lp stroke umum

41
STROKE A. KONSEP DASAR DEFINISI Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma)(Lynda Juall Carpenito, 1995). Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu. ETIOLOGI Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain : 1. Thrombosis Cerebral. Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan 1

Upload: dinna-wahyu-saputri

Post on 06-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

LP Stroke Umum

TRANSCRIPT

Page 1: LP Stroke Umum

STROKE

A. KONSEP DASAR

DEFINISI

Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit

neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak.

Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder

terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain

dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma)

(Lynda Juall Carpenito, 1995).

Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut

yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak

dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang

terganggu.

ETIOLOGI

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :

1. Thrombosis Cerebral.

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami

oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa

menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis

biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.

Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan

penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi

serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48

jam setelah thrombosis.

Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis

otak :

a. Atherosklerosis

Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta

berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.

Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan

dapat terjadi melalui mekanisme berikut :

Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya

aliran darah.

Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.

1

Page 2: LP Stroke Umum

Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian

melepaskan kepingan thrombus (embolus)

Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian

robek dan terjadi perdarahan.

b. Hypercoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit

meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.

c. Arteritis( radang pada arteri )

2. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak

oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal

dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri

serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang

dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan

emboli :

a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.

(RHD)

b. Myokard infark

c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk

pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil

dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan

embolus-embolus kecil.

d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan

terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.

3. Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan

dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri.

Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi.

Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan

darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,

pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga

otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark

otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.

2

Page 3: LP Stroke Umum

Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :

a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.

b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.

c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.

d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan

pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk

vena.

e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan

penebalan dan degenerasi pembuluh darah.

4. Hypoksia Umum

a. Hipertensi yang parah.

b. Cardiac Pulmonary Arrest

c. Cardiac output turun akibat aritmia

5. Hipoksia setempat

a. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.

b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

FAKTOR RESIKO

Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokan sebagai berikut ::

1. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.

2. Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.

3. Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis

penyakit jantung lainnya.

4. Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada

arteri dan penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan

dengan anti koagulan )

5. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah

arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai darah

menurun pada ektremitas.

Dari hasil data penelitian di Oxford,Inggris bahwa penduduk yang

mengalami stroke disebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Tekanan darah tinggi tetapi tidak diketahui 50-60%

2. Iskemik Heart Attack 30%

3. TIA 24%

3

Page 4: LP Stroke Umum

4. Penyakit arteri lain 23%

5. Heart Beat tidak teratur 14%

6. DM 9%

Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap

berperan dalam meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan

pada penelitian tersebut diantaranya, adalah:

1. Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada

bukti kaitan antara keduanya itu.

2. Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko

terjadinya stroke. Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti

yang menyatakan hal tersebut berkaitan secara langsung. Walaupun

memang latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan MCI.

3. Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang

sama terkena serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak

daripada wanita.

4. Obesitas. Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih

besar, namun tidak ada bukti secara medis yang menyatakan hal ini.

5. Riwayat keluarga.

KLASIFIKASI

1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya,

yaitu :

a. Stroke Haemorhagi,

Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan

subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak

pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan

aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.

Kesadaran pasien umumnya menurun.

b. Stroke Non Haemorhagic

Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral,

biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur

atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia

yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema

sekunder . Kesadaran umummnya baik.

2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:

a. TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang

4

Page 5: LP Stroke Umum

terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala

yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam

waktu kurang dari 24 jam.

b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang

dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah

buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.

c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah

menetap atau permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit

dapat diawali oleh serangan TIA berulang.

PATOFISIOLOGI

Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di

otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan

besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area

yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak

dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus,

emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan

umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik

sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak, thrombus dapat

berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang

stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.

Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai

emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan ;

1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang

bersangkutan.

2. Edema dan kongesti disekitar area.

Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area

infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau

kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema

pasien mulai menunjukan perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya

tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh

darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti

thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding

pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa

infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi

aneurisma pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral,

jika aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan

5

Page 6: LP Stroke Umum

oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah..

Perdarahanintraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian

dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika sirkulasi

serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan

disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6

menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia

serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya

cardiac arrest.

6

Page 7: LP Stroke Umum

PATHOFISIOLOGI STROKE

OKLUSI

PENURUNAN PERFUSI JARINGAN CEREBRAL

ISKEMIA

HIPOKSIA

Metebolisme anaerob Nekrosis jaringan otak aktifitas elektrolit

terganggu

VOLUME CAIRAN BERTAMBAH

Asam laktat Pompa Na dan K gagal

meningkat

Na dan K influk

EDEMA CEREBRAL RETENSI AIR

TIK meningkat

Perbedaan antara infark dan perdarahan otak sebagai berikut :

GEJALA(ANAMNESA) INFARK PERDARAHAN

PermulaanWaktuPeringatanNyeri KepalaKejangKesadaran menurun

Sub akutBangun pagi+ 50% TIA--Kadang sedikit

Sangat akutLagi aktifitas-++++++

Gejala ObjektifKomaKaku kudukKernigpupil edemaPerdarahan Retina

Pemeriksaan LaboratoriumDarah pada LP

Infark+/-----

-+

Perdarahan+++++++

+Kemungkinan pergeseran

7

Page 8: LP Stroke Umum

X foto SkedelAngiografiCT Scan.

Oklusi, stenosis

Densitas berkurang

glandula pinealAneurisma AVM. massa intra hemisfer/vasospasme.Massa intrakranial densitas bertambah.

Perbedaan perdarahan Intra Serebral(PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid

(PSA)

GEJALA PIS PSA

Timbulnya

Nyeri Kepala

Kesadaran

Kejang

Tanda rangsangan

Meningeal.

Hemiparese

Gangguan saraf otak

Dalam 1 jam

Hebat

Menurun

Umum

+/-

++

+

1-2 menit

Sangat hebat

Menurun sementara

Sering fokal

+++

+/-

+++

Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:

1. Stroke hemisfer Kanan

a. Hemiparese sebelah kiri tubuh.

b. Penilaian buruk

c. Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan

terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut.

2. Stroke yang Hemifer kiri

a. Mengalami hemiparese kanan

b. Perilaku lambat dan sangat hati-hati

c. Kelainan bidang pandang sebelah kanan.

d. Disfagia global

e. Afasia

f. Mudah frustasi

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Rontgen kepala dan medula spinalis

2. Elektro encephalografi

3. Punksi lumbal

4. Angiografi8

Page 9: LP Stroke Umum

5. Computerized Tomografi Scanning ( CT. Scan)

6. Magnetic Resonance Imaging

PENATALAKSANAAN STROKE

Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis

sebagai berikut

1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :

a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan

lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,

membantu pernafasan.

b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk

usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.

2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.

3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.

4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat

mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-

latihan gerak pasif.

PENGOBATAN KONSERVATIF

1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara

percobaan, tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.

2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra

arterial.

3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat

reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi

alteroma.

PENGOBATAN PEMBEDAHAN

Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :

1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan

membuka arteri karotis di leher.

2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan

manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.

3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut

4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

KOMPLIKASI

9

Page 10: LP Stroke Umum

Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi ,

komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:

1. Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah

tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.

2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi

sendi, deformitas dan terjatuh

3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala.

4. Hidrocephalus

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Aktivitas/istirahat :

Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya

rasa, paralisis, hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.

b. Sirkulasi

Adanya riwayat penyakit jantung, MCI, katup jantung, disritmia, CHF,

polisitemia. Dan hipertensi arterial.

c. Integritas Ego.

Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk

mengekspresikan diri.

d. Eliminasi

Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine,

anuria, distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus

menghilang.

e. Makanan/caitan :

Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan,

dysfagia

f. Neuro Sensori

Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan

intrakranial.

Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur,

dyspalopia, lapang pandang menyempit.

Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian

ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.

g. Nyaman/nyeri

Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada

otak/muka

10

Page 11: LP Stroke Umum

h. Respirasi

Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Aspirasi

irreguler, suara nafas, whezing,ronchi.

i. Keamanan

Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan

persepsi dan orientasi. Tidak mampu menelan sampai

ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampu

mengambil keputusan.

j. Interaksi sosial

Gangguan dalam bicara. Ketidakmampuan berkomunikasi

2. Prioritas Keperawatan

1) Meningkatkan perfusi serebri dan oksigenasi yang adekuat.

2) Mencegah dan meminimalkan komplikasi dan kelumpuhan

permanen.

3) Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4) Memberikan dukungan terhadap proses mekanisme koping dan

mengintegrasikan perubahan konsep diri.

5) Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis,

pengobatan dan kebutuhan rehabilitasi.

3. Tujuan Akhir keperawatan

1) Meningkatnya fungsi serebral dan menurunnya defisit neurologis.

2) Mencegah/meminimalkan komplikasi.

3) Kebutuhan sehari-hari terpenuhi baik oleh dirinya maupun orang

lain.

4) Mekanisme koping positip dan mampu merencanakan keadaan

setelah sakit

5) Mengerti terhadap proses penyakit dan prognosis.

4. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Dx.1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan oklusi otak,

perdarahan, vasospasme dan edema otak

a. Tujuan

1) Mempertahankan/meningkatkan tingkat kesadaran, kognitif, dan fungsi

motorik sensorik

2) Menunjukan kestabilan tanda-tanda vital dan tidak adanya peningkatan

TIK.

3) Menunjukan berkurangnya kerusakan/defisit.

11

Page 12: LP Stroke Umum

b. Intervensi

1) Tentukan faktor penyebab gangguan yang berhubungan dengan situasi

individu, penyebab koma, penurunan perfusi serebral dan potensial

peningkatan TIK.

Penyebab menentukan intervensi yang akan dilaksanakan. Perubahan

tanda-tanda neurologis atau kegagalan setelah serangan mungkin

memerlukan tindakan pembedahan serta memerlukan perawatan kritis

untuk memonitor TIK.

2) Monitor status neurologi dan bandingkan dengan standar

Kaji perubahan status kesadaran dan potensial terjadinya peningkatan

TIK berguna untuk menentukan lokasi, penyebaran dan kerusakan

syaraf kranial. Dapat pula memperkirakan peningkatan TIK yang

mungkin berhubungan dengan thrombosis CVA.

3) Monitor vital sign: hipertensi atau hipotensi, bandingkan tekanan antara

kedua lengan.

Gejala yang bervariasi dapat terjadi karena penekanan cerebral atau

adanya cedera pada area vasomotor otak. Hipertensi atau hipotensi dapat

merupakan faktor pencetus,. Hipotensi dapat terjadi karena syok atau

kolapsnya sirkulasi. Peningkatan TIK terjadi karena edema jaringan,

atau formasi bekuan. Bendungan pada arteri subklavialdapat tejadi

karena perbedaan tekanan pada kedua lengan.

d.Auskultasi denyut jantung dan irama,serta adnya murmur

Perubahan denyut jantung terutama bradikardi dapat terjadi karena

kerusakan otak. Disritmia dan mur-mur karena penyakitjantung sebagai

pencetus CVA (seperti stroke setelah MI atau dari disfungsi katup).

4) Amati respirasi, bentuk dan irama seperti cheyne stokes.

Ketidakaturan dapat menunjukan lokasi peningkatan TIK dan

membutuhkan intervensi lebih lanjut meliputi support pernafasan.

5) Evaluasi pupil, amati ukuran, ketajaman dan reaksi terhadap cahaya.

Reaksi pupil diatur oleh syaraf ke tiga kranial (okulomorik) yang

menunjukan keutuhan batang otak.ukuran pypil menunjukan

keseimbangan antara parasimpatis dan simpatis. Respon terhadap

cahaya merupakan kombinasi fungsi dari sayaraf ke dua dan ketiga

kranial.

6) catat perubahan pandangan seperti pandangan kabur, gangguan lapang

pandang dan persepsi pandang

Gangguan spesifik pada penglihatan dipengaruhi oleh gangguan area

12

Page 13: LP Stroke Umum

otak, prerasaan aman dan dampak dari intervensi.

7) Posisi kepala ditinggikan sedikit dengan posisi netral ( hanya tempat

tidurnya saja yang ditinggikan )

Menurunkan tekanan artrial dengan membantu drainase vena dan dapat

peningkatkan sirkulasi ferfusi cerebral.

8) Pertahankan istirahat di tempat tidur, beri lingkungan yang tenang,

batasai pengunjung dan aktivitas sesuai dengan indikasi. Berikan latihan

diantara periode istirahat batasi durasi pelaksanaan prosedur.

Stimulasi yang terus menerus akan meningkatkan TIK. Istirahat mutlak

dan ketenangan dibutuhkan untuk mencegah perdarahan kembali pada

kasus haemorrhagic.

9) Cegah mengedan yang terlalu kuat, bantu dengan latihan nafas.

Valvasa manuver akan meningkatkan TIK dan berisiko terjadinya

perdarahan kembali.

10) Kaji adanya kaku kuduk, twitching, kelelahan, iritabilitas dan onset

kejang

Merupakan indikasi iritasi meningen terutama pada perdarahan. Kejang

merupakan akibat dari peningkatan TIK.

Kolaborasi :

a. Berikan oksigen bila ada indikasi

Menurunkan hipoksemia, yang dapat menyebabkan vasodilatasi

cerebral dan peningkatan tekanan formasi edema.

b. Berikan pengobatan sesuai dengan indikasi

Antikoagulan seperti, warfarin sodium, heparin, antiplatelets agen atau

dypridamole.

Biasa digunakan untuk meningkatkan aliran darah otak dan mencegah

terjadinya embolus, kontra indikasi meliputi hipertensi karena akan

meningkatkan resiko perdarahan

c. Berikan antibiotika seperti Aminocaproic acid ( amicar )

Digunakan pada kasus haemorhagic, untuk mencegah lisis bekuan

darah dan perdarahan kembali.

d. Antihypertensi

Digunakan pada hyperteni kronis, karena managemen secara

berlebihan akan meningkatkan perluasan kerusakan jaringan.

e. Peripheral vasodilator seperti cyclandilate, papverin, isoxsuprine

Digunakan untuk meningkatkan sirkulasi kolteral atau menurunkan

13

Page 14: LP Stroke Umum

vasopasme

f. Steroid, dexamethazone ( Decadon )

Digunakan untuk mengontrol edema cerebral

g. Berikan penitoin, Dilantin, Phenobarbital,

Dapat digunakan untuk mengontrol kejang atau sebagai sedative

action.

h. Monitor hasil laboratorium sesuai dengan indikasi seperti prothrombin,

LED.

Membantu memberikan informasi tentang fektivitas pemberian obat.

DX. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keadaan neurologi

muskuler kelemahan , paraestesia, flaciad, paralisis.

a. Tujuan :

1) Mempertahankan posisi dan fungsi optimal dengan tidak adanya

kontraktur dan footdrop.

2) Mempertahankan kekuatan dan fungsi area yang sakit serta kompensasi

bagian tubuh yang lain.

3) Menunjukan perilaku aktivitas yang lebih baik.

4) Mempertahankan integritas kulit.

b. Intervensi

1) Kaji kemampuan fungsional otot, Klasifikasi dengan skala 0-4

Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dapat membantu memberi

informasi yang diperlukan untuk membantu pemilihan intervensi karena

tehnik yang berbeda digunakan untuk flacid dan spastis paralisis.

2) Rubah posisi tiap 2 jam, ( supinasi, sidelying ) terutama pada bagian yang

sakit

Dapat menurunkan resiko iskemia jaringan injury. Sisi yang sakit

biasanya kekurangan sirkulasi dan sensasi yang buruk serta lebih mudah

terjadi kerusakan kulit/dekubitus.

3) Berikan posisi prone satu atau dua kali sehari jika pasien dapat mentolerir.

Memmbantu memelihara fungsi ekstensi panggul sdan membantu

bernafas.

4) Mulai ROM. Aktif/pasif untuk semua ekstremitas . Snjurkan latihan

meliputi latihan otot quadriceps/gluteal ekstensi, jari dan telapak tangan

serta kali.

Meminimalkan atropi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah

kontraktur, menurunkan resiko hiperkalsiurea dan osteoporosis pada

14

Page 15: LP Stroke Umum

pasien dengan haemorhagic.

5) Sangga ekstremitas pada posisi fungsional, gunakan footboard selama

periode placid paralisis, pertahankan posisi kepala netral.

Dapat mencegah kontraktur atau footdrop dan memfasilitasi

pengembalian fungsi. Flaccid paralisis dapat dikurangi dengan

menyangga kepala, dimana spastis

6) Gunakan segitiga penyangga lengan pada pasien dengan posisi tegak

Penggunaan segitiga penyangga lengan selama masa flaccid paralisis

akan menurunkan resiko subluksasi.

7) Evaluasi penggunaan dan kebutuhan terhadap bantuan posisi dan atau

pembatas selama fase spastic paralisis

Kontraktur fleksi terjadi karena otot fleksor lebih kuat dari otot ekstensor.

8) Tempatkan bantal di bawah aksila sampai lengan bawah

Mencegah abduksi bahu dan fleksi siku

9) Elevasi lengan dan tangan

Dapat meningkatkan aliran balik vena dan mencegah terjadinya formasi

edema.

10) Letakan gulungan padat pada telapak tangan dengan jari-jari

menggengam.

Menurunkan stimulasi fleksi jari-jari dan memelihara jari dan jempol

pada posisi fungsional.

11) Pertahankan kaki pada posisi netral dengan trochanter.

Mencegah terjadinya rotasi eksternal pinggul.

12) Bantu pasien duduk jika tanda-tanda vital stabil, kecuali pada stroke

haemorhagic.

Membantu menstabilkan tekanan darah, membantu memelihara

ekstremitas pada posisi fungsional dan mengosongkan kandung kemih

yang mengurangi terjadinya batu buli-buli dan resiko infeksi karena stasis

urine

13) Observasi sisi yang sakit seperti warna, edema, atau tanda lain seperti

perubahan sirkulasi.

Jaringan yang edema sangat mudah mengalami trauma, dan sembuh

dengan lama.

14) Anjurkan pasien untuk membantu melatih sisi yang sakit dengan

ektremitas yang sehat.

Dapat merangsang bagian yang sakit dan mengoptimalkan bagian yang

sehat.

15

Page 16: LP Stroke Umum

Kolaborasi

1. Konsul dengan ahli therapi fisik, untuk latihan aktif, latihan dengan alat

bantu dan ambulasi pasien.

Program secara individual akan sesuai dengan kebutuhan pasien baik

dalam perbaikan deficit keseimbangan , koordinasi dan kekuatan

2. Bantu dengan stimulasi elektrik seperti TENS unit sesuai dengan indikasi.

Dapat membantu pengem,balian kekuatan otot dan peningkatan kontrol

otot volunter.

3. Berikan relaksasi otot, antispasmodik sesuai dengan indikasi seperti

baclopen, dantrolene.

Memperbaiki spastisitas pada sisi yang sakit.

Dx.3. Gangguan komunikasi verbal atau tulis berhubungan dengan gangguan

sirkulasi cerebral, gangguan neuromuskuler, kehilangan kontrol tonus otot

facial atau oral dan kelemahan secara umum.

Ditandai dengan

1. gangguan sirkulasi tidak dapat berbicara disatria, tidak mampu mengucapkan

kata-kata, menyebutkan nama, tidak mampu mengidentifikasi obyek, menulis

atau mengartikan bahasa.

2. Tidak mampu berkomunikasi dengan tulisan.

a. Tujuan

1) Pasien dapat menunjukan pengertian terhadap masalah komunikasi

2) Mampu mengekspresikan perasaannya.

3) Mampu menggunakan bahasa isyarat.

b. Intervensi

Independen

1) Kaji tipe disfungsi misalnya : pasien tidak mengerti tentang kata-kata

atau masalah berbicara atau tidak mengeti bahasa sendiri.

Membantu menentukan kerusakan area pada otak dan menentukan

kesulitan pasien dengan sebagian atau seluruh proses komunikasi,

pasien mungkin mempunyaimasalah dalam mengartikan kata-kata 9

afasia, wernicke, area dan kerusakan pada area broca )

2) Bedakan afasia dengan dsiatria

Dapat menentukan pilihan intervensi pada tipe gangguan.

3) Dengan percakapan yang salah dan lengkap

Pasien dapat kehilangan kemampuan untuk memonitor ucapannya,

komunikasinya secara tidak sadar, dengan melengkapi dapat

16

Page 17: LP Stroke Umum

merealisasikan pengertian pasien mengklarifikasikan asi/arti

4) Katakan untuk mengikuti perintah secara sederhana seperti tutup

matamu dan lihat ke pintu

Untuk menguji afasia reseptif.

5) Perintahkan pasien untuk menyebutkan nama suatu benda yang

diperlihatkan.

Menguji afasia, ekspresif, misalnya pasien dapat mengenal benda

tersebut tetapi tidak mampu menyebutkan namanya.

6) Perdengarkan bunyi yang sederhana seperti “sh……cat”

Mengidentifikasi disatria komponen berbicara ( lidah, gerakan bibir,

kontrol pernafasandapat mempengaruhi artikulasi dan mungkin tidak

terjadinya afasia ekspresif ).

7) Suruh pasien untuk menulis nama atau kalimat pendek, bila tidak

mampu untuk menulis suruh pasien untuk membaca kalimat pendek.

Menguji ketidakmampuan menulis ( agrafia ) dan deficit membaca

(alexia ) yang juga merup[akan bagian dari afasia reseptif dan

ekspresif.

8) Beri peringatan bahwa pasien di ruang ini mengalami gangguan

berbicara, sediakan bel khusus bila perlu.

Untuk kenyamanan berhubungan dengan ketidakmampuan

berkomunikasi.

9) Memilih metode komunikasi alternatif misalnya menulis pada papan

tulis, menggam,bar dan mendemonstrasikan secara visual gerakan

tangan.

Memberikan komunikasi dasar sesuai dengan situasi individu.

10) Antisipasi dan bantu kebutuhan klien

Membantu menurunkan frustasi oleh karena ketergantungan atau

ketidakmampuan berkomunikasi.

11) Ucapkan langsung kepada klien berbicara pelan dan tenang, gunakan

pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak dan perhatikan respon klien

Mengurangi kebingungan atau kecemasan terhadap banyaknya

informasi. Memajukan stimulasi komunikasi ingatan dan kata-kata.

12) Berbicara dengan nada normal dan hindari ucapan yang terlalu cepat.

Berikan waktu pasien untuk berespon.

Pasien tidak dipaksa untuk mendengar, tidak menyebabkan pasien

marah dan tidak menyebabkan rasa frustasi.

13) Menganjurkan pengunjung untuk berkomunikasi dengan pasien

17

Page 18: LP Stroke Umum

misalnya membaca surat, membicarakan keluarga.

Menurunkan isolasi sosial dan mengefektifkan komunikasi.

14) Membicarakan topik-topik tentang keluarga pekerjaan dan hobi.

Meningkatkan pengertian percakapan dan kesempatan.untuk

mempraktekan ketrampilan praktis dalam berkomunikasi..

15) Perhatikan percakapan pasien dan hindari berbicara secara sepihak

Memungkinkan pasiendihargaikarena kemampuan intelektuialnya

masih baik.

Kolaborasi :

Konsul ke ahli therapi bicara.

Mengkaji kemampuan verbal individual dan sensori motorik dan

fungsi kognitif untuk mengidentifikasi deficit dan kebutuhan therapi.

DX..4. Defiicit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler,

menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot/koordinasi

ditandai oleh kelemahan untuk ADL. Seperti makan, mandi, mengatur suhu

air, melipat atau memakai pakaian.

a. Tujuan :

1) Pasien dapat menunjukan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan

merawat diri.

2) Pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat

kemampuan.

3) Mengidentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu.

b. Intervensi

Independen

1) Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0-4 untuk

melakukan ADL.

Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan

kebutuhan individual.

2) Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu.

Pasien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini dilakukan untuk

mencegah frustasi dan harga diri klien.

3) Menyadarkan tingkah laku/sugesti tindakan pada perlindungan

kelemahan. Pertahankan suport pola pikir ijinkan pasien melakukan

tugas, beri feedback, positip untuk usahanya.

Pasien memerlukan empati, tetapi perlu mengetahui perawatan yang

18

Page 19: LP Stroke Umum

konsisten dalam menangani pasien. Sekaligus meningkatkan harga

diri, memandirikan pasien dan menganjurkan pasien untuk terus

mencoba.

4) Rencanakan tindakan untuk deficit penglihatan seperti tempatkan

makanan dan peralatan dalam suatu tempat, dekatkan tempat tidur ke

dinding.

Pasien akan mampu melihat dan memakan makanan, akan mampu

melihat keluar masuknya orang ke ruangan. .

5) Tempatkan perabotan ke dinding, jauhkan dari jalan

Menjaga keamanan pasien bergerak di sekitar tempat tidur dan

menurunkan resiko tertimpa perabotan.

6) Beri kesempatan untuk menolong diri seperti menggunakan kombinasi

pisau garpu, sikat dengan pegangan panjang, ekstensi untuk berpijak

pada lantai atau ke toilet, kursi untuk mandi.

Mengurangi ketergantungan.

7) Kaji kemmampuan komunikasi untuk Bak. Kemampuan mengunakan

urinal, pispot. Antarkanke kamar mandi bila kondidisi memungkinkan.

Ketidakmampuan berkomunikasi dengan perawat dapat menimbulkan

masalah pengosongan kandung kemih oleh karena masalah

neurogenik.

8) Identifikasi kebiasaan Bab. anjurkan minum dan meningkatkan

aktivitas

Meningkatkan latihan dan menol;ong mencegah konstipasi

Kolaboratif :

1) Pemberian supositoria dan pelumas feses/pencahar

Pertolongan utama terhadap fungsi bowell atau Bab.

2) Konsul ke dokter therapi okupasi

Untuk mengembangkan therapi dan melelngkapi kebutuhan khusus.

DX. 5. Gangguan harga diri, berhubungan dengan biophysical, psikososial,

perubahan persepsi kognitif ditandai dengan :

1. Perubahan aktual dalam struktur dan fungsi.

2. Perubahan penerimaan respon verbal dan non verbal.

3. Penilaian negatif terhadap tubuh, ketidak berdayaan dan merasa tidak ada

harapan.

4. Berfokus pada penampilan, kekuatan dan fungsi masa lalu.

19

Page 20: LP Stroke Umum

5. Kehilangan/ perubahan dalam pekerjaan

6. Tidak dapat menyentuh atau melihat bagian-bagian tubuh.

a. Tujuan :

1) Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat

tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi.

2) Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi.

3) Mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan

cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.

b. Intervensi :

Independen.:

1) Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat

ketidakmampuan.

Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan

atau pemilihan intervensi.

2) Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada pasien.

Beberapa pasien dapat menerima dan mengatur perubahan fungsi

secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri, sedangkan yang lain

mempunyai kesulitan membandungkan mengenal dan mengatur

kekurangan.

3) Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaan termasuk hostility

dan kemarahan.

Menunjukan penerimaan, membantu pasien untuk mengenaL dan

mulai mmenyesuaikan dengan perasaan tersebut.

4) Catat ketika pasien menyatakan terpengaruh seperti sekarat atau

mengingkari dan menyatakan inilah kematian.

Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh atau perasaan negatif

terhadap gambaran tubuh dan kemampuan yang menunjukan

kebutuhan dan intervensi serta dukungan emosional.

5) Pernyataan pengakuan terhadap penolakan tubuh, mengingatkan

kembali fakta kejadian tentang realitas bahwa masih dapat

menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.

Membantu pasien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua

bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Mengijinkan pasien untuk

merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.

6) Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih

20

Page 21: LP Stroke Umum

dari satu area kehidupan.

7) Anjurkan orang yang terdekat untuk mengijinkan pasien melakukan

sebanyak-banyaknya hal-hal untuk dirinya.

Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu

perkembangan harga diri serta mempengaruhi proses rehabilitasi.

8) Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi

dalam aktivitas rehabilitasi.

Klien daspat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang

peran individu masa mendatang.

9) Dukung penggunaan alat-alat yang dapat mengadaptasikan pasien,

tongkat, alat bantu jalan, tas panjang untuk kateter.

Meningkatkan kemandirian untuk membantu pemenuhan kebutuhan

fisik dan menunjukan posisi untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial.

10) Monitor gangguan tidur peningkatan kesulitan konsentrasi, lethargi,

dan widhrawal.

Dapat mengindikasikan terjadinya depresi umunnya terjadi sebagai

pengaruh dari stroke dimana memerlukan intervensi dan evaluasi lebih

lanjut.

Kolaborasi

Rujuk pada ahli neuro psikologi dan konseling bila ada indikasi.

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembamgan

perasaan.

21

Page 22: LP Stroke Umum

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes M. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan “ Pedoman untuk perencanaan

Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta

Hudak & Gallo, 1987, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik ( terjemahan ), Edisi

VI, Volume II. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Made Kariasa 1997. Patofisiologi Beberapa Gangguan Neurologi,,

Hand Out Kursus Keperawatan Neurologi, Fakultas Ilmu Keperawatan UI.

Jakarta.

Linda Juall Carpenito, 1995, Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, EGC,

Jakarta.

Sylvia A. Price, 1995. Patofiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi

4.Buku 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

22

Page 23: LP Stroke Umum

ANALISA DATA

Tanggal Data Etiologi Masalah

2-04-02 S.: Klien merasakan kesemutan dan

baal pada kaki dan tangan

sebelah kiri 7 hari yl. kemudian

tidak dapat digerakan lagi,

periksa ke dokter, klien diminta

masuk rumah Sakit karena

menderita hypertensi dan DM.

O.GCS 456, Tekanan Darah waktu

masuk 210/120, tekanan darah

sekarang pagi, 160/100, siang

160/90, hasil ST. Scan. (27/302

tidak tanpak kelainan.

Oklusi pemb.drh

Deposit plak

kekuningan

(ateroma)

Suplai darah otak

menurun

ResikoGanggu

an ferfusi

jaringan otak.

S.: - Keterbatasan rentang gerak,

penurunan kekuatan / kontrol

otot.

O.: Jalan kekamar mandi dibantu

secukupnya,/dituntun.

Neuropati

hemisfer

Kelemahan

Kerusakan

mobilitas fisik.

Diagnosa Keperawatan dan Prioritas .

1. Resiko gangguan ferfusi jaringan otak. b/d Suplai aliran darak otak

menurun/defisit.

2. Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan.

23

Page 24: LP Stroke Umum

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn.Dd.

Ruang: Unit Stroke

DX.

Keprwt.

Tujuan &

Kriteria

Intervensi Keperawatan Rasional

Resiko

gangguan

ferfusi

jaringan

otak. B/d

adanya

suplai darak

otak

berkurang.

Setelah

dilakukan

tidakan

keperawatan

selama 5 hari

resiko

gangguan

ferfusi otak

tidak tejadi.

Kriteria Hasil :

Mempertahan

kan tingkat

kesadaran.

Mempertahan

kan fungsi

motorik dan

sensorik.

Tanda-tanda

vital,

khususnya

tekanan darah

menunjukan

kestabilan.

Monitor Vital sign.

Terutama tekanan darah dan

bandingkan tekanan antara

ke dua lengan.

Monitor status neurologi

Atur posisi kepala,

tinggikan 30 cm dengan

posisi netral.

Pertahankan istirahat di

tempat tidur, beri

lingkungan yang tenang

batasi pengunjung , dan

batasi durasi pelaksanaan

prosedur keperawatan

Cegah mengedan yang

terlalu kuat, bantu dengan

latihan nafas.

Kolaborasi :

Berikan obat-obat an sesuai

dengan program terapi

dokter.

Hipertensi atau

hipotensi merupakan

faktor pencetus .

Gejala yang bervariasi

dapat terjadi karena

penekanan cerebral

atau adanya cedera

pada area vasomotor

otak.

Antisipasi terhadap

potensial terjadinya

peningkatan TIK

Menurunkan tekanan

arterial dengan

membantu drainase

vena, meningkatkan

sirkulasi ferfusi

cerebral.

Stimulasi yang terus

menerus akan

meningkatkan TIK

Valvasa manuver akan

meningkatkan TIK.

24

Page 25: LP Stroke Umum

Nicholin 1 amp.iv

Copaten 3X 12,5 mg. Antihipertensi.

Kerusakan

mobilitas

fisik b/d

kelemahan.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 5 hari

kelemahan

fisik berkurang

Kaji derajat

ketidakmampuan dalam

melakukan aktivitas.

Bantu menuntun klien

memenuhi kebutuhan

toileting.

Lakukan perawatan kulit,

lihat bagian-bagian tubuh

terutama bgian diatas tulang

yang menonjol.

Anjurkan klien untuk miring

kanan atau kiri secara

teratur.

Derajat

ketidakmampuan

menjadi dasar

besarnya bantuan yang

diberikan perawat

Dapat meningktakan

kenyamanan dan

ketenangan pasien

Tirah baring lama

berisiko terhadap

terjadinya dekubitus

25

Page 26: LP Stroke Umum

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien :.Tn.Dd.

Ruangan : Unit Stroke

DX./Hari,

tanggal,jam

Tindakan Keperawatan Perawat

Senin,

1 April’02

10.00

12.00

12.30

Mengkaji keadaan klien

Melaksanakan pemeriksaaan fisik dan tanda-

tanda vital

Mengobservasi vital sign : Tekanan darah

160/90mmHg.Nadi: 76x/menit, Suhu, 36,8C,

RR.: 16x/menit GCS.456

Membantu memberikan obat oral copaten 12,5

satu tablet

Dahlan D.Ahmad.

Selasa

2 April 02

08.00

10.00

10.30

12.00

12.30

13.00

Merapikan tempat tidur, Mengobservasi vital

sign, Tekanan darah 160/100mmHg,

Nadi:76/menit, Suhu:36.3C. RR, 16X/menit,

GCS 456.

Mengikuti fisioterapi exercise memberikan

latihan gerak pada ektrimitas atas dan bawah

yang mengalami kelemahan.

Mengambil darah vena u/BSN 2 jam PP

Observasi tanda vital Tekanan darah : 150/100

mmHg. Nadi, 80X/menit, Suhu, 36.5C,

RR.:16x/menit GCS. 456

Mengganti infus asering flc.II dengan 14

tts/menit

Mengecek obat yang diminum klien

Rabu

3-4-02

26

Page 27: LP Stroke Umum

07.30

08.00

09.00

09.30.

12.00

13.00

Merapikan tempat tidur klien

Melakukan observasi vital sign. Tekanan Darah :

160/90 mmHg. Nadi, 70x/menit, RR. 16x/menit

suhu, 37.1 C. GCS. 456.

Memasukan obat Nicholin inj. 1 amp iv.

Infus di af

Mengikuti latihan gerak fisik Fisioterapi pasif

aktif pada ektrimitas atas dan bawah bgn kiri.

Melakukan observasi vital sign. Tekanan Darah.

160/90 mmHg. Nadi 70x/menit. RR. 16x/menit,

Suhu. 36.7C.

Memberikan minum obat copaten 12,5 1 tab.

27

Page 28: LP Stroke Umum

EVALUASI

Nama Klien : Tn.Dd.

Ruang : Unit Stroke

Hari,

Tanggal Jam

Diagnose Keperawatan Dan Evaluasi Nama Perawat

Jum’at 01-02

09.00

DX. Keperawatan 1

S.: -Pusing, mual-mual tidak lagi.

O.: Tekanan Darah 160/90 mmHg.Nadi.x/menit,

RR.; 16x/menit, Suhu,. 36.7 C. GCS.:

456.obat-obatan sudah diberikan,

A.: Tanda-tanda gangguan ferfusi jaringan otak

tidak terjadi., tapi tetap harus diwaspadai.

P. : Intervensi dilanjutkan.

DX. Keperawatan 2

S. _ceriah, mau ketawa

O.: Klien masih dalam keadaan tirah baring,

segala kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari

masih dibantu.

A.: gangguan kebutuhan aktivitas hidup sehari-

hari masih harius dibantu.

P : Intervensi dilanjutkan.

Dahlan D.Ahmad

28