membangun kabupaten belu dalam rangka era perdagangan global
TRANSCRIPT
MAKALAH - EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN
“Membangun Adaptabilitas Pemerintahan Kabupaten Belu Dalam Rangka Globalisasi Ekonomi Politik”
Oleh
KAMIS KARNONIM. 09 11 02 0337
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIKPASCA SARJANA UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan salah satu konsep dalam pemerintahan yang
menggambarkan harapan adanya kondisi dinamis yang dapat mengantarkan
masyarakat dan bangsa menuju tataran hidup yang lebih baik dari hari kemarin.
Seperti halnya kabupaten lain dalam NKRI, kabupaten Belu juga terus melakukan
pembenahan-pembenahan di berbagai bidang, tak tercuali bidang Ekonomi
Politik.
Namun dari perumusan Visi, Misi Pembangunan serta Renstra sebagaimana
yang dipaparkan di bawah ini, ternyata perubahan Globalisasi Ekonomi Politik
belum menjadi bahan perhatian yang cukup urgen. Padahal kalau kita cermati
perubahan lingkungan negara menunjukkan adanya peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
lainnya sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Adanya tarik menarik
pengaruh positif-negatif interaksi ini merupakan hal yang tak terelakan. Untuk itu
perumusan kebijakan arah pembangunan kabupaten Belu perlu juga
memperhatikan aspek strategik adaptibilitas terhadap masalah Globalisasi.
Kiranya jelas bahwa tujuan tulisan ini adalah untuk menggambarkan kondisi
pemerintah kabupaten Belu ditinjau dari Renstra, Visi dan Misi Pembangunan
yang dikaitkan dengan Kondisi Globalisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Belu(http://www.nttprov.go.id/ntt_09/index.php?hal=kabbelu)
1.Kondisi AlamLetak Geografis : Kabupaten Belu terletak pada koordinat 124o - 126o
Bujur Timur dan 9o - 10o Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas 2.445,57 km2, yang keseluruhannya berupa daratan.
Batas Wilayah : Batas wilayah Kabupaten Belu sebagai berikut:* Utara berbatasan dengan Selat Ombai* Selatan berbatasan dengan Laut Timor* Timur berbatasan langsung dng Timor Leste* Barat berbatasan dengan Kabupaten TTU dan TTS
Iklim : Keadaan morfologi sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan derajat kemiringan (>50%). Di beberapa bagian, vegetasi alam sangat jarang sehingga permukaan tanah menjadi sangat terbuka, sebagian tanah-tanah seperti ini merupakan tanah kritis berpotensi erosi.Adapun kemiringan tanahnya sebagai berikut :* 0-2 % seluas 78.340 Ha atau 32,03 %* 2-15 % seluas 37.631 Ha atau 15,39 %* 15-40 % seluas 95.866 Ha atau 39,20 %* 40 % ke atas seluas 32.720 Ha atau 13,38 %
2.Jumlah PendudukLaki - laki : 207.006 orang
Perempuan : 210.998 orang
Total : 418.004 orang (NTT dalam Angka Thn 2008)3. Wilayah Administrasi
Jumlah kecamatan : 24 Kecamatan
Jumlah Desa : 196 Desa
Jumlah Kelurahan : 12 Kelurahan
4.Transportasi
2
Pelabuhan Udara :Haliwen
Pelabuhan Laut : Angkutan laut merupakan sarana perhubungan yang sangat penting di Belu. Pelabuhan laut Atapupu adalah satu-satunya pelabuhan laut yang ada di Kabupaten Belu; dimana dilakukan transportasi penumpang, bongkar muat barang dan hewan, yang memanfaatkan jasa kapal feri di pelabuhan tersebut.
B. Visi
"Masyarakat Belu yang maju, mandiri, demokratis dan berbudaya"
Maju : mengandung pengertian Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berwawasan terbuka sehingga mampu berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya.
Mandiri : mengandung pengertian adanya prakarsa, semangat dan rasa percaya diri untuk mengembangkan potensi yang dimiliki (menurunnya rasa ketergantungan kepada orang lain).
Demokratis : mengandung arti menanamkan nilai-nilai demokrasi dalam hidup bernegara dan bermasyarakat (pada tataran lokal).
Berbudaya : mengandung arti bahwa proses interaksi masyarakat dalam pembangunan yang dilaksanakan senantiasa bernafaskan nilai-nilai budaya dan nilai spiritual sebagai cerminan kepribadian masyarakat Belu.
C. Misi1. Memberdayakan ekonomi masyarakat melalui koperasi dan kelompok
usaha bersama ekonomi (KUBE) dengan bertumpu pada potensi diri dan teknologi tepat guna:
2. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan yang dapat dijangkau oleh masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;4. Meningkatkan aksebilitas wilayah melalui pembangunan infrastruktur;5. Meningkatkan aksebilitas politik (masyarakat) terhadap penetapan produk-
produk kebijakan publik;6. Meningkatkan penegakan supremasi hukum dan mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang sadar hukum;7. Meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak anak dan perempuan;8. Menetapkan nilai etika, moral dan budaya sebagai pedoman hidup
masyarakat.
3
D. Tujuan dan SasaranDari Visi dan Misi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran sebagai berikut :
1. Tujuan1) Mewujudkan taraf perekonomian daerah dan masyarakat Kabupaten
Belu yang maju dan berdikari2) Mewujudkan output pendidikan yang memadai melalui pemerataan
pendidikan, menurunkan angka buta huruf dan memberdayakan kapasitas SDM yang ada untuk menguasai dan memerapkan IPTEK demi memacu laju pertumbuhan dan perkembangan Daerah dan Masyarakat Belu menuju taraf yang lebih baik
3) Mewujudkan masyarakat Kabupaten Belu yang sehat Jasmani dan rohani pada tahun 2009 - 2012
4) Meningkatkan kondisi prasarana wilayah yang menunjang dinamika perkembangan seluruh aspek kehidupan daerah dan masyarakat
5) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan mutu pelayanan Aparatur Daerah untuk menunjang pencapaian kemajuan Daerah dan Masyarakat serta mewujudkan supremasi Hukum dan Good Governance.
6) Mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang kondusif dan menunjang seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
2. Sasaran1) Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan, koperasi dan lembaga – lembaga berbasis ekonomi Industri kerajinan masyarakat
2) Tersedianya kebutuhan sandang dan pangan masyarakat3) Terwujudnya pemerataan pendidikan dan menurunnya angka buta
huruf dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat4) Tersedianya sumber daya manusia yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi terapan5) Meningkatnya mutu output pendidikan dan meningkatnya kualitas
teknis aparatur6) Tersedianya sarana dan prasarana penunjang penyelenggaraan
Pemerintahan, Pembangunan dan pemberdayaan kemasyarakatan yang memadai teritama jalan, air dan irigasi serta kesehatan dan pendidikan
7) Meningkatnya kapasitas pelayanan Aparatur Daerah dan terminimalisirnya penyelewengan Hukum dan HAM
8) Terwujudnya kondisi lingkungan hidup yang kondusif.
E. Rencana StrategisRencana Strategis adalah suatu proses perwujudan dan harapan dan
mimpi organisasi akan sebuah masa depan yang diidamkan. Secara riil hal ini diwujudkan melalui upaya mengembangkan prosedur – prosedur dan kegiatan
4
– kegiatan strategis yang terdiri dari Visi dan Misi, Tujuan strategis dan sasaran yang jelas. Rencana Strategik itu menjadi acuan dan tolok ukur Pertanggungjawaban Pemerintah kepada Publik.
Untuk mewujudkan Rencana Strategis ini pemerintah Kabupaten Belu menetapkan ada 5 Pilar Pembangunan yang menjadi prioritas yakni:1. Pembangunan Ekonomi 2. Pembangunan SDM 3. Pembangunan Prasarana 4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Pemerintah 5. Pembangunan Lingkungan Hidup
F. Pendanaan PembangunanPrioritas pembangunan tersebut tentunya membutuhkan pendanaan.
Untuk ini selain dana yang diperoleh dari PAD dan juga diperoleh dari alokasi APBN. Selain itu Kabupaten Belu juga mendapatkan bantuan dari 10 lembaga PBB (UNDP, FAO, ILO, UNESCO, UNFPA, UNICEF, UNIDO, UNV, WFP dan WHO) untuk membangun Kabupaten Belu, NTT yang berbatasan langsung dengan wilayah negara Timor Leste. Kerja sama antara lembaga-lembaga di bawah PBB tersebut akan melakukan program untuk mengatasi permasalahan seperti kemiskinan, air bersih, sanitasi, pendidikan dasar, peningkatan kesehatan ibu dan anak, penanggulangan krisis dan peningkatan tata pemerintahan.Langkah yang diambil PBB tersebut guna mencegah terjadinya konflik. Perbedaan ekonomi yang mencolok bisa memicu terjadinya konflik.
Ini sebuah langkah positif yang tidak perlu dicurigai secara politis. Namun bagaimanapun juga adanya kewaspadaan nasional terhadap keterlibatan pihak asing dalam proses pembangunan serta berbagai interaksi lainnya perlu tetap dimiliki agar dampak globalisasi yang terjadi saat ini tidak memberikan ekses negatif bagi kelanjutan pembangunan, terutama pembangunan dalam bidang ekonomi politik (yang menjadi pokok kajian ini) yang kadang batas-batas menjadi samar-samar ketika dalam proses perjalanan.
G. GlobalisasiDalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang
sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
5
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yg pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
1. Ciri globalisasi Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara
menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia Perubahan dalam konstanta ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
2. Teori GlobalisasiCochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan
globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
6
1) Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut. Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
2) Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
3) Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
3. Globalisasi PerekonomianGlobalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Secara umum, globalisasi mencakup aliran 1) Produk dan Jasa; 2) Uang; dan 3) Orang (Employee).
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke
7
pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
1) Globalisasi produksi.Situasi di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja
2) Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
3) Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
4) Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
5) Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan
8
internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.
a. Kebaikan globalisasi ekonomi Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negaraPerdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeriPerdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baikModal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomiPembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
b. Keburukan globalisasi ekonomi Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan
9
hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
Memperburuk neraca pembayaranGlobalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
Sektor keuangan semakin tidak stabilSalah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjangApabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
H. Potensi, Masalah, dan Upaya Pemecahannya
1.Potensia. Lahan pertanian yang belum termanfaatkan secara optimal (Dafala,
Betun, Besikama, Nurobo, Ainiba).
10
b. Eksplorasi bahan tambang (Masinlulik)c. Perluasan Pemanfaatan kali Talaud. Kwalitas kayu jati yang bagus yang belum terolah secara baik.e. Peternakan (sapi, kambing dan hasil olahannya).f. Tambak ikan (Kolam Susuk, Kolam Gurita, Ainiba)g. Pariwisata Budaya (Sadan Takirin)h. Optimalisasi sumber air (Wetihu, Webot, Weliman, Lebur, Lahurus).
2.Masalah a. Belum teraturnya tata niaga bahan tambang, yang ditandai dengan
adanya penambangan dan pembelian mangan secara liar.Para pengusaha maupun masyarakat dengan sengaja, tahu dan mau melakukan penambangan serta membeli mangan tanpa mengantongi IUP yang diterbitkan oleh Pemkab Belu.
b. Pengembangan (luas) potensi pelabuhan Udara dan Laut.c. Masalah batas wilayah perbatasan yang masih menjadi polemik,
pelintas batas ilegal dan penyelundupan.d. Wacana pemekaran wilayah Kota Kabupaten menjadi Kota Madya dan
perubahannya menjadi pemekaran Kabupaten menjadi dua kabupaten.e. Kondisi infastruktur (jalan raya, listrik, air) antar
Kelurahan/kecamatan.f. Kemiskinan.g. Pengembangan di bidang Pendidikan yang belum merata.h. Perluasan Kota dan menyempitnya kawasan hutan.i. Pemerataan terhadap akses teknologi informasi.j. Pemanfaatan lahan.
3.Upaya PemecahanUpaya antisipasi dampak globalisasi ekonomi membutuhkan
kontribusi multi dimensi, bersifat komprehensif dan integral. Tidak dapat didekati hanya dari satu dimensi saja secara sporadis, melainkan secara serentak.
Thompson dalam ( Akbar Silo & Hiskia Sapioper, 2010) mengatakan bahwa untuk perumusan strategi ada 3 unsur utama yang perlu diperhatikan, yang terdiri dari kombinasi The Internal Environment: 1) Resources2) Capabilities3) Core Competencies; yang kalau digambarkan adalah sebagai berikut
11
THE E-V-R CONGRUENCE MODEL( THOMPSON-STRATEGIC MANAGEMENT )
Selanjutnya agar strategi yang dirumuskan dapat direncanakan
maka diperlukan pengkajian Faktor-Faktor External (External Factors)
maupun faktor-faktor internal (Internal Factors) lingkungan, yang secara
skematis dapat digambarkan sebagai berikut.
EXTERNAL FACTORS:
12
Environment
ValuesResources
The Strategy
IndustryCompentitors prices,Technology market
EconomicInflations, Interest rates,Employment, Incomes
SocialBirths, Housing,
Population trends
CulturalConsumer values,
Safety, Needs, Beliefs
ResourcesMaterials, Labor, Credit,
Investors
GovernmentLaws, Regulations,
Contract, Trade
PoliticalPolicies, Tariffs,Taxes, Elections
Plans
INTERNAL FACTORS
Untuk ini maka diperlukan kesiapan manajerial di dalam tahap persiapan,
antisispasi dan tanggapan pihak pemerintahan kabupaten Belu terhadap perubahan
global dan kompleksitasnya.
MANAGING IN A COMPLEX AND CHANGING WORLD
13
PlansManagement
Personal prerogatives,Skills, Leadership
CapitalCash liquidity,
Debt position, Funds
TechnologyState of manufacturing,
Service, Capacity, Condition
FacilitiesPhysical plant,System, Locale
Managerial Anticipation,Preparation, and Response
Social Opportunities and obstacles
Political / legalOpportunitiesand obstacles
EconomicsOpportunitiesand obstacles
TechnologicalOpportunitiesand obstacles
LaborSkills, Union,
Labor relations, Wage costs
EmployeesValues, Beliefs, Works groups, Personal goals
OrganizationStructure,
Decision making methods,
Expectations
BAB III
PENUTUP
• Penjabaran LIMA PILAR Pembangunan Kabupaten Belu harus berlandaskan
filosofi dasar: “mulai membangun dari apa yang ada pada rakyat dan dari apa
yang dimiliki rakyat". Filosofi dasar ini harus dijiwai oleh kecintaan kepada
rakyat dan keberpihakan kepada rakyat, dengan mengutamakan peningkatan
kesejahteraan rakyat. Dengan prinsip kecintaan dan keberpihakan kepada
rakyat, maka rakyat harus didorong untuk mengambil posisi sebagai pelaku
utama pembangunan dalam arti rakyat harus berperan secara aktif dalam
seluruh proses pelaksanaan LIMA PILAR Pembangunan, mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai pada tahap pemanfaatan hasil
pembangunan.
Dengan demikian, peran aparatur pemerintah, swasta dan LSM adalah sebagai
motivator dan fasilitator untuk memberdayakan masyarakat.
• Pada hakikatnya pembangunan membutuhkan kontribusi multi dimensi,
bersifat komprehensif dan integral. Tidak dapat didekati hanya dari satu
dimensi saja secara sporadis, melainkan secara serentak.
• Demikian halnya dengan Ekonomi Politik, mencermati dinamika yang ada, Ia
memiliki assosiasi sinergik dengan berbagai dimensi lainnya sebagai suatu
organisme yang tidak terlepas dari keterkaitannya dengan lingkungan yang
terus berubah.
• Saling keterhubungan secara mutual-simbiosis (take and give) itulah yang
dapat memberi nyawa kehidupan dan roh kekuatan dalam menata administrasi
publik sebagai instrumen akademis dan praktis di negara berkembang.
• Dengan memahami unsur-unsur lingkungan dan pengkajian yang terhadap
faktor-faktor eksternal maupun internal, maka pemerintahan kabupaten Belu
akan lebih bersifat adaptif terhadap perubahan Globalisasi Ekonomi Politik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Silo & Hiskia Sapioper, 2008. Bahan Kuliah Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi FISIP - Universitas Cenderawasih (LP2SP FISIP UNCEN Edisi Revisi 04/02/2010)
http://fisip-uncen.com/upload/EKOLOGI%20ADMINISTRASI.ppt
http://www.belukab.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=46&Itemid=79
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globalisasi&action=edit
http://bappeda-belu-ntt.com/index.php?pilih=download&mod=yes
15