materi workshop kpi 14 des12
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
JURNALISTIK TELEVISI – P3SPSOleh: Teguh Usis
Materi Workshop KPI, Jumat 14 Desember 2012
Berita Televisi Menurut KBBI, Berita: “cerita atau keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat” Liputan adalah laporan berita yang dilakukan
oleh reporter/camera person Unsur terpenting dalam sebuah liputan adalah isi
cerita yang disampaikan Di masa sekarang, liputan harus memiliki tujuan
tim liputan harus memiliki agenda yang ingin disampaikan kepada pemirsa, dengan catatan agenda tersebut harus berpihak kepada kebenaran
Liputan yang bersifat deskriptif, sudah ketinggalan zaman untuk media televisi
9 Elemen Jurnalisme
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam bukunya“The Elements of Journalism” Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran Loyalitas pertama jurnalisme adalah pada warga
masyarakat Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi Jurnalis harus menjaga independensi dari objek liputannya Jurnalis harus mengemban tugas sebagai pemantau
independen dari kekuasaan Jurnalis harus menyediakan forum untuk saling kritik dan
menemukan kompromi Jurnalis harus membuat hal yang penting menjadi menarik
dan relevan Jurnalis harus membuat berita yang proporsional
dan komprehensif Jurnalis harus diperbolehkan mendengar hati
nuraninya
5W 1H
Secara prinsip, jurnalistik televisi tidak ada bedanya dengan jurnalistik lain (radio, cetak, atau on-line)
Prinsip dasar: • 5W: what, when, who, where, why• 1H: how
Syarat tambahan untuk jurnalistik masa kini:• berkarakter• menyampaikan pesan penting• dikemas dengan cara menarik
NEWS VALUE
Panduan mengenai layak atau tidaknya sebuah informasi untuk diliput dan disiarkan
Komponen dalam nilai berita:• magnitude (besarnya kejadian)• aktualitas• kedekatan (proximity) fisik, lokasi, emosi• ketenaran (prominence)• dampak• konflik• dramatis• kontroversi
KREDIBILITAS
Tugas seorang jurnalis adalah menyampaikan informasi yang benar kepada audiens
Informasi harus bisa dipercaya sebagai sebuah kebenaran atau fakta
Jurnalis harus menyampaikan informasi yang benar, bukan kebohongan atau memuat interpretasi
Informasi itu dikemas dalam bentuk berita yang objektif, akurat, dan lengkap
Jika semua unsur di atas sudah terpenuhi, terciptalah sebuah kredibilitas, baik bagi jurnalisnya maupun bagi ruang redaksinya
KREDIBILITAS
1. AKURASI: informasi disiplin verifikasi bahasa ejaan (nama orang, pangkat/ jabatan, lokasi) pelafalan
2. PEMILIHAN NARA SUMBER kapasitas peran tidak menokohkan secara berlebihan
3. PEMILIHAN ANGLE BERITA– tepat sesuai dengan sasaran audiens– mempunyai nilai (value)
4. PENGEMASAN (PACKAGING)– menarik– sesuai dengan karakter audiens
KREATIVITAS
Kreativitas menyangkut aspek pemilihan angle dan pengemasan berita
Bisa menentukan hidup matinya sebuah program berita Kerap dijumpai, sebuah informasi penting hanya akan
menjadi percuma dan tak tersampaikan ke audiens, lantaran kreativitas yang kurang
Dimulai sejak rapat perencanaan di ruang redaksi Tak jarang, keputusan di ruang redaksi akan berubah
seiring dengan kondisi di lapangan Jurnalis di lapangan:
o mata dan telinga ruang redaksi di lapangano dituntut untuk kreatif pula di lapangano butuh naluri yang tajam terhadap kondisi lapangan
(sense of news) *)
KREATIVITAS
Tidak ada text book soal kreativitas Kreativitas akan terus mengalami perkembangan
seiring dengan zaman BBC mengharuskan stand up (PTC) seorang
reporter di sentral layar TV Karena kreativitas, stand up reporter kini tak
harus mengikuti gaya BBC Jangan membatasi diri dalam hal kreativitas ATM = Amati, Tiru, Modifikasi
RISET
Langkah pertama seorang jurnalis sebelum menuju lapangan
Reporter meriset tentang isi berita Bisa diperoleh dari siapa pun (nara sumber,
orang tak dikenal) dan mana pun (koran, radio, televisi, sosmed)
Juru kamera meriset tentang: gambar yang dibutuhkan, natsound, set up shot narasumber, dll
Riset yang baik akan menentukan kualitas berita yang disuguhkan kepada audiens, baik dalam proses pra produksi dan produksi
Pedoman Perilaku Penyiaran
Pasal 1 (12): Program Siaran Jurnalistik adalah program yang berisi berita dan/ atau informasi yang ditujukan untuk kepentingan publik berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS)
Pasal 22 (2): Lembaga penyiaran wajib menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalistik, antara lain: akurat, berimbang, adil, tidak beritikad buruk, tidak menghasut dan menyesatkan, tidak mencampuradukkan fakta dan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur sadistis, tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan, serta tidak membuat berita bohong, fitnah, dan cabul.
Pasal 22 (5): Lembaga penyiaran wajib menjaga independensi dalam proses produksi program siaran jurnalistik untuk tidak dipengaruhi oleh pihak eksternal maupun internal termasuk pemodal atau pemilik lembaga penyiaran
Pasal 24, Peliputan Terorisme(Kasus penyergapan teroris di Hotel Taj Mahal dan Oberai, Mumbai, India, November 2008, yang menewaskan pimpinan pasukan antiteroris kepolisian Mumbai, Hemant Karkare. Lihat: artikel Koran Tempo, 14 Agustus 2009)
Pedoman Perilaku Penyiaran
Pasal 25, Peliputan Bencanab. tidak menambah penderitaan ataupun trauma orang dan/atau keluarga yang berada pada kondisi gawat darurat, korban kecelakaan atau korban kejahatan, atau orang yang sedang berduka dengan cara memaksa, menekan, dan/atau mengintimidasi korban dan/atau keluarganya untuk diwawancarai dan/atau diambil gambarnya c. menyiarkan gambar korban dan/atau orang yang sedang dalam kondisi menderita hanya dalam konteks yang dapat mendukung tayangan rujukan: bencana tsunami di Jepang, Maret 2011d. tidak mengganggu pekerja tanggap darurat yang sedang bekerja menolong korban yang kemungkinan masih hidup artikel Koran Tempo, 14 Oktober 2009e. tidak menggunakan gambar dan/atau suara korban bencana dan/atau orang yang sedang dalam kondisi menderita dalam filler, bumper, ramp yang disiarkan berulang-ulang(Lihat: Artikel Koran Tempo, 14 Oktober 2009)
Pedoman Perilaku Penyiaran
Pasal 29, Anak-anak dan Remaja sebagai Nara Sumbera. tidak boleh mewawancarai anak-anak dan/atau remaja berusia di bawah umur 18 tahun mengenai hal-hal di luar kapasitas mereka untuk menjawabnya, seperti: kematian, perceraian, perselingkuhan orangtua dan keluarga, serta kekerasan, konflik, dan bencana yang menimbulkan dampak traumatik. b. wajib mempertimbangkan keamanan dan masa depan anak-anak dan/ atau remaja yang menjadi narasumber; dan c. wajib menyamarkan identitas anak-anak dan/atau remaja dalam peristiwa dan/atau penegakan hukum, baik sebagai pelaku maupun korban.
Pasal 35, Pewawancaraa. wajib bersikap netral dan tidak memihakb. tidak menyudutkan narasumber dalam wawancarac. memberikan waktu yang cukup kepada narasumber untuk menjelaskan dan/atau menjawabd. tidak memprovokasi narasumber dan/atau menghasut penonton dan pendengar
Standar Program Siaran Pasal 40, Prinsip-prinsip Jurnalistik
d. melakukan ralat atas informasi yang tidak akurat dengan cara:
1) disiarkan segera dalam program lain berikutnya dalam jangka waktu kurang dari 24 jam setelah diketahui terdapat kekeliruan, kesalahan, dan/atau terjadi sanggahan atas berita atau isi siaran
2) mendapatkan perlakuan utama dan setara
3) mengulang menyiarkan ralat tersebut pada kesempatan pertama dalam program yang sama
(Kasus penyergapan teroris di Temanggung, 2009, tak ada ralat dari televisi yang sangat yakin bahwa teroris yang tertembak adalah Noordin M. Top. Padahal, yang tewas bernama Ibrohim)
Standar Program Siaran
Pasal 43, Muatan Kekerasan dan Kejahatan serta Kewajiban Penyamaran d. tidak memberitakan secara terperinci reka ulang kejahatan meskipun bersumber dari pejabat kepolisian yang berwenang dan/atau fakta pengadilan e. tidak menayangkan reka ulang pemerkosaan dan/atau kejahatan seksualf. menyamarkan gambar wajah dan identitas korban kejahatan seksual dan keluarganya, serta orang yang diduga pelaku kejahatan seksual dan keluarganya g. menyamarkan gambar wajah dan identitas pelaku, korban, dan keluarga pelaku kejahatan yang pelaku maupun korbannya adalah anak di bawah umurh. tidak menayangkan secara eksplisit dan terperinci adegan dan/atau reka ulang bunuh diri serta menyamarkan identitas pelakui. tidak menayangkan adegan tawuran atau perkelahian secara detail dan berulang-ulang
Standar Program Siaran
Pasal 45, Peliputan Terorisme(1) menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi secara lengkap dan benar(2) tidak melakukan labelisasi berdasarkan suku, agama, ras, dan/atau antagolongan terhadap pelaku, kerabat, dan/atau kelompok yang diduga terlibat(3) tidak membuka dan/atau mendramatisir identitas kerabat pelaku yang diduga terlibat
Pasal 50, Peliputan BencanaProgram siaran jurnalistik tentang peliputan bencana atau musibah dilarang: a. menambah penderitaan atau trauma korban, keluarga, dan masyarakat, dengan cara memaksa, menekan, dan/atau mengintimidasi untuk diwawancarai dan/atau diambil gambarnyab. menampilkan gambar dan/atau suara saat-saat menjelang kematianc. mewawancara anak di bawah umur sebagai narasumberd. menampilkan gambar korban atau mayat secara detail dengan close up; dan/atau e. menampilkan gambar luka berat, darah, dan/atau potongan organ tubuh