makalah sp blok 18
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
1/11
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap tahunnya 40juta orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena faringitis.
Banyak anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan
atas termasuk faringitis. Secara global di dunia ini viral faringitis merupakan penyebab utama
seseorang absen bekerja atau sekolah. National Ambulatory Medical Care Survey menunjukkan
200 kunjungan ke dokter tiap 1000 populasi antara tahun 1980-1996 adalah karena viral
faringitis.
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan akibat infeksi
maupun non infeksi. Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang yang
menderita faringitis. Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya
tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan.
1
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
2/11
BAB 2
PEMBAHASAN
ANAMNESA
Anamnese adalah wawancara yang dilakukan seorang dokter untuk mendapatkan informasi
atau keterangan tentang penyakit yang diderita seorang pasien. Anamnese terbagi atas 2
golongan, yaitu Auto Anamnese dan Allo Anamnese.
1. Auto anamnese:
Keterangan tentang penyakit diberikan langsung kepada pasien yang meminta
pengobatan.
2. Allo anamneses
Keterangan tentang penyakit pasien didapatkan dari orang lain atau keluarga yang
membawanya kedokter untuk mendapatkan pengobatan atau pertolongan.
Perihal yang perlu ditanyakan baik secara auto ananmnese ataupun allow anamnse adalah
perihal sebagai berikut :
Keluhan utama dan keterangan tambahan lainnya
Riwayat /pengobatan terdahulu
Riwayat keluarga yang merokok
Penyakit penyerta lainnya
Tindakan bedah yg pernah dialami
Riwayat keluarga
Status sosial ekonomi
2
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
3/11
Pemeriksaan fisik
Yang terutama pada faringitis yaitu pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan THT. Pada
pemeriksaan tenggorokan, dapat ditemukan adanya :
Eksudat dan kemerahan pada tonsil
Bercak kemerahan pada palatum molle, tampakan lidah seperti stroberi dengan papila
yang merah dan lidah yang keputihan
Limfadenopati servikal
Pada pemeriksaan paru, dapat ditemukan beberapa tanda klinis pada pasien dengan
riwayat demam reumatik, yaitu pembengkakan sendi, nyeri, nodul subkutan, eritema
marginatum, atau murmur jantung.
Pemeriksaan penunjang
Kultur swab tenggorokan; merupakan tes gold standard. Jenis pemeriksaan ini sering
dilakukan. Namun, pemeriksaan ini tidak bisa membedakan fase infektif dan kolonisasi,
dan membutuhkan waktu selama 24 48 jam untuk mendapatkan hasilnya.
Tes infeksi jamur, menggunakan slide dengan pewarnaan KOH
Tes Monospot, merupakan tes antibodi heterofil. Tes ini digunakan untuk mengetahui
adanya mononukleosis dan dapat mendeteksi penyakit dalam waktu 5 hari hingga 3
minggu setelah infeksi
Tes deteksi antigen cepat; tes ini memiliki spesifisitas yang tinggi namun sensitivitasnya
rendah
Heterophile agglutination assay2,3
3
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
4/11
DIAGNOSIS KERJA
Faringitis Bakterial
Nyeri kepala yang hebat, muntah, kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang
tinggi dan jarang disertai dengan batuk. Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan
tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak
petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal dan nyeri
pada penekanan.
Gambar 2.4. Streptococcal Pharyngitis
Faringitis akibat infeksi bakteri streptococcus group A dapat diperkirakan dengan
menggunakan Centor criteria, yaitu : - demam
- Anterior Cervical lymphadenopathy
- Tonsillar exudates
- absence of cough
Tiap kriteria ini bila dijumpai diberi skor 1. bila skor 0-1 maka pasien tidak mengalami faringitis
akibat infeksi streptococcus group A, bila skor 1-3 maka pasien memiliki kemungkian 40%
4
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
5/11
terinfeksi streptococcus group A dan bila skor 4 pasien memiliki kemungkinan 50% terinfeksi
streptococcus group A.3
DIAGNOSIS BANDING
Faringitis Viral
Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan menimbulkan
faringitis. Demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorokan dan sulit menelan. Pada pemeriksaan
tampak faring dan tonsil hiperemis. Virus influenza, Coxsachievirus, dan cytomegalovirus tidak
menghasilkan eksudat. Coxsachievirus dapat menimbulkan lesi vesicular di orofaring dan lesi
kulit berupa maculopapular rash. 3,5
Gambar 2.4. Viral Pharyngitis
Adenovirus selain menimbulkan gejala faringitis, juga menimbulkan gejala konjungtivitis
terutama pada anak. Epstein-Barr virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai produksi
eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama
retroservikal dan hepatosplenomegali. Faringitis yang disebabkan HIV menimbulkan keluhan
nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual dan demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis,
terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah.
5
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
6/11
Faringitis Fungal
Keluhan nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Pada pemeriksaan tampak plak putih di
orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis.
LaringitisLaryngitis adalah peradangan yang terjadi pada pita suara anda (larynx) karena terlalu
banyak digunakan, karena iritasi atau karena adanya infeksi. Biasanya pita suara anda akan
membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran yang
terbentuk. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara anda akan meradang atau terjadi iritasi pada pita
suara anda. Pita suara tersebut akan membengkak, menyebabkan terjadinya perubahan suara
yang diproduksi oleh udara yang lewat melalui celah diatnara keduanya. Akibatnya, suara anda
akan terdengar serak. Pada beberapa kasus laringitis, suara anda akan menjadi sangat lemah
sehingga tidak terdengar.
Tanda-tanda dan gejala lain adalah sebagai berikut:
1. Suara serak
2. Suara pelan
3. Rasa gatal dan kasar di tenggorokan
4. Sakit tenggorokan
5. Tenggorokan kering
6. Batuk kering5
GEJALA KLINIS
6
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
7/11
Tanda dan gejala faringitis bakterialis termasuk membran mukosa sangat merah dan
tonsil berwarna kemerahan, serta disertai perbesaran serta tekan tekan. Demam dan sakit
tenggorok juga bisa timbul. Serak dan batuk bukan hal yang tidak umum. Baik pada infeksi virus
maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang
melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna
keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
Demam
pembesaran kelenjar getah bening di leher
peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih
merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri. Infeksi bakteri memang tidak sesering
infeksi virus, tetapi dampaknya bisa lebih serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan
oleh bakteri jenis streptokokus sehingga disebut radang streptokokus. Seringkali seseorang
menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang 2-7 hari
sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung atau tenggorokan.
Kenali gejala umum radang streptokokus berikut:
tonsil dan kelenjar leher membengkak
bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak-bercak putih.
demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai rasa menggigil
sakit waktu menelan.
Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman
streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka penyakit akan bertambah parah
dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik.
Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang kemudianmengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya sembuh sendiri sekitar 1
minggu begitu tubuh anda membentuk antibodi melawan virus tersebut.2,3
PATOGENESIS
7
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
8/11
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung
menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi lapisan
epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat.
Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan
dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi
lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau
jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior,
atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti
Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat
sekresi nasal.
Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan
extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena
fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan sarkolema
pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung. Selain
itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus terganggu akibat
terbentuknya kompleks antigen-antibodi.2
ETIOLOGI
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan akibat infeksi
maupun non infeksi. Banyak microorganism yang dapat menyebabkan faringitis, virus (40-60%)
bakteri (5-40%). Respiratory viruses merupakan penyebab faringitis yang paling banyak
teridentifikasi dengan Rhinovirus (20%) dan coronaviruses (5%). Selain itu juga ada Influenza
virus, Parainfluenza virus, adenovirus, Herpes simplex virus type 1&2, Coxsackie virus A,
cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus (EBV). Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan
terjadinya faringitis.
Faringitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya oleh grup S.pyogenes dengan 5-15%
penyebab faringitis pada orang dewasa. Group A streptococcus merupakan penyebab faringitis
yang utama pada anak-anak berusia 5-15 tahun, ini jarang ditemukan pada anak berusia
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
9/11
Bakteri penyebab faringitis yang lainnya (
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
10/11
seseorang absen bekerja atau sekolah. National Ambulatory Medical Care Survey menunjukkan
200 kunjungan ke dokter tiap 1000 populasi antara tahun 1980-1996 adalah karena viral
faringitis. Viral faringitis menyerang semua ras, etnis dan jenis kelamin. Viral faringitis
menyerang anak-anak dan orang dewasa dan lebih sering pada anak-anak. Puncak insidensi
bacterial dan viral faringitis adalah pada anak-anak usia 4-7tahun. Faringitis yang disebabkan
infeksi grup a streptococcus jarang dijumpai pada anak berusia
-
8/3/2019 Makalah SP Blok 18
11/11
4. Mansjoer, A (ed). 2005. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok : Tenggorok
dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. FK UI.Jakarta; 118.
5. Nizar NW, Mangunkusumo E. 2000. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Edisi 4. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
11