l.p autisme & down syndrome.doc

28
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK DENGAN SYNDROM DOWN I. KONSEP DASAR A. Pengertian Syndrom Down merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan syndrom down dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Synrom down merupakan cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebiha kromosom x. Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang normal.95 % kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom. B. Etiologi Genetik Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan syndrom down. Radiasi Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan ank dengan syndrom down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum terjadi konsepsi. Infeksi

Upload: feni

Post on 13-Apr-2016

268 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA ANAK DENGAN SYNDROM DOWN

I. KONSEP DASAR

A. Pengertian

Syndrom Down merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling

banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan syndrom down

dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Synrom down merupakan

cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebiha kromosom x. Syndrom

ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang

normal.95 % kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.

B. Etiologi

Genetik

Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya

peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan

syndrom down.

Radiasi

Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan

ank dengan syndrom down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum

terjadi konsepsi.

Infeksi

Autoimun

Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid.

Umur ibu

Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan

hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada kromosom.

Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya

kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiolsistemik,

perubahan konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan kadar LH dan

Page 2: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

FSH secara tiba-tiba sebelum dan selam menopause. Selain itu kelainan

kehamilan juga berpengaruh.

Umur ayah

Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nukleolus,

bahan kimia dan frekuensi koitus.

C. Gejala klinis

Berat badan waktu lahir dari bayi dengan syndrom down umumnya kurang

dari normal.

Beberapa bentuk kelainan pada anak dengan syndrom down :

Sutura sagitalis yang terpisah

Fisura palpebralis yang miring

Jarak yang lebar antara kaki

Fontarela palsu

“plantar crease” jari kaki I dan II

hyperfleksibilitas

peningkatan jaringan sekitar leher

bentuk palatum yang abnormal

Hidung hipoplastik

Kelemahan otot dan hipotonia

Bercak Brushfield pada mata

Mulut terbuka dan lidah terjulur

Lekukan epikantus (lekukan kulit yang berbentuk bundar) pada sudut mata

sebelah dalam

Single palmar crease pada tangan kiri dan kanan

Jarak pupil yang lebar

Oksiput yang datar

Tangan dan kaki yang pendek serta lebar

Bentuk / struktur telinga yang abnormal

Kelainan mata, tangan, kaki, mulut, sindaktili

Mata sipit

Page 3: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia esofagus

(penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, jugaa memiliki resiko

tinggi menderita leukimia limfositik akut. Dengan gejala seperti itu anak

dapat mengalami komplikasi retardasi mental, kerusakan hati, bawaan,

kelemahan neurosensori, infeksi saluran nafas berulang, kelainan GI.

D. Patofisiologi

Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang

berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena

diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non-

disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.

Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.

E. Prognosis

44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68

tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini

yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia

pada syndrom down adalah 15 kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer

yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun.

Anak syndrom down akan mengalami beberapa hal berikut :

Gangguan tiroid

Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa

Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea

Usia 30 tahun menderita demensia (hilang ingatan, penurunan kecerdasan

danperubahan kepribadian)

F. Pencegahan

Konseling genetik maupun amniosentesis pada kehamilan, genetargeting /

homologous recombination sebuah gene dapat dinonaktifkan.

Page 4: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

G. Diagnosis

Pada pemeriksaan radiologi didapatkan “brachyaphalic” sutura dan frontale

yang terlambat menutup. Tulang ileum dan sayapnya melebar disertai sudut

asetabular yang lebar. Pemeriksaan kariotiping untuk mencari adanya

translokasi kromosom. Diagnosis antenatal dengan pemeriksaan cairan

amnion atau vili karionik, dapat dilakukan secepatnya pada kehamilan 3 bulan

atau pada ibu yang sebelumnya pernah melahirkan anak dengan syndrom

down. Bila didapatkan janin yang dikandung menderita sydrom down dapat

ditawarkan terminasi kehamilan kepada orang tua.

H. Penatalaksanan

Penanganan secara medis

− Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down terdapat

gangguan pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini.

− Penyakit jantung bawaan

− Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini.

− Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi /

prasekolah.

− Kelainan tulang : dislokasi patela, subluksasio pangkal paha /

ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan terakhir ini sampai

menimbulkan medula spinalis atau bila anak memegang kepalanya

dalam posisi seperti tortikolit, maka perlu pemeriksaan radiologis untuk

memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurolugis.

Pendidikan

− Intervensi dini

Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk

memberi lingkunga yang memeadai bagi anak dengan syndrom down,

bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar

anak mampu berbahasa. Selain itu agar ankak mampu mandiri sperti

berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yang akan memberi

anak kesempatan.

− Taman bermain

Page 5: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

Misal dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus melalui

bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan interaksi

sosial dengan temannya.

− Pendidikan khusus (SLB-C)

Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri dan

kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan

dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan

baik.

Penyuluhan pada orang tua

2. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Keadaan suhu tubuh terutama masa neonatal

Kebutuhan nutrisi / makan

Keadaan indera pendengaran dan penglihatan

Pengkajian tentang kemampuan kognitif dan perkembangan mental anak

Kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bersosialisasi

Kemampuan motorik

Kemampuan keluarga dalam merawat anak denga syndro down terutama

tentang kemajuan perkembangan mental anak

B. Diagnosa

Perubahan nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan b/d kesulitan

pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.

Resiko terhadap cidera b/d kemampuan pendengaran yang berkurang.

Tidak efektifnya koping keluarga b/d faktor finansial yang dibutuhkan

dalam perawatan dan mempuyai anak yang tidak normal.

Kurangnya interaksi sosial anak b/d keterbatasan fisik dan mental yang

mereka miliki.

Defisit pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.

C. Implementasi

Page 6: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

1.) Berikan nutrisi yang memadai

− Lihat kemampuan anak untuk menelan

− Beri informasi pada orang tua cara yang tepat / benar dalam memberi

makanan yang baik

− Berikan nutrisi yang baik pada anak dengan gizi yang baik

2.) Anjurkan orang tua untuk memeriksakan pendengaran dan penglihatan

secara rutin

3.) Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down

− Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya

− Beri informasi pada orang tua tentang perawatan anak dengan syndrom

down

4.) Motivasi orang tua agar :

− Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar

anak mudah bersosialisasi

− Memberi keleluasaan / kebebasan pada anak unutk berekspresi

5.) – berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkunga yang memadai

pada anak

- dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan

halus serta pentunjuk agar anak mampu berbahasa

- beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam

aktivitas sehari-hari.

D. Evaluasi

Anak mendapat nutrisi yang cukup / adekuat

Pendengaran dan penglihatan anak dapat terdeteksi sejak dini dan dapat

dievaluasi secara rutin

Keluarga turut serta aktif dalam perawatan anak syndrom down dengan

baik

Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga anak

dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain

Page 7: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA ANAK DENGAN AUTISME

1.KONSEP DASAR

A. Pengertian

Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri.

Autisme diartikan oleh Lei Kanner dalam penelitiannya pada tahun 1943

adalah suatu gangguan metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan

kelainan pada seseorang sehingga secara tidak langsung individu tersebut

dapat dikatakan “ hidup dalam dalam dunianya sendiri” (Dr. Melly

Budhiman, 2002)

Autisme infatil adalah salah satu kelainan psikosis (istilah umu yang

dipakai untuk menjelasakan suatu perilaku aneh dan tak dapat diprediksi

berlanjut) yang berarti penarikan diri dan kehilangan kontak dengan

realitas atau orang lain yang terjadi pada masa usia anak-anak

(M.Sacharin, 1993).

Autisme adalah ketidakmampuan anak untuk mengerti perilaku, apa yang

mereka lihat, dengan yang mengakibatkan masalah yang cukup berat

dalam hubungan sosialnya.

Autisme merupakan istilah untuk sekumpulan gejal / masalah gangguan

perkembangan pervasif pada 3 tahun pertama kehidupan karena adanya

abnormalitas pada pusat otak, sehingga terjadi gangguan dalam interaksi

sosialgangguan komunikasi dan gangguan perilaku.

Autisme merupakan anak yang mengalami gangguan perkembangan

pervasif yang ditandai dengan gangguan kualitatif dalam interaksi sosial,

komunikasi dan adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang

dalam perilaku minatdan kegiatan yang terjadi pada anak sebelum umur 3

tahun.

Autisme bukanlah penyakit menular namun suatu gangguan

perkembangan yang luas yang ada pada anak. Bahkan ada seorang ahli

yang mengatakan bahwa autisme merupakan dasar dari manusia yang

berkepribadian ganda (scizhophren).

Page 8: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

Jenis kelainan autisme :

Childhood autisme yaitu kelainan pertumbuhan anak sejak lahir sampai

usia 3 tahun.

Atypical autisme yaitu kelainan pertumbuhan pada anak sesudah usia 3

tahun.

Reff’s syndrom yang umumnya pada anak perempuan.

Overach disorder associated with Mental Retardation and Stereotyped

Movement.

Childhood Disintegrative Disorders.

Asperges Syndrom.

Other persasive development Disorder.

B. Etiologi

Penyebab kelainan ini masih belum diketahui secara pasti dan masih dalam

tahap penelitian, tetapi dalam beberapa asumsi menyatakan bahwa penyebab

dan faktor pencetus autisme dapat berasal dari (Dr. Melly Budhiman, 2002) :

Lingkungan yang terpapar oleh organisme atau bahan beracun seperti

virus, jamur, rubella, herpes toxoplasma dalam vaksin imunisasi MMR

(Mums, Measles, Rubella), zat aditif yaitu MSG, pewarna, ethil mercury

(Thimerosal) dalam pengawetmakanan, serta beberapa logam berat

seperti Arsen (As), Cadmium (Cd), Raksa (Hg), Timbal (Pb), alergi berat,

obat-obatan, jamu peluntur, muntah hebat, perdarahan berat.

Adanya gangguan pencernaan dan radang dinding usus karena alergi

sehingga terjadi ketidak sempurnaan pencernaan kasein dan gluten.

Kelainan otak organik, hal ini dimungkinkan karena adanya kelainan SSP

yaitu jumlah serat Purkinje Cerebellum yang diikuti oleh dampak

menurunnya jumlah serotonin sehingga jumlah rangsang informasi antar

otak menurun. Pada struktur sistem limbik otak yang mengatur emosi

juga mengalami kelainan.

Faktor genesis atau keturunan (yang diperkirakan menjadi penyebab

utama) dan kelainan gen yang dapat menyebabkan gangguan proses

sekresi logam berat dari tubuh yang dapat berdampak pada keracunan

Page 9: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

otak. Hal ini dapat menjadi pencetus autisme jika ada faktor pemicu lain

yang ikut berperan.

C. Gejala

Perilaku autisme dapat digolongkan dalam 2 jenis :

− Eksesif (berlebihan) misalnya hiperaktif, tantrum, menjerit, mengepak,

menggigit, mencakar, memukul, sering terjadi self abuse.

− Defisit (kekurangan) misalnya gangguan bicara, perilaku sosial kurang

sesuai, defisit sensori, emosi tidak tepat (tertawa tanpa sebab, menangis

tanpa sebab dan melamun).

Umumnya penderita autis infantil memperlihatkan pertumbuhan fisik yang

wajar dan normal seperti pada tingkat kemampuan gerak (berjalan,

merangkak, berdiri), kemampuan bercakap-cakap, dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Anak dengan autis juga dapat meniru beberapa lagu yang

didengarkannya atau dapat mengunakan panca indranya dengan normal dan

luas ketika mengeksploraesi lingkungannya. Walaupun terdapat kenormalan

pada proses pertumbuhannya, pada anak penderita autis didapati keterbatasan

dalam memfungsikan organnya. Misalnya :

Sulit berbicara (Aphasia), pada pertumbuhan anak normal didapati

kelancaran bicara pada usia 12-14 bulan.

Sulit menggerakkan badan karena gangguan saraf motorik (Apraxia).

Sulit menggerakkan otot (Athaxia)

Tangan terus bergerak dan tak terkendali (Athetoid).

Mengalami kesulitan membaca(Dyslexia).

Mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata atau kalimat yang sulit dan

rumit (Dyphasia).

Sulit menggerakkan kaki dan tangan (Dyskinesia) karena kekakuan otot

kaki dan tangan (Spastic) atau kelemasan ototkaki dan tangan (hipotonic)

sehingga tak mampu untuk mengembangkan kemampun duduk, berdiri

dan berjalan secara mandiri, pada pertumbuhan anak normal didapati

kemampuan untuk berdiri sendiri dan berjalan pada usia 6-18 bulan.

Page 10: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

Terdapat kegagalan untuk memberikan respon terhadap rangsang nyeri

sehingga anak sering terlihat menyakiti diri sendiri.

Mungkin didapatkan adanya kelainan bentuk jari tangan dan kaki yang

nantinya juga dapat mempengaruhi perkembangan mental, kejiwaan, dan

intelektual.

Anak autis dapat menunjukkan pertumbuhan fisik normal hingga sekitar usia

2 tahun setelah itu didapati penurunan kesehatan yang drastis.

Kriteria DSM-IV (Diagnostik dan Stastistikal Manual) autisme :

Harus ada sedikitnya 6 gejal dari 1,2 dan 3

1.) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal

2 gejala :

Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai, kontak

mata kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang

tertuju.

Tak bisa main dengan teman sebaya.

Tak dapat merasaka apa yang dirasa orang lain.

Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.

2.) Gangguan kualitatif dalam komunikasi

Bicara terlambat / bahkan sama sekali tak berkembang (dan tak ad

usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa

bicara).

Bila bisa bicara tak dipakai untuk komunikasi.

Cara main kurang variatif, kurang imajinatif, kurang bisa meniru.

Menggunakan bahasa aneh dan diulang.

3.) Suatu pola yang dipertahankan dan diulang dari perilaku, minat dan

kegiatan

Pertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang khas dan

berlebih.

Terpaku suatu kegiatan ritualistik/ rutinitas tidak berguna, menolak

suatu perubahan.

Gerakan aneh yang khas dan diulang.

Page 11: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

Sering terpukau pada bagian benda.

Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan / gangguan dalam

bidang :

Interaksi sosial

Bicara dan berbahasa

Cara bermain yang kurang variatif

Bukan disebabkan oleh Reff’s Syndrom.

Indikator Perilaku :

Bahasa

a. Ekspresi wajah yang datar

b. Tidak menggunakan bahasa / isyarat tubuh

c. Jarang memulai komunikasi

d. Tidak meniru aksi dan suara

e. Bicara sedikit / tidak ada mungkin cukup verbal

f. Membeo kata / ekolia (bicara yang mengulang kata)

g. Intonasi atau ritme vokal yang aneh

h. Tampak tidak mengerti arti kata

i. Mengerti dan menggunakan kata secar terbatas (Literally, letterlik)

Hubungan dengan orang

a. Tidak responsif

b. Tidak ada senyum sosial

c. Tidak komunikasi dengan mata

d. Kontak mata terbatas

e. Tampak asyik bila dibiarkan sendiri

f. Tidak melakukan permainan giliran

g. Menggunakan tangan dewasa sebagai alat

h. Menarik diri

Hubungan dengan lingkungan

a. Bermain repetitif / diulang

b. Marah atau tidak menghendaki perubahan

c. Berkembangnya rutinitas yang kaku

Page 12: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

d. Memperlihatkan ketertarikan sangat dan tidak fleksibel

Respon terhadap rangsangan indra

a. Kadang seperti tuli

b. Panik / ketakutan terhadap suara tertentu yang akan mengarah anak

mangalami gangguan mental psikotik paranoid, schizonypal (menyendiri),

histionik (selalu ingin diperhatikan).

c. Sensitif terhadap suara

d. Main dengan cahaya dan pantulan

e. Memainkan jari didepan mata

f. Tidak suka terhadap pakaian dan makanan tertentu

g. Tertarik pola/ tekstur/ bentuk tertentu

h. Hiper/ inaktif

i. Memutar-mutar, membentur-benurkan kepala, menggigit pergelangan

j. Lompat-lompat/ mengepakkan tangan

k. Tahan / respon aneh terhadap nyeri

l. Sering mengedipkan mata

m. Wajah sering menyeringai

D. Patofisiologi

Diperkirakan bahwa genetik merupakan penyebab utama dari autisme. Tapi

selain itu juga faktor lingkungan misal terinfeksi oleh bahan beracunyang

akan merusak struktur tubuh. Selain itu bahan-bahan kimia juga dapat

menyebabkan autisme.karena kita ketahui bahwa bila bahan tersebut masuk

dalam tubuh akan merusak pencernaan dan radang dinding usus karena alergi.

Bahan racun masuk melalui pembuluh darah yang bila tidak segera diatasi

bisa menuju ke otak kemudian bereaksi dengan endhorphin yang akan

mengakibatkan perubahan perilaku.

Page 13: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

E. Terapi dan Penatalaksanan

# Terapi perilaku misal dengan Tx. Okupasi, Tx. Wicara, sosialisasi dengan

menghilangkan perilaku yang tidak benar.

# Terapi Biomedik

# Sosialisasi school reguler

# Sekolah

Pada saat ini masih belum terdapat terapi medis maupun psikologis yang

dianggap efektif dalam proses penyembuhan autis ini. Tujuan umum terapi pada

autis ini menurut Sacharin (1995) ialah untuk membantu mengatasi cacatnya dan

mengembangkan ketrampilan sosialnya. Farmakoterapi pada penderita auits hany

a bermanfaat untuk menangani masalah penyimpangan perilaku ( gelisah, selalu

ribut, dan berusaha untuk melukai diri sendiri)yaitu dengan Tionidazin dan

Klorpromazin. Keadaan tidak bisa tidur dapat diatasi dengan

Sedatif(Kloralhidrat), konvulsi dapat diatasi dengan Antikonvulsant, dan

hiperkinesis dapat diatasi dengan diit bebas pengawet. Metode terapi non

farmakologis dapat berupa dukungan Reward-punishment yaitu pemberian haida

sebagai dorongan positif dan dorongan negatif berupa hukuman.

Sedangkan pada terapi yang diterapkan oleh Dr. Amdreas Rett

(Peduliautisme.org) didapatkan 3 buah langkah terapi yang disebut dengan istilah

Rehabilitasi :

Tahapan yang pertam adalah Rehabilitasi dasar, kegiatan ini ditujukan untuk

meningkatkan kemampuan anak untuk menggerakkan tangan dan kaki,

berbicara dan mengenali suara senormal mungkin.

Tahap kedua adalah tahap Rehabilitasi lanjutan atau tahap fungsiologis yang

nantinya diarahkan untuk memulihakan kelemahan yang tak dapat diatasi pada

tahap sebelumnya, berisikan kegiatan pelatihan fisik lanjutan, pelatihan emosi

kejiwaan, dan peningkatan intelektualitasdasar anak secara padu dalam

kelompok bermain.

Tahap ketiga adalah tahap Rehabilitasi antisipasi Plateu or Pseudo-Stationery

Stage, yang diarahkan pada terapis dan orang tua anak untuk terus mengawasi

anak dari tahapan makin sulit bergerrak ( Late Motor Deterioration) walaupun

Page 14: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

pada tahap 1 dan 2 telah mengalami kemajuan. Bentuk lain dari terapi autis

yang ada pada masa sekarang ini pelatihan oleh sekolah autis yang bekerja

sama dengan organisasi internasional penanggulangan autis yang salah satu

bentuk pengajarannya adalah dengan melatih anak dengan berbicara sambil

menatap wajah lawan bicara dan car duduk yang tenang. Informasi dalam

bidang terapi autis yang sedang trend saat ini adalah Kasein (susu, keju,

yogurth, krim), danGlutein (terigu, tepung vanir, bulgur, gandum dan oath).

Keduanya adalah semacam protein enzim yang tak dapat dipecah oleh

metabolisme tubuh penderita autis, kerusakan mukosa kecil akan

menyebabkan bahan masuk melalui pembuluh darah. Bahan beracun dalam

sawar darah terbawa ke otak dan kemudian beraksi dengan endhorphin

sehingga muncul gangguan perilaku. Terapi seperti ini disebut terapi biomedis

yang tujuannya adalah untuk memperbaiki sistem pencernaan dan menurunkan

jumlah alergen yang masuk. Prinsip dari kelainan autis adalah kemunculannya

disebabkan karena adanya daya tahan tubuh anak yang menurun, sehingga

prinsip pengobatan ialah untuk meningkatkan kekebalan tubuh klien.

5 faktor yang mempengaruhi kesembuhan :

Berat ringannya derajat

Usia anak pertama tidak ditangani secara benar dan teratur

Intensitas penanganan, metode menetapkan 40 jam perminggu

IQ anak

Keutuhan pusat bahasa di otak

2. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Dalam mengkaji anak autis adalah :

Pola tingkah laku anak

Cara mereka berinteraksi / berhubungan dengan orang lain

Cara berkomunikasi secara verbal

Perkembangan mental

Page 15: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

B. Diagnosa

1.) Resiko terjadi trauma b/d keinginan untuk bunuh diri

2.) Gangguan komunikasi verbal b/d keterlambatan dan gangguan Intelektual

3.) Gangguan interaksi sosial b/d menarik diri

C. Implementasi

1.) Tujuan :

Agar anak dapat menghindari benda-benda tajam atau benda-benda yang

membahayakan dirinya.

Bina hubungan saling percaya

Hindari benda yang berbahaya di sekitar klien

Observasi perilaku yang membahayakan klien

Berikan aktivitas yang positif untuk mengembangkan kemampuan

Dorong anak agar mau bermain dengan teman-temannya sebagai alat

untuk distraksi agar tidak menyendiri

Beri reinforcement bila anak dapat mengurangi perilaku yang

berbahaya

2.) Tujuan :

Anak dapat berkomunikasi dengan verbal sehingga ia dapat melakukan

hubungan sosial engan orang lain.

Bina hubungan saling percaya

Berikan stimuli untuk mengadakan interaksi dengan lingkungan misal

dengan alat permainan

Gunakan kata-kata / kalimat yang mudah dimengerti

Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan

Beri reinforcement bila anak berhasil

3.) Tujuan :

Anak mampu mengadakan interaksi sosial dengan lingkungan

Bina hibungan saling percaya

Seringlah berinteraksi dengan anak

Ajak anak untuk berinetraksi dengan teman sebayanya

Beri sentuhan lembut pada anak

Page 16: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

D. Evaluasi

Memantau perilaku anak apakah masih melakukan tindakan yang

sekiranya membahayakan dirinya.

Mengobservasi kemampuan anak dalam berkomunikasi, apakah ada

hambatan.

Mengobservasi anak dalam berinteraksi sosial dengan orang lain, apakah

anak sudah merasa senang dan nyaman.

Page 17: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

REFERENSI :

Handojo. 2003. Auits. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :

Infomedika.

http://www.microsoft.com/isapi/redir.dll?prd=ie&pver=6&ar=msnhome

http://www.manajemenqolbu.com/new/isi_kolom.php?isi_id=303&produk_id=4

http://www.puterakembara.org/milis/journal5.shtml

Page 18: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak I (KJR 212)

Disusun Oleh :

DEWI KESWULAN NOMARITA HAGIA (0201100005 / II.A)

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MALANG

2004

Page 19: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak I (KJR 212)

Disusun Oleh :

DEWI KESWULAN NOMARITA HAGIA (0201100005 / II.A)

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MALANG

Page 20: L.P AUTISME & DOWN SYNDROME.doc

2004