menjelaskan manfaat konseling hiv aids dan pengunaan kontrasepsi
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Menjelaskan Manfaat Konseling HIV AIDS Dan Pengunaan Kontrasepsi
1/4
Menjelaskan manfaat konseling HIV AIDS dan pengunaan kontrasepsi (buku merah)
Periode pasca persalinan adalah kesempatan terbaik untukmleakukan konseling,
pasangan dan keluarganya melakukan tes HIV apabila pemeriksaan ini tidak dilakukan
selama kehamilan, bila hasil tes positif diperluikan konseling tentang pengobatan dan
bagaimana upaya pencegahan yang dilakukan
Pandemi HIV AIDS di dunia sering mengancam persalinan terutama di negara
berkembang. Infeksi HIV AIDS berkembang cepat di Asia Tenggara dengan dampak dari
transmisi vertikal dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran. Pada bayi
dengan transmisi vertikal selama periode perinatal, lebih kurang 30% akan menderita AIDS
dalam jangka waktu satu tahun setelah persalinan, sementara sisanya akan menderita AIDS
pada usia muda
Diperkirakan pemberian ASI juga bertangggung jawab pada 14% infeksi pada masa
bayi. Lebih dari sepertiga kasus infeksi terjadi pada bayi dan anak. Karena itu ibu dengan
HIV positif tidak dianjurkan untuk menyususi anaknya karena adanya resiko penularan HIV
melalui air susu ibu
Semua ini harus mendapatkan imunisasi dengan paling sedikit 2 kali pemberian
tetanus toksoid senagai upaya pencegahan tetanus baik pada ibu maupun bayi. Dosis ketiga
diberikan 6 bulan setelah pemberian suntukan yang kedua dan 2 dosis terakhir diberikan
paling lambat setelah satu tahun atau pada kehamilan berikutnya.pada derah dengan resiko
tinggi penularan TBC, imunisasi BCG juga harus diberikan kepada ibu segera setelah
kelahiran. Vaksin DPT direkomendasikan pada anak pada usia 6,10, dan 14 minggu. Dosis
tunggal oral polio juga harus diberikan setelh persalinan atau dalam 2 minggu pertama
kehidupan, jadwal imunisasi polio harus diikuti yaitu pada 6,10, dan 14 minggu. Bila terdapat
insidens tinggi penularan hepatits B pada masa perinatal, dosis pertama Hepatits B harusdiberikan sesegera mungkin setelah kelahiran yang diikuti dengan dosis berikutnya pada 6
dan 14 minggu
-
7/23/2019 Menjelaskan Manfaat Konseling HIV AIDS Dan Pengunaan Kontrasepsi
2/4
Tambahan:http://www.odhaindonesia.org/content/kehamilan-dan-hivKehamilan dan HIV
HIV, virus penyebab AIDS, dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya. Tanpa
upaya pencegahan, kurang-lebih 30 persen bayi dari ibu yang terinfeksi HIV menjadi tertularjuga.
Ibu dengan viral load tinggi lebih mungkin menularkan HIV kepada bayinya. Namun tidak
ada jumlah viral load yang cukup rendah untuk dianggap "aman". Infeksi dapat terjadi kapan
saja selama kehamilan, namun biasanya terjadi beberapa saat sebelum atau selama persalinan.
Bayi lebih mungkin terinfeksi bila proses persalinan berlangsung lama. Selama persalinan,
bayi yang baru lahir terpajan darah ibunya. Meminum air susu dari ibu yang terinfeksi dapat
juga mengakibatkan infeksi pada si bayi. Ibu yang HIV-positif sebaiknya tidak memberi
ASI kepada bayinya. Untuk mengurangi risiko infeksi ketika sang ayah yang HIV-positif,
banyak pasangan yang menggunakan pencucian sperma dan inseminasi buatan.
Pencegahan penularan HIV dari ibu-ke-bayi
Ibu HIV-positif dapat mengurangi risiko bayinya tertular dengan:
mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV) menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya hindari menyusui
Penggunaan ARV: Risiko penularan sangat rendah bila terapi ARV (ART) dipakai. Angka
penularan hanya 1-2 persen bila ibu memakai ART. Angka ini kurang-lebih 4 persen bila ibu
memakai AZT selama enam bulan terahkir kehamilannya dan bayinya diberikan AZT selama
enam minggu pertama hidupnya
Namun jika ibu tidak memakai ARV sebelum dia mulai sakit melahirkan, ada dua cara yang
dapat mengurangi separuh penularan ini.
AZT dan 3TC dipakai selama waktu persalinan, dan untuk ibu dan bayi selama satuminggu setelah lahir.
Satu tablet nevirapine pada waktu mulai sakit melahirkan, kemudian satu tablet lagidiberi pada bayi 2-3 hari setelah lahir.
Menggabungkan nevirapine dan AZT selama persalinan mengurangi penularan menjadi
hanya 2 persen. Namun, resistansi terhadap nevirapine dapat muncul pada hingga 20 persen
perempuan yang memakai satu tablet waktu hamil. Hal ini mengurangi keberhasilan ART
yang dipakai kemudian oleh ibu. Resistansi ini juga dapat disebarkan pada bayi waktumenyusui. Walaupun begitu, terapi jangka pendek ini lebih terjangkau di negara berkembang.
-
7/23/2019 Menjelaskan Manfaat Konseling HIV AIDS Dan Pengunaan Kontrasepsi
3/4
Menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya: Semakin lama proses kelahiran,
semakin besar risiko penularan. Bila si ibu memakai AZT dan mempunyai viral loaddi
bawah 1000, risiko hampir nol. Ibu denganviral load
tinggi dapat mengurangi risiko denganmemakai bedah Sesar.
Menghindari menyusui: Kurang-lebih 14 persen bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang
terinfeksi. Risiko ini dapat dihindari jika bayinya diberi pengganti ASI (PASI, atau formula).
Namun jika PASI tidak diberi secara benar, risiko lain pada bayinya menjadi semakin tinggi.
Jika formula tidak bisa dilarut dengan air bersih, atau masalah biaya menyebabkan jumlah
formula yang diberikan tidak cukup, lebih baik bayi disusui.
Yang terburuk adalah campuran ASI dan PASI. Mungkin cara paling cocok untuk sebagian
besar ibu di Indonesia adalah menyusui secara eksklusif (tidak campur dengan PASI) selama
3-4 bulan pertama, kemudian diganti dengan formula secara eksklusif (tidak campur dengan
ASI).
Mengenali bayi yang terinfeksi:
Jika dites HIV, sebagian besar bayi yang dilahirkan oleh ibu HIV-positif menunjukkan hasil
positif. Ini berarti ada antibodi terhadap HIV dalam darahnya. Namun bayi menerima
antibodi dari ibunya, agar melindunginya sehingga sistem kekebalan tubuhnya terbentuk
penuh. Jadi hasil tes positif pada awal hidup bukan berarti si bayi terinfeksi.
Jika bayi ternyata terinfeksi, sistem kekebalan tubuhnya akan membentuk antibodi terhadap
HIV, dan tes HIV akan terus-menerus menunjukkan hasil positif. Jika bayi tidakterinfeksi,
antibodi dari ibu akan hilang sehingga hasil tes menjadi negatif setelah kurang-lebih 6-12
bulan.
Sebuah tes lain, serupa dengan tes viral loaddapat dipakai untuk menentukan apakah bayi
terinfeksi, biasanya beberapa minggu setelah lahir. Tes ini, yang mencari virus bukan
antibodi, saat ini hanya tersedia di Jakarta, dan harganya cukup mahal.
Bagaimana mengenai kesehatan ibu?
-
7/23/2019 Menjelaskan Manfaat Konseling HIV AIDS Dan Pengunaan Kontrasepsi
4/4
Pengobatn ARV dilanjutakn untuk wanita hamil yang terdiagnosa HIV. Beberapa dokter
mengusulkan perempuan berhenti pengobatannya pada triwulan pertama kehamilan. Ada dua
alasan:
Risiko dosis dilewatkan akibat mual dan muntah selama awal kehamilan, denganrisiko mengembangkan resistansi terhadap obat yang dipakai.
Risiko obat mengakibatkan anak cacat lahir, yang tertinggi pada triwulan pertama.Tidak ada bukti terjadi cacat lahir, selain dengan efavirenz.
Para ahli tidak sepakat apakah penggunaan ART menimbulkan risiko lebih tinggiterhadp lahir dini atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Kontasepsi pada masa nifas (bahan PBL kmrn)
Kontrasepsi yang diberikan hendak juga aman bagi bayi dan produksi air susu ibu,kontrasepsi
yang dapat digunakan antara lain:
1. Kontrasepsi Hormonal Minipil mengandung progestin dosis rendah.Biasa diberikan pada ibu yang menyususi hingga 9 bulan setelh melahirkan, ibu yang
merokok, kontraindiksai estrogen, anemia dan hipotensi
2. KB alami Lactational AmenorrheaGerakan menghisap bayi menurunka sekresi GnRH, fsh, LH hambat ovulasi dan
pembentukan folikel baru
3. Alat kontraspsi dalam rahim (IUD/AKDR)4. Suntik
Preparat progestrin :Depogestron, Depoprogestin, Depoprovera
Kombinasi progestin dan estrogen propionat :Cycloferm
Biasa diberikan 3-5 hari pascapersaliana
5. SusukAda 2 macam:
NorplantTahan selama 5 tahun, berupa 6 kapsul silastik silikon yang berisi 36 gram
levonegestrel
ImplanonKontasepsi susuk yang terdiri dari simpai EVA sebagai pembawa substansi
aktif progestin 3-keto DSG
Dipasang & hari pasca abortus dan saat laktasi (> 6 minggu pasca persalinan)