mansyur –yusliani nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. memori haga di mandiangin.pdf · 2019. 3....

54
i Mansyur –Yusliani Noor

Upload: others

Post on 19-Mar-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

i

Mansyur –Yusliani Noor

Page 2: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

ii

Page 3: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

iii

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Tahura Sultan Adam, Bukit Besar Mandiangin

Tahun 1939-1942 dari Kajian Historis

Mansyur – Yusliani Noor

Editor: Prof. Dr. Ir. H.M. Arief Soendjoto, M.Sc

Page 4: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

iv

MEMORI HAGA DI MANDIANGIN

Copyright@2017

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Editor:

Prof. Dr. Ir. H.M. Arief Soendjoto, M.Sc

Penulis:

Mansyur

Yusliani Noor

Layout, dokumentasi & Sampul:

Alim Bahri

Diterbitkan oleh :

Arti Bumi Intaran (Anggota Ikapi)

Mangkuyudan J III/216 Yogyakarta

Email: [email protected]

Gambar sampul:

Situs Kolam Belanda di Taman Hutan Rakyat, Bukit Besar Mandiangin.

Koleksi Alim Bahri.

Cetakan pertama, Februari 2018

Dimensi: 15,5 x 23 cm, 200 hlm.

ISBN : 978-602-7731-837

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau

memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun

tanpa izin tertulis dari penulis.

Page 5: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

v

SAMBUTAN

REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M. Si, M. Sc

KAMI menyambut baik ter-

bitnya buku ini. Harapannya, karya

sejarah bisa menjadi sumbangsih, se

bagai masukan kebijakan bagi sta-

keholder pada umumnya, khusus-

nya yang terlibat dalam pengelolaan

warisan sejarah. Secara tidak lang-

sung keberadaan bangunan pening-

galan Hindia Belanda di Bukit Besar,

Mandiangin ini bermanfaat sebagai

media edukasi.

Oleh karena itu, dalam upa-

ya memanfaatkan bangunan bangu-

nan bersejarah, upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana

menciptakan tinggalan tersebut menjadi tempat kunjungan bagi

masyarakat. Khususnya generasi muda, sehingga tinggalan-

tinggalan ini benar-benar menjadi means of education bagi gene-

rasi bangsa. Selain itu, buku yang disusun ini dapat menjadi

dasar dalam pengkajian potensi pariwisata, yang bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan pemerintah dari sektor pariwisata,

khususnya wisata sejarah.

Buku ini bukan hanya menjadi karya tanpa makna. Paling

tidak, dari segi kemanfaatan menjadi bahan masukan bagi Balai

Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Mandiangin dan

Kementerian Kehutanan serta jajarannya, berkaitan pengkajian

rencana tata ruang wilayah pariwisata. Gilirannya, pihak terkait

Page 6: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

vi

bisa menggarap situs bangunan Hindia Belanda di Mandiangin

sehingga bisa menjadi objek wisata andalan. Apalagi bisa

ditindaklanjuti sebagai dasar pengusulan situs ini sebagai Situs

Cagar Budaya yang dilindungi. Berikutnya, buku ini tentunya

akan menunjang penulisan sejarah lokal di wilayah Kalimantan

Selatan pada umumnya. Dalam arti yang luas adalah pengem-

bangan dari penulisan sejarah lokal yang berhubungan dengan

kajian sejarah menuju bangsa yang beridentitas. Wasalam.

Banjarmasin, Januari 2018

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M. Si, M. Sc

Page 7: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

vii

SAMBUTAN

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

PUJI syukur ke hadirat Allah

SWT atas ridhoNya, sehingga penu-

lisan buku Memori Haga di Mandi

angin dapat diselesaikan. Kami me

nyambut gembira atas terbitnya bu

ku bermuatan sejarah di Kalimantan

Selatan ini. Semoga bisa bermanfaat

bagi semua kalangan.

Keberadaan dari bangunan

peninggalan bersejarah ini sangat

erat hubungannya dengan konteks

pariwisata. Oleh karena itu, kombi-

nasi antara kekayaan keaneka-raga

man arsitektur dengan bentang kein

dahan alam dan keunikan tradisi budaya di Kalimantan Selatan

sebagai ekspresi budaya yang hidup di dalamnya adalah sumber

motivasi kunjungan wisatawan.

Selain itu, pemanfaatan bangunan bersejarah sebagai

daya tarik wisata tentunya sangat relevan dengan isi Undang-

Undang nomor 11 tahun 2010 bagian keempat pasal 85 bahwa

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan setiap orang dapat meman

faatkan Cagar Budaya untuk kepentingan agama, sosial, pendi

dikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan pariwisata.

Benda cagar budaya tidak ternilai harganya karena hanya dibuat

Page 8: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

viii

sekali pada satu peristiwa di masa lalu dan tidak dapat diulang

kembali.

Peninggalan bangunan bersejarah seperti di Tahura Sul-

tan Adam Mandiangin ini dapat bernilai ideologis untuk mem

perkuat jati diri bangsa. Kemudian nilai akademis, dimana benda-

benda bersejarah dapat mendukung pengembangan ilmu

pengetahuan. Demikian halnya dengan nilai ekonomis, yang

dapat dimanfa atkan sebagai sumber pariwisata.

Pada dasarnya benda cagar budaya hanyalah merupakan

benda-benda mati yang tidak dapat „berbicara apa-apa‟. Hal

seperti ini tentu tidak dapat memberi daya tarik apapun bagi

para wisatawan. Benda cagar budaya baru dapat berdaya guna

tinggi bagi dunia pariwisata apabila dikemas dengan baik. Oleh

karena itu dengan keberadaan karya ini paling tidak bisa menjadi

pedoman dalam rangka mengatur perspektif ruang dengan mak

sud daya tarik wisata lebih berkesan bagi wisatawan. Mengatur

perspektif dalam kerangka daya tarik wisata akan meninggalkan

kesan lebih dalam bagi wisatawan. Wassalam.

Banjarmasin, Januari 2018

H. Sahbirin Noor

Page 9: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

ix

SAMBUTAN

KEPALA DINAS KEHUTANAN KALIMANTAN SELATAN

Dr. Hanif Faisol Nurofiq S.hut, MP.

KEBERADAAN bangunan ber

sejarah di Taman Hutan Rakyat (Ta

hura) Sultan Adam merupakan po

tensi terhadap pengembangan heri

tage tourism atau wisata warisan bu-

daya sebagai alternatif pengemba

ngan pariwisata di Kalimantan Sela

tan. Sejarah panjang telah melahir

kan Kalimantan Selatan sebagai da

erah yang memiliki (warisan budaya)

yang sangat kaya, baik cultural heri

tage, yang bersifat kasat mata (tangi

ble) maupun tidak kasat mata (intangible).

Setiap wilayah memiliki cerita tersendiri tentang sejarah

yang melekat padanya, melalui bangunan tua, kantor pemerinta-

han, jembatan, seni patung, arsitektur, kerajinan tangan, per-

tunjukan seni, peninggalan keagamaan, kuliner, cerita rakyat,

tradisi dan lainnya masih mengguratkan perjalanan panjang

sebuah kawasan. Jika dapat dikelola baik dan terpelihara dengan

apik maka goresan yang menghiasi wajah renta kawasan sejarah

menjadi begitu mempesona dan merangsang wisatawan untuk

datang. Tidak sekadar menjenguk si tua nan jelita dan menge

nang keberadaannya, tapi juga mencoba memahami seberkas

perjalanan dan nilai dari makna dibalik peristiwa dalam per-

jalanan waktu.

Wisata heritage sangat berkaitan erat dengan pengelo-

laan pusaka (heritage) sebagai warisan kebudayaan masa lalu

atau peninggalan alam. Sehingga cukup jelas bahwa tantangan

dalam pengembangan bangunan bersejarah dalam industri pari-

Page 10: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

x

wisata tidaklah mudah. Diperlukan kajian terlebih dahulu sehing-

ga pemanfaatan yang telah dilakukan sebagai daya tarik wisata

dengan alasan mensejahterakan masyarakat, tidak mengesam-

pingkan langkah-langkah pelestarian yang seharusnya diutama-

kan dalam proses pemanfaatan bangunan-bangunan bersejarah

di Kalimantan Selatan sebagai daya tarik wisata.

Pemanfaatkan potensi tersebut sebaiknya dilakukan pe-

merintah untuk bisa menghasilkan Pendapatan Asli Daerah/PAD.

Pada negara lain bangunan dan peninggalan masa lampau yang

bernilai sejarah tidak dihancurkan malah direvitalisasi/dihidup-

kan kembali dan menjadi kebanggaan serta pengasilan peme-

rintah setempat.

Harus kita akui sebagian besar kota di Indonesia sangat

tertinggal dalam sistem pengelolaan dan persepsi terhadap heri-

tage (warisan) peninggalan budaya masyarakat. Namun, Taman

Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam selain mengandalkan wisata

alam, sangat potensial untuk dikembangkan menjadi daerah

tujuan wisata heritage yang tidak kalah dari wilayah lainnya.

Karena bila warisan budaya itu dikelola dengan sistematis maka

akan memberikan topangan kesejahteraan. Bukan cuma pada sisi

budaya, tetapi juga sisi ekonomi, wisata, dan sistem sosial yang

terpelihara. Maka diperlukan suatu upaya untuk mengembang-

kan warisan budaya di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan

Adam sebagai heritage tourism.

Banjarmasin, Januari 2018

Dr. Hanif Faisol Nurofiq Shut, MP.

Page 11: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xi

SEKAPUR SIRIH DARI EDITOR

Prof. Dr. Ir. H.M. Arief Soendjoto, M.Sc

HUTAN memang banyak

menyimpan misteri. Seperti ke-

beradaan bangunan peningga-

lan Hindia Belanda di Taman

Hutan Rakyat (Tahura) Sultan

Adam, Bukit Besar Mandiangin,

Kabupaten Banjar. Warga se-

tempat menamakannya dengan

Benteng Belanda. Selain itu,

pihak pengelola Tahura sudah

membuat plang dengan tulisan

Benteng Peninggalan Belanda.

Sayangnya, tidak pernah didapatkan informasi, apakah

bangunan tersebut benar-benar bangunan benteng atau bangu-

nan lain. Selain itu, juga terdapat kolam yang dinamakan kolam

Belanda. Terbersit pertanyaan yang memantik rasa penasaran

kami, apakah bangunan tersebut memang benteng? Hemat kami,

kurang memenuhi syarat sebagai benteng, dari segi lokasi.

Jarang sekali benteng (fort) dibangun di tengah hutan atau

puncak gunung. Biasanya di sekitar lokasi pinggiran sungai atau

pesisir pantai.

Pada sisi lain lokasi bangunan peninggalan Hindia Belan

da tersebut berada di wilayah Hutan Pendidikan Unlam. Kawasan

ini ditunjuk melalui SK. Gubernur Nomor DA.144/ PH/1980

tanggal 31 Desember 1980 dengan luas sekitar 2.000 Hektar

berlokasi di Mandiangin. Sangat disayangkan, apabila kita tidak

mengetahui informasi dimaksud. Selain itu, warga setempat dan

wisatawan yang sering berkunjung ke wilayah ini, pasti menyim-

pan rasa penasaran yang sama.

Page 12: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xii

Oleh karena itu, tentunya sangat perlu kajian historis

guna mengungkap tabir “misteri” bangunan Hindia Belanda di

wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Mandiangin.

Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pun menggandeng pene-

liti dari Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lam-

bung Mangkurat (ULM) menggali informasi sejarah di wilayah ini,

yang disusun berbentuk buku referensi.

Tujuannya, membuka wawasan masyarakat umum mau-

pun kalangan akademik, bermanfaat dari segi keilmuan. Muara-

nya, kegiatan preservasi dan konservasi pada bangunan berse-

jarah maupun pada kawasan/lingkungan bersejarah. Pada dasar-

nya bukan semata tujuan pelestarian dan mempertahankan ba-

ngunan secara arsitektural, tetapi menyangkut nilai-nilai budaya

dalam masyarakat.

Banjarmasin, Januari 2018

Prof. Dr. Ir. H.M. Arief Soendjoto, M.Sc

Page 13: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xiii

SEPATAH KATA DARI PENULIS

SYUKUR Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena atas

segala anugerah dan perlindungannya, akhirnya hasil penelitian

mengenai Bangunan Hindia Belanda di Mandiangin dapat

dirampungkan seperti adanya penampilan karya ini. Buku ini

didanai dari PNBP Universitas Lambung Mangkurat tahun 2017

melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

(LPPM) Universitas Lambung Mangkurat. Ucapan terimakasih tak

terhingga kami haturkan dan kepada Bapak Rektor Universitas

Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Prof. Dr. H. Sutarto

Hadi, M.Si, M.Sc. atas sambutan, arahan serta bantuannya dalam

penulisan buku ini. Ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada

Prof. Dr. Ir. H.M. Arief Soendjoto, M.Sc yang telah bersedia

menjadi editor serta banyak membantu kelancaran pengumpulan

data hingga penyelesaian buku ini. Atas bantuan beliau juga,

buku ini bisa terbit dan hadir melengkapi historiografi lokal di

Kalimantan Selatan.

Buku ini hadir setelah melalui proses penelitian panjang

dengan menggunakan Metode Sejarah untuk merekonstruksi

tentang Bangunan Hindia Belanda di Mandiangin, dengan tahap-

tahap heuristik, kritik (eksternal dan internal), interpretasi, hingga

histo riografi. Penelitian ini melalui seleksi atas sumber Eropa

(Hindia Belanda) maupun sumber lokal yang relevan, dalam

rangka mewujudkan obyektifitas penulisan sejarah sesuai tema

yang ditulis.

Terima kasih sebesar besarnya kepada Balai Taman Hutan

Raya Sultan Adam, Ibu Ir. Hj. Sri Wuryani, MS atas ijinnya untuk

melakukan penelitian lapangan. Terima kasih kepada ibu Warda-

niah, S.Hut, Nina Indriana, S.Hut dan Hermawati Diyah, S.Hut

serta seluruh staf Balai Taman Hutan Raya Sultan Adam yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, yang sangat membantu

kegiatan pengumpulan data di lapangan. Terima kasih juga

kepada semua narasumber, dan informan, Bapak Dharma

Page 14: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xiv

Setyawan, S.Pd (Ketua Komunitas Historia Indonesia/KHI Kali-

mantan Selatan), warga Desa Mandiangin serta narasumber dan

informan lainnya.

Tidak lupa pula ucapan terimakasih secara khusus kepada

mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah FKIP ULM, Muhammad

Syahreza, Aditya Riswan Effendy, Alim Bahri yang telah banyak

membantu kami mulai dari proses pengumpulan data lapangan

(observasi dan wawancara), pengumpulan arsip klasik sumber

Hindia Belanda dan terjemahannya, tempat berdiskusi dan

konsultasi dalam merekonstruksi keberadaan bangunan Hindia

Belanda di Mandiangin.

Akhirnya dengan satu doa, semoga Allah SWT membe-

rikan balasan kebajikan atas peran serta dalam membantu

merampungkan buku ini. Hal ini penting untuk ilmu pengeta-

huan, dokumentasi sejarah, budaya dan nilai-nilai tradisonal,

khususnya dalam rangka menginventarisir dan melestarikan

keberadaan bangunan Hindia Belanda di Mandiangin.

Buku ini disadari masih jauh dari kesempurnaan, se-

hingga memerlukan saran-saran konstruktif. Tim penulis sangat

menyadari akan hal ini, dengan meminjam istilah lama, “tak ada

gading yang tak retak”. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan

dalam buku ini kami memohon maaaf sebesar-besarnya dan

akan kami perbaiki dalam cetakan berikutnya. Semoga buku kecil

ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Banjarmasin, Januari 2018

Penulis

Page 15: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xv

DAFTAR ISI

Cover ~ i

Sambutan Rektor ULM ~ v

Sambutan Gubernur Kalimantan Selatan ~ vii

Sambutan Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan ~ ix

Pengantar Dari Editor ~ xi

Pengantar Penulis ~ xiii

Daftar Isi ~ xv

Daftar Gambar ~ xvii

Bab I. Pendahuluan ~ 1

Bab II. Pengelolaan Taman Hutan Rakyat Sultan Adam

Mandiangin Dalam Catatan Sejarah ~ 7

A. Dari Riam Kanan ke Taman Hutan Rakyat ~ 7

B. Potensi Kawasan Tahura ~ 11

C. Hutan Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat ~ 14

D. Mengabadikan Sultan Adam Menjadi Nama Tahura ~ 20

E. Pangeran M. Noor: Penggagas Waduk PLTA Riam

Kanan ~ 26

Bab III. Catatan Tentang Bukit Besar Mandiangin, Lokasi

Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber-

Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Bab IV. Sumber Lisan Tentang Bangunan Hindia Belanda di

Bukit Besar, Mandiangin: Variasi Data Kontroversi ~ 55

A. Benteng Belanda Dibangun Gustave Verspyck ~ 55

B. Bangunan Villa Diresmikan Ratu Juliana Tahun 1932 ~ 63

C. Fasilitas Tambang Julia Hermina (Banyu Irang) ~ 65

Page 16: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xvi

Bab V. Identifikasi dan Analisis Bangunan Bangunan Hindia

Belanda di Bukit Besar Mandiangin Berdasarkan Arsip

Kolonial (Primer) dan Artefak ~ 71

A. Sumber Primer Sebagai Dasar Identifikasi ~ 71

B. Hasil Penelitian, Observasi dan Analisis Bangunan ~ 78

1. Sanatorium Mandiangin ~ 78

a. Peninggalan Artefak dan Analisis ~ 78

b. Sejarah Sanatorium Mandiangin ~ 87

2. Pasanggrahan Mandiangin dan Garasi ~ 100

a. Peninggalan Artefak Bangunan Pasanggrahan ~ 100

b. Sejarah Pembangunan Pasanggrahan ~ 119

c. Operasional Pasanggrahan Mandiangin ~ 121

3. Bangunan Kolam Renang ~ 127

a. Peninggalan Artefak ~ 127

b. Pembangunan Kolam dan Operasional ~ 129

4. Lapangan Tennis Mandiangin ~ 133

5. Renovasi dan Perubahan Fungsi Bangunan ~ 138

Bab VI. Profil Jan Bauke Haga: Gubernur Borneo, Penggagas

Pembangunan Fasilitas Hindia Belanda di Bukit Besar

Mandiangin ~ 141

A. Asal Usul BJ Haga dan Karirnya di Hindia Belanda ~ 141

B. Menjabat Gubernur Borneo Tahun 1938-1942 ~ 161

C. Kedatangan Tentara Jepang dan Pembunuhan BJ.

Haga, Tahun 1942 ~ 174

D. Pemakaman di Ereveld Ancol ~ 187

E. Penghargaan Bintang Asia Timur Untuk BJ Haga ~ 189

Bab VII. Kesimpulan dan Rekomendasi ~ 195

Daftar Pustaka ~ 199

Lampiran ~ 203

Glosarium ~ 209

Page 17: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura)

Sultan Adam ~ 8

Gambar 2.2. Wilayah Pulau Pinus, Tahura Sultan Adam. ~ 12

Gambar 2.3. Air Terjun Surian di Tahura Sultan Adam. ~ 13

Gambar 2.4. Kawasan Hutan Pendidikan Unlam/HPU

Mandiangin ~ 12

Gambar 2.5. Daerah Hutan Pendidikan Unlam (HPU)

Mandiangin ~ 18

Gambar 2.6. Lukisan Sultan Adam al Watsiq Billah,

Tahun 1844 ~ 22

Gambar 2.7. Relief Sultan Adam di Pertigaan Jalan ke Tahura ~ 26

Gambar 2.8. Ir. H. Pangeran Muhammad Noor ~ 28

Gambar 2.9. PM. Noor Bersama Wakil Presiden Muh. Hatta ~ 30

Gambar 2.10. M Noor Meninjau Waduk PLTA-Riam Kanan ~ 31

Gambar 2.11. Sungai Riam Kanan Pra Dibelokan Tahun 1966 ~ 33

Gambar 2.12. Bendungan Utama Riam Kanan Pada

Tahun 1973 ~ 34

Gambar 3.1. Lokasi Bukit Besar Dalam Peta Wilayah Kerajaan

Banjar Tahun 1826-1860 ~ 39

Gambar 3.2. Lokasi Boekit besar Pada Peta Verspyck,

Tahun 1862~ 41

Gambar 3.3. Lokasi Pegunungan Babaris Pada Peta Verbeek

1870 ~ 42

Gambar 3.4. Lokasi Bukit Besar Pada Peta Stemler 1875 ~ 43

Gambar 3.5. Lokasi Bukit Besar Pada Peta Hooeze 1893 ~ 44

Gambar 3.6. Lokasi Bukit Besar Dalam Peta Muller 1845 ~ 46

Gambar 3.7. Lokasi Bukit Besar Dalam Peta Topografische Dienst

1924-1925 ~ 48

Gambar 3.8. Puncak Bukit Besar, Mandiangin Tahun 2010-an ~ 50

Gambar 3.9. Denah Menuju Kawasan Tahura Sultan

Adam (1) ~ 52

Gambar 3.10. Denah Menuju Kawasan Tahura Sultan

Page 18: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xviii

Adam (2) ~ 53

Gambar 4.1. Gambar Gustave Verspyck Tahun 1862 & 1892 ~ 56

Gambar 4.2. Gambar Gustave Verspyck Tahun 1900 an ~ 58

Gambar 4.3. Peta Lokasi Benteng Mengappan Dalam Peta

Verspyck, Tahun 1862 ~ 62

Gambar 4.4. Peta Lokasi Benteng Mengappan Dalam Peta Hindia

Belanda ~ 63

Gambar 4.5. Ratu Juliana (1948-1980)-tengah ~ 65

Gambar 4.6. Peta Lokasi Kaolangan dan Banjoe Irang Dalam

Peta Verspyck, Tahun 1862 ~ 68

Gambar 5.1. Sumber Primer, Majalah Tropisch Nederland,

1939 ~ 72

Gambar 5.2. Kutipan Majalah Tropisch Nederland,

Tahun 1939 ~ 73

Gambar 5.3. Logo website https://oorlogsgravenstichting.nl.

Sumber: https://oorlogsgravenstichting.nl.,diakses 20

November 2017 ~ 76

Gambar 5.4. Kantor Yayasan oorlogsgravenstichting,

Belanda ~ 77

Gambar 5.5. Sisa Pondasi Sanatorium Mandiangin ~ 79

Gambar 5.6. Sketsa Sanatorium Mandiangin di Bukit Besar~ 81

Gambar 5.7. Kaca Bertulang Jendela Sanatorium Mandiangin ~ 83

Gambar 5.8. Tulisan di Pipa Bak Mandi Sanatorium

Mandiangin~ 84

Gambar 5.9. Bekas Tandon di Bangunan Sanatorium

Mandiangin ~ 85

Gambar 5.10. Bekas Bangunan Sanatorium Mandiangin (1) ~ 86

Gambar 5.11. Bekas Bangunan Sanatorium Mandiangin (2) ~ 86

Gambar 5.12. Bekas fondasi Bangunan Sanatorium

Mandiangin ~ 87

Gambar 5.13. Bangunan Sanatorium Tosari Tahun 1920 Yang

Mirip Dengan Sanatorium Mandiangin (1) ~ 90

Gambar 5.14. Daftar Nama Sanatorium Tahun 1920 -

di Hindia Belanda ~ 93

Page 19: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xix

Gambar 5.15. Suasana Sanatorium Garoet ~ 95

Gambar 5.16. Bangunan Sanatorium Tosari Tahun 1920 yang

Mirip Dengan Sanatorium Mandiangin (2) ~ 96

Gambar 5.17. Dokter Paru Yang Bertugas di Sanatorium

Garoet ~ 98

Gambar 5.18. Sisa Pondasi Bangunan Sanatorium Barabai ~ 99

Gambar 5.19. Sisa Pondasi Bangunan Sanatorium Barabai ~ 99

Gambar 5.20. Sisa Pondasi Bangunan Sanatorium Barabai ~ 100

Gambar 5.21. Sketsa Bangunan Pasanggrahan Mandiangin ~ 102

Gambar 5.22. Bangunan Pesanggrahan Kotabaru Yang Mirip

Pasanggrahan Mandiangin Tahun 1900 an ~ 103

Gambar 5.23. Sisa Pondasi Pasanggrahan Mandiangin

di Bukit Besar ~ 104

Gambar 5.24. Susunan Tangga belakang Pasanggrahan

Mandiangin ~ 105

Gambar 5.25. Sisa Pondasi pada Pasanggrahan

Mandiangin ~ 106

Gambar 5.26. Tulisan Pada Ubin/Tegel Yang Ditemukan Pada

Kamar Mandi Pasanggrahan ~ 108

Gambar 5.27. Pasar Boeboetan Surabaya ~ 109

Gambar 5.28. Iklan Perusahaan Ubin/Tegel dan Beton Boeboetan

dalam Indische Courant 1940 ~ 110

Gambar 5.29. De Indische Courant Tahun 1940 ~ 111

Gambar 5.30. Iklan pada Het Ochtendblad van Nedenlandsch

Indie Tahun 1940-1941 ~ 112

Gambar 5.31. Koran Het Ochtendblad van Nedenlandsch-Indie

Tahun 1940-1941 ~ 113

Gambar 5.32. Bangunan Berbentuk Garasi Mobil di Lokasi

Pesanggrahan Mandiangin ~ 115

Gambar 5.33. Garasi Mobil Pasanggrahan di Jawa ~ 116

Gambar 5.34. Mobil Yang diperkirakan berada di lokasi Bukit

Besar, Mandiangin ~ 111

Gambar 5.35. Mobil Yang diperkirakan berada di lokasi Bukit

Besar, Mandiangin ~ 118

Page 20: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xx

Gambar 5.36. Mobil Yang Diperkirakan Mengangkut

Bahan Bangunan ke Bukit Besar, Mandiangin ~ 118

Gambar 5.37. Garasi Mobil Pasanggrahan di wilayah Garoet,

Jawa Barat ~ 119

Gambar 5.38. Sketsa Kolam Renang Haga di Bukit Besar -

Mandiangin ~ 128

Gambar 5.39. Foto Haga Zwembad (Haga di Kolam

Renang) ~ 130

Gambar 5.40. Foto Kolam Mandiangin Sekarang Dari Sudut

Yang Sama ~ 131

Gambar 5.41. Foto Kolam Mandiangin Dengan Angle Dari

Atas Bukit ~ 132

Gambar 5.42. Sisa Fondasi Lapangan Tenis Mandiangin ~ 134

Gambar 5.43. Sketsa Lapangan Tenis di Bukit Besar

Mandiangin ~ 135

Gambar 5.44. Sisa Bangunan Ruang Ganti, Kamar Mandi

dan Toilet di Lapangan Tenis Mandiangin ~ 136

Gambar 5.45. Ambtenaar Belanda di Lapangan Tenis Yang Mirip-

Lapangan Tenis Mandiangin Tahun 1930 an ~ 137

Gambar 5.46. Klub Tenis di Kota Banjarmasin Tahun 1898 ~ 138

Gambar 5.47. Pisau yang ditemukan di lokasi Sanatorium

Mandiangin Tahun 2014~ 138

Gambar 6.1. Foto Bauke Jan (BJ) Haga ~ 142

Gambar 6.2. Profesor Hermanus Haga, Orang Tua BJ. Haga ~ 143

Gambar 6.3. Beberapa Register Tentang Catatan Kelahiran

dan Kependudukan BJ. Haga di Groningen (1) ~ 144

Gambar 6.4. Beberapa Register Tentang Catatan Kelahiran

dan Kependudukan BJ. Haga di Groningen (2) ~ 144

Gambar 6.5. Beberapa Register Tentang Catatan Kelahiran

dan Kependudukan BJ. Haga di Groningen (3) ~ 145

Gambar 6.6. Bauke Jan Haga Saat Berada di Sumatera ~ 147

Gambar 6.7. BJ. Haga Saat Berada di Sumatera ~ 149

Gambar 6.8. Artikel Kelulusan BJ. Haga di Universitas

Leiden ~ 151

Page 21: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xxi

Gambar 6.9. Foto Bauke Jan Haga dan Neeltje van Witzenburg

Gretel Sebelum Menikah di Batavia ~ 152

Gambar 6.10. Foto Pernikahan Bauke Jan Haga dan Neeltje van

Witzenburg Gretel di Batavia 20 Desember

1925 ~ 153

Gambar 6.11. Putra-Putri BJ Haga & Neeltje

van Witzenburg (1) ~ 154

Gambar 6.12. Putra-Putri BJ Haga & Neeltje

van Witzenburg (2) ~ 155

Gambar 6.13. Rumah Jabatan BJ Haga di Kota Ambon ~ 157

Gambar 6.14. Mobil yang Dihias oleh Anak Anak BJ Haga Saat

Pawai di Kota Ambon ~ 158

Gambar 6.15. Pesawat Yang Mengantar BJ Haga Saat Inspeksi -

ke Daerah di Maluku ~ 159

Gambar 6.16. Peletakan karangan bunga oleh Gubernur Jenderal

Jhr. Mr. B.C. de Jonge dan Gubernur BJ Haga

di peringatan untuk Rumphius Ambon ~ 160

Gambar 6.17. BJ Haga di Maluku ~ 160

Gambar 6.18. Kedatangan BJ Haga di Banjarmasin ~ 162

Gambar 6.19. BJ Haga Berfoto Bersama Keluarga di Rumah

Jabatan Gubernur Borneo di Banjarmasin (1) ~ 163

Gambar 6.20. BJ Haga Berfoto Bersama Ambtenaar di Rumah

Jabatan Gubernur Borneo di Banjarmasin (2) ~ 163

Gambar 6.21. Rumah Jabatan Gubernur Borneo

di Banjarmasin ~ 164

Gambar 6.22. BJ Haga di Ruang Kerja, Rumah Jabatan Gubernur

Borneo, Banjarmasin (3) ~ 162

Gambar 6.23. BJ Haga di Ruang Kerja, Rumah Jabatan Gubernur

Borneo, Banjar masin (4) ~ 165

Gambar 6.24. Putra Putri BJ Haga di Rumah Jabatan Gubernur

Borneo, Banjarmasin (5) ~ 165

Gambar 6.25. Berita Karir Haga BJ. Haga di Maluku

dan Borneo ~ 166

Gambar 6.26. BJ Haga bersama putra putrinya di Rumah Jabatan

Page 22: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

xxii

Gubernur Borneo, Banjarmasin (6) ~ 167

Gambar 6.27. Pertemuan Semua Gubernur wilayah Hindia

Belanda di Batavia pada Januari 1939 ~ 169

Gambar 6.28. BJ Haga Menyambut Menteri

Van Kleffens (1) ~ 170

Gambar 6.29. BJ Haga Menyambut Menteri

Van Kleffens (2) ~ 171

Gambar 6.30. Foto Corrie Yang Berkostum Tikus dan Adiknya

Berkostum Kadal Saat Bermain

di Banjarmasin ~ 172

Gambar 6.31. Eelco van Kleffens ~ 173

Gambar 6.32. Raderboot (Kapal bermesin Uap dan kincir

di Buritan) yang ditumpangi BJ Haga Saat Inspeksi

Ke Wilayah Wilayah Provinsi Borneo ~ 174

Gambar 6.33. B.J. Haga Bersama Pegawai Kantor Gubernur

Borneo di Banjarmasin ~ 175

Gambar 6.34. Pasukan Jepang Baris Berbaris di Lapangan-

Merdeka Banjarmasin ~ 181

Gambar 6.35. Komplotan B.J. Haga yang Dibantai Tentara

Jepang ~ 186

Gambar 6.36. Ereveld Ancol, tempat BJ Haga dimakamkan

Bersama Istrinya ~ 188

Gambar 6.37. Pemberian Penghargaan Untuk B.J. Haga

Yang Diterima Putra Bungsunya, Bauke Haga,

Pada Hari Senin 18 Februari 1950 ~ 190

Gambar 6.38. Deretan Beberapa Penghargaan B.J. Haga ~ 192

Gambar 6.39. Foto B.J. Haga Yang Masih Disimpan Putra

Bungsunya, Bauke Haga di Belanda ~ ~ 193

Gambar 6.40. Prasasti di Pemakaman Belanda di Ancol ~ 193

Gambar 6.41. Bauke Haga Ziarah ke Makam

Orang Tuanya (1) ~ 194

Gambar 6.42. Bauke Haga Ziarah ke Makam

Orang Tuanya (2) ~ 194

Page 23: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

1

Mansyur & Yusliani Noor

Bab I. Pendahuluan

Keberadaan bangunan di Indonesia dimulai ketika masa

prasejarah pada masa bercocok tanam, berupa rumah panggung.

Sebelumnya manusia bertempat tinggal dalam ceruk atau gua.

Pada masa Hindu-Buddha, bangunan yang didirikan mulai

beragam tergantung dari fungsinya. Misalnya sebagai rumah

tinggal, keraton, pemandian, candi dan sebagainya. Perbedaan

fungsi terbagi menjadi dua, yaitu sakral dan non sakral. Pada

bangunan sakral bertipe cummulative features. Merupakan fitur-

fitur yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia,

misalnya ceruk dan goa. Berbeda dengan bangunan masa Hindu

Buddha yang dalam pembuatan dan keletakannya, memiliki

aturan tertentu. Begitu pun yang terjadi pada masa Islam.

Ketika masa kolonial Hindia Belanda, keberadaan bangu-

nan berkembang dan memiliki bentuk dan fungsi makin bera-

gam, tanpa memperhatikan bangunan tersebut sakral atau tidak.

Perhatian bangunannya disesuaikan dengan bangunan umum

atau pribadi. Bangunan awal yang didirikan kolonial Belanda,

berupa gudang-gudang untuk menyimpan barang dagangan

yakni rempah-rempah. Apabila memiliki modal besar, didirikan

pula kantor dagang dan benteng sebagai sarana pertahanan.

Benteng selain untuk pertahanan juga untuk tempat tinggal

orang-orang Belanda sehingga dilengkapi pula sarana dan pra-

sarananya. Oleh karena itu segala aktivitas perdagangan dan

kehidupan sehari-hari berada dalam benteng.

Seiring perkembangan waktu, ketika kondisi di luar ben-

teng aman seiring redanya perlawanan rakyat, maka para

pembesar Hindia Belanda mulai tinggal di luar benteng. Pada

masa Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) dibangun

rumah peristirahatan dan taman luas serta mengikuti model

Page 24: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

2

Mansyur & Yusliani Noor

Belanda dari Abad ke-18.1 Bangunan yang didirikan pada masa

kolonial dapat dikatakan sebagai bangunan kolonial.2 Tumbuh-

nya kota-kota kolonial di Indonesia dimulai ketika perdagangan

Belanda makin maju sehingga perlu untuk membangun berbagai

sarana dan prasarana untuk keperluan hidup mereka. Termasuk

pendirian bangunan-bangunan kolonial seperti bangunan umum,

pemerintahan/lembaga dan tempat tinggal.3

Demikian halnya di Kalimantan Selatan yang pada masa

Hindia Belanda dikenal dengan nama Zuid Oost Borneo. Pada

wilayah ini terdapat bangunan Hindia Belanda yang dikenal

masyarakat setempat sebagai Benteng Belanda di wilayah Taman

Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Bukit Besar, Desa Mandiangin

Timur, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Dari observasi

awal, sebenarnya bangunan yang diduga benteng Belanda

tersebut adalah sebuah pesanggrahan (pasanggrahans/tempat

peristirahatan, mirip villa) yang dilengkapi kolam renang (zwem-

bad) dan lapangan tenis (tennisbaan). Bangunan tersebut dires-

mikan tanggal 26 Februari 1939 oleh Gouverneur van Borneo, Dr.

Bauke Jan (B.J.) Haga. Dr. B.J. Haga adalah Gubernur Borneo

tahun 1938-1942, sebagai perwakilan pemerintahan kolonial

Hindia Belanda di Kalimantan Selatan. Berkedudukan di Banjar-

masin yang merupakan pusat pemerintahan dan militer kolonial

Belanda di Kalimantan bagian selatan dan timur. Status Residensi

1 Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masya-

rakat Pendukungnya di Jawa, Abad XVIII-Medio Abad XX (Yogyakarta:

Yayasan Bentang Budaya, Cet.1., 2000), hlm.1-4. 2 Djoko Soekiman, Kotagede (Jakarta: Media Kebudayaan

Jakarta, 1992), hlm.661. 3 Novida Abbas,”Warna Eropa Dalam Wajah Kota”, Dalam

Pemukiman di Indonesia (Perspektif Arkeologi) (Jakarta: Departemen

Kebudayaan & Pariwisata Badan Pengembangan Sumberdaya Kebuda-

yaan dan Pariwisata, 2006), hlm.227.

Page 25: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

3

Mansyur & Yusliani Noor

(Karesidenan) Borneo telah ditingkatkan menjadi Pro-vinsi

Borneo sejak tahun 1938.4

Ciri khas bangunan Hindia Belanda tersebut umumnya

bergaya Indis. Menurut Djoko Soekiman, penggunaan unsur-

unsur tradisional tetap ada sehingga bangunan-bangunan yang

didirikan antara 1900-an sampai dengan 1940 masih dapat

dikatakan sebagai arsitektur Indis. Hal yang menarik dari

perkembangan arsitektur di Nusantara bukan hanya arsitektur

kolonialnya saja, namun juga pengaruh Indis tersebut turut

membawa perubahan pada arsitektur rumah tradisional dari

golongan bangsawan. Budaya Indis pada tahun-tahun tersebut

telah meluas ke dalam lingkungan masyarakat pribumi. Gaya

Indis bukan lagi “milik” orang-orang Belanda di Hindia-Belanda

semata, namun telah menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat

modern awal Abad 20, dengan diwakili gaya arsitektur Indis.5

Untuk memahami masa lalu suatu daerah atau bangunan

maupun manusia, sejarah memiliki andil yang cukup penting. Hal

ini menjadikan sejarah tidak jarang bahkan selalu dijadikan

bahan yang dapat menjadi paket tujuan wisata, dalam artian

dapat dikemas menjadi lebih menarik. Memperkenalkan sejarah

kepada tiap generasi sangat penting. Karena itu, diperlukan suatu

terobosan khusus agar hikmah sejarah atau pengetahuan sejarah

bisa dipahami semua orang, sehingga dari sisa sejarah tersebut

setiap orang ingin membuktikan atau mengunjungi daerah

ataupun bangunan tersebut secara langsung. Hal ini akan

meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah tersebut.

4 A.W. Nieuwenhuis, & Z. Kamerlings (ed), et.al., Magazine Tro-

pisch Nederland, Tijdschrift ter Verbreiding van Kennis omtrent Oost-en

West-Indië, Volume 12 (Twaalfde Jaargang) 1939-1940, Amsterdam:

Drukkerij & Uitgeverij JH de Bussy, 1939. 5 Djoko Soekiman, op.cit., hlm 8.

Page 26: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

4

Mansyur & Yusliani Noor

Upaya menyajikan suatu sejarah agar lebih menarik ada-

lah dengan preservasi dan konservasi. Preservasi adalah kegiatan

yang berhubungan secara tidak langsung terhadap pemeliharaan

artefak (peninggalan budaya) pada kondisi fisik yang sama

seperti ketika diterima kurator. Tampilan estetiknya tidak boleh

ada yang ditambah atau dikurangi. Intervensi apapun yang perlu

untuk mengadakan preserve hanya boleh pada permukaan atau

pada “kulit‟ saja serta tidak mencolok. Sementara, konservasi

adalah kegiatan yang berhubungan dengan intervensi fisik

terhadap bahan atau elemen bangunan (bersejarah) yang ada

untuk meyakinkan kesinambungan integritas secara struktural.

Tingkatan kegiatan konservasi dapat berkisar dari penanganan

kecil sampai penanganan besar.6 Kegiatan preservasi dan konser-

vasi pada bangunan bersejarah maupun pada kawasan/ lingku-

ngan bersejarah pada dasarnya bukan semata untuk tujuan

pelestarian dan mempertahankan bangunan secara arsitektural

semata tetapi juga di dalamnya menyangkut nilai-nilai budaya

dalam kehidupan masyarakat.

Bangunan merupakan satu diantara data arkeologi dan

sejarah yang tidak dapat dipindahkan atau terpisah dari matriks-

nya. Istilah tersebut dalam arkeologi disebut fitur. Fitur terbagi

dalam cummulative features dan constructed features. Bangunan

secara umum termasuk dalam constructed features karena me-

ngalami proses perancangan sebelum dibuat. Hal tersebut terli-

hat dari pengertian bangunan. Bangunan, menurut Ensiklopedi

Nasional Indonesia, meliputi segala struktur yang dibuat dengan

tujuan menyediakan tempat bagi manusia, sehingga mereka

dapat menetap dan melakukan kegiatan di dalamnya. Ruangan

dan strukturnya harus direncanakan untuk menghasilkan ling-

6 Udjianto Pawitro, “Preservasi-Konservasi Bangunan Bersejarah

dan Pengelolaan Kawasan Kota Lama”, Makalah pada Simposium Nasi-

onal RAPI XIV-2015 FT UMS, hlm.2-3.

Page 27: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

5

Mansyur & Yusliani Noor

kungan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk kegunaan masing-

masing.7 Bangunan dapat dikelompokkan berdasarkan kegunaan

dan pemakaiannya, antara lain:

1. Bangunan untuk umum, misalnya auditorium, gereja, mesjid,

gedung bioskop, dan teater.

2. Bangunan suatu lembaga, misalnya rumah sakit, sekolah dan

penjara.

3. Bangunan kediaman, misalnya rumah tinggal, apartemen, dan

hotel.

4. Bangunan untuk usaha perdagangan, misalnya pasar, pabrik,

dan perkantoran.

5. Bangunan penyimpanan, misalnya garasi mobil, gudang,

bunker.8

Bangunan merupakan materi fisik yang memiliki cerita di

baliknya, baik itu sejarah pendirian, bahan baku hingga pada

lintasan sejarah keberadaan bangunan bersejarah tersebut. Pada

bangunan tertentu memiliki nama, ciri dan khas tersendiri yang

dijadikan tempat tinggal oleh suatu kelompok masyarakat atau

komunitas secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Dapat

dikatakan bahwa bangunan memiliki lintasan durasi sejarah

tertentu, baik berupa peristiwa, nama seseorang ataupun cerita-

cerita lainnya.

Kejadian masa lalu secara sederhana dapat dikatakan

sebagai bentuk objek studi sejarah, berkaitan dengan kejadian

masa lalu. Objek studi sejarah juga meliputi segala sesuatu yang

terjadi pada rentang waktu tertentu. Sejarah dapat berarti

sebagai ingatan atas kejadian masa lampau yang benar-benar

terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja,

7 R. Sharer & W. Ashmore, Archaeology: Discovering Our Past

(New York: McGraw Hill, 2003), hlm. 415& 426. 8 Anton M. Moeliono (eds.), Ensiklopedi Nasional Indonesia

(Jakarta: Delta Pamungkas, 1997, Jilid 6, Cet. III), hlm.137.

Page 28: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

6

Mansyur & Yusliani Noor

tokoh-tokoh tertentu yang berpengaruh). Umumnya sejarah

dikenal sebagai informasi mengenai kejadian lampau. Sejarah

juga sebagai riwayat tentang masa lampau yang menyelidiki dan

menuturkan riwayat tersebut sesuai dengan apa yang terjadi

tanpa dapat melepaskan diri dari kejadian dan serta kenyataan

masa sekarang yang sedang dialami bersama dan tidak pula

dilepaskan dari perspektif masa depan.

Sebagai sebuah kisah, sejarah menyajikan sesuatu yang

benar-benar terjadi. Cerita sejarah disusun berdasarkan sumber-

sumber, fakta-fakta dan bukti-bukti berupa peninggalan pening-

galan sejarah. Setiap individu, masyarakat maupun setiap bangsa

memiliki sejarah sendiri-sendiri. Proses sejarah dapat memberi-

kan pengalaman, pelajaran dan pemantapan kepribadian bagi

seorang individu, masyarakat dan bangsa. Dokumentasi perjala-

nan sejarah yang hanya tersisa sebagai media yang menghu-

bungkan antara masa lalu dan masa kini. Dokumentasi perjalanan

sejarah dapat berbentuk bangunan, dokumentasi dan cerita

turun-temurun. Peninggalan sejarah sangat berguna dan dapat

dijadikan sumber utama dalam menelaah masalah atas peristiwa

yang terjadi di saat itu.9

9 Suprayitno, “Medan Sebagai Kota Pembauran Sosio Kultur di

Sumatra Pada Masa Kolonial Belanda”, Historisme Edisi Khusus (Lus-

trum), Edisi No.21 Tahun X, 2005.

Page 29: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

7

Mansyur & Yusliani Noor

Bab VII. Kesimpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dituangkan dalam buku

ini, maka direkomendasikan untuk pembuatan identitas plang/

papan informasi pada tiap lokasi bangunan peninggalan Hindia

Belanda, sesuai kondisi dan berdasarkan sumber sejarah yang

dimaksud. Sebagai warisan sejarah, bangunan-bangunan pening-

galan Hindia Belanda di Bukit Besar Mandiangin ini bermanfaat

sebagai media edukasi character building, semangat dan kebang-

gaan menjadi Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dalam meman-

faatkan bangunan-bangunan bersejarah, upaya yang harus

dilakukan adalah bagaimana menciptakan tinggalan tersebut

menjadi tempat kunjungan bagi masyarakat khususnya generasi

muda, sehingga tinggalan-tinggalan ini benar-benar menjadi

means of education bagi generasi bangsa.

Oleh karena itu keberadaan bangunan-bangunan pening-

galan Hindia Belanda di Bukit Besar Mandiangin ini sangat perlu

dimasukkan dalam pendataan benda-benda Cagar Budaya yang

dilindungi pemerintah. Selanjutnya perlu diadakan preservasi dan

konservasi bangunan. Preservasi adalah kegiatan yang berhubu-

ngan tidak langsung terhadap pemeliharaan artefak (pening-

galan budaya) pada kondisi fisik yang sama seperti ketika

diterima kurator. Tampilan estetiknya tidak boleh ada yang di-

tambah atau dikurangi. Intervensi apapun yang perlu untuk

mengadakan “preserve‟ hanya boleh pada permukaan atau pada

“kulit‟ saja serta tidak mencolok.

Sementara konservasi adalah kegiatan yang berhubungan

dengan intervensi fisik terhadap bahan atau elemen bangunan

(bersejarah) yang ada untuk meyakinkan kesinambungan integ-

ritas secara struktural. Tingkatan kegiatan konservasi dapat berki-

sar dari penanganan kecil (minor) sampai penanganan berat

(mayor).

Page 30: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

8

Mansyur & Yusliani Noor

Latar-belakang utama perlu dilakukannya kegiatan pres-

servasi dan konservasi pada bangunan dan lingkungan berse-

jarah di Bukit Besar Mandiangin, adalah: (a) mendapatkan

identitas fisik dari kawasan (fisical identity of environment), (b)

mendapatkan sense of place, (c) mendapatkan nilai sejarah (the

historical values of the city district), (d) meningkatkan nilai

arsitektural pada bangunan dan kawasan, (e) meningkatkan

manfaat ekonomis pada kawasan, (f) sebagai generator kegiatan

pariwisata dan rekreasi, (g) sebagai sumber Inspirasi (place of

inspiration) dan (h) meningkatkan nilai pendidikan pada masya-

rakat luas terutama untuk generasi mendatang.

Dalam perubahan zaman terutama dalam perkembangan

lingkungan global, upaya melestarian peninggalan Hindia Belan-

da di Bukit Besar Mandiangin tentunya harus beracuan pada

upaya pelestarian kota-kota bersejarah di dunia menunjukkan

ada delapan prinsip utama pelestarian kawasan kota sebagai-

mana tercantum dalam Pedoman Pengelolaan Kota-kota Berseja-

rah Dunia seperti tertuang dalam Burra Charter (2003). Delapan

prinsip utama kegiatan pelestarian adalah:

a. Perlu identifikasi kualitas tertentu yang menyebabkan suatu

situs bersejarah dianggap penting;

b. Perlu proses sistematik yang digunakan untuk inventarisasi,

penelitian dan penilaian suatu aset pelestarian.

c. Perlu menggunakan hasil evaluasi situs dalam suatu perenca-

naan pelestarian yang mengidentifikasi arah proteksi yang

disyaratkan oleh suatu situs tertentu;

d. Perlu dalam perencanaan pelestarian, tujuan pelestarian yang

terpadu dengan tujuan-tujuan pembangunan sosial dan eko-

nomi yang telah ditetapkan;

e. Perlu melibatkan masyarakat dalam perencanaan pelestarian;

f. Perlu meyakinkan bahwa penilaian keuangan suatu pemba-

ngunan baru tidak merusak situs perkotaan bersejarah;

Page 31: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

9

Mansyur & Yusliani Noor

g. Perlu mendorong pemerintah pusat dan daerah menggu-

nakan kewenangannya dalam menata dan menggunakan

peraturan dan pendanaan yang tepat;

h. Perlu memahami bahwa setiap persoalan pelestarian adalah

unik dan spesifik.

Sebagai langkah awal kegiatan untuk pendataan benda

benda Cagar Budaya yang dilindungi pemerintah, preservasi dan

konservasi bangunan, maka sangat perlu dilakukan pemasangan

plang/papan informasi di Lokasi Situs Peninggalan Bangunan

Hindia Belanda di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam di

Bukit Besar, Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan,

Kabupaten Banjar. Pemasangan plang/ papan informasi ini perlu

dilakukan oleh pihak berkompeten yakni Balai Taman Hutan Raya

(Tahura) Sultan Adam.

Page 32: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

10

Mansyur & Yusliani Noor

Page 33: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

11

Mansyur & Yusliani Noor

Daftar Pustaka A. Arsip

ANRI, Lampiran Surat-Surat Perdjandjian Antara Kesultanan

Bandjarmasin dengan Pemerintahan V.O.C., Bata-

afse Republik, Inggris dan Hindia-Belanda 1635-

1860, Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia,

Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965.

ANRI, Overeenkomst met den Sulthan van Bandjermasin, tot

Bepaling der Grenzen van de Concessie tot Ontgin-

ning 'Steenkolenmijnen Gend Banjoeirang, van 30

April 1856, Besluit 19 Augustus 1856 No.6 Borneo.

B. Buku Terbitan

Akihary, Huib, 1990, Architectuur & Stedebouw In Indonesie

1870/1970, (Amsterdam: De Walburg Pers).

Anne Buttimer, 1969, "Social Space in Interdisciplinary Pers-

pective," Geographical Review, Vol. 59.

Borel, GFW., 1878, Onze vestiging in Atjeh: Critisch Beschreven,

(Den Haag: D.A. Thieme).

Booms ASH, 1902, Nederlands krijgsroem in Insulinde, (Den

Haag: W.P. van Stockum en Zoon).

Gin, Ooi Keat, 2013, Post-War Borneo, 1945-1950: Nationalism,

Empire and State-Building, Routledge.

Page 34: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

12

Mansyur & Yusliani Noor

Gonggryp, G.F.E., 1934, Geillustreerde Encyclopaedie van

Nederlandsch Indie, (Leiden: Leidsche Uitgeversma

atschappij).

Hagerstrand, Torsten, 1953, Innovation diffusion as a spatial

process, translation by Allan Pred. (Chicago: Uni-

versity of Chicago Press).

Maatschappij Onderlinge Hulp, tanpa tahun, De (The) Garoet

Express and Tourist Guide (1922-1923), (Garoet:

Maatschappij Onderlinge Hulp).

Official Tourist Bureau, 1910, Java: The Wonderland, (Welvre-

den: Official Tourist Bureau, 1910).

Posewitz, Theodore, 1892, Borneo: Geologi and Mineral Reso-

urces, (London: Edward Stanford).

Royal Packet Steam Navigation Co, 1912, Isle of the East,

(Batavia: Royal Packet Steam Navigation Co.

(KPM).

Saleh, Idwar, 1975, “Agrarian Radicalism and Movements of

Native Insurrection in South Kalimantan (1858-

1865)”, Archipel, volume 9.

Swieten, J. Van, 1879, De waarheid over onze vestiging in Atjeh,

(Zalt-bommel: Johan Noman en Zoon).

Swieten, J. Van, 1880, De Luitenant generaal J. van Swieten

versus de luitenant generaal G.M. Verspijck, (Zalt-

bommel: Johan Noman en Zoon).

Page 35: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

13

Mansyur & Yusliani Noor

W.F. Wertheim, Masyarakat Indonesia dalam Transisi. Seri Ter-

jemahan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999).

C. Internet

“Sanatorium Barabai di Masa Penjajahan”, dalam website

http://catatansinalinali.blogspot.co.id/2014/08/san

atorium-barabai-di-masa-penjajahan.html. diakses

20 Maret 2017.

Ade Bastiawan, “Jejak Penginapan Hindia Belanda”, diposting

21 Januari 2015 dalam http://bastiawanade.blog

spot.co.id/2015/01/jejak-penginapan-hindia-belan

da.html. diakses 20 Maret 2017.

Page 36: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

14

Mansyur & Yusliani Noor

Page 37: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

15

Mansyur & Yusliani Noor

Lampiran SUMBER PETA HINDIA BELANDA

TENTANG BUKIT BESAR/BOEKIT BESAAR (Lokasi Peninggalan Benteng Belanda, Mandiangin)

Page 38: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

16

Mansyur & Yusliani Noor

Diolah dari Peta Banjermasing/Martapoera en een gedeelte der Lawut-landen

door Sal. Müller, Karya S., S.l. Müller, tahun 1845 Skala 1:700.000 dengan ukuran

asli 35 x 30 cm, 1 kaart.

Page 39: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

17

Mansyur & Yusliani Noor

Diolah dari Peta Overzichtskaart van een gedeelte der afdeeling Martapoera/

opgenomen door den mijningenieur J.A. Hooze, Karya J.A. Hooze, diterbitkan di

Amsterdam: Stemler Czn, Tahun 1893, Skala 1:150.000 dan ukuran asli 66 x 54

cm, 1 blad. Versi 1.

Page 40: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

18

Mansyur & Yusliani Noor

Diolah dari Peta Overzichtskaart van een gedeelte der afdeeling Martapoera

opgenomen door den mijningenieur J.A. Hooze, Karya J.A. Hooze, Diterbitkan di

Amsterdam : Stemler Czn, Tahun 1893, Skala 1:150.000 dan ukuran asli 66 x 54

cm, 1 blad. Versi 2 (zoom).

Page 41: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

19

Mansyur & Yusliani Noor

Peta Wilayah Kerajaan Banjar Tahun 1826-1860. Sumber: Arsip Nasional RI,

Lampiran Surat-Surat Perdjandjian Antara Kesultanan Bandjarmasin Dengan

Pemerintahan V.O.C., Bataafse Republik, Inggris dan Hindia-Belanda 1635-1860,

Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan

Rakjat 1965; The Kingdom of Banjarmasin in 1857, dalam M. Idwar Saleh,

“Agrarian Radicalism and Movements of Native Insurrection in South Kaliman-

tan (1858-1865), Archipel, volume 9, 1975, hlm. 135-153.

Page 42: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

20

Mansyur & Yusliani Noor

Diolah dari Peta Martapoera/vluchtig opgenomen door den Topografischen

Dienst in 1924-1925, Topografische Dienst, Weltevreden (Batavia), Weltevre-

den (Batavia): Reproductiebedrijf Topografische Dienst, 1926, Schaal 1:100.000,

Size37 x 37 cm, 1 blad.

Page 43: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

21

Mansyur & Yusliani Noor

Glosarium A

Arsitektur Indis : penggunaan unsur-unsur

tradisional tetap ada sehingga

bangunan bangunan yang

didirikan antara 1900-an sampai

dengan 1940

Tuberculose In Neder-

landsch Indie

: Tuberkulosis di Hindia Belanda

Architect bij de Landsge

bouwendienst

: Arsitek yang bertanggung jawab

untuk gedung-gedung pemer

intah

B

Gebergte Besaar : Gunung Besar

Gebergte Bobaris : Gunung Babaris

Borneo Kalimantan

Brevet Longarts : Dokter ahli paru, dari kata long=

paru, arts=dokter.

Burgerlijke Openbare

Werken

: Dinas Pekerjaan Umum

Binnenlandsch Bestuur : Pangreh Praja

C

Cummulative Features : Fitur-fitur yang terjadi secara

alami tanpa campur tangan

manusia, misalnya ceruk dan goa.

F

Feet : kaki (feet)

(Fisical Identity of

Environment)

: Identitas Fisik dari kawasan

Page 44: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

22

Mansyur & Yusliani Noor

H

Heerendienst : Kerja wajib

Het Process Zonder-

Recht

:

Hukum Tanpa Proses).

Indische Courant : Koran Indische

J

Jongos/Djongos : Pembantu, berasal dari kata

jongens yang dalam rumah

tangga kolonial sering disebut

huisjongen.

Imperata Cylindrica) : alang-alang (tanaman)

K

Konservasi : Kegiatan intervensi fisik terhadap

bahan atau elemen bangunan

(bersejarah) yang ada untuk

meyakinkan kesinambungan

integritas secara struktural

Kaart : Peta

Kakawin

Nagarakretagama

: Naskah Negarakertagama

Kokkie : Koki, personil rumah tangga yang

bertugas memasak.

L

Luoroskopi : sinar tembus/doorlichting.

M

Monterado : Mandor (Kalimantan Barat)

Page 45: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

23

Mansyur & Yusliani Noor

Maandag-cent : Sumbangan dana 1 sen tiap

orang tiap hari Senin

P

Pasanggrahan : Tempat peristirahatan, mirip villa

Preservasi : Kegiatan pemeliharaan artefak

(peninggalan budaya) pada

kondisi fisik yang sama seperti

ketika diterima kurator.

Plasma Nutfah : Sumber genetik dan makanan

Semen Portland : Semen campur

Provincial Raad : Dewan Provinsi atau Banjar Raad

Place of Inspiration) : Sumber Inspirasi

R

Raad van Indie : Dewan Hindia Belanda

Radioloog : Dokter spesialis radiologi

Resident de Haanweg : Kampung Belanda

S

Stads Gemeente : Ibukota provinsi.

Soera Baia : Surabaya dalam ejaan lama

T

Tennisbaan : Lapangan tenis

Tropisch Nederland : Kawasan tropis Belanda

: Tuberculose atau TBC.

Tegel Fabriek : Pabrik ubin

The Historical Values Of

The City District

: Nilai sejarah

W

View : Pemandangan

Page 46: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

24

Mansyur & Yusliani Noor

Windbad : Penamaan Mandiangin oleh -

orang Belanda

Weltevreden : Batavia

Waterleiding : Air leiding/PAM

Z

Zwembad : Kolam renang

Zuid Oost Borneo : Kalimantan bagian Selatan dan

Timur

Page 47: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

25

Mansyur & Yusliani Noor

TENTANG PENULIS

MANSYUR, lahir di Selayar, 9

April 1982. Dosen pengajar di Program

Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Univer-

sitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

sejak tahun 2009. Menjalani profesi

war-tawan pada Harian Banjarmasin

Post Tahun 2005-2009. Meraih gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Program

Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Uni-

versitas Lambung Mangkurat, Banjar

masin Tahun 2004, dengan predikat

cum laude. Ke-mudian gelar Magister

Humaniora di Prodi Ilmu Sejarah,

Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas

Diponegoro (Undip), Semarang, predikat cum laude tahun 2012.

Aktif di Pusat Kajian Budaya dan Sejarah Banjar (PKS-BSB), Uni-

versitas Lambung Mangkurat, sebagai sekretaris dan peneliti. Kemu-

dian ketua dan peneliti di Lembaga Kajian Sejarah, Sosial dan Budaya

(LKS2B) Kalimantan; peneliti dan penasehat di Komunitas Historia

Indonesia (KHI) Kalimantan Selatan.

Penelitian yang dikerjakan pada tahun 2017 adalah Ensiklopedia

Tokoh-Tokoh Sejarah Lokal Banjar Sebagai Sumber Belajar Muatan Lo-

kal Mandiri Bagi Siswa SMP/MTS di Kalimantan Selatan (PDP Ristek

Dikti). Buku ber-ISBN yang sudah terbit adalah Muatan lokal Sejarah

Kalimantan Selatan Untuk SMA/MA Jilid 1-3 (2017/Tim); Hasil-Hasil

Kajian Budaya dan Sejarah Banjar (2017/Tim); serta The Lost City: Me-

nyusuri Jejak Nyai Undang Dalam Memori Suku Dayak Ngaju 2017/

Tim). Email, [email protected]; telepon/HP, WA dan Line di

0813 48 48 4442, instagram dan FB sammyxnyder istorya.

Page 48: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

26

Mansyur & Yusliani Noor

YUSLIANI NOOR bin Haji Nor

han Muchtar Jaya (Haji Mandor), lahir

di Martapura Kabupaten Banjar, Propinsi

Kalimantan Selatan, tepatnya di Kam-

pung Tambak Anyar Ulu, Kecamatan

Martapura, pada 12 Agustus 1965. Me-

nempuh Pendidikan di SDN Setia Budi

Tambak Anyar, SMPN 1 Martapura, SM

AN 1 Martapura. Selain itu, juga menem

puh Pendidikan Madrasah Diniyyah

Ibtidaiyyah di Madrasah Tarbiyyatul

Auladil Islam Tambak Anyar Ulu, sampai

Tsanawiyyah.

Pernah mengaji duduk pada beberapa Tuan Guru di Tambak

Anyar dan Kota Martapura Kabupaten Banjar serta di Kota Banjar masin.

Pendidikan S-1 Pendidikan Sejarah pada Program Studi Pendi dikan

Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lam bung

Mangkurat, tamat tahun 1989. Kemudian meraih gelar Master Pendi-

dikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada tahun 2011 di FKIP ULM.

Menjadi Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lambung Mangkurat sejak tahun 1989. Lebih banyak mela

kukan riset sejarah lokal Banjar, kebudayaan dan kemasyarakatan pada

masyarakat Banjar. Peneliti Bappenas Bidang Perdesaan (1996-1998),

Kepala Seksi Bidang Suku Terasing Lembaga Penelitian ULM (1997-

1998). Sekretaris Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Sejarawan

Indonesia Cabang Kal-Sel (sejak 1996), Kepala Riset Batuan dan Sungai

Purba di Martapura (2001-2002). Kepala Riset Sungai Purba di Sangata

Kalimantan Timur (2008), Kepala Riset Sungai Purba di Kabupaten

Banjar dan Tanah Laut (2014), Anggota Tim Peneliti pada berbagai

penelitian sejarah, sosial budaya dan pembangunan di Kalimantan

Selatan, Tengah dan Timur.

Aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, sebagai Ketua Fajrul

Islam Foundation di Kalimantan Selatan, khususnya wilayah Kabupaten

Page 49: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

27

Mansyur & Yusliani Noor

Banjar, penasehat Gepak (Gerakan Pemuda Asli Kalimantan) tahun 2017.

Mendapat berbagai penghargaan. Tahun 2016, mendapat Anu gerah

Datuk Cendekia Utama dari Sultan Khairul Saleh. Mengisi Acara Basyair

Melayu Banjar di RRI Banjarmasin Pro-4 Saluran Pendi-dikan dan

Budaya dalam tahun 2016-2017. Anggota Ikatan Cendekia-wan Muslim

Indonesia (ICMI) Bidang tradisi dan budaya, 2016-sekarang.

Buku-buku yang pernah diterbitkan; anggota penulis buku

Sejarah Banjar (Balitbangda) Propinsi Kalimantan Selatan. Menulis buku:

Sejarah Timur Tengah, Ombak, Yogyakarta, 2014. Islamisasi Ban

jarmasin (Dari Abad 15 Hingga Abad ke-19), terbitan Ombak, Yogya

karta, tahun 2016. Hikayat Tabib Rasin Kelana Ba-Laung Surban Pasak

Tambak Anyar (Abad ke8/9), Pustaka Banua, Yogyakarta, tahun 2016.

Sejarah dan Tradisi dalam Dua Syair Melayu Banjar (Syair Do’a Pengan

tin Banjar dan Syair Islamisasi Banjarmasin), Pustaka Banua, 2016. Syair

Sejarah Datu Kalampayan: Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-

Banjary Tuan Haji Besar, Fajrul Islam Foundation, 2016. Syair Sejarah

Perang Berkobar di Negeri Banjar, Sabubuhan Production, Ban jarmasin,

2017. Syair Roman Sejarah: Rahasia Kehidupan, Sabubuhan Production

Fajrul Islam Foundation, Banjarmasin, 2017. Aktif menulis di berbagai

jurnal ilmiah, baik lokal, regional, maupun nasional. Alamat E-Mail,

[email protected] atau [email protected].

Page 50: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

28

Mansyur & Yusliani Noor

Page 51: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

29

Mansyur & Yusliani Noor

Page 52: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

30

Mansyur & Yusliani Noor

Page 53: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

31

Mansyur & Yusliani Noor

Page 54: Mansyur –Yusliani Nooreprints.ulm.ac.id/5547/1/4. Memori Haga di Mandiangin.pdf · 2019. 3. 13. · Penemuan Bangunan Hindia Belanda Dalam Sumber- Sumber Tertulis Kolonial ~ 37

Menyibak Tabir Misteri Bangunan Hindia Belanda di Bukit Besar, Mandiangin

32

Mansyur & Yusliani Noor