mengubah sampah plastik menjadi carbon nanotubes

Upload: nadya-amalia

Post on 08-Jul-2018

279 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    1/21

    MAKALAH

    FISIKA MATERIAL DAN DIVAIS NANO

    “MENYULAP SAMPAH PLASTIK MENJADI CARBON NA NOTUBES (CNTS)

    BERNILAI EKONOMI TINGGI”

    OLEH:

    NADYA AMALIA (20213042)

    DOSEN PENGAJAR:

    Dr. Eng. MIKRAJUDDIN ABDULLAH

    PROGRAM MAGISTER FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    DESEMBER, 2013

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    2/21

    Menyulap Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes (CNTs)

    Bernilai Ekonomi Tinggi

    Oleh:

    Nadya Amalia (20213042)

    I. Latar Belakang

    Plastik telah menjadi bagian hidup manusia. Sifat istimewa yang dimiliki plastik

    yakni, mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan; berbobot ringan sehingga bisa

    menghemat energi dan biaya transportasi; tahan lama; aman digunakan sebagai

    kemasan; dan yang lebih penting lagi adalah harganya yang murah, membuat pastik

    menjadi primadona [1]. Plastik digunakan secara luas dalam berbagai bidang termasuk

    termasuk diantaranya industri makanan, rumah tangga, mainan, olahraga, otomotif,

    hingga peralatan elektronik dan medis. Demikian, jumlah sampah plastik menjadi terus

    meningkat. Berdasarkan Statistik Persampahan Indonesia Tahun 2008 oleh Kementerian

    dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH) [2], estimasi total timbunan

    sampah plastik dari kota metropolitan/besar (26 kota) di Indonesia adalah sekitar 5,4

    juta ton per tahun.

    Untuk pemusnahan akhir sampah plastik, Indonesia masih mengandalkan

    metode landfilling , yang sejatinya hanya dengan menumpuk dan menimbun sampah

    plastik di area tertentu. Ada beberapa isu terkait landfilling , yakni pengurangan area

    landfill yang tersedia apabila sampah plastik terus dibuang secara kontinu, dan plastik

    memerlukan puluhan bahkan ratusan tahun untuk terurai secara alamiah [1]. Saat

    terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Selain itu, sampah

    plastik yang tidak terangkut ke landfill akan mengganggu jalur air yang teresap ke

    dalam tanah, menurunkan kesuburan tanah karena plastik dapat menghalangi sirkulasi

    udara di dalam tanah dan juga menghalangi ruang gerak makhluk bawah tanah yang

    mampu meyuburkan tanah, dan tentu saja dapat menyebabkan banjir akibat tumpukan

    plastik di sungai.

    Pembakaran samah plastik juga tidak jarang dilakukan. Padahal, leachate , cairan

    yang dihasilkan dari proses pembakaran plastik akan mampu mencemari tanah. Pada

    proses pembakarannya, plastik mengeluarkan gas-gas berbahaya, sepeti SO x, NO x dan

    dioxins, menghasilkan pembakaran tidak sempurna sehingga dapat menimbulkan

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    3/21

    pencemaran udara [3]. Dengan demikian, sangat diperlukan metode yang efisien dan

    ramah lingkungan untuk menangani sampah plastik guna menghindari lebih lanjut

    permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya.

    II. Review mengenai Carbon Nanotubes (CNTs)

    Unsur karbon telah dikenal sejak lama dalam kehidupan manusia seperti arang,

    pensil yang digunakan untuk menulis dan sebagainya. Ternyata dengan mengubah

    ukuran karbon menjadi lebih kecil (nanometer) akan menghasilkam material dengan

    sifat unggul. Carbon nanotubes (CNT) merupakan material yang terbentuk dari ikatan

    antaratom karbon, di mana 1 atom karbon berikatan dengan 3 atom karbon yang lain

    [4]. Bentuk akhir dari ikatan tersebut adalah berupa silinder yang jari-jarinya dalam

    orde nanometer (gambar 1).

    Gambar 1. Ilustrasi CNT: single-walled carbon nanotube (SWNT) dan multi-walled carbon

    nanotube (MWNT) [5]

    Sejak ditemukan pertama kali oleh Sumio Iijima tahun 1991, penelitian ekstensif

    terkait CNT terus berkembang pesat. Sifat-sifat menarik yang dimiliki CNT pada

    dasarnya terbagi ke dalam 4 kategori: (i) sifat listrik: dapat bersifat sangat konduktif,

    dan dapat disebut sebagai logam, 100 kali lebih konduktif dibandingkan tembaga. (ii)sifat mekanik: memiliki modulus elastik yang sangat besar dibanding material lain yang

    pernah ada, sehingga sangat kuat (100 kali daripada baja). (iii) sifat termal: mempunyai

    stabilitas termal dan konduktivitas termal yang tinggi. (iv) sifat optik: sifat optik CNT

    meakin hilang jika ukurannya bertambah, dan (v) sifat kimia: bersifat inert secara kimia

    ketika berinteraksi dengan grup fungsional kimia/biologi. [4]

    Dengan sifat-sifat termal, elektrik mekanik dan strukturalnya yang khas, CNT

    memberikan sejumlah besar potensi aplikasi dalam berbagai bidang. [4]

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    4/21

    a. Bidang elektronika

    Jika dibandingkan dengan material logam lainnya, CNT mampu membawa rapat

    arus yang besar, yakni sekitar 10 9 hingga 10 10 A/cm 2 atau sekitar 1000 kali

    kemampuan Cu. Selain itu, multi-wall carbon nanotube (MWCNT) yang tersusun

    paralel juga dapat menurunkan resistansi keseluruhan suatu penghalang Schottky.

    - Field Effect Transistor (FET)

    - Piranti Penghasil Medan: CNT adalah salah satu penghasil medan listrik

    terbaik yang pernah dikenal karena konduktivitas listrik serta aspek rasionya

    yang tinggi. Ketajaman ujung CNT berimplikasi kepada kemampuan untuk

    menghasilkan medan listrik yang besar meskipun pada tegangan rendah.

    Aplikasi nyata CNT dalam emisi medan ini adalah sebagai penembak elektron pada SEM dan TEM generasi mendatang; Aplikasi CNT dalam field emission

    display (FED) memiliki beberapa keunggulan dibandingkan LCD antara lain

    kecepatan video yang lebih tinggi, range tempertaur yang lebih lebar serta

    efiseiensi daya yang lebih tinggi; Aplikasi lain yang mungkin adalah sebagai

    sumber elektron pada pengahasil sinar-X ukuran kecil serta penguat gelombang

    mikro daya tinggi seperti klystron untuk base station .

    - Sensor dan nanoprobe: CNT dapat digunakan dalam instrumen scanning probeseperti dalam STM dan ( Atomic Force Microscopy ) AFM. Keunggulan yang

    dimiliki jika dibandingkan dengan ujung probe yang terbuat dari logam atau

    silikin, yaitu diperolehnya tingkat resolusi yang lebih baik serta ujung probe

    yang tidak mudah mengalami patah terhadap permukaan sampel karena

    elastisitasnya yang tinggi; SWNT dapat digunkan sebagai sensor kimia dalam

    ukuran kecil. Ketika dimasukkan dalam lingkungan yang mengandung NO 2,

    NH3 ataupun O 2 resistansi listriknya mengalami perubahan.

    b. Energi dan elektrokimia

    Grafit dikenal sebgai material elektroda yang stabil, yang tidak tereduksi maupun

    teroksidasi untuk suatu jangkauan potensial tertentu. Luas permukaaan yang besar

    dan resistivitas yang rendah juga membuat CNT menjadi material yang menarik

    untuk diaplikasi dalam bidang ini.

    - Superkapasitor: CNT memiliki perluang untuk menggantikan karbon sebagai

    elektroda pada superkapasitor mengingat CNT memiliki luas permukaan yang

    besar dan dapat dikontrol. Keberadaan semua atom di permukaan dapat

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    5/21

    menjadikan CNT sebagai material elektroda mutakhir. Keunggulan CNT

    adalah resistivitasnya yang jauh lebih rendah yang dapat meningkatkan rapat

    daya secara sangat signifikan.

    - Penyimpanan Hidrogen: Hingga saat ini ada dua kemungkinan penyimpanan

    hidrogen oleh CNT, yaitu melalui as phase adsorption dan chemisorption .

    - Baterai Lithium: SWNT telah menunjukkan kapasitas yang tinggi, naik untuk

    kasus reversible maupun irreversible sebagai elektroda.

    - Material Elektroda pada Fuel Cell : Sejumlah sifat CNT seperti konduktivitas

    termal yang baik dan luas permukaan yang besar menjadikan CNT sebagai

    pendukung katalis elektroda yang baik di polymer electrolite membrane fuel

    cell (PEMFC).c. Material dan Komposit

    Aspek rasio yang besar dan konduktivitas yang tinggi menjadikan CNT sebagai

    komposit yang hebat. Beberapa sifat mekanik dan strukturnya seperti elastisitas,

    fleksibilitas, dan kekuatan tensil menjadikan CNT dapat diaplikasikan dalam aneka

    bahan material.

    - Komposit Konduktif

    - Tameng Anti-Statik - Konduktor Transparan

    - Bahan dan Serat Super Kuat: Dalam hal sifat mekanik, SWNT memiliki

    modulus Young tertinggi, yaitu mencapai 1TPa jika dinormalisasi terhadap

    diameternya

    - Aplikasi Material Keramik: Material keramik yang diperkuat dengan CNT

    memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibanding keramik biasa.

    d. Bidang Lainnya

    - Biomedis: Kemampuan dinding tepi CNT untuk berfungsionalissai (berubah

    secara kimiawi) memberi peluang aplikasi biomedis seperti pada vascular stent

    dan regenerasi neuron

    - Optik: CNT menunjukan penyerapan cahaya yang non-linier. Dengan

    demikian, penyerap saturasi cepat, limiter dan optical switch adalah mungkin

    untuk diproduksi tanpa membutuhkan prosesing yang berlebihan terhadap

    CNT.

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    6/21

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    7/21

    Selanjutnya, makalah ini membahas dua jurnal terbaru, di mana keduanya

    menjelaskan tentang penelitian untuk memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan

    mentah untuk mensintesis carbon nanotubes (CNTs). Secara prinsip, metode sintesis

    CNTs pada kedua penelitian tersebut adalah sama, yakni chemical vapor deposition.

    Perbedaan utama adalah pada jenis sampah plastik yang digunakan dan penggunaan

    katalis serta template . Penelitian pertama menggunakan sampah plastik yang berasal

    dari botol air kemasan komersial, sementara penelitian kedua menggunakan sampah

    plastik yeng berasal dari kantong plastik komersial yang umumnya ditemukan di toko-

    toko grosir. Penelitian pertama menggunakan katalis logam Fe namun tanpa

    menggunakan template , sementara penelitian kedua tanpa menggunakan katalis namunmenggunakan template berupa nanoporous anodic alumina membranes (NAAMs).

    a. Sistesis CNT dari Sampah Botol Plastik

    Oh, et al. [3] telah melakukan penelitian untuk mensintesis vertically aligned

    carbon nanotube (CNT) forest pada substrart menggunakan sampah plastik yang

    berasal dari botol air minum kemasan komersial.

    Detail PercobaanLapisan tipis Al 2O3 (10 nm) dideposit pada wafer Si melalui atomic layer

    deposition diikuti dengan menguapkan Fe menggunakan berkas elektron ( e-beam

    evaporation ) sehingga terbentuk lapisan Fe setebal 1 nm. Gambar 2 menunjukkan

    skema e-beam evaporation , di mana teknik tersebut mempunyai beberapa kelebihan

    utama yakni mampu mendeposit berbagai jenis material, mampu membentuk lebih dari

    satu lapisan tanpa perlu melepaskan vakum dan ketebalan dari lapisan yang hendak

    dideposit dapat dikontrol dengan mudah.

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    8/21

    Gambar 2. Skema e-beam evaporation [7]

    Wafer Si yang telah dilapis kemudian dipotong menjadi potongan persegi 1 cm 2

    dan dimasukkan ke dalam tabung quartz bersama dengan potongan PET (0.2 g).

    Diameter dan panjang dari tabung reaktor quartz yang digunakan adalah 2.5 dan 30 cm.

    Reaktor tersebut kemudian ditempatkan pada 1.0 Torr di bawah 500 sccm aliran argon,

    dan plasma terbentuk di reaktor tersebut selama microwave diiradiasikan. Selama

    pembentukan plasma, temperatur dari substrat yang digunakan adalah sekitar 700°C,

    sebagaimana yang terukur oleh termometer dual-laser IR. Daya dari microwave diset

    pada 1000 W. Substrat Si yang telah dilapis dengan lapisan katalis kemudian

    diposisikan pada area iradiasi microwave , dan katalis tereduksi selama eksposur dengan

    500 sccm aliran hidrogen, seperti yang ditunjukkan gambar 3(b). Setelah mengalami

    reduksi, reaksi berlangsung selama 2 menit, di mana selama itu tabung rektor quartz

    digeser sehingga potongan PET dan substrat keduanya diposisikan pada area iradiasi

    microwave secara bersamaan seperti yang ditunjukkan gambar 3(c). Setelah reaksi, dayamicrowave dimatikan dan sampel didinginkan pada temperatur ruangan.

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    9/21

    Gambar 3. (a) Botol air minum kemasan komersial yang digunakan pada penelitian Oh, et al.

    [3]. (b) Substrat diposisikan pada area iradiasi microwave dari reaktor selama pembentukan

    plasma, sehingga permukaan katalis mengalami reduksi. (c) Reaktor digeser agar dekomposisi

    PET dan pertumbuhan CNT forest pada substrat dapat berlangsung secara kontinu [3]

    Hasil dan Pembahasan

    Gambar 4(a) menunjukkan citra FE-SEM dari CNT forest yang berhasil

    ditumbuhkan pada wafer Si menggunakan sistem iradiasi microwave , dan gambar 4(b)

    menunjukkan magnifikasi dari area yang ditandai dengan persegi pada gambar 4(a).

    Citra tersebut secara jelas menunjukkan bahwa ketinggian dari verticaly aligned CNT

    forest adalah sekitas 5 μ m, dan CNTs secara seragam tersintesis pada wafer Si.

    Kecepatan tumbuh dari CNT forest tersebut adalah sekitar 2.5 μ m min -1.

    Gambar 4. (a) Citra FE-SEM pertumbuhan CNT forest dengann magnifiasi rendah pada substrat

    Si menggunakan PET. (b) Perbesaran citra FE-SE dari CNTs pada area yang ditandai dengan

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    10/21

    persegi pada (a). (c) Percobaan kontrol: sintesis yang identik tanpa reduksi dari katalis. (d)

    Perbesaran citra dari area yang ditandai persegi pada (c) [3]

    Kecepatan aliran optimum dari Ar/H 2 ditentukan dengan memonitoringketinggian CNTs pada substrat. Kecepatan aliran Ar dibuat tetap pada 500 sccm,

    sementara itu kecepatan aliran H 2 divariasikan dari 0 hingga 1000 sccm. Ketinggian

    optimum yang berhasil dicapai adalah sekitar 5 μ m yang yakni pada rasio Ar:H 2 = 1:1

    seperti yang ditunjukkan pada gambar 4(a) dan 5(d). Tekanan parsial yang rendah dari

    H2 secara relatif berimplikasi kepada pembentukan sumber karbon dalam jumlah yang

    besar, yang menyebabkan deaktivasi yang cepat dari katalis yang digunakan untuk

    penumbuhan CNT (gambar 3(a) dan (b)). Sebaliknya, tekanan parsial yang tinggi dariH2 (1000 sccm) menimbulkan pembentukan komponen arbon dalam jumlah yang

    sedikit, mengurangi kecepatan penumbuhan CNT menjadi ∼ 700nm min -1 seperti yang

    ditunjukkan oleh gambar 5(c).

    Gambar 5. Citra FE-SEM dari pertumbuhan CNT forest ketika kecepatan aliran Ar diset tetap

    pada 500 sccm dan kecpatan aliran H 2 adalah (a) 0, (b) 300 dan (c) 1000 sccm. (d) Hubungan

    antara kecepatan aliran H 2 terhadap ketinggian CNTs [3]

    Pada saat iradiasi microwave dinyalakan, terbentuk medan listrik di dalam

    reaktor dan atom-atom Ar menjadi terpolarisasi listrik akibat medan listrik tersebut.

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    11/21

    Berhubung daya microwave cukup untuk menghasilkan electrical breakdown , muncul

    ionisasi berkelanjutan dari rentetan tumbukan antara elektron dengan atom-atom gas

    tersebut untuk menghasilkan plasma (gambar 6(a)). Ketika microwave diiradiasikan

    secara langsung kepada substrat yang dilapisi film tipis Fe, dihasilkan arus eddy pada

    permukaan film tipis Fe.

    Gambar 6. Mekanisme penumbuhan pada penelitian Oh, et al. [3] untuk mensintesis CNT forest

    menggunakan PET. (a) Plasma terbentuk di dalam tabung reaktor quartz di area iradiasi

    microwave . (b) Film tipis katalis diubah menjadi nanopartikel Fe, yang kemudian direduksi oleh

    gas H 2. (c) Reaktor digeser dan pototngan PET didekomposisi di area plasma. (d) Pertumbuhan

    CNT forest diinduksi oleh sumber carbon yang berasal dari PET yang terdekomposisi [3]

    Film tipis Fe secara sub-sekuen mengalami pemanasan selama menerima energi

    plasma. Film tipis tersebut pada akhirnya bertransformasi menjadi nanopartikel Fe,

    yang mana berperilaku sebagai katalis (Gambar 6(b). Gas hidrogen kemudian dialirkan

    ke dalam reaktor untuk memastikan reduksi menyeluruh dari nanopartikel Fe.

    Percobaan kontrol dilakukan untuk menentukan apakah reduksi dari katalis tersebut

    berperan penting untuk pembentukan CNT forest atau tidak. Dan ternyata, ketika

    sampel ditumbuhkan tanpa reduksi nanopartikel Fe, tidak ada CNT yang tumbuh pada

    substrat (gambar 4(c) dan (d)). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa reduksi dari

    katalis merupakan hal yang penting dalam penumbuhan CNT.

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    12/21

    Setelah mereduksi katalis, PET dan subcstrat diposisikan pada area plasma

    dengan menggeser reaktor (gambar 6(c)). Berhubung PET tidak menyerap microwaves,

    dekomposisi potongan PET diakibatkan oleh energi termal plasma. Berdasarkan studi

    yang telah dilakukan sebelumnya, dekomposisi termal dari PET menghasilkan berbagai

    komponen aromatik, methane dan hirdokarbon C 2 termasuk acetaldehyde, ethylene dan

    ethanol [8]. Sumber-sumber karbon tersebut, khususnya hidrokarbon C 2, dapat larut

    dalam katalis dan ketika mengalami supersaturasi terdesak untuk membentuk CNTs,

    sebagaimana yang diilustrasikan pasa gambar 6(d).

    Gambar 7(a) menunjukkan citra STEM dengan dari vertically aligned CNT

    forest dengan magnifikasi yang rendah yang tumbuh pada lapisan katalis, dan gambar

    7(b) menunjukkan perbesaran dari area yang ditandai dengan persegi pada gambar 7(a).

    Gambar 7. (a) Citra STEM dari CNT forest dengan magnifikasi rendah, dan (b) perbesaran citra

    SEM dari area yang ditandai dengan persegi pada (a) [3]

    CNTs yang dihasilkan mempunyai diameter rata-rata 20-30 nm. Bagian atas dari

    tabung sebelah dalam dari beberapa CNT yang terbentuk terisi dengan logam katalis,

    kemungkinan sebagai akibat dari gaya kapilaritas pada awal pertumbuhan CNT.

    Gambar 8 menunjukkan spektrum Raman dari CNT forest yang berhasil

    disintesis. Rasio intensitas dari pita G dan D adalah 1.27 untuk vertically aligned CNT

    forest . Grafitisasi dinding dari CNTs sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan

    multi-walled carbon nanotube (MWCNT) yang tersedia secara komersil, yang rasio

    G/D berada pada rentang 0.9-1.2.

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    13/21

    Gambar 8. Spektrum Raman dari vertically aligned CNT forest [3]

    Oh, et al . [3] telah dikemukakan metode untuk penumbuhan CNT forest

    menggunakan PET. Kelebihan dari metode ini ada kecepatan dalam pemrosesan dan

    biaya yang rendah untuk bahan mentah yang digunakan. Spektra Raman menunjukkan

    bahwa grafitisasi dinding CNT yang berhasil disintesis sedikit lebih tinggi jika

    dibandingkan dengan multi-walled carbon nanotubes (MWCNTs) yang tersedia secara

    komersial. Semestinya, metode yang dikemukakan dapat dengan mudah diterapkan

    untuk jenis material sampah yang lain dan diterapkan pada industri pembuatan

    MWCNT.

    b. Sintesis CNT dari Sampah Kantong Plastik

    Penelitian yang telah dilakukan Altalhi, et al. [9] adalah menggunakan

    nanoteknologi untuk mengubah kantong-kantong belanjaan plastik yang non-

    degradable menjadi well organised membran carbon nanotube (CNT) dengan sifat

    transpor molekular yang dapat diatur. Kantong-kantong plastik digunakan sebagai

    sumber karbon dimana CNTs diproduksi melalui chemical vapour deposition (CVD)

    tanpa menggunakan katalis/solvent. Lebih lanjut, CNTs ditumbuhkan di dalam

    nanoporous anodic alumina membranes (NAAMs) dengan nanopores yang tersusun

    secara heksagonal, yang mampu mengontrol susunan dan geometri dari nanotubes yang

    bersangkutan.

    Di antara membran-membran yang paling mengagumkan yang telah digunakan

    dalam teknologi separasi, membran CNTs dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan

    terbaik terkait kombinasi sifat-sifat transport yang luar biasa dengan selektivitas kimia.

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    14/21

    Hal tesebut membuat CNTs menjadi platform yang tepat untuk digunakan pemurnian

    dan desalinasi air, pemisahan gas dan pervaporation, filtrasi nano biological mixtures,

    transdermal drug delivery, sensor ultra-sensitif dan penyimpan energi. Kelebihan lain

    dari membran CNTs dibanding membran lain yang berbasis polimer atau keramik

    adalah kemampuannya untuk diolah kembali melalui ultrasonication dan/atau thermal

    cleaning sebagai implikasi dari sifat kimianya yang inert serta stabilitas mekanik dan

    termal yang dimiliki. Perlakuan tersebut mampu mengembalikan performa membran

    CNTs dan memperpanjang penggunaan untuk banyak siklus.

    Detail Percobaan

    Kantong plastik non-degradable yang digunakan merupakan linear low-density

    polyethyelene (LLDPE). Untuk pengujian difusi molekular digunakan tiga jenis dye,

    yakni Rose Bengal (C 20H4C l4I4O5 – n(RosB)2-), tris(2,20-bipyridyl)

    dichlororuthenium(III) hexahy-drate (C 30H24C l2 N6Ru.6H 2O – (Ru(BPY) 3)3+) and

    Rhodamine B (C 28H31C l N2O3 – RhoB).

    NAAMs dihasilkan melalui dua tahap proses anodization. Sebelumnya,

    potongan Al dengan kemurnian tinggi (diameter 1.5 cm) dibersihkan melalui sonication

    dalam ethanol (EtOH) dan air yang telah disuling dua kali serta di- electropolish secara

    sub-sekuen dalam campuran perchloric acid (HClO 4) and EtOH 1:4 (v:v) pada 20 V

    dan 5°C selama 3 menit.

    Gambar 9. Skema proses fabrikasi CNTs-NAAM dan CNTs yang dilakukan oleh Altalhi et al. ,

    proses CVD tanpa katalis menggunakan kantong plastik non-degradable sebagai sumber

    karbon. (a) NAAM hasil preparasi dengan anodization elektrokimia dari Al. (b) CNTs-NAAM

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    15/21

    yang dihasilkan dengan CNTs pada matrix alumina setelah proses CVD. (c) CNTs bebas setelah

    pemisahan dengan matrix alumina menggunakan etching kimia untuk digunakan pada aplikasi

    lain [9]

    CNTs dihasilkan di dalam NAAMs melalui sintesis CVD tanpa katalis. Proses

    tersebut menggunakan sistem CVD yang terdiri dari furnace dua tingkat yang

    dilengkapi dengan tabung quartz silinder (dengan diameter 43 mm dan panjang 1000

    mm) serta pengatur temperatur dan aliran gas. Berdasarkan penggunaannya, kantong

    plastik komersial yang tersedia diproduksi dari high density , low density atau linear low

    density polyethylene (HDPE, LDPE, atau LLDPE). Sementara, pada penelitian ini

    digunakan kantong plastik yang berasal dari toko grosir lokal yang secara tipikalmerupakan LLDPE. Kantong-kantong plastik tersebut digunakan sebagai sumber

    karbon dan tentunya sebelum digunakan, dibersihkan menggunakan sabun cair, air dua

    kali penyulingan, kemudian dikeringkan dengan hembusan nitrogen serta dipotong

    menjadi potongan kecil persegi berukuran 1 cm 2. Potongan tersebut disimpan dalam

    kontainer dengan atmosfir inert untuk menghindari kontaminasi sebelum proses

    fabrikasi. Potongan kecil plastik tersebut kemudian ditempatkan pada keramik

    peleburan di daerah pyrolisis pada reaktor CVD. Gas Argon (Ar) dialirkan pada 1 dm 3

    min -1 untuk memastikan tidak ada oksigen selama sintesis CNTs. NAAMs yang telah

    disiapkan ditempatkan di daerah deposisi pada reaktor CVD, di mana karbon akan

    terdeposisi. Kondisi optimal untuk memproduksi CNTs adalah pada suhu 850°C selama

    30 menit. Selanjutnya, waktu deposisi yang lebih lama menghasilkan CNTs dengan

    dengan ketebalan dinding yang lebih besar. Setelah CNTs berhasil disintesis, reaktor

    CVD didinginkan pada suhu ruangan. Kemudian CNTs-NAAMs yang dihasilkan

    disimpan dalam kontainer dengan kondisi inert hingga dilakukan karakterisasi dan studi

    menggunakan dye. [9]

    Hasil dan Pembahasan

    Struktur morfologi dari CNTs-NAAM yang dihasilkan dianalisis dengan SEM.

    Gambar 10 menunjukkan set citra SEM dari NAAMs yang digunakan sebagai template

    dan CNTs-NAAMs yang didapat melalui proses CVD yang telah dijelaskan

    sebelumnya. NAAMs mempunyai pori silinder yang tegak dari atas ke bawah dengan

    diameter dan panjang 51 ± 4 nm and 52.0 ± 0.2 μ m (Gambar 10(a) dan (c)). Sementara

    itu, CNTs yang berhasil disintesis di dalam NAAMs mereplikasi secara sempurna

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    16/21

    geometri dari pori NAAMs (diameter luar nanotube dan panjangnya) dengan rentang

    intertube (bagian dalam) adalah 102 ± 3 nm. Tidak ada lapisan karbon berupa amorf

    yang teramati dari permukaan atas hingga bawah CNTs-NAAMs yang dihasilkan dari

    proses CVD. Selanjutnya, CNTs bebas didapat setelah template alumina dilarutkan.

    Berbeda dengan sistesis CVD yang dilakukan Oh, et al sebelumnya, dengan

    menggunakan katalis logam Fe, sintesis CVD tanpa katalis dari CNTs di dalam NAAMs

    pada penelitian ini memungkinkan geometri nanotube teratur secara struktural (seperti

    bentuk, diameter luar dan dalam, panjang, susunan, dan sebagainya). Dengan kata lain,

    panjang nanotube dapat diatur berdasarkan lamanya anodization (pori yang lebih

    panjang pada NAAM) dan diameter luar serta porositas membran dapat diatur dengan

    tegangan anodization atau penglebar pori tambahan (jarak antar pori yang lebih jauhatau diameter pori yang lebih besar pada NAAM).

    Gambar 10. Set citra SEM dari NAAMs, dan hasil fabrikasi CNTs-NAAMs melalui sintesis

    CVD tanpa katalis mengunakan kantong platik non-degradable komersial. (a) template NAAM

    dilihat dari atas (bar skala = 500 nm). (b) Detail dari CNTs dalam template NAAM (bar skala =

    100 nm). (c) template NAAM dilihat dari samping (bar skala = 25 μ m). (d) CNTs–NAAM

    dilihat dari samping (bar skala = 25 μ m). (e) and (f) Perbesaran dari area yang ditandai dengan

    persegi pada (c) dan (d), respectively (scale bars = 250 nm and 2 μ m, respectively). (g) and (h)

    Foto digital dari NAAM sebelum dan sesudah CVD dari CNTs (bar skala = 0.5 cm) [9]

    Lebih lanjut lagi, diameter dalam dari nanotube yang dihasilkan dapat dikurangi

    dengan meningkatkan waktu proses CVD. Gambar 11 menunjukkan CNTs-NAAMs

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    17/21

    yang berhasil diproduksi dengan dua waktu deposisi yang berbeda (20 dan 60 menit).

    Ketebalan CNTs masing-masingnya adalah 4 ± 2 and 9 ± 3 nm. Dengan demikian,

    dengan mengatur dimensi nanotube dan permukaan kimianya kita dapat secara tepat

    mendeasin sifat-sifat transpor dari suatu molekul melalui membran CNTs yang

    dihasilkan pada percobaan ini, yang mana sangat penting untuk aplikasi separasi

    (desalinasi air).

    Gambar 11. Set perbandingan citra SEM dari CNTs-NAAMs yang difabrikasi dengan waktu

    CVD yang berbeda. (a) 30 menit (bar skala = 100 nm – ketebalan dinding = 4 ± 2 nm). (b) 60

    menit (bar skala = 100 nm – ketebalan dinding = 9 ± 3 nm) [9]

    Gambar 12(a) menunjukkan sejumlah banyak CNTs bebas didapatkan setelah

    matrix alumina dilarutkan. Nanostruktur ini dapat dimanfaatan untuk berbagai aplikasi

    lainnya. Struktur multi walled dengan ujung terbuka, memenuhi pernyaratansifat fisik

    yang diperlukan untuk aplikasi transpor dan separasi (Gambar 12(b) dan (c)).

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    18/21

    Gambar 12. Set citra SEM dan TEM dari CNTs bebas yang difabrikasi dengan waktu CVD

    yang berbeda. (a) Citra SEM dari CNTs setelah NAAM dilarutkan (CNTs bebas). (b) citra TEM

    dari CNT dengan CVD selama 30 menit (bar skala = 10 nm) dan (c) 60 menit (bar skala = 20

    nm) [9]

    Gambar 13. Spektrum Raman dari non-annealed CNTs bebas [9]

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    19/21

    Gambar 14. Studi transport molekular dari CNTs–NAAMs yang dihasilkan dari proses CVD

    yang diteliti. (a) Difusi (RosB) 2- melalui NAAMs and CNTs–NAAMs. (b) Diffusion of (RosB) 2-

    , (Ru(BPY) 3)3+ dan RhoB melalui CNTs–NAAMs. (c) Difusi dari (Ru(BPY) 3)

    3+ melalui non-

    annealed dan annealed CNTs–NAAMs. (d) Difusi dari campuran RhoB and (Ru(BPY) 3)3+

    melalui CNTs–NAAMs menunjukkan kemampuan membran ini untuk melalukan separasi

    secara selektif dari suatu campuran molekular [9]

    Altalhi, et al . [9] telah melakukan pencapaian inovatif dari metode chemical

    vapourous depostion (CVD) untuk mensintesis carbon nanotubes (CNTs) dengan

    menggunakan nanoporous anodic alumina membranes (NAAMs) sebagai template dan

    kantong plastik komersial sebagai sumber karbon. Proses tersebut dilakukan tanpa

    menggunakan katalis logam ataupun solvent , sehingga mengurangi pembentukan

    komponen beracun, mencegah defek struktur dari struktur CNTs dan menjadi strategi

    recycling yang potensial untuk kantong plastik yang komersial yang tersedia.

    Karakterisasi struktur dari CNTs-NAAMs yang dihasilkan menujukkan bahwa CNTs

    yang terbentuk di dalam NAAM mempunyai geometri yang terkontrol dengan baik,

    permukaan yang smooth dan ujung terbuka, sifat yang sangat penting untuk

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    20/21

    mengembangkan membran yang efisien untuk tujuan separasi/filtrasi. Lebih lanjut,

    performa transpor molekualnya telah dipelajari menggunakan beberapa jenis molekul

    dye. Hasil yang yang didapat menunjukkan bahwa membran tersebut, yang berasal dari

    sampah, dapat digunakan untuk proses separasi berkali-kali, mengatur transport

    molekular secara selektif sebagai fungsi dari interkasi antara molekul dengan

    permukaan bagian dalam dari CNTs.

    IV. Kesimpulan

    Studi yang telah dilakukan membuktikan bahwa material sampah yang tidak

    dapat terurai seperti botol dan kantong plastik dapat digunakan secara langsung untuk

    memproduksi divais nano yang mengagumkan berupa carbon nanotubes (CNTs). Selain

    botol dan kantong plastik seperti yang digunakan pada kedua penelitian yang telah

    dijelaskan, tentunya masih banyak jenis sampah plastik yang perlu dipelajari lebih

    lanjut. Mengubah sampah plastik menjadi suatu divais yang mengagumkan bukan

    sekedar solusi brilian untuk mengurangi polusi terhadap lingkungan, akan tetapi juga

    mampu untuk mendapatkan keuntungan ekonomis di mana produk-produk tersebut

    mempunyai nilai yang tinggi. Realisasi dari konsep ini sebenarnya sangat

    multidisipliner. Kerjasama antara bidang sains dasar, engineering, dan sebagainya

    adalah sangat penting.

    Referensi:

    [1] Indonesia Solid Waste Association (InSWA), http://inswa.or.id/?p=1026.

    [2] Kementerian dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH), Statistik

    Persampahan Indonesia Tahun 2008.

    [3] E. Oh, J. Lee, seung-Ho Jung, S. Cho, Hye-Jin Kim, Sung-Hyun Lee, Kun-Hong

    Lee, Kyong-Hwa Song, Chi-Hoon Choi dan Do Suck Han, Sci. Technol. Adv.

    ater. 13 (2012)

    [4] Mikrajuddin Abdullah, Pengantar Nanosains (2009)

    [5] Zhang, Q., Huang, J.-Q., Qian, W. -Z., Zhang, Y. -Y., Wei, F. Small 9, 1237 (2013)

    [6] C. Zhuo and Y. A. Levendis. J. Appl. Polym. Sci. 131, 39931 (2014)

  • 8/19/2019 Mengubah Sampah Plastik Menjadi Carbon Nanotubes

    21/21

    [7] Electron Beam Evaporator,

    http://www.engr.uky.edu/~cense/equipment/ebeam.html.

    [8] Sovova K, Ferus M, Matulkova I, Span el P, Dryahina K, Dvorak O and Civis S,

    ol. Phys. 106 1205 (2008)

    [9] T. Altalhi, T. Kumeria, A. Santos, and D. Losic, Carbon 63, 423 – 433 (2013)