mankeu "pendanaan jangka panjang"

23
Awad Zam’i Z (1210108031) Mohammad Hamzah (1210108032) Fauzan Alfarizi (1210108036) III SA-6 Seto Wibisono (1210108038) BAB 9 & 10 PENDANAAN JANGKA PANJANG Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan perusahaan. A. Instrumen Utang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang timbul saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu : a. Hutang Hipotik Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam

Upload: awad-zamzam

Post on 21-Jul-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Awad Zam’i Z (1210108031)

Mohammad Hamzah (1210108032)

Fauzan Alfarizi (1210108036)

III SA-6 Seto Wibisono (1210108038)

BAB 9 & 10

PENDANAAN JANGKA PANJANG

Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa

dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan

dengan alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan

perusahaan.

A. Instrumen Utang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus

dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau hutang yang jatuh temponya lebih dari satu

tahun. Hutang jangka panjang timbul saat skala operasional perusahaan berkembang atau

dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana.

Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :

a. Hutang Hipotik

Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang

dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang

dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada

waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian

diperhitungkan dengan hutang.

b. Hutang Obligasi

Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran

surat - surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi

dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan

ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.

Page 2: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

B. Penilaian Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangka

waktu obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek yaitu satu tahun, ada juga yang

jangka panjang yaitu 30 tahun. Bahkan ada yang namanya obligasi consol, yakni obligasi

yang jangka waktu jetuh temponya tidak terbatas. Obligasi mempunyai ciri pembayaran

bunga yang bersifat tetap untuk setiap periodenya. Beberapa istilah kunci yang berkaitan

dengan obligasi adalah sebagai berikut:

a. Nilai nominal (Par Value)

Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai tersebut

mencerminkan harga yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh

tempo.

b. Kupon tingkat bunga

Kupon tingkat bunga adalah tingkat bunga (dalam persentase berdasarkan nilai

nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi.

c.  Jatuh tempo

Jangka waktu atau jatuh tempo suatu obligasi biasanya ditetapkan dalam satuan tahun.

Pada saat jatuh tempo penerbit obligasi mempunyai kewajiban untuk melunasi

pemegang obligasi sebesar nominalnya.

Adapun metode penilaian obligasi terdapat 6 metode, yaitu:

Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas

Nilai suatu obligasi bias dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima

dimasa mendatang oleh pemegang obligasi.

Contoh:

Suatu obligasi memiliki nominal sebesar Rp. 1 juta, dengan kupon bunga sebesar 20%

dibayarkan setiap tahun, jangka waktu 10 tahun. Misalkan tingkat keuntungan yang

disyaratkan untuk obligasi tersebut adalah 20%. Harga obligasi dapat dihitung dengan:

Harga  = (PVIFA (20%, 10) x Rp. 200.000,00) + (PVIFA (20%, 10) x Rp. 1.000.000)

            = (4,1924 x Rp. 200.000,00) + (0,1615 x Rp. 1.000.000,00)

            = 838.480 + 161.500

            = 999.980

Page 3: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

            = Rp. 1. 000.000,00

Dalam contoh tersebut nilai pasar (harga) obligasi sama dengan nilai nominalnya. Biasanya

perusahaan pada saat menerbitkan obligasi akan menetapkan nilai nominalnya sedemikian

rupa sehingga harga pasar akan sama dengan nilai nominalnya.

Harga pasar obligasi tidak akan konstan sepanjang usia obligasi tersebut. Tingkat keuntungan

yang disyaratkan (kd) bias  berubah. Tingkat keuntungan yang disyaratkan tersebut

merupakan fungsi dari tingkat keuntungan bebas risiko dan premi risiko.

Tingkat keuntungan yang disyaratkan = tingkat keuntungan asset bebas risiko

+ premi risiko

Tingkat keuntungan asset bebas risiko dan premi risiko tergantung dari beberapa factor

sebagai berikut ini:

1. Premi maturity. Jangka waktu ( jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan

tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin

tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.

2. Premi kebangkrutan. Perusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih

tinggi akan meningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Sebagai contoh,

missal perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi, perusahaan

melakukan pinjaman lagi dengan jumlah yang sangat besar, sehingga menaikan

tingkatutangnya. Semakin tinggi utang, akan semakin tinngi kemungkinan

kebangkrutannya, sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan meningkat.

3. Premi likuiditas. Semakin likuid suatu asset, semakin rendah tingkat keuntungan yang

disyaratkan. Misalnya setelah menerbitkan obligasi, tiba-tibaterjadi krisis moneter

yang akan mengakibatkan kesulitan likuiditas. Dalam situasi ini tingkat keuntungan

yang disyaratkan akan meningkat.

4. Premi inflasi. Secara umum, jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga

akan meningkat, termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga

nominal bias dituliskan sebagai berikut:

Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi

Yield To Maturity (YTM), Yield To Call (YTC), dan Yield

Page 4: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

YTM adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi, jika obligasi tersebut

dipegang sampai jatuh tempo (mature).

Misalnya jika ditawari obligasi dengan karakteristik kupon bunga 20%, nilai nominal Rp.

1.000.000,00, jangka waktu 10 tahun. Harga penawaran adalah Rp. 900.000,00. Kemudian

disimpan hingga jatuh tempo, maka berapa tingkat keuntungan atau YTM investasi pada

obligasi tersebut?

Aliran kas pada persoalan diatas bias dilihat sebagai berikut:

900 ribu =    + ……. +    +  

Jika menerima tawaran tersebut, maka akan keluar kas sebesar Rp. 900.000,00 di awal

periode. Kemudian kita akan menerima kas masuk sebesar Rp. 200.000,00, setiap tahun

selama 10 tahun. Pada tahun kesepuluh kita akan menerima pokok pinjaman (nilai nominal)

sebesar Rp. 1.000.000,00. Yield to maturity merupakan tingkat bunga yang menyamakan sisi

kiri denga sisi kanan dalam persamaa diatas. Dengan menggunakan excel (fungsi IRR), kita

bias memperoleh YTM sebesar 22,6%. Dengan kata lain, meskipun kupon bunga adalah 20%

tetapi tingkat keuntungan yang efektif adalah 22,6% (lebih besar). Hal ini terjadi karena kita

membayar Rp. 990.000,00 lebih rendah dari nilai nominalnya.

Jika kita ngin menghitung YTM secara manual, misalnya menggunakan table, kita harus

melakukan coba-coba (trial and error). Kita akan memasang tingkat dikonto, sedemikian rupa

sampai akhirnya ditemukan tingkatdiskonto yang menyamakan sisi kiri dan sisi kanan.

Sebagai contoh,, kita mulai dengan tingkat diskonto 22%. Dengan tingkat diskonto 22%, PV

aliran sisi kanan adalah:

PV    = [ 200.000/ (1+0,22)1] + …… + [200.000/ ((1+0,22)10] + [1.000.000/ ((1+0,22)10] =

921.536,3

Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan sisi kiri (900.000). karena itu pembaginya harus

diperbesar, agar present value yang diperoleh menjadi semakin kecil. Misalnya tingkat

diskonto dinaikan menjadi 23%, maka PV aliran sisi kanan menjadi:

PV    = [ 200.000/ (1+0,23)1] + …… + [200.000/ ((1+0,23)10] + [1.000.000/ ((1+0,23)10]

               = 886.021,9

Page 5: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Sekarang jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan sisi kiri (900.000). tetapi kita tahu

bahwa tingkat diskonto yang menyamakan sisi kiri dengan sisi kanan berada diantara22% dan

23%. Kita bias menggunakan teknik interpolasi untuk menemukan angka yang lebih tepat.

Dengan menggunakan interpolasi, YTM ditemukan sebesar 22,6%. Hasil tersebut tidak jauh

beda dengan perhitungan excel.

Dalam beberapa situasi, perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai hak untuk

melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Jika tingkat bunga pasar turun, maka insentif untuk

melunasi akan semakin besar. Sebagai contoh, jika obligasi diatas dengan tingkat bunga 20%

per tahun. Kemudian pada tahun keenam tingkat bunga menurun menjadi 10%. Bagi

perusahaan akan menguntungkan jika obligasi lama dilunasi, kemudian menerbitkan kembali

obligasi yang baru. Obligasi yang  baru membayar bunga sebesar 10% lebih kecil

dibandingkan dengan bunga obligasi yang lama. Tingkat keuntungan yang diperoleh investor

jika investor tersebut memegang obligasi sampai dilunasi, disebut sebagai Yield to call

(YTC). Misalnya pada akhir tahun keenam perusahaan memutuskan untuk melunasi obligasi,

dengan harga pelunasan sebesar 150% daqri nilai nominal. Kita membeli obligasi tersebut

dengan harag Rp. 900.000,00 berapa yield to call yang akan diperoleh?

900 ribu =    + ……. +    +  

Pada akhir tahun keenam investor akan menerima pelunaasan sebesar 150% dikalikan nilai

nominal. Harga pelunasan biasanya ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan harga

nominal. Dengan menggunakan program spread sheet, YTC ditemukan sebesar 26,07%.

Dalam beberapa publikasi keuangan, seringkali ditemui istilah yield obligasi atau sering

disingkat dengan yield saja. Yield dihitung sebagai berikut:

Yield = bunga / harga pasar obligasi

Yield bukan merupakan tingkat keuntungan yang diharapakn oleh investor obligasi. Tetapi

yield sering dipakai sebagai indicator tingkat keuntungan, misalnya untuk menghitung tingkat

keuntungan yang disyaratkan atau dikaitkan dengan rating obligasi.

Obligasi dengan Tingkat Bunga Setiap Semester

Beberapa atau kebanyakan obligasi membayar bunga tidak setiap tahun, tetapi beberapa kali

dalam setahun. Biasanya obligasi membayar bunga setiap semester (setengah tahun).

Page 6: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Perhitungan harga obligasi dengan bunga setiap semester pada dasarnya sama, tetapi ada

beberapa penyesuaian:

1. Kupon bunga dibagi dua ( karena bunga dibayar setiap semester)

2. Jangkawaktu obligasi dikalikan dua

3. Tingkat diskonto juga dibagi dua

Berikut ini formula yang dipakai untuk menghitung obligasi dengan karakteristik seperti yang

disebutkan diatas:

Harga =    +  

Kembali pada contoh diatas, yaitu obligasi dengan nilai nominal Rp 1.000.000 jagka waktu

10 tahun, kupon bunga 20% dan dibayar setiap semester. Berapa harga obligasi tersebut?

Kupon bunga yang dibayarkan adalah Rp. 200.000,00 per tahun atau Rp. 1.000.000,00 per

semester. Jangka waktu obligasi menjadi 2 X 10 = 20. Misalkan tingkat diskonto (kd) adalah

20%, maka nilai obligasi adalah

PV = [100.000/ (1+0,1)1] + ……. + [ 100.000/ (1+0,1)20] + [ 1.000.000/ (1+0,1)20]

      = 1.000.000

Jika tingkat diskonto menjadi 25% pada tahub berikutnya, nilai obligasi adalah:

PV = [100.000/ (1+0,125)1] + ……. + [ 100.000/ (1+0,125)18] + [ 1.000.000/ (1+0,125)18]

      = 824.004,1

Perhatikan nilai tersebut lebih kecil sedikit dibandingkan dengan nilai obligasi yang memakai

bunga tahunan (826.843). hal tersebut terjadi karena proses pendiskontoan yang lebih sering .

Risiko Tingkat Bunga

Tingkat bunga bias berubah-ubah tergantung banyak factor. Sebagai contoh, jika inflasi

meningkat maka tingkat bunga juga cenderung akan meningkat. Jika seorang investor

membeli obligasi dengan tingkat bunga tetap (missal 20%) selam sepuluh tahun, maka ia

akan menerima 20% pertahun selama sepuluh tahun. Jika tingkat bunga meningkat menjadi

30% pertahun, investor tersebut akan mengalami kerugian (karena hanya memperoleh 20%)

dan sebaliknya. Hal yang sebaliknya akan terjadi dengan perusahaan yang mengeluarkan

Page 7: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

obligasi tersebut (perusahaan tersebut mengalami keuntungan). Dengan kata lain investor

tersebut mengalami risiko penginvestasian kembali (reinvestment risk).

Jangka Waktu Obligasi

Eksposur terhadap risiko tingkat bunga tersebut tergantung dari beberapa factor. Salah satu

factor adalah jangka waktu obligasi. Obligasi dengan jangka waktu lebih panjang, ceteris

paribus, mempunyai eksposur tingkat bung yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi

dengan jangka waktu yang lebih pendek. Sebagai contoh, missal ada dua obligasi yang sama-

sama mempunyai kupon bunga sebesar 20% dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,00. Obligasi

yang pertama (A) mempunyai jangka waktu lima tahun, sedangkan obligasi yang kedua (B)

mempunyai jangka waktu 20 tahun. Misalkan tahun berikutnya tingkat bunga berubah

menjadi 25%, 23%, 20% (tetap), 18% dan 15%. Table berikut ini menyajikan nilai kedua

obligasii untuk tingkat diskonto yang berubah.

Tingkat Diskonto Obligasi A Obligasi B

25% 881.920 802.306

23% 926.552 871.642

20% 1.000.000 1.000.000

18% 1.053.801 1.107. 055

15% 1.142.749 1.312.967

Obligasi Tanpa Bunga dan Obligasi dengan Kupon Bunga

Obligasi tanpa bunga adalah obligasi yang tidak membayarkan bunga sebelum jatuh te,po.

Obligasi tersebut dinamakan juga sebagai zero coupon bond atau zeroes. Obligasi tersebut

berbeda dengan obligasi biasa yang dengan bunga, karena obligasi biasa membayarkan bunga

setiap periode tertentu, sampai jatuh tempo. Formula untuk menghitung harga obligasi tanpa

kupon adalah sebagai beikut:

Harga = nilai nominal / (1 + r)n

Dimana r = tingkat bunga

              n = periode

Page 8: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Sebagai contoh , PT A mengeluarkan obligasi tanpa bunga dengan nilai nominal Rp.

1.000.000,00, jangka waktu 5 tahun. Jika tingkat diskonto yang relevan (kd) adalah 20%

maka harga obligasi tersebut dihitung sebagai berikut

PV = 1.000.000/ (1 + 0,2) 5 = Rp. 401.878,00

Obligasi tersebut mempunyai harga Rp. 401.878,00. Tingkat bunga yang akan diperoleh oleh

pemegang obligasi jika obligasi tanpa bunga tersebut dipegang saat jatuh tempo adalah 20%.

Dibandingkan dengan obligasi dengan bunga, apakah obligasi tanpa bunga lebih berisiko atau

kurang berisiko? Kita bisa membandingkan obligasi tanpa bunga tersebut deng obligasi yang

membayarkan bunga 20% setiap tahun, dengan jangka waktu lima tahun.

Misalnya ada dua jenis obligasi, yaitu (A): obligasi tanpa kupon bunga dengan nilai nominal

Rp. 2.488.320,00, tingkat bunga 20%, kemudian  (B): obligasi dengan bunga 20% pertahun

nilai nominal Rp. 1.000.000,00. Keduanya mempunyai jangka waktu lima tahun. Harga pasar

saat ini untuk keduanya sama yaitu Rp. 1.000.000,00. Misalnya suatu hari berikutnya, tingkat

bunga pasar berubahmenjadi 25%, 23%, 20% (tetap), 18% dan 15%. Jangka waktu keduanya

masih lima tahun (hanya berubah 1hari). Berapa harga obligasi tanpa bunga dan obligasi

dengan bunga? Berikut table yang menunjukan harga obligasi:

Tingkat Diskonto Obligasi Tanpa Bunga Obligasi dengan Bunga

25% 815.373 865.536

23% 883.854 915.896

20% 1.000.000 1.000.000

18% 1.087.668 1.062.543

15% 1.237.135 1.167.608

Catatan:

Harga obligasi tanpa bunga untuk 25% : 2.488.320 / (1+0,25)5 = 815.373

C. Saham Preferen dan Saham Biasa

Saham Preferen adalah saham yang memiliki kekhususan terutama dalam pembayaran

deviden dan hak suara yang lebih bila dibandingkan dengan pemilik saham biasa.

Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:

Page 9: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

a. Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda

b. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham

biasa dalam hal pembagian dividen

c. Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat

dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa.

d. Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang

saham dan organisasi penerbit terbentuk

Kelebihan saham preferen :

a. Bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relative lebih fleksibel dibandingkan

dengan bunga utang.

b. Ketidak mampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen tidak

berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidak mampuan membayar bunga

utang yang dapat diancam kebangkrutan.

c. Penggunaan saham preferen akan dapat meningkatkan degree of financial leverage.

Kelemahan utama penggunaan saham preferen adalah

a. Biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari utang,

karena dividen saham preferen dibayarkan setelah pajak atau tidak dapat

dipergunakan sebagai pengurangan pajak.

b. Sudut pandang investor adalah saham preferen tidak memiliki hak untuk memaksakan

pembayaran dividen.

Ada dua strategi dalam berinvestasi berupa saham, yaitu strategi pasif dan aktif.

Strategi Pasif

Strategi beli atau tahan : Investor membeli saham dan melalukan penahanan sampai pada

suatu saat yang tepat untuk melakukan aksi

Index Funds : Merupakan gabungan dari dana segbar dan dana pension yang akan digunakan

dalam pasar dan merupakan duplikasi dari indeks dalam pasar

Strategi Aktif

Page 10: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Pemilihan Sekuritas: Perlunya melaksanakan seleksi dalam saham adalah untuk

mendapatkan hasil terbaik dari permainan saham yang akan dibeli, melalui cara langsung

untuk mendapatkn informasi atau menyerahkan pada perusahaan sekuritas.

Saham Biasa adalah sebuah piagam yang berisi aspek – aspek penting bagi

perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan

dengan kepemilikan umum.

Karakteristik Saham Biasa sebagai berikut:

a. Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris

b. Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru

c. Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja

Kelebihan saham biasa adalah sebagai berikut :

a. Tidak ada kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham biasa.

b. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo.

c. Saham biasa kurang beresiko bagi perusahaan apabila dibandingkan sumber

pembiayaan lainnya baik saham preferen maupun hutang jangka panjang. Dari segi

investor saham biasa memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi karena sangat

tergantung pada besarnya keuntungan sehingga investor akan meminta tingkat

keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan obligasi maupun saham

preferen yang relatif kecil.

d. Memungkinkan untuk diversifikasi usaha, meningkatkan likuiditas, mendapat

tambahan kas dan lebih mudah dalam mengukur nilai perusahaan.

e. Perusahaan semakin transparan dan semakin banyak pihak yang ikut mengamati

kegiatan perusahaan karena dengan menjual sahamnya ke publik berarti perusahaan

tersebut menjadi milik publik.

Sedangkan kelemahan saham biasa adalah sebagai berikut :

a. Dengan menjual saham biasa akan mengancam kendali yang dipegang pemegang

saham mayoritas.

b. Menurunnya laba per lembar saham sebagai akibat bertambahnya jumlah lembar

saham yang beredar.

Page 11: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

c. Timbulnya Agency Problem yang meningkatkan Agency Costs karena adanya konflik

antar kelompok seperti pemilik perusahaan, manajer atau pengelola usaha, dan

karyawan

D. Penilaian Saham

Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi/

variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham misalnya laba

perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai

saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga.

Tujuan penilaian saham adalah untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi

nilai saham suatu perusahaan yang akan digunakan sebagai rujukan manajemen sebagai

pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan bersangkutan.

Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:

a) Nilai buku

Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika

dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa

besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

b) Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham

di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi

dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah

yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

c) Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar

saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu

mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua

aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain

Pendekatan Dalam Penentuan Nilai Intrinsik Saham

Page 12: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental

yaitu:

1. Pendekatan nilai sekarang (present value)

Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai

sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan

tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini nilai

intrinsik atau disebut juga dengan nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan

nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor pada masa yang akan datang.

Komponen dalam penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang adalah

aliran kas (cash flow). Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan

pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan

dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa menggunakan komponen deviden

sebagai dasar penilaian saham.

Penentuan nilai saham (pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen

deviden dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan Model Diskonto Deviden

P0 = D1 + D2 + D3 + ....... + D~

(1 + k) (1 + k)2 (1 + k)3 (1 + k)~

Model Diskonto Deviden merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan

mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa yang akan datang. Secara

sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

Dimana,

P0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen

D1, D2, D3, D~ = Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang

K = Tingkat return yang diisyaratkan

Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor

merupakan aliran dividen yang ridak terbatas dan bersifat konstan. Namun dalam

kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen secara tidak teratur,

jumlahnya tidak konstan atau dengan kata lain pembayarannya mengalami pertumbuhan

Page 13: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

(growth). Dalam situasi tersebut, perlu dibedakan antara sesuai dengan karakteristik

pertumbuhan pembayaran dividen.

a) Model Pertumbuhan Nol

Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan

mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan akantetap

sama dari waktu ke waktu. Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

Dimana,

P0 = Nilai saham preferen

D = dividend saham preferen

k = tingkat return yang disyaratkan pd saham preferen

b) Model Pertumbuhan Konstan

Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham

yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak

terbatas. Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

Dimana,

P0 = Nilai saham preferen

D1 = dividend saham preferen

k = tingkat return yang disyaratkan pd saham preferen

g = tingkat pertumbuhan perusahaan

c) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)

Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik

pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen

dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

P0=D(1+k )

+D(1+k )2

+.. .+D(1+k )∞

P0=Dk

P0=D0(1+g )(1+k )

+D0(1+g)2

(1+k )2+.. .+

D0 (1+g )(1+k )∞

P0=D0(1+g )( k−g )

Page 14: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin

akan mampu membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun setelah

melewati masa tersebut pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan

mungkin akan lebih rendah dari masa sebelumnya, dan akan bertumbuh secara tetap.

Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah:

- Membagi aliran dividen menjadi dua bagian: (a) bagian awal yang meliputi aliran

dividen yang ‘fantastis’, dan (b) aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan.

- Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis (bagian awal).

- Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan

konstan (bagian b).

- Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan

aliran dividen

Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut

Dimana,

P0 = Nilai saham preferen

n = jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal

D0 = dividen saat ini (tahun ini)

gt = pertumbuhan dividen supernormal

2. Pendekatan Price Earning Ratio

Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan multipler, dimana investor akan

menghitung berapa kali (multipler) nilai earning yang tercermin dalam harga sutu

saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga

saham terhadap earning perusahaan. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang

harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

PER = Harga Perlembar Saham

Earning Per Lembar Saham

P0=D1

(1+k )+

D2

(1+k )2 +.. .+ D∞

(1+k )∞

Page 15: MANKEU "PENDANAAN JANGKA PANJANG"

Dimana,

Earning Per Lembar = Earning Perusahaan

Jumlah saham yang beredar

3. Pendekatan Penilaian Saham Lainnya

a. Rasio Harga/Nilai Buku

Hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham dapat dipakai untuk

menentukan nilai saham. Karena secara teoritis nilai pasar suatu saham harus

mencerminkan nilai bukunya. Rasio harga terhadap nilai buku banyak digunakan untuk

menilai saham-saham sektor perbankan.

Hasil penelitian menemukan bahwa saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku

yang rendah akan menghasilkan return yang secara signifikan lebih tinggi dibanding

saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku yang tinggi.

b. Rasio Harga/Aliran Kas

Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning

perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan informasi

rasio harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data aliran kas

perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor tentang

perubahan nilai saham yang akan terjadi.

c. Economic Value Added (EVA)

EVA digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam meningkatkan nilai

tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja

manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan

tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.

EVA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya

modal perusahaan, baik untuk biaya hutang (cost of debt) maupun modal sendiri (cost

of equity)