makalah pengantar pendidikan 1
DESCRIPTION
dasar-dasar pendidikanTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 2
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN 3
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN ………………………………………………………………….4B. TUJUAN DAN FUNGSI SISTEM PENDIDIKAN……………………………………………………. 4C. VISI DAN MISI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL………………………………………………. 5D. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NASIONAL…………………………………....5E. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN……………………………………………....6F. SARANA PENUNJANG KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN…………....7G. JALUR PENDIDIKAN………………………………………………………………………………………....8H. JENJANG PENDIDIKAN……………………………………………………………………………………11I. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN………………………………………………………………...11J. EVALUASI PENDIDIKAN………………………………………………………………………………….12K. SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA SAAT
INI……………………………………………………..12L. SISTEM PENDIDIKAN YANG SEHARUSNYA BERJALAN……………………………………..13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………...15B. SARAN……………………………………………………………………………………………………………..15
DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………………………………………………..………17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bangun sejak dulu sampai
sekarang ini, ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan
tantangan global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan
peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih
menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Sementara itu jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar
dari sistem pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia
pendidikan kita masih berhadapan dengan berbagai masalah internal yang
mendasar dan bersifat komplek, selain itu pula bangsa Indonesia ini masih
menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang
pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun
SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya
bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, di butuhkanya partisipasi yang strategis
dari berbagai komponen yaitu : Pendidikan awal di keluarga , Kontrol efektif dari
1
masyarakat, dan pentingnya penerapan sistem pendidikan pendidikan yang khas
dan berkualitas oleh Negara.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan sistem pendidikan nasional?
2. Apa saja tujuan dan fungsi dari pendidikan nasional?
3. Apa saja visi dan misi dari sistem pendidikan nasional?
4. Bagaimana prinsip penyelenggaraan pendidikan?
5. Komponen apa saja yang menyusun sistem pendidikan?
6. Sarana apa saja yang menunjang sistem pendidikan?
7. Apa saja jalur pendidikan nasional?
8. Apa saja jenjang pendidikan nasional?
9. Bagaimana standar nasional pendidikan?
10. Bagaimana cara evaluasi pendidikan?
11. Bagaimana sistem pendidikan nasional yang berlangsung saat ini?
12. Bagaimana upaya-upaya untuk pengembangan sistem pendidikan nasional?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Sistem Pendidikan Nasional
2. Mengetahui tujuan dan fungsi dari sistem pendiikan nasional
3. Mengetahui visi dan misi dari sistem pendidikan nasional
4. Mengetahui prinsip penyelenggaraan pendidikan
5. Mengetahui komponen penyusun sistem pendidikan
6. Mengetahui sarana penunjang sistem pendidikan
7. Mengetahui jalur pendidikan nasional
8. Mengetahui jenjang pendidikan nasional
9. Mengetahi standar nasional pendidikan
10. Mengetahui cara evaluasi pendidikan
11. Mengetahui bagaimana sistem pendidikan yang berlangsung saat ini
12. Mengetahui upaya-upaya untuk pengembangan sistem pendidikan nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN
Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang ditetapkan pada
tanggal 11 Juni 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional
adalah "keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional” (pasal 1 ayat 3 ). Jadi dengan
demikian, sistem pendidikan nasiona1 dapat dianggap sebagai jaringan satuan-
satuan pendidikan yang dihimpun secara terpadu dan dikerahkan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
B. TUJUAN DAN FUNGSI SISTEM PENDIDIKAN
1.Tujuan sistem pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
3
2. Fungsi sistem pendidikan nasional
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional.
C. VISI DAN MISI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
1.Visi
Pendidikan nasional itu mempunyai visi yaitu terwujudnya sistem
pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
2. Misi
Dengan adanya visi pendidikan nasionaltentu akanada misi dari
pendidikan nasional tersebut yaitu :
a. Mengupayakan peluasan dan pemerataan kesempatan memperolel pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
c. Meningkatkan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan
kepribadian yang bermoral.
d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pegalaman, siakap dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
D. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NASIONAL
1. Pendidikan nasional diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
4
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan
sistem terbuka dan multimakna.
a. Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian
program lintas satuan dan jalur pendidikan
b. Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang diselenggarakan dengan
berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan
kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup
E. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN
Pendidikan nasional merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk
membentuk sejumlah kemampuan manusia Indonesia dari berbagai tingkat usia
dan golongan yang meliputi: kemampaun kepribadian dan moralitas, kemampuan
inte1ektual, kemampuan sosial kemasyarakatan, kemampuan vokasional,
kemampuan jasmani dan kemampuan-kemampuan lainnya. Untuk mewujudkan
tujuan yang beraneka ragam tersebut diperlukan satuan-satuan dan jalur-jalur pen-
didikan yang merupakan komponen-komponen sistem pendidikan nasional.
Komponen-komponen sistem pendidikan nasional tersebut dapat dibagi dalam dua
go1ongan besar yaitu satuan pendidikan sekolah dan satuan pendidikan luar
sekolah.
1. Satuan Pendidikan Sekolah
Satuan Pendidikan Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan
yang bersifat formal, berjenjang dan berkesinambungan. Berdasarkan jenjang dan
sifatnya, pendidikan sekolah dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Dilihat dari Jenjangnya
Pendidikan sekolah dapat dibagi menjadi Pendidikan Dasar, Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Tinggi.
1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
2) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
5
3) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
b. Dilihat dari sifatnya
Pendidikan sekolah dapat diklasifikasikan lagi menjadi pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan,
pendjdikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
2. Satuan pendidikan luar sekolah
Satuan pendidikan luar sekolah terdiri dari pendidikan dalam keluarga,
pendidikan melalui kelompok-kelompok belajar, kursus-kursus, dan satuan-satuan
pendidikan lain yang sejenis.
F. SARANA PENUNJANG KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENDIDI-
KAN
Keberhasilan komponen-komponen sistem pendidikan dalam
menunaikan fungsinya juga tergantung pada adanya beberapa sarana penunjang
yang ikut membantu berfungsinya komponen-kornponen atau satuan-satuan
pendidikan tersebut. Beberapa di antara sarana penunjang dalam sistem
pendidikan kita ada1ah: kurikulum, tenaga kependidikan, sumberdaya pendidikan
dan pengelolaan .
1. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu ( UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 19 ). Kurikulum disusun sebagai alat
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasiona1.Kuriku1um pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan : peningkatan iman dan taqwa; peningkatan
akhlak mulia; peningkatan potensi,kecerdasan, dan minat peserta didik;
keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan
6
nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni; agama; dinamika perkembangan global; persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan. (UU No. 20 thn 2003 pasal 36).
2. Tenaga Pendidik
Tenaga kependidikan merupakan ujung tombak usaha perwujudan tujuan
pendidikan.Tugas pokok mereka adalah menyelenggarakan ke-giatan mengajar,
melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pe1ayanan
teknis dalam bidang pendidikan. Mereka terdiri dari tenaga-tenaga pendidik,
pengelola satuan pendidikan, penilik, penga-was, peneliti dan pengembang dalam
bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar. Mereka
seharusnya merupakan orang-orang yang profesional yang menguasai tugasnya
dan memiliki dedikasi dalam melaksanakan tugasnya.
3. Sumber Daya Pendidikan
Berhasilnya suatu satuan pendidikan dalam menunaikan fungsinya perlu
ditunjang dengan penyediaan sumberdaya pendidikan yang meliputi: gedung dan
perlengkapannya, sumber belajar seperti buku-buku dan alat-alat bantu mengajar
dan dana yang memadai.
G. JALUR PENDIDIKAN
Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.Jalur pendidikan terdiri
atas:
1. pendidikan formal
2. nonformal
3. Informal
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas:
a. pendidikan dasar
b. pendidikan menengah
7
c. pendidikan tinggi
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan
lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi
setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat; serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. akademi
2. politeknik
8
3. sekolah tinggi
4. institut
5. universitas
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi, dan vokasi.
2. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.Pendidikan
nonformal sendiri berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang
Pendidikan nonformal meliputi:
1. pendidikan kecakapan hidup,
2. pendidikan anak usia dini,
4. pendidikan pemberdayaan perempuan,
6. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. lembaga kursus,
2. lembaga pelatihan,
3. kelompok belajar,
4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
9
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan.
3. Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
H. JENJANG PENDIDIKAN
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. (UU RI.No. 20 tahun 2003 Bab I,
Pasal 1 ayat 8). Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
2. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
3. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
I. STÁNDAR NASIONAL PENDIDIKAN
1. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
10
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana
dan berkala.
2. Stándar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, dan pembiayaan.
3. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
J. EVALUASI PENDIDIKAN
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Kegiatan evaluasi ini dilakukan terhadap peserta
didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk
semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Khusus untuk evaluasi hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh pendidik yang berguna untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
K. SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI
Sistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini masih cenderung
mengeksploitasi peserta didik, indikator yang digunakanpun cenderung
menggunakan indikator kepintaran, sehingga secara secara nilai dirapot maupun
ijazah tidak serta merta menunjukkan peserta didik akan mampu bersaing maupun
bertahan di tengah gencarnya industrialisasi yang berlangsung saat ini.
Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana sistem pendidikan di
Indonesia menciptakan anak bangsa yang memiliki sensitifitas terhadap
lingkungan hidup yang krisis sumber – sumber kehidupan, serta mendorong
terjadinya sebuah kebersamaan dalam keadilan hak. Sistem pendidikan harus
lebih ditunjukan agar terjadi keseimbangan terhadap ketersediaan sumber daya
11
alam serta kepentingan – kepentingan ekonomi dengan tidak meninggalkan sistem
sosial dan budaya yang telah dimiliki oleh bangsa indonesia.
Peserta didik harus mampu menghadapi tantangan global. Namun dari
pernyataan tersebut hanyalah harapan belaka yang belum terelaliasir. Hal ini
ditandai dengan masih tingginya angka pengangguran intelektual di Indonesia
merupakan pekerjaan rumah bagi para pelaku pendidikan di Indonesia, apalagi
peserta didik yang hanya mengenyam di bangku pendidikan sekolah dasar (SD).
Bahkan masyarakat yang hidup di wilayah perdalaman Indonesia yang sulit
terjangkau transportasi seperti suku dayak dalam tidak tersentuh pendidikan
nasional. Mereka hanya belajar dari alam sehingga pendidikan yang didapat juga
sangat terbatas. Jadi tidak mungkin peserta didik mampu menghadapi tantangan
gobal.
Begitu pula, sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah para peserta
didik hanya duduk, mendengar ceramah dari guru, dan membuat informasi
menumpuk dalam benak siswa tetapi tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan
segala yg tersimpan dalam otaknya. Kejadian seperti ini terus berlanjut hingga di
Perguruan Tinggi (PT) lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para
mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan. Hampir semua PT
menerapkan sistem pembelajaran yang kurang efektif. Para mahasiswa
diupayakan cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, tapi ternyata pada kenyataan
di lapangan tidak demikian.
Persaingan produk dunia sedemikian beratnya, industri masa depan adalah
industri yg terus menerus menciptakan kreasi dan nilai plus produk. Sementara
siswa tidak didik untuk berkompetisi di dalam aktivitas produk, tetapi
malahdigalakkan kompetisi test tertulis angka dan kalimat-kalimat.Siswa kita
hanya terlatih berkompetisi cerdas cermat, tetapi kompetisi kreasi anak sekolah
amat jarang.
L. SISTEM PENDIDIKAN YANG SEHARUSNYA BERJALAN
Pada dasarnya sebuah sistem pendidikan dibuat untuk mempermudah
pendidikan itu sendiri, tapi kenyataannya sekarang sistem yang ada saat ini
terkesan ada indikasi sedikit mempersulit keadan.Indikasi itu muncul bukan hanya
12
karena sistem pendidikan yang ada saat ini tidak baik,melainkan oknum-oknum
yang menjalankan sistem tersebut yang kualitasnya belum merata dan sama
baiknya.
Jadi seharusnya sistem pendidikan di Indonesia itu bersifat objektif dalam
berbagai aspek (dalam hal ini adalah sistem pendidikan di Indonesia). Kemudian
setelah sistem itu dibuat secara objektif , orang-orang yang menjalankan sistem
itu haruslah berkualitas sehingga terciptalah sebuah sistem yang berjalan dengan
baik dan kemudian menciptakan kondisi yang baik pula.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara yang
mengatur pendidikan yang ada di negaranya agar dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa, agar tercipta kesejahteraan umum dalam masyarakat. Penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional disusun sedemikian rupa,meskipun secara garis besar
ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa-bangsa lain, sehingga
sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa itu sendiri yang secara
geografis, demokrafis, histories, dan kultural berciri khas.
Kegagalan sistem pendidikan Indonesia yang pertama diakibatkan oleh
proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan penghafalan. Para siswa
maupun mahasiswa hanya diharapkan dapat menguasai materi yang
keberhasilannya diukur dengan kemampuan anak menjawab soal ujian terutama
dengan pilihan berganda. Karena orientasinya hanya semata-mata memperoleh
nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak pada perubahan
perilaku siswa tidak pernah diperhatikan. Penyebab kedua, sistem pendidikan
Indonesia yang belum merata antara peserta didik yang tinggal di kota dengan
peserta didik yang tinggal di pedesaan (wilayah pendalaman Indonesia).
B. SARAN
Mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang semakin terpuruk dan
banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya pemerintah harus
tanggap terhadap hal tersebut, seperti menambah anggaran pendidikan dalam
APBN, meningkatkan kesejahteraan Guru, menambah infrastruktur sekolah,
14
mencanangkan wajib belajar 12 tahun, serta memperbaiki sistem pendidikan yang
terkesan carut-marut yang pada akhirnya semakin membingungkan peserta didik.
Perbaikan mutu pendidikan juga sangat diperlukan, karena di era
globalisasi seperti sekarang ini yang menuntut kemajuan pendidikan di negara
kita. Sistem pendidikan yang tangguh juga sangat diperlukan untuk memajukan
peserta didik yang tangguh pula. Peran besar pemerintah juga sangat diperlukan
untuk memajukan mutu pendidikan di pedalaman indonesia, yang sekarang
terkesan diabaikan. Pada intinya, semuanya dimulai dari perbaikan sistem
pendidikan, mutu pendidikan serta anggaran pendidikan yang maksimal.
15
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2010. Sistem Pendidikan Nasional, (Online), (http://www.tugaskuliah.info/2010/03/bahan-makalah-pengantar-pendidikan.html), diakses 19 Oktober 2011.
Anonim. 2011. Sistem Pendidikan, (Online), (http://www.anakciremai.com/2011/07/landasan-hukum-tentang-sistem.html), diakses 19 Oktober 2011.
Anonim. 2011. Sistem Pendidikan Nasional, (Online), (http://intl.feedfury.com/content/16330924-sistem-pendidikan-nasional.html), diakses 19 Oktober 2011.
Depdikbud. 1989. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.
Hartoto. 2008. Pengertian Pendidikan, (Online), (http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/), diakses 19 Oktober 2011.
Nawawi, Hadari. 1983. Perundang-Undangan Pendidikan. Jakarta: Ghalia.Suprapto. 2010. UU No. 20 Tahun 2003, (Online),
(http//www.slideshre.net/suprapto/uu-no-20-tahun-2003), diakses 19 Oktober 2011.
Tirtarahardja, Umar dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
16