makalah pbl blok 6
TRANSCRIPT
Makalah PBL Blok 6
Struktur, Histologi, dan Fisiologi Indera Penglihatan pada Manusia
Oleh:
Raymond Edwin Lubis
10.2010.142
Kelompok: C1
24 April 2011
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No. 6 – Jakarta Barat
e-mail: [email protected]
Pendahuluan
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, secara sadar atau tidak kita menggunakan
kelima panca indera kita yang sangat spesial. Terutama indera penglihatan yaitu mata yang
berfungsi sebagai melihat apa saja yang disekitar kita. Mata adalah sistem optik yang
memfokuskanberkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls
saraf. Mata juga merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan
jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak
Anatomi Mata Secara Makroskopis
Bentuk mata manusia hampir bulat, berdiameter kurang lebih 2,5 cm. Bola mata terletak
dalam bantalan lemak, pada sebelah depan dilindungi oleh kelopak mata dan ditempat lain
dengan tulang orbita. Bola mata terdiri atas:1
a. Dinding mata, terdiri dari: kornea, sklera, selaput khoroid, korpus siliaris, iris, dan
pupil.
b. Medium tempat cahaya lewat, terdiri dari: kornea, aqueous humor, lensa, vitreous
humor
c. Jaringan nervosa, terdiri dari: sel-sel saraf pada retina dan serat saraf yang menjalar
melalui sel-sel ini.
Sklera merupakan lapisan pembungkus bagian luar mata yang mempunyai ketebalan 1
mm. Seperenam luas sklera di bagian depan merupakan lapisan bening yang disebut kornea.
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui korena kita dapat melihat membran
pupil dan iris. Di sebelah dalam kornea ada iris dan pupil. Iris berfungsi mengatur bukaan
pupil secara otomatis menurut jumlah cahaya yang masuk ke mata. Iris berwarna karena
mengandung pigmen, warna dari iris bervariasi sesuai dengan jumlah pigmen yang terdapat di
dalamnya, makina banyak kandungan pigmen makin gelap warna iris. Pupil berfungsi untuk
mengatur cahaya yang masuk ke mata. Dalam keadaan terang bukaan pupil akan kecil,
sedangkan dalam keadaan gelap bukaan pupil akan membesar. Diameter bukaan pupil
berkisar antara 2-8 mm.1
Selaput khoroid adalah lapisan berpigmen diantara sklera dan irirs. Fungsinya adalah
untuk terjadinya akomodasi, proses muskulus siliaris harus berkontraksi. Lensa mata
menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah
mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat
2
objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat
objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal. Lensa terletak diantara
iris dan kornea, terpisah oleh aquerus humour. Aquerus humour adalah suatu cairan yang
komposisinya serupa dengan cairan serebrospinal. Demikian pula antara lensa mata dan
bagian belakang mata terisi semacam cairan kental (vitreous humour). Vitreous humour
adalah suatu cairan kental yang mengandung air dan inukopolisakarida. Cairan ini bekerja
bersama-sama lensa mata untuk membiaskan cahaya sehingga tepat jatuh pada fofea atau
dekat fofea.1
Bagian penting mata lainnya adalah retina. Retina adalah bagian saraf mata, tersusun atas
sel-sel saraf dan serat-seratnya. Sel-sel saraf terdiri atas sel saraf bentuk batang dan kerucut.
Sel saraf bentuk batang sangat peka cahaya tetapi tidak membedakan warna. Sel saraf bentuk
batang tersebar sepanjang retina sedangkan sel saraf kerucut terkonsentrasi pada fofea dan
mempunyai hubungan tersendiri dengan serat saraf optik. Pada retina terdapat dua buah bintik
yaitu bintik kuning (fofea) dan bintik buta (blind spot), pada bintik kuning (fofea) terdapat
sejumlah sel saraf kerucut. Suatu objek dapat dilihat dengan jelas apabila bayangan objek
tersebut tepat jatuh pada fofea. Dalam hal ini lensa mata akan bekerja otomatis untuk
memfokuskan bayangan objek tersebut sehingga tepat jatuh pada bagian fofea.1
Berikut merupakan rangkuman dari komponen-komponen yang terdapat pada indera
penglihatan:2
Tabel 1. Komponen-komponen yang Terdapat pada Bola Mata2
STRUKTUR LETAK FUNGSI
Aqueous humor Rongga anterior antara korne
dan lensa dan mengandung
Cairan encer jernih yang
terus menerus dibentuk
3
Gambar 1: Anatomi Mata
zat gizi untuk kornea dan
lensa
Badan (korpus) Turunan khusus lapisan
koroid di sebelah anterior;
membentuk suatu cincin
mengelilingi tepi luar lensa
Membentuk aqueos humor
dan mengandung otot siliaris
Bintik buta Titik yang sedikit di luar
pusat di retina dan tidak
mengandung fotoreseptor
(juga dikenal sebagai diskus
optikus)
Rute untuk berjalannya saraf
optikus dan pembuluh darah
Fovea Tepat di bagian bawah retina Daerah dengan ketajaman
paling tinggi
Iris Cincin otot yang berpigmen
dan tampak di dalam aqueous
humor
Mengubah-ubah ukuran pupil
dengan berkontraksi;
menentukan warna mata
Kornea Lapisan paling luar mata
yang jernih di anterior
Berperan sangat penting
dalam kemampuan refraktif
mata
Koroid Lapisan tengah mata Berpigmen untuk mencegah
berhamburannya berkas
cahaya di mata; mengandung
pembuluh darah yang
memberi makan retina; di
bagian anterior membentuk
bada siliaris dan iris
Lensa Antara aqueous humor dan
vitreous humor, melekat ke
otot-otot siliaris melalui
ligamentum suspensorium
Menghasilkan kemampuan
refraktif yang bervariasi
selama akomodasi
Ligamentum suspensorium Tergantung di antara otot
siliaris dan lensa
Penting dalam akomodasi
Makula lutea Daerah tepat di sekitar fovea Memiliki ketajaman yang
tinggi karena mengandung 4
banyak sel kerucut
Neuron bipolar Lapisan tengah sel-sel saraf
di retina oleh retina
Memiliki ketajaman yang
tinggi karena banyak
mengandung sel kerucut
Otot siliaris Komponen otot sirkuler dari
badan siliaris; melekat ke
lensa melalui ligamentum
suspensorium
Penting untuk akomodasi
Pupil Lubang bundar anterior di
bagian tengan iris
Memungkinkan jumlah
cahaya yang masuk mata
bervariasi
Retina Lapisan mata yang paling
dalam
Mengandung fotoreseptor
(sel batang dan sel kerucut)
Saraf optikus Keluar dari setiap mata di
diskus optikus (bintik buta)
Bagian pertama jalur
penglihatan ke otak
Sel batang Fotoreseptor di lapisan paling
luar retina
Bertanggung jawab untuk
penglihatan dengan
sensitivitas tinggi, hitam-
putih, dan penglihatan malam
Sel ganglion Lapisan bagian dalam retina Penting dalam pengolahan
rangsangan cahaya oleh
retina; membentuk saraf
optikus
Sel kerucut Fotoreseptor di bagian paling
luar retina
Penting dalam pengolahan
rangsangan cahaya oleh
retina; membentuk saraf
optikus
Sklera Lapisan luar mata yang kuat Lapisan jaringan ikat
protektif; membentuk bagian
putih mata yang tampak; di
bagian anterior membentuk
kornea
Vitreous humor Antara lensa dan retina Zat semicair mirip gel yang
membantu mempertahankan
5
bentuk mata yang bulat
Struktur Mata Secara Histologis
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan
analisis cermat dari bentuk intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata
terletak dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata
terdiri atas bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa
untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem sel saraf yang
berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak. Setiap mata
terdiri atas 3 lapisan konsentris: sebuah lapisan luar yang terdiri atas sklera dan kornea;
sebuah lapisan tengah yang juga disebut lapisan vaskular terdiri atas koroid, badan siliar, dan
iris; dan sebuah lapisan dalam jaringan saraf, yaitu retina, yang terdiri atas pigmen di luar dan
lapisan retina sebenarnya di dalam. Retina yang fotosensitif ini berhubungan dengan
cerebrum melalui nervus optikus dan meluas ke depan sampai ora serata. Nervus optikus
terbentuk di embrio sebagai evaginasi prosesenfalon. Oleh sebab itu, saraf ini tak dianggap
sebagai saraf perifer sejati seperti nervus kranialis lainnya. Karena nervus optikus merupakan
traktus dari susunan saraf pusat, mielin serabut sarafnya dihasilkan oleh oligodendrosit dan
bukan oleh sel Schwann. Hal ini menjelaskan disfungsi visual yang sering berhubungan
dengan sklerosis multipel, yakni suatu kelainan yang menimbulkan demielinisasi susunan
saraf pusat.3
Lensa mata adalah
struktur transparan bikonveks yang ditahan tempatnya oleh suatu sistem serabut sirkular, yaitu
zonula, yang terbentang antara lensa dan suatu penebalan lapisan tengah, yaitu badan siliar,
6
Gambar 2: Anatomi Mata Secara Histologis
dan pada bagian posteriornya, dengan badan vitreus. Struktur yang menutupi sebagian
permukaan anterior lensa adalah perluasan lapisan tengah berpigmen yang opak dan disebut
iris. Lubang bundar di tengah iris adalah pupil. Mata mengandung 3 kompartemen: kamera
(bilik) anterior, yang menempati ruang antara kornea dan iris dan lensa; kamera posterior,
antara iris, prosessus siliaris, perlekatan zonula, dan lensa; ruang vitreus, yang terletak di
belakang lensa dan perlekatan zonula serta dikelilingi oleh retina. Kamera anterior dan
posterior berisikan cairan miskin-protein yang disebut aqueous humor, ruang vitreus berisikan
substansi gelatinosa yang disebut badan vitreus (badan kaca). Istilah eksterna dan interna
merujuk pada struktur mata seutuhnya. Istilah dalm merujuk pada struktur yang lebih dekat ke
pusat bola mata, sedangkan istilah luar berarti lebih dekat ke permukaan bola mata.3
Lapisan Luar Mata atau Tunika Fibrosa
Lapisan luar berwarna opak di lima perenam bagian posterior bola mata adalah sklera;
pada manusia, lapisan ini membentuk segmen bola yang berdiameter sekitar 22 mm. Sklera
terdiri atas jaringan ikat padat kuat, yang terutama terdiri atas berkas kolagen gepeng yang
berselang-seling namun tetap paralel dengan permukaan bola mata, substansi dasar dalam
jumlah cukup, dan beberapa fibroblas. Ada bagian lain yang seperlima anterior mata yaitu
kornea, tidak berwarna dan transparan. Potongan melintang kornea memperlihatkan bahwa
lapisan ini terdiri atas 5 lapisan: epitel, membran Bowman, stroma, membran Descement, dan
endotel. Epitel kornea merupakan epitel berlapis gepeng tak bertanduk dan terdiri atas 5 atau
6 lapisan sel. Di bagian basal epitel terlihat banyak gambaran mitosis yang menunjukkan
kapasitas regenerasi kornea yang luar biasa. Masa pergantian sel-sel ini kurang lebih 7 hari.3
Lapisan Tengah Mata atau Vaskular
Lapisan tengah (vaskular) mata terdiri atas 3 bagian: koroid, badan siliar, dan iris, dan
bersama-sama dengan traktus uvea, lapisan tengah terdiri dari:3
a. Koroid, merupakan lapisan yang sangat vaskular, dengan jaringan ikat longgar di
antara pembuluh darahnya, yang banyak mengandung fibroblas, makrofag, limfosit,
sel mast, sel plasma, serat kolagen, dan serat elastin.
b. Badan siliar, yaitu suatu peleburan koroid di tingkat lensa, merupakan cincin tebal
utuh yang terdapat di permukaan dalam bagian anterior sklera; yang potongan
melintang, struktur ini berbentuk segitiga.
7
c. Prosessus siliaris, adalah penjuluran badan siliar yang menyerupai rabung (ridge).
Bagian pusatnya adalah jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler bertingkap dan
ditutupi oleh kedua lapisan epitel selapis tersebut.
d. Iris, adalah perluasan koroid yang menutupi sebagian lensa, dan menyisakan lubang
bundar di pusat yang disebut pupil. Permukaan iris tak teratur dan kasar, dengan
rabung (ridge) dan alur (groove).
Lensa Mata
Lensa merupakan struktur bikonkaf yang sangat elastis, dan sifat elastisitas ini makin
hilang dengan meningkatnya usia dan mengerasnya lensa. Lensa memiiki komponen utama:3
a. Kapsul lensa, lensa dibungkus suatu simpei tebal (10-20 μm), homogen, refraktil,
dan kaya akan karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel epitel. Kapsul ini
merupakan suatu membran basal yang sangat tebal dan terutama terdiri atas kolagen
tipe IV dan glikoprotein
b. Epitel subkapsular, epitel subkapsular terdiri atas selapis sel epitel kuboid yang
hanya terdapat pada permukaan anterior lensa. Lensa bertambah besar dan tumbuh
seumur hidup dengan terbentuknya serat lensa yang baru dari sel-sel yang terdapat di
daerah ekuatot lensa. Sel-sel epitel ini memiliki banyak interdigitasi dengan serat-
serat lensa.
c. Serat lensa, serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan
gepeng. Serat-serat ini merupakan sel-sel yang sangat terdiferensiasi dan berasal dari
sel-sel subkapsular. Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organel lainnya dan
menjadi sangat panjang, dan mencapai panjang 7-10 mm, lebar 8-10 μm, dan tebal 2
μm. Sel-sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin. Serat lensa
dihasilkan seumur hidup, namun kecepatan produksinya makin lama makin
berkurang. Lensa ditahan pada tempatnya oleh sekelompok serat yang tersusun radial,
yakni zonula, yang satu sisinya tertanam pada kapsul lensa dan sisi lainnya pada
badan siliar. Serat zonula serupa dengan mikrofibril serat elastin. Sistem ini penting
untuk proses yang dikenal sebagai akomodasi, akomodasi akan dijelaskan di bagian
berikut.
Badan Vitreus dan Retina
8
Badan vitreus menempati daerah mata di belakang lensa. Struktur ini merupakan gel
transparan yang terdiri atas air (kurang lebih 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam
hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreus mengandung sangat sedikit sel yang
menyintesis kolagen dan asam hialuronat.3
Retina, lapisan dalam bola mata, terdiri atas 2 bagian. Bagian posterior bersifat
fotosensitif; bagian anterior, yang tidak fotosensitif, menyusun lapisan dalam badan siliar dan
bagian posterior iris. Retina terbentuk dari evaginasi vesikel sefalik anterior atau
prosensefalon.3
Ukuran Daya Bias Lensa
Makin besar sudut pembelokkan cahaya yang diakibatkan oleh sebuah lensa, makin besar
“daya bias” lensa tersebut. Ukuran daya bias lensa disebut sebagai dioptri. Daya bias lensa
konveks dalam dioptri sama dengan 1 meter dibagi jarak fokusnya. Jadi, sebuah lensa sferis
mempunyai daya bias +1 dioptri bila lensa itu memusatkan cahaya sejajar menuju satu titik
fokus 1 meter di belakang lensa. Bila mampu membelokkan berkas cahaya sejajar dua kali
kekuatan lensa itu disebut berkekuatan +2 dioptri, dan berkas cahaya akan difokuskan 0,5
meter di belakang lensa. Lensa yang mampu memusatkan cahaya sejajar ke titik fokus hanya
10 cm (0,10 meter) di belakang lensa disebut mempunyai daya bias +10 dioptri.4
9
Gambar 3: Retina Mata Setelah Perbesaran 400x
Daya bias lensa konkaf tidak dapat dinyatakan dengan jarak fokus di belakang lensa,
karena cahaya bukan mengalami konvergensi tetapi mengalami divergensi. Namun, jika
menyebarkan berkas cahaya dengan kekuatan yang sama dengan lensa konveks berkekuatan 1
dioptri. Demikian pula bila dapat menyebarkan berkas cahaya sesuai dengan pemusatan
cahaya oleh lensa berkekuatan +10 dioptri, lensa konkaf itu disebut memiliki kekuatan -10
dioptri. Lensa konkaf dapat “menetralkan” daya bias lensa konveks. Jadi, dengan meletakkan
lensa konkaf berkekuatan 1 dioptri tepat di depan lensa konveks berkekuatan 1 dioptri akan
menghasilkan sistem lensa berdaya bias nol. Kekuatan lensa silindris diukur dengan cara yang
sama seperti mengukur kekuatan lensa sferis, kecuali bahwa selain kekuatan lensa, suumbu
lensa silindris juga harus dinyatakan. Jika suatu lensa silindris memfokuskan cahaya sejajar
pada suatu garis fokus 1 meter di belakang lensa, lensa ini disebut mempunyai kekuatan +1
dioptri. Sebaliknya, jika lensa silindri konkaf menyebarkan cahaya dengan kekuatan seperti
pemusatan cahaya oleh lensa silindris berkekuatan +1 dioptri, lensa ini disebut mempunyai
kekuatan -1 dioptri. Jika garis fokusnya horizontal, sumbunya dikatakan 0 derajat. Jika garis
ini vertikal, sumbunya disebut 90 derajat.4
Mekanisme Akomodasi
Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20 diptri menjadi kira-kira
34 dioptri; ini berarti terjadi “akomodasi” sebesar 14 dioptri. Untuk mencapai ini, bentuk
lensa diubah dari yang tadinya konveks-sedang menjadi lensa yang sangat konveks.
Mekanismenya adalah sebagai berikut:4
Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastik yang kuat dan berisi cairan kental yang
mengandung banyak protein namun transparan. Bila berada dalam keadaan relaksasi tanpa
tarikan terhadap kapsulnya, lensa dianggap berbentuk hampir sferis, terutama akibat retraksi
elastik dari kapsul lensa. Namun, terdapat 70 ligamen suspensorium yang melekat di
sekeliling lensa, menarik tepi lensa ke arah lingkar luar bola mata. Ligamen ini secara konstan
diregangkan oleh perlekatannya pada tepi anterior koroid dan retina. Regangan pada ligamen
ini menyebabkan lensa tetap relatif datar dalam keadaan mata istirahat.4
10
Walaupun demikian, tempat perlekatan lateral ligamen lensa pada bola mata juga dilekati
oleh otot siliaris, yang memiliki dua set serabut otot polos yang terpisah, serabut meridional
dan serabut sirkular. Serabut meridional membentang dari ujung perifer ligamen
suspensorium sampai peralihan kornea-sklera. Kalau serabut otot ini berkontraksi, bagian
perifer dari ligamen lensa tadi akan tertarik secara medial ke arah tepi kornea, sehingga
regangan ligamen terhadap lensa akan berkurang. Serabut sirkular tersusun meligkar
mengelilingi perlekatan ligamen, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi gerak seperti
sfinger, megurangi diameter lingkar perlekatan ligamen; hal ini juga menyebabkan
regangan ligamen terhadap kapsul lensa berkurang. Jadi, kontraksi sala satu set serabut otot
polos dalam otot siliaris akan mengendurkan ligamen kapsul lensa, dan lensa akan berbentuk
lebih cembung, seperti balon, akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa.4
Iris Sebagai Kontrol Cahaya yang Masuk Ke Mata
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka-cahaya karena
adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur seperti cincin di
aqueous humor. Pigmen di iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam mata adalah pupil.
11
Gambar 4: Akomodasi Mata pada Keadaan Normal
Ukuran lubang ini dapat disesuaikan oleh variasi kontraksi otot-otot iris untuk memungkinkan
lebih banyak atau sedikit cahaya masuk sesuai kebutuhan, seperti shutter yang mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos,
satu sirkuler (serat-serat otot yang melingkar di dalam iris) dan yang lain radial (serat-seratnya
berjalan keluar dari batas pupil seperti jari-jari roda sepeda). Karena serat-serat otot
memendek jika berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler (atau konstriktor)
berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih kecil. Refleks konstriksi pupil ini terjadi pada
cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Apabila otot
radialis/dilatator memendek, ukuran pupil meningkat. Dilatasi pupil tersebut terjadi pada
cahaya suram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk. Otot-otot iris dikontrol oleh
sistem saraf otonom. Serat-serat saraf parasimpatis mempersarafi otot sirkuler; dan serat
simpatis mempersarafi otot radial. Melalui peran sistem saraf otonom, keadaan-keadaan di
luar rangsangan cahaya dapat menyebabkan perubahan ukuran pupil. Sebagai contoh, dilatasi
pupil yang menyertai peningkatan umum aktivitas sistem saraf simpatis sebagai respons
terhadap bahaya yang mengancam atau sedang terjadi.2
Refraksi Cahaya pada Mata
Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
individual energi seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara-cara
gelombang. Jarak antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang.
Fotoreseptor di mata peka hanya terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer.
Cahaya tampak ini hanya sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Cahaya dari
berbagai panjang gelombang pada pita tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang
berbeda-beda. Panjang gelombang yang pendek dipersepsikan sebagai ungu dan biru; panjang
gelombang yang panjang diinterpretasikan sebagai jingga dan merah.2
Selain memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda energi cahaya juga bervariasi
dalam intensitas, yaitu amplitudo atau tinggi gelombang. Meredupkan suatu cahaya merah
yang terang tidak akan mengubah warnanya; warna itu hanya menjadi kurang kuat atau
kurang terang. Gelombang cahaya mengalami divergensi (memancar ke luar) ke semua arah
dari setiap titik sumber cahaya. Gerakan ke depan suatu gelombang cahaya dalam arah
tertentu dikenal sebagai berkas cahaya. Berkas-berkas cahaya divergen yang mencapai mata
harus dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah titik peka-cahaya di
retina agara dihasilkan suatu bayangan akurat mengenai sumber cahaya.2
12
Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari satu
medium dengan kepadatan tertentu ke medium dengan kepadatan berbeda. Cahaya bergerak
lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain, misalnya air dan kaca.
Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi, cahaya
tersebut melambat (begitu juga sebaliknya). Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya jika
mengenai permukaan medium baru pada setiap sudut selain tegak lurus.2
Presbiopia
Dengan meningkatnya usia, lensa semakin besar dan menebal serta menjadi kurang
elastik, sebagian disebabkan oleh denaturasi protein lensa yang progresif. Kemampuan lensa
untuk berubah bentuk akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Daya akomodasi
berkurang dari 14 diptri pada usia anak-anak menjadi kurang dari 2 dioptri pada saat kita
mencapai usia 45 sampai 50 tahun; kemudian daya akomodasi berkurang menjadi 0 dioptri
pada usia 70 tahun. Sesudah itu, dapat dikatakan lensa hampir sama sekali tidak dapat
berakomodasi, dan keadaan itu disebut “presbiopia”.4
Sekali orang mengalami presbiopia, matanya akan terfokus secara permanen pada suatu
jarak yang hampir tidak berubah-rubah; jarak ini bergantung pada keadaan fisik mata orang
tersebut. Matanya tidak dapat lagi berakomodasi dengan baik untuk melihat dekat maupun
melihat jauh. Agar dapat melihat dekat maupun jauh dengan jelas, orang tua harus memakai
kacamata bifokus, bagian atas untuk penglihatan jauh dan bagian bawah untuk penglihatan
dekat (misal: untuk membaca).4
13
Gambar 5: Refraksi Mata pada Keadaan Normal
Nervus Opticus (II)
N. opticus, atau saraf penglihatan, panjangnya lebih kurang 1, 6 inci (4 cm). Saraf ini
meninggalkan rongga orbita dengan berjalan melalui canalis opticus bersama dengan a.
Opthalmica dan masuk ke dalam rongga otak. Di dalam orbita, saraf ini dibungkus oleh ketiga
lapisan meningen: duramater, arachnoideamater, dan piamater, yang mengikutinya sampai ke
spatium subarachnoideum. Kedua saraf dari kedua sisi kemudian bergabung membentuk
chiasma opticum. Di sini, serabut saraf yang berasal dari belahan medial (nasal) retina
menyilang garis tengah dan masuk ke tractus opticus sisi kontralateral; sedangkan serabut
saraf dari belahan lateral (temporal) retina berjalan ke posterior di dalam tractus opticus sisi
yang sama.5
Tractus opticus keluar dari sudut posteolateral chiasma opticus dan berjalan ke belakang
di sekitar sisi lateral mesencephalon untuk menuju corpus geniculum laterale, tetapi pergi
langsung ke nucleus pretectalis dan colliculus posterior. Dari corpus geniculatum laterale,
radiatio optica melengkung ke belakang menuju cortex visual hemispherium cerebri.5
Nervus Oculomotorius (III)
N. oculomotorius adalah saraf motoris dan mempersarafi otot-otot ekstrinsik bola mata
berikut ini yang terdapat di dalam orbita: m. levator palpebrae superior, m. rectus superioris,
m. rectus superior, m. rectus medius, m. rectus inferior, dan m. obliquus inferior. Saraf ini
juga mempersarafi m. sphihcnter pupillae dan m. ciliaris bersama dengan serabut
parashimpatis. N. Oculomotorius keluar dari aspek anterior mesencephalon, medial terhadap
pedunculus cerebri. Saraf ini berjalan dekat dan di antara a. Cerebri posterior dan a. Cerebelli
14
Gambar 6: Letak Nervus Optikus pada Cerebrum
superior. Kemudian berjalan ke depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus dan
bercabang dua menjadi ramus superior dan ramus inferior, yang akan menuju orbita melalui
fissura orbitalis superior.5
Nervus Trochlearis (IV)
N. trochlearis adalah saraf motoris dan merupakan saraf otak yang paling halus. Sarafini
mengurus m. obliquus superior di dalam orbita. Saraf ini muncul dari permukaan posterior
mesencephalon, tepat di bawah colliculus inferior. Kemudian membelok ke depan di
sekeliling sisi lateral pedunculus cerebri. Saraf ini berjalan ke depan di dalam dinding lateral
sinus cavernosus, terletak sedikit di bawah n. Oculomotorius. N. Trochlearis masuk ke orbita
melalui fissura orbitalis superior.5
Nervus Trigeminus (V)
N. trigeminus mengandung serabut sensoris dan motoris dan merupakan saraf otak yang
terbesar. Saraf ini menyuplai serabut sensoris untuk kulit kepala, wajah, mulut, gigi-geligi,
rongga hidung, dan sinus parasanalis dan memberikan serabut sensoris ke otot-otot
pengunyah.5
N. trigeminus muncul dari permukaan anterior pons, sebagai radix sensoris besar dan
radix motoris kecil. Radix motoris terletak medial terhadap radix sensoris. Saraf ini berjalan
15
Gambar 7: Letak Saraf Kranial II-VI pada Cerebrum
ke depan, keluar dari fossa cranii media, di bawah sinus petrosus superior, dan membawa
sebuah kantong yang berasal dari lapisan meningeal duramater. Sesampainya di lekukan pada
apeks pars petrosa ossis temporalis di fossa cranii media, radis sensoris yang besar meluas
membentuk ganglion trigeminus. Ganglion trigeminus berbentuk bulan sabit dan terletak di
dalam kantong duramater yang disebut cavum trigeminus. Radix motoris n. Trigeminus
terletak di bawah ganglion sensoris dan terpisah seluruhnya dari ganglion ini. N.
Ophthalmicus, n. Maxillaris, dan n. Mandibularis berasal dari pinggir antrior ganglion.5
N. ophthalmicus (VI) murni sensoris dan merupakan divisi paling kecil dari n.
Trigeminus. Saraf ini berjalan ke depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus di bawah n.
Oculomotorius dan n.trochlearis. saraf tersebut bercabang tiga, yaitu n. Lacrimalis, n.
Frontalis, dan n. Nasociliaris, yang masuk ke dalam rongga orbita melalui fissura orbitalis
superior.5
N. maxillaris (V2) murni sensoris. Saraf ini berjalan ke depan sepanjang bagian bawah
dinding lateral sinus cavernosus. Saraf tersebut meninggalkan tengkorak melalui foramen
rotundum menuju ke fossa ptertygopalatina.5
N. mandibularis (V3) adalah motoris dan sensoris, dan merupakan divisi terbesar dari n.
Trigeminus. Radix sensoris besar berasal dari pars lateral ganglion trigeminus dang segera
keluar melalui foramen ovale. Segera setelah keluar dari foramen, radix motoris bercabang
dengan radix sensoris.5
Nervus Abducens (VI)
N. Abducens adalah saraf motoris kecil dan mepersarafi m. rectus lateralis bola mata.
Saraf ini muncul dari permukaan anterior otak, di antara pinggir bawah pons dengan medulla
oblongata. Mula-mula saraf ini terletak di dalam fossa cranii posterior. Kemudian ia
membelok dengan tajam ke depan, melintasi pinggir superior pars petrosa ossis temporalis.
Setelah masuk sinus cavernosus, saraf ini berjalan ke depan bersama a. Carotis interna. Masuk
ke rongga orbita melalui fissura orbitalis superior.5
Kesimpulan
Setelah berbagai pustaka yang telah ditinjau mengenai mata dan saraf yang menyertainya
dalam keadaaan normal, dapat disimpulkan bahwa penglihatan yang tidak jelas disebabkan
daya akomodasi mata yang berkurang akibat peningkatan usia.
16
Daftar Referensi
1. Haeny N. Sistem penglihatan manusia. Diunduh dari:
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/01ea47f0778c3774e5f6613aa366998eeb5
ec744.pdf, 20 April 2011.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC; 2001.h.160-3
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas. Ed 10. Jakarta: EGC;
2007.h.451-8
4. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC;
2008.h.644-5
5. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed 6. Jakarta: EGC;
2006.h.778-80
17