media pendidikan dalam perspektif pendidikan islam

20
74 Media Pendidikan dalam Perspektif MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Unang Wahidin, Ahmad Syaefuddin (Dosen Tetap Prodi PAI STAI Al Hidayah Bogor) (Dosen PAI Universitas Islam Attahiriyah Jakarta) Email: [email protected] Received: 21-03-18, Accepted: 01-04-18, Published: 16-04-18 Abstract The development of science and technology increasingly encourage renewal efforts in the utilization of technology results in teaching and learning process. One of the technology that can be used in teaching and learning process is education media. Educational media used must be adapted to the development and demands of the times. The use of appropriate educational media in the learning process will facilitate the achievement of learning objectives. The purpose of this paper is to describe that educational media has been known and used in Islamic education system since the beginning of Islam. The discussion method used is descriptive method. The results of this research is that at the beginning of the spread of Islam has been known teaching and learning activities, when the educational media already exists and has been applied by the Prophet Muhammad S.A.W. in teaching science and Islamic law to the companions. In addition, in the hadits there are several terms used to indicate the use of educational media in learning, such as pictures, pebbles and fingers. The conclusion of this paper is that the educational media will influence the absence of a complete and appropriate learning information target, and affect the outcome of the learning process undertaken. Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Salah satu hasil teknologi yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media pendidikan. Media pendidikan yang digunakan harus disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Penggunaan media pendidikan yang tepat dalam proses belajar mengajar akan mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bahwa media pendidikan sudah dikenal dan digunakan dalam sistem pendidikan Islam sejak awal agama Islam ada. Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada awal penyebaran agama Islam sudah dikenal kegiatan belajar mengajar, saat itu media pendidikan sudah ada dan sudah diaplikasikan oleh Rasulullah Muhammad S.A.W. dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dan syariat agama Islam kepada para sahabat. Selain itu, dalam hadits terdapat beberapa term yang digunakan untuk menandakan adanya penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran, seperti gambar, kerikil, dan jari tangan. Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa media pendidikan akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi pembelajaran secara lengkap dan tepat sasaran, serta mempengaruhi hasil akhir dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Keyword: media, education, Islam. Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam Vol.07, No. 1 ISSN : 2252-8970 (Media Cetak) DOI: 10.30868/EI.V7I01.222 ISSN : 2581-1754 (Media Online)

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

74 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

MEDIA PENDIDIKAN

DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Unang Wahidin, Ahmad Syaefuddin

(Dosen Tetap Prodi PAI STAI Al Hidayah Bogor)

(Dosen PAI Universitas Islam Attahiriyah Jakarta)

Email: [email protected]

Received: 21-03-18, Accepted: 01-04-18, Published: 16-04-18

Abstract

The development of science and technology increasingly encourage renewal efforts in the

utilization of technology results in teaching and learning process. One of the technology that can

be used in teaching and learning process is education media. Educational media used must be

adapted to the development and demands of the times. The use of appropriate educational media

in the learning process will facilitate the achievement of learning objectives. The purpose of this

paper is to describe that educational media has been known and used in Islamic education system

since the beginning of Islam. The discussion method used is descriptive method. The results of

this research is that at the beginning of the spread of Islam has been known teaching and

learning activities, when the educational media already exists and has been applied by the

Prophet Muhammad S.A.W. in teaching science and Islamic law to the companions. In addition,

in the hadits there are several terms used to indicate the use of educational media in learning,

such as pictures, pebbles and fingers. The conclusion of this paper is that the educational media

will influence the absence of a complete and appropriate learning information target, and affect

the outcome of the learning process undertaken.

Abstrak

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Salah satu

hasil teknologi yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media pendidikan.

Media pendidikan yang digunakan harus disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Penggunaan media pendidikan yang tepat dalam proses belajar mengajar akan mempermudah

tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bahwa

media pendidikan sudah dikenal dan digunakan dalam sistem pendidikan Islam sejak awal agama

Islam ada. Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun hasil dari

penelitian ini adalah bahwa pada awal penyebaran agama Islam sudah dikenal kegiatan belajar

mengajar, saat itu media pendidikan sudah ada dan sudah diaplikasikan oleh Rasulullah

Muhammad S.A.W. dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dan syariat agama Islam kepada para

sahabat. Selain itu, dalam hadits terdapat beberapa term yang digunakan untuk menandakan

adanya penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran, seperti gambar, kerikil, dan jari

tangan. Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa media pendidikan akan mempengaruhi sampai

tidaknya suatu informasi pembelajaran secara lengkap dan tepat sasaran, serta mempengaruhi

hasil akhir dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Keyword: media, education, Islam.

Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam Vol.07, No. 1 ISSN : 2252-8970 (Media Cetak)

DOI: 10.30868/EI.V7I01.222 ISSN : 2581-1754 (Media Online)

Page 2: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

48 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

A. PENDAHULUAN

Belajar adalah proses yang

kompleks yang melibatkan fisik dan

mental seseorang sepanjang hidupnya.

Proses belajar terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, belajar

dapat terjadi kapan saja dan di mana

saja. Salah satu tanda bahwa seseorang

dikatakan telah mengalami proses

belajar adalah adanya perubahan tingkah

laku pada diri orang tersebut yang

melingkupi perubahan pada tingkat

pengetahuan, keterampilan, maupun

sikapnya. Interaksi yang terjadi selama

proses belajar tersebut dipengaruhi oleh

lingkungannya, yang antara lain terdiri

atas murid, guru, petugas perpustakaan,

kepala sekolah, bahan atau materi

pelajaran (buku, modul, majalah,

rekaman video atau audio, dll) dan

berbagai sumber belajar dan fasilitas

(proyektor overhead, radio, televisi,

komputer, perpustakaan, dan lain-lain).

Dalam proses belajar mengajar,

kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Karena dalam kegiatan

tersebut, ketidakjelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara.

Walaupun tujuan awal dari pembelajaran

itu sudah baik, akan tetapi jika tidak

didukung oleh media yang tepat, tujuan

yang baik tersebut sangat sulit untuk

dapat tercapai dengan baik. Sebuah

media dalam pembelajaran akan

mempengaruhi sampai tidaknya suatu

informasi secara lengkap dan tepat

sasaran, serta mempengaruhi hasil akhir

dari proses pembelajaran tersebut.

Namun, meskipun demikian masih

banyak dijumpai lembaga-lembaga

pendidikan yang kurang mementingkan

keberadaan media tersebut.

Terbukti banyak ditemukan kasus

pendidik yang tidak mempergunakan

media sesuai dengan bahan yang

diajarkan, sehingga dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam, peserta didik

mengalami banyak kesulitan dalam

menyerap dan memahami pelajaran yang

disampaikan, pendidik kesulitan

menyampaikan bahan pelajaran, banyak

peserta didik yang merasa bosan

terhadap pelajaran pendidikan agama

Islam. Hal ini dapat diidentifikasi

sebagai masalah kurangnya pemahaman

pendidik dalam pengaplikasian media

dalam proses pembelajaran tersebut.

Di sisi lain, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong upaya-upaya pembaharuan

dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi

dalam proses belajar mengajar. Sehingga

para pendidik dituntut agar mampu

menggunakan berbagai jenis media

pendidikan. Di samping itu, pendidik

juga dituntut untuk dapat

mengembangkan keterampilan membuat

media pendidikan yang akan

digunakannya apabila media tersebut

belum tersedia. Untuk itu pendidik harus

memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan.

Kegiatan belajar mengajar sudah

dikenal sejak zaman Nabi Muhammad

S.A.W. dengan demikian media

pendidikan sebagai sarana penyampaian

materi sudah ada dan sudah digunakan

oleh Nabi Muhammad S.A.W. dalam

mengajarkan ajaran agama Islam kepada

sahabat-sahabatnya. Berdasarkan

paparan di atas, dapat dikatakan bahwa

media merupakan salah satu komponen

proses pembelajaran yang berkaitan dan

saling mempengaruhi dengan komponen

pembelajaran lainnya serta digunakan

dalam rangka tercapainya tujuan

pendidikan Islam.

Page 3: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

74 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

Tulisan ini akan membahas

mengenai media pendidikan dalam

perspektif pendidikan Islam. Agar

pembahasan dalam tulisan ini terarah

maka dikemukakan batasan pembahasan

yaitu:

1. Pengertian media pendidikan.

2. Dasar pemikiran penggunaan media

pendidikan.

3. Media pendidikan dalam persepektif

Al-qur‟an dan Al-hadits.

4. Manfaat media pendidikan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Proses pembelajaran merupakan

sebuah sistem yang disebut sistem

pembelajaran. Sistem pembelajaran

terdiri dari beberapa komponen yang

satu dengan yang lainnya saling

berinterelasi dan saling berinteraksi

dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan

sebelumnya. Beberapa komponen sistem

pembelajaran tersebut sebagai mana

disampaikan oleh Oemar Hamalik

(2001), terdiri dari: Tujuan pendidikan

dan pengajaran, Peserta didik atau siswa,

Tenaga kependidikan khususnya guru,

Perencanaan pengajaran sebagai suatu

segmen kurikulum, Strategi

pembelajaran, Media pengajaran, dan

Evaluasi pengajaran.1 Sedangkan Wina

Sanjaya mengatakan bahwa proses

pembelajaran terdiri dari beberapa

komponen yang satu sama lain saling

berinteraksi dan berinterelasi.

Komponen-komponen tersebut adalah

tujuan, materi pelajaran, metode atau

strategi pembelajaran, media dan

1 Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 77.

evaluasi. 2 Berdasarkan uraian di atas

jelaslah bahwa media pendidikan atau

media pembelajaran merupakan salah

satu komponen sistem pembelajaran

yang berinteraksi dan berinterrelasi

dengan komponen lainnya dalam proses

pembelajaran, sehingga tujuan

pendidikan atau pembelajaran yang telah

ditetapkan bisa tercapai secara efektif

dan efisien.

C. METODE PEMBAHASAN

Teknik pengumpulan data yang

digunakan penulis adalah dokumentasi.

Dokumentasi sebagai teknik

pengumpulan data, adalah setiap

pernyataan tertulis yang disusun oleh

seseorang atau lembaga untuk keperluan

pengujian peristiwa atau menyajikan

akunting.3 Penggunaan teknik

pengumpulan data dokumentasi

dimaksudkan untuk mengumpulkan data

dengan melihat atau mencatat suatu

laporan yang sudah tersedia dan melihat

dokumen-dokumen resmi seperti

monografi, catatan-catatan serta buku-

buku yang ada.

Adapun yang menjadi sumber data

bagi penulis adalah: al-Qur‟an, Hadits,

buku referansi media

pendidikan/pembelajaran, dan hasil

penelitian dari peneliti lain.

Sedangkan analisis data yang

digunakan adalah analisis data kualitatif.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan

dan Biklen seperti yang dikutip oleh

2 Wina Sanjaya 2013. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. hlm. 58. 3 Ahmad Tanzeh. 2009. Metode Penelitian

Praktis. Yogyakarta: Teras. hlm. 92.

Page 4: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

50 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

Moleong (2013), adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.4

Penulis menggunakan analisis data

kualitatif dengan tujuan untuk

mendeskripsikan tradisi dan menafsirkan

fenomena yang terjadi dalam

penggunaan media pendidikan sebagai

salah satu komponen implementasi

sistem pendidikan Islam di awal

penyebarannya.

D. HASIL PEMBAHASAN

1. Pengertian Media Pendidikan

Kata “media” berasal dari bahasa

latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata “medium”, yang secara harfiyah

memiliki arti “perantara” atau

pengantar.5 Menurut Association for

Education and Communication

Technology (AECT), media ialah segala

bentuk yang diprogramkan untuk suatu

proses penyaluran informasi. Dan

menurut Education Association, media

merupakan benda yang dimanipulasikan,

dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan

beserta instrumen yang dipergunakan

dengan baik dalam kegiatan belajar

mengajar, dapat mempengaruhi

efektivitas program instruksional.6

4 Lexy J. Moleong. 2013. Metode

Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. hlm. 248. 5 Yusufhadi Miarso. 1986. Teknologi

Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan

Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekkom

Dikbud dan CV Rajawali. hlm. 25. 6 Ahmad Sabri. 2005. Strategi Belajar

Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat:

Quantum Teaching. hlm. 112.

Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara (وسائل) atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan.

Selain itu, media adalah alat bantu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim (komunikator) ke

penerima pesan (komunikan) sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat siswa sedemikian

rupa sehingga proses belajar terjadi.7

Menurut Zakiah Daradjat (1995),

media pendidikan atau pembelajaran

adalah suatu benda yang dapat diindrai,

khususnya penglihatan dan pendengaran,

baik yang terdapat di dalam maupun di

luar kelas, yang digunakan sebagai alat

bantu penghubung (media komunikasi)

dalam proses interaksi belajar mengajar

untuk meningkatkan efektivitas hasil

belajar siswa.8 Sedangkan menurut

Asnawir dan Basyiruddin Usman

(2002), dalam bukunya yang berjudul

“Media Pendidikan” menjelaskan bahwa

media merupakan sesuatu yang bersifat

menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan

kemauan audien (siswa) sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar

pada dirinya.9

Gerlach dan Ely (1971), mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh

7 Unang Wahidin. 2015. “Interaksi

Komunikasi Berbasis Media Pembelajaran dalam

Proses Belajar Mengajar”. Edukasi Islami: Jurnal

Pendidikan Islam. P-ISSN: 2252-8970. E-ISSN:

2581-1754. Vol. 04, No. 07. hlm. 819. 8 Zakiah Daradjat. 1995. Metode Khusus

Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

hlm. 226 9 Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2002.

Media Pendidikan. Jakarta Selatan: Ciputat

Press. hlm. 11.

Page 5: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

15 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, fotografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal.10

Adapun kata pembelajaran adalah

memiliki akar kata “belajar”. Belajar

yaitu kegiatan berproses yang memiliki

unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis jenjang

pendidikan. Di samping itu, ada pula

orang yang memandang belajar sebagai

latihan belaka seperti yang tampak pada

latihan membaca dan menulis.11

Hintzman (1978), dalam bukunya The

Psychology of Learning and Memory,

dalam Yudhi Munadi, berpendapat

bahwa “learning is a change in

organism to experience vetch can affect

the organism‟s behavior”, suatu

perubahan yang terjadi dalam diri

organisme, manusia atau hewan,

disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme

tersebut.12

Istilah media pendidikan memiliki

beberapa pengertian secara luas dan

secara sempit. Adapun secara luas yang

dimaksud dengan media pendidikan

adalah setiap orang, materi atau

peristiwa yang memberikan kesempatan

pada siswa untuk memperoleh

10

Azhar Arsyad. 2003. Media Pendidikan.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. hlm. 3. 11

Abdul Wahab Rosyidi dan Mamlu‟atul

Ni‟mah. 2011. Memahami Konsep Dasar

Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-

Maliki Press. hlm. 15-16. 12

Yudhi Munadi. 2008. Media Pendidikan:

Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung

Persada Press. hlm. 8-9

pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Adapun pengertian secara sempit adalah

sarana nonpersonal (bukan manusia)

yang digunakan oleh guru yang

memegang peranan dalam proses belajar

mengajar untuk mencapai tujuan.

Agak berbeda dengan istilah itu semua

adalah definisi yang diberikan oleh

Asosiasi Pendidikan Nasional (National

Education Association/NEA), dikatakan

bahwa media adalah bentuk-bentuk

komunikasi baik literal maupun

audiovisual serta peralatan. Media

hendaknya dapat dimanipulasi, dapat

dilihat, didengar, dan dibaca.13

Dari

beberapa perbedaan pengertian tentang

media pendidikan, dapat dilihat

kesamaan satu sama lain, yaitu proses

penyampaian pesan atau informasi

secara efektif dan efisien dapat diterima

dan selalu diingat oleh peserta didik.

Sehingga dapat dipahami, bahwa media

pendidikan merupakan alat bantu atau

sarana yang dijadikan sebagai perantara

atau piranti komunikasi untuk

menyampaikan pesan atau informasi

berupa ilmu pengetahuan dari berbagai

sumber ke penerima pesan atau

informasi guna mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Dasar Pemikiran Penggunaan

Media Pendidikan

Media pendidikan memiliki tiga

peranan, yaitu peran sebagai penarik

perhatian (intentional role), peran

komunikasi (communication role), dan

peran ingatan/penyimpanan (retention

13

Abdul Wahab Rosyidi dan Mamlu‟atul

Ni‟mah. 2011. hlm.101-102.

Page 6: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

52 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

role).14

Peranan yang lain dari media

pendidikan adalah sebagai penyalur

pesan dalam proses pembelajaran, dapat

menarik perhatian siswa, dan dapat

menyampaikan pesan yang ingin

disampaikan dalam setiap mata

pelajaran. Dalam proses pembelajaran,

guru dapat menciptakan suasana belajar

yang menarik perhatian dengan

memanfaatkan media pendidikan yang

kreatif, inovatif dan variatif, sehingga

pembelajaran dapat berlangsung dengan

mengoptimalkan proses dan berorientasi

pada prestasi belajar.

Dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik, guru harus dilandasi

oleh langkah-langkah yang bersumber

dari ajaran agama, hal ini sebagaimana

firman Allah S.W.T. dalam Surat An-

Nahl Ayat 44 yang menyatakan bahwa

diturunkannya Al-quran agar kamu

menerangkan pada umat manusia apa

yang telah diturunkan kepada mereka

dan supaya mereka memikirkannya.

Demikian pula dalam masalah penerapan

media pendidikan, pendidik harus

memperhatikan perkembangan jiwa

keagamaan anak didik, karena faktor

inilah yang justru menjadi sasaran media

pendidikan. Tanpa memperhatikan serta

memahami perkembangan jiwa anak

atau tingkat daya pikir anak didik, guru

akan sulit diharapkan untuk dapat

mencapai sukses. Sebagaimana firman

Allah S.W.T. dalam Surat An-Nahl Ayat

125 yang mengatakan bahwa serulah

(manusia) kepada jalan Tuhan-mu

dengan hikmah dan pelajaran yang baik

dan bantahlah mereka dengan cara yang

14

Umi Rosyidah, dkk. 2008. Active

Learning Dalam Bahasa Arab. Malang: UIN-

Maliki Press. hlm. 96.

baik karena sesungguhnya Tuhan-mu

lebih mengetahui siapa yang tersesat dan

siapa yang mendapatkan petunjuk.

Terkait dengan makna ayat di atas,

dalam Tafsir Al-qur‟an Hidayatul Insan,

disebutkan:

a. Jalan Tuhanmu; Yang lurus; yang di

dalamnya mengandung ilmu yang

bermanfaat dan amal yang shaleh.

b. Hikmah; artinya tepat sasaran; yakni

dengan memposisikan sesuatu pada

tempatnya. Termasuk ke dalam hikmah

adalah berdakwah dengan ilmu, berdakwah

dengan mendahulukan yang terpenting,

berdakwah memperhatikan keadaan mad‟u

(orang yang didakwahi), berbicara sesuai

tingkat pemahaman dan kemampuan mereka,

berdakwah dengan kata-kata yang mudah

dipahami mereka, berdakwah dengan

membuat permisalan, berdakwah dengan

lembut dan halus. Adapula yang menafsirkan

hikmah di sini dengan Al-qur‟an.

c. Pelajaran yang baik; Yakni nasehat

yang baik dan perkataan yang menyentuh.

Termasuk pula memerintah dan melarang

dengan targhib (dorongan) dan tarhib

(menakut-nakuti). Misalnya menerangkan

maslahat dan pahala dari mengerjakan

perintah dan menerangkan madharrat dan

azab apabila mengerjakan larangan.

d. Bantahlah mereka dengan cara yang

baik; Jika orang yang didakwahi menyangka

bahwa yang dipegangnya adalah kebenaran

atau sebagai penyeru kepada kebathilan,

maka dibantah dengan cara yang baik; yakni

cara yang dapat membuat orang tersebut mau

mengikuti secara akal maupun dalil.

Termasuk di antaranya menggunakan dalil

yang diyakininya, karena hal itu lebih dapat

mencapai kepada maksud, dan jangan sampai

perdebatan mengarah kepada pertengkaran

dan caci-maki yang dapat menghilangkan

Page 7: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

15 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

tujuan serta tidak menghasilkan faedah

darinya, bahkan tujuannya adalah untuk

menunjukkan manusia kepada kebenaran,

bukan untuk mengalahkan atau semisalnya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah

„Azza wa Jalla menjadikan tingkatan (dalam)

berdakwah sesuai tingkatan manusia; bagi

orang yang menyambut, menerima dan

cerdas, di mana dia tidak melawan yang hak

(benar) dan menolaknya, maka didakwahi

dengan cara hikmah. Bagi orang yang

menerima namun ada sisi lalai dan suka

menunda, maka didakwahi dengan nasehat

yang baik, yaitu dengan diperintahkan dan

dilarang disertai targhib (dorongan) dan

tarhib (membuat takut), sedangkan bagi

orang yang menolak dan mengingkari

didebat dengan cara yang baik.”.15

Dari tafsir di atas dapat dinyatakan

bahwa penggunaan media dalam

pembelajaran harus mempertimbangkan

aspek pesan yang disampaikan adalah positif,

dan bahasa yang santun sebagai sarana

penyampai pesan, dan jika dibantah pun

seorang pendidik harus menjelaskannya

dengan bahasa yang logis, agar peserta didik

dapat menerima dengan baik. Dengan

demikian, media dalam penyampaian pesan

di sini adalah bahasa lisan sebagai pengantar

pesan.

Selanjutnya secara lebih detail, media

pendidikan mempunyai peran yang sangat

penting untuk meningkatkan efektivitas

proses belajar mengajar sebagaimana berikut: a) Memperkaya pengalaman belajar peserta

didik

b) Ekonomis

c) Meningkatkan perhatian peserta didik

terhadap pelajaran

d) Membuat peserta didik lebih siap

belajar

15

Abu Yahya Marwan Bin Musa. Tafsir

Hidayatul Insan. Jilid 2. hlm. 360.

e) Mengikutsertakan banyak panca

indera dalam proses pembelajaran

f) Meminimalisir perbedaan persepsi

antar guru dan peserta didik

g) Menambah kontribusi positif peserta

didik dalam memperoleh pengalaman

belajar.

h) Membantu menyelesaikan perbedaan

pribadi antar peserta didik.16

3. Media pendidikan dalam Perspektif

Al-qur’an dan Al-hadits

Media pendidikan meliputi dua

macam, yaitu: a. Perbuatan pendidik

(biasa disebut software atau immaterial);

mencakup nasehat, teladan, larangan,

perintah, pujian, teguran, ancaman dan

hukuman, dan b. Benda-benda sebagai

alat bantu (bisa disebut hardware atau

material); mencakup meja kursi belajar,

papan tulis, penghapus, kapur tulis,

buku, peta, OHP, dan sebagainya17

Beberapa klaster media pendidikan

yang dinyatakan dalam Al-qur‟an dan

al-Hadits, sebagai berikut:

a. Media Pendidikan Audio

Media pendidikan audio adalah

media yang hanya dapat didengar,

berupa suara dengan berbagai alat

penyampai suara baik dari manusia

maupun bukan manusia.18

Dalil di

dalam Al-qur‟an yang berhubungan

dengan suara sebagai penyampai pesan,

dapat diambil dari kata bacalah,

menjelaskan dan ceritakan, serta kata-

kata lain yang semakna. Beberapa ayat

Al-qur‟an yang memberikan keterangan

suara sebagai penyampai pesan berupa

kata “bacalah” (asal kata kerja “baca”)

di dalam Al-qur‟an, di antaranya Surat

al-„Alaq (96) ayat 1; surat Al-Isra‟ (17)

16

Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2002.

hlm.101. 17

M. Ramli. 2012. Media dan Teknologi

Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Pers. hlm. 1. 18

M. Ramli. 2012. hlm. 17.

Page 8: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

54 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

Ayat 14; Surat Al-ankabut (29) Ayat 45;

dan Aurat Al-Muzammil (73) Ayat 20.

Selanjutnya ayat Al-qur‟an yang

memberikan keterangan suara sebagai

penyampai pesan berupa kata

menjelaskan (asal kata kerja “jelas”), di

antaranya terdapat dalam Al-qur‟an

Surat Al-An‟am (6) Ayat 97 dan 165;

dan Surat At-Taubah (9) Ayat 11.

Berikut ini contoh dalil dari Al-qur‟an

yang berhubungan dengan suara

sebagai penyampai pesan berupa kata

menjelaskan (asal kata kerja “jelas”)

dalam Surat At-Taubah (9) Ayat 11

yang berbunyi: Jika mereka bertaubat,

mendirikan shalat dan menunaikan

zakat, maka (mereka itu) adalah

saudara-saudaramu seagama dan Kami

menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum

yang mengetahui.

Kemudian, ayat Al-qur‟an yang

memberikan keterangan suara sebagai

penyampai pesan berupa kata ceritakan

(asal kata “cerita”), di antaranya

terdapat dalam Surat Al-Baqarah (2)

Ayat 76; dan Surat Yusuf (12) Ayat 5.

Berikut ini contoh dalil yang

berhubungan dengan suara sebagai

penyampai pesan dari kata ceritakan

(asal kata “cerita”) dalam Surat Yusuf

(12) Ayat 5 yang berbunyi: Hai anakku,

janganlah kamu ceritakan mimpimu itu

kepada saudara-saudaramu, maka

mereka membuat makar (untuk

membinasakan) mu. Sesungguhnya

syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagi manusia.

Berdasarkan uraian di atas,

berkaitan dengan kata kerja “bacalah,

menjelaskan, dan ceritakan”, tentunya

akan menimbulkan bunyi atau suara

sehingga dapat dipahami apa isi pesan

yang disampaikan oleh bunyi atau suara

tersebut. Hal ini bisa terjadi ketika guru

menyampaikan materi pembelajaran

hanya dengan cara membacakan buku

yang dijadikan rujukan dalam suatu

proses pembelajaran atau tanpa

menggunakan jenis media pendidikan

lain. Namun yang lebih ditekankan dari

kata baca, menjelaskan, dan ceritakan

adalah timbulnya bunyi atau suara yang

dapat menyampaikan isi pesan berupa

materi pembelajaran. Dalam

perkembangan selanjutnya media

pendidikan audio dikembangkan berupa

berbagai alat audio, seperti radio, tape

recorder, laboratorium bahasa, dan lain

sebagainya.

Hubungan media pendidikan audio

dengan tujuan pembelajaran pendidikan

agama Islam sangat erat. Dari sisi

kognitif media audio dapat

dipergunakan untuk mengajarkan

berbagai aturan dan prinsip, dari segi

afektif media audio ini dapat

menciptakan suasana pembelajaran, dan

segi psikomotor media audio ini untuk

mengajarkan media keterampilan verbal.

Sebagai media yang bersifat auditif,

maka media ini berhubungan erat

dengan radio, alat perekam pita

magnetik, piringan hitam, atau mungkin

laboratorium bahasa.19

Kelebihan media pendidikan audio

apabila digunakan guru dalam proses

pembelajaran diantaranya adalah:

1) Dapat digunakan sesuai dengan

kebutuhan pendengar/pemakai.

2) Mengembangkan daya imajinasi

siswa.

3) Sambil mendengar siaran, siswa dapat

melakukan kegiatan-kegiatan lain

yang menunjang terhadap pencapaian

tujuan pembelajaran.

4) Menggugah rasa ingin tahu siswa

tentang sesuatu, sehingga dapat

merangsang kreatifitas siswa dalam

pembelajaran.

5) Mampu menanamkan sikap positif

terhadap siswa yang mungkin sulit

dicapai dengan menggunakan media

lain.

19

Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2002.

hlm. 101.

Page 9: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

11 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

Di samping beberapa kelebihan,

media audio juga memiliki beberapa

kelemahan sebagai berikut:

1) Sifat komunikasi satu arah (one way

communication). Dengan demikian,

sulit bagi pendengar untuk

mendiskusikan hal-hal yang sulit

dipahami.

2) Media audio yang lebih banyak

menggunakan suara atau bahasa

verbal, hanya mungkin dapat

dipahami oleh pendengar yang

mempunyai tingkat penguasaan kata

dan bahasa yang baik.

3) Media audio hanya akan mampu

melayani secara baik untuk mereka

yang sudah mampu berpikir abstrak.

4) Penyajian materi melalui media audio

dapat menimbulkan verbalisme bagi

pendengar.

5) Media audio yang menggunakan

program siaran radio, biasanya

dilaksanakan serempak dan terpusat,

sehingga sulit untuk melakukan

pengontrolan.20

b. Media Pendidikan Visual

Media pendidikan visual adalah

seperangkat alat penyalur pesan dalam

pembelajaran yang dapat ditangkap

melalui indera penglihatan tanpa adanya

suara dari alat tersebut. Dalil dalam Al-

qur‟an pada Surat Al-Baqarah (2) Ayat

31 yang berbunyi:

Dan Dia mengajarkan kepada

Adam nama-nama (benda-

benda) seluruhnya, kemudian

mengemukakannya kepada

Para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama

benda-benda itu jika kamu

memang benar orang-orang

yang benar!

Dari ayat tersebut di atas

menggambarkan bahwa Allah S.W.T.

20

Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan

Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup. hlm. 199.

mengajarkan kepada Nabi Adam nama-

nama benda seluruhnya yang ada di

bumi, kemudian Allah S.W.T.

memerintahkan kepada malaikat untuk

menyebutkannya, yang sebenarnya

belum diketahui oleh para malaikat.

Benda-benda yang disebutkan oleh Nabi

Adam a.s. diperintahkan oleh Allah

S.W.T. tentunya telah diberikan

gambaran bentuknya oleh Allah S.W.T.

Dalam hadits terdapat beberapa term

yang digunakan untuk menandakan

adanya penggunaan media visual dalam

pembelajaran, seperti gambar, kerikil,

dan jari tangan.

1) Menggunakan Gambar

Penggunaan media visual gambar

digunakan Nabi Muhammad S.A.W.

dalam proses pembelajaran, hal ini

sebagai mana hadits yang diriwayatkan

oleh Al-Bukhari 21

dalam Abu Hasan

As-Sindy.22

Nabi Muhammad S.A.W.

menjelaskan garis lurus yang terdapat di

21 Bunyi hadits:

ي م عن عبد الله رض يه وسل

بي صلى الله عل الى

ط

ال : خ

الله عىه ق

ى ارا إل

ا صغ

ط

ط

خ

ط

ارحا مىه,وخ

ىسط خ

ا في ال

ط

خ

ط

عا, وخ ا مزب

ط

خ

س و

ا ال

ال: )هذ

ىسط, وق

ذي في ال

ىسطمن حاهبه ال

ذي في ال

ا ال

ان, هذ

بهه محيط

حل

ا أ

ه, -وهذ

مل

ارج أ

ذي هى خ

ا ال

به وهذ

حاط

د أ

و: ق

أ

ا, وإن ه هذ

ا , نهش

ه هذ

أط

خ

إن أ

عزاض,ف

ار ال

غ الص

ط

ط

خ

وهذه ال

ا( )رواه البخاري(ه هذ

ا , نهش

ه هذ

أط

خ

أ

Nabi S.A.W. membuat gambar persegi

empat, lalu menggambar garis panjang di

tengah persegi empat tadi dan keluar melewati

batas persegi itu. Kemudian beliau juga

membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi,

di sampingnya: (persegi yang digambar Nabi).

Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan

(persegi empat) ini adalah ajal yang

mengelilinginya, dan garis (panjang) yang

keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis

kecil ini adalah penghalang-penghalangnya.

Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini,

maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena

(garis) yang itu, maka kena (garis) yang

setelahnya. Jika tidak mengenai semua

(penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa

ketuarentaan. (HR. Bukhari). 22

Abu Hasan As-Sindy. 2008. Shahihul

Bukhari bi Haasyiati al-Imam as-Sindy. Libanon:

Dar al-Kotob al-Ilmiyah. hlm. 224.

Page 10: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

56 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

dalam gambar adalah manusia, gambar

empat persegi yang melingkarinya adalah

ajalnya, satu garis lurus yang keluar

melewati gambar merupakan harapan dan

angan-angannya, sementara garis-garis kecil

yang ada di semanusiar garis lurus dalam

gambar adalah musibah yang selalu

menghadang manusia dalam kehidupannya

di dunia. Dalam gambaran ini Nabi

Muhammad S.A.W. menjelaskan tentang

hakikat kehidupan manusia yang memiliki

harapan, angan-angan dan cita-cita yang

jauh ke depan untuk menggapai segala yang

ia inginkan di dalam kehidupan yang fana

ini, dan ajal yang mengelilinginya yang

selalu mengintainya setiap saat sehingga

membuat manusia tidak mampu menghindar

dari lingkaran ajalnya, sementara itu dalam

kehidupannya, manusia selalu menghadapi

berbagai musibah yang mengancam

eksistensinya, jika ia dapat terhindar dari

satu musibah, musibah lainnya siap

menghadang dan membinasakannya, artinya

setiap manusia tidak mampu menduga atau

menebak kapan ajal akan menjemputnya.23

Hadits ini menunjukkan kepada

manusia bahwa Nabi Muhammad

S.A.W. adalah seorang pendidik yang

sangat memahami metodologi

pembelajaran yang baik dalam

menyampaikan pengetahuan kepada

manusia. Beliau menjelaskan suatu

informasi melalui media visual berupa

gambar agar lebih mudah dipahami dan

diserap oleh akal dan jiwa.

2) Menggunakan Jari Tangan

Penggunaan media visual berupa

jari tangan digunakan Nabi Muhammad

S.A.W. dalam proses pembelajaran, hal

ini sebagai mana hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim24

dalam

23

Abdul Fattah Abu Ghuddah. 2009. 40

Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah.

Bandung: Irsyad Baitus Salam. hlm. 131-132. 24

Bunyi hadits:

ني عمزو حث د بن د ىا محم

ث . حد بيري حمد الز

بى أ

ىا أ

ث اقد. حد الى

ال س بن مالكقال: ق

وس، عن أ

وز بن أ

بي بك

عزيز عن عبيدالله بن أ

عبدال

م "من عال حاريتين يه وسل

ى الله عل

ىم رسىل الله صل ا، حاء

غ

بل

ى ت حت

صابعها وهى" وضم أ

هقيامت أ

)رواه مسلم(.ال

An-Nawawi.25

Dalam hadits tersebut di

atas, Nabi Muhammad S.A.W. menjelaskan

tentang keistimewaan orang yang

menyantuni atau memelihara dua anak

perempuan dengan menggunakan jari tangan

beliau. Nabi Muhammad S.A.W.

menggenggamkan jemarinya untuk

memberikan penekanan tertentu sehingga

dapat dipahami bahwa jika orang yang

memelihara dua anak perempuannya hingga

ia dewasa, atau sudah bisa menikah. Maka

kelak hari kiamat dia akan dekat dengan

Nabi Muhammad S.A.W.26

Berdasarkan penjelasan hadits

tersebut di atas, dapat dipahami bahwa

ketika Nabi Muhammad S.A.W.

menjelaskan tentang ajarannya, Beliau

menggunakan berbagai media yang

variatif dan komunikatif yang

disesuaikan dengan situasi dan kondisi

pada saat itu, sehingga memudahkan dan

memahamkan para shahabat dalam

menerima penjelasan dari Nabi

Muhammad S.A.W.

3) Menggunakan Kerikil

Penggunaan media visual berupa

kerikil digunakan Nabi Muhammad

S.A.W. dalam proses pembelajaran, hal

ini sebagai mana hadits yang

diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.27

Hadits

Telah menceritakan padaku Amrun dan

Naqid. Telah menceritakan pada kami Abu

Ahmad Zubair. Telah menceritakan pada kami

Muhammad bin Abdul Aziz, dari Ubaidillah bin

Abu Bakar bin Anas, dari Anas bin Malik r.a:

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa

memelihara dua anak perempuan sampai baligh,

maka pada hari kiamat dia datang bersamaku,”

beliau menggenggam jemarinya. (HR. Imam

Muslim). 25

An-Nawawi. Al Minhaj Syarh Shahih

Muslim bin Hajjaj. Hadits ke-2631. 26

Shinqithy Djjamaluddin dan H.M.

Mochtar Zoerni. 2002. Ringkasan Shahih

Muslim. Bandung: Mizan. hlm. 125. 27

Bunyi hadits:

ىا ث حيى حد د بن

ل

ا خ

بره

خ

د بن إسماعيل, وأ ىا محم

ث بشير بن حد

يه ى الله عل

بي صل ال الى

ال: ق

بيه. ق

عن أ

ا عبد الله بن بزيدة

بره

خ

هاحز أ

ال

ىا الله ال

ين ق

ل هذه و هذه؟ ورمى بحصات

درون ما مث

م: "هل ت

وسل

اك ال

ال هذ

م. ق

عل

ه أ

ا ورسىل

ى هذ بى عسى

ال أ

حل". ق

اك ال

مل وهذ

Page 11: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

14 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

di atas menjelaskan bahwa suatu ketika

Rasulullah S.A.W. bertanya kepada para

sahabat, tentang dua benda yang beliau

pegang lalu melemparnya, namun

sahabat menjawab, hanya Allah dan

Rasul-Nya yang tahu, Beliau menjawab

dua benda itu adalah kerikil sebagai

salah satu media dalam pendidikan yang

diajarkan Rasulullah S.A.W. dengan

mengumpamakan dua kerikil itu

bagaikan angan-angan dan ajal

seseorang. Maksudnya angan-angan di

sini adalah kehidupan manusia di dunia

dan ajal di sini adalah kematian atau ajal

seseorang. Dua hal tersebut tidak dapat

dipisahkan seperti halnya dua sisi mata

uang. Keduanya sudah menjadi kodrat

Allah S.W.T. dalam menentukan jalan

kehidupan dan ajal manusia.28

Dalam

hadits ini dapat dipahami bahwa Nabi

S.A.W. menggunakan dua kerikil itu sebagai

media pendidikan, untuk memberikan tanda

peringatan bagi umat manusia bahwa

kehidupan tidak hanya sekali saja, tetapi

masih ada kehidupan lain setelah kehiduan

di dunia ini, sehingga peran media dalam

pembelajaran adalah membantu pemahaman

untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari beberapa penjelasan mengenai

isi kandungan hadits-hadits di atas,

dikisahkan tentang Rasulullah S.A.W.

menggunakan gambar, jari tangan dan

kerikil sebagai penjelas dalam

زيب

حسن غ

ث ىحه. )سنن الترمذي( حد

ا ال

من هذ

Telah menceritakan kepada kami

Muhammad bin Isma‟il, dan telah memberi

kabar kepada kami Khollad bin Yahya, telah

menceritakan kepada kami Basyir ibn al-

Muhajir, telah memberi kabar kepadaku

Abdullah bin Buraidah dari Ayahnya, beliau

berkata: “Rasulullah S.A.W bertanya kepada

para sahabat, Tahukah kalian semua, apakah

sesuatu ini? Rasulullah SAW sambil

melemparkan dua kerikil, para sahabat

menjawab, Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih

tahu, kemudian Rasulullah SAW bersabda

sesuatu ini adalah angan-angan dan ini adalah

ajal”. Abu „Isa berkata: Ini hadits hasan yang

nampak asing. (HR. At-Tirmidzi). 28

Sunan At-Tirmidzi (juz 4), CV. Asyifa

Semarang, 1992. hlm. 468

menyampaikan ajarannya kepada para

sahabat-sahabatnya. Hal ini berarti

Rasulullah S.A.W. menggunakan sarana-

sarana tersebut untuk memberi gambaran

perumpamaan dan mempermudah dalam

menyampaikan isi materi yang

diajarkannya. Jika manusia korelasikan

dengan dunia pendidikan, hadits-hadits

tersebut berkaitan dengan salah satu

komponen dalam dunia pendidikan

yakni media pendidikan. Dari uraian

tersebut jelaslah bahwa media visual

telah digunakan pada pelaksanaan sistem

pendidikan Islam.

Selanjutnya pada era modern

sekarang media visual ini dapat

dikategorikan sebagai berikut:

1) Media yang tidak diproyeksikan

a) Bahan bacaan atau bahan cetakan,

melalui bahan ini siswa akan

memperoleh pengalaman melalui

membaca, belajar melalui simbol-

simbol dan pengertian-pengertian

dengan mempergunakan indra

penglihatan. Media ini termasuk

tingkat belajar konseptual, maka

bahan-bahan itu harus disesuaikan

dengan tingkat pemahaman dan

penguasaan bahasa siswa. Menurut

jenisnya antara lain:

(1) Al qur‟an dan Al Hadits

(2) Buku teks pelajaran agama baik

untuk siswa dan guru

(3) Buku bacaan pelengkap, buku

teks sebagai bahan bacaan

untuk memperluas dan

memperdalam bacaan agama.

(4) Bahan bacaan bersifat umum:

koran, majalah, dan lain-lain.

b) Media realita berupa benda nyata,

benda tersebut tidak harus

dihadirkan di ruang kelas, tetapi

siswa dapat melihat langsung ke

obyek. Kelebihan dari media realita

ini adalah dapat memberikan

pengalaman nyata kepada siswa.

Misalnya untuk mempelajari

Page 12: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

58 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

keanekaragaman makhluk hidup,

klasifikasi makhluk hidup,

ekosistem, dan organ tanaman.

c) Model adalah benda tiruan dalam

wujud tiga dimensi, yang merupakan

representasi atau pengganti dari

benda yang sesungguhnya.

Penggunaan model untuk mengatasi

kendala tertentu sebagai pengganti

realita.

d) Media grafis tergolong media visual

yang menyalurkan pesan melalui

simbol-simbol visual. Fungsi dari

media grafis adalah menarik

perhatian, memperjelas sajian

pelajaran, dan mengilustrasikan

suatu fakta atau konsep yang mudah

terlupakan jika hanya dilakukan

melalui penjelasan verbal. Jenis-

jenis media grafis adalah: gambar,

sketsa, diagram/skema, bagan/chart,

grafik.

e) Papan tulis, alat ini merupakan alat

klasik yang tak pernah dilupakan

orang dalam proses belajar

mengajar. Peranan papan tulis dan

papan lainnya masih tetap

digunakan guru, sebab merupakan

alat yang praktis dan ekonomis.29

2) Media Proyeksi

Jenis media yang termasuk pada

media proyeksi adalah sebagai berikut:

a) Transparansi OHP, merupakan alat

bantu mengajar tatap muka sejati,

sebab tata letak ruang kelas tetap

seperti biasa, guru dapat bertatap

muka dengan siswa (tanpa harus

membelakangi siswa). Perangkat

media transparansi meliputi

perangkat lunak (Overhead

Transparency/OHT) dan perangkat

keras (Overhead Projector/OHP).

b) Film bingkai/slide, adalah film

transparan yang umumnya

29

Nana Sudjana. 2009. Dasar-Dasar

Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo Offset. hlm. 102.

berukuran 35 mm dan diberi bingkai

2 x 2 inci. Dalam satu paket berisi

beberapa film bingkai yang terpisah

satu sama lain. Manfaat film bingkai

hampir sama dengan transparansi

OHP, hanya kualitas visual yang

dihasilkan lebih bagus. Sedangkan

kelemahannya adalah biaya

produksi dan peralatan lebih mahal

serta kurang praktis. Untuk

menyajikan dibutuhkan proyektor

slide.

c) Liquid Crystal Display (LCD),

adalah seperangkat alat sebagai

teknik untuk menyajikan data dalam

bentuk huruf-huruf kristal yang

tidak tembus cahaya apabila ada

dalam medan listrik tertentu. Alat

ini lebih lengkap dari OHP dalam

memproyeksikan informasi

langsung melalui komputer. LCD

mengubah tampilan komputer dari

gambar elektronik menjadi layar

proyeksi. Yang menarik dari

penggunaan LCD ini adalah

kemampuan menghasilkan kualitas

gambar sama seperti penggunaan

OHT biasa. Teknologi LCD juga

dapat menampilkan gambar

(pictures), warna (colors) dan

gerakan (animated). Dengan LCD

pesan dirancang dalam komputer

dan hasilnya diproyeksikan ke layar,

tindakan menunjuk dilakukan

dengan “mouse" pada komputer.

Penggunaan LCD menuntut adanya

rancangan program yang

dikembangkan secara profesional

sehingga efektivitas penggunaan

dapat tercapai dengan baik.30

4. Media Pendidikan Berbasis Teknologi

Cikal bakal tentang penggunaan

teknologi dalam komunikasi termasuk

komunikasi dalam pembelajaran. Hal ini

diungkapkan dalam Surat An-Naml (27)

30

M. Ramli. 2012. hlm. 101.

Page 13: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

14 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

Ayat 29-30, yaitu tentang cerita Nabi

Sulaiman dan ratu Balkis, yang

berbunyi:31

Dalam Tafsir Jalalain,

disebutkan bahwa ("Pergilah membawa

surahku ini, lalu jatuhkan kepada

mereka) kepada ratu Balkis dan

kaumnya (kemudian berpalinglah)

pergilah (dari mereka) dengan tidak

terlalu jauh dari mereka (lalu

perhatikanlah apa yang mereka

bicarakan.") yakni, jawaban atau reaksi

apakah yang bakal mereka lakukan.

Kemudian burung Hud-Hud membawa

surat itu lalu mendatangi ratu Balkis

yang pada waktu itu berada di tengah-

tengah bala tentaranya. Kemudian

burung Hud-hud menjatuhkan surat Nabi

Sulaiman itu ke pangkuannya. Ketika

ratu Balqis membaca surah tersebut,

tubuhnya gemetar dan lemas karena

takut, kemudian ia memikirkan isi surat

tersebut.

Selanjutnya (Ia berkata) yakni ratu

Balkis kepada pemuka kaumnya, (Hai

pembesar-pembesar! Sesungguhnya

aku) dapat dibaca Al Mala-u Inni dan Al

Mala-u winni, yakni bacaan secara

Tahqiq dan Tashil (telah dijatuhkan

kepadaku sebuah surat yang mulia)

yakni surat yang berstempel.

(Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman

dan sesungguhnya isinya) kandungan isi

surat itu, (Dengan menyebut nama Allah

Yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang).32

Dari potongan cerita Nabi Sulaiman

dan Ratu Balqis tersebut terjadi

teknologi komunikasi yang canggih

31

Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-

pembesar, Sesungguhnya telah dijatuhkan

kepadaku sebuah surat yang mulia.

Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan

Sesungguhnya (isi)-nya: "Dengan menyebut

nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang. 32

Jalaluddin Asy-Suyuthi dan Jalaluddin

Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy. 2009. Terj.

Tafsir Jalalain. Tasikmalaya: Pustaka Al-

Hidayah.

pada masa itu. Nabi Sulaiman

menggunakan burung Hud-Hud untuk

menyampaikan pesan dalam bentuk

surat yang disampaikan kepada Ratu

Balqis, sehingga yang disampaikan

dapat terima dengan baik sampai pada

tujuan yang dikehendaki. Bahkan Nabi

Sulaiman telah memperlihatkan

teknologi yang canggih di istananya,

yang Allah S.W.T. abadikan pada ayat

berikutnya, Surah An-Naml (27) Ayat

44:33

Dalam Tafsir Jalalain diterangkan,

bahwa: (Dan dikatakan pula kepadanya,

"Masuklah ke dalam istana!") yang

lantainya terbuat dari kaca yang bening

sekali, kemudian di bawahnya ada air

tawar yang mengalir yang ada ikannya.

Nabi Sulaiman sengaja melakukan

demikian sewaktu ia mendengar berita

bahwa kedua betis ratu Balqis dan

kedua telapak kakinya seperti keledai.

(Maka tatkala dia melihat lantai istana

itu dikiranya kolam air) yakni kolam

yang penuh dengan air (dan

disingkapkannya kedua betisnya) untuk

menyeberangi yang ia duga sebagai

kolam, sedangkan Nabi Sulaiman pada

saat itu duduk di atas singgasananya di

ujung lantai kaca itu, maka ternyata ia

melihat kedua betis dan kedua telapak

kakinya indah. (Sulaiman berkata)

kepada Balqis, ("Sesungguhnya ia

adalah istana licin) dan halus (yang

terbuat dari kaca") kemudian Nabi

Sulaiman mengajaknya untuk masuk

Islam. (Balqis berkata, "Ya Rabbku!

Sesungguhnya aku telah berbuat zalim

terhadap diriku sendiri) dengan

33 Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke

dalam istana". Maka tatkala Dia melihat lantai

istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan

disingkapkannya kedua betisnya. berkatalah

Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin

terbuat dari kaca". berkatalah Balqis: "Ya

Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim

terhadap diriku dan aku berserah diri bersama

Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.

Page 14: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

60 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

menyembah selain Engkau (dan aku

berserah diri) mulai saat ini (bersama

Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta

alam."), kemudian Nabi Sulaiman

berkehendak untuk mengawininya tetapi

ia tidak menyukai rambut yang ada pada

kedua betisnya. Maka setan-setan

membuat cahaya untuk Nabi Sulaiman,

dengan cahaya itu lenyaplah bulu-bulu

betisnya. Nabi Sulaiman menikahinya

serta mencintainya, kemudian Nabi

Sulaiman mengakui kerajaannya.

Tersebutlah, bahwa Nabi Sulaiman

menggilirnya sekali setiap bulan,

kemudian ia tinggal bersamanya selama

tiga hari untuk setiap giliran.

Disebutkan di dalam suatu riwayat,

bahwa Nabi Sulaiman telah diangkat

menjadi raja sejak ia berumur tiga belas

tahun. Pada saat ia meninggal dunia

umurnya mencapai lima puluh tiga

tahun; Maha Suci Allah yang tiada habis

bagi kerajaan-Nya.34

Hubungannya dengan proses

pembelajaran yang juga merupakan

salah satu bentuk komunikasi yang

berada di wilayah pendidikan.

Penggunaan media burung Hud-Hud

oleh Nabi Sulaiman dalam

menyampaikan surat kepada Ratu Balqis

merupakan implementasi teknologi pada

masa itu, sebab dengan penggunaan

burung tersebut dapat membuat proses

komunikasi lebih efektif dan efisien.

Bahkan dalam pertemuan keduanya

difasilitasi dengan sarana dan prasarana

yang menggunakan teknologi canggih,

sehingga dapat membuat suasana

nyaman dan kondusif. Dengan demikian,

dalam pembelajaran seharusnya dapat

menggunakan media yang dapat

memperlancar komunikasi dalam

prosesnya, dan menggunakan sarana

yang dapat membuat peserta didik

nyaman, sehingga pembelajaran dapat

mencapai tujuan secara maksimal.

34

Jalaluddin Asy-Suyuthi dan Jalaluddin

Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy. 2009. hlm.

Penggunaan teknologi dalam

pembelajaran pada masa sekarang

(modern), tentunya mempunyai

perbedaan dalam wujudnya. Media

pendidikan berbasis teknologi dewasa ini

sangat maju dan cukup variatif, masih

terbuka untuk lebih canggih masa pada

yang akan datang. Beberapa media

dalam pembelajaran yang berbasis

teknologi seperti:

a. Televisi

b. VTR (Video Tape Recorder)

c. VCD (Video Compact Disc)

d. DVD (Digital Versatile Disc)

e. Film

f. Komputer/Internet

5. Media Pendidikan yang Bukan

Benda (Immaterial)

Selain media berupa benda, terdapat

pula media yang bukan berupa benda. Di

antara media pendidikan yang bukan

berupa benda itu adalah: keteladanan,

perintah/larangan, ganjaran dan

hukuman, yang akan dijelaskan berikut

ini:

a. Keteladanan

Pada umumnya manusia

memerlukan figur identifikasi (uswah al-

hasanah) yang dapat membimbing

manusia ke arah kebenaran, untuk

memenuhi keinginan tersebut itu Allah

mengutus Nabi dan Rasul Muhammad

S.A.W. menjadi teladan bagi manusia.

Kemudian manusia diperintahkan untuk

mengikuti rasul, di antaranya

memberikan teladan yang baik. Dalam

hal ini Rasulullah S.A.W. juga

memberikan teladan yang baik kepada

umatnya. Firman Allah S.W.T. dalam

surat Al-Ahzab (33) ayat 21, yang

berbunyi:35

35

“Sesungguhnya telah ada pada (diri)

Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

Page 15: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

15 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

Pendidikan dalam konteks Ilmu

Pendidikan Islam, berfungsi sebagai

warasatu al-anbiya‟ yang pada

hakekatnya mengemban misi sebagai

rahmatan li al-‟amin, yakni suatu misi

yang mengajak manusia untuk tunduk

dan taat pada hukum-hukum Allah

S.W.T. Kemudian misi ini

dikembangkan kepada pembentukkan

kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif,

beramal shaleh serta bermoral tinggi.

Sebagai warasah alanbiya seorang

pendidik harus memiliki sifat-sifat yang

terpuji (mahmudah).

Menurut Al-Ghazali, seperti yang

kutip oleh Ramayulis, terdapat beberapa

sifat penting yang harus dimiliki oleh

guru sebagai orang yang diteladani,

yaitu:

1) amanah dan tekun bekerja,

2) bersifat lemah lembut dan kasih

sayang terhadap murid,

3) dapat memahami dan berlapang

dada dalam ilmu serta orang-orang

yang mengerjakannya,

4) tidak rakus pada materi,

5) berpengetahuan luas, serta

6) istiqomah dan memegang teguh

prinsip.36

Al-Ghazali juga menambahkan

bahwa terdapat beberapa sifat penting

yang harus terinternalisasi dalam diri

murid, yaitu rendah hati, mensucikan diri

dari segala keburukan, serta taat dan

istiqomah. Karena beberapa sifat terakhir

perlu dimiliki murid, maka guru

hendaknya menjadi teladan dari sifat-

sifat tersebut.

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia

banyak menyebut Allah.” 36

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta: Kalam Mulia. hlm. 207.

b. Perintah dan Larangan

Perintah adalah suatu keharusan

untuk berbuat atau melakukan sesuatu.

Dalam hal ini perintah itu bukan hanya

apa yang keluar dari mulut seseorang

yang harus dikerjakan oleh orang lain,

tetapi termasuk pula anjuran,

pembiasaan dan peraturan-peraturan

umum yang harus ditaati oleh peserta

didik. Tiap-tiap perintah dan peraturan

dalam pendidikan mengandung norma-

norma kesusilaan, jadi bersifat memberi

arah atau mengandung tujuan ke arah

perbuatan susila. Contoh perintah dan

larangan yang terdapat pada ayat Al-

qur‟an surat Al-Maidah (5) ayat 2,

sebagai berikut:37

Suatu perintah akan mudah ditaati

oleh peserta didik jika pendidik sendiri

mentaati dan hidup menurut peraturan-

peraturan itu, atau jika apa yang harus

dilakukan oleh peserta didik itu sudah

dimiliki dan menjadi pedoman pula bagi

hidup seorang pendidik.

Selain memberi perintah, pendidik

juga harus mampu melarang perbuatan

peserta didik. Larangan itu biasanya

dikeluarkan jika anak melakukan sesuatu

yang tidak baik, yang mungkin dapat

membahayakan dirinya dan orang lain.

Larangan sebenarnya sama saja seperti

perintah. Kalau perintah merupakan

suatu keharusan untuk berbuat sesuatu

yang bermanfaat, maka larangan

merupakan keharusan untuk tidak

melakukan sesuatu yang merugikan.

Contoh larangan adalah larangan

untuk bercakap-cakap dengan suara

kasar dan sombong, larangan melakukan

perbuatan yang tidak baik, larangan

37

Dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada

Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-

Nya.

Page 16: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

62 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

untuk bergaul dengan orang-orang yang

dapat menyesatkan, dan sebagainya.

c. Ganjaran dan Hukuman

Ganjaran dalam sistem pendidikan

adalah sesuatu yang diberikan kepada

peserta didik baik dalam bentuk benda

maupun non benda, sehingga peserta

didik merasa senang menerimanya. Yang

terpenting dalam ganjaran hanya hasil

yang dicapai peserta didik, dengan hasil

tersebut pendidikan dapat membentuk

kata hati dan kemauan yang lebih baik

pada peserta didik bersangkutan.

Ganjaran dapat diberikan oleh pendidik

kepada peserta didik dengan cara

bermacam-macam, baik berupa

anggukan kepala sebagai pertanda setuju

dengan jawaban yang diberikan peserta

didik, memberikan pujian yang

sewajarnya, memberikan benda yang

menyenangkan dan berguna bagi peserta

didik, dan lain sebagainya.

Adapun hukuman diberikan kepada

peserta didik karena melakukan

pelanggaran. Tujuan pemberian

hukuman adalah agar tidak terjadi

pelanggaran secara berulang-ulang.

Di dalam pendidikan, hukuman itu

dilaksanakan karena dua hal, yaitu:

1) Hukuman diadakan karena ada

pelanggaran, adanya kesalahan

yang diperbuat (punitur, quina

peccatum est).

2) Hukuman diadakan dengan tujuan

agar tidak terjadi pelanggaran

(punitur, nepeccatur)

Ciri-ciri hukuman dalam perspektif

pendidikan Islam yakni: 1) hukuman

diberikan untuk memperoleh perbaikan

dan pengarahan, 2) memberikan

kesempatan kepada anak memperbaiki

kesalahannya sebelum dipukul. Anak

yang belum berusia sepuluh tahun tidak

boleh dipukul, kalaupun tidak boleh dari

tiga kali, 3) pendidik harus tegas dalam

melaksanakan hukuman, artinya apabila

sikap keras pendidik telah dianggap

perlu maka harus dilaksanakan dari sikap

lunak dan kasih sayang.38

6. Manfaat dan Pengaruh Media

Pendidikan

Dalam hadits-hadits Nabi

Muhammad S.A.W. di atas, sudah

tersirat mengenai manfaat media

pendidikan, di antaranya yakni ketika

Nabi Muhammad S.A.W. Menjelaskan

ajarannya menggunakan media seperti

gambar, kerikil, dan jari tangan. Dengan

media tersebut, para shahabat menjadi

lebih paham dengan apa yang

disampaikan Nabi Muhammad S.A.W.

Secara lebih luas, ada banyak manfaat

yang diperoleh dari menggunakan media

pendidikan dalam mengajar, di

antaranya:

a. Bahan pelajaran akan lebih jelas

maknanya, sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan

memungkinkan siswa untuk

menguasai tujuan pengajaran yang

lebih baik.

b. Metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan

kata-kata oleh guru, sehingga siswa

tidak bosan dan guru tidak kehabisan

tenaga dalam memberikan materi

pelajaran.

c. Siswa lebih banyak melakukan

kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan keterangan guru, tetapi

juga melakukan aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan dan lain-lain.

38

Darwyn Syah. 2007. Perencanaan

Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Gaung Persada Press. hlm. 125-126.

Page 17: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

15 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

d. Pengajaran akan lebih menarik

perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

e. Memperjelas penyajian pesan agar

tidak terlalu bersifat verbalitas.

f. Mengatasi keterbatasan ruang waktu

dan daya indera seperti: terlalu besar,

terlalu kecil, gerak terlalu lambat,

gerak terlalu cepat, peristiwa masa

lalu, kompleks, dan konsep yang

terlalu luas.39

Hamalik (1980) mengemukakan

bahwa pemakaian media pendidikan

dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat

yang baru, meningkatkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Penggunaan media

pendidikan pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu

keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pembelajaran

pada saat itu. Selain meningkatkan

motivasi dan minat siswa, media

pendidikan juga dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan

data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan

memadatkan informasi.40

Secara umum media pendidikan

mempunyai kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar

tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau

lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu

dan daya indera, seperti misalnya:

Obyek yang terlalu besar bisa

digantikan dengan realitas, gambar,

film bingkai, film, atau model; Obyek

yang kecil dibantu dengan proyektor

mikro, film bingkai, film, atau

39

Oemar Hamalik. 1980. Media

Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni. hlm. 76. 40

Oemar Hamalik. 1980. hlm. 78.

gambar; Gerak yang terlalu lambat

atau terlalu cepat, dapat dibantu

dengan time-lapse atau high-speed

photography.

c. Kejadian atau peristiwa yang terjadi

di masa lalu bisa ditampilkan lagi

lewat rekaman film, video, film

bingkai, foto maupun secara verbal;

Obyek yang terlalu kompleks

(misalnya mesin-mesin) dapat

disajikan dengan model, diagram, dan

lain-lain.

d. Konsep yang terlalu luas (gunung

berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-

lain) dapat divisualkan dalam bentuk

film, film bingkai, gambar, dan lain-

lain.

e. Dengan menggunakan media

pendidikan secara tepat dan bervariasi

dapat diatasi sikap pasif peserta didik.

Dalam hal ini media pendidikan

berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar;

2) Memungkinkan interaksi yang

lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan kenyataan;

3) Memungkinkan peserta didik

belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

f. Dengan sifat yang unik pada setiap

siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang

berbeda, sedangkan kurikulum dan

materi pembelajaran ditentukan sama

untuk setiap siswa, maka guru akan

banyak mengalami kesulitan

bilamana semuanya itu harus di atasi

sendiri. Apalagi bila latar belakang

lingkungan guru dengan siswa juga

berbeda. Masalah ini dapat di atasi

dengan media pendidikan, yaitu

kemampuan dalam:

1) Memberikan perangsang yang

sama;

2) Mempersamakan pengalaman;

Page 18: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

64 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

3) Menimbulkan persepsi yang

sama.41

Berdasarkan pembahasan di atas,

terlihat bahwa media pendidikan sangat

berguna dalam proses belajar mengajar.

Selain itu, keberadaan media pendidikan

sangat mempengaruhi ketercapaian

tujuan pembelajaran. Jika di dalam suatu

sekolah tidak terdapat media pendidikan

maka dapat dipastikan bahwa proses

belajar mengajar akan berjalan kurang

efektif dan kurang efisien, sehingga pada

akhirnya siswa pun tidak aktif dalam

mengikuti proses belajar mengajar.

Begitupun dalam sistem pendidikan

Islam, media pendidikan jelas

diperlukan. Sebab, media pendidikan

memiliki peranan yang sangat besar dan

dapat berpengaruh terhadap pencapaian

tujuan pendidikan Islam yang ingin

dicapai. Abu Bakar Muhammad

berpendapat, bahwa kegunaan media itu

antara lain ialah:

a. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan

dan memperjelas materi pelajaran

yang sulit.

b. Mampu mempermudah pemahaman,

dan menjadikan pelajaran lebih hidup

dan menarik.

c. Merangsang anak untuk bekerja dan

menggerakkan naluri kecintaan

menelaah (belajar) dan menimbulkan

kemauan keras untuk mempelajari

sesuatu.

d. Membantu pembentukan kebiasaan,

melahirkan pendapat, memperhatikan

dan memikirkan suatu pelajaran.

e. Menimbulkan kekuatan perhatian

(ingatan) mempertajam, indera,

melatihnya, memperhalus perasaan

dan cepat belajar.42

41

Abdul Wahab Rosyidi dan Mamlu‟atul

Ni‟mah. 2009. hlm. 29-33. 42

Ramayulis. (2002). hlm. 212.

E. KESIMPULAN

Media pendidikan adalah

seperangkat alat yang dapat

menyampaikan pesan-pesan dalam

proses belajar mengajar, dari penyampai

pesan (pendidik) kepada penerima pesan

(peserta didik) untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan secara efektif dan

efisien. Landasan penggunaan media

dalam pembelajaran harus dapat

dilaksanakan dengan penuh bijaksana

dan hikmah, agar pendidik dan peserta

didik dapat menjalin komunikasi yang

baik, sehingga tercipta suasana edukatif

yang kondusif.

Media dalam pendidikan dan

pembelajaran mempunyai persamaan

dan perbedaan, persamaannya dilihat

pada aspek material, dan bedanya dilihat

pada aspek immaterial. Media

pendidikan bermanfaat sebagai alat

bantu atau sarana yang dijadikan sebagai

perantara atau piranti komunikasi untuk

menyampaikan pesan atau informasi

berupa ilmu pengetahuan dari berbagai

sumber ke penerima pesan atau

informasi guna mencapai tujuan

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ghuddah, A., F. 2009. 40

Metode Pendidikan dan Pengajaran

Rasulullah. Bandung: Irsyad Baitus

Salam.

An-Nawawi. Al Minhaj Syarh

Shahih Muslim bin Hajjaj. Hadits ke-

2631.

Arsyad, A. 2003. Media pendidikan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Asnawir dan Usman, B. 2002.

Media pendidikan. Jakarta Selatan:

Ciputat Press.

Page 19: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

11 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018

As-Sindy, A., H. 2008. Shahihul

Bukhari bi Haasyiati al-Imam as-Sindy.

Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah.

Asy-Syuyuthi, J. & Ibn Ahmad Al-

Mahalliy, J., M. 2009. Terj. Tafsir

Jalalain. Tasikmala: Pustaka Al-

Hidayah.

Daradjat, Z. 1995. Metode Khusus

Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi

Aksara. cet. ke-1.

Djjamaluddin, S. dan Zoerni,

H.M.M. 2002. Ringkasan Shahih

Muslim. Bandung: Mizan.

Hamalik, O. 1980. Media

Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.

2001. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Miarso, Y. 1986. Teknologi

Komunikasi Pendidikan. Pengertian dan

Penerapannya di Indonesia. Jakarta:

Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali.

Moleong, L., J. 2013. Metode

Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Munadi. Y. 2008. Media pendidikan

Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Musa, A., Y., M.,. Tafsir Hidayatul

Insan. Jilid 2.

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan

Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramli, M. 2012. Media dan

Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin:

Antasari Pers. Cet. ke-1.

Rosyidah, U., dkk. 2008. Active

Learning Dalam Bahasa Arab. Malang:

UIN-Maliki Press.

Rosyidi, A., W. dan Ni‟mah, M.

2009. Media pendidikan Bahasa Arab.

Malang: UIN-Maliki Press.

2011. Memahami

Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa

Arab. Malang: UIN-Maliki Press.

Sabri, A. 2005. Strategi Belajar

Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat:

Quantum Teaching.

Sanjaya, W. 2011. Perencanaan dan

Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

2013. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. h. 58.

Sudjana, N. 2009. Dasar-Dasar

Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo Offset.

Sunan At-Tirmidzi. (1992).

Semarang: CV. Asyifa. juz 4.

Syah, D. 2007. Perencanaan Sistem

Pengajaran Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Gaung Persada Press.

Tanzeh, A. 2009. Metode Penelitian

Praktis. Yogyakarta: Teras.

Wahidin, U. (2017). INTERAKSI KOMUNIKASI BERBASIS MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR. Edukasi Islami, 4(07), 197.

Page 20: MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

66 Media Pendidikan dalam Perspektif …

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07/No.1, April 2018