materi penkes bersalin kelompok iii
TRANSCRIPT
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA IBU BERSALIN DAN MANAJEMEN RASA SAKIT NON FARMAKOLOGI
SAAT PERSALINAN
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kebutuhan Seksualitas I
Koordinator : Ns. Sari Sudarmiati S.Kep, M.Kep.Sp.Mat
Disusun oleh kelompok 3 (A.10.1):
Layar Mutiara 22020110120033
Wiwin Nopitasari 22020110120053
Agistia Anom 22020110120082
Eka Nurohmat 22020110141006
Miftahul Firzanuddin 22020110141007
Alin Asmira K. 22020110141007
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA IBU BERSALIN DAN MANAJEMEN RASA SAKIT NON FARMAKOLOGI SAAT
PERSALINAN
----MATERI ANTENATAL----
Nutrisi Selama Kehamilan
1. Nutrisi pada Ibu Hamil
Sebuah hasil studi menunjukkan bahwa 6 (enam) dari 10 (sepuluh) orang ibu
hamil mengalami kurang asupan nutrisi mikro (antara lain zat besi, seng, vitamin A
& C dan asam folat). Selain itu, ditemukan pula bahwa lebih dari 50% ibu hamil
mengalami kekurangan asupan protein. Kondisi ini mendukung fakta banyaknya
terdapat masalah bayi baru lahir seperti prematur dan berat badan lahir rendah di
Indonesia(16).
Berdasarkan studi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nutrisi merupakan
salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Status
nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang membuat nutrisi seorang
wanita berisiko seperti kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk,
kebiasaan makan yang aneh, dan kondisi kesehatan yang buruk akan terus
berpengaruh pada status gizi dan pertumbuhan serta perkembangan janin(7).
2. Fungsi Asupan Makanan pada Ibu Hamil(20)
a. Pertumbuhan rahim (uterus), payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan
perkembangan janin.
b. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak/ mati
c. Sumber tenaga
d. Mengatur suhu tubuh
e. Cadangan makanan
3. Jenis-Jenis Nutrisi dan Contoh Makanan yang Dibutuhkan Selama Kehamilan(7)
NO. NUTRIENT SUMBER-SUMBER MAKANAN
1. Karbohidrat Beras, jagung, sagu, tepung terigu, ubi.
2. Lemak Lemak nabati: minyak kelapa sawit, minyak
sayur, margarine.
Lemak hewani: mentega, susu, keju.
3. Protein Daging, telur, susu, keju, kacang polong (buncis
kering dan kacang polong, kacang tanah),
kacang-kacangan, padi-padian.
4. Mineral
- Kalsium
- Fosfor
- Besi
- Seng
- Yodium
- Magnesium
Susu, keju, yogurt, ikan ardine atau ikan lain yang
dimakan bersama tulangnya, sayur-sayuran
berdaun hijau tua, kecuali bayam+, tahu, buncis
panggang.
Susu, keju, yogurt, daging, padi-padian utuh,
kacang polong.
Hati, daging, roti utuh atau sereal dan roti yang
diperkaya , sayur-sayuran berdaun, kacang
polong, buah-buhan kering.
Hati, kerang, daging, gandum utuh, susu.
Garam beryodium , makanan laut, susu dan
produk susu, roti beragi, roti kadet, dan donat.
Kacang-kacangan, kacang polong, coklat, daging,
padi-padian utuh.
- Selenium
Daging organ, makanan laut, padi-padian utuh,
kacang polong, gula tebu.
5. Vitamin larut lemak
- Vit. A
- Vit. D
- Vit. E
Sayur-sayuran berdaun hijau, sayuran dan buah-
buahan yang berwarna kuning tua, lada, hati,
margarin atau mentega yang diperkaya.
Susu yang diperkaya, margarine yang diperkaya,
kuning telur, mentega, hati, makanan laut.
Minyak sayur, sayuran berdaun hijau, gandum
utuh, hati, kacang-kacangan, padi-padian, keju,
ikan.
6. Vitamin larut air
- Vit. C
- Asam folat
- Tiamin
- Riboflavin
- Piridoksin
Buah jeruk (sitrus), strawberi, melon,
brokoli,tomat, lada, sayur-sayuran mentah
berdaun hijau tua.
Sayuran berdaun hijau, jeruk, brokoli, asparagus,
hati.
Daging babi, daging sapi, hati, padi-padian. yang
diperkaya, kacang polong.
Susu, hati, padi-padian yang diperkaya, sayur-
sayuran kuning dan hijau tua.
Daging, hati, sayur-sayuran hijau, padi-padian
utuh.
- Vit. B12
- Niasin
Susu, telur, daging, hati, keju.
Daging, ikan,daging unggas, hati, padi-padian
utuh atau diperkaya, kacang tanah.
4. Dampak Kekurangan Nutrisi Pada Ibu Hamil(8,9).
Berbagai keluhan pada ibu hamil seperti merasa lelah, mual, pegal, sembelit,
varises, bahkan masalah di kulit, gigi atau gusi tidak hanya disebabkan faktor
hormonal, tapi juga asupan gizi yang dikonsumsi bumil. Rasa lelah serta mual terjadi
karena bumil kekurangan protein dan karbohidrat kompleks. Kalau sembelit bisa
terjadi karena ibu hamil kurang asupan makanan berserat, varises bisa dialami
karena asupan vitamin C kurang tercukupi. Kram kaki bisa terjadi karena minim
mineral fosfor dan kalsium. Berikut ini adalah masalah gizi pada ibu hamil:
a. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
b. Perdarahan pada masa kehamilan
c. Terjadinya keguguran
d. Penurunan kualitas dan kuantitas ASI
e. Bayi lahir mati
f. Bayi lahir dengan berat badan rendah
g. Bagi lahir kurang bulan
h. Anemi gizi
1) Dampak anemi pada ibu adalah:
a) Ibu menjadi lemah.
b) Kekebalan tubuh menurun, sehingga kemungkinan terkena infeksi tinggi.
c) Perdarahan postpartum sehingga meningkatkan kematian ibu.
d) Kesulitan persalinan.
2) Dampak anemi pada bayi yang akan dilahirkan:
a) Bayi lahir prematur atau BBLR.
b) Bayi kecil untuk masa kehamilan.
c) Bayi cacat.
d) Tingkat kesehatan bayi untuk selanjutnya kurang menggembirakan.
i. Kekurangan Yodium
1) Penyebabnya adalah :
a) Waktu kehamilan kebutuhan yodium meningkat, karena janin
membutuhkan lebih banyak thyrosin dan triiodothyronine sebagai hormon
pertumbuhan.
b) Intake makanan yang mengandung yodium berkurang misalnya
menggunakan garam yang tidak beryodium.
c) Terlalu banyak mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung zat
goiterogenik yang dapat menghambat penyerapan yodium.
2) Dampak :
a) Meningkatkan resiko keguguran
b) Meningkatkan resiko bayi lahir mati
c) Pertambahan berat badan ibu hamil tidak sesuai umur kehamilan, karena
perkembangan janin terhambat
d) Terjadi gangguan perkembangan sel-sel otak janin
e) Berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian bayi meningkat
f) Ibu hamil mengalami pembesaran kelenjar gondok
j. Kekurangan folat diawal kehamilan bias menyebabkan neural tube defects
(kelainan syaraf).
k. Kekurangan intake lemak, terutama LCP (Long Chain Polyunsaturated Fatty Acids)
bias mengganggu fetal growth dan development, termasuk pertumbuhan otak
dan retinol.
5. Contoh Susunan Menu Harian Selama Kehamilan(16).
WAKTU MENU BAHAN TRIMESTER I TRIMESTER II & III
Sarapan
Pagi
Roti Roti 2 lembar 2 lembar
Buah Pepaya 1 potong 1 potong
Teh manis Gula 2 sdt 2 sdt
Selingan
Pk.10.00
Bubur kacang Kacang hijau 2,5 sdm 2,5 sdm
hijau santan 1 mangkok 1 mangkok
Teh manis Gula 4 sdt 4 sdt
Teh manis Gula 1 sdt 1 sdt
Makan
Siang
Nasi Beras 6 sdm 8 sdm
Ayam goreng Dag. Ayam 2 potong 2 potong
Pepes Tahu 1 bj sedang 1 bj sedang
tahu Kelapa 2 sdt 2 sdt
Sayur bening
bayam
Bayam 1 mangkok 1 mangkok
Lalapan Tomat 1 buah 1 buah
Sambal Cabai
Tanpa biji
Terasi
0,5 sdt 0,5 sdt
Selingan Pisang Pis. Raja 2 ptg sdg 2 potong sdg
Goreng Minyak 2 sdt 2 sdt
Teh manis Gula 2 sdt 2 sdt
Makan
Malam
Nasi Beras 4 sdm 4 sdm
Semur daging Daging 1 potong sdg 1 potong sdg
Tumis kacang Tempe 2 potong sdg 2 potong sdg
Panjang +
tempe
Lalapan kc.
Panjang
1 mangkok 1 mangkok
Lalapan
sambal
Ketimun 1 buah sdg 1 buah sdg
Cabe
Tanpa biji
Terasi 0,5 sdt 0,5 sdt
6. Tips-Tips Selama Kehamilan(16).
Cara meningkatkan asupan kalsium jika anda menghindari sebagian besar produk
susu:
a. Pilihlah makanan yang banyak mengandung kalsium seperti ikan sardine, ikan
salmon, tahu, buncis yang digoreng kering, sayur kangkung atau bayam atau
lobak hijau, udang.
b. Konsumsi makanan yang dapat diolah supaya kandungan kalsiumnya tinggi: sup
tulang yang dimasak dengan cuka atau tomat, macaroni dan keju.
c. Ibu hamil sebaiknya juga mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
besi karena ibu hamil rentan terkena anemia yang mengakibatkan tubuh terasa
lemas, pusing dan kulit pucat. Selain itu, janin juga membutuhkan zat besi untuk
proses pembentukan sel darah merah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses
kehamilan yang sehat:
a. Hal yang harus dilakukan:
1) Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur.
2) Makanlah sayur-sayuran dan buah-buahan yang masih segar
3) Cuci bersih semua sayur dan buah sebelum dimakan atau dimasak. Kupas
terlebih dahulu kulit buahnya.
4) Makan makanan yang sudah dimasak sampai matang.
5) Jaga kebersihan dapur, peralatan masak dan peralatan makan. Selalu mencuci
tangan sebelum makan dan menjaga kebersihan diri sendiri.
6) Minum air setidaknya 8 gelas setiap harinya. Cairan dibutuhkan untuk
membangun sel darah merah dan sirkulasi cairan ketuban.
7) Makan makanan yang berserat tinggi, buah-buahan serta sayuran yang akan
membantu mengatasi konstipasi selama kehamilan serta membantu
perkembangan bayi yang sehat.
b. Hal yang harus dihindari:
1) Jangan melakukan diet pada masa kehamilan. Diet selama hamil akan
meningkatkan risiko kurangnya vitamin dan mineral bagi ibu dan janin.
Kehamilan yang sehat ditandai dengan bertambahnya berat badan secara
bertahap.
2) Makan makanan yang berlebihan. Berlebihan bisa membuat berat badan
melonjak dengan cepat dan dapat menyebabkan obesitas.
3) Makan makanan yang terlalu asin atau pedas.
4) Makan makanan yang mengandung lemak cukup tinggi.
5) Makan makanan dan minuman yang mengandung alkohol.
6) Makan makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna.
7) Merokok
8) Hindari kotoran binatang. Selama kehamilan lebih baik menghindari dari
binatang peliharaan seperti kucing.
Senam Hamil
1. Senam Hamil
Masa kehamilan membawa perubahan fisik maupun mental. Perubahan fisik
yang terjadi bahkan memberikan ketidaknyamanan bagi ibu seperti sakit punggung,
dan pegal-pegal pada kaki. Senam hamil, adalah salah satu cara untuk membantu
meringankan keluhan-keluhan tersebut dan memperlancar proses melahirkan(18).
Senam hamil dapat dilakukan sendiri di rumah maupun melalui kelas senam
yang biasa diadakan di rumah sakit. Namun, lebih baik melakukan senam hamil ini
dengan seorang instruktur senam, yang khusus menangani senam hamil. Senam
hamil ini sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 5 bulan. Minimal 1 minggu sekali.
Senam hamil ini juga disarankan bagi ibu yang baru pertama kali hamil, serta ibu
yang pernah mengalami kesulitan dalam persalinan atau melahirkan anak
premature(4).
2. Manfaat Senam Hamil(4,18).
a. Sedapat mungkin mampu mengatasi berbagai macam keliuhan selama masa
kehamilan (mengurangi keletihan, meredakan sakit punggung dan sembelit).
b. Melatih relaksasi agar rasa ketegangan atau rasa sakit dapat dihindari.
c. Memperkuat elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat mengatasi nyeri
pada pantat dan perut bagian bawah.
d. Mengusai teknik pernafasan yang baik, sehingga memudahkan dalam proses
persalinan.
3. Gerakan Senam Hamil(4)
a. Pemanasan Senam Hamil
1. Gerakan Sandar Tembok (Wall Slide Squat)
Bersandar pada tembok, perlahan bergeser turun, tahan 3-5 detik, lalu
kembali.
2. Gerakan Lutut (Knee Extension)
Duduk relaks, angkat kaki lurus, tahan 15 detik, lalu kembali.
3. Duduk bersila (Tailor Sitting)
Duduk bersila, dan rasakan regangan pada panggul.
4. Gerakan Jalan (Walking Lunge)
Posisi berdiri biasa, majukan salah satu kaki, condongkan badan ke depan.
5. Gerakan Panggul Luar (Outer Thigh Lift)
Berbaring miring satu sisi, lalu angkat kaki lurus ke atas,tahan 3-5 detik,
kembali. lakukan bergantian.
b. Gerakan Inti
----MATERI INTRANATAL----
Teknik Mengejan(19)
1. Mengejan Spontan
Mengejan spontan tidak direncanakan dan dilatih oleh wanita sebelum
kelahiran, dan juga tidak diarahkan selama kelahiran. Cara mengejan spontan
adalah sebagai berikut:
a. Wanita mulai menarik napas dengan cara memuaskannya dan mengejan ketikaia
menginginkannya dan selama ia merasakan keninginan untuk mengejan.
b. Wanita dapat menahan napas, meerintih atau berteriak selama kontraksi, dan
dapat mengambil napas cepat-cepat beberapa detik diantara usaha mengejan.
2. Mengejan dengan Pengarahan Sendiri
Terkadang usaha spontan wanita untuk mengejan berjalan tidak efektif, dan
mengejan dengan pengarahan sendiri lebih produktif. Mengejan dengan
pengarahan sendiri digunakan jika wanita merasakan keinginan untuk mengejan
spontan tetapi usaha mengejannya tidak efektif tanpa menunjukan kemajuan dalam
30 menit.
Pemberi perawatan bisa mendorong wanita untuk mencoba posisi baru (posisi
yang meningkatkan gaya gravitasi cenderung membantu wanita memfokuskan
perhatiannya). Ajarkan wanita untuk membuka untuk membuka matanya dan
mengarahkan pandangan dan usaha mengejannya ke pintu luar vagina.
3. Mengejan dengan Diarahkan
Mengejan dengan diarahkan digunakan jika wanita tidak ingin mengejan
(separti pada wanita dengan anastesia epidural), jika ada masalah medis yang
memerlukan lahirnya bayi segera, atau jika wanita ttidak dapat memfokuskan
usahanya untuk mengejan secara efektif saat menggunakan teknik mengejan
dengan pengarahan sendiri. Cara mengejan dengan diarahkan adalah sebagai
berikut:
a. Wanita diajarkan secara tepat mengenai kapan, bagaimana, dan berapa lama
untuk mengejan.
b. Wanita diharapkan untuk menahan napas dan mengejan selama sepuluh detik
atau lebih pada satu waktu dengan hanya satu kali napas pendek diantara usaha
mengejan.
MANAJEMEN RASA SAKIT NON FARMAKOLOGI SAAT PERSALINAN
1. Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan itu karakteristiknya berbeda dengan jenis nyeri lain. Nyeri
persalinan merupakan bagian dari proses normal. Ada waktu untuk
mempersiapkan nyeri persalinan. Nyeri ini akan berhenti dengan sendirinya,
berlangsung cepat, bersifat intermiten, dengan perbedaan karakteristik dan
penyebab(15):
a. Kala I: penipisan dan pembukaan serviks
b. Pada pembukaan 0-3 cm: sakit dan tidak nyaman.
c. Pada pembukaan 4-7 cm: terasa agak menusuk.
d. Pada pembukaan 7-10 cm: terasa berat, parah, menusuk dan kaku.
Nyeri persalinan berhubungan dengan kelahiran bayi dan kondisi janin yang
berkaitan dengan emosional.
2. Tujuan Terapi Non Farmakologis
Banyak pasien dan anggota tim kesehatan cenderung untuk memandang obat
sebagai satu–satunya metode untuk menghilangkan nyeri. Namun begitu, banyak
aktifitas keperawatan nonfarmakologis yang dapat membantu dalam
menghilangkan nyeri. Metode pereda nyeri nonfarmakologis biasanya mempunyai
resiko yang sangat rendah. Tujuan Pemberian terapi non farmakologis bukanlah
menggantikan obat–obatan (terapi farmakologis), tetapi terapi ini diperlukan untuk
mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit,
terutama pada saat nyeri hebat yang berlangsung selama berjam–jam atau
berhari–hari. Mengkombinasikan teknik nonfarmakologis dengan obat–obatan
mungkin cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri(9).
3. Manfaat Terapi Non Farmakologis(9,15)
a. Untuk meminimalkan ketergantungan obat dan dapat mengurangi sampah
kimia dalam tubuh.
b. Sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan aktivitas pasien selama
masa pengobatan.
c. Sebagai salah satu cara untuk mengalihkan fokus pasien dari rasa sakitnya.
d. Untuk Mengajarkan kemandirian pada pasien.
4. Manejemen Nyeri Nonfarmakologis dalam Persalinan
a. Relaksasi dan Psikoprofilaksis(7,9)
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Ada banyak bukti yang
menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam meredakan nyeri punggung
(tunner dan Jensen, 1993; Altmaier dkk. 1992). Beberapa penelitian, telah
menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri pascaoperasi
(Lorenzi, 1991; Miller & Perry, 1990). Ini mungkin karena relatif kecilnya peran
otot–otot skeletal dalam nyeri pascaoperatif atau kebutuhan pasien untuk
melakukan teknik relaksasi tersebut agar efektif.
Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan
frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan benafas
dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahnankan
dengan menghitung dalam hati dan lambat besama setiap inhalasi (“ hirup,
dua, tiga”) dan ekshalasi (hembuskan, dua, tiga). Pada awalnya saat perawat
mengajarkan teknik ini, sebaiknya menghitung dengan keras bersama pasien.
Napas yang lambat, berirama juga dapat digunakan sebagai teknik distraksi.
b. Hipnoterapi(9,12,14)
Hipnosis adalah kondisi relaksasi pikiran yang biasanya disertai relaksasi
tubuh dalam proses hipnoterapi. Dalam kondisi hipnosis pikiran menjadi lebih
terbuka terhadap perubahan, sehingga lebih mudah dalam menerima sugesti-
sugesti yang diberikan Hipnoterapis. Hipnoterapi diberikan dengan
memberikan sugesti-sugesti perubahan pada alam bawah sadar.
Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah
analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Teknik ini membantu
dalam memberikan peredaan nyeri terutama dalam situasi sulit (misalnya luka
bakar). Mekanisme bagaimana kerjanya hipnosis tidak jelas tetapi tidak tampak
diperantarai oleh sistem endofrin (Moret dkk., 1991). Keefektifan hypnosis
tergantung pada kemudahan hipnotik individu. Pada beberapa kasus hipnosis
dapat efektif pada pengobatan pertama; keefektifannya meningkat dengan
tambahan sesi hipnotik berikutnya (Lewis, 1992). Pada kebanyakan situasi
hipnosis harus dibimbing oleh orang yang terlatih secara khusus (seringkali
seorang psikolog atau perawat dengan pelatihan yang dikhususkan untuk
hypnosis) dan dapat efektif selain penggunaan analgesik standar.
Hipnoterapi didefinisikan sebagai penggunaan teknik hipnotis yang
meyebabkan keadaan seperti tidak sadar yang tunduk dan dapat dipengaruhi
dalam terapi kondisi dengan menggunakan komponen yang besar (Booth,
1993). Teknik hipnoterapi adalah sebagai berikut:
1) Lakukan Hipnoterapi di ruangan yang tenang dengan posisi duduk atau
sambil berbaring nyaman, ± 45 menit.
2) Instruksikan pasien untuk memejamkan mata dan hanya
mendengarkan/berkonsentrasi pada suara hipnoterapis.
3) Instruksikan pasien untuk merilekskan badan dan pikiran (membuang semua
pikiran) agar mencapai ketenangan, pasien diminta untuk membayangkan
sedang berada di tempat yang sangat indah dan nyaman, (misalnya: di
taman bunga, pantai, dll.)
4) Instuksikan pasien untuk jatuh tertidur lebih dalam, berikan sugesti-sugesti
positif (misalnya: tubuh pasien adalah tubuh yang sehat dan kuat, tubuh
klien tidak merasakan nyeri atau sakit apapun).
5) Apabila terasa dirasa cukup, instuksikan pasien untuk bangun dengan
perlahan.
c. Masase(2,6,9,14)
Masase adalah stimulasi sering dipusatkan pada punggung dan bahu.
Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian
reseptor yang sama seperti reseptor nyeri, tetapi dapat mempunyai dampak
melalui sistem control desenden. Masase dapat membuat pasien merasa lebih
nyaman karena masase membuat relaksasi otot.
d. Imajinasi Terbimbing(2,6,9,14)
Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang yang
dirancang dalam suatu cara secara khusus untuk mencapai efek positif
tertentu. Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan
nyeri dapat terdiri atas menggabungkan napas berirama lambat denagn suatu
bayangan mental relaksasi dan kenyamanan. Dengan mata terpejam, individu
diinstruksikan untuk membayangkan bahwa dengan setiap napas yang
diekshalasi secara lambat ketegangan otot dan ketidaknyamanan dikeluarkan,
menyebabkan tubuh yang rileks dan nyaman. Setiap kali menghirup napas
pasien harus membayangkan energi penyembuh dialirkan ke bagian yang tidak
nyaman. Setiap kali napas dihembuskan pasien diinstruksikan untuk
membayangkan bahwa udara yang dihembuskan membawa nyeri dan
ketegangan.
Terapi ini membutuhkan waktu yang banyak untuk menjelaskan tekniknya
dan waktu untuk pasien mempraktikannya, agar mendapatkan hasil yang
efektif. Biasanya, pasien diminta untuk mempraktekkan imajinasi terbimbing
selama 5 menit, 3 kali sehari. Beberapa Banyak pasien mulai mengalami efek
rileks dari imajinasi terbimbing saat pertama kali mereka mencobanya. Nyeri
mereda dapat berlanjut selama berjam–jam setelah imajinasi digunakan.
Pasien harus diinformasikan bahwa imajinasi terbimbing dapat berfungsi hanya
pada beberapa orang. Imajinasi terbimbing ini digunakan hanya sebagai
tambahan dari bentuk pengobatan yang telah terbukti (Farmakologis).
e. Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS) (2,6,9)
Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS) menggunakan unit yang
dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk
menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area
nyeri. TENS telah digunakan baik untuk menghilangkan nyeri akut dan kronis.
TENS diduga dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri
(non-nosiseptor) dalam area yang sama seperti pada serabut yang
menstransmisikan nyeri. Mekanisme ini sesuai dengan teori nyeri gate control.
Reseptor tidak nyeri diduga nonblok transmisi sinyal nyeri ke otak pada jaras
asenden system saraf pusat. Mekanisme ini akan menguraikan keefektifan
stimulasi kutan saat digunakan pada area yang sama seperti pada cedera.
Sebagai contoh, saat TENS digunakan pada pasien pascaoperatif elektroda
diletakkan disekitar luka bedah. Penjelasan lain untuk keefektifan TENS adalah
efek placebo (pasien mengharapkannya agar efektif) dan pembentukan
endofrin, yang juga memblok transmisi nyeri.
Riset telah menunjukkan bahwa pasien yang menerima pengobatan TENS
(placebo) yang nyata atau pura–pura selain perawatan standar, akan
melaporkan jumlah pereda nyeri yang sama lebih besar efeknya daripada
pereda nyeri yang diperoleh dengan pengpbatan standar saja (conn dkk.,1986).
Beberapa pasien, terutama pasien–pasien dengan nyeri kronis, akan
melaporkan penurunan nyeri sebanyak 50% dengan menggunakan TENS.
f. Hidroterapi(7,9)
Hidroterapi adalah metode nonfarmakologis pertama yang
dipertimbangkan dan melibatkan komponen bukan manusia, bak mandi atau
kolam dan air yang ada didalamnya. Air dalam berbagai bentuk telah lama
digunakan untuk proses penyembuhan dan kenyamanan, tetapi penggunaan air
selama proses persalinan untuk meningkatkan kenyamanan. Keuntungan
hidroterapi:
1) Efek hidrotermik dari air yang menjadi konduktor panas sehingga meredakan
spasme otot dan meredakan nyeri.
2) Efek hidrokinetik yang menghilangkan efek gravitasi dan ketidaknyamanan
yang menyertainya, seperti penekanan panggul.
g. Akupuntur(9)
Kontribusi nonmaternal penting bagi ibu yang memilih akupuntur,
termasuk bantuan seorang ahli akupuntur untuk menusukkan jarum dan
mengajarkan ibu bagaimana cara menggunakan dan menstimulasi jarum-jarum
tersebut. Ibu harus menggunakan agens nonhuman dalam bentuk jarum
akupuntur. Cara kerja akupuntur telah diduga memiliki satu atau lebih dari 4
mekanisme (Simkin, 1989):
1) Efek psikologis yang terkait dengan komponen budaya dan perlunya
persiapan akupuntur, hal ini sebanding dengan pendidikan kelahiran
(Chapman, 1984)
2) Keyakinan yang kuat bahwa kerja akupuntur menyebabkan pusat saraf yang
lebih tinggi menutup pintu gerbang jalur impuls nyeri.
3) Jarum akupuntur mengaktivasi mekanisme penghambat rasa nyeri di
susunan saraf pusat. Mungkin produksi opioid endogen di dalam batang otak
ditingkatkan oleh akupuntur.
4) Penutupan gerbang impuls nyeri mungkin dengan cara penghambatan
presinaps serat-serat saraf sensorik pada tingkat ganglia dorsalis akibat
stimulasi serat saraf sensorik berdiameter besar.
Posisi Saat Persalinan(15)
Posisi melahirkan yang banyak dilakukan adalah berbaring telentang sepanjang
persalinan tahap pertama. Selanjutnya, jika tiba waktubya mengejan, ibu dipindahkan
ke posisi nerbaring, kedua kaki dibuka lebar dan disangga atau litothomi. Padahal,
posisi melahirkan tidak terbatas itu saja.ibu dapat mencoba berbagai macam posisi
melahirkan yang berbeda untuk setiap tahapandan kondisi persalinan. Tujuannya
untuk menemukan pereda sakit atau membuat proses persalinan lebih mudah. Pilihan
posisi yang dapat dipilih ibu saat persalinan.
a. Berlutut disangga tangan dan lutut atau merangkak. Posisi ini merupakan cara
terbaik untuk menghilangkan sakit pantat.
b. Berlutut disangga kursi, pinggir ranjang, atau pendamping persalinan. Posisi ini
meregangkan otot-otot pantat dan memiliki efek seperti posisi jalan dan berdiri.
c. Berlutut di bantal besar atau kasur kecil yang diletakkan di lantai atau bersandar
dengan tubuh condong di punggung kursi.
d. Meletakkan kedua tangan d leher pasangan.
e. Duduk mengangkang di kursi, beristirahat di atas bantal yang diletakkan di atas
punggung kursi.
Inisiasi Dini(7,8)
1. Inisiasi Dini(7,8)
Inisiasi dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan seorang ibu
kepada bayinya. Di awal pengenalan bayi kepada ASI, bayi akan mempunyai refleks
hisap yang sangat kuat pada payudara Ibu. Inisiasi dini ini adalah salah satu
proses/rangkaian penting yang mengakhiri proses kehamilan ibu dan mengawali
perkembangan bayi kelak di luar kandungan.
2. Manfaat Inisiasi Dini
a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko
kematian karena hypothermia (kedinginan).
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel
sehingga mengurangi pemakaian energi.
c. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI
ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi
bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
d. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk
pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap
untuk mengolah asupan makanan.
e. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga
menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
f. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan
protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik
oleh usus bayi.
g. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
h. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnyaoksitosin yang penting karena:
1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan
ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
3) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
3. Prosedur Inisiasi Dini
Setelah kelahiran bayi hendaknya bayi segera dikeringkan dan secepatnya
ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi bersentuhan dengan kulit
ibu. Biarkan bayi beradaptasi dengan lingkungannya terlebih dahulu. Beberapa saat
kemudian dalam waktu 20 s/d 30 menit bayi akan bersiap untuk bergerak dengan
posisi seperti merangkak kearah payudara ibu.
----MATERI PASCAPARTUM----
1. Perawatan Ibu setelah melahirkan(6,8)
Terkadang seorang wanita sangat memperhatikan kondisi dirinya dan janinnya
ketika masih mengandung, namun hanya sedikit yang mengerti bahwa perawatan
ibu setelah melahirkan juga tidak kalah pentingnya. Berikut ini beberapa cara yang
bisa ditempuh untuk merawat ibu setelah melahirkan:
a. Setelah melahirkan, ibu harus cukup istirahat. Delapan jam setelah melahirkan,
ibu harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan. Setelah itu, ibu boleh
miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah thrombosis (pembekuan darah).
b. Ibu dan bayi ditempatkan pada tempat yang sama supaya terjalin kontak fisik
dan psikis (kejiwaan) yang erat. Hal ini juga akan memudahkan dalam
melakukan aktivitas menyusui dan mengurangi risiko terjadinya sindrom baby
blues.
c. Makanan yang dikonsumsi harus sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur,
buah). Sangat tidak dianjurkan diet ketat ketika masih menyusui. Penurunan
berat badan sesudah melahirkan jangan lebih dari 0,5 kg setiap pekan. Pada 6
bulan pertama masa menyusui saat bayi hanya mendapat ASI, ibu perlu
tambahan nutrisi 700 kalori/hari, 6 bulan selanjutnya 500 kalori, dan tahun
kedua 400 kalori. Dalam menu sehari-hari ditambah makanan yang merangsang
produksi ASI seperti daun katuk dan daun pepaya.
d. Karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak, ibu menyusui dianjurkan minum
air 8-12 gelas sehari.
e. Bila perlu ibu bisa melakukan senam nifas secara bertahap (bisa dimulai sejak 24
jam setelah persalinan normal). Senam nifas mempunyai banyak manfaat antara
lain membantu melancarkan sirkulasi darah, membantu mengembalikan
kedudukan otot kandungan, menguatkan otot-otot perut, otot-otot dasar
panggul (tempat diantara kedua paha) dan pinggang, membentuk sikap tubuh,
serta membantu memperlancar produksi ASI.Senam nifas sangat bervariasi,
berikut ini salah satu contoh gerakan-gerakan pada senam nifas yang bisa
dipraktekkan oleh ibu setelah melahirkan:
4) Ibu telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan di atas dan
menekan perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
5) Dengan posisi yang sama, angkat pantat lalu taruh kembali.
6) Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot seperti menahan
buang air kecil dan buang air besar.
7) Duduklah di kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit.
8) Ibu hendaknya memeriksakan diri enam pekan setelah melahirkan atau
kapan saja ketika dirasakan ada keluhan yang mengganggu. Pemeriksaan
dilakukan untuk melihat keadaan umum ibu secara menyeluruh dan
menindaklanjuti jika ada keluhan-keluhan setelah melahirkan. Jika ibu
mengalami masalah ketika menyusui, hendaknya berkonsultasi pada tenaga
terlatih di pusat pelayanan kesehatan (misal di klinik laktasi). Suami,
keluarga, dan orang-orang terdekat harus selalu memberi dukungan moral
supaya ibu bisa melalui masa-masa menyusui dengan baik.
2. Pemberian ASI Eksklusif(11)
Selam a 6 bulan sejak bayi dilahirkan ibu wajib untuk memberikan ASI (Air Susu Ibu)
secara eksklusif. Pemberian ASI secara eksklusif artinya bayi hanya diberikan ASI (Air
Susu Ibu), tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, air teh, air putih.
Selain itu, juga tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur.
3. Manfaat pemberian ASI(6,17)
a. Untuk ibu
1) ASI dapat disusukan kepada bayi setiap saat tanpa membutuhkan
persiapan.
2) Menyusui bayi membantu pengecilan rahim kembali ke ukuran semula
(normal).
3) Menyusui bayi memperlambat datangnya haid lagi sesudah melahirkan. Ini
berarti mencegah terjadi kehamilan.Dengan demikian pemberian ASI
mendukung program kependudukan pemerintah.
4) Menyusui mempercepat mengembalikan bentuk tubuh ibu.
5) Menyusui bayi merupakaan peritiwa dan pengalaman yang indah dan sngat
didambakan oleh para ibu.
b. Untuk anak
1) ASI mengandung semua zat yang dibuuhkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi normal.
2) Komposisi ASI bisa beraubah-ubah sesuai dengan kebutuha bayi. Mula-
mula setelah persalinan dihasilkan kolostrum yaitu cairan kuning jernih
yang kaya protein. Dalam beberapa minggu cairan tersebut akan berubah
menjadi air susu biasa.
3) ASI mengandung zat – zat kekebalan yang akan melindungi byi dari
berbagai jenis infeksi.
4) ASI mudah dicerna bayi.
5) ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat kapan saja dan dimana saja.
6) Menyusui bayi adalah penting seali untuk membangun ikatan batin antara
ibu dan anak.
4. Kebutuhan gizi pada ibu selama menyusui(6,17)
Susunan makanan yang dianjurkan adalah yang memenuhi persyaratan gizi
bayi. Adapun jumlah makanan yang dianjurkan sebagai berikut (untuk sehari) :
a. Beras 500 gram (3 ½ gelas nasi).
b. Daging 75 gram (1 ½ potong sedang).
c. Tempe 125 gram (2-3 potong sedang).
d. Sayuran 300 gram (3 gelas sayur).
e. Pepaya 200 gram (2 otong sedang)
f. Susu 200 cc (1 gelas).
Jenis makanan ini dapat diganti dengan makanan lain yang sama nilai gizinya
sesuai dengan selera ibu misalnya : beras dapat diganti roti, mie, kentang atau
tepung – tepungan lain, daging dapat diganti dengan ikan, ayam dan telur.
5. Perawatan Tali Pusat(10)
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir bertujuan untuk menjaga tali pusat bayi
hingga mengering, lepas dengan spontan, serta pencegah terhadap terjadinya
infeksi.
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Perawatan Tali Pusat
1) Perawatan tali pusat dilakukan secara rutun setiap selesai mandi dan
sewaktu-waktu bila diperlukan.
2) Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih
untuk mencegah terjadinya infeksi.
3) Dilarang menggunakan plester untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi
iritasi pada kulit bayi.
b. Persiapan alat dan bahan perawatan tali pusat
1) Kasa steril 1 buah
2) Air bersih dan sabun
c. Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas, dan keringkan dengan
kassa steril.
3) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkenaudara gan
tutupi dengan kain bersih secara longgar.
4) Lipat popok dibawah tali pusat.
5) Jika tali pusat terkena kotoran feses, cuci dengan sabundan air bersih,
kemudian keringkan.
6) Cuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA
1) __________. American Diatetic Association Position of the American Diatetic 2) Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Pasien. Jakarta: Salemba medika. 3) Association: Nutrition and lifestyle for a Healthy Pregnency Outcome. Journal
American Diatetic Association (2002) 102. 1479-1490.4) Agnesti, Renvilia & Hendrik Linggarjati. 2009. Senam Hamil Praktis. Yogyakarta: PT
Buku Kita.5) A,August Burns et al.2009. Sehat Saat Hamil, Melahirkan, dan Menyusui.
Yogyakarta: Insistpress.6) Berman, Audrey, Shirlee J. Snyder, Barbara Kozier & Glenora Erb. 2009. Buku Ajar
praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC.7) Bobak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC.8) Cunningham, Mac Donald, Gant. Textbook Williams Obstetry Edisi 18. Tahun 1995.
Penerbit EGC, Jakarta.9) Henderson, Christine & Kathleen Jones. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan.
Jakarta: EGC.10) Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Buku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.11) Kasdu, Dini. 2004. Anak Cerdas. Jakarta: Puspa swara.12) Kahija, YF La. 2007. Hipnoterapi: Prinsip-Prinsip Dasar Praktek Psikoterapi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.13) Luz E.A. Zentner, et. al. Relationships of blood lead to calcium, iron, and vitamin C
intakes in Brazilian pregnant women. Clinical Nutrition (2008) 27, 100–104.14) Mander, Rosemary. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.15) Meilasari, Mila & Bonny D. 2004. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:
Puspa Swara.16) Rusilanti. 2006. Menu Bergizi untuk Ibu Hamil. Jakarta: PT Kawan Pustaka.17) RS Panti Wilasa “Dr. Cipto”. 2010. Panduan Gizi Ibu Menyusui. Semarang.18) RS Panti Wilasa “Dr. Cipto”. 2010. Panduan Senam Hamil: Langkah Bijak
Mempersiapkan Persalinan. Semarang.19) Simkin, Penny & Ruth Ancheta. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC.20) Sutomo, Budi. 2010. Menu Sehat untuk Ibu Hamil. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.