makalah spt 2

7
I. TINJAUAN PUSTAKA I.2 SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integrated Corp Management (ICM) adalah upaya untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan dengan memperhatikansumber daya yang tersedia serta kemauan dan kemampuan petani (Irawan, 2008). Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan system budidaya tanaman dan pengendalian hama penyakit yang terintegrasi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padiyang optimal serta terjaminnya keseimbangan agroekosistem yang berkelanjutan. Sedangkan, pengelolaan ternak terpadu untuk peternakan dan/atau sistem/pola pertanian terpadu dimana ada hubungan timbal-balik antara pertanian dan peternakan (Iskandar, 2008). Ciri utama integrasi tanaman ternak adalah adanya sinergisme atau keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. Petani memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk tanamannya, kemudian memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak (Reijntjes et al., 1999 dalam Ismail dan Andi Djayanegara, 2004). Adnyana, et al. (2003) menunjukkan bahwa model CLS yang dikembangkan petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur mampu

Upload: ahma93

Post on 18-Dec-2014

43 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SPT 2

I. TINJAUAN PUSTAKA

I.2 SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integrated Corp Management  (ICM)

adalah upaya untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi pangan secara

berkelanjutan dengan memperhatikansumber daya yang tersedia serta kemauan dan

kemampuan petani (Irawan, 2008).

 Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan system budidaya tanaman dan

pengendalian hama penyakit yang terintegrasi untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas padiyang optimal serta terjaminnya keseimbangan agroekosistem yang

berkelanjutan. Sedangkan, pengelolaan ternak terpadu untuk peternakan dan/atau

sistem/pola pertanian terpadu dimana ada hubungan timbal-balik antara pertanian dan

peternakan (Iskandar, 2008).

Ciri utama integrasi tanaman ternak adalah adanya sinergisme atau keterkaitan

yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. Petani memanfaatkan kotoran

ternak sebagai pupuk organik untuk tanamannya, kemudian memanfaatkan limbah

pertanian sebagai pakan ternak        (Reijntjes et al., 1999 dalam Ismail dan Andi

Djayanegara, 2004).

Adnyana, et al. (2003) menunjukkan bahwa model CLS yang dikembangkan petani

di Jawa Tengah dan Jawa Timur mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik 25-35

persen dan meningkatkan produktivitas padi 20-29 persen.

Page 2: MAKALAH SPT 2

BAB II

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi serta wawancara dengan Bapak Dulmanan, seorang

petani dan juga seorang peternak, yang bertempat tinggal di Petung Sewu RT.2, RW.1,

Malang. Bapak Dulmanan memiliki luas area pertanian sekitar 7000 m2, dan luas areal

peternakan sekitar 200m2. Dimana luas area pertaniannya terbagi menjadi 2000m2 dan

5000m2 untuk tanaman tebu. Seluruh tanah yang dimiliki oleh Bapak Dulmanan

merupakan warisan dari orang tuanya yang dulunya juga sebagai petani.

Komoditi pertanian yang diproduksi oleh bapak Dulmanan adalah rumput gajah

sebagai pakan ternak, jagung dan tebu untuk dijual serta tebon jagung atau pucuk tebu

dapat juga digunakan sebagai pakan ternak. Bapak Dulmanan juga memiliki 3 ekor sapi

potong, dimana kotoran dari sapi beliau gunakan untuk pupuk kandang.

Menurut Irawan (2008), pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integrated Corp

Management  (ICM) adalah upaya untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

produksi pangan secara berkelanjutan dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia

serta kemauan dan kemampuan petani.

 Sedangkan menurut Iskandar (2008), Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

merupakan system budidaya tanaman dan pengendalian hama penyakit yang terintegrasi

untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padiyang optimal serta terjaminnya

keseimbangan agroekosistem yang berkelanjutan. Sedangkan, pengelolaan ternak terpadu

untuk peternakan dan/atau sistem/pola pertanian terpadu dimana ada hubungan timbal-

balik antara pertanian dan peternakan.

Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (SITT) adalah intensifikasi sistem usahatani

melalui pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara terpadu dengan komponen

ternak sebagai bagian kegiatan usaha. Tujuan pengembangan SITT adalah untuk

meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian untuk

mewujudkan suksesnya revitalisasi pembangunan pertanian. Limbah ternak (kotoran sapi)

Page 3: MAKALAH SPT 2

diproses menjadi kompos & pupuk organik granuler serta biogas; limbah pertanian (jerami

padi, batang & daun jagung, pucuk tebu).

Ciri utama integrasi tanaman ternak adalah adanya sinergisme atau keterkaitan

yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. Bapak Dulmanan telah

memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk tanamannya, kemudian

memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak.

Pada model integrasi tanaman ternak, Bapak Dulmanan mengatasi permasalahan

ketersediaan pakan ternak dengan memanfaatkan limbah tanaman seperti jerami jagung

atau pucuk tebu. Kelebihan dari adanya pemanfaatan limbah adalah disamping mampu

meningkatkan “ketahanan pakan” khususnya pada musim kemarau, juga mampu

menghemat tenaga kerja dalam kegiatan mencari rumput, sehingga memberi peluang bagi

petani untuk meningkatkan jumlah skala pemeliharaan ternak.

Bapak Dulmanan juga memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik

disamping mampu menghemat penggunaan pupuk anorganik, juga sekaligus mampu

memperbaiki struktur dan ketersediaan unsur hara tanah. Dampak ini terlihat dengan

meningkatnya produktivitas lahan. Hasil kajian Adnyana, et al. (2003) menunjukkan bahwa

model CLS yang dikembangkan petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur mampu mengurangi

penggunaan pupuk anorganik 25-35 persen dan meningkatkan produktivitas padi 20-29

persen.

Page 4: MAKALAH SPT 2

KESIMPULAN

Sistem produksi tanaman-ternak adalah dimana ada lebih dari satu

komoditi yang saling berinteraksi dan memberi keuntungan, baik antara

tanaman pangan, tanaman pakan dan ternak itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, et al. 2003. Pengkajian dan Sintesis Kebijakan Pengembangan

Peningkatan Produktivitas Padi dan Ternak (P3T) ke Depan. Laporan

Teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Litbang

Pertanian. Bogor.

Iskandar, Rully. 2008. Pengembangan Teknologi Sistem Integrasi Tanaman-Ternak

Model Zero Waste. http://porotani.wordpress.com. Diakses pada 28 April

2013.

Ismail I.G dan A. Djajanegara. 2004. Kerangka Dasar Pengembangan SUT Tanaman

Ternak (Draft). Proyek PPATP. Jakarta.

Irawan, Bambang. 2008. Pengelolaan Limbah Peternakan Terpadu dan Agribisnis

yang Berwawasan Lingkungan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan

dan Veteriner. Bandung.

Sunaryo dan Laxman Joshi . 2003 . PERANAN PENGETAHUAN EKOLOGI LOKAL ALAM SISTEM AGROFORESTRI. World Agroforestry Centre (ICRAF): Bogor.