makalah lengkap

35
BAB I PENDAHULUAN Kesadaran pasien dan para profesional kesehatan tentang adanya bahaya potensial yang berkaitan dengan kontaminasi makin meningkat karena adanya publikasi dan usaha pendidikan mengenai AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Bukti-bukti menunjukkan bahwa tingkat resiko bagi dokter gigi dan stafnya berkaitan langsung dengan kontaknya terhadap darah. Oleh karena itu, bedah mulut atau prosedur yang lain yang mengakibatkan keluarnya darah menempatkan dokter gigi dan stafnya pada resiko tinggi, tidak hanya terhadap AIDS tetapi juga kondisi- kondisi lain yang disebabkan virus dalam darah misalnya hepatitis B. Infeksi bisa meyebar melalui kontak langsung dengan darah, saliva, tetesan-tetesan, aerosol, dan instrumen yang terkontaminasi. Karena semua pasien yang 1

Upload: rori-sasmita

Post on 01-Jul-2015

1.118 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

Kesadaran pasien dan para profesional kesehatan tentang adanya bahaya

potensial yang berkaitan dengan kontaminasi makin meningkat karena adanya

publikasi dan usaha pendidikan mengenai AIDS (Acquired Immunodeficiency

Syndrome). Bukti-bukti menunjukkan bahwa tingkat resiko bagi dokter gigi dan

stafnya berkaitan langsung dengan kontaknya terhadap darah. Oleh karena itu, bedah

mulut atau prosedur yang lain yang mengakibatkan keluarnya darah menempatkan

dokter gigi dan stafnya pada resiko tinggi, tidak hanya terhadap AIDS tetapi juga

kondisi-kondisi lain yang disebabkan virus dalam darah misalnya hepatitis B. Infeksi

bisa meyebar melalui kontak langsung dengan darah, saliva, tetesan-tetesan, aerosol,

dan instrumen yang terkontaminasi. Karena semua pasien yang terinfeksi tidak bisa

dengan mudah diidentifikasi, baik secara historik, pemeriksaaan fisik, maupun

laboratorium, maka persiapan prabedah secara rutin harus digunakan pada semua

pasien.

Persiapan prabedah yang meliputi persiapan pasien, operator, alat-alat dan

ruangan penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena hasil akhir suatu

pembedahan sangat bergantung pada keadaan penderita dan persiapan prabedah.

Persiapan prabedah itu sendiri tidak bisa dipisahkan dengan tindakan asepsis.

1

Page 2: Makalah Lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PERSIAPAN PRABEDAH

2.1 Persiapan Pasien

Persiapan pra bedah merupakan tahap pertama dari perawatan yang dimulai

sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien

dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan. Persiapan

pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik

pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).

2.1.1 Persiapan Psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak

stabil. Hal ini dapat disebabkan karena :

a. Takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya

b. Keadaan sosial ekonomi dari keluarga

Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan

dapat mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat

diberikan kepada pasien pra bedah.

2

Page 3: Makalah Lengkap

Informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya sebelum operasi :

a. Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan)

b. Hal-hal yang rutin sebelum operasi

c. Alat-alat khusus yang diperlukan

d. Pengiriman ke ruang bedah

e. Ruang pemulihan

f. Kemungkinan pengobatan setelah operasi

g. Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin

h. Perlu kebebasan saluran nafas

i. Antisipasi pengobatan

2.1.2 Persiapan Fisiologi

a. Riwayat Kesehatan

Riwayat pemeriksaan ini sangatah penting dilakukan. Data yang kita perlukan

dapat kita dapatkan dari melakukan anamnesa terhadap pasien tersebut. Dokter juga

perlu menanyakan kemungkinan penyakit sistemik atau penyakit tertentu yang

diderita pasien karena data ini sangat berharga untuk mengidentifikasi pasien yang

3

Page 4: Makalah Lengkap

memiliki resiko menularkan penyakit dan infirmasi riwayat kesehatan ini juga

berguna untuk mengetahui apakah perlu dilakukna modifikasi perawatan.Pada

riwayat kesahatann ini paling tidak meliputi kesehatan umum pasien, rasa sakit yang

ada, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, alergi dan riwayat tindakn medis

sebelumnya.

b. Konsultasi Medis

Selain dilakukannya komunikasi pra bedah antara doktergigi dengna pasien

diperlukan pula komunikasi pra bedah antara doktergigi dengan dokter umum atau

dokter spesialis lain mengenai indikasi dan rencana operasi. Konsultasi medis ini juga

dilakukan apabila pasien yang akan melakukan bedah memiliki penyakit sistemik lain

yang memerlukan pertimbangan medis utnuk dilakukannya tindakan bedah.

c. Puasa

8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum

operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anaesthesi

umum. Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan

diperbolehkan.

d. Cairan Elektrolit

Optimisasi volume intravaskular untuk memperbaiki perfusi jaringan yang

baik serta memperbaiki setiap gangguan asam basa dan elektrolit selalu merupakan

4

Page 5: Makalah Lengkap

faktor yang perlu diperhatikan bahkan pada keadaan operasi yang paling gawat.

Hanya usaha untuk mempertahankan ventilasi dan sirkulasi yang memiliki prioritas

lebih tinggi dalam mempersiapakan pasien pra bedah.

Penggantian cairan akibat sumberkehilangan tertentu seperti muntah dapat

dilakukna dengan pemberian cairan berkomposisi sama dengan yang hilang.

Komposisi elektrolit yang diberikan biasanya banyak mengandung natrium, kalium,

dan ion-ion dasar.

e. Hasil Pemeriksaan Penunjang

Meliputi hasil laboratorium dan foto roentgen.

f. Persediaan Darah

Pada persiapan pasien pra bedah perlu diperhatikan kedaan pasien yang

berhubungan dengan ada tidaknya gangguan perdarahan yang dideria pasien. Adapun

beberapa test yang dapat dilakukan yaitu waktu protrombin (PT) suatu evaluasi

rangkaian koagulasi ekstrinsik dan waktu tromboplastin aktif parsial (PTT)

merupakan evaluasi rangkaian koagulasi intrinsik. Hitung trombosit dan waktu

pembekuan darah menunjukan jumlah trombosit yang tersedia dan mengukur

fungsinya. Riwayat pasien yang meminum aspirin juga perlu diperhatikan karena

aspirin ini berefek pada agregasi trombosit.

Apabila pada pelaksanaan operasi pasien memerlukan trasnfusi darah maka

transfusi dapat dilakukan dengan golongan darah spesifik atau golongan darah O

5

Page 6: Makalah Lengkap

negatif. Oleh karena itu dokter yang akan melakukan tindakan bedah diharapkan

sudah menyediakan persediaan labu darah yang sesuai dengan pasien tersebut untuk

mengantisipasi kedaan gawat yang tidak diinginkan.

g. Keadaan Gizi Pasien

Keadaan gizi pasien merupakan faktor yang cukup penting dalam

pertimbangan prebedah. Pasien dikategorikan menjadi tiga kategori menurut kedaan

dan kebutuhan gizinya:

1. Pasien dengan sedikit atau tidak ada kelaparan

2. Pasien kelaparan karena proses penyakit, tempat kebutuhan kalori

berdasarkan laju metabolisme basal normal

3. Pasien dengan kedaan hipermetabolik yang memerlukan kalori yang

cukup besar untuk memenuhi kebutuhan tenaga sehari-hari

Degan mengetahui keadaan pasien pra bedah tersebut, dokter dapat

memprognosis kedaan gizi pasien pasca bedah dan hal ini juga dapat mempengaruhi

proses menyembuhan pasien pasca bedah.

h. Pemberian Obat premedikasi dan Antibiotik Profilaksis

Sebelum dilakukannya operasi pasien akan diberikan obat-obatan pre

mesikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang

cukup. Obat-obatan premedikasi yang biasanya diberikan adalah valium dan

6

Page 7: Makalah Lengkap

diazepam . Antibiotik profilaksis biasanya diberikan sebelum pasien dioperasi.

Antibiotik profilaksis diberikan dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi selama

operasi dilakukan, obat-obatan antibiotik profilaksis ini diberikan 1-2 jam sebelum

operasi dimulai. Antibiotik yang dapat diberikan adalah cefriaxone 1 gram atau obat-

obat lain yang sesuai dengan indikasi pasien.

2.2 Persiapan Operator Staf

Pada persiapan pra bedah, perlu adanya pengontrolan infeksi oleh operator

dan staf. Tindakan kontrol infeksi yang rutin dilakukan untuk membatasi atau

mengurangi kontaminasi silang. Persiapan yang harus dilakukan oleh operator dan

staf, yaitu:

1) Pakaian Klinik

Operator sebaiknya menggunakan pakaian klinik dengan lengan yang tidak

melebihi siku, sehingga tangan dapat dicuci sampai ke siku. Jika pembedahan yang

akan dilakukan memungkinkan adanya darah atau saliva yang mengotori pakaian,

dapat operator dapat menggunakan gaun bedah berlengan panjang. Lebih ideal jika

menggunakan gaun bedah satu kali pakai. Jika yang digunakan gaun bedah yang

dapat dipakai ulang, maka gaun setelah dipakai harus dicuci dengan air panas dan

deterjen.

7

Page 8: Makalah Lengkap

Gambar 2.2.1 : Pakaian Klinik

2) Pencucian Tangan

Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum melakukan

tindakan pembedahan, walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung lain

untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan, sehingga

penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan

harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat

digantikan oleh pemakaian sarung tangan.

Cuci tangan bedah (surgical handscrub) dilakukan sebelum melakukan

tindakan bedah cara aseptik, dengan antiseptik dan sikat steril. Cara mencuci tangan 8

Page 9: Makalah Lengkap

ini pun ada tatacaranya. Yang paling banyak digunakan misalnya prosedur dari

Fuerbringer.

Persiapan cuci tangan bedah:

a. Air mengalir

b. Sikat dan spons steril

c. Sabun antiseptik

d. Lap kain atau handuk steril

e. Kuku dijaga selalu pendek dan bersihkan dengan alat berupa batang kayu

kecil yang lunak

f. Lepaskan semua perhiasan tangan

Prosedur cuci tangan bedah:

a. Nyalakan kran.

b. Basahi tangan dan lengan bawah dengan air.

c. Taruh sabun antiseptik di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa

secukupnya tanpa percikan. Sebarkan ke seluruh permukaan tangan dan

lengan bawah

9

Page 10: Makalah Lengkap

d. Sikat bagian bawah kuku dengan sikat yang lembut.

e. Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari-jari, sela-sela jari, telapak

tangan dan punggung tangan. Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan.

Sikat lembut yang steril dapat digunakan.

f. Setelah seluruh pergelangan tangan telah di-scrub, bagian lengan bawah juga

di-scrub, pastikan gerakan dari bawah lengan menuju siku. Ulangi pada

lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku

10

Page 11: Makalah Lengkap

g. Selama cuci tangan jaga agar letak tangan lebih tinggi dari siku agar air

mengalir dari arah tangan ke wastafel.

h. Proses cuci tangan bedah berlangsung selama 3 hingga 5 menit

i. Jangan sentuh wastafel, kran atau gaun pelindung. Biarkan sisa air menetes

melalui siku. Keringkan tangan dengan lap steril.

j. Gosok dengan alkohol 70 % atau campuran alkohol 70 % dan klorheksidin

0,5% selama 5 menit dan keringkan kembali.

k. Kenakan gaun pelindung dan sarung tangan steril setelah tangan betul-betul

kering.

Setelah tangan dalam kondisi steril, akan mendekati tempat aktifitas

pembedahan pakaian harus dilapisi lagi dengan gaun atau jas steril disertai sarung

tangan (glove) sesuai ukuran pengguna. Memakai jas dan sarung tangan ini juga 11

Page 12: Makalah Lengkap

memiliki aturan tersendiri. Awalnya jas diambil pada posisi bagian badan lainnya

harus ada jarak dengan peralatan steril, disentuh pada bagian dalam, saat gaun

digunakan lengan mesti direntangkan ke depan dan ikatan jas bagian belakang bisa

dikerjakan oleh penolong lainnya yang tidak perlu steril.

Begitu juga waktu menggunakan sarung tangan, bagian tangan yang sudah

bersih menyentuh bagian dalam glove kanan dan tangan kanan yang telah dilapisi

glove ini menyentuh bagian luar sarung tangan sisi kiri untuk mempermudah tangan

kiri masuk ke dalam sarungnya tersebut.

12

Page 13: Makalah Lengkap

3) Triad Barrier

Untuk membatasi kontaminasi silang pada dokter gigi, staf, dan pasien, maka

digunakan triad barrier, yaitu masker, sarung tangan, dan kaca mata pelindung.

a. Sarung tangan uji disposible non steril bisa digunakan untuk kebanyakan

prosedur bedah mulut. Apabila sterilitas sangat diperlukan, gunakan sarung

tangan yang steril. Sarung tangan yang umum digunakan dan dianggap

memenuhi syarat adalah jenis lateks.

b. Masker digunakan untuk melindungi mukosa oral dari percikan cairan.

Masker bedah dan masker biasa dianggap cukup adekuat untuk melindungi

operator selama prosedur operasi berlangsung. Masker yang baik yaitu yang

dapat menyaring sampai dengan 95% partikel yang berukuran 3-5 mikron.

Masker juga harus diganti setiap ganti pasien.

c. Kaca mata pelindung yang terbuat dari plastik dan ringan.

4) Imunisasi

Imunisasi adalah proses dimana seseorang akan

menjadi kebal atau resisten terhadap penyakit menular,

biasanya dengan pemberian vaksin. Vaksin merangsang

sistem kekebalan tubuh untuk melindungi individu

terhadap infeksi atau penyakit. Imunisasi harus dilakukan

oleh semua orang yang bekerja dalam bidang kedokteran

13

Page 14: Makalah Lengkap

gigi yang mencakup tiga hal yaitu imunisasi diberikan pada awal masa kerja,

pemberian imunisasi ulangan untuk beberapa jenis penyakit yang memerlukan

imunisasi ulangan, pemberian imunisasi dan kemoterapi pada saat kontak dengan

penyakit. Adapun imunisasi tersebut antara lain adalah terhadap penyakit mumps,

measles dan rubella (MMR), diphteri, pertusis dan tetanus (DPT), influenza,

poliomyelitis, TBC (BCG) dan hepatitis B.

2.3 Persiapan Alat dan Ruangan

Karena semua pasien yang terinfeksi tidak bisa dengan mudah diidentifikasi,

baik secara historik, pemeriksaan fisik, maupun laboratorium, maka pencegahan

secara rutin sebagai berikut harus digunakan pada semua pasien. Apabila dilakukan

tindakan bedah mulut, darah yang keluar dan meningkatnya kemungkinan tumbuhnya

kuman oleh karena pemakaian instrumen yang tajam (pemaparan parenteral), dapat

dikurangi hanya dengan tindakan kontrol yang efektif.

2.3.1 Ruangan

1) Dekontaminasi

Kebersihan saja tidaklah cukup untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

kontaminasi silang. Dekontaminasi permukaan-permukaan yang tersentuh sekresi

mulut pasien, instrumen atau tangan operator biasanya bisa diatasi dengan bahan

14

Page 15: Makalah Lengkap

kimia antikuman. Semua permukaan kerja yang terkontaminasi, pertama-tama dilap

dengan handuk pengisap untuk menghilangkan bahan-bahan organik kemudian

didesinfeksi dengan larutan pemutih (clorox diencerkan dalam perbandingan 1:10

sampai dengan 1:100 tergantung bahan organik yang ada). Hal tersebut dilakukan

setiap hari. Pemutih adalah salah satu bahan anti-kuman yang murah dan efektif,

namun perlu diperhatikan bahwa bahan ini bersifat korosif terhadap logam khususnya

alumunium.

2) Pelindung Permukaan

Kertas dengan lapisan kedap air, alumunium foil atau plastik yang jernih bisa

dipergunakan sebagai penutup permukaan yang mudah tcrkontiminasi dengan darah

atau saliva, yang sulit didesinfeksi secara efektif misalnya pegangan lampu dan

kepala unit sinar-X. Penutup ini dibuka oleh personel yang menggunakan sarung

tangan pada akhir suatu tindakan pembedahan, kemudian diganti dengan yang bersih

(sesudah melepas sarung tangan atau mengganti sarung tangan). Selama prosedur

pembedahan, permukaan yang tidak terlindung misalnya pengontrol kursi atau

lampu operasi bisa diatur atau digunakan tanpa menimbulkan kontaminasi dengan

menggunakan sponge bedah 4x4 dan tangan yang memakai sarung tangan sebagai

barier tambahan. Idealnya pengontrolan dengan tangan sebaiknya dihindarkan atau

15

Page 16: Makalah Lengkap

di-kurangi. Tempat kumur, dispenser untuk sabun dan pengontrol kursi sebaiknya

menggunakan peralatan yang bisa dioperasikan dengan kaki.

3) Peralatan yang Tajam

Peralatan tajam yang biasanya digunakan di dalam prosedur bedah mulut dan

sering terkontaminasi darah dan saliva misalnya, jarum suntik, jarum jahit, Man

(blade) skapel, elevator periosteal, dan elevator akar, dianggap berpotensi untuk

menginfeksi dan harus ditangani dengan can khusus untuk mencegah luka yang tidak

sengaja. Untuk menghindari kontak yang tidak diperlukan, semua peralatan

disposibel ditempatkan di dalam wadah yang diletakkan sedekat mungkin dengan

tempat pengguna-annya. Jarum yang kotor jangan dibengkokkan, dipatahkan/ditutup,

atau dengan kata lain jangan dipegang dengan tangan. Untuk pengulangan suntikan

anestesi lokal, sebaiknya jarum ditempatkan terbuka di atas tempat yang steril

ketimbang harus melepas tutup jarum sekali lagi. Kunci keberhasilan penanganan

alat-alat tajam yang terkontaminasi adalah mengurangi frekuensi pemakaiannya

sehingga menurunkan kesempatan terjadinya tusukan atau goresan yang tidak

disengaja. Secara umum, semua alat yang disposibel diautoklaf dulu sebelum

dibuang. Pada kasus perawatan pasien yang menular, peralatan disposibel dibungkus

rangkap dua sesegera mungkin sesudah digunakan.

2.3.2 Alat

Langkah persiapan alat adalah sebagai berikut:

16

Page 17: Makalah Lengkap

a. Menghilangkan Debris

Diperlukan ruangan atau tempat terpisah untuk mempersiapkan peralatan. Bak

yang dibuka untuk menyikat alat biasanya dianggap sudah terkontaminasi dan tidak

boleh digunakan untuk mencuci tangan. Apabila bak cuci tangan yang terpisah tidak

ada, maka bak tersebut harus diguyur dan didekontaminasi dahulu dengan

menggunakan desinfektan yang terdapat dalam EPA. Orang yang menyikat peralatan

harus memakai sarung tangan yang tebal. Semua saliva, darah, atau sisa jaringan

dibersihkan sebelum dilakukan sterilisasi dan desinfeksi. Dianjurkan memakai

pembersih ultrasonic.

b. Pengemasan Peralatan

Membungkus peralatan yang benar, baik menggunakan kain yang bisa dipakai

ulang, atau menggunakan bungkus sekali pakai ialah dengan dua lapis. Semua

peralatan yang berengsel harus dalam keadaan terbuka. Pengemasan ini dilengkapi

dengan pita indikator yang peka panas atau uap yang dengan perubahan warnanya

bisa menunjukkan bahwa bungkusan tersebut sudah diautoklaf. Sebaiknya alat

dibungkus dalam plastik jernih yang diklip, diplester, atau direkat dengan pita

indicator. Tanggal dilakukannya autoklaf dicatat pada bagian luar setiap bungkusan.

Peralatan yang dibungkus hanya satu lapis harus diautoklaf lagi dalam 30 hari,

sedangkan yang dibungkus rangkap dua dapat bertahan sampai enam bulan.

c. Peralatan siap pakai/disposable

17

Page 18: Makalah Lengkap

Sterilitas dapat dengan mudah dipastikan pada keadaan kritis alat-alat siap

pakai. Yang paling penting ialah jarum suntik yang digunakan untuk anestesi local

atau bahan yang lain. Jarum tersebut terbungkus sendiri-sendiri dan disterilkan,

sehingga dijamin ketajaman dan sterilitasnya. Pemasangan jarum pada selubungnya

jangan dilakukan dengan tangan.

Apabila tidak ada alternatif lain untuk memasang selubung jarum, maka bisa

digunakan hemostat/needle holder. Benang dan jarum jahit juga tersedia dalam

bentuk siap pakai. Ini ialah yang disebut armed suture yaitu jarum yang disatukan

dengan benang jahitnya.

Bilah skapel dan kombinasi bilah tangkai juga tersedia dalam bentuk steril

untuk sekali pemakaian. Sarung tangan steril baik yang panjang maupun yang pendek

menjamin adanya asepsis dan dibungkus rangkap dua untuk menjamin bahwa pada

waktu pemakaian tidak terkontaminasi. Sebagian besar agen hemostatik, bahan

pengganti tulang aloplastik, dan material untuk implan tidak membutuhkan sterilisasi

lagi.

Sponge dan bahan-bahan dressing biasanya tersedia dalam bungkusan steril

yang terpisah. Penutup yang steril, idealnya dengan pelindung plastic digunakan

apabila diperkirakan akan terjadi kontaminasi oleh darah atau saliva. Sebagian

peralatan dibungkus dengan system peel down. Dibungkus rangkap dua sehingga

memungkinkan orang yang tidak menggunakan sarung tangan membuka dan

18

Page 19: Makalah Lengkap

menyerahkan isinya kepada orang lain yang sudah memakai sarung tangan atau

menaruh isinya di atas tempat yang steril. Apabila bungkusnya sobek, peralatan

tersebut sebaiknya jangan digunakan. Meskipun bisa diautoklaf, tidak ada peralatan

disposable yang boleh digunakan ulang.

d. Meja tempat instrumen steril

Meja instrumen diatur oleh scrub nurse. Terdiri dari alat-alat yang steril dan

semua instrumen yang dapat digunakan dalam bedah mulut. Meja ini tidak boleh

sampai terkontaminasi selama operasi sedang berjalan. Meja instrumen sebaiknya di

tutupi oleh kain steril. Peralatan yang dibutuhkan di transfer ke rak mayo dengan

penjepit instrumen yang steril.

Untuk menentukan tingkat sterilisasi/desinfeksi yang layak, maka alat-alat

digolongkan sesuai dengan penggunaan dan aplikasinya, yaitu:

a. Alat-alat Kritis

Untuk menentukan tingkat sterilisasi/desinfeksi yang layak, maka alat-alat

digolongkan sesuai dengan penggunaan dan aplikasinya. Alat-alat kritis ialah alat

yang berkontak langsung dengan daerah steril pada tubuh yaitu semua struktur atau

jaringan yang tertutup kulit/mukosa, karena semua ini mudah terserang infeksi.

19

Page 20: Makalah Lengkap

Peralatan kritis harus steril sebelum digunakan. Termasuk dalam kategori ini

yaitu jarum suntik, scalpel, elevator, bur, tang, jarum jahit, dan peralatan untuk

implantasi (misalnya implan, bahan aloplastik dan bahan hemostatik). Apabila

memungkinkan sebaiknya peralatan disterilisasi dengan autoklaf. Kelayakan tingkat

sterilitas bisa diuji seminggu sekali dengan menggunakan peralatan tes spora.

Kontrol berikutnya untuk membuktikan bahwa autoklaf sudah dilakukan ialah

menggunakan indikator yang peka terhadap panas/uap yang ditempelkan di luar

pembungkus alat. Apabila penggunaan autoklaf tidak memungkinkan, desinfeksi

yang sangat baik dapat dicapai dengan menggunakan bahan kimia yang terdaftar pada

US Environmental Protection Agency (EPA), waktu pemaparan tergantung pada

instruksi pabrik. Diikuti dengan pembasuhan menggunakan air steril. Cara lain untuk

mensterilkan ialah dengan merendam dalam air mendidih selama paling sedikit 10

menit.

b. Alat-alat Semi Kritis

Peralatan semikritis ialah alat-alat yang bisa bersentuhan tapi sebenarnya tidak

dipergunakan untuk penetrasi ke membran mukosa mulut. Meskipun terkontaminasi

oleh saliva dan darah, alat tersebut biasanya tidak membawa kontaminan ke daerah

steril di dalam tubuh. Kaca mulut dan alat lain yang digunakan untuk pemeriksaan

dan tes termasuk dalam kategori ini. Handpiece digunakan untuk bedah mulut

idealnya bisa diautoklaf. Jika harus menggunakan handpiece yang lain, maka setiap

20

Page 21: Makalah Lengkap

selesai pemakaian sebaiknya dilakukan pengurasan air pendingin 20-30 menit,

kemudian disikat di dalam air dan kotorannya dihilangkan dengan sabun. Kemudian

dengan hati-hati dilap dengan bahan pengisap yang mengandung bahan antikuman

yang terdaftar di EPA sebagai desinfektan rumah sakit dan mycobactericidal.

c. Alat-alat Non Kritis

Yaitu peralatan yang biasanya tidak berkontak dengan membrane mukosa.

Meliputi countertops, pengontrol posisi kursi, kran yang dioperasikan dengan tangan,

dan pengontrol kotak untuk melihat gambar sinar X. Apabila terkontaminasi dengan

darah, saliva atau kedua-duanya, mula-mula harus dilap dengan handuk pengisap

kemudian didesinfeksi dengan larutan antikuman yang cocok, misal 5000 ppm

(pengenceran larutan pemutih 1:10, clorox) atau 500 ppm (pengenceran 1:100 sodium

hipoklorit). Harus hati-hati karena sodium hipoklorit korosif terhadap logam.

BAB III

KESIMPULAN

Persiapan prabedah meliputi persiapan pasien, operator, alat-alat dan ruangan

persiapan prabedah penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena hasil 21

Page 22: Makalah Lengkap

akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada keadaan penderita dan persiapan

prabedah. Persiapan prabedah berfungsi untuk memperkecil terjadinya penularan

penyakit dan memperlancar proses perawatan selama proses operasi.

Persiapan prabedah meliputi persiapan pasien baik secara fisiologi maupun

psikologi. Persiapan operator staf meliputi pakaian klinik, pencucian tangan, triad

barrier, dan imunisasi. Dan yang ketiga adalah persiapan ruangan dan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Archer W. H. 1975. Oral and Maxillofacial Surgery 5th ed. W.B. Saunders.

Pederson, Gordon W. 1996. Buku ajar praktis BEDAH MULUT. Jakarta: penerbit

buku kedokteran EGC.

22

Page 23: Makalah Lengkap

Sabiston,C,David. Buku Ajar Bedah. 1995. Jakarta: EGC

Infeksi Nosokomial dan Kewaspadaan Universal. Yayasan Spiritia. Desember 2007

http://spesialisbedah.com

http://www.who.int

http://www.pdgi-online.com

http://zahra-youtube.blogspot.com/2010/11/askep-perioperatif.html

23