makalah bahan proses tie dye
TRANSCRIPT
Makalah Bahan Proses
Pembuatan Tie Dye
dengan Pewarna Alami
Jehan Syauqi
2415081539
Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2009
I. Pendahuluan
Tie Dye
Ikat celup (tie dye) merupakan jenis seni kria yang pengerjaanya dengan cara
mengikat, menjahit, melipat, menjepit, atau mengaitkan kain hingga membentuk motif
hias.
Tie dye adalah suatu teknik pewarnaan dengan mempergunakan ikatan-ikatan
pada suatu media dengan maksud menghalangi penyerapan warna pada media
tersebut. Dikenal juga dengan nama plangi, umumnya diterapkan pada media benang
dan kain.
Salah satu ciri dari tie dye adalah coraknya yang tak pernah sama antara satu
dengan yang lain. Meskipun ada kemiripan, pasti akan ditemukan perbedaan di setiap
lembaran kainnya.
Pewarna Alami
Pewarna alami merupakan senyawa pewarna yang berasal dari sumber
makhluk hidup seperti hewan dan tanaman. Pewarna alami yang dipakai dalam
pengerjaan tie dye kali ini adalah:
Kunyit atau Kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) untuk
pewarnaan kuning pada tie dye, dan;
Secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) untuk pewarnaan merah pada tie dye.
Fiksaton
Fiksaton atau pengikat warna merupakan senyawa untuk mengikat warna agar
tidak luntur. Pengikat warna yang digunakan dalam pengerjaan tie dye kali ini adalah:
Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae)
Tawas atau Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O]
II. Proses Pembuatan
Pewarna Kuning
Rebus 5 liter air dalam panci sampai mendidih. Bersihkan dan kupas 2,5 kg
kunyit, parut hingga halus lalu rebus bersama air mendidih. Rebus campuran tersebut
hingga tersisa 2 liter air. Pindahkan kedalam wadah.
Pewarna Merah
Rebus 5 liter air dalam panci sampai mendidih. Siapkan 2 kg secang lalu rebus
dengan air mendidih. Rebus hingga tersisa 2 liter air. Pindahkan kedalam wadah.
Pengikat Warna
Tawas
Rebus 6 liter air dalam panci. Siapkan tawas sebanyak 2 kg kemudian rebus
bersama kain mori hingga larut. Rebus hingga tersisa 4 liter. Pindahkan sisa air
kedalam wadah.
Gula Aren
Rebus 1,5 liter air dalam panci. Siapkan 1,5 kg gula aren potong kecil kecil lalu
masukan kedalam rebusan air. Rebus hingga tersisa 1 liter. Pindahkan kedalam wadah.
Daftar Harga
1. Tawas : Rp4.000/kg
2. Kunyit : Rp5.000/kg
3. Secang : Rp2.000/kg
4. Gula aren : Rp12.000/kg
5. Kain mori : Rp7.000/meter
III. Laporan Kegiatan
Nama Kegiatan : Pembuatan tie dye dengan pewarna alami
Tempat Kegiatan : Studio Basah Gd. F Jurusan Seni Rupa
Waktu Kegiatan : Kamis, 19 November 2009 (08.00 – 14.00 WIB)
Cuaca : Terik; Berangin; Mendung.
Alat dan Bahan :
+ Kain Mori + Gunting + Larutan Kunyit
+ Wadah (baskom, Panci) + Tanah Liat + Jepitan Jemuran
+ Karet Gelang + Air Tawas + Larutan Secang
+ Kompor Minyak Tanah + Air Gula Aren + Air Bersih
Proses Pembuatan :
Pencampuran Pewarna dengan Fiksatif
Campurkan larutan secang dengan tawas dengan perbandingan 3:1 untuk
menghasilkan larutan pewarna yang simultan.
Pengikatan, Pencelupan dan Pembuatan Sample
Siapkan kain mori untuk di tie dye dan untuk sample warna. Bentuk pola tie dye
sesuai yang diinginkan dengan cara diputar atau dilipat kemudian diikat dengan
menggunakan karet gelang.
Pencelupan dilakukan bersamaan dengan pembuatan sample warna.
Pencelupaan pertama, celupkan sebagian kain kedalam larutan campuran
secang yang simultan selama ± 5 menit. Angkat keduanya lalu jemur hingga lembab
selama ± 5 menit. Potong kain sample kira-kira 2 x 2 cm, bilas dengan air bersih,
keringkan kembali, simpan untuk sample warna pertama.
Pencelupan kedua dilakukan serupa dengan proses pencelupan pertama selama
± 7 menit. Angkat keduanya lalu jemur hingga lembab selama ± 5 menit. Potong kain
sample kira-kira 2 x 2 cm, bilas dengan air bersih, keringkan kembali, simpan untuk
sample warna kedua.
Pencelupan ketiga dilakukan serupa dengan proses pencelupan kedua selama ±
10 menit. Angkat keduanya lalu jemur hingga lembab selama ± 5 menit. Potong kain
sample kira-kira 2 x 2 cm, bilas dengan air bersih, keringkan kembali, simpan untuk
sample warna ketiga.
Pencelupan keempat, celupkan seluruh permukaan kain kedalam larutan kunyit
selama ± 15 menit. Angkat lalu celupkan kedalam larutan fiksaton gula aren selama 5
detik. Angkat keduanya lalu jemur hingga lembab selama ± 10 menit. Potong kain
sample kira-kira 2 x 2 cm, bilas dengan air bersih, keringkan kembali, simpan untuk
sample warna keempat.
Perebusan
Setelah melalui serangkaian proses pencelupan, buka ikatan karet gelang lalu
angin-anginkan bahan hingga kering. Kemudian ikat kain menggunakan sisa bahan
sample warna, rebus didalam panci berisikan tanah liat yang sudah mendidih. Rebus
sambil diaduk selama ± 5 menit. Angkat lalu jemur hingga kering. Buka ikatan, angin-
anginkan sejenak lalu bilas hingga bersih. Angkat dan keringkan. Perebusan
merupakan cara agar warna hasil pencelupan semakin awet.
Pembilasan Akhir dan Penyetrikaan
Pembilasan bertujuan untuk menghilangkan residu dari proses yang telah
dilalui seperti ampas kunyit dan sisa tanah yang menepel dan juga untuk menguji
ketahanan warna — apakah warna yang ada akan bertahan atau luntur. Pembilasan
dilakukan dengan cara mencuci dengan detergen — sesuai dengan proses pencucian
standar. Jemur kain hingga kering. Angkat, lalu lakukan penyetrikaan agar halus dan
tidak terlihat bekas lipatan dan ikatan dari proses pencelupan ( agar tidak terlihat
lecek).
Agar kain dapat menjadi benda pakai, jahit kain tie dye menjadi sebuah tas
kantong.
Hasil Akhir :
Kain mori putih polos menjadi tas kantong motif tie dye siap pakai yang unik
dan etnik.
Skema Warna :
Pewarna : I. Secang (Simultan) II. Kunyit (Terpisah)Fiksaton : I. Tawas II. Gula aren
Tabel Skema Pencelupan Warna
Celup I Celup II Celup III Celup IV
5 menit 7 menit 10 menit 15 menit
Secang Secang Secang Kunyit
IV. DokumentasiAlat dan Bahan
Kunyit dan Larutan Kunyit
Tawas dan Larutan Tawas
Kain Mori
Gula Aren dan Larutan Aren
Secang dan Larutan Secang
Kompor, Panci dan tanah liat
Karet Gelang
Gunting
Proses Pembuatan