mata. (revisi)
DESCRIPTION
ANFISMANTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena
alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk
hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat
menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang
terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangantertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa
kesan rasa (Sensori impression) dari organ indera menuju ke otak dimana perasaan ini ditafsirkan.
Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengucapan, penglihatan, penciuman dan
suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit. Dari semua itu,
indera penglihatan (mata) adalah salah satu organ yang paling penting. Di dalam mata terdapat
banyak komponen dan terjadi banyak proses yang sangat penting dalam kehidupan kita selama ini.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah struktur asesoris mata dan komponen dari bola mata ?
b. Bagaimanakah peristiwa “refraction, accomodation and constriction of pupil” ?
c. Bagaimanakah proses melihat (visual signal in retina and neural pathway for vision) ?
d. Bagaimanakah penyakit atau kelainan utama pada mata ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui struktur asesoris mata dan komponen dari bola mata ?
b. Untuk mengetahui peristiwa “refraction, accomodation and constriction of pupil” ?
UNIVERSITAS SURABAYA 1
c. Untuk mengetahui proses melihat (visual signal in retina and neural pathway for
vision) ?
d. Untuk mengetahui penyakit atau kelainan utama pada mata ?
UNIVERSITAS SURABAYA 2
BAB II
PEMBAHASAN
2 .1 Struktur Aksesoris Mata dan Komponen Dari Bola Mata
Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada
fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.
A. Struktur Aksesoris Mata :
1. Orbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata.
a. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata, sisa rongga berisi
jaringan ikat dan adiposa, serta otot mata ekstrinsik, yang berasal dari
orbita dan menginsersi bola mata.
b. Ada dua lubang pada orbit : foramen optik berfungsi untuk lintasan saraf
optik dan arteri optalmik, dan fisura orbital superior berfungsi untuk
lintasan saraf dan arteri yang berkaitan dengan otot mata.
2. Tiga pasang otot mata (dua pasang otot rektus dan satu pasang otot oblik)
memungkinkan mata untuk bergerak bebas ke arah vertikal, horizontal dan
menyilang.
3. Alis mata : melindungi mata dari keringat. Kelopak mata (palpebrae) atas dan
bawah melindungi mata dari kekeringan dan debu.
4. Fisura palpebral atau ruang antara kelopak mata atas dan bawah. Ukurannya
bervariasi di antara individu dan menentukan penampakan mata.
5. Kantus medial terbentuk dari sambungan (junction) medial kelopak mata atas
dan bawah. Kantus lateral terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata atas
dan bawah.
6. Karunkel adalah elevasi kecil pada sambungan medial. Bagian ini berisi
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
UNIVERSITAS SURABAYA 3
7. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap
kelopak (konjungtiva palpebral) dan terlipat kembali di atas permukaan arterior
bola mata (bulbar, atau okular, konjungtiva)
8. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah hubungan jaringan ikat yang
rapat. Kelenjar meibomian yang merupakan pembesaran kelenjar sebasea pada
lempeng tarsal, mensekresi barier berminyak untuk mencegah air mata yang
berlebihan pada kelopak mata bagian bawah.
9. Aparatus lakrimal untuk produksi dan pengaliran air mata.
a. Air mata mengandung garam, mukosa dan lisozim suatu bakteriosida.
Cairan ini membasahi permukaan mata dan mempertahankan
kelembabannya.
b. Berkedip menekan kelenjar lakrimal dan menyebabkan produksi air mata.
c. Air mata keluar melalui pungtum papila lakrimal, yang menyambung
kantong lakrimal. Kantong membuka ke dalam duktus nasolakrimal, yang
pada gilirannya akan masuk ke rongga nasal.
UNIVERSITAS SURABAYA 4
Gambar 1. Struktur Aksesoris Mata
B. Struktur Mata :
1. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian
posterior tunika fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa
putih.
a. Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan
untuk otot ekstrinsik.
b. Kornea adalah perpanjangan arterior yang transparan pada sklera di bagian
depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas
cahaya.
2. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan tersusun dari
koroid, badan siliaris dan iris.
UNIVERSITAS SURABAYA 5
a. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah
refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk
memberikan nutrisi pada mata, dan elastic sehingga dapat menarik ligamen
suspensori.
b. Badan siliaris suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid,
mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligament
suspensorik, tempat perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomodasi
penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah fokus dari objek berjarak
jauh ke objek berjarak dekat di depan mata.
c. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang
berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta
sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.
d. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya
untuk dapat masuk ke interior mata.
3. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil.
Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan seiring menurun seiring
proses penuaan.
4. Rongga mata, lensa memisah interior mata menjadi dua rongga : rongga
anterior dan rongga posterior.
a. Ronga anterior terbagi menjadi dua ruang.
1) Ruang anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris, sedangkan
ruang posterior terletak di depan lensa dan di belakang iris.
2) Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan bening yang di produksi
proses siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea.
Aqueous humor mengalir ke saluran schalemm dan masuk ke sirkulasi
darah vena.
UNIVERSITAS SURABAYA 6
3) Tekanan intraokular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan
bentuk bola mata. Jika aliran aqueous humor terhambat, tekanan akan
meningkat dan mengakibatkan kerusakan penglihatan, suatu kondisi yang
disebut glaucoma.
b. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan berisi vitreus
humor, semacam gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan
bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea.
5. Retina, lapisan terdalam mata adalah lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan
ini terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam.
a. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koraid.
Lapisan ini adalah lapisan tunggal sel epitek kuboidal yang mengandung
pigmen melanin dan fungsinya untuk menyerap cahaya berlebih dan
mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui bola mata. Lapisan
ini juga menyimpan vitamin A.
b. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal) yang terletak bersebelahan dengan
lapisan terpigmentasi, adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai
jenis neuron yang tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah.
1) Sel batang dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan
dengan lapisan terpigmentasi.
a. Selbatang adalah neuron silindris bipolar yang bermodifiksai menjadi
dendrit sensitif cahaya. Setiap mata berisi sekitar 120 juta sel batang
terletak terutama pada perifer retina. Sel batang tidak sensitif terhadap
warna dan bertanggung jawab untuk penglihatan di malam hari.
b. Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Sel ini berfungsi pada tingkat
intensitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan di siang hari.
2) Neuron bipolar membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel batang
dan sel kerucut ke sel-sel ganglion.
UNIVERSITAS SURABAYA 7
3) Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam
retina untuk membentuk saraf optik.
4) Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel lain yang ditemukan dalam
retina, sel ini berperan untuk menghubungkan sinaps-sinaps lateral.
5) Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar, dan badan sel
batang serta kerucut untuk menstimulasi proseus dendrit dan memicu
impuls saraf.Kemudian impuls saraf menjalar dengan arah terbalik melalui
kedua lapisan sel saraf.
a. Bintik buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optic. Karena tidak ada
fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi
saat cahaya jatuh ke area ini.
b. Lutea makula adalah are kekuningan yang terletak agak lateral terhadap
pusat.
c. Fovea adalah pelekukan sentral macula lutea yang tidak memiliki sel
batang dan hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini adalah pusat visual
mata : bayangan yang terfokus di sini akan diinterpretasi dengan jelas dan
tajam oleh otak.
d. Jalur visual ke otak
1) Saraf optik terbentuk dari akson sel-sel ganglion yang keluar dari mata dan
bergabung tepat disisi superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optik.
2) Pada kiasma optik, serabut neuron yang berasal dari separuh bagian
temporal (lateral) setiap retina tetap berada di sisi yang sama sementara
serabut neuron yang berasal dari separuh bagian nasal (medial) setiap retina
menyilang ke sisi yang berlawanan.
3) Setelah kiasma optik, serabut akson membentuk traktus optik, yang
memanjang untuk bersinapsis dengan neuron dalam nuklei genikulasi
lateral thalamus. Aksonnya menjalar ke korteks lobus oksipital.
UNIVERSITAS SURABAYA 8
4) Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli superior, okulomotorik dan
nuklei pratektum untuk berpartisipasi dalam refleks pupilaris dan siliaris.
Gambar 2. Otot Ekstrinsik Bola Mata
UNIVERSITAS SURABAYA 9
Gambar 3. Anatomi Bola Mata
2.2 Peristiwa “Refraction, Accomodation and Constriction of Pupil”
Refraksi adalah defleksi, atau pembelokan berkas sinar saat melewati salah satu
medium menuju medium lain yang memiliki densitas optik berbeda. Semakin
konveks suatu permukaan, maka akan semakin refraktif dayanya.
a. kornea bertanggung jawab untuk sekitar 70% daya refraktif dan merupakan alat
penyesuaian kasar pada mata.
b. Lensa berperan dalam sebagian besar aktivitas refraksi yang tersisa dan
merupakan alat penyesuaian halus pada mata.
c. Cairan aquosus dan vitreus bertanggung jawab untuk refraksi minimal.
UNIVERSITAS SURABAYA 10
Akomodasi adalah proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk memfokuskan
objek secara jelas pada jarak yang beragam.
a. Lensa konveks (tebal ditengah dan tipis di perifer) mengumpulkan berkas sinar,
lensa konkaf (tipis di tengah dan tebal di perifer) membiaskan berkas sinar.
b. Lensa konveks (lebih bundar) fokusnya pada objek yang dekat, lensa konkaf
(mendatar) fokusnya pada objek berjarak jauh.
c. Pada emetropia, atau akomodasi normal, kontraksi otot siliaris mengurangi
tarikan ligamen suspensorik pada lensa, yang kemudian menonjol keluar
sehingga semakin konveks atau membulat, untuk penglihatan dekat. Relaksasi
otot siliaris memperkuat tarikan ligamen suspensorik pada lensa, sehingga
semakin memipihkan lensa untuk penglihatan jauh
d. Daya akomodasi, suatu refleks tak sadar, akan menurun seiring pertambahan
usia akibat penurunan elastisitas lensa, yang tidak dapat menonjol ke luar lagi
sebanyak di usia muda . kondisi seperti ini disebut presbiopia dan diperbaiki
dengan lensa bifocal
e. Konvergensi bola mata saat mengamati objek yang dekat membantu proses
akomodasi dengan memastikan bahwa bayangan dalam kedua mata jatuh pada
bagian koresponden retina.
Konstriksi pupil juga terjadi secara refleks selama proses akomodasi untuk
menmpilkan berkas sinar yang paling terbias pada layar dan memungkinkan
pembentukan bayangan yang jelas pada retina.
2.3 Proses Melihat
1. Cahaya masuk lewat pupil dan diteruskan melalui lensa mata yang memusatkan
bayangan keretina.
2. Ukuran pupil dikendalikan oleh otot. Bila perlu banyak cahaya, pupil akan
membesar. Bila cahaya bertambah terang, pupil bertambah kecil.
UNIVERSITAS SURABAYA 11
3. Kemudian cahaya masuk ke Retina dan oleh retina diubah menjadi sinyal saraf
yang kemudian disalurkan ke otak melalui saraf-saraf mata.
Perkembangan Penglihatan
1. Penglihatan bayi saat baru lahir jauh lebih sempurna. Pertama kali mereka
membuka bola mata, penglihatannya masih samar. Artinya belum bias melihat
objek secara jelas. Sampai sekitar 3 bulan, bayi belum mampu memfokuskan
matanyapada satu objek tertentu. Baru sekitar usia 8 bulam, mereka bisa melihat
objek-objek dalam bentuk 3 dimensi.
2. Dalam bulan-bulan awal kehidupan, sistem visual masih belum sepenuhnya
berkembang pada saat kelahiran ( dan bahkan kurang berkembang pada bayi
premature) sejak lahir hingga dewasa, maka meningkat menjadi tiga kali ukuran
saat lahir, dan sebagian besar pertumbuhan ini selesai pada usia 3, sepertiga dari
diameter mata tumbuh pada tahun pertama kehidupan
3. Saat dewasa maka pemkembangan bola mata akan maksimal, yang juga akan
mempengaruhi kemampuan penglihatan. Semakin bertambahnya usia maka
kemampuan mata akan semakin berkurang, hal ini juga dapat diakibatkan oelh
proses degenerative pada lansia.
4. Age-related Macular Degeneration (AMD) atau kemunduran maskuler yang
dihubungkan dengan usia adalah penyakit degenerative pada retina yang bisa
menyebabkan hilangnya penglihatan sentral. Kemunduran maskular ini membuat
mata tidak bisa melihat dengan baik. Kehilangan penglihatan yang berat pada
usia lebih dari 65tahun beberapa bahkan menyebutkan sudah mulai pada usia 50
tahun keatas.
Tahapan berkas cahaya menuju otak
Cahaya - Kornea -Aqueous humor – lensa – vitreous humor – retina – saraf
optikus dan traktus optikus – korpus genitulatum lateral ditalamus – korteks
penglihatan di lobus oksipitalis.
UNIVERSITAS SURABAYA 12
2.4 Kelainan dan Penyakit
1. Astigmati (mata silindris)
Disebabkan karena bola mata tidak bulat. Akibatnya tidak dapat melihat garis-
garis horizontal dan vertikal bersamaan. Kelainan ini dapat diatasi dengan
kacamata silindris.
2. Miopi (rabun jauh)
Disebabkan karena lensa mata tidak dapat menipis. Akibatnya tidak dapat
melihat jauh dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa
cekung.
3. Hipertensi (rabun dekat)
Disebabkan karena lensa mata tidak dapat menebal. Akibatnya tidak dapat
melihat dekat dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa
cembung.
4. Presbiopi
Disebabkan karena daya akomodasi mata berkurang. Akibatnya tidak dapat
melihat jauh maupun dekat dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan
kacamata bifocal
5. Rabun senja
Disebabkan karena kekurangan vitamin A. Akibatnya tidak dapat melihat
dengan baik pada saat senja dan malam hari. Dapat dicegah dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A.
6. Keratomalasi
Disebabkan karena kekurangan vitamin A yang parah. Akibatnya kornea mata
keruh, permukukaan mata kering dan kasar, dan pengelihatan berkurang hingga
kebutaan.
7. Buta warna
Disebabkan karena keturunan. Akibatnya tidak dapat melihat warna tertentu.
Kelainan ini dapat disembuhkan.
UNIVERSITAS SURABAYA 13
8. Glaukoma
Suatu keadaan dimana tekanan bola mata lebih tinggi dari normal. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan & kebutaan. Tekanan bola mata
normal: 15-20 mmHg.
Di dalam mata, cairan mata (humoakuos) selalu mengalir. Bila terjadi gangguan
pengeluaran cairan, maka humor akuos akan terbendung sehingga tekanan bola
mata meninggi.
Pada glaukoma, tekanan bola mata meningkat, sehingga pembuluh darah yang
menyuplai saraf penglihatan menciut, dan serabut saraf penglihatan tidak
mendapat nutrisi yang cukup. Terjadi kerusakan serabut saraf secara bertahap.
Terdapat bercak gelap pada lapang pandangan, yang secara berangsur- angsur
akan menyempitkan lapang pandangan yang berakhir dengan hilangnyaseluruh
lapang pandangan.
Tipe Glaukoma
1. Glaukoma kongenital
2. Glaukoma akut
3. Glaukoma kronis
4. Glaukoma sekunder
Glaukoma kongenital
1. Terjadi sejak lahir
2. Ada ketidaksempurnaan perkembangan saluran humor akuos di masa janin.
3. Gejala: sangat peka cahaya, mata merah, kornea membesar.
Glaukoma Akut
1. Pada orang yg mempunyai sudut sempit antara iris & kornea.
2. Iris bergeser dari tempatnya & menutup pangkal saluran humor akuos.
3. Gejala: nyeri pada mata, mata merah, pandangan kabur dg cepat, mual.
Glaukoma kronis
1. Terjadi karna saluran keluar humor akuos menyempit scr bertahap.
2. Merupakan tipe yg paling banyak ditemui.
UNIVERSITAS SURABAYA 14
3. Biasanya tanpa gejala apapun & baru disadari jika lapang pandangan benar-
benar telah menyempit.
Glaukoma sekunder
1. Glaukoma yg terjadi akibat penyakit lain. Misalnya: uveitis, diabetes melitus,
obat-obatan.
Pemeriksaan Glaukoma
1. Tonometri
a. Pemeriksaan tekanan bola mata.
b. Alat: tonometer
c. Cara: penderita tidur telentang, mata ditetesi dg anestesi lokal, kemudian alat
tonometer diletakkan pd kornea. Dilihat angka yg tercatat pada tonometer
menunjukkan tekanan bola mata yg diukur.
2. Kampimetri
a. Pemeriksaan lapang pandangan
b. Alat: kampimeter
c. Cara: pemeriksaan dilakukan di tempat gelap, satu mata ditutup, mata yg
terbuka melihat ke bidang parabola sebelah dalam, melihat lampu. Setelah
seluruh bidang diamati diketahui hasilnya.
3. Gonioskopi
a. Pemeriksaan utk melihat sudut bilik mata
b. Alat: goniolens & lampu celah
c. Cara: pemeriksaan dg lampu celah, goniolens ditempelkan pd kornea. Sinar
diatur masuk goniolen sehingga sinar dipantulkan pd sudut bilik mata.
Pengobatan glaukoma kronis
a. Tujuan: menghambat pembentukan humor akuos & meambah aliran keluar,
sehingga humor akuos tidak tertimbun di bola mata.
b. Tahap awal: dg obat digunakan secara teratur dan berkesinambungan, kemudian
dievaluasi.
c. Bila tidak berhasil menurunkan tekanan bola mata dilakukan tindakan operasi.
Pengobatan glaukoma akut
UNIVERSITAS SURABAYA 15
a. Prinsip penanganan: operasi (pembedahan).
b. Saat serangan: diberikan obat untuk pertolongan pertama, kemudian
direncanakan pembedahan.
9. Juling (Strabismus)
Kegagalan kedua mata utk terletak lurus karena tidak sempurnanya penglihatan
kedua mata atau terjadi gangguan saraf-saraf penggerak bola mata. Satu mata
mengarah pada benda yang dilihat, sedangkan mata yang lain mengarah ke titik yang
berbeda.
Kemungkinan penyebab juling
1. Keturunan
2. Kelainan susunan rongga mata, otot mata, dan jaringan sekitar mata.
3. Gangguan penglihatan: perbedaan ukuran kacamata antara mata kanan dan kiri.
4. Gangguan saraf penggerak bola mata.
Tipe juling
1. Juling non-paralitik
2. Juling paralitik
Juling non-paralitik
1. Tidak ada tanda-tanda mata lelah (mata merah, berair). Tidak ada kelainan
refraksi
2. Ada kelainan kosmetik
3. Tidak ada diplopia (penglihatan ganda)
Juling Paralitik
1. Diplopia
2. Pembatasan gerak bola mata ke arah otot yg lumpuh
3. Deviasi pd mata yg sehat lebih besar daripada mata yg sakit.
4. Memiringkan kepala utk mengurangi diplopia.
5. Salah proyeksi/salah menunjuk letak benda.
Tajam penglihatan pada penderita juling
1. Juling yg diderita sejak kecil
UNIVERSITAS SURABAYA 16
2. Tajam penglihatan kurang.
3. Juling yg berganti-ganti mata kanan dan kiri
4. Tajam penglihatan normal.
Penanganan
1. Tergantung tipe/penyebab juling
2. Koreksi kelainan refraksi (bila ada).
3. Penutupan mata yg sehat, latihan otot yg lumpuh.
4. Koreksi dg lensa prisma (pada gangguan akomodatif).
5. Operasi: perpanjang otot yg terlalu kuat, perpendek otot yang terlalu lemah
Juling pada anak
1. Sebagian besar juling pada anak-anak, juling non-paralitik.
2. Anak akan menyembunyikan penglihatan dari mata yang juling untuk
menghindari pandangan kabur/dobel.
3. Akibat tidak digunakan, mata menjadi ambliopia permanen (berkurangnya
ketajaman penglihatan sentral).
4. Dapat dicegah bila terapi dilakukan sebelum usia sekolah.
5. Bila berlanjut, penglihatan akan hilang pada mata yang juling. Anak tidak akan
mempunyai penglihatan binokular seumur hidupnya.
6. Kelainan refraksi banyak terjadi pada anak juling.
7. Pada banyak kasus, penggunaan kacamata yang lebih dini merupakan terapi
yang cukup baik.
8. Penutupan mata yang sehat kadang dilakukan untuk mendorong anak
menggunakan mata yang juling. Sebagian besar kasus juling tidak diketahui
sebabnya.
Tujuan Pengobatan
1. Menghilangkan gangguan ketajaman penglihatan.
2. Memperbaiki penampilan
UNIVERSITAS SURABAYA 17
3. Mendapatkan penglihatan binokular
Menghilangkan gangguan penglihatan
1. Merupakan elemen penting pengobatan mata juling
2. Tidak digunakannya salah satu mata mencegah perkembangan. Penglihatan
penderita & tujuan pengobatan: membuat mata tersebut bekerja → kacamata,
patching (menutup mata), dan pembedahan.
Penatalaksanaan juling
1. Pemeriksaan mata menyeluruh
2. Deteksi dan koreksi pada kelainan refraksi
3. Penutupan pada mata yang juling
4. Pembedahan.
10. Katarak
Definisi
Katarak berarti ‘air terjun’ penyakitmata yang ditandai dengan perubahanlensa -
mata, yang semula jernih dantembus cahaya, menjadi keruh,berkabut, sehingga
seolah olahpenderita melihat dari balik air terjun.
Penyebab katarak membuat buta
1. Pada katarak terjadi perubahan kimia sehingga lensa mata yang semula jernih
dan tembus cahaya menjadi keruh atau buram.
UNIVERSITAS SURABAYA 18
2. Lensa yang buram akan mempersulit penerusan cahaya ke retina, sehingga
bayangan pada retina menjadi kabur.
3. Bila kekeruhan lensa bertambah parah, maka penglihatan semakin kabur dan
akhirnya buta.
Gejala katarak
1. Gejala subyektif : gejala diawali dengan adanya penglihatan ganda dan peka
terhadap cahaya, sehingga membuat penglihatan di malam hari terasa lebih
nyaman. penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan menurun secara
progresif.
2. Gejala objektif: tampak kekeruhan lensa dalam berbagai bentuk dan tingkatan.
Jenis-jenis katarak
1. Katarak kongenital
a. Bawaan sejak lahir
b. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau parasit saat ibu hamil muda
2. Katarak senilis
a. Biasa ditemui pada usia lanjut
b. Muncul paling cepat pada usia 40tahun
3. Katarak traumatik
a. Terjadi karena trauma pada mata
4. Katarak komplikata
a. Terjadi karena infeksi atau penyakittertentu, misal: Diabetes Melitus
Pembedahan dilakukan bila
1. Bila katarak sudah mengakibatkanmenurunnya tajam penglihatan
yangmenyebabkan terganggunyapekerjaan sehari-hari.
2. Bila katarak sudah matang
3. Bila terdapat kelainan di bagianbelakang bola mata yang perlu dilihat.
Tujuan operasi dan perawatan
1. Tujuan operasi: utk mengeluarkanlensa mata yang keruh.
2. Perawatan sesudah operasi:
UNIVERSITAS SURABAYA 19
3. Bila tidak ada keluhan: setelahoperasi dapat berobat jalan.
4. Bila ada keluhan: dirawat 1-3 hari.
Hal yg dianjurkan setelah operasi:
1. Memakai obat yg diberikan
2. Memakai penutup mata
3. Melakukan pekerjaan yang ringan-ringandulu
4. Bila memakai sepatu, janganmembungkuk.
Hal-hal yg tidak dianjurkan setelah operasi:
1. Menggosok mata
2. Membungkuk terlalu dalam
3. Menggendong berat
4. Membaca terlalu berlebihan
5. Berbaring ke sisi mata yang baru dibedah.
Penglihatan sesudah operasi
1. Pada mata yg sudah dikeluarkanlensanya akibat katarak:
→ penglihatan tidak jelas dan perlulensa pengganti
→ mata tidak dapat melihat dekat(akomodasi).
Jenis lensa pengganti
1. Kaca mata
2. Lensa kontak
3. Lensa intraokular
Kaca mata untuk pengganti lensa:
1. Alat penglihatan yg cukup aman
2. Harga tidak semahal lensa lainnya
3. Perlu latihan utk adaptasi (karena kacamatatebal).
4. Keluhan pada bulan pertama pemakaiankaca mata: adanya perasaan asing,kaca
mata terlalu tebal, benda akanterlihat melengkung.
Lensa kontak
1. Keuntungan:
UNIVERSITAS SURABAYA 20
Dapat dipergunakan sebagai pengganti lensa matauntuk melihat
jauh.mengapung pada permukaan kornea, sehinggadapat mengurangi beberapa
keluhan pada pemakaian kaca mata katarak.
2. Kelemahan:
Penyimpanan harus bersih, pemakaian sukar pada usia lanjut, tidak dapat
dipakai bila mata sakit, merah,berair.
Lensa intraokular
1. Lensa dimasukkan ke dalam matasaat pembedahan, untuk menggantifungsi
lensa.
Keuntungan:
1. Tidak perlu dibersihkan,
Catatan:
1. Pada penderita katarak sesudahoperasi, selain lensa pengganti,masih
memerlukan kaca mata untukmelihat dekat →karena lensapengganti tidak
mempunyai dayaakomodasi.
UNIVERSITAS SURABAYA 21
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta. EGC
http://www.vetmed.vt.edu/education/curriculum/vm8054/eye/cnsproc.htm
http://www.cog.brown.edu/courses/cg0001/lectures/visualpaths.html
UNIVERSITAS SURABAYA 22