%LAR&+AS NA%H
Molaritas NaOH
M,-arias Na%H
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
34/44
22
Gambar 4.19 Grafik Hubungan Molaritas HCl dengan LajuKorosi
4.2 PembahasanHasil dari percobaan atmosferik setelah paku didiamkan
selama 3 hari dapat dilihat pada gambar 4.1, 4.2 dan 4.3bahwasannya laju korosi pada larutan NaCl yang terbesar padakonsentrasi 1 M yaitu sebesar 0.00002 cm/hour. Pada larutanyang diberi HCl dan NaOH laju korosinya sama pada setiapkonsentrasi yaitu sebesar 0.00001 cm/hour. Pada larutan aquades
laju korosi pada konsentrasi sebesar 0.00001 cm/hour. Hal initidak sesuai dengan teori, seharusnya laju korosi pada larutanyang diberikan asam, laju korosinya lebih besar. Hal ini bisadisebabkan karena proses pengamplasan yang kurang bersih.Selain itu pada korosi atmosferik, waktu pencelupan paku padamasing-masing larutan tidak seragam sehingga bisa berpengaruhke laju korosinya.
Percobaan selanjutnya yaitu paku yang dicelupkan padamasing-masing larutan dan didiamkan selama 3 hari. Hasil
0.0000847
0.000313430
0.0004041
0.000000000
0.000200000
0.000400000
0.000600000
0.000800000
0.001000000
1 2 3
LA"#$%R%S&'(*M)H%#R
M%LAR&+AS H(L
Molaritas HCL
M,-arias H(L
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
35/44
23
percobaan pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa laju korosi padalarutan HCl lebih besar dan mampu membuat penyusutan pada
paku bahkan hingga paku hancur pada larutan HCl 3 Molaritasdengan laju korosi sebesar 0.00094 cm/hour. Laju korosi padaNaCl terbesar pada konsentrasi 0.5 M yaitu sebesar 0.00002cm/hour. Laju korosi pada NaOH sebesar 0.00001 M. laju korosipada aquades sebesar 0.00001 cm/hour. Hal ini sesuai denganteori bahwa peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni padakondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksitambahan yang berlangsung pada katode yaitu 2H+(aq)+ 2e-H2,HCl atau asam sangat mempengaruhi laju korosi. Pada larutanNaOH tidak terlalu menyebabkan korosi dan penyusutan massahanya sebesar 0.01 gram, hal ini karena basa tidak terlaluberpengaruh pada korosi. Kemudian pada larutan NaClpenyusutan massa lebih besar daripada larutan NaOH yaitusebesar 0.02 gram. Sehingga lebih korosif dibandingkan denganNaOH. Pada paku yang dicelupkan dalam aquades laju korosinyasama dengan laju korosi pada NaOH.
Dalam hal ini laju korosi atmosferik sesuai teori karena
tidak dibiarkan tercelup larutan sehingga tidak ada reaksi denganH2O terlalu lama sehingga laju korosinya lebih rendahdibandingkan dengan laju korosi pada keadaan basah.Pada pakuyang dicelupkan pada larutan lebih korosif karena adanya reaksidengan H2 dan O2 sehingga logam bisa terlapisi oleh oksida.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
36/44
18
BAB V
PENUTUP
5.1 KesimpulanKesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:1.
Pada korosi atmosferik laju korosi terbesar pada larutanNaCl 0.5 M yaitu sebesar 0.00002 cm/hour. Laju korositerendah pada larutan 3 M HCl yaitu 0 cm/hour.
2.
Pada korosi basah laju korosi terbesar pada larutan HCl 3M yaitu sebesar 0.00094 cm/hour. Laju korosi terendahpada NaOH yaitu sebar 0 cm/hour.
3.
Laju korosi pada korosi basah lebih besar, karena adanyainteraksi antara paku dengan O2, lapisan oksida inimampu menhalangi benda (korosif). Selain itu paku jugabereaksi dengan H2O.
4.
Larutan yang paling menyebabkan korosif adalah larutanasam HCl karena ph kurang dari 7 mampu menyebabkankorosi lebih cepat.
5.2 SaranAdapun saran yang diberikan pada percobaan P1 Korosi ini,
antara lain :1.
Sebaiknya timbangan yang digunakan dikalibrasi, agarpembacaannya lebih akurat.
2.
Sebaiknya pengamplasan dilakukan sampai paku sangatbersih karena weight gain berpengaruh pada lajukorosinya.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
37/44
19
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
38/44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Laporan Kimia tentang Korosi Besi. Retrievedfromhttp://athayaismail.blogspot.co.id/2014/10/laporan-kimia-tentang-korosi-besi.html diakses pada tanggal 21November 2015 pukul 09.00 WIB
[2] Anonim.Modul Rekayasa Bahan. Laoratorium Rekayasa
Bahan. 2015
[3] Makalah Korosi. Retrievedfromhttps://lifemusicstory.wordpress.com/tag/teknik-
industri/ diakses pada tanggal 21 November 2015 pukul
10.00 WIB
[4] Korosi Lengkap | Pencegahan, Penyebab, PenjelasanRetrieved
fromhttp://dreamhighgrade.blogspot.co.id/2014/09/korosi-lengkap-pencegahan-penyebab.html diakses pada tanggal 21
November 2015 pukul 12.00 WIB[5] Perhitungan Laju Korosi retrieved fromhttp://m10mechanicalengineering.blogspot.co.id/2013/11/laju-korosi.html diakses pada tanggal 24 November 2015 pukul 20.00
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
39/44
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
40/44
20
LAMPIRAN A Dokumentasi Percobaan P1 Korosi
Berikut ini adalah dokumentasi dari hasil percobaankorosi. P1.
Gambar 1 Larutan NaCl 0.5 M Gambar 2 Larutan NaCl 1 M
Gambar 3 Larutan NaCl 3 M Gambar 4 Larutan NaOH 3 M
Gambar 5 Larutan HCl 0.5 M Gambar 6 Larutan HCl 1 M
Gambar 7 Larutan NaOH 0.5 M Gambar 8 Larutan HCl 3 M
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
41/44
Gambar 9 Larutan NaOH 1 M Gambar 10 Larutan Aquades
Berikut ini adalah gambar paku pada larutan setelahterkorosif, didiamkan 3 hari.
Gambar 11 Paku yang telah terkorosif pada keadaankorosif basah
Berikut ini adalah dokumentasi korosi pada atmosferik.
Gambar 12 Paku Sebelum Korosi pada KorosiAtmosferik
Gambar 13 Paku Sesudah Korosi pada KorosiAtmosferik
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
42/44
22
LAMPIRAN B Tugas Khusus
Metode Perhitungan Laju KorosiMetode Elektrokimia
Metode elektrokimia adalah salah satu metode perhitungan lajukorosi dengan cara mengukur beda potensial pada objek. Metodepengukuran laju korosi ini adalah dengan mengukur lamanyawaktu korosi.
Kelemahan Metode Elektrokimia :Laju korosi tidak dapat diukur secara pasti, karena
perhitungan laju korosi hanya pada waktu tertentu saja.Secara umur pemakaian maupun kondisi untuk ditreatmenttidak dapat diketahui.
Kelebihan Metode Elektrokimia :Laju korosi dapat langsung diketahui pada saat diukur. Tidakmemakan waktu yang lama.
Metode elektrokimia ini meggunakan rumus yang didasari
pada Hukum Faraday yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
Metode ini menggunakan pembanding dengan meletakkansalah satu material dengan sifat korosif yang sangat baik denganbahan yang akan diuji hingga beda potensial yang terjadi dapat
diperhatikan dengan adanya pembanding tersebut.[5]
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
43/44
Contoh perhitungan laju korosi dengan metode Elektrokimia :
Sepotong baja yang berada dalam larutan HCl (air-free)mengalami korosi dengan densitas arus 1 A/cm2.
Penyelesaian Laju Korosi:
Diketahui : Sepotong baja berada dalam larutan HCl (air-free)
Densitas arus, i = 1 A/cm2
Massa atom Fe, a = 55,847
Masaa jenis Fe, D = 7,86 g/cm3
Ada beberapa satuan yang biasa dipakai dalam menghitung lajukorosi. Berikut ini adalah table konversi laju korosi.
-
7/24/2019 Lapres P1 Korosi_Damayanti Sari_2414105016
44/44
24
Keterangan :
n = number of electrons freed by the corrosion reactionM = atomic massd = density