makalah kayu 1

Upload: aisah-puspasari

Post on 02-Mar-2016

452 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kayu

TRANSCRIPT

1.1 Pengertian KayuKayu adalah salah satu bahan bangunan tertua dan paling dasar yang digunakan oleh manusia, dan tidak akan pernah ketinggalan zaman. Dalam banyak kultur dan iklim, kayu lebih dominan dibandingkan batu bata sebagai pilihan bahan untuk membangun rumah. Kayu adalah bahan yang hidup, ringan, mudah dikerjakan, dan rumah dengan karakter khusus dapat dibuat dari kayu. Akan tetapi kontruksi kayu memiliki beberapa karakter khusus yang berbeda dengan bahan bangunan lainnya. Oleh karena itu, arsitek memerlukan pengetahuan khusus mengenai kayu dan aturan-aturan dalam kontruksi kayu, agar dapat mengembangkan rancangan yang berkualitas. Ratusan jenis kayu digunakan pada skala besar di seluruh dunia. Setiap kayu terlihat berbeda dan memiliki sifatnya masing-masing. Banyak kayu yang digunakan dalam proses penyelesaian akhir, dan pada industri mebel. Sedikit sekali pohon sejenis pinus yang digunakan pada bangunan, sehingga para pemula tidak perlu menjadi ahli kayu untuk membangun menggunakan kayu. Hal yang paling penting adalah mengerti struktur anatomis dari kayu, dan mengetahui sifat-sifat fisik yang mendasar dari bahan tersebut. 1.2 Pertumbuhan KayuSaat menggunakan kayu, perlu diingat bahwa potongan kayu, balok, atau papan adalah bagian organisme tumbuhan, pohon, dimana pertumbuhan dan kualitasnya tergantung dari keadaan lingkungan. Tidak ada satupun kayu yang sama persis dengan yang lain. Sifat kayu tergantung pada jenis pohonnya, dan juga pada posisinya dalam batang pohon. Batang pohon terdiri dari sel yang berbentuk pipa yang memanjang, yang berfungsi untuk mengedarkan nutrisi ketika pohon tumbuh. Dinding sel yang menutupi rongga berbentuk pipa terdiri dari selulosa dan lignin (zat pengisi). Struktur dinding sel dan kerangka sel menentukan kekuatan kayu. Tidak seperti bahan bangunan seperti beton atau blok batu, kayu memiliki struktur berarah, sesuai dengan arah jalan nutrisi dari batang kayu ke rantingnya. Pertumbuhan sel bermula dari tengah batang kayu yang disebut rongga sari dan merupakan bagian pohon yang paling tua. Pertumbuhan ini terjadi melalui fase pertumbuhan tumbuhan, antara bulan April sampai September di daerah iklim empat musim dan membentuk lingkaran tahun. Dalam lingkaran tahun, bagian kayu yang muda tumbuh di musim semi dari pori-pori sel yang besar, sementara kayu yang lebih tua dan kokoh dengan dinding yang tebal tumbuh pada musim gugur. Proporsi dari bagian kayu tua menentukan kekuatan kayu tersebut. Proses pertumbuhan ini dengan mudah dapat dibaca dengan memperhatikan potongan batang kayu.

Tampang Lintang PohonApabila sebatang pohon dipotong melintang, maka terdapatlah beberapa macam bagian. Bagian luar terdiri dari 2 bagian, yaitu:A. Kulit Luar (Outer Bark), yaitu bagian yang telah mati, yang pekerjaannya melindungi bagian-bagian di dalamnya.B. Kulit Dalam (Inner Bark), yaitu bagian yang masih hidup, yang pekerjaannya mengangkut atau mengantar makan yang dibuat di daun ke bagian-bagian bawah lainnya.

Sebuah lapisan yang sangat tipis (tebalnya hanya microscopis saja) dinamakan lapisan cambium (c). Proses pertumbuhan terjadi pada lapisan cambium ini, di mana sel-sel memecah, bertumbuh dan memecah lagi, untuk membentuk sel-sel kulit baru atau zat kayu baru. Di sebelah dalamnya lapisan ini terdapat bagian kayu yang lunak warnanya keputih-putihan dan disebut kayu gubal (D=sap-wood), tebalnya berlainan dari 1 cm sampai 20 cm atau lebih, tergantung daripada jenisnya pohon. Ini merupakan bagian yang hidup daripada 1.3 Sifat-Sifat KayuStruktur kayu yang memiliki pori-pori halus menunjukkan bahwa bahan tersebut baik untuk insulasi. Koefisien konduktivitas termal kayu coniferous (kayu empuk) atau kayu sejenis pinus spruce, pinus, dan fir kurang lebih 0,13 W/mK, sementara kayu yang berganti daun (kayu keras) beech dan kayu ash kira-kira 0,23 W/mK. Bila dibandingkan dengan batu bata yang 0,44 W/mK atau beton yang 1,8 W/mK, kayu memiliki sifat insulasi termal yang jauh lebih baik dibandingkan bahan bangunan lain. Sebaliknya, pemuaian kayu, tidak seperti besi atau beton, sangat kecil sekali sehingga pemuain kayu dapat diabaikan dalam penggunaannya sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki berat jenis bruto yang kecil, oleh karena itu, kapasitas penyimpanan termalnya lebih kecil jika dibandingkan dengan bahan bangunan yang solid seperti batuan atau beton. Koefisien kapasitas penyimpanan termak kayu spruce dan kayu fir adalah 350 Wh/m3 K, sementara beton standar sebesar 660 Wh/m3K. Ini menjadi masalah utama dalam perlindungan termal pada musim panas. Kompensasi termal antara malam yang sejuk dan pemanasan siang hari lebih sedikit pada bahan bangunan kayu dibandingkan struktur beton. Berat jenis bruto yang lebih rendah juga berarti bahwa kayu memiliki koefisien insulasi suara yang rendah, tetapi menyerap suara dengan baik karena memiliki sel terbuka. Kapasitas penyimpanan termal dan insulasi suara dapat dicapai hanya dengan memasukkan bahan bangunan yang berat, yaitu bahan bangunan dengan berat jenis bruto yang lebih besar, seperti papan gipsum atau semen berserat, pada tembok, atau dengan menggunakan penutup lantai yang berat. Walaupun kayu adalah bahan yang mudah terbakar, sifatnya dalam keadaan terbakar tidak seburuk yang kita bayangkan. Potongan kayu yang besar terbakar tidak seburuk yang kita bayangkan. Potongan kayu yang besar terbakar denga perlahan dan merata dari luar ke dalam karena akumulasi bara, sehingga membutuhkan waktu lama sampai kayu tersebut kehilangan kemampuan menanggung beban. Ini sangat berbeda dengan balok penopang lainnya. Sebagai contoh, besi tidak dapat terbakar, tetapi akan berubah bentuk pada temperatur tinggi dan akan kehilangan kemampuan menahan beban. Kecepatan terbakar kayu semakin pelan bila kayu semakin basah. Melintasi urat kayu, kecepatan merambat sekitar 0,6-0,8 mm/menit untuk kayu empuk, dan sekitar 0,4 mm/menit untuk kayu ek. Selain itu, sifat bahan bangunan kayu dalam menghadapi api tergantung pada bentuk luar. Semakin luas permukaan dengan volume yang sama, lebih rendah ketahanannya terhadap api. Hal ini terutama dapat diperhatikan pada celah retakan yang terjadi karena penyusutan pada kayu solid. Oleh karena itu, kayu berlapis tanpa retak akan lebih lama terhadap api dibandingkan dengan kayu solid. Maka dengan pemotongan yang tepat, kayu lebih tahan terhadap api.1.4 Daftar Memilih Kayu yang Baika. Fisik KekerasanPada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras termasuk kayu-kayu berat. Sebaliknya, kayu yang ringan adalah kayu lunak. Berdasarkan kekerasan, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut :a) Kayu sangat keras, contoh : balau dan giamb) Kayu keras, contoh : kulin dan pilangc) Kayu sedang kekerasannya, contoh : mahoni dan merantid) Kayu lunak, contoh : pinus dan balsaCara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut dengan arah melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotong dan kilap bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannya akan memberi tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar dan suram. Kayu keras pada umumnya berasal dari pohon yang berdaun lebar, warna kayunya khas. Sedangkan, kayu lunak berasal dari pohon yang berdaun jarum, warna kayu pada umumnya putih. Keteguhan tarikKekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu-kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan.

Kelembaban KayuKayu mengembang dan menyusut menurut perubahan kelembaban. Ketika kayu mengering, volumenya berkurang dan disebut sebagai penyusutan, sementara proses sebaliknya, yaitu ketika volumenya membesar disebut pengembangan. Penyusutan dan pengembangan terjadi karena rongga sel dan dinding sel mengandung air. Sebagai bahan yang higroskopis (dapat menyerap air), kayu dapat menyerap atau mengeluarkan air tergantung dari kondisi luar. Hal tersebut juga dikenal dengan pergerakan kayu. Kadar air harus ditetapkan untuk kontruksi kayu. Di bawah ini adalah perbedaan yang dibuat diantaranya:HijauKadar air > 30 %

Semi keringKadar air 20-30 %

KeringKadar air < 20 %

Kontruksi kayu harus dipasang dalam kondisi kering, atau bila memungkinkan, sesuai dengan tingkat kelembaban di lokasi kontruksi. Kelembaban kayu yang setimbang mengindifikasikan kadar air dimana hanya akan terjadi sedikit perubahan ukuran. Untuk sebuah ruangan, ini artinya:Tertutup pada semua sisi, ada pemanas9 3 %

Tertutup pada semua sisi, tidak ada pemanas12 3 %

Beratap, terbuka15 3 %

Struktur yang terbuka terhadap cuaca pada semua sisi18 6 %

Kelembaban kayu menunjukkan persentase air yang terkandung di dalamnya, dengan membandingkannya terhadap kayu yang sangat kering. Tetapi pergerakan kayu bukanlah proses yang hanya terjadi satu kali pergerakan akan tetapi terjadi walaupun kayu sudah terpasang. Kayu akan menyusut dan memuai mengikuti kondisi kelembaban lingkungannya, di mana biasanya kelembaban akan lebih rendah pada musim dingin dibandingkan pada musim panas. Keteguhan tekan/kompresiKeteguhan tekan suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dua macam kompresi, yaitu kompresi tegak lurus serat dan kompresi sejajar serat. Kompresi tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban, seperti halnya dengan berat kereta api terhadap bantalan di bawahnya. Keteguhan ini keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan geserYang dimaksud keteguhan geser adalah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang berasal dari bagian lain didekatnya. Dalam hal ini dibedakan atas 3 macam keteguhan yaitu keteguhan geser arah serat, keteguhan geser tegak lurus arah serat dan keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegak lurus arah serat jauh lebih besar daripada keteguhan sejajar arah serat. KekakuanKekakuan kayu, baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang, ialah suatu ukuran kekuatan untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekuatan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan lengkung statis. Keteguhan Lengkung/LenturKeteguhan lengkung adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban-beban mati atau hidup, selain beban pukulan yang lurus dipikul oleh kayu tersebut, misalnya blandar. Keteguhan lengkung menunjukan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secar perlahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak, seperti pukulan. KeuletanKeuletan kayu diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau terhadap kejutan atau tegangan yang berulang-ulang dan melampaui batas proporsional dan mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu dalam arti bahwa kayu yang ulet akan patah secara berangsur-angsur dan memberi suara peringatan tentang kerusakan. KeawetanYang dimaksud keawetan ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar, seperti jamur,rayap, kepik, cacing laut, dan makhluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Nilai Dekoratif (penampilan)Nilai dekoratif umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan yang mementingkan nilai keindahan tertentu dari kayu tersebut. Pola gambar inilah yang membuat sejenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain sonokeling, sonokembang, renghas, dan eboni. Berat kayuBerat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung, dan zat-zat ekstaktif yang ada di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut.Kelas Berat KayuBerat Jenis

a. Sangat beratb. Beratc. Agak Beratd. RinganLebih besar dari 0,900,75-0,900,60-0,75Lebih kecil dari 0,60

Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam dan balau. Yang termasuk kelas berat, misalnya kulim, sedangkan agak berat adalah bintangur dan yang termasuk ringan, misalnya pinus dan balsa. Efek kayu terhadap temperaturMaterial kayu dapat menunjang fungsi/kegunaan benda yang utama. Misalnya jayu yang dirancang untuk pegangan seterika, harus dapat merendam/menahan panas. Oleh karena itu harus menggunakan kayu yang mudah terbakar (kayu jati, ulin, merbau), sehingga pemakai merasa aman dan nyaman. Karena setiap kayu memiliki efek tertentu terhadap temperatur. Kemampuan Menanggung Beban Tidak seperti bahan batuan yang memang sangat ideal untuk menanggung beban dan tekanan, kayu juga dapat menanggung beban tekan dan tarik sampai dengan batas tertentu. Tetapi karena struktur sel berbentuk pipa seperti yang telah disebut di atas, arah pembebanan menjadi sangat penting. Paralel dengan urat kayu, dalam kata lain sepanjang aksis longitudinal (memanjang), kayu dapat menanggung beban kurang lebih empat kali lebih besar dibandingkan dengan beban arah melintang. Respons terhadap kekuatak tarik dari kayu bahkan lebih besar lagi. Kekuatan untuk kayu coniferous (kayu sejenis pinus) (S10) sebagai tegangan tarik yang diizinkan dalam satuan N/mm2 berdasarkan standart Jerman. Untuk kontruksi, ini artinya, sedapat mungkin dipasang sedemikian rupa sehingga beban diaplikasikan dalam arah longitudinal, di mana kayu dapat menanggung beban tekan dan beban tarik dengan efisien. Pada umumnya, kemampuan menanggung beban tergantung pada proporsi ketebalan sel kayu, yang berarti berat jenis kayunya. Sebagai contoh, kayu keras dari pohon yang berganti daun seperti kayu ek cocok untuk menanggung beban tekan, seperti pada struktur pinggir, sementara itu kayu sejenis pinus dengan serat panjang lebih cocok dalam menanggung beban momen lentur. Sebagai bahan bangunan yang tumbuh dan memperlihatkan ketidakteraturan alamiah, kemampuan kayu yang diharapkan dalam menanggung beban tidak bisa dijamin langsung sejak awal. Oleh karena itu seleksi dilakukan secara visual dan mekanis sesuai dengan serat, retak, berat jenis bruto dan kekenyalan, dan kemudian dipisahkan berdasarkan kualitasnya untuk dijual. Di Jerman, kayu konstruksi penanggung beban dibagi dalam tiga kategori atau kelas, dan kekuatan yang digunakan dalam kalkulasi dinyatakan dalam klasifikasi tersebut. Di negara lain, standardisasi untuk kayu konstruksi ditandai dengan cap yang memberikan informasi: tingkatan, organisasi kontrol kualitas, nomor pabrik penggergajian, tipe kayu, kadar air, modulus kekenyalan, kekuatan tekuk, dan kegunaan. Hal ini membuat alokasi kayu pada area pembangunan dan pengawasan kontrol pembangunan menjadi jauh lebih mudah. Konduksi ListrikDewasa ini banyak peralatan sehari-hari yang dijalankan dengan tenaga listrik. Sudah selayaknya pengguanaan kayu yang kaitannya dengan alat listrik harus dapat melindungi si pemakai dari sengatan listrik/setrum.

Warna KayuAda beraneka macam warna kayu, antara lain kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tuan, kehitam-hitaman, dan kemerah-merahan. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna suatu jenis kayu dapat dipengaruhi oleh faktor tempat di dalam batang, umur pohon, dan kelembapan udara. Kayu teras umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap daripada warna bagian kayu yang ada di sebelah luar kayu teras, yaitu kayu gubal. Kayu pohon yang lebih tua dapat lebih gelap dari kayu pohon yang lebih muda dari jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dari kayu yang basah. Kayu lama yang berada di luar dapat lebih gelap, dapat juga lebih pucat daripada kayu yang segar dan kering udara. Pada pengenalan kayu, warna kayu yang dipakai adalah warna kayu terasnya. Pada umumnya warna suatu jenis kayu bukanlah warna yang murni, tetapi warna campuran dari beberapa jenis warna. Kadangkala terdapat satu warna mencolok dengan kombinasi warna-warna lain yang susah dipisahkan, contoh : kayu yang berwarna putih misalnya jelutung, yang berwarna merah misalnya kempas dan renghas. b. Ekonomi/BiayaSekolah telah memberi biaya pengadaan pada material kayu, tetapi kadang-kadang kita memerlukan biaya tambahan seperti pembelian bahan-bahan untuk finishing, transpor, dan lain-lain. Untuk itu, kita harus dapat menghemat biaya dengan cara mencari material kayu yang murah tapi sesuai dengan ukuran dan keperluan.c. PengolahanUntuk membuat produk dengan teknik pemotongan, pembentukan, dan penyambungan yang menggunakan bahan kayu, pilihlah alat (alat pokok dan alat bantu) dan kayu yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Contoh : membuat pensil Bahan pokok : kayu mahoni Bahan bantu : lem kayu, ampelas Alat pokok : gergaji potong, ketam Alat bantu : hand bor, pahat, martil kayud. KetersediaanHal-hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan ketersediaan bahan praktek di sekolah adalah berikut ini. Merencanakan material sesuai dengan kebutuhan (ukuran, jenis) Membeli sesuai dengan rencana Menyimpan bahan dengan benar agar tahan lama.1.5 Pengertian Kayu AlamiKayu alami adalah kayu yang berasal dari tempat penebangan pohon kemudian dibawa ke tempat mesin penggergajian (saw mills) dan dipotong menjadi bentuk papan (ukuran papan). Kayu bentuk papan tersebut disusun dan diangin-anginkan selama beberapa hari pada udara terbuka (ditempat terlindung dari matahari dan hujan). Setelah diangin-anginkan kayu tersebut dimasukan kedalam tempat pengeringan (kiln) sampai kandungan airnya mencapai 10-18%. Setelah itu, baru dipotong-potong sesuai kebutuhan dan siap untuk digunakan.1.6 Pertumbuhan PohonPohon memerlukan air dan garam mineral. Zat-zat tersebut diserap oleh akar sebagai getah dan sinar matahari yang menyinari klorofil (zat hijau daun) bercampur dengan karbondioksida dari udara dapat membuat pohon tumbuh.Setiap musim panas, pohon membuat sel baru, Pertumbuhan lingkaran tahun dapat terlihat ketika pohon ditebang. Sebagian besar batang pohon terdiri dari getah kayu yang tumbuh terus, tetapi pada akhirnya bagian tengah batang pohon berhenti tumbuh kemudian mengeras serta membentuk teras.Sebagian besar pertumbuhan pohon terjadi pada lapisan kambium, terletak di bawah lapisan kulit batang yang melindunginya1.7 Jenis-Jenis KayuAda dua jenis kayu, yaitu :a. Kayu LunakKayu lunak berasal dari pohon berdaun konifer (jarum). Pada umumnya, lebih halus dari kayu keras. Sebagian konstruksi bangunan biasanya menggunakan kayu lunak sebab lebih murah dan mudah didapat.Kayu lunak mempunyai 2 macam sel yaitu : sel trakeid dan sel parenkim. Keduanya terlihat seperti tube dengan dua ujung tertutup. Sel tersebut membawa sari makanan untuk disalurkan ke dalam dan juga memberi kekuatan pada pohon. Ada beberapa jenis kayu lunak, yaitu : Kayu Damar, Kayu MelurKekerasan sedang, serat halus. Kegunaan : untuk membuat rangka pintu, jendela, kursi taman, peti, perkakas. Kayu Pinus, Kayu FlamboyanKekerasan sedang, serat lurus terpadu. Kegunaan : untuk membuat barang-barang bubutan, barang-barang hiasan (ukiran ringan)b. Kayu KerasKayu berasal dari pohon decidious (berdaun lebar). Pada musim dingin daunnya akan rontok/gugur. Kayu keras lebih kompleks daripada kayu lunak karena memiliki 5 macam sel> Ada beberapa jenis kayu lunak, yaitu : Kayu Jati Kekerasan sedang, serat lurus terpadu. Kegunaan : serbaguna, misal untuk membuat mebel, air, vener, laminating. Kayu MahoniKekerasan sedang, serat lurus. Kegunaan : untuk membuat barang-barang ukiran, alat/perkakas rumah tangga. Kayu Sonokeling, Kayu Sonokembang, Kayu Sawo, Kayu BalsaKekerasan sedang, serat lurus terpadu. Kegunaan : seni ukir mewah, patung, perkakas, bubutan, gagang kapak, palu ukir, vener mewah.1.8 Kelebihan Kayu AlamiKelebihan kayu alami adalah : Mudah untuk dikerjakan Mudah dalam pengeleman Hangat jika disentuh/dipegang Penampilan menarik Mudah diperoleh Harganya relatif murah Sebagai isolator listrik dan panas1.9 Kelemahan Kayu AlamiKelemahan kayu alami adalah : Membutuhkan obat anti insektisida dan jamur untuk melindungi kayu Kayu mudah retak atau pecah sepanjang arah serat kayu Kayu tidak dapat dicor seperti logam Ukuran terbatas sesuai keadaan pohonnya Kayu dapat melengkung dan dapat menyusut. Kayu dapat menyusut pada waktu kering dan akan mengembang lagi jika menyerap air. Hal tersebut menyebabkan beberapa pintu dan jendela kayu sulit dibuka dengan lancar selama musim dingin ketika kondisi berkabut. Kayu lebih menyusut pada bagian dengan arah serat melintang daripada di bagian yang arah seratnya searah, Penyusutan lebih besar pada bagian yang searah dengan lingkaran tahun daripada bagian yang memotong lingkaran tahun. Jika batang pohon dipotong melintang, kayu pohon tersebut akan kering dan menyusut.1.10 Pengertian Kayu OlahanProduk berbasis kayu adalah kayu yang sangat ekonomis dalam penggunaannya karena limbah kayu didaur ulang menjadi bentuk komponen kayu seperti papan, profil, lembaran venil, dan strip venir. Produk berbasis kayu dibuat secara industrial, ditekan mengguanakan perekat resin buatan atau perekat mineral. Hal ini berarti kualitas produk aslinya dapat ditingkatkan. Kualitas kayu yang tidak teratur dapat disamakan. Sifat statis dan kekuatan tarik dapat dibuat lebih presisi pada produk berbasis kayu dibandingkan dengan kayu padat aslinya. Produk berbasis kayu juga dapat mengkerut dan memuai lebih sedikit dibandingkan kayu alamiahnya. Kayu berbasis kayu biasanya tersedia dalam bentuk papan dengan ukuran standar, contohnya dengan lebar 125 cm. Di seluruh dunia, produk berbasis kayu diklasifikasikan berdasarkan cara perekatannya, untuk memberikan informasi tentang bagaimana produk tersebut bereaksi terhadap kelembaban. Klasifikasi produk berbasis kayu di JermanV20Tidak cocok untuk daerah yang lembab, basah

V100Cocok untuk terpapar kelembaban dalam jangka pendek

V100 GCocok untuk terpapar kelembaban dalam kurun waktu lama; terlindung dari lumut

Klasifikasi produk berbasis kayu di AmerikaEksteriorTerus-menerus terpapar kelembaban

Eksposure 1Tahan terhadap hujan berkala, tidak cocok untuk paparan jangka panjang

Eksposure 2Paparan normal terhadap kelembaban

InteriorUntuk interior yang terlindungi dan tidak terpapar air atau lembap

Keterangan: Baik Eksterior maupun Eksposure 1 sebanding dengan klasifikasi Jerman V100, sementara Interior sebanding dengan V20.Dengan meningkatnya perkembangan teknologi dewasa ini, manusia cenderung memanfaatkan bahan kayu alami menjadi kayu olahan (kayu lapis). Kayu olahan sangat berguna untuk berbagai penggunaan kayu pada umumnya dan untuk kehidupan manusia khususnya. Kayu lapis mempunyai beberapa keunggulan masif, yaitu dengan pengeleman yang menyilang maka penyusutan dan pengembangan lembaran kayu lapis sangat kecil. Kayu lapis (plywood) adalah papan buatan dengan ukuran tertentu yang terbuat dari beberapa lapisan finir yang jumlahnya ganjil dan dipasang dengan arah serat bersilang tegak lurus, kemudian direkatkan menjadi satu dengan tekanan tinggi menggunakan perekat khusus sesuai tujuan penggunaan kayu lapis.Finir adalah lembaran kayu tipis dengan ukuran mulai 0,24 mm sampai 6,00 mm yang diperoleh dari penyayatan (pengasan) dolok kayu jenis tertentu. Maksud dan tujuan pembuatan finir dan kayu lapis adalah untuk mendapatkan papan yang berukuran lebar. Selain itu untuk hal-hal berikut ini : Menghemat penggunaan kayu Memanfaatkan kayu-kayu yang bernilai rendah Menambah kekuatan serta meningkatkan mutu kayu dengan memperindah segi dekoratif kayu1.11 Sifat Umum Kayu LapisSifat umum kayu lapis adalah sebagai berikut :a) Tipe Kayu LapisUmumnya kayu lapis diklasifikasikan dalam dua tipe berikut : Tipe penggunaan di dalam (interior use) Tipe penggunaan di luar (eksterior use)Pembagiaan ini didasarkan pada ketahanan kayu lapis terhadap pengaruh udara dan cuaca sekitarnya. Ketahanan ini tergantung pada mutu finir dan kekuatan/kualitas perekatan yang digunakan. Tipe interior dipergunakan di dalam ruang yang terlindung dari sinar matahari, hujan, udara lembab, dan suhu yang berubah-ubah. Perekatan yang dipergunakan biasanya perekat moisture resistance.Tipe eksterior dapat dipasang di luar rumah. Oleh karena itu, harus tahan tahan terhadap cuaca yang berubah-ubah, kelembapan dan suhunya, serta tahan serangan jamur dan serangga. Untuk itu, kayu harus dilapisi bahan pengawet tertentu.b) Sifat-Sifat Kayu lapis Memiliki kekuatan lengkung dan kekakuan (stiffness)Sifat kekuatan lengkung dan sifat kaku adalah suatu syarat yang baik bagi kayu lapis. Dengan memiliki sifat tersebut maka kayu lapis dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan yang kuat, semakin banyak lapisan pada kayu lapis semakin merata pembagian kekuatan pada kayu lapis tersebut. Memiliki kekuatan geser dan kekuatan menahan pakuDengan pemasangan finir bersilang, kayu lapis menjadi kuat tahan geseran kesegala arah. Begitu pula halnya dengan kekuatan menahan paku, sehingga pada waktu pemakuan tidak terjadi pecah walaupun dipaku pada bagian tepinya. Memilih kekuatan terhadap pukulan dan benturanKayu lapis mempunyai kekuatan terhadap pukulan atau benturan. Oleh karena itu, sesuai sekali untuk dipergunakan sebagai dasar lantai, penutup dinding, dan pelatar.c) Pengerjaan Kayu lapis merupakan bahan jadi dan mudah dikerjakan. Dapat dipotong menjadi berbagai ukuran dan bentuk, mudah dipakai ataupun disekrup dan tidak dikuatirkan akan pecah. Kayu lapis merupakan bahan yang memiliki kestabilan dimensi. Standar ukuran kayu lapis dalam perdagangan : 244 X 112 X 0,4 cm (tripleks) 244 X 122 X 0,6 cm (tripleks) 244 X 122 X 0,9 cm (tripleks) 213,5 X 91,5 X 0,4 cm (tripleks jati) 213,5 X 94,5 X 0,4 cm (tripleks ukuran kecil) 183 X 91,5 X 0,4 cm (tripleks ukuran kecil) 244 X 122 X 1,2 cm (multipleks) 244 X 122 X 1,4 cm (multipleks) 244 X 122 X 1,5 cm (multipleks) 244 X 122 X 1,8 cm (multipleks) 244 X 122 X 2,4 cm (multipleks)d) Penggunaan Kayu LapisSeperti halnya dengan kayu masif, kayu lapis dapat digunakan untuk berbagai macam penggunaan, baik untuk bangunan maurpun untuk mainan anak-anak. Melihat tempat penggunaannya, kayu lapis dapat dipergunakan untuk keperluan di darat, air, maupun di udara. Mengingat pemakaian kayu lapis demikian luas, sedangkan kayu lapis dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk susunan serta mutu, maka perlu diketahui macam-macam persyaratan pemakaian, agar setiap pemakaian dapat memilih macam kayu lapis yang tepat (the right plywood for the right use). Di bawah ini tercantum beberapa penggunaan kayu lapis yang dianggap penting tanpa menutup kemungkinan penggunaannya di bidang lain. a. Bangunan Rangka Dinding Langit-langit Pintu (pelapis daun pintu)b. Alat Transportasi Interior di mobil Interior di kereta api Interior di pesawat terbang Interior di kapal lautc. Perabot Rumah Tangga yang Memiliki Variasi Luasd. Bahan Pengemas, antara lain untuk koper, tas yang ada hubungannya dengan kemasane. Barang-Barang Industri Radio, televisi, kabinet, mesin jahit, baki, dan alat-alat rumah tangga lainnyaf. Alat-Alat Musik dan Alat-Alat Olahraga : gitar, drum, bongo, dan lain-laing. Barang-Barang Kerajinan Kap lampu Hiasan dinding Alat-alat rumah tangga lainnya1.12 Pengertian Papan Blok (Blockboard)Selain tripleks dan multipleks ada produk kayu lapis yang disebut papan blok (blockboard) atau dengan istilah lain lumber core plywood. Papan block wood adalah kayu lapis yang pada bagian tengah (core) terdiri dari kayu gergaji (bukan dari finir). Berdasarkan susunan tengahnya, lumber core plywood yang dinamakan pula modern core plywood diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu berikut ini :1) Batten Board dengan tebal isian lebih dari 25 mm2) Block Board dengan tebal isian 25 mm 7 mm3) Laminboard dengan tebal isian kurang dari 7 mmLumber core plywood a. Finir muka dan belakang 1,0 mmb. Finir silang 1,5 mmc. Isian tengah kayu 19,0 mm

1.13 Papan Partikel (particle board)Diantara sekian banyak papan buatan yang dihasilkan, ada yang bernama papan partikel. Dengan banyaknya potensi hutan di Indonesia terutama jenis-jenis kayu yang lunak, maka salah satu usaha penghematan sumber hutan yaitu dengan membuat papan partikel.Papan partikel ialah papan buatan yang terbuat dari serpihan kayu dengan batuan perekat sintesis kemudian dipres sehingga memiliki sifat seperti kayi masif, tahan api, dan merupakan bahan isolasi serta bahan akustik yang baik.a. Bahan Pokoka) Kayu Serpihan dibuat dari jenis-jenis kayu lunak dengan menggunakan mesi khusus (pembuat serpih)b) PerekatBahan perekat tergantung dari jenis papan partikel yang akan dibuat, anatara lain berikut ini : Papan partikel untuk perabot menggunakan lem urea formaldehid Papan partikel pada penggunaan keadaan udara berkelembapan tinggi menggunakan lem melamin resins Papan partikel yang tahan air sebagai dinding rumah memakai lem fenol formaldehidSebelum diproses, perekat tersebut dicampur dengan tambahan bahan sebagai berikut : Lak Parafin (agar papan partikel tidak menyerap air) Preservative (bahan pengawet) Amonium Phosphate (bahan anti api) Streates (bahan penstabil papan partikel)b. Proses Pembuatana) Membuat serpihan sortimen kayu dengan diameter 10-25 cm dengan mesin penggiling khusus b) Mengayak hasil serpihanc) Menampung hasil serpihan pada penampung partikel (silo)d) Mengeringkan partikel ayakane) Mencampur partikel ayakan dengan lemf) Menuangkan pada cetakan pengepresang) Mengontrol berath) Mengepresi) Mengontrol tebalj) Mendinginkan lembaran papank) Memotong lembaran menurut normalitas ukuranl) Mengampelasm) Menyimpan dalam gudang penyimpananc. Jenis Papan Partikel a) Berdasarkan susunan partikel Susunan partikel mendatar Susunan partikel tegakb) Berdasarkan jumlah Papan pastikel terdiri dari 1 lapisan Papan partikel terdiri dari 3 lapisan Papan partikel terdiri dari 5 lapisand. Teknik Pembuatan Cara pertama, mencampur partikel dengan lem, dituangkan pada pengepresan dengan tangan. Cara kedua, mencampur partikel dan lem, selanjutnya untuk lapisan luar dan dalam ditempatkan partikel tersebut dalam tabung yang berbeda. Cetakan papan partikel diletakan di atas meja yang berjalan Cara ketiga, campuran kawul dan lem untuk lapisan luar dan dalam ditempatkan pada satu tabung. Dengan tekanan udara, partikel di dalam tabung bertabur keluar.Partikel untuk lapisan tengah yang lebih jauh dari tabung dan menjadi lapisan tengah.e. Sifat-Sifat Papan Partikel Penyusutan dianggap tidak ada Keawetan terhadap jamur tinggi, karena adanya bahan pengawet Merupakan isolator panas yang baik Merupakan bahan akustik yang baikf. Penggunaan Papan Partikel Untuk perabot Dinding dalam ruang, dinding antara Plafon dan lantai Macam-macam kegunaan lainnyaKeuntungan penggunaan papan partikel : Papan partikel merupakan bahan konstruksi yang cukup kuat Bahan isolator dan akustik yang baik Dapat menghasilkan bidang yang luas Pengerjaan mudah dan cepat Tahan api Mudah difinishing, lapisan kertas dekor, dengan lapisan finir dan lain sebagainya Memiliki kestabilan dimensi1.14 Papan StrukturalProduk papan yang terkait secara anorganik, tidak seperti produk kayu lainnya yang terkait secara organik, dinamakan papan struktural. Bahan penyusunannya mengandung hanya sebagian bahan kayu atau tidak sama sekali. Produk ini terbagi dalam papan terikat dengan semen: Papan terikat dengan semen Papan semen berseratDan papan terikat dengan gipsum: Chipboard terikat dengan gipsum Papan gipsum Papan berseratPapan yang terikat dengan semen memiliki karakteristik berupa ketahanan yang tinggi terhadap air dan embun beku, dan terhadap serangan lumut dan serangga. Oleh karena itu, produk ini sering digunakan sebagai pelapis muka bangunan, sampai dengan bagian dasar yang bersentuhan dengan lantai. Produk ini juga cocok sebagai penguat, papan penutup yang efektif pada konstruksi kayu. Sebaliknya, papan terikat dengan gipsum hanya digunakan untuk interior bangunan saja, papan gipsum digunakan sebagai pelapis tembok dan langit-langit, dan papan berserat digunakan sebagai pembatas tepian antara pertemuan tembok luar dan lantai. Papan gipsum dan papan berserat dapat digunakan untuk tembok bagian luar jika papan-papan tersebut terlindungi dari cuaca luar. 1.15 Perlindungan KayuTidak seperti bahan mineral semacam batu dan beton, kayu sebagai bahan organik mudah dirusak oleh lumut dan serangga. Jika terserang hama, bukan hanya lapisan kayu luarnya saja yang rusak, tetapi juga kemampuannya menahan beban, kemungkinan yang terburuk adalah sampai bangunan runtuh. Oleh karena itu, pelindung kayu menjadi sangat penting digunakan pada bangunan kayu. Lumut memerlukan selulosa untuk berkembang. Lumut tumbuh subur di tempat-tempat yang basah, hangat, dan tidak berventilasi. Kadar air minimum sebesar 20 % diperlukan untuk membuat kayu keropos. Serangga seperti kumbang, menggunakan daerah kayu pinus yang bergetah untuk memberikan makan dan tempat tinggal bagi telurnya. Rayap termasuk serangga yang paling berbahaya dalam merusak kayu. Rayap biasanya hidup di daerah tropis dan subtropis, juga di Amerika dan bagian selatan Eropa di daerah Mediterania. Serangan rayap tidak terlihat dari luar: rayap membuat jalur di dalam kayu untuk menghindari hilangnya air. Bangunan atau mebel yang telah diserang rayap akan runtuh dengan tiba-tiba bila terbebani. Pelindung kayu dikenal sebagai kontrol pada kasus di mana kayu telah diserang oleh rayap, atau sebagai pencegahan terhadap serangan serangga, untuk memastikan bahwa serangga tidak menyerang. Saat merencanakan konstruksi kayu, perlindungan kayu berupa pencegahan sangatlah penting. Pada dasarnya ada tiga tindakan yang tersedia: Pilihan kayuHanya kayu yang telah dikeringkan dan disimpan dengan benar yang bisa digunakan. Pengguna harus memastikan terlebih dahulu bahwa tingkat kelembaban kayu akan digunakan kurang dari 20%. Klasifikasi di banyak negara juga menetapkan tipe kayu seperti apa yang secara alamiah tahan terhadap serangan serangga. Klasifikasi ini termasuk kayu inti dari jati, greenheart, bongossi, ek, dan akasia palsu. Di Amerika, tipe kayu yang dianjurkan termasuk kayu inti yang keras (heartwood) dari pohon locust, kayu walnut hitam, dan kayu merah. Kayu-kayu ini dapat digunakan tanpa menggunakan pelindung kimia pada bagian bangunan yang diperkirakan akan terpapar air. Tetapi pelindung kimia untuk kayu diperlukan bila kayu tersebut bersentuhan langsung dengan tanah.

Perlindungan struktural kayuPerencanaan adalah bagian penting dalam perlindungan struktural kayu. Rancangan, terutama rincian rancangannya, harus direncanakan dengan baik untuk menghindari penetrasi air pada kayu dan bagian-bagian kayu pada bangunan. Perlindungan kayu dengan bahan kimiaPerlindungan kayu dengan bahan kimia sebaiknua hanya digunakan jika cara perlindungan lainnya tidak mungkin dilakukan. Bahan kimia pelindung kayu bisa larut dalam air, larut dalam bahan pelarut, atau pelapis minyak, atau bahan kimia yang dapat menyerap ke dalam kayu. Untuk menghindari pencemaran lingkungan, pelindung kayu hanya boleh diaplikasikan pada daerah tertutup, sebagai contoh, dengan proses tekanan boiler atau dengan cara penyerapan. Hanya daerah kayu yang telah terpotong dan dilubangi yang boleh dirawat pada area bangunan. Pelindung kayu dengan bahan kimia digunakan sesuai dengan fungsi dari komponen bangunan. Di sini kita dapat membedakan antara: Kayu penanggung beban dan bagian kayu penopang Kayu bukan penanggung beban yang bentuknya tidak stabil Kayu bukan penanggung beban yang bentuknya stabil seperti untuk jendela dan pintuUntuk komponen penanggung beban, penggunaan obat pencegahan sangatlah penting. Peraturan setempatlah yang menentukan apakah pencegahan tersebut bisa berbentuk bahan kimiawi, contohnya tergantung dari tingkatan risiko dan berhubungan dengan alokasi kategori risiko. Perlindungan menggunakan bahan kimia tidak perlu dilakukan pada suatu kondisi tertentu dan jika telah menggunakan jenis kayu tahan rayap. Jendela dan pintu luar tidak menanggung beban tetapi bentuknya harus stabil dan memiliki toleransi ketat agar dapat berfungsi dengan baik. Bagian ini memerlukan perlindungan khusus terhadap kelembaban. Tetapi ketahanan terhadap kelembaban bisa didapatkan tanpa menggunakan bahan kimia sebagai pelindung jika jenis kayu heartwood dengan kekuatan tertentu digunakan. Komponen yang tidak menanggung beban yang bentuknya tidak stabil tidak harus berfungsi dalam toleransi yang ketat. Ini termasuk kayu pelapis yang saling menutupi, pagar dan pengelola. Komponene ini dapat dibuat tanpa perlindungan menggunakan bahan kimia dan cat, namun harus diketahui bahwa nantinya kayu tersebut akan menjadi keabu-abuan. Pelindung kayu dari bahan kimia sedapat mungkin, dalam keadaan apapun, tidak digunakan pada area yang luas dalam interior bangunan.Daftar kayu di IndonesiaSebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah suatu negeri yang sangat kaya terhadap kayu, baik kaya dalam jenisnya maupun kaya dalam arti kualitasnya. Jenis-jenis pohon di Indonesia sangat banyak jumlahnya, sedang jika kita melihat gambar peta Indonesia ternyata pulau-pulau besar seperti pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya masih banyak terdapat hutan sebagai penghasil kayu. Hal itu terbukti bahwa Indonesia memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Akan tetapi hingga saat ini hanya sekitar 400 jenis (10%) yang memiliki nilai ekonomi dan lebih sedikit lagi, 260 jenis, yang telah digolongkan sebagai kayu perdagangan. Berikut ini adalah daftar nama-nama kayu atau kelompok kayu menurut nama perdagangannya, sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan; dengan beberapa penyesuaian.Daftar isi Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu Sajah Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua

Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu SajaNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.AgatisAgathis spp.Damar (Jw.), dama (Slw.), damar bindang (Klm.), damar sigi (Smt.). (Ingg.): kauri pine.

2.BalauShorea spp. (misalnya S. materialis Ridl., S. maxwelliana King, S. scrobiculata Burck); Parashorea spp.Damar laut (Smt.), semantok (Aceh), amperok, anggelam, selangan batu (Klm.)

3.Balau merahShorea spp. (mis. S. collina Ridl., S. guiso (Blanco) Bl.)Balau laut, damar laut merah, batu tuyang, putang, lempung abang. Ingg.: red selangan.

4.BangkiraiShorea spp. (mis. S. kunstleri King, S. laevis Ridley, S. laevifolia Endert); Hopea spp. (mis. H. celebica Burck, H. semicuneata Sym.)Benuas, balau mata kucing, hulo dereh, puguh, jangkang putih, kerangan (Smt.), bubuh (Bk.)

5.Damar WulanAraucaria spp. (mis. A. cunninghamii D. Don, A. hunsteinii K.Schum.)Alloa, ningwik, pien (Pap.). Ingg.: araucaria.

6.Belah DurenDurio spp. (terutama Durio carinatus Mast.); Coelostegia spp.Durian burung, lahong, layung, apun, begurah, punggai, durian hantu, enggang

7.GiaHomalium tomentosum (Roxb.) Benth., Homalium foetidum (Roxb.) Benth.Delingsem (Jw.), kayu batu, melunas, kayu kerbau, momala (Slw.)

8.GiamCotylelobium spp. (mis. C. burckii Heim, C. lanceolatum Craib, C. melanoxylon PierreGiam durian, resak bukit tembaga; giam padi, resak daun kecil, resak batu; giam tembaga, resak daun lebar; resak gunung

9.JelutungDyera spp.Pulai nasi, pantung gunung, melabuai

10.KapurDryobalanops spp. (di antaranya D. oblongifolia Dyer, D. sumatrensis (Gmelin) Kosterm.)Kamper (kayu), kayu kayatan, empedu, keladan

11.Kapur petanangDryobalanops oblongifolia DyerKapur guras (Smt.), kapur paya (Mly.), kelansau (Swk.)

12.KenariCanarium spp., Dacryodes spp. , Santiria spp., Trioma spp.Kerantai, ki tuwak, binjau, asam-asam, kedondong (kedundung), resung, bayung, ranggorai, mertukul

13.KeruingDipterocarpus spp. (mis. D. applanatus V.Sl., D. baudii Korth., D. elongatus Korth. dll.)Keruing arong, kekalup; Lagan sanduk, mara keluang; Keruing tempudau; tempurau, merkurang, kawang, apitong

14.KulimScorodocarpus borneensis Becc.Kayu bawang hutan (Klm.)

15.MalapariPongamia pinnata (L.) PierreMalapari

16.MatoaPometia spp.; mis. P. pinnata Forster & Forster, P. ridleyi KingKasai, taun, kungki, hatobu, kayu sapi (Jw.), tawan (Mlku.), ihi mendek (Irian Jaya)

17.Medang/PedangCinnamomum spp.Sintuk, sintok lancing, ki teja, ki tuha, ki sereh, selasihan

18.Meranti kuningShorea spp. (di antaranya: S. acuminatissima Sym., S. balanocarpoides Sym., S. faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis, Shorea scollaris V.Sl.;Damar hitam, damar kalepek; Damar hitam katup; Bangkirai guruk, karamuku; Damar buah, mereng-kuyung; Damar tanduk. Ingg.: yellow seraya.

19.Meranti merahShorea spp. (di antaranya: S. johorensis Foxw., S. lepidota BI., S. leprosula Miq., S. ovalis BI., S. palembanica Miq., S. platyclados V.Sl. ex Foxw., S. leptoclados Sym., dll.)Majau, meranti merkuyung; Meranti ketrahan; Meranti tembaga, kontoi bayor; Meranti kelungkung; Tengkawang majau; Banio, ketir; Seraya merah, campaga, lempong, kumbang, meranti ketuko, cupang. Ingg.: red seraya, red lauan.

20.Meranti putihShorea spp. (di antaranya: S. assamica Dyer, S. bracteolata Dyer, S. javanica K. et. Val., S. lamellata Foxw., S. ochracea Sym., S. retinodes V.SI., S. virescens Parijs, S. koordersi Brandis, dll.)Damar mesegar; Bunyau, damar kedontang; Damar mata kucing, damar kaca, damar kucing; Damar tunam, damar pakit; Damar kebaong, baong, bayong, baung, belobungo, kontoi tembaga; Balamsarai, damar mansarai; Damar maja, kontoi sabang; Kikir, udang, udang ulang, damar hutan, anggelam tikus, maharam potong, pongin, awan punuk, mehing (Smt., Kal.); Damar lari-lari, lalari, temungku, tambia putih (Slw.), Damar tenang putih, hili, honi (Mlku.). Ingg.: white meranti.

21.MerawanHopea spp. (mis. H. dasyrrachis V.Sl., H. dyeri Heim, H. sangal Korth., dll.)Tekam, tekam rayap; Bangkirai tanduk, emang, amang besi; Cengal, merawan telor; Ngerawan, cengal balau

22.MerbauIntsia spp. (terutama I. bijuga O.K., I. palembanica Miq.)Merbau asam, ipi (NT.), kayu besi (Papua); Ipil, anglai, maharan; Tanduk (Mlku.)

23.MersawaAnisoptera spp. (mis. A. laevis Ridl., A. marginata Korth., A. thurifera Bl.)Cengal padi, damar kunyit; Masegar (Smt.), ketimpun (Klm.), mersawa daun besar; tabok, tahan

24.NyatohPalaquium spp., Payena spp., Madhuca spp.Suntai, balam, jongkong, hangkang, katingan, mayang batu, bunut, kedang, bakalaung, ketiau, jengkot, kolan

25.PalapiHeritiera (Tarrietia) spp.; mis. H. javanica (Bl.) Kosterm., H. simplicifolia (Mast.) Kosterm., H. littoralis Ait., H. sylvatica S. VidalMengkulang, teraling; Dungun, talutung, lesi-lesi.

26.PenjalinCeltis spp.Rempelas, ki jeungkil, ki endog (Sd.), cengkek (Jw.), pusu (Sumbawa)

27.PerupukLophopetalum spp.; mis. L. javanicum (Zoll.) Turcz., L. multinervium Ridl., L. subobovatum King, L. wightianum Arn.Kerupuk (Smt.), pasana (Klm.), mandalaksa (Jw.), aras

28.PinangPentace spp.Melunak, ki sigeung, ki sinduk, kelembing

29.PulaiAlstonia spp. (di antaranya A. pneumatophora Back., A. scholaris R.Br., A. spatulata Bl., A. macrophylla Wall., A. spectabilis R.Br.)Kayu gabus, rita, gitoh, bintau, basung, pule, pulai miang. Ingg.: white cheesewood, milkwood, milky pine.

30.RasamalaAltingia excelsa NoroaTulasan (Smt.), mandung (Min.), mala (Jw.)

31.ResakVatica spp.; mis. V. maingayi Dyer, V. oblongifolia Hook.f., V. rassak Bl.Damar along, resak putih

Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial DuaNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.BakauRhizophora spp. dan Bruguiera sppTumu, Lenggadai, Jangkar, Tanjang, Putut, Busing, Mata buaya

2.BayurPterospermum spp.Balang, Walang, Wadang, Wayu

3.BenuangOctomeles sumatrana Miq.Benuang bini (Klm.), winuang (Slw.)

4.BerumbungAdina minutiflora Val.); Pertusadina spp.Kayu lobang, Barumbung, Kayu gatal

5.BintangurCalophyllum spp.; mis. C. calaba L., C. inophyllum L., C. papuanum Lauterb., C. pulcherrimum Wall.ex Choisy, C. soulattri Burm.f.Bintangor, penaga; Nyamplung; Sulatri; Bunoh, bintangur bunut

6.BipaPterygota spp.Kayu wipa

7.BowoiSerianthes minahassae Merr. & Perry (Syn. Albizia minahasae Koord.)Rayango, Merang, Terangkuse

8.BugisKoordersiodendron pinnatum Merr.Grepau

9.CengeMastixia rostrata BI.Cenge, Cingo

10.DuabangaDuabanga moluccana BI.Benuang laki, Takir, Aras, Raju mas

11.EkaliptusEucalyptus spp.; mis. E. alba Reinw.ex Bl., E. deglupta Bl., E. urophylla S.T. BlakeKayu putih; Leda, aren (Mlku.), tampai; Ampupu (Timor),

12.GelamMelaleuca spp.Kayu putih

13.GempolNauclea spp.Wosen, Klepu pasir, Anggrit

14.GopasaVitex spp.Teraut, Laban

15.Gerunggang/DerumCratoxylum spp.; mis. C. arborescens (Vahl) Bl., C. cochinchinense (Lour.) Bl.Madang baro; Mampat, butun; kemutul, temau; edat

16.JabonAnthocephalus spp. (A. chinensis (Lamk.) A.Rich ex Walp. dan A. macrophyllus (Roxb.) Havil.)Kelampayan (Mly.), laran (Klm.), semama (Amb.). Ingg.: cadamba.

17.Jambu-jambuSyzygium spp. [3]Kelat, Ki tembaga, Jambu

18.Kapas-kapasanExbucklandia populnea R. BrownHapas-hapas, Tapa-tapa, Leman

19.Kayu keretaSwintonia spp.Rengas sumpung, Merpauh, Bagel mirah

20.KecapiSandoricum spp.Papung, Kelam, Sentul

21.Kedondong HutanSpondias spp.Coco, Kacemcem leuweung

22.KelumpangSterculia spp.Kepuh, Kalupat, Lomes

23.Kembang semangkokScaphium macropodum J. B.Kepayang, merpayang (Smt.)

24.KempasKoompassia malaccensis Maing.Hampas, impas, tualang ayam

25.KenangaCananga sp.Kananga

26.KeranjiDialium spp.; mis. D. indum L., D. platysepalum Baker, D. procerum (v.Steen.) SteyKayu lilin; Maranji

27.KetapangTerminalia spp.Kalumpit, Klumprit, Jelawai, Jaha

28.KetimunanTimonius spp.Seranai, Temirit, Kayu reen

29.LancatMastixiodendron spp.Kundur, Modjiu, Raimagago

30.LaraMetrosideros spp. dan Xanthostemon spp.Lompopaito, Nani, Langera

31.MahangMacaranga spp.Merkubung, Mara, Benua

32.MedangLitsea firma Hook f.; Dehaasia spp.Manggah, Huru kacang, Keleban, Wuru, Kunyit

33.MempisangMezzetia parviflora Becc.; Xylopia spp.; Alphonsea spp.; Kandelia candel DruceMahabai, Hakai rawang, Empunyit, Jangkang, Banitan, Pisang-pisang

34.MendarahanMyristica spp., Knema spp.Darah-darah, Tangkalak, Au-au, Ki mokla, Kumpang, Kayu luo, Huru

35.MenjalinXanthophyllum spp.Lilin, Ki endog, Segi landak

36.MentibuDactylocladus stenostachys Oliv.Jongkong, merebung

37.MerambungVernonia arborea Han.Merambung, sembung

38.PunakTetramerista glabra Miq.Kayu malaka (Smt.), cerega (Klm.)

39.PuspaSchima spp.; terutama S. wallichii Korth.Seru (Jw.), simartolu (Smt.), madang gatal (Klm.)

40.RengasGluta aptera (King) Ding HouRengas tembaga, Rangas

41.SanintenCastanopsis argentea A. DC.Sarangan (Jw.), ki hiur (Sd.), kalimorot

42.SengonParaserianthes falcataria (L) NielsenJeungjing, Tawa kase, Sika (Maluku)

43.SepatBerrya cordofolia Roxb.Waru gunung, Kalong

44.SesendokEndospermum spp.; mis. E. diadenum (Miq.) Airy Shaw, E. moluccanum (T & B) Kurz, E. peltatum Merr.Sendok-sendok, kayu labuh (Smt.), kayu bulan (Mly.), garung (Klm.); Kayu raja (Mlku.)

45.SimpurDillenia spp.; mis. D. grandifolia Wall., D. obovata Hoogl., D. pentagyna Roxb.Sempur, segel, janti, dongi

46.SurianToona sureni Merr.Suren, kalantas

47.TembesuFagraea spp.; mis. F. fragrans Roxb., F. sororia J.J. Sm.Tomasu (Smt.), kulaki (Slw.), malbira, ki tandu

48.TempinisSloetia elongata Kds.Damuli, Kayu besi

49.TepisPolyalthia glauca Boerl.Banitan, Pemelesian, Kayu tinyang, Kayu bulan, Banet, Kayu kalet

50.TenggayunParartocarpus spp.Buku ongko, Pejatai, Purut bulu

51.TerapArtocarpus spp.Cempedak, Kulur, Tara, Teureup

52.TerentangCampnosperma spp.; mis. C. auriculatum (Bl.) Hook.f., C. brevipetiolatum Volkens, dll.Tumbus (Smt.), pauh lebi

53.Terentang ayamBuchanania spp.Pauhan, Antumbus, Talantang

54.T u s a mPinus spp.Pinus, Damar batu, Uyam

55.UtupAromadendron sp.U t u p

Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah SatuNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.Eboni bergarisDiospyros celebica Bakh.Maitong, Kayu lotong, Sora, Amara

2.Eboni hitamDiospyros rumphii Bakh.Kayu hitam, Maitem, Kayu waled

3.E b o n iDiospyros spp.; di antaranya D. areolata King et G., D. cauliflora BI., D. ebenum Koen, D. ferrea Bakh., D. lolin Bakh., D. macrophylla BI.Baniak, Toli-toli, Kayu arang, Kanara, Gito-gito, Bengkoal, Malam

Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah DuaNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.BonginIrvingia malayana Oliv.Pauh kijang, Sepah, Kayu batu

2.BungurLagerstroemia speciosa Pers.Ketangi, wungu (Jw.), tekuyung, benger

3.CempakaMichelia spp., Elmerrillia spp.Minjaran, Wasian, Manglid, Sitekwok, Kantil (Jw.), Capuka

4.CendanaSantalum album L.Kayu kuning, Lemo daru

5.DahuDracontomelon spp.; mis. D. dao Merr. & Rolfe, D. mangiferum Bl.Dao, basuong (Smt.), sengkuang (Mly.), koili

6.JoharSenna spp.[4]Juar, Trengguli, Sebusuk, Bobondelan

7.KukuPericopsis mooniana Thw.Kayu laut, Papus, Nani laut

8.KupangOrmosia spp.Kayu ruan, Saga

9.LasiAdina fagifolia Ridl.Adina, Kilaki

10.MahoniSwietenia spp.; mis. S. macrophylla King, S. mahagoni (L.) Jacq.Mahoni

11.MelurDacrydium spp.; Podocarpus spp. dan Phyllocladus spp. Mis. Dacrydium junghuhnii Miq.Alau, cemantan (Klm.); Jamuju, kayu embun (Slw.), sampinur bunga (Smt.); Sampinur tali; Kayu cina; Ki merah, Sandu

12.MembacangMangifera spp.Ambacang, Asam, Limus piit, Mempelam, Wani, Mangga

13.MindiMelia spp.; terutama M. azedarach L.Bawang kungut

14.NyirihXylocarpus granatum J. KonigNyireh, Niri

15.PasangQuercus spp.Mempening, Baturua, Kasunu, Triti

16.Perepat daratCombretocarpus rotundatus Dans.Marapat, Teruntum batu

17.Raja bungaAdenanthera sppSaga, Segawe, Klenderi

18.RengasGluta spp.; Melanorrhoea spp.Ingas, Suloh, Rangas, Rengas burung

19.RaminGonystylus bancanus KurzGaharu buaya, Medang keladi, Keladi, Miang

20.Sawo kecikManilkara spp.; mis. M. fascicularis H.J. Lam & Maas Geest., M. kauki (L.) Dub.Subo, Ki sawo

21.SalimuliCordia spp.Kendal, Klimasada, Purnamasada

22.SindurSindora spp.; mis. S. bruggemanii de Wit, S. coriacea Maing., S. wallichii GrahamSepetir (Mly.), sasundur (Klm.), mobingo (Slw.)

23.SonokembangPterocarpus indicus Willd.Angsana, Linggua, Nala, Candana

24.SonokelingDalbergia latifolia Roxb.Linggota, sono sungu, sonobrits

25.SungkaiPeronema canescens JackJati seberang, Jati londo

26.TanjungMimusops elengi L.Sawo manuk (Jw.), karikis (Slw.)

27.TaposElateriospermum tapos BI.Kelampai, Setan, Kedui, Wayang

28.Tinjau belukarPteleocarpus lampongus Bakh.Lontar kuning

29.ToremManilkara kanosiensis H.j. L. et B. M.Sawai, Torem

30.TrembesiSamanea saman Merr.Ki hujan

31.UlinEusideroxylon zwageri T.et B.Kayu besi, bulian, kokon

32.WeruAlbizia procera Benth.Beru, Ki hiyang, Bengkal

Jenis-jenis Kayu di Indonesia dan Tegangan-Tegangan yang DiperkenakanCara menggolongkan jenis-jenis kayuLembaga Penelitian Hasil Hutan di Bogor telah melakukan penelitian-penelitian menegnai kayu-kayu di Indonesia. Kayu-kayu ramuan untuk keperluan pembangunan dinilai menurut keawetannya dan kekuatannya. Selanjutnya dari kedua penelitian ini dapat ditentukan tingkat pemakaiannya.1. Tingkat KeawetannyaYang menentukan keawetan kayu ialah daya tahan kayu terhadap pengaruh perusakan oleh rayap-rayap, serangga, binatang-binatang kecil lainnya dan pengaruh alamiah seperti panas matahari dan sebagainya. Untuk keperluan ini maka diadakan penelitian sebagai berikut:a. Kayu ditempatkan di tanah lembab.b. Kayu ditempatkan di tempat yang tidak terlindung, tetapi dicegah masuknya air di dalamnya.c. Kayu ditempatkan di tempat yang terlindungid. Kayu ditempatkan ditempat yang terlindung dan terpelihara. Selain daripada itu diselidiki pula daya tahan kayu terhadap rayap dan serangga.e. Kayu termakan oleh rayapf. Kayu termakan oleh beberapa macam serangga (kumbang, bubuk kayu).Dari ke enammacam penelitian tersebut di atas, kayu digolongkan dalam 5 tingkatan (klas) dan angka dalam daftar IV menunjukkan jumlah tahun selama kayu itu masih tetap dalam keadaan baik,Tingkat(klas)abcdef

IIIIIIIV

V853Singkat sekaliSingkat sekali201510Beberapa tahunSingkat sekaliTak terbatasTak terbatasLama10-20 tahun

Singkat Tak terbatasTak terbatasTak terbatasMinimum 20 tahunMaksimum 20 tahunTidakTidakAgak cepatCepat sekaliCepat sekaliTidakTidakTidakTidak berbahayaCepat sekali

2. Tingkat KekuatannyaDi Indonesia jarang sekali diuji kuat tarik kayu. Untuk menentukan tingkat kekuatan kayu kita berpangkal pada kuat lentur, kuat desak dan berat jenis kayu. Berat jenis ini ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Dalam daftar ini diberikan kuat lentur, kuat desak, dan berat jenis untuk kelima tingkat (klas) kekuatan.TingkatIIIIIIIVV

a. Kuat lentur dalam kg/cm2b. Kuat desak dalam kg/cm2c. Berat jenis1100

750

0,9725

425

0,6500

300

0,4360

215

0,3