makalah kulap 2farbooooooooooootttttttttttttttttt

32
1. PENDAHULUAN 1. Asteraceae suku Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok yang terdiri dari 1.100 marga yang meliputi 20.000 spesies (Cronguist, 1981:1025). Menurut Tjiroosepomo (1996:334) suku Asteraceae terdiri dari 1.000 marga dan meliputi 14.000 spesies. Beberapa tumbuhan yang tergolong suku Asteraceae yang sudah cukup terkenal diantanya Aster multiflorus, Blumea balsamifera, dan Plucea Indica. Tumbuhan suku Asteraceae tersebut memiliki multi fungsi antara lain sebagai tanaman hias, sayur, dan obat. Asteraceae juga memiliki nilai ekonomi, sebab terkait dengan fungsinya antaa lain sebagai tanaman hias, Asteraceae juga memiliki harga dipasaran yang relatif baik. Tjiroosepomo (1996:334) juga mengemukakan bahwa tumbuhan suku Asteraceae mempunyai mempunyai peran sebagai tanaman obat, yang untuk kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan sebagai alternatif solusi mengatasi mahalnya harga obat dan pengaruh zat-zat kimia. Tumbuhan suku Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting kaitannya dengan ekosistem yang terdapat dikawasan Coban Rondo yang berperan menjaga keseimbangan ekosistem. Kartasapoetra, dkk. (2000) mengemukakan tumbuhan ini berperawakan terna atau semak dan tumbuh diantara pepohonan berperan dalam mencegah terjadinya erosi karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu : 1. Menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan sehingga daya tumbuk butir-butir hujan tersebut dapat direduksi. 2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh aliran permukaan. 3. Mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, dan akar-akarnya dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah sehingga aliran air permukaan menjadi berkurang. 1

Upload: leonardazdarisha

Post on 25-Jun-2015

2.353 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

1. PENDAHULUAN

1. Asteraceae

suku Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok yang terdiri dari 1.100 marga

yang meliputi 20.000 spesies (Cronguist, 1981:1025). Menurut Tjiroosepomo (1996:334) suku

Asteraceae terdiri dari 1.000 marga dan meliputi 14.000 spesies. Beberapa tumbuhan yang

tergolong suku Asteraceae yang sudah cukup terkenal diantanya Aster multiflorus, Blumea

balsamifera, dan Plucea Indica.Tumbuhan suku Asteraceae tersebut memiliki multi fungsi antara

lain sebagai tanaman hias, sayur, dan obat. Asteraceae juga memiliki nilai ekonomi, sebab terkait

dengan fungsinya antaa lain sebagai tanaman hias, Asteraceae juga memiliki harga dipasaran

yang relatif baik. Tjiroosepomo (1996:334) juga mengemukakan bahwa tumbuhan suku

Asteraceae mempunyai mempunyai peran sebagai tanaman obat, yang untuk kondisi sekarang ini

sangat dibutuhkan sebagai alternatif solusi mengatasi mahalnya harga obat dan pengaruh zat-zat

kimia.

Tumbuhan suku Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting

kaitannya dengan ekosistem yang terdapat dikawasan Coban Rondo yang berperan menjaga

keseimbangan ekosistem. Kartasapoetra, dkk. (2000) mengemukakan tumbuhan ini

berperawakan terna atau semak dan tumbuh diantara pepohonan berperan dalam mencegah

terjadinya erosi karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu :

1. Menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan sehingga daya tumbuk butir-

butir hujan tersebut dapat direduksi.

2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh aliran

permukaan.

3. Mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,

dan akar-akarnya dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah sehingga aliran air permukaan

menjadi berkurang.

4. Berperan menambah bahan organik tanah, dan resistensi tanah terhadap erosi menjadi

bertambah.

Dengan demikian, upaya konservasi suku Asteraceae perlu dilakukan secara berkelanjutan.

Langkah awal sebelum konservasi dilakukan adalah mengetahui karakteristik ekologi

Asteraceae, antara lain berupa pola penyebaran, dominansi dan habitat yang sesuai untuk

1

kelangsungan hidup, hal ini perlu diketahui sebagai pengetahuan dan bahan petimbangan untuk

melakukan konservasi lebih lanjut.

Tumbuhan suku Asteraceae pada umumnya hidup menyebar keseluruh dunia, terutama didaeah

topis, Cronguist, (1981:1028) mengatakan tumbuhan suku Asteraceae pola penyebarannya

adalah kosmopolitan atau menyebar keseluruh dunia, dan tempat yang paling cocok adalah pada

wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di Kabupaten Malang habitat seperti ini dapat ditemui

dikawasan hutan wisata Coban Rondo di Kecamatan Pujon. Berdasarkan data kawasan Coban

Rondo yang terletak di Ds. Pandesari Kec. Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur berada pada

ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut, mempunyai suhu berkisar 22-240C

dengan curah hujan berkisar 1721 mm/tahun merupakan kawasan hutan tropis dan juga kawasan

konservasi dan wisata. Bedasarka observasi awal pada tanggal 2-5 Mei 2006, diketahui bahwa

beberapa tumbuhan suku Asteracae yang yang dijumpai dikawasan Coban Rondo

adalahAgeratum Conyzohdes, Synedrella Nodiflora, Eupatorium riparium Reg. Bidens

Pilosa L. Emilia Sonchifolia (L.) DC. Tumbuhan suku Asteraceae berperan sebagai bagian dari

ekosistem di Coban Rondo yaitu sebagai tumbuhan penutup tanah yang mempunyai pengaruh

penting dalam mempertahan keberlangsungan ekosistem. Disisi lain pada kawasan Coban Rondo

terdapat dua zona yakni zona datar dan zona miring. Dengan adanya dua zona tersebut, maka

perlu diketahui apakah pada zona yang berbeda disuatu kawasan, memiliki karakteristik flora

dalam hal ini Asteraceae yang berbeda pula.

Atas dasar pemaparan di atas kiranya perlu dilakukan penelitian yang mengarah pada usaha

konservasi kawasan hutan terutama dikawasan Coban Rondo. Terkait dengan usaha tersebut

maka penelitian yang berjudul studi pola penyebaran tumbuhan suku Asteraceae pada zona datar

dan zona miring dikawasan Coban Rondo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang ini penting

untuk dilakukan.

 Suku ara-araan atau Moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan

berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa

Rosales, klad eurosids I. Ke dalam suku ini termasuk beringin, ara, tin, pohon bodhi, dan

murbei. Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak berdaging

(sukulen), serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati karena terbentuk dari

dasar bunga yang membesar lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah.

Bunganya tersembunyi di dalam "buah" dan diserbuki oleh serangga tertentu (biasanya

dari anggota Hymenoptera).

2

Berikut ini merupakan contoh-contoh tumbuhan yang termasuk ke dalam suku

Asteraceae :

a. Artemisia vulgaris L. (Lokatmala)

b. Chrysanthemum cinerariifolium (Trev) Vis (Piretrum)

c. Eupatorium inulifolium H. B. K (Kirinyuh)

d. Gynura procumbens Merr (Daun dewa)

e. Sonchus arvensis L. (Jombang)

f. Stevia rebaudiana Hemsl (Sari manis)

g. Taraxacum officinale Wiggers (Dandelion)

h. Tithonia diversifolia A. Gray (Kipait)

a. Artemisia vulgaris L. (Lokatmala)

Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis lain, termasuk suku ara-araan atau

Moraceae) Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti

“pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah

mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias

ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.

b. Ficus elastic Roxb. (Karet munding)

Ficus elastica, juga disebut ara karet, semak karet, tanaman karet, atau semak

karet India adalah suatu spesies tanaman genus ara, asli timur laut India, selatan

Indonesia. Ini merupakan semak lemak dalam kelompok beringin dari buah ara, tumbuh

30-40 meter (98-130 kaki) (jarang hingga 60 meter / 200 kaki) tinggi, dengan batang

kokoh sampai 2 meter (6,6 kaki) diameter. Batang pohon mengembangkan akar udara

dan buttressing untuk jangkar dalam tanah dan membantu mendukung cabang berat. Oval

mengkilap ini memiliki luas daun 10-35 cm (3,9-14 in) panjang dan 5-15 cm (2,0-5,9 in)

lebar, daun ukuran terbesar pada tanaman muda (terkadang sampai 45 cm / 18 inci

panjang), jauh lebih kecil di pohon-pohon tua (biasanya 10 cm / 3,9 inci panjang). Daun

3

mengembangkan di dalam sarungnya di meristem apeks, yang tumbuh lebih besar

sebagai daun baru berkembang. Jika sudah matang, dan sarung unfurls turun dari pabrik.

Di dalam daun baru, daun lain belum menghasilkan adalah menunggu untuk

dikembangkan. Sebagai dengan anggota lain dari genus Ficus, bunga-bunga tertentu

membutuhkan jenis ara tawon untuk menyerbuki dalam hubungan co-berevolusi. Karena

hubungan ini, tanaman karet tidak menghasilkan bunga atau wangi yang sangat

berwarna-warni untuk menarik penyerbuk lainnya. Buah ini berbentuk oval kuning-hijau

kecil ara 1 centimeter (0,39 di) panjang, nyaris tidak dimakan, hanya akan berisi benih

layak dimana spesies ara yang relevan tawon hadir.

c. Ficus lyrata (Ketapang badag)

Ficus lyrata yang umum dikenal sebagai biola-daun ara, adalah spesies pohon

ara, asli ke Afrika barat, dari barat ke Sierra Leone Kamerun. Tumbuh di hutan hujan

tropis dataran rendah. Ini adalah ara beringin (Ficus Subgenus Urostigma) yang biasanya

mulai hidup sebagai epifit tinggi di mahkota pohon lain; itu kemudian mengirimkan akar

ke tanah yang menyelubungi batang pohon inang dan perlahan-lahan mencekik itu. Hal

ini juga dapat tumbuh sebagai pohon bebas berdiri sendiri, tumbuh sampai 12-15 meter

(40-50 kaki). Daun adalah variabel dalam bentuk, tetapi sering dengan puncak tengah

yang luas dan sempit, menyerupai biola, mereka sampai 45 cm (18 in) panjang dan 30 cm

(12 in) yang luas, walaupun biasanya lebih kecil, dengan tekstur kulit dan margin

bergelombang. Buah ara hijau adalah 2,5-3 cm (1 - ¼ in) diameter.

Ini adalah pohon hias populer di taman-taman subtropis dan tropis, dan juga

tumbuh sebagai houseplant, dimana biasanya tetap pendek ketika dimasukkan ke dalam

pot dibandingkan saat di luar rumah tumbuh. Fitur utama hortikultura mereka adalah

daun besar mereka. Seperti spesies ara lain, dapat tumbuh di pohon besar jika ditanam di

tanah. Seperti semua buah ara, itu tender embun beku.

d. Ficus septica Burm.f. (Kuciat)

Ficus septica Burm.f atau lebih dikenal dengan Tanaman Awar-awar,secara

empiris telah digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman

4

Awar-awar mempunyai berbagai nama daerah yang berbeda-beda diantaranya : Sirih

popar (Ambon), Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar

(Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu

(Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). Sedangkan nama asing untuk tanaman Awar-

Awar antara lain : Papua Nugini : Omia (Kurereda), Manibwohebwahe (Wagawaga,

Milne Bay), Bahuerueru (Vanapa); Filipina: Hauili (Filipino), Kauili (Tagalog), Sio

(Bikol). Nama simplisia adalah Fici septicae folium; daun Awar-awar

2. Magnoliaceae

Magnoliaceae merupakan nama suku untuk kelompok cempaka-cempakaan, dan

masyarakat umum biasa menyebut sebagai kembang cempaka atau kembang kantil.

Anggota dari suku Magnoliaceae berperan penting dalam evolusi tumbuhan tinggi,

karena merupakan awal dari perubahan sistem perbungaan. Perbungaan tersusun dalam

bentuk spiral yang merupakan modifikasi dari perbungaan pinaceae. Beberapa anggota

dari suku ini merupakan tanaman penting dan bernilai dalam kehidupan misalnya

Michelia campaka yang merupakan simbol dari flora daerah Aceh Darusalam . Suku

Magnoliaceae masih termasuk tumbuhan purba, merupakan fosil yang hidup dan asal-

usulnya dapat ditelusuri hingga 95 juta tahun yang lalu. Ciri khas tanaman ini adalah

daun bunganya yang tidak terdiri dari petal dan sepal, melainkan terdiri dari tepal.

Magnoliaceae adalah suku atau familia dalam Spermatophyta yang masuk dalam

ordo Magnoliales. Famili Magnoliaceae terdiri dari dua subfamili yaitu :

a. Magnolioideae dengan genus yang paling terkenal adalah Magnolia.

b. Liriodendroidae , yang merupakan sub-famili monogenerik yang terdiri dari hanya 1

genus yaitu Liriodendron (Tulip)

Tidak seperti kebanyakan angiospermae yang bunganya memiliki susunan dalam

lingkaran, Magnoliaceae memiliki benang sari dan putik di spiral pada wadah berbentuk

kerucut. Keadaan ini ditemukan di beberapa fosil tanaman dan diyakini menjadi dasar

atau kondisi awal untuk angiosperma. Bunga-bunga juga memiliki bagian-bagian tidak

5

jelas dibedakan menjadi daun dan kelopak bunga, sementara angiosperma yang

berkembang kemudian cenderung memiliki daun dan jelas dibedakan kelopak bunga.

Bagian perhiasan bunga atau perianth yang menempati posisi kedua dikenal sebagai

tepals.Berikut ini merupakan contoh tumbuhan yang termasuk ke dalam suku

Magnoliaceae :

a. Michelia champaca (Cempaka kuning)

Michelia adalah genus tanaman berbunga dari suku Magnoliaceae. Genus ini

memiliki sekitar 50 spesies pohon selalu hijau, semak-semak, yang tumbuh di daerah

tropis dan subtropis di Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Tiongkok selatan.

Tanaman ini juga disebut Bunga Cempaka.Daun dan bunga Michelia masih

menyerupai daun dan bunga Magnolia. Walau bunga Michelia lebih tersebar di

sepanjang batang tumbuhan, sedangkan bunga Magnolia hanya tumbuh di ujung

batang.Beberapa spesies merupakan penghasil kayu yang penting. Sedangkan

beberapa spesies seperti Michelia champaca (di Nanggroe Aceh Darussalam dikenal

sebagai bunga jeumpa) dan Michelia doltsopa ditanam karena bunganya. M.

champaca juga dikembang-biakkan untuk diambil minyak dari bunganya sebagai

bahan parfum. Beberapa spesies juga ditanam sebagai tanaman pembatas jalan seperti

M. figo, M. doltsopa dan M. champaca.

2. HASIL PENGAMATAN

A. Daftar Jenis Tumbuhan

No Suku Nama Jenis Nama Lokal Bentuk hidup (habitus)

1 Moraceae Ficus benjamina L. Beringin Pohon

6

2 Moraceae Ficus elastica Roxb. Karet Munding Pohon

3 Moraceae Ficus lyrata Ketapang Badag Pohon

4 Moraceae Ficus septica Burm. f. Kuciat Pohon

5 Magnoliaceae Michelia champaca L. Cempaka Kuning Pohon

B. Penjelasan

1. Ficus benjamina L.

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Anak kelas : Dilleniidae

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga : Ficus

Jenis : Ficus benjamina L.

b. Ciri-ciri Morfologi umum

Habitus : Pohon

Batang : Tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, pada

batang tumbuh akar gantung, warna coklat kehitaman.

7

Daun : tunggal, bersilangan berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung runcing,

pangkal tumpul, bertangkai pendek, pertulangan menyirip.

Bunga : Tunggal, di ketiak daun, tangkai silindris, kelopak bentuk corong

berwarna hijau, benang sari dan putik halus berwarna kuning,

mahkota bulat, halus berwarna kuning kehijauan

Buah : Buni, bulat, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna

merah.

Biji : Bulat, keras, berwarna putih.

Akar : Tunggang, berwarna coklat

2. Dokumentasi di lapangan

3. Pemanfaatan atau khasiat obat

a. Daun beringin berkhasiat sebagai obat sakit sariawan pada anak-anak. Untuk

obat sawanan dipakai 100 gram daun beringin, dicuci dan direbus dengan 5

liter air selama 25 menit. Air rebusan setelah agak dingin digunakan untuk

memandikan anak yang sedang sakit.

8

b. Sampah daun dapat dikomposkan untuk kebutuhan pupuk organik, pohon

beringin dapat sebagai hiasan adalah untuk bonsai.

c. Dapat mengobati bronkhitis, caranya : Rebus 75 g daun beringin segar dan

18 g kulit jeruk mandarin dengan 3 gelas air, sampai tersisa sekitar 1 gelas

saja. Setelah dingin saring dan minum 3 kali sehari pagi , siang dan malam.

Lakukan selama 10 hari.

d. Mengobati kejang pada anak Caranya : Cuci bersih 100 g daun beringin dan

rebus dengan 5 liter air selama 25 menit. Selanjutnya ai rebusan tersebut di

gunakan untuk memandikan anak selagi hangat.

e. Mengobati Radang Usus dan Disentri, caranya : Cuci bersih 500 g daun

beringin segar dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar 1 gelas saja.

Setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari pagi dan sore masing - masing

1/2 gelas.

4. Kandungan Kimia

Daun, akar dan kulit batang beringin mengandung saponin, falvonoida dan

polifenol

2. Ficus elastica Roxb.

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

9

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Anak kelas : Dilenniidae

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga : Ficus

Jenis : Ficus elastica Roxb.

b. Ciri-ciri morfologi umum

Habitus : Pohon

Batang :Berkayu, silindris berwarna coklat, permukaan halus, percabangan

menyebar tak beraturan hingga membentuk pohon yang rindang,

keluar akar-akar menggantung dari batang atau cabang yang

sudah besar.

Daun : Tunggal, bertangkai.tersusun berseling, bentuk lonjong, ujung

dan pangkal meruncing(akumintus), tepi rata, permukaan

mengkilat (nitidus). Daun muda berwarna merah hati setelah

dewasa menjadi hijau tua, kuncup daun muda tertutup dengan

selaput bumbung (ocrea) berbentuk kerucut tajam berwarna

merah muda.

Bunga : Bunga muncul di ketiak daun, berwarna merah kusam.

2. Dokumentasi di Lapangan

10

3. Pemanfaatan atau khasiat obat

a. Melancarkan peredaran darah

b. Meredakan rasa nyeri atau analgesik

c. Akar untuk mengatasi rematik sendi, berhenti haid pada usia subur, sakit magg

dan bisul.

3. Ficus lyrata

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak kelas : Dilenniidae

Bangsa : Urtiales

Suku : Moraceae

11

Marga : Ficus

Jenis : Ficus lyrata

b. Ciri-ciri morfologi umum

Habitus : Pohon

Batang : Berkayu

Daun : Variabel dalam bentuk, tetapi sering dengan puncak tengah

yang luas dan sempit, menyerupai biola.

Buah : Ara hijau 2,5-3 cm (1 - ¼ in) diameter

2. Dokumentasi di Lapangan

3. Pemanfaatan atau khasiat obat

12

a. memiliki aktivitas diuretik depresan SSP

b. Aktivitas antibakteri dalam daun racemosa Ficus

c. Sebagai pohon hias

4. Kandungan kimia

Flavonoid, dan β-sitosterol

4. Ficus septica Burm. f.

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak kelas : Magnoliidae

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga : Ficus

Jenis : Ficus septica Burm. F.

b. Ciri-ciri morfologi umum

13

Habitus : Pohon atau semak tinggi

Batang : Pokok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul,

bergetah bening.

Daun :Penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal,

bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan. Helaian

berbentuk bulat telur atau elips dengan pangkal membulat, ujung

menyempit cukup tumpul, tepi rata, dari atas daun mengkilat

dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda.

Bunga : Majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada

pangkalnya dengan 3 daun pelindung berwarna hijau muda atau

hijau abu-abu.

Buah : Periuk, berdaging

2. Dokumentasi di lapangan

14

3. Pemanfaatan atau Khasiat obat

a. Dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli secara in

vitro

b. Untuk obat penyakit kulit

c. Radang usus buntu

d. Mengatasi bisul

e. Mengatasi gigitan ular berbisa

f. Sesak nafas

g. Akar digunakan untuk penawar racun (ikan)

h. Daun dapat meringankan muntah

i. Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing

j. Buah digunakan untuk pencahar

4. Kandungan kimia

Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain fenantroindolisidin

(ficuseptines B, ficuseptines C, ficuseptines D, 10R,13aR-tylophorine N-oxide,

10R,13aR-tylocrebrine N-oxide, 10S,13aR-tylocrebrine N-oxide, 10S,13aR-

isotylocrebrine N-oxide, dan 10S,13aS-isotylocrebrine N-oxide. Kandungan

lainnya adalah (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid), tiloforin, septisin, dan flavonoida

15

5. Michelia champaca L.

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak kelas : Magnoliidae

Bangsa : Magnoliales

Suku : Magnoliaceae

Marga : Michelia

Jenis : Michelia champaca L.

c. Ciri-ciri morfologi umum

Habitus : Pohon

Batang : Lurus, tinggi mencapai 30m. Kulit kayunya berwarnacoklat

keabu-abuan. Ujung ranting berambut.

Daun : Panjang lancip, berbentuk telur taji. Dengan ujung dan pangkal

runcing.

Bunga : Tunggal. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal buah dan

benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih dari

20, berjejal-jejal, bentuk telur pipih, berambut, masing-masing

denagn bakal biji yang banyak.

Buah : Bentuk bola memanjang, sedikit bengkok, mula-mula hijau

kemudian abu-abu pucat.

16

Biji : Biji masak merah tua bergantung keluar pada berkas yang

memanjang menjadi benang yang langsing.

2. Dokumentasi di lapangan

3. Pemanfaatan atau Khasiat Obat

a. Berkhasiat untuk diuretika dan ekspetoran

b. Daun dapat digunakan untuk batu ginjal, mulas, nafas/mulut bau. Daunnya bila

direbus dan ditambahkan madu bisa digunakan untuk obat cacing, reumatik,

tenggorokan, obat kumur, bronkhitis dan kencing sedikit

c. Kulit kayu untuk demam, haid tidak teratur, infeksi saluran kemih

d. Bunga untuk aroma perawatan tubuh

C. Daftar tumbuhan yang ditemukan

17

No Nama Latin Suku Nama Lokal

1 Andredera cardifolia Baseleace

2 Arachis pinthol Fabaceace

3 Azadirachta indica Meliaceace Nimba

4 Acacia auriculiformis A.cunn.ex Bth Mimosceace Akasia

5 Acacia podalyriaefolia A.cunn ex G.don Mimosceace

6 Agathis dammara (lamb) L.C Rich Araucariaceace Damar

7 Ageratum conyzoides L. Asteraceace Babadotan

8 Allamanda cathartica L. Apocynaceace Alamanda

9 Alocacia india (Lour.) Koch Araceae Talas bira

10 Altingia excelsa Norona Hamamelidaceae Rasamala

11 Anthurium cristallinum Linden & Andre Araceae Kuping gajah

12 Antidesma bunius (L) spreng. Euphorbiaceae Huni rujak

13 Araucaria heterophylla (salib) franco Araucariaceace Cemara norfolk

14 Areca catheca L. Arecaceae Pinang

15 Aristolochia ringens vahl Aristolochiaceae Dutcman pipe

16 Artocarpus heterophylluss Lmk Moraceae Nangka

17 Averhoa bilimbi L. Oxalidaceae Calingcing

18 Bauhinia purpurea L. Caesalpiniaceae Daun kupu-kupu

19 Berberis fortune Lindi Berberidaceae Bihun

20 Bougainvillea spectabillis Willd. Nycfaginaceae Bogenvil

21 Acaupha siamea cuphorbia

22 Dracaena godseffina Agavaceae Beuty flora/ bambu Jepang

23 Agave fucraya Agavaceae Ganas sebrang

24 Dendrobium crumenatum Orchidaceae Anggrek merpati

25 Thuja occidentalis Cemara kipas

26 Brownea hybrida Back. Caesalpiniaceae

27 Brucea javanica (L) Merr.

syn.B. amarissma (Lour.) Merr.

Simaroubaceae Biji Makasar

28 Brugmansia suaveolens (Humb.&

Bonpl.Ex Wild.) Bercht.& Presl.

Solanaceae Kecubung gunung

18

29 Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz Caesalpiniaceae Kembang merak

30 Calliandra potoise Meissn. Mimosaceae Kaliandra

31 Canarium indicum L.Buraceae Burseraceae Kenari

32 Carica papaya L. Caricaceae Papaya

33 Cassia siamea Lmk Fabaceae Johar

34 Catharanthus Roseus (L.) G.Don Apocynaceae Kembang tembaga

35 Centella asiatica (L.) Urb Apiaceae Daun kaki kuda

36 Cerbera odollam Gaertn. Apocynaceae Bintaro

37 Cinnamommum burmanni Nees ex Bl. Lauraceae Kayu manis

38 Cocos nucifera L. Arecaceae Kelapa

39 Codiaeum variegatum (L.)Bl. Euphorbiaceae Puring

40 Cola nitida (Vent.) Schott & Endl Sterculiaceae Kola

41 Coleus scutellaroides (L.) Bth. Lamiaceae Jawer kotok

42 Cordyline terminalis kunth. Agavaceae Hanjuang merah

43 Cyperus rotundus Cyperaceae Bacang

44 Pseudolephontopus spicatus Astereceae Tapak lima palsu

45 Erytroxilon novogranatense Erytroxilaceae Koka

46 Durio zybetinus

47 Luppressus rotundus Cyperaceae

48 Canna indica Canciceae Kana

49 Cyperius flabelliformis Rottb. Cyperaceae Kb.papayungan

50 Cyrostachys renda Bl. Araceae Pelam merah

51 Delonix regia (Bojer hook) Rafin Caesalpiniaceae Flamboyant

52 Dioscorea bulbifera L. Dioscoreaceae Umbi gantung, huwi buah

53 Dracaena fragrans Ker-Gawi Agavaceae Kaya besi

54 Drymoglosumm piloselloides (Linn.) Pr. Polypodiaceae Sisik naga

55 Duranta erecta L. Verbenaceae Si anak nakal

56 Elaeocarpus grandiflorus J.E. Smith Elaeocarpaceae Anyang-anyang

57 Elephantopus scaber L. Asteraceae Tapak liman

58 Erythrina crista-galli L. Fabaceae Dadap merah

59 Euphorbia hirta L. Euphorbiaceae Nanangkaan

19

60 Euphorbia prostrate W. Ait. Euphorbiaceae Nanangkaan leutik

61 Euphorbia pulcherrima Wild. Ex Klotzsch Euphorbiaceae Kastuba

62 Euphorbia longan (lour.) Steud. Sapindaceae Kelengkeng, lengkeng

63 Ficus benjamina L. Moraceae Beringin

64 Ficus elastic Roxb. Moraceae Karet munding

65 Ficus lyrata Moraceae Ketapang badag

66 Euphorbia mili Euphorbia

67 Thuja occidentalis Cupressaceae Kipas angin

68 Eugaia Rusaceae

69 Eugenia uniflora Myrtaceae

70 Begonia tsoptera Begoniaceae Bihun

71 Podocarpus polystachius Pudocorpacae

72 Ficus septica Burm.f. Moraceae Kuciat

73 Filicium decipiens Thw. Sapindaceae Ki sibun

74 Gardenia jasminoides Ellis Rubiaceae Kacapiring

75 Gnetum gnemon L. Gnetaceae Melinjo, tangkil

76 Hydrocotyle sibthorpioides lmk Apiaceae Antanan leutik

77 Hyophorbe lagenicaulis araceae Arecaceae Palem botol

78 Impatiens platypetala Lindl. Balsaminaceae Pacar air

79 Ixora coccinea L. Rubiaceae Soka jepang

80 Kalanchoe pinnata (Lmk) Pers. Crassulaceae Cocor bebek

81 Lagerstroemia indica L. Lythraceae Bungur

82 Manikara kauki (L.) Dubard. Sapotaceae Sawo kecik

83 Maranta arundinacea L. Marantaceae Ararut, sagu

84 Melia azedarach L. Meliaceae Mindi

85 Michelia champaca L. Magnoliaceae Cempaka kuning

86 Mimosa pudica L. Mimosaceae Sikejut

87 Iris SP Tridaceae

88 Typhia angustifolia Poacea

89 Equisetum ramossisimum Equaceae

90 Euphorbia tirucalli Euphorbiaceae Patah tulang

20

91 Nephorlepis SP

92 Mimusops elengi L. Sapotaceae Kembang tanjung

93 Morinda citrifolia L. Rubiaceae Mengkudu, face

94 Murraya paniculata (L.) Jack Rutaceae Kemuning

95 Nerium oleander L. Apocynaceae Oleander

96 Orthosiphon aristutus (Bl.) miq. Lamiaceae Kumis kucing

97 Oxalis comiculata L. Oxalidaceae Calingcing

98 Pachystachys lutea Acanthaceae Lollipop

99 Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Pandan wangi

100 Pandanus bidur Soland. ex Park Pandanaceae Pandan laut

101 Peperomia pellucid (L.) H.B.K Piperaceae Sasaladahan

102 Persea americana Mill. Lauraceae Alpukat

103 Petrea volubilis Verbenaceae Kembang kolecer

104 Pinus merkusii Jungh & De Vriesa Pinaceae Pinus

105 Plantago major L. Plantaginaceae Kiurat/ daun sendok

106 Plumeria acuminate L. Apocynaceae Samboja, kemboja kuning

107 Osmanthus frgrans Olaceae

108 Melaleuca leucadendra Myrtaceae Kayu putih

109 Psidium guajava L. Myrtaceae Jambu batu

110 Punica granatum L. Punicaceae Delima

111 Pyrostegia venusta (Ker) Miers. Bignoniaceae Stepanot

112 Exelsa (Thunb) Henry ex. Rehder Arecaceae Waregu

113 Rhoeo discolor = R.spathacea (swartz)

WT Steam

Commelinaceae Adam & hawa berperahu

114 Ricinus communis L. Euphorbiaceae Kaliki

115 Rivina humilis L. Phytolaccaceae Dadarahan

116 Rorippa indica (L.) Hiem Brassicaceae Sawi langit

117 Roystonea regia (Kunth.) Hook. Arecaceae Palem raja

118 Sansevieria trifasciata Prain Agavaceae Bebedogan, lidah mertua

119 Sericocalyx crispus (L.) Bremek. Acanthaceae Keci beling, sambaing dara

120 Setaria palmifolia stapf. Poaceae Jukut sauhen

21

121 Sonchus arvensis L. Asteraceae Jombang, lempuyung

122 Stachytarpheta indica (L.) Vahl Verbenaceae Jarong lalaki

123 Swietenia macrophylla King. Meliaceae Mahoni

124 Syzygium aquaeum (Burm f.) Alst. Myrtaceae Jambu air

125 Syzygium polyanthum (Weight) Walp. Myrtaceae Salam

126 Tabebuia argentea Bignoniaceae

127 Tallinum paniculatum (Jacq.) Gaertn. Portulacaceae Ginseng jawa

128 Tallinum triangulare (Jacq.) Wild. Portulacaceae Ginseng jawa

129 Tectona grandis L. Verbenaceae Jati

130 Tinospora crispa (L.) Miers.ex Hook.f. &

Thoms.

Menispermaceae Bratawali

131 Toona sureni (Bl) Merr. Meliaceae Suren

3. DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.plantamor.com/index.php?plant=2088

2. http://kultur-jaringan.blogspot.com/2009_08_06_archive.html

3. http://www.plantamor.com/index.php?plant=579

22

4. http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia-tanaman-anti kanker/a/awar-awar/

5. http://www.plantamor.com/index.php?plant=844

6. http://staff.blog.ui.ac.id/taqyudin/index.php/category/tropical-tree/

7. http://warnadunia.com/manfaat-dan-khasiat-cempaka-kuning-sebagai-obat-tradisional/

8.http://www.naturindonesia.com/tanaman-obat-indonesia/abjad-awal-c/114-cempaka-kuning.html

23