masa depan biodiesel indonesia: perspektif finance sustainability · 2020. 12. 20. · outline 1....

25
16 Desember 2020 Fadhil Hasan Achmad Nur Hidayat MASA DEPAN BIODIESEL INDONESIA: PERSPEKTIF FINANCE SUSTAINABILITY 1

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 16 Desember 2020

    Fadhil HasanAchmad Nur Hidayat

    MASA DEPAN BIODIESEL INDONESIA: PERSPEKTIF FINANCE SUSTAINABILITY

    1

  • Outline1. Perkembangan Industri Biodiesel di Indonesia

    2. Peranan Biodiesel Bagi Perekonomian Indonesia 2015-2020

    3. Tantangan dan Masa Depan Biodiesel Sawit

    4. Implementasi Program Mandatori B-30 dan Financial Sustainability

    5. Beberapa Usulan Kebijakan

  • TIMELINE MANDATORY BIODIESEL DI INDONESIA 2008-2021 3

  • MANFAAT PROGRAM BIODIESEL

  • Mekanisme Pasar Biodiesel Indonesia 5

  • Flow Produksi CPO dan Produksi Biodiesel 6

  • Produksi Biodiesel Global 7Konsumsi Biodiesel Global

  • Volume Ekspor Biodiesel Indonesia 8

  • Tantangan Pengembangan Biodiesel di Indonesia 9

    Teknologi Produksi BiodieselTeknologi yang digunakan masih membawa

    beberapa masalah teknis, sehingga produksi biodiesel menjadi tidak sesederhana seperti yang

    diharapkan. Biodiesel yang diproduksi masih belum mampu meningkatkan kadar campuran

    minyak nabati dalam bahan bakar minyak fosil dari B20 menjadi B30.

    Penemuan D100 masih dinilai mahal.

    Pembagian Urusan Pusat & Daerah

    Dalam kaitannya dengan pembagian urusan pemerintah pusat dan daerah dalam kerangka otonomi daerah di Indonesia, masih belum ada kesepahaman mengenai peran pemerintah daerah dalam sektor biodiesel.

    Masalah Produksi Biodiesel

    Produksi biodiesel kurang bertumbuh secara konsisten karena kerangka kebijakan yang ada tidak saling mendukung. Di satu sisi, pemerintah mendorong penggunaan biodiesel sebagai sumber energi terbarukan. Di sisi lain, pemerintah masih menyediakan subsidi atas energi fosil.

    Sisi Rantai Pasok

    Sebagian produksi biodiesel masih tergantung kepada pasokan CPO dari berbagai sumber dengan kualitas yang seringkali tidak memenuhi standar. Mengingat permintaan dunia atas biodiesel cenderung meningkat, penting untuk memastikan bahwa biodiesel dihasilkan melalui proses yang dapat terlacak dan menggunakan konsep berkelanjutan.

    1

    2

    3

    4

  • Harga CPO Versus Harga Fossil Fuel: Gap Melebar 10

  • HIP Biodiesel Versus HIP Solar: Harga HIP Biodiesel sudah lebih mahal daripada HIP Solar sejak September 2019

    11

  • Insentif Biodiesel Indonesia 2019-Juli 2020: Terus Membesar 12

    1. Insentif Biodiesel tercatat mendekati Rp 0/liter, pada bulan Juni-Agustus 2019.

    2. Ketika harga solar (gasoil) lebih tinggi dari harga CPO dengan selisih US$ 100-150/ton.

    3. Kondisi saat ini adalah harga CPO lebih tinggi dari harga Solar dengan selisih US$ 310/ton sehingga insentif meningkat tajam.

    4. Akan tetapi Pemerintah melakukan beberapa langkah penting untuk menjamin ketersediaan insentif/subsidi Biodiesel.

  • Upaya dilakukan Pemerintah Untuk Menekan Besarnya Insentif Biodiesel 13

    Kebijakan Ketiga

    Program B-40 akan diimplementasikan pada bulan Juli 2021, dimana sebagai catatan bauran kebijakan ini menjadi sentiment positif keberlangsungan program B-30 di Indonesia

    Kebijakan Kedua

    Dana Pungutan ekspor (levy) Terbaru diterapkanprogressif sesuai dengan PMK 191/2020. Pungutan ekspor diharapkan mampumempertahankan momentum hilirisasi industriturunan sawit dalam negeri

    Kebijakan Pertama

    Pemerintah mengganti formula perhitungan HIP Biodiesel untuk menurunkan selisih/subsidi biodiesel.

  • Simulasi Proyeksi Arus Kas Dana Sawit (Baseline)14

    Usulan Penyesuaian Kebijakan Pemerintah terhadap

    Program Mandatori Biodiesel (Tarif progresif mulai

    USD670)

    Keterangan :

    1. Insentif biodiesel 2020 dibayarkan untuk outstanding tagihan pembayaran 2019 dan penyaluran s.d Sept 2020.

    2. Dana cadangan di awal tahun 2020 sebesar Rp3,648T, dan pembentukan dana cadangan di 2021 sebesar Rp352M, sehingga saldo dana cadangan di tahun 2021 sebesar Rp1Triliun

    3. Target volume Penyaluran biodiesel tahun 2020 sebesar 8,8 jt KL dan tahun 2021 sebesar 9,2jt KL dengan rata-rata selisih HIP (termasuk OA dan PPN) tahun 2020 sebesar Rp4.889/liter dan tahun 2021 sebesar Rp5.773/liter

    4. Kenaikan tarif PE sebesar USD12,5-USD15/MT setiap kenaikan CPO sebesar USD$25/MT mulai harga CPO USD$670/MT untuk produk crude & turunannya sedangkan untuk produk Buah Biji Sawit, Cangkang, & bungkil menggunakan tarif tetap mulai berlaku 1 Desember 2020

    5. Penyaluran PSR di tahun 2020 terdiri atas proyeksi realisasi seluas 130.000ha dan tahun 2021 seluas 180.000ha

    6. Green Insentif yang diperlukan sebesar Rp1.300/liter

    7. BPDPKS menanggung beban insentif biodiesel (dengan asumsi kenaikan tarif pungutan PE) sebesar Rp4.800/liter

    (Dalam Rp.Miliar)

    Uraian 2020 2021

    Saldo Kas Awal 16,550 3,207

    Dana Cadangan (3,648) (352)

    Sisa Dana Tersedia 12,902 2,855

    Penerimaan (Pungutan + Pengelolaan Dana) 17,196 16,807

    Belanja Pendukung (72) (150)

    Total Dana Tersedia Untuk Belanja Program 30,027 19,512

    Belanja Program PSR (3,889) (5,400)

    Belanja Program Pengembangan Sawit Lainnya (225) (514)

    Total Dana Tersedia Untuk Belanja Biodiesel 25,913 13,598

    Belanja Biodiesel (termasuk surveyor) (31,135) (54,170)

    Dukungan Dana APBN 2,780 -

    Penggunaan Dana Cadangan 3,000 -

    Estimasi Saldo Akhir Tahun 558 (40,572)

    Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit | www.bpdp.or.id

    Usulan Kebijakan

    2020

    (Mulai $670)

    2021

    (Mulai $670)

    Kenaikan Tarif Pungutan Ekspor (Mulai Des 20) 2,649 28,811

    Dampak Penerapan Usulan Kebijakan 2,649 28,811

    Estimasi Saldo Akhir 3,207 (11,761)

    Green Insentif - 11,761

    Sisa Estimasi Saldo Akhir 3,207 -

    1. Asumsi yang digunakan adalah:1. Volume FAME yang

    dibayarkan 2021 terdiri dari Okt-Des 20: 2.528 Juta KL dan Jan-Sep 21: 6,900 Juta KL; Total.:9.428 Juta KL

    2. Selisih HIP 2020 Rp4.889/L dan selisih HIP 2021 sebesar Rp5.773/Liter.

    3. Pungutan Ekspor skema baru naik menjadi Rp45.5 triliun

    4. Kenaikan tarif PE sebesar USD12,5-USD15/MT setiap kenaikan CPO sebesar USD$25/MT mulai harga CPO USD$670/MT untuk produk crude & turunannya sedangkan untuk produk Buah Biji Sawit, Cangkang, & bungkil menggunakan tarif tetap mulai berlaku 1 Desember 2020.

    Dampak PMK 191/2020 terhadap Program Biodiesel

    http://www.bpdp.or.id/

  • Tantangan Program Biodiesel 15

    Akan tetapi akibat adanya wabah Covid-19 mengakibatkan harga crude oil terus rendah yang mengakibatkan kebutuhan

    insentif pada bulan November mencapai Rp6.319/liter.

    PergerakanHIPBiodiesel dan HIP BBM Solar

    Dalam Rupiah/liter

    No Keterangan

    Selisih

    (termasuk

    PPN dan OA)Kebutuhan Dana

    1 Selisih November 2020 Rp6.319/liter Rp58,13 Triliun

    2 Rata – Rata Selisih 2020 Rp4.855/liter Rp44,66 Triliun

    Estimasi Selisih HIPBiodiesel dan HIPBBM Solar

    VolumeFAME9,2 jutakL

    Berdasarkan selisih tersebut kebutuhan dana program

    B30 pada tahun 2021 mencapai Rp58,13 T bahkan

    dengan rata-rata selisih HIP 2020 sebesar Rp4.855/liter

    kebutuhan dana mencapai Rp44,66 Triliun

  • PROYEKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BPDPKS

    16

  • Simulasi Proyeksi Arus Kas Dana Sawit (Baseline) 17

    Usulan Penyesuaian Kebijakan Pemerintah terhadap

    Program Mandatori Biodiesel (Tarif progresif mulai

    USD670)

    Keterangan :

    1. Insentif biodiesel 2020 dibayarkan untuk outstanding tagihan pembayaran 2019 dan penyaluran s.d Sept 2020.

    2. Dana cadangan di awal tahun 2020 sebesar Rp3,648T, dan pembentukan dana cadangan di 2021 sebesar Rp352M, sehingga saldo dana cadangan di tahun 2021 sebesar Rp1Triliun

    3. Target volume Penyaluran biodiesel tahun 2020 sebesar 8,8 jt KL dan tahun 2021 sebesar 9,2jt KL dengan rata-rata selisih HIP (termasuk OA dan PPN) tahun 2020 sebesar Rp4.889/liter dan tahun 2021 sebesar Rp5.773/liter

    4. Kenaikan tarif PE sebesar USD12,5-USD15/MT setiap kenaikan CPO sebesar USD$25/MT mulai harga CPO USD$670/MT untuk produk crude & turunannya sedangkan untuk produk Buah Biji Sawit, Cangkang, & bungkil menggunakan tarif tetap mulai berlaku 1 Desember 2020

    5. Penyaluran PSR di tahun 2020 terdiri atas proyeksi realisasi seluas 130.000ha dan tahun 2021 seluas 180.000ha

    6. Green Insentif yang diperlukan sebesar Rp1.300/liter

    7. BPDPKS menanggung beban insentif biodiesel (dengan asumsi kenaikan tarif pungutan PE) sebesar Rp4.800/liter

    (Dalam Rp.Miliar)

    Uraian 2020 2021

    Saldo Kas Awal 16,550 3,207

    Dana Cadangan (3,648) (352)

    Sisa Dana Tersedia 12,902 2,855

    Penerimaan (Pungutan + Pengelolaan Dana) 17,196 16,807

    Belanja Pendukung (72) (150)

    Total Dana Tersedia Untuk Belanja Program 30,027 19,512

    Belanja Program PSR (3,889) (5,400)

    Belanja Program Pengembangan Sawit Lainnya (225) (514)

    Total Dana Tersedia Untuk Belanja Biodiesel 25,913 13,598

    Belanja Biodiesel (termasuk surveyor) (31,135) (54,170)

    Dukungan Dana APBN 2,780 -

    Penggunaan Dana Cadangan 3,000 -

    Estimasi Saldo Akhir Tahun 558 (40,572)

    Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit | www.bpdp.or.id

    Usulan Kebijakan

    2020

    (Mulai $670)

    2021

    (Mulai $670)

    Kenaikan Tarif Pungutan Ekspor (Mulai Des 20) 2,649 28,811

    Dampak Penerapan Usulan Kebijakan 2,649 28,811

    Estimasi Saldo Akhir 3,207 (11,761)

    Green Insentif - 11,761

    Sisa Estimasi Saldo Akhir 3,207 -

    1. Asumsi yang digunakan adalah:1. Volume FAME yang

    dibayarkan 2021 terdiri dari Okt-Des 20: 2.528 Juta KL dan Jan-Sep 21: 6,900 Juta KL; Total.:9.428 Juta KL

    2. Selisih HIP 2020 Rp4.889/L dan selisih HIP 2021 sebesar Rp5.773/Liter.

    3. Pungutan Ekspor skema baru naik menjadi Rp45.5 triliun

    4. Kenaikan tarif PE sebesar USD12,5-USD15/MT setiap kenaikan CPO sebesar USD$25/MT mulai harga CPO USD$670/MT untuk produk crude & turunannya sedangkan untuk produk Buah Biji Sawit, Cangkang, & bungkil menggunakan tarif tetap mulai berlaku 1 Desember 2020.

    http://www.bpdp.or.id/

  • Proyeksi Penerimaan Pungutan Ekspor Skenario Usulan (Mulai USD670 /MT) 19

    Tahun 2021 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21 Total

    Total Volume Ekspor (Ribu MT) 3,189.40 3,060.77 2,783.43 2,765.18 2,778.87 2,577.25 2,722.31 3,422.95 2,984.14 3,352.70 3,436.64 3,418.39 36,492Proyeksi Harga Ref Kemendag (USD/MT) 815 791 771 773 761 757 752 764 798 822 862 879Tarif Produk Crude (USD/MT) 135 120 120 120 105 105 105 105 135 150 165 180 -

    Tarif Produk Turunan (USD/MT) 87.5-112.5 75-100 75-100 75-100 62.5-87.5 62.5-87.5 62.5-87.5 62.5-87.5 62.5-87.5 100-125 112.5-137.5 125-150 -

    Total Pungutan Ekspor (Rp Milliar) 4,211.96 3,483.38 3,087.12 3,172.48 2,753.57 2,541.87 2,680.99 3,366.08 3,912.33 4,902.97 5,463.22 5,949.20 45,525

    Baseline, Skenario 1, Skenario 2 dan Skenario 3

    1. Proyeksi Total Volume Ekspor 2021 adalah 36,5 Juta Ton2. Penerimaan Pungutan Ekspor berdasarkan skema progresif

    sebesar Rp45.5 Triliun3. Skema Progresif 2021 meliputi:

    1. Tarif Pungutan Ekspor harga sampai dengan $670/MT sebesar $55/MT

    2. Selanjutnya Tarif Pungutan Ekspor naik sebesar U$D12.5-15/Ton untuk kenaikan harga CPO rentang $25/Ton

    Sumber Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

  • Proyeksi Insentif Biodiesel Skenario Usulan (Mulai USD670 /MT) 20

    Baseline

    Skenario 1

    Skenario 2

    Pembayaran 2021 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21 Average (Total)

    Bulan Penyaluran Fame Oct-20 Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21

    HIP Biodiesel (Rp/L) 9,265 9,051 9,477 9,539 9,317 9,135 9,151 9,045 9,010 8,957 9,067 9,386 9,200HIP Solar (Rp/L) 4,086 4,149 4,186 4,311 4,349 4,388 4,429 4,465 4,506 4,541 4,580 4,626 4,385Selisih HIP 5,179 4,902 5,291 5,228 4,969 4,746 4,722 4,580 4,503 4,416 4,486 4,760 4,815Ongkos Angkut (Rp/L) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400Selisih HIP + OA (Rp/L) 5,579 5,302 5,691 5,628 5,369 5,146 5,122 4,980 4,903 4,816 4,886 5,160 5,112PPN (Rp/L) 558 530 569 563 537 515 512 498 490 482 489 516Selisih HIP + OA + PPN 6,137 5,832 6,260 6,191 5,906 5,661 5,634 5,479 5,394 5,298 5,375 5,676 5,737Volume Penyaluran (KL) 842,992 842,992 842,992 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 9,428,976Total Kebutuhan Dana Biodiesel (Rp Milliar) 5,173 4,916 5,277 4,746 4,528 4,340 4,320 4,200 4,135 4,061 4,121 4,351 54,170

    Pembayaran 2021 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21 Average (Total)

    Bulan Penyaluran Fame Oct-20 Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21

    HIP Biodiesel (Rp/L) 9,265 9,051 9,477 9,539 9,317 9,135 9,151 9,045 9,010 8,957 9,067 9,386 9,200HIP Solar (Rp/L) 4,086 4,149 4,186 5,136 5,174 5,213 5,254 5,290 5,331 5,366 5,405 5,451 5,000Selisih HIP 5,179 4,902 5,291 4,403 4,144 3,921 3,897 3,755 3,678 3,591 3,661 3,935 4,200Ongkos Angkut (Rp/L) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400Selisih HIP + OA (Rp/L) 5,579 5,302 5,691 4,803 4,544 4,321 4,297 4,155 4,078 3,991 4,061 4,335 4,600PPN (Rp/L) 558 530 569 480 454 432 430 416 408 399 406 433Selisih HIP + OA + PPN 6,137 5,832 6,260 5,283 4,998 4,753 4,727 4,571 4,486 4,390 4,467 4,768 5,060Volume Penyaluran (KL) 842,992 842,992 842,992 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 9,428,976Total Kebutuhan Dana Biodiesel (Rp Milliar) 5,173 4,916 5,277 4,051 3,832 3,644 3,624 3,504 3,439 3,366 3,425 3,656 47,908

    Pembayaran 2021 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21 Average (Total)

    Bulan Penyaluran Fame Oct-20 Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21

    HIP Biodiesel (Rp/L) 9,265 9,051 9,477 9,539 9,317 9,135 9,151 9,045 9,010 8,957 9,067 9,386 9,200HIP Solar (Rp/L) 4,086 4,149 4,186 6,426 6,464 6,503 6,544 6,580 6,621 6,656 6,695 6,741 6,000Selisih HIP 5,179 4,902 5,291 3,113 2,854 2,631 2,607 2,465 2,388 2,301 2,371 2,645 3,200Ongkos Angkut (Rp/L) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400Selisih HIP + OA (Rp/L) 5,579 5,302 5,691 3,513 3,254 3,031 3,007 2,865 2,788 2,701 2,771 3,045 3,600PPN (Rp/L) 558 530 569 351 325 303 301 287 279 270 277 304 22,750Selisih HIP + OA + PPN 6,137 5,832 6,260 3,864 3,579 3,334 3,308 3,152 3,067 2,971 3,048 3,349 3,960Volume Penyaluran (KL) 842,992 842,992 842,992 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 766,667 9,428,976Total Kebutuhan Dana Biodiesel (Rp Milliar) 5,173 4,916 5,277 2,963 2,744 2,556 2,536 2,417 2,352 2,278 2,337 2,568 38,117

    Skenario

    Baseline

    Pembayaran

    FAME 2021

    Okt-Des 20: Rp15.367 T

    Jan-Sep 21: Rp38.803 T

    Total. :Rp54.170 T

    Skenario

    1

    Pembayaran

    FAME 2021

    Okt-Des 20: Rp15.367 T

    Jan-Sep 21: Rp32.541 T

    Total. :Rp47.908 T

    Skenario

    2

    Pembayaran

    FAME 2021

    Okt-Des 20: Rp15.367 T

    Jan-Sep 21: Rp22.750 T

    Total. :Rp38.117 T

    Pembayaran FAME Skenario 1 lebih rendah Rp6.262 Triliun (11.5%) dari baseline

    Pembayaran FAME Skenario 2 lebih rendah Rp16.052 Triliun (-30%) dari baseline

    Pembayaran FAME 2021 sebesar Rp54.17 Triliun

  • KESIMPULAN 24

    1. Program B-30 telah membawa manfaat ekonomi, social dan lingkungan bagi Indonesia. Namunmengembangkan beyond B-30 perlu dipertimbangkan dan dinanalisa secara detail dan terukur secaraekonomi, social dan lingkungan dengan melakukan analisa net social benefit.

    2. Masa depan program biodiesel sangat dipengaruhi oleh dinamika harga CPO dan minyak bumi. Oleh karenaitu selain penyesuaian kebijakan PE, keberlanjutan program biodiesel sangat tergantung dari komitmenuntuk juga mereview kebijakan harga minyak bumi.

    3. Dalam menjaga keberlangsungan program B-30 pemerintah meningkatkan penerimaan BPDPKS melaluisistem progresif punggutan ekspor perlu diapresiasi karena menambah tambahan penerimaan sekitarRp28.1 triliun dari total 45,52 triliun. Namun besarnya biaya biodiesel untuk 9,2 juta KL 2021 menyebabkanbelanja biodiesel membengkak sebesar Rp54,1 triliun

    4. Berdasarkan 3 skenario yang diuji, pemerintah dapat melakukan skenario 2 menaikan harga HIP Solar sebesar 30% dari Rp4385 menjadi Rp6,000 / liter. Hal tersebut akan diperoleh surplus Rp4,2 triliun. Namuntetap saja keberlangsungan program B-30 ini memiliki resiko dan ketidakpastian jika hanya mengandalkankebijakan dari sisi PE dan industry sawit secara keseluruhan.

    5. Perlu dilakukan analisa dampak dari kenaikan pungutan ekspor (PE) terhadap berbagai pemangkukepentingan dan perhitungan net social benefit untuk menilai manfaat program secara keseluruhan.

  • TERIMA KASIH

    25