makalah qurban n aqiqah

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang BAB II PEMBAHASAN A. Kurban 1. Kedudukan Kurban

Upload: helmiahmadi93

Post on 21-Jan-2016

691 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

fiqh

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Qurban n Aqiqah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurban

1. Kedudukan Kurban

a. Pengertian Kurban

Page 2: Makalah Qurban n Aqiqah

“Kurban” (ان� ب �ة) ”atau “udlhiyah (ق�ر� �ض�حي jamak dari “dlahiyah”, adalah ,(أ

penyembelihan hewan di pagi hari. Yang dimaksudkan ialah mendekatkan diri ( (

atau التقرب beribadah kepada Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu

pada Hari raya Haji (Idul Adha) dan tiga hari tasyriq berikutnya, yaitu 11, 12, 13,

Dzulhijjah, sesuai dengan ketentuan syara’.1

Secara etimologi, kurban berarti sebutan bagi hewan yang disembelih pada

hari raya Idul Adha. Adapun definisinya secara fiqih adalah perbuatan menyembelih

hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dilakukan pada

waktu tertentu, atau bsa juga didefinisikan dengan hewan-hewan yang disembelih

pada hari raya Idul Adha dalam rangka mndekatkan diri kepada Allah SWT.2

b. Menegakkan Syiar Allah

Firman Allah dalam Surat Al Kautsar:

Artinya:

1. “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.”

2. “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.”

3. “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.”

Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan

mensyukuri nikmat Allah. Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat

Allah.

Firman Allah yang lain dalam Surat Al Hajj ayat 36-37:

1 Hasan Saleh (Editor). Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2008. hlm. 2502 Wahbah Az Zuhaili. Fiqh Islam wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani. 2007. hlm. 254

Page 3: Makalah Qurban n Aqiqah

Artinya:

36. “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah,

kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama

Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat).

kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri

makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-

minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta

itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur.”

37. “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai

(keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.

Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan

Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-

orang yang berbuat baik.”

Dalam suatu hadits Nabi Muhammad Saw yang artinya:

“Tiada satu pun perbuatan manusia yang paling disukai Allah pada hari raya Haji,

selain dari berkorban. Sesungguhnya orang yang berkurban itu datang pada hari

Kiamat membawa tanduk, bulu, dan kuku hewan kurban itu. Sesungguhnya darah

yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah dari darah yang menetes ke

tanah, maka sucikanlah dari kalian dengan berkurban.” (HR Tirmidzi).3

c. Hukum Berkurban

3 Ibid. hlm. 252

Page 4: Makalah Qurban n Aqiqah

Para fuqaha berbeda pendapat tentang hokum berkurban, apakah wajib atau

sunnah. Abu Hanifah dan para sahabatnya berkata, “Berkurban hukumnya wajib satu

kali setiap tahun bagiseluruh orangyang menetap di negerinya.” Sementara itu,

Imam ath-Thahawi dan lainnya emngungkapkan bahwa menurut Abu Hanifah,

hokum berkurban itu wajib. Sementara menurut dua sahabatnya (Abu Yusufdan

Muhammad), hukumnya sunnah muakkad.

Adapun menurut madzhab-madzhab selain Hanafiyah, hukum berkurban

adalah sunnah muakkad, bukan wajib, serta makruh meninggalkannya bagi seorang

yang mampu melakukannya.menurut pendapat yang popular dalam madzhab Maliki,

hokum seperti ini berlaku bagi orang yang tidak sedang ibadah haji yang saat itu ada

di Mina.

Selanjutnya,menurut mereka sangat dianjurkan bagi orang yang mampu untuk

mengeluarkan kuban bagi setiap anggota keluarganya, meskipun jika orang itu hanya

berkurban sendiri lantas meniatkannya sebagai perwakilan dari seluruh anggota

keluarganya, atau orang-orang yang dalam tanggungannya, maka kurban yang

bersangkutan tetap di pandang sah. Sementara itu menurutmadzhzb Syafi’i, hokum

berkurban adalah sunnah ‘ain bagi setiap orang, atau atau satu kali seumur hidup, dan

sunnah kifayah (setiap tahun) bagi setiap keluarga yang berjumlah lebih dari satu.

Dalam arti apabila sala seorang dari keluarganya telah melakukannya, maka

dipandang sudah mewakili seluruh keluarganya.

Argument yang yang yang dikemukakan madzhab Hanafi dalam mewajibkan

kurban adalah sabda Rasulullah Saw.

“Barang siapa yang dalam kondisi mampu lalu tidak berkurban, maka

janganlah mendekati tempat sholat kami.”

Menurut mereka, ancaman seperti itu tidak akan diucapkan Nabi Saw

terhadap orang yang meninggalkan perbuatan yang tidak wajib.di samping itu,

berkurban adalah salah satu bentuk ibadah yang ditentukan waktunya seacra khusus,

yaitu disebut “hari kurban”. Penisbatan pada hari tersebut berarti pengkhususan

adanya penyembelihan hewan pada hari itu. Padahal, hanya status wajib sajalah yan

bias memaksa masyarakat secara umum untuk mewujudkan kurban pada hari itu.

Page 5: Makalah Qurban n Aqiqah

Adapun, jumhur ulama menetapkan sunnah hukumnya berkurban bagi setiap

orang yang mampu. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Saw.

Hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra.

“Jika kalian telah melihat hilal tanda masuknya bulan Dzulhijjah lalu salah seorang

kalian ingin berkurban, maka hendaklah ia tidak memotong rambut dan kukunya

(hingga datang hari berkurban).”

Jumhur ulama menyatakan bahwa pada hadits ini tindakan berkurban

dikaitkan dengan keinginan. Sementara itu, pengaitan sesuatu dengan keinginan

menunjukkan ketidak wajiban.

Hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas yang berkata,

“Ada tiga hal yang bagi saya hukumnya adalah fardhu sementara bagi kalian

sunnah, yaitu sholat Witir, berkurban, dan mengerjakan shalat Dhuha.”

Selain itu, Imam Tirmidzi juga meriwayatkan sabda Rasulullah Saw.

“Saya perintahkan untuk berkurban, sementara bagi kalian hukumya adalah

sunnah.”4

Udd-hiyah adalah sunnah yang wajib atas sebuah keluarga muslim yang

mampu. Hal itu berdasarkan firman Allah dalam Surat Al Kautsat ayat 2:

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.”

Jika diperhatikan perintah Allah dalam ayat-ayat dan hadits di atas, maka

dapat ditetapkan bahwa hukum berkurban itu adalah sunnah muakad bagi setiap kaum

muslimin yang mampu melaksanakannya.5

2. Ketentuan Penyembelihan Hewan Kurban

4 Wahbah Az Zuhaili. Fiqh Islam wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani. 2007. hlm. 2565 Ilmu Fiqh (Proyek Pembinaan Perguruan Tinngi Agama/IAIN di pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam). 1982. hlm. 489.

Page 6: Makalah Qurban n Aqiqah

a. Membaca Basmalah ketika Menyembelih Hewan Kurban

Firman Allah dalam Surat Al Hajj ayat 28:

Artinya:

28. “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka

menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah

berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian

daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang

sengsara dan fakir.”

Hari yang ditentukan ialah hari raya haji dan hari tasyriq, Yaitu tanggal 10,

11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah

binatang-binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

b. Macam-macam Hewan Kurban

Sepakat para ulama bahwa yang dapat dijadikan hewan kurban itu ialah semua

binatang yang termasuk “bahitul an’aam”, yaitu unta, sapi, kerbau, kambing, dan

domba berdasarkan firman Allah SWT.6

34. “Dan bagi tiap-tiap umat Telah kami syariatkan penyembelihan (kurban),

supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang Telah

direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa,

6 Ilmu Fiqh (Proyek Pembinaan Perguruan Tinngi Agama/IAIN di pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam). 1982. hlm. 491

Page 7: Makalah Qurban n Aqiqah

Karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada

orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).”

c. Ciri atau sifat Hewan Kurban

Hewan yang dapat dijadikan hewan kurban, haruslah hewan yang mempunyai

cirri atau sifat sebagaimana diungkapkan Rasulullah Saw yang artinya:

“Empat macam hewan yang tidak boleh dijadikan hewan kurban, yaitu hewan yang

buta, hewan yang sakit, hewan yang pincang, dan hewan yang kurus kering dan tidak

bersih.”

d. Jumlah Hewan yang Dikurbankan

Menyangkut jumlah hewan yang akan dikurbankan, Nabi Saw pernah

berkurban dua ekor kambing yang bagus dan enak dipandang mata. Sebagaimana

hadits yang artinya:

“Sesungguhnya Nabi Saw berkurban dua ekor gibas yang enak dipandang mata dan

bertanduk. Beliau menyembelih sendiri denagn membaca Basmalah sambil

bertakbir.” (HR Bukhari dan Muslim).

Seekor kambing merupakan hewan yang akan dikurbankan untuk satu

keluarga, meskipun mereka terdiri dari beberapa orang, berdasarkan ucapan Abu

Ayyub ra. “Sesungguhnya laki-laki dizaman Rasulullah Saw menyembelih kurban

untuknya danuntuk keluarganya.”7

Para ulama sepakat bahwa seekor kambing mencukupi untuk satu orang

danseekor unta atau sapi atau kerbau mencukupi tujuh orang, berdasarkan hadits dari

Jabir, yang artinya:

“Pada tahun perjanjian Hudaibiyyah kami menyembelih korban bersama Nabi Saw,

unta untuk tujuh orang, dan sapi untu tujuh orang.”8

7 Syaikh Abubakar Jabir al-Jaza-iri. Panduan Lengkap Ibadh SeorangMuslim. Jakarta: Pustaka Ibnu Umar. 2009. hlm. 346

Page 8: Makalah Qurban n Aqiqah

e. Usia Hewan yang Dikurbankan

Adapun usia hewan kurban, para ulama berpegang kepada sabda Nabi Saw

yang artinya:

“Jangan kalian sembelih sebagai hewan kurban, kecuali jika telah “mussinah”. Jika

kurban sukar memperolehnya, maka sembelihlah anak kambing.” (HR Muslim)

Dari hadits di atas dapat dipahamkan bahwa “musinnah” adalah unta yang

telah berusia lima tahun lebih, sapi atau kerbau yang telah berusia dua tahun lebih,

domba atau kambing yang berusia satu tahun lebih.

f. Waktu berkurban

Menyangkut waktu berkurban, para ulama berpegang kepada ayat berikut:

Firman Allah dalam Surat Al Hajj ayat 28:

Artinya:

28. “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka

menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah

berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian

daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang

sengsara dan fakir.”

Hari yang ditentukan ialah hari raya haji dan hari tasyriq, Yaitu tanggal 10,

11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah

binatang-binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

8 Ilmu Fiqh (Proyek Pembinaan Perguruan Tinngi Agama/IAIN di pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam). 1982. hlm. 495

Page 9: Makalah Qurban n Aqiqah

Sedangkan menyangkut waktu penyembelihan hewan kurban dimulai setelah

melaksanakan Sholat Id pada 10 Dzulhijjah dan sebelum matahari terbenam pada

hari-hari tasyriq. Sebagaimana sabda Nabi Saw yang artinya:

“Siapa yang menyembelih (hewan kurban) sebelum Shalat Id, maka

sesungguhnya ia menyembelih sesudah shalat ‘Id dan dua khutbah, maka

sesungguhnya sempurnalah ibadahnya dan ia telah mengikuti Sunah kaum

Muslimin.” (Muttafaq ‘Alahi).9

g. Yang Menyembelih Hewan Kurban

Para ulama sepakat bahwa orang yang menyembelih lebih baik orang

berkurban itu sendiri, dan boleh mewakilkan penyembelihan itu kepada orang lain.10

B. AQIQAH

1. Pengertian dan Dasar Hukum

Akikah berarti: Bulu, atau rambut anak yang baru lahir. Maksudnya,

hewan yang disembelih sehubungan dengan kelahiran seorang anak, sesuai

dengan ketentuan syara’.11 Dalam kaitannya dengan kelahiran sang bayi,

Rasulullah saw. bersabda:

�س�م�ى �ق� و� ي ل �خ� �ع�ه� و� ي اب �و�م� س� �ح� ي �ذ�ب �ق�ة� ت �ع�ق�ي �ة� ب �ي �ن ه�ي +و�د( ر� �ل- م�و�ل ك

“Tiap-tiap anak yang lahir tergadaikan dengan akikahnya, yang disembelih

pada hari ketujuh [dari kelahirannya], dan pada hari itu pula ia dicukur

rambutnya dan diberi nama.” (HR.Ashhab As-Sunan)

Dalam ajaran Islam terdapat ketentuan bahwa selain akikah, mencukur

dan memberi nama pada sang bayi, juga mengadzaninya ketika anak itu baru

lahir. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut:

9Hasan Saleh (Editor). Kajian FIQH Nabawi & FIQH Kontemporer. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2008. hlm.. 25810 Ilmu Fiqh (Proyek Pembinaan Perguruan Tinngi Agama/IAIN di pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam). 1982. hlm. 49811 Ibid., hlm 499

Page 10: Makalah Qurban n Aqiqah

�ه� مولود فأذن في أذنه اليمنى و أقام في أذنه اليسرى �د� ل م�ن� و�ل

لم تضره أم الصبيان

”Siapa yang mempunyai anak yan dilahirkan, kemudia ia adzan pada telinga

kananya dan iqomah di telinga kirinya, niscaya anak itu selamat dari

gangguan jin dan penyakit.” (HR Ibnu Sunni)

2. Ketentuan tentang hewan Akikah

Hewan yang akan disembelih sebagai aqiqoh, baik dari segi jenis, usia,

dan sifat-sifatnya yang harus bebas dari cacat, tidak berbeda dari hewan

kurban. Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa semua hewan yang

dijadikan hewan kurban, yaitu: unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba dapat

dijadikan hewan akikah. Namun menurut Mazhab Maliki, hewan akikah

hanyalah kambing dan domba. Mereka tidak menyebut binatang-binatang

yang lainnya. Dasar pendapatnya adalah hadits berikut:

أن النبي ص م عق عن الحسن و الحسين كبشا كبشا

“Nabi Saw. telah mengakikahi cucunya Hasan dan Husain, masing-

masing seekor gibas.” (HR Ashhab As-Sunan)

Pendapat Malik dan ulama-ulama lain ini dapat dikompromikan, yaitu:

akikah yang paling baik ialah dengan binatang kambing sesuai dengan

perbuatan Rasulullah saw tersebut.

3. Jumlah Hewan Akikah untuk Setiap Anak

Nabi saw. bersabda:

أن النبي ص م عق عن الحسن و الحسين كبشا كبشا

“Nabi Saw. telah mengakikahi cucunya Hasan dan Husain, masing-masing

seekor gibas.” (HR Ashhab As-Sunan)

Adapun hadits yang mengatakan bahwa Nabi Bersabda:

Page 11: Makalah Qurban n Aqiqah

عن أم كرزن الكعبية ر ض قال: سمعت رس@ول الل@ه ص م

يقول في القيقة: عن الغالم شاتان مكفئت@@ان و عن الجاري@@ة

شاة

“Ummu Karzan r.a berkata: aku pernah mendengar Rasulullah Saw.

bersabda: Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama besar, dan

untuk anak perempuan seekor kambing.” (HR Abu Daud)

Berdasarkan kedua hadits di atas ada beberapa pandangan dari

beberapa Imam, diantaranya12:

a. Imam Malik berpegang teguh pada hadits pertama, karena itu beliua

berpendapat bahwa anak laki-laki dan perempuan masing-masing mereka

diakikahkan dengan seekor kambing, sesuai dengan perbuatan Rasulullah

saw. dengan alasan hadits dari Ibnu Abbas dapat dimaknai sebagai bentuk

kebolehan. Karena menganalogikan sama dengan satu ekor domba jika

orang tua si bayi menyembelih sepertujuh sapi. Demikian juga, jika

seseorang menyembelih seekor unta atau sapi untuk mengaqiqahkan tujuh

orang anaknya.

b. Sedangkan Imam Syafi’I dan Hambali mengikuti hadits kedua karena itu

beliau berpendapat bahwa bagi anak laki-laki dua ekor kambing

sedangkan bagi anak perempuan seekor kambing.

4. Waktu Penyembelihan Hewan Akikah

Hewan aqiqah hendaknya disembelih pada hari ketujuh kelahirannya,

sebagaimana yang dikutip di muka, Rasulullah Saw. pernah bersabda:

كل مولود رهينية بعقيقة تذبح يوم سابعه و يخلق و يسمى

”Tiap-tiap anak yang lahir tergadaikan dengan akikahnya, yang disembelih

pada hari ketujuh [dari kelahirannya], dan pada hari itu pula ia dicukur

rambutnya dan diberi nama.” (HR.Ashhab As-Sunan)

12 Ibid., hlm 501

Page 12: Makalah Qurban n Aqiqah

Menurut mayoritas ulama, hadits di atas merupakan landasan akikah

itu hanya berlaku bagi anak kecil, yaitu dilaksanakan pada hari ketujuh dari

kelahirannya. Jika sibayi lahir pada malam hari, maka tujuh hari tadi dihitung

mulai dari keesokan harinya. Sementara itu menurut madzhab Maliki, jika si

bayi lahir sebelum fajar, maka hari itu dihitung sebagai hari pertama. Adapun

jika ia lahir sesuadah fajar, maka hari tersebut tidak dihitung sebagai hari

pertama. Akan tetapi, menurut versi lain dalam madzhab Maliki, baru dihitung

hari pertama jika si bayi lahir sebelum matahari tergelincir, sementara ia lahir

setelah tergelincirnya matahari maka tidak dihitung. Adapun waktu

penyembelihan, maka tergelincirnya matahari, dan tidak disunahkan

dilakukan pada malam hari.13

Sementara itu, madzhab syafi’I dan Hambali menegaskan bahwa

aqiqah dilakukan sebelum atau sesuadah hari ketujuh, maka tetap dibolehkan.

Selanjutnya, dalam madzhab Hambali dan Maliki disebutkan bahwa tidak

dibolehkan melakukan aqiqoh selain ayah si bayi, sebagaimana tidak

dibolehkan bagi seseorang mengaqiqahkan dirinya sendiri ketika sudah besar.

Alasanya, aqiqah disyari’atkan bagi sang ayah, sehingga tidak boleh bagi

orang lain melakukannya. Akan tetapi, sekelompok ulama madzhab Hambali

mengemukakan pendapat yang membolehkan seseorang mengaqiqahkan

dirinya sendiri.14 Pendapat ini bersandarkan pada hadits yang berbunyi:

عن أنس أن النبي ص م عق نفسه بعد ما بعث بالنبوة

“Dari Anas r.a berkata: bahwasannya Nabi saw mengaqiqahkan dirinya

setelah diangkat menjadi nabi (setelah berumur 40 tahun.” (HR Abu Daud)

Berdasarkan kedua hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

penyembelihan hewan akikah yang paling baik dilakukan pada hari ketujuh,

dari kelahiran anak tersebut, sedang bayi yang belum melakukannya, akikah

dapat dilaksanakan setelah usia dewasa.

13 Wahbah Az Zuhaili. Fiqh Islam wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani. 2007. Hlm. 29714 Ibid.,

Page 13: Makalah Qurban n Aqiqah

Mazhab Hambali berpendapat bahwa apabila aqiqah itu dilakukan

pada hari raya kurban (‘Idul Adha) maka waktu menyembelih aqiqah itu dapat

pula diniatkan melakasanakan korban15. Pendapat tersebut menganalogikan

dengan mandi untuk sholat Id (Idul Fitri atau Idul Adha) yang jatuh pada hari

Jum’at, mandi sholat jum’at tidak dilakukan lagi, karena sudah dilakukan

untuk sholat Id.

Setelah binatang aqiqoh itu disembelih, maka dagingnya dapat

dibagikan atau digunakan seperti pembagian dan penggunaan daging kurban,

yaitu dibagikan kepada fakir-miskin, keluarga, tetangga, atau dagingnya dapat

dimakan atau disimpan oleh orang yang beraqiqoh.

5. Tata Cara Pelaksanaannya

Setelah mengetahui hal-hal yang menjadi tuntunannya, maka perlulah

kita ketahui dan fahami bagaimana pelaksanaan penyembelihan hewan aqiqah

tersebut16.

Hal-hal yang perlu disiapkan adalah17:

a. Pisau atau pedang yang tajam

b. Benda lain semacam pisau yang dapat memotong urat nadi leher seperti

panah, peluru, potongan besi, batu pipih dan lain-lain.

Cara menyembelih:

a. Terlentangkan hewan yang akan disembelih dengan menghadap kiblat.

b. Bacalah basmalah dan niat kepada Allah

c. Potonglah urat nadi leher hewan yang akan disembelih

d. Biarkan darah mengalir dari urat nadi leher tersebut

e. Kuliti

f. Potonglah dan cincang-cincang sesuai kebutuhan

Tata Pelaksanaan Aqiqoh

1. Diawali membaca Basmalah

15 H.E. Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta, Rajawali Press, 2008, hlm. 26116 http://salamakikah.blogspot.com/2012/01/tata-cara-doa-aqiqah. Diakses pada tanggal 01Oktober 2013, pukul 16.3217 http://www.slideshare.net/RizalAlkasyani/tata-cara-penyembelihan-hewan-ternakakikahdan-kurban,. Di akses pada tanggal 01 Oktober 2013, pada pukul 16.52

Page 14: Makalah Qurban n Aqiqah

2. Membaca sholawat atas Nabi SAW

3. Membaca Takbir

4. Membaca Do'a Aqiqah :

“Bismillahir rohmaanir rahiim Allahumma minka wa ilayka aqiiqotu

fulaanin fa taqobbal minnii”

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Ya Allah dari Engkau dan untuk Engkau aqiqah fulan

(sebutkan nama anak yang diaqiqahi) ini aku persembahkan, maka

terimalah dariku.”

5. Kambing disembelih sendiri oleh ayah dari yang diaqiqahkan.

6. Daging dibagikan kepada fakir miskin dan tetangga dalam keadaan sudah

dimasak dahulu.

7. Pada hari itu anak diberi nama dan bersedekah dengan jumlah seberat

rambut bayi yang baru dicukur, bernilai 1/2 atau 1 dirham. Sebagian

ulama' berpendapat seberat timbangan rambut bayi dengan nilai

emas/perak.

Nabi SAW bersada :

, رأسه ويخلق فيه ويسمى سابعه يوم عنه تذبح بعقيقته رهينة غالم كل

Artinya: “Setiap bayi tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelih

untuknya di hari ketujuh, diberi nama dan dicukur rambutnya.”18

Dan Rasulullah memperjelasnya di dalam hadits lain yang artinya:

“Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata, Rasulullah SAW telah

mengaqiqahkan Hasan dengan seekor kambing, maka Nabi bersabda :

“Hai Fathimah, cukurlah rambutnya, bersedekahlah dengan perak

seberat rambutnya.” Kemudian Ali berkata lagi : Fathimah kemudian

menimbangnya satu dirham atau 1/2 dirham.” (HR. At-Turmudzi)

18 Syaikh Abubakar Jabir al-Jazairi. Panduan Lengkap Ibadah Seorang Muslim. Jakarta: pustaka Ibnu Umar. 2009. Hlm. 367

Page 15: Makalah Qurban n Aqiqah

Hikmah berkurban

1. Meneladani keikhlasan pengurbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Ibadah kurban merupakan syari’ah Nabi Ibrahim a.s. yang telah

dicontohkan oleh Qabil dan Habil, dua putera Nabi Adam a.s. dan oleh

Nabi Ibrahim beserta puteranya Nabi Isma’il a.s

Allah SWT berfirman dalam surat Al- Maidah ayat 27:

Artinya :

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil)

menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka

diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari

yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil:

"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang

bertakwa".

Dan firman Allah tentang kisah ppengurbanan Nabi Isma’il

a.s oleh ayahnya, Ibrahim a.s. dalm surat Al-Shaffah ayat

100-107 :

Page 16: Makalah Qurban n Aqiqah

Artinya :

Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-

orang yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak

yang Amat sabar[19]. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)

berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya

aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa

pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan

kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang

sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan

anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah

dia: "Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi

itu[20]Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang

yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan

Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.[21]

Demikianlah, kisah pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s.

yang diteruskan oleh Nabi Muhammad Saw. Dengan penyembelihan

hewan kurban pada setiap Idul Adha dan hari-hari tasryik. Dengan ibadah

kurban diharapkan umat islam ingat akan kepatuhan Nabi Ibrahim a.s. dan

19.Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.20 .Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.21 Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.

Page 17: Makalah Qurban n Aqiqah

Nabi Isma’il a.s. kepada Allah, sekalipun perintah itu berupa

penyembelihan anak yang sangat dicintai, belahan jiwanya sendiri. Atas

dasar itu diharapkan pula keikhlasan kedua anak dan bapak itu dijadikan

suri teladan dalam menghambakan diri kepada Allah.

2. Hari Raya ( Idul Adha ) Hari makan-makan

Melalui ibadah kurban (pemotongan hewan), diharapkan seluruh umat

islam, bahkan seluruh umat manusia, kaya maupun miskin bergembira

dihari raya Idul Adha menikmati daging kurban seraya memuji Allah.

Sebagaimana sabda Nabi Saw

و�ج�ل� ع�ز� ��ر�الله و�ذ�ك ب( ر� و�ش� �ل( �ك ا �ام� اي ه�ى� �م�ا �ن ا

“Sesungguhnya ini adalah hari-hari makan dan minum dan mengingat

Allah ‘Azza wa jalla.”

3. Sebagai sarana membangun ketakwaan;

4. Mendidik agar jangan cinta buta pada dunia (hubbuddunya);

5. Sebagai ibadah yang memproleh pahala besar dan berbagai kebajikan;

6. Ibadah kurban dimaksudkan Agar dapat mendekatkan diri kepada Allah;

Hikmah Akikah

Untuk mensyukuri nikmat Allah SWT karena telah dikaruniai seorang

anak, dan sebgai wasilah (sarana) kepada Allah SWT. dalam menjaga anak

dan mengasuhnya, membiasakan diri bersikap dermawan, serta dalam rangka

membahagiakan anggota keluarga, karib kerabat dan kawan-kawan dengan

menghimpun mereka pada sebuah hidangan, sehingga akan bersemi kasih

sayang.

Page 18: Makalah Qurban n Aqiqah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Qurban

Page 19: Makalah Qurban n Aqiqah

“Kurban” (ان� ب (ق�ر� atau “udlhiyah” (ة� �ض�حي ,(أ jamak dari “dlahiyah”,

adalah penyembelihan hewan di pagi hari. Yang dimaksudkan ialah

mendekatkan diri ( atau التقرب) beribadah kepada Allah dengan cara

menyembelih hewan tertentu pada Hari raya Haji (Idul Adha) dan tiga hari

tasyriq berikutnya, yaitu 11, 12, 13, Dzulhijjah, sesuai dengan ketentuan

syara’.

Hukum berkurban itu adalah sunnah muakad bagi setiap kaum muslimin

yang mampu melaksanakannya.

Hikmah berkurban

1. Meneladani keikhlasan pengurbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

2. Hari Raya ( Idul Adha ) Hari makan-makan

3. Sebagai sarana membangun ketakwaan;

4. Mendidik agar jangan cinta buta pada dunia (hubbuddunya);

5. Sebagai ibadah yang memproleh pahala besar dan berbagai kebajikan;

6. Ibadah kurban dimaksudkan Agar dapat mendekatkan diri kepada Allah

2. AQIQAH

Akikah berarti: Bulu, atau rambut anak yang baru lahir. Maksudnya,

hewan yang disembelih sehubungan dengan kelahiran seorang anak, sesuai

dengan ketentuan syara’

Tata Pelaksanaan Aqiqoh

1. Diawali membaca Basmalah

2. Membaca sholawat atas Nabi SAW

3. Membaca Takbir

4. Membaca Do'a Aqiqah

5. Kambing disembelih sendiri oleh ayah dari yang diaqiqahkan.

6. Daging dibagikan kepada fakir miskin dan tetangga dalam keadaan

sudah dimasak dahulu.

Page 20: Makalah Qurban n Aqiqah

7. Pada hari itu anak diberi nama dan bersedekah dengan jumlah seberat

rambut bayi yang baru dicukur,

Hikmah Akikah

Untuk mensyukuri nikmat Allah SWT karena telah dikaruniai seorang

anak, dan sebgai wasilah (sarana) kepada Allah SWT. dalam menjaga anak

dan mengasuhnya, membiasakan diri bersikap dermawan, serta dalam rangka

membahagiakan anggota keluarga, karib kerabat dan kawan-kawan dengan

menghimpun mereka pada sebuah hidangan, sehingga akan bersemi kasih

sayang.

DAFTAR RUJUKAN

Page 21: Makalah Qurban n Aqiqah

Saleh Hasan (Editor). Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. 2008.

Ilmu Fiqh (Proyek Pembinaan Perguruan Tinngi Agama/IAIN di pusat Direktorat

Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam). 1982.

Az Zuhaili Wahbah. Fiqh Islam wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani. 2007.

Syaikh Abubakar Jabir al-Jazairi. Panduan Lengkap Ibadah Seorang Muslim. Jakarta:

pustaka Ibnu Umar. 2009.

http://salamakikah.blogspot.com/2012/01/tata-cara-doa-aqiqah.

http://www.slideshare.net/RizalAlkasyani/tata-cara-penyembelihan-hewan-

ternakakikahdan-kurban,.