lp stenosis aorta.docx

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbanyak dari kematian penduduk dunia, salah satunya disebabkan oleh kelainan katup jantung. Penyakit katup jantung antara lain adalah stenosis (membuka tidak sempurna) dan insufisiensi (menutup tidak sempurna), ini dapat terjadi baik pada katup arteroventrikular maupun katup semilunar. Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta. Di Amerika Utara dan Eropa Barat, stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah usia 70-80 tahun. Di wilayah lainnya, kerusakan katup akibat demam rematik masih sering terjadi. Untuk mengatasi penyakit ini, medikasi dan pembedahan/ insisi adalah upaya yang terbaik. Dengan demikian, katup yang

Upload: miranti-lois-saudah

Post on 24-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP stenosis aorta.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbanyak dari kematian

penduduk dunia, salah satunya disebabkan oleh kelainan katup jantung. Penyakit

katup jantung antara lain adalah  stenosis (membuka tidak sempurna) dan

insufisiensi (menutup tidak sempurna), ini dapat terjadi baik pada katup

arteroventrikular maupun katup semilunar.

Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada lubang katup

aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari

ventrikel kiri ke aorta.

Di Amerika Utara dan Eropa Barat, stenosis katup aorta merupakan penyakit

utama pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut

dan penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti ini

timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah usia

70-80 tahun. Di wilayah lainnya, kerusakan katup akibat demam rematik masih

sering terjadi.

Untuk mengatasi penyakit ini, medikasi dan pembedahan/ insisi adalah upaya

yang terbaik. Dengan demikian, katup yang mengalami kelainan itu dapat

disembuhkan ataupun dikurangi risiko tinggi semakin parahnya penyakit

B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimana konsep tentang Stenosis aorta ?

2.      Bagimana asuhan keperawatan klien dengan Stenosis aorta ?

C.    Tujuan

Page 2: LP stenosis aorta.docx

1.      Tujuan umum

Memahami konsep dan memberikan asuhan keperwatan pada klien dengan

Stenosis aorta.

2.      Tujuan khusus

a.       Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi Stenosis aorta.

b.      Mahasiswa dapat menjelaskan tentang etiologi Stenosis aorta.

c.       Mahasiswa dapat menjelaskan tentang patofisiologi Stenosis aorta.

d.      Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manifestasi klinis Stenosis aorta.

e.       Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan diagnostik stenosis aorta.

f.       Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penatalaksanaan Stenosis aorta.

g.       Mahasiswa dapat menjelaskan tentang komplikasi Stenosis aorta.

h.      Mahasiwa dapat menjelaskan tentang prognosis Stenosis aorta.

i.        Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Web of Cause Stenosis aorta.

j.        Mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien Stenosis

aorta.

D.    Manfaat

Memahami konsep dan memberikan asuhan keperwatan pada klien dengan

Stenosis aorta.

Page 3: LP stenosis aorta.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi

Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada lubang katup

aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari

ventrikel kiri ke aorta (Stewart WJ and Carabello BA, 2002: 509-516). 

Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup) aorta (aortic

valve). Sejumlah dari kondisi-kondisi menyebabkan penyakit yang berakibat pada

penyempitan dari klep aorta. Ketika derajat dari penyempitan menjadi cukup

signifikan untuk menghalangi aliran darah dari bilik kiri ke arteri-arteri, yang

mengakibatkan persoalan-persoalan jantung berkembang. (Otto,CM,Aortic,

2004;25:185-187). 

Stenosis Katup Aorta adalah suatu penyempitan atau penyumbatan pada katup

aorta. Penyempitan pada Katup aorta ini mencegah katup aorta membuka secara

maksimal sehingga menghalangi aliran darah mengalir dari jantung menuju aorta.

Dalam keadaan normal, katup aorta terdiri dari 3 kuncup yang akan menutup dan

membuka sehingga darah bisa melewatinya.

Pada stenosis katup aorta, biasanya katup hanya terdiri dari 2 kuncup sehingga

lubangnya lebih sempit dan bisa menghambat aliran darah. Akibatnya ventrikel kiri

harus memompa lebih kuat agar darah bisa melewati katup aorta.

B.     Etiologi

Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta sehingga

menghalangi darah masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi dari stenosisi ini bisa

bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah RHD (Rheumatic Heeart

Page 4: LP stenosis aorta.docx

Disease) atau yang biasa kita kenal dengan demam rematik. Berikut etiologi

stenosis katup aorta lebih lengkap :

1.      Kelainan kongenital

Tidak banyak bayi lahir dengan kelainan kongenital berupa penyempitan katup

aorta . sedangkan sebagian kecil lainnya dilahirkan dengan katup aorta yang

hanya mempunyai dua daun (normal katup aorta terdiri dari tiga daun). Pada katup

aorta dengan dua daun dapat tidak menimbulkan masalah atauupun gejala yang

berarti sampai  ia dewasa dimana katup mengalami kelemahan dan penyempitan

sehingga membutuhkan penanganan medis.

2.      Penumpukan kalsium pada daun katup

Seiring usia katup pada jantung dapat mengalami akumulasi kalsium (kalsifikasi

katup aorta). Kalsium merupakan mineral yang dapat ditemukan pada darah.

Seiring dengan aliran darah yang melewati katup aorta maka menimbulkan

akumulasi kalsium pada katup jantung yang kemudian dapat menimbulkan

penyempitan pada katup aorta jantung. Oleh karena itulah stenosis aorta yang

berasal dari proses klasifikasi banyak terjadi pada lansia di atas 65 tahun, namun

gejalanya beru timbul saat klien berusia 70 tahun.

3.      Demam rheumatik

Komplikasi dari demam rematik adalah adanya sepsis atau menyebarnya

kuman atau bakteri melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan

sampainya kuman atau bakteri tersebut ke jantung. Saat kuman tersebut mencapai

katup aorta maka terjadilah kematian jaringan pada katup aorta. Jaringan yang

mati ini dapat menyebabkan penumpukan kalsium yang dikemudian hari dapat

menyebabkan stenosis aorta. Demam reumatik dapat menyebabkan kerusakan

pada lebih dari satu katup jantung dalam berbagai cara.Kerusakan katup jantung

Page 5: LP stenosis aorta.docx

dapat berupa ketidak mampuan katup untuk membuka atau menutup bahkan

keduanya.

C.    Patofisiologi

Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan tahanan

dan perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan aorta. Peningkatan

tekanan ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang berlebihan pada ventrikel kiri,

yang dicoba diatasi dengan meningkatkan ketebalan dinding ventrikel kiri

(hipertrofi ventrikel kiri). Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi sampai kontraktilitas

miokard menurun. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meningkat. Kontraksi atrium

menambah volume darah diastolik ventrikel kiri. Hal ini akan mengakibatkan

pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel kiri yang terus menerus akan

menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan kontraktilitas miokard.

Iskemia miokard timbul akibat kurangnya aliran darah koroner ke miokard yang

hipertrofi. 

Area katup aorta normal berkisar 2-4cm2,Gradien ventrikel kiri dengan aorta

mulai trlihat bila area katup aorta <1.5cm2. Bila area katup mitral <1cm2,maka

stenosis aorta sudah disebut berat. Kemampuan adaptasi  miokard menghadapi

stenosis aorta meyebabkan manifestasi baru muncul bertahun-tahun kemudian.

Hambatan aliran darah pada stenosis katup aorta(progressive pressure overload of

left ventricle akibat stenosis aorta) akan merangsang mekanisme RAA(Renin-

Angiotensin-Aldosteron) beserta mekanisme lainnya agar miokard mengalami

hipertrofi.

Penambahan massa otot ventrikel kiri ini akan menigkatkan tekanan intra-

ventrikel agar dapat melampaui tahanan stenosis aorta tersebut dan

mempertahankan wall stress yang normal berdasarkan rumus Laplace: Stress=

(pressurexradius): 2xthickness. Namun bila tahanan aorta bertambah,maka

hipertrofi akan berkembang menjadi patologik disertai penambahan jaringan

Page 6: LP stenosis aorta.docx

kolagen dan menyebabkan kekakuan dinding ventrikel,penurunan cadangan

diastolic,penigkatan kebutuhan miokard dan iskemia miokard. Pada akhirnya

performa ventrikel kiri akan tergangu akibat dari asinkroni gerak dinding ventrikel

dan after load mismatch. Gradien trans-valvular menurun, tekanan arteri

pulmonalis dan atrium kiri meningkat menyebabkan sesak nafas.Gejala yang

mentolok adalah sinkope, iskemia sub-endokard  yang menghasilkan angina dan

berakhir dengan gagal miokard (gagal jantung kongestif). Angina timbul karena

iskemia miokard akibat dari kebutuhan yang meningkat hipertrofi ventrikel kiri,

penurunan suplai oksigen akibat dari penurunan cadangan koroner, penurunan

waktu perfusi miokard akibat dari tahanan katup aorta.

Sinkop umumnya timbul saat aktifitas karena ketidak mampuan jantung

memenuhi peningkatan curah jantung saat aktifitas ditambah dengan reaksi

penurunan resistensi perifer. Aritmia supra maupun ventricular, rangsangan

baroreseptor karena peningkatan tekanan akhir diastolik dapat menimbulkan

hipotensi dan sinkop.

Gangguan fungsi diastolic maupun sistolik ventrikel kiri dapat terjadi pada

stenosis aorta yang dapat diidentifikasi dari pemeriksaan jasmani,foto toraks dan

enongkatan Peptida Natriuretik. Hipertrofi ventrikel akan menigkatkan kekakuan

seluruh dinding jantung. Deposisi kolagen akan menambah kekauan miokard dan

menyebabkan gisfungsi diastolik. Setelah penebalan miokard maksimal, maka wall

stress tidak lagi dinormalisasi sehingga terjadi peninggian tekanan diastolic

ventrikel kiri menghasilkan penurunan fraksi ejeksi dan penurunan curah jantung

yang disebut sebagai disfungsi sistolik

D.    Manifestasi klinis

Stenosis katup aorta dapat terjadi dari tahap ringan hingga berat. Tipe gejala

dari stenosis katup aorta berkembang ketika penyempitan katup semakin parah.

Regurgitasi katup aorta terjadi secara bertahap terkadang bahkan tanpa gejala hal

Page 7: LP stenosis aorta.docx

ini dikarenakan jantung telah dapat mengkompensasi penurunan kondisi katup

aorta. Berikut manifestasi klinis dari stenosis katup aorta :

1.      Nyeri dada

Nyeri dada adalah gejala pertama pada sepertiga dari pasien-pasien dan

akhirnya pada setengah dari pasien-pasien dengan aortic stenosis. Nyeri dada

pada pasien-pasien dengan aortic stenosis adalah sama dengan nyeri dada

(angina) yang dialami oleh pasien-pasien dengan penyakit arteri koroner (coronary

artery disease). Pada keduanya dari kondisi-kondisi ini, nyeri digambarkan sebagai

tekanan dibahwah tulang dada yang dicetuskan oleh pengerahan tenaga dan

dihilangkan dengan beristirahat.

Pada pasien-pasien dengan penyakit arteri koroner, nyeri dada disebabkan

oleh suplai darah yang tidak cukup ke otot-otot jantung karena arteri-arteri koroner

yang menyempit. Pada pasien-pasien dengan aortic stenosis, nyeri dada seringkali

terjadi tanpa segala penyempitan dari arteri-arteri koroner yang mendasarinya.

Otot jantung yang menebal harus memompa melawan tekanan yang tinggi untuk

mendorong darah melalui klep aortic yang menyempit. Ini meningkatkan

permintaan oksigen otot jantung yang melebihi suplai yang dikirim dalam darah,

menyebabkan nyeri dada (angina).

Ciri-ciri angina :

Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di

bawah tulang dada (sternum).

Nyeri juga bisa dirasakan di:

-      Bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam.

-      Punggung

-      Tenggorokan, rahang atau gigi

-      Lengan kanan (kadang-kadang).

Page 8: LP stenosis aorta.docx

Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman

dan bukan nyeri.

Yang khas adalah bahwa angina:

-       dipicu oleh aktivitas fisik

-       berlangsung tidak lebih dari beberapa menit

-       akan menghilang jika penderita beristirahat.

Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan

kegiatan tertentu.

Angina seringkali memburuk jika:

-       aktivitas fisik dilakukan setelah makan

-       cuaca dingin

-       stres emosional

2.      Pingsan (syncope)

Pingsan (syncope) yang berhubungan dengan aortic stenosis biasanya

dihubungkan dengan pengerahan tenaga atau kegembiraan. Kondisi-kondisi ini

menyebabkan relaksasi (pengenduran) dari pembuluh-pembuluh darah tubuh

(vasodilation), menurunkan tekanan darah. Pada aortic stenosis, jantung tidak

mampu untuk meningkatkan hasil untuk mengkompensasi jatuhnya tekanan darah.

Oleh karenanya, aliran darah ke otak berkurang, menyebabkan pingsan. Pingsan

dapat juga terjadi ketika cardiac output berkurang oleh suatu denyut jantung yang

tidak teratur (arrhythmia). Tanpa perawatan yang efektif, harapan hidup rata-rata

adalah kurang dari tiga tahun setelah timbulnya nyeri dada atau gejala-gejala

syncope.

3.      Sesak napas

Page 9: LP stenosis aorta.docx

Sesak nafas dari gagal jantung adalah tanda yang paling tidak menyenangkan.

Ia mencerminkan kegagalan otot jantung untuk mengkompensasi beban tekanan

yang ekstrim dari aortic stenosis. Sesak napas disebabkan oleh tekanan yang

meningkat pada pembuluh-pembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh

tekanan yang meningkat yang diperlukan untuk mengisi ventricle kiri. Awalnya,

sesak napas terjadi hanya sewaktu aktivitas. Ketika penyakit berlanjut, sesak

napas terjadi waktu istirahat. Pasien-pasien dapat menemukannya sulit untuk

berbaring tanpa menjadi sesak napas (orthopnea). Tanpa perawatan, harapan

hidup rata-rata setelah timbulnya gagal jantung yang disebabkan oleh aortic

stenosis adalah antara 6 sampai 24 bulan.

E.     Pemeriksaan Diagnostik

1.      Electrocardiogram (EKG) 

EKG adalah suatu perekaman dari aktivitas elektrik jantung. Pola-pola

abnormal pada EKG dapat mencerminkan suatu otot jantung yang menebal dan

menyarankan diagnosis dari aortic stenosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang,

kelainan konduksi elektrik dapat juga terlihat.

2.      Chest x-ray

Chest x-ray (x-ray dada) biasanya menunjukan suatu bayangan jantung yang

normal. Aorta diatas klep aortic seringkali membesar. Jika gagal jantung hadir,

cairan di jaringan paru dan pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar di daerah-

daerah paru bagian atas seringkali terlihat.

3.      Echocardiography

Echocardiography menggunakan gelombang-gelombang ultrasound untuk

memperoleh gambar-gambar (images) dari ruang-ruang jantung, klep-klep, dan

struktur-struktur yang mengelilinginya. Ii adalah suatu alat non-invasive yang

berguna, yang membantu dokter-dokter mendiagnosa penyakit klep aortic. Suatu

Page 10: LP stenosis aorta.docx

echocardiogram dapat menunjukan suatu klep aortic yang menebal dan kalsifikasi

yang membuka dengan buruk. Ia dapat juga menunjukan ukuran dan kefungsian

dari ruang-ruang jantung. Suatu teknik yang disebut Doppler dapat digunakan

untuk menentukan perbedaan tekanan pada setiap sisi dari klep aortic dan untuk

menaksir area klep aortic.

4.      Cardiac catheterization

Cardiac catheterization adalah standar emas dalam mengevaluasi aortic

stenosis. Tabung-tabung plastik berongga yang kecil (catheters) dimasukan

dibawah tuntunan x-ray ke klep aortic dan kedalam ventricle kiri. Bersama

tekanan-tekanan diukur pada kedua sisi dari klep aortic. Kecepatan dari aliran

darah diseluruh klep aortic dapat juga diukur menggunakan suatu kateter khusus.

F.     Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan medikamentosa untuk Stenosis Aorta asimtomatik,

tetapi begitu timbul gejala seperti sinkop, angina atau gagal jantung segera harus

dilakukan operasi katup, tergantung pada kemampuan dokter bedah jantung.

Dapat dilakukan reparasi(repair) atau replace(mengganti katup dengan katup

artificial). Penderita asimtomatik perlu dirujuk untuk pemeriksaan Doppler-

Ekokardiografi. Trans-valvular velocity lebih dari 4m/detik dianjurkan untuk

menjalani operasi. Selama katup aorta masih dalam tingkatan perkembangan, sulit

memberikan nasihat operasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Komisurotomi

sederhana biasanya kurang menolong.

Penyempitan katup bawaan begitu keras, sehingga dengan melebarkan saja

tidak dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Penggantian katup harus

dipertimbangkan. Disinilah letak kesukarannya untuk penggantian katup dengan

profesa masih sangat mengerikan. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa

indikasi operasi pada anak dan remaja jika terdapat perbedaan tekanan lebih dari

Page 11: LP stenosis aorta.docx

70 mmHg pada katup yang menyempit. Dari pihak lain tantangan terhadp

anggapan tersebut bahwa stenosis aorta membahayakan kehidupan.

Pembatasan aktifitas serta larangan berolahraga terpaksa diharuskan, tetapi

kemudian akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses

perkembangan rohani dan jasmani. Pada saat ini masih masih tidak diketahui

dengan pasti nasib katup buatan tersebut. Lebih mudah menentukan sikap pada

kelainan stenosis subvalvular dari pada membran murni, yaitu dengan membelah

membran diperoleh hasil optimal. Lebih sukar lagi dari pada stenosis supavalvular

yang mortalitas tinggi.

Sekarang terdapat teknik baru, yakni melebarkan daerah yang menyempit

dengan kateter yang dilengkapi dengan balon. Cara ini dilaporkan cukup efektif,

meskipun kemungkinan terjadinya penyempitan kembali sering.

Berikut bebearpa cara penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain:

1.      Teknik nonsurgical (tanpa tindakan operatif)

2.      Balloon Valvuloplasty (valvulotomy).

Seringnya tindakan  yang bertujuan untuk membenarkan kembali katup tanpa

menggantinya merupakan tindakan yang paling sering digunakan. Balloon

valvuloplasty dilakukan dengan kateter tipis dan lembut yang ujungnya diberi balon

yang dapat dikembangkan ketika mencapai katup. Balon yang mengembang

tersebut akan menekan katup yang menyempit sehingga dapat terbuka kembali

dan memungkinkan darah dapat mengalir dengan normal kembali. Balon

valvuloplasty merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan stenosis katup

aorta beserta manifestasi klinis yang timbul karenanya terutama efektif pada infant

dan anak-anak. Bagaimanapun juga pada dewasa metode ini tidak selalu berhasil

Page 12: LP stenosis aorta.docx

karena stenosis dapat muncul kembali setelah dilakukan balon valvuloplasty. Oleh

karena alasan di atas, untuk penyembuhan stenosis katup aorta pada dewasa

jarang dilakukan balon valvuloplasty terkecuali pada klien yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan operasi penggantian katup atau valvuloplasty.

1.      Percutaneous aortic valve replacement.

Percutaneous aortic valve replacement atau Penempatan kembali katup aorta

percutan merupakan penatalaksanaan yang tersering yang dilakukan pada klien

dengan stenosis katup aorta. Pendekatan terbaru dengan metode ini

memungkinkan untuk melakukan metode ini dengan menggunakan kateter.

Metode ini dilakukan jika terjadi pada klien dengan resiko tinggi timbulnya

komplikasi dari stenosis katup aorta. Pembedahan katup aorta dilakukan dengan

beberapa metode antara lain :

a.       Penempatan kembali katup aorta.

Metode ini merupakan metode primer untuk menangani kasus stenosis katup

aorta. Pembedahan dilakukan dengan mengambil katup yang rusak dengan katup

mekanik baru atau bagian dari jaringan katup. Katiup mekanik terbuat dari metal,

dapat bertahan lama tetapi dapat pula menyebabkan resiko penggumpalan darah

pada katup atau daerah yang dekat dengan katup. Oleh karena itu untuk

mengatasinya klien harus mengkonsumsi obat anti koagulan seperti warfarin

(caumadin) seumur hidup untuk untuk mencegah penggumpalan darah.

Sedangkan penggantian dengan katup jaringan ini dapat diambil dari babi, sapi

atau berasal dari cadaver manusia. Tipe lainnya menggunakan jaringan katup

yang berasal dari katup pulmonary klien itu sendiri jika dimungkinkan.

b.      Valvuloplasty.

Dalam kasus yang jarang ditemui penggunaan metode valvuloplasty lebih baik

untuk dilakukan daripada penggunaan metode balon valvuloplasty. Seperti pada

Page 13: LP stenosis aorta.docx

bayi yang baru lahir yang mengalami kelainan dimana daun katup aorta menyatu.

Dengan menggunakan cara operasi bedah cardiac pada katup aorta untuk

memisahkan daun katup yang menyatu dan meningkatkan kembali aliran darah

yang melewati katup. Atau cara lain dengan memperbaiki katup yaitu

menghilangkan kalsium berlebih yang terdapat pada daerah sekitar katup.

G.    Komplikasi

1.      Gagal jantung

2.      Hipertensi sisitemik

3.      Nyeri dada (angina pectoris)

4.      Sesak nafas

H.    Prognosis 

Survival rate 10 tahun penderita pasca operasi ganti katup aorta adalah sekitar

60% dan rata rata 30% katup artifisial bioprotese mengalami gangguan setelah 10

tahun dan memerlukan operasi ulang.Katup Metal artificial harus dilindungi dengan

antikoagulan untuk mencegah trombus dan embolisasi.Sebanyak 30% penderita

ini akan mengalami komplikasi perdarahan ringan-berat akibat dari terapi

tersebut.Valvuloplasti aorta perkutan dengan balon dapat dilakukan pada  anak

atau anak muda dengan stenosis aorta congenital non-kalsifikasi.Pada orang

dewasa dengan kalsifikasi,tindakan ini menimbulkan restenosis yang tinggi

Page 14: LP stenosis aorta.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian

1.      Anamnesa

a.       Identitas

Nama Pasien : Ny. R

Umur : 41 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Alamat : Banyu Urip, Surabaya

Penanggung jawab biaya

Nama :Tn. F

Alamat : Banyu Urip, Surabaya

b.      Keluhan Utama :

Klien dengan stenosis aorta akan mendapatkan nyeri dada (angina), pingsan

(syncope) dan sesak napas yang disebabkan oleh gagal jantung. Pada 4% pada

pasien dengan stenosis aorta, gejala pertama adalah kematian mendadak,

biasanya sewaktu pengerahan tenaga yang berat.

c.       Riwayat Penyakit Sekarang :

Dua minggu yang lalu klien marasa nyeri dada dan disertai dengan sesak

nafas, hingga akhirnya klien mengalami sinkope, kemudian Suaminya

membawanya ke RSUD Dr. Soetomo

1)      Riwayat Kesehatan Masa Lalu :

Klien pernah dirawat di RS dengan diagnosa typus.

2)      Riwayat Penyakit Keluarga :

Page 15: LP stenosis aorta.docx

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit

yang disinyalir sebagai penyebab stenosis aorta.

2.      Observasi

a.       Keadaan umum

         Suhu : 364oC

         Nadi : 24 x/menit

         Tekanan Darah : 120/80

         RR : 87 x/menit

3.      Pemeriksaan Persistem

B1 (Breathing)

Terjadi perubahan pernapasan, takipnoe, pernapasan dangkal.

B2 (Blood)

Ada perubahan denyut nadi, takikardia.

B3 (Brain)

Ada perasaan takut. Penampilan yang tidak tenang. Klien nampak gelisah.

B4 (Bladder)

Retensi urine

B5 (Bowel)

Normal

B6 (Bone)

Normal

B.     Diagnosa keperawatan

1.      Nyeri dada behubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah ke miokardium

akibat sekunder dari aliran darah yang menurun pada arteri koroner.

Page 16: LP stenosis aorta.docx

2.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli

dan retensi cairan interstitial akibat sekunder dari edema paru.

3.      Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan cardiac output

sekunder.

4.      Resiko tinggi terhadap ketidak seimbangan volume cairan (kelebihan)

berhubungan dengan peningkatan retensi cairan dan natrium oleh ginjal.

5.      Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan supplay oksigen

dan kebutuhan oksigen jaringan.

6.      Ansietas berhubungan dengan prognosa penyakit jantung.

C.    Intervensi 

1.      Nyeri dada yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai

oksigen ke miokardium

         Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada keluhan dan terdapat penurunan

respons nyeri dada

         Kriteria evaluasi : Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada,

secara objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, tidak

terjadi penurunan perfusi perifer, urine >600ml/ hari.

Intervensi Rasional

Mandiri

1.      Catat karakteristik nyeri, lokasi,

lamanya, dan penyebaran

2.      Anjurkan pada klien untuk

melaporkan nyerinya dengan

segera

1.      Variasi penampilan dan perilaku

klien karena nyeri terjadi sebagai

temuan pengkajian

2.      Lokasi nyeri perikarditis pada

bagian substansial menjalar ke

leher dan punggung. Tetapi beda

dengan nyeri iskemi miokard/ infark,

Page 17: LP stenosis aorta.docx

3.      Lakukan manajemen nyeri

keperawatan:

a.       Atur posisi fisiologis

b.      Istirahatkan klien

     Berikan oksigen tambahan

dengan kanula nasal atau masker

sesuai dengan indikasi

d.      Manajemen lingkungan:

nyeri tersebut akan bertambah pada

saat inspirasi dalam, perubahan

posisi, dan berkurang pada saat

duduk/ bersandar ke depan.

3.      Nyeri berat dapat, menyebabkan

syok kardiogenik yang berdampak

pada kematian mendadak.

a.       Posisi fisiologis akan meningkatkan

suplai oksigen ke jaringan yang

mengalami iskemik.

b. Istirahat akan menurunkan

kebutuhan oksigen jaringan

perifer sehingga akan

menurunkan kebutuhan

miokardium dan akan

meningkatkan suplai darah

dan oksigen ke miokardium

yang membutuhkan untuk

menurunkan iskemik.

c. Meningkatkan jumlah oksigen

yang ada untuk pemakaian

miokardium sekaligus

mengurangi

ketidaknyamanan akibat

sekunder dari iskemik.

d. Lingkungan tenang akan

Page 18: LP stenosis aorta.docx

Lingkungan tenang dan batasi

pengunjung

e.       Ajarkan teknik relaksasi

pernapasan dalam

    Ajarkan teknik distraksi pada saat

nyeri

4.      Lakukan manajemen sentuhan

menurunkan stimulus nyeri

eksternal dan pembatasan

pengunjung akan membantu

meningkatkan kondisi

oksigen ruangan yang akan

berkurang apabila banyak

pengunjung yang akan

berada di ruangan.

e. Meningkatkan suplai oksigen

sehingga akan menurunkan

nyeri akibat sekunder dan

iskemik jaringan otak.

f. Distraksi (pengalihan

perhatian) dappat

menurunkan stimulus internal

dengan mekanisme

peningkatan produksi

enddorfin dan enkefalin yang

dapat memblok reseptor

nyeri untuk tidak dikirimkan

ke korteks serebri sehingga

menurunkan persepsi nyeri.

4.      Manajemen sentuhan pada saat

nyeri berupa sentuhan dukungan

psikologis dapat membantu

menurunkan nyeri. Masase ringan

dapat meningkatkan aliran darah

Page 19: LP stenosis aorta.docx

Kolaborasi

Pemberian terapi farmakologi

antiangina (nitrogliserin)

dan dengan otomatis membantu

suplai darah dan oksigen ke area

nyeri dan menurunkan sensasi

nyeri.

Obat- obat antiangina bertujuan

untuk meningkatkan aliran darah

baik dengan menambah suplai

oksigen atau dengan mengurangi

kebutuhan miokardium akan

oksigen. Nitrat berguna untuk

kontrol nyeri dengan efek

vasodilator koroner

2.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli

dan retensi cairan interstitial akibat sekunder dari edema paru.

         Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas.

         Kriteria hasil : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal (16- 20x/ menit),

respons batuk berkurang.

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Auskultasi bunyi napas

(crackles)

1. Indikasi adanya edema paru;

sekunder akibat

dekompensasi jantung

Page 20: LP stenosis aorta.docx

2.      Ukur intake dan output cairan

3.      Timbang berat badan

4.      Pertahankan pemasukan total

cairan 2000ml/ 24 jam dalam

toleransi kardiovaskuler

Kolaborasi

1. Berikan diet tanpa garam

2.      Berikan diuretik, contoh:

Furosemide, sprinolakton,

hidronolakton

2. Penurunan curah jantung

mengakibatkan tidak

efektifnya perfusi ginjal,

retensi natrium/ cairan, dan

penurunan output urine.

3. Perubahan tiba- tiba dari

berat badan menunjukkan

gangguan keseimbangan

cairan.

4. Memenuhi kenutuhan cairan

tubuh orang dewasa, tetapi

memerlukan pembatasan

dengan adanya

dekompensasi jantung.

1. Natrium meningkatkan

retensi cairan dan

meningkatkan volume

plasma yang berdampak

terhadap peningkatan beban

kerja jantung dan akan

meningkatkan kebutuhan

miokardium.

2. Diuretik bertujuan untuk

menurunkan volume plasma

dan menurunkan retensi

Page 21: LP stenosis aorta.docx

3.      Pantau data laboratorium

elektrolit kalium

cairan di jaringan sehingga

menurunkan risiko terjadinya

edema paru.

3. Hipokalemia dapat

membatasi keefektifan terapi.

4.      Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan cardiac output

sekunder

         Data Penunjang : Mengeluh sesak nafas, badan panas, cepat lelah, pusing, mual,

nyeri dada, palpitasiO : BP menurun, MAP abnormal, tachichardi, denyut lemah,

Dyspnea, dysritmia, pulsus paradoks, JVP > 3 cm H2O, Cyanosis

         Kriteria Hasil: Keluhan hilang, ABG normal, pola EKG, isoelektrik, Vital sign dan

cardiac isoenzim dalam batas normal , tanda pulsus paradoks hilang, cyanosis

hilang

Page 22: LP stenosis aorta.docx

5.      Resiko

tinggi

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Evaluasi vital sign

2. Evaluasi bunyi jantung,

pericardial friction rub,

CVP.

3. Observasi tanda dan

gejala yang mungkin

merupakan indikasi

berkembangnya

kegagalan.

4. Observasi tanda – tanda

toxicitas digitales

5. Pertahankan patensi jalur

IV

a.       Bila muncul tanda – tanda

tamponade, maka letakkan klien

dalam posisi fowler dan

observasi tanda vital sign secara

ketat

b.      Kolaborasi dengan team medis

untuk tindakan :

- Oksigenasi konsentrasi 24 % -

25 % dengan kecepatan aliran 2

– 3 liter permenit

- Digitalis, diuretic, anti disritmia

- Antibiotik per parenteral

Pericardiocentesis

1. Indikasi menunjukkan adanya

tanda- tanda penyakit timbul

kembali, missal: RR

meningkat/ menurun, TD

render atau tinggi,dan lain-

lain.

2. Indikasi menunjukkan adanya

bunyi jantung yang tidak

normal yang bias

menandakan adnya kelainan.

3. Mencegah penyakit

memburuk.

4. Jika ditemukan tanda- tanda

tixicitas, segera dihentikan

pengobatan digitalis tersebut

agar tidak memperparah

penyakit.

5. Kebutuhan cairan pasien

terpenuhi, tidak dehidrasi.

6. Posisi semifowler bias

memudahkan klien untuk

mendapatkan oksigen untuk

bernapas.

- Membantu klien untuk memenuhi

oksigenasinya.

- Obat- obat ini dapat mencegah

memprburuk keadaan klien.

Page 23: LP stenosis aorta.docx

terhadap ketidakseimbangan volume cairan (kelebihan) berhubungan dengan

peningkatan retensi cairan dan natrium oleh ginjal.

         Data Penunjang : Berat badan meningkat, Adanya Edema

         Kriteria Hasil : Keseimbangan output dan input cairan, berat badan stabil, tanda

vital dalam rentang normal, dan tidak ada edema

Intervensi Rasional

1. Pantau masukan dan

pengeluaran, catat

keseimbangan cairan,

timbang berat badan tiap

hari.

2. Auskultasi bunyi nafas

dan jantung

3. Kaji adanya distensi vena

jugularis

4. Pantau Tekanan Darah

5. Catat laporan dyspnea,

ortopnea, Evaluasi

adanya edema

6. Jelaskan tujuan

pembatasan cairan

7. Tindakan Kolaborasi :

Berikan diuretik

8. Pantau elektrolit serum

khususnya kalium

9. Berikan cairan IV melalui

alat control

1. Kehilangan berat badan bisa

mengindikasi adanya klien

kekurangan cairan.

2. Memantau ada atau tidaknya

suara jantung abnormal.

3. Distensi vena jugularis

mengindikasi adanya gagal

jantung kanan.

4. Tekanan darah harus diukur

pada waktu yang telah

ditentukan untuk menetukan

klien syok atau melemahnya

kerja jantung.

5. Edema menunjukkan

ketidakseimbangan cairan.

6. Pembatasan cairan bertujuan

agar tidak terjadi retensi cairan.

1. Diuretik bertujuan untuk

menurunkan volume

plasma dan menurunkan

retensi cairan di jaringan

Page 24: LP stenosis aorta.docx

10. Berikan cairan sesuai

indikasi

11.  Berikan batasan diet natrium

sesuai indikasi

sehingga menurunkan

risiko terjadinya edema

paru.

7.      Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidaksimbangan supplay oksigen dan

kebutuhan oksigen jaringan.

         Data Penunjang :

-       Laporan verbal kelemahan atau fatigue

-       Kecepatan jantung abnormal atau TD tidak berespon terhadap aktivitas

-       Ketidaknyamanan kerja atau dyspnea

Intervensi Rasional

1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas

menggunakan parameter berikut : Nadi 20 per menit

diatas frekuensi istirahat, catat peningkatan TD,

Nyeri dada, kelelahan berat, berkeringat, pusing dan

pingsan

2. Kaji kesiapan pasien untuk meningkatkan aktivitas

3. Dorong memajukan aktivitas

4. Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan

anjurkan penggunaan kursi mandi

1. Dorong pasien untuk partisipasi dalam

memilih periode

2. Jika tidak sesuai parameter, klien dikaji ulang

untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

3. Persiapkan dan dukung klien untuk

melakukan aktivitas jika sudah mampu.

Page 25: LP stenosis aorta.docx

4. Agar klien termotivasi untuk melakukan

aktivitas sehingga terpacu untuk sembuh.

5. Memudahkan klien ntuk beraktivitas tapi tidak

memanjakan.

1. Klien termotivasi untuk sembuh.

1. Ansietas berhubungan dengan

prognosa penyakit jantung

         Data Penunjang :

-       Rangsang simpatis, eksitasi, kardiovaskuler, gelisah, insomnia

-       Peningkatan tegangan, ketakutan

-       Peningkatan ketidakberdayaan ; Takut konsekuensi yang tak khusus

-       Ketidakpastian ; Fokus pada diri sendiri

Intervensi Rasional

1. Pantau respon fisik ;

contoh palpitasi ;

takikardi ; gerakan

berulang

2. Berikan tindakan

kenyamanan

3. Koordinasikan waktu

istirahat dan aktivitas saat

senggang tepat untuk

kondisi

4. Dorong ventilasi perasaan

tentang penyakit efeknya

terhadap pola hidup dan

status kesehatan akan

1.  Mengetahui klien dalam keadaan

normal atau tidak.

2.  Dengan kenyamanan, bias

mengurangi kecemasan klien yang

berhubungan dengan penyakitnya.

3.  Dengan memanajemen waktu

dengan baik, kondisi klien bisa fit

saat beraktivitas.

4.  Sharing atau saling cerita

mengenai apa yang dirasakan

tentang penyakitnya pada perawat

agar perawat bisa memantau kondisi

psikologis klien.

5.  Mengetahui klien dalam keadaan

Page 26: LP stenosis aorta.docx

datang

5. Anjurkan pasien

melakukan teknik

relaksasi

6. Kaji ketidakefektifan

koping dengan stresor

stress atau tidak agar koping klien

efektif.

Page 27: LP stenosis aorta.docx

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup) aorta (aortic

valve). Sejumlah dari kondisi-kondisi menyebabkan penyakit yang berakibat pada

penyempitan dari klep aorta. Ketika derajat dari penyempitan menjadi cukup

signifikan untuk menghalangi aliran darah dari bilik kiri ke arteri-arteri, yang

mengakibatkan persoalan-persoalan jantung berkembang.

Penyebab atau etiologi dari stenosisi ini bisa bermacam-macam. Namun yang

paling sering adalah RHD (Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal

dengan demam rematik.

Page 28: LP stenosis aorta.docx

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Anonymousa.  2010 .http://www.infokedokteran.com/article/Stenosis-aorta.html. diakses tanggal 22, Nopember 2010.

Anonymousb. 2010. http://aslikoe.blogspot.com/2009/09/stenosis-katup-aorta.html. diakses tanggal 22, Nopember 2010.

Anonymousc. 2010. http://askep-anak-stenosis-katup-aorta-aortic_25.html. diakses tanggal 22, Nopember 2010.