market brief peluang usaha kopi di...
TRANSCRIPT
0
MARKET BRIEF PELUANG USAHA KOPI DI ITALIA
2013
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191
http://www.itpcmilan.com
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 2
I. PENDAHULUAN .
I. 1 Pemillihan Negara 3
I. 2 Pemilihan Produk 4
I. 3 Profil Geografi Italia 5
II. POTENSI PASAR PRODUK KAYU MANIS DI ITALIA
II. 1 Ekspor Kopi Italia ke Dunia 7
II. 2 Potensi Pasar Kopi di Italia 8
II. 3 Regulasi Untuk Produk Kopi di Italia 11
II. 4 Saluran Distribusi Produk Kopi di Italia 13
II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya 15
III. PELUANG & STRATEGI
III. 1 Peluang 17
III. 2 Strategi
III. 2. 1 Strategi Produk 19
III. 2. 2 Strategi Produksi 20
III. 2. 3 Strategi Promosi 21
III. 2. 4 Strategi Pembayaran 22
IV. INFORMASI PENTING 22
2
KATA PENGANTAR
Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3, ITPC
Milan, Italia telah melakukan kajian singkat dalam bentuk Market
Brief yang didasarkan pada desk study. Informasi pasar ini diharapkan
dapat berguna sebagai bahan pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan
atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya.
Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus menerus
dilakukan selama 12 bulan untuk memenuhi target yang dibebankan
kepada ITPC Milan yaitu menyiapkan 12 market brief dengan produk yang
berbeda setiap bulannya.
Disamping berbagai produk yang telah disampaikan pada market
brief sebelumnya, pada bulan ini akan dipilih produk kopi (HS 0903).
Penetapan produk kopi sebagai topik kajian singat dalam Market Brief kali
ini tidak lepas dari fakta yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki
potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk ini
di Italia. Di dalam market brief ini akan diinformasikan mengenai latar
belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar produk kopi di
Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.
Disadari sepenuhnya bahwa kesempurnaan adalah kemustahilan bagi
manusia. Untuk itu kami terbuka dan sangat berterima kasih terhadap
saran yang sifatnya memberikan penyempurnaan terhadap isi dari Market
Brief ini.
Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak yang membutuhkan informasi tentang produk kopi (HS 0903)
Milan, Desember 2013
Kepala ITPC Milan
Sumber Sinabutar
3
I. PENDAHULUAN
1.1 Pemilihan Negara
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang
cukup melimpah dan dikenal dengan sebutan negara agraris.
Pertanian merupakan sektor yang penting dalam memacu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia.
Indonesia berada di peringkat ketiga produsen kopi terbesar di dunia
berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (ICF) pada tahun 2012.
Brazil menjadi produsen kopi nomor satu di dunia, disusul Kolombia.
Dari data yang didapatkan ICF, Indonesia menjadi penghasil kopi
Robusta (85 persen) terbanyak, disusul oleh kopi Arabika (15
persen). Dari kedua jenis kopi tersebut, Indonesia telah
memproduksi 600 ribu ton per tahun dari 1,3 juta hektar kebun
rakyat. ICF mencatat luas area perkebunan kopi di Indonesia
mencapai 1,3 juta hektar tersebar di antaranya di Aceh, Sumatera
Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Sulawesi Selatan, hingga Papua. ICF mencatat ada
sekitar 100 miliar cangkir kopi atau sekitar 165,9 ton kopi yang
diseduh setiap hari di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri jumlah
kebutuhan kopi diperkirakan mencapai 121.107 ton per tahun. Angka
tersebut menyumbang 7% angka produksi kopi di dunia (sumber :
http://id.berita.yahoo.com/indonesia-peringkat-tiga-produsen-kopi-di-dunia-
001832444--finance.html)
Berdasarkan data ekspor impor Istat menyebutkan bahwa
Indonesia merupakan produsen dan eksportir kopi terbesar ke-8 di
Italia, setelah Brazil, Vietnam, India, Switzerland, Honduras, Uganda,
dan Guatemala. Menurut ICF Vietnam menaiki posisi karena
menghasilkan kopi dan menjual dengan harga murah.
Berdasarkan data dari CBI, Brazil merupakan penyuplai kopi
hijau terbesar ke Italia, sekitar 34% dari total angka import pada
2010. Penyuplai terbesar berikutnya adalah Vietnam (19%), India
(13%), Indonesia (5.8%), dan Uganda (4.8%).
4
Tabel 1. Peringkat negara importir kopi ke Italia
World Trade Atlas Italy Istat - Imports
0901 Coffee Millions of US Dollars
Rank Country - Jan-Dec 2010 Jan-Dec 2011 Jan-Dec 2012
0 -- World -- - 1305,636886 1974,420633 1881,024673
1 Brazil - 468,91291 755,639859 671,039796
2 Vietnam - 145,281711 215,158592 264,224147
3 India - 123,662841 191,620975 212,505994
4 Switzerland - 107,234615 151,659103 138,985757
5 Honduras - 45,445852 67,365426 67,767817
6 Uganda - 39,012987 57,759569 67,045573
7 Guatemala - 51,117148 57,044842 59,288054
8 Indonesia - 45,859939 63,175495 58,854164
1.2 Pemilihan Produk
Prospek pasar dan potensi pengembangan kopi ke Italia cukup
menjanjikan karena Italia merupakan importir besar kopi terutama
kopi hijau. Itali merupakan konsumen kopi terbesar kedua di Eropa,
setelah Jerman, sekitar 15% dari total konsumsi kopi pada tahun
2009. Nilai ini berkisar 349 ribu ton pada tahun 2009. Itali merupakan
importir kopi yang besar karena tingkat konsumsinya yang tinggi
namun dikarenakan iklim Italia yang tidak mendukung penanaman
kopi sepanjang tahun. Situasi ini merupakan peluang bagi negara-
negara produsen kopi untuk melakukan ekspor kopi ke Italia.
Tabel 2.Trend Kebutuhan Italia terhadap kopi 2011-2013
5
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Italia memiliki trend yang
terus meningkat akan kebutuhan kopi dari tahun 2011 hingga bulan
Februari 2013. Pada periode Februari 2013 saja sudah mencapai
peningkatan 8.6% dari tahun 2012 dan diprediksikan akan terus
meningkat hingga akhir tahun 2013 sehingga melebihi jumlah impor
pada tahun 2012. Oleh karena itu dapat diprediksikan untuk tahun-
tahun berikutnya Negara Itali akan semakin mengalami peningkatan
impor untuk memenuhi kebutuhan kopi yang semakin besar.
1.3 Profil Geografi Italia
Italia terletak di sebelah selatan Benua Eropa di wilayah
semenanjung Mediterania yang langsung menghadap ke benua
Afrika. Dikelilingi oleh laut di ketiga sisinya, Italia sebelah utara
berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Prancis,
Swiss, Austria dan Slovenia. Dengan posisinya yang seolah berada
di tengah-tengah, Italia memiliki keuntungan sebagai negara yang
memberikan akses ke Eropa Utara, negara-negara Mediterania dan
Eropa Timur.
Wilayah Italia meliputi luas 301.000 meter persegi termasuk
Sisilia dan Sardinia, yang merupakan dua pulau utama selain 38
pulau lainnya. Kota dagang di Italia adalah Milan dengan GDP pada
tahun 2010 mencapai €30.629 miliar. Milan disebut-sebut sebagai
World Trade Atlas Italy Istat - Imports from -- World --
Quantity January – February
% Change
HS 2011 2012 2013 - 13/12 -
-- World -- 0 0 0
09 Spices,Coffee And Tea 90213826 KG 88826322
KG 96033962
KG 8,11
0901 Coffee 86427930 KG 85159341
KG 92486085
KG 8,6
6
salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya
merupakan keempat tertinggi di Eropa dan ke 28 tertinggi di dunia.
Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial
terbaik.
Berdasarkan sensus yang dilakukan pada bulan Juli 2011,
populasi di Italia mencapai 61.261.254 orang. Empat puluh kota di
Italia memiliki populasi lebih dari 50.000 orang dengan dua kota
utama memiliki populasi tertinggi yaitu Roma mencapai 3,357 juta
jiwa dan Milan 2,962 juta jiwa (sumber: www.Indexmundi.com).
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia dengan
beberapa daerah minoritas menggunakan dialek khas Prancis bagi
daerah yang berbatasan dengan Prancis dan Jerman pada daerah
yang berbatasan dengan Jerman. Italia dikenal sebagai negara yang
penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan
kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan
Kereta Api Italia) yang berhasil mengangkut setidaknya 23,300 juta
ton kilometer komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan
jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan cargo dan truk serta
transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara
komoditas minyak memilih pelayaran sebagai moda transportasi
utama. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami
pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat
setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta
penumpang internasional.
Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di
Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate
dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan
internasional dilakukan di Milan. Sistem perbankan Italia dicirikan
oleh berbagai bank dan grup bank. Pada dekade 90-an, pemerintah
Italia melakukan privatisasi pada berbagai bank pemerintah dan
7
membuat perusahaan perbankan gabungan (SPAs) yang sampai
saat ini juga terus dilakukan.
Beberapa hukum perbankan yang sangat signifikan telah
berhasil diterbitkan dimana peraturan telah berhasil meredefinisi
asosiasi perbankan, yang menekankan kepada peningkatan
transaksi non profit yang mengarah kepada merger beberapa bank
menjadi satu bank berkat adanya bantuan pajak dan
diberlakukannya spesialisasi perbankan (misalnya bank rakyat)
untuk memberikan efek medium dan efek transaksi jangka panjang.
Hal ini dilakukan dalam rangka merasionalisasi industri perbankan,
mengurangi jumlah bank dengan membuat jaringan yang kuat
diantara perusahaan perbankan, perusahaan non perbankan serta
perusahaan asuransi. Adapun otoritas sektor perbankan Italia ada di
bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa
bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa
sistem perbankan di seluruh negeri. Italia memiliki dua sistem
ekonomi pasar yaitu monopoli dan oligopoli. Sektor utama
diintervensi dengan sistem monopoli oleh pemerintah yaitu sektor
telekomunikasi, energi dan transportasi.
II. POTENSI PASAR PRODUK KOPI DI ITALIA
II. 1 Ekspor Kopi Italia ke Dunia
Walaupun Italia tidak memiliki produksi kopi, namun kopi yang
diimpor pada umumnya diolah kembali untuk dipasarkan di dalam
negeri dan di ekspor ke berbagai negara.
Kinerja ekspor Italia atas produk kopi terhadap lima negara di
dunia dapat diurutkan sebagai berikut : Ekpor terbesar pertama
adalah ke Jerman, hingga Juni 2013 jumlah eskpor mengalami
peningkatan sebesar 13,37% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai
ekspor produk kopi Italia terbesar kedua adalah ke negara Perancis
dengan tingkat prosentase pertumbuhan yang mengalami penurunan
4,15% dibandingkan tahun sebelumnya. Tiga negara tujuan ekspor
berturut-turut berikutnya yaitu Austria, Yunani, dan UK juga
8
mengalami pertumbuhan yang cukup signifakan. Gambaran lengkap
tentang angka ekspor produk kopi Italia kelima negara tersebut
adalah pada tabel 3 berikut :
Tabel 3. Data Ekspor Kopi Italia ke Dunia
World Trade Atlas Italy Istat - Exports
0901 Coffee Millions of US Dollars January – June 2013
%
Share %
Change
Rank Country 2011 2012 2013 2011 2012 2013 - 13/12 -
0 -- World -- 577,261321 622,160911 667,174135 100 100 100 7,23
1 Germany 88,327102 94,622055 107,275989 15,3 15,21 16,08 13,37
2 France 78,463704 81,148438 77,778661 13,59 13,04 11,66 -4,15
3 Austria 45,105627 44,556 45,028685 7,81 7,16 6,75 1,06
4 Greece 28,462761 28,64352 34,36026 4,93 4,6 5,15 19,96
5 United Kingdom 29,130381 32,05022 33,190001 5,05 5,15 4,98 3,56
II. 2 Potensi Pasar Kopi di Italia
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Italia merupakan
negara importir kopi terbesar di Eropa terutama produk kopi hijau
yang sebagian besar di suplai dari negara-negara berkembang.
Negara importir kopi ke Itali berturut-turut sesuai ranking adalah
Brazil, Vietnam, India, Switzerland, Honduras, Uganda, Guatemala,
Indonesia dan Jerman.
Tabel 4. Trend Impor kopi dari Brazil ke Italia
World Trade Atlas Italy Istat - Imports from Brazil
Millions of US Dollars January – February 2013
% Share % Change
Description 2011 2012 2013 2011 2012 2013 - 13/12 -
9
Brazil 903,744222 777,648046 642,72232 1,03 0,92 0,79 -17,35
09 Spices,Coffee And Tea 116,160665 139,741764 108,421496 12,85 17,97 16,87 -22,41
0901 Coffee 116,160665 139,720726 108,263165 100 99,99 99,85 -22,51
Brazil merupakan negara penyuplai kopi terbesar di Itali,
kemudian diikuti oleh Vietnam, India, dan Switzerland. Hingga bulan
Februari 2013 angka impor kopi dari Brazil telah mencapai 77% dari
angka impor kopi pada tahun 2013. Angka ini merupakan sinyal
positif untuk peningkatan angka impor kopi dari Brazil hingga akhir
tahun 2013.
Tabel 5. Trend Impor kopi dari Vietnam ke Italia
World Trade Atlas Italy Istat - Imports from Vietnam
Millions of US Dollars January – February 2013
% Share % Change
Description 2011 2012 2013 2011 2012 2013 - 13/12 -
Vietnam 293,77356 385,650471 479,843016 0,33 0,46 0,59 24,42
09 Spices,Coffee And Tea 32,883939 43,369994 47,278498 11,19 11,25 9,85 9,01
0901 Coffee 31,861412 41,649064 46,132171 96,89 96,03 97,58 10,76
Vietnam merupakan negara importir kopi terbesar kedua
setelah Brazil. Hingga Februari tahun 2013 ini angka impor kopi dari
Vietnam telah mencapai 112% dari angka impor pada tahun 2012.
Tabel 6. Trend Impor kopi dari India ke Italia
World Trade Atlas Italy Istat - Imports from India
Millions of US Dollars January – February 2013
% Share % Change
Description 2011 2012 2013 2011 2012 2013 - 13/12 -
India 1001,854609 923,302129 949,309455 1,14 1,09 1,17 2,82
09 Spices,Coffee And Tea 29,185136 37,539712 31,951182 2,91 4,07 3,37 -14,89
0901 Coffee 26,415387 34,259657 30,449908 90,51 91,26 95,3 -11,12
10
India merupakan negara importir kopi terbesar ketiga setelah
Brazil dan Vietnam. Hingga Februari 2013 ini angka impor kopi dari
India telah mencapai 88% dari angka impor tahun 2012 lalu. India
dan Vietnam merupakan negara pesaing Indonesia dalam lingkup
negara-negara Asia.
Tabel 7. Trend Impor kopi dari Indonesia ke Italia
World Trade Atlas Italy Istat - Imports from Indonesia
Millions of US Dollars January – February 2013
% Share % Change
Description 2011 2012 2013 2011 2012 2013 - 13/12 -
Indonesia 453,984292 457,62467 481,663282 0,52 0,54 0,59 5,25
09 Spices,Coffee And Tea 12,572393 13,867237 22,218503 2,77 3,03 4,61 60,22
0901 Coffee 10,787303 10,9281 19,163429 85,8 78,81 86,25 75,36
Indonesia saat ini berada pada peringkat ke-8 dari negara-
negara importir kopi ke Italia. Hingga Februari 2013 angka impor kopi
dari Indonesia ke Italia telah mencapai peningkatan hampir dua kali
lipat dari angka impor tahun lalu (2012). Peningkatan ini merupakan
sinyal yang positif dan menjanjikan untuk produk kopi ini. Hingga
Februari 2013 ini Indonesia telah mengirim 7.980.690 Kg kopi
dibanding pada tahun 2012 total kopi yang telah dikirim oleh
Indonesia sebesar 4.604.722 kg. Maka Indonesia bisa diharapkan
untuk menembus peringkat yang lebih atas.
Tabel 8. Trend Impor kopi dari Jerman ke Italia
World Trade Atlas Italy Istat - Imports from Germany
Millions of US Dollars January – February 2013
% Share % Change
Description 2011 2012 2013 2011 2012 2013 - 13/12 -
Germany 13090,26364 12245,47528 11504,16694 14,87 14,43 14,12 -6,05
09 Spices,Coffee And Tea 11,362572 12,402017 16,437725 0,09 0,1 0,14 32,54
0901 Coffee 7,371065 9,26121 12,092939 64,87 74,68 73,57 30,58
11
Jerman merupakan negara yang perlu diwaspadai karena
merupakan negara penyuplai kopi ke Italia dengan peringkat setelah
Indonesia. Angka impor kopi dari Jerman ini terus meningkat dan
dapat mengejar angka impor kopi dari Indonesia. Lokasi Jerman
yang lebih dekat dengan Italia dibandingkan Indonesia merupakan
salah satu poin positif untuk Jerman. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan tentang pasar kopi di Italia sebagai berikut:
a. Espresso culture
Konsumen Italia sangat lekat dengan kultur kopi espresso,
mereka secara eksklusif meminum jenis kopi ini bahkan setiap
hari. Kopi ini menjadi salah satu jenis kopi kebanggan Italia.
Impor kopi robusta juga tinggi dimana Indonesia mengekspor
lebih banyak kopi robusta. Italia masih meminum kopi dengan
memasak kopi tersebut menggunakan alat masak khusus
dengan istilah coffee in pods. Namun perlu dipertimbangkan
juga kecenderungan konsumen untuk beralih ke produk kopi
instan atau produk kopi organik (Euromonitor , 2010).
b. Famous roasters
Italia mengimpor kopi hijau dalam jumlah yang besar
dibandingkan dengan roasted coffee yang hanya sekitar 2,4%
dari total impor kopi Italia. Tetapi ekspor Italia untuk produk
roasted coffee justru tinggi sebesar 94%. Roasted coffee milik
Italia sangat terkenal dengan kualitasnya yang tinggi dan
diekspor ke negara-negara Eropa barat serta USA.
II. 3 Regulasi Untuk Produk Kopi di Italia
Untuk memasuki pasar kopi di Italia, pengusaha
produsen/eksportir perlu memperhatikan persyaratan yang berlaku di
Uni Eropa, dimana harus memenuhi persyaratan bagi
pembeli/konsumen yang dapat mengaplikasikan label, kode dan
sistem manajemen. Hal lain yang pelru diperhatikan adalah dalam
pengemasan, pemberian merk dan labeling yang diberlakukan oleh
Uni Eropa. Di Negara Eropa, terdapat regulasi khusus yang
12
dibutuhkan oleh seorang supplier agar produknya bisa masuk ke
pasar impor, antara lain sebagai berikut :
c. OHS Regulation
Ketentuan K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) adalah
ketentuan yang terkait dengan kondisi prasyarat yang dibutuhkan
oleh seorang pekerja di sebuah industri atau perusahaan tertentu
yang menjamin kesehatan dan keselamatanya dalam bekerja.
Ketentuan K3 ini salah satu bagian yang sangat sering menjadi
kebutuhan pasar impor di bagian eropa dari seorang suplier.
Dengan kata lain, kondisi kerja yang semakin baik maka aka
meningkatkan peluang kesuksesan dalam pasar eropa. Selain
itu, sebuah industri atau perusahaan yang mampu menerapkan
K3 dengan baik akan berdampak pada produktivitas dan kualitas
produk yang baik.
Pada ekportir bidang bumbu-bumbuan dan produk herbal,
K3 merupakan sebuah hal yang mendasar. Hal ini sejalan
dengan kondisi keamanan umum pekerja. Meskipun beberapa
perusahaan ada yang menggunakan sistem OHSAS 18001,
yang merupakan sistem manajemen yang fokus pada
pengelolaan K3 tetapi sistem ini tidak selalu menjadi pra syarat
seorang suplier.
Di beberapa supermaket, seringkali menggunakan standar
lain yang menjamin dalam keselamatan dan kesehatan
pekerjanya seperti Bussines Social Compliance Initiative (BSCI)
dan The Ethical Trade Initiative (ETI). Sistem BSCI merupakan
sistem yang dikembangkan oleh negara-negara importir yang
bertujuan untuk meningkatkan kondisi sosial pekerja dengan satu
sistem monitoring. Negara-negara yang menggunakan sistem
BSCI ini sebagaian besar merupakan negera-negara di uni eropa
yang telah menyetujui menggunakan ketentuan BSCI sebagai
prasyarat pertama atau sebagai standar minimum dalam
13
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Ketentuan
BSCI ini dikembangkan atas dasar sistem jaminan mutu SA
8000.
d. Ethical Trade Initiative (ETI)
Ethical Trade Initiative (ETI) adalah kode etik sosial yang
berkomitmen untuk perusahaan yang berpartisipasi terhadap
penjaminan kelayakan kondisi kerja di seluruh lini proses
produksi. Oleh karena itu, bagi negara-negara yang menjadi
anggota ETI harus memastikan bahwa seluruh pemasok atau
suppliernya telah memenuhi standar ETI. Standar ketentuan ETI
mengatur kebutuhan spesifik untuk keamanan dan kebersihan
lingkungan kerja yang meliputi kebersilah fasilitas kamar mandi/
toilet, akses untuk mendapatkan air bersih, akomodasi yang
cukup dan tempat penyimpanan yang aman.
II. 4 Saluran Distribusi Produk Kopi di Italia
Titik masuk atau entry point komoditi kopi ketika berada dalam
pasar uni eropa sering difasilitasi oleh traders yang terdiri dari
kelompok importir, agen dan broker yang berperan sebagai
fasilitator antara produsen dan konsumen. Kelompok traders dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a. Kelompok importir yang melakukan proses import sesuai dengan
akun mereka sendiri. Kelompok ini menjual komoditi ke kelompok
pembeli lokal atau mengekspor kembali produk komoditi ke
negara lainnya.
Kelompok ini memegang peranan yang sangat penting untuk
pemasaran kopi di Italia. Semakin hari perdagangan kopi
semakin terkonsentrasi pada sejumlah perusahaan
importir/trading. Kesempatan bagi kelompok ini menjadi pemeran
utama dalam penyediaan produk kopi yang berkualitas tinggi dari
negara produsen yaitu negara-negara berkembang.
14
Traders kopi di Italia berada di dua kota pelabuhan penting
yaitu Genoa dan Trieste.di kota inilah sebagian besar traders dan
pengusaha pengolah kopi berada. Adapun asosiasi kopi di
Genoa adalah Associazione Comercio Caffe Droghee Coloniali
(ASSOCAF) dan di Trieste adalah Associazione Comercio Caffe
Trieste. Diantaranya trader yang terkenal di Italia adalah Sandalj
Trading Co.Spa, Imperator, Cogeco.
b. Kelompok agen dan broker, kelompok ini tergolong sebagai
kelompok perantara yang mandiri dalam pembelian dan
penjualan pesanan. Seorang agen beroperasi atas nama
pembeli atau penjual tertentu, sedangkan broker tidak terikat
pada individu pembeli / penjual tertentu. Broker/agen tidak
memiliki langsung kopi yang akan diperdagangkan. Broker/agen
di Italia yang memegang peran penting di pasar Italia antara lain
Comrocafe-Bero, Depase Aldo dan Cattegno Alberto.
Gambar 1. Saluran Distribusi Produk
c. Pengusaha pengolahan kopi/roaster
Di Italia banyak sekali perusahaan kecil yang melakukan
pengolahan kopi masing-masing mempunyai merek sendiri yang
pemasarannya pada umunya untuk pasar dalam negeri dan
hanya sedikit pengolahan kopi dilakukan perusahaan besar.
Adapaun perusahaan pengolah kopi di Italia yang memegang
peran penting dan juga sudah ekspor ke berbagai megara
antara lain Lavazza, Illy dan Mauro Demetrio Spa.
15
d. Pemakai akhir/ pedagang eceran/ pedagang catering
Penjualan kopi paling akhir dilakukan oleh kelompok
pedagang eceran (sueprmarket, warung kopi khusu) dan
pedagang catering (restoran, vending machines). Pada
umumnya penjualan pedagang eceran memiliki pangsa pasar
sekitar 80% dibanding pedagang catering sekitar 20%.
II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya
Pasar kopi di uni eropa memiliki tantangan tersendiri untuk
para supplier yang ingin masuk ke dalam market ini, khususnya bagi
para eksportir. Kebutuhan akan komoditi ini terus meningkat di
negara Italia. Di sisi lain, tantangan para eksportir terhadap
persyaratan requirement yang ditetapkan oleh negara-negara
importir semakin rigit. Tetapi jika semua tantangan ini dapat diatasi,
maka pasar di uni eropa adalah market sangat potensial untuk
dikembangkan. Adapun beberapa tantangan tersebut, dapat
diperinci dalam gambar di bawah ini :
Gambar 2. Peta Kompetitif Pasar Kopi di Eropa
a. Daya beli
Daya beli merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh para
importir dibandingkan hal-hal lain dalam peta kompetitif ini. Para
16
pengolah, pemilik merk dan pengecer sangat mendominasi pasar
kopi di eropa. Mereka memiliki kebutuhan yang sangat tinggi
akan komoditi ini, namun mereka menginginkan komoditas yang
berkuaiitas tinggi dengan harga murah. Selain itu, jika para
eksportir Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara-negara
eksportir lainnya seperti Vietnam karena mereka mampu
menyediakan harga komoditi yang lebih murah, serta Brazil dan
Jerman yang secara lokasi mampu mendekatkan komoditasnya
dengan para pembeli sehingga biaya pengiriman bisa lebih
terjangkau maka bisa saja pasar eropa bagi Indonesia akan
memudar.
b. Daya Supplier
Pada umumnya kemampuan supplier untuk mencukupi
kebutuhan komoditas kopi di uni eropa masih rendah, tidak
seimbang dengan tingginya kebutuhan para trader di eropa. Oleh
karena itu, hal ini merupakan tantangan bagi para supplier untuk
membuat strategi untuk memenuhi kebutuhan pasar uni eropa.
Salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan negara-
negara berkembang lainnya yang memiliki daya produksi
komoditas kopi yang tinggi namun tidak memiliki pasar yang
jelas. Selain itu pengembangan lahan pertanian kopi di Indonesia
perlu ditingkatkan karena permintaan suplai kopi semakin tinggi.
c. Pendatang Baru
Bagi para ekportir pendatang baru, masuk ke dalam pasar eropa
adalah hal yang sangat sulit, karena selain harus bersaing
dengan eksportir terdahulu, mereka juga harus menyesuaikan
persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh negara-negara
importir. Namun, dalam skala kecil para eksportir pendatang baru
sangat mudah menjualnya, karena banyak retailer atau pegecer
yang membutuhkan komoditas ini, karena selain lebih hemat,
para eksportir pendatang baru juga tidak melalui trader sehingga
17
margin marketnya lebih kecil. Hal ini sangat menguntungkan bagi
para retailer.
d. Bahan Komoditi Pengganti
Hal ini merupakan tantangan bagi para eksportir, negara-negara
mana saja yang memiliki kecenderungan membutuhkan
komoditas substitusi yang sesuai dengan kebiasaan dan pola
konsumsi mereka. Jika supplier salah menentukan market dan
tidak bisa mengcover kebutuhan negara-negara importir ini,
maka bisa saja Indonesia tidak memiliki kesempatan kedua lagi
untuk masuk dalam pasar ini. Misalnya di Italia, konsumen lebih
menyukai kopi organik sehingga bentuk kopi instan terlebih ready
to drink coffee mendapat porsi yang kecil dalam permintaan kopi
oleh Italia. Pemrintaan Italia tinggi pada green bean coffee/
unroasted coffee atau roasted coffee.
e. Kompetitor
Komoditas kopi sangat cepat berkembang di negara-negara lain.
Dalam komoditas ini tidak ada produk diferensiasi lainnya,
sehingga jika para ekportir tidak mampu memberikan nilai
tambah dalam produk atau komoditas ini, maka bisa saja negara-
negara importir dengan mudah berpindah kepada supplier lain
yang bisa memberikan nilai tambah yang lebih baik.
III. PELUANG DAN STRATEGI
III. 1 Peluang
III.1.1 Kuatnya pasar
Italia merupakan negara yang sangat tergantung pada
impor dari negara produsen kopi terutama dari negara-negara
berkembang. Saat ini di Italian tengah berkembang perusahaan
pengolahan kopi yang mengimpor kopi dalam bentuk kopi biji
(green coffee), pada umumnya kopi jenis Robusta dan Arabika.
Hasil olahan jenis kopi ini digunakan untuk konsumsi negara
Italaia sendiri dan juga untuk ekspor. Konsumsi penduduk Italia
18
terhadap kopi sangatlah tinggi karena meminum kopi
merupakan budaya sehari-hari mereka. Beberapa produsen
kopi olahan di Italia yang juga sebagai pedagang terbesar di
beberapa wilayah sentra produksi utama adalah: Piemonte,
Liguria, Valle D’Aosta dan Lombardia. Beberapa produsen
terkenal di Italia yang menguasai pasar kopi olahan di Eropa,
terutama untuk jenis roasted dan instant coffee antara lain,
yaitu: Lavazza (www.lavazza.com) dan Illy (www.illy.com).
Pasar yang sangat kuat ini harus diimbangi dengan suplai
produk yang mencukupi dan tentunya bukan hanya dari
kuantitas akan tetapi kualitas yang terjaga juga merupakan
syarat utama yang harus dipenuhi oleh para ekportir atau
supplier.
III.1.2 Konsumsi kopi yang tinggi
Italia merupakan negara konsumen kopi utama ke-4
setelah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang pada tahun 2006.
Sedangkan dalam negara-negara Uni Eropa sendiri, Italia
menduduki urutan ke-2 dengan konsumsi kopi sebesar 3,3 juta
ton pada tahun 2006.
III.1.3 Kopi organik
Di italia pada umumnya sangat memperhatikan kopi
organik dan bersertifikasi fair trade, hal ini mempunyai peluang
pasar yang sangat baik. Pengertian kopi organik antara lain
adalah kopi yang tidak dimodifikasi genetiknya dan tidak
menggunakan pupuk kimia atau pestisida, sistim pertanian kopi
yang menjaga keseimbangan alam, serta yang terjamin akan
kesehatannya.
19
III. 2 Strategi
III. 2. 1 Strategi Produk
Eksportir atau supplier yang bisa memberikan added
value yang lebih besar dalam produknya akan lebih dipilih oleh
pasar. Walaupun komoditi rempah dan herbal ini memiliki
tantangan sendiri untuk mengambangkan produknya, namun
hal ini bisa disiasati dengan menambah added value berupa
produk yang ditempatkan lebih dekat dengan konsumen,
sehingga lebih mudah dijangkau, memiliki fasilitas tertentu
yang ditawarkan jika membeli produk kita, margin harga yang
lebih kecil untuk konsumen yang dapat dilakukan dengan
mendekati langsug segmen pasar kita tanpa melalui trader,
dan hal-hal lain yang membuat konsumen merasa lebih untung
jika membeli produk kita dibandingkan penjual yang lain.
Jenis kopi yang terdapat di pasar Italia dan Uni Eropa
pada umumnya antara lain adalah:
a. Green coffee; kurang lebih 80% diperdagangkan dalam
kondisi belum diproses atau kopi biji (unroasted), dimana
negara-negara berkembang memegang peranan penting
termasuk Indonesia.
Permintaan kopi green bean ke Italia meningkat pada tahun
2012. Interkom Spa, salah satu pabrik kopi terbesar di Italia
berencana untuk meningkatkan pembelian kopi green bean dari
Indonesia hingga 250 kontainer atau setara USD 20 jta. Pabrik
yang berlokasi di Napoli ini juga berencana membuka kantor
perwakilan yang akan bertugas memilih kopi berkualitas. Setiap
tahun, Interkom Spa mengimpor kopi 800 kontainer dari
berbagai negara khususnya Brasil, Kolombia, Kosta Rika,
Guatemala, Afrika, India, Vietnam, dan Indonesia. Interkom Spa
merupakan pemasok kopi dengan merek Lavazza dan Kimbo.
20
b. Roasted coffee; merupakan kopi yang mayoritas dikonsumsi
(sudah diolah/diproses) dan diproduksi sendiri.
c. Decaffeinated coffee; kopi yang diolah sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung kafein dan diproduksi sendiri.
Jenis kopi tersebut akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan
konsumsi karena sangat terkait dengan kepedulian masyarakat
terhadap kesehatan.
d. Kopi instan
e. Ready to drink coffee; jenis ini memiliki sedikit konsumen
dan lebih banyak digunakan pada jasa catering sebagai iced
coffee.
f. Out of home; dikonsumsi di luar rumah antara lain di bar,
restoran, coffee shop, dan lain-lain.
Konsumen Italia lebih suka meminum kopi espresso diikuti
cappuccino, coretto, macchiattos dan decaffeinated coffe.
III. 2. 2 Strategi Produksi
Hal yang perlu diperhatikan dalam strategi produksi
adalah penentuan skala produksi dan penjaminan kualitas
produksi yang konsisten. Hal ini sangat diperhatikan oleh para
importir untuk menentukan supplier yang tepat. Mereka akan
memilih supplier yang bisa mencover seluruh kebutuhannya
namun tetap konsisten dalam kualitas produknya, artinya
supplier dituntut untuk meningkatkan produksinya dan
meminimalkan kesalahan produksinya yang bisa menghasilkan
produk cacat.
Untuk pasar kopi di Italia, perlu diperhatikan teknik
produksi yang ramah lingkungan dan memperhatikan
keamanan dalam hal kesehatan. Semakin meningkatnya
21
kesadaran konsumen terhadap pentingnya keamanan produk
terkait kesehatan, menjadikan kopi organik sangat diperhatikan
akhir-akhir ini. Tentunya dalam memproduksi kopi organik ini
perlu dilakukan pengembangan dalam teknik produksi.
III. 2. 3 Strategi Promosi
Strategi promosi merupakan hal harus diperhatikan
oleh para ekportir untuk meningkatkan penjualan. Berikut ada
beberapa langkah promosi yang bisa diterapkan oleh para
eksportir: 1). Membangun identitas yang jelas untuk konsumen,
hal ini bisa diwujudkan dengan membangun brand atau merk
yang jelas, jenis produk yang khas, membangun tema yang
jelas, lokasi yang mudah dijangkau, dan bisa ditambah dengan
program-program CSR agar konsumen bisa lebih kenal dengan
perusahaan kita. 2). Membangun format, content dan struktur
pesan yang baik untuk para konsumen sehingga konsumen
paham dengan kualifikasi produk kita, tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan market yang diinginkan. 3). Menentukan
langkah promosi yang tepat, apakah dengan iklan di majalah
yang fokus pada sektor makanan di Italia, misalnya Nouva
Distributione, promosi personal selling (door to door), public
relation, atau dengan bantuan sales promotion. 4). Mengikuti
atau melakukan kunjungan tempat pameran penting yang
berskala Internasional di Eropa seperti Anuga, Koln Jerman,
SIAL, Paris Perancis, Coffe World Cup di Jenewa. Sedangkan
di Italia dapat mengikuti pameran SANA (International
Exhibition of Natural Products; http://www.sana.it) di Bologna,
SIC (Coffe Industry Trade Fair; htttp://www.eventseye.com) di
Milan dan Triestespresso Expo (http://www.fieratrieste.it) di
Trieste dah pameran produk hotel, restoran dan kafe (HoReCa)
Host di kota Milan http://www.host.fieramilano.it/en
22
III.2. 4. Strategi Pembayaran
Seperti di negara Eropa lainnya, cara pembayaran bisnis
kopi pada umumnya sebagaimana lazim digunakan dengan L/C
dan CAD (Cash Against Documents). Metode penjualan kopi
melalui FOB sangat sering digunakan, dimana perusahaan
besar pengolahan kopi lebih menyukai ex-dock basis,
sementara perusahaan kecil pengolahan kopi yang membeli
partai kecil meyukai deliver in-store atau ex-store.
IV. INFORMASI PENTING
4. 1 Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta
10310, Indonesia.
4. 2 Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business
Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor,
Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210
IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013
Email: [email protected]. Kontak person: Dr.
Luigi Carlo Gastel (President)
4. 3 Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via
Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.
4. 4 Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della
Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55,00187
Roma, Italia.Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 /
+390648904910
4. 5 Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen
Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il
commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian
perdagangan Italia http://www.mincomes.it/. atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm
4. 6 Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro
Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang
lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses
23
http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui
Euromonitor International (agensi riset) E-mail:
mailto:[email protected]://www.euromonitor.com
4. 7 International Chamber of Commerce. E-mail:
mailto:[email protected]. http://www.iccwbo.org
4. 8 International Trade Centre UNCTAD/ WTO
E-mail: mailto:[email protected]. http://www.intracen.org
4. 9 Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef)
4. 10 Website tentang Informasi terbaru mengenai pameran
perdagangan Internasional Miller Freeman at:
http://www.dotfood.com/schedule/index.htm
4. 11 Majalah Food Sector Italia. Nuova Distributione
Address: Via Creta 56, 25124 Brescia, Italy
Telephone: (39) 30 220261 Telefax: (39) 30 225868.
4. 12 Organisasi Promosi Perdagangan Italia
ICE, National Institute for Foreign Trade
Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy
Telephone: (39) 6-59921
Telefax: (39) 6-59926900Asosiasi Eksportir Kayu Manis
Indonesia (AELI)