makalah sistem endokrinologi
TRANSCRIPT
i
MAKALAH
SISTEM ENDOKRINOLOGO
Di Susun oleh :
1. AYU MEGASARI (141540134010004)
2. EVA FERONIKA (141540134230026)
3. LILIS ANGGRAINI (141540134380041)
4. RISCHA AHADIYAH (141540134580061)
5. MUTA ALIYAH (141540134470050)
6. NELY RAHAYU (141540134480051)
7. WIDI INDRIYANI (141540134750078)
8. DESI DARYANTI .A (141540134060009)
PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO 2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah ini dengan judul “SISTEM Endokrin”.
Makalah ini disusun sesederhana mungkin agar lebih muda dipahami
tentang bagaimana proses kerja dari saraf dan indra kita. Tanpa kita sadari betapa
sangat berartinya organ tubuh kita, dari itu kita harus tahu bagaimana kerja sistem
tubuh kita dalam memenuhi kebutuhan diri kita sendiri. Penulis mengharapkan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan tentang sistem
endokrin. Selain itu makalah ini juga sebagai syarat tugas dari mata kuliah
kebidanan dasar 1.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat memberi manfaat
kepada para pembaca sebagai dasar untuk lebih memudahkan dalam mempelajari
Biologi lebih lanjut. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan mudah karena
dukungan dan doa yang telah diberikan,kami mengucapkan banyak terima kasih.
Segala saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan dan
dengan ini diucapkan banyak terima kasih. Wassalam.
Purwokerto, 3 November 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Endokrinologi (endocrynology) : ilmu tentang kelenjar endokrin pada
manusia dan vertebrata lainnya, khususnya mengenai hormon yang dihasilkan
dan pengaruhnya terhadap proses dalam tubuh.
Ruang lingkup Endokrinologi: Membahas tentang konsep-konsep
endokrinologi, biosintesis, mekanisme kerja dan metabolisme hormon;
mekanisme umpan balik, koordinasi dan integrasi sistem endokrin pada hewan
dalam proses perkembangan, pertumbuhan, reproduksi dan osmoregulasi;
interaksi antara faktor-faktor lingkungan dengan sistem endokrin.
1. Rumusan Masalah
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrinologi evolusi
endokrinologi?
3. klasifikasi hormone
4. pengangkutan hormone
5. pengaturan hormone
B. TUJUAN
“Dengan adanya makalah tentang sistem endokrinologi ini diharapkan
kita lebih dapat memahami tentang endokrinologi itu sendiri sekaligus untuk
menambah wawasan yang akan menunjang pengetahuan kita”
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Endokrinologi
Endokrinologi (endocrynology) : ilmu tentang kelenjar endokrin pada
manusia dan vertebrata lainnya, khususnya mengenai hormon yang dihasilkan
dan pengaruhnya terhadap proses dalam tubuh.
Ruang lingkup Endokrinologi: Membahas tentang konsep-konsep
endokrinologi, biosintesis, mekanisme kerja dan metabolisme hormon;
mekanisme umpan balik, koordinasi dan integrasi sistem endokrin pada hewan
dalam proses perkembangan, pertumbuhan, reproduksi dan osmoregulasi;
interaksi antara faktor-faktor lingkungan dengan sistem endokrin.
Manfaat Endokrinologi
1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang
diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada
usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral
dan air.
B. Evolusi Endokrinologi
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat)
dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih
kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik.
Ruang lingkup: konsep evolusi, teori evolusi, ciri-ciri proses evolusi,
bukti evolusi.
Manfaat Evolusi
3
1. Pangan: untuk mencari bibit-bibit unggul tanaman pangan, hewan, ikan,
mikroba pangan/untuk mengetahui asal-asul penyakit pada sumber pangan
dan pola penyebarannya/untuk memahami resistensi penyakit tanaman
terhadap pestisida
2. Kesehatan: untuk memahami pola penyebaran penyakit/resistensi mikroba
terhadap antibiotik dan penyakit-penyakit genetis/pengembangan vaksin
3. Lingkungan, untuk memahami dampak perubahan lingkungan bagi
mahluk hidup/manajemen dan konservasi lingkungan/memahami pola
perkembangbiakan, penyebaran dan kepunahan mahluk hidup.
4. Bioteknologi, prinsip-prinsip Biologi Evolusi membantu dalam
menemukan enzim-enzim, protein sintetis dan senyawa-senyawa organik
lainnnya/untuk memahami teknik-teknik genetika.
C. KLASIFIKASI HORMON
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin .
Kelenjar endokrin ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran
keluar, sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran
darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon
akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon
berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya
merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Hormon berperan
dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi,
mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku.
Hormon umumnya mempunyai ciri -ciri tertentu yaitu : Diproduksi dan
disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah tertentu, Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat
di sel target, Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus, dan Memiliki
pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi
beberapa sel target berlainan.
4
1. Reseptor Hormon
Seperti yang kita ketahui, bahwa hormon akan di salurkan ke sel
target melalui pembuluh darah, untuk dapat sampai ke sel target, hormon
haruslah terlebih dahulu terikat dengan reseptor yang terdapat pada sel
target.
Reseptor Hormon adalah Molekul pengenal spesifik dari hormon
sebelum berikatan dengan sel target sebelum hormon memulai efek
biologiknya pada sel target. Umumnya pengikatan Hormon Reseptor ini
bersifat reversibel dan nonkovalen. Reseptor hormon bisa terdapat pada
permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler.
Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal
pembentukan senyawa yang disebut sebagai second messenger (hormon
sendiri dianggap sebagai first messenger) Jika hormon sudah berinteraksi
dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa
komunikasi intraseluler dimulai. Hal ini dapat melibatkan reaksi
modifikasi seperti fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh pada
ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan
dilepaskannya zat-zat pengatur. Tabel aktivutas tubuh yang dikendalikan
oleh hormon dan jenis hormon yang mengendalikannya.
2. Semua hormon umumnya memperlihatkan adanya kesamaan sifat.
Bebrapa sifat yang umum diperhatikan oleh hormon ialah sebagai
berikut.
a. Hormon polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang
belum aktif ( disebut sebagai prohormon), contohnya
proinsulin.prohormon memiliki rantai yang lebih panjang dari pada
aktifnya.
b. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat
rendah dan sebagai hormon berumur pendek.
c. Beberapa jenis hormon ( misalnya adrenalin ) dapat segara bereaksi
dangan sel sasaran, sedangkan hormon yang lain ( contohnya estrogen
5
dan tiroksin) bereaksi secara lambat. Adrenalin bereaksi dengan sel
sasaran hanya dalam waktu beberapa detik, sedangkan estrogen dan
tiroksin memerlukan waktu beberapa jam sampai beberapa hari.
d. Pada sel sasaran, hormon akan berikatan dengan resptornya.
e. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua.
3. Struktur Dasar Hormon Secara Kimiawi
a. Derivat asam amino : dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal
dari jaringan nervus medulla suprarenal dan neurohipofise, contoh
epinefrin dan norepinefrin. Amina: hormon sederhana ini merupakan
variasi susunan asam amino tirosin. Kelompok ini meliputi tiroksin
dari kelenjar tiroid, epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal
b. Petide /derivat peptide : dibuat oleh kelenjar buntuyang berasal dari
jaringan alat pencernaan. Protein: hormon ini merupakan rantai asam
amino.Insulin dari pankreas, hormon pertumbuhan dari kelenjar
hipofisis anterior, kalsitonin dari kelenjar tiroid semuanya merupakan
protein.Rantai pendek asam amino disebut peptida. Hormon
antidiuretik dan oksitosin yang disintesis oleh hipotalamus, merupakan
hormon peptida.
c. Steroid : dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal darimesotelium,
contoh hormon testes, ovarium dan kortekssuprarenal. Steroid:
kolesterol merupakan prekursor hormon steroid, yang meliputi kortisol
dan aldosteron dari korteks adrenal, estrogen dan progesteron dari
ovarium, dan testosteron dari testis.
4. Mekanisme Aksi Hormon
Pada bagian terdahulu telah di bicarakan bahwa untuk dapar
memperlihatkan epek biologis, suatu hormon harus berintraksi dengan sel
sasaran melalui reseptor khusus bagi hormon tersebut. Reseptor khusus ini
di sebut reseptor hormon. Interaksi hormon dengan sel sasaran biasanya
terjadi melalaui pembentukkan kompleks hormon-reseptor. Reseptor
hormon pada sel sasaran umumnya beberapa molekul protein besar dengan
6
bentuk tiga dimensi yang unik. Reseptor tersebut hanya akan berkaitan
dengan hormon tertentu atau analognya, yaitu senyawa lain yang
mempunyai gugus fungsional sangat mirip dengan gugus fungsional
hormon yang di maksud.
Khususan kerja hormon dapat diketahui dari kenyataan bahwa
suatu jenis hormon hanya dapat mempengaruhi sel tertentu. Kemampuan
suatu hormon mempengaruhi sel sasaran ditentukan oleh keberadaan
reseptor khusus untuk hormon tersebut pada sel. Apabila tidak memiliki
reseptor khusus untuk suatu jenis hormone, suatu sel tidak akan tanggap
terhadap hormon yang dimaksud, sekalipun hormon tersebut ada di
dekatnya. Pernyataan tersebut dapat digunakan untuk memberikan
penjelasan atas pernyataan “Mengapa hormon yang ada dalam sirkulasi
darah hanya mempengaruhi sel-sel tertentu saja walaupun hormon
tersenbut beredar di seluruh cairan tubuh”
5. Reseptor Hormon pada Membran
Reseptor untuk hormone pada suatu sel dapat terletak pada
membran atau sitoplasma. Reseptor hormon yang terdapat pada mambran
biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Contoh
jenis hormon ini dapat dilihat pada tabel klsifikasi
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh
hormon dengan cara kerja seperti di atas.
a. perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan
proses metabolisme tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
b. Pengaktifan mekanisme transpor aktif : proses transpor aktif sangat
penting bagi sel untuk memasukkan atau mengeluarkan suatu zat.
c. Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas
pembentukan mikrotubulus dapat memengaruhi berbagai peristiwa
yang tergantung padanya antara lain penggerakan ameba dan mitosis
sel.
7
d. Pengubahan aktivitas metabolisme DNA : pengubahan aktivitas
metabolisme DNA dapat memengaruhi proses pertumbuhan atau
pembelahan sel.
Reseptor Hormon pada Sitoplasma ( Reseptor Sitosolik )
Reseptor sitosolik merupakan reseptor hormon yang terdapat dalam
sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik ialah
hormone steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat
mudah larut dalam lipid sahingga mudah melewati mambran sel sasaran.
Diperkirakan, hormon tersebut sampai pada sel sasaran dalam keadaan
berikatan dengan beberapa jenis molekul pengemban.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu
berikatan dengan pengembannya. Pada suatu saat, hormon akan terlepas
dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel
sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor yang aktif. Kompleks
tersebut mempunyai daya gabung (afinitas) yang sangat tinggi terhadap
DNA sehingga setelah masuk ke inti akan segera berkombinasi dengan
DNA. Hal ini lah yang mengawali transkripsi DNA. Tempat pembentukan
ikatan kompleks hormon-reseptor pada DNA tidak diketahui dengan pasti,
tetapi diduga terjadi pada bagian DNA yang disebut daerah promoter akan
merangsang gen tertentu untuk aktif (on) atau pasif (off).
D. PENGAGKUTAN HORMON
1. Hormon diedarkan ke seluruh tubuh melalui jaringan saraf dan
berlangsung cepat
2. Hormon diangkut dari kelenjar buntu dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh
darah berlangsung lambat
3. Hormon beredar bersamaan peredaran darah menuju jaringan dan organ-
organ tertentu
4. Hormon diedarkan oleh pembuluh limpe dari kelenjar buntu menuju
jaringan dan organ tertentu
8
E. PENGATURAN HORMON
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan
oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak
kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol
kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari
untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus
anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls
saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan
yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau
ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam
proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan
melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan
tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh
dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan
menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu
kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja
hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang
lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-
kelenjar lain. Sebagian besar informasi tentang tubuh manusia ada di
hipotalamus. Hipotalamus menerjemahkan informasi ini, mengambil
keputusan penting, dan memerintahkan sel-sel menjalankan keputusannya.
terlihat letak hipotalamus di otak. Kekuasaan maha hebat Allah yang
menyebabkan hipotalamus mampu membuat keputusan penting.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrinologi dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif
untuk mengatur aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan
hormon yang kan mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh
organ ndokrinologi sejati atapun oleh neurosekretori. Hormon dapat
diklasifikasi menjadi 3 yaitu steroid,peptida, dan turunan tirosin.
Timbulnya tanggapan hayati pada sel target akibat rangsang hormon
relatif lebih lambat jika dibandingkan dengan tanggapan yang timbul akibat
rangsang saraf. Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh
tersebut berkaitan erat dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang
sesuai dengan hormon tetentu. Reseptor hormon ada yang terdapat di
membran sel.
Sistem ndokrinologi pada invertebrata masih sederhana dan organ
endokrin yang dimiliknya pada umunya berupa organ neuroendokrin.
Sedangkan sistem endokrin pada vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin
yang dimiliki vertebrata pada umumnya berupa organ dokrinologi klasik
terdiri atas organ endokrin pusat dan tepi.
B. Saran
Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu
juga dengan makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait
kami mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Amiin.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Endokrinologi
http://kamuskesehatan.com/arti/endokrinologi/
Akses di Internet . 11 Oktober. 05.00. http://celo – biologi. Endokrin.com
http://konsepbiologi.wordpress.com/2013/04/21/sistem-hormon-endokrinologi/
Akses di Internet. 13 Oktober. 05.00. http:// id.Wikipedia.org/wiki/Sistem
Hormon
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.
Tim Penyusun. 2003. Biologi SMA. Klaten: Intan Pariwara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon
http://chetyachemist.blogspot.com/2011/05/pengaturan-produksi-hormon.html
http://reps- id.com/peranan-dan-fungsi-hormon-dalam-tubuh/