luka jahitan

72
LUKA / VULNUS By : Ns. Anita Komala, S. Kep.

Upload: faizal-maourthada

Post on 25-Dec-2015

109 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

dADSADADADA

TRANSCRIPT

Page 1: Luka Jahitan

LUKA / VULNUS

By : Ns. Anita Komala, S. Kep.

Page 2: Luka Jahitan

PENGERTIAN

Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :

1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ2. Respon stres simpatis3. Perdarahan dan pembekuan darah4. Kontaminasi bakteri5. Kematian sel

Page 3: Luka Jahitan

MACAM LUKA

Luka terbuka (Vulnus Appertum) Macam luka terbuka : Luka iris (Scissum), Tusuk

(Ictum), Bakar (Combustio), Lecet (Excoriasi/Abrasio), Tembak (Sclopetum), Laserasi, Penetrasi, Avulsi, Open Fracture dan Luka Gigit (Vulnus Morsum).

Luka tertutup (Vulnus Occlusum)Macam luka tertutup : Memar (Contusio), Bula,

Hematoma, Sprain, Dislokasi, Close Fracture, Laserasi organ dalam.

Page 4: Luka Jahitan

MEKANISME TERJADINYA LUKA

1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)

2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.

3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

Page 5: Luka Jahitan

4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.

5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.

6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.

7. Luka Bakar (Combustio)

Page 6: Luka Jahitan

MENURUT TINGKAT KONTAMINASI

Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt).

Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.

Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.

Page 7: Luka Jahitan

Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.

Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.

Page 8: Luka Jahitan

MENURUT KEDALAMAN & LUASNYA

Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.

Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.

Page 9: Luka Jahitan

Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.

Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

Page 10: Luka Jahitan

MENURUT WAKTU PENYEMBUHAN LUKA

Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.

Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

Page 11: Luka Jahitan

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function).

Page 12: Luka Jahitan

FASE PENYEMBUHAN LUKA

1. Fase Inflamasi Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler & seluler yg

tjd akibat perlukaan yg tjd pd jar lunak.

Tujuan yg hendak dicapai adlh menghentikn perdarahn & membersihkn area luka dr benda asing, sel2 mati & bakteri u/ mempersiapkn dimulainya proses penyembuhan.

Pd awal fase ini kerusakn pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yg berfungsi sbg hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) & jg mengeluarkn “substansi vasokonstriksi” yg mengakibatkn pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya tjd penempelan endotel yg akan menutup pembuluh darah.

Page 13: Luka Jahitan

Periode ini berlangsung 5-10 menit & stlh itu akan tjd vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action & adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin).

Histamin jg menyebabkn peningkatn permeabilitas vena, shg cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah & masuk ke daerah luka & scr klinis tjd oedema jar & kead lingk tsb mjd asidosis.Scr klinis fase inflamasi ini ditandai dg : eritema, hangat pada kulit, oedema & rasa sakit yg brlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.

Page 14: Luka Jahitan

2. Fase Proliferatif Proses kegiatan seluler yang penting

pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel.

Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.

Page 15: Luka Jahitan

Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang.

Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru.

Page 16: Luka Jahitan

Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.

Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan “granulasi”.

Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

Page 17: Luka Jahitan

3. Fase Maturasi Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah

perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan.

Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu.

Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.

Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.

Page 18: Luka Jahitan

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan.

Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

Page 19: Luka Jahitan

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal.

Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka.

Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes mielitus).

Page 20: Luka Jahitan

FAKTOR YG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

1. UsiaSemakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan

2. InfeksiInfeksi tidak hanya menghambat proses

penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.

Page 21: Luka Jahitan

3. HipovolemiaKurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.

4. HematomaHematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.

Page 22: Luka Jahitan

5. Benda asingBenda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”).

6. IskemiaIskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.

Page 23: Luka Jahitan

7. DiabetesHambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.

8. Pengobatana. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan

normal tubuh terhadap cederab. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahanc. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum

pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

Page 24: Luka Jahitan

KOMPLIKASI LUKAHematoma (Hemorrhage)

Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan.

Dehiscence dan EviscerasiDehiscence adalah rusaknya luka bedahEviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka

KeloidMerupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.

Page 25: Luka Jahitan

Infeksi (Wounds Sepsis)Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :

a. Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan

b. Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).

c. Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.

Page 26: Luka Jahitan

TEHNIK PERAWATAN LUKA

Desinfeksi Irigasi Debridement Perawatan perdarahan Penjahitan Luka Bebat Luka Angkat Jahitan

Page 27: Luka Jahitan

Desinfeksi (Sin. Antiseptik atau Germisida)Adalah tindakan dalam melakukan pembebasan

bakteri dari lapangan operasi dalam hal ini yaitu luka dan sekitarnya.

Macam bahan desinfeksi: Alkohol 70%, Betadine 10%, Perhidrol 3%, Savlon (Cefrimid +Chlorhexidine), Hibiscrub (Chlorhexidine 4%)

Teknik : Desinfeksi sekitar luka dengan kasa yang di basahi bahan desinfeksan

Tutup dengan doek steril atau kasa sterilBila perlu anestesi Lido/Xylo 0,5-1%

Page 28: Luka Jahitan

Irigasi Adalah mencuci bagian lukaBahan yang di gunakan : Perhidrol,

Savlon, Boor water, Normal Saline, PZ Bilas dengan garam faali atau boor water

Page 29: Luka Jahitan

Debridement (Wound Excision)Adalah membuang jaringan yang mati

serta merapikan tepi lukaMemotong dengan menggunakan scalpel

atau guntingRawat perdarahan dengan meligasi

menggunakan cat gut

Page 30: Luka Jahitan

Perawatan PerdarahanAdalah suatu tindakan untuk menghentikan

proses perdarahanYaitu dengan kompresi lokal atau ligasi

pembuluh darah atau jaringan sekitar perdarahan

Penjahitan lukaPenjahitan luka membutuhkan beberapa

persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain. Urutan teknik  juga harus dimengerti oleh operator serta asistennya.

Page 31: Luka Jahitan

Alat yang dibutuhkan :Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang

jarum biasanya satu buah.Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buahGunting benang satu buah.Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah

saja.Bahan yang dibutuhkan :Benang jahit Seide atau silkBenang Jahit Cat gut chromic dan plain.Lain-lain :Doek lubang sterilKasa sterilHandscoon steril

Page 32: Luka Jahitan

NALDPOEDER

Page 33: Luka Jahitan

CUT GUT

Page 34: Luka Jahitan
Page 35: Luka Jahitan

MACAM-MACAM JAHITAN/HEACTING

Jahitan Simpul Tunggal

Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture

Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi. 

Teknik : - Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1     cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.

Page 36: Luka Jahitan

Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.

Simpul di letakkan ditepi  luka pada salah  satu tempat tusukan

Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

Page 37: Luka Jahitan

Jahitan Simpul IntrakutanSinonim : Subcutaneus Interupted suture,

Intradermal burried suture, Interrupted dermal stitch.

Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.

Page 38: Luka Jahitan

Jahitan Jelujur sederhanaSinonim : Simple running suture, Simple

continous, Continous over and overJahitan ini sangat sederhana, sama

dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.

Page 39: Luka Jahitan
Page 40: Luka Jahitan

Jahitan Jelujur FestonSinonim : Running locked suture,

Interlocking sutureJahitan kontinyu dengan mengaitkan 

benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

 

Page 41: Luka Jahitan
Page 42: Luka Jahitan

Jahitan Jelujur horizontalSinonim : Running Horizontal sutureJahitan kontinyu yang diselingi dengan

jahitan arah horizontal.

Page 43: Luka Jahitan
Page 44: Luka Jahitan

Jahitan Jelujur IntrakutanSinonim : Running subcuticular suture,

Jahitan jelujur subkutikularJahitan jelujur yang dilakukan dibawah

kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang

Page 45: Luka Jahitan
Page 46: Luka Jahitan

Jahitan matras HorizontalSinonim : Horizontal Mattress suture,

Interrupted mattressJahitan dengan melakukan penusukan

seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan  dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.

Memberikan hasil jahitan yang kuat.

Page 47: Luka Jahitan
Page 48: Luka Jahitan

Jahitan Matras VertikalSinonim : Vertical Mattress suture, Donati,

Near to near and far to farJahitan dengan menjahit secara

mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

Page 49: Luka Jahitan
Page 50: Luka Jahitan

Jahitan Matras ModifikasiSinonim : Half Burried Mattress SutureModifikasi dari matras horizontal tetapi

menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.

Page 51: Luka Jahitan
Page 52: Luka Jahitan

Tutup atau Bebat Luka  Setelah luka di jahit dengan rapi di

bersihkan dengan desinfeksan (beri salep)Tutup luka dengan kasa steril yang

dibasahi dengan betadineLekatkan dengan plester atau hipafix ( bila

perlu diikat dengan Verban)

Page 53: Luka Jahitan
Page 54: Luka Jahitan

ANGKAT JAHITAN/AFF HEACTING

Adalah proses pengambilan benang pada lukaBerdasarkan lokasi dan hari tindakan: Muka atau leher hari ke 5Perut hari ke7-10Telapak tangan 10Jari tangan hari ke 10Tungkai atas hari ke 10Tungkai bawah 10-14Dada hari ke 7Punggung hari ke 10-14

Page 55: Luka Jahitan

PELAKSANAAN

Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan Pasang sampiran / tirai Atur posisi klien senyaman mungkin Pasang perlak dan pengalasnya

dibawahdaerah yang akan dilakukan perawatan Cuci tangan dengan sabun dan di air mengalir  Pakai sarung tangan

Page 56: Luka Jahitan

Buka balutan luka lama dan buang kebengkok

Kaji luka (pastikan luka kering) Bersihkan luka dengan kassa betadine Angkat dan tahan bagian luar jahitan

dengan pinset, kemudian potong benang di bawahsimpuldengan gunting up hecting

Cabut benang dari kulit secara perlahan 

Page 57: Luka Jahitan

Perawatan luka dahulu & sekarang

Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh. Kulit juga mempunyai peranan yang sangat penting yang dapat menjaga kita agar tetap sehat. Peranan kulit terpenting antara lain yaitu sebagai pengatur suhu tubuh dan bertindak sebagai pelindung. Kulit juga bertindak sebagai system alarm tubuh ketika menerima rangsang panas, dingin ataupun nyeri. Pada kondisi tubuh yang optimal, jaringan kulit dapat memulihkan luka secara efisien dengan membentuk jaringan kembali.

Page 58: Luka Jahitan

Banyak cara yang telah dikembangkan untuk membantu penyembuhan luka, seperti dengan menjahit luka, menggunakan antiseptic dosis tinggi, dan juga pembalutan dengan menggunakan bahan yang menyerap. Namun, ketika diteliti lebih lanjut, ternyata cara penyembuhan seperti ini sama sekali tidak membantu bahkan berisiko memperburuk luka.

Page 59: Luka Jahitan

Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya kita akan menggunakan antiseptic pada luka dengan tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi ‘steril’. Bahkan antiseptic seperti hydrogen peroxide, povidone iodine, acetic acid, dan chlorohexadine selalu tersedia di kotak obat. Sekarang perlu diketahui, bahwa antiseptik-antiseptik seperti itu dapat mengganggu proses penyembuhan dari tubuh kita sendiri.

Page 60: Luka Jahitan

Masalah utama yang timbul adalah antiseptic tersebut tidak hanya membunuh kuman-kuman yang ada, tapi juga membunuh leukosit yaitu sel darah yang dapat membunuh bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru. Sehingga untuk membersihkan luka, cara yang terbaik adalah dengan membersihkannya dengan menggunakan cairan saline dan untuk luka yang sangat kotor dapat digunakan ‘water-presure’. Untuk perawatan di rumah, dapat menggunakan air yang mengalir atau menggunakan shower.

Page 61: Luka Jahitan

Demikian pula dengan penggunaan balutan. Zaman dahulu orang percaya bahwa membiarkan luka dalam kondisi bersih dan kering akan mempercepat proses penyembuhan. Sehingga, pada zaman dahulu luka dibalut dengan menggunakan kain pembalut yang tipis yang memungkinkan udara masuk dan membiarkan luka mengering hingga berbentuk ‘koreng’. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pertanyaan tersebut dibantah. Pengatahuan sekarang telah membuktikan bahwa luka dalam kondisi kering dapat memperlambat proses penyembuhan dan akan menimbulkan bekas luka.

Page 62: Luka Jahitan

Balutan dalam kondisi lembab atau sedikit basah merupakan cara yang paling efektif untuk menyembuhkan luka. Balutan tersebut tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan zat-zat udara yang lain. Kondisi yang demikian merupakan lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat di lingkungan yang lembab atau basah. Kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel tersebut merupakan sel mati.

Page 63: Luka Jahitan

Pengetahuan dahulu menyatakan bahwa ‘scab’ atau bekas luka yang mengering atau ‘koreng’ merupakan penghalang alami untuk mencegah hilangnya kelembaban. ‘scab’ juga mencegah sel-sel baru untuk berkolonisasi di area luka. Ketika ‘scab’ tersebut mulai berubah bentuk, sel epidermis harus masuk ke lapisan dermis yang paling dalam sebelum melakukan proliferasi, karena disanalah daerah yang lembab sehingga sel dapat hidup. Dan dari proses itu kita dapat mengetahui bahwa dalam lingkungan kering, luka akan memulih dari dalam ke luar. Sedangkan, bila kita dapat mengoptimalkan lingkungan yang lembab pada luka, proses penyembuhan akan berlangsung dari daerah pinggir/sekitar dan dari dalam secara serempak.

Page 64: Luka Jahitan

Namun, penyembuhan dengan menggunakan lingkungan yang lembab masih menjadi hal yang baru dan jarang diaplikasikan di masyarkat. Masyarakat kebanyakan berpendapat bahwa lingkungan yang lembab akan menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit. Akan tetapi pernyataan ini tidak disertai dengan kenyataan bahwa tubuh kita mempunyai system imun yang sangat efisien. Segala jenis luka dengan berbagai tingkat kesterilannya memang merupakan bentuk kolonisasi dari bakteri, tapi koloni bakteri tersebut selama masih dalam jumlah yang wajar tidak menimbulkan risiko infeksi.  Masalah akan timbul jika bakteri tersebut mulai melipatgandakan koloninya. Jika tubuh kita dalam kondisi yang normal, maka antibody dalam tubuh akan dapat mencegah bakteri untuk tidak bermitosis.

Page 65: Luka Jahitan

Klien dengan luka biasanya akan lebih jarang mengeluhkan rasa nyeri atau sakit yang dirasakan ketika luka dibiarkan dalam lingkungan yang lembab yaitu dengan pembalutan yang lembab. Balutan tersebut akan menjaga saraf dari lingkungan luar dengan memberikan lingkungan yang lembab, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Jika dengan balutan yang kering, dikhawatirkan saraf akan mudah mengalami risiko kerusakan selama berproliferasi. 

Page 66: Luka Jahitan

CARA MERAWAT LUKA

Usahakan agar luka tetap bersih slma proses penyembuhn. Bersihkan luka dg larutan saline sollution: larutkan 2 sendok teh garam kedlm air panas, lalu biarkn dingin.

Gunakan antiseptic yg alamiah. Dpt menggunakn Echinacea angustifolia, calendula, daun teh & lavender.

Pbyk intake protein dlm tubuh ketika sdg terluka. T.u pasca operasi, keb kalori & prot dlm tubuh akn meningkat 20-50%.

Page 67: Luka Jahitan

Perbanyak intake berbagai vitamin dan zat lainnya: o Vitamin A untuk membantu pembentukan jaringan yang

luka o Vitamin B1 untuk mensintesis kolagen o Vitamin B5 untuk mempercepat proses penyembuhan o Vitamin C untuk mempercepat pembentukan kolagen

dan elastin, juga untuk mempercepat pertumbuhan o Vitamin E untuk membantu menghilangkan bekas luka o Zn untuk menstimulasi proses penyembuhan luka o Lemak essensial untuk memnyempurnakan proses

penyembuhan luka Gunakan madu u/ menyembuhkan luka. Madu

mengandung enzim2 & zat anti-viral, dpt mmpercepat penyembuhn luka, & mnurunkn risiko infeksi > byk dibandingkn dgn use balutan sintetik semi-oklusif. Madu jg dpt mmpercepat pertumbuhan sel2 yg baru.

Page 68: Luka Jahitan

Selain beberapa pengobatan-pengobatan yang telah disebutkan diatas, ada juga metode penyembuhan luka yang juga dianjurkan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu terapi tekan. Terapi ini lebih dipergunakan untuk klien dengan luka pada kaki yang mana saraf pada kaki pun ikut terganggu. Terapi ini sangat efektif untuk membantu proses penyembuhan dan dapat mencegah risiko terjadinya luka ini kembali.

Page 69: Luka Jahitan

Metode terapi tekan ini biasanya menggunakan balutan non elastis, dua atau empat lapis balut tekan, dan pembalut yang pendek dan lentur. Balut tekan terdapat mermacam-macam cara, namun tetap dapat memberikan tekanan secara permanent atau terus-menerus. Hal ini disebabkan adanya perbedaan struktur dan kandungan dari serabut elastometric.

Page 70: Luka Jahitan

Balut tekan berguna untuk manajemen  luka saraf. Balutan ini sangat mudah digunakan ketika kita ingin mengganti balutan yang lama. Balutan ini harus sering diganti, dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakkan. Pembalut ini sangat elastis, sehingga dapat mengukur seberapa bengkak luka yang ada. Kekuatan tekanan yang dihasilkan merupakan interaksi dari beberapa prinsip, yaitu:

§ Struktur fisik dan ‘elastomeric properties’ pembalut tersebut.

§ Ukuran dan bentuk dari tubuh ketika balutan itu sedang digunakan.

§ Teknik dan keterampilan yang memasang balutan tersebut.

§ Aktivitas sehari-hari yang dilakukan klien.

Page 71: Luka Jahitan

Jika luka sudah membaik/sembuh, disarankan agar balut tekan tetap digunakan dg tujuan u/ mengontrol risiko pembengkakkan, memperbaiki system saraf & mencegah risiko terjadinya luka ini kembali.

Sblum kita mlakukn intvnsi thd luka, ada baiknya kita melakukan pengkajian terlebih dahulu. Melakukan pengkajian luka scr komprehensif pd px yg tepat m/ komponen penting dlm manajemen luka.  Kemampuan u/ melakukn pengkajian luka tsb membutuhkan pengetahuan, keterampilan & pengalaman yg cukup. Perencanaan perawatan luka sgt dibutuhkan namun dlm perencanaan tsb dibutuhkan juga keterangan2 /fakta dari hasil evaluasi rencana tsb. Pedoman parameter u/ perawatan luka jg hrs di masukkan dalam perencanaan tsb, meliputi jg klasifikasi dari luka itu sendiri, penampilan luka, cairan yg keluar dari luka, rasa nyeri yg timbul & kondisi kulit sekitar luka. Manajemen perawatan luka pd klien akan meningkat kualitasnya dg komunikasi yg baik & jg dg dokumentasi yg efektif.

Page 72: Luka Jahitan

TERIMA KASIHSELAMAT SIMULASI

DANSIAP UJI KOMPETENSI